SlideShare a Scribd company logo
1 of 130
Download to read offline
1
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS TERHADAP NY.E UMUR 28
TAHUN P3 A0 POST PARTUM HARI KE 3 DENGAN PERAWATAN
PUTING SUSU LECET DI BPS IMELDA Amd.Keb DI BANDAR
LAMPUNG TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Oleh:
Rahmiza Gusfina
( 201305031)
AKADEMI KEBIDANAN NADIRA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
2
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS TERHADAP NY.E UMUR 28
TAHUN P3 A0 POST PARTUM HARI KE 3 DENGAN PERAWATAN
PUTING SUSU LECET DI BPS IMELDA, AMD.KEB
DI BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Ahli Madya Kebidanan
Disusun Oleh :
RAHMIZA GUSFINA
(201305031)
AKADEMI KEBIDANAN NADIRA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
i
3
PERSETUJUAN
Diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di depan
TIM Penguji dalam Ujian Akhir Program Pendidikan
Diploma III Kebidanan Nadira
Hari :
Tanggal :
Pembimbing
Anggi Novita Dewi S.ST
30910020
ii
4
LEMBAR PENGESAHAN
Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan
Diploma III Kebidanan Nadira pada :
Hari :
Tanggal :
Penguji I Penguji II
Mengetahui
Direktur
Adhesty Novita Xanda. SST. M. KeS
NIK 11402052
iii
5
CURRICULUM VITAE
Data Pribadi
Nama : Rahmiza Gusfina
Nim : 20130503
Tempat/Tanggal Lahir : Metro, 15 Agustus 1994
Agama : Islam
Alamat : Lingkungan IV, Bandar Jaya Timur Lampung Tengah
Angkatan : V (Lima)
Riwayat Pendidikan
1. TK Aq nur, bandar jaya, tahun 2001
2. SD Negeri 6 Bandar Jaya, Tahun 2002 s/d 2007
3. SMP Negeri 4 Seputih Jaya, Tahun 2008 s/d 2010
4. SMA Yos Sudarso Bandar Jaya, Tahun 2011 s/d 2013
iv
6
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS TERHADAP NY.E UMUR 28
TAHUN P3 A0 POST PARTUM HARI KE 3 DENGAN PERAWATAN
PUTING SUSU LECET DI BPS IMELDA, AMD.KEB
DI BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
Rahmiza Gusfina, Anggi Novita Dewi S.ST
INTISARI
Study kasus ini membahas tentang Asuhan Kebidanan dengan perawatan puting
susu lecet.
Dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI) terkadang ada beberapa masalah yang dapat
menyebabkan akhirnya ASI yang harusnya didapatkan bayi dari ibunya akan mengalami
hambatan bahkan adakalanya bayi tidak mendapatkan sama sekali ASI dari ibunya,
menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet
dan ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya
atau bayi enggan menyusui . Tujuan penelitian ini ialah memberikan Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. E Umur 28 Tahun P3A03 Hari Post partum Dengan Puting
Susu Lecet di BPM Imelda Amd.Keb Bandar Lampung Tahun 2016. Maka penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa penulis mampu melakukan pengkajian, interprestasi data
diagnose masalah dan kebutuhan, antisipasi, rencana, asuhan, asuhan pelaksanaan, dan
evaluasi. Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis dapat menyimpulkan saran sebagai
berikut, Bagi Institusi Pendidikan dengan telah disusunnya karya tulis ilmiah ini institusi
pendidikan dapat menyediakan referensi buku yang lebih terbaru untuk menambah
wawasan, Bagi Lahan Praktik Pada pihak Bidan Praktik Swasta dapat meningkatkan
konseling tentang tekhnik menyusui dan dibuat poster tentang tekhnik menyusui, Bagi
Pasien Pada pasien dapat lebih memperhatikan bagaimana caranya menyusui yang
baik dan benar sehingga tidak menyebabkan puting susu lecet Sehingga ibu dapat
secara langsung mengatasi masalah yang terjadi pada masa nifas.
Kata Kunci : Putting Susu Lecet
Kepustakaan : 2007-2015 (18 buku)
Jumlah Hal : 116 Halaman
v
7
MOTTO
INGATLAH BAHWA
KESUKSESAN SELALU
DISERTAI DENGAN
KEGAGALAN
BY : Rahmiza Gusfina
vi
8
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ” Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Terhadap Ny.E Umur 28 Tahun P3 A0 Post Partum Hari Ke 3 Dengan
Perawatan Puting Susu Lecet Di BPS Imelda, Amd.Keb Di Bandar Lampung
Tahun 2016”.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Adhesty Novita Xanda, SST..M,Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan
Nadira Bandar Lampung;
2. Anggi Novita Dewi S.ST selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah
3. Imelda Amd. Keb selaku pemilik BPS
4. Seluruh Staf dan Dosen Pengajar Akademi Kebidanan Nadira Bandar
Lampung;
Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan sehingga
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat bermanfaat untuk menambah wawasan serta pengetahuan kepada semua
pihak pada umumnya
Bandar Lampung, Juni 2016
Penulis
vii
9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................iii
CURICULUM VITAE................................................................................iv
INTISARI ...................................................................................................v
MOTTO ......................................................................................................vi
KATA PENGANTAR.................................................................................vii
DAFTAR ISI...............................................................................................viii
DAFAR TABEL..........................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................1
B. Rumusan masalah.....................................................................4
C. Tujuan......................................................................................4
D. Ruang Lingkup.........................................................................6
E. Manfaat Studi Kasus ................................................................6
F. Metodologi dan Teknik Memperoleh Data................................7
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka Medis............................................................10
B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan............................................40
C. Landasan Hukum Kewenangan Bidan.......................................53
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Data Subjektif...........................................................................64
B. Data Objektif............................................................................58
C. Matrik.......................................................................................62
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengumpulan Data Dasar..........................................................80
B. Interprestasi Data Dasar............................................................97
C. Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial...................100
D. Tindakan Segera Dan kolaborasi...............................................101
E. Perencanaan..............................................................................102
F. Melaksanakan Perencanaan .....................................................105
G. Evaluasi....................................................................................111
viii
10
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................115
B. Saran ........................................................................................116
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
11
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tinggi fundus uteri dan berat uterus .............................................16
Tabel 3.1 Matriks..........................................................................................62
Tabel 4.1 Tinggi fundus uteri dan berat uterus ..............................................97
x
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar konsul
Lampiran 2 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 3 : Leaflet
Lampiran 4 : Dokumentasi
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti ke keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira-kira 6 minggu.
(Saleha,2009;h. 2).
Asuhan pada periode setelah kelahiran sangat penting. Tidak hanya untuk
keberlangsungan hidup saja, tetapi juga untuk masa depan ibu dan bayi yang
baru lahir. Perubahan besar terjadi selama periode ini menentukan
kesejahteraan mereka dan potensi masa depan yang sehat.
(Astuti, et all, 2015;h. 2).
Pelayanan pascapersalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan
pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan
pelayanan pemberian ASI.
(Prawirohardjo, 2010;h. 356).
Terkait hal tersebut pemberian ASI menyelamatkan sekitar 1,5 juta pertahun
dari kesakitan dan kematian demikian halnya di Indonesia,lebih dari 25.000
bayi dapat di selamatkan dengan pemberian ASI.
(Astuti,et.all,2015;h:-115).
2
Dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI) terkadang ada beberapa masalah yang
dapat menyebabkan akhirnya ASI yang harusnya didapatkan bayi dari ibunya
akan mengalami hambatan bahkan adakalanya bayi tidak mendapatkan sama
sekali ASI dari ibunya, padahal bayi mempunyai hak penuh terhadap ASI
tersebut, terkadang tenaga kesehatan melupakan hak-hak bayi untuk
mendapatkan ASI ibunya, atau bahkan ibunya sendiri melupakan hak anaknya
untuk mengkonsumsi ASI ibunya, hal ini mungkin bukan suatu kesengajaan
akan tetapi karena ketidaktahuan ibu karena beberapa masalah yang
dihadapinya.
(Rukiyah, et all, 2011;h. 35).
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu
menjadi lecet dan ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi
produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusui.
(Dewi dan Sunarsih, 2011; h. 35).
Pada keadaan ini, seorang ibu sering menghentikan proses menyusui karena
putingnya sakit. Dalam hal ini, perlu diperhatikan ibu adalah mengecek
bagaimana perlekatan ibu dan bayi, serta mengecek apakah terdapat infeksi
candida (dimulut bayi)
(Sulistyawati,2009;h. 32).
ASI yang tidak diberikan secara adekuat akan mengakibatkan payudara
menjadi bengkak. Pembengkakan terjadi karena ASI tidak disusui secara
3
adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada system duktus yang mengakibatkan
terjadinya pembengkakan.
(Anggraini, 2010; h 28).
Seorang ibu perlu mendapat dukungan tentang cara menyusui yang benar. Cara
meletakkan bayi pada payudara ketika menyusui berpengaruh terhadap
keberhasilan menyusui. Bidan, dokter, serta petugas kesehatan lainnya dapat
membantu untuk mengatur posisi menyusui yang benar atau dengan
mendemonstrasikan teknik menyusui sehingga ibu berhasil menyusui
(Astuti, et all, 2015;h 178).
Pemberian ASI ekslusif serta proses menyusui yang benar merupakan sarana
yang dapat diandalkan untuk membangun SDM yang berkualitas. ASI adalah
makanan yang paling sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada
enam bulan pertama. Selain itu, dalam proses menyusui yang benar, bayi akan
mendapatkan perkembangan jasmani, emosi, maupun spiritual yang baik dalam
kehidupannya
(Saleha, 2009; h 28).
Dari hasil Pre survei penelitian yang di dapatkan di BPM Imelda Amd.Keb di
dapatkan hasil dari bulan Januari sampai bulan Juni 2016 di BPM Imelda
Amd.Keb Bandar Lampung terdapat 42 ibu melahirkan dan 17 ibu yang
mengalami puting susu lecet.
4
Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengambil judul yaitu Asuhan
Kebidanan pada Ibu Nifas Terhadap Ny. E Umur 28 Tahun P3A03Hari
Postpartum dengan puting susu lecet di BPM Imelda Amd.Keb Bandar
Lampung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka di identifikasi rumusan Karya Tulis
Ilmiah ini sebagai berikut “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Terhadap Ny.E Umur 28 Tahun PA03 Hari Postpartum Dengan Puting Susu
Lecet di BPM Imelda Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2016?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penulis mampu memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap
Ny. E Umur 28 Tahun P3A03 Hari Post partum Dengan Puting Susu Lecet di
BPM Imelda Amd.Keb Bandar Lampung Tahun 2016.
2. Tujuan khusus
a. Untuk dapat melakukan pengkajian data Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Nifas Terhadap Ny. E Umur 28 Tahun P3A03 hari Post partum Dengan
Puting Susu Lecet di BPM Imelda Amd.Keb Bandar Lampung tahun
2016.
b. Untuk dapat melakukan interpretasi data dasar pada Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. E Umur 28 Tahun P3A03 hari Post partum
5
Dengan Puting Susu Lecet di BPM Imelda Amd.Keb Bandar Lampung
tahun 2016.
c. Untuk dapat menentukan diagnosa atau masalah potensial Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. E Umur 28 Tahun P3A03 hari
Post partum Dengan Puting Susu Lecet di BPM Imelda Amd.Keb Bandar
Lampung tahun 2016.
d. Untuk mengetahui tindakan segera /kolaborasi Asuhan Kebidanan Ibu
Nifas Terhadap Ny. E Umur 28 Tahun P3A0 3 hari Post partum Dengan
Puting Susu Lecet di BPM Imelda Amd.Keb Bandar Lampung tahun
2016.
e. Untuk dapat menentukan rencana tindakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Nifas Terhadap Ny. E Umur 28 Tahun P3A03 hari Post partum Dengan
Puting Susu Lecet di BPM Imelda Amd.Keb Bandar Lampung tahun
2016.
f. Untuk dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu nifas Terhadap
Ny. E Umur 28 Tahun P3A03 hari Post partum Dengan Putting Susu
Lecet BPM Imelda Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2016.
g. Untuk dapat mengevaluasi Asuhan Kebidanan yang telah dilakukan pada
Ibu Nifas Terhadap Ny. E Umur 28 TahunP3A03 hari Post partum
Dengan Putting Susu Lecet di BPM Imelda Amd.Keb Bandar Lampung
tahun 2016.
6
D. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Obyek penelitian dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah ibu nifas terhadap Ny.
E umur 28 tahun P3A0 3 hari post partum dengan puting susu lecet
2. Tempat
Dilaksanakan di BPM Imelda Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2016
3. Waktu
Pada tanggal 06 Juni 2016.
E. Manfaat Penelitian
1. Institusi Institusi
Hasil penelitian dapat menjadi sumber bacaan dan salah satu bahan referensi
bagi mahasiswi Akademi Kebidanan Nadira Bandar Lampung dalam
menerapkan ilmu dan sebagai acuan khususnya pada ibu nifas.
2. Bagi Lahan Praktek
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi untuk meningkatkan
pelayanan sehingga dapat memberi pelayanan yang berkualitas terhadap ibu
nifas.
3. Bagi Pasien
Dapat memberikan informasi pada pasien agar lebih mengerti tentang masa
nifas dan di jadikan pengalaman untuk kelahiran selanjutnya
7
4. Bagi Penulis
Dengan melaksanakan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mempunyai
pengalaman dan dapat menerapkan ilmu yang telah di peroleh di bangku
kuliah serta sebagai syarat menyelesaikan program study DIII Kebidanan.
F. Metode Penulisan Dan Teknik Memperoleh Data
1. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah
metode penelitian Deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan
dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu
keadaan secara objektif. Metode penelitian Deskriptif digunakan untuk
memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada
situasi sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah-
langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengelolaan/analisis data, membuat
kesimpulan dan laporan (Sibagariang et. all, 2010 ;h. 62).
2. Teknik Memperoleh Data
Untuk memperoleh data teknik yang di gunakan sebagai berikut :
a. Data primer
1) Wawancara
Adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data,
dimana peneliti ( responden ) atau bercakap-cakap berhadapan muka
dengan orang tersebut (face to face ) (sibagariang et. all, 2010 ; h. 99)
8
Wawancara di lakukan dengan cara :
a) Auto anamnesa
Adalah anamnesis yang di lakukan kepada pasien langsung.Jadi
data yang di peroleh adalah data primer, karena langsung dari
sumbernya.
b) Allo anamnesa
Adalah anamnesis yang di lakukan kepada keluarga pasien untuk
memperoleh data tentang pasien.Ini dilakukan pada keadaan
darurat ketika pasien tidak memungkinkan lagi untuk memeberikan
data yang akurat.
(Sulistyawati,2011.h.166).
c) Pengkajian fisik
Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-
tanda vital, meliputi :
(1) Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi)
(2) Pemeriksaan penunjang ( laboratorium dan catatan terbaru
serta catatan sebelumnya)
(Soepardan ,2011;h. 98).
d) Observasi
Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk
mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti. Dalam metode
observasi ini, instrumen yang dapat digunakan, antara lain: lembar
9
observasi, panduan pengamatan (observasi) atau lembar cheklist.
(Hidayat,2011;h.99).
b. Data Sekunder
1) Studi Kepustakaan
Menurut Sekaran (2006) dalam Hidayat (2012) merupakan kegiatan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka mencari
landasan teoritis dari permasalahan penelitian. Selain itu studi
kepustakaan juga merupakan dokumentasi dari tinjauan menyeluruh
terhadap karya publikasi dan non publikasi, sehingga peneliti bisa
memastikan bahwa tidak ada variabel penting dimasa lalu yang
ditemukan berulang kali mempunyai pengaruh atas masalah, yang
terlewatkan. Studi kepustakaan yang baik akan menyediakan dasar
untuk menyusun kerangka teoritis yang komprehensif dimana
hipotesis dapat dibuat untuk diuji. (Hidayat,2012;h. 42)
2) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari
dokumentasi asli.Dokumentasi asli tersebut dapat berupa gambar,
tabel atau daftar periksa, dan film dokumenter (Hidayat,2012;h.100).
10
BAB II
LANDASAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka Medis
1. Pengertian masa nifas
Masa nifas (puerpurium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula
(sebelum hamil).Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
(sulistyawati,2009,hal;1)
Masa nifas (puerpurium) dimulai setelah plasenta lahir berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara
keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan.(anggraini,2010:1)
2. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Tujuandari pemberian asuhan pada masa nifas untuk :
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
b. Melaksanakan skrining secara komprehensif, deteksi dini, mengobati
atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui pemberian imunisasi serta
perawatan bayi sehari-hari.
d. Memberikan pelayanan keluarga berencana
e. Mendapatkan kesehatan emosi (Heryani,2012,hal;4)
11
3. Tahapan Masa Nifas
Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu puerpurium dini, puerpurium
intermedial, dan remote puerpurium.Perhatikan penjelasan berikut.
a. Puerpurium dini
Puerpurium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu
telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam,
dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b. Puerpurium intermedial
Puerpurium intermedial merupakan masa kepulihan menyeluruh alat-
alat genetalia, yang lamanya sekitar 6-8 minggu.
c. Remote puerpurium
Remote puerpurium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi.Waktu untuk sehat sempurna dapat
berlangsung selama berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan.
(Sulistyawati,2009,hal;5)
4. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
Pada Kebijakan Program Nasional Masa Nifas paling sedikit 4
kalikunjungan yang dilakukan. Hal ini untuk menilai untuk menilai status
ibu dan bayi baru lahir serta untuk mencegah, mendeteksi dan menangani
masalah-masalah yang terjadi antara lain sebagai berikut.
a. 6-8 jam setelah persalinan
Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
12
1) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila
pendarahan berlanjut.
2) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggotakeluarga
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
3) Pemberian ASI awal.
4) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
5) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hiportemi.
b. 6 hari setelah persalinan
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal.
2) Menilai adanya tanda-tanda demam,infeksi, dan perdarahan
abnormal.
3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan
istirahat.
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkantanda-tanda penyulit.
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi dan
tali pusat,serta menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi
sehari-hari.
c. 2 minggu setelah persalinan
Memastikan rahim sudah kembali normal dengan mengukur dan
meraba bagian rahim.
13
d. 6 minggu setelah persalinan
1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi
alami.
2) Memberikan konseling untuk KB secara dini.
(Dewi dan Sunarsih,2011;h. 4-5).
Pengelempokan ASI
1) Asi stadium 1
Pada asi stadium 1 terdapat kolotrum yakni cairan pertama yang
di ekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 – 4 setelah
persalinan; colostrums berwarna kuning ke emasan menggandung
tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup.
2) ASI Stadium 2
Pada ASI stadium 2 merupakan ASI peralihan yang diproduksi
pada hari ke 4 sampai hari ke 10, komposisi protein lebih rendah
sedangkan lemak tinggi, volume ASI semakin meningkat
3) ASI Stadium 3
Pada ASI stadium 3 ASI sudah matur pada hari ke 10 dan
sterusnya, nutrisi berubah sesuai kebutuhan bayi samapi usia 6
bulan (Rukiyah et all, 2011; h. 28)
5. Perubahan fisiologi masa nifas
Selama hamil, terjadi perubahan pada sistem tubuh wanita, diantaranya
terjadi perubahan pada sistem reproduksi, sistem pencernaan, sistem
perkemihan, sistem musculoskeletal, sistem endokrin, sistem
14
kardiovaskuler, sistem hematologi, dan perubahan pada tanda-tanda
vital.Setelah kelahiran bayi dan pengeluaran plasenta, ibu mengalami
suatu periode pemulihan kembali kondisi fisik dan psikologisnya. Yang
diharapkan pada periode 6 minggu setelah melahirkan adalah semua
system dalam tubuh ibu akan pulih dari berbagai pengaruh kehamilan dan
kembali pada keadaan sebelum hamil.
Secara fisiologis, seorang wanita yang telah melahirkan akan perlahan-
lahan kembali seperti semula. Alat reproduksi sendiri akan pulih setelah
enam minggu.: (Anggraini,2010,h;31)
Perubahan Sistem Reproduksi :
a. Uterus
Pada uterus terjadi proses involusi. Proses involusi adalah proses
kembalinya uterus kedalam keadaan sebelum hamil setelah melahirkan.
Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot
polos uterus.Pada tahap ketiga persalinan uterus berada di garis tengah,
kira-kira 2 cm di bawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada
promontorium sakralis. Pada saat ini, besar uterus kira-kira sama besar
uterus sewaktu usia kehamilan 16 minggu (kira-kira sebesar jeruk asam)
dan besarnya kira-kira 100 gram.
Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus uteri mencapai kurang lebih 1 cm
di atas umbilikus. Dalam beberapa hari kemudian, perubahan involusi
berlangsung dengan cepat.Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam.
Pada hari pascapartum keenam fundus normal akan berada di
15
pertengahan antara umbilikus dan simfisis pubis. Uterus tidak bisa
dipalpasi pada abdomen pada hari ke-9 pascapartum.
Uterus pada waktu hamil penuh beratnya 11 kali berat sebelum hamil,
berinvolusi kira-kira 500 gr 1 minggu setelah melahirkan dan 350 gr
(11 sampai 12 ons) 2 minggu setelah lahir. Seminggu setelah
melahirkan uterus berada di dalam panggul sejati lagi.Pada minggu
keenam, beratnya menjadi 50-60 gr.
Peningkatan kadar esterogen dan progesteron bertanggung jawab untuk
pertumbuhan masif uterus selama hamil.
Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk kembali pada keadaan tidak
hamil.Penyebab subivolusi yang paling sering adalah tertahannya
fragmen plasenta dan infeksi.
(Dewi & Sunarsih,2011,h;55)
Dalam masa nifas, uterus akan berangsur-angsur pulih kembali seperti
keadaan sebelum hamil.
16
Tabel 2.1 Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut
masa involusi sebagai berikut :
Waktu Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Plasenta Lahir Dua jari bawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat-simfisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar Normal 30 gram
(Rukiyah,et all,2011,h;55,57)
b. Lokia
Lokia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
selama masa nifas.
Berikut ini adalah beberapa jenis lokia yang terdapat pada masa nifas :
1) Lokia rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi darah segar
dan sisa-sisa selaput ketuban, set-set desidua, verniks caseosa,
lanugo, dan mekoneum selama 2 hari pascapersalinan. Inilah lokia
yang akan keluarselama dua sampai tiga hari postpartum.
2) Lokia sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah dan lendir
yang keluar pada hari ke-3 sampai ke-7 pascapersalinan.
3) Lokia serosa adalah lokia berikutnya. Dimulai dengan versi yang
lebih pucat dari lokia rubra. Lokia ini berbentuk serum dan
berwarna merah jambu kemudian menjadi kuning. Cairan tidak
berdarah lagi pada hari ke-7 sampai hari ke-14 pascapersalinan.
Lokia alba mengandung terutama cairan serum, jaringan desidua,
leukosit, dan eritrosit.
4) Lokia alba adalah lokia yang terakhir. Dimulaidari hari ke-14
kemudian makin lama makin sedikit hingga sama sekali berhenti
17
sampai satu atau dua minggu berikutnya. Bentuknya seperti cairan
putih berbentuk krim serta terdiri atas leukosit dan sel-sel desidua.
c. Serviks
Segera setelah berakhirnya kala TU, serviks menjadi sangat lembek,
kendur, dan terkulai.Serviks tersebut bisa melepuh dan lecet, terutama
di bagian anterior. Serviks akan terlihat padat yang mencerminkan
vaskularitasnya yang tinggi, lubang serviks lambat laun mengecil,
beberapa hari setelah persalinan diri retak karena robekan dalam
persalinan. Rongga leher serviks bagian luar akan membentuk seperti
keadaan sebelum hamil pada saat empat minggu postpartum.
d. Vagina
Vagina dan lubang vagina pada permulaan puerpurium merupakan
suatu saluran yang luas berdinding tipis.Secara berangsur-angsur
luasnya berkurang, tetapi jarang sekali kembali seperti ukuran seorang
nulipara.Rugae timbul kembali pada minggu ketiga.Himen tampak
sebagai tonjolan jaringan yang kecil, yang dalam proses pembentukan
berubah menjadi kurunkulae mitiformis yang khas bagi wanita
multipara.
e. Payudara (mamae)
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara
alami. Proses menyusui mempunyai dua mekanisme fisiologis, yaitu
sebagai berikut :
1. Produksi susu
18
2. Sekresi susu atau let down
Selama sembilan bulan kehamilan, jaringan payudara tumbuh dan
menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi
baru lahir. Setelah melahirkan, ketika hormon yang dihasilkan
plasenta tidak ada lagi untuk menghambatnya kelenjar pituitari
akan mengeluarkan prolaktin (hormon laktogenik).
f. Sistem pencernaan
Seorang wanita dapat merasa lapar dan siap menyantap makanannya
dua jam setelah persalinan. Kalsium amat penting untukgigi pada
kehamilan dan masa nifas, dimana pada masa ini terjadi penurunan
konsentrasi ion kalsium karena meningkatnya kebutuhan kalsium pada
ibu, terutama pada bayi yang dikandungnya untuk proses
pertumbuhan janin juga pada ibu dalam masa laktasi.
(Saleha,2009,h;55,57-59)
g. Perubahan sistem perkemihan
Fungsi sistem perkemihan
1) Mencapai hemostatis internal
a) Keseimbangan cairan dan elektrolit
Cairan yang terdapat dalam tubuh terdiri atas air dan unsur-
unsur yang terlarut didalamnya. Sebanyak 70% dari air tubuh
terletak didalam sel-sel dan dikenal sebagai cairan intraseluler.
Kandungan air sisanya disebut cairan ekstraseluler.
19
b) Edema adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan akibat
gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh.
c) Dehidrasi adalah kekurangan cairan atau volume air yang
terjadi pada tubuh karena pengeluaran berlebihan dan tidak
diganti.
2) Keseimbangan asam basa tubuh
Batas normal ph cairan tubuh adalah 7,35-7,40. Bila ph>7,4 disebut
alkalosis dan jika ph<7,35 disebut asidosis.
3) Mengeluarkan sisa metabolisme, racun, dan zat toksin
Ginjal mengekskresi hasil akhir metabolisme protein yang
mengandung nitrogen terutama : urea, asam urat, dan kreatinin.
(Dewi & Sunarsih,2011,h;63)
h. Perubahan tanda-tanda vital
1) Suhu badan
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat celcius.
Pasca melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,5 derajat
celcius dari keadaan normal. Kenaikan suhu badan ini akibat dari
kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan cairan maupun
kelelahan. Kurang lebih pada hari ke-4 post partum, suhu badan
akan naik lagi. Hal ini diakibatkan ada pembentukan ASI,
kemungkinan payudara membengkak, maupun kemugkinan infeksi
pada endometrium, mastitis, traktus genetalis ataupun sistem lain.
20
Apabila kenaikan suhu di atas 38 derajat cecius, waspada terhadap
infeksi post partum.
2) Nadi
Nadi dalam keadaan normal selama masa nifas kecuali karena
pengaruh partus lama, persalinan sulit dan kehilangan darah yang
berlebihan.Setiap denyut nadi diatas 100x/menit selama masa nifas
adalah abnormal dan mengindikasikan pada infeksi atau
haemoragic postpartum.Denyut nadi dan curah jantung tetap tinggi
selama jam pertama setelah bayi lahir. Kemudian mulai menurun
dengan frekuensi yang tidak diketahui.Pada minggu ke-8 sampai
ke-10 setelah melahirkan, denyut nadi kembali ke frekuensi
sebelum hamil.
3) Tekanan darah
Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh
arteri ketika darah dipompa oleh jantung keseluruh anggota tubuh
manusia.Tekanan darah normal manusia adalah sistolik antara 90-
120 mmHg dan diastolik 60-80 mmHg.Pascamelahirkan pada
kasus normal, tekanan darah biasanya tidak berubah.Perubahan
tekanan darah menjadi lebih rendah pascamelahirkan dapat
diakibatkan oleh perdarahan.Sedangkan tekanan darah tinggi pada
postpartum merupakan tanda terjadinya pre eklamsia
postpartum.Namun demikian, hal tersebut sangat jarang terjadi.
21
4) Pernafasan
Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 kali
permenit.Pada ibu postpartum umumnya pernafasan lambat dan
normal.Hal ini dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau
dalam kondisi istirahat.Keadaan pernafasan selalu berhubungan
dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal,
pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan
khusus pada saluran nafas.Bila pernafasan pada masa postpartum
menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.
i. Perubahan sistem endokrin
Keadaan hormon plasenta menurun dengan cepat, hormon plasenta
laktogen tidak dapat terdeteksi dalam 24 jam post partum, hormon
HCG menurun dengan cepat, estrogen turun sampai 10%.
Hormon pituary nenyebabkan prolaktin meningkatkan dengan cepat
selama kehamilan, wanita yang tidak laktasi prolaktin menurun sampai
keadaan sebelum hamil dapat dipengaruhi seberapa banyak ibu
munyusui.
Hipolamik-pituari-ovarium mempengaruhi untuk seluruh wanita,
menstruasi pertama sering menurut siklus abovulasi atau siklus yang
diasosiasikan dengan ketidakcukupan fungsi konvus luteum. Diantara
wanita laktasi, 15% memperoleh menstruasi setelah 6 minggu dan 45%
setelah 12 minggu.
22
j. Hormon plasenta
Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang
diproduksi oleh plasenta.Hormon plasenta menurun dengan cepat
pasca persalinan.Penurunan hormon plasenta (human placental
lactogen) menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas.
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan
menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 postpartum dan
sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 postpartum.
k. Perubahan sistem musculoskeletal/diastasis rectie abdominis
Sistem muskuloskeletal pada ibu selama masa pemulihan/postpartum
termasuk penyebab relaksasi dan kemudian hipermobilitas sendi serta
perubahan pada pusat gravitasi. Adaptasi sistem muskuluskeletal ibu
yang terjadi mencakup hal-hal yang dapat membantu relaksasi dan
hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran
uterus. Stabilisasi sendi lengkap akan terjadi pada minggu ke-6 sampai
ke-8 setelah wanita melahirkan.
l. Perubahan sistem kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar
estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah
sel darah merah dan kadar hemoglobin kembali normal pada hari ke-5.
Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar
selama masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada
normal. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan
23
demikian daya koagulasi meningkat.Pembekuan darah harus dicegah
dengan penganan yang cermat dan penekanan pada ambulasi dini.
Volume darah normal yang diperlukan plasenta dan pembuluh darah
uterin, meningkat selama kehamilan.Diuresis terjadi akibat adanya
penurunan hormon esterogen, yang dengan cepat mengurangi volume
plasma menjadi normal kembali. Meskipun kadar estrogen menurun
selama nifas, namun kadarnya masih tetap tinggi daripada normal.
Plasma darah tidak banyak mengandung cairan sehingga daya
koagulasi meningkat.
Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi.Selama
masa ini ibu mengeluarkan banyak sekali jumlah urin.Hilangnya
progesteron membantu mengurangi retensi cairan yang melekat dengan
meningkatnya vaskuler pada jaringan tersebut selama kehamilan
bersama-sama dengan trauma selama persalinan.
Kehilangan darah pada persalinan pervaginam sekitar 300-400 cc,
sedangkan kehilangan darah dengan persalinan seksio sesarea menjadi
dua kali lipat.Perubahan yang terjadi terdiri dari volume darah dan
hemokonsentrasi. Pada persalinan pervaginam, hemokonsentrasi akan
naik dan pada persalinan seksio sesarea, hemokonsentrasi cenderung
stabil dan kembali normal setelah 4-6 minggu.
24
m. Perubahan sistem hematologi
Pada ibu masa nifas 72 jam pertama biasanya akan kehilangan volume
plasma daripada sel darah, penurunan plasma di tambah peningkatan
sel darah pada waktu kehamilan diasosikan dengan peningkatan
hematokrtir, dan haemoglobin pada hari ketiga sampai tujuh hari
setelah persalinan.
Jumlah sel darah putih (leukosit) selama 10-12 setelah persalinan
umumnya berkisar antar 20.000-25.000/mm, faktor pembekuan darah
akan terjadi ekstensif setelah persalinan yang bersama dengan
pergerakan, trauma atau sepsis bisa menyebabkan trombo emboli.
Keadaan produksi tertinggi dan pemecahan fibrin mungkin akibat
pengeluaran tempat pelepasan plasenta. (Rukiyah,et all,2011,h;67-74)
6. Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas
a. Nutrisi dan cairan
Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang, terutama
kebutuhan protein dan karbohidrat.Gizi pada ibu menyusui sangat erat
kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk
tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik, maka berat
badan bayi akan meningkat, intergritas kulit baik, tonus otot, serta
kebiasaan makan yang memuaskan. Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat
dalam mengatur nutrisinya, yang terpenting adalah makanan yang
menjamin pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.
25
1) Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah air
ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding
selama hamil. Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu
dengan nutrisi baik adalah 70 kal/100 ml dan kira-kira 85 kal
diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata
ibu menggunakan kira – kira 640 kal/hari untuk 6 bulan pertama
dan 510 kal/hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah
susu normal. Rata – rata ibu harus mengkonsumsi 2.300 – 2.700 kal
ketika menyusui. Makanan yang dikonsumsi dikonsumsi ibu
berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam
tubuh, proses produksi ASI, serta sebagai ASI itu sendiri yang akan
dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat, seperti:
susunannya harus seimbang, porsinya cukup, dan teratur, tidak
terlalu asin, pedas atau berlemak, serta tidak mengandung alkohol,
nikotin, bahan pengawet dan pewarna
2) Ibu memerlukan tambahan 20 gr protein diatas kebutuhan normal
ketika menyusui. Jumlahini hanya 16% dari tambahan 500 kal yang
dianjurkan. Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan pergantian
sel – sel yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh dari
protein hewani dan protein nabati. Protein hewani antara lain telur,
daging, ikan, udang, kerang, susu, dan keju. Sementara itu, Protein
26
nabati banyak terkandung dalam tahu, tempe, kacang-kacangan,
dan lain-lain
3) Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan.
Ibu menyusui dianjurkan minum 2 – 3 liter perhari dalam bentuk
air putih, susu dan jus buah (anjurkan ibu untuk minum setiap kali
menyusui). Mineral, air dan vitamin digunakan untuk melindungi
tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran
metabolisme di dalam tubuh dari serangan penyakit dan mengatur
kelancaran metabolisme di dalam tubuh. Sumber zat pengatur
tersebut bisa diperoleh dari semua jenis sayuran dan buah-buahan
segar.
4) Pil zat besi (FE) harus diminum, untuk menambah zat gizi
setidaknya selama 40 hari pascabersalin.
5) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) sebanyak 2 kali yaitu pada
1 jam setelah melahirkan dan 24 jam setelahnya agar dapat
memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.
Buang Air kecil (BAK). Setelah ibu melahirkan, terutama bagi ibu
yang pertama kali melahirkan akan terasa pedih bila BAK. Keadaan
ini kemungkinan disebabkan oleh iritasi pada uterus sebagai akibat
persalinan sehingga penderita takut BAK. Bila kandung kemih penuh,
maka harus diusahakan agar penderita dapat buang air kecil sehingga
tidak memerlukan penyadapan karena penyadapan bagaimanpun
kecilnya akan membawa bahaya infeksi.
27
Miksi disebut normal bila dapat BAK spontan tiap 3-4 jam. Ibu
diusahakan mampu buang air kecil sendiri, bila tidak, maka dilakukan
tindakan berikut ini :
1) Dirangsang dengan mengalirkan air keran didekat klien
2) Mengompres air hangat di atas simfisis
3) Saat site bath (berendam air hangat) klien disuruh BAK.
Bila tidak berhasil dengan cara di atas, maka dilakukan kateterisasi.
Hal ini dapat membuat klien merasa tidak nyaman dan risiko infeksi
saluran kemih tinggi.Oleh sebab itu, kateterisasi tidak dilakukan
sebelum lewat enam jam postpartum.
Buang Air Besar (BAB).Defekasi (buang air besar) harus ada dalam 3
hari postpartum. Bila ada obstipasi dan timbul koprostase hingga
skibala (feses yang mengeras) tertimbun di rektum, mungkin akan
terjadi febris.Bila terjadi hal demikian dapat dilakukan klisma atau
diberi laksa per os (melalui mulut).
Pengeluaran cairan lebih banyak pada waktu persalinan sehingga
dapat memengaruhi terjadinya konstipasi. Biasanya bila penderita
tidak BAB sampai 2 hari sesudah persalinan, akan di tolong dengan
pemberian spuit gliserine/diberikan obat-obatan.
Biasanya 2-3 hari post partum masih susah BAB, maka sebaiknya
diberikan laksan atau paraffin (1-2 hari postpartum), atau pada hari
ke-3 diberi laksan supositoria dan minum air hangat. Berikut adalah
cara agar dapat BAB dengan teratur :
28
1) Diet teratur
2) Pemberian cairan yang banyak
3) Ambulasi yang baik
4) Bila takut buang air besar secara episiotomi, maka diberikan
laksan supposotria.(Dewi &Sunarsih, 2011,h;71-74)
b. Istirahat dan Tidur
Hal-hal yang bisa dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan
istarahat dan tidur adalah sebagai berikut
1) Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan
2) Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah tangga
secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi
bayi tidur.
3) Kurang istirahat akan memengaruhi ibu dalam beberapa hal:
a) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
b) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
perdarahan.
c) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi
dan dirinya sendiri. (Soleha,2009,h;74)
Melahirkan merupakan rangkaian peristiwa yang memerlukan
tenaga, sehingga setelah melahirkan ibu merasa lelah sehingga
memerlukan istirahat yang cukup, yaitu sekitar 8 jam pada malam
hari dan 1 jam pada siang hari. (Astutik Reni, 2015;h. 84)
29
c. Seksual
Dinding vagina kembali pada keadaan sebelum hamil dalam waktu 6-8
minggu.Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu
darah merah berhenti, dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam
vagina tanpa rasa nyeri.Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak
merasakan ketidaknyamanan, maka aman untuk memulai melakukan
hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
Hubungan seksual dapat dilakukan dengan aman ketika luka episiotomi
telah sembuh dan lokia telah berhenti.Sebaiknya hubungan seksual
dapat ditunda sedapat mungkin sampai 40 hari setelah persalinan karena
saat itu diharapkan organ-organ tubuh telah pulih kembali.
7. Tanda bahaya pada masa nifas
Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan pada masa nifas ini adalah:
a. Demam tinggi hingga melebihi 38°C.
b. Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak
(lebih dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian
pembalut 2 kali dalam setengah jam), disertai gumpalan darah yang
besar-besar dan berbau busuk.
c. Nyeri perut hebat/rasa nyeri sakit dibagian bawah abdomen atau
punggung, serta nyeri ulu hati.
d. Sakit kepala parah/terus menerus dan pandangan nanar/masalah
penglihatan.
e. Pembengkakan pada wajah, jari-jari atau tangan.
30
f. Rasa sakit, merah, atau bengkak dibagian betis atau kaki.
g. Payudara membengkak, kemerahan, lunak disertai demam.
h. Puting payudara berdarah atau merekah, sehingga sulit untuk menyusui.
i. Tubuh lemas dan terasa seperti mau pingsan, merasa sangat letih atau
nafas gterengah-engah.
j. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama.
k. Tidak bisa Buang Air Besar selama tiga hari atau rasa sakit waktu
Buang Air Kecil.
l. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau diri-
sendiri.
8. Masalah Dalam Pemberian ASI
a. Kurang/Salah Informasi
Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula sama baiknya atau bahkan
lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila merasa
bahwa ASI kurang. Petugas kesehatanpun masih banyak yang tidak
memberikan informasi pada saat pemeriksaan kehamilan atau saat
memulangkan bayi.
b. Putting Susu Datar Atau Terbenam
Putting yang kurang menguntungkan seperti ini sebanrnya tidak selalu
menjadi masalah. Secara umum, ibu tetap masih dapat menyusui
bayinya dan upaya selama antenatal umumnya kurang berguna,
misalnya dengan memanipulasi hofmand, menarik-narik putting
ataupun pengguna breast shield dan breast shell. Tindakan yang paling
31
efesien untuk memperbaiki keadaan ini adalah isapan langsung bayi
yang kuat. Oleh karena itu, sebaiknya tidak dilakukan apa-apa, tunggu
saja sampai bayi lahir.
c. Putting Susu Lecet
Putting susu lecet dapat disebabkan oleh trauma saat menyusui. Selain
itu, dapat pula terjadi retak dan pembentukan celah-celah. Retakan pada
putting susu dapat sembuh sendiri dalam waktu 48 jam. Beberapa
penyebab putting susu lecet adalah sebagai berikut.
1) Tehnik menyusui yang tidak benar
2) Putting susu terpapar oleh sabun, krim, alkohol, ataupun zat iritan
lain saat ibu membersihkan putting susu.
3) Moniliasis pada mulut bayi yang menural pada putting susu ibu
4) Bayi dengan tali lidah pendek (frenulum lingue)
5) Cara menghentikan menyusui yang kurang tepat
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi putting susu lecet
adalah sebagai berikut:
1) Cari penyebab putting susu lecet
2) Selama putting susu diistirahatkan sebaiknya ASI tetap dikeluarkan
dengan tangan, dan tidak dianjurkan dengan alat pompa karena
nyeri atau bayi disusukan lebih dulu pada putting susu yang normal
atau lecetnya sedikit.
32
3) Olesi putting susu dengan ASI akhir (hindmilk) tidak menggunakan
sabun, krim, alkohol, ataupunzat iritan lain saat membersihkan
payudara.
4) Menyusui lebih sering (8-12 kali dalam 24 jam)
5) Putting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu
kurang lebih 1x24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam
waktu sekitar 2x24 jam.
6) Cuci payudara sekali sehari dan tidak dibenarkan untuk
menggunakan sabun.
7) Posisi menyusui harus benar, bayi menyusu sampai ke kalang
payudara dan susukan secara bergantian diantara kedua paudara.
8) Keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke putng yang lecet dan iarkan
kering.
9) Penggunakan bra yang menyangga
10) Bila terasa sangat sakit boleh minum obat pengurang rasa sakit
11) Jika penyebabnya monilia diberi pengobatan dengan tablet
Nystantin.
d. Puting susu lecet
Susu lecet dapat disebabkan trauma saat menyusui.Selainitu dapat pula
terjadi retak dan pembentukan celah-celah. Retakan pada puttingsusu
dapat sembuh sendiri dalam waktu 48 jam.Beberapa penyebab puting
susu lecet adalah sebagai berikut
1) Teknik menyusui tidak benar
33
2) Puting susu terpapar oleh sabun, krim, alkohol,ataupun zat iritan
lain saat ibu membersihkan puting susu
3) Moniliasis pada mulut bayi yang menular pada puting susu ibu.
4) Bayi dengan tali lidah pendek (frenulum lingue)
5) Cara menghentikan menyusui yang kurang tepat
Hal yang perlu dilakukan untuk mengatasiputing susu lecet atau nyeri
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Cari penyebab puting lecet (posisi menyusui salah, candidiasis,
atau dermatitis)
2) Obati penyebab puting lecet terutama perhatikan posisi menyusui
3) Kerjakan semua cara-cara menangani susu nyeri di atas tadi
4) Ibu dapat terus memberikan Asinya pada keadaan luka tidak begitu
sakit
5) Olesi puting susu dengan ASI akhir (hindmilk), jangan sekali-kali
memberikan obat lain, seperti krim, salep, dan lain-lain
6) Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan, untuk sementara waktu
kurang lebih 1x24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam
waktu sekitar 2x24 jam
7) Selama puting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan
dengan tangan, dan tidak dianjurkan dengan alat pompa karena
nyeri
8) Cuci payudara sekali saja sehari dan tidak dibenarkan untuk
menggunakan dengan sabun
34
9) Bila sangat menyakitkan, berhenti menyusui pada payudara yang
sakit untuk sementara untuk memberi kesempatan lukanya
menyembuh
10) Keluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan (jangan
dengan pompa ASI) untuk tetap mempertahankan kelancaran
pembentukan ASI
11) Berikan ASI perah dengan sendok atau gelas dengan menggunakan
dot
12) Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula-mula
dengan waktu yang lebih singkat
13) Bila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu, rujuk ke puskesmas
(Kristiyanasari, 2011;h. 54-55)
9. Puting susu lecet
Saat menyusui, puting susu dapat mengalami lecet-lecet, retak, atau
terbentuk celah. Biasanya keadaan ini terjadi dalam minggu pertama
setelah bayi lahir dengan insiden sekitar 23% ibu primipara dan 31% ibu
multipara.Masalah ini dapat hilang dengan sendirinya jika ibu merawat
payudara dengan baik dan teratur.(Astutik,2015,h;44)
Puting susu lecet dapat disebabkan oleh trauma saat menyusui. Selain itu,
dapat pula terjadi retak dan pembentukan celah-celah. Retakan pada puting
susu dapat sembuh sendiri dalam waktu 48 jam.
Beberapa penyebab puting susu lecet adalah sebagai berikut :
a. Tekhnik menyusui yang tidak benar.
35
b. Puting susu terpapar oleh sabun, krim, alkohol, ataupun zat iritan lain
saat ibu membersihkan puting susu.
c. Monilisasi pada mulut bayi yang menular pada puting susu ibu.
d. Bayi dengan tali lidah pendek (frenulum lingue)
Cara menghetikan menyusui yang kurang tepat.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasiputing susulecet adalah
sebagai berikut :
a. Cari penyebab puting susu lecet
b. Selama puting susu diistirahatkan, sebaikanya ASI tetap dikeluarkan
dengan tangandan tidak diajurkan dengan alat pompa karena nyeri
atau bayi disusukan lebih dulu pada puting susu yang normal atau
lecetnya sedikit.
c. Olesi puting susu dengan ASI akhir(hilk mild), tidak menggunakan
sabun, krim, alkohol, ataupun zat iritan lain saat membersihkan
payudara.
d. Menyusui lebih sering(8-12 kali dalam 24 jam)
e. Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu
kurang lebih 1×24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu
sekitar 2×24 jam.
f. Cuci payudara sekali sehari dan tidak dibenarkanuntuk menggunakan
sabun.
g. Posisi menyusui harus benar, bayi menyusu sampai ke kalang
payudara dan susukan secara bergantian di antara kedua payudara.
36
h. Keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke puttingyang lecet dan biarkan
kering.
i. Pergunakan bra yang menyangga
j. Bila terasa sangat sakit boleh minum obatpengurang rasa sakit.
k. Jika penyebabnya monilia, diberi pengobatan dengan tablet Nystatin.
(Dewi & Sunarsih,2012,h;39-40)
Hal yang perlu dilakukan untuk mengatasiputing susu lecet atau nyeri
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Olesi puting susu dengan ASI setiap kali hendak dansesudah menyusui.
Hal ini untuk mempercepat sembuhnya lecet dan menghilang rasa perih.
b. Jangan menggunakan bra yang terlalu ketat.
c. Jangan membersihkan daerah areola dan puting susu dengan sabun,
alkohol, dan obat-obatan yang dapat merangsang kulit atau puting susu.
d. Cek bagaimana pelekatan ibu-bayi.
e. Posisi menyusui hendaknya bervariasi untuk menghindari trauma yang
terus-menerus pada tempat yang sama.
f. Apakan terdapat infeksi candida(mulut bayi perlu dilihat), kulit merah,
berkilat, kadang gatal, terasa sakit yang menetap, dan kulit kering
bersisik(flaky).
g. Lepaskan isapan bayi setelah selesai menyusui dengan cara yang benar,
yaitu dengan menekan dagu bayi atau meletakkan jari kelingking ibu
kesudut mulut bayi dan menekannya sampai lepas dari payudara.
(Astutik,2014,h;115)
37
Sebanyak 57% ibu yang menyusui dilaporkan pernah menderita kelecetan
pada puting.
Penyebab lecet tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kesalahan dalam teknik menyusui, bayi tidak menyusui sampai areola
tertutup oleh mulut. Bila bayi hanya menyusu pada putingsusu, maka
bayi akan mendapat ASI sedikit, karena gusi bayi tidak menekan pada
sinus latiferus, sedangkan pada ibunya akan menjadi nyeri/kelecetan
pada puting susu.
b. Monoliasis pada mulut bayi yang menular pada puting susu ibu.
c. Akibat dari pemakaian sabun, alkohol, krim atau zat iritan lainnya
untuk mencuci puting.
d. Bayi dengan tali lidah yang pendek(frenulum lingue), sehingga
menyebabkan bayi sulit mengisap sampai ke kalang payudara dan
isapan hanya pada puting sususaja.
e. Rasa nyeri juga dapat timbul apabila ibu menghentikan menyusui
dengan kurang berhati-hati. (Saleha,2009,h;102-103)
Gambar Puting Susu Lecet
38
10. Cara Menyusui Yang Baik Dan Benar
Pengertian teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI
kepada bayi dengan pelekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar.
(Dewi & Sunarsih, 2012,h;30)
Teknik menyusui yang benar yaitu :
a. Cuci tangan. Tangan dicuci dengan air bersih dan sabun, kemudian
dikeringkan.
b. Langkah sebelum menyusui. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan
sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola. Cara ini
mempunyai manfaat sebagai disinfektan dan menjaga kelembapan
puting susu.
c. Memegang bayi.
1) Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau payudara
2) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada
lengkung siku ibu, dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala
bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak
tangan ibu
3) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan satu lagi di
depan
4) Perut bayi menempel badan ibu dan kepala bayi menghadap
kepayudara
5) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
6) Ibu menatap bayi dengan penuh kasih sayang
39
d. Menyangga payudara
Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang
dibawah, jangan menekan puting susu atau areolanya saja
e. Perlekatan yang benar
1) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex)
dengan cara menyentuh pipi dengan puting susu, menyentuh sisi
mulut
2) Setelah mulut bayi terbuka lebar, dengan cepat kepala bayi
didekatkan payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke
mulut bayi
3) Sebagian besar areola diusahakan dapat masuk kedalam mulut bayi,
sehingga puting susu berada dibawah langit-langit dan lidah bayi
akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan dibawah areola.
4) Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau
disangga lagi
Tekhnik menyusui penting diajarkan kepada ibu untuk mencegah
kesulitan dalam pemberian ASI.
( Astuti, et all, 2015;h.178)
Usahakan memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan
bayi.Buatlah kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu
pertama, bayi perlu diberi ASI setiap 2,5-3 jam sekali. Menjelang akhir
minggu keenam sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam
sekali .jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10-12 bulan. Pada
40
usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tak perlu
lagi memberi makan dimalam hari.
(Kristiyanasari, 2011;h.39)
Untuk menyusui yang benar, terdapat langkah-langkah yang perlu
dilakukan, yaitu apa yang perlu diperhatikan ibu sebelum menyusui,
bagaimana cara memegang bayi, bagaimana cara menyangga payudara,
dan bagaimana perlekatan yang benar.( Astuti,et all, 2015;h.182)
B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah prosedur tindakan yang dilakukan oleh bidan
sesuai dengan wewenang dalam lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan
kiat kebidanan dengan memperhatikan pengaruh-pengaruh sosial, budaya,
psikologis, emosional, spiritual, fisik, etika, kode etik, serta hubungan antara
prinsip kemitraan dan perempuan. Asuhan kebidanan mengutamakan
keamanan ibu, janin/bayi, penolong, serta kepuasan perempuan dan
keluarganya. Asuhan kebidanan diberikan dengan mempratikkan prinsip-
prinsip bela rasa, kompetensi, suara hati, saling percaya dan komitmen untuk
memelihara serta meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin/bayi.
(Nurhayati,et all,2012,h;11)
1. Pengkajian
Pengkajianatau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua
data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan
41
langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dari
semua yang berkaitan dengan kondisi pasien.
a. Data Subjektif
Biodata yang mencakup identitas pasien
1) Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar
tidak keliru dalam memberikan penangan.
2) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti
kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental
dan psikisnya belum siap.Sedangkan umur lebih dari 35 tahun
rentang sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas.
3) Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing
atau mengarahkan pasien dalam berdoa.
4) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui
sejauhmana intelektualnya, sehingga
5) Suku/Bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari.Bidan
dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.
42
6) Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial
ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien
tersebut.
7) Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila
diperlukan.
a) Keluhan Utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan
dengan masa nifas, misalnya pasien merasa mulas, sakit pada
jalan lahir karena adanya jahitan pada perineum.
b) Riwayat Kesehatan
(1) Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya riwayat penyakit akut, kronis seperti: jantung, DM,
hipertensi, asma yang dapat mempengaruhi masa nifas ini.
(2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada
hubunganya dengan masa nifas dan bayinya.
(3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya pengaruh penyakitkeluarga terhadap gangguan
43
kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit
keluarga yang menyertainya.
c) Riwayat Obstetri
(1) Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu
Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak,
cara persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan
nifas yang lalu.
(2) Riwayat Persalinan Sekarang
Tanggal persalinan, jenis persalinan,jenis kelamin anak,
keadaan bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan.hal ini
perlu dikaji untuk mengetahui apakah proses persalinan
mengalami kelainan atau tidak yang berpengaruh pada
masa nifas saat ini.
d) Data Psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya.
Wanita mengalami banyak perubahan emosi/psikologis selama
masa nifas sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang
ibu. Cukup sering ibu menunjukkan depresi ringan beberapa
hari setelah kelahiran. Depresi tersebut sering disebut sebagai
post partum blues. Post partum blues sebagian besar
merupakan perwujudan fenomena psikologis yang dialami oleh
wanita yang terpisah dari keluarga dan bayinya. Hal ini sering
terjadi diakibatkan oleh sejumlah faktor.
44
e) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
(1) Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum,
frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan.
(2) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang
air besar meliputi frekuensi, jumlah konsistensi dan bau
serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna,
jumlah
(3) Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa
jam pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur misalnya
membaca, mendengarkan musik, kebiasaan mengkonsumsi
obat tidur, kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang.
Istirahat sangat penting bagi ibu nifas karena dengan
isterahat yang cukup dapat mempercepat penyembuhan.
(4) Personal Hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga
kebersihan tubuh terutama daerah genitalia, karena pada
masa nifas masih pengeluarkan lochea.
f) Aktivitas
Menggambarkan pola aktifitas pasien sehari-hari.Pada pola ini
perlu dikaji pengaruh aktifitas terhadap kesehatannya.
45
Mobilisasi sedini mungkin dapat mempercepat proses
pengembalian alat-alat reproduksi. Apakah ibu melakukan
ambulasi, seberapa sering, apakah kesulitan, dengan bantuan
atau sendiri,apakah ibu pusing ketika melakukan
ambulasi.(Anggraini,2010,h;136-138)
g) Seksual
Dinding vagina kembali pada keadaan sebelum hamil dalam
waktu 6-8 minggu.Secara fisik aman untuk memulai hubungan
suami istri begitu darah merah berhenti, dan ibu dapat
memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam vagina tanpa rasa
nyeri.Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasakan
ketidaknyamanan, maka aman untuk memulai melakukan
hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
Hubungan seksual dapat dilakukan dengan aman ketika luka
episiotomi telah sembuh dan lokia telah berhenti.Sebaiknya
hubungan seksual dapat ditunda sedapat mungkin sampai 40
hari setelah persalinan karena saat itu diharapkan organ-organ
tubuh telah pulih kembali.(Dewi & Sunarsih,2011,h;77)
b. Data Objektif
Yang termasuk dalam komponen-komponem pengkajian data objektif
ini adalah:
46
1. Temperature/Suhu
Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama masa nifas
pada umumnya disebabkan oleh dehidrasi, yang disebabkan oleh
keluarnya cairan pada waktu melahirkan, dll. Tetapi pada
umumnya setelah 12 jam postpartum suhu tubuh kembali normal.
Kenaikan suhu yang mencapai >38°C adalah mengarah ke tanda-
tanda infeksi
2. Nadi dan Pernafasan
a) Nadi berkisar antara 60-80X/menit. Denyut nadi diatas
100X/menit pada masa nifas adalah mengindikasikan adanya
suatu infeksi, hal ini salah satunya bias akibat proses
persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang berlebih.
b) Jika takikardia tidak disertai panas kemungkinan disebabkan
karena adanya vitium kordis
c) Beberapa ibu postpartum kadang-kadang mengalami
brakikardi puerperal, yang denyut nadinya mencapai serendah-
rendahnya 40-50x/menit, beberapa alasan telah diberikan
sebagai penyebab yang mungkin, tetapi belum ada penelitian
yang membuktikan bahwa hal itu adalah suatu kelainan.
d) Pernafasan harus berada dalam rentang yang normal, yaitu
sekitar 20-30x/menit
47
3. Tekanan Darah
Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi postpartum,
tetapi keadaan ini akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak
ada penyakit-penyakit lain yang menyertainya dalam 2 bulan
pengobatan. (Anggraini,2010,h;138)
a) Pemerisaan fisik
1) Kepala
Bentuk, rambut (warna, kebersihan, kerontokan), muka
(kloasma, jerawat, sianosis, kebersihan)
2) Mata
Kelopak mata, konjungtiva, sklera, secret, gangguan
penglihatan.
3) Telinga
Kebersihan, gangguan pendengaran, terlihat masa
4) Hidung
Kebersihan, pernapasan cuping hidung, polip (hidung
tersumbat)
5) Mulut dan gigi
Kebersihan mulut, lidah dan gerakan, karies gigi, perdarahan
gusi, bibir (stomatitis)
6) Leher
Pembesaran kelenjar tyroid, vena jugo laris, pembesaran
kelenjar getah bening/limfe.
48
7) Dada
Retraksi dada, denyut jantung teratur, whezzing, paru-
paru.(Jannah,2012,h;200-201)
8) Payudara
(a) Simetris/tidak
(b) Konsistensi, ada pembengkakan/tidak
(c) Puting menonjol/tidak
9) Keadaan Abdomen
(a) Uterus
Normalnya : kokoh, berkontraksi baik, tidak berada
diatas ketinggian fundal saat masa nifas segera
(b) Kandung kemih : bisa buang air/tidak bisa buang air
b) Keadaan Genetalia
1) Lochea
Normal : merah hitam (lochea rubra), bau biasa, tidak ada
pembekuan darah atau butir-butir darah beku (ukuran jenis
kecil). Jumlah perdarahan yang ringan atau sedikit (hanya
perlu mengganti pembalut setiap 3-5 jam)
Abnormal : merah terang, bau busuk, ymengeluarkan darah
beku, perdarahan hebat (memerlukan penggantian pembalut
setiap 0-2 jam)
2) Keadaan anus : hemoroid
3) Keadaan ekstremitas : varises, odema, reflex patella.
49
2. Interpretasi Data
Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalahberdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Dalam
langkah ini data yang telah dikumpulkan diinterpretasikan menjadi
diagnose kebidanan dan masalah. Keduanya digunakan karena beberapa
masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnose tetapi membutuhkan
penanganan yang dituangkan dalam rencana asuhan terhadap pasien,
masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang
diintefikasikan oleh bidan.
a. Diagnosa Kebidanan
Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan para, abortus, anak
hidup, umur ibu, dan keadaan nifas
Data dasar meliputi :
1) Data Subyektif
Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus
atau tidak, keterangan ibu tentang umur, keterangan ibu tentang
keluhanya.
2) Data Obyektif
Palapasi tentang tinggi fundus uteri dan kontraksi, hasil
pemeriksaan tentang pengeluaran pervaginam, hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital.
50
a) Masalah
Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien. Data
dasar meliputi :
(1) Data subyektif : data yang didapat dari anamnesa pasien
(2) Data objektif : data yang didapat dari hasil pemeriksaan.
(Anggraini,2010,h;139-141)
b) Kebutuhan
Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien
berdasarkan keadaan dan masalahnya.Contohnya kebutuhan
KIE dan bimbingan tentang perawatan kehamilannya.
(Sulisyawaty,ari,2009,h;180)
3. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial dan Atisipasi Penanganan
(Langkah III)
Pada langkah ketiga kita mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnosa potensialberdasarkan diagnosa/masalah yang sudah
diidentifikasi.Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan.
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi
masalah potensial, tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan
terjadi, tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau
diagnosa potensial tersebut tidak terjadi.Langkah ini bersifat antisipasi
yang rasional/logis.
51
4. Menetapkan Perlunya Konsultasi dan Kolaborasi Segera dengan
Tenaga Kesehatan Lain (Langkah IV)
Bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter melakukan konsultasi
atau penanganan segera bersama anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan proses manajemen
kebidanan.Jadi,manajemen tidak hanya berlangsung selama asuhan
primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita
tersebut dalam dumpingan bidan.Misalnya, pada waktu wanita tersebut
dalam persalinan.
5. Menyusun Rencana Asuhan Menyeluruh (langkah V)
Pada langkah kelima direncanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan
berdasarkan langkah-langkah sebelumnya.Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen untuk masalah atau diagnosis yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi.Pada langkah ini informasi data yang
tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi segala hal yang
sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang
terkait, tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi untuk klien
tersebut. Pedoman antisipasi ini mencakup perkiraan tentang hal yang
akan terjadi berikutny;: apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling dan
52
apakah bidan perlu merujuk klien bila ada sejumlah masalah terkait
social, ekonomi, kultural atau psikologis.
6. Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman (Langkah VI)
Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan dengan
efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan
atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
Walau bidan tidak melakukannya sendiri, namun ia tetap memikul
tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya dengan
memastikan bahwa langkah tersebut benar-benar terlaksana).
Dalam situasi ketika bidan berkolaborasi dengan dokter untuk
menangani klien yang mengalami komplikasi, bidan tetap bertanggung
jawab terhadap terlaksananya rencana bersama yang menyeluruh
tersebut.Penatalaksanaan yang efisien dan berkualitas akan berpengaruh
pada waktu serta biaya.
7. Evaluasi (LangkahVII)
Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek
asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang
menguntungkan atau menghambat keberhasilan asuhan yang diberikan.
(Soepardan,2007,h;99-102)
53
C. Standar Pelayanan kebidanan
1. Standar pelayanan nifas
Standar 15 : Pelayanan Bagi Ibu Dan Bayi Pada Masa Nifas
Pernyataan standar :
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan
rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah
persalinan, untuk membantu proses persalinan, untuk membantu proses
pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar,
penemuan dini penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin
terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan
secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi
sbaru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.
(Karwati,et all, 2010,h;80)
54
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS TERHADAP NY.E UMUR 28
TAHUN P3 A0 POST PARTUM HARI KE 3 DENGAN PERAWATAN
PUTING SUSU LECET DI BPS IMELDA, AMD.KEB
DI BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
I. Data subjektif
a. Identitas pasien
Istri Suami
Nama : Ny.E Nama : Tn.A
Umur : 28 tahun Umur : 29 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Sukubangsa : Palembang Suku : Lampung
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl Pulau Bacan Kampung Sawah, Bandar Lampung
b. Keluhan utama : Ibu mengatakan puttingnya terasa nyeri di bagian sebelah
kanan.
c. Riwayat kesehatan
1) Sekarang
Ibu sedang tidak mengalami penyakit apapun seperti penyakit menular
maupun penyakit keturunan
55
2) Yang lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit menular maupun penyakit
menurun
3) Keluarga
Dalam keluarganya tidak ada / pernah menderita penyakit seperti
penyakit menular maupun keturunan
d. Riwayat obstetric
1) Riwayat haid
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Teratur/tidak : Tidak teratur
Lama : 6 hari
Volume : 2-3 kali ganti pembalut per hari
Warna : Merah encer dan bergumpal
Disminore : Tidak ada
Bau : Amis
Flour albus : Tidak ada
56
e. Riwayat kehamilan, Persalinan, Nifas dan kb yang lalu
Anak
ke Kehamilan Persalinan
Komplika
sinifas
KB
Usia Penyulit Tanggal Persalinan JK BB
Bayi
Penyulit
1. Aterm Tidak ada 12-04-09 Spontan L 3200 Tidak
ada
Tidak ada KB suntik
3 bulan
2. Aterm Tidak ada 28-02-15 Spontan L 3000 Tidak
ada
Tidak ada KB suntik
3 bulan
f. Kehamilan ini/sekarang
Kunjungan
ke
Usia
kehamilan
Keluhan TT Tindakan /
Terapi
KIE Tempat
ANC
Ket
1. 39 minggu
4 hari
Sering
BAK
01-12-15 Kurangi minum
pada malam hari
- BPM Sehat
g. Riwayat KB
Ibu sebelumnya belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
h. Pola kebutuhan sehari-hari
1) Nutrisi
Selama hamil : Ibu makan dengan nasi, ikan,tempe/tahu, dan sayur
porsi sedang 3x/hari.
Selama nifas : Ibu makan dengan nasi, ayam / daging/ tahu / tempe,
sayuran hijau dengan porsi 1 piring 4x/hari, setiap
harinya ibu makan dengan menu yang berbeda dan
tidak ada pantangan dalam makanan dan minum air 7-8
gelas perhari.
57
2) Pola eliminasi
Selama hamil : Ibu BAK (Buang Air Kecil) 7-8 kali/ hari bau khas,
warna kuning jernih, BAB (Buang Air Besar) 1
kali/hari konsistensi lunak warna kekuningan.
Selama nifas : Ibu BAK (Buang Air Kecil)4-5 kali/ hari bau khas
warna kuning jernih, BAB (Buang air Besar) 1 kali/hari
konsistensi lunak warna kekuningan
3) Pola istirahat
Selama hamil : Ibu tidur malam 7-8 jam, siang 2 jam .
Selama nifas : Ibu tidur malam 5 jam, siang 30 menit.
4) Personal hygiene
Selama hamil : Ibu ganti celana dalam 2-3 kali/hari.
Selama nifas : Ibu ganti pembalut 4-5 kali/hari.
5) Pola seksual
Selama hamil : Ibu melakukannya 1 kali/minggu.
Selama nifas : Ibu belum melakukannya
i. Riwayat psikososial
1) Status perkawinan : Syah
2) Status emosional : Stabil
j. Pengetahuan ibu tentang masa nifas : Kurang
k. Adat istiadat setempat yang berkaitan dengan masa nifas : Tidak ada
58
II. Data obyektif
a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Keadaan emosional : Stabil
4. Tanda vital
a) TD : 120/70 mmHg
b) Pernafasan : 20x/i
c) Nadi : 80x/i
d) Suhu : 36,5ºc
b. Pemeriksaan fisik
1. Kepala :
Warna rambut : Hitam
Ketombe : Bersih, tidak ada ketombe
Benjolan : Tidak ada
2. Wajah :
Hiperpigmentasi : Tidak ada
Pucat : Tidak pucat
Edema : Tidak oedema
3. Mata :
Simetris : Ya, kanan kiri
Kelopak mata : Tidak cekung
Konjungtiva : Merah muda
59
Sklera : Putih
4. Hidung :
Simetris : Ya
Polip : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
5. Mulut :
Warna bibir : Merah muda
Sariawan : Tidak ada
Gusi berdarah : Tidak ada
Gigi : Bersih
6. Telinga :
Simetris : Ya, kanan dan kiri
Gangguan pendengaran : Tidak ada
7. Leher :
Simetris : Ya
Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak ada
Pembesaran vena jugularis : Tidak ada
8. Ketiak :
Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada
9. Dada :
Retraksi : Tidak ada
Bunyi mengi dan ronchi : Tidak ada
60
10. Payudara :
Simetris : Ya, kanan dan kiri
Pembesaran : Ada, kanan dan kiri
Putting susu : Lecet pada bagian kanan
Hiperpigmentasi areola mamae : Ada
Benjolan : Tidak ada
Konsistensi : Lunak
Pengeluaran : Kolostrum
11. Punggung dan pinggang:
Punggung : Tidak ada kelainan
Nyeri ketuk : Tidak ada
12. Abdomen
Pembesaran : Ada
Konsistensi : Keras
Kandung kemih : Kosong
Uterus
TFU : 3 jari di bawah pusat
Kontraksi : Keras
13. Anogenital
Vulva : Warna merah muda
Perineum : Terdapat luka jahitan basah
Pengeluaran pervaginam : Lochea rubra
Anus : Tidak ada hemoroid
61
14. Ekstremitas bawah
Oedema : Tidak oedema
Kemerahan : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Reflex patella : Positif, kanan dan kiri
15. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboraturium : Tidak dilakukan pemeriksaan
Protein urine : Tidak dilakukan pemeriksaan
Glukosa urine : Tidak dilakukan pemeriksaan
62
TABEL 3.1 MATRIKS
Tgl/
Jam
Pengkajian Interpretasi
Data
Dx
Potensial
Antisipasi Intervensi Implementasi Evaluasi
09/06/16
16.00wib
DS:
Ibu mengatakan
melahirkan
tanggal 6 Juni
2016
Ibu mengatakan
Nyeri pada puting
susu bagian kanan
DO:
K/U:Baik
TTV
TD: 120/70mmHg
N:80x/menit
S:36,50
C
RR:20x/menit
Payudara : terdapat
luka pada puting
susu ibu sebelah
kanan
Pengeluaran : ada,
ASI Kolostrum
TFU : 3 jari
dibawah pusat
Kontraksi : Baik
Lochea :rubra
Perineum :
Dx : Ny. E
Umur 28 tahun
P3A03 hari post
partum
Dasar:
DS:
Ibu
mengatakan
sudah
melahirkan
tiga kali, dan
belum pernah
mengalami
keguguran
Ibu
mengatakan
melahirkan
tanggal 6 Juni
2016
DO:
K/U:Baik
TTV
TD :
120/70mmHg
N:80x/menit
S:36,50
c
Payudara
bengkak
Tidak ada 1. Beritahu kepada ibu
tentang keadaan-nya
saat ini
2. Kaji penyebab puting
susu ibu yang lecet
3. Beritahu ibu cara
perawatan puting susu
1. Memberitahu kepada ibu
hasil pemeriksaannya yang
di lakukan secara head to
toe. Keadaan umum ibu
baik,
TD : 120/70 mmHg
N :80x/menit
S :36,50
c
RR:20x/menit
Payudara : puting susu
lecet, terdapat luka lecet
pada bagian puting susu
bagian kanan
Pengeluaran : ada, ASI
Kolostrum
TFU :4 jari dibawah pusat
Kontraksi : Baik
Lochea : sanguilenta
2. Mengkaji penyebab puting
susu ibu yang lecet
dibagian sebelah kanan.
3. Memberitahu ibu cara
perawatan puting susu lecet
1. Ibu sudah mengetahui
kondisinya dalam keadaan
normal namun puting susu
ibu sebelah kanan
mengalami lecet.
2. Puting susu ibu lecet di
bagian sebelah kanan di
sebabkan oleh teknik
menyusui yang tidak tepat.
3. Ibu mengetahui cara
melakukan perawatan
63
terdapat luka
jahitan perineum
masih basah
RR:20x/menit
Payudara :
terdapat luka
pada kedua
puting susu ibu
Pengeluaran :
ada, ASI
Kolostum
TFU :4 jari
dibawah pusat
Kontraksi : Baik
Lochea :rubra
Perineum :
terdapat luka
jahitan perineum
masih basah
Masalah:
Putting susu
lecet
Kebutuhan :
Asuhan 6 hari
post partum
denganperawata
n putting susu
lecet.
lecet. h. Obati penyebab puting
lecet terutama
perhatikan posisi
menyusui
i. Kerjakan semua cara-
cara menangani susu
nyeri di atas tadi
j. Ibu dapat terus
memberikan Asinya
pada keadaan luka tidak
begitu sakit
k. Olesi puting susu
dengan ASI, jangan
sekali-kali memberikan
obat lain, seperti krim,
salep, dan lain-lain
l. Puting susu yang sakit
dapat diistirahatkan,
untuk sementara waktu
kurang lebih 1x24 jam,
dan biasanya akan
sembuh sendiri dalam
waktu sekitar 2x24 jam
m. Selama puting susu
diistirahatkan,
sebaiknya ASI tetap
dikeluarkan dengan
tangan, dan tidak
dianjurkan dengan alat
pompa karena nyeri
n. Cuci payudara sekali
puting susu lecet dan ibu
berjanji akan mengikuti
sesuai yang di ajarkan
64
4. Jelaskan dan ajarkan
pada ibu tentang teknik
menyusui yang benar.
saja sehari dan tidak
dibenarkan untuk
menggunakan dengan
sabun
o. Bila sangat
menyakitkan, berhenti
menyusui pada
payudara yang sakit
untuk sementara untuk
memberi kesempatan
lukanya menyembuh
p. Berikan ASI perah
dengan sendok atau
gelas dengan
menggunakan dot
q. Setelah terasa membaik,
mulai menyusui
kembali mula-mula
dengan waktu yang
lebih singkat
r. Bila lecet tidak sembuh
dalam 1 minggu, rujuk
ke puskesmas
4. Menjelaskandan
mengajarkan kepada ibu
tentang teknik menyusui
yang benar yaitu :
a. Cuci tangan. Tangan
dicuci dengan air
bersih dan sabun,
kemudian
dikeringkan.
4. Ibu mengetahui tentang
teknik menyusui yang
benar .
65
b. Langkah sebelum
menyusui. Sebelum
menyusui, ASI
dikeluarkan sedikit
kemudian dioleskan
pada puting susu dan
areola. Cara ini
mempunyai manfaat
sebagai disinfektan
dan menjaga
kelembapan puting
susu.
c. Memegang bayi.
1) Bayi diletakkan
menghadap perut
ibu atau payudara
2) Bayi dipegang
dengan satu
lengan, kepala bayi
terletak pada
lengkung siku ibu,
dan bokong bayi
terletak pada
lengan. Kepala
bayi tidak boleh
tertengadah dan
bokong bayi
ditahan dengan
telapak tangan ibu
3) Satu tangan bayi
diletakkan
dibelakang badan
ibu, dan satu lagi
66
didepan
4) Perut bayi
menempel badan
ibu dan kepala bayi
menghadap
payudara
5) Telinga dan lengan
bayi terletak pada
satu garis lurus
6) Ibu menatap bayi
dengan penuh
kasih sayang
d. Menyangga payudara
Payudara dipegang
dengan ibu jari di atas
dan jari yang lain
menopang dibawah,
jangan menekan
puting susu atau
areolanya saja
e. Perlekatan yang benar
1) Bayi diberi
rangsangan untuk
membuka mulut
(rooting reflex)
dengan cara
menyentuh pipi
dengan puting
susu, menyentuh
sisi mulut
2) Setelah mulut bayi
terbuka lebar,
67
5. Beritahu pada ibu
tentang ciri-ciri bayi
cukup ASI.
dengan cepat
kepala bayi
didekatkan
kepayudara ibu
dengan puting serta
areola dimasukkan
ke mulut bayi
3) Sebagian besar
areola diusahakan
dapat masuk
kedalam mulut
bayi, sehingga
puting susu berada
dibawah langit-
langit dan lidah
bayi akan menekan
ASI keluar dari
tempat
penampungan
dibawah areola.
4) Setelah bayi mulai
menghisap,
payudara tidak
perlu dipegang atau
disangga lagi
5. Memberitahu kepada ibu
tentang ciri-ciri bayi cukup
ASI, yaitu: bayi menghisap
dengan penuh berirama,
bayi terlihat rakus, dan
payudara ibu terasa kosong
dan tidak nyeri.
5. Ibu mengetahui tentang
ciri-ciri bayi cukup ASI.
68
6. Jelaskan pada ibu
tentang kebutuhan
istirahat yang cukup.
7. Jelaskan pada ibu
tentang kebersihan
personal higiene
8. Jelaskan pada ibu tanda
tanda bahaya pada masa
nifas
6. Menjelaskan kepada ibu
tentang kebutuhan istirahat
yang cukup :
7. Menjelaskan pada ibu
tentang kebersihan
personal higiene, yaitu
membersihkan daerah
vulva terlebih dahulu dari
depan kebelakang,
mengganti pembalut
setidaknya dua kali sehari,
8. Menjelaskan kepada ibu
tanda tanda bahaya pada
masa nifas, yaitu:
perdarahan
hebat,pengeluaran cairan
vagina berbau busuk,nyeri
dibagian perut bawah dan
punggung,sakit
kepala,demam,sakit saat
BAK,pay memerah,tidak
nafsu
makan,pembengkakan pada
kaki,merasa sangat
sedih,merasa sangat letih
dan terengah-engah.
6. Ibu istirahat malam hari6-
8 jam, dan istirahat siang
hari 1 jam.
7. Ibu mengerti tentang
menjaga kebersihan
personal higiene
8. Ibu mengetahui tentang
tanda tanda bahaya pada
masa nifas
69
10/06/16
16.00 wib
DS:
Keluhan :
Ibu mengatakan
melahirkan
tanggal 06 Juni
2016
Ibu mengatakan
ini melahirkan
yang Ketiga dan
belum pernah
mengalami
keguguran
Ibu mengatakan
nyeri putingnya
sudah sedikit
berkurang dan
luka jahitan
sudah mulai
mengering
DO :
TD :110/70 mmHg
N :80x/menit
RR:20x/menit
T : 36,6ºc
Dx: Ny.E P3A0 4
hari post partum
Dasar:
DS:
Ibu
mengatakan
melahirkan
tanggal 06
Juni 2016
Ibu
mengatakan
ini melahirkan
Ketiga dan
belum pernah
mengalami
keguguran
Ibu
mengatakan
nyeri
putingnya
sudah sedikit
berkurang dan
luka jahitan
sudah
mengering
DO:
TD :110/70
mmHg
N :80x/menit
RR:20x/menit
T : 36,6ºc
Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu kepada ibu
tentang keadaan nya
saat ini
2. Kaji ulang kepada ibu
tentang perawatan
puting susu lecet
1. Memberitahu kepada ibu
hasil pemeriksaannya yang
di lakukan secara head to
toe. Keadaan umum ibu
baik,
TD : 120/70 mmHg
N :80x/menit
S :36,50
c
RR:20x/menit
Payudara : puting susu
lecet, terdapat luka lecet
pada bagian puting susu
ibu kanan
Pengeluaran : ada, ASI
transisi atau peralihan
TFU :4 jari dibawah pusat
Kontraksi : Baik
Lochea : sanguilenta
Perineum :luka sudah
mulai mengering
2. Mengkaji ulang kepada ibu
tentang perawatan puting
susu lecet
1. Ibu mengerti tentang
keadaannya saat ini bahwa
ibu dalam keadaan sehat
dan puting susu ibu
sebelah kanan masih
mengalami lecet namun
sudah mulai membaik.
2. Ibu sudah melakukan
perawatan pada puting
susu lecet selama dirumah
dengan bantuan dan
hasilnya puting susu lecet
ibu berkurang pada bagian
sebelah kanan.ibu berjanji
akan tetap mengikuti
sesuai dengan anjuran
70
Payudara : puting
susu ibu sebelah
kanan masih
sedikit lecet
Pengeluaran :
ada,ASI transisi
atau peralihan
TFU :pertengahan
pusat- simfisis
Kontraksi :Baik
Lochea :
sanguilenta
Perineum : luka
sudah kering
Payudara :
puting susu ibu
sebelah kanan
masih sedikit
lecet
Pengeluaran :
ada,ASI transisi
atau peralihan
TFU
:pertengahan
pusat- simfisis
Kontraksi :Baik
Lochea :
sanguilenta
Perineum : luka
sudah kering
Masalah:
Tidak ada
Kebutuhan :
Asuhan 6 hari
post partum
denganperawata
n putting susu
lecet.
3. Kaji ulang kepada ibu
apakah ibu sudah
melakukan teknik
menyusui den
4. Tanyakan ulang kepada
ibu tentang kebutuhan
pola istirahat
5. Tanyakan ulang kepada
ibu tentang kebutuhan
pola nutrisi yang baik.
6. Tanyakan ulang kepada
ibu tentang personal
higiene
3. Menanyakan ulang
kembali kepada ibu apakah
ibu sudah melakukan
teknik menyusui yang baik
4. Menanyakan ulang kepada
ibu tentang kebutuhan pola
istirahat
5. Menanyakan ulang kepada
ibu tentang kebutuhan pola
nutrisi yang baik.
6. Menjelaskan ulang pada
ibu tentang kebersihan
personal higiene, yaitu
membersihkan daerah
vulva terlebih dahulu dari
depan kebelakang,
mengganti pembalut
setidaknya dua kali sehari,
dan menghindari
menyentuh daerah yang
mengalami luka episiotom
3. Ibu telah melakukan
teknik menyusui masih
cukup baik ibu berjanji
akan melakukan sesuai
yang dianjurkan
4. Ibu sudah istirahat, pada
istirahat malam hari6-8
jam, siang 1 jam.
5. Ibu sudah menerapkan
pola nutrisi yang benar,
yaitu 4x/hari. Sebanyak 1
porsi, yaitu 1 piring nasi, 1
mangkuk sayur, 1 potong
lauk dan minum 7-8 gelas
air putih.
6. Ibu sudahmelakukan cara
menjaga kebersihan
personal hygiene yang
baik
71
7. Tanyakan ulang kepada
ibu tentang tanda-tanda
bahaya pada masa nifas.
7. Menanyakan ulang kepada
ibu tentang tanda-tanda
bahaya pada masa nifas
yaitu :
perdarahan
hebat,pengeluaran cairan
vagina berbau busuk,nyeri
dibagian perut bawah dan
punggung,sakit
kepala,demam,sakit saat
BAK,payudara
memerah,tidak nafsu
makan,pembengkakan pada
kaki,merasa sangat
sedih,merasa sangat letih
dan terengah-engah.
7. Ibu tidak mengalami salah
satu tanda bahaya yang
sudah dijelaskan
13/06/16
15.30 wib
DS:
Keluhan :
Ibu mengatakan
melahirkan
tanggal 6 Juni
2016
Ibu mengatakan
nyeri putingnya
sudah
Berkurang
DO :
TD :110/80 mmHg
N :80x/menit
RR:20x/menit
Dx: Ny.E Umur
28 Tahun P3A0 5
hari post partum
Dasar:
DS:
mengatakan
ini melahirkan
ketiga dan
belum pernah
mengalami
keguguran
Ibu
mengatakan
melahirkan
tanggal 06
Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu kepada ibu
tentang keadaan nya
saat ini
1. Memberitahu kepada ibu
tentang keadannya saat ini
bahwa dalam keadaan baik
sesuai dengan hasil
pemeriksaan yaitu:
TD :110/80 mmHg
N :80x/menit
RR:20x/menit
T : 36,6ºc
Payudara : puting susu ibu
sebelah kanan sudah
sembuh KU:baik
involusi:baik Pengeluaran :
ada, ASI transisi atau
peralihan
1. Ibu mengerti tentang
keadaannya saat ini bahwa
ibu dalam keadaan sehat
dan TFU berjalan normal,
puting susu ibu sebelah
kanansudah sembuh.
72
T : 36,6ºc
Payudara : puting
susu ibu sebelah
kanan sudah
sembuh dan kiri
masih lecet
Pengeluaran :
ada,ASI transisi
atau peralihan
TFU :pertengahan
pusat- simfisis
Kontraksi :baik
Lochea : serosa
Juni 2016
Ibu
Ibu
mengatakan
nyeri
putingnya
sudah
berkurang
DO:
TD :110/80
mmHg
N :80x/menit
RR:20x/menit
T : 36,6ºc
Payudara :
puting susu ibu
sebelah kanan
sudah
sembuhPengelu
aran : ada,ASI
transisi atau
peralihan
TFU
:pertengahan
pusat- simfisis
2. Kaji ulang kepada ibu
tentang perawatan
puting susu lecet
TFU : pertengahan pusat-
simfisis
Kontraksi : Baik
Lochea : serosa
2. Mengkaji ulang kepada ibu
tentang perawatan puting
susu lecet yaitu
a) Obati penyebab puting
lecet terutama
perhatikan posisi
menyusui
b) Kerjakan semua cara-
cara menangani susu
nyeri di atas tadi
c) Ibu dapat terus
memberikan Asinya
pada keadaan luka tidak
begitu sakit
d) Olesi puting susu
dengan ASI, jangan
sekali-kali memberikan
obat lain, seperti krim,
salep, dan lain-lain
e) Puting susu yang sakit
dapat diistirahatkan,
untuk sementara waktu
kurang lebih 1x24 jam,
dan biasanya akan
sembuh sendiri dalam
waktu sekitar 2x24 jam
f) Selama puting susu
diistirahatkan,
2. Ibu sudah melakukan
perawatan pada puting susu
lecet selama dirumah, dan
hasilnya puting susu lecet
ibu sudah sembuh.
73
Kontraksi :baik
Lochea : serosa
Masalah:
Tidak ada
Kebutuhan :
Tidak Ada
Dx: Ny.E P3A0 5
hari post partum
Dasar:
DS:
Ibu
mengatakan
melahirkan
tanggal 06
Juni 2016
Ibu
mengatakan
ini melahirkan
ketiga dan
belum pernah
mengalami
keguguran
sebaiknya ASI tetap
dikeluarkan dengan
tangan, dan tidak
dianjurkan dengan alat
pompa karena nyeri
g) Cuci payudara sekali
saja sehari dan tidak
dibenarkan untuk
menggunakan dengan
sabun
h) Bila sangat
menyakitkan, berhenti
menyusui pada
payudara yang sakit
untuk sementara untuk
memberi kesempatan
lukanya menyembuh
i) Keluarkan ASI dari
payudara yang sakit
dengan tangan (jangan
dengan pompa ASI)
untuk tetap
mempertahankan
kelancaran
pembentukan ASI
j) Berikan ASI perah
dengan sendok atau
gelas dengan
menggunakan dot
k) Setelah terasa membaik,
mulai menyusui
kembali mula-mula
dengan waktu yang
74
Ibu
mengatakan
nyeri
putingnya
sudahberkuran
g
DO:
TD :110/80
mmHg
N :80x/menit
RR:20x/menit
T : 36,6ºc
Payudara :
puting susu ibu
sebelah kanan
sudah
sembuhPengelu
aran : ada,ASI
transisi atau
peralihan
TFU
:pertengahan
pusat- simfisis
Kontraksi :baik
Lochea : serosa
Masalah:
3. Tanyakan ulang
kembali kepada ibu
apakah ibu sudah
melakukan teknik
menyusui dengan benar
lebih singkat
l) Bila lecet tidak sembuh
dalam 1 minggu, rujuk
ke puskesmas
3. Menanyakan ulang
kembali kepada ibu apakah
ibu sudah melakukan
teknik menyusui yang
benar dengan cara:
a. Cuci tangan. Tangan
dicuci dengan air bersih
dan sabun, kemudian
dikeringkan.
b. Langkah sebelum
menyusui sebelum
menyusui, ASI
dikeluarkan sedikit
kemudian dioleskan
pada puting susu dan
areola. Cara ini
mempunyai manfaat
sebagai disinfektan dan
menjaga kelembapan
puting susu.
c. Memegang bayi.
1) Bayi diletakkan
menghadap perut ibu
atau payudara
2) Bayi dipegang
dengan satu lengan,
kepala bayi terletak
3. Ibu telah melakukan
teknik menyusui yang
benar secara mandiri
.
75
Tidak ada
Kebutuhan :
Tidak Ada
pada lengkung siku
ibu, dan bokong bayi
terletak pada lengan.
Kepala bayi tidak
boleh tertengadah
dan bokong bayi
ditahan dengan
telapak tangan ibu
3) Satu tangan bayi
diletakkan
dibelakang badan
ibu, dan satu lagi
didepan
4) Perut bayi
menempel badan ibu
dan kepala bayi
menghadap
payudara
5) Telinga dan lengan
bayi terletak pada
satu garis lurus
6) Ibu menatap bayi
dengan penuh kasih
sayang
d. Menyangga payudara
Payudara dipegang
dengan ibu jari di atas
dan jari yang lain
menopang dibawah,
jangan menekan puting
susu atau areolanya saja
76
e. Perlekatan yang benar
1) Bayi diberi
rangsangan untuk
membuka mulut
(rooting reflex)
dengan cara
menyentuh pipi
dengan puting susu,
menyentuh sisi
mulut
2) Setelah mulut bayi
terbuka lebar,
dengan cepat kepala
bayi didekatkan
kepayudara ibu
dengan puting serta
areola dimasukkan
ke mulut bayi
3) Sebagian besar
areola diusahakan
dapat masuk
kedalam mulut bayi,
sehingga puting susu
berada dibawah
langit-langit dan
lidah bayi akan
menekan ASI keluar
dari tempat
penampungan d
bawah areola
4) Setelah bayi mulai
menghisap,
payudara tidak perlu
77
4. Tanyakan ulang kepada
ibu tentang ciri-ciri bayi
cukup ASI
5. Tanyakan ulang kepada
ibu tentang kebutuhan
pola istirahat
6. Tanyakan ulang kepada
ibu tentang kebutuhan
pola nutrisi yang baik.
7. Tanyakan ulang
kepada ibu tentang
tanda-tanda bahaya
pada masa nifas.
dipegang atau
disangga lagi
4. Menanyakan ulang kepada
ibu tentang
ciri-ciri bayi cukup ASI
5. Menanyakan ulang
kepada ibu tentang
kebutuhan pola istirahat
6. Menanyakan ulang kepada
ibu tentang kebutuhan pola
nutrisi yang baik.
7. Menanyakan ulang kepada
ibu tentang tanda-tanda
bahaya pada masa nifas
yaitu :
perdarahan
hebat,pengeluaran cairan
vagina berbau busuk,nyeri
dibagian perut bawah dan
punggung,sakit
kepala,demam,sakit saat
BAK,payudara
4. Ibu tahu ciri-ciri bayi
cukup ASI yaitu bayi
menghisap dengan penuh
berirama, bayi terlihat
rakus, dan payudara ibu
terasa kosong dan tidak
nyeri
5. Ibu sudah istirahat, pada
istirahat malam hari 6-8
jam, siang 1 jam
6. Ibu sudah menerapkan
pola nutrisi yang benar,
yaitu 4x/hari. Sebanyak 1
porsi, yaitu 1 piring nasi, 1
mangkuk sayur, 1 potong
lauk dan minum 7-8 gelas
air putih.
7. Ibu tidak mengalami salah
satu tanda bahaya yang
sudah dijelaskan.
78
8. Anjurkan ibu untuk
melakukan kunjungan
memerah,tidak nafsu
makan,pembengkakan pada
kaki,merasa sangat
sedih,merasa sangat letih
dan terengah-engah.
8. Menganjurkan kepada ibu
untuk melakukan
kunjungan ulang ketenaga
kesehatan,pada tanggal 27
juni 2016 atau jika ibu
merasakan keluhan.
8. ibu akan melakukan
kunjungan ulang.
79
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pada pengkajian yang dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang
keadaan pasien pada Ny.E usia 28 tahun P3AO3 hari post partum dengan puting
susu lecet di BPM Imelda dengan didapatkan hasil yaitu sebagai berikut:
1. Data subjektif
a. Nama
1) Tinjauan pustaka
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar
tidak keliru dalam pemberian penanganan.
(Anggraini,2010;134)
2) Tinjauan kasus
Dalam kasus ini nama ibu bernama Ny.E
3) Pembahasan
Dalam kasus ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus karena
Ny.E memiliki nama jelas yang dapat membedakan dengan klien yang
lain sehingga terhindar dari kekeliruan dalam memberikan
penanganan.
b. Umur
1) Tinjauan pustaka
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang
dari 20 tahun, alat reproduksi belum matang, mental psikisnya belum
80
siap, sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentang sekali untuk terjadi
perdarahan dalam masa
2) Tinjauan kasus
Dalam kasus ini Ny.E Berusia 28 Tahun
3) Pembahasan
Berdasarkan Tinjauan pustakadan tinjauan kasus ini tidak terjadi
kesenjangan pada usia ibu. Karena usia 28 tahun sudah matang baik
organ reproduksi ibu maupun dari psikis ibu
c. Agama
1) Tinjauan Pustaka
Untuk Mengetahui keyakinan pasien Tersebut Untuk Membimbing
Atau Menggambarkan Pasien Dalam Berdoa (Anggraini,2010;h.135)
2) Tinjauan kasus
Dalam Kasus ini Ny.E Beragama Islam
3) Pembahasan
Berdasarkan Tinjauan Pustaka Dan Tinjauan Kasus ini Tidak Terjadi
Kesenjangan.Karena Ny.E Beragama Islam
d. Suku
1) Tinjauan pustaka
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari.
(Anggraini,2010;135)
2) Tinjauan kasus
Ibu bersuku jawa dan selama ini ibu tidak memiliki kebiasaan-
kebiasaan yang berpengaruh terhadap kehamilan, persalinan, dan nifas
81
3) Pembahasan
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan karena ibu tidak memiliki
kebiasaan adat istiadat yang berpengaruh terhadap kehamilan,
persalinan, dan nifas
e. Pendidikan
1) Tinjauan pustaka
Tingkat pendidikan SMA sudah baik, menurut pemenkes No. 24 tahun
2007 pendidikan SD (kurang baik), SMP (baik), SMA (baik).
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh
mana intelektualnya, sehingga bidan dapat memberi konseling sesuai
dengan pendidikannya. (Anggraini,2010;135)
2) Tinjauan khusus
Dalam kasus ini Ny.E berpendidikan terakhir SMA
3) Pembahasan
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan karena Ny.E memiliki
pendidikan SMA dimana asuhan yang akan dilakukan oleh petugas
kesehatan berpengaruh dalam tindakan yang akan dilakukan.
f. Pekerjaan
1) Tinjauan pustaka
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya,
karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.
(Anggraini,2010;135)
82
2) Tinjauan kasus
Dalam kasus ini Ny. E bekerja sebagai ibu rumah tangga dan
suaminya bekerja sebagai wiraswasta (kurir).
3) Pembahasan
Berdasarkan Tinjauan pustakadan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena suami Ny.E mendapat penghasilan tetap setiap
bulan sehingga kebutuhan nutrisi Ny.E terpenuhi
g. Alamat
1) Tinjauan pustaka
Ditanya untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan.
(Anggraini,2010;135)
2) Tinjauan kasus
Alamat rumah Ny.E adalah Jl.Pulau Bacan Kampung Sawah Bandar
Lampung.
3) Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena Ny.E
memiliki alamat rumah yang lengkap untuk mempermudah dalam
melakukan kunjungan rumah bila suatu saat akan diperlukan.
h. Keluhan
1) Tinjauan pustaka
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan
masa nifas, misalnya pasien merasa mulas,.(Anggraini,2010;135)
83
Ibu mengeluh saat menyusui, puting susu dapat mengalami lecet-lecet,
retak, atau terbentuk celah. Biasanya keadaan ini terjadi dalam
minggu pertama setelah bayi lahir. Masalah ini dapat hilang dengan
sendirinya jika ibu merawat payudara dengan baik dan teratur.
(reni,2014;114)
2) Tinjauan kasus
Dalam kasus ini Ny.E mengatakan keluhannya yaitu nyeri pada puting
susu bagian kanan.
3) Pembahasan
Dalam kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus
karena Ny.E mengalami puting susu lecet pada 3 hari post partum
yaitu involusi berjalan dengan normal, tidak adanya tanda infeksi
masa nifas kebutuhan nutrisi terpenuhi, terdapat masalah menyusui,
dan dapat mejaga kehangatan bayinya sesuai dengan teori.
i. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
a) Tinjauan pustaka
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubunganya dengan
masa nifas dan bayinya.
(Anggraini,2010;135)
b) Tinjauan kasus
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit apapun
84
c) Pembahasan
Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus
karena Ny.E sedang tidak menderita penyakit apapun.
2) Riwayat kesehatan yang lalu
a) Tinjauan pustaka
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
riwayat penyakit akut, kronis seperti: jantung, DM, hipertensi,
asma yang dapat mempengaruhi masa nifas ini.
(Anggraini,2010;135)
b) Tinjauan kasus
Ibu mengatakan sebelumnya belum pernah mengalami riwayat
penyakit kronis.
c) Pembahasan
Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus
karena Ny.E memang tidak pernah mengalami penyakit kronis
sebelumnya.
3) Riwayat kesehatan keluarga
a) Tinjauan pustaka
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruh penyakitkeluarga terhadap gangguan kesehatan pasien
dan bayi, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya.
(Anggraini,2010;135)
85
b) Tinjauan kasus
Ibu mengatakan keluarganya tidak ada yang sedang/pernah
menderita penyakit apapun
c) Pembahasan
Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus
karena didalam keluarga Ny.E tidak ada yang sedang/pernah
menderita penyakit sehingga tidak ada pengaruh terhadap
kesehatan Ny.E dan bayinya.
j. Riwayat obstetric
1) Tinjauan pustaka
Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis persalinan sepontan,
keadaan bayi meliputi PB (Panjang Badan), BB (Berat Badan),
penolong persalinan mengalami kelainan atau tidak yang
mempengaruhi pada masa nifas saat ini. (Anggraini,2010;136)
Saat menyusui, puting susu dapat mengalami lecet-lecet, retak,
atau terbentuk celah pada ibu primi. Biasanya keadaan ini terjadi
dalam minggu pertama setelah bayi lahir. (Reni,2014;114)
2) Tinjauan kasus
Dalam riwayat obstetrik Ny.E P3A0pada persalinan sekarang Ny E
melahirkan pada tanggal 6juni 2016, jenis persalinan spontan
menangis kuat, jenis kelamin anak Laki-laki dengan berat badan 3200
gram, panjang badan 50 cm dan ditolong oleh bidan. Pada hari ke 3
postpartum puting susu ibu mengalami lecet
86
3) Pembahasan
Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dari kasus
karena Ny.E melahirkan secara spontan pervaginam dan masa nifas
ibu tidak ada tanda infeksi. Ibu merupakan primi paritas yang terjadi
puting susu lecet pada 3 hari postpartum.
k. Riwayat KB
1) Tinjauan pustaka
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi
jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan
kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas ini dan beralih ke
kontrasepsi apa. (Anggraini,2010;136)
2) Tinjauan kasus
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi KB.
3) Pembahasan
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus
dikarenakan Ny.E belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
apapun.
l. Pola kebutuhan sehari-hari
1) Nutrisi
a) Tinjauan pustaka
Menggambarkan Tentang Pola Makan Dan Minum, Frekuensi,
Banyaknya, Jenis Makanan,Makanan Pantangan.
(Anggraini,2010;h.137)~
87
b) Tinjauan kasus
ibu makan dengan nasi, ayam/daging/tahu/tempe, sayuran
hijaudengan porsi 1 piring 4x/hari, setiap harinya ibu makan
dengan menu yang berbeda dan tidak ada pantangan dalam
makanan dan minum air 7-8 gelas/hari.
c) Pembahasan
Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus
karena Ny.E telah makan dengan 1 porsi yang cukup dan teratur
dengan frekuensi 4 kali sehari serta mengkonsumsi makanan yang
mengandung karbohidrat, protein, vitamin, zat besi dan zat kapur
yang berguna untuk proses produksi ASI, ASI itu sendiri yang akan
dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya, serta
mengatur kelancaran metabolisme didalam tubuh.
2) Pola eliminasi
a) Tinjauan pustaka
Ibu diminta untuk buang air kecil minimal 6 jam post partum,
apabila setelah 8 jam post partum ibu belum dapat berkemih maka
ibu hendaknya dilakukan katerisasi. Untuk pola buang air besar,
setelah 2 hari ibu diharapkan sudah dapat buang air besar, jika pada
hari ke 3 ibu belum dapat buang air besar maka ibu diberi obat per-
oral atau per-rektal.
(Saleha, 2009;73)
88
b) Tinjauan kasus
Ibu mengatakan sudah buang air kecil 4-5 kali/hari sejak masa nifas
berlangsung, dengan bau khas warna kuning jernih dan sudah
buang air besar 1kali/hari konsistensi lunak warna kekuningan
c) Pembahasan
Dalam kasus ini ibu sudah dalam 3 hari post partum dan ibu sudah
BAB (Buang Air Besar) dan BAK (Buang Air Kecil) secara
normal. Berdasarkan Tinjauan pustakadan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena ibu sudah BAB(Buang Air Besar) dan BAK
(Buang Air Kecil).
3) Pola istirahat
a) Tinjauan pustaka
Melahirkan merupakan rangkaian peristiwa yang memerlukan
tenaga, sehingga setelah melahirkan ibu merasa lelah sehingga
memerlukan istirahat yang cukup, yaitu sekitar 8 jam pada malam
hari dan 1 jam pada siang hari.
(Astutik Reni, 2015;h. 84)
b) Tinjauan kasus
Ibu mengatakan tidur siang 1/2 jam, dikarenakan pada siang hari
bayi istirahat, dan ibu pun ikut istirahat dan tidur malam 5 jam
sehari, dikarenakan pada malam hari ibu menyusui bayinya,
sehingga istirahat ibu berkurang.
89
c) Pembahasan
Dalam hal ini ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus karena
dalam kasus ini pada istirahat siang ibu istirahat 1/2 jam dan tidur
malam 5 jam sehari jam dikarenakan bayi terbangun dan menyusu
pada malam hari, hal ini dapat menghambat proses involusi uterus
dan produksi pengeluaran ASI ibu.
4) Personal hygiene
a) Tinjauan pustaka
Pada masa post partum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi.
Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah
terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan
lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga.(Saleha,2009;73)
b) Tinjauan kasus
Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, ganti pembalut 4-5 kali/hari
atau tiap setelah buang air kecil. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
pada ibu.
c) Pembahasan
Dalam hal ini Ny E dapat menjaga kebersihan dirinya sehingga
tidak terdapat kesenjanganantara teori dengan kasus.
5) Pola seksual
a) Tinjauan pustaka
Dinding vagina kembali pada keadaan sebelum hamil dalam
waktu 6-8 minggu. Secara fisik aman untuk memulai hubungan
suami istri begitu darah merah berhenti, dan ibu dapat memasukkan
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL
JUDUL

More Related Content

What's hot (17)

Kti batyol ladislaus
Kti batyol ladislausKti batyol ladislaus
Kti batyol ladislaus
 
Kti mera putri
Kti mera putriKti mera putri
Kti mera putri
 
Kti setiya rahayu
Kti setiya rahayuKti setiya rahayu
Kti setiya rahayu
 
Kti wahyu andriyani
Kti wahyu andriyaniKti wahyu andriyani
Kti wahyu andriyani
 
Kti la ode ili
Kti la ode iliKti la ode ili
Kti la ode ili
 
Shinta pramita sari
Shinta pramita sariShinta pramita sari
Shinta pramita sari
 
Kti la ode safar
Kti la ode safarKti la ode safar
Kti la ode safar
 
Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea
Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesareaAsuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea
Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea
 
Kti ita ariani
Kti  ita arianiKti  ita ariani
Kti ita ariani
 
Kti lulu ilma wiani
Kti lulu ilma wianiKti lulu ilma wiani
Kti lulu ilma wiani
 
Makalah manajemen it full
Makalah manajemen it fullMakalah manajemen it full
Makalah manajemen it full
 
Kti devi mandasari
Kti devi mandasariKti devi mandasari
Kti devi mandasari
 
Kti la ode eko purwanto
Kti la ode eko purwantoKti la ode eko purwanto
Kti la ode eko purwanto
 
Kti dian sefrina
Kti dian sefrinaKti dian sefrina
Kti dian sefrina
 
Kti sasi fitriani
Kti sasi fitrianiKti sasi fitriani
Kti sasi fitriani
 
Kti mas udin
Kti mas udinKti mas udin
Kti mas udin
 
129964225 65634330-kti-pengetahuan-ibu-hamil-tentang-kehamilan-risiko-tinggi-...
129964225 65634330-kti-pengetahuan-ibu-hamil-tentang-kehamilan-risiko-tinggi-...129964225 65634330-kti-pengetahuan-ibu-hamil-tentang-kehamilan-risiko-tinggi-...
129964225 65634330-kti-pengetahuan-ibu-hamil-tentang-kehamilan-risiko-tinggi-...
 

Similar to JUDUL (20)

Kti risa yulia listyani
Kti risa yulia listyaniKti risa yulia listyani
Kti risa yulia listyani
 
Kti habibah
Kti habibahKti habibah
Kti habibah
 
Kti
KtiKti
Kti
 
Kti bella citra andara
Kti bella citra andaraKti bella citra andara
Kti bella citra andara
 
Kti la ode ali anugrah jufri
Kti la ode ali anugrah jufriKti la ode ali anugrah jufri
Kti la ode ali anugrah jufri
 
Kti la ode ali anugrah jufri
Kti la ode ali anugrah jufriKti la ode ali anugrah jufri
Kti la ode ali anugrah jufri
 
Kti dwi
Kti dwiKti dwi
Kti dwi
 
Kti
KtiKti
Kti
 
Kti reni sapitria
Kti reni sapitriaKti reni sapitria
Kti reni sapitria
 
Kti suci nala
Kti suci nalaKti suci nala
Kti suci nala
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
 
Kti suzan yacoba mustamu AKBID YKN BAU BAU
Kti suzan yacoba mustamu AKBID YKN BAU BAUKti suzan yacoba mustamu AKBID YKN BAU BAU
Kti suzan yacoba mustamu AKBID YKN BAU BAU
 
Kti laila maharani
Kti laila maharaniKti laila maharani
Kti laila maharani
 
Kti rini AKBID YKN BAU BAU
Kti rini AKBID YKN BAU BAUKti rini AKBID YKN BAU BAU
Kti rini AKBID YKN BAU BAU
 
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilanAsuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
 
Komprehensif gita trisetiati
Komprehensif gita trisetiatiKomprehensif gita trisetiati
Komprehensif gita trisetiati
 
Kti isma ekawati
Kti isma ekawatiKti isma ekawati
Kti isma ekawati
 
Kti isma ekawati
Kti isma ekawatiKti isma ekawati
Kti isma ekawati
 
Kti wayan seli novela
Kti wayan seli novelaKti wayan seli novela
Kti wayan seli novela
 
Kti wa marwani AKBID YKN BAU BAU
Kti wa marwani AKBID YKN BAU BAUKti wa marwani AKBID YKN BAU BAU
Kti wa marwani AKBID YKN BAU BAU
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 

JUDUL

  • 1. 1 ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS TERHADAP NY.E UMUR 28 TAHUN P3 A0 POST PARTUM HARI KE 3 DENGAN PERAWATAN PUTING SUSU LECET DI BPS IMELDA Amd.Keb DI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH Disusun Oleh: Rahmiza Gusfina ( 201305031) AKADEMI KEBIDANAN NADIRA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016
  • 2. 2 ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS TERHADAP NY.E UMUR 28 TAHUN P3 A0 POST PARTUM HARI KE 3 DENGAN PERAWATAN PUTING SUSU LECET DI BPS IMELDA, AMD.KEB DI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan Disusun Oleh : RAHMIZA GUSFINA (201305031) AKADEMI KEBIDANAN NADIRA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016 i
  • 3. 3 PERSETUJUAN Diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di depan TIM Penguji dalam Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan Nadira Hari : Tanggal : Pembimbing Anggi Novita Dewi S.ST 30910020 ii
  • 4. 4 LEMBAR PENGESAHAN Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan Nadira pada : Hari : Tanggal : Penguji I Penguji II Mengetahui Direktur Adhesty Novita Xanda. SST. M. KeS NIK 11402052 iii
  • 5. 5 CURRICULUM VITAE Data Pribadi Nama : Rahmiza Gusfina Nim : 20130503 Tempat/Tanggal Lahir : Metro, 15 Agustus 1994 Agama : Islam Alamat : Lingkungan IV, Bandar Jaya Timur Lampung Tengah Angkatan : V (Lima) Riwayat Pendidikan 1. TK Aq nur, bandar jaya, tahun 2001 2. SD Negeri 6 Bandar Jaya, Tahun 2002 s/d 2007 3. SMP Negeri 4 Seputih Jaya, Tahun 2008 s/d 2010 4. SMA Yos Sudarso Bandar Jaya, Tahun 2011 s/d 2013 iv
  • 6. 6 ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS TERHADAP NY.E UMUR 28 TAHUN P3 A0 POST PARTUM HARI KE 3 DENGAN PERAWATAN PUTING SUSU LECET DI BPS IMELDA, AMD.KEB DI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016 Rahmiza Gusfina, Anggi Novita Dewi S.ST INTISARI Study kasus ini membahas tentang Asuhan Kebidanan dengan perawatan puting susu lecet. Dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI) terkadang ada beberapa masalah yang dapat menyebabkan akhirnya ASI yang harusnya didapatkan bayi dari ibunya akan mengalami hambatan bahkan adakalanya bayi tidak mendapatkan sama sekali ASI dari ibunya, menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusui . Tujuan penelitian ini ialah memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. E Umur 28 Tahun P3A03 Hari Post partum Dengan Puting Susu Lecet di BPM Imelda Amd.Keb Bandar Lampung Tahun 2016. Maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa penulis mampu melakukan pengkajian, interprestasi data diagnose masalah dan kebutuhan, antisipasi, rencana, asuhan, asuhan pelaksanaan, dan evaluasi. Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis dapat menyimpulkan saran sebagai berikut, Bagi Institusi Pendidikan dengan telah disusunnya karya tulis ilmiah ini institusi pendidikan dapat menyediakan referensi buku yang lebih terbaru untuk menambah wawasan, Bagi Lahan Praktik Pada pihak Bidan Praktik Swasta dapat meningkatkan konseling tentang tekhnik menyusui dan dibuat poster tentang tekhnik menyusui, Bagi Pasien Pada pasien dapat lebih memperhatikan bagaimana caranya menyusui yang baik dan benar sehingga tidak menyebabkan puting susu lecet Sehingga ibu dapat secara langsung mengatasi masalah yang terjadi pada masa nifas. Kata Kunci : Putting Susu Lecet Kepustakaan : 2007-2015 (18 buku) Jumlah Hal : 116 Halaman v
  • 7. 7 MOTTO INGATLAH BAHWA KESUKSESAN SELALU DISERTAI DENGAN KEGAGALAN BY : Rahmiza Gusfina vi
  • 8. 8 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ” Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny.E Umur 28 Tahun P3 A0 Post Partum Hari Ke 3 Dengan Perawatan Puting Susu Lecet Di BPS Imelda, Amd.Keb Di Bandar Lampung Tahun 2016”. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Adhesty Novita Xanda, SST..M,Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Nadira Bandar Lampung; 2. Anggi Novita Dewi S.ST selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah 3. Imelda Amd. Keb selaku pemilik BPS 4. Seluruh Staf dan Dosen Pengajar Akademi Kebidanan Nadira Bandar Lampung; Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan serta pengetahuan kepada semua pihak pada umumnya Bandar Lampung, Juni 2016 Penulis vii
  • 9. 9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...................................................................................i LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................ii LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................iii CURICULUM VITAE................................................................................iv INTISARI ...................................................................................................v MOTTO ......................................................................................................vi KATA PENGANTAR.................................................................................vii DAFTAR ISI...............................................................................................viii DAFAR TABEL..........................................................................................x DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.........................................................................1 B. Rumusan masalah.....................................................................4 C. Tujuan......................................................................................4 D. Ruang Lingkup.........................................................................6 E. Manfaat Studi Kasus ................................................................6 F. Metodologi dan Teknik Memperoleh Data................................7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Medis............................................................10 B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan............................................40 C. Landasan Hukum Kewenangan Bidan.......................................53 BAB III TINJAUAN KASUS A. Data Subjektif...........................................................................64 B. Data Objektif............................................................................58 C. Matrik.......................................................................................62 BAB IV PEMBAHASAN A. Pengumpulan Data Dasar..........................................................80 B. Interprestasi Data Dasar............................................................97 C. Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial...................100 D. Tindakan Segera Dan kolaborasi...............................................101 E. Perencanaan..............................................................................102 F. Melaksanakan Perencanaan .....................................................105 G. Evaluasi....................................................................................111 viii
  • 10. 10 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..............................................................................115 B. Saran ........................................................................................116 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix
  • 11. 11 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tinggi fundus uteri dan berat uterus .............................................16 Tabel 3.1 Matriks..........................................................................................62 Tabel 4.1 Tinggi fundus uteri dan berat uterus ..............................................97 x
  • 12. 12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Lembar konsul Lampiran 2 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Lampiran 3 : Leaflet Lampiran 4 : Dokumentasi xi
  • 13. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti ke keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. (Saleha,2009;h. 2). Asuhan pada periode setelah kelahiran sangat penting. Tidak hanya untuk keberlangsungan hidup saja, tetapi juga untuk masa depan ibu dan bayi yang baru lahir. Perubahan besar terjadi selama periode ini menentukan kesejahteraan mereka dan potensi masa depan yang sehat. (Astuti, et all, 2015;h. 2). Pelayanan pascapersalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI. (Prawirohardjo, 2010;h. 356). Terkait hal tersebut pemberian ASI menyelamatkan sekitar 1,5 juta pertahun dari kesakitan dan kematian demikian halnya di Indonesia,lebih dari 25.000 bayi dapat di selamatkan dengan pemberian ASI. (Astuti,et.all,2015;h:-115).
  • 14. 2 Dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI) terkadang ada beberapa masalah yang dapat menyebabkan akhirnya ASI yang harusnya didapatkan bayi dari ibunya akan mengalami hambatan bahkan adakalanya bayi tidak mendapatkan sama sekali ASI dari ibunya, padahal bayi mempunyai hak penuh terhadap ASI tersebut, terkadang tenaga kesehatan melupakan hak-hak bayi untuk mendapatkan ASI ibunya, atau bahkan ibunya sendiri melupakan hak anaknya untuk mengkonsumsi ASI ibunya, hal ini mungkin bukan suatu kesengajaan akan tetapi karena ketidaktahuan ibu karena beberapa masalah yang dihadapinya. (Rukiyah, et all, 2011;h. 35). Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusui. (Dewi dan Sunarsih, 2011; h. 35). Pada keadaan ini, seorang ibu sering menghentikan proses menyusui karena putingnya sakit. Dalam hal ini, perlu diperhatikan ibu adalah mengecek bagaimana perlekatan ibu dan bayi, serta mengecek apakah terdapat infeksi candida (dimulut bayi) (Sulistyawati,2009;h. 32). ASI yang tidak diberikan secara adekuat akan mengakibatkan payudara menjadi bengkak. Pembengkakan terjadi karena ASI tidak disusui secara
  • 15. 3 adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada system duktus yang mengakibatkan terjadinya pembengkakan. (Anggraini, 2010; h 28). Seorang ibu perlu mendapat dukungan tentang cara menyusui yang benar. Cara meletakkan bayi pada payudara ketika menyusui berpengaruh terhadap keberhasilan menyusui. Bidan, dokter, serta petugas kesehatan lainnya dapat membantu untuk mengatur posisi menyusui yang benar atau dengan mendemonstrasikan teknik menyusui sehingga ibu berhasil menyusui (Astuti, et all, 2015;h 178). Pemberian ASI ekslusif serta proses menyusui yang benar merupakan sarana yang dapat diandalkan untuk membangun SDM yang berkualitas. ASI adalah makanan yang paling sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada enam bulan pertama. Selain itu, dalam proses menyusui yang benar, bayi akan mendapatkan perkembangan jasmani, emosi, maupun spiritual yang baik dalam kehidupannya (Saleha, 2009; h 28). Dari hasil Pre survei penelitian yang di dapatkan di BPM Imelda Amd.Keb di dapatkan hasil dari bulan Januari sampai bulan Juni 2016 di BPM Imelda Amd.Keb Bandar Lampung terdapat 42 ibu melahirkan dan 17 ibu yang mengalami puting susu lecet.
  • 16. 4 Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengambil judul yaitu Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Terhadap Ny. E Umur 28 Tahun P3A03Hari Postpartum dengan puting susu lecet di BPM Imelda Amd.Keb Bandar Lampung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka di identifikasi rumusan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai berikut “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny.E Umur 28 Tahun PA03 Hari Postpartum Dengan Puting Susu Lecet di BPM Imelda Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2016?” C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Penulis mampu memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. E Umur 28 Tahun P3A03 Hari Post partum Dengan Puting Susu Lecet di BPM Imelda Amd.Keb Bandar Lampung Tahun 2016. 2. Tujuan khusus a. Untuk dapat melakukan pengkajian data Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. E Umur 28 Tahun P3A03 hari Post partum Dengan Puting Susu Lecet di BPM Imelda Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2016. b. Untuk dapat melakukan interpretasi data dasar pada Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. E Umur 28 Tahun P3A03 hari Post partum
  • 17. 5 Dengan Puting Susu Lecet di BPM Imelda Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2016. c. Untuk dapat menentukan diagnosa atau masalah potensial Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. E Umur 28 Tahun P3A03 hari Post partum Dengan Puting Susu Lecet di BPM Imelda Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2016. d. Untuk mengetahui tindakan segera /kolaborasi Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Terhadap Ny. E Umur 28 Tahun P3A0 3 hari Post partum Dengan Puting Susu Lecet di BPM Imelda Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2016. e. Untuk dapat menentukan rencana tindakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. E Umur 28 Tahun P3A03 hari Post partum Dengan Puting Susu Lecet di BPM Imelda Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2016. f. Untuk dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu nifas Terhadap Ny. E Umur 28 Tahun P3A03 hari Post partum Dengan Putting Susu Lecet BPM Imelda Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2016. g. Untuk dapat mengevaluasi Asuhan Kebidanan yang telah dilakukan pada Ibu Nifas Terhadap Ny. E Umur 28 TahunP3A03 hari Post partum Dengan Putting Susu Lecet di BPM Imelda Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2016.
  • 18. 6 D. Ruang Lingkup 1. Sasaran Obyek penelitian dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah ibu nifas terhadap Ny. E umur 28 tahun P3A0 3 hari post partum dengan puting susu lecet 2. Tempat Dilaksanakan di BPM Imelda Amd.Keb Bandar Lampung tahun 2016 3. Waktu Pada tanggal 06 Juni 2016. E. Manfaat Penelitian 1. Institusi Institusi Hasil penelitian dapat menjadi sumber bacaan dan salah satu bahan referensi bagi mahasiswi Akademi Kebidanan Nadira Bandar Lampung dalam menerapkan ilmu dan sebagai acuan khususnya pada ibu nifas. 2. Bagi Lahan Praktek Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi untuk meningkatkan pelayanan sehingga dapat memberi pelayanan yang berkualitas terhadap ibu nifas. 3. Bagi Pasien Dapat memberikan informasi pada pasien agar lebih mengerti tentang masa nifas dan di jadikan pengalaman untuk kelahiran selanjutnya
  • 19. 7 4. Bagi Penulis Dengan melaksanakan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mempunyai pengalaman dan dapat menerapkan ilmu yang telah di peroleh di bangku kuliah serta sebagai syarat menyelesaikan program study DIII Kebidanan. F. Metode Penulisan Dan Teknik Memperoleh Data 1. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah metode penelitian Deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian Deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah- langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengelolaan/analisis data, membuat kesimpulan dan laporan (Sibagariang et. all, 2010 ;h. 62). 2. Teknik Memperoleh Data Untuk memperoleh data teknik yang di gunakan sebagai berikut : a. Data primer 1) Wawancara Adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti ( responden ) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face ) (sibagariang et. all, 2010 ; h. 99)
  • 20. 8 Wawancara di lakukan dengan cara : a) Auto anamnesa Adalah anamnesis yang di lakukan kepada pasien langsung.Jadi data yang di peroleh adalah data primer, karena langsung dari sumbernya. b) Allo anamnesa Adalah anamnesis yang di lakukan kepada keluarga pasien untuk memperoleh data tentang pasien.Ini dilakukan pada keadaan darurat ketika pasien tidak memungkinkan lagi untuk memeberikan data yang akurat. (Sulistyawati,2011.h.166). c) Pengkajian fisik Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda- tanda vital, meliputi : (1) Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi) (2) Pemeriksaan penunjang ( laboratorium dan catatan terbaru serta catatan sebelumnya) (Soepardan ,2011;h. 98). d) Observasi Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti. Dalam metode observasi ini, instrumen yang dapat digunakan, antara lain: lembar
  • 21. 9 observasi, panduan pengamatan (observasi) atau lembar cheklist. (Hidayat,2011;h.99). b. Data Sekunder 1) Studi Kepustakaan Menurut Sekaran (2006) dalam Hidayat (2012) merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka mencari landasan teoritis dari permasalahan penelitian. Selain itu studi kepustakaan juga merupakan dokumentasi dari tinjauan menyeluruh terhadap karya publikasi dan non publikasi, sehingga peneliti bisa memastikan bahwa tidak ada variabel penting dimasa lalu yang ditemukan berulang kali mempunyai pengaruh atas masalah, yang terlewatkan. Studi kepustakaan yang baik akan menyediakan dasar untuk menyusun kerangka teoritis yang komprehensif dimana hipotesis dapat dibuat untuk diuji. (Hidayat,2012;h. 42) 2) Dokumentasi Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari dokumentasi asli.Dokumentasi asli tersebut dapat berupa gambar, tabel atau daftar periksa, dan film dokumenter (Hidayat,2012;h.100).
  • 22. 10 BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Medis 1. Pengertian masa nifas Masa nifas (puerpurium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil).Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. (sulistyawati,2009,hal;1) Masa nifas (puerpurium) dimulai setelah plasenta lahir berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan.(anggraini,2010:1) 2. Tujuan Asuhan Masa Nifas Tujuandari pemberian asuhan pada masa nifas untuk : a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis b. Melaksanakan skrining secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari. d. Memberikan pelayanan keluarga berencana e. Mendapatkan kesehatan emosi (Heryani,2012,hal;4)
  • 23. 11 3. Tahapan Masa Nifas Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu puerpurium dini, puerpurium intermedial, dan remote puerpurium.Perhatikan penjelasan berikut. a. Puerpurium dini Puerpurium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari. b. Puerpurium intermedial Puerpurium intermedial merupakan masa kepulihan menyeluruh alat- alat genetalia, yang lamanya sekitar 6-8 minggu. c. Remote puerpurium Remote puerpurium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.Waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsung selama berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan. (Sulistyawati,2009,hal;5) 4. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas Pada Kebijakan Program Nasional Masa Nifas paling sedikit 4 kalikunjungan yang dilakukan. Hal ini untuk menilai untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir serta untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi antara lain sebagai berikut. a. 6-8 jam setelah persalinan Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
  • 24. 12 1) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila pendarahan berlanjut. 2) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggotakeluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. 3) Pemberian ASI awal. 4) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir. 5) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hiportemi. b. 6 hari setelah persalinan 1) Memastikan involusi uterus berjalan normal. 2) Menilai adanya tanda-tanda demam,infeksi, dan perdarahan abnormal. 3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat. 4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkantanda-tanda penyulit. 5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi dan tali pusat,serta menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari. c. 2 minggu setelah persalinan Memastikan rahim sudah kembali normal dengan mengukur dan meraba bagian rahim.
  • 25. 13 d. 6 minggu setelah persalinan 1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami. 2) Memberikan konseling untuk KB secara dini. (Dewi dan Sunarsih,2011;h. 4-5). Pengelempokan ASI 1) Asi stadium 1 Pada asi stadium 1 terdapat kolotrum yakni cairan pertama yang di ekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 – 4 setelah persalinan; colostrums berwarna kuning ke emasan menggandung tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup. 2) ASI Stadium 2 Pada ASI stadium 2 merupakan ASI peralihan yang diproduksi pada hari ke 4 sampai hari ke 10, komposisi protein lebih rendah sedangkan lemak tinggi, volume ASI semakin meningkat 3) ASI Stadium 3 Pada ASI stadium 3 ASI sudah matur pada hari ke 10 dan sterusnya, nutrisi berubah sesuai kebutuhan bayi samapi usia 6 bulan (Rukiyah et all, 2011; h. 28) 5. Perubahan fisiologi masa nifas Selama hamil, terjadi perubahan pada sistem tubuh wanita, diantaranya terjadi perubahan pada sistem reproduksi, sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem musculoskeletal, sistem endokrin, sistem
  • 26. 14 kardiovaskuler, sistem hematologi, dan perubahan pada tanda-tanda vital.Setelah kelahiran bayi dan pengeluaran plasenta, ibu mengalami suatu periode pemulihan kembali kondisi fisik dan psikologisnya. Yang diharapkan pada periode 6 minggu setelah melahirkan adalah semua system dalam tubuh ibu akan pulih dari berbagai pengaruh kehamilan dan kembali pada keadaan sebelum hamil. Secara fisiologis, seorang wanita yang telah melahirkan akan perlahan- lahan kembali seperti semula. Alat reproduksi sendiri akan pulih setelah enam minggu.: (Anggraini,2010,h;31) Perubahan Sistem Reproduksi : a. Uterus Pada uterus terjadi proses involusi. Proses involusi adalah proses kembalinya uterus kedalam keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus.Pada tahap ketiga persalinan uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Pada saat ini, besar uterus kira-kira sama besar uterus sewaktu usia kehamilan 16 minggu (kira-kira sebesar jeruk asam) dan besarnya kira-kira 100 gram. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus uteri mencapai kurang lebih 1 cm di atas umbilikus. Dalam beberapa hari kemudian, perubahan involusi berlangsung dengan cepat.Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari pascapartum keenam fundus normal akan berada di
  • 27. 15 pertengahan antara umbilikus dan simfisis pubis. Uterus tidak bisa dipalpasi pada abdomen pada hari ke-9 pascapartum. Uterus pada waktu hamil penuh beratnya 11 kali berat sebelum hamil, berinvolusi kira-kira 500 gr 1 minggu setelah melahirkan dan 350 gr (11 sampai 12 ons) 2 minggu setelah lahir. Seminggu setelah melahirkan uterus berada di dalam panggul sejati lagi.Pada minggu keenam, beratnya menjadi 50-60 gr. Peningkatan kadar esterogen dan progesteron bertanggung jawab untuk pertumbuhan masif uterus selama hamil. Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk kembali pada keadaan tidak hamil.Penyebab subivolusi yang paling sering adalah tertahannya fragmen plasenta dan infeksi. (Dewi & Sunarsih,2011,h;55) Dalam masa nifas, uterus akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
  • 28. 16 Tabel 2.1 Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi sebagai berikut : Waktu Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat uterus Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram Plasenta Lahir Dua jari bawah pusat 750 gram 1 minggu Pertengahan pusat-simfisis 500 gram 2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram 6 minggu Bertambah kecil 50 gram 8 minggu Sebesar Normal 30 gram (Rukiyah,et all,2011,h;55,57) b. Lokia Lokia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina selama masa nifas. Berikut ini adalah beberapa jenis lokia yang terdapat pada masa nifas : 1) Lokia rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, set-set desidua, verniks caseosa, lanugo, dan mekoneum selama 2 hari pascapersalinan. Inilah lokia yang akan keluarselama dua sampai tiga hari postpartum. 2) Lokia sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah dan lendir yang keluar pada hari ke-3 sampai ke-7 pascapersalinan. 3) Lokia serosa adalah lokia berikutnya. Dimulai dengan versi yang lebih pucat dari lokia rubra. Lokia ini berbentuk serum dan berwarna merah jambu kemudian menjadi kuning. Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke-7 sampai hari ke-14 pascapersalinan. Lokia alba mengandung terutama cairan serum, jaringan desidua, leukosit, dan eritrosit. 4) Lokia alba adalah lokia yang terakhir. Dimulaidari hari ke-14 kemudian makin lama makin sedikit hingga sama sekali berhenti
  • 29. 17 sampai satu atau dua minggu berikutnya. Bentuknya seperti cairan putih berbentuk krim serta terdiri atas leukosit dan sel-sel desidua. c. Serviks Segera setelah berakhirnya kala TU, serviks menjadi sangat lembek, kendur, dan terkulai.Serviks tersebut bisa melepuh dan lecet, terutama di bagian anterior. Serviks akan terlihat padat yang mencerminkan vaskularitasnya yang tinggi, lubang serviks lambat laun mengecil, beberapa hari setelah persalinan diri retak karena robekan dalam persalinan. Rongga leher serviks bagian luar akan membentuk seperti keadaan sebelum hamil pada saat empat minggu postpartum. d. Vagina Vagina dan lubang vagina pada permulaan puerpurium merupakan suatu saluran yang luas berdinding tipis.Secara berangsur-angsur luasnya berkurang, tetapi jarang sekali kembali seperti ukuran seorang nulipara.Rugae timbul kembali pada minggu ketiga.Himen tampak sebagai tonjolan jaringan yang kecil, yang dalam proses pembentukan berubah menjadi kurunkulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara. e. Payudara (mamae) Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara alami. Proses menyusui mempunyai dua mekanisme fisiologis, yaitu sebagai berikut : 1. Produksi susu
  • 30. 18 2. Sekresi susu atau let down Selama sembilan bulan kehamilan, jaringan payudara tumbuh dan menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi baru lahir. Setelah melahirkan, ketika hormon yang dihasilkan plasenta tidak ada lagi untuk menghambatnya kelenjar pituitari akan mengeluarkan prolaktin (hormon laktogenik). f. Sistem pencernaan Seorang wanita dapat merasa lapar dan siap menyantap makanannya dua jam setelah persalinan. Kalsium amat penting untukgigi pada kehamilan dan masa nifas, dimana pada masa ini terjadi penurunan konsentrasi ion kalsium karena meningkatnya kebutuhan kalsium pada ibu, terutama pada bayi yang dikandungnya untuk proses pertumbuhan janin juga pada ibu dalam masa laktasi. (Saleha,2009,h;55,57-59) g. Perubahan sistem perkemihan Fungsi sistem perkemihan 1) Mencapai hemostatis internal a) Keseimbangan cairan dan elektrolit Cairan yang terdapat dalam tubuh terdiri atas air dan unsur- unsur yang terlarut didalamnya. Sebanyak 70% dari air tubuh terletak didalam sel-sel dan dikenal sebagai cairan intraseluler. Kandungan air sisanya disebut cairan ekstraseluler.
  • 31. 19 b) Edema adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan akibat gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh. c) Dehidrasi adalah kekurangan cairan atau volume air yang terjadi pada tubuh karena pengeluaran berlebihan dan tidak diganti. 2) Keseimbangan asam basa tubuh Batas normal ph cairan tubuh adalah 7,35-7,40. Bila ph>7,4 disebut alkalosis dan jika ph<7,35 disebut asidosis. 3) Mengeluarkan sisa metabolisme, racun, dan zat toksin Ginjal mengekskresi hasil akhir metabolisme protein yang mengandung nitrogen terutama : urea, asam urat, dan kreatinin. (Dewi & Sunarsih,2011,h;63) h. Perubahan tanda-tanda vital 1) Suhu badan Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat celcius. Pasca melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,5 derajat celcius dari keadaan normal. Kenaikan suhu badan ini akibat dari kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan cairan maupun kelelahan. Kurang lebih pada hari ke-4 post partum, suhu badan akan naik lagi. Hal ini diakibatkan ada pembentukan ASI, kemungkinan payudara membengkak, maupun kemugkinan infeksi pada endometrium, mastitis, traktus genetalis ataupun sistem lain.
  • 32. 20 Apabila kenaikan suhu di atas 38 derajat cecius, waspada terhadap infeksi post partum. 2) Nadi Nadi dalam keadaan normal selama masa nifas kecuali karena pengaruh partus lama, persalinan sulit dan kehilangan darah yang berlebihan.Setiap denyut nadi diatas 100x/menit selama masa nifas adalah abnormal dan mengindikasikan pada infeksi atau haemoragic postpartum.Denyut nadi dan curah jantung tetap tinggi selama jam pertama setelah bayi lahir. Kemudian mulai menurun dengan frekuensi yang tidak diketahui.Pada minggu ke-8 sampai ke-10 setelah melahirkan, denyut nadi kembali ke frekuensi sebelum hamil. 3) Tekanan darah Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung keseluruh anggota tubuh manusia.Tekanan darah normal manusia adalah sistolik antara 90- 120 mmHg dan diastolik 60-80 mmHg.Pascamelahirkan pada kasus normal, tekanan darah biasanya tidak berubah.Perubahan tekanan darah menjadi lebih rendah pascamelahirkan dapat diakibatkan oleh perdarahan.Sedangkan tekanan darah tinggi pada postpartum merupakan tanda terjadinya pre eklamsia postpartum.Namun demikian, hal tersebut sangat jarang terjadi.
  • 33. 21 4) Pernafasan Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 kali permenit.Pada ibu postpartum umumnya pernafasan lambat dan normal.Hal ini dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat.Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas.Bila pernafasan pada masa postpartum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok. i. Perubahan sistem endokrin Keadaan hormon plasenta menurun dengan cepat, hormon plasenta laktogen tidak dapat terdeteksi dalam 24 jam post partum, hormon HCG menurun dengan cepat, estrogen turun sampai 10%. Hormon pituary nenyebabkan prolaktin meningkatkan dengan cepat selama kehamilan, wanita yang tidak laktasi prolaktin menurun sampai keadaan sebelum hamil dapat dipengaruhi seberapa banyak ibu munyusui. Hipolamik-pituari-ovarium mempengaruhi untuk seluruh wanita, menstruasi pertama sering menurut siklus abovulasi atau siklus yang diasosiasikan dengan ketidakcukupan fungsi konvus luteum. Diantara wanita laktasi, 15% memperoleh menstruasi setelah 6 minggu dan 45% setelah 12 minggu.
  • 34. 22 j. Hormon plasenta Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi oleh plasenta.Hormon plasenta menurun dengan cepat pasca persalinan.Penurunan hormon plasenta (human placental lactogen) menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 postpartum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 postpartum. k. Perubahan sistem musculoskeletal/diastasis rectie abdominis Sistem muskuloskeletal pada ibu selama masa pemulihan/postpartum termasuk penyebab relaksasi dan kemudian hipermobilitas sendi serta perubahan pada pusat gravitasi. Adaptasi sistem muskuluskeletal ibu yang terjadi mencakup hal-hal yang dapat membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran uterus. Stabilisasi sendi lengkap akan terjadi pada minggu ke-6 sampai ke-8 setelah wanita melahirkan. l. Perubahan sistem kardiovaskuler Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin kembali normal pada hari ke-5. Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada normal. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan
  • 35. 23 demikian daya koagulasi meningkat.Pembekuan darah harus dicegah dengan penganan yang cermat dan penekanan pada ambulasi dini. Volume darah normal yang diperlukan plasenta dan pembuluh darah uterin, meningkat selama kehamilan.Diuresis terjadi akibat adanya penurunan hormon esterogen, yang dengan cepat mengurangi volume plasma menjadi normal kembali. Meskipun kadar estrogen menurun selama nifas, namun kadarnya masih tetap tinggi daripada normal. Plasma darah tidak banyak mengandung cairan sehingga daya koagulasi meningkat. Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi.Selama masa ini ibu mengeluarkan banyak sekali jumlah urin.Hilangnya progesteron membantu mengurangi retensi cairan yang melekat dengan meningkatnya vaskuler pada jaringan tersebut selama kehamilan bersama-sama dengan trauma selama persalinan. Kehilangan darah pada persalinan pervaginam sekitar 300-400 cc, sedangkan kehilangan darah dengan persalinan seksio sesarea menjadi dua kali lipat.Perubahan yang terjadi terdiri dari volume darah dan hemokonsentrasi. Pada persalinan pervaginam, hemokonsentrasi akan naik dan pada persalinan seksio sesarea, hemokonsentrasi cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6 minggu.
  • 36. 24 m. Perubahan sistem hematologi Pada ibu masa nifas 72 jam pertama biasanya akan kehilangan volume plasma daripada sel darah, penurunan plasma di tambah peningkatan sel darah pada waktu kehamilan diasosikan dengan peningkatan hematokrtir, dan haemoglobin pada hari ketiga sampai tujuh hari setelah persalinan. Jumlah sel darah putih (leukosit) selama 10-12 setelah persalinan umumnya berkisar antar 20.000-25.000/mm, faktor pembekuan darah akan terjadi ekstensif setelah persalinan yang bersama dengan pergerakan, trauma atau sepsis bisa menyebabkan trombo emboli. Keadaan produksi tertinggi dan pemecahan fibrin mungkin akibat pengeluaran tempat pelepasan plasenta. (Rukiyah,et all,2011,h;67-74) 6. Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas a. Nutrisi dan cairan Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang, terutama kebutuhan protein dan karbohidrat.Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik, maka berat badan bayi akan meningkat, intergritas kulit baik, tonus otot, serta kebiasaan makan yang memuaskan. Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.
  • 37. 25 1) Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah air ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding selama hamil. Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nutrisi baik adalah 70 kal/100 ml dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira – kira 640 kal/hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal. Rata – rata ibu harus mengkonsumsi 2.300 – 2.700 kal ketika menyusui. Makanan yang dikonsumsi dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI, serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat, seperti: susunannya harus seimbang, porsinya cukup, dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, serta tidak mengandung alkohol, nikotin, bahan pengawet dan pewarna 2) Ibu memerlukan tambahan 20 gr protein diatas kebutuhan normal ketika menyusui. Jumlahini hanya 16% dari tambahan 500 kal yang dianjurkan. Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan pergantian sel – sel yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani dan protein nabati. Protein hewani antara lain telur, daging, ikan, udang, kerang, susu, dan keju. Sementara itu, Protein
  • 38. 26 nabati banyak terkandung dalam tahu, tempe, kacang-kacangan, dan lain-lain 3) Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Ibu menyusui dianjurkan minum 2 – 3 liter perhari dalam bentuk air putih, susu dan jus buah (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui). Mineral, air dan vitamin digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran metabolisme di dalam tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran metabolisme di dalam tubuh. Sumber zat pengatur tersebut bisa diperoleh dari semua jenis sayuran dan buah-buahan segar. 4) Pil zat besi (FE) harus diminum, untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pascabersalin. 5) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) sebanyak 2 kali yaitu pada 1 jam setelah melahirkan dan 24 jam setelahnya agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI. Buang Air kecil (BAK). Setelah ibu melahirkan, terutama bagi ibu yang pertama kali melahirkan akan terasa pedih bila BAK. Keadaan ini kemungkinan disebabkan oleh iritasi pada uterus sebagai akibat persalinan sehingga penderita takut BAK. Bila kandung kemih penuh, maka harus diusahakan agar penderita dapat buang air kecil sehingga tidak memerlukan penyadapan karena penyadapan bagaimanpun kecilnya akan membawa bahaya infeksi.
  • 39. 27 Miksi disebut normal bila dapat BAK spontan tiap 3-4 jam. Ibu diusahakan mampu buang air kecil sendiri, bila tidak, maka dilakukan tindakan berikut ini : 1) Dirangsang dengan mengalirkan air keran didekat klien 2) Mengompres air hangat di atas simfisis 3) Saat site bath (berendam air hangat) klien disuruh BAK. Bila tidak berhasil dengan cara di atas, maka dilakukan kateterisasi. Hal ini dapat membuat klien merasa tidak nyaman dan risiko infeksi saluran kemih tinggi.Oleh sebab itu, kateterisasi tidak dilakukan sebelum lewat enam jam postpartum. Buang Air Besar (BAB).Defekasi (buang air besar) harus ada dalam 3 hari postpartum. Bila ada obstipasi dan timbul koprostase hingga skibala (feses yang mengeras) tertimbun di rektum, mungkin akan terjadi febris.Bila terjadi hal demikian dapat dilakukan klisma atau diberi laksa per os (melalui mulut). Pengeluaran cairan lebih banyak pada waktu persalinan sehingga dapat memengaruhi terjadinya konstipasi. Biasanya bila penderita tidak BAB sampai 2 hari sesudah persalinan, akan di tolong dengan pemberian spuit gliserine/diberikan obat-obatan. Biasanya 2-3 hari post partum masih susah BAB, maka sebaiknya diberikan laksan atau paraffin (1-2 hari postpartum), atau pada hari ke-3 diberi laksan supositoria dan minum air hangat. Berikut adalah cara agar dapat BAB dengan teratur :
  • 40. 28 1) Diet teratur 2) Pemberian cairan yang banyak 3) Ambulasi yang baik 4) Bila takut buang air besar secara episiotomi, maka diberikan laksan supposotria.(Dewi &Sunarsih, 2011,h;71-74) b. Istirahat dan Tidur Hal-hal yang bisa dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan istarahat dan tidur adalah sebagai berikut 1) Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan 2) Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur. 3) Kurang istirahat akan memengaruhi ibu dalam beberapa hal: a) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi b) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan. c) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri. (Soleha,2009,h;74) Melahirkan merupakan rangkaian peristiwa yang memerlukan tenaga, sehingga setelah melahirkan ibu merasa lelah sehingga memerlukan istirahat yang cukup, yaitu sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. (Astutik Reni, 2015;h. 84)
  • 41. 29 c. Seksual Dinding vagina kembali pada keadaan sebelum hamil dalam waktu 6-8 minggu.Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti, dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri.Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasakan ketidaknyamanan, maka aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap. Hubungan seksual dapat dilakukan dengan aman ketika luka episiotomi telah sembuh dan lokia telah berhenti.Sebaiknya hubungan seksual dapat ditunda sedapat mungkin sampai 40 hari setelah persalinan karena saat itu diharapkan organ-organ tubuh telah pulih kembali. 7. Tanda bahaya pada masa nifas Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan pada masa nifas ini adalah: a. Demam tinggi hingga melebihi 38°C. b. Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian pembalut 2 kali dalam setengah jam), disertai gumpalan darah yang besar-besar dan berbau busuk. c. Nyeri perut hebat/rasa nyeri sakit dibagian bawah abdomen atau punggung, serta nyeri ulu hati. d. Sakit kepala parah/terus menerus dan pandangan nanar/masalah penglihatan. e. Pembengkakan pada wajah, jari-jari atau tangan.
  • 42. 30 f. Rasa sakit, merah, atau bengkak dibagian betis atau kaki. g. Payudara membengkak, kemerahan, lunak disertai demam. h. Puting payudara berdarah atau merekah, sehingga sulit untuk menyusui. i. Tubuh lemas dan terasa seperti mau pingsan, merasa sangat letih atau nafas gterengah-engah. j. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama. k. Tidak bisa Buang Air Besar selama tiga hari atau rasa sakit waktu Buang Air Kecil. l. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau diri- sendiri. 8. Masalah Dalam Pemberian ASI a. Kurang/Salah Informasi Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula sama baiknya atau bahkan lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila merasa bahwa ASI kurang. Petugas kesehatanpun masih banyak yang tidak memberikan informasi pada saat pemeriksaan kehamilan atau saat memulangkan bayi. b. Putting Susu Datar Atau Terbenam Putting yang kurang menguntungkan seperti ini sebanrnya tidak selalu menjadi masalah. Secara umum, ibu tetap masih dapat menyusui bayinya dan upaya selama antenatal umumnya kurang berguna, misalnya dengan memanipulasi hofmand, menarik-narik putting ataupun pengguna breast shield dan breast shell. Tindakan yang paling
  • 43. 31 efesien untuk memperbaiki keadaan ini adalah isapan langsung bayi yang kuat. Oleh karena itu, sebaiknya tidak dilakukan apa-apa, tunggu saja sampai bayi lahir. c. Putting Susu Lecet Putting susu lecet dapat disebabkan oleh trauma saat menyusui. Selain itu, dapat pula terjadi retak dan pembentukan celah-celah. Retakan pada putting susu dapat sembuh sendiri dalam waktu 48 jam. Beberapa penyebab putting susu lecet adalah sebagai berikut. 1) Tehnik menyusui yang tidak benar 2) Putting susu terpapar oleh sabun, krim, alkohol, ataupun zat iritan lain saat ibu membersihkan putting susu. 3) Moniliasis pada mulut bayi yang menural pada putting susu ibu 4) Bayi dengan tali lidah pendek (frenulum lingue) 5) Cara menghentikan menyusui yang kurang tepat Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi putting susu lecet adalah sebagai berikut: 1) Cari penyebab putting susu lecet 2) Selama putting susu diistirahatkan sebaiknya ASI tetap dikeluarkan dengan tangan, dan tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri atau bayi disusukan lebih dulu pada putting susu yang normal atau lecetnya sedikit.
  • 44. 32 3) Olesi putting susu dengan ASI akhir (hindmilk) tidak menggunakan sabun, krim, alkohol, ataupunzat iritan lain saat membersihkan payudara. 4) Menyusui lebih sering (8-12 kali dalam 24 jam) 5) Putting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu kurang lebih 1x24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar 2x24 jam. 6) Cuci payudara sekali sehari dan tidak dibenarkan untuk menggunakan sabun. 7) Posisi menyusui harus benar, bayi menyusu sampai ke kalang payudara dan susukan secara bergantian diantara kedua paudara. 8) Keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke putng yang lecet dan iarkan kering. 9) Penggunakan bra yang menyangga 10) Bila terasa sangat sakit boleh minum obat pengurang rasa sakit 11) Jika penyebabnya monilia diberi pengobatan dengan tablet Nystantin. d. Puting susu lecet Susu lecet dapat disebabkan trauma saat menyusui.Selainitu dapat pula terjadi retak dan pembentukan celah-celah. Retakan pada puttingsusu dapat sembuh sendiri dalam waktu 48 jam.Beberapa penyebab puting susu lecet adalah sebagai berikut 1) Teknik menyusui tidak benar
  • 45. 33 2) Puting susu terpapar oleh sabun, krim, alkohol,ataupun zat iritan lain saat ibu membersihkan puting susu 3) Moniliasis pada mulut bayi yang menular pada puting susu ibu. 4) Bayi dengan tali lidah pendek (frenulum lingue) 5) Cara menghentikan menyusui yang kurang tepat Hal yang perlu dilakukan untuk mengatasiputing susu lecet atau nyeri dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Cari penyebab puting lecet (posisi menyusui salah, candidiasis, atau dermatitis) 2) Obati penyebab puting lecet terutama perhatikan posisi menyusui 3) Kerjakan semua cara-cara menangani susu nyeri di atas tadi 4) Ibu dapat terus memberikan Asinya pada keadaan luka tidak begitu sakit 5) Olesi puting susu dengan ASI akhir (hindmilk), jangan sekali-kali memberikan obat lain, seperti krim, salep, dan lain-lain 6) Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan, untuk sementara waktu kurang lebih 1x24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar 2x24 jam 7) Selama puting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan dengan tangan, dan tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri 8) Cuci payudara sekali saja sehari dan tidak dibenarkan untuk menggunakan dengan sabun
  • 46. 34 9) Bila sangat menyakitkan, berhenti menyusui pada payudara yang sakit untuk sementara untuk memberi kesempatan lukanya menyembuh 10) Keluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan (jangan dengan pompa ASI) untuk tetap mempertahankan kelancaran pembentukan ASI 11) Berikan ASI perah dengan sendok atau gelas dengan menggunakan dot 12) Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula-mula dengan waktu yang lebih singkat 13) Bila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu, rujuk ke puskesmas (Kristiyanasari, 2011;h. 54-55) 9. Puting susu lecet Saat menyusui, puting susu dapat mengalami lecet-lecet, retak, atau terbentuk celah. Biasanya keadaan ini terjadi dalam minggu pertama setelah bayi lahir dengan insiden sekitar 23% ibu primipara dan 31% ibu multipara.Masalah ini dapat hilang dengan sendirinya jika ibu merawat payudara dengan baik dan teratur.(Astutik,2015,h;44) Puting susu lecet dapat disebabkan oleh trauma saat menyusui. Selain itu, dapat pula terjadi retak dan pembentukan celah-celah. Retakan pada puting susu dapat sembuh sendiri dalam waktu 48 jam. Beberapa penyebab puting susu lecet adalah sebagai berikut : a. Tekhnik menyusui yang tidak benar.
  • 47. 35 b. Puting susu terpapar oleh sabun, krim, alkohol, ataupun zat iritan lain saat ibu membersihkan puting susu. c. Monilisasi pada mulut bayi yang menular pada puting susu ibu. d. Bayi dengan tali lidah pendek (frenulum lingue) Cara menghetikan menyusui yang kurang tepat. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasiputing susulecet adalah sebagai berikut : a. Cari penyebab puting susu lecet b. Selama puting susu diistirahatkan, sebaikanya ASI tetap dikeluarkan dengan tangandan tidak diajurkan dengan alat pompa karena nyeri atau bayi disusukan lebih dulu pada puting susu yang normal atau lecetnya sedikit. c. Olesi puting susu dengan ASI akhir(hilk mild), tidak menggunakan sabun, krim, alkohol, ataupun zat iritan lain saat membersihkan payudara. d. Menyusui lebih sering(8-12 kali dalam 24 jam) e. Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu kurang lebih 1×24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar 2×24 jam. f. Cuci payudara sekali sehari dan tidak dibenarkanuntuk menggunakan sabun. g. Posisi menyusui harus benar, bayi menyusu sampai ke kalang payudara dan susukan secara bergantian di antara kedua payudara.
  • 48. 36 h. Keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke puttingyang lecet dan biarkan kering. i. Pergunakan bra yang menyangga j. Bila terasa sangat sakit boleh minum obatpengurang rasa sakit. k. Jika penyebabnya monilia, diberi pengobatan dengan tablet Nystatin. (Dewi & Sunarsih,2012,h;39-40) Hal yang perlu dilakukan untuk mengatasiputing susu lecet atau nyeri dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Olesi puting susu dengan ASI setiap kali hendak dansesudah menyusui. Hal ini untuk mempercepat sembuhnya lecet dan menghilang rasa perih. b. Jangan menggunakan bra yang terlalu ketat. c. Jangan membersihkan daerah areola dan puting susu dengan sabun, alkohol, dan obat-obatan yang dapat merangsang kulit atau puting susu. d. Cek bagaimana pelekatan ibu-bayi. e. Posisi menyusui hendaknya bervariasi untuk menghindari trauma yang terus-menerus pada tempat yang sama. f. Apakan terdapat infeksi candida(mulut bayi perlu dilihat), kulit merah, berkilat, kadang gatal, terasa sakit yang menetap, dan kulit kering bersisik(flaky). g. Lepaskan isapan bayi setelah selesai menyusui dengan cara yang benar, yaitu dengan menekan dagu bayi atau meletakkan jari kelingking ibu kesudut mulut bayi dan menekannya sampai lepas dari payudara. (Astutik,2014,h;115)
  • 49. 37 Sebanyak 57% ibu yang menyusui dilaporkan pernah menderita kelecetan pada puting. Penyebab lecet tersebut adalah sebagai berikut : a. Kesalahan dalam teknik menyusui, bayi tidak menyusui sampai areola tertutup oleh mulut. Bila bayi hanya menyusu pada putingsusu, maka bayi akan mendapat ASI sedikit, karena gusi bayi tidak menekan pada sinus latiferus, sedangkan pada ibunya akan menjadi nyeri/kelecetan pada puting susu. b. Monoliasis pada mulut bayi yang menular pada puting susu ibu. c. Akibat dari pemakaian sabun, alkohol, krim atau zat iritan lainnya untuk mencuci puting. d. Bayi dengan tali lidah yang pendek(frenulum lingue), sehingga menyebabkan bayi sulit mengisap sampai ke kalang payudara dan isapan hanya pada puting sususaja. e. Rasa nyeri juga dapat timbul apabila ibu menghentikan menyusui dengan kurang berhati-hati. (Saleha,2009,h;102-103) Gambar Puting Susu Lecet
  • 50. 38 10. Cara Menyusui Yang Baik Dan Benar Pengertian teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan pelekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. (Dewi & Sunarsih, 2012,h;30) Teknik menyusui yang benar yaitu : a. Cuci tangan. Tangan dicuci dengan air bersih dan sabun, kemudian dikeringkan. b. Langkah sebelum menyusui. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola. Cara ini mempunyai manfaat sebagai disinfektan dan menjaga kelembapan puting susu. c. Memegang bayi. 1) Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau payudara 2) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu, dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu 3) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan satu lagi di depan 4) Perut bayi menempel badan ibu dan kepala bayi menghadap kepayudara 5) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus 6) Ibu menatap bayi dengan penuh kasih sayang
  • 51. 39 d. Menyangga payudara Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang dibawah, jangan menekan puting susu atau areolanya saja e. Perlekatan yang benar 1) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara menyentuh pipi dengan puting susu, menyentuh sisi mulut 2) Setelah mulut bayi terbuka lebar, dengan cepat kepala bayi didekatkan payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi 3) Sebagian besar areola diusahakan dapat masuk kedalam mulut bayi, sehingga puting susu berada dibawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan dibawah areola. 4) Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi Tekhnik menyusui penting diajarkan kepada ibu untuk mencegah kesulitan dalam pemberian ASI. ( Astuti, et all, 2015;h.178) Usahakan memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi.Buatlah kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi ASI setiap 2,5-3 jam sekali. Menjelang akhir minggu keenam sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali .jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10-12 bulan. Pada
  • 52. 40 usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tak perlu lagi memberi makan dimalam hari. (Kristiyanasari, 2011;h.39) Untuk menyusui yang benar, terdapat langkah-langkah yang perlu dilakukan, yaitu apa yang perlu diperhatikan ibu sebelum menyusui, bagaimana cara memegang bayi, bagaimana cara menyangga payudara, dan bagaimana perlekatan yang benar.( Astuti,et all, 2015;h.182) B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Asuhan kebidanan adalah prosedur tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dalam lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan dengan memperhatikan pengaruh-pengaruh sosial, budaya, psikologis, emosional, spiritual, fisik, etika, kode etik, serta hubungan antara prinsip kemitraan dan perempuan. Asuhan kebidanan mengutamakan keamanan ibu, janin/bayi, penolong, serta kepuasan perempuan dan keluarganya. Asuhan kebidanan diberikan dengan mempratikkan prinsip- prinsip bela rasa, kompetensi, suara hati, saling percaya dan komitmen untuk memelihara serta meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin/bayi. (Nurhayati,et all,2012,h;11) 1. Pengkajian Pengkajianatau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan
  • 53. 41 langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua yang berkaitan dengan kondisi pasien. a. Data Subjektif Biodata yang mencakup identitas pasien 1) Nama Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan penangan. 2) Umur Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap.Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentang sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas. 3) Agama Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa. 4) Pendidikan Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauhmana intelektualnya, sehingga 5) Suku/Bangsa Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari.Bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.
  • 54. 42 6) Pekerjaan Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut. 7) Alamat Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan. a) Keluhan Utama Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas, misalnya pasien merasa mulas, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perineum. b) Riwayat Kesehatan (1) Riwayat Kesehatan Yang Lalu Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat penyakit akut, kronis seperti: jantung, DM, hipertensi, asma yang dapat mempengaruhi masa nifas ini. (2) Riwayat Kesehatan Sekarang Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubunganya dengan masa nifas dan bayinya. (3) Riwayat Kesehatan Keluarga Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakitkeluarga terhadap gangguan
  • 55. 43 kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya. c) Riwayat Obstetri (1) Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu. (2) Riwayat Persalinan Sekarang Tanggal persalinan, jenis persalinan,jenis kelamin anak, keadaan bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan.hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah proses persalinan mengalami kelainan atau tidak yang berpengaruh pada masa nifas saat ini. d) Data Psikososial Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya. Wanita mengalami banyak perubahan emosi/psikologis selama masa nifas sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Cukup sering ibu menunjukkan depresi ringan beberapa hari setelah kelahiran. Depresi tersebut sering disebut sebagai post partum blues. Post partum blues sebagian besar merupakan perwujudan fenomena psikologis yang dialami oleh wanita yang terpisah dari keluarga dan bayinya. Hal ini sering terjadi diakibatkan oleh sejumlah faktor.
  • 56. 44 e) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari (1) Nutrisi Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan. (2) Eliminasi Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi, jumlah konsistensi dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah (3) Istirahat Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur misalnya membaca, mendengarkan musik, kebiasaan mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang. Istirahat sangat penting bagi ibu nifas karena dengan isterahat yang cukup dapat mempercepat penyembuhan. (4) Personal Hygiene Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh terutama daerah genitalia, karena pada masa nifas masih pengeluarkan lochea. f) Aktivitas Menggambarkan pola aktifitas pasien sehari-hari.Pada pola ini perlu dikaji pengaruh aktifitas terhadap kesehatannya.
  • 57. 45 Mobilisasi sedini mungkin dapat mempercepat proses pengembalian alat-alat reproduksi. Apakah ibu melakukan ambulasi, seberapa sering, apakah kesulitan, dengan bantuan atau sendiri,apakah ibu pusing ketika melakukan ambulasi.(Anggraini,2010,h;136-138) g) Seksual Dinding vagina kembali pada keadaan sebelum hamil dalam waktu 6-8 minggu.Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti, dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri.Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasakan ketidaknyamanan, maka aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap. Hubungan seksual dapat dilakukan dengan aman ketika luka episiotomi telah sembuh dan lokia telah berhenti.Sebaiknya hubungan seksual dapat ditunda sedapat mungkin sampai 40 hari setelah persalinan karena saat itu diharapkan organ-organ tubuh telah pulih kembali.(Dewi & Sunarsih,2011,h;77) b. Data Objektif Yang termasuk dalam komponen-komponem pengkajian data objektif ini adalah:
  • 58. 46 1. Temperature/Suhu Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama masa nifas pada umumnya disebabkan oleh dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya cairan pada waktu melahirkan, dll. Tetapi pada umumnya setelah 12 jam postpartum suhu tubuh kembali normal. Kenaikan suhu yang mencapai >38°C adalah mengarah ke tanda- tanda infeksi 2. Nadi dan Pernafasan a) Nadi berkisar antara 60-80X/menit. Denyut nadi diatas 100X/menit pada masa nifas adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bias akibat proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang berlebih. b) Jika takikardia tidak disertai panas kemungkinan disebabkan karena adanya vitium kordis c) Beberapa ibu postpartum kadang-kadang mengalami brakikardi puerperal, yang denyut nadinya mencapai serendah- rendahnya 40-50x/menit, beberapa alasan telah diberikan sebagai penyebab yang mungkin, tetapi belum ada penelitian yang membuktikan bahwa hal itu adalah suatu kelainan. d) Pernafasan harus berada dalam rentang yang normal, yaitu sekitar 20-30x/menit
  • 59. 47 3. Tekanan Darah Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi postpartum, tetapi keadaan ini akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada penyakit-penyakit lain yang menyertainya dalam 2 bulan pengobatan. (Anggraini,2010,h;138) a) Pemerisaan fisik 1) Kepala Bentuk, rambut (warna, kebersihan, kerontokan), muka (kloasma, jerawat, sianosis, kebersihan) 2) Mata Kelopak mata, konjungtiva, sklera, secret, gangguan penglihatan. 3) Telinga Kebersihan, gangguan pendengaran, terlihat masa 4) Hidung Kebersihan, pernapasan cuping hidung, polip (hidung tersumbat) 5) Mulut dan gigi Kebersihan mulut, lidah dan gerakan, karies gigi, perdarahan gusi, bibir (stomatitis) 6) Leher Pembesaran kelenjar tyroid, vena jugo laris, pembesaran kelenjar getah bening/limfe.
  • 60. 48 7) Dada Retraksi dada, denyut jantung teratur, whezzing, paru- paru.(Jannah,2012,h;200-201) 8) Payudara (a) Simetris/tidak (b) Konsistensi, ada pembengkakan/tidak (c) Puting menonjol/tidak 9) Keadaan Abdomen (a) Uterus Normalnya : kokoh, berkontraksi baik, tidak berada diatas ketinggian fundal saat masa nifas segera (b) Kandung kemih : bisa buang air/tidak bisa buang air b) Keadaan Genetalia 1) Lochea Normal : merah hitam (lochea rubra), bau biasa, tidak ada pembekuan darah atau butir-butir darah beku (ukuran jenis kecil). Jumlah perdarahan yang ringan atau sedikit (hanya perlu mengganti pembalut setiap 3-5 jam) Abnormal : merah terang, bau busuk, ymengeluarkan darah beku, perdarahan hebat (memerlukan penggantian pembalut setiap 0-2 jam) 2) Keadaan anus : hemoroid 3) Keadaan ekstremitas : varises, odema, reflex patella.
  • 61. 49 2. Interpretasi Data Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalahberdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Dalam langkah ini data yang telah dikumpulkan diinterpretasikan menjadi diagnose kebidanan dan masalah. Keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnose tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam rencana asuhan terhadap pasien, masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang diintefikasikan oleh bidan. a. Diagnosa Kebidanan Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan para, abortus, anak hidup, umur ibu, dan keadaan nifas Data dasar meliputi : 1) Data Subyektif Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus atau tidak, keterangan ibu tentang umur, keterangan ibu tentang keluhanya. 2) Data Obyektif Palapasi tentang tinggi fundus uteri dan kontraksi, hasil pemeriksaan tentang pengeluaran pervaginam, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital.
  • 62. 50 a) Masalah Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien. Data dasar meliputi : (1) Data subyektif : data yang didapat dari anamnesa pasien (2) Data objektif : data yang didapat dari hasil pemeriksaan. (Anggraini,2010,h;139-141) b) Kebutuhan Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan masalahnya.Contohnya kebutuhan KIE dan bimbingan tentang perawatan kehamilannya. (Sulisyawaty,ari,2009,h;180) 3. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial dan Atisipasi Penanganan (Langkah III) Pada langkah ketiga kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensialberdasarkan diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasi.Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial, tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi, tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potensial tersebut tidak terjadi.Langkah ini bersifat antisipasi yang rasional/logis.
  • 63. 51 4. Menetapkan Perlunya Konsultasi dan Kolaborasi Segera dengan Tenaga Kesehatan Lain (Langkah IV) Bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter melakukan konsultasi atau penanganan segera bersama anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan kesinambungan proses manajemen kebidanan.Jadi,manajemen tidak hanya berlangsung selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut dalam dumpingan bidan.Misalnya, pada waktu wanita tersebut dalam persalinan. 5. Menyusun Rencana Asuhan Menyeluruh (langkah V) Pada langkah kelima direncanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya.Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen untuk masalah atau diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi segala hal yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang terkait, tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi untuk klien tersebut. Pedoman antisipasi ini mencakup perkiraan tentang hal yang akan terjadi berikutny;: apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling dan
  • 64. 52 apakah bidan perlu merujuk klien bila ada sejumlah masalah terkait social, ekonomi, kultural atau psikologis. 6. Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman (Langkah VI) Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan dengan efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri, namun ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya dengan memastikan bahwa langkah tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi ketika bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, bidan tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana bersama yang menyeluruh tersebut.Penatalaksanaan yang efisien dan berkualitas akan berpengaruh pada waktu serta biaya. 7. Evaluasi (LangkahVII) Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang menguntungkan atau menghambat keberhasilan asuhan yang diberikan. (Soepardan,2007,h;99-102)
  • 65. 53 C. Standar Pelayanan kebidanan 1. Standar pelayanan nifas Standar 15 : Pelayanan Bagi Ibu Dan Bayi Pada Masa Nifas Pernyataan standar : Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah persalinan, untuk membantu proses persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi sbaru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB. (Karwati,et all, 2010,h;80)
  • 66. 54 BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS TERHADAP NY.E UMUR 28 TAHUN P3 A0 POST PARTUM HARI KE 3 DENGAN PERAWATAN PUTING SUSU LECET DI BPS IMELDA, AMD.KEB DI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016 I. Data subjektif a. Identitas pasien Istri Suami Nama : Ny.E Nama : Tn.A Umur : 28 tahun Umur : 29 tahun Agama : Islam Agama : Islam Sukubangsa : Palembang Suku : Lampung Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Jl Pulau Bacan Kampung Sawah, Bandar Lampung b. Keluhan utama : Ibu mengatakan puttingnya terasa nyeri di bagian sebelah kanan. c. Riwayat kesehatan 1) Sekarang Ibu sedang tidak mengalami penyakit apapun seperti penyakit menular maupun penyakit keturunan
  • 67. 55 2) Yang lalu Ibu tidak pernah menderita penyakit menular maupun penyakit menurun 3) Keluarga Dalam keluarganya tidak ada / pernah menderita penyakit seperti penyakit menular maupun keturunan d. Riwayat obstetric 1) Riwayat haid Menarche : 14 tahun Siklus : 28 hari Teratur/tidak : Tidak teratur Lama : 6 hari Volume : 2-3 kali ganti pembalut per hari Warna : Merah encer dan bergumpal Disminore : Tidak ada Bau : Amis Flour albus : Tidak ada
  • 68. 56 e. Riwayat kehamilan, Persalinan, Nifas dan kb yang lalu Anak ke Kehamilan Persalinan Komplika sinifas KB Usia Penyulit Tanggal Persalinan JK BB Bayi Penyulit 1. Aterm Tidak ada 12-04-09 Spontan L 3200 Tidak ada Tidak ada KB suntik 3 bulan 2. Aterm Tidak ada 28-02-15 Spontan L 3000 Tidak ada Tidak ada KB suntik 3 bulan f. Kehamilan ini/sekarang Kunjungan ke Usia kehamilan Keluhan TT Tindakan / Terapi KIE Tempat ANC Ket 1. 39 minggu 4 hari Sering BAK 01-12-15 Kurangi minum pada malam hari - BPM Sehat g. Riwayat KB Ibu sebelumnya belum pernah menggunakan alat kontrasepsi h. Pola kebutuhan sehari-hari 1) Nutrisi Selama hamil : Ibu makan dengan nasi, ikan,tempe/tahu, dan sayur porsi sedang 3x/hari. Selama nifas : Ibu makan dengan nasi, ayam / daging/ tahu / tempe, sayuran hijau dengan porsi 1 piring 4x/hari, setiap harinya ibu makan dengan menu yang berbeda dan tidak ada pantangan dalam makanan dan minum air 7-8 gelas perhari.
  • 69. 57 2) Pola eliminasi Selama hamil : Ibu BAK (Buang Air Kecil) 7-8 kali/ hari bau khas, warna kuning jernih, BAB (Buang Air Besar) 1 kali/hari konsistensi lunak warna kekuningan. Selama nifas : Ibu BAK (Buang Air Kecil)4-5 kali/ hari bau khas warna kuning jernih, BAB (Buang air Besar) 1 kali/hari konsistensi lunak warna kekuningan 3) Pola istirahat Selama hamil : Ibu tidur malam 7-8 jam, siang 2 jam . Selama nifas : Ibu tidur malam 5 jam, siang 30 menit. 4) Personal hygiene Selama hamil : Ibu ganti celana dalam 2-3 kali/hari. Selama nifas : Ibu ganti pembalut 4-5 kali/hari. 5) Pola seksual Selama hamil : Ibu melakukannya 1 kali/minggu. Selama nifas : Ibu belum melakukannya i. Riwayat psikososial 1) Status perkawinan : Syah 2) Status emosional : Stabil j. Pengetahuan ibu tentang masa nifas : Kurang k. Adat istiadat setempat yang berkaitan dengan masa nifas : Tidak ada
  • 70. 58 II. Data obyektif a. Pemeriksaan Umum 1. Keadaan umum : Baik 2. Kesadaran : Compos mentis 3. Keadaan emosional : Stabil 4. Tanda vital a) TD : 120/70 mmHg b) Pernafasan : 20x/i c) Nadi : 80x/i d) Suhu : 36,5ºc b. Pemeriksaan fisik 1. Kepala : Warna rambut : Hitam Ketombe : Bersih, tidak ada ketombe Benjolan : Tidak ada 2. Wajah : Hiperpigmentasi : Tidak ada Pucat : Tidak pucat Edema : Tidak oedema 3. Mata : Simetris : Ya, kanan kiri Kelopak mata : Tidak cekung Konjungtiva : Merah muda
  • 71. 59 Sklera : Putih 4. Hidung : Simetris : Ya Polip : Tidak ada Kebersihan : Bersih 5. Mulut : Warna bibir : Merah muda Sariawan : Tidak ada Gusi berdarah : Tidak ada Gigi : Bersih 6. Telinga : Simetris : Ya, kanan dan kiri Gangguan pendengaran : Tidak ada 7. Leher : Simetris : Ya Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak ada Pembesaran vena jugularis : Tidak ada 8. Ketiak : Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada 9. Dada : Retraksi : Tidak ada Bunyi mengi dan ronchi : Tidak ada
  • 72. 60 10. Payudara : Simetris : Ya, kanan dan kiri Pembesaran : Ada, kanan dan kiri Putting susu : Lecet pada bagian kanan Hiperpigmentasi areola mamae : Ada Benjolan : Tidak ada Konsistensi : Lunak Pengeluaran : Kolostrum 11. Punggung dan pinggang: Punggung : Tidak ada kelainan Nyeri ketuk : Tidak ada 12. Abdomen Pembesaran : Ada Konsistensi : Keras Kandung kemih : Kosong Uterus TFU : 3 jari di bawah pusat Kontraksi : Keras 13. Anogenital Vulva : Warna merah muda Perineum : Terdapat luka jahitan basah Pengeluaran pervaginam : Lochea rubra Anus : Tidak ada hemoroid
  • 73. 61 14. Ekstremitas bawah Oedema : Tidak oedema Kemerahan : Tidak ada Varices : Tidak ada Reflex patella : Positif, kanan dan kiri 15. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboraturium : Tidak dilakukan pemeriksaan Protein urine : Tidak dilakukan pemeriksaan Glukosa urine : Tidak dilakukan pemeriksaan
  • 74. 62 TABEL 3.1 MATRIKS Tgl/ Jam Pengkajian Interpretasi Data Dx Potensial Antisipasi Intervensi Implementasi Evaluasi 09/06/16 16.00wib DS: Ibu mengatakan melahirkan tanggal 6 Juni 2016 Ibu mengatakan Nyeri pada puting susu bagian kanan DO: K/U:Baik TTV TD: 120/70mmHg N:80x/menit S:36,50 C RR:20x/menit Payudara : terdapat luka pada puting susu ibu sebelah kanan Pengeluaran : ada, ASI Kolostrum TFU : 3 jari dibawah pusat Kontraksi : Baik Lochea :rubra Perineum : Dx : Ny. E Umur 28 tahun P3A03 hari post partum Dasar: DS: Ibu mengatakan sudah melahirkan tiga kali, dan belum pernah mengalami keguguran Ibu mengatakan melahirkan tanggal 6 Juni 2016 DO: K/U:Baik TTV TD : 120/70mmHg N:80x/menit S:36,50 c Payudara bengkak Tidak ada 1. Beritahu kepada ibu tentang keadaan-nya saat ini 2. Kaji penyebab puting susu ibu yang lecet 3. Beritahu ibu cara perawatan puting susu 1. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaannya yang di lakukan secara head to toe. Keadaan umum ibu baik, TD : 120/70 mmHg N :80x/menit S :36,50 c RR:20x/menit Payudara : puting susu lecet, terdapat luka lecet pada bagian puting susu bagian kanan Pengeluaran : ada, ASI Kolostrum TFU :4 jari dibawah pusat Kontraksi : Baik Lochea : sanguilenta 2. Mengkaji penyebab puting susu ibu yang lecet dibagian sebelah kanan. 3. Memberitahu ibu cara perawatan puting susu lecet 1. Ibu sudah mengetahui kondisinya dalam keadaan normal namun puting susu ibu sebelah kanan mengalami lecet. 2. Puting susu ibu lecet di bagian sebelah kanan di sebabkan oleh teknik menyusui yang tidak tepat. 3. Ibu mengetahui cara melakukan perawatan
  • 75. 63 terdapat luka jahitan perineum masih basah RR:20x/menit Payudara : terdapat luka pada kedua puting susu ibu Pengeluaran : ada, ASI Kolostum TFU :4 jari dibawah pusat Kontraksi : Baik Lochea :rubra Perineum : terdapat luka jahitan perineum masih basah Masalah: Putting susu lecet Kebutuhan : Asuhan 6 hari post partum denganperawata n putting susu lecet. lecet. h. Obati penyebab puting lecet terutama perhatikan posisi menyusui i. Kerjakan semua cara- cara menangani susu nyeri di atas tadi j. Ibu dapat terus memberikan Asinya pada keadaan luka tidak begitu sakit k. Olesi puting susu dengan ASI, jangan sekali-kali memberikan obat lain, seperti krim, salep, dan lain-lain l. Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan, untuk sementara waktu kurang lebih 1x24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar 2x24 jam m. Selama puting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan dengan tangan, dan tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri n. Cuci payudara sekali puting susu lecet dan ibu berjanji akan mengikuti sesuai yang di ajarkan
  • 76. 64 4. Jelaskan dan ajarkan pada ibu tentang teknik menyusui yang benar. saja sehari dan tidak dibenarkan untuk menggunakan dengan sabun o. Bila sangat menyakitkan, berhenti menyusui pada payudara yang sakit untuk sementara untuk memberi kesempatan lukanya menyembuh p. Berikan ASI perah dengan sendok atau gelas dengan menggunakan dot q. Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula-mula dengan waktu yang lebih singkat r. Bila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu, rujuk ke puskesmas 4. Menjelaskandan mengajarkan kepada ibu tentang teknik menyusui yang benar yaitu : a. Cuci tangan. Tangan dicuci dengan air bersih dan sabun, kemudian dikeringkan. 4. Ibu mengetahui tentang teknik menyusui yang benar .
  • 77. 65 b. Langkah sebelum menyusui. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola. Cara ini mempunyai manfaat sebagai disinfektan dan menjaga kelembapan puting susu. c. Memegang bayi. 1) Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau payudara 2) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu, dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu 3) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan satu lagi
  • 78. 66 didepan 4) Perut bayi menempel badan ibu dan kepala bayi menghadap payudara 5) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus 6) Ibu menatap bayi dengan penuh kasih sayang d. Menyangga payudara Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang dibawah, jangan menekan puting susu atau areolanya saja e. Perlekatan yang benar 1) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara menyentuh pipi dengan puting susu, menyentuh sisi mulut 2) Setelah mulut bayi terbuka lebar,
  • 79. 67 5. Beritahu pada ibu tentang ciri-ciri bayi cukup ASI. dengan cepat kepala bayi didekatkan kepayudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi 3) Sebagian besar areola diusahakan dapat masuk kedalam mulut bayi, sehingga puting susu berada dibawah langit- langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan dibawah areola. 4) Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi 5. Memberitahu kepada ibu tentang ciri-ciri bayi cukup ASI, yaitu: bayi menghisap dengan penuh berirama, bayi terlihat rakus, dan payudara ibu terasa kosong dan tidak nyeri. 5. Ibu mengetahui tentang ciri-ciri bayi cukup ASI.
  • 80. 68 6. Jelaskan pada ibu tentang kebutuhan istirahat yang cukup. 7. Jelaskan pada ibu tentang kebersihan personal higiene 8. Jelaskan pada ibu tanda tanda bahaya pada masa nifas 6. Menjelaskan kepada ibu tentang kebutuhan istirahat yang cukup : 7. Menjelaskan pada ibu tentang kebersihan personal higiene, yaitu membersihkan daerah vulva terlebih dahulu dari depan kebelakang, mengganti pembalut setidaknya dua kali sehari, 8. Menjelaskan kepada ibu tanda tanda bahaya pada masa nifas, yaitu: perdarahan hebat,pengeluaran cairan vagina berbau busuk,nyeri dibagian perut bawah dan punggung,sakit kepala,demam,sakit saat BAK,pay memerah,tidak nafsu makan,pembengkakan pada kaki,merasa sangat sedih,merasa sangat letih dan terengah-engah. 6. Ibu istirahat malam hari6- 8 jam, dan istirahat siang hari 1 jam. 7. Ibu mengerti tentang menjaga kebersihan personal higiene 8. Ibu mengetahui tentang tanda tanda bahaya pada masa nifas
  • 81. 69 10/06/16 16.00 wib DS: Keluhan : Ibu mengatakan melahirkan tanggal 06 Juni 2016 Ibu mengatakan ini melahirkan yang Ketiga dan belum pernah mengalami keguguran Ibu mengatakan nyeri putingnya sudah sedikit berkurang dan luka jahitan sudah mulai mengering DO : TD :110/70 mmHg N :80x/menit RR:20x/menit T : 36,6ºc Dx: Ny.E P3A0 4 hari post partum Dasar: DS: Ibu mengatakan melahirkan tanggal 06 Juni 2016 Ibu mengatakan ini melahirkan Ketiga dan belum pernah mengalami keguguran Ibu mengatakan nyeri putingnya sudah sedikit berkurang dan luka jahitan sudah mengering DO: TD :110/70 mmHg N :80x/menit RR:20x/menit T : 36,6ºc Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu kepada ibu tentang keadaan nya saat ini 2. Kaji ulang kepada ibu tentang perawatan puting susu lecet 1. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaannya yang di lakukan secara head to toe. Keadaan umum ibu baik, TD : 120/70 mmHg N :80x/menit S :36,50 c RR:20x/menit Payudara : puting susu lecet, terdapat luka lecet pada bagian puting susu ibu kanan Pengeluaran : ada, ASI transisi atau peralihan TFU :4 jari dibawah pusat Kontraksi : Baik Lochea : sanguilenta Perineum :luka sudah mulai mengering 2. Mengkaji ulang kepada ibu tentang perawatan puting susu lecet 1. Ibu mengerti tentang keadaannya saat ini bahwa ibu dalam keadaan sehat dan puting susu ibu sebelah kanan masih mengalami lecet namun sudah mulai membaik. 2. Ibu sudah melakukan perawatan pada puting susu lecet selama dirumah dengan bantuan dan hasilnya puting susu lecet ibu berkurang pada bagian sebelah kanan.ibu berjanji akan tetap mengikuti sesuai dengan anjuran
  • 82. 70 Payudara : puting susu ibu sebelah kanan masih sedikit lecet Pengeluaran : ada,ASI transisi atau peralihan TFU :pertengahan pusat- simfisis Kontraksi :Baik Lochea : sanguilenta Perineum : luka sudah kering Payudara : puting susu ibu sebelah kanan masih sedikit lecet Pengeluaran : ada,ASI transisi atau peralihan TFU :pertengahan pusat- simfisis Kontraksi :Baik Lochea : sanguilenta Perineum : luka sudah kering Masalah: Tidak ada Kebutuhan : Asuhan 6 hari post partum denganperawata n putting susu lecet. 3. Kaji ulang kepada ibu apakah ibu sudah melakukan teknik menyusui den 4. Tanyakan ulang kepada ibu tentang kebutuhan pola istirahat 5. Tanyakan ulang kepada ibu tentang kebutuhan pola nutrisi yang baik. 6. Tanyakan ulang kepada ibu tentang personal higiene 3. Menanyakan ulang kembali kepada ibu apakah ibu sudah melakukan teknik menyusui yang baik 4. Menanyakan ulang kepada ibu tentang kebutuhan pola istirahat 5. Menanyakan ulang kepada ibu tentang kebutuhan pola nutrisi yang baik. 6. Menjelaskan ulang pada ibu tentang kebersihan personal higiene, yaitu membersihkan daerah vulva terlebih dahulu dari depan kebelakang, mengganti pembalut setidaknya dua kali sehari, dan menghindari menyentuh daerah yang mengalami luka episiotom 3. Ibu telah melakukan teknik menyusui masih cukup baik ibu berjanji akan melakukan sesuai yang dianjurkan 4. Ibu sudah istirahat, pada istirahat malam hari6-8 jam, siang 1 jam. 5. Ibu sudah menerapkan pola nutrisi yang benar, yaitu 4x/hari. Sebanyak 1 porsi, yaitu 1 piring nasi, 1 mangkuk sayur, 1 potong lauk dan minum 7-8 gelas air putih. 6. Ibu sudahmelakukan cara menjaga kebersihan personal hygiene yang baik
  • 83. 71 7. Tanyakan ulang kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas. 7. Menanyakan ulang kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas yaitu : perdarahan hebat,pengeluaran cairan vagina berbau busuk,nyeri dibagian perut bawah dan punggung,sakit kepala,demam,sakit saat BAK,payudara memerah,tidak nafsu makan,pembengkakan pada kaki,merasa sangat sedih,merasa sangat letih dan terengah-engah. 7. Ibu tidak mengalami salah satu tanda bahaya yang sudah dijelaskan 13/06/16 15.30 wib DS: Keluhan : Ibu mengatakan melahirkan tanggal 6 Juni 2016 Ibu mengatakan nyeri putingnya sudah Berkurang DO : TD :110/80 mmHg N :80x/menit RR:20x/menit Dx: Ny.E Umur 28 Tahun P3A0 5 hari post partum Dasar: DS: mengatakan ini melahirkan ketiga dan belum pernah mengalami keguguran Ibu mengatakan melahirkan tanggal 06 Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu kepada ibu tentang keadaan nya saat ini 1. Memberitahu kepada ibu tentang keadannya saat ini bahwa dalam keadaan baik sesuai dengan hasil pemeriksaan yaitu: TD :110/80 mmHg N :80x/menit RR:20x/menit T : 36,6ºc Payudara : puting susu ibu sebelah kanan sudah sembuh KU:baik involusi:baik Pengeluaran : ada, ASI transisi atau peralihan 1. Ibu mengerti tentang keadaannya saat ini bahwa ibu dalam keadaan sehat dan TFU berjalan normal, puting susu ibu sebelah kanansudah sembuh.
  • 84. 72 T : 36,6ºc Payudara : puting susu ibu sebelah kanan sudah sembuh dan kiri masih lecet Pengeluaran : ada,ASI transisi atau peralihan TFU :pertengahan pusat- simfisis Kontraksi :baik Lochea : serosa Juni 2016 Ibu Ibu mengatakan nyeri putingnya sudah berkurang DO: TD :110/80 mmHg N :80x/menit RR:20x/menit T : 36,6ºc Payudara : puting susu ibu sebelah kanan sudah sembuhPengelu aran : ada,ASI transisi atau peralihan TFU :pertengahan pusat- simfisis 2. Kaji ulang kepada ibu tentang perawatan puting susu lecet TFU : pertengahan pusat- simfisis Kontraksi : Baik Lochea : serosa 2. Mengkaji ulang kepada ibu tentang perawatan puting susu lecet yaitu a) Obati penyebab puting lecet terutama perhatikan posisi menyusui b) Kerjakan semua cara- cara menangani susu nyeri di atas tadi c) Ibu dapat terus memberikan Asinya pada keadaan luka tidak begitu sakit d) Olesi puting susu dengan ASI, jangan sekali-kali memberikan obat lain, seperti krim, salep, dan lain-lain e) Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan, untuk sementara waktu kurang lebih 1x24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar 2x24 jam f) Selama puting susu diistirahatkan, 2. Ibu sudah melakukan perawatan pada puting susu lecet selama dirumah, dan hasilnya puting susu lecet ibu sudah sembuh.
  • 85. 73 Kontraksi :baik Lochea : serosa Masalah: Tidak ada Kebutuhan : Tidak Ada Dx: Ny.E P3A0 5 hari post partum Dasar: DS: Ibu mengatakan melahirkan tanggal 06 Juni 2016 Ibu mengatakan ini melahirkan ketiga dan belum pernah mengalami keguguran sebaiknya ASI tetap dikeluarkan dengan tangan, dan tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri g) Cuci payudara sekali saja sehari dan tidak dibenarkan untuk menggunakan dengan sabun h) Bila sangat menyakitkan, berhenti menyusui pada payudara yang sakit untuk sementara untuk memberi kesempatan lukanya menyembuh i) Keluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan (jangan dengan pompa ASI) untuk tetap mempertahankan kelancaran pembentukan ASI j) Berikan ASI perah dengan sendok atau gelas dengan menggunakan dot k) Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula-mula dengan waktu yang
  • 86. 74 Ibu mengatakan nyeri putingnya sudahberkuran g DO: TD :110/80 mmHg N :80x/menit RR:20x/menit T : 36,6ºc Payudara : puting susu ibu sebelah kanan sudah sembuhPengelu aran : ada,ASI transisi atau peralihan TFU :pertengahan pusat- simfisis Kontraksi :baik Lochea : serosa Masalah: 3. Tanyakan ulang kembali kepada ibu apakah ibu sudah melakukan teknik menyusui dengan benar lebih singkat l) Bila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu, rujuk ke puskesmas 3. Menanyakan ulang kembali kepada ibu apakah ibu sudah melakukan teknik menyusui yang benar dengan cara: a. Cuci tangan. Tangan dicuci dengan air bersih dan sabun, kemudian dikeringkan. b. Langkah sebelum menyusui sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola. Cara ini mempunyai manfaat sebagai disinfektan dan menjaga kelembapan puting susu. c. Memegang bayi. 1) Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau payudara 2) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak 3. Ibu telah melakukan teknik menyusui yang benar secara mandiri .
  • 87. 75 Tidak ada Kebutuhan : Tidak Ada pada lengkung siku ibu, dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu 3) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan satu lagi didepan 4) Perut bayi menempel badan ibu dan kepala bayi menghadap payudara 5) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus 6) Ibu menatap bayi dengan penuh kasih sayang d. Menyangga payudara Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang dibawah, jangan menekan puting susu atau areolanya saja
  • 88. 76 e. Perlekatan yang benar 1) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara menyentuh pipi dengan puting susu, menyentuh sisi mulut 2) Setelah mulut bayi terbuka lebar, dengan cepat kepala bayi didekatkan kepayudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi 3) Sebagian besar areola diusahakan dapat masuk kedalam mulut bayi, sehingga puting susu berada dibawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan d bawah areola 4) Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu
  • 89. 77 4. Tanyakan ulang kepada ibu tentang ciri-ciri bayi cukup ASI 5. Tanyakan ulang kepada ibu tentang kebutuhan pola istirahat 6. Tanyakan ulang kepada ibu tentang kebutuhan pola nutrisi yang baik. 7. Tanyakan ulang kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas. dipegang atau disangga lagi 4. Menanyakan ulang kepada ibu tentang ciri-ciri bayi cukup ASI 5. Menanyakan ulang kepada ibu tentang kebutuhan pola istirahat 6. Menanyakan ulang kepada ibu tentang kebutuhan pola nutrisi yang baik. 7. Menanyakan ulang kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas yaitu : perdarahan hebat,pengeluaran cairan vagina berbau busuk,nyeri dibagian perut bawah dan punggung,sakit kepala,demam,sakit saat BAK,payudara 4. Ibu tahu ciri-ciri bayi cukup ASI yaitu bayi menghisap dengan penuh berirama, bayi terlihat rakus, dan payudara ibu terasa kosong dan tidak nyeri 5. Ibu sudah istirahat, pada istirahat malam hari 6-8 jam, siang 1 jam 6. Ibu sudah menerapkan pola nutrisi yang benar, yaitu 4x/hari. Sebanyak 1 porsi, yaitu 1 piring nasi, 1 mangkuk sayur, 1 potong lauk dan minum 7-8 gelas air putih. 7. Ibu tidak mengalami salah satu tanda bahaya yang sudah dijelaskan.
  • 90. 78 8. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan memerah,tidak nafsu makan,pembengkakan pada kaki,merasa sangat sedih,merasa sangat letih dan terengah-engah. 8. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang ketenaga kesehatan,pada tanggal 27 juni 2016 atau jika ibu merasakan keluhan. 8. ibu akan melakukan kunjungan ulang.
  • 91. 79 BAB IV PEMBAHASAN A. Pengkajian Pada pengkajian yang dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang keadaan pasien pada Ny.E usia 28 tahun P3AO3 hari post partum dengan puting susu lecet di BPM Imelda dengan didapatkan hasil yaitu sebagai berikut: 1. Data subjektif a. Nama 1) Tinjauan pustaka Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam pemberian penanganan. (Anggraini,2010;134) 2) Tinjauan kasus Dalam kasus ini nama ibu bernama Ny.E 3) Pembahasan Dalam kasus ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus karena Ny.E memiliki nama jelas yang dapat membedakan dengan klien yang lain sehingga terhindar dari kekeliruan dalam memberikan penanganan. b. Umur 1) Tinjauan pustaka Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat reproduksi belum matang, mental psikisnya belum
  • 92. 80 siap, sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentang sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa 2) Tinjauan kasus Dalam kasus ini Ny.E Berusia 28 Tahun 3) Pembahasan Berdasarkan Tinjauan pustakadan tinjauan kasus ini tidak terjadi kesenjangan pada usia ibu. Karena usia 28 tahun sudah matang baik organ reproduksi ibu maupun dari psikis ibu c. Agama 1) Tinjauan Pustaka Untuk Mengetahui keyakinan pasien Tersebut Untuk Membimbing Atau Menggambarkan Pasien Dalam Berdoa (Anggraini,2010;h.135) 2) Tinjauan kasus Dalam Kasus ini Ny.E Beragama Islam 3) Pembahasan Berdasarkan Tinjauan Pustaka Dan Tinjauan Kasus ini Tidak Terjadi Kesenjangan.Karena Ny.E Beragama Islam d. Suku 1) Tinjauan pustaka Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari. (Anggraini,2010;135) 2) Tinjauan kasus Ibu bersuku jawa dan selama ini ibu tidak memiliki kebiasaan- kebiasaan yang berpengaruh terhadap kehamilan, persalinan, dan nifas
  • 93. 81 3) Pembahasan Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan karena ibu tidak memiliki kebiasaan adat istiadat yang berpengaruh terhadap kehamilan, persalinan, dan nifas e. Pendidikan 1) Tinjauan pustaka Tingkat pendidikan SMA sudah baik, menurut pemenkes No. 24 tahun 2007 pendidikan SD (kurang baik), SMP (baik), SMA (baik). Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana intelektualnya, sehingga bidan dapat memberi konseling sesuai dengan pendidikannya. (Anggraini,2010;135) 2) Tinjauan khusus Dalam kasus ini Ny.E berpendidikan terakhir SMA 3) Pembahasan Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan karena Ny.E memiliki pendidikan SMA dimana asuhan yang akan dilakukan oleh petugas kesehatan berpengaruh dalam tindakan yang akan dilakukan. f. Pekerjaan 1) Tinjauan pustaka Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut. (Anggraini,2010;135)
  • 94. 82 2) Tinjauan kasus Dalam kasus ini Ny. E bekerja sebagai ibu rumah tangga dan suaminya bekerja sebagai wiraswasta (kurir). 3) Pembahasan Berdasarkan Tinjauan pustakadan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena suami Ny.E mendapat penghasilan tetap setiap bulan sehingga kebutuhan nutrisi Ny.E terpenuhi g. Alamat 1) Tinjauan pustaka Ditanya untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan. (Anggraini,2010;135) 2) Tinjauan kasus Alamat rumah Ny.E adalah Jl.Pulau Bacan Kampung Sawah Bandar Lampung. 3) Pembahasan Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena Ny.E memiliki alamat rumah yang lengkap untuk mempermudah dalam melakukan kunjungan rumah bila suatu saat akan diperlukan. h. Keluhan 1) Tinjauan pustaka Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas, misalnya pasien merasa mulas,.(Anggraini,2010;135)
  • 95. 83 Ibu mengeluh saat menyusui, puting susu dapat mengalami lecet-lecet, retak, atau terbentuk celah. Biasanya keadaan ini terjadi dalam minggu pertama setelah bayi lahir. Masalah ini dapat hilang dengan sendirinya jika ibu merawat payudara dengan baik dan teratur. (reni,2014;114) 2) Tinjauan kasus Dalam kasus ini Ny.E mengatakan keluhannya yaitu nyeri pada puting susu bagian kanan. 3) Pembahasan Dalam kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus karena Ny.E mengalami puting susu lecet pada 3 hari post partum yaitu involusi berjalan dengan normal, tidak adanya tanda infeksi masa nifas kebutuhan nutrisi terpenuhi, terdapat masalah menyusui, dan dapat mejaga kehangatan bayinya sesuai dengan teori. i. Riwayat kesehatan 1) Riwayat kesehatan sekarang a) Tinjauan pustaka Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubunganya dengan masa nifas dan bayinya. (Anggraini,2010;135) b) Tinjauan kasus Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit apapun
  • 96. 84 c) Pembahasan Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus karena Ny.E sedang tidak menderita penyakit apapun. 2) Riwayat kesehatan yang lalu a) Tinjauan pustaka Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat penyakit akut, kronis seperti: jantung, DM, hipertensi, asma yang dapat mempengaruhi masa nifas ini. (Anggraini,2010;135) b) Tinjauan kasus Ibu mengatakan sebelumnya belum pernah mengalami riwayat penyakit kronis. c) Pembahasan Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus karena Ny.E memang tidak pernah mengalami penyakit kronis sebelumnya. 3) Riwayat kesehatan keluarga a) Tinjauan pustaka Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakitkeluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayi, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya. (Anggraini,2010;135)
  • 97. 85 b) Tinjauan kasus Ibu mengatakan keluarganya tidak ada yang sedang/pernah menderita penyakit apapun c) Pembahasan Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus karena didalam keluarga Ny.E tidak ada yang sedang/pernah menderita penyakit sehingga tidak ada pengaruh terhadap kesehatan Ny.E dan bayinya. j. Riwayat obstetric 1) Tinjauan pustaka Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis persalinan sepontan, keadaan bayi meliputi PB (Panjang Badan), BB (Berat Badan), penolong persalinan mengalami kelainan atau tidak yang mempengaruhi pada masa nifas saat ini. (Anggraini,2010;136) Saat menyusui, puting susu dapat mengalami lecet-lecet, retak, atau terbentuk celah pada ibu primi. Biasanya keadaan ini terjadi dalam minggu pertama setelah bayi lahir. (Reni,2014;114) 2) Tinjauan kasus Dalam riwayat obstetrik Ny.E P3A0pada persalinan sekarang Ny E melahirkan pada tanggal 6juni 2016, jenis persalinan spontan menangis kuat, jenis kelamin anak Laki-laki dengan berat badan 3200 gram, panjang badan 50 cm dan ditolong oleh bidan. Pada hari ke 3 postpartum puting susu ibu mengalami lecet
  • 98. 86 3) Pembahasan Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dari kasus karena Ny.E melahirkan secara spontan pervaginam dan masa nifas ibu tidak ada tanda infeksi. Ibu merupakan primi paritas yang terjadi puting susu lecet pada 3 hari postpartum. k. Riwayat KB 1) Tinjauan pustaka Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa. (Anggraini,2010;136) 2) Tinjauan kasus Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi KB. 3) Pembahasan Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus dikarenakan Ny.E belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun. l. Pola kebutuhan sehari-hari 1) Nutrisi a) Tinjauan pustaka Menggambarkan Tentang Pola Makan Dan Minum, Frekuensi, Banyaknya, Jenis Makanan,Makanan Pantangan. (Anggraini,2010;h.137)~
  • 99. 87 b) Tinjauan kasus ibu makan dengan nasi, ayam/daging/tahu/tempe, sayuran hijaudengan porsi 1 piring 4x/hari, setiap harinya ibu makan dengan menu yang berbeda dan tidak ada pantangan dalam makanan dan minum air 7-8 gelas/hari. c) Pembahasan Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus karena Ny.E telah makan dengan 1 porsi yang cukup dan teratur dengan frekuensi 4 kali sehari serta mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin, zat besi dan zat kapur yang berguna untuk proses produksi ASI, ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya, serta mengatur kelancaran metabolisme didalam tubuh. 2) Pola eliminasi a) Tinjauan pustaka Ibu diminta untuk buang air kecil minimal 6 jam post partum, apabila setelah 8 jam post partum ibu belum dapat berkemih maka ibu hendaknya dilakukan katerisasi. Untuk pola buang air besar, setelah 2 hari ibu diharapkan sudah dapat buang air besar, jika pada hari ke 3 ibu belum dapat buang air besar maka ibu diberi obat per- oral atau per-rektal. (Saleha, 2009;73)
  • 100. 88 b) Tinjauan kasus Ibu mengatakan sudah buang air kecil 4-5 kali/hari sejak masa nifas berlangsung, dengan bau khas warna kuning jernih dan sudah buang air besar 1kali/hari konsistensi lunak warna kekuningan c) Pembahasan Dalam kasus ini ibu sudah dalam 3 hari post partum dan ibu sudah BAB (Buang Air Besar) dan BAK (Buang Air Kecil) secara normal. Berdasarkan Tinjauan pustakadan kasus tidak terdapat kesenjangan karena ibu sudah BAB(Buang Air Besar) dan BAK (Buang Air Kecil). 3) Pola istirahat a) Tinjauan pustaka Melahirkan merupakan rangkaian peristiwa yang memerlukan tenaga, sehingga setelah melahirkan ibu merasa lelah sehingga memerlukan istirahat yang cukup, yaitu sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. (Astutik Reni, 2015;h. 84) b) Tinjauan kasus Ibu mengatakan tidur siang 1/2 jam, dikarenakan pada siang hari bayi istirahat, dan ibu pun ikut istirahat dan tidur malam 5 jam sehari, dikarenakan pada malam hari ibu menyusui bayinya, sehingga istirahat ibu berkurang.
  • 101. 89 c) Pembahasan Dalam hal ini ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus karena dalam kasus ini pada istirahat siang ibu istirahat 1/2 jam dan tidur malam 5 jam sehari jam dikarenakan bayi terbangun dan menyusu pada malam hari, hal ini dapat menghambat proses involusi uterus dan produksi pengeluaran ASI ibu. 4) Personal hygiene a) Tinjauan pustaka Pada masa post partum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga.(Saleha,2009;73) b) Tinjauan kasus Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, ganti pembalut 4-5 kali/hari atau tiap setelah buang air kecil. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada ibu. c) Pembahasan Dalam hal ini Ny E dapat menjaga kebersihan dirinya sehingga tidak terdapat kesenjanganantara teori dengan kasus. 5) Pola seksual a) Tinjauan pustaka Dinding vagina kembali pada keadaan sebelum hamil dalam waktu 6-8 minggu. Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti, dan ibu dapat memasukkan