SlideShare a Scribd company logo
1 of 166
Download to read offline
1
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY.S
UMUR 25 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 11 MINGGU
4 HARI DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
TINGKAT 1 DIPOSKESKELGEDUNG
MENENG BARU KEC. RAJA BASA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Ilmiah Ini Di Buat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Mendapatkan Gelar Profesi Ahli Madya Kebidanan Prodi
D III Kebidanan Akbid Adila
Bandar Lampung
Di susun oleh:
MERA PUTRI
201207167
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
i
2
LEMBAR PENGESAHAN
Diterimadandisahkanoleh TIM PengujiUjianAkhirProgramPendidikan
Diploma III KebidananAdilaPada:
Hari : Jum’at
Tanggal:10 juli 2015
PengujiI : Penguji II :
Ninik Masturiyah, S.ST.,M.Kes KikiPurnamasari, S.ST
NIK.201501143 NIK.31008027
Mengetahui,
DirekturAkademiKebidananAdila
Bandar Lampung
Dr. WasniAdila, MPH
NIK 2011041008
ii
3
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY. SUMUR25
TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 11 MINGGU 4
HARIDENGANHIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT 1DI
POSKESKEL GEDUNG MENENGBARU KECAMATAN RAJA BASA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
Mera Putri, Karsiyah S.Kep, M.Kes, Anggun Prajaningrum S,STT
INTISARI
Salah satu masalah yang terjadi pada masa kehamilan,adalah gestosis dalam kehamilan
yaitu Hiperemesis Gravidarum. Hasil survey di Poskeskel Gedung Meneng Baru
Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung pada tanggal 09 April 2015, terdapat 6 ibu hamil
yang melakukan kunjungan. Satu diantaranya adalah Ny. S Umur 25 tahun dengan
primigravida yang sedang mengalami hiperemesis gravidarum tingkat 1.Tujuan utama
dari penelitian dapat Menerapkan Asuhan Kebidanan Pada Ny.S umur 25 tahun G1P0A0
usia kehamilan 11 minggu 4 hari Dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat 1 di Poskeskel
Gedung Meneng Baru Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung 2015.Tempat penelitian di
Poskeskel Gedung Meneng Baru (Jl. Purnairawan No 43 RT 02 Kelurahan Gedung Baru
Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung). Waktu penelitian dilakukan selama 10 hari
sejak tanggal 09 April 2015 sampai dengan 16 April 2015.Sasaran penelitian adalah satu
orang ibu hamil yaitu Ny. S umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu 4 hari
dengan hiperemesis gravidarum tingkat 1. Metode dalam penelitian adalah deskriptif.
Teknik pengumpulan data dari data primer dan data sekunder. Hasil pada tanggal 16
April 2015 yaitu keluhan mual ibu berkurang dan tidak muntah lagi, BB ibu meningkat
sebanyak 1 kg sehingga BB ibu menjadi 45 kg. Kesimpulan penulis telah melakukan
asuhan sesuai dengan 7 langkah varney dan Ny.S mengerti cara mengurangi mual
muntah yang dialami. Saran diharapkan kepada masyarakat terutama pada ibu hamil
dapat melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) sedini mungkin sebagai upaya preventif
dan meningkatkan pengetahuan untuk mencegah segala resiko terjadinya komplikasi
khususnya pada kasus hiperemesis gravidarum.
Kata kunci : Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I
Kepustakaan : 16 (2005-2015)
Jumlah halaman : 138Halaman
iii
4
CURRICULLUM VITAE
Nama : Mera Putri
Nim : 201207167
Tempat/tanggal lahir : krui, 02 Oktober 1994
Alamat : Penengahan Dusun I, Kecamatan Karya
Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat
Riwayat Pendidikan
- SD Negeri1 Penengahan Laay : 2000 - 2006
- SMP Negeri2 Pesisir Barat : 2006 - 2009
- SMA Negeri1 Pesisir Barat : 2009 – 2012
- AKADEMI Kebidanan Adila : 2012 –Sekarang
iv
5
MOTTO
Orang besar awalnya dibenci dan dicaci.
Namun, ia tetap konsisten dengan
karyanya Hingga waktulah yang
menjawab semuanya
(Mera Putri)
v
6
PERSEMBAHAN
Terima kasih kepada ALLOH SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang
atas segala nikmat dan cinta kasih yang diberikan untuk penulissehingga penulis
mampu menyelesaikan KaryaTulisIlmiah :
Karya TulisIlmiah ini, ku persembahkan kepada :
1. Terimakasih kepada kedua orang tua ku karena telah membesarkan dan
mendidikku dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, mendoakan dan
memberikan dukungan sepenuhnya kepada anakmu, serta kakak-kakak ku
tersayang yang selalu memberikan support dan motivasi yang besar untuk ku.
2. Terimakasih kepada pembimbing KTI atas bimbingannya sehingga penulis bisa
menyelesaikan KTI dengan baik, juga kepada penguji KTI terimakasih atas
kritik dan sarannya sehingga KTI ini bisa lebih baik.
3. Sahabatdan teman-teman kuangkatan ke-VII AKBID ADILA Bandar
Lampung, terimakasih untuk hari-hari yang kitalaluibersama yang
penuhdengankebersamaan, candatawa , sedih, senangbahkan rasa manispahit
,selamakuranglebih 3 tahunini, semoga sukses
4. Almamaterku tercinta, AKBID ADILA Bandar Lampung yang telah
mengantarkan ke gerbang masa depan.
vi
7
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat, ridho dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
”Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Terhadap Ny.S Umur 25 Tahun
G1P0A0Usia Kehamilan 11 Minggu 4 Hari Dengan Hiperemesis Gravidarum
Tingkat 1 Di Poskeskel Gedung Meneng Baru Kec.Raja Basa Bandar
Lampung” dalam menyelesaikan penulisan ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan bantuan, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. dr. WazniAdila, M.PH selaku Direktur AKBID ADILA Bandar Lampung
2. Karsiyah, S.Kep.,M.Kes selaku pembimbing I
3. Anggun Prajaningrum, S.ST selakupembimbing II
4. Poskeskel Gedung Meneng Baru sebagaitempatmengambilpenelitian
5. Segenapdosendan staff AkademiKebidananAdila Bandar Lampung
Penulis menyadari dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang besifat
membangun guna perbaikan berikutnya. Semoga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya.
Bandar Lampung, Juni 2015
Penulis
vii
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................ ii
INTISARI........................................................................................... iii
CURICULUM VITAE....................................................................... iv
MOTTO ............................................................................................. v
PERSEMBAHAN .............................................................................. vi
KATA PENGANTAR........................................................................ vii
DAFTAR ISI...................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang .................................................................... 1
1.2 RumusanMasalah ............................................................... 4
1.3 TujuanPenulisan................................................................. 5
1.4 RuangLingkup.................................................................... 7
1.5 Manfaat.............................................................................. 7
1.6 MetodePengumpulan Data.................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TinjauanTeoriMedis ........................................................... 11
2.2 TinjauanTeoriAsuhanKebidanan ........................................ 50
2.3 LandasanHukumKewenanganBidan ................................... 79
BAB III TINJUAN KASUS
3.1 Pengkajian.......................................................................... 81
3.2 Matriks............................................................................... 89
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data Dasar.................................................... 96
4.2 Interpretasi Data Dasar ....................................................... 120
4.3 Identifikasi Diagnosa atau MasalahPotensial ...................... 122
4.4 TindakanSegera atau Kolaborasi......................................... 123
4.5 Perencanaan ....................................................................... 123
4.6 Pelaksanaan........................................................................ 126
4.7 Evaluasi.............................................................................. 132
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................ 135
5.2 Saran.................................................................................. 137
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
9
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1TFU menurut penambahan per Tiga Jari................................ 18
Tabel 2.2 Rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan
berdasarkan indeks massa tubuh........................................................... 22
Tabel 2.3 Komposisi yang dianjurkan pada ibu dengan hiperemesis..... 50
Table 3.1 Matriks................................................................................. 89
ix
10
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat izin penelitian
Lampiran 2 : Surat izin bidan
Lampiran 3 : Jadwal Penelitian
Lampiran4 :SAP (SatuanAcaraPenyuluhan)
Lampiran5 :Leaflet
Lampiran 6 : Dokumentasi
Lampiran 7 : Lembar konsul
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah. Hal ini perlu
diyakini oleh tenaga kesehatan khususnya bidan, sehingga ketika memberikan
asuhan kepada pasien, pendekatan yang dilakukan lebih cenderung kepada
bentuk pelayanan promotif. Realisasi yang paling mudah dilaksanakan adalah
pelaksanaan Komunikasi Informasi dan Edukatif (KIE) kepada pasien dengan
materi-materi mengenai pemantauan kesehatan ibu hamil dan
penatalaksanaan ketidaknyamanan selama hamil ( Sulistyawati, 2011; h. 2).
Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil. Sebagian
besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15 %
menderita komplikasi berat, dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang
mengancam jiwa ibu. Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih dari
setengah juta ibu setiap tahun (Prawirohardjo, 2010; h. 53).
Salah satu masalah yang terjadi pada masa kehamilan, yang bisa
meningkatkan derajat kesakitan adalah terjadinya gestosis pada masa
kehamilan atau penyakit yang khas terjadi pada masa kehamilan, dan salah
satu gestosis dalam kehamilan adalah Hiperemesis Gravidarum
(Rukiyah, et. all, 2010: h. 118).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan
sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang-kadang begitu
2
hebat dimana segala apa yang dimakan dan minum dimuntahkan sehingga
dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari,
berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bahkan
seperti gejala penyakit apendisitis, pielitis, dan sebagainya.
(Prawirohardjo, 2010; h. 815).
Kasus kematian pada Hiperemesis gravidarum terjadi sebesar 159 kematian
per 1000 kelahiran di Inggris, namun saat ini hiperemesis gravidarum hanya
menimbulkan konsekuensi yang minimal. Dehidrasi, gangguan metabolik dan
elektrolit umumnya terjadi sebagai komplikasi pada klien yang mengalami
hiperemesis gravidarum (Runiari, 2010; h. 13).
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada
bukti bahwa penyakit ini belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa
penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik juga tidak ditemukan kelainan
biokimia, perubahan-perubahan anatomik yang terjadi pada otak, jantung,
hati dan susunan syaraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat
lain akibat kelemahan tubuh karena tidak makan dan minum. Beberapa faktor
predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan adalah sering terjadi pada
primigravida, masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolisme akibat hamil serta resistensi yang menurun dan pihak ibu
terhadap perubahan ini merupakan faktor organik alergi, faktor psikologik,
molahidatidosa, faktor adaptasi dan hormon
(Rukiyah, et. all, 2010; h. 118).
3
Dampak hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan klien,
namun dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus, berat
badan lahir rendah, kelahiran prematur dan malformasi pada bayi baru lahir.
Selain dampak fisiologis pada klien dan janinnya, hiperemesis gravidarum
juga memberikan dampak psikologis, sosial, spritual, pekerjaan. Secara
psikologis dapat menimbulkan dampak kecemasan, rasa bersalah dan marah
(Runiari, 2010; h.14).
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan
jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-
kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan
akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makan
sehari-hari dengan makan dalam jumlah kecil, tetapi sering. Waktu bangun
pagi dianjurkan untuk tidak segera turun atau bangun dari tempat tidur, tetapi
dianjurkan untuk makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat. Makanan
yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan
minuman seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin, menghindarkan kekurangan
karbohidrat merupakan faktor yang penting, oleh karenya dianjurkan
makanan yang banyak mengandung gula (Prawirohardjo, et. all, 2005; h. 278)
Berdasarkan hasil survey di Poskel Gedung Meneng Baru Kecamatan Raja
Basa Bandar Lampung pada tanggal 9 April 2015, terdapat 6 ibu hamil yang
melakukan kunjungan. Satu diantaranya adalah Ny. S Umur 25 tahun dengan
4
primigravida yang sedang mengalami hiperemesis gravidarum tingkat 1. Ibu
mengeluh mual-muntah dengan frekuensi 12x dalam sehari, sampai tidak bisa
melakukan aktivitas seperti biasanya, nafsu makan hilang dan mengalami
penurunan berat badan, serta mengalami hipotensi. Untuk menghindari
terjadinya resiko dehidrasi pada ibu dan kekurangan makanan yang dapat
mempengaruhi perkembangan janin sampai menyebabkan abortus sehingga
perlu dilakukan penanganan dan karena hiperemesis gravidarum ini juga
dapat berulang pada kehamilan selanjutnya.
Berdasarkan Latar Belakang dan hasil pre survey maka penulis tertarik untuk
memberikan “ Asuhan Kebidanan Terhadap Ny.S Umur 25 tahun G1P0A0
Usia kehamilan 11 minggu 4 hari Dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat 1
di Poskeskel Gedung Meneng Baru Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung
Tahun 2015”.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Penerapan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Terhadap Ny.S umur 25
tahun G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu 4 hari Dengan Hiperemesis
gravidarum tingkat 1 di Poskeskel Gedung Meneng Baru kecamatan Raja
Basa Bandar Lampung 2015 ?
1.3 Tujuan Penulis
1.3.1 Tujuan Umum
Dapat Menerapkan Asuhan Kebidanan Pada Ny.S umur 25 tahun
G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu 4 hari Dengan Hiperemesis
5
Gravidarum tingkat 1 di Poskeskel Gedung Meneng Baru Kecamatan
Raja Basa Bandar Lampung 2015.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Dapat melaksanakan pengkajian data dasar terhadap Ny. S
umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu 4 hari
dengan hiperemesis gravidarum tingkat 1 di Poskeskel Gedung
Meneng Baru Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung Tahun
2015.
1.3.2.2 Dapat melaksanakan interprestasi data untuk menentukan
diagnosa, masalah dan kebutuhan ibu hamil terhadap Ny. S
umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu 4 hari
dengan hiperemesis gravidarum tingkat 1di Poskeskel Gedung
Meneng Baru Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung Tahun
2015.
1.3.2.3 Dapat mengantisipasi masalah potensial terhadap Ny. S umur
25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu 4 hari dengan
hiperemesis gravidarum tingkat 1di Poskeskel Gedung Meneng
Baru Kecamatan Raja Basa Bandar Tahun 2015.
1.3.2.4 Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi terhadap
Ny. S umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu 4 hari
dengan hiperemesis gravidarum tingkat 1di Poskeskel Gedung
Meneng Baru Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung Tahun
2015.
6
1.3.2.5 Dapat merencanakan tindakan yang akan dilakukankan
terhadap Ny. S umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 11
minggu 4 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat 1di
Poskeskel Gedung Meneng Baru Kecamatan Raja Basa Bandar
Lampung Tahun 2015.
1.3.2.6 Dapat melaksanakan tindakan yang akan dilakukan sesuai
perencanaan terhadap Ny. S umur 25 tahun G1P0A0 usia
kehamilan 11 minggu 4 hari dengan hiperemesis gravidarum
tingkat 1di Poskeskel Gedung Meneng Baru Kecamatan Raja
Basa Bandar Lampung Tahun 2015
1.3.2.7 Dapat mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan
tehadap Ny. S umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 11
minggu 4 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat 1di
Poskeskel Gedung Meneng Baru Kecamatan Raja Basa Bandar
Lampung Tahun 2015.
1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 Sasaran
Penelitian ini mengambil sasaran yaitu satu orang ibu hamil yaitu Ny.
S umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu 4 hari dengan
hiperemesis gravidarum tingkat I.
1.4.2 Tempat Penelitian
7
Penelitian dilakukan di Poskeskel Gedung Meneng Baru (Jl.
Purnairawan no 43 RT 02 Kelurahan Gedung Meneng Baru
Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung).
1.4.3 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama 10 hari yaitu sejak tanggal 09 April 2015
sampai 19 April 2015
1.5 Manfaat Penulis
1.5.1 Institusi Pendidikan
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dokumen dan bahan acuan
atau pedoman bagi institusi jurusan kebidanan untuk penulisan karya
tulis ilmiah selanjutnya, khususnya mahasiswi Akademi Kebidanan
Adila Bandar Lampung sehingga menjadikan sumber ilmu bagi
pembaca.
1.5.2 Lahan Praktek
Dapat dijadikan sebagai masukan dan gambaran informasi sehingga
dapat meningkatkan menejemen asuhan kebidanan pada ibu hamil
agar menurunkan angka kesakitan dan kematian pada ibu hamil,
khususnya terhadap Ny.S Umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 11
minggu 4 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat I, akibat
komplikasi yang tidak tertangani pada ibu hamil.
1.5.3 Masyarakat
Dapat memberikan pengetahuan pada masyarakat khususnya ibu-ibu
hamil agar dapat sedini mungkin mengetahui penyakit yang akan
menghambat kehamilannya dan bagaimana penanganannya khususnya
8
tentang hiperemesis gravidarum. Sehingga ibu tidak segan
memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan terdekat bila ada
keluhan, agar mendapatkan penanganan lebih lanjut.
1.5.4 Bagi Penulis
Merupakan pengalaman yang dapat menambah kemampuan penulis
serta dapat mempraktekan ilmu yang didapat sewaktu kuliah dalam
menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil khususnya terhadap
Ny.S Umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu 4 hari dengan
hiperemesis gravidarum tingkat I.
1.6 Metode Penulisan dan Teknik Pengumpulan Data
1.6.1 Metodologi Penelitian
Dalam penyusun karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode
penulisan. Dimana metode penulisan yang digunakan yaitu metode
penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif.
Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau
menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.
Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah-langkah
pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan/analisa data, membuat
kesimpulan, dan laporan (Notoatmodjo, 2005; h. 138).
1.6.2 Teknik Pengumpulan Data
1.6.2.1 Data Primer
a. Wawncara
9
Adalah suatu metode yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data, dimana penelitian mendapatkan
keterangan atau dirian secara lisan dari seseorang sasaran
penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan
muka dengan orang tersebut (face to face) jadi data tersbut
diperoleh langsung dari responden melalui suatu pertemuan
atau percakapan (Notoatmodjo, 2005; h. 102).
b. Pengkajian
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi
yang akurat dan lengkap dari berbagai sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien. Anamnesis adalah
pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang pasien
melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan. Anamnesa
dilakukan dengan cara Auto anamnesa yaitu anamnesa
yang dilakukan kepada pasien, jadi data yang diperoleh
adalah data primer karena langsung dari sumbernya
(Sulistyawati, 2012; h. 166).
1.6.2.2 Data Sekunder
a. Studi dokumenter
Adalah semua bentuk dokmen baikyang diterbitkan
maupun yang tidak diterbitkan, yang ada dibawah
tanggung jawab instansi resmi misalnya laporan, catatan-
catatan di dalam kartu klinik (Notoatmodjo, 2005; h. 62).
b. Studi Pustaka
10
Merupakan hal yang sangat pentingdalam menunjang latar
belakang teoritis dari suatu penelitian. Dari buku-buku,
laporan penelitian, majalah ilmiah, jurnal, dan sebagainya
kita dapat memperoleh informasi yang berupa kosep yang
telah dikemukakan oleh berbagai ahli agar mempunyai
dasar yang kuat dalam melaksanakan penelitiannya
(Notoatmodjo, 2005; h. 63).
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori Medis
2.1.1 Kehamilan
2.1.1.1 Pengertian
Proses kehamilan merupakan proses yang normal dan
alamiah. Hal ini perlu diyakini oleh tenaga kesehatan
khususnya bidan, sehingga ketika memberikan asuhan
kepada pasien, pendekatan yang dilakukan lebih cenderung
kepada bentuk pelayanan promotif. Realisasi yang paling
mudah dilaksanakan adalah pelaksanaan komunikasi,
informasi dan edukasi (KIE) kepada pasien dengan materi-
materi mengenai pemantauan kesehatan ibu hamil dan
penatalaksanaan ketidaknyamanan selama hamil
(Sulistiawati, 2011; h. 02).
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang
dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga
dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode
antepartum. Sebaliknya, periode prenatal adalah kurun
waktu terhitung sejak hari pertama haid terakhir hingga
kelahiran bayi yang menandai awal periode pascanatal.
Periode antepartum dibagi menjadi tiga trimester, yang
masing-masing terdiri dari 13 minggu atau tiga bulan
12
menurut hitungan kalender. Pembagian waktu ini diambil
dari ketentuan yang mempertimbangkan bahwa lam
kehamilan diperkirakan kurang lebih 280 hari, 40 minggu,
10 bulan (berdasarkan perputaran bulan atau lunar), atau 9
bulan sejak hari pertama haid terakhir (HPHT). Pada
kenyataannya kehamilan tidak berlangsung selama itu.
Pembuahan berlangsung ketika terjadi ovulasi, kurang lebih
14 hari setelah haid terakhir (dengan perkiraan siklus 28
hari). Hal ini membuat kehamilan berlangsung selama
kurang lebih 266 hari atau 38 minggu. Dengan penanaman
bahan 14 hari, maka lamakehamilan menjadi 280 hari, bila
dihitung dari haid terakhir. Pada praktiknya, trimester
pertama secara umum dipertimbangkan berlangsung pada
minggu pertama hingga 12 minggu, trimester kedua pada
minggu ke-13 hingga minggu ke-27, dan trimester ketiga
pada minggu ke-28 hingga minggu ke-40.
(Varney, et.all,2006;h.492).
2.1.1.2 Proses terjadinya kehamilan :
a. Ovulasi
Dengan pengaruh FSH, polikel primer mengalami
perubahan menjadi folikel de Graff yang menuju ke
permukaan ovarium disertai pembentukan cairan folikel.
Desakan folikel de Graffke permukaan ovarium
menyebabkan penipisan dan disertai devaskularisasi.
13
Selama pertumbuhan menjadi folikel de Graff, ovarium
mengeluarkan hormon estrogen yang dapat memengaruhi
gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium, gerak sel
rambut lumen tuba makin tinggi, peristaltik tuba makin
aktif. Ketiga faktor ini menyebabkan aliran dalam tuba
makin deras menuju uterus. Dengan pengaruh LH yang
semakin besar fluktuasi yang mendadak, terjadi
pelepasan ovum yang disebut ovulasai. Dengan gerakan
aktif tuba yang mempunyai umbai maka ovum yang
telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimriae tuba.
Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba
menuju uterus, dalam bentuk pematangan pertama,
artinya telah siap untuk dibuahi.
b. Spermatozoa
Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc
sperma yang mengandung 40-60 juta spermatozoa setiap
cc. Bentuk spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas
kepala,leher dan ekor. Sebagian besar spermatozoa
mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang
dapat mencapai tuba fallopii. Spermatozoa yang masuk
kedalam alat genetalia wanita dapat hidup selama tiga
hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.
(Manuaba, et.all,2010;h.75-76).
14
c. Konsepsi
Coitus – sperma masuk ke dalam vagina – berjalan
melalui canalis servikalis – menuju cavum uteri, berjalan
menuju saluran tuba fallopii – selama diperjalanan ke
tuba sperma membuat enzim hyaluronidase – terakhir
sperma berenti di ampula menunggu ovum – ovum yang
matang saat ovulasi dikeluarkan oleh ovarium –
ditangkap fimbria – ovum yang matang berjalan melalui
infudibulum lalu berhenti di ampula – di ampula ovum
bertemu dengan sperma – hanya 1 sperma yang berhasil
masuk ke dalam ovum – dengan mengeluarkan enzim
hyaluronidase untuk menghancurkan zona pelusida yang
melindungi ovum – sehingga sperma bisa masuk ke
dalam ovum dengan melepaskan ekornya – lalu ovum
dibuahi oleh sperma menghasilkan zigot –zigot tadi akan
membelah dari 2 sel, 4 sel, 16 sel, - terbentuklah morula
– dimana selama pembelahan berlangsung terjadi di
sepanjang tuba (ampula,ismust dan berakhir di pars
interstiasial) – membutuhkan waktu 3-4 hari sampai ke
uterus – setelah pembelahan selesai dipars interstisial –
perkembangan selanjutnya terjadi sewaktu morula
mengapung bebas di dalam uterus – cairan masuk
kedalam zona pelusida dan menyusup ke dalam ruang
interseluler di antara blastomer – selanjutnya terbentuk
15
ruang didalam masa sel – karena ruang interseluler itu
menyatu dan terbentuklah struktur yang disebut blastosit
– dimana blastosit ini akan membentuk 2 sel dalam dan
luar –sel dalam akan berkembang menjadi embrio dan
lempeng embrio – sel luar akan membentuk tropoblast –
tropoblas ini mengeluarkan zat untuk menghancurkan
endometrium untuk nidasinya blastosit – setelah
implantasi atau nidasi – lapisan endometrium dinamakan
desidua basalis yang akan menjadi tempat plasentasi –
laludesidua basalis akan ditutupi desidua kapsularis dan
desidua vera.(Jannah,2012;h.62).
2.1.1.3 Tanda – tanda kehamilan
a. Tanda dugaan hamil
1. Amenorea (terlambat datang bulan)
2. Mual dan muntah (emesis)
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan
pengeluaran asam lambung yang berlebihan.
3. Ngidam
4. Sinkope atau pingsan
5. Payudara tegang
6. Sering miksi
7. Konstipasi atau obstipasi
8. Pigmentasi kulit
16
9. Epulis
10. Varises atau penampakan pembuluh darah vena.
b. Tanda tidak pasti kehamilan
1. Rahim membesar, sesuai tuanya kehamilan
2. Pada pemeriksaaan dalam, dijumpai tanda Hegar,
Chadwicks, Piscaseck, kontraksi braxton hicks, dan
teraba ballottement.
3. PP test positif
c. Tanda pasti kehamilan
1. Gerakan janin dalam rahim
2. Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-
bagian janin
3. Denyut jantung janin terdengar dengan doppler,
ultrasonografi, rontgen terlihatkerangka janin
d. Diagnosis banding
1. Hamil palsu(pseudosiesis) atau kehamilan spuria
2. Tumor kandungan atau mioma uteri
3. Kista ovarium
4. Hematometra ( terlambat datang bulan yang dapat
melampaui usia kehamilan)
5. Kandung kemih yang penuh
(Manuaba, et. all,2010;h.107-109).
17
2.1.1.4 Tujuan asuhan kehamilan
a. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan
kesejahteraan ibu dan tumbuh kembang janin
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,
mental, serta sosial ibu dan bayi
c. Menemukan secara dini adanya masalah/gangguan dan
kemungkinan kompliksi yang terjadi selama kehamilan.
d. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan
selamat, baik ibu maupun bayi dengan trauma seminimal
mungkin.
e. Mempersiapkan ibu dan keluargadapat berperan dengan
baik dalam memelihara bayi agar dapat tumbuh dan
berkembang secara normal (Sulistyawati,2009;h.4).
2.1.1.5 Standar kunjungan ante natal care(ANC) minimal :
a. Satu kali pada trimester I ( usia kehamilan 0-13 mgg )
b. Satu kali pada trimester II ( usia kehamilan 14-27 mgg )
c. Dua kali pada trimester III ( usia kehamilan 28-40 mgg)
(Sulistyawati,2009;h.4).
2.1.1.6 Asuhan standar minimal pelayanan yaitu 7T :
a. Timbang berat badan dan ukur Tinggi badan
b. Ukur Tekanan Darah
c. Ukur Tinggi fundus uteri
d. Pemberian imunisasi TT lengkap
18
e. Pemberian Tablet besi (fe) minimal 90 tab selama
kehamilan dengan dosis satu tab setiap harinya.
f. Lakukan Tes penyakit menular seksual (PMS).
g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
2.1.1.7 Perubahan anatomi dan fisiologi ibu hamil
a. Sistem reproduksi
1. Uterus
Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30
x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc. Hal
itu memungkinkan bagi adekuatnya akomodasi
pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim membesar
akibat hipertropi dan hiperplasi otot polos rahim,
serabut-serabut kolagennya menjadi higraoskopik,
dan endometrium menjadi desidua
Tabel 2.1
TFU menurut penambahan per Tiga Jari
Usia kehamilan
(minggu)
Tinggi fundus Uteri (TFU)
12 3 jari dibawah simfisis
16 Pertengahan pusat-simfisis
20 3 jari dibawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus xiphodeus (px)
36 3 jari dibawah prosesus xiphodeus (px)
40 Pertengahan pusat-prosesus xiphodeus (px)
(Sulistyawati, 2009;h. 4, 59,60).
2. Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi
lebih lunak dan kebiruan. Perubahan ini terjadi
akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya
19
edema pada seluruh serviks, bersamaan dengan
terjadinya hifertrofi dan hiperplapsiapada kelenjar-
kelenjar serviks.Serviks manusia merupakan organ
yang komleks dan heterogen yang mengalami
perubahan yang luar biasa selama kehamilan dan
persalinan. Bersifat seperti katup yang bertanggung
jawab menjaga janin dalam uterus sampai akhir
kehamilan dan selama persalinan. Serviks
didominasi jaringan ikat fibrosa. Komposisinya
berupa jaringan matriks ekstraselular terutama
mengandung kolagen dengan elastis dan
proteoglikan dan bagian sel yang mengandung otot
dan fibroblas, epitel, serta pembuluh darah. Rasio
relatif jaringan ikat terhadap otot tidak sama
sepanjang serviks yang semakin ke distal rasio ini
semakin besar(Prawirohardjo,2010;h.177).
3. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan
pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu
korpus luteum yang dapat ditemukan diovarium.
Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7
minggu awal kehamilan dan setelah itu akan
berperan sebagai penghasil progesteron dalam
jumlah yang relatif minimal
20
4. Vagina dan perineum
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan
hiperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot
diperineum dan vulva, sehingga pada vagina akan
terlihat berwarna keungu-unguan yang dikenal
dengan tanda chadwick. Perubahan ini meliputi
penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan
ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos
5. Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahn warna
menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga
akan mengenai daerah payudara dan paha.
Perubahan ini dikenal dengan nama striae
gravidarum. Pada multipara selain striae kemerahan
itu sering kali ditemukan garis berwarna perak
berkilau yang merupakan sikatrik dari striae
sebelumnya. Perubahan ini dihasilkan dari cadangan
melanin pada daerah epidermal dan dermal yang
penyebab pastinya belum diketahui. Adanya
peningkatan kadar serum melanocytestimulating
hormonepada akhir bulan kedua masih sangat
diragukan sebagai penyebabnya. Estrogen dan
progesteron diketahui mempunyai peran dalam
21
melanogenesis dan diduga bisa menjadi faktor
pendorongnya
6. Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan
payudaranya menjadi lebih lunak. Setelah bulan
kedua payudara akan bertambah ukurannya dan
vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting
payudara akan lebih besar, kehitaman,dan tegak.
Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna
kekuningan yang disebut kolustrum dapat keluar.
Kolustrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus
yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan,
air susu belum dapat diproduksi karena hormon
prolaktin ditekan oleh prolactin inhibiting hormone.
Setelah persalinan kadar progesteron dan estrogen
akan menurun sehingga pengaruh inhibisi
progesteron terhadap x-laktalbulmin akan hilang.
b. Perubahan metabolik
Sebagian besar penambahan berat badan selama
kehamilan berasal dari uterus dan isinya. Kemudian
payudara, volume darah, dan cairan ektraselular.
Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan
bertambah 12,5 kg.
22
Tabel 2.2
Rekomendasi penambahan berat badan selama
kehamilan berdasarkan indeks massa tubuh
Kategori IMT Rekomendasi (kg)
Rendah < 19,8 12,5 – 18
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16
Tinggi 26 – 29 7 – 11,5
Obesitas >29 >7
Gemeli 16 – 20,5
(Prawirohardjo, 2010;h.78-180)
Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan
gizi baik dianjurkan menambah berat badan per minggu
sebesar 0,4 kg, sementara pada perempuan dengan gizi
kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat badan
per minggu masing-masing sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg.
Peningkatan jumlah cairan selama kehamilan adalah
suatu hal yang fisiologis. Hal ini disebkan oleh turunnya
osmolaritas dari 10 mosmolaritasm/kg yang diinduksi
oleh rendahnya amabang rasa haus dan sekresi
vasopresin. Fenomena ini mulai terjadi pada awal
kehamilan. Pada saat aterm lebih kurang 3,5 1 cairan
berasal dari janin,plasenta,dan cairan amnion, sedangkan
3 liter lainya berasal dari akumulasi peningkatan volume
darah ibu, uterus, dan payudara sehingga minimal
tambahan cairan selama kehamilan adalah 6,5 1
(Prawirohardjo,2010;h.180-181).
c. Sistem kardiovaskular
Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan
perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi
23
vaskular sistemik. Selain itu, juga terjadi peningkatan
denyut jantung. Antara minggu ke-10 dan 20 terjadi
peningkatan volume plasma sehingga jiga terjadi
peningkatan preload.
Sejak pertengahan kahamilan pembesaran uterus akan
menekan vena kava inferior dan aorta bawah ketika
berada dalam posisi terlentang. Penekanan vena kava
inferior ini akan mengurangi darah balik vena ke jantung.
Akibatnya, terjadinya penurunan preload dan cardiac
output sehingga akan menyebabkan terjadinya hipotensi
arterial yang dikenal dengan sindrom hipotensi supine
dan pada keadaan yang cukup berat akan mengurangi
aliran darah uteroplasenta ke ginjal.
Volume darah akan meningkat secara progresif mulai
minggu ke-6 – 8 kehamilan mencapai puncaknya pada
minggu ke-32 – 34 dengan perubahan kecil setelah
minggu tersebut. Volume akan meningkat kira-kira 40 –
45 %. Hal ini dipengaruhi oleh aksi progesteron dan
estrogen pada ginjal yang diinisiasi oleh jalur renin-
angiotensin dan aldosteron. Penambahan volume darah
ini sebagian besar berupa plasma dan eritrosit
(Prawirohardjo,2010;h.183).
24
d. Traktus digestivus
Seiring dengan makin besarnya uterus, lambung dan
usus akan tergeser. Perubahan yang nyata akan terjadi
pada penurunan motolitas otot polos pada traktus
digestivus dan penurunan sekresi asamhidrokloid dan
peptin di lambung sehingga akan menimbulkan gejala
berupa pyrosis (hertburn) yang disebabkan refluks asam
lambung ke esofagus bawah sebagai akibat perubahan
posisi lambung dan menurunya tonus sfingter esofagus
bagian bawah. Mual terjadi akibat penurunan asam
hidrokloid dan penurunan motilitas, serta konstipasi
sebagai akibat penurunan motilitas usus besar. Gusi akan
menjadi lebih hiperemesis dan lunak sehingga dengan
trauma sedang saja bisa menyebabkan perdarahan. Epulis
selama kehamilan akan muncul, tetapi setelah persalinan
akan berkurang secara spontan. Hemorrhoid juga
merupakan suatu hal yang sering terjadi sebagai akibat
konstipasi dan peningkatan tekanan vena pada bagian
bawah karena pembesaran uterus.
Hati pada manusia tidak mengalami perubahan selama
kehamilan baik secara anatomik maupun morfologik.
Pada fungsi hati kadar alkalin fosfatase akan meningkat
hampir dua kali lipat, sedangkan serum
25
aspartattransamin, alanin transamn, y-glutamil
transferase, albumin, dan bilirubin akan menurun
e. Traktus urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih
akantertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga
menimbulkan sering berkemih. Keadaan ini akan hilang
dengan makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari
rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin
sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan iti akan
timbul kembali.
Ginjal akan membesar, glomerular filtration rate, dan
renal plasma flow juga akan meningkat. Pada ureter
akan terjadi dilatasi dimana sisi kanan akan lebih
membesar dibandingkan ureter kiri. Hal ini diperkirakan
karena ureterkiri dilindungi oleh kolon sigmoid dan
adanya tekanan yang kuat pada sisi kanan uterus sebagai
konsekuensi dari dekstrorotasi uterus. Ovarium kanan
dengan posisi melintang di atas ureter kanan juga
diperkirakan sebagai faktor penyebab lainnya diduga
karena pengaruh hormon progeseron
(Prawirohardjo,2010;h.185).
f. Hanifa Sistem endokrin
Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan
membesar ± 135 %. Akan tetapi kelenjar ini tidak begitu
26
mempunyai arti penting dalam kehamilan. Pada
perempuan yang mengalami hipofisektomi persalinan
dapat berjalan dengan lancar. Hormon prolaktin akan
meningkat 10 x lipat pada saat kehamilan aterm.
Sebaliknya, setelah persalinan konsentrasinya pada
plasma akan menurun. Hal ini juga ditemukan pada ibu-
ibu yang menyusui.
g. Sistem muskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang
umum pada kehamilan. Akibat kompensasi dari
pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser
pusat daya berat ke belakang ke arah dua tungkai
(Prawirohardjo,2010;h.185-186).
2.1.1.8 Perubahan dan adaptasi psikologis selama kehamilan
a. Perubahan peran selama kehamilan
seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan
mengalami perubahan psikologis dan pada saat ini pula
wanita akan menciba untuk beradaptasi terhadap peran
barunya melalui tahapan sebagai berikut:
1. Tahap antisipasi
Dalam tahap ini wanita kan mengawali adaptasi
perannya dengan merubah peran sosialnya melalui
latihan formal (misalnya kelas-kelas khusus
kehamilan) dan informal melalui model peran (role
27
model). Meningkatnya frekuensi interaksi dengan
wanita hamil dan ibu muda lainnya akan
mempercepat proses adaptasi untuk mencapai
penerimaan peran barunya sebagai seorang ibu.
2. Tahap honeymoon
Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran
barunya dengan cara mencoba menyesuiakan diri.
Secara internal wanita akan mengubah posisinya
sebagai penerima kasih ksayang dari ibunya menjadi
pemberi kasih sayang, wanita akan menuntut dari
pasangannya. Untuk memenuhi kebutuhan akan kasih
sayang, wanita akan menuntut dari pasangannya. Ia
akan mencoba menggambarkan figur ibunya dimasa
kecilnya dan membuat suatu daftar hal-hal yang
positif dari ibunya untuk kemudian ia adaptasi dan
terapkan kepada bayinya nanti. Aspek lain yang
berpengaruh dalam tahap ini adalah seiring dengan
sudah mapannya beberapa persiapan yang
berhubungan dengan kelahiran bayi, termasuk
dukungan semangat dari orang-orang terdekatnya.
3. Tahap stabil.
Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia
mengalami suatu titik stabil dalam penerimaan peran
barunya. Ia akan melakukan aktivitas-aktivitas yang
28
bersifat positif dan berfokus untuk kehamilannya,
seperti mencari tahu tentang informasi seputar
persiapan kelahian, cara mendidik dan merawat anak,
serta hal yang berguna untuk menjaga kondisi
keluarga.
4. Tahap akhir (perjanjian)
Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima
perannya, namun ia tetap mengadakan “perjanjian”
dengan dirinya sendiri untuk sedapat mungkin
“menepati janji” mengenai kesepakatan-kespakatan
internal yang telah ia buat berkaitan dengan apa yang
akan ia perankan sejak saat ini sampai bayinya lahir
kelak.
b. Perubahan psikologis trimester 1 (periode penyesuaian)
1. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci
dengan kehamilannya.
2. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan
bahkan kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap agar
dirinya tidak hamil.
3. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-
benar hamil. Hal ini dilakukan sekedar meyakinkan
dirinya.
4. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan
selalu mendapat perhatian dengan seksama.
29
5. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda
pada tiap wanita. Tetapi kebanyakan akan mengalami
penurunan.
c. Perubahan psikologis trimester II
1. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan
kadar hormon yang tinggi.
2. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.
3. Merasakan gerakan anak.
4. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan
kekhawatiran.
5. Libido meningkat.
6. Menuntut perhatian dan cita.
7. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan
bagian dari dirinya.
8. Hubungan sosial meningakat dengan wanita hamil
lainnya atau pada orang lain yang baru menjadi ibu.
9. Keterikatan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan,
kelahiran, dan persiapan untuk peran baru.
d. Perubahan psikologis trimester III
1. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya
jelek, aneh, dan tidak menarik.
2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir
tepat waktu.
30
3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul
pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatanya.
4. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak
normal bermimpi yang mencerminkan perhatian dan
kekhawatiran.
5. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
6. Merasa kehilangan perhatian.
7. Perasaan mudah terluka (sensitif)
8. Libido menurun (Sulistyawati,2009;h.75-77).
2.1.1.9 Kebutuhan ibu hamil
a. Kebutuhan nutrisi
Pada masa kehamilan, ibu hamil harus menyediakan
nutrisi yang penting bagi pertumbuhan anak dan dirinya
sendiri. Ini berarti dia perlu makan untuk 2 orang, sesuai
dan seimbang.
Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari
kebutuhan wanita yang tidak hamil. Kegunaan makanan
tersebut adalah:
1. Untuk pertumbuhan janin yang ada dalamkandungan.
2. Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan
badan ibu sendiri.
3. Guna mengadakan cadangan untuk persiapan laktasi.
Calon ibu sebaiknya makan diet yang seimbang,
menyediakan perawatan yang mencukupi, memeriksakan
31
kandungan hemoglobin dalam darah dan memperoleh
resep tablet mengandung garam besi.
a) Kebutuhan energi
TM 1 : penambahan energi 180 kkal/hari
TM 2 : penambahan 300 kkal/ hari
b) Sumber protein
1) Berfungsi membentuk jaringan tubuh
yangmenyusun struktur organ seperti tulang dan
otot
2) Dibutuhkan juga untuk tumbuh kembangjanin agar
berlangsung optimal
3) Pembentukan sel darah merah dalam tubuhjanin
4) Kebutuhan protein bertambah 17 gram
c) Sumber lemak
1) Merupakan sumber energi yang vital
untukpertumbuhan jaringan plasma dan janin.
2) Lemak disimpan sebagai cadangan tenagapersalinan
dan postpartum
3) Membantu proses pembentukan ASI
4) Asam lemak tak jenuh-omega 3 dan omega6
merupakan asam lemak esensial yang penting untuk
proses tumbuh kembang sel saraf dan sel otak janin
d) Sumber karbohidrat
32
1) Sumber tambahan energi untuk tumbuhkembang
janin selama dalam kandungan
2) TM 1 : untuk pembentukan sel darah merah
3) TM II dan III : persiapan tenaga ibu dalamproses
persalinan
e) Sumber vitamin
1) Vitamin A
Berperan dalam pergantian sel baru pada semua
jaringan tubuh dan sel saraf, pembentukan tulang,
gigi, mencegah cacat bawaan, sistem kekebalan
tubuh ibu hamil, kira- kira 300 RE/hari dari sebelum
hamil.
2) Vitamin B
B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), B6
(piridoksin), B9 (asam folat), B12 (kobalamin)
3) Vitamin C
Ibu hamil dianjurkan menambah asupan vitamin C
10 mg/hari, membantu penyerapan Fe, memperkuat
pembuluh darah untuk mencegah perdarahan,
mengurangi sakit saat bekerja dengan mengaktifkan
kerja sel darah putih
4) Vitamin D
Diperlukan untuk penyerapan kalsium, bisa
diperoleh dari sinar matahari
33
5) Vitamin E
15 mg (22,5 IU) / hari
6) Sumber mineral
(a)Kalsium
(b)Seng
(c)Yodium
(d)Zat besi
b. Kebutuhan oksigen
Perubahan pernapasan mayor dalam kehamilan
diakibatkan oleh tiga faktor yaitu efek mekanik dari
pembesaran rahim, peningkatan keseluruhan konsumsi
oksigen tubuh, dan efek perangsang pernapasan
progesteron.
Hampir 75 % wanita hamil mengalami peningkatan
kesulitan pernapasan. Untuk menyeimbangkan
kebutuhan oksigen ibu hamil, perlunya suasana
lingkungan yang selalu mendukung ibu dapat bernafas
dengan lega.
c. Kebutuhan personal hygiene
Tubuh ibu hamil sangatlah perlu dijaga kebersihanya
secara keseluruhan mulai dari ujung kaki sampai ujung
rambut termasuk halnya pakaian ibu hamil senantiasa
jaga kebersihannya. Mengganti pakaian dalam sesering
mungkin sangatlah dianjurkan karena selama kehamilan
34
keputihan pada vagina meningkat dan jumlahnya
bertambah disebabkan kelenjar leher rahim bertambah
jumlahnya.
d. Kebutuhan istirahat
Adanya aktivitas yang dilakukan setiap hari otomatis ibu
hamil akan sering merasa lelah dari pada sebelum waktu
hamil. Oleh karena itu pengaturan aktivitas yang tidak
terlalu berlebihan sangatlah perlu diterapkan oleh setiap
ibu hamil.
e. Kebutuhan seks
Jika kehamilan calon ibu normal serta tidak mempunyai
kecendrungan melahirkan prematur dan aborsi ulang
maka senggama dapat dilanjutkan dengan frekuensi yang
normal untuk pasangan tersebut. Beberapa wanita lebih
menginginkan senggama yang sering selama hamil,
sementara yang lain justru ingin mengurangi.
f. Persiapan perslinan
1) Tempat bersalin
2) Memilih tenaga kesehatan terlatih
3) Berapa banyak biaya yang dibutuhkan danbagaimana
cara mengumpulkan biaya tersebut
4) Siapa yang akan menjaga keluarga jika ibu tidakada
g. Aktivitas senam hamil
35
Dengan melakukan senam hamil akan banyak
memberikan manfaat dalam membantu kelancaran proses
persalinan antara lain dapat melatih pernafasan dan
relaksasi, menguatkan otot-otot panggul dan perut, serta
melatih cara mengedan yang benar. Manfaat senam
hamil secara teratur :
1) Memperbaiki sirkulasi darah
2) Mengurangi pembengkakan
3) Memperbaiki keeimbangan otot
4) Mengurangi sembelit
5) Mengurangi keram kaki
6) Menguatkan otot perut
7) Mempercepatproses dalam penyembuhansetelah
melahirkan(Jannah, 2012;h.145-160).
2.1.1.10 Tanda-tanda bahaya / komplikasi pada ibu dan janin
selamakehamilan
a. Kehamilan muda
1) Perdarahan pervaginam
a) Abortus
(a) Imminens
Disebut dengan keguguran membakat dan
terjadi jika ditemukan perdarahan pada
kehamilan muda, namun pada tes kehamilan
masih menunjukan hasil yang positif.
36
Dalam kasus ini keluarnya janin masih
dapat dicegah dengan memberikan terapi
hormonal dan antispasmodik serta
istirahat.
(b) Insipiens (keguguran berlangsung)
Terjadi apabila ditemukan adanya
perdarahan pada kehamilan muda disertai
dengan membukanya ostium uteri dan
terabanya selaput ketuban.
(c) Habitualis (keguguran berulang)
Mengalami keguguran berturut-turut lebih
dari tiga kali.
(d) Inkomplitus (keguguran bersisa)
Jika terjadi perdarahan pervaginam disertai
pengeluaran janin tanpa pengeluaran
desidua atau plasenta. Gejala yang disertai
adalahamenore, sakit perut karena
kontraksi, perdarahan yang keluar bisa
banyak atau sedikit. Pada pemeriksaan
dalam ditemukan ostium yang terbuka dan
kadang masih teraba jaringan, serta
ukuran uterus yang lebih kecil dari usia
kehamilannya.
(e) Kompletus ( keguguran lengkap
37
Perdarahan pervaginam disertai dengan
pengeluaran seluruh hasil konsepsi
(janindan desidua) sehingga rahim dalam
keadaan kosong.
b) Kehamilan mola
Disebut kehamilan anggur, yaitu adanya jonjot
korion (chorionik villi) yang tumbuh berganda
berupa gelembung-gelembung kecil yang
mengandung banyak cairan sehingga
menyerupai anggur atau mata ikan. Ini
merupakan bentuk neoplasma tropoblas yang
jinak (beniga).
c) Kehamilan ektopik
Dinamakan kehamilan ektopik jika kehamilan
dengan hasil konsepsi tidak berada di dalam
endometrium uteri.
Keadaan ini akan meningkat menjadi
kehamilanektopik terganggu (KET) pada usia
kehamilan lebih dari 10 minggu. Sebagian
besar KET terjadi pada kehamilan yang
terletak dituba.
2) Hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah
berlebihsehingga menimbulkan gangguan
38
aktivitassehari-hari dan bahkan dapat
membahayakan kehidupan. Berdasarkan tingkat
keparahannya :
a) Tingkat 1
Mual muntah terus menerus sehingga
mempengaruhi keadaan umum, terjadi
dehidrasi,TD menurun, nadi meningkat, suhu
meningkat serta nyeri epigastrium
b) Tingkat II
Dehidrasi bertambah (turgor kulit berkurang,
lidah kotor, BB menurun, mata cekung), nadi
cepat dan TD menurun,
hemokonsentrasi,oliguria, obtsipasi, gangguan
metabolisme
c) Tingkat III
Dehidrasi makin berat, mual muntah berhenti,
terjadi perdarahan dari esopagus dan retina,
gangguan fungsi lever(ikterus), samnolen
sampai koma dan gangguan saraf.
b. Kehamilan lanjut
1) Perdarahan pervaginam
1) Plasenta previa
2) Solusio plasenta
2) Sakit kepala hebat,
39
3) penglihatan kabur
4) Penglihatan kabur
5) Bengkak diwajah dan jari-jari tangan
6) Keluar cairan pervaginam
7) Gerakan janin tidak teraba
8) Nyeri perut yang hebat
(Sulistyawati,2009;h.149-162).
2.1.2 Hiperemesis Gravidarum
2.1.2.1 Pengertian
Emesis gravidarum merupakan keluhan umum yang
disampaikan pada kehamilan muda. Terjadinya kehamilan
menimbulkan perubahan hormon estrogen, progesteron,
dan dikeluarkanya human chorionic gonadothropine(HCG).
(Manuaba, et.all, 2010;h.227).
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan
yang terjadi kira-kira sampai umur 20 minggu dan semua
yang dimakan dan minum ibu dimuntahkan sehingga
mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari
ibu, BB, terjadi dehidrasi.
Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah berlebihan
sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan
dapat membahayakan kehidupan pasien (Kuswanti,
2014;h.153).
40
Hiperemesis Gravidarum adlah mual muntah berlebihan
selama masa hamil. Muntah membahayakan ini dibedakan
dari morning sickness normal yang umum dialami wanita
hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan
berlangsung selama trimester pertama kehamilan
(Varney, 2006;h.608).
2.1.2.2 Etiologi
Penyebab hiperemesis belum diketahui secara pasti. Tidak
ada bukti bahwa penyakit ini belum diketahui secara pasti.
Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor
toksik juga tidak ditemukan kelainan biokimia, perubahan-
perubahan anatomik yang terjadi pada otak, jantung, hati
dan susunan syaraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin
serta zat-zat lain akibat kelemahan tubuh karena tidak
makan dan minum. Beberapa faktor predisposisi dan faktor
lain yang telah ditemukan oleh beberapa sebagai berikut :
a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakanadalah
primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda.
Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan
kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor
hormon memegang peranan karena pada kedua keadaan
tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk
berlebihan (Rukiyah, et. all, 2010;h.118).
41
b. Masuknya vili khoriolis dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang
menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini
merupakan faktor organik (Rukiyah, et. all, 2010;h.119).
c. Alergi, sebagai salah satu respon dan jaringan ibu
terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor
organik.
d. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada
penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan
pekerjaan, takut akan kehamilan dan persalinan, takut
terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat
menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mual muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keenggananmenjadi hamil atau sebagai pelarian
kesukaran hidup.
e. Faktor adaptasi dan hormonal, pada wanita hamil yang
kekurangan darah lebih sering terjadi hiperemesis
gravidarum dapat dimasukan dalam ruang lingkup faktor
adaptasi adalah wanita hamil dengan anemia. Wanita
primigravida dan overdistensi rahim pada hamil ganda
dan hamil mola hidatidosa, jumlah hormon yang
dikeluarkan terlalu tinggi dan mnyebabkan terjadinya
hiperemesis gravidarum. Peningkatan Hormon Estrogen
dan Hormon Chorionic Gonodotropin (HCG), pada
42
kehamilan dinilai terjadi perubahan juga pada sistem
endokrinologi, terutama untuk Hormon Estrogen dan
HCG yang dinilai mengalami peningkatan. Sejalan
dengan yang diungkapkan pada poin pertama, bahwa
kehamilan mola hidatidosa dan kehamilan ganda,
memang terjadi pembentukan hormon yang berlebihan.
2.1.2.3 Patofisiologis
Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat
dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini
terjadi pada trimester pertama. Pengaruh fisiologik hormon
estrogen ini tidak jelas, mungin berasal dari sistem saraf
pusat akibat berkurangnya pengosongan lambung.
Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil,
meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung
berbulan-bulan.
Hiperemesis gravidarum merupakan komplikasi mual dan
muntah pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat
menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit
dengan alkolosis hipokloremik. Belum jelas mengapa
gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian wanita, tetapi
faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping
pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang sebelum
kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala
43
tidak suka makan dan mual, akan mengalami emesis
gravidarum yang lebih berat.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan
energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna,
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asamaseton-asetik,
asam hidroksibutirikdan aseton dalam darah. Kekurangan
cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah
menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan
plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun,
demikian pula klorida kemih. Selain itu dehidrasi
menyebabkan hemokonsentrasi,, sehingga aliran darah
kejaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat
makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan
tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Kekurangan
kalsium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya
sekresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah
yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah
lingkaran setan yang sulit dipatahkan. Disamping dehidrasi
dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi
robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindrom
mallory-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat
44
berhenti sendiri. Jarang smpai diperlukan transfusi atau
tindakan operatif.
2.1.2.4 Tanda dan Gejala
Batas antara mual dan muntah dalam kehamilan yang masih
fisiologik dengan hiperemesis gravidarum tidak jelas, akan
tetapi muntah yang menimbulkan gangguan kehidupan
sehari-haridan dehidrasimemberikan petunjuk bahwa
wanita hamil telah memerlukan perawatan yang intensif.
Hiperemesis gravidarum berdasarkan berat ringannya gejala
dapat dibagi kedalam 3 tingkatan :
a. Tingkatan I (Ringan)
Ditandai dengan muntah terus-menerus yang
mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa
lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan
nyeri efigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 permenit,
tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang,
lidah mengering dan mata cekung.
b. Tingkat II ( sedang)
Penderita terlihat lebih lemah dan apatis, turgor kulit
lebih mengurang lidah mengering dan tampak kotor, nadi
kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata
sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata cekung, tensi
turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton
45
dapat dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena
mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan
dalam kencing.
c. Tingkat III (Berat)
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran
menurun, dari samnolen sampai koma, nadi kecil dan
cepat, suhu meningkat dan tensi menurun. Komplikasi
fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai
ensefalopati wernicke, dengan gejala nistagmus, diplopia
dan perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat
kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B komplek.
Timbulnya ikterus menunjukan adanya payah hati
(Rukiyah, et.all, 2010;h.121-122).
2.1.2.5 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum
dimulai dengan :
a. Pencegahan
Pencegahan tehadap hiperemesis gravidarum perlu
dilaksanakan dengan jalan memberikan penerangan
tentang kehamilan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan
kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik
pada kehamilan muda dan hilang setelah kehamilan
bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari
46
dengan makanan jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu
bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi
dianjjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan
teh hangat.
Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya
dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan
dalam keadaan panas atau sangat dingin. Defekasi yang
teratur hendaknya dapat dijamin, menghindarkan
kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting,
oleh karenanya dianjurkan makanan yang banyak
mengandung gula.
b. Obat-obatan
Apabila dengan cara tersebut diatas keluhan dan segala
tidak mengurang maka diperlukan pengobatan. Sedativa
yang sering diberikan adalah pohenobarbital, vitamin
yang dianjurkan yaitu vitamin B1 dan B2 yang berfungsi
untuk mempertahankan kesehatan syaraf, jantung, otot
serta meningkatkan pertumbuhan dan perbaikan sel dan
B6 berfungsi menurunkan keluhan atau gangguan mual
dan muntah bagi ibu hamil dan juga membantu dalam
sintesa lemak untuk pembentukan sel darah merah.
Antihistaminika juga dianjurkan pada keadaan lebih berat
diberikan antimimetik seperti disklomin hidrokhloride,
avomin.
47
c. Isolasi
Isolasi dilakukan dalam kamar yang tenang cerah dan
peredaran udara yang baik hanya dokter dan perawat
yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah berhenti
dan pasien mau makan. Catat cairan yang masuk dan
keluar dan tidak diberikan makan dan minum dan selama
24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala
akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan
d. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena
kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan
masalah dan konflik,yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
Bantuan yang positif dalam mengatasi permasalahan
psikologis dan sosial dinilai cukup signitifkan
memberikan kemajuan keadaan umum
e. Diet
Ciri khas diet hiperemesis adalah penekanan karbohidrat
kompleks terutama pada pagi hari, serta menghindari
makanan yang berlemak dan goreng-gorengan untuk
menekan rasa mual dan muntah, sebaiknya diberi jarak
48
dalam pemberian makan dan minum. Diet pada
hiperemesis bertujuan untuk mengganti persendian
glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur
memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.
Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat,
diantaranya adalah karbohidrat tinggi, yaitu 75-80 %
dari kebutuhan energi total, lemak rendah, yaitu <10 %
dari kebutuhan energi total, makanan diberikan dalam
bentuk kering, pemberian cairan disesuaikan dengan
kadaan pasien, yaitu 7 – 10 gelas perhari, makanan
mudah dicerna, tidak meransang saluran pencernaan dan
diberikan sering dalam porsi keci, bila makan pagi dan
sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makanan
secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien.
Ada tiga macam diet pada hiperemesisgravidarum yaitu:
1) Diet hiperemesis I, diberikan pada hiperemesis
tingkat III. Makan hanya berupa roti kering dan
buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama
makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini
kurang akan zat-zat kecil kecuali vitamin C karena
itu hanya diberikan selama beberapa hari.
2) Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan
muntah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan
49
bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Pemberian
minuman tidak diberikan bersama makanan.
Makanan ini rendah dalam semua zat- zat gizi
kecuali vitamin A dan D.
3) Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan
hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita,
minuman boleh diberikan besamaan makanan. Makanan
ini cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium.
4) Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis
I,II,III adalah roti panggang, biskuit, crakers, buah
segar dan sari buah, minuman botol ringan, sirup,
kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer,. Sedangkan
makanan yang tidak dianjurkan adalah makanan
yang umumnya merangsang saluran pencernaan dari
bumbu tajam. Bahan makanan yang mengandung
alkohol, kopi dan yang mengandung zat tambahan
(pengawet, pewarna dan penyedap rasa).
5) Diet pada ibu yang mengalami hiperemesis terkadang
melihat kondisi si ibu dan tingkatan hiperemesisnya,
konsep saat ini yang dianjurkan pada ibu adalah
makanlah apa yang ibu suka, bukan makan sedikit-
sedikit tapi sering juga jangan paksakan ibu
memakan apa yang saat ini membuat mual karena
diet tersebut tidak akan berhasil malah akan
50
memperparah kondisinya (Rukiyah, et.
all,2010;h.122-125).
Tabel 2.3
Komposisi yang dianjurkan pada ibu dengan hiperemesis
Nilai Gizi Diet
Hiperemesis 1
Diet
hiperemesis II
Diet
hiperemesis III
Energi (kkal) 1100 1700 2300
Protein (g) 15 57 73
Lemak (g) 2 33 59
Karbohidrat (g) 259 293 368
Kalsium (mg) 100 300 400
Besi (mg) 9,5 17,9 24,3
Vitamin A (RE) 542 2202 2270
Tiamin (mg) 0,5 0,8 1
Vitamin C (mg) 283 199 199
Natrium (mg) - 267 362
(Rukiyah, et. all, 2010;h.125).
2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan
Manajemen asuhan kebidanan atau yang sering disebut manajemen
kebidanan adalah suatu metode berpikir dan bertindak secara sistematis
dan logis dalam memberi asuhan kebidanan, agar menguntungkankedua
belah pihak baik klien maupun pemberian asuhan.
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasi pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan, dalam
rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang
berfokus pada klien.
Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembangkan
oleh Helen Varney dalam buku Varney’s Midwifery, edisi ketiga tahun
1997, menggambarkan proses manajemen asuhan kebidanan yang terdiri
dari tujuh langkah yang berturut secara sistematis dan siklik
(Soepardan, 2007; h. 96).
51
Manajemen kebidanan terdiri beberapa langkah yang berurutan yang
dimulai dengan pengumpulan data dasar dan diakhiri dengan evaluasi,
langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bisa
diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi setiap langkah tersebut bisa
dipecah-pecah ke dalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi
sesuai dengan kondisi klien.
Langkah- langkah dalam manajemen kebidanan menurut varney, sebagai
berikut :
2.1.1 Langkah I (Pengumpulan Data Dasar)
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :
2.1.1.1 Auto anamnesa
Adalah anamnesa yang di lakukan kepada pasien langsung.
Jadi data yang di peroleh adalah data primer, karena
langsung dari sumbernya.
2.1.1.2 Allo anamnesa
Adalah anamnesa yang di lakukan kepada keluarga pasien
untuk memperoleh data tentang pasien. Ini di lakukan pada
keadaan darurat ketika pasien tidak memungkinkan lagi
untuk memberikan data yang akurat
(Sulistyawati,2011; h. 166).
52
Anamnesa dilakukan untuk mendapatkan data anamnesa
terdiri dari beberapa kelompok penting sebagai berikut:
a. Data subjektif :
1. Biodata
a) Nama Istri/Suami
Berguna untuk memperlancar komunikasi dalam
asuhan sehingga tidak terlihat kaku atau lebih
akrab dan agar tidak keliru dalam memberikan
penanganan.
b) Umur
Perlu diketahui guna mengetahui apakah klien
dalam kehamilan yang beresiko atau tidak. Usia
dibawah 16 tahun dan diatas 35 tahun
merupakan umur-umur yang beresiko tinggi
untuk hamil. Umur yang baik untuk kehamilan
maupun persalinan adalah 19-25 tahun.
c) Agama
Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi
tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien,
tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran,
perasaan tentang jenis kelamin tenaga
kesehatan,dan pada beberapa kasus, penggunaan
produk darah.
53
d) Suku/Bangsa/Etnis/Keturunan
Harus diidentifikasi dalam rangka memberikan
perawatan yang peka budaya kepada klien dan
mengidentifikasi wanita atau keluarga yang
memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden
yang tinggi pada populasi tertentu. Jika kondisi
yang demikian diidentifikasi, wanita tersebut
diwajibkan menjalani skiring genetik
(Walyani, 2015.h;121)
e) Pendidikan
Berpengaruh dalam tinadakan kebidanan dan untuk
mengatahui sejauh mana tingkat intelektualnya,
sehingga bidan dapat memberikankonseling sesuai
dengan pendidikannya.
f) Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur
tingkat social ekonominya, karena ini juga
mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.
g) Alamat rumah
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan
rumah bila diperlukan (Ambarwati dan
wulandari, 2010.h;132).
54
2. Riwayat pasien
a) Menanyakan keluhan utama klien
Keluhan utama adalah alasan kenapa klien
datang ke tempat bidan. Hal ini disebut tanda
atau gejala. Ditulis sesuai yang diungkapkan
oleh klien serta tanyakan juga sejak kapan hal
tersebut dikeluhkan oleh klien.
b) Riwayat kebidanan
1) Riwayat haid
(a) Menarche
Usia wanita pertama kali haid bervariasi,
antara 12-16 tahun.Hal ini dipengaruhi
oleh keturunan, keadaan gizi, bangsa,
lingkungan, iklim dan keadaan umum
(Walyani, 2015.h;119-120).
(b) Siklus
Siklus menstruasi adalah jarak antara
menstruasi yang dialami dengan
menstruasi berikutnya, dalam hitungan
hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari
(Sulistyawati, 2011.h;167).
55
(c) Lamanya
Lamanya haid yang normal adalah ±7 hari .
apabila sudah mencapai 15 hari berarti
sudah abnormal dan kemungkinan adanya
gangguan ataupun penyakit yang
mempengaruhinya
(d) Banyaknya
Normalnya yaitu 2 kali ganti pembalut
dalam sehari. Apabila darahnya terlalu
berlebihan, itu berarti telah menunjukan
gejala kelainan banyaknya darah haid.
(e) Dismenorhea
Nyeri haid perlu ditanyakan untuk
mengetahui apakah klien menderitanya
atau tidak di tiap haidnya. Nyeri haid
juga menjadi tanda bahwa kontraksi
uterus klien begitu hebat sehingga
menimbulkan nyeri haid (Walyani,
2015.h;120)
2) Gangguan kesehatan alat reproduksi
Data ini sangat penting untuk kita kaji
karena akan memberikan petunjuk bagi kita
tentang organ reproduksi pasien. jika didapat
adanya salah satu atau beberapa riwayat
56
gangguan kesehatan alat reproduksi, maka kita
harus waspada akan adanya kemungkinan
gangguan kesehatan alat reproduksi pada masa
postpartum. Gangguan kesehatan reproduksi
contohnya seperti keputihan, infeksi, gatal
karena jamur dan tumor(Sulistyawati,
2011.h;168).
3) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan
KB lalu.
Pentingnya mengetahui riwayat ini adalah
untuk dapat mengetahui dalam memberikan
asuhan kehamilan (konseling, tindakan
lanjut dan rencana persalinan dan KB
4) Riwayat kehamilan sekarang
(a) HPHT
Bidan ingin mengetahui tanggal hari
pertama dari menstruasi terakhir klien
untuk memperkirakan kapan kira-kira
sang bayi akan dilahirkan dan untuk
mengetahui usia kehamilan (Walyani,
2015.h;120).
(b) TP(tapsiranpersalinan)perkiraan kelahiran.
Gmbaran riwayat mentruasi klien yang
akurat biasanya membantu penetapan
57
tanggal perkiraan kelahirn yang disebut
taksiran partus dibeberapa tempat.
Perhitungan dilakukan dengan dengan
menambahkan 9 bulan dan 7 hari pada
hari pertama haid ( HPHT) atau dengan
mengurangi bulan dengan 3, kemudian
menambahkan 7 hari dan 1 tahun
(c) Penggunaan obat-obatan
Pengobatan penyakit saat hamil harus
selalu memperhatikan apakah obat
tersebut tidak berpengaruh terhadap
tumbang janin.
(d) Imunisasi TT
Tanyakan kepada klien apakah sudah
pernah mendapatkan imunisasi TT. Apabila
belum, bidan bisa memberikanya.Imunisasi
tetanus toxoid diperlukan untuk melindungi
bayi terhadap penyakit tetanus
neonatorum,imunisasi dapat dilakukan
pada trimester I dan II pada kehamilan 3-5
bulan dengan interval minimal 4 minggu
(Walyani, 2015.h;121-124).
c) Riwayat Kesehatan
58
Data dari riwayat kesehatan ini dapat kita
gunakan sebagai penanda(warning) akan adanya
penyulit masa hamil. Adanya perubahan fisik
dan psikologis pada masa hamil yang
melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan
memengaruhi organ yang mengalami gangguan.
Beberapa data penting tentang tentang riwayat
kesehatan pasien yang perlu kita ketahui adalah
apakah pasien pernah atau sedang menderita
penyakit seperti jantung, diabetes melitus (DM),
ginjal, hipertensi/hipotensi, dan hepatitis
(Sulistyawati, 2011.h;169).
d) Menanyakan Riwayat Sosial Ekonomi
(1) Status pernikahan
Tanyakan status klien, apakah ia sekarang
sudah menikah ataukah belum menikah. Hal
ini penting untuk mengetahui status
kehamilan tersebut apakah dari hasil
pernikahan bisa berpengaruh pada psikologis
ibunya pada saat hamil
(Walyani, 2015.h;128).
(2) Usia saat menikah
59
Tanyakan kepada klien pada usia berapa ia
menikah. Hal ini perlu ditanyakan karena
apabila klien mengatakan bahwa ia menikah
di usia muda sedangkan klien pada saat
kunjungan awal ke tempat bidan tersebut sudah
tak lagi muda dan kehamilanya saat ini adalah
kehamilan yang sangat diharapkan. Hal ini
berpengaruh bagaimana asuhan kehamilanya.
(3) Lama pernikahan
Tanyakan kepada klien sudah berapa lama ia
menikah. Apabila klien mengatakan bahwa
telah lama menikah dan baru saja bisa
mempunyai keturunan, maka kemungkinan
kehamilanya saat ini adalah kehamilan yang
sangat diharapkan
e) Riwayat data prikologis
(1) Respons ibu terhadap kehamilan
Bermacam-macam respons wanita hamil
terhadap kehamilanya, maka bidan harus
pintar-pintar mencari celah hati terdalam ibu
apabila dia berada pada kondisi kehamilan
yang tidak diinginkan agar ia dapat menerima
dengan lapang dada kehamilanya.
(2) Respons suami terhadap kehamilan
60
Respons suami terhadap kehamilan perlu
diketahui untuk lebih memperlancar asuhan
kehamilan. Mengingat, suami merupakan
sumber dukungan utama bagi klien dalam
menjalani masa-masa sulit kehamilan.
Apabila respon suami klien terihat kurang
bahagia menyambut kehamilan klien, maka
bidan harus pintar mempengaruhi suami
klien agar bisa menerima kehamilan istrinya
tersebut dengan kebahagiaan
(3) Dukungan keluarga lain terhadap kehamilan
Hal ini perlu ditanyakan karena keluarga
selain suami klien juga sangat berpengaruh
besar bagi kehamilan klien. Tanyakan
bagaimana respons dan dukungan keluarga
lain misalnya anak, orang tua, serta mertua
klien. Apabila ternyata keluarga lain kurang
mendukung, tentunya bidan harus bisa
memberikan strategi bagi klien dan suami
agar kehamilan klien tersebut dapat diterima
di keluarga.
(4) Pengambilan keputusan
61
Pengambilan keputusa perlu ditanyakan
karena untuk mengetahui siapa yang diberi
kewenangan klien mengambil keputusan
apabila ternyata bidan mendiagnosa adanya
keadaan patologis bagi kondisi kehamilan
klien yang memerlukan adanya penanganan
serius.
f) Riwayat pemenuhan kebutuhan sehari-hari
(1) Pola nutrisi
Pada saat hamil ibu harus makan makanan
yang mengandung nilai gizi meskipun tidak
berarti makanan yang mahal. Gizi pada
waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300
kalori per hari, ibu hamil harus mengkonsumsi
yang mengandung protein, zat besi, dan
minum cukup cairan(menu seimbang).
(a) Pola Makan
Ini penting untuk diketahui supaya kita
mendapatkan gambaran bagaimana
pasien mencukupi asupan gizinya selama
hamil(Walyani, 2015.h;94,130).
Nutrisi pada ibu yang mengalami
hiperemesisgravidarum yaitu karbohidrat
tinggi, lemak rendah, protein sedang,
62
makanan yang diberikan dalam bentuk
kering, pemberian cairan disesuaikan
dengan keadaan klien 7-10 gelas, makanan
mudah dicerna tidak merangsang saluran
pencernaan dan diberikan dalam porsi kecil
tapi sering (Runiari, 2010.h;21).
a. Jenis makanan
Tanyakan kepada klien, apa jenis
makanan yang biasa ia makan.
Anjurkan pklien mengkonsumsi makan
yang mengandung zat besi ( 150 mg
besi sulfat, 300 mg besi glukonat),asam
folat (0,4-0,8 mg/hari), kalori (ibu
hamil umur 23-50 tahun perlu
kalorisekitar2300 kkal), protein(74
gr/hari), vitamin,dan garam mineral
(kalsium, fosfor, magnesium, seng,
yodium).
63
b. Forsi
Tanyakan bagaimana forsi makan
klien. Porsi makanan yang terlalu
besar kadang bisa membuat ibu
hamil mual, terutama pada
kehamilan muda. Anjurkan klien
untuk makan dengan porsi sedikit
namun sering.
c. Frekuensi
Data ini akan memberi petunjuk
bagi kita tentang seberapa banyak
asupan makanan yang
dikonsumsi(Walyani,2015.h;130).
d. Pola minum
Kita juga harus dapat memperoleh
data dari kebiasaan pasien dalam
memenuhi kebutuhan cairannya.
Apalagi dalam masa kehamilan
asupan yang cukup dibutuhkan.
e. Frekuensi
Kita dapat tanyakan pada pasien
berapa kali ia minum dalam
sehari, dan dalam sekali minum
menghabiskan berapa gelas
64
f. Jumlah per hari
Frekuensi minum ibu dikalikan
seberapa banyak ibu minum
dalam sekali waktu minum akan
didapatkan jumlah asupan cairan
dalam sehari.
g. Jenis minuman
Kadang pasien mengkonsumsi
minuman yang sebesarnya kurang
baikuntukkesehatanya
(Sulistyawati, 2011.h;170).
(b) Pola eliminasi
(1) Buang air kecil (BAK)
Tanyakan kepada klien seberapa
sering berkemih dakam sehari.
Meningkatnya frekuensi berkemih
dikarenakan meningkatnya jumlah
cairan yang masuk, atau bisa juga
karena adanya tekanan dinding
uterus yang membesar karena
kehamilan terhadap dinding vesica
urinaria sehingga organ tersebut
hanya bisa menampung sedikit urin
dan menyebabkan wanita hamil
65
sering berkmih. Apabila ternyata
klien mengalami kesulitan berkemih,
maka bidan harus dapat menganbil
tindakan, misalnya memasang kateter
(Walyani, 2012.h;132).
(2) Buang air besar (BAB)
Tanyakan kepada kien, apakah
BABnya teratur. Apabila klien
mengatakan terlalu sering, bisa
dicurugai klien mengalami diare
(sering dan feses cair), inkontinensia
usus (sering dan pengeluaran feses
tidak disadari). Sebaliknya apabila
klien mengatakan terlalujarang BAB,
bisa dicurigai klien mengalami
konstipasi.
(c) Pola tidur dan istirahat
(1) Tidur siang
Kebiasaan tidur siang perlu
ditanyakan karena tidur siang
menguntungkan dan baik untuk
kesehatan.
66
(2) Tidur malam
Tidur malam merupakan waktu
dimana proses pertumbuhan janin
berlangsung (Walyani,
2015.h;132,133). Rata-rata tidur
malam yang normal adalah 6-8
jam(Sulistyawati, 2011.h;170).
(d) Pola aktivitas
Kita perlu mengkaji aktifitas sehari-hari
pasien karena data ini memberikan
gambaran tentang seberapa berat
aktifitas yang biasa dilakukan pasien
dirumah. Jika kegiatan pasien terlalu
berat sampai dikhawatirkan dapat
menimbulakn penyulit masa hamil, maka
kita dapat memberikan peringatan sedini
mungkin kepada pasien untuk membatasi
dulu aktifitasnya sampai ia sehat dan
pulih kembali. Aktifitas yang terlalu
berat dapat menyebabkan abortus dan
persalinan prematur (Sulistyawati,
2011.h;170).
67
(e) Personal hygiene
Data ini perlu kita kaji karena
bagaimanapun juga hal ini akan
memengaruhi kesehatan pasien dan
bayinya. Jika pasien mempunyai
kebiasaan yang kurang baik dalam
perawatan kebersihan dirinya, maka bidan
harus dapat memberikan bimbingan
mengenai cara perawatan kebersihan diri
dan bayinya sedini mungkin. Beberapa
kebiasaan yang dilakukan dalam
perawatan kebersihan diri di antaranya :
a. Mandi
Kita dapat menanyakan pada pasien
berapa kali ia mandi dalam sehari
dan kapan waktunya (jam berapa
pagi dan sore)
b. Keramas
Pada beberapa wanita ada yang kurang
peduli dengan kebersihan rambutnya
karena mereka beranggapan keramas
tidak begitu berpengaruh terhadap
kesehatan.
68
Jika kita menemukan pasien yang
seperti ini maka kita harus
memberikan pengertian kepadanya
bahwa keramas harus selalu
dilakukan ketika rambut kotor karena
bagian kepala yang kotor merupakan
sumber infeksi. Kepala akan terasa
gatal yang secara spontan ibu akan
menggaruk garuk kepalanya, padahal
saat itu ia akan menyentuh bayinya.
Kulit bayi yang masih sensitif akan
mudah iritasi dan infeksi.
c. Ganti baju dan celana dalam
Ganti baju minimal sekali dalam
sehari, sedangkan celana dalam
minimal dua kali. Namun jika
sewaktu- waktu baju dan celana
dalam sudah kotor, sebaiknya diganti
tanpa harus menunggu waktu untuk
ganti berikutnya.
d. Kebersihan kuku
Kuku ibu hamil harus selalu dalam
keadaan pendek dan bersih. Kuku ini
selain sebagai tempat yang mudah
69
untuk bersarangnya kuman sumber
infeksi, juga dapat menyebabkan
trauma pada kulit bayi jika terlalu
panjang. Kita dapat menanyakan
pada pasien setiap berapa hari ia
memotong kukunya, atau apakah ia
selalu memanjangkan kukunya
supaya terlihat menarik
(Sulistyawati,2011.h;171).
(f) Aktivitas seksual
Walaupun ini dalah hal yang cukup
privasi bagi pasien, namun bidan harus
menggali data dari kebiasaan ini, karena
terjadi beberapa kasus keluhan dalam
aktifitas seksual yang cukup
mengganggu pasien namun ia tidak tahu
kemana harus berkonsultasi. Dengan
teknik yang senyaman mungkin bagi
pasien. Hal- hal yang ditanyakan:
a. Frekuensi
Kita tanyakan berapa kali melakuakn
hubungan seksual dalam seminggu.
70
b. Gangguan
Tanyakan apakah pasien
mengalamigangguan ketika
melakukan hubungan
seksual(Sulistyawati, 2011.h;172).
b. Data objektif
Setelah data subjektif kita dapatkan, untuk melengkapi
data kita dalam menegakan diagnosis, maka kita harus
melakukan pengkajian data objektif melalui pemeriksaan
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi
Langkah-langkah pemeriksaanya sebagaiberikut :
1. Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui data ini cukup dengan
mengamati keadaan pasien secara keseluruhan.
Hasil pengamatan kita laporkan dengan kriteria
sebagai berikut :
1) Baik
Jika pasien memperlihatkan respons yang
baik terhadap lingkungan dan orang lain,
serta secara fisik pasien tidak mengalami
ketergantungan dalam berjalan.
71
2) Lemah
Pasien dimasukan dalam kriteria ini jika ia
kurang atau tidak memberikan respons yang
baik terhadap lingkungan dan orang lain,
dan pasien sudah tidak mampu lagi untuk
berjalan sendiri.
b) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran
pasien, kita dapat melakukan pengkajian tingkat
kesadaran mulai dari keadaan compos mentis
(kesadaran maksimal) sampai dengan koma
(pasien tidak dalam keadaan sadar).
(Sulistyawati, 2011.h;174-175).
c) Tanda-tanda vital
Ditunjukan untuk mengetahui keadaan ibu
berkaitan dengan kondisi yang dialaminya
(1) Tekanan darah
Deteksi tekanan darah yang cenderung naik
diwaspadai adanya gejala hipertensi dan
preeklamsi. Apabila turun dibawah normal
atau rendah (hipotensi) akibat dehidrasi atau
kita pikirkan kearah anemia, tekanan darah
72
normal berkisaran systole/diastole 110/80-
120/80 mmHg.
(2) Nadi
Nadi normal adalah 60 sampai 100 mnt. Bila
abnormal mungkin ada kelainan paru-paru
atau jantung.
(3) Suhu
Suhu badan normal adalah 36,50
C sampai
37,50
C. Bila suhu lebih tinggi dari 37,50
C
kemungkinan ada infeksi (Walyani,
2015.h;80,86)
(4) Pernapasan
Pernapasan harus berada dalam rentan yang
normal, yaitu sekitar 20-30x/mnt
d) Tinggi badan
Diukur dalam cm, tanpa sepatu. Tinggi badan
kurang dari 145 cm, ada kemungkinan terjadi
cepalo velvic disproporsi (CPD).
e) Berat badan
Berat badan yang bertambah terlalu besar atau
kurang, perlu mendapatkan perhatian khusus
karena kemungkinan terjadinya penyulit
kehamilan. Kenaikan berat badan tidak boleh
dari 0,5 kg per minggu (Walyani, 2015.h;86).
73
f) Lila
Ukuran LILA yang normal adalah 23,5 cm, ibu
dengan LILA dibawah ini menunjukan adanya
kekurangan energi kronik
2. Pemeriksaan kebidanan
a) Kepala
Tujuan pengkajian kepala adlah mengetahui
bentuk dan fungsi kepala (Priharjo, 2007.h;50).
b) Muka
Periksa palpebra, konjungtiva, dan sklera.
Periksa palpebra untuk memperkirakan gejala
oedema umum. Periksa konjungtiva dan sclera
untuk memperkirakan adanya anemia dan
ikterus (Walyani, 2015.h;86).
c) Mata
Kelengkapan dan keluasan pengkajian mata
bergantung pada informasi yang diperlukan.
Secara umum tujuan pengkajian mata adalah
mengetahui bentuk dan fungsi mata
(Priharjo, 2007.h;51).
d) Hidung
74
Hidung dikaji untuk mengetahui keadaan bentuk
dan fungsi hidung. Dimulai dari bagian luar,
dalam.
e) Telinga
Pengkajian telinga secara umum bertujuan untuk
mengetahui keadaan telinga luar, saluran
telinga, gendang telinga/membran timpani dan
pendengaran
(Tambunan, 2011.h;73,79).
f) Mulut
Periksa adanya karies, tonsilitis atau faringitis.
Hal tersebut merupakan sumber infeksi
(Walyani, 2015.h;86).
g) Leher
Tujuan pengkajian leher adalah untu mengetahui
bentuk leher, serta organ-organ penting yang
berkaitan. Pengkajian dimulai dengan inspeksi
kemudian palpasi. Inspeksi dilakukan untuk
melihat apakah ada kelainan kulit termasuk
keadaan pucat, ikterus, sianosis, dan ada
tidaknya pembengkakan. Pemeriksaan palpasi
ditunjukan untuk melihat apakah ada masa yang
teraba pada kelenjar limfe, tiroid dan trakea
(Tambunan, 2011.h;83).
75
h) Dada
Insfeksi bila tampak sesak, kemungkinan
kelainan jantung yang dapat meningkatkan
terjadinya resiko yang lebih tinggi baik bagi ibu
maupun bayinya.
i) Payudara
Insfeksi bentuk payudara, benjolan, pigmentasi
putting susu, palpasi adanya benjolan dan
colostrum(Walyani, 2015.h;87).
j) Abdomen
Insfeksi pembesaran perut (bila pembesaran
perut itu berlebihan kemungkinan asites, tumor,
ileus, dan lain-lain), pigmentasi di linea alba,
nampakkah gerakan anak atau kontraksi rahim,
adalah striae gravidarum atau luka bekas
operasi
k) Ekstremitas
Insfeksi pada bagian tibia dan jari untuk melihat
adanya oedema dan varices. Bila terjadi oedema
pada tempat-tempat tersebut kemungkinan
terjadinya pre-eklamsia.
l) Anus
76
Tujuan pengkajian anus adalah untuk mendapatkan
data mengenai kondisi anus dan rektum (Walyani,
2015.h;87).
3. Pemeriksaan penunjang
(1) Pemeriksaan panggul
Keadaan panggul terutama penting pada
privigravida, karena panggulnya belum pernah
diuji dalam persalinan, sebaiknya pada
multigravida anamnesis mengenai persalinan
yang gampang dapat memberikan keterangan
yang berharga mengenai keadaan panggul
dengan tujuan mengetahui diagnosis prognosis
jalanya persalinan dan keadaan panggul
(Hanni, et. all, 2011.h;93).
(2) Pemeriksaan laboratorium
Untuk mengetahui kadar protein urine, glukosa
urine, dan hemoglobin (Walyani, 2015.h;89).
2.1.2 Langkah II (Interprestasi Data Dasar)
Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau
masalah berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang
telah dikumpulkan. Data dasar tersebut kemudian diinterprestasikan
sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
77
Baik rumusan diagnosis maupun masalah, keduanya harus
ditangani. Meskipun masalah tidak dapat diartikan sebagai
diagnosis, tetapi tetap membutuhkan penanganan.
Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami
wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil
pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosis
(Soepardan,2007;h.99).
2.1.2.1 Diagnosa
Membuat kesimpulan dari seluruh hasil temuan, yang
didapat berdasarkan data dasar baik subjektif maupun
objektif, sehingga dituntut adanya pemahaman mengenai
perubahan antomi fisiologis ibu hamil serta adaptasi
psikologis ibu hamil di setiap trimester (Kuswanti,
2014.h;143).
2.1.2.2 Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman
klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang
menyertai diagnosis (Hanni, et. all, 2011.h;99).
2.1.2.3 Kebutuhan
Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien
berdasarkan keadaan dan
masalahnya(Sulistyawati,2011;h.180).
2.1.3 Langkah III ( Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial)
78
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila
memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengawasi pasien
bidan bersiap-siap bila masalah potensial benar-benar terjadi
2.1.4 Langkah IV (Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan
yangmemerlukanpenanganan segera dan kolaborasi)Mengidentifikasi
perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter untuk konsultasi atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
(Walyani,2015.h;168).
2.1.5 Langkah V ( Merencanakan asuhan yang menyeluruh)
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang
sudah teridentifikasi dari kondisi/masalah klien, tapi juga dari
kerangka pedoman antisipasi terhadap klien tersebut, apakah
kebutuhan perlu konseling, penyuluhan dan apakah pasien perlu
dirujuk karena ada masalah-masalah yang berkaitan dengan
masalah kesehatan lain. Pada langkah ini tugas bidan adalah
merumuskan rencana bersama klien dan keluarga, kemudian
membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
2.1.6 Langkah VI (Melaksanakan asuhan)
Pada langkah ini rencana asuhan yang komprehensif yang telah
dibuuat dapat dilaksanakan secara efisien seluruhnya oleh bidan
atau dokter atau tim kesehatan yang lain.
2.1.7 Langkah VII (Evaluasi)
79
Melakukan evaluasi hasil dari asuhan yang telah diberikan meiputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan diagnosa/masalah (Walyani, 2015.h;168-
169).
2.3 Teori Landasan Hukum Kebidanan
Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI No.900/menkes/SK/VII/2002
bidan dalam menjalankan praktik profesinya berwenang untuk
memberikan pelayanan yang meliputi :
1. Pelayanan Kebidanan Kepada Ibu
Pelayanan kebidanan pada ibu diberikan pada masa pranikah,
prahamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, menyusui dan
masa antara (periode interval) meliputi :
a. penyuluhan dan konseling
b. pelayanan kebidanan kepada ibu meliputi :
1) penyuluhan dan konseling
2) pemeriksaan fisik
3) pelayanan antenatal pada kehamilan normal
4) pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu
hamil dengan abortus iminens,gravidarum tingkat 1,
preeklamsia ringan dan anemia ringan.
5) Pertolongan persalinan normal
6) Pertolongan persalinan abnormal, yang mencakup letak
sungsang, partus macet kepala didasar panggul, ketuban pecah
80
dini (KPD) tanpa infeksi, perdarahan postpartum, laserasi jalan
lahir, distosia karena inersiauteri primerpostparterm dan
preterm
7) Pelayanan ibu nifas normal
8) Pelayanan ibu nifas abnormal yang mencakup retensio
plasenta, renjatan dan infeksi ringan
9) Pelayanan dan pengobatan pada kelainan ginekologi yang
meliputi keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan
haid.
Dalam keadaan darurat bidan berwenang melakukan pelayanan
kebidanan selain kewenangan-kewenangan yang telah disebutkan di atas
yang sifatnya ditunjukan untuk penyelamatan jiwa. Selain kewenangan
pelayanan diatas bidan juga diharuskan untuk :
1. Menghormati hak pasien
2. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
3. Menyimpan rahasia sesuai peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku
4. Memberikan informasi tentang pelayanan yang akan diberikan
5. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan (informeds
consent)
6. Melakukan catatan (medical record) dengan baik (Sofyan, et.all,
2009;h.43).
81
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP Ny.S UMUR 25
TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 11 MINGGU 4 HARI
DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT1
DI POSKESKELGEDUNG MENENG BANDAR
LAMPUNG TAHUN 2015
Oleh : Mera Putri
Tanggal : 09 April 2015
Pukul : 14.00 Wib
3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Subjektif
3.1.1.1 Identitas Pasien
Istri Suami
Nama : Ny.S : Tn. S
Umur : 25 Tahun : 28 Tahun
Agama : Islam : Islam
Suku/bangsa: Jawa/Indonesia : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA : SMA
Pekerjaan : IRT : Swasta
Alamat : Jl. Yulius usman : Jl. Yulius usman
No 15 Gedung No 15 Gedung
Meneng Baru Meneng Baru
Kecamatan Raja Basa Kecamatan Raja Basa
Bandar Lampung Bandar Lampung
82
3.1.1.2 Anamnesa
a. Keluhan Utama : ibu mengeluh mual-muntah lebih
dari 12 kali, sehingga mengganggu
aktivitas sehari-hari.
b. Riwayat Kebidanan
1. Riwayat Mentruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 29 hari
Lamanya : 5 hari
Banyaknya : 2 kali perhari ganti pembalut
Dismenorhea : Tidak Ada
2. Gangguan kesehatan reproduksi
Keputihan : Tidak ada
Infeksi : Tidak ada
Gatal karena jamur : Tidak ada
Tumor : Tidak ada
3. Riwayat kehamilan, perslinan, nifas, dan KB yang lalu
Anak ke Kehamilan Penolong Nifas KB
Lama Penyulit
1 Hamil ini _ _ _ _
4. Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : 18 Januari 2015
TP : 25 Oktober 2015
Obat yang dikonsumsi : fosea, kalk, B6, B12
Imunisasi TT : 1 kali
83
c. Riwayat Kesehatan
1. Jantung : Tidak Ada
2. Diabetes Melitus (Dm) : Tidak Ada
3. Ginjal : Tidak Ada
4. Hipertensi/Hipotensi : Tidak Ada
5. Hepatitis : Tidak Ada
d. Riwayat Sosial ekonomi
1. Status Pernikahan : Syah
2. Usia Saat Menikah : 25 Tahun
3. Lama Pernikahan : 6 Bulan
e. Riwayat fsikologis
1. Respons ibu terhadap kehamilan : menerima
2. Respons suami terhadap kehamilan : menerima
3. Dukungan keluarga terhadap kehamilan : mendukung
4. Pengambilan keputusan : suami istri
f. Riwayat pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1. Pola Nutrisi
a) Pola makan
Jenis Makanan : jagung, roti
Porsi : ½ potong
Frekuensi : 2 kali dalam sehari
b) Pola minum
Frekuensi : 4 kali dalam sehari
Jumlah per hari : 2 gelas
84
Jenis minuman : Air Mineral
2. Pola eliminasi
Sebelum hamil
BAK : 3 kali dalam sehari
BAB : 1 kali dalam sehari
Saat hamil
BAK : 6 kali dalam sehari
BAB : 1 kali dalam sehari
3. Pola istirahat
Siang hari : 1 jam
Malam hari : 4 jam
4. Aktivitas sehari-hari : Ibu hanya mampu
berbaring ditempat tidur
dan ibu hanya bisa bangun
kekamar mandi, tidak
mampu melakukan ktivitas
seperti biasanya hal
inidikarenakan rasa mual
Danmuntah yang dirasakan
5. Personal hygiene
Mandi : 2 kali dalam sehari
Keramas : 1 kali dalam sehari
Ganti baju dan celana dalam : 2 kali dalam sehari
85
6. Aktivitas seksual
Frekuensi : 1 kali seminggu
Gangguan : tidak ada
3.1.1.3 Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : lemah
b. Kesadaran : compos mentis
c. TTV
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 102 x/menit
Suhu : 36,20
C
Respirasi : 24 x/menit
d. TB : 168 cm
e. BB sebelum hamil : 46 kg
BB saat hamil : 44 kg
f. LILA : 25 cm
3.1.1.4 Pemeriksaan Khususnya Kebidanan
a. Pemeriksaan fisk/inspeksi
1. Kepala
Kebersihan : tidak ada ketombe
Mudah rontok/tidak : tidak
2. Muka
Cloasma : tidak ada
Oedema : tidak ada
86
3. Mata
Kelopak mata : cekung
Simetris : simetris
Konjungtiva : merah muda
Sklera : putih
Kebersihan : bersih
4. Hidung
Simetris : Simetris
Kebersihan : Bersih
Polip : Tidak ada
5. Telinga
Simetris : Simetris
Kebersihan : Bersih
Gangguan Pendengaran : Tidak Ada
6. Mulut
Bibir : Kering
Lidah : Sedikit Kotor
Gigi : Ada Karies
Gusi : Tidak Ada Perdarahan
7. Leher
Kelenjar Tiroid : Tidak Ada Pembesaran
Kelenjar Linfe : Tidak Ada Pembesaran
8. Dada
Simetris : Simetris
87
Kelainan : Tidak Ada
9. Payudara
Simetris : Simetris
Rasa Nyeri : Tidak Ada
Benjolan : Tidak Ada
Keadaan Puting : Menonjol
Hiperpigmentasi : Ada, Puting Dan Aerola
Pengeluaran : Belum Ada
Kebersiahan : Bersih
10. Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak Ada
Pembesaran : Belum terlihat
Striae Gravidarum : Tidak Ada
Linea Nigra : Tidak Ada
Acites : Tidak Ada
Tumor : Tidak Ada
Benjolan : Tidak Ada
Uterus
Palpasi : tidak dilakukan
DJJ : tidak dilakukan
11. Ekstremitas
a) Atas
Bentuk : Simetris
Oedema : Tidak Ada
88
Kuku Jari : Bersih
Bentuk : Datar
b) Bawah
Bentuk : Simetris
Oedema : Tidak Ada
Kuku Jari : Bersih
Varices : Tidak Ada
Refleks Pattela : Positif
Gangguan Kelaian : Tidak Ada
12. Anus
Haemoroid : Tidak Ada
Kebersihan : Tidak Ada
3.1.1.5 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan obstetri
Lingkar panggul : 85 cm
Distansia Spinarum : 25 cm
Diatansia Kristarum : 28 cm
Boudeloque : 18 cm
b. Pemeriksaan Laboratorium
HB : 10,8 gram%
Protein Urine : Tidak dilakukan
Glukosa Urine : Tidak dilakukan
1
TABEL 3.1 MATRIKS
Tggl/
jam Pengkajian
Interprestasi data
(diagnosa, masalah
dan kebutuhan)
Diagnosa
potensial
Antisipasi
dan tindakan
segera
Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi
Kamis,0
9 April
2015
DS:
ibu mengatakan ini
kehamilan pertama,
belum pernah
melahirkan, dan belum
pernah keguguran ,
HPHT 18-01-2015
ibu mengeluh mual
muntah lebih dari 12
kali, sehingga
mengganggu aktivitas
DO:
K/u : lemah
Kesadaran: compos
mentis
TD: 90/60
N: 102x/mnt
RR: 24x/mnt
T: 36,2o
C
BB sebelum hamil: 46
kg
BB saat hamil :44 kg
mata cekung, Lidah
kotor dan bibir kering,
Hb:10,8 gram%
DX:
Ny.S umur 25 tahun
G1P0A0 usia
kehamilan 11
minggu 4 hari
dengan
hiperemesis
gravidarum tingkat
I.
DS:
Ibu mengatakan ini
kehamilan pertama,
belum pernah
melahirkan dan
belum pernah
keguguran, HPHT:
18 januari 2015 ,
ibu mengeluh mual
muntah lebih dari
12 kali, sehingga
mengganggu
aktivitas
Do:
k/u: lemah
kesadaran: compos
mentis
TD: 90/60 mmHg
N: 102x/mnt
T: 36,20
C
RR:24x/mnt
BB sebelum hamil
Hiperemesis
gravidarum
tingkat II
KIE Nutrisi 1. Jelaskan
kondisi ibu saat
ini
2. Beri tahu ibu
tentang keluhan
yang dirasakan
ibu saat ini
3. Jelaskan pada
ibu cara
mengurangi
keluhan yang
dialami ibu.
1. Menjelaskan pada ibu bahwa
kondisi ibu saat ini kurang baik,
TD:90/60, nadi:102x/mnt,
pernafasan:24x/mnt,suhu:36,20
C,
BB:44 kg, BB sebelum hamil 46
kg, dan keluhan yang dirasakan
ibu saat ini yaitu mual muntah
lebih dari 12 kali sehingga
mengganggu aktivitas ibu.
Dimana dalam kehamilan keluhan
yang dialami ibu adalah
hiperemesis gravidarum tingkat I.
2. Memberitahu ibu tentang keluhan
yang dirasakan ibu saat ini dalam
kehamilan adalah hal yang
fisiologik, dan merupakan gejala
yang normal pada kehamilan
muda dan akan hilang setelah
kehamilan 4 bulan.
3. Menjelaskan pada ibu tentang
cara mengatasi keluhan mual
muntah yang dirasakan ibu yaitu
dengan menganjurkan ibu untuk
mengubah pola makan sehari-hari
dengan makan dalam jumlah
kecil tetapi sering, dan setiap
bangun pagi jangan segera turun
dari tempat tidur, tetapi
dianjurkan untuk makan roti
kering atau biskuit dengan teh
1. Ibu mengerti tentang kondisi
ibu saat ini bahwa dirinya
hamil usia 11 minggu 4 hari,
dan dalam keadaan tidak
baik yang sedang mengalami
hiperemesis gravidarum
tingkat I, dimana ibu harus
mendapatkan
perhatian khusus agar
kehamilanya tetap terjaga
baik kesehatan ibu
maupun janinnya.
2. Ibu mengerti bahwa keluhan
yang dirasakan ibu saat ini
adalah hal yang normal
dalam kehamilan dan akan
hilang dalam waktu 4 bulan
3. Ibu sudah mengerti cara
mengurangi keluhan mual
muntah yang dirasakan dan
bersedia mengikuti semua
saran yang diberikan dan
suami bersedia membantu
ibu untuk mengrangi
keluhan yang dirasakan ibu
dengan meyakinkan ibu
bahwa penyakitnya dapat
disembuhkan.
2
46 kg, dan BB saat
hamil 44kg, mata
cekung, lidah kotor
dan bibir kering,
Hb:10,8 gram%.
Masalah :
Mual muntah lebih
dari 12 kali
kebutuhan:
1. Penjelasan
tentang
pemenuhan
pola nutrisi
4. Jelaskan pada
ibu tentang pola
nutrisi sesuai
dengan
kebutuhan ibu.
hangat. Makanan dan minuman
sebaiknya disajikan dalam
keadaan panas atau sangat dingin.
Makanan yang berminyak dan
berbau sebaiknya dihindarkan.
Selain itu menganjurkan ibu atau
suami untuk menyiapkan tempat
istirahat atau kamar yang
nyaman, tenang, cerah dan
peredaran udara yang baik untuk
membantu mengurangi keluhan
mual muntah yang ibu rasakan,
serta minta bantuan keluarga atau
suami untuk meyakinkan kepada
ibu bahwa penyakit atau keluhan
yang dirasakan akan dapat
disembuhkan, dan
menghilangkan rasa takut oleh
karena kehamilan, serta
menghilangkan masalah dan
konflik yag kiranya dapat
menjadi latar belakang penyakit
atau keluhan ini.
4. Menjelaskan pada ibu pola nutrisi
yang sesuai dengan kebutuhan
ibu yaitu diet hiperemesis III,
yaitu diberikan pada klien yang
hiperemesis gravidarum ringan,
diet yang diberikan sesuai
kemampuan ibu, dan minum
boleh diberikan bersamaan
dengan makanan. Makanan pada
diiet ini mencukupi kebutuhan
energi dan semua zat gizi dengan
syarat karbohidrat tinggi, lemak
rendah, protein sedang, dan
makanan yang diberikan dalam
bentuk kering dan mudah dicerna
4. Ibu sudah tahu tentang pola
nutrisi sesuai dengan yang
dibutuhkan ibu dalam keadaan
hiperemesis gravidarum
tingkat I dan akan memenuhi
kebutuhan nutrisinya sesuai
yang dinjurkan.
3
5. Jelaskan pada
ibu tentang
tanda bahaya
pada
kehamilan.
6. Beritahu ibu
tentang terapy
obat yang
diberikan
serta tidak merangsang saluran
pencernaan juga menganjurkan
ibu untuk melakukan pencegahan
dehidrasi dengan terapy cairan
yaitu dengan minum cukup air
setidaknya ibu hamil harus
minum 8 gelas dan juga
menganjurkan ibu mengkonsumsi
minuman jahe hangat atau
makanan yang berbau jahe untuk
meredakan mual muntah selama
kehamilan.
5. Menjelaskan pada ibu tentang
tanda bahaya pada kehamilan
yaitu perdarahan dari jalan lahir,
mual muntah yang terus menerus,
sakit kepala yang hebat,
penglihatan kabur, bengkak
diwajah dan jari-jari tangan,
keluar cairan pervaginam,
gerakan janin tidak teraba, nyeri
perut yang hebat. Jika ibu
mengalami keluhan salah satu
tanda diatas ibu dianjurkan segera
periksa ketenaga kesehatan untuk
dilakukan penanganan.
6. Memberitahu ibu untuk
mengkonsumsi terapy obat yaitu
vitamin B1 dan B2 1×1 yang
berfungsi untuk
mempertahankan kesehatan
saraf,jantung, otot serta
meningkatkan pertumbuhan dan
perbaikan sel dan obat untuk
mengurangi keluhan mual
muntah bagi ibu yaitu B6 1×1
dalam sehari.
5. Ibu sudah mengerti tentang
tanda bahaya pada
kehamilan yang dijelaskan
dan ibu akan segera
ketenaga kesehatan apabila
ibu mengalami salah satu
keluhan diatas.
6. Ibu mengerti kegunaan obat
yang diberikan dan akan
mengkonsumsi obat dan
vitamin yang diberikan.
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri
Kti mera putri

More Related Content

What's hot (19)

Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata rahaKarya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
 
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata rahaKarya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
 
Kti
KtiKti
Kti
 
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata rahaKarya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
 
Kti armayani
Kti armayaniKti armayani
Kti armayani
 
Kti febriyanti ekaputri
Kti febriyanti ekaputriKti febriyanti ekaputri
Kti febriyanti ekaputri
 
Kti pdf
Kti pdf Kti pdf
Kti pdf
 
Laporan tugas akhir Nengah Nilawati
Laporan tugas akhir Nengah NilawatiLaporan tugas akhir Nengah Nilawati
Laporan tugas akhir Nengah Nilawati
 
Kti sasi fitriani
Kti sasi fitrianiKti sasi fitriani
Kti sasi fitriani
 
Kti meldawati
Kti meldawatiKti meldawati
Kti meldawati
 
Kti
KtiKti
Kti
 
85805824 asuhan-kebidanan(1)
85805824 asuhan-kebidanan(1)85805824 asuhan-kebidanan(1)
85805824 asuhan-kebidanan(1)
 
Kti nurul amalia
Kti nurul amaliaKti nurul amalia
Kti nurul amalia
 
Kti siti maysaroh
Kti siti maysarohKti siti maysaroh
Kti siti maysaroh
 
Kti eka wahyuni
Kti eka wahyuniKti eka wahyuni
Kti eka wahyuni
 
Ikke pdf
Ikke pdfIkke pdf
Ikke pdf
 
Kti febrina diah ramadhani
Kti febrina diah ramadhaniKti febrina diah ramadhani
Kti febrina diah ramadhani
 
Kti geta anggawa
Kti  geta anggawaKti  geta anggawa
Kti geta anggawa
 
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAHKARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
 

Similar to Kti mera putri

Similar to Kti mera putri (20)

Kti dian eka putri
Kti  dian eka putriKti  dian eka putri
Kti dian eka putri
 
Kti eka nilawati
Kti eka nilawatiKti eka nilawati
Kti eka nilawati
 
Kti suci nala
Kti suci nalaKti suci nala
Kti suci nala
 
Kti desty hery dyana
Kti desty hery dyanaKti desty hery dyana
Kti desty hery dyana
 
Kti istik analiza
Kti istik analizaKti istik analiza
Kti istik analiza
 
Kti rukmaini
Kti rukmainiKti rukmaini
Kti rukmaini
 
Kti rukmaini
Kti rukmainiKti rukmaini
Kti rukmaini
 
Kti rukmaini
Kti rukmainiKti rukmaini
Kti rukmaini
 
Kti reni yunila sari
Kti reni yunila sariKti reni yunila sari
Kti reni yunila sari
 
Kti mitra tanjung
Kti mitra tanjungKti mitra tanjung
Kti mitra tanjung
 
Kti laila maharani
Kti laila maharaniKti laila maharani
Kti laila maharani
 
Kti linda wati
Kti linda watiKti linda wati
Kti linda wati
 
Husnul
HusnulHusnul
Husnul
 
Kti qintan ozi fauzia
Kti qintan ozi fauziaKti qintan ozi fauzia
Kti qintan ozi fauzia
 
Kti anissa dwi jayanti
Kti anissa dwi jayantiKti anissa dwi jayanti
Kti anissa dwi jayanti
 
Kti ratna juwita
Kti ratna juwitaKti ratna juwita
Kti ratna juwita
 
Kti shely merina
Kti  shely merinaKti  shely merina
Kti shely merina
 
Kti tuty agustiya bayusman
Kti tuty agustiya bayusmanKti tuty agustiya bayusman
Kti tuty agustiya bayusman
 
Kti tia desta andriani
Kti tia desta andrianiKti tia desta andriani
Kti tia desta andriani
 
Kti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sariKti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sari
 

Recently uploaded

LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 

Kti mera putri

  • 1. 1 ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY.S UMUR 25 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 11 MINGGU 4 HARI DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT 1 DIPOSKESKELGEDUNG MENENG BARU KEC. RAJA BASA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH Karya Tulis Ilmiah Ini Di Buat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Profesi Ahli Madya Kebidanan Prodi D III Kebidanan Akbid Adila Bandar Lampung Di susun oleh: MERA PUTRI 201207167 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 i
  • 2. 2 LEMBAR PENGESAHAN Diterimadandisahkanoleh TIM PengujiUjianAkhirProgramPendidikan Diploma III KebidananAdilaPada: Hari : Jum’at Tanggal:10 juli 2015 PengujiI : Penguji II : Ninik Masturiyah, S.ST.,M.Kes KikiPurnamasari, S.ST NIK.201501143 NIK.31008027 Mengetahui, DirekturAkademiKebidananAdila Bandar Lampung Dr. WasniAdila, MPH NIK 2011041008 ii
  • 3. 3 ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY. SUMUR25 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 11 MINGGU 4 HARIDENGANHIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT 1DI POSKESKEL GEDUNG MENENGBARU KECAMATAN RAJA BASA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 Mera Putri, Karsiyah S.Kep, M.Kes, Anggun Prajaningrum S,STT INTISARI Salah satu masalah yang terjadi pada masa kehamilan,adalah gestosis dalam kehamilan yaitu Hiperemesis Gravidarum. Hasil survey di Poskeskel Gedung Meneng Baru Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung pada tanggal 09 April 2015, terdapat 6 ibu hamil yang melakukan kunjungan. Satu diantaranya adalah Ny. S Umur 25 tahun dengan primigravida yang sedang mengalami hiperemesis gravidarum tingkat 1.Tujuan utama dari penelitian dapat Menerapkan Asuhan Kebidanan Pada Ny.S umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu 4 hari Dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat 1 di Poskeskel Gedung Meneng Baru Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung 2015.Tempat penelitian di Poskeskel Gedung Meneng Baru (Jl. Purnairawan No 43 RT 02 Kelurahan Gedung Baru Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung). Waktu penelitian dilakukan selama 10 hari sejak tanggal 09 April 2015 sampai dengan 16 April 2015.Sasaran penelitian adalah satu orang ibu hamil yaitu Ny. S umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu 4 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat 1. Metode dalam penelitian adalah deskriptif. Teknik pengumpulan data dari data primer dan data sekunder. Hasil pada tanggal 16 April 2015 yaitu keluhan mual ibu berkurang dan tidak muntah lagi, BB ibu meningkat sebanyak 1 kg sehingga BB ibu menjadi 45 kg. Kesimpulan penulis telah melakukan asuhan sesuai dengan 7 langkah varney dan Ny.S mengerti cara mengurangi mual muntah yang dialami. Saran diharapkan kepada masyarakat terutama pada ibu hamil dapat melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) sedini mungkin sebagai upaya preventif dan meningkatkan pengetahuan untuk mencegah segala resiko terjadinya komplikasi khususnya pada kasus hiperemesis gravidarum. Kata kunci : Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I Kepustakaan : 16 (2005-2015) Jumlah halaman : 138Halaman iii
  • 4. 4 CURRICULLUM VITAE Nama : Mera Putri Nim : 201207167 Tempat/tanggal lahir : krui, 02 Oktober 1994 Alamat : Penengahan Dusun I, Kecamatan Karya Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat Riwayat Pendidikan - SD Negeri1 Penengahan Laay : 2000 - 2006 - SMP Negeri2 Pesisir Barat : 2006 - 2009 - SMA Negeri1 Pesisir Barat : 2009 – 2012 - AKADEMI Kebidanan Adila : 2012 –Sekarang iv
  • 5. 5 MOTTO Orang besar awalnya dibenci dan dicaci. Namun, ia tetap konsisten dengan karyanya Hingga waktulah yang menjawab semuanya (Mera Putri) v
  • 6. 6 PERSEMBAHAN Terima kasih kepada ALLOH SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang atas segala nikmat dan cinta kasih yang diberikan untuk penulissehingga penulis mampu menyelesaikan KaryaTulisIlmiah : Karya TulisIlmiah ini, ku persembahkan kepada : 1. Terimakasih kepada kedua orang tua ku karena telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, mendoakan dan memberikan dukungan sepenuhnya kepada anakmu, serta kakak-kakak ku tersayang yang selalu memberikan support dan motivasi yang besar untuk ku. 2. Terimakasih kepada pembimbing KTI atas bimbingannya sehingga penulis bisa menyelesaikan KTI dengan baik, juga kepada penguji KTI terimakasih atas kritik dan sarannya sehingga KTI ini bisa lebih baik. 3. Sahabatdan teman-teman kuangkatan ke-VII AKBID ADILA Bandar Lampung, terimakasih untuk hari-hari yang kitalaluibersama yang penuhdengankebersamaan, candatawa , sedih, senangbahkan rasa manispahit ,selamakuranglebih 3 tahunini, semoga sukses 4. Almamaterku tercinta, AKBID ADILA Bandar Lampung yang telah mengantarkan ke gerbang masa depan. vi
  • 7. 7 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat, ridho dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Terhadap Ny.S Umur 25 Tahun G1P0A0Usia Kehamilan 11 Minggu 4 Hari Dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1 Di Poskeskel Gedung Meneng Baru Kec.Raja Basa Bandar Lampung” dalam menyelesaikan penulisan ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. dr. WazniAdila, M.PH selaku Direktur AKBID ADILA Bandar Lampung 2. Karsiyah, S.Kep.,M.Kes selaku pembimbing I 3. Anggun Prajaningrum, S.ST selakupembimbing II 4. Poskeskel Gedung Meneng Baru sebagaitempatmengambilpenelitian 5. Segenapdosendan staff AkademiKebidananAdila Bandar Lampung Penulis menyadari dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang besifat membangun guna perbaikan berikutnya. Semoga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya. Bandar Lampung, Juni 2015 Penulis vii
  • 8. 8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.......................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN................................................................ ii INTISARI........................................................................................... iii CURICULUM VITAE....................................................................... iv MOTTO ............................................................................................. v PERSEMBAHAN .............................................................................. vi KATA PENGANTAR........................................................................ vii DAFTAR ISI...................................................................................... viii DAFTAR TABEL .............................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang .................................................................... 1 1.2 RumusanMasalah ............................................................... 4 1.3 TujuanPenulisan................................................................. 5 1.4 RuangLingkup.................................................................... 7 1.5 Manfaat.............................................................................. 7 1.6 MetodePengumpulan Data.................................................. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TinjauanTeoriMedis ........................................................... 11 2.2 TinjauanTeoriAsuhanKebidanan ........................................ 50 2.3 LandasanHukumKewenanganBidan ................................... 79 BAB III TINJUAN KASUS 3.1 Pengkajian.......................................................................... 81 3.2 Matriks............................................................................... 89 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dasar.................................................... 96 4.2 Interpretasi Data Dasar ....................................................... 120 4.3 Identifikasi Diagnosa atau MasalahPotensial ...................... 122 4.4 TindakanSegera atau Kolaborasi......................................... 123 4.5 Perencanaan ....................................................................... 123 4.6 Pelaksanaan........................................................................ 126 4.7 Evaluasi.............................................................................. 132 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ........................................................................ 135 5.2 Saran.................................................................................. 137 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii
  • 9. 9 DAFTAR TABEL Tabel 2.1TFU menurut penambahan per Tiga Jari................................ 18 Tabel 2.2 Rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan berdasarkan indeks massa tubuh........................................................... 22 Tabel 2.3 Komposisi yang dianjurkan pada ibu dengan hiperemesis..... 50 Table 3.1 Matriks................................................................................. 89 ix
  • 10. 10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat izin penelitian Lampiran 2 : Surat izin bidan Lampiran 3 : Jadwal Penelitian Lampiran4 :SAP (SatuanAcaraPenyuluhan) Lampiran5 :Leaflet Lampiran 6 : Dokumentasi Lampiran 7 : Lembar konsul x
  • 11. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah. Hal ini perlu diyakini oleh tenaga kesehatan khususnya bidan, sehingga ketika memberikan asuhan kepada pasien, pendekatan yang dilakukan lebih cenderung kepada bentuk pelayanan promotif. Realisasi yang paling mudah dilaksanakan adalah pelaksanaan Komunikasi Informasi dan Edukatif (KIE) kepada pasien dengan materi-materi mengenai pemantauan kesehatan ibu hamil dan penatalaksanaan ketidaknyamanan selama hamil ( Sulistyawati, 2011; h. 2). Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil. Sebagian besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15 % menderita komplikasi berat, dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam jiwa ibu. Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta ibu setiap tahun (Prawirohardjo, 2010; h. 53). Salah satu masalah yang terjadi pada masa kehamilan, yang bisa meningkatkan derajat kesakitan adalah terjadinya gestosis pada masa kehamilan atau penyakit yang khas terjadi pada masa kehamilan, dan salah satu gestosis dalam kehamilan adalah Hiperemesis Gravidarum (Rukiyah, et. all, 2010: h. 118). Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang-kadang begitu
  • 12. 2 hebat dimana segala apa yang dimakan dan minum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bahkan seperti gejala penyakit apendisitis, pielitis, dan sebagainya. (Prawirohardjo, 2010; h. 815). Kasus kematian pada Hiperemesis gravidarum terjadi sebesar 159 kematian per 1000 kelahiran di Inggris, namun saat ini hiperemesis gravidarum hanya menimbulkan konsekuensi yang minimal. Dehidrasi, gangguan metabolik dan elektrolit umumnya terjadi sebagai komplikasi pada klien yang mengalami hiperemesis gravidarum (Runiari, 2010; h. 13). Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik juga tidak ditemukan kelainan biokimia, perubahan-perubahan anatomik yang terjadi pada otak, jantung, hati dan susunan syaraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat kelemahan tubuh karena tidak makan dan minum. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan adalah sering terjadi pada primigravida, masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolisme akibat hamil serta resistensi yang menurun dan pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organik alergi, faktor psikologik, molahidatidosa, faktor adaptasi dan hormon (Rukiyah, et. all, 2010; h. 118).
  • 13. 3 Dampak hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan klien, namun dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus, berat badan lahir rendah, kelahiran prematur dan malformasi pada bayi baru lahir. Selain dampak fisiologis pada klien dan janinnya, hiperemesis gravidarum juga memberikan dampak psikologis, sosial, spritual, pekerjaan. Secara psikologis dapat menimbulkan dampak kecemasan, rasa bersalah dan marah (Runiari, 2010; h.14). Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang- kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makan dalam jumlah kecil, tetapi sering. Waktu bangun pagi dianjurkan untuk tidak segera turun atau bangun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin. Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin, menghindarkan kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting, oleh karenya dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula (Prawirohardjo, et. all, 2005; h. 278) Berdasarkan hasil survey di Poskel Gedung Meneng Baru Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung pada tanggal 9 April 2015, terdapat 6 ibu hamil yang melakukan kunjungan. Satu diantaranya adalah Ny. S Umur 25 tahun dengan
  • 14. 4 primigravida yang sedang mengalami hiperemesis gravidarum tingkat 1. Ibu mengeluh mual-muntah dengan frekuensi 12x dalam sehari, sampai tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya, nafsu makan hilang dan mengalami penurunan berat badan, serta mengalami hipotensi. Untuk menghindari terjadinya resiko dehidrasi pada ibu dan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin sampai menyebabkan abortus sehingga perlu dilakukan penanganan dan karena hiperemesis gravidarum ini juga dapat berulang pada kehamilan selanjutnya. Berdasarkan Latar Belakang dan hasil pre survey maka penulis tertarik untuk memberikan “ Asuhan Kebidanan Terhadap Ny.S Umur 25 tahun G1P0A0 Usia kehamilan 11 minggu 4 hari Dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat 1 di Poskeskel Gedung Meneng Baru Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung Tahun 2015”. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana Penerapan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Terhadap Ny.S umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu 4 hari Dengan Hiperemesis gravidarum tingkat 1 di Poskeskel Gedung Meneng Baru kecamatan Raja Basa Bandar Lampung 2015 ? 1.3 Tujuan Penulis 1.3.1 Tujuan Umum Dapat Menerapkan Asuhan Kebidanan Pada Ny.S umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu 4 hari Dengan Hiperemesis
  • 15. 5 Gravidarum tingkat 1 di Poskeskel Gedung Meneng Baru Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung 2015. 1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2.1 Dapat melaksanakan pengkajian data dasar terhadap Ny. S umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu 4 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat 1 di Poskeskel Gedung Meneng Baru Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung Tahun 2015. 1.3.2.2 Dapat melaksanakan interprestasi data untuk menentukan diagnosa, masalah dan kebutuhan ibu hamil terhadap Ny. S umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu 4 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat 1di Poskeskel Gedung Meneng Baru Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung Tahun 2015. 1.3.2.3 Dapat mengantisipasi masalah potensial terhadap Ny. S umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu 4 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat 1di Poskeskel Gedung Meneng Baru Kecamatan Raja Basa Bandar Tahun 2015. 1.3.2.4 Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi terhadap Ny. S umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu 4 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat 1di Poskeskel Gedung Meneng Baru Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung Tahun 2015.
  • 16. 6 1.3.2.5 Dapat merencanakan tindakan yang akan dilakukankan terhadap Ny. S umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu 4 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat 1di Poskeskel Gedung Meneng Baru Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung Tahun 2015. 1.3.2.6 Dapat melaksanakan tindakan yang akan dilakukan sesuai perencanaan terhadap Ny. S umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu 4 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat 1di Poskeskel Gedung Meneng Baru Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung Tahun 2015 1.3.2.7 Dapat mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan tehadap Ny. S umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu 4 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat 1di Poskeskel Gedung Meneng Baru Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung Tahun 2015. 1.4 Ruang Lingkup 1.4.1 Sasaran Penelitian ini mengambil sasaran yaitu satu orang ibu hamil yaitu Ny. S umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu 4 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat I. 1.4.2 Tempat Penelitian
  • 17. 7 Penelitian dilakukan di Poskeskel Gedung Meneng Baru (Jl. Purnairawan no 43 RT 02 Kelurahan Gedung Meneng Baru Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung). 1.4.3 Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama 10 hari yaitu sejak tanggal 09 April 2015 sampai 19 April 2015 1.5 Manfaat Penulis 1.5.1 Institusi Pendidikan Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dokumen dan bahan acuan atau pedoman bagi institusi jurusan kebidanan untuk penulisan karya tulis ilmiah selanjutnya, khususnya mahasiswi Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung sehingga menjadikan sumber ilmu bagi pembaca. 1.5.2 Lahan Praktek Dapat dijadikan sebagai masukan dan gambaran informasi sehingga dapat meningkatkan menejemen asuhan kebidanan pada ibu hamil agar menurunkan angka kesakitan dan kematian pada ibu hamil, khususnya terhadap Ny.S Umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu 4 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat I, akibat komplikasi yang tidak tertangani pada ibu hamil. 1.5.3 Masyarakat Dapat memberikan pengetahuan pada masyarakat khususnya ibu-ibu hamil agar dapat sedini mungkin mengetahui penyakit yang akan menghambat kehamilannya dan bagaimana penanganannya khususnya
  • 18. 8 tentang hiperemesis gravidarum. Sehingga ibu tidak segan memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan terdekat bila ada keluhan, agar mendapatkan penanganan lebih lanjut. 1.5.4 Bagi Penulis Merupakan pengalaman yang dapat menambah kemampuan penulis serta dapat mempraktekan ilmu yang didapat sewaktu kuliah dalam menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil khususnya terhadap Ny.S Umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu 4 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat I. 1.6 Metode Penulisan dan Teknik Pengumpulan Data 1.6.1 Metodologi Penelitian Dalam penyusun karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode penulisan. Dimana metode penulisan yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan/analisa data, membuat kesimpulan, dan laporan (Notoatmodjo, 2005; h. 138). 1.6.2 Teknik Pengumpulan Data 1.6.2.1 Data Primer a. Wawncara
  • 19. 9 Adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana penelitian mendapatkan keterangan atau dirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) jadi data tersbut diperoleh langsung dari responden melalui suatu pertemuan atau percakapan (Notoatmodjo, 2005; h. 102). b. Pengkajian Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Anamnesis adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan. Anamnesa dilakukan dengan cara Auto anamnesa yaitu anamnesa yang dilakukan kepada pasien, jadi data yang diperoleh adalah data primer karena langsung dari sumbernya (Sulistyawati, 2012; h. 166). 1.6.2.2 Data Sekunder a. Studi dokumenter Adalah semua bentuk dokmen baikyang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan, yang ada dibawah tanggung jawab instansi resmi misalnya laporan, catatan- catatan di dalam kartu klinik (Notoatmodjo, 2005; h. 62). b. Studi Pustaka
  • 20. 10 Merupakan hal yang sangat pentingdalam menunjang latar belakang teoritis dari suatu penelitian. Dari buku-buku, laporan penelitian, majalah ilmiah, jurnal, dan sebagainya kita dapat memperoleh informasi yang berupa kosep yang telah dikemukakan oleh berbagai ahli agar mempunyai dasar yang kuat dalam melaksanakan penelitiannya (Notoatmodjo, 2005; h. 63).
  • 21. 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Medis 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Pengertian Proses kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah. Hal ini perlu diyakini oleh tenaga kesehatan khususnya bidan, sehingga ketika memberikan asuhan kepada pasien, pendekatan yang dilakukan lebih cenderung kepada bentuk pelayanan promotif. Realisasi yang paling mudah dilaksanakan adalah pelaksanaan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada pasien dengan materi- materi mengenai pemantauan kesehatan ibu hamil dan penatalaksanaan ketidaknyamanan selama hamil (Sulistiawati, 2011; h. 02). Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode antepartum. Sebaliknya, periode prenatal adalah kurun waktu terhitung sejak hari pertama haid terakhir hingga kelahiran bayi yang menandai awal periode pascanatal. Periode antepartum dibagi menjadi tiga trimester, yang masing-masing terdiri dari 13 minggu atau tiga bulan
  • 22. 12 menurut hitungan kalender. Pembagian waktu ini diambil dari ketentuan yang mempertimbangkan bahwa lam kehamilan diperkirakan kurang lebih 280 hari, 40 minggu, 10 bulan (berdasarkan perputaran bulan atau lunar), atau 9 bulan sejak hari pertama haid terakhir (HPHT). Pada kenyataannya kehamilan tidak berlangsung selama itu. Pembuahan berlangsung ketika terjadi ovulasi, kurang lebih 14 hari setelah haid terakhir (dengan perkiraan siklus 28 hari). Hal ini membuat kehamilan berlangsung selama kurang lebih 266 hari atau 38 minggu. Dengan penanaman bahan 14 hari, maka lamakehamilan menjadi 280 hari, bila dihitung dari haid terakhir. Pada praktiknya, trimester pertama secara umum dipertimbangkan berlangsung pada minggu pertama hingga 12 minggu, trimester kedua pada minggu ke-13 hingga minggu ke-27, dan trimester ketiga pada minggu ke-28 hingga minggu ke-40. (Varney, et.all,2006;h.492). 2.1.1.2 Proses terjadinya kehamilan : a. Ovulasi Dengan pengaruh FSH, polikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de Graff yang menuju ke permukaan ovarium disertai pembentukan cairan folikel. Desakan folikel de Graffke permukaan ovarium menyebabkan penipisan dan disertai devaskularisasi.
  • 23. 13 Selama pertumbuhan menjadi folikel de Graff, ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang dapat memengaruhi gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium, gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi, peristaltik tuba makin aktif. Ketiga faktor ini menyebabkan aliran dalam tuba makin deras menuju uterus. Dengan pengaruh LH yang semakin besar fluktuasi yang mendadak, terjadi pelepasan ovum yang disebut ovulasai. Dengan gerakan aktif tuba yang mempunyai umbai maka ovum yang telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimriae tuba. Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus, dalam bentuk pematangan pertama, artinya telah siap untuk dibuahi. b. Spermatozoa Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40-60 juta spermatozoa setiap cc. Bentuk spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas kepala,leher dan ekor. Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopii. Spermatozoa yang masuk kedalam alat genetalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi. (Manuaba, et.all,2010;h.75-76).
  • 24. 14 c. Konsepsi Coitus – sperma masuk ke dalam vagina – berjalan melalui canalis servikalis – menuju cavum uteri, berjalan menuju saluran tuba fallopii – selama diperjalanan ke tuba sperma membuat enzim hyaluronidase – terakhir sperma berenti di ampula menunggu ovum – ovum yang matang saat ovulasi dikeluarkan oleh ovarium – ditangkap fimbria – ovum yang matang berjalan melalui infudibulum lalu berhenti di ampula – di ampula ovum bertemu dengan sperma – hanya 1 sperma yang berhasil masuk ke dalam ovum – dengan mengeluarkan enzim hyaluronidase untuk menghancurkan zona pelusida yang melindungi ovum – sehingga sperma bisa masuk ke dalam ovum dengan melepaskan ekornya – lalu ovum dibuahi oleh sperma menghasilkan zigot –zigot tadi akan membelah dari 2 sel, 4 sel, 16 sel, - terbentuklah morula – dimana selama pembelahan berlangsung terjadi di sepanjang tuba (ampula,ismust dan berakhir di pars interstiasial) – membutuhkan waktu 3-4 hari sampai ke uterus – setelah pembelahan selesai dipars interstisial – perkembangan selanjutnya terjadi sewaktu morula mengapung bebas di dalam uterus – cairan masuk kedalam zona pelusida dan menyusup ke dalam ruang interseluler di antara blastomer – selanjutnya terbentuk
  • 25. 15 ruang didalam masa sel – karena ruang interseluler itu menyatu dan terbentuklah struktur yang disebut blastosit – dimana blastosit ini akan membentuk 2 sel dalam dan luar –sel dalam akan berkembang menjadi embrio dan lempeng embrio – sel luar akan membentuk tropoblast – tropoblas ini mengeluarkan zat untuk menghancurkan endometrium untuk nidasinya blastosit – setelah implantasi atau nidasi – lapisan endometrium dinamakan desidua basalis yang akan menjadi tempat plasentasi – laludesidua basalis akan ditutupi desidua kapsularis dan desidua vera.(Jannah,2012;h.62). 2.1.1.3 Tanda – tanda kehamilan a. Tanda dugaan hamil 1. Amenorea (terlambat datang bulan) 2. Mual dan muntah (emesis) Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. 3. Ngidam 4. Sinkope atau pingsan 5. Payudara tegang 6. Sering miksi 7. Konstipasi atau obstipasi 8. Pigmentasi kulit
  • 26. 16 9. Epulis 10. Varises atau penampakan pembuluh darah vena. b. Tanda tidak pasti kehamilan 1. Rahim membesar, sesuai tuanya kehamilan 2. Pada pemeriksaaan dalam, dijumpai tanda Hegar, Chadwicks, Piscaseck, kontraksi braxton hicks, dan teraba ballottement. 3. PP test positif c. Tanda pasti kehamilan 1. Gerakan janin dalam rahim 2. Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian- bagian janin 3. Denyut jantung janin terdengar dengan doppler, ultrasonografi, rontgen terlihatkerangka janin d. Diagnosis banding 1. Hamil palsu(pseudosiesis) atau kehamilan spuria 2. Tumor kandungan atau mioma uteri 3. Kista ovarium 4. Hematometra ( terlambat datang bulan yang dapat melampaui usia kehamilan) 5. Kandung kemih yang penuh (Manuaba, et. all,2010;h.107-109).
  • 27. 17 2.1.1.4 Tujuan asuhan kehamilan a. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu dan tumbuh kembang janin b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, serta sosial ibu dan bayi c. Menemukan secara dini adanya masalah/gangguan dan kemungkinan kompliksi yang terjadi selama kehamilan. d. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat, baik ibu maupun bayi dengan trauma seminimal mungkin. e. Mempersiapkan ibu dan keluargadapat berperan dengan baik dalam memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal (Sulistyawati,2009;h.4). 2.1.1.5 Standar kunjungan ante natal care(ANC) minimal : a. Satu kali pada trimester I ( usia kehamilan 0-13 mgg ) b. Satu kali pada trimester II ( usia kehamilan 14-27 mgg ) c. Dua kali pada trimester III ( usia kehamilan 28-40 mgg) (Sulistyawati,2009;h.4). 2.1.1.6 Asuhan standar minimal pelayanan yaitu 7T : a. Timbang berat badan dan ukur Tinggi badan b. Ukur Tekanan Darah c. Ukur Tinggi fundus uteri d. Pemberian imunisasi TT lengkap
  • 28. 18 e. Pemberian Tablet besi (fe) minimal 90 tab selama kehamilan dengan dosis satu tab setiap harinya. f. Lakukan Tes penyakit menular seksual (PMS). g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan 2.1.1.7 Perubahan anatomi dan fisiologi ibu hamil a. Sistem reproduksi 1. Uterus Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc. Hal itu memungkinkan bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim membesar akibat hipertropi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi higraoskopik, dan endometrium menjadi desidua Tabel 2.1 TFU menurut penambahan per Tiga Jari Usia kehamilan (minggu) Tinggi fundus Uteri (TFU) 12 3 jari dibawah simfisis 16 Pertengahan pusat-simfisis 20 3 jari dibawah pusat 24 Setinggi pusat 28 3 jari diatas pusat 32 Pertengahan pusat-prosesus xiphodeus (px) 36 3 jari dibawah prosesus xiphodeus (px) 40 Pertengahan pusat-prosesus xiphodeus (px) (Sulistyawati, 2009;h. 4, 59,60). 2. Serviks Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya
  • 29. 19 edema pada seluruh serviks, bersamaan dengan terjadinya hifertrofi dan hiperplapsiapada kelenjar- kelenjar serviks.Serviks manusia merupakan organ yang komleks dan heterogen yang mengalami perubahan yang luar biasa selama kehamilan dan persalinan. Bersifat seperti katup yang bertanggung jawab menjaga janin dalam uterus sampai akhir kehamilan dan selama persalinan. Serviks didominasi jaringan ikat fibrosa. Komposisinya berupa jaringan matriks ekstraselular terutama mengandung kolagen dengan elastis dan proteoglikan dan bagian sel yang mengandung otot dan fibroblas, epitel, serta pembuluh darah. Rasio relatif jaringan ikat terhadap otot tidak sama sepanjang serviks yang semakin ke distal rasio ini semakin besar(Prawirohardjo,2010;h.177). 3. Ovarium Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan diovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesteron dalam jumlah yang relatif minimal
  • 30. 20 4. Vagina dan perineum Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot diperineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keungu-unguan yang dikenal dengan tanda chadwick. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos 5. Kulit Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahn warna menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada multipara selain striae kemerahan itu sering kali ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae sebelumnya. Perubahan ini dihasilkan dari cadangan melanin pada daerah epidermal dan dermal yang penyebab pastinya belum diketahui. Adanya peningkatan kadar serum melanocytestimulating hormonepada akhir bulan kedua masih sangat diragukan sebagai penyebabnya. Estrogen dan progesteron diketahui mempunyai peran dalam
  • 31. 21 melanogenesis dan diduga bisa menjadi faktor pendorongnya 6. Payudara Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman,dan tegak. Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut kolustrum dapat keluar. Kolustrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat diproduksi karena hormon prolaktin ditekan oleh prolactin inhibiting hormone. Setelah persalinan kadar progesteron dan estrogen akan menurun sehingga pengaruh inhibisi progesteron terhadap x-laktalbulmin akan hilang. b. Perubahan metabolik Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ektraselular. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg.
  • 32. 22 Tabel 2.2 Rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan berdasarkan indeks massa tubuh Kategori IMT Rekomendasi (kg) Rendah < 19,8 12,5 – 18 Normal 19,8 – 26 11,5 – 16 Tinggi 26 – 29 7 – 11,5 Obesitas >29 >7 Gemeli 16 – 20,5 (Prawirohardjo, 2010;h.78-180) Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0,4 kg, sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat badan per minggu masing-masing sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg. Peningkatan jumlah cairan selama kehamilan adalah suatu hal yang fisiologis. Hal ini disebkan oleh turunnya osmolaritas dari 10 mosmolaritasm/kg yang diinduksi oleh rendahnya amabang rasa haus dan sekresi vasopresin. Fenomena ini mulai terjadi pada awal kehamilan. Pada saat aterm lebih kurang 3,5 1 cairan berasal dari janin,plasenta,dan cairan amnion, sedangkan 3 liter lainya berasal dari akumulasi peningkatan volume darah ibu, uterus, dan payudara sehingga minimal tambahan cairan selama kehamilan adalah 6,5 1 (Prawirohardjo,2010;h.180-181). c. Sistem kardiovaskular Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi
  • 33. 23 vaskular sistemik. Selain itu, juga terjadi peningkatan denyut jantung. Antara minggu ke-10 dan 20 terjadi peningkatan volume plasma sehingga jiga terjadi peningkatan preload. Sejak pertengahan kahamilan pembesaran uterus akan menekan vena kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang. Penekanan vena kava inferior ini akan mengurangi darah balik vena ke jantung. Akibatnya, terjadinya penurunan preload dan cardiac output sehingga akan menyebabkan terjadinya hipotensi arterial yang dikenal dengan sindrom hipotensi supine dan pada keadaan yang cukup berat akan mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal. Volume darah akan meningkat secara progresif mulai minggu ke-6 – 8 kehamilan mencapai puncaknya pada minggu ke-32 – 34 dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut. Volume akan meningkat kira-kira 40 – 45 %. Hal ini dipengaruhi oleh aksi progesteron dan estrogen pada ginjal yang diinisiasi oleh jalur renin- angiotensin dan aldosteron. Penambahan volume darah ini sebagian besar berupa plasma dan eritrosit (Prawirohardjo,2010;h.183).
  • 34. 24 d. Traktus digestivus Seiring dengan makin besarnya uterus, lambung dan usus akan tergeser. Perubahan yang nyata akan terjadi pada penurunan motolitas otot polos pada traktus digestivus dan penurunan sekresi asamhidrokloid dan peptin di lambung sehingga akan menimbulkan gejala berupa pyrosis (hertburn) yang disebabkan refluks asam lambung ke esofagus bawah sebagai akibat perubahan posisi lambung dan menurunya tonus sfingter esofagus bagian bawah. Mual terjadi akibat penurunan asam hidrokloid dan penurunan motilitas, serta konstipasi sebagai akibat penurunan motilitas usus besar. Gusi akan menjadi lebih hiperemesis dan lunak sehingga dengan trauma sedang saja bisa menyebabkan perdarahan. Epulis selama kehamilan akan muncul, tetapi setelah persalinan akan berkurang secara spontan. Hemorrhoid juga merupakan suatu hal yang sering terjadi sebagai akibat konstipasi dan peningkatan tekanan vena pada bagian bawah karena pembesaran uterus. Hati pada manusia tidak mengalami perubahan selama kehamilan baik secara anatomik maupun morfologik. Pada fungsi hati kadar alkalin fosfatase akan meningkat hampir dua kali lipat, sedangkan serum
  • 35. 25 aspartattransamin, alanin transamn, y-glutamil transferase, albumin, dan bilirubin akan menurun e. Traktus urinarius Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akantertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan iti akan timbul kembali. Ginjal akan membesar, glomerular filtration rate, dan renal plasma flow juga akan meningkat. Pada ureter akan terjadi dilatasi dimana sisi kanan akan lebih membesar dibandingkan ureter kiri. Hal ini diperkirakan karena ureterkiri dilindungi oleh kolon sigmoid dan adanya tekanan yang kuat pada sisi kanan uterus sebagai konsekuensi dari dekstrorotasi uterus. Ovarium kanan dengan posisi melintang di atas ureter kanan juga diperkirakan sebagai faktor penyebab lainnya diduga karena pengaruh hormon progeseron (Prawirohardjo,2010;h.185). f. Hanifa Sistem endokrin Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ± 135 %. Akan tetapi kelenjar ini tidak begitu
  • 36. 26 mempunyai arti penting dalam kehamilan. Pada perempuan yang mengalami hipofisektomi persalinan dapat berjalan dengan lancar. Hormon prolaktin akan meningkat 10 x lipat pada saat kehamilan aterm. Sebaliknya, setelah persalinan konsentrasinya pada plasma akan menurun. Hal ini juga ditemukan pada ibu- ibu yang menyusui. g. Sistem muskuloskeletal Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah dua tungkai (Prawirohardjo,2010;h.185-186). 2.1.1.8 Perubahan dan adaptasi psikologis selama kehamilan a. Perubahan peran selama kehamilan seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan psikologis dan pada saat ini pula wanita akan menciba untuk beradaptasi terhadap peran barunya melalui tahapan sebagai berikut: 1. Tahap antisipasi Dalam tahap ini wanita kan mengawali adaptasi perannya dengan merubah peran sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas khusus kehamilan) dan informal melalui model peran (role
  • 37. 27 model). Meningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita hamil dan ibu muda lainnya akan mempercepat proses adaptasi untuk mencapai penerimaan peran barunya sebagai seorang ibu. 2. Tahap honeymoon Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya dengan cara mencoba menyesuiakan diri. Secara internal wanita akan mengubah posisinya sebagai penerima kasih ksayang dari ibunya menjadi pemberi kasih sayang, wanita akan menuntut dari pasangannya. Untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, wanita akan menuntut dari pasangannya. Ia akan mencoba menggambarkan figur ibunya dimasa kecilnya dan membuat suatu daftar hal-hal yang positif dari ibunya untuk kemudian ia adaptasi dan terapkan kepada bayinya nanti. Aspek lain yang berpengaruh dalam tahap ini adalah seiring dengan sudah mapannya beberapa persiapan yang berhubungan dengan kelahiran bayi, termasuk dukungan semangat dari orang-orang terdekatnya. 3. Tahap stabil. Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu titik stabil dalam penerimaan peran barunya. Ia akan melakukan aktivitas-aktivitas yang
  • 38. 28 bersifat positif dan berfokus untuk kehamilannya, seperti mencari tahu tentang informasi seputar persiapan kelahian, cara mendidik dan merawat anak, serta hal yang berguna untuk menjaga kondisi keluarga. 4. Tahap akhir (perjanjian) Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia tetap mengadakan “perjanjian” dengan dirinya sendiri untuk sedapat mungkin “menepati janji” mengenai kesepakatan-kespakatan internal yang telah ia buat berkaitan dengan apa yang akan ia perankan sejak saat ini sampai bayinya lahir kelak. b. Perubahan psikologis trimester 1 (periode penyesuaian) 1. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya. 2. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan bahkan kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil. 3. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar- benar hamil. Hal ini dilakukan sekedar meyakinkan dirinya. 4. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan seksama.
  • 39. 29 5. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita. Tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan. c. Perubahan psikologis trimester II 1. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi. 2. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya. 3. Merasakan gerakan anak. 4. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran. 5. Libido meningkat. 6. Menuntut perhatian dan cita. 7. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya. 8. Hubungan sosial meningakat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang baru menjadi ibu. 9. Keterikatan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untuk peran baru. d. Perubahan psikologis trimester III 1. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik. 2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
  • 40. 30 3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatanya. 4. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatiran. 5. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya. 6. Merasa kehilangan perhatian. 7. Perasaan mudah terluka (sensitif) 8. Libido menurun (Sulistyawati,2009;h.75-77). 2.1.1.9 Kebutuhan ibu hamil a. Kebutuhan nutrisi Pada masa kehamilan, ibu hamil harus menyediakan nutrisi yang penting bagi pertumbuhan anak dan dirinya sendiri. Ini berarti dia perlu makan untuk 2 orang, sesuai dan seimbang. Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari kebutuhan wanita yang tidak hamil. Kegunaan makanan tersebut adalah: 1. Untuk pertumbuhan janin yang ada dalamkandungan. 2. Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan ibu sendiri. 3. Guna mengadakan cadangan untuk persiapan laktasi. Calon ibu sebaiknya makan diet yang seimbang, menyediakan perawatan yang mencukupi, memeriksakan
  • 41. 31 kandungan hemoglobin dalam darah dan memperoleh resep tablet mengandung garam besi. a) Kebutuhan energi TM 1 : penambahan energi 180 kkal/hari TM 2 : penambahan 300 kkal/ hari b) Sumber protein 1) Berfungsi membentuk jaringan tubuh yangmenyusun struktur organ seperti tulang dan otot 2) Dibutuhkan juga untuk tumbuh kembangjanin agar berlangsung optimal 3) Pembentukan sel darah merah dalam tubuhjanin 4) Kebutuhan protein bertambah 17 gram c) Sumber lemak 1) Merupakan sumber energi yang vital untukpertumbuhan jaringan plasma dan janin. 2) Lemak disimpan sebagai cadangan tenagapersalinan dan postpartum 3) Membantu proses pembentukan ASI 4) Asam lemak tak jenuh-omega 3 dan omega6 merupakan asam lemak esensial yang penting untuk proses tumbuh kembang sel saraf dan sel otak janin d) Sumber karbohidrat
  • 42. 32 1) Sumber tambahan energi untuk tumbuhkembang janin selama dalam kandungan 2) TM 1 : untuk pembentukan sel darah merah 3) TM II dan III : persiapan tenaga ibu dalamproses persalinan e) Sumber vitamin 1) Vitamin A Berperan dalam pergantian sel baru pada semua jaringan tubuh dan sel saraf, pembentukan tulang, gigi, mencegah cacat bawaan, sistem kekebalan tubuh ibu hamil, kira- kira 300 RE/hari dari sebelum hamil. 2) Vitamin B B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), B6 (piridoksin), B9 (asam folat), B12 (kobalamin) 3) Vitamin C Ibu hamil dianjurkan menambah asupan vitamin C 10 mg/hari, membantu penyerapan Fe, memperkuat pembuluh darah untuk mencegah perdarahan, mengurangi sakit saat bekerja dengan mengaktifkan kerja sel darah putih 4) Vitamin D Diperlukan untuk penyerapan kalsium, bisa diperoleh dari sinar matahari
  • 43. 33 5) Vitamin E 15 mg (22,5 IU) / hari 6) Sumber mineral (a)Kalsium (b)Seng (c)Yodium (d)Zat besi b. Kebutuhan oksigen Perubahan pernapasan mayor dalam kehamilan diakibatkan oleh tiga faktor yaitu efek mekanik dari pembesaran rahim, peningkatan keseluruhan konsumsi oksigen tubuh, dan efek perangsang pernapasan progesteron. Hampir 75 % wanita hamil mengalami peningkatan kesulitan pernapasan. Untuk menyeimbangkan kebutuhan oksigen ibu hamil, perlunya suasana lingkungan yang selalu mendukung ibu dapat bernafas dengan lega. c. Kebutuhan personal hygiene Tubuh ibu hamil sangatlah perlu dijaga kebersihanya secara keseluruhan mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut termasuk halnya pakaian ibu hamil senantiasa jaga kebersihannya. Mengganti pakaian dalam sesering mungkin sangatlah dianjurkan karena selama kehamilan
  • 44. 34 keputihan pada vagina meningkat dan jumlahnya bertambah disebabkan kelenjar leher rahim bertambah jumlahnya. d. Kebutuhan istirahat Adanya aktivitas yang dilakukan setiap hari otomatis ibu hamil akan sering merasa lelah dari pada sebelum waktu hamil. Oleh karena itu pengaturan aktivitas yang tidak terlalu berlebihan sangatlah perlu diterapkan oleh setiap ibu hamil. e. Kebutuhan seks Jika kehamilan calon ibu normal serta tidak mempunyai kecendrungan melahirkan prematur dan aborsi ulang maka senggama dapat dilanjutkan dengan frekuensi yang normal untuk pasangan tersebut. Beberapa wanita lebih menginginkan senggama yang sering selama hamil, sementara yang lain justru ingin mengurangi. f. Persiapan perslinan 1) Tempat bersalin 2) Memilih tenaga kesehatan terlatih 3) Berapa banyak biaya yang dibutuhkan danbagaimana cara mengumpulkan biaya tersebut 4) Siapa yang akan menjaga keluarga jika ibu tidakada g. Aktivitas senam hamil
  • 45. 35 Dengan melakukan senam hamil akan banyak memberikan manfaat dalam membantu kelancaran proses persalinan antara lain dapat melatih pernafasan dan relaksasi, menguatkan otot-otot panggul dan perut, serta melatih cara mengedan yang benar. Manfaat senam hamil secara teratur : 1) Memperbaiki sirkulasi darah 2) Mengurangi pembengkakan 3) Memperbaiki keeimbangan otot 4) Mengurangi sembelit 5) Mengurangi keram kaki 6) Menguatkan otot perut 7) Mempercepatproses dalam penyembuhansetelah melahirkan(Jannah, 2012;h.145-160). 2.1.1.10 Tanda-tanda bahaya / komplikasi pada ibu dan janin selamakehamilan a. Kehamilan muda 1) Perdarahan pervaginam a) Abortus (a) Imminens Disebut dengan keguguran membakat dan terjadi jika ditemukan perdarahan pada kehamilan muda, namun pada tes kehamilan masih menunjukan hasil yang positif.
  • 46. 36 Dalam kasus ini keluarnya janin masih dapat dicegah dengan memberikan terapi hormonal dan antispasmodik serta istirahat. (b) Insipiens (keguguran berlangsung) Terjadi apabila ditemukan adanya perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan membukanya ostium uteri dan terabanya selaput ketuban. (c) Habitualis (keguguran berulang) Mengalami keguguran berturut-turut lebih dari tiga kali. (d) Inkomplitus (keguguran bersisa) Jika terjadi perdarahan pervaginam disertai pengeluaran janin tanpa pengeluaran desidua atau plasenta. Gejala yang disertai adalahamenore, sakit perut karena kontraksi, perdarahan yang keluar bisa banyak atau sedikit. Pada pemeriksaan dalam ditemukan ostium yang terbuka dan kadang masih teraba jaringan, serta ukuran uterus yang lebih kecil dari usia kehamilannya. (e) Kompletus ( keguguran lengkap
  • 47. 37 Perdarahan pervaginam disertai dengan pengeluaran seluruh hasil konsepsi (janindan desidua) sehingga rahim dalam keadaan kosong. b) Kehamilan mola Disebut kehamilan anggur, yaitu adanya jonjot korion (chorionik villi) yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai anggur atau mata ikan. Ini merupakan bentuk neoplasma tropoblas yang jinak (beniga). c) Kehamilan ektopik Dinamakan kehamilan ektopik jika kehamilan dengan hasil konsepsi tidak berada di dalam endometrium uteri. Keadaan ini akan meningkat menjadi kehamilanektopik terganggu (KET) pada usia kehamilan lebih dari 10 minggu. Sebagian besar KET terjadi pada kehamilan yang terletak dituba. 2) Hiperemesis gravidarum Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihsehingga menimbulkan gangguan
  • 48. 38 aktivitassehari-hari dan bahkan dapat membahayakan kehidupan. Berdasarkan tingkat keparahannya : a) Tingkat 1 Mual muntah terus menerus sehingga mempengaruhi keadaan umum, terjadi dehidrasi,TD menurun, nadi meningkat, suhu meningkat serta nyeri epigastrium b) Tingkat II Dehidrasi bertambah (turgor kulit berkurang, lidah kotor, BB menurun, mata cekung), nadi cepat dan TD menurun, hemokonsentrasi,oliguria, obtsipasi, gangguan metabolisme c) Tingkat III Dehidrasi makin berat, mual muntah berhenti, terjadi perdarahan dari esopagus dan retina, gangguan fungsi lever(ikterus), samnolen sampai koma dan gangguan saraf. b. Kehamilan lanjut 1) Perdarahan pervaginam 1) Plasenta previa 2) Solusio plasenta 2) Sakit kepala hebat,
  • 49. 39 3) penglihatan kabur 4) Penglihatan kabur 5) Bengkak diwajah dan jari-jari tangan 6) Keluar cairan pervaginam 7) Gerakan janin tidak teraba 8) Nyeri perut yang hebat (Sulistyawati,2009;h.149-162). 2.1.2 Hiperemesis Gravidarum 2.1.2.1 Pengertian Emesis gravidarum merupakan keluhan umum yang disampaikan pada kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormon estrogen, progesteron, dan dikeluarkanya human chorionic gonadothropine(HCG). (Manuaba, et.all, 2010;h.227). Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan yang terjadi kira-kira sampai umur 20 minggu dan semua yang dimakan dan minum ibu dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari ibu, BB, terjadi dehidrasi. Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan dapat membahayakan kehidupan pasien (Kuswanti, 2014;h.153).
  • 50. 40 Hiperemesis Gravidarum adlah mual muntah berlebihan selama masa hamil. Muntah membahayakan ini dibedakan dari morning sickness normal yang umum dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama trimester pertama kehamilan (Varney, 2006;h.608). 2.1.2.2 Etiologi Penyebab hiperemesis belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik juga tidak ditemukan kelainan biokimia, perubahan- perubahan anatomik yang terjadi pada otak, jantung, hati dan susunan syaraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat kelemahan tubuh karena tidak makan dan minum. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa sebagai berikut : a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakanadalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan (Rukiyah, et. all, 2010;h.118).
  • 51. 41 b. Masuknya vili khoriolis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organik (Rukiyah, et. all, 2010;h.119). c. Alergi, sebagai salah satu respon dan jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik. d. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut akan kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keenggananmenjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup. e. Faktor adaptasi dan hormonal, pada wanita hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi hiperemesis gravidarum dapat dimasukan dalam ruang lingkup faktor adaptasi adalah wanita hamil dengan anemia. Wanita primigravida dan overdistensi rahim pada hamil ganda dan hamil mola hidatidosa, jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi dan mnyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum. Peningkatan Hormon Estrogen dan Hormon Chorionic Gonodotropin (HCG), pada
  • 52. 42 kehamilan dinilai terjadi perubahan juga pada sistem endokrinologi, terutama untuk Hormon Estrogen dan HCG yang dinilai mengalami peningkatan. Sejalan dengan yang diungkapkan pada poin pertama, bahwa kehamilan mola hidatidosa dan kehamilan ganda, memang terjadi pembentukan hormon yang berlebihan. 2.1.2.3 Patofisiologis Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh fisiologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungin berasal dari sistem saraf pusat akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan. Hiperemesis gravidarum merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkolosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala
  • 53. 43 tidak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat. Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asamaseton-asetik, asam hidroksibutirikdan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun, demikian pula klorida kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,, sehingga aliran darah kejaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalsium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya sekresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan. Disamping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindrom mallory-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat
  • 54. 44 berhenti sendiri. Jarang smpai diperlukan transfusi atau tindakan operatif. 2.1.2.4 Tanda dan Gejala Batas antara mual dan muntah dalam kehamilan yang masih fisiologik dengan hiperemesis gravidarum tidak jelas, akan tetapi muntah yang menimbulkan gangguan kehidupan sehari-haridan dehidrasimemberikan petunjuk bahwa wanita hamil telah memerlukan perawatan yang intensif. Hiperemesis gravidarum berdasarkan berat ringannya gejala dapat dibagi kedalam 3 tingkatan : a. Tingkatan I (Ringan) Ditandai dengan muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri efigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 permenit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung. b. Tingkat II ( sedang) Penderita terlihat lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang lidah mengering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton
  • 55. 45 dapat dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing. c. Tingkat III (Berat) Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun, dari samnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati wernicke, dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B komplek. Timbulnya ikterus menunjukan adanya payah hati (Rukiyah, et.all, 2010;h.121-122). 2.1.2.5 Penatalaksanaan Penatalaksanaan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum dimulai dengan : a. Pencegahan Pencegahan tehadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerangan tentang kehamilan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan hilang setelah kehamilan bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari
  • 56. 46 dengan makanan jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin. Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin, menghindarkan kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting, oleh karenanya dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula. b. Obat-obatan Apabila dengan cara tersebut diatas keluhan dan segala tidak mengurang maka diperlukan pengobatan. Sedativa yang sering diberikan adalah pohenobarbital, vitamin yang dianjurkan yaitu vitamin B1 dan B2 yang berfungsi untuk mempertahankan kesehatan syaraf, jantung, otot serta meningkatkan pertumbuhan dan perbaikan sel dan B6 berfungsi menurunkan keluhan atau gangguan mual dan muntah bagi ibu hamil dan juga membantu dalam sintesa lemak untuk pembentukan sel darah merah. Antihistaminika juga dianjurkan pada keadaan lebih berat diberikan antimimetik seperti disklomin hidrokhloride, avomin.
  • 57. 47 c. Isolasi Isolasi dilakukan dalam kamar yang tenang cerah dan peredaran udara yang baik hanya dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah berhenti dan pasien mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar dan tidak diberikan makan dan minum dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan d. Terapi psikologik Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik,yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini. Bantuan yang positif dalam mengatasi permasalahan psikologis dan sosial dinilai cukup signitifkan memberikan kemajuan keadaan umum e. Diet Ciri khas diet hiperemesis adalah penekanan karbohidrat kompleks terutama pada pagi hari, serta menghindari makanan yang berlemak dan goreng-gorengan untuk menekan rasa mual dan muntah, sebaiknya diberi jarak
  • 58. 48 dalam pemberian makan dan minum. Diet pada hiperemesis bertujuan untuk mengganti persendian glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup. Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranya adalah karbohidrat tinggi, yaitu 75-80 % dari kebutuhan energi total, lemak rendah, yaitu <10 % dari kebutuhan energi total, makanan diberikan dalam bentuk kering, pemberian cairan disesuaikan dengan kadaan pasien, yaitu 7 – 10 gelas perhari, makanan mudah dicerna, tidak meransang saluran pencernaan dan diberikan sering dalam porsi keci, bila makan pagi dan sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien. Ada tiga macam diet pada hiperemesisgravidarum yaitu: 1) Diet hiperemesis I, diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makan hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang akan zat-zat kecil kecuali vitamin C karena itu hanya diberikan selama beberapa hari. 2) Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan
  • 59. 49 bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Pemberian minuman tidak diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat- zat gizi kecuali vitamin A dan D. 3) Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita, minuman boleh diberikan besamaan makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium. 4) Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I,II,III adalah roti panggang, biskuit, crakers, buah segar dan sari buah, minuman botol ringan, sirup, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer,. Sedangkan makanan yang tidak dianjurkan adalah makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dari bumbu tajam. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi dan yang mengandung zat tambahan (pengawet, pewarna dan penyedap rasa). 5) Diet pada ibu yang mengalami hiperemesis terkadang melihat kondisi si ibu dan tingkatan hiperemesisnya, konsep saat ini yang dianjurkan pada ibu adalah makanlah apa yang ibu suka, bukan makan sedikit- sedikit tapi sering juga jangan paksakan ibu memakan apa yang saat ini membuat mual karena diet tersebut tidak akan berhasil malah akan
  • 60. 50 memperparah kondisinya (Rukiyah, et. all,2010;h.122-125). Tabel 2.3 Komposisi yang dianjurkan pada ibu dengan hiperemesis Nilai Gizi Diet Hiperemesis 1 Diet hiperemesis II Diet hiperemesis III Energi (kkal) 1100 1700 2300 Protein (g) 15 57 73 Lemak (g) 2 33 59 Karbohidrat (g) 259 293 368 Kalsium (mg) 100 300 400 Besi (mg) 9,5 17,9 24,3 Vitamin A (RE) 542 2202 2270 Tiamin (mg) 0,5 0,8 1 Vitamin C (mg) 283 199 199 Natrium (mg) - 267 362 (Rukiyah, et. all, 2010;h.125). 2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Manajemen asuhan kebidanan atau yang sering disebut manajemen kebidanan adalah suatu metode berpikir dan bertindak secara sistematis dan logis dalam memberi asuhan kebidanan, agar menguntungkankedua belah pihak baik klien maupun pemberian asuhan. Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasi pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan, dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien. Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembangkan oleh Helen Varney dalam buku Varney’s Midwifery, edisi ketiga tahun 1997, menggambarkan proses manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah yang berturut secara sistematis dan siklik (Soepardan, 2007; h. 96).
  • 61. 51 Manajemen kebidanan terdiri beberapa langkah yang berurutan yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan diakhiri dengan evaluasi, langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi setiap langkah tersebut bisa dipecah-pecah ke dalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien. Langkah- langkah dalam manajemen kebidanan menurut varney, sebagai berikut : 2.1.1 Langkah I (Pengumpulan Data Dasar) Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara : 2.1.1.1 Auto anamnesa Adalah anamnesa yang di lakukan kepada pasien langsung. Jadi data yang di peroleh adalah data primer, karena langsung dari sumbernya. 2.1.1.2 Allo anamnesa Adalah anamnesa yang di lakukan kepada keluarga pasien untuk memperoleh data tentang pasien. Ini di lakukan pada keadaan darurat ketika pasien tidak memungkinkan lagi untuk memberikan data yang akurat (Sulistyawati,2011; h. 166).
  • 62. 52 Anamnesa dilakukan untuk mendapatkan data anamnesa terdiri dari beberapa kelompok penting sebagai berikut: a. Data subjektif : 1. Biodata a) Nama Istri/Suami Berguna untuk memperlancar komunikasi dalam asuhan sehingga tidak terlihat kaku atau lebih akrab dan agar tidak keliru dalam memberikan penanganan. b) Umur Perlu diketahui guna mengetahui apakah klien dalam kehamilan yang beresiko atau tidak. Usia dibawah 16 tahun dan diatas 35 tahun merupakan umur-umur yang beresiko tinggi untuk hamil. Umur yang baik untuk kehamilan maupun persalinan adalah 19-25 tahun. c) Agama Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jenis kelamin tenaga kesehatan,dan pada beberapa kasus, penggunaan produk darah.
  • 63. 53 d) Suku/Bangsa/Etnis/Keturunan Harus diidentifikasi dalam rangka memberikan perawatan yang peka budaya kepada klien dan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden yang tinggi pada populasi tertentu. Jika kondisi yang demikian diidentifikasi, wanita tersebut diwajibkan menjalani skiring genetik (Walyani, 2015.h;121) e) Pendidikan Berpengaruh dalam tinadakan kebidanan dan untuk mengatahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikankonseling sesuai dengan pendidikannya. f) Pekerjaan Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut. g) Alamat rumah Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan (Ambarwati dan wulandari, 2010.h;132).
  • 64. 54 2. Riwayat pasien a) Menanyakan keluhan utama klien Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke tempat bidan. Hal ini disebut tanda atau gejala. Ditulis sesuai yang diungkapkan oleh klien serta tanyakan juga sejak kapan hal tersebut dikeluhkan oleh klien. b) Riwayat kebidanan 1) Riwayat haid (a) Menarche Usia wanita pertama kali haid bervariasi, antara 12-16 tahun.Hal ini dipengaruhi oleh keturunan, keadaan gizi, bangsa, lingkungan, iklim dan keadaan umum (Walyani, 2015.h;119-120). (b) Siklus Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam hitungan hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari (Sulistyawati, 2011.h;167).
  • 65. 55 (c) Lamanya Lamanya haid yang normal adalah ±7 hari . apabila sudah mencapai 15 hari berarti sudah abnormal dan kemungkinan adanya gangguan ataupun penyakit yang mempengaruhinya (d) Banyaknya Normalnya yaitu 2 kali ganti pembalut dalam sehari. Apabila darahnya terlalu berlebihan, itu berarti telah menunjukan gejala kelainan banyaknya darah haid. (e) Dismenorhea Nyeri haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah klien menderitanya atau tidak di tiap haidnya. Nyeri haid juga menjadi tanda bahwa kontraksi uterus klien begitu hebat sehingga menimbulkan nyeri haid (Walyani, 2015.h;120) 2) Gangguan kesehatan alat reproduksi Data ini sangat penting untuk kita kaji karena akan memberikan petunjuk bagi kita tentang organ reproduksi pasien. jika didapat adanya salah satu atau beberapa riwayat
  • 66. 56 gangguan kesehatan alat reproduksi, maka kita harus waspada akan adanya kemungkinan gangguan kesehatan alat reproduksi pada masa postpartum. Gangguan kesehatan reproduksi contohnya seperti keputihan, infeksi, gatal karena jamur dan tumor(Sulistyawati, 2011.h;168). 3) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB lalu. Pentingnya mengetahui riwayat ini adalah untuk dapat mengetahui dalam memberikan asuhan kehamilan (konseling, tindakan lanjut dan rencana persalinan dan KB 4) Riwayat kehamilan sekarang (a) HPHT Bidan ingin mengetahui tanggal hari pertama dari menstruasi terakhir klien untuk memperkirakan kapan kira-kira sang bayi akan dilahirkan dan untuk mengetahui usia kehamilan (Walyani, 2015.h;120). (b) TP(tapsiranpersalinan)perkiraan kelahiran. Gmbaran riwayat mentruasi klien yang akurat biasanya membantu penetapan
  • 67. 57 tanggal perkiraan kelahirn yang disebut taksiran partus dibeberapa tempat. Perhitungan dilakukan dengan dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari pada hari pertama haid ( HPHT) atau dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun (c) Penggunaan obat-obatan Pengobatan penyakit saat hamil harus selalu memperhatikan apakah obat tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbang janin. (d) Imunisasi TT Tanyakan kepada klien apakah sudah pernah mendapatkan imunisasi TT. Apabila belum, bidan bisa memberikanya.Imunisasi tetanus toxoid diperlukan untuk melindungi bayi terhadap penyakit tetanus neonatorum,imunisasi dapat dilakukan pada trimester I dan II pada kehamilan 3-5 bulan dengan interval minimal 4 minggu (Walyani, 2015.h;121-124). c) Riwayat Kesehatan
  • 68. 58 Data dari riwayat kesehatan ini dapat kita gunakan sebagai penanda(warning) akan adanya penyulit masa hamil. Adanya perubahan fisik dan psikologis pada masa hamil yang melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan memengaruhi organ yang mengalami gangguan. Beberapa data penting tentang tentang riwayat kesehatan pasien yang perlu kita ketahui adalah apakah pasien pernah atau sedang menderita penyakit seperti jantung, diabetes melitus (DM), ginjal, hipertensi/hipotensi, dan hepatitis (Sulistyawati, 2011.h;169). d) Menanyakan Riwayat Sosial Ekonomi (1) Status pernikahan Tanyakan status klien, apakah ia sekarang sudah menikah ataukah belum menikah. Hal ini penting untuk mengetahui status kehamilan tersebut apakah dari hasil pernikahan bisa berpengaruh pada psikologis ibunya pada saat hamil (Walyani, 2015.h;128). (2) Usia saat menikah
  • 69. 59 Tanyakan kepada klien pada usia berapa ia menikah. Hal ini perlu ditanyakan karena apabila klien mengatakan bahwa ia menikah di usia muda sedangkan klien pada saat kunjungan awal ke tempat bidan tersebut sudah tak lagi muda dan kehamilanya saat ini adalah kehamilan yang sangat diharapkan. Hal ini berpengaruh bagaimana asuhan kehamilanya. (3) Lama pernikahan Tanyakan kepada klien sudah berapa lama ia menikah. Apabila klien mengatakan bahwa telah lama menikah dan baru saja bisa mempunyai keturunan, maka kemungkinan kehamilanya saat ini adalah kehamilan yang sangat diharapkan e) Riwayat data prikologis (1) Respons ibu terhadap kehamilan Bermacam-macam respons wanita hamil terhadap kehamilanya, maka bidan harus pintar-pintar mencari celah hati terdalam ibu apabila dia berada pada kondisi kehamilan yang tidak diinginkan agar ia dapat menerima dengan lapang dada kehamilanya. (2) Respons suami terhadap kehamilan
  • 70. 60 Respons suami terhadap kehamilan perlu diketahui untuk lebih memperlancar asuhan kehamilan. Mengingat, suami merupakan sumber dukungan utama bagi klien dalam menjalani masa-masa sulit kehamilan. Apabila respon suami klien terihat kurang bahagia menyambut kehamilan klien, maka bidan harus pintar mempengaruhi suami klien agar bisa menerima kehamilan istrinya tersebut dengan kebahagiaan (3) Dukungan keluarga lain terhadap kehamilan Hal ini perlu ditanyakan karena keluarga selain suami klien juga sangat berpengaruh besar bagi kehamilan klien. Tanyakan bagaimana respons dan dukungan keluarga lain misalnya anak, orang tua, serta mertua klien. Apabila ternyata keluarga lain kurang mendukung, tentunya bidan harus bisa memberikan strategi bagi klien dan suami agar kehamilan klien tersebut dapat diterima di keluarga. (4) Pengambilan keputusan
  • 71. 61 Pengambilan keputusa perlu ditanyakan karena untuk mengetahui siapa yang diberi kewenangan klien mengambil keputusan apabila ternyata bidan mendiagnosa adanya keadaan patologis bagi kondisi kehamilan klien yang memerlukan adanya penanganan serius. f) Riwayat pemenuhan kebutuhan sehari-hari (1) Pola nutrisi Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi meskipun tidak berarti makanan yang mahal. Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori per hari, ibu hamil harus mengkonsumsi yang mengandung protein, zat besi, dan minum cukup cairan(menu seimbang). (a) Pola Makan Ini penting untuk diketahui supaya kita mendapatkan gambaran bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya selama hamil(Walyani, 2015.h;94,130). Nutrisi pada ibu yang mengalami hiperemesisgravidarum yaitu karbohidrat tinggi, lemak rendah, protein sedang,
  • 72. 62 makanan yang diberikan dalam bentuk kering, pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan klien 7-10 gelas, makanan mudah dicerna tidak merangsang saluran pencernaan dan diberikan dalam porsi kecil tapi sering (Runiari, 2010.h;21). a. Jenis makanan Tanyakan kepada klien, apa jenis makanan yang biasa ia makan. Anjurkan pklien mengkonsumsi makan yang mengandung zat besi ( 150 mg besi sulfat, 300 mg besi glukonat),asam folat (0,4-0,8 mg/hari), kalori (ibu hamil umur 23-50 tahun perlu kalorisekitar2300 kkal), protein(74 gr/hari), vitamin,dan garam mineral (kalsium, fosfor, magnesium, seng, yodium).
  • 73. 63 b. Forsi Tanyakan bagaimana forsi makan klien. Porsi makanan yang terlalu besar kadang bisa membuat ibu hamil mual, terutama pada kehamilan muda. Anjurkan klien untuk makan dengan porsi sedikit namun sering. c. Frekuensi Data ini akan memberi petunjuk bagi kita tentang seberapa banyak asupan makanan yang dikonsumsi(Walyani,2015.h;130). d. Pola minum Kita juga harus dapat memperoleh data dari kebiasaan pasien dalam memenuhi kebutuhan cairannya. Apalagi dalam masa kehamilan asupan yang cukup dibutuhkan. e. Frekuensi Kita dapat tanyakan pada pasien berapa kali ia minum dalam sehari, dan dalam sekali minum menghabiskan berapa gelas
  • 74. 64 f. Jumlah per hari Frekuensi minum ibu dikalikan seberapa banyak ibu minum dalam sekali waktu minum akan didapatkan jumlah asupan cairan dalam sehari. g. Jenis minuman Kadang pasien mengkonsumsi minuman yang sebesarnya kurang baikuntukkesehatanya (Sulistyawati, 2011.h;170). (b) Pola eliminasi (1) Buang air kecil (BAK) Tanyakan kepada klien seberapa sering berkemih dakam sehari. Meningkatnya frekuensi berkemih dikarenakan meningkatnya jumlah cairan yang masuk, atau bisa juga karena adanya tekanan dinding uterus yang membesar karena kehamilan terhadap dinding vesica urinaria sehingga organ tersebut hanya bisa menampung sedikit urin dan menyebabkan wanita hamil
  • 75. 65 sering berkmih. Apabila ternyata klien mengalami kesulitan berkemih, maka bidan harus dapat menganbil tindakan, misalnya memasang kateter (Walyani, 2012.h;132). (2) Buang air besar (BAB) Tanyakan kepada kien, apakah BABnya teratur. Apabila klien mengatakan terlalu sering, bisa dicurugai klien mengalami diare (sering dan feses cair), inkontinensia usus (sering dan pengeluaran feses tidak disadari). Sebaliknya apabila klien mengatakan terlalujarang BAB, bisa dicurigai klien mengalami konstipasi. (c) Pola tidur dan istirahat (1) Tidur siang Kebiasaan tidur siang perlu ditanyakan karena tidur siang menguntungkan dan baik untuk kesehatan.
  • 76. 66 (2) Tidur malam Tidur malam merupakan waktu dimana proses pertumbuhan janin berlangsung (Walyani, 2015.h;132,133). Rata-rata tidur malam yang normal adalah 6-8 jam(Sulistyawati, 2011.h;170). (d) Pola aktivitas Kita perlu mengkaji aktifitas sehari-hari pasien karena data ini memberikan gambaran tentang seberapa berat aktifitas yang biasa dilakukan pasien dirumah. Jika kegiatan pasien terlalu berat sampai dikhawatirkan dapat menimbulakn penyulit masa hamil, maka kita dapat memberikan peringatan sedini mungkin kepada pasien untuk membatasi dulu aktifitasnya sampai ia sehat dan pulih kembali. Aktifitas yang terlalu berat dapat menyebabkan abortus dan persalinan prematur (Sulistyawati, 2011.h;170).
  • 77. 67 (e) Personal hygiene Data ini perlu kita kaji karena bagaimanapun juga hal ini akan memengaruhi kesehatan pasien dan bayinya. Jika pasien mempunyai kebiasaan yang kurang baik dalam perawatan kebersihan dirinya, maka bidan harus dapat memberikan bimbingan mengenai cara perawatan kebersihan diri dan bayinya sedini mungkin. Beberapa kebiasaan yang dilakukan dalam perawatan kebersihan diri di antaranya : a. Mandi Kita dapat menanyakan pada pasien berapa kali ia mandi dalam sehari dan kapan waktunya (jam berapa pagi dan sore) b. Keramas Pada beberapa wanita ada yang kurang peduli dengan kebersihan rambutnya karena mereka beranggapan keramas tidak begitu berpengaruh terhadap kesehatan.
  • 78. 68 Jika kita menemukan pasien yang seperti ini maka kita harus memberikan pengertian kepadanya bahwa keramas harus selalu dilakukan ketika rambut kotor karena bagian kepala yang kotor merupakan sumber infeksi. Kepala akan terasa gatal yang secara spontan ibu akan menggaruk garuk kepalanya, padahal saat itu ia akan menyentuh bayinya. Kulit bayi yang masih sensitif akan mudah iritasi dan infeksi. c. Ganti baju dan celana dalam Ganti baju minimal sekali dalam sehari, sedangkan celana dalam minimal dua kali. Namun jika sewaktu- waktu baju dan celana dalam sudah kotor, sebaiknya diganti tanpa harus menunggu waktu untuk ganti berikutnya. d. Kebersihan kuku Kuku ibu hamil harus selalu dalam keadaan pendek dan bersih. Kuku ini selain sebagai tempat yang mudah
  • 79. 69 untuk bersarangnya kuman sumber infeksi, juga dapat menyebabkan trauma pada kulit bayi jika terlalu panjang. Kita dapat menanyakan pada pasien setiap berapa hari ia memotong kukunya, atau apakah ia selalu memanjangkan kukunya supaya terlihat menarik (Sulistyawati,2011.h;171). (f) Aktivitas seksual Walaupun ini dalah hal yang cukup privasi bagi pasien, namun bidan harus menggali data dari kebiasaan ini, karena terjadi beberapa kasus keluhan dalam aktifitas seksual yang cukup mengganggu pasien namun ia tidak tahu kemana harus berkonsultasi. Dengan teknik yang senyaman mungkin bagi pasien. Hal- hal yang ditanyakan: a. Frekuensi Kita tanyakan berapa kali melakuakn hubungan seksual dalam seminggu.
  • 80. 70 b. Gangguan Tanyakan apakah pasien mengalamigangguan ketika melakukan hubungan seksual(Sulistyawati, 2011.h;172). b. Data objektif Setelah data subjektif kita dapatkan, untuk melengkapi data kita dalam menegakan diagnosis, maka kita harus melakukan pengkajian data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi Langkah-langkah pemeriksaanya sebagaiberikut : 1. Pemeriksaan umum a) Keadaan umum Untuk mengetahui data ini cukup dengan mengamati keadaan pasien secara keseluruhan. Hasil pengamatan kita laporkan dengan kriteria sebagai berikut : 1) Baik Jika pasien memperlihatkan respons yang baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta secara fisik pasien tidak mengalami ketergantungan dalam berjalan.
  • 81. 71 2) Lemah Pasien dimasukan dalam kriteria ini jika ia kurang atau tidak memberikan respons yang baik terhadap lingkungan dan orang lain, dan pasien sudah tidak mampu lagi untuk berjalan sendiri. b) Kesadaran Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, kita dapat melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai dari keadaan compos mentis (kesadaran maksimal) sampai dengan koma (pasien tidak dalam keadaan sadar). (Sulistyawati, 2011.h;174-175). c) Tanda-tanda vital Ditunjukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang dialaminya (1) Tekanan darah Deteksi tekanan darah yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi dan preeklamsi. Apabila turun dibawah normal atau rendah (hipotensi) akibat dehidrasi atau kita pikirkan kearah anemia, tekanan darah
  • 82. 72 normal berkisaran systole/diastole 110/80- 120/80 mmHg. (2) Nadi Nadi normal adalah 60 sampai 100 mnt. Bila abnormal mungkin ada kelainan paru-paru atau jantung. (3) Suhu Suhu badan normal adalah 36,50 C sampai 37,50 C. Bila suhu lebih tinggi dari 37,50 C kemungkinan ada infeksi (Walyani, 2015.h;80,86) (4) Pernapasan Pernapasan harus berada dalam rentan yang normal, yaitu sekitar 20-30x/mnt d) Tinggi badan Diukur dalam cm, tanpa sepatu. Tinggi badan kurang dari 145 cm, ada kemungkinan terjadi cepalo velvic disproporsi (CPD). e) Berat badan Berat badan yang bertambah terlalu besar atau kurang, perlu mendapatkan perhatian khusus karena kemungkinan terjadinya penyulit kehamilan. Kenaikan berat badan tidak boleh dari 0,5 kg per minggu (Walyani, 2015.h;86).
  • 83. 73 f) Lila Ukuran LILA yang normal adalah 23,5 cm, ibu dengan LILA dibawah ini menunjukan adanya kekurangan energi kronik 2. Pemeriksaan kebidanan a) Kepala Tujuan pengkajian kepala adlah mengetahui bentuk dan fungsi kepala (Priharjo, 2007.h;50). b) Muka Periksa palpebra, konjungtiva, dan sklera. Periksa palpebra untuk memperkirakan gejala oedema umum. Periksa konjungtiva dan sclera untuk memperkirakan adanya anemia dan ikterus (Walyani, 2015.h;86). c) Mata Kelengkapan dan keluasan pengkajian mata bergantung pada informasi yang diperlukan. Secara umum tujuan pengkajian mata adalah mengetahui bentuk dan fungsi mata (Priharjo, 2007.h;51). d) Hidung
  • 84. 74 Hidung dikaji untuk mengetahui keadaan bentuk dan fungsi hidung. Dimulai dari bagian luar, dalam. e) Telinga Pengkajian telinga secara umum bertujuan untuk mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga/membran timpani dan pendengaran (Tambunan, 2011.h;73,79). f) Mulut Periksa adanya karies, tonsilitis atau faringitis. Hal tersebut merupakan sumber infeksi (Walyani, 2015.h;86). g) Leher Tujuan pengkajian leher adalah untu mengetahui bentuk leher, serta organ-organ penting yang berkaitan. Pengkajian dimulai dengan inspeksi kemudian palpasi. Inspeksi dilakukan untuk melihat apakah ada kelainan kulit termasuk keadaan pucat, ikterus, sianosis, dan ada tidaknya pembengkakan. Pemeriksaan palpasi ditunjukan untuk melihat apakah ada masa yang teraba pada kelenjar limfe, tiroid dan trakea (Tambunan, 2011.h;83).
  • 85. 75 h) Dada Insfeksi bila tampak sesak, kemungkinan kelainan jantung yang dapat meningkatkan terjadinya resiko yang lebih tinggi baik bagi ibu maupun bayinya. i) Payudara Insfeksi bentuk payudara, benjolan, pigmentasi putting susu, palpasi adanya benjolan dan colostrum(Walyani, 2015.h;87). j) Abdomen Insfeksi pembesaran perut (bila pembesaran perut itu berlebihan kemungkinan asites, tumor, ileus, dan lain-lain), pigmentasi di linea alba, nampakkah gerakan anak atau kontraksi rahim, adalah striae gravidarum atau luka bekas operasi k) Ekstremitas Insfeksi pada bagian tibia dan jari untuk melihat adanya oedema dan varices. Bila terjadi oedema pada tempat-tempat tersebut kemungkinan terjadinya pre-eklamsia. l) Anus
  • 86. 76 Tujuan pengkajian anus adalah untuk mendapatkan data mengenai kondisi anus dan rektum (Walyani, 2015.h;87). 3. Pemeriksaan penunjang (1) Pemeriksaan panggul Keadaan panggul terutama penting pada privigravida, karena panggulnya belum pernah diuji dalam persalinan, sebaiknya pada multigravida anamnesis mengenai persalinan yang gampang dapat memberikan keterangan yang berharga mengenai keadaan panggul dengan tujuan mengetahui diagnosis prognosis jalanya persalinan dan keadaan panggul (Hanni, et. all, 2011.h;93). (2) Pemeriksaan laboratorium Untuk mengetahui kadar protein urine, glukosa urine, dan hemoglobin (Walyani, 2015.h;89). 2.1.2 Langkah II (Interprestasi Data Dasar) Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar tersebut kemudian diinterprestasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
  • 87. 77 Baik rumusan diagnosis maupun masalah, keduanya harus ditangani. Meskipun masalah tidak dapat diartikan sebagai diagnosis, tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosis (Soepardan,2007;h.99). 2.1.2.1 Diagnosa Membuat kesimpulan dari seluruh hasil temuan, yang didapat berdasarkan data dasar baik subjektif maupun objektif, sehingga dituntut adanya pemahaman mengenai perubahan antomi fisiologis ibu hamil serta adaptasi psikologis ibu hamil di setiap trimester (Kuswanti, 2014.h;143). 2.1.2.2 Masalah Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis (Hanni, et. all, 2011.h;99). 2.1.2.3 Kebutuhan Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan masalahnya(Sulistyawati,2011;h.180). 2.1.3 Langkah III ( Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial)
  • 88. 78 Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengawasi pasien bidan bersiap-siap bila masalah potensial benar-benar terjadi 2.1.4 Langkah IV (Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yangmemerlukanpenanganan segera dan kolaborasi)Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter untuk konsultasi atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan (Walyani,2015.h;168). 2.1.5 Langkah V ( Merencanakan asuhan yang menyeluruh) Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi/masalah klien, tapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap klien tersebut, apakah kebutuhan perlu konseling, penyuluhan dan apakah pasien perlu dirujuk karena ada masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah kesehatan lain. Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana bersama klien dan keluarga, kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya. 2.1.6 Langkah VI (Melaksanakan asuhan) Pada langkah ini rencana asuhan yang komprehensif yang telah dibuuat dapat dilaksanakan secara efisien seluruhnya oleh bidan atau dokter atau tim kesehatan yang lain. 2.1.7 Langkah VII (Evaluasi)
  • 89. 79 Melakukan evaluasi hasil dari asuhan yang telah diberikan meiputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan diagnosa/masalah (Walyani, 2015.h;168- 169). 2.3 Teori Landasan Hukum Kebidanan Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI No.900/menkes/SK/VII/2002 bidan dalam menjalankan praktik profesinya berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi : 1. Pelayanan Kebidanan Kepada Ibu Pelayanan kebidanan pada ibu diberikan pada masa pranikah, prahamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, menyusui dan masa antara (periode interval) meliputi : a. penyuluhan dan konseling b. pelayanan kebidanan kepada ibu meliputi : 1) penyuluhan dan konseling 2) pemeriksaan fisik 3) pelayanan antenatal pada kehamilan normal 4) pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan abortus iminens,gravidarum tingkat 1, preeklamsia ringan dan anemia ringan. 5) Pertolongan persalinan normal 6) Pertolongan persalinan abnormal, yang mencakup letak sungsang, partus macet kepala didasar panggul, ketuban pecah
  • 90. 80 dini (KPD) tanpa infeksi, perdarahan postpartum, laserasi jalan lahir, distosia karena inersiauteri primerpostparterm dan preterm 7) Pelayanan ibu nifas normal 8) Pelayanan ibu nifas abnormal yang mencakup retensio plasenta, renjatan dan infeksi ringan 9) Pelayanan dan pengobatan pada kelainan ginekologi yang meliputi keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid. Dalam keadaan darurat bidan berwenang melakukan pelayanan kebidanan selain kewenangan-kewenangan yang telah disebutkan di atas yang sifatnya ditunjukan untuk penyelamatan jiwa. Selain kewenangan pelayanan diatas bidan juga diharuskan untuk : 1. Menghormati hak pasien 2. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani 3. Menyimpan rahasia sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku 4. Memberikan informasi tentang pelayanan yang akan diberikan 5. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan (informeds consent) 6. Melakukan catatan (medical record) dengan baik (Sofyan, et.all, 2009;h.43).
  • 91. 81 BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP Ny.S UMUR 25 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 11 MINGGU 4 HARI DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT1 DI POSKESKELGEDUNG MENENG BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 Oleh : Mera Putri Tanggal : 09 April 2015 Pukul : 14.00 Wib 3.1 Pengkajian 3.1.1 Data Subjektif 3.1.1.1 Identitas Pasien Istri Suami Nama : Ny.S : Tn. S Umur : 25 Tahun : 28 Tahun Agama : Islam : Islam Suku/bangsa: Jawa/Indonesia : Jawa/Indonesia Pendidikan : SMA : SMA Pekerjaan : IRT : Swasta Alamat : Jl. Yulius usman : Jl. Yulius usman No 15 Gedung No 15 Gedung Meneng Baru Meneng Baru Kecamatan Raja Basa Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung Bandar Lampung
  • 92. 82 3.1.1.2 Anamnesa a. Keluhan Utama : ibu mengeluh mual-muntah lebih dari 12 kali, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. b. Riwayat Kebidanan 1. Riwayat Mentruasi Menarche : 13 tahun Siklus : 29 hari Lamanya : 5 hari Banyaknya : 2 kali perhari ganti pembalut Dismenorhea : Tidak Ada 2. Gangguan kesehatan reproduksi Keputihan : Tidak ada Infeksi : Tidak ada Gatal karena jamur : Tidak ada Tumor : Tidak ada 3. Riwayat kehamilan, perslinan, nifas, dan KB yang lalu Anak ke Kehamilan Penolong Nifas KB Lama Penyulit 1 Hamil ini _ _ _ _ 4. Riwayat Kehamilan Sekarang HPHT : 18 Januari 2015 TP : 25 Oktober 2015 Obat yang dikonsumsi : fosea, kalk, B6, B12 Imunisasi TT : 1 kali
  • 93. 83 c. Riwayat Kesehatan 1. Jantung : Tidak Ada 2. Diabetes Melitus (Dm) : Tidak Ada 3. Ginjal : Tidak Ada 4. Hipertensi/Hipotensi : Tidak Ada 5. Hepatitis : Tidak Ada d. Riwayat Sosial ekonomi 1. Status Pernikahan : Syah 2. Usia Saat Menikah : 25 Tahun 3. Lama Pernikahan : 6 Bulan e. Riwayat fsikologis 1. Respons ibu terhadap kehamilan : menerima 2. Respons suami terhadap kehamilan : menerima 3. Dukungan keluarga terhadap kehamilan : mendukung 4. Pengambilan keputusan : suami istri f. Riwayat pemenuhan kebutuhan sehari-hari 1. Pola Nutrisi a) Pola makan Jenis Makanan : jagung, roti Porsi : ½ potong Frekuensi : 2 kali dalam sehari b) Pola minum Frekuensi : 4 kali dalam sehari Jumlah per hari : 2 gelas
  • 94. 84 Jenis minuman : Air Mineral 2. Pola eliminasi Sebelum hamil BAK : 3 kali dalam sehari BAB : 1 kali dalam sehari Saat hamil BAK : 6 kali dalam sehari BAB : 1 kali dalam sehari 3. Pola istirahat Siang hari : 1 jam Malam hari : 4 jam 4. Aktivitas sehari-hari : Ibu hanya mampu berbaring ditempat tidur dan ibu hanya bisa bangun kekamar mandi, tidak mampu melakukan ktivitas seperti biasanya hal inidikarenakan rasa mual Danmuntah yang dirasakan 5. Personal hygiene Mandi : 2 kali dalam sehari Keramas : 1 kali dalam sehari Ganti baju dan celana dalam : 2 kali dalam sehari
  • 95. 85 6. Aktivitas seksual Frekuensi : 1 kali seminggu Gangguan : tidak ada 3.1.1.3 Pemeriksaan umum a. Keadaan umum : lemah b. Kesadaran : compos mentis c. TTV TD : 90/60 mmHg Nadi : 102 x/menit Suhu : 36,20 C Respirasi : 24 x/menit d. TB : 168 cm e. BB sebelum hamil : 46 kg BB saat hamil : 44 kg f. LILA : 25 cm 3.1.1.4 Pemeriksaan Khususnya Kebidanan a. Pemeriksaan fisk/inspeksi 1. Kepala Kebersihan : tidak ada ketombe Mudah rontok/tidak : tidak 2. Muka Cloasma : tidak ada Oedema : tidak ada
  • 96. 86 3. Mata Kelopak mata : cekung Simetris : simetris Konjungtiva : merah muda Sklera : putih Kebersihan : bersih 4. Hidung Simetris : Simetris Kebersihan : Bersih Polip : Tidak ada 5. Telinga Simetris : Simetris Kebersihan : Bersih Gangguan Pendengaran : Tidak Ada 6. Mulut Bibir : Kering Lidah : Sedikit Kotor Gigi : Ada Karies Gusi : Tidak Ada Perdarahan 7. Leher Kelenjar Tiroid : Tidak Ada Pembesaran Kelenjar Linfe : Tidak Ada Pembesaran 8. Dada Simetris : Simetris
  • 97. 87 Kelainan : Tidak Ada 9. Payudara Simetris : Simetris Rasa Nyeri : Tidak Ada Benjolan : Tidak Ada Keadaan Puting : Menonjol Hiperpigmentasi : Ada, Puting Dan Aerola Pengeluaran : Belum Ada Kebersiahan : Bersih 10. Abdomen Bekas luka operasi : Tidak Ada Pembesaran : Belum terlihat Striae Gravidarum : Tidak Ada Linea Nigra : Tidak Ada Acites : Tidak Ada Tumor : Tidak Ada Benjolan : Tidak Ada Uterus Palpasi : tidak dilakukan DJJ : tidak dilakukan 11. Ekstremitas a) Atas Bentuk : Simetris Oedema : Tidak Ada
  • 98. 88 Kuku Jari : Bersih Bentuk : Datar b) Bawah Bentuk : Simetris Oedema : Tidak Ada Kuku Jari : Bersih Varices : Tidak Ada Refleks Pattela : Positif Gangguan Kelaian : Tidak Ada 12. Anus Haemoroid : Tidak Ada Kebersihan : Tidak Ada 3.1.1.5 Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan obstetri Lingkar panggul : 85 cm Distansia Spinarum : 25 cm Diatansia Kristarum : 28 cm Boudeloque : 18 cm b. Pemeriksaan Laboratorium HB : 10,8 gram% Protein Urine : Tidak dilakukan Glukosa Urine : Tidak dilakukan
  • 99. 1 TABEL 3.1 MATRIKS Tggl/ jam Pengkajian Interprestasi data (diagnosa, masalah dan kebutuhan) Diagnosa potensial Antisipasi dan tindakan segera Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi Kamis,0 9 April 2015 DS: ibu mengatakan ini kehamilan pertama, belum pernah melahirkan, dan belum pernah keguguran , HPHT 18-01-2015 ibu mengeluh mual muntah lebih dari 12 kali, sehingga mengganggu aktivitas DO: K/u : lemah Kesadaran: compos mentis TD: 90/60 N: 102x/mnt RR: 24x/mnt T: 36,2o C BB sebelum hamil: 46 kg BB saat hamil :44 kg mata cekung, Lidah kotor dan bibir kering, Hb:10,8 gram% DX: Ny.S umur 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu 4 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat I. DS: Ibu mengatakan ini kehamilan pertama, belum pernah melahirkan dan belum pernah keguguran, HPHT: 18 januari 2015 , ibu mengeluh mual muntah lebih dari 12 kali, sehingga mengganggu aktivitas Do: k/u: lemah kesadaran: compos mentis TD: 90/60 mmHg N: 102x/mnt T: 36,20 C RR:24x/mnt BB sebelum hamil Hiperemesis gravidarum tingkat II KIE Nutrisi 1. Jelaskan kondisi ibu saat ini 2. Beri tahu ibu tentang keluhan yang dirasakan ibu saat ini 3. Jelaskan pada ibu cara mengurangi keluhan yang dialami ibu. 1. Menjelaskan pada ibu bahwa kondisi ibu saat ini kurang baik, TD:90/60, nadi:102x/mnt, pernafasan:24x/mnt,suhu:36,20 C, BB:44 kg, BB sebelum hamil 46 kg, dan keluhan yang dirasakan ibu saat ini yaitu mual muntah lebih dari 12 kali sehingga mengganggu aktivitas ibu. Dimana dalam kehamilan keluhan yang dialami ibu adalah hiperemesis gravidarum tingkat I. 2. Memberitahu ibu tentang keluhan yang dirasakan ibu saat ini dalam kehamilan adalah hal yang fisiologik, dan merupakan gejala yang normal pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan. 3. Menjelaskan pada ibu tentang cara mengatasi keluhan mual muntah yang dirasakan ibu yaitu dengan menganjurkan ibu untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makan dalam jumlah kecil tetapi sering, dan setiap bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh 1. Ibu mengerti tentang kondisi ibu saat ini bahwa dirinya hamil usia 11 minggu 4 hari, dan dalam keadaan tidak baik yang sedang mengalami hiperemesis gravidarum tingkat I, dimana ibu harus mendapatkan perhatian khusus agar kehamilanya tetap terjaga baik kesehatan ibu maupun janinnya. 2. Ibu mengerti bahwa keluhan yang dirasakan ibu saat ini adalah hal yang normal dalam kehamilan dan akan hilang dalam waktu 4 bulan 3. Ibu sudah mengerti cara mengurangi keluhan mual muntah yang dirasakan dan bersedia mengikuti semua saran yang diberikan dan suami bersedia membantu ibu untuk mengrangi keluhan yang dirasakan ibu dengan meyakinkan ibu bahwa penyakitnya dapat disembuhkan.
  • 100. 2 46 kg, dan BB saat hamil 44kg, mata cekung, lidah kotor dan bibir kering, Hb:10,8 gram%. Masalah : Mual muntah lebih dari 12 kali kebutuhan: 1. Penjelasan tentang pemenuhan pola nutrisi 4. Jelaskan pada ibu tentang pola nutrisi sesuai dengan kebutuhan ibu. hangat. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin. Makanan yang berminyak dan berbau sebaiknya dihindarkan. Selain itu menganjurkan ibu atau suami untuk menyiapkan tempat istirahat atau kamar yang nyaman, tenang, cerah dan peredaran udara yang baik untuk membantu mengurangi keluhan mual muntah yang ibu rasakan, serta minta bantuan keluarga atau suami untuk meyakinkan kepada ibu bahwa penyakit atau keluhan yang dirasakan akan dapat disembuhkan, dan menghilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, serta menghilangkan masalah dan konflik yag kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit atau keluhan ini. 4. Menjelaskan pada ibu pola nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ibu yaitu diet hiperemesis III, yaitu diberikan pada klien yang hiperemesis gravidarum ringan, diet yang diberikan sesuai kemampuan ibu, dan minum boleh diberikan bersamaan dengan makanan. Makanan pada diiet ini mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi dengan syarat karbohidrat tinggi, lemak rendah, protein sedang, dan makanan yang diberikan dalam bentuk kering dan mudah dicerna 4. Ibu sudah tahu tentang pola nutrisi sesuai dengan yang dibutuhkan ibu dalam keadaan hiperemesis gravidarum tingkat I dan akan memenuhi kebutuhan nutrisinya sesuai yang dinjurkan.
  • 101. 3 5. Jelaskan pada ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan. 6. Beritahu ibu tentang terapy obat yang diberikan serta tidak merangsang saluran pencernaan juga menganjurkan ibu untuk melakukan pencegahan dehidrasi dengan terapy cairan yaitu dengan minum cukup air setidaknya ibu hamil harus minum 8 gelas dan juga menganjurkan ibu mengkonsumsi minuman jahe hangat atau makanan yang berbau jahe untuk meredakan mual muntah selama kehamilan. 5. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan yaitu perdarahan dari jalan lahir, mual muntah yang terus menerus, sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak diwajah dan jari-jari tangan, keluar cairan pervaginam, gerakan janin tidak teraba, nyeri perut yang hebat. Jika ibu mengalami keluhan salah satu tanda diatas ibu dianjurkan segera periksa ketenaga kesehatan untuk dilakukan penanganan. 6. Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi terapy obat yaitu vitamin B1 dan B2 1×1 yang berfungsi untuk mempertahankan kesehatan saraf,jantung, otot serta meningkatkan pertumbuhan dan perbaikan sel dan obat untuk mengurangi keluhan mual muntah bagi ibu yaitu B6 1×1 dalam sehari. 5. Ibu sudah mengerti tentang tanda bahaya pada kehamilan yang dijelaskan dan ibu akan segera ketenaga kesehatan apabila ibu mengalami salah satu keluhan diatas. 6. Ibu mengerti kegunaan obat yang diberikan dan akan mengkonsumsi obat dan vitamin yang diberikan.