tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
Shinta pramita sari
1. 1
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY. A UMUR 26
TAHUN G2P1A0 USIA KEHAMILAN 16 MINGGU 4 HARI DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT 1
DIBPS LENI KARLINA,AMD.KEB
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
KARYA TULIS ILMIAH
NAMA : SHINTA PRAMITA SARI
NIM : 201207120
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
2. 2
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY. A UMUR 26
TAHUN G2P1A0 USIA KEHAMILAN 16 MINGGU 4 HARI DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT 1
DIBPS LENI KARLINA,AMD.KEB
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Profesi Ahli Madya Kebidanan
NAMA : SHINTA PRAMITA SARI
NIM : 201207120
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
i
3. 3
LEMBAR PENGESAHAN
Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan
Diploma III Kebidanan Adila pada :
Hari :
Tanggal :
Penguji I Penguji II
Ahmad Dahro, S.Sos.M.I.P Septi Ristiyana, S.ST
NIK. 2006071016 NIK.2015021067
Direktur Akademi Kebidanan ADILA
Bandar Lampung
dr.Wazni Adila, M.PH.
NIK. 2011041008
ii
4. 4
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY. A USIA 26
TAHUN G2P1A0 USIA KEHAMILAN 16 MINGGU 4 HARI
DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT 1
DIBPS LENI KARLINA, AMD.KEB
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
ShintaPramita Sari, Ahmad Dahro.S.sos MIP , SeptiRistiyana
INTISARI
Kehamilan adalah keadaan fisiologis artinya semua wanita yang sehat dan telah menikah
akan mengalami proses kehamilan. Mual dan muntah, pusing, perut kembung, dan badan
terasa lemah dapat terjadi hampir pada 50% kasus ibu hamil dan terbanyak pada usia
kehamilan 6-12 minggu.
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai
umur kehamilan 20 minggu, hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan
sampai menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi, oleh karena itu,
hiperemesis gravidarum berkelanjutan harus dicegah dan harus mendapatkan pengobatan
yang adekuat.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menggunakan metode penulisan
deskriptif. Dari hasil uraian dalam laporan Karya Tulis Ilmiah dengan judul Faktor
penyebabHiperemesis GravidarumTingkat 1 . Maka dari itu penulis menentukan
simpulan bahwa Ny. A sudah mendapatkan asuhan sesuai dengan kebutuhan dan masalah
yang dihadapi Ny. A dan sudah teratasi dengan baik.
Kata kunci : kehamilan, Hiperemesis Gravidarum
Kepustakaan : 15 Referensi
Jumlah : 129 halaman
iii
5. 5
CURRICULUM VITAE
Nama : SHINTA PRAMITA SARI
Nim : 201207120
Tempat/Tanggal lahir : Baradatu,06 juni 1994
Alamat : jl.negara gang.ganesa No.73 Baradatu Way Kanan
Angkatan : V11(2012-2015)
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD N 1 Tiuh Balak Way Kanan Lulus Tahun 2000 s/d 2006
2. SMP YP 17 Baradatu Way Kanan Lulus Tahun 2006 s/d 2009
3. SMA N 1 Baradatu Way Kanan Lulus Tahun 2009 s/d 2012
4. Penulis Sekarang terdaftar sebagai mahasiswa Akademi Kebidanan ADILA
Bandar Lampung Sejak Tahun 2012 Hingga Sekarang.
iv
6. 6
mOttO
hidUp adalah perjUangan, jika kita ingin mencapai SeSUatU
kita harUS BerjUang UntUk mencapainya, dengan penUh
keyakinan dan keikhlaSan, jika kita melakUkannya dengan
Baik maka kita akan mendapatkan haSil yang Baik jUga.
maka BerjUanglah UntUk hidUpmU.
Shinta pramita Sari
v
7. 7
PERSEMBAHAN
Puji syukur penulis ucapkan terimakasih kepada Tuhan YME yang selalu
mendampingi setiap langkah penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Study kasus ini, dan dibalik penyelesaian tugas ini tidak lupa penulis
memberikan persembahan kepada orang-orang yang telah membantu penulis baik
secara langsung maupun tidak langsung.
1. Terima kasih untuk bapakku tersayang dan ibuku tercinta yang selalu
memberikan semangat dan mendo’akan setiap kegiatan apapun yang terbaik
bagi penulis serta selalu mengharapkan setiap keberhasilan yang penulis
lakukan. Serta adikku tercinta yang selalu memberikan semangat dalam segala
hal kepada penulis serta keluarga besarku atas dukungannya.
2. Almamater tercinta Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung sebagai
tempat penulis menuntut ilmu selama tiga tahun
Terimakasih atas Do’a dan dukungan kalian sehingga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat terselesaikan dengan baik. Kehadiran kalian memberikan semangat
disaat keputusasaan ku, memberikan kesempurnaan disetiap keterbatasan ku
dan memberikan keceriaan dikala duka ku.
vi
8. 8
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan hidayatnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Hamil Terhadap Ny. A Umur 26 Tahun G2P1A0 Usia
Kehamilan 16 Minggu 4 Hari Dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1
diBPS Leni Karlina Amd.keb Bandar Lampung Tahun 2015”Dalam
penyusunan KTI ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. WasniAdila,MPH selaku Direktur Akademi Kebidanan Adila Bandar
Lampung
2. Adhesty Novita Xanda S.ST M.Kes selaku Pembimbing I Karya Tulis
Ilmiah Dan Eka Ayu Septiana, S.ST selaku pembimbing II Karya Tulis
Ilmiah.
3. Leni Karlina amd.keb sebagai tempat mengambil penelitian
4. Selaku penguji 1 Ahmad Dahro,S.Sos MIP dan Septi ristiyana, S.ST
selaku penguji 2 karya tulis ilmiah
5. Seluruh Dosen dan Staf Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menyadari bahwa karya
tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penelitian
Bandar Lampung, Juni 2015
Penulis
vii
9. 9
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...................................................................................i
HALAMAN JUDUL....... ............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................iii
INTISARI...............................................................…………………………. iv
CURICULUM VITAE....................................................…………………... v
MOTO...............................................................................................................vi
PERSEMBAHAN……………………………………………………………vii
KATA PENGANTAR.......................………………………………………. viii
DAFTAR ISI.....................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................3
1.4 Ruang lingkup...................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian.............................................................................4
1.6 Metodelogi dan teknik memperoleh data ...........................................4
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Tinjauan teori medis .........................................................................8
2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan.....................................................57
2.3 Teori Landasan hukum Kewenangan Bidan......................................79
BAB III TINJAUAN KASUS
2.1 Pengkajian.........................................................................................82
2.2 MATRIKS ........................................................................................92
BAB IV PEMBAHASAN
5.1 Pengkajian .....................................................................................99
5.2 Diagnosa Masalah dan Kebutuhan ..................................................113
5.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial ..................................114
5.4 Tindakan Segera/Kolaborasi............................................................115
5.5 Perencanaan ...................................................................................116
viii
10. 10
5.6 Pelaksanaan ....................................................................................118
5.7 Evaluasi ..........................................................................................124
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ....................................................................................127
5.2 Saran ..........................................................................................129
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
11. 11
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri (TFU)…………………………………12
Tabel 3.2 Matriks……………………………………………………….92
x
12. 12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat izin Penelitian
Lampiran 2 : Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 3 : Leaflet
Lampiran 4 : Dokumentasi
Lampiran 5 : Lembar konsul
xi
13. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Kehamilan adalah keadaan fisiologis artinya semua wanita yang sehat dan
telah menikah akan mengalami proses kehamilan, kehamilan dikatakan
fisiologis dan tetap harus waspada karena kehamilan berisiko jatuh kekeadaan
yang membahayakan baik terhadap ibu maupun terhadap janin yang
dikandungnya. ( Rukiyah dan yuliyanti,2010; h. 3-4)
Sesuai dengan kebijakan, pemerintah telah menetapkan program antenatal
care sebagai berikut kunjungan antenatal care dilakukan minimal 4 kali
selama kehamilan yaitu : satu kali pada trimester pertama dimulai dari ( 0-13
minggu), satu kali pada trimester kedua (14-27 minggu), dan dua kali pada
trimester ketiga ( 28-40 minggu). ( Sulistiyawati,2012; h. 4)
Mual dan muntah, pusing, perut kembung, dan badan terasa lemah dapat
terjadi hampir pada 50% kasus ibu hamil dan terbanyak pada usia kehamilan
6-12 minggu. Keluhan mual muntah sering terjadi pada pagi hari mual
muntah tampaknya disebabkan oleh kombinasi hormon estrogen dan
progesteron, walaupun hal ini tidak diketahui dengan pasti dan hormon
human corionic gonadotropin juga berperan dalam menimbulkan mual dan
muntah. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang terjadi pada
awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu.
( Prawirohardjo, 2010; h. 815)
14. 2
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum di ketahui secara pasti. Tidak
ada bukti bahwa penyakit ini di sebabkan oleh faktor toksis juga tidak di
temukan kelainan biokimia, perubahan-perubahan anatomik yang terjadi
pada otak, jantung, hati dan susunan syaraf, di sebabkan oleh kekurangan
vitamin serta zat-zat lain akibat kelemahan tubuh karena tidak makan dan
minum. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang yang telah
ditemukan adalah sering terjadi pada primigravida, masuknyavili khorialis
dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolisme akibat hamil serta
resistensi yang menurun dan pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan
faktor organik alergi, faktor psikologik, molahidatidosa, faktor adaptasi
dan hormonal.
Dampak yang ditimbulkan dari Hiperemesis Gravidarum ini adalah dapat
terjadi pada ibu dan janin, seperti ibu akan kekurangan nutrisi dan cairan
sehingga keadaan tubuh ibu menjadi lemah dan lelah, dapat pula
mengakibatkan gangguan asam basa, pneumini aspirasi, robekan mukosa
pada hubungan gastroesofagi yang menyebabkan peredaran ruptur
esofagus, kerusakan hepar dan ginjal ini akan memberikan pengaruh pada
pertumbuuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi
atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan peredaran
darah janin berkurang sehingga kemungkinan bayinya mengalami BBLR,
IUGR, Prematur hingga terjadi abortus. ( Rukiyah dan yuliyanti,2010; h.
128-129)
15. 3
Dari hasil survey di BPS Leni pada tanggal 10 April 2015 didapatkan
pasien Ny. A usia 26 tahun G2P1A0 Usia Kehamilan 16 minggu 4 hari
dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat 1.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil
judul ”Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Terhadap Ny.A usia 26 tahun
G2P1A0 usia kehamilan 16 minggu 4 hari dengan Hiperemesis Gravidarum
tingkat I di BPS leni hajimena, Bandar Lampung Tahun 2015”.
1.2 Rumusan masalah
”Bagaimanakah penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil
terhadap Ny.A umur 26 tahun G2P1A0 usia kehamiulan 16 minggu
4 hari dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPS Leni
hajimena, bandar lampung tahun 2015”
1.3 Tujuan penulisan
1.3.1 Dapat mengkaji secara mendalam model asuhan kebidanan
pada ibu hamil yang hiperemesis gravidarum tingkat I dan
upaya pencegahan terjadinya hiperemesis tingkat II atau
hiperemesis gravidarum tingkat III yang berlanjutan.
1.3.2 Penelitian ini diharapkan dapat diperoleh gambaran khusus
tentang pengkajian data dasar kebidanan pada ibu hamil
terhadap Ny. A dengan hiperemesis gravidarum tingkat I.
1.4 Fokus penelitian
Dalam penelitian ini hanya terfokus terhadap Ny. A umur kehamilan
16 minggu 4 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat 1.
16. 4
1.5 Tempat penelitian
Dalam study kasus ini penulis mengambil kasus di Bps. Leni karlina,
hajimena bandar lampung.
1.6 Waktu pelaksanaan
Penatalaksanaan asuhan kebidanan dalam study kasus ini. Penulis
melakukan penelitian ini dimulai pada tanggal 10 sampai 21 april
2015.
1.7 Manfaat penulisan
1.7.1 Bagi masyarakat atau pasien
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan pada masyarakat khususnya pada ibu hamil
yang mengalami hiperemesis gravidarum agar lebih
memahami tentang keluhan yang dialaminya saat hamil.
1.7.2 Penelitian selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
acuan atau bahan referensi penelitian selanjutnya.
1.8 Metodologi penelitian dan teknik pengumpulan data
1.8.1 Metode penelitian
Survei deskriptif dilakukan terhadap sekumpulan objek
yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena
(termasuk kesehatan) yang terjadi dalam suatu populasi
tertentu. Pada umumnya survei deskriptif digunakan untuk
17. 5
membuat penilaian terhadap suatu kondisi dan
penyelenggaraan suatu program dimasa sekarang, kemudian
hasilnya digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan
program tersebut.
1.9 Tekhnik memperoleh data
1.9.1 Data primer
1.9.1.1 Wawancara
Adalah suatu metode yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data, dimana peneliti
mendapatkan keterangan atau informasi secara
lisan dari seseorang sasaran peneliti
(responden), atau bercakap-cakap berhadapan
muka dengan orang tersebut (face to face).
( Notoatmodjo, 2012; h. 35, 139).
Wawancara dilakukan dengan cara :
1. Auto anamnesa
Adalah anamnesa yang dilakukan kepada
pasien secara langsung. Jadi data yang
diperoleh adalah data primer, karena
langsung dari sumbernya.
18. 6
2. Allo anamnesa
Merupakan anamnesa yang dilakukan
kepada keluarga pasien untuk memperoleh
data tentang pasien. Ini dilakukan pada
keadaan darurat ketika pasien tidak
memungkinkan lagi untuk memberikan data
yang akurat .(Sulistyawati, 2009;h. 111)
1.9.1.2 Observasi
Adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan
penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan.
Mula-mula rangsangan dari luar mengenai indra, dan
terjadilah penginderaan, kemudian apabila rangsangan
tersebut menarik perhatian akan dilanjutkan dengan
adanya pengamatan (Notoatmodjo, 2012;h. 131).
1.9.1.3 Pengkajian fisik
Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan
pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi, pemeriksaan
khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi)
(Soepardan, 2007; h. 98).
1.8.2 Data sekunder
Adalah sumber informasi yang bukan dari tangan pertama,
dan bukan yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab
terhadap informasi atau data tersebut.
19. 7
1.8.2.1 Sumber kepustakaan
Bahan-bahan pustaka merupakan hal yang sangat
penting dalam menunjang latar belakang teoritis dari
suatu penelitian dari buku-buku, laporan-laporan
penelitian, majalah ilmiah, jurnal, dan sebagainya,
1.8.2.2 Studi dokumenter
Adalah semua bentuk dokumen baik yang
diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan, yang ada
dibawah tanggung jawab instansi resmi, misalnya
laporan, statistic, catatan-catatan di dalam kartu
klinik (Notoatmodjo, 2005; h. 62-63)
20. 8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan teori medis
2.1.1 Kehamilan
2.1.1.1 Pengertian kehamilan
Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal)
dan bukan proses patologi tetapi kondisi normal dapat menjadi
patologi/abnormal. Menyadari hal tersebut dalam melakukan
asuhan tidak perlu melakukan intervensi-intervensi yang tidak
perlu kecuali ada indikasi (Jannah, 2012;h. 1)
Proses kehamilan merupakan proses yang normal dan
alamiah.Hal ini perlu diyakini oleh tenaga kesehatan
khususnya bidan, sehingga ketika memberikan asuhan kepada
pasien, pendekatan yang dilakukan lebih cenderung kepada
bentuk pelayanan promotif. Realisasi yang paling mudah
dilaksanakan adalah pelaksanaan komunikasi informasi dan
edukasi (KIE) kepada pasien dengan materi-materi mengenai
pemantauan kesehatan ibu hamil dan penatalaksanaan
ketidaknyamanan selama hamil.
21. 9
2.1.1.2 Tujuan asuhan kehamilan
a. Memantau kemajauan kehamilan, memastikan
kesejahteraan ibu dan tumbuh kembang janin.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan ibu dan
bayi.fisik, mental serta sosial
c. Menemukan secara dini adanya masalah/gangguan dan
kemungkinan komplikasi yang terjadi selama masa
kehamilan.
d. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat,
baik ibu maupun bayi, dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian Asi
ekslusif berjalan normal.
f. mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan
baik dalam memelihara bayi agar dapat tumbuh dan
berkembang secara normal.
2.1.1.3Standar Asuhan Kehamilan
a. Kunjungan Ante-natal Care(ANC) minimal :
1. Satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0-13 minggu);
2. Satu kali pada timester II (usia kehamilan 14-27 minggu);
3. Satu kali pada trimester III (usia kehamila 28-40minggu).
22. 10
b. Pelayanan satandar, yaitu 7T.
Sesuai dengan kebijakan Departemen Kesehatan, standar
minimal pelayanan pada ibu hamil adalah tujuh bentuk yang
disingkat dengan 7T, antara lain sebagai berikut :
1. Timbang berat badan.
2. Ukur Tekanan Darah.
3. Ukur Tinggi fundus uteri.
4. Pemberian imunisasi TTlengkap.
5. Pemberian Tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan
dengan dosis satu tabet setiap harinya
6. Lakukan TesPenyakit Menular Seksual
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
2.1.1.4Perubahan Anatomi dan Adaptasi fisiologi pada ibu hamil.
a.Perubahan Sistem Reproduksi
1. Uterus
ukuran pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah
30x25x20 cm dengan kapasitas lebih dari 4.000 cc.hal ini
memungkinkan bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan
janin.pada saat ini rahim membesar akibat hipertropi dan
hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya
23. 11
menjadi higroskopik,dan endometrium menjadi desidua.
(Sulistyawati,2012;h. 2-5)
uterus berbentuk seperti buah avocad atau buah pir yang
sedikit gepeng kearah depan belakang. Ukurannya sebesar
telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri
atas otot-otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5
cm, lebar diatas 5,25 cm, tebal 2,5 cm, dan tebal dinding
1,25 cm. Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah
anteversiofleksio ( serviks ke depan dan membentuk sudut
dengan vagina), sedangkan korpus uteri ke depan dan
membentuk sudut dengan serviks uteri.
uterus terdiri atas (1) fundus uteri; (2) korpus uteri; dan
(3) servik uteri.fundus uteri adalah bagian uterus
proksimal disitu kedua tuba falloppi masuk ke uterus.
Didalam klinik perlu diketahui sampai dimana fundus
uteri berada,oleh karena tuanya kehamilan dapat
diperkirakan dengan perabaan pada fundus uteri.
Korpusuteri adalah bagian uterus yang terbesar.pada
kehamilan bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai
tempat janin berkembang. (prawirohardjo, 2010;h. 121-
122)
24. 12
Tabel 2.1 TFU Menurut Penambahan PerTiga Jari
Usia kehamilan (minggu) Tinggi Fundus Uteri (TFU)
12 3 jari di atas simpisis
16 Pertengahan pusat-simpisis
20 3 jari dibawah simpisis
24 Setinggi pusat
28 3 jari dibawah pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus
36 3 jari dibawah prosesus xiphoideus
40 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus
2. posisi rahim dalam kehamilan
a).Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi
atau retrofleksi.
b).Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam
rongga pelvis
c). Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam
pembesarannya dapat mencapai batas hati.
d). Pada ibu hamil, rahim biasanya mobile,lebih mengisi
ronggaabdomen kanan atau kiri.
3.Vaskularisasi
Arteri uterine dan ovarika bertambah dalam diameter, panjang,
dan anak-anak cabangnya, pembuluh darah vena mengambang
dan bertambah.
4. Serviks uteri
Bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak, kondisi ini yang
disebut tanda Goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan
mengeluarkan banyak cairan mucus. Oleh karena pertambahnya
25. 13
pembuluh darah, warnanya menjadi livid dan ini disebut dengan
tanda chedwick.(Sulistyawati, 2012; h. 61)
5. Vagina dan vulva
Oleh karena pengaruh estrogen, terjadi hypervaskularisasi pada
vagina dan vulva, sehingga pada bagian tersebut terlihat lebih
merah atau kebiruan, kondisi ini disebut dengan tanda Chadwick
6. Payudara
Karena adanya peningkatan suplai darah dibawah pengaruh
aktivitas hormon, jaringan glandular dari payudara membesar
dan puting lebih efektif walaupun perubahan payudara dalam
bentuk yang membesar terjadi pada waktu menjelang
persalinan. Esterogen menyebabkan pertumbuhan tubulus
lactiferous dan ductus juga menyebabkan penyimpanan lemak.
Progesteron menyebabkan tumbuhnya lobus, alveoli lebih
tervaskularisasi dan mampu bersekresi. Hormon pertumbuhan
dan glukokortikoid juga mempunyai peranan penting dalam
perkembangan ini. Prolaktin merangsang produksi kolostrum
dan air susu ibu.
(Jannah, 2012;h. 90)
Payudara Sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami
banyak perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir.
Beberapa perubahan yang dapat di amati oleh ibu adalah
sebagai berikut:
26. 14
a.) Selama kehamilan payudara bertambah besar,tegang dan
berat
b.) Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertropi kelenjar
hipertrofi
c.) Bayangan vena-vena lebih membiru
d.) Hiperpigmentasi pada areola dan puting susu
e.) Kalau di peras akan keluar air susu jolong (kolostrum)
berwarna kuning (Sulistyawati, 2012;h. 65)
b. Sistem integumen
Sehubungan dengan tingginya kadar hormonal, terjadi
peningkatan pigmentasi selama kehamilan. Keadaan ini sangat
jelas terlihat pada kelompok wanita dengan warna kulit gelap
atau hitam dan dapat dikenali pada payudara, abdomen, vulva
dan wajah. Ketika terjadi pada kulit danmuka dikenal sebagaim
chloasma atau topeng kehamilan.Bila terjadi pada muka
biasanya pada daerah pipi dan dahi dan dapat mengubah
penampilan wanita tersebut.
Linea Alba,garis putih tipis yang membentang dari shimpisis
pubis sampai umbilicus, dapat menjadi gelap yang biasa disebut
linea nigra. Peningkatan pigmentasi ini akan berkurang sedikit
demi sedikit setelah masa kehamilan. Tingginya kadar hormon
yang tersirkulasi dalam darah danpeningkatan regangan pada
kulit abdomen, paha, dan payudara bertanggung jawab pada
27. 15
timbulnya garis-garis yang berwarna merah muda atau
kecoklatan pada daerah tersebut. Tanda tersebut biasa dikenal
dengan nama striae gravidarumdan bisa menjadi lebih gelap
atau hitam. Striae gravidarum ini kan berkurang setelah masa
kehamilan danbiasanya nampak seperti garis-garis yang
berwarna keperakan pada wanita kulit putih atau warna
gelap/hitam yang mengkilap.
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat
tertentu.Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophore
stimulating hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah
salah satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior,
hipofisi. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi,
pipi, hidung yang disebut chloasma gravidarum.Esterogen dan
progesteron telah dilaporkan menimbulkan efek perangsangan
melanosit.
c.Sistem endokrin
1. Hormon plasenta
Sekresi hormon plasenta dan HCG dari plasenta janin
mengubah organ endokrin secra langsung. Peningkatan
kadar estrogen menyebabkan produksi globulin
meningkatkan dan menekan produksi tiroksin,
kostikosteroiddan steroid. Akibat plasma yangmengandung
28. 16
hormon-hormon ini akan meningkat jumlahnya, tetapi kadar
hormon bebas tidak mengalami peningkatan yang besar.
2. Kelenjar Hipofisis
Berat kelenjar hipofisis anterior meningkat sampai 30-50 %
yang menyebabkan wanita hamil menderita pusing. Sekresi
hormone prolaktin, adreno kortiko tropik, tirotropik, dan
melanocyt stimulating hormon meningkat. Produksi hormon
perangsang folikel dan LH dihambat oleh esterogen dan
progesteron plasenta.Efekmeningkatnya sekresi prolaktin
adalah ditekannya produksi esterogen dan progesteron pada
masa kehamilan.
3. Kelenjar Tiroid
Dalam kehamilan, normal ukurankelenjar tiroid akan
mengalami pembesaran kira-kira 13 % karena adanya
hyperplasia dari jaringan glandula dan peningkatan
vaskularisasi secara fisiologis akan terjadipeningkatan
ambilan iodine sebagai kompensasi kebutuhan ginjal
terhadap iodine yang meningkatkan laju filtrasi glomerulus.
Walaupun kadang-kadang kehamilan dapat menunjukan
hipertiroid,fungsi tiroid biasanya normal. Namun,
peningkatan konsentrasi T4 (tiroksin), T3 (Triodotironin)
juga dapat merangsang peningkatan laju basal. Hal ini
29. 17
disebabkan oleh produksi esterogen stimulated hepatic dari
tiroksin yang menekan glubolin .
4. Kelenjar Adrenal
Karena dirangsang oleh hormon esterogen, kelenjar adrenal
memproduksi lebih banyak kortisol plasma bebas dan juga
kortikosteroid, termasuk ACTH dan hal ini terjadi
usiakehamilan12 sampai dengan aterm. Peningkatan
konsentrasi kortisol bebas pada saat masa kehamilan juga
menyebabkan hiperglikemia pada saatsetelah makan.
Peningkatan plasma kortikol bebas juga dapat
menyebabakan ibu hamil mengalami kegemukan di bagian-
bagian tertentu karena adanya penyimpanan lemak dan juga
dapat merangsang adanya striae gravidarum.
(Jannah, 2012; h. 101-106 )
d. Sistem Urinaria
Selama kehamilan ginjal bekerja lebih berat. Ginjal
menyaring darah yangvolumenya meningkat (sampai 30-50%
atau lebih),yang puncaknya terjadi pada usia kehamilan 16-
24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini
aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang
membesar) dalam keadaan normal, aktivitas meningkat ketika
berbaring dan menurun ketika berdiri, keadaan ini semakin
menguat pada saat kehamilan karena itu wanita hamil sering
30. 18
ingin merasa berkemih ketika mereka mencoba untuk
berbaring/tidur. Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas
ginjal yang lebih besar terjadi pada wanita hamil yang tidur
miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada
vena yang membawa darah dari tungkai sehingga sehingga
terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan
meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung .
e. Sistem Metabolisme
Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan
tulangnya dan ini terjadi ketika trimester terakhir.Oleh karena
itu, peningkatan asupan kalsium sangat diperlukan untuk
menunjang kebutuhan.peningkatan asupan kalsium mencapai
70% dari diet biasanya. Penting bagi ibu hamil untuk selalu
sarapan karena kadar glukosa darah ibu sangat berperan
dalam perkembangan janin , dan berpuasa saat kehamilan
akan memperbanyak ketosis yang dikenal denagn “cepat
merasakan lapar” yang mungkin berbahaya pada janin.
Kebutuhan zat besi wanita kurang lebih 1.000 mg, 500 mg
dibutuhkan untuk meningkatkan massa sel darah merah dan
300 mg dibutuhkan untuk transportasi ke fetus ketika
kehamilan memasuki usia 12 minggu, 200 mg sisanya untuk
menggantikan cairan yang keluar dari tubuh. Wanita hamil
membutuhkan zat besi rata-rata 3,5 mg/hari.
31. 19
Pada metabolisme lemak terjadi peningkatan kadar kolesterol
sampai 350 mg atau lebih per 100 cc. Hormon somatotropin
mempunyai peranan dalam pembentukan lemak pada
payudara. Deposit lemak lainnya tersimpan di badan, perut,
paha, dan lengan.
Pada metabolisme mineral yang terjadi adalah senagai
berikut:
1. Kalsium.Dibutuhkan rata-rata 1,5 gram sehari, sedangakan
untuk pembentukan tulang terutama di trimester akhir
dibutuhkan 30-40 gram.
2. Fosfor. Dibutuhkan rata-rata 2 gram/hr
3. Air.Wanita hamil cenderung mengalami retensi air.
f. Sistem kardiovaskuler
Selama kehamilan jumlah darah yang di pompa oleh
jantung yang dipompa setiap menitnya atau biasa di sebut
sebagai curah jantung (cardiac autput) meningkat sampai
30-50% peningkatan ini mulai terjadi pada usiakehamilan 6
minggu dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan16-
28minggu. Oleh karena curah jantung yang meningkat,
maka denyut jantung pada saat istirahat juga meningkat.
Setelah mencapai usia kehamilan 30 minggu curah jantung
agak menurun karena pembesaran rahim menekan vena
yangmembawadarah dari tungkai ke jantung. Peningkatan
32. 20
curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi
karena adanya perubahan dalam aliran darah ke rahim.Janin
yang terus tumbuh, menyebabkan darah lebih banyak di
kirim ke rahim ibu. Pada akhir usia kehamilan, rahim
menerima seperlima dari seluruh darah ibu.
(Sulistyawati, 2012;h. 61-63).
Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan
perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi vaskuler
sistemik, selain itu juga mengalami peningkatan denyut
jantung. Antara minggu ke-10 dan 20 terjadi peningkatan
volume plasma sehingga juga terjadi peningkatan preload.
(prawirohardjo,2010;h. 182)
g. Sistem Respirasi
Ruang abdomen yang membesar oleh karena
meningkatnya ruang rahim dan pembentukan hormone
progesterone menyebabkan paru-paru berfungsi sedikit
bebeda dari biasanya. Wanita hamil benafas lebih cepat
dan lebih dalam karena memerlukan banyak oksigen untuk
janin dan untuk dirinya. Lingkaran dada wanita hamil
agak membesar. Lapisan saluran pernapasan menerima
lebih banyak darah dan menjadi agak tersumbat oleh
penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan
tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat
33. 21
kongesti ini.Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak
berubah.(Sulistyawati, 2012;h. 69)
Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah
6cm,tetapi tidak mencukupi penurunan kapasitas residu
fungsional dan volume residu paru-paru karena pengaruh
diafragma yang naik 4cm selama kehamilan. Frekuensi
pernapasan hanya mengalami sedikit perubahanselama
kehamilan,tetapi volume tidal,volume ventilasi permenit
dan pengambilan oksigen per menit akan bertambah
secara signifikan pada kehamilan lanjut.perubahan ini
akan mencapai puncaknya pada minggu ke-37 dan akan
kembali hampir seperti sedia kala dalam 24 minggu
setelah persalinan.(prawirohardjo,2010;h.184-185)
h. Perubahan berat badan
Perkiraan peningkatan berat badan yang dianjurkan :
1. 4 kg dalam kehamilan trimester I
2. 0,5 kg/minggu pada kehamilan trimester II sampai III
3. Totalnya sekitar 15-16 kg
34. 22
2.1.2.5 Tanda-tanda Kehamilan Dan Pemeriksaan Diagnostik
Kehamilan
1. Tanda pasti kehamilan
a. Terdengar denyut jantung janin (DJJ)
b. terasa gerak janin
c. pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong
kehamilan, ada gambaran embrio.
d. pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin
2. Tanda kemungkinan kehamilan
a. Rahim membesar
b. tanda hegar
c. tanda chadwick, yaitu warna kebiruan pada
serviks,vagina, dan vulva
d. tanda piskacek, yaitu pembesaran uterus kesalah satu
arah sehingga menonjol jelas kearah pembesaran
tersebut
e. braxton hicks
f. Basal Metabolism Rate (BMR) meningkat
g. Ballottement positif
h. Tes Urin Kehamilan (tes HCG) positif.
3. Tanda Tidak Pasti Kehamilan
a. Amenore
b. Nause, anoreksia, emesis, dan hipersalivasi
35. 23
c. pusing
d. miksing/ sering buang air kecil
e. obstipasi
f. hiperpigmentasi: striae, cloasma, linea, nigra
g. varises
h. payudara menegang
i. perubahan perasaan
j. BB bertambah
1. tes urine kehamilan (Tes HCG)
a. dilaksanakan seawal mungkin begitu diketahui ada
amenore (satu minggu setelah coitus).
b. Upayakan urine yang digunakan adalah urine pagi
hari.
2. palpasi abdomen
menggunakan cara leopold dengan langkah sebagai
berikut:
a. leopold 1
bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian
janin yang ada difundus.
Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut.
1) pemeriksaan menghadap pasien
2) kedua tangan meraba bagian fundus dan
mengukur berapa tinggi fundus uteri.
36. 24
3) Meraba bagian apa yang ada difundus jika
teraba benda bulat melenting, mudah
digerakan maka itu adalah bagian kepala.
Namun jika teraba benda bulat, besar, lunak,
tidak melenting dan susah digerakkan maka
itu adalah bokong janin.
b. leopold II
bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang
ada disebelah kanan atau kiri perut ibu.
Cara pelaksanaan adalah sebagai berikut:
1) kedua tangan pemeriksa berada disebelah
kanan dan kiri perut ibu.
2) Ketika memeriksa sebelah kanan, maka
tangan kanan menahan perut sebelah kiri
kearah kanan
3) Raba perut sebelah kanan menggunakan
tangan kiri, dan rasakan bagian apa yang ada
disebelah kanan (jika teraba benda yang
rata,, tidak reaba bagian kecil, terasa ada
tahanan, maka itu adalah punggung bayi,
namun jika teraba bagian-bagian yang kecil
dan menonjol, maka itu adalah bagian kecil
janin)
37. 25
c. leopold III
bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang
berada dibawah uterus.
Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1) Tangan kiri menahan fundus uteri
2) Tangan kanan meraba bagian yang ada
dibagian bawah uterus. Jika teraba bagian
yang bulat, melenting, keras dan dapat
digoyangkan, maka itu adalah kepala.
Namun jika teraba bagian yang bulat, besar,
lunak dan sulit digerakkan, maka ini adalah
bokong. Jika dibagian bawah tidak
ditemukan kedua bagian seperti diatas, maka
pertimbangkan apakah janin dalam letak
melintang.
3) Pada letak sungsang (melintang) dapat
dirasakan ketika tangan kanan
menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri
akan merasakan ballotement (pantulan dari
kepala janin, terutama ini ditemukan pada
usia kehamilan 5-7 bulan).
4) Tangan kanan meraba bagian bawah (jika
teraba kepala, goyangkan, jika masih mudah
38. 26
digoyangkan, berarti kepala belum masuk
pangul, namun jika tidak dapat
digoyangkan, berarti kepala sudah masuk
panggul), lalu lanjutkan pada pemeriksaan
leopold IV untuk mengetahui seberapa jauh
kepala sudah masuk panggul.
d. Leopold IV
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang
berada dibawah dan untuk mengetahui apakah
kepala sudah masuk panggul atau belum.
Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1) pemeriksaan menghadap kaki pasien
2) kedua tangan meraba bagian janin yang ada
dibawah
3) jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan
di dua belah pihak yang berlawanan dibagian
bawah
4) jika kedua tangan konvergen (dapat saling
bertemu) berarti kepala belum masuk
panggul
5) jika kedua tangan divergen (tidak saling
bertemu) berarti kepala sudah masuk
panggul.
39. 27
2.1.1.6 Kebutuhan ibu hamil
1. Kebutuhan Fisik
a. Diet Makanan
Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutlak harus
dipenuhi.Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan
anemia, abortus, IUGR, inersia uteri, perdarahan
pasca persalinan, sepsis puerperalis, dan lain-lain.
Berat badan sebelum hamil, PBBH, dan indeks massa
tubuh (IMT) masih merupakan indikator yang bnayak
dipakai untuk menentukan status gizi ibu. Rendahnya
PBBH yang diperburuk oleh rendahnya berat badan
sebelum hamil dan otomatis rendahnya IMT
ditengarai meningkatkan resiko kehamilan, seperti
BBLR,kelahiran prematur dan komplikasi pada saat
melahirkan.
b. Kebutuhan energi
Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional
.menganjurkan pada ibu hamil untuk meningkatkan
asupan energinya sebesar 285 kkal perhari.Tambahan
energi ini bertujuan untuk memasok kebutuhan ibu
dalam memenuhi kebutuhan janin. Pada trimester I
40. 28
kebutuhan energy meningkat pada trimester II dan III
untuk pertumbuhan janin:
Protein, ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan
protein sebanyak 68% Widya Karya Pangan dan
Gizi Nasional menganjurkan untuk menambah asupan
protein menjadi 12% perhari atau 75-100gram.
Zat Besi,Anemia sebagian besar disebabkan oleh
defisinsi zat besi, oleh karena itu perlu ditekankan
kepada ibu hamil untuk mengkonsumsi zat besi
selama hamil dan setelah melahirkan. Kebutuhan zat
besi selama hamil meningkatsebesar%(1.040 mg
30selama hamil)dan peningkatan ini tidak dapat
tercukupi hanya dari asupan makanan ibu selama
hamil melainkan ibu perlu ditunjang dengan 0
suplemen zat besi yang diberikan sejak minggu ke-12
kehamilan sebesar 30-60 gram setiap hari selama
kehamilan dan 6 minggu setelah kelahiran untuk
mencegahanemia postpartum.
Asam Folat, Asam folat merupakan satu-satunya
vitamin yang kebutuhannya meningkat dua kali
lipat selama hamil. Asam folat sangat berperan dalam
metabolisme normal makanan menjadi energi,
pematangan sel darah merah, sintesis DNA,
41. 29
pertumbuhan sel, dan pembentukan heme, jika
kekurangan asam folat maka ibu dapat menderita
anemia megaloblastik dengan gejala diare, depresi,
lelah berat, dan selalu mengantuk. Jika kondisi ini
terus berlanjut dan tidak segera ditangani maka
pada ibu hamil akan terjadi BBLR, ablasio plasenta,
dan kelainan bentuk tulang janin (spina bifida)
Kalsium, Metabolisme kalsium selama hamil
mengalami perubahan yang sangat berarti.Kadar
kalsium dalam darah ibu hamil turun drastis sebanyak
5%.Oleh karena itu, asupan yang optimal perlu
dipertimbangkan. Sumberutama kalsium adalah susu
dan hasil olahannya,udang, sarang burung,
sardendalam kaleng, dan beberapa bahan makanan
nabati, seperti sayuran warna hijau tua dan lain-lain.
Selain beberapa zat gizi yang dianjurkan untuk
mengkonsumsi oleh ibu hamil, ada beberapa makanan
yang harus dihindari karena kemungkinan akan dapat
membahayakan ibu dan pertumbuhan janin. Makanan
yang tidak sehat atau berbahaya bagi janin
diantaranya adalah sebagai berikut.
42. 30
a.) Hati dan produk hati. Mengandung vitamin A dosis
tinggi yang bersifat teratognetik (menyebabkan cacat
pada janin)
b.) Makanan mentah atau setengah matang karena
beresiko toksoplasma.
c.) Ikan yang mengandung metil merkuri dalam kadar
tinggi seperti hiu, marlin, yang dapat menggagu
sistem saraf janin).
d.) Kafein yang terkandung dalam kopi, teh, coklat, kola
dibatasi 300 mg perhari.Efek yang dapat terjadi
diantaranya adalah insomnia, refluks, dan frekuensi
berkemih yang meningkat.
e.) VitaminA dalamdosis >20.000-50.000 IU/hari dapat
menyebabkan kelainan bawaan.
(Sulistyawati, 2012;h. 83-110).
c. Nutrisi
Pada saat hamil ibu harus makan-makanan yang
mengandung nilai gizi bermutu tinggi meskipun tidak
berarti makanan yang mahal. Gizi pada saat hamil harus
ditingkatkan 300 kalori per hari, ibu hamil harusnya
mengkonsumsi yang mengandung protein, zat besi, dan
minum cukup cairan ( menu seimbang).
43. 31
a. Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil Trimester Pertama
1.Minggu 1 sampai minggu ke-4
Selama trimester 1 (hingga ke-12), ibu harus
mengkonsumsi berbagai jenis makanan berkalori
tinggi untuk mencukupi kebutuhan kalori yang
bertambah 170 kalori ( setara 1 porsi nasi putih).
Tujuannya, agar tubuh menghasilkan cukup energi,
yang diperlukan janin yang bertumbuh pesat
konsumsi minimal 2000 kilo kalori per hari. Penuhi
melalui aneka sumber karbohidrat ( nasi, mie, roti,
sereal dan pasta), dilengkapi sayuran, buah,
daging-dagingan atau ikan-ikanan, susu dan produk
olahannya.
2. Minggu ke-5
Agar asupan kalori terpenuhi, meski ilanda mual
muntah, makan dalam porsi kecil tapi sering.
Konsumsi makanan selagi segar atau panas.
Contoh porsi yang dapat dikonsumsi untuk
memenuhi kebutuhan zat gizi per hari pada
trimester 1, antara lain roti , sereal, nasi 6 porsi,
buah 3-4 porsi, sayuran 4 porsi, daging, sumber
protein lainnya 2-3 porsi, susu atau produk
olahannya 3-4 porsi, camilan 2-3 porsi
44. 32
3.Minggu ke-7
Konsumsi aneka jenis makanan sumber kalsium
untuk menunjang pembentukan tulang kerangka
tubuh janin yang berlangsung saat ini. Kebutuhan
kalsium 1000 mg/hari. Didapat dari keju ¾
cangkir, puding susu 1 cangkir.
4. Minggu ke-9
Jangan lupa penuhi kebutuhan asam folat 0,6
miligram per hari , diperoleh dari hati, kacang
kering, telur, brokoli, jeruk, dan jus jeruk.
Konsumsi juga vitamin C untuk pembentukan
jaringan tubuh janin, penyerapan zat besi, dan
mencegah pre-eklampsi. Sumbernya: 1 cangkir
stoberi (94 miligram), 1 cangkir jus jeruk (82
miligram), ½ cankir brokoli (58 miligram).
5. Minggu ke-10
Saatnya makan banyak protein untuk memperoleh
asam amino bagi pembentukan otak janin,
ditambah kolin dan DHA untuk membentuk sel
otak baru. Sumber kolin: susu, telur, kacang-
kacangan, daging sapi dan roti gandum. Sumber
45. 33
DHA: ikan, kuning telur, produk unggas, dan
daging.
6. Minggu ke-12
Sejumlah vitamin yang harus anda penuhi
kebutuhannya adalah vitamin A, B1, B2, B3 dan
B6, semuanya untuk membantu proses tumbuh
kembang, vitamin B12 untuk membentu sel darah
baru, vitamin C untuk penyerapan zat besi, vitamin
D untuk pembentukan tulang dan gigi, vitamin E
untuk metabolisme. Jangan lupa konsumsi zat besi,
karena volume darah anda akan meningkat 50%.
Zat besi berguna untuk memproduksi sel darah
merah. (Walyani, 2015;h. 94-95)
d. Lingkungan yang bersih
Salah satu pendukung untuk keberlangsungan kehamilan
yang sehatdan aman adalah adanya lingkungan yang
bersih,karena kemungkinan terpapar dan zat toksis yang
berbahaya bagi ibu dan janin.Lingkungan yang bersih di
sini adalah termasuk adalah bebas dari polusi udara
seperti asap rokok. Selain udara, prilaku hidup bersih dan
sehat juga perlu di laksanakan seperti menjaga
kebersihan diri, makanan yang di makan, buang air besar
di jamban dan mandi menggunakan air yang bersih
46. 34
(Sulistyawati, 2012; h. 110)
e. Ketidaknyamanan dan Cara mengatasinya
Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam
tubuh ibu yang semuanya membutuhkan adaptasi, baik
fisik maupun psikologi. Berikut adalah contoh beberapa
ketidaknyamanan dan cara mengatasinya:
1) Keputihan
a) tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari
b) pakaian dalam menggunakan bahan katun yang
memiliki daya serap tinggi
c) cara cebok yang benar yaitu dari arah depan
kearah belakang
d) ganti celana dalam setiap kali basah
2) Mual muntah
a) Hindari bau dan penyedap lain
b) Makan biskuit kering atau roti bakar sebelum
bangun dari tempat tidur dan bangun perlahan-
lahan
c) Makan sedikit tapi sering
d) Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu
tajam
e) Jika terlalu parah beri terapi dengan vitamin B6
47. 35
3) Konstipasi
a) Tingkatkan intake cairan dan serat dalam diet,
misalnya, buah, sayuran, minuman air hangat
terutama ketika perut kosong
b) Istirahat cukup
c) Buang air besar secara teratur dan segera setelah
ada dorongan
d) Hindari minyak mineral
4) Hemoroid
a) Hindari konstipasi
b) Dengan perlahan masukan kembali kedalam
rektum seperlunya
c) Makanan- makanan yang mengandung serat
5) Anemia fisiologi
a) Konsumsi makanan atau diet tinggi Fe dan asam
Folat
6) Sering BAK
a) KIE tentang penyebab sering BAK
b) Minum pada siang hari
c) Jangan kurang minum dimalam hari kecuali
mengganggu tidur dan mengalami kelelahan
48. 36
d) Hindari minum kopi dan teh
e) Tidak memerlukan pengobatan farmakologis
7) Edema umum
a) Hindari posisi tegak lurus dalam waktu lama
b) Istirahat dengan posisi terbaring miring dan kaki
agak ditinggikan
c) Hindari sandal atau sepatu hak tinggi
8) Cloasma gravidarum
a) Hindari sinar matahari berlebihan saat hamil,
b) Gunakan bahan pelindung non alergis
9) Keringat bertambah
a) Pakai-pakaian yang longgar
b) Mandi secara teratur
10) Sesak nafas
a) KIE tentang penyebab fisiologis
b) Bantu cara untuk mengatur pernapasan
c) Mendorong fostur tubuh yang baik untuk
pernafasan interkostal
d) Posisi berbaring semifowler
e) Istirahat teratur
11) Nyeri pinggang, dan punggung bagian bawah
49. 37
a) Gunakan mekanisme tubuh yang baik untuk
mengangkat barang yang jatuh, misalnya dengan
jongkok, lebarkan kaki dan letakkan satu kaki
sedikit didepan
b) Gunakan kasur yang keras untuk tidur
c) Massase untuk daerah pinggang dn punggung
12) Kram terutama pada kaki
a) Kurangi konsumsi fosfor tinggi
b) Beri kompres hangat pada kaki
c) Konsumsi sedikit kalsium
d) Istirahat cukup
(Hani, et. all, 2011;h. 52-67)
f.Pakaian
Meskipun pakaian bukan merupakan hal yang berakibat
langsung terhadap kesejahteraan ibu dan janin, namun
perlu kiranya jika tetap di pertimbangkan beberapa aspek
kenyamanan dalam berpakaian. Pemakaian pakaian dan
kelengkapannyayang kurang tepat akan mengakibatkan
beberapa ketidaknyamanan yang akan menganggufisik
dan psikologis ibu. Beberapa hal yang perlu di
perhatikan dalam pakaian ibu hamil adalah sebagai
berikut:Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada
ikatan yang ketat padadaerah perut, bahan pakaian
50. 38
usahakan yang mudah menyerapkeringat. Pakaialah bra
yangmenyokong payudara,Memakai hak sepatu dengan
hak rendah, pakaian dalam yang selalu bersih.
g. Kebersihan tubuh
Kebersihan tubuh ibu hamil perlu di perhatikan karena
dengan perubahan sistem metabolisme mengakibatkan
peningkatan pengeluaran keringat. Keringat yang
menempel di kulit dan memungkinkan menjadi tempat
berkembangnya mikroorganisme.jika tidak di bersihkan
(dengan mandi) maka ibu hamil sangat mudah untuk
terkena penyakit ibu hamil sangat mudah untuk terkena
penyakit kulit
h. Perawatan payudara
Payudara merupakan aset yang penting sebagai persiapan
penyambutan kelahiran sang bayi dalam proses
menyusui. Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam
perawatan payudara adalah sebagai berikut:
1. Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu
ketat dan yang menggunakan busa, karena akan
mengganggu penyerapan keringat payudara,
2. Gunakanbra dengan bentuk yang menyangga
payudara.
51. 39
3.Hindari membersihkan puting dengan sabun karena
akanmenyebabkan iritasi, bersihkan puting dengan
minyak kelapa lalu bilas dengan air hangat,
Jika di temukan pengeluaran cairan yang berwarna
kekuningan dari payudara berarti produksi ASI sudah
di mulai.
i. Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan
eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air
kemih.Konstipasi sering terjadi karena adanya pengaruh
hormon progesteron yang mempunyai efek rileks terhadap
otot polos, salah satunya otot usus. Selain itu desakan usus
oleh pembesaran janin yang menyebabkan bertambahnya
konstipasi.Tindakan pencegahan yang dapat di lakukan
adalah mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak
minum air putih, terutama ketika lambung kosong.
Meminum air putih hangat ketika perut dalam keadaan
kosong dapat merangsang gerak peristaltik usus.Jika ibu
sudah mengalami dorongan maka segeralah untuk buang
air besar agar tidak terjadi konstipasi.
Sering buang air kecil merupakan keluhan yang umum di
rasakan ibu hamil, terutama pada trimester I dan III, hal ini
tersebut adalah kondisi yang fisiologi, ini terjadi karena
52. 40
awal kehamilan terjadi pembesaran uterus yang mendesak
kantong kemih sehingga kapasiatasnya berkurang,
sedangkan pada trimester III terjadi pembesaran janin
yang juga menyebabkan desakan kada kantong kemih.
Tindakan mengurangi asupan cairan untuk mengurangi
keluhan ini sangat tidak di anjurkan, karena akan
menyebabkan dehidrasi
j. Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak di larang
selama tidak ada riwayat penyakit sebagai berikut,:
1.Sering abortus dan kelahiran prematur,
2. Perdarahan pervaginam,
3. Koitus harus dilakukan dengan hati-hati kehamilan
terutama pada minggu terakhir
4. Bila ketuban sudah pecah, koitus di larang karena dapat
menyebabkan infeksi janin intrauteri.
k. Pekerjaan
Wanita hamil tetap dapat bekerja namun aktivitas yang
di jalaninya tidak boleh terlalu berat.Istirahat untuk ibu
hamil sangat di anjurkan sesering mungkin.Seorang
wanita hamil di sarankan untuk menghentikan
aktivitasnya apabila merasakan gangguan dalam
kehamilan. Pekerjaan yang membutuhkan aktivitas berat,
53. 41
berdiri dalam waktu yang lama, pekerjaan dalam industri
mesin, atau pekerjaan yang memiliki efek samping
lingkungan (contohnya: limbah) harus dimodifikasi.
2.1.1.7Tanda-tandabahaya/komplikasi pada ibu dan janinselama
masa kehamilan
a. Perdarahan pervaginam
1. Abortus imminens
Sering juga di sebut dengan keguguran membakat dan
akan terjadi jika di temukan perdarahan pada kehamilan
muda, namun pada tes kehamilan masih.menunjukkan
hasil yang positif. Dalam kasus ini keluarnya janin masih
dapat di cegah dengan memberikan terapi hormonal dan
antispasmodik serta istirahat, jika setelah beberapa
minggu ternyata perdarahan masih di temukan maka
dalam dua kali tes kehamilan menunjukan hasil yang
menunjukkan negatif, maka harus di lakukan kuretase
karena hal tersebut menandakan abortus sudah terjadi.
2. Abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung)
Terjadi apabila di temukan adanya perdarahanpada
kehamilan muda di sertai dengan membukanya
ostiumuteri dan terabanya selaput ketuban. Penengannya
sama dengan abortus inkompletus.
54. 42
3.Abortus habitualis (keguguran berulang)
Pasien termasuk dalam abortus tipe ini jika telah
mengalami keguguran berturut-berturut selama lebih dari
tiga kali
4. Abortus inkomplitus (keguguran bersisa)
Tanda pasien dalama abortus ini adalah jika terjadi
perdarahan pervaginam di sertai dengan pengeluaran
janin tanpa pengeluaran desidua atau plasenta. Jika
terdapat tanda syok maka atasi terlebih dulu dengan
pemberian transfusi darah dan cairan, kemudian
keluarkan jaringan secepatnya dengan metode digital
atau dengan kuretase dan selanjutnya berikan obat-
obatan uterotonika dan antibiotic
5. Abortus komplitus (keguguran lengkap)
Pada abortus jenis ini di temukan pasien dengn
perdarahan pervaginam di sertai dengan pengeluaran
hasil konsepsi (janin dan desidua sehingga rahim dalam
keadaan kosong).
b. Sakit kepala yang hebat
sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan sering
kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam
kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan masalah
55. 43
yang serius adalah sakit kepala yang hebat yang
menetap, dan tidak hilang saat beristirahat.
c. Penglihatan kabur
oleh karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan
ibu dapat berubah selama proses kehamilan. Perubahan
ringan adalah normal, masalah visual yang
mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah
perubahan visual yang mendadak, misalnya pandangan
yang kabur atau berbayang secara mendadak.
d. bengkak wajah dan jari-jari tangan
hampir separuh dari ibu hamil akan mengalami bengkak
yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore
hari dan biasanya hilang pada saat beristirahat dengan
meninggikan kaki. Bengkak bisa menunjukan adanya
masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak
hilang saat beristirahat, dan disertai keluhan fisik yang
lain.
e. Keluar Cairan Pervagina
Harus dapat dibedakan antara urine dengan air ketuban.
Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan
warna putih keruh, berarti yang keluar adalah air
ketuban. Jika kehamilan belum cukup bulan, hati-hati
56. 44
akan adanya persalinan preterm dan komplikasi infeksi
intrapartum.
f. Gerakan janin tidak terasa
Kesejahteraan janin dapat diketahui dari keaktifan
gerakannya minimal adalah 10 kali dalam 24 jam. Jika
kurang dari itu, maka waspada akan adanya gangguan
janin dalam rahim, misalnya asfiksia janin sampai
kematian janin.
g. Nyeri peut yang hebat
Sebelumnya harus dibedakan nyeri yang dirasakan
adalah bukan his seperti pada saat persalinan.
h. Plasenta Previa
Keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat
abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga
menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir.Solusio
Plasenta
Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal
terlepas sebagian atau seluruhnya sebelum janin lahir,
biasanya dihitung dari usia kehamilan lebih dari 28
minggu. Kehamilan Mola
Disebut kehamilan anggur yaitu adanya jonjot korion
yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung
57. 45
kecil yang mengandung banyak cairan sehingga
menyerupai anggur atau mata ikan.
i. Kehamilan Ektopik
Dinamakan kehamilan ektopik jika kehamilan dengan
hasil konsepsi tidak berada didalam endometrium
uterus. Keadaan ini akan meningkatmenjadi kehamilan
ektopik terganggu (KET) pada usia kehamilan lebih dari
10 minggu. Sebagian besar KET terjadi pada kehamilan
yang terletak dituba.
j. Hiperemesis Gravidarum
hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan
sehingga menimbulkan gangguan aktifitas sehari-hari
dan bahkan dapat membahayakan kehidupan.
(sulistyawati, 2012; h. 110- 162)
2.1.2 Hiperemesis gravidarum dalam kehamilan
2.1.2.1 Pengertian
Hipermesis Gravidarum juga dapat diartikan keluhan mual
muntah yang dikatagorikan berat jika ibu hamil selalu
muntah setiap kali minum ataupun makan.Akibatnya, tubuh
sangat lemas, muka pucat, dan frekuensi buang air kecil
menurun drastis, aktifasi sehari-hari menjadi terganggu dan
58. 46
keadaan umum menurun.Meski begitu, tidak sedikit ibu
hamil yang masih mengalami mual muntah sampai trimester
ketiga. (Rukiyah dan yuliyanti,2010; h.118)
Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah berlebihan
yang terjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan
terjadinya ketidak seimbangan kadar elektrolit, penurunan
berat badan (lebih dari 5% berat badan awal),
dehidrasi,ketosis, dan kekurangan nutrisi. Hal tersebut
mulai terjadi pada minggu keempat sampai kesepuluh
kehamilan dan selanjutnya akan membaik pada usia
kehamilan 20 minggu. Namun pada beberapa kasus dapat
terus berlanjut sampai pada kehamilan tahap berikutnya.
(Runiari, 2010; h. 8)
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan
sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan
bahkan dapat membahayakan kehidupan.
2.1.2.3 Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara
pasti.Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh
factor toksik, juga ditemukan kelainan biokimia.Perubahan-
perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan
saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain
59. 47
akibat akibat kelemahan karena tidak makan dan
minum.Beberapa faktor predisposisi dan factor lain yang
telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut.:
a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah
primigravida, mola hidatidosa, dan kehamilan ganda.
Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan
kehamilan ganda menimbulakan dugaan bahwa faktor
hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan
tersebut hormone chorionik gonadotropin dibentuk
berlebihan.
b. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolic hamil serta resistensi yang menurun
dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor
organic.
c.Alergi, sebagai salah satu respons dari jaringan ibu
terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor
organic.
d. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada
penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan
pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan,
takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat
menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
60. 48
keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian
kesukaran hidup.
e. Faktor adaptasi dan hormonal, pada wanita hamil yang
kekurangan darah lebih sering terjadi hiperemesis
gravidarum dapat dimasukan dalam ruang lingkup faktor
adaptasi adalah wanita hamil dengan anemia. Wanita
primigravida dan overdistensi rahim pada hamil ganda
dan hamil mola hidatidosa, jumlah hormon yang
dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan terjadinya
hiperemesis gravidarum. Peningkatan Hormon Estrogen
dan Hormon Chorionic Gonadotropin (HCG).
(Rukiyah dan yuliyanti,2010; h. 118-119)
Selain faktor psikologis, faktor kultur atau budaya juga
dapat menjadi pemicu terjadinya hiperemesis
gravidarum. Rabinerson, et al 2000 dalam Runiari
menyatakan bahwa faktor kultur yang merupakan hal
penting yang berkaitan dengan pemilihan jenis makanan
yang akan dikonsumsi. Selain itu, kejadian hiperemesis
gravidarum dapat meningkat pada wanita yang
mengalami pembatasan dalam intake nutrisi (wanita
yang sedang menjalankan puasa).
(Runiari, 2010; h. 3)
61. 49
2.1.2.4 Diagnosis
Menetapkan kejadian hiperemesis gravidarum tidak
sukar, dengan menentukan kehamilan, muntah
berlebihan sampai menimbulkan gangguan kehidupan
sehari-hari dan dehidrasi.Muntah yang terus menerus
tanpa pengobatan dapat menimbulkan gangguan tumbuh
kembang janin dalam rahim dengan manifestasi
klinisnya, oleh karena itu hiperemesis gravidarum
berkelanjutan harus dicegah dan harus mendapat
pengobatan yang adekuat. Kemungkinan penyakit lain
yang menyertai kehamilan harus berkonsultasi dengan
dokter tentang penyakit hati, ginjal, dan penyakit tukak
lambung. Pemeriksaan laboratorium dapat membedakan
ketiga kemungkinan hamil yang disertai penyakit .
( Manuaba, et. all,2010; h.230 )
2.1.2.5 PatofisiologiHiperemesis Gravidarum
Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah
akibat dari meningkatnya kadar esterogen, oleh karena
keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh
fisiologik hormone hormone esterogen ini tidak jelas,
mungkin berasal dari system saraf pusat atau akibat
berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian
62. 50
terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun
demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-
bulan.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi.Karna oksidasi lemak yang tak
sempurna, terjadilah ketosis denagn tertimbun nya asam
aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam
darah.Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan
cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga
cairan ekstraseluler dan plasma berkurang.Natrium dan
klorida darah turun, demikian pula khlorida air kemih.
Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,
sehingga aliran darah kejaringan berkurang pula dan
tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Kekurangan
kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya
ekskresi lewat ginjal, menambah frekuensi mual-muntah
yang lebih banyak, dapat merusak hati, dan terjadilah
lingkaran setan yang sulit dipatahkan. Disamping
dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit,
dapat terjadi robekan pada selaput lender dan esofagus
dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss), Dengan akibat
perdarahan gastro intestinal.
63. 51
Pada umunya robekan ini ringan dan perdarahan dapat
berhenti sendiri. Jarang sampai diperlukan transfuse atau
tandaka operatif. (Prawirohardjo, 2006; h. 276-277)
2.1.2.6 Tanda dan gejala
Batas antara mual dan muntah dan kehamilan yang masih
fisiologik dengan hiperemesis gravidarum tidak jelas, akan
tetapi muntah yang menimbulkan gangguan kehidupan
sehari-hari dan dehidrasi memberikan petunjuk bahwa
wanita hamil telah memerlukan perawatan yang intensif
(Rukiyah dan yuliyanti, 2010; h. 121).
Hiperemesis gravidarum berdasarkan berat ringannya di
bedakan atas 3 tingkatan, yaitu:
a. Tingkat I
Ringan di tandai dengan muntah terus menerus yang
mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa
lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan tidak ada,
berat badan menurun dan nyeri epigastrium, nadi
meningkat sekitar 100 per menit, tekanan darah sistolik
menurun, turgor kulit mengurang lidah mengering dan
mata cekung.
64. 52
b. Tingkat II
Sedang penderita lebih lemah dan apatis, turgor kulit
mengurang lidah mengering dan tampak kotor, nadi
kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata
sedikit ikteris berat badan turun dan mata cekung, tensi
turun dan hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi.
Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan, karena
mempunyai aroma yang khas dan dapat pula di
temukan dalam kencing.
c. Tingkat III
Berat keadaan umum lebih parah, muntah berhenti,
kesadaran menurun dan samnolen sampai koma nadi
kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi
menurun.Komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf
yang di kenal sebagai ensefalopati wernicke dengan
gejala nistagmus, diplopia dan perubahan
mental.Keadan ini adalah akibat sangat kekurangan zat
makanan termasuk vitamin B komplek.Timbulnya
ikterus menunjukkan adanya payah hati.
65. 53
2.1.2.7Penatalaksanaan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu
dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang
kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-
kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada
kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,
menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan
makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu
bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi
dianjurkan untuk makan roti kering atau biscuit dengan teh
hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak
sebaiknya dihindarkan.Makanan dan minuman seyogyanya
disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin. Defekasi
yang teratur hendaknya dapat dijamin, menghindarkan
kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting,
oleh karenanya dianjurkan makanan yang banyak
mengandung gula.
2.1.2.8 Obat-obatan
Apabila dengan cara tersebut diatas keluhan dan gejala
tidak mengurang maka diperlukan pengobatan.
Tetapi.Sedativa yang sering diberikan adalah Phenobarbital.
66. 54
Vitamin yang dianjurakan adalah vitamin B1 dan B2 yang
berfungsi untuk mempertahankan kesehatan syaraf, jantung,
otot serta meningkatkan pertumbuhan dan perbaikan sel dan
B6 berfungsi menurunkan keluhan atau gangguan mual dan
muntah bagi ibu hamil dan juga membantu dalam sintesa
lemak untuk pembentukan sel darah merah. Anti
histaminika juga dianjurkan, seperti dramamin,
avomin.Pada keadaan lebih berat diberikan antimimetik
seperti disiklomin hidrokkloride, avomin.
a. Isolasi
Isolasi dilakukan dalam kamar yang tenangcerah dan
peredaran udara yang baik hanya dokter dan perawat
yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah berhenti
dan pasien mau makan.. Catat cairan yang masuk dan
keluar dan tidak diberikan makan dan minum danselama
24 jam. Kadang- kadang dengan isolasi saja gejala-gejala
akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
b. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena
kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan
masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
67. 55
2.1.2.9DietHiperemesis Gravidarum
Ciri khas diet hiperemesis adalah penekanan karbohidrat
kompleks terutama pada pagi hari, serta menghindari
makanan yang berlemak dan goreng-gorengan untuk
menekan rasa mual dan muntah, sebaiknya di beri jarak
dalam pemberian makan dan minum
Ada tiga macam diet pada hiperemesis gravidarum yaitu;
a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa roti kering dan buah-
buahan.Cairan tidak di berikan bersama makanan tetapi
1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang akan zat-zat
gizi kecuali vitamin C karena itu hanya di berikan selama
beberapa hari.
b. Diethiperemesis II di berikan bila rasa mual dan muntah
berkurang. Secara berangsur mulai di berikanbahan
makanan yang bernilai gizi tinggi.Pemberian minum
tidak di berikan bersamaan dengan makanan.Makanan
ini rendah dalam semua zat-zt gizi kecuali vitamin A dan
D.
c. Diet hiperemesis III di berikan pada penderita dengan
hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita
68. 56
minuman boleh di berikan bersama makanan.Makanan
ini cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium.
d. Makanan yang di anjurkan untuk diet hiperemesis I, II,
dan III adalah roti panggang, biscuit, crakers, buah segar
dan saribuah, minuman botol ringan, sirup, kaldu tak
berlemak, teh hangat. Sedangkan makanan yang tidak di
anjurkan adalah makanan yang pada umumnya
merangsang saluran pencernaan dan berbumbu
tajam.Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi
dan makanan yang mengandung zat pengawet, pewarna,
dan penyedap rasa juga tidak dianjurkan.
Diet pada ibu yang mengalamihiperemesis terkadang
melihat kondisi si ibu dan tingkatan hiperemesisnya,
konsep saat ini di anjurkan pada ibu adalah makanlah
apayang ibu suka, bukan makan sedikit-sedikit tapi
sering juga jangan di paksakan ibu memakan apa yang
saat ini membuat mual karena diet tersebut tidak akan
berhasil malah akan memperparah kondisinya
(Rukiyah dan yuliyanti, 2010; h.121-125).
Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis 1, 2, 3
adalah sebagai berikut :
a. roti panggang, biskuit, dan krekers.
b. Buah segar dan sari
69. 57
c.Sirup, kaldu tak berlemak, teh, kopi encer.
Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet
hiperemesis 1, 2, 3 adalah makanan yang umumnya
merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam,
bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan
yang mengandung zat tambahan (pengawet, pewarna,
dan bahan penyedap).
(Runiari, 2010; h. 22-23).
2.1.2.10Komplikasi
Dampak yang di timbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin,
seperti ibu akan kekurangan nutrisi dan cairan sehinga
keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah dapat pula
mengakibatkan gangguan asam basa, pneumoni aspirasi,
robekan mukosa pada hubungan gastroesofagus yang
menyebabkan perdarahan ruptur esofagus, kerusakan hepar
dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang
tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang
mengakibatkan peredaran darah janin berkurang.
Pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya di awal
kehamilan tidak berdampak terlalu serius, tetapi jika
sepanjang kehamilan si ibu menderita hiperemesis
70. 58
gravidarum, maka kemungkinan bayinya mengalami
BBLR,IUGR, Prematur hingga terjadi abortus.
( Rukiyah dan yuliyanti, 2010; h. 128-129).
2.1.2.11Langkah manajemen kebidanan menurut Helen Varney
a.Pengkajian
Pengumpulan data dasar
Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah
mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk
mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan langkah
pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang
akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
pasien.(ambarwati dan wulandari, 2010; h. 131)
Anamnesis dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu
sebagai berikut:
a. Auto anamnesa
Adalah anamnesa yang dilakukan kepada pasien
langsung. Jadi data yang diperoleh adalah data
primer, karena langsung dari sumbernya.
b. Allo anamnesa
71. 59
Adalah anamnesa yang dilakukan kepada keluarga
pasien untuk memperoleh data tentang pasien. Ini
dilakukan pada keadaan darurat ketika pasien tidak
memungkinkan lagi untuk memberikan data yang
akurat.(Sulistyawati, 2012; h. 166)
2.1.2.12Tinjauan Teori Manajemen Kebidanan
1 Pengertian
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan
oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah
secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisa data,
diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
Proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah
yang memperkenalkan sebuah metode atau pemikiran dan
tindakan-tindakan dengan urutan yang logis sehingga
pelayanan komprehensif dan aman dapat tercapai.
1.)Data subyektif
Biodata mencangkup identitas pasien:
a. Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama
panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam
memberikan penanganan
72. 60
b. Umur, dicatat dalam tahun untuk mengetahui
adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-
alat reproduksi belum matang, mental dan
psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih
dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi
perdarahan pada masa nifas.
c. Agamauntuk mengetahui keyakinan pasien
tersebutuntuk membimbingatau mengarahkan
pasien untuk berdoa.
d. Pendidikan berpengaruh dalam tindakan
kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat
memberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya.
e. Suku/bangsa, berpengaruh pada adat istiadat
atau kebiasaan sehari-hari.
f. Pekerjaan untuk mengetahui dan mengukur
tingkat sosial ekonominya, karena ini juga
mempengaruhidalam gizi pasien.
g. Alamat ditanyakan untuk mempermudah
kunjunganrumah bila diperlukan.
(ambarwati dan wulandari, 2010; h. 130-132)
73. 61
2. Riwayat pasien
a. Keluhan utama
ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke
fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Riwayat kebidanan
1) menstruasi
Data ini memang tidak secara langsung berhubungan
dengan masa nifas, namun dari data yang kita peroleh
kita akan mempunyai gambaran tentang keadaan
dasar dari organ reproduksinya.
2) menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami
menstruasi. Wanita indonesia pada umumnya
mengalami menarche sekitar 12 sampai 16 tahun.
3) siklus
Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang
dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam
hitungan hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari
4) volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah
menstruasi yang dikeluarkan.sebagai acuan biasanya
kita gunakan kriteria banyak, sedang, sedikit. Jawaban
yang diberikan pasien biasanya bersifat subjectif,
74. 62
namun jika dikaji lebih dalam lagi dengan beberapa
pertanyaan pendukung, misalnya sampai berapa kali
mengganti pembalut dalam sehari.
5) keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang
dirasakan ketika mengalami menstruasi, misalnya
nyeri hebat, sakit kepala sampai pingsan, atau jumlah
darah yang banyak. Ada beberapa keluhan pasien
yang dapat menunjukkan diagnosis tertentu.
c. Gangguan kesehatan alat reproduksi
Data ini sangat penting untuk kita kaji karena akan
memberikan petunjuk bagi kita tentang organ reproduksi
pasien. Ada beberapa penyakit organ reproduksi yang
berkaitan erat dengan personal hygiene pasien, atau
kebiasaan lain yang tidak mendukung kesehatan
reproduksinya. Beberapa data yang peru dikaji dari pasien
adalah apakah pasien pernah mengalami gangguan seperti
berikut ini.
1) keputihan
2) infeksi
3) gatal karena jamur
4) tumor.
75. 63
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan : data dari riwayat kesehatan ini
dapat kita gunakan sebagai “ penanda” (warning) akan
adanya penyulit masa hamil. Adanya perubahan fisik
dan psikologis pada hamil yang melibatkan seluruh
sistem dalam tubuh akan mempengaruhi organ yang
mengalami ganggguan. Beberapa data penting tentang
riwayat kesehatan yang perlu kita ketahui apakah pasien
pernah atau sedang menderita penyakit, seperti, jantung,
diabetes melitus (DM), hipertensi/hipotensi, ginjal dan
hepatitis.
b. Status perkawinan
Ini Penting untuk dikaji karena dari data ini kita akan
mendapatkan gambaran mengenai suasana rumah
tangga pasangan. Beberapa pertanyaan yang dapat
ajukan antara lain sebagai berikut :
1) Berapa tahun usia ibu ketika menikah pertama
kali
2) Status pernikahan (sah/tidak)
3) Lama pernikahan
4) Ini adalah suami yang ke
(sulistyawati, 2012; h. 167-169)
76. 64
Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status
menikah syah atau tidak, karna bila melahirkan tanpa
status yang jelas akan berkaitan dengan psikologisnya
sehingga akan mempengaruhi proses nifas
5.Riwayat obstetri
a. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus,
jumlah anak, cara persalinan, keadaan nifas yang
lalu.
b. Riwayat persalinan sekarang, tanggal persalinan,
jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan bayi
meliputi: PB, BB, penolong persalinan, hal ini perlu
dikaji untuk mengetahui apakah proses persalinan
mengalami kelainan atau tidak yang bisa
berpengaruh pada masa nifas saat ini
6.Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan
kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan
selama menggunakan kontrasepsi serta rencana KB
setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa.
77. 65
7. Kehidupan sosial buadaya
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut
adat istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan
pasien khususnya pada masa nifas misalnya pada
kebiasaan pantang makan.
8. Data psikososial
1. Respon keluarga terhadap kehamilan ini
bagaimanapun juga hal ini sangat penting untuk
kenyamanan psikologis ibu. Adanya respon positif
dari keluarga terhadap kehamilan akan mempercepat
proses adaptasi ibu dalam menerima perannya.
2. Respon ibu terhadap kelahiran bayinya, dalam
mengkaji data ini kita dapat menanyakan langsung
kepada pasien mengenai bagaimana perasaannya
terhadap kehamilan ini.
3. Respon ayah terhadap kehamilan ini untuk
mengetahui bagaimana respon terhadap kehamilan
ini kita dapat menanyakan langsung pada suami
pasien atau pasien itu sendiri. Data mengenai respon
ayah ini sangat penting karena dapat kita jadikan
sebagai salah satu acuan mengenai bagaimana pola
kita dalam memberikan asuhan kepada pasien.
78. 66
4. Adat istiadat yang berkaitan dengan masa hamil,
untuk mendapatkan data ini bidan sangat perlu
melakukan pendekatan terhadap keluarga pasien,
terutama orang tua. Hal ini penting yang biasanya
mereka anut berkaitan dengan masa hamil adalah
menu makan untuk ibu hamil, misalnya ibu hamil
pantang makanan yang berasal dari daging, ikan,
telur dan gorengan karena dipercaya akan
menyebabkan kelainan pada janin.
5. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi
mengambarkan tentang pola makan dan
minum, frekuensi, banyaknya, jenis makanan,
makanan pantangan
b. Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu
kebiasaan buang air besar meliputu frekuensi,
jumlah, konsistensi, serta kebiasaan buang air
kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah.
(Ambarwati dan wulandari 2010; h. 133-136)
79. 67
c. Istirahat
Istirahat sangat diperlukan oleh ibu hamil.
Oleh karena itu, bidan perlu menggali
kebiasaan istirahat ibu supaya diketahui
hambatan yang mungkin muncul jika
didapatkan data yang senjang tentang
pemenuhan kebutuhan istirahat. Bidan dpat
menanyakan tentang berapa lama ia tidur
dimalam dan siang hari.
a) istirahat malam hari
rata-rata lama tidur malam yang normal
adalah 6-8 jam.
b) Istirahat siang hari
Tidak semua wanita mempunyai kebiasaan
tidur siang. Oleh karena itu, hal ini dapat kita
sampaikan kepada ibu bahwa tidur siang
sangat penting untuk menjaga kesehatan
selama hamil.
d. Personal hygiene
Data ini perlu kita kaji karena bagaimanapun juga hal ini
akan mempengaruhi kesehatan pasien dan bayinya. Jika
pasien mempunyai kebiasaan yang kurang baik dalam
perawatan kebersihan dirinya, maka bidan harus dapat
80. 68
memberikan bimbingan mengenai cara perawatan
kebersihan diri dan bayinya sedini mungkin. Beberapa
kebiasaan yang dilakukan dalam perawatan kebersihan
diri diantaranya adalah sebagai berikut.
1) Mandi
Kita dapat menanyakan pada pasien berapa kali ia
mandi dalam sehari dan kapan waktunya(Jam
berapa mandi pagi dan sore).
2) Keramas
Pada beberapa wanita ada yang kurang peduli
dengan kebersihan rambutnya karena mereka
beranggapan keramas tidak begitu berpengaruh
terhadap kesehatan. Jika kita menemukan pasien
yang seperti ini, maka kita harus memberikan
pengertian kepadanya bahwa keramas harus selalu
dilakukan ketika rambut kotor karena bagian kepala
yang kotor merupakan tempat yang mudah menjadi
sumber infeksi.
3) Ganti baju dan celana dalam
Ganti baju minimal sekali dalam sehari, sedangkan
celana dalam minimal dua kali. Namun jika
sewaktu- waktu baju dan celana dalam sudah kotor,
81. 69
sebaiknya segera diganti tanpa harus menunggu
waktu untuk ganti berikutnya.
4) Kebersihan kuku
Kuku ibu hamil harus selalu dalam keadaan pendek
dan bersih.
c. Aktifitas sehari-hari
Kita perlu mengkaji aktifitas sehari-hari pasien
karena data ini memberikan gambaran tentang
seberapa berat aktifitas yang biasa dilakukan pasien
dirumah. Jika aktifitas pasien terlalu berat sampai
dikhawatirkan dapat menimbulkan penyulit masa
hamil, maka kita dapat memberikan peringatan
sedini mungkin kepada pasien untuk membatasi
dahulu kegiatannya sampai ia sehat dan pulih
kembali. Aktifitas yang terlalu berat dapat
menyebabkan abortus dan persalinan prematur.
d. Aktifitas seksual
Walaupun ini adalah hal yang cukup privasi bagi
pasien, namun bidan harus menggali data dari
kebiasaan ini, karena terjadi beberapa kasus keluhan
dalam aktifitas seksual yang cukup mengganggu
pasien namun ia tidak tahu kemana harus
berkonsultasi, bidan menanyakan hal-hal yang
82. 70
berkaitan dengan aktifitas seksual, melalui
pertanyaan berikut ini,
1) Frekuensi
Kita tanyakan berapa kali melakukan hubungan
seksual dalam seminggu
2) Gangguan
Kita tanyakan apakah pasien mengalami
gangguan ketika melakukan hubungan seksual,
misalnya nyeri saat berhubungan, adanya
ketidak puasan dengan suami, kurangnya
keinginan untuk melakukan hubungan , dan lain
sebagainya.
2). Data obyektif
a. Keadaan umum
1) Baik
Jika pasien memperlihatkan respon yang baik
terhadap lingkungan dan orang lain, serta secara
fisik pasien tidak mengalami ketergantungan
dalam berjalan.
83. 71
2) Lemah
Pasien dimasukan dalam kriteria ini jika ia
kurang tau tidak memberikan respon yang baik
terhadap lingkungan dan orang lain, dan pasien
sudah tidak mampu untuk berjalan sendiri.
b. Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran
pasien, kita dapat melakukan pengkajian tingkat
kesadaran pasien mulai dari keadaan composmentis
sampai dengan koma. (Sulistyawati, 2012; h. 170-
175)
a. Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah
Pada penderita hiperemesis gravidarum tingkat I
penderita akan mengalami tekanan darah sistol
menurun.
2. Nadi
Pada penderita hiperemesis gravidarum tingkat I
akan terjadi peningkatan nadi hingga 100x/menit
(Runiari,2010; h. 13)
3. Pernafasan
Pernafasan merupakan aspek yang penting pada
pengkajian fisik. Fungsi sistem pernafasan yang
84. 72
utama adalah mempertahankan pertukaran
oksigen dan karbondioksida dalam paru-paru dan
jaringan serta mengatur keseimbangan asam basa
(kestabilan konsentrasi ion hidrogen pada tubuh).
(Prawirahardjo,2006;h. 81).
4. Suhu
Pada penderita hiperemesis gravidarum tingkat I
dapat disertai peningkatan suhu tubuh
(Runiari,2010; h. 13).
d. Berat badan
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah
berlebihan yang terjadi pada wanita hamil sehingga
menyebabkan ketidak seimbangan kadar elektrolit,
penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan
awal), dehidrasi, ketosis, dan tidak normalnya kadar
elektrolit.
1. Pemeriksaan khusus
a. inspeksi
kepala : kulit kepala bersih
rambut : bersih, tidak rontok, warna hitam
muka : tidak ada cloasma gravidarum,
simetris,tidak udem, tidak pucat.
Mata : simetris, skelera tidak
85. 73
kuning, konjungtiva tidak pucat.
Telinga :simetris, bersih, fungsi,
pendengaran baik
Hidung : tidak ada secret, tidak ada
pernapasan cuping hidung
Mulut : simetris, bibir tidak pucat, tidak
ada gigi berlubang
Leher : tidak terlihat pembesaran
kelenjartiroid dari vena jugularis
Dada : payudara simetris, bersih,
hiperpigmentasi aerola mamae,
puting susu menonjol.
Perut : tidak ada bekas operasi, perut
membesar kearah membujur,
terdapat linea nigra, terdapat
striaegravidarum
Leopold 1 : Tfu (bagian atas perut
ibu )
Genetalia : bersih, tidak ada udem, tidak ada
varises, tidak ada condiloma (jengger
86. 74
ayam), tidak ada keputihan, tidak ada
lendir dan darah.
Ekstremitas : tidak udem, tidak varises
(hani, et. all,2011;h. 134)
2. Data penunjang
Pemeriksaan panggul luar
a. Lab : urin
Darah (pemeriksaan haemoglobin
adalah pengambilan darah melalui
jaringan perifer untuk mengetahui
jaringan haemoglobin dalam darah
hasil pemeriksaan Hb sahli dapat
diklarifikasikan sebagai berikut:
Hb 11 gr % dikatakan tidak
anemia, 9-10 gr % anemia ringan,
7-8 gr % anemia sedang, < 7 gr %
anemia berat)(Ai yeyeh, et all,
2009; h. 149-150).
b. Rontgen
c. USG
d. Pemeriksaan dalam
(hani, et all, 2011;h. 129)
87. 75
3. Langkah II (Interpretasi Data Dasar )
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis,
masalah, dan kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang
benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Langkah awal
dari perumusan diagnosis atau masalah adalah pengolahan data
dan analisis dengan menggabungkan data satu dengan yang
lainnya sehingga tergambar fakta.
Dalam langkah kedua ini bidan membagi interpretasi data
dalam tiga bagian yaitu sebagai berikut:
1. Diagnosis kebidanan/ nomenklatur
Dalam bagian ini yang disimpulkan oleh bidan antara lain:
a. Paritas
Paritas adalah riwayat reproduksi seorang wanita yang
berkaitan dengan primigravida (hamil yang pertama
kali), dibedakan dengan multigravida (hamil yang kedua
atau lebih) contoh cara penulisan paritas dalam
interpretasi data adalah sebagai berikut:
1) G 1 (gravid 1) atau yang pertama kali
2) Po ( partus nol) berarti belum pernah partus atau
melahirkan
3) Ao (Abortus) berarti belum pernah
mengalami abortus
88. 76
4) Multigravida
5) G3 ( Gravid 3) atau ini adalah kehamilan ketiga
6) P1 ( Partus 1) atau sudah pernah mengalami
persalinan satu kali
7) A1 (Abortus 1) atau sudah pernah mengalami abortus
satu kali
8) Usia kehamilan dalam minggu
9) keadaan janin
10) Normal atau tidak normal
2. Masalah
Dalam asuhan kebidanan digunakan istilah “masalah” dan
“Diagnosis”. Kedua istilah tersebut dipakai karena beberapa
masalah tidak dapat didefinisikan sebagai diagnosis, tetapi perlu
dipertimbangkan untuk membuat rencana yang menyeluruh.
Masalah sering berhubungan dengan bagaimana wanita itu
mengalami kenyataan terhadap diagnosisnya.
3. Kebutuhan pasien
Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien
berdasarkan keadaan dan maslahnya. (Sulistyawati, 2012; h. 177-
180).
89. 77
4. Langkah III (Identifikasi Diagnosa/ Masalah Potensial dan
Antisipasi Penanganan)
Pada langkah ketiga kita mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat
waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis/masalah potensial ini
menjadi kenyataan. Langkah ini penting sekali dalam melakukan
asuhan yang aman.
5. Langkah IV (Menetapkan perlunya konsultasi dan kolaborasi
segera dengan Tenaga Kesehatan Lain)
Bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter melakukan
konsultasi atau penanganan segera bersama anggota tim kesehatan
lain dengan kondisi klien. Dalam kondisi tertentu, seorang bidan
mungkin juga perlu melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan
dokter atau tim kesehatan lain seperti pekerja sosial, ahli gizi, atau
seorang ahli perawatan klinis bayi baru lahir. Dalam hal ini, bidan
harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan
kepada siapa sebaiknya konsultasi dan kolaborasi dilakukan.
90. 78
6. Langkah V (Menyusun Rencana Asuhan Menyeluruh)
Pada langkah kelima direncanakan asuhan menyeluruh yang
ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen untuk masalah diagnosis yang
telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada data ini data yang belum
lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruhtidak hanya meliputi segala hal
yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah
yang terkait, tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi untuk
klien tersebut. Pedoman antisipasi ini mencakup perkiraan tentang
hal yang akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan,
konseling, dan apakah bidan perlu merujuk klien bila ada sejumlsh
masalah terkait social, ekonomi, kultural, atau psikologis. Dengan
kata lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal
yang berkaitan dengan semua aspek asuhan kesehatan dan sudah
disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan dan klien, agar dapat
dilaksanakan secara efektif. (Soepardan, 2007; h. 99-101)
Berdasarkan data yang telah dipaparkan diatas, rencana asuhan
kebidanan pada klien dengan hiperemesis gravidarum adalah sebagai
berikut :
1. Berikan keyakinan bahwa mual muntah adalah hal yang
fisiologis
2. Anjurkan ibu unutk tidak langsung bangun di pagi hari
91. 79
3. Anjurkan ibu untuk menghindari makanan yang berminyak,
berlemak dan pedas.
4. Anjurkan ibu untuk banyak minum air putih atau jus
5. Anjurkan ibu untuk diet Hiperemesis Gravidarum tingkat III
6. Berikan ibu vitamin C dan obat emesis
7. Anjurkan ibu istirahat cukup
8. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang
(Rukiyah dan yuliyanti, 2010; h. 130-131)
7. Langkah VI (Pelaksanaan Langsung dengan Efisien dan Aman)
Pada langkah ke enam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan dengan
efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dilakukan oleh klien atau seluruh anggota tim
kesehatan yang lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri,
namun ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya.
Dalam situasi ketika bidan berkonsultasi dengan dokter untuk
menangani klien yang mengalami komplilkasi, bidan tetap
bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana bersama yang
menyeluruh tersebut.
Berdasarkan data yang telah dipaparkan diatas, pelaksanaan asuhan
kebidanan pada klien dengan hiperemesis gravidarum adalah sebagau
berikut:
92. 80
1. Memberi keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah
merupakan gejala yang normal pada kehamilan muda dan akan
hilang pada usia kehamilan 4 bulan
2. Menganjurkan ibu sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-
butu bangun cobalah duduk dahulu dan bangun perlahan-lahan, bila
merasa mual bangun tidur pagi makanlah snack atau biskuit
sebelummencoba untuk berdiri
3. Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan berminyak,
berlemak dan pedas seperti, makanan yang digoreng, rujak,
makanan yang bersantan karena dapat memperburuk rasa mual
4. Menganjurkan ibu unutk banyak minum air putih atau jus agar
tidak dehidrasi serta menghindari makanan yang mengandung
kafein dan karbonat seperti kopi dan minuman bersoda
5. Menganjurkan pada ibu unutk diet hiperemesis gravidarum tingkat
III yaitu makan sesuai kesanggupan ibu dan minuman boleh
diberikan bersama makanan yang cukup energi seperti: roti
panggang, biskuit, krekers, buah segar, sari buah, minuman botol
ringan, sirup, kaldu tak berlemak, teh, kopi encer.
6. Memberikan ibu vitamin C dan obat emesis yaitumediamer B6
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup seperti tidur siang 1-
2 jam, malam 8 jam dan ibu unutk tidak banyak fikiran
8. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang bila kondisinya makin
memburuk sesegera mungkin
93. 81
8. Langkah VII (Evaluasi)
Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek
asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang
menguntungkan atau menghambat keberhasilan yang diberikan. Pada
langkah terakhir, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah
diberikan. Ini meliputi evaluasi pemenuhan kebutuhan atau bantuan:
apakah benar-benar telah terpenuhi sebagaimana diidentifikasi didalam
masalah dan diagnosis. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika
memang benar efektif dalam pelaksanaannya.
94. 82
2.3 Teori landasan hukum
2.3.1 Kompetensi bidan dalam asuhan kehamilan
Kompetensi bidan tidak terlepas dari kewenangan yang telah diatur
dalam peraturan Kepmenkes RI NO.900/Menkes/SK/II/2002, yang
merupakan landasan hukum dari pelaksanaan praktiek kebidanan,
dan merupakan kopetensi ke-3.
2.3.1.1 Pengetahuan dasar ANC
Kompetensi ke-3, bidan untuk memberikan asuhan
antenatal yang bermutu tinggi untuk mengoptimalkan
kesehatan selama kehamilan yang meliputi deteksi dini,
pengobatan atau rujukan untuk komplikasi tertentu.
2.3.1.2 Keterampilan dasar
1. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan
serta menganalisis pada setiap kunjungan/
pemeriksaan ibu hamil.
2. Melaksanakan pemeriksaan fisik umum secara
sistematis dan lengkap
3. Melakukan pemeriksaan abdomen secara lengkap
termasuk pengukuran tinggi fundus uteri/ posisi/
presentasi dan penurunan janin
4. Melakukan penilaian pelvis, termasuk ukuran dan
struktur tulang panggul
95. 83
5. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk
detak jantung janin dengan menggunakan fetoskop
(pinard) dan gerakan janin dengan palpasi uterus
6. Menghtung usia kehamilan dan menentukan perkiraan
persalinan
7. Mengkaji status nutrisi ibu hamil dan hubungan
dengan pertumbuhan janin
8. Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya
dengan komplikasi kehamilan
9. Memberikan penyuluhan pada klien/ keluarga
mengenai tanda-tanda bahaya serta cara menghubungi
bidan
10. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan
anemia ringan, hiperemesis gravidarum tingkat I,
abortus iminens dan preeklamsi ringan
11. Menjelaskan dan mendemontrasikan cara mengurangi
ketidaknyamanan yang lazim terjadi pada kehamilan
12. Memberikan imunisasi pada ibu hamil
13. Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal
dan melakukan penanganan yang tepat termasuk
merujuk kefasilitas pelayanan yang tepat
14. Memberikan bimbingan dan persiapan untuk
persalinan, kelahiran dan menjadi orang tua
96. 84
15. Memberikan bimbingan dan penyuluhan mengenai
perilaku kesehatan selama hamil seperti nutrisi,
latihan fisik, keamanan, dan peghentian merokok
16. Penggunaan secara aman jamu/obat-obatan tradisional
yang tersedia
2.3.1.3 Keterampilan tambahan
1. Menggunakan dopler untuk memantau DJJ
2. Memberikan pengobatan dan upaya kolaborasi untuk kasus
penyimpangan dari keadaan normal dengan menggunakan
standar lokal dan sumber daya yang tersedia
3. Melaksanakaan kemampuan asuhan pasca keguguran
(soepardan,2007;h.58,62,102)
97. 85
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY.A UMUR 26
TAHUN G2P1A0 USIA KEHAMILAN 16 MINGGU 4 HARI DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I
DI BPMLENI AMD.KEB HAJIMENA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
Oleh : Shinta Pramita Sari
Tanggal : 10 April 2015
Pukul : 13.00 WIB
I. PENGKAJIAN
A. Identitas
Istri Suami
Nama : Ny.A Tn.T
Umur : 26 Tahun 28 Tahun
Agama : Islam Islam
Suku Bangsa : Jawa Jawa
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Jln. Raden Gunawan, Jln. Raden Gunawan
Hajimena Bandar Hajimena Bandar
Lampung Lampung
98. 86
Anamnesa
1. Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mual muntah lebih dari 10 kali dalam sehari, ibu
merasakan lemas dan nafsu makan kurang serta nyeri pada
epigastrium, Yang tidak dialami ibu pada kehamilan pertamanya.
3. Riwayat Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Volume : 3-4 x/hari ganti pembalut
Keluhan : Tidak ada
HPHT : 14 Desember 2014
TP : 21 September 2015
b. Gangguan Kesehatan Alat Reproduksi
Keputihan : Tidak ada
Infeksi : Tidak ada
Gatal karena jamur : Tidak ada
Tumor : Tidak ada
82
99. 87
c. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Anak
ke-
Kehamilan Persalinan Nifas KB
Usia Penyulit Penolong Tempat BB
Bayi
Penyulit Vit.A Tab.Fe Alkon Lama
1 39
mgg
Tidak
Ada
Bidan BPM 3200
gram
Tidak
Ada
Ya Ya Pil 3
tahun
2 Hamil ini
d. Riwayat Kehamilan Sekarang
Kunjungan
Ke-
Usia
kehamilan
Keluhan TT Tindakan/
terapi
KIE Tempat
ANC
Ket.
1 16 minggu 4
hari
Mual muntah
>10kali/hari
Konseling Baik BPM Kurang
baik
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Jantung : Tidak Ada
DM : Tidak Ada
Ginjal : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada
Asma : Tidak Ada
Hepatitis : Tidak Ada
TBC : Tidak Ada
b. Riawayat Kesehatan Dahulu
Jantung : Tidak Ada
DM : Tidak Ada
Ginjal : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada
Asma : Tidak Ada
100. 88
Hepatitis : Tidak Ada
TBC : Tidak Ada
c. Riwayat kesehatan keluarga
Jantung : Tidak Ada
DM : Tidak Ada
Ginjal : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada
Asma : Tidak Ada
Hepatitis : Tidak Ada
TBC : Tidak Ada
5. Riwayat Perkawinan
Status perkawinan : Syah, satu kali
Usia nikah pertama : 22 tahun
Lamanya pernikahan : 4 tahun
6. Riwayat Psikososial
a. Respon ibu terhadap kehamilan ini : Senang
b. Respon suami terhadap kehamilan ini : Senang
c. Respon keluarga terhadap kehamilan ini : Senang
d. Pengetahuan ibu tentang kehamilan : Cukup baik
e. Adat istiadat setempat yang berkaitan dengan kehamilan : Tidak
ada
101. 89
7. Pola Kebutuhan Sehari-hari
a) Pola Makan
Sebelum hamil : makan teratur, 3 kali sehari dengan porsi nasi,
sepotong lauk dan semangkuk sayuran. Ibu
minum air putih 6-7 gelas perhari
Saat hamil : ibu mengatakan kurang nafsu makan sehingga
ibu makan tidak menentu karena setiap makan
dimuntahkan kembali.
b) Pola Eliminasi
Sebelum Hamil
BAK : 3-4 x sehari, warna jernih, bau khas urine
BAB : 1 x sehari, konsistensi lunak
Saat Hamil
BAK : 4-5 x sehari, warna jernih, bau khas urine
BAB : 1 x sehari, konsistensi lunak
c) Pola Istirahat
Sebelum hamil
Istirahat malam hari : 6-8 jam/hari
Istirahat siang hari : 1-2 jam/hari
Saat hamil
Istirahat malam hari : 5-6 jam/hari
Istirahat siang hari : 1 jam/hari
d) Aktivitas sehari-hari :
102. 90
sebelum hamil : ibu beraktivitas seperti biasa
selama hamil : aktivitas ibu berkurang lebih banyak istirahat,
e) Personal hygiene
Sebelum hamil
Mandi : 2 x sehari
Keramas : 1 x sehari
Ganti baju dan celana dalam : apabila basah dan setelah mandi
Kebersihan kuku : Bersih
Saat hamil
Mandi : 1 x sehari
Keramas : 3 x seminggu
Ganti baju dan celana dalam : apabila basah dan setelah mandi
Kebersihan kuku : Bersih
f) Aktivitas Seksual
Frekuensi : 2 minggu sekali
Gangguan : Tidak ada
B. PEMERIKSAAN UMUM
1. Keadaan umum : Lemah
2. Keadaan emosional : Stabil
3. Kesadaran : Composmentis
4. Tanda-tanda Vital : Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Nadi : 111 x/menit
103. 91
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 36,5o
C
5. TB : 150 cm
6. BB : Sebelum hamil 47 kg
Saat hamil 46 kg
7. LILA : 24 cm
C. PEMERIKSAAN KHUSUS KEBIDANAN
1. Pemeriksaan Fisik/Inspeksi
Kepala :
a. Rambut
Kebersihan : Bersih
Mudah rontok/tidak : Tidak rontok
b. Muka
Simetris : simetris
Cloasma gravidarum : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
c. Mata
Simetris : Simetris
Konjungtiva : pucat
Sklera : Putih, bersih
Kebersihan : bersih
104. 92
d. Hidung
Simetris : Simetris
Kebersihan : Bersih
Polip : Tidak ada
e. Telinga
Simetris : Simetris
Kebersihan : Bersih
Gangguan Pendengaran : Tidak ada
f. Mulut
Bibir : Kering
Lidah : Kotor, kering
Gigi : Tidak ada karies
Gusi : Tidak ada perdarahan
g. Leher
Pembesaran kel.tiroid : Tidak ada,
Pembesaran kel.limfe : Tidak ada
h. Dada
Simetris : Simetris
Gangguan pernafasan : Tidak ada
Payudara
Simetris : Simetris
Rasa nyeri : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
105. 93
Keadaan puting : Menonjol
Hiperpigmentasi : Ada disekitar areola
Kebersihan : Bersih
i. Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak ada
Pembesaran : Ada sesuai kehamilan
Striae : Tidak ada
Linea : Ada
Acites : Tidak ada
Tumor : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
Uterus : Teraba ballotement
j. Ekstremitas
Atas
Bentuk : Normal
Oedema : Tidak ada
Kuku jari : Bersih
Bentuk : Simetris
Bawah
Bentuk : Normal
Oedema : Tidak ada
Kuku jari : Bersih
Varices : Tidak ada
106. 94
Reflek patella : Positif kanan dan kiri
Gangguan/kelainan : Tidak ada
k. Anogenital
Kebersihan : Bersih
Pengeluaran pervaginam : Tidak ada
Tanda-tanda infeksi : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Kelenjar Bartholini : Tidak ada
l. Anus
Hemoroid : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Hb : 10 gr%
b. Protein urine : Tidak dikaji
c. Glukosa urine : Tidak dikaji
107. 95
3.2 MATRIKS
Tgl/Jam Pengkajian Interprestasi Data
(Diagnosa, Masalah,
Kebutuhan)
Diagnosa
Potensial/Ma-
salah
Potensial
Antisipasi/Ti
n-dakan
Segera
Intervensi Implementasi Evaluasi
sabtu, 11
april
2015
DS:
Ibu mengatakan mual muntah
lebih dari 10 kali dalam sehari,
ibu merasakan lemas dan
napsu makan kurang serta
nyeri pada epigastrium, yang
tidak dialami ibu pada
kehamilan pertamanya
HPHT : 14 Desember 2014
DO: kedaan umum: Lemah
Kesadaran: Composmentis,
mata cekung, lidah kering
TD: 100/60 mmHg
N: 111x/m
S: 36,5ºC
RR: 22x/m
Hb : 10 gr %
BB sebelum hamil : 47 kg
BB saat hami : 46 kg
DX janin : janin tunggal,
hidup intrauteri
DX Ibu : Ny. A Umur 26
tahun G2P1A0 usia
kehamilan 16 minggu 4
hari dengan Hiperemesis
Gravidarum tingkat I
Dasar:
DS:
- ibu mengatakan
sudah pernah
melahirkan anak
pertamanya
- ibu mengatakan
belum pernah
keguguran
- ibumengatakan
HPHT : 14
Desember 2015
- ibu mengatakan mual
muntah di pagi hari
lebih dari 10 kali
dalam sehari, serta
ibu merasa lemas dan
nyeri epigastrium,
yang tidak dialami
ibu pada kehamilan
HEG Tingkat
II
Pemberian
obat B6
1. Beritahu ibu
hasil
pemeriksaan
2. Jelaskan
pada ibu
tentang
keluhan
yang di
alami saat
ini
3. Beritahu ibu
tentang cara
1. Memberitahu ibu hasil
pemeriksaan saat ini bahwa ibu
dalam keadaan kurang baik,
dengan hasil pemeriksaan yaitu
TD:100/60 mmHg N:111x/mnt
S:36,5ºC RR:22x/mnt
Mata: Cekung
Lidah: Kering
2. Menjelaskan kepada ibu tentang
keluhan yang di alami saat ini
yaitu ibu merasa mual dan
muntah sehingga ibu
mengalami penurunan nafsu
makan yang menimbulkan rasa
lemas. Mual muntah yang
dirasakan ibu disebabkan
karena meningktnya kadar
hormon estrogen dan HCG
yang berlangsung selama 4
bulan atau 16 minggu.
3. Memberitahu ibu tentang cara
mengatasi mual muntah yang di
1. Ibu telah
mengetahui
kondisinya saat
ini.
2. Ibu mengerti
tentang kaluhan
yang di alami
saat ini
merupakan
keadaan yang
harus
mendapatkan
perhatian khusus
agar kehamilan
nya tetap terjaga
baik kesehatan
ibu dan janin
nya.
3. Ibu mengerti
tentang cara
108. 96
Hasil leopold : teraba
ballotement
pertamanya
DO: kedaan umum:
Lemah
Kesadaran:
Composmentis, mata
cekung, lidah kering
TD: 100/60 mmHg
N: 111x/m
S: 36,5ºC
RR: 22x/m
Hb : 10 gr %
BB sebelum hamil : 47
kg
BB saat hami : 46
kg
DX janin : janin tunggal,
hidup intrauteri
Hasil leopold : teraba
ballotement
Masalah : gangguan pola
aktifitas yang
dikarenakan mual
muntah.
Kebutuhan:
1. Asuhan HEG
mengatasi
mual
muntah
yang di
alaminya.
4. Jelaskan
pada ibu
mengenai
diet HEG
tingkat 1
atau keluhan
yang
dialami ibu
saat ini.
5. Beritahu
ibu untuk
kunjungan
alaminya yaitu dengan cara
menganjurkan mengubah
makanan sehari-hari dengan
makanan jumlah kecil, tetapi
lebih sering. Waktu bangun
pagi jangan segera turun, tetapi
duduk terlebih dahulu,
Makanan yang berminyak dan
berbau lemak sebaiknya
dihindarkan. Makanan dan
minuman seyogyanya
disajikan dalam keadaan panas
atau sangat dingin.
Menghindar-kan kekurangan
karbohidrat merupakan faktor
yang penting, oleh karenanya
dianjurkan makan yang banyak
mengandung gula.
4. Menjelaskan pada ibu mengenai
diet HEG ini ibu makan-
makanan hanya berupa roti
kering dan buah-buahan, roti
panggang, biskuit, krekers serta
teh atau sirup, Cairan tidak
diberikan bersama makanan
tetapi 1-2 jam sesudahnya
untuk mengurangi rasa mual
pada ibu agar ibu dapat
memenuhi nutrisinya
5. Memberitahu ibu bahwa akan
melakukan kunjungan ulang 2
hari yang akan datang dan
mengatasi mual
muntah yang di
alaminya saat ini.
4. Ibu mengerti
tentang diet
HEG yang telah
dijelaskan
5. Ibu mengerti
dan bersedia
untuk