SlideShare a Scribd company logo
1 of 117
Download to read offline
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK G USIAINFANT (2 BULAN)DENGAN
BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA GEDUNG
KEMUNING LANTAI I RUMAH SAKIT UMUM
PUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan
Program Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna
DISUSUN OLEH :
LA ODE ALI ANUGRAH JUFRI
NIM : 13.13 1068
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
RAHA
2016
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK G USIAINFANT (2 BULAN)DENGAN
BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA GEDUNG
KEMUNING LANTAI I RUMAH SAKIT UMUM
PUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan
Program Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna
DISUSUN OLEH :
LA ODE ALI ANUGRAH JUFRI
NIM : 13.13 1068
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
RAHA
2016
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK G USIAINFANT (2 BULAN)DENGAN
BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA GEDUNG
KEMUNING LANTAI I RUMAH SAKIT UMUM
PUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan
Program Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna
DISUSUN OLEH :
LA ODE ALI ANUGRAH JUFRI
NIM : 13.13 1068
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
RAHA
2016
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul :
“Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan
Bronkopneumonia di Ruang Kenanga Gedung Kemuning Lantai I Rumah
Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung”.
Telah diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di hadapan dewan
penguji.
Raha, 10 Juni 2016
Pembimbing
SANTHY, S.Kep.,Ns., M.Kep
NIP : 19800212 200312 2 006
Mengetahui,
Direktur Akper Pemkab Muna
SANTHY, S.Kep.,Ns., M.Kep
NIP : 19800212 200312 2 006
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
Jl. Poros Raha-Tampo Km. 6 Motewe Tlp. 0403-22954
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah Dipertahankan Dihadapan Dewan Penguji
Pada Tanggal Juni 2016
DEWAN PENGUJI
1. Asmalia, s.kep, Ns, M.kes (....................)
2. Waode Fitri Ningsih, S.kep, Ns, M.kes (....................)
3. Santhy, S.kep, Ns, M.kep (....................)
Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan pada Akademi
Keperawatan Pemkab Muna
Raha, Juni 2016
Direktur Akper Pemkab Muna
SANTHY, S.Kep, Ns M.Kep
NIP : 19800212 200312 2 006
iv
ABSTRAK
La Ode Ali Anugrah. ASUHAN KEPERAWATAN ANAK G USIA INFANT (2
BULAN) DENGAN BONCHOPNEUMONIA.Di bimbing Oleh Santhy.
LatarBelakang,berdasarkan data Medical Record RumahSakitUmumPusat dr.
HasanSadikin Bandung RuangKenangaLantai I, bahwaanakpenderita bronchopneumonia
beradapadaurutan ke-2 denganjumlahpasien 190 orang denganpentase 14,001%,
melihatdampak yang dapatditimbulkanpadaanak yang berakibat fatal,
makapenulistertarikuntukmenulisKaryaTulisIlmiah yang
berjudulAsuhanKeperawatanpadaanak G usia infant (2 bulan) dengan Bronchopneumonia
di RuangKenangalantai I RumahSakitUmumPusatdr. HasanSadikin Bandung.
Tujuan,KaryaTulisIlmiahini agar dapatmemperolehgambaran yang
jelasmengenaiasuhankeperawatanpadaanakdenganbroncopneumoniadanjugadapatmelaksan
akanasuhankeperawatansecarakomperensifmencakuppengkajian, diagnose kepawatan,
perencanaan, pelaksanaandanevaluasi.
Metode,denganmenggunakanmetodeanalisisdeskriptifberupastudikasusdanstudikepustakaa
ndalambentukKaryaTulisilmiah yang dititikberatkanpadaanakdengan bronchopneumonia.
Hasil,dalamstudikasusditemukan 6diagnosakeperawatanpadaklienanak G usia Infant
terdapat 3masalah yang teratasiyaitudiagnosaperubahansuhutubuh (hipertermi),
Defisitperawatandiridanansietas/kecemasan orang tua. Sedangakan
3diagnosatidakteratasiyaitubersihanjalannafastidakefektif, Perubahanpolanutrisi,
Gangguanistrahatdantidur.
KesimpulandanRekomendasi, sehinggadapat di
simpulkanbahwapelaksanaanstudikasusinidenganmenggunakanmetodependekatan proses
keperawatan yang mulaidaritahappengkajian, diagnosakeperawatan, intervensi,
implementasi ,
danevaluasisecarasistematisdanberkesinambungansampaidenganpemenuhankebutuhanklien
dantercapainyatujuanperawatansertapenyembuhan.
Kata Kunci : AsuhanKeperawatanPadaAnakUsia Infant,
DenganBronchopneumonia.
SumberLiteratur : 15 Kepustakaan (2000-2015)
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
berkah, rahmat innayah dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Asuhan Keperawatan pada Anak G
Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia di Ruang Kenanga 1 Lantai
1 Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung” disusun sebagai
salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III
Keperawatan pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna.
Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dan bimbingan baik dalam moril maupun materil dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang setulusnya kepada terhormat:
1. Ibu dr. Hj. Ayi Djembar Sari, M.ARS, selaku Direktur Utama Rumah
Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
2. Ibu Santhy, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Direktur Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis dalam melaksanakan ujian akhir Program Diploma III
Keperawatan di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna.
3. Ibu Rustilah, AMK, selaku penguji CI lahan dan penguji praktik di
Ruang Kenanga 1 Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin
Bandung.
4. Ibu Santhy, S.Kep, Ns, M.Kep selaku penguji praktik dan pembimbing
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang telah meluangkan banyak
vi
waktu dalam memberi petunjuk dan mengarahkan penulis sehingga
Karya Tulis Ilmiah ini terselesaikan tepat pada waktunya.
5. Klien anak G dan orang tua klien terkhusus pada ibunda klien yang
dengan senang hati menerima penulis dalam pemberian/pelaksanaan
asuhan keperawatan.
6. Bapak Ibu dosen pengajar beserta staf Akper Pemkab Muna yang telah
memberikan bekal ilmu pada penulis selama mengikuti pendidikan di
Akper Pemkab Muna .
7. Teristimewa kedua Orang tuaku yang tercinta Bapak La Ode Jufri, Sp
dan Wa Ode Isifu atas doa yang selalu di berikan, serta dorongan
motifasi, dan dukungan secara moril maupun materil selama menempuh
pendidikan di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna dan
khususnya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Saudara-saudaraku yang tersayang La Ode Ramat Gunawan, serta
istrinya Ayu Ditya Paramita, Waode Nur Afiah S.pd, serta suaminya La
Ode Hasdin Abidin, SE dan Waode Muliawan ST, dan Sepupuku Siti
Haisa atas sumbangan materil dan fikiran serta motivasi yang diberikan
sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
9. Teman-temanku tersayang Ganirudin, Tika, Asma, Irham, Syarif, Eko,
Erwin, Kaidah, Alfy serta Ulfa terima kasih atas bantuan dan
motivasinya dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
vii
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun isinya.
Olehnya itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis, profesi keperawatan dan pembaca pada
umumnya, kiranya Allah SWT meridhoi segala aktifitas kita untuk kebaikan
. Amin.
Raha, 9 Juni 2016
Penulis
viii
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
ABSTRAK.......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
DAFTAR ISI....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang......................................................................................... 1
B. RuangLingkupPembahasan..................................................................... 4
C. Tujuan ..................................................................................................... 4
D. MetodeTelahaan...................................................................................... 5
E. Manfaat ................................................................................................... 6
F. WaktuPelaksanaan .................................................................................. 7
G. TempatPelaksanaan................................................................................. 7
H. SistematikaTelahaan ............................................................................... 7
BAB II TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM
PERNAFASAN : BRONCHOEUMONIA
A. KonsepDasar
1. Pengetian ............................................................................................... 9
2. AnatomiFisiologisSistemPernapasan .................................................... 10
3. Etiologi .................................................................................................. 17
4. Patofisiologi........................................................................................... 18
5. Manifenstasi Klinis................................................................................ 18
6. Komplikasi ............................................................................................ 19
7. PemeriksaanPenunjang.......................................................................... 19
ix
8. Penatalaksanaan..................................................................................... 19
9. Pengobatan ............................................................................................ 20
B. TinjauanTeoritisAsuhanKeperawatan
1. Pengkajian......................................................................................... 20
2. DiagnosaKeperawatan ...................................................................... 36
3. Perencanaan ...................................................................................... 37
4. Implementasi..................................................................................... 45
5. Evaluasi............................................................................................. 45
6. Dokumentasi ..................................................................................... 46
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. LaporanKasus
1. Pengkajian............................................................................................... 49
2. DiagnosaKeperawatan ............................................................................ 65
3. Perencanaan ............................................................................................ 68
4. ImplementasidanEvaluasi ....................................................................... 72
5. CatatanPerkembangan............................................................................. 77
B. Pembahasan
1. Pengkajian............................................................................................... 80
2. DiagnosaKeperawatan ............................................................................ 81
3. Perencanaan ............................................................................................ 84
4. Implementasi........................................................................................... 86
5. Evaluasi................................................................................................... 87
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ............................................................................................. 87
B. Rekomendasi........................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel1.Daftar10 PenyakitDiruangKenangaLantai I RumahSakit
UmumPusatDrHasan Sadikin Bandung ................................................ 3
Tabel 2.RiwayatImunisasi................................................................................... 25
Table 3.PerkembanganAnakUsia 0-2bulan......................................................... 26
Table 4.BeratBadan Ideal (BBI) ......................................................................... 31
Tabel 5.IntervensiDan RasionalBersihanJalanNafasTidakEfektif..................... 38
Table 6.Intervensi Dan RasionalKerusakanPertukaran Gas ............................... 39
Tabel 7. Intervensi Dan Rasional Resiko tinggi Terhadap Penyebaran Infeksi.. 40
Tabel8.Intervensidanrasionalintoleransiaktivitas................................................ 41
Tabel 9.Intervensi danRasionalNyeri dada ......................................................... 42
Table 10.Intervensi Dan RasionalNutrisiKurangdarikebutuhan......................... 43
Table 11.Intervensi danrasionalKekurangan volume cairan............................... 44
Table 12.Intervensi Dan RasionalKurangpengetahuan....................................... 44
Table 13.PolaAktivitassehari-hari....................................................................... 53
Table 14.PemeriksaaanLaboratorium ................................................................. 59
Table 15.Analisa data.......................................................................................... 62
Table 16.RencanaKeperawatan........................................................................... 68
Table 17.Implementasi........................................................................................ 72
Table 18.CatatanPerkembangan ......................................................................... 77
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman.
Gambar1.Anatomi sistem pernafasan ................................................................. 10
xii
DAFTAR BAGAN
Halaman.
Bagan 1.Grafik Genogaram Keluarga 3 Generasi .............................................. 50
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : SatuanAcaraPenyuluhan
Lampiran 2 : MateriPenyuluhan
Lampiran 3 : Leaflet
Lampiran 4 : LembarBimbingan
Lampiran 5 : DaftarRiwayathidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional
yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang berlandaskan
ilmu dan kiat keperawatan berbentuk lanyanan bio, psiko, sosial, dan spiritual
yang komperensif ditujukan untuk individu, keluarga, dan masyarakat dalam
keadaan sehat ataupun sakit serta mencakup seluruh proses kehidupan,
layanan keperawatan kepada klien dilakukan dengan menggunakan metode
proses kperawatan (Asmadi, 2008).
Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapakan
dalam praktik keperawatan, hali ini dapat disebut sebagai suatu pendekatan
untuk memecahkan masalah (problem-solving) yang memerlukan ilmu,
teknik, dan keterampilan interpersonal yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan klien, keluarga, dan masyarakat (Nursalam, 2013).
Sistem layanan kesehatan juga sangat berpengaruh terhadap derajat
kesehatan individu dan masyarakat. Layanan kesehatan terdepan bukan
semata berfokus pada pengobatan, tetapi juga pada pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan. Dalam sistem ini, kita tidak lagi menekankan upaya
kuratif, melainkan upaya promotif dan perventif. Di Indonesia sendiri
kecenderungan perkembangan penyakit yang ditandai dengan meningkatnya
penyakit degeneratif seperti penyakit saluran pernapasan salah satunya adalah
bronopneumonia (Asmadi, 2008).
2
Bronkopneumonia adalah penyakit infeksi saluran nafas bagian
bawah. Bronkopneumonia. Bronkopneumonia merupakan salah satu bagian
dari penyakit pneumonia. juga tetap merupakan penyebab tingginya angka
kesakitan dan kematian pada anak, terutama pada negara-negara yang sedang
berkembang terutama Indonesia. Kesulitan-kesulitan tersebut menyebabkan
angka mortalitas anak-anak dengan bronkopneumonia di Indonesia tetap
tinggi karena kurang menjaga kebersihan baik fisik maupun lingkungan dan
kebersihan lain-lain (Sujono Riyadi dan Sukarmin, 2009) di kutip dalam
Adriana, 2015).
Laporan World Health Organzation WHO tahun 2013, diperkirakan 70%
kematian anak balita akibat pneumonia di seluruh dunia terjadi di Negara
berkembang, terutama Afrika dan Asia tenggara, dengan angka kematian balita di
atas 49 per 1000 kelahiran hidup (15-20 %), distribusi penyebab kematian pada
anak balita sebesar 22% diantaranya disebabkan 0leh pneumonia ( WHO, 2011)
yang dikutip dalam Zumeliza Rasyid, 2013)
Di Indonesia, bronkopneumonia merupakan penyebab kematian
nomor tiga setelah penyakit kardiovaskuler dan TBC, dengan terdapatnya
penderita bronkopneumonia pada tahun 2011 sebanyak 779 kasus tahun 2012
terdapat 791 kasus dan pada tahun 2013 terdapat 802 kasus, sehingga tahun ke
tahun penderita bronkopneumonia terus meningkat (Simpson dan Flenley
2011) yang dikutip dalam UN, 2015).
Kasus bronchopneumonia pada anak menempati urutan kedua dan
selalu ada setiap tahunya meski dengan jumlah dan presentase yang berbeda-
beda. Berdasarkan data medical record diruang kenanga lantai 1 Rumah Sakit
Umum Pusat Hasan Sadikin Bandung selama 12 bulan terakhir yaitu periode
3
bulan 01 januari s/d 31 desember 2015. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
table 1 berikut :
Tabel 1. Jumlah 10 Penyakit terbesar di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat
dr. Hasan Sadikin Bandung periode Januari - Desember Tahun 2015.
Sumber : Hasil Rekam medis Rumah Sakit Umum Pusat dr.Hasan Sadikin Bandung bulan Januari
–Desemberi 2015.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa penyakit bronchopneumonia
menduduki peringkat kedua dari sepuluh penyakit terbesar di Ruang Kenanga
Lantai 1 periode Januari-Desember 2015 dengan jumlah penderita 190 orang
dan presentase (14,001%) hal tersebut menunjukan bahwa penyakit
bronchopneumonia memiliki angka kejadian tertinggi kedua setelah penyakit
Chemoterapy Session For Neoplasma. Jika tidak ditangani dengan baik maka
tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan yang buruk bagi system
yang lain.
Oleh sebab itu diharapkan asuhan keperawatan yang optimal dan
professional yang dilakukan secara komperensif meliputi aspek bio, psiko,
sosial, spiritual dengan pendekatan proses keperawatan.
Berdasarkan data-data di atas tersebut maka penulis tertarik untuk di
tuangkan dalam Karya Tulis Ilmiah dengan judul :
NO PENYAKIT JUMLAH PRESENTASE %
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Chemoterapy Session For Neoplasma
Bronchopneumonia,Un Specified
Other Prophylactic Chemoterapy
Bachterial Sepsis Of Newborn,Unspecified
Aplastic Anemia,Unspecified
Acute Cymphoploastic Leukemia
Thypoid Lever Cinfection Due To
Salmonella Thyphi
Patent Ductus Arteriosus
Dongue Haemorhagis Fever
Very Low Birth Weight (VEBW)
671
190
110
62
61
59
55
54
53
42
49,45
14,001
8,11
4,56
4,5
4,35
4,05
3,97
3,91
3,09
JUMLAH 1357 100
4
Asuhan Keperawatan Bayi G Usia Infant (2 Bulan) Dengan
Bronchopneumonia Di Ruang Kenanga Lantai 1 Rumah Sakit Umum
Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
B. Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam penulisan Karya Tulis ini penulis membatasi permasalahan
asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem pernapasan
bronchopneumonia di Ruang Kenanga lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr.
Hasan Sadikin Bandung.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah penulis
mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan asuhan keperawatan
pada klien dengan gangguan sistem pernapasan : bronchopneumonia,
secara langsung pada situasi nyata dan komperhensif meliputi aspek bio,
psiko, sosial, dan spiritual yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini meliputi
sebagai berikut :
a. Mampu melaksanakan pengkajian secara komperhensif pada klien
Bayi dengan gangguan sistem pernapasan : bronchopneumonia.
5
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas
masalah pada klien Bayi dengan gangguan sistem pernapasan :
bronchopneumonia.
c. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada klien Bayi
dengan gangguan sistem pernapasan : bronchopneumonia.
d. Mampu melaksanakan implementasi keperawatan sesuai dengan
rencana asuhan keperawatan pada klien Bayi dengan gangguan
sistem pernapasan : bronchopneumonia.
e. Mampu mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan pada klien
Bayi dengan gangguan sistem pernapasan : bronchopneumonia.
f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien Bayi
dengan gangguan sistem pernapasan : bronchopneumonia.
D. Metode Telaahan
Metode yang digunakan penulis dalam menyusun Karya Tulis
Ilmiah ini yaitu metode deskriptif melalui studi kasus.
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam
menyusun karya tulis ini adalah :
1. Observasi
Mengamati keadaan klien yang meliputi bio, psiko, social, cultural,
dan spiritual.
2. Wawancara
Mengumpulkan data dengan melakukan komunikasi lisan yang
diperoleh baik secara langsung dari klien maupun melalui keluarga yang di
jadikan data subjektif yang mendukung terhadap adanya masalah klien.
6
3. Pemeriksaan Fisik
Yaitu pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan fisik pada
klien dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi. Dan
didokumentasikan secara persistem.
4. Studi Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dengan mempelajari data dan status klien
melalui rekam medis.
5. Studi Kepustakaan
Yang disesuaikan dengan teori kasus yang diperoleh di lahan
praktek.
E. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat di peroleh dari penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini adalah :
1. Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan bagi rekan-rekan dalam menentukan kebijakan
dan penyusunan perancangan program dalam rangka peningkatan
pelayanan keperawatan.
2. Bagi Instituti Pendidikan
Sebagai bacaan ilmiah atau bahan perbandingan dalam
mengembangkan ilmu keperawatan di Akper Pemkab Muna dalam
melakukan penulisan Karya Tulis Ilmiah lebih lanjut dengan gangguan
dengan gangguan system pernapasan : bronchopneumonia.
7
3. Bagi Profesi
Sebagi bahan perbandingan bagi studi kasus selanjutnya dalam
memberikan asuhan keperawatan anak dengan bronchopneumonia.
4. Bagi Penulis
Merupakan pengalaman berharga bagi penulis dalam
meningkatakan wawasan dan dapat memberi dorongan semangat sebagai
calon tenaga keperawatan di masa yang akan datang.
F. Waktu Pelaksanaan
Studi kasus dilaksanakan pada tanggal 01 Maret sampai dengan 03
Maret 2016.
G. Tempat Pelaksanaan
Studi kasus dilaksanakan di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
H. Sistematika Telahaan
Karya tulis ini disusun dengan sistematika yang dijabarkan dalam 4
BAB yaitu :
BAB I : Pendahuluan
Yang terdiri dari Latar Belakang, Ruang Lingkup
Pembahasan, Tujuan Penulisan, Metode Telaahan, Manfaat
Penulisan, Waktu Pelaksanaan, Tempat Pelaksanaan dan
Sistematika Telaahan.
BAB II : Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan Pada Anak
8
Dengan Bronchopneumonia.
Meliputi konsep dasar mencakup Defenisi, Anatomi Fisiologi
Sistem Pernafasan, Etiologi, Patofisiologi Manifestasi Klinis,
Pemeriksaan Penunjang, Penatalaksanaan Medis, Komplikasi,
Dampak bronchopneumonia terhadap system tubuh lainya
serta Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan Keperawatan yang
mencakup Pengkajian, Diagnosa keperawatan, Perencanaan,
Implementasi dan Evaluasi.
BAB III : Tinjauan Kasus dan Pembahasan
Yang terdiri dari laporan kasus pada Anak G dengan
bronchopneumonia di ruang kenanga Lantai I Rumah Sakit
Umum Pusat dr.Hasan Sadikin Bandung yang terdiri dari
pengumpulan data, klasifikasi data, diagnosa keperawatan,
rencana tindakan keperawatan, implementasi dan evaluasi
serta catatan perkembangan dan Pembahasan yang berisikan
perbandingan sistematis antara teori dan fakta yang ada pada
tinjauan studi kasus, dibahas secara sistematis mulai dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi.
BAB IV : Kesimpulan dan Rekomendasi
Berisikan kesimpulan dari pelaksanaan asuhan keperawatan
dan formulasi saran atau rekomendasi yang operasional
terhadap masalah yang ditemukan.
9
BAB II
TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN
BRONCHOPNEUMONIA
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Menurut Smetzler& Bare, 2002.Bronchopneumonia adalah salah
satu jenis pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbecak, teratur
dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke
parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya (Nurarif & Kusuma, 2015).
Menurut Sudigdiodo dan Imam Supardi,1998
Bronchopneumoniaadalah suatu peradangan pada paru yang biasanya
menyerang di bronkeoli terminal.Bronkeoli terminal tersumbat oleh
eksudat mokopurulen yang membentuk bercak-bercak konsolidasi di
lobuli yang berdekatan.Penyakit ini sering bersifat sekunder, menyertai
infeksi saluran pernafasan atas, demam infeksi yang spesifik dan penyakit
yang melemahkan daya tahan tubuh(Nurarif & Kusuma, 2015).
Dari kedua defenisi diatas, dapat di simpulkan bahwa
Bronchopneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang di
sebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yang ditandai
dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dispenia, napas cepat dan
dangkal, muntah,diare, serta batukkering dan produktif.
10
2. Anatomi dan fisiologi Sistem Pernapasan
a. Anatomi sistem pernapasan
Gambar I Anatomi sistem pernapasan
(Sumber : Syaifuddin, 2006)
Pernapasan atau respirasi adalah suatu peristiwa tubuh
kekurangan oksigen(02) kemudian oksigen yang berada di luar
tubuh dihirup (inspirasi) melalui organ-organ pernapasan, dan pada
keadaan tertentu bila tubuh kelebihan karbondioksida (CO2) maka
tubuh berusaha unuk mengeluarkanya dari dalam tubuh dengan cara
menghebuskan napas (ekspirasi) sehingga terjadi suatu
keseimbangan antara oksigen dan karbondioksida dalam tubuh.
Sistem respirsasi berperan untuk menukar udara dari luar ke
permukaan dalam paru-paru.Setelah udara masuk ke dalam system
pernapasan, akan dilakukan penyaringan,penghangatan,dan
pelembapan pada udara tersebut di trakhea agar tidak merusak
permukaan yang lembut pada system pernapasan.
10
2. Anatomi dan fisiologi Sistem Pernapasan
a. Anatomi sistem pernapasan
Gambar I Anatomi sistem pernapasan
(Sumber : Syaifuddin, 2006)
Pernapasan atau respirasi adalah suatu peristiwa tubuh
kekurangan oksigen(02) kemudian oksigen yang berada di luar
tubuh dihirup (inspirasi) melalui organ-organ pernapasan, dan pada
keadaan tertentu bila tubuh kelebihan karbondioksida (CO2) maka
tubuh berusaha unuk mengeluarkanya dari dalam tubuh dengan cara
menghebuskan napas (ekspirasi) sehingga terjadi suatu
keseimbangan antara oksigen dan karbondioksida dalam tubuh.
Sistem respirsasi berperan untuk menukar udara dari luar ke
permukaan dalam paru-paru.Setelah udara masuk ke dalam system
pernapasan, akan dilakukan penyaringan,penghangatan,dan
pelembapan pada udara tersebut di trakhea agar tidak merusak
permukaan yang lembut pada system pernapasan.
10
2. Anatomi dan fisiologi Sistem Pernapasan
a. Anatomi sistem pernapasan
Gambar I Anatomi sistem pernapasan
(Sumber : Syaifuddin, 2006)
Pernapasan atau respirasi adalah suatu peristiwa tubuh
kekurangan oksigen(02) kemudian oksigen yang berada di luar
tubuh dihirup (inspirasi) melalui organ-organ pernapasan, dan pada
keadaan tertentu bila tubuh kelebihan karbondioksida (CO2) maka
tubuh berusaha unuk mengeluarkanya dari dalam tubuh dengan cara
menghebuskan napas (ekspirasi) sehingga terjadi suatu
keseimbangan antara oksigen dan karbondioksida dalam tubuh.
Sistem respirsasi berperan untuk menukar udara dari luar ke
permukaan dalam paru-paru.Setelah udara masuk ke dalam system
pernapasan, akan dilakukan penyaringan,penghangatan,dan
pelembapan pada udara tersebut di trakhea agar tidak merusak
permukaan yang lembut pada system pernapasan.
11
Perbedaan tekanan membuat udara masuk ke paru-paru
melalui saluran pernapasan tekanan ini bertujuan
menyaring,mengatur udara ,dan mengubah permukaan saluran napas
bawah pada tahap persiapan pembukaan system pernapasan sampai
tahap istirahat(Syaifuddin,2009).
1) Saluran Pernapasan Atas
a) Hidung
Hidung merupakan organ tubuh yang berfungsi
sebagai alat pernapasan dan indra penciuman. Bentuk dan
struktur hidung mempuyai pyramid atau kerucut dengan
alasnya pada prosesus palatines os maksilaris dan pars
horizontal os platum
Dalam keadaan normal udara yang masuk dalam
system pernapasan berhubungan dengan rongga
hidung.Vestibulum rongga hidung yang berisi serabut-
serabut halus epitel berfungsi untuk mencegah masuknya
benda-benda asing yang mengganggu proses pernapasan.
Bagian –bagian hidung adalah :
(1) Kavum nasalis adalah suatu lubang besar yang
dipisahkan oleh septum.
(2) Nares anterior adalah bagian terbuka yang masuk
kedalam dari sebelah luar dan posterior nares terbuka
yang masuk kedalam dari sebelah luar dan nares
12
anteriorterbuka dengan cara yang sama pada bagian
belakang, masuk kedalam faring.
(3) Langit-langit dibentuk oleh tulang ethomoidalis pada
bagian dasar tengkorak dan lantai yang keras serta
palatum lunak pada bagian langit-langit mulut.
(4) Dinding lateral rongga dibentuk oleh maksila, konka
nasalis tengah dan sebelah luar tulang ethomoidalisyang
tegak lurus dan vomer.
(5) Bagian anterior dibentuk oleh tulang rawan
Fungsi hidung adalah :
(1) Menghangatkan udara: oleh permukaan konka dan
septum nasalis. Setelah melewati faring suhu udara
±36ºC.
(2) Sejumlah udara dilembabkan sebelum melewati hidung
dan saat mencapai faring kelembapan udara menjadi
±75%.
(3) Udara di saring lebih banyak oleh bulu-bulu hidung dan
partikel di atas rongga oleh rambut disaring oleh rambut
vestibular,lapisan mukosiliar, dan lisozum (protein dalam
air mata). Fungsi ini airconditioning jalan pernafasan
atas kenaikan suhu tidak melebihi 2-3% dari suhu tubuh
dengan uap air mencapai trakea bagian bawah. Bila
seorang bernapas melalui tabung udara langsung masuk
trakea. Pendinginan dan pengeringan berpengaruh pada
13
bagian bawah paru-paru sehingga mudah terjadi infeksi
paru.
(4) Pada pernapasan biasa, udara yang masuk melalui celah
olfaktori sebesar 5-10% sedangkan ketika menghirup
udara dengan keras udara pernapasan yang masuk
sebesar 20%(Syaifuddin, 2009).
b) Faring
Bagian sebelah atas faring dibentuk oleh badan tulang
sfenoidalis dan sebelah dalamnya berhubungan langsung
dengan esofagus. Pada bagian belakang, faring dipisahkan
dari vertebra servikalis oleh jaringan penghubung, sementara
dinding depannya tidak sempurna dan berhubungan dengan
hidung, mulut dan laring.
Faring dibagi dalam tiga bagian :
(1) Nasofaring adalah bagian faring yang terletak dibelakang
hidung diatas palatum yang lembut.
(2) Orofaring adalah terletak dibelakang mulut dibawah
palatum lunak, dimana dinding lateralnya saling
berhubungan.
(3) Bagian bawah sekali dinamakan laringofaring.
c) Laring
Laring atau pangkal tenggorok merupakan jalinan
tulang rawan yang di lengkapi dengan otot,membran jaringan
ikat dan ligamentum. Bagian atas laring membentuk tepi
14
epiglotis.Lipatan dari epiglotis aritenoid dan dari sebelah
bawah tepi kartalogi krikoid. Tepi tulang dari pita suara asli
kiri dan kanan membatasi daerah epiglotis disebut
supraglotis dan bagian bawah disebut subglotis.
Rangka laring terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut :
(1) Kartilago tiroidea : terdiri atas dua lamina yang
membuat sudut tepi dorsal.Tiap lamina sebagai kornu ke
kranial kornu superior dan kornu inferior ke kaudal.
(2) Kartilago krikoidea : berbentuk cincin, memiliki
bagian ventral yang sempit disebut arkus, sedangkan
bagian yang lebar disebut lamina.
(3) Kartilago artinodea : sepasang tulang rawan
berbentuk segitiga dengan apeks di kranial.
(4) Kartilago epiglotika : berbentuk sebagi kaudal
memancing di sebut peptiolus.
(5) Os hioid dan kartilagines : Laring (tulang) lidah
bentuknya seperti tapak kuda (Syaifuddin,2009).
2) Saluran Pernapasan Bawah
a) Trachea
Trakea atau batang tenggorok merupakan lanjutan
dari laring yang di bentuk oleh 16 samapai 20 cincin yang
terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku
kuda (huruf C).Sebelah dalam diliputi oleh selaput lender yang
berbulu getar yang di sebut sel bersilia, hanya bergerak ke arah
15
luar.Panjang trakea 9-11 cm dan di belakang terdiri dari
jaringan ikat yang di lapisi oleh otot polos.
Sel-sel bersi gunanya untuk mengeluarkan benda-
benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara
pernapasan.Yang memisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan
kanan disebut karina.
b) Bronkus
Bronkus atau cabang tenggorokan merupakan lanjutan
dari trakea, ada dua buah yang terdapat pada ketinggian
vertebra torakalis IV dan V, mempunyai struktur serupa
dengan trakea dan di lapisi oleh jenis set yang sama. Bronkus
itu berjalan ke bawah dan ke samping kearah tumpuk paru-
paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar dari pada
bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang.
Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang kanan
terdiri dari 9-12 cincin mempunyai 2 cabang.Bronkus
bercabang-cabang, cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus
(bronkioli).Pada bronkioli tidak terdapat cincin lagi, dan pada
ujung bronkioli terdapat gelembung paru/gelembung hawa atau
alveoli (Syaifuddin,2006).
c) Paru-Paru
Paru-paru adalah salah satu organ system pernapasan
yang berada di dalam kantong yang dibentuk oleh pleura
parietalis dan pleura viseralis. Kedua paru-paru sangat lunak,
16
elastic, sifatnya ringan terapung di dalam air, dan berada dalam
rongga torak (Syaifuddin, 2009).
b. Fisiologis Sistem Pernapasan
Proses terjadinya pernapasan terbagi dalam 2 bagian yaitu
inspirasi (menarik napas) dan ekspirasi (menghembuskan napas).
Bernapas berarti melakukan inspirasi dan ekspirasi secara
bergantian, teratur, berirama dan terus menerus. Bernapas
merupakan gerak refleks yang terjadi pada otot-otot pernapasan
refleks bernapas ini di atur olehpusat pernapasan yang terletak di
dalam sum-sum tulang penyambung (medula oblongata). Oleh
karena seseorang dapat menahan, memperlambat atau mempercepat
napasnya, ini berarti bahwa refleks bernapas dapat juga dibawah
pengaruh korteks serebri. Pusat pernapasan sangat peka terhadap
kelebihan kadar CO2 dalam darah dan kekurangan dalam darah.
Inspirasi terjadi bila muskulus diafragma telah mendapat rangsangan
dari nervus frenukus lalu mengerut datar.
Muskulus interkostalis yang letaknya miring, setelah
mendapat rangsangan kemudian mengerut dan tulang iga (kosta)
menjadi datar. Dengan demikian jarak antara sternum (tulang dada)
dan vertebra semakin luas dan melebar. Rongga dada membesar
maka pleura akan tertarik, yang menarik paru-paru sehingga tekanan
udara di dalamnya berkurang dan masuklah udara dari luar.
Ekspirasi pada suatu saat otot-otot akan kendur lagi
(diafragma akan menjadi cekung, muskulus interkostalis miring lagi)
17
dan dengan demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka
udara di dorong keluar. Jadi proses respirasi atau pernapasan ini
terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan
paru-paru.
Pernapasan dada. Pada waktu seseorang bernapas,rangka
dada terbesar bergerak, pernapasan ini dinamakan pernapasan dada.
Ini terdapat pada rangkadada yang lunak, yaitu pada orang-orang
muda dan pada perempuan.
Pernapasan perut. Jika pada wktu seseorang bernapas
diafragma turun naik, maka ini dinamakan pernapasan perut.
Kebanyakan pada orang tua, karena tulang rawanya tidak begitu
lembek dan bingkas lagi yang disebabkan oleh banyak zat kapur
mengendap di dalamnaya dan ini banyak di temukan pada pria
(Syaifuddin, 2006).
3. Etiologi
Secara umum bronchopneumonia diakibatkan penurunan
mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme pathogen.
Orang normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh
terhadap organ pernafasan yang terdiri atas : reflek glottis dan batuk,
adanya lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakan kuman keluar
dari organ, dan sekresi humoral setempat.Timbulnya bronchopneumonia
disebakan oleh virus, bakteri, jamur, protozoa, mikobakteri, mikoplasma,
dan riketsia (Sandra M. Nettiria) antara lain :
a. Bakteri : Sreptococcus, Stapphylococcus, H.Influenzae
18
b. Virus :Legionella Pneumoniae
c. Jamur :Aspergilus Spesies, Candida Albicans (Nurrarif & Kusuma,
2015).
4. Patofisiologi
Infeksi diawali karena seseorang menghirupbasil streptococcusba
kteri menyebar melalui jalan nafas menuju alveoli lalu berkembang biak
dan terlihat bertumpuk. Perkembangan streptococcus juga dapat
menjangkau sampai ke area lain dari paru-paru (lobus atas). Basil juga
melalui sisitem limfe dan aliran darah ke bagian tubuh lain (ginjal,
tulang, dan korteks serebri) diarea lain dari paru-paru (lobus atas).
Selanjutnya, system kekebalan tubuh memberikan respon dengan
melakukan reaksi inflamasi.Neutrofil dan makrofag melakukan aksi
fagositosis (menelan bakteri), sementara limfosit spesifik bakteri
menghancurkan (melisiskan) basil dan jaringan normal.Reaksi jaringan
ini mengakibatkan terakumulasinya eksudat dalam alveoli yang
menyebabkan bronkopneumonia.Infeksi awal biasanya timbul dalam
waktu 2-10 minggu setelah terpapar bakteri (Somantri, 2007).
5. Manifestasi Klinis
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi
disaluran pernafasan bagian atas selama beberapa hari.Pada tahap awal,
penderita bronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas
seperti menggigil, demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung
kemerahan, saat bernafas menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul
sianosis.Terdengar adanya krekels diatas paru yang sakit dan terdengar
19
ketika terjadi konsalidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat)(Nurarif
& Kusuma, 2015).
6. Komplikasi
a. Gagal nafas dan sirkulasi
b. Efusi pleura, empyema dan abces (Rangki & Susen, 2014).
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium :
1) Pemeriksaan darah
2) Pemeriksaan sputum
3) Analisa gas darah
4) Kultur darah
5) Sampel darah, sputum dan urin.
b. Pemeriksaan Radiologi :
1. Rontenogram Thoraks
2. Laringoskopi/bronkoskopi (Nurarif & Kusuma,2015).
8. Penatalaksanaan
a. Menjaga kelancaran pernafasan
b. Kebutuhan istrahat
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan
d. Mengontrol suhu tubuh
e. Pengobatan seperti(pemberian terapi penisilin ditambah dengan
cloramfenikol atau diberikan antibiotic)(Nurarif & Kusuma, 2015).
20
9. Pengobatan
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji
resistensi.Akan tetapi, karena hal itu perlu waktu dan pasien perlu terapi
secepatnya maka biasanya diberikan Penilsilin di tambah dengan
Cloramfenikol atau diberikan antibiotic yang mempunyai specturum luas
seperti Ampisilin.Pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5
hari. Karena sebagian besar pasien jatuh kedalam asidosis metabolic
akibat kurang makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi dengan
hasil analisis gas darah arteri (Nurarif & Kusuma, 2015).
B. Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan ilmiah yang
digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai atau
mempertahankan keadaan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang
optimal, melalui tahap pengkajian, identifikasi diagnosis keperawatan,
penentuan rencana keperawatan, serta evaluasi tindakan keperawatan
(Asmadi, 2008).
Tujuan proses keperawatan secara umum adalah untuk menyusun
kerangka konsep berdasarkan keadaan individu (klien), keluarga, dan
masyarakat agar kebutuhan mereka dapat terpenuhi (Nursalam, 2013)
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai
sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien
(Nursalam, 2013).
21
Dalam pengkajian yang dilakukan dalam tahapannya meliputi:
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data ditujukan untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan data yang penting dan akurat tentang klien, metode yang
dapat digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara, observasi
dan pemeriksaan fisik serta diagnostic (Asmadi, 2008).
Adapun data yang dikumpulkan antara lain:
1) Biodata
a) Identitas Klien
Meliputi nama, agama, umur, jenis kelamin, nomor medical
record, tanggal masuk, tanggal pengkajian, ruangan dan
diagnosa medis.
b) Identitas Penanggung Jawab
Meliputi nama ayah dan ibu, umur, pendidikan, pekerjaan,
suku/bangsa, agama, alamat, hubungan dengan anak (kandung
atau adopsi).
c) Sumber Data
(1) Klien
Klien adalah sumber data yang utama (primer) dan
perawat dapat menggali informasi yang sebenarnya
mengenai masalah kesehatan klien.
22
(2) Orang Terdekat
Pada klien yang masih anak-anak, data dapat diperoleh dari
ibu atau orang yang menjaga anak selama di rumah sakit.
(3) Catatan Klien
Catatan klien ditulis oleh anggota tim kesehatan dan dapat
dipergunakan sebagai sumber data dalam riwayat
keperawatan.
(4) Riwayat Penyakit
Pemeriksaan fisik (physical examination) dan catatan
perkembangan merupakan riwayat penyakit yang diperoleh
dari terapis.
(5) Konsultasi
Kadang-kadang terapis memerlukan konsultasi dengan
anggota tim kesehatan spesialis, khususnya dalam
menetukan diagnosis medis atau dalam merencanakan dan
melakukan tindakan medis. Informasi tersebut dapat
diambil guna membantu menegakan diagnosis medis.
(6) Hasil Pemeriksaan Diagnostik
Hasil pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik dapat
digunakan perawat sebagai data objektif yang disesuaikan
dengan masalah kesehatan klien.
(7) Catatan Medis dan Anggota Tim Kesehatan Lainnya
Anggota tim kesehatan lain juga merupakan personil yang
berhubungan dengan klien.
23
(8) Perawat Lain
Jika klien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lain,
maka perawat harus meminta data-data klien sebelumnya
kepada perawat yang dulu merawatnya.
(9) Kepustakaan
Untuk memperoleh data dasar klien yang komprehensif,
perawat dapat membaca literatur yang berhubungan
dengan masalah klien (Nursalam, 2013).
2)Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
(1) Riwayat Sebelum Masuk RS
Pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan
alasan utama individu mencari bantuan profesional
kesehatan (Wong, 2004).
(2)Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh klien pada saat
dilakukan pengkajian. Pada klien bronchopneumonia
keluhan yang sering dikeluhkan pada bayi adalah batuk,
nyeri dada, kesulitan bernafas, demam.
(3) Riwayat Keluhan Utama
Pada bronchopneumonia pada anak, keluhan utama
yang dirasakan adalah batuk, nyeri dada, kesulitan
bernapas, demam.Informasi tentang keadaan dan keluhan –
keluhanklien saat timbulserangan (onset), durasi kronologis
24
dan frekuensi serangan lokasi dan penjalaran, kualitas dan
intesitas (berat ringanya) serangan factor-faktor predisposisi
atau presipitasi, serta tindakan-tindakan yang telah
dilakukan oleh klien dan/atau keluarga untuk mengurangi
atau mengatasi keluhan. Pedoman yang digunakan adalahP,
Q, R, S, T meliputi :
P : Provokatif dan paliatif
Q:Kualitas dan kuantitas.
R : Region dan radiasi,
S : Gejala atau derajat keparahan
T : Timing (waktu) (Asmadi, 2008).
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
(1) Riwayat Kehamilan (Ante natal care)
Selama ibu klien hamil : keluhan ibu selama hamil
seperti mengidam atau muntah-muntah, pemenuhan
nutrisi yang di konsumsi oleh ibu, kenaikan berat badan
selama hamil dan imunisasi TT berapa kali.(Wong,
2004).
(2) Riwayat Kelahiran (Intra natal care)
Yang perlu diketahui yaitu tempat persalinan, penolong
persalinan, jenis dan lamanya partus, jenis pertolongan
persalinan, berat badan lahir, dan komplikasi waktu
lahir.
25
(3) Riwayat Post Kelahiran (post natal)
Yang perlu diketahui yaitu keadaan bayi lahir awal,
berat badan dan panjang badan, penilaian APGAR Skor
(warna, sianosis, pucat, ikhterik), demam, kelainan
kongenital, kesulitan menghisap, kesulitan pemberian
makan atau ASI (Wong, 2004).
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Yang perlu dikaji adalah apakah ada anggota keluarga yang
menderita malformasi anorektal, apakah ada riwayat
penyakit keturunan atau penyakit menular lainnya dalam
keluarga dengan menggunakan genogram keluarga tiga
generasi (Wong, 2004).
3) Riwayat Imunisasi
Tabel 2. Riwayat pemberian imunisasi
Vaksin Jumlah pemberian Interval Waktu pemberian
BCG 1 kali 0-11 bulan
DPT 3 kali 4 minggu 2-11 bulan
Hepaitis 3 kali 4 minggu 0-11 bulan
Polio 4 kali 4 minggu 0-11 bulan
Campak 1 kali 9-11 bulan
( Sumber: Hidayat, 2005).
4) Riwayat Tumbuh Kembang
a) Pertumbuhan Fisik Anak
Hal yang perlu diketahui yaitu berat badan selama sakit (berat
badan selama sakit biasanya menurun disebabkan oleh
absorbsi makanan di usus tengah), panjang badan,
26
jumlah gigi, lingkar kepala, lingkar lengan atas dan lingkar
dada (Wong, 2004).
b) Perkembangan Anak
Tabel 3. Perkembangan Anak Usia 0-2 Bulan
No Umur
(Bulan)
Motorik Kasar Motorik Halus
1. I Dapat memutar kepala dari
satu sisi kesisi lain bila
telungkup, mengangkat
kepala sebentar dari
tempat tidur
Refleks
menggenggam
kuat, tangan
tertutup secara
umum.
2. 2 Bila telungkup, dapat
mengangkat kepala hampir
45 derajat dari meja,
menunjukan posisi reflesks
leher tonik asimetris
secara intermiten.
Tangan sering
terbuka dan
releks menggengg
am menghilang
Sumber : (Wong, 2004)
5) Riwayat Nutrisi
Yang perlu ditanyakan adalah riwayat pemberian
ASI, pemberian susu formula, pemberian makanan tambahan
dan pola perubahan nutrisi tiap tahapan usia (Wong, 2004).
6) Riwayat Psikososial
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien
dan keluarga (orangtua) untuk menilai respon terhadap
penyakit yang diderita dan perubahan peran dalam keluarga
dan masyarakat serta respon atau pengaruh dalam kehidupan
sehari-hari. Baik dalam keluarga maupun masyarakat, apakah
ada dampak yang timbul pada klien dan orang tua, yaitu
timbul seperti ketakutan akan kecacatan, rasa cemas, rasa
ketidakmampuanuntuk melakukan aktivitas secara optimis.
27
7) Riwayat Spritual
Yang dikaji adalah ketaatan anak dalam beribadah
dan menjalankan kepercayaan, support dalam keluarga dan
ritual yang biasa dijalankan oleh klien dan keluarga.
8) Reaksi Hospitalisasi
Dikaji tentang pemahaman keluarga sakit dan rawat
inap, perasaan orang tua, siapa yang menjaga anak dan
bagaimana rasanya dirumah sakit.
9) Pola Aktivitas Sehari-Hari
a) Nutrisi
Yang perlu dikaji adalah bagaimana kebiasaan
makan klien apakah ada perubahan sebelum dan selama
di Rumah sakit, riwayat pemberian ASI, pemberian
makanan tambahan, nafsu makan biasanya berkurang,
kaji apakah ada mual/muntah dan keadaan umum lemah
(Wong, 2004).
b) Eliminasi
Bagaimana pola eliminasi BAB, BAK apakah ada
perubahan setelah sakit. Pada bronchopneumonia
karakteristik feses berubah sesuai dengan jenis makanan
yang ditambahkan dalam diet.
c) Istirahat dan Tidur
Pada bronchopneumonia anak akan susah tidur
karena rangsangan batuk yang terus menerus.
28
d) Personal Hygiene
Pada bronchopneumonia yang melakukan
personal hygiene adalah orang tua karena dalam fase
akut klien dengan bronchopneumonia terdapat
kelemahan.
e) Aktivitas
Akan terjadi kelemahan otot akibat dari
penurunan suplai oksigen yang masuk dalam tubuh dan
penurunan masukan nutrisi.
10) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik (physical examination) dalam
pengkajian keperawatan dipergunakan untuk memperoleh
data objektif dari klien (Nursalam, 2013).
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui empat
teknik, yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
(IPPA). Penjelasan mengenai teknik-teknik pemeriksaan fisik
tersebut adalah sebagai berikut (Nursalam, 2013).
Inspeksi : Inspeksi merupakan proses observasi yang
dilaksananakan secara sistematik.
Palpasi : Palpasi merupakan teknik pemeriksaan dengan
menggunakan indera peraba.
Perkusi : Perkusi merupakan teknik pemeriksaan dengan
mengetuk-ngetukkan jari perawat (sebagai alat
untuk menghasilkan suara) ke bagian tubuh klien
29
yang akan dikaji untuk membandingkan bagian
yang kiri dengan yang kanan.
Auskultasi : Auskultasi merupakan teknik pemeriksaan
dengan menggunakan stetoskop untuk
mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh.
Dalam pemeriksaan fisik hal yang perlu dikaji adalah sebagai
berikut:
a) Keadaan Umum
Biasanya anak dengan bronkopneumonia akan
datang dengan adanya keluhan sesak nafas berat, dengan
keadaan umum yang buruk, kaji mengenai tingkat
kesadaran.
b) Kesadaran
Pada umumnya tingkatan kesadaran terdiri dari
enam tingkatan yaitu:
(1) Terjaga :Normal
(2) Sadar :Dapat tidur lebih dari biasanya atau sedikt
bingung saat pertama kali terjaga tetapi beriorentasi
sempurna ketika bangun.
(3) Letargi :Mengantuk tetapi dapat mengikuti perintah
sederhana ketika di rangsang.
(4) Stupor : sangat sulit untuk di bangunkan, tidak
konsisten dalam mengikuti perintah sederhan atau
berbicara satu kata atau frase pendek.
30
(5) Semikomatosa:Gerak bertujuan ketika di rangsang
tidak mengikuti perintah.
(6) Koma : Dapat berespons dengan postur secara reflex
ketika distimulasi atau dapat tidak berespons pada
setiap stimulus(Muttaqin, 2008).
c) Tanda-Tanda Vital
Pada umumnya penderita bronchopneumonia, suhu
terkadang meningkat di ats 37,5 ᵒc, dan pernapasan yang
meningkat diatas 60x/menit. (Nurarif & Kusuma, 2015).
d) Pengkajian Antropometri
Pada pemeriksaan antopometri didapatkan tinggi badan,
berat badan, lengan atas, lingkar perut, lingkar dada.
Untuk berat badan biasanya di nilai dengan melihat angka
dari berat badan ideal ( BBI ) (Wong, 2004).
Pemeriksaan Antropometri :
(1) Berat Badan :
berat badan bayi lahir normalnya mencapai 2500 -
3000 gram. Dan BBI normal dengan umur 0-2 bulan =
5,0-5,5 kg.
(2) Panjang Badan/Tinggi Badan :
Tinggi anak kurang dari 2 tahun disebut dengan
panjang badan. Pada bayi baru lahir panjang badan
rata-rata sebesar ± 50 cm.
31
(3) Lingkar Kepala :
Ukuran lingkar kepala secara normalnya adalah 34 –
35 cm.
(4) Lingkar Lengan Atas
Saat lahir lingkar lengan atas sekitar 9,5-13,5 cm.
(5) Lingkar Dada :
pada anak yang lebih besar dan berbaring pada bayi,
normalnya lingkar dada pada bayi baru lahir adalah
30,5 – 33 cm (Djitowiyono, 2010).
Menurut Djitiwiyono (2010), untuk menentukan BB
normal 1-2 bulan, dapat digunakan rumus Berat
Badan Ideal (BBI) = umur 2 bulan + 9 : 2.
Tabel 3 . Berat Badan Ideal (BBI) dalam Kategori
No. Umur (Bulan)
Kategori
Normal Kurus
Sangat
Kurus
1. 1 3,0 - 4,3 2,6 – 2,9 < 2,5
2. 2 3,5 – 5,0 2,9 – 3,4 < 2,9
Sumber : (Djitowiyono, 2010)
e) Pemeriksaan Fisik Secara Persistem
(1) Sistem Pernapasan
Kemungkinan besar didapatkanretraksi
interkosta dan adanya penggunaan otot-otot
pernapasan saat bernafas. Adanya nyeri dada saat
bernapas diperlihatkan dengan kondisi bayi yang
gelisah, sering menangis dan terlihat meringis.
Adanya lendir pada saat batuk. Kaji kesimetrisan
32
ekspansi paru, suara nafas ronchi atau wheezing. Pada
umumnya frekuensi pernapasan meningkat. Frekuensi
pernapasansecara normal pada bayi yaitu:
(a) Neonatus: 40-60x/menit
(b) Infant : 30-60x/menit
(c) Toddler : 24-40x/menit(Nurarif & Kusuma,
2015).
(2) Sistem Kardivaskuler
Kaji adanya takikardi, irtabilita. Kaji kesimetrisan
ekspansi paru, suara nafas ronchi atau wheezing serta
irama jantung.
(3) Sistem Pencernaan
Kajikebiasaanbayi : malas minum atau makan,
muntah, berat badan menurun, lemah. Pada orang tua
yang dengan tipe keluarga anak pertama, mungkin
belum memahami tentang tujuan dan cara pemberian
makanan/cairan personde.
(4) Sistem Muskuloskeletal
Kaji tonus otot, lemah secara umum.
(5) Sistem Indera
Pada umumnya yang perlu dikaji yaitu kesimetrisan,
ketajaman penglihatan, lapang pandang, konjungtiva
anemis atau tidak, sklera icterus, bentuk hidung,
33
adanya sekret pada hidung atau tidak, bentuk telinga,
adanya nyeri tekan atau tidak(Engel. J, 2009).
(6) Sistem Endokrin
Pada awal penyakit umumnya tidak ada kelainan,
adanya kaku kuduk apabila sudah mencapai stadium
lanjut dan penurunan kesadaran akibat bakterinemia
dan meningitis, pembesaran kelenjar getah bening
sebagai reaksi imunologi terhadap infeksi.
(7) SistemSaraf
Nervus yang perlu dikaji pada anak adalah:
(a) Nervus III, IV, dan VI (Okulomotorius,
Troklearis, Abdusen) yaitu kontriksi pupil,
gerakan mata ke bawah dan ke dalam, deviasi
mata ke lateral..
(b) Nervus V (Trigeminus) yaitu refleks kornea atau
refleks mengedip.
(c) Nervus VII (Fasialis) yaitu otot-otot ekspresi
wajah termasuk otot dahi, sekeliling mata serta
mulut.
(d) Nervus VIII (Auditorius) yaitu pendengaran.
(e) Nervus IX dan X (Glosofaringeus dan Vagus)
yaitu reflex menelan.
(f) Nervus XI (Asesorius) yaitu pergerakan kepala
dan bahu.
34
(g) Nervus XII (Hipoglasus) pergerakan lidah
(Muttaqin, 2008).
(8) Sistem Perkemihan
Kaji kebersihan genitalia.
(9) Sistem Imun
Kaji adanya pembesaran dan nyeri tekan pada
kelenjar limfe.
(10)Sistem Integument
Pada umumnya yang perlu dikaji yaitu warna kulit
dan distribusi rambut, adanya pembengkakan atau
tidak, suhu dan turgor kulit (Engel. J, 2009).
f) Data Penunjang
Pada bronchopneumonia biasanya ditemukan peningkatan
leukositakibat adanya proses infeksi.
g) Terapi
Diberikan yaitu antibiotik, bronchodilator, seperti
Ambroxsol syrup dan bedrest ditempat tidur.
b. Pengelompokan Data
Pengelompokkan data adalah pengelompokkan data-data klien
atau keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan
kesehatan atau keperawatan berdasarkan kriteria permasalahannya.
35
Pengelompokkan data merupakan suatu pengaturan yang
sistematis terdiri dari :
1) Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai
suatu situasi dan kejadian.
2) Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh
perawat (Nursalam, 2013).
c. Analisa Data
Analisa data merupakan proses berfikir secara ilmiah
berdasarkan teori-teori yang dihubungkan dengan data-data yang
ditemukan saat pengkajian. Menginterprestasikan data atau
membandingkan dengan standar fisiologis setelah dianalisa, maka
akan didapat penyebab terjadinya masalah pada klien.
Analisa data terdiri dari :
1) Problem yaitu suatu masalah yang muncul dalam keperawatan
2) Etiologi yaitu penyebab dari timbulnya suatu masalah keperwatan
3) Sympton yaitu gejala yang menyebabkan timbulnya suatu
masalah.
Setelah masalah dianalisa diprioritaskan sesuai dengan kriteria
prioritas masalah untuk menetukan masalah yang harus segera diatasi
yaitu :
a) Masalah yang dapat mengancam jiwa klien
b) Masalah aktual
c) Masalah potensial atau resiko tinggi
36
Data tersebut dapat diperoleh dari keadaan klien yang tidak
sesuai dengan standar kriteria yang sudah ada. Untuk itu perawat
harus jeli dan memahami tentang standar keperawatan sebagai bahan
perbandingan, apakah keadaan kesehatan klien sesuai atau tidak
dengan standar yang ada.
d. Prioritas Masalah
Prioritas masalah dituliskan dalam urutan tertentu untuk
memudahkan pengurutan diagnosa keperawatan berkaitan yang
dipilih, yang tersaji dalam pedoman perawatan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang
menjelaskan respons manusia (status kesehatan atau risiko perubahan
pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas
dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk
menjaga status kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah, dan
mengubah (Nursalam, 2013).
Adapun diagnosis keperawatan yang muncul pada anak dengan
bronkopneumonia (Doenges, 2000) adalah:
a. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum.
b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolar-kapiler (efek inflamasi).
37
c. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia,
perlengketan secret pernapasan).
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigenatau kelelahan yang berhubungan
dengan gangguan pola tidur.
e. Nyeri dada berhubungan dengan inflamasi parenkim paru.
f. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metaboliksekunder terhadap demam dan proses infeksi.
g. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebihan (demam).
h. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan
berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah.
3. Perencanaan
Rencana intervensi keperawatan adalah desain spesifik dari
intervensi yang disusun untuk membantu klien dan mencapai kriteria hasil.
Rencana intervensi tersebut disusun berdasarkan komponen penyebab dari
diagnosis keperawatan. Oleh karena itu rencana intervensi harus
mendefinisikan suatu aktivitas yang diperlukan untuk membatasi faktor-
faktor penunjang suatu masalah (Nurasalam, 2013).
Menurut (Doenges, 2000) rencana keparawatan yang muncul
berdasarkan diagnosis yang ada adalah:
a. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum.
38
Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif kembali
Kriteria hasil : Menunjukkan jalan napas paten dengan bunyi napas
bersih, tidak ada dispnea, sianosis
Tabel 5. Intervensi dan Rasional Bersihan Jalan Nafas tak Efektif
Intervensi Rasional
1. Kaji frekuensi atau kedalaman
pernafasan dan gerakan dada
1. Takipnea, pernafasan dangkal dan
gerakan dada tak simetris sering
terjadi karena ketidaknyamanan
gerakan dinding dada dan/atau cairan
paru
2. Auskultasi area paru, catat area
penurunan atau tak ada aliran udara
dan bunyi napas adventisius, misalnya
krekels, mengi
2. Suara mengi mengindikasikan
terdapatnya penyempitan bronkus
oleh sputum. Penurunan aliran udara
terjadi pada area konsolidasi dengan
cairan. Bunyi napas bronkila (normal
pada bronkus) dapat juga terjadi pada
area konsolidasi. Krekels, ronchi,
dan mengi terdengar pada insoirasi
dan/atau ekspirasi pada respons
terhadap pengumpulan caiaran,
secret kental, dan spasme jalan
napas/obstruksi.
3. Bantu pasien latihan napas sering.
Tunjukan/bantu pasien mempelajari
melakukan batuk, misalnya menekan
dada dan batuk efektif sementara
posisi duduk tinggi.
3. Napas dalam memudahkan ekspansi
maksimum paru-paru atau jalan
napas lebih kecil. Batuk adalah
mekanisme pembersihan jalan napas
alami, membantu silia untuk
mempertahankan jalan napas paten.
Penenkanan menurunkan
ketidaknyamanan dada dan posisi
duduk memungkinkan upaya napas
lebih dalam dan lebih kuat
4. Section sesuai indikasi 4. Merangsang batuk atau pembersihan
jalan napas secara mekanik pada
pasien yang tak mampu melakukan
karena batuk tak efektif atatu
penurunan tingkat kesadaran.
5. Berikan cairan sedikitnya 2500
ml/hari (kecuali kontra indikasi),
tawarkan air hangat dari pada dingin
5. Cairan (khususnya yang hangat)
memobilisasi dan mengeluarkan
sekret
6. Kolaborasi dalam pemberian obat
sesuai indikasi: mukolitik,
ekspektoran, bronkodilator, analgesik
6. Alat untuk menurunkan spasme
bronkus dengan mobilisasi secret.
Analgesik diberikan untuk
memperbaiki batuk dengan
menurunkan ketidaknyamanan terapi
harus digunakan secara hati-hati,
39
karena dapat menurunkan upaya
batuk/menekan pernapasan
Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien Edisi 3.
b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolar-kapiler (efek inflamasi).
Tujuan : Pertukaran gas kembali normal
Kriteria hasil : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi
jaringan dengan GDA dalam rentang normal dan tak
ada gejala distress pernapasan.
Tabel 6. Intervensi dan Rasional Kerusakan Pertukaran Gas
Intervensi Rasional
1. Kaji frekuensi, kedalaman, dan
kemudahan bernafas
1. Manifestasi distress pernapasan
tergantung pada/indikasi derajat
keterlibatan paru dan status
kesehatan umum
2. Observasi warna kulit, membran
mukosa, dan kuku, catat adanya
sianosis perifer (kuku) atau sianosis
sentral (sirkumoral)
2. Sianosis kuku menunjukan
vasokonstriksi atau respons tubuh
terhadap demam/menggigil.
Namun sianosis daun telinga,
membran mukosa, dan kulit sekitar
mulut (membran hangat)
menunjukkan hipoksemia sistemik
3. Kaji status mental 3. Gelisah, mudah terangsang,
bingung dan samnolen dapat
menunjukka hipoksemia/penurunan
oksigenasi serebral
4. Awasi frekuensi jantung atau irama 4. Takikardia biasanya ada sebagai
akibat demam atau dehidrasi tetapi
dapat sebagai respon terhadap
hipoksemia
5. Awasi suhu tubuh, sesuai indikasi 5. Demam tinggi sangat
meningkatkan kebutuhan metabolic
dan kebutuhan oksigen dan
mengganggu oksigenasi seluler
6. Kaji tingkat ansietas 6. Ansietas adalah manifestasi
masalah psikologi sesuai dengan
respon fisiologi terhadap hipoksia
40
7. Kolaborasi dalam pemberian terapi
oksigen dengan benar
7. Tujuan terapi oksigen adalah
mempertahankan PaO2 diatas 60
mmHg (normal PaO2 80-100).
Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien Edisi 3.
c. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia,
perlengketan secret pernapasan)
Tujuan : Mencegah terjadinya penyebaran infeksi
Kriteria hasil : Mencapai waktu perbaikan infeksi berulang tanpa
komplikasi
Tabel 7. Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi terhadap Penyebaran Infeksi
Intervensi Rasional
1. Pantau tanda vital dengan ketat,
khususnya selama awal terapi
1. Selama periode waktu ini, potensial
komplikasi fatal (hipotensi/syok)
dapat terjadi
2. Tunjukan/dorong teknik mencuci
tangan yang baik
2. Efektif berarti menurunkan
penyebaran/tambahan infeksi
3. Batasi pengunjung sesuai indikasi 3. Menurunkan pemajanan terhadap
pathogen infeksi lain
4. Lakukan isolasi pencegahan sesuai
individual
4. Tergantung pada tipe infeksi,
respons terhadap antibiotic,
kesehatan umum pasien, dan
terjadinya komplikasi, teknik
isolasi mungkin diperlukan untuk
mencegah pentebaran/melindungi
pasien dari proses infeksi lain
5. Kolaborasi dalam pemberian
antimicrobial sesuai indikasi
dengan hasil kultur sputum/darah,
missal penisilin, eritromisin,
tetrasiklin, amikain, sefalosporin,
amantadin
5. Obat ini digunakan untuk
membunuh kebanyakan microbial
bronkopneumonia. Kombinasi
antiviral dan antijamur mungkin
digunakan bila bronkopneumonia.
Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien Edisi 3.
41
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen atau kelelahan berhubungan dengan gangguan
pola tidur.
Tujuan : Pasien dapat melakukan aktivitas seusai kondisi
Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas
yang dapat diukur dengan tak adanya dispnea,
kelemahan berlebihan, dan tanda vital dalam rentang
normal.
Tabel 8. Intervensi dan Rasional Intoleransi Aktivitas
Intervensi Rasional
1. Evaluasi respon terhadap aktivitas.
Catat laporan dispnea, peningkatan
kelemahan atau kelelahan dan
perubahan tanda vital selama dan
sesudah aktivitas
1. Menetapkan kemampuan atau
kebutuhan pasien dan memudahkan
pilihan intervensi
2. Berikan lingkungan tenang dan
batasi pengunjung selama fase akut
sesuai indiaksi
2. Menurunkan stress dan rangsangan
berlebihan serta meningkatkan
istirahat
3. Jelaskan pentingnya istirahat
dalam rencana pengobatan dan
perlunya keseimbangan aktivitas
dan istirahat
3. Tirah baring dipertahankan selama
fase akut untuk menurunkan
kebutuhan metabolic, menghemat
energy untuk penyembuhan.
Pembatasan aktivitas ditentukan
dengan respons individual pasien
terhadap aktivitas dan perbaikan
kegagalan pernapasan
4. Bantu pasien posisi nyaman untuk
istirahat dan tidur
4. Pasien mungkin nyaman dengan
kepala tinggi, tidur di kursi atau
menunduk ke depan bantal.
5. Bantu aktivitas perawatan diri
yang diperlukan. Berikan
kemajuan peningkatan aktivitas
selama fase penyembuhan
5. Meminimalkan kelelahan dan
membantu keseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen
Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien Edisi 3.
42
e. Nyeri dada berhubungan dengan kerusakan parenkim paru.
Tujuan : Nyeri dada berkurang dapat batuk efektif dan suhu
normal.
Kriteria hasil : Nyeri hilang, menunjukkan rileks, istirahat/tidur, dan
peningkatan aktivitas dengan tepat.
Tabel 9. Intervensi dan Rasional Nyeri Dada
Intervensi Rasional
1. Tentukan karakteristik nyeri,
misalnya tajam, konstan, ditusuk.
Selidiki perubahan karakter, atau
lokasi atau intensitas nyeri
1. Nyeri dada, biasanya ada dalam
beberapa derajat pada
bronkopneumonia, juga dapat
timbul komplikasi
bronkopneumonia seperti
perikarditis dan endokarditis
2. Pantau tanda vital 2. Perubahan frekuensi jantung atau
TD menunjukkan bahwa pasien
mengalami nyeri, khususnya bila
alasan lain untuk perubahan tanda
vital telah terlihat
3. Berikan tindakan nyaman misalnya
pijat punggung, perubahan posisi,
music tenang, relaksasi, atau
latihan nafas
3. Tindakan non-analgetik diberikan
dengan sentuhan lembut dapat
menghilangkan ketidaknyamanan
dan memperbesar efek terapi
analgetik
4. Kolaborasi dalam pemberian
analgetik dan antitusif sesuai
indikasi
4. Obat ini dapat digunakan untuk
menekan batuk non-produktif atau
proksimal.
Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien Edisi 3.
f. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metaboliksekunder terhadap demam dan proses infeksi.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan nafsu makan dan
mempertahankan/meningkatkan berat badan.
43
Tabel 10. Intervensi dan Rasional Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Intervensi Rasional
1. Identifikasi factor yang
menimbulkan mual/muntah,
misalnya sputum banyak, dispnea
berat
1. Sputum akan merangsang nervus
vagus sehingga berakibat mual,
dispnea dapat merangsang pusat
pengaturan di medulla oblongata
2. Berikan wadah tertutup untuk
sputum dan buang sesering
mungkin. Berikan atau bantu
kebersihan mulut setelah muntah
2. Menghilangkan tanda bahaya,
rasa, bau dari lingkungan pasien
dan dapat menurunkan mual
3. Jadwalkan pengobatan
pernapasan sedikitnya 1 jam
sebelum makan
3. Menurunkan efek mual yang
berhubungan dengan pengobatan
ini
4. Auskultasi bunyi usus. Observasi
atau palpasi distensi abdomen
4. Bunyi usus mungkin
menurun/tidak ada bila proses
infeksi berat atau memanjang.
Distensi abdomen terjadi sebagai
akibat menelan udara atau
menunjukkan pengaruh toksin
bakteri pada saluran
gastrointestinal
5. Berikan makanan porsi kecil dan
sering
5. Tindakan ini dapat meningkatkan
masukan meskipun nafsu makan
mungkin lambat untuk kembali
6. Evaluasi status nutrisi umum,
ukur berat badan dasar
6. Adanya kondisi kronis (seperti
PPOM atau alkoholisme) atau
keterbatasan keuangan dapat
menimbulkan malnutrisi,
rendahnya tahanan terhadap
infeksi dan atau lambatnya
respons terhadap terapi
Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien Edisi 3.
g. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebihan (demam).
Tujuan : Agar terjadi keseimbangan cairan
Kriteria hasil : Menunjukkan keseimbangan cairan dibuktikan
dengan parameter individual yang tepat, misalnya
membran mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian
kapiler cepat, tanda vital stabil.
44
Tabel 11. Intervensi dan Rasional Kekurangan Volume Cairan
Intervensi Rasional
1. Kaji perubahan tanda vital,
contoh peningkatan suhu/demam
memanjang, takikardia
1. Peningkatan suhu/memanjangnya
demam meningkatkan laju metabolic
dan kehilangan cairan melalui
evaporasi.
2. Kaji turgor kulit, kelembaban
membran mukosa (bibir, lidah)
2. Indikator langsung keadekuatan
volume cairan, meskipun membran
mukosa mulut mungkin kering
karena napas mulut dan oksigen
tambahan
3. Catat laporan mual/muntah 3. Adanya gejala ini menurunkan
masukan oral
4. Pantau masukan dan keluaran,
catat warna, karakter urine
4. Memberikan informasi tentang
keadekuatan volume cairan dan
kebutuhan penggantian
5. Tekankan cairan sedikitnya 2500
ml/hari atau sesuai kondisi
individual
5. Pemenuhan kebutuhan dasar cairan,
menurunkan risiko dehidrasi
6. Kolaborasi dalam pemberian obat
sesuai indikasi, misalnya
antipiretik atau antiemetik
6. Berguna menurunkan kehilangan
cairan
7. Kolaborasi dalam pemberian
cairan tambahan IV sesuai
keperluan
7. Pada adanya penurunan
masukan/banyak kehilangan,
penggunaan parenteral dapat
memperbaiki/mencegah kekurangan
Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien Edisi 3.
h. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan
berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah.
Tujuan : Meningkatkan pemahaman kondisi dan proses
penyakit
Kriteria hasil : Melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi
dalam program pengobatan.
Tabel 12. Intervensi dan Rasional Kurang Pengetahuan Mengenai Kondisi dan
Kebutuhan Tindakan
Intervensi Rasional
1. Diskusikan aspek
ketidakmampuan dari penyakit,
lamanya penyembuhan, dan
1. Informasi dapat meningkatkan
koping dan membantu menurunkan
ansietas dan masalah berlebihan.
45
harapan kesembuhan.
2. Tekankan pentingnya
melanjutkan batuk efektif/latihan
pernapasan
2. Selama awal 6-8 minggu setelah
pulang, pasien berisiko besar untuk
kambuh dari bronkopneumonia
3. Tekankan perlunya melanjutkan
terapi antibiotic selama periode
yang dianjurkan
3. Penghentian dini antibiotic dapat
mengakibatkan iritasi mukosa
bronkus, dan menghambat makrofag
alveolar, mempengaruhi pertahanan
alami tubuh melawan infeksi
4. Buat langkah untuk
meningkatkan kesehatan umum
dan kesejahteraan, misalnya
istirahat dan aktivitas seimbang,
diet baik, menghindari
kerumunan selama musim
pilek/flu dan orang yang
mengalami infeksi saluran napas
atas
4. Meningkatkan pertahanan
alamiah/imunitas, membatasi
terpajan pada patogen
Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien Edisi 3.
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tujuan dari implementasi adalah membantu
klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan mencakup peningkatan
kesehatan (Nursalam, 2013).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan,
rencana intervensi, dan implementasinya. Tujuan evaluasi adalah untuk
melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan (Nursalam, 2013).
Sistem penulisan ini dapat menggunakan system SOAP atau model
dokumentasi lainnya (Nursalam, 2013).
S : Respon subjektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan.
O : Respon objektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan.
46
A : Analisa ulang atas data subjektif dan data objektif untuk
menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau ada masalah baru.
P : Perencanaan atau tindakan lanjut berdasarkan hasil analisa pada
respon.
6. Dokumentasi
Perawat memerlukan suatu standar dokumentasi sebagai petunjuk
dan arah terhadap cara penyimpanan dan teknik pendokumentasian yang
benar. Oleh karena itu standar tersebut harus dipahami oleh rekan sejawat
dan profesi kesehatan lainnya termasuk tim akreditasi (Nursalam, 2013).
Berikut poin-poin penting dalam catatan perkembangan:
S : Respon subjektif klien terhadap tindakan
O : Respon objektif klien terhadap tindakan
A : Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan
masalah
P : Perencanaan atau tindakan
I : Implementasi
E : Evaluasi
47
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Laporan Kasus
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Biodata
a) Identitas klien
Nama :By.G
Umur :2 bulan
Jenis kelamin :Perempuan
Agama :Islam
Pendidikan :Tidak ada
Suku / Bangsa :Sunda/Indonesia
Alamat :Jln. Paledang,Bandung
Tanggal Masuk RS :22-02-2016
Tanggal Pengkajian :01-03-2016
No . Register : 0004767975
Diagnosa Medis :Bronchopneumonia
b) Identitas penanggung jawab
(1) Ayah
Nama :Tn. A
Usia :30 Tahun
Pendidikan :S1
48
Pekerjaan :Wirausaha
Agama :Islam
Alamat : Jln. PaledangBandung
Hub. dengan klien :Ayah klien
(2) Ibu
Nama :Ny. T
Umur :28tahun
Jenis kelamin :perempuan
Pekerjaan : IRT
Alamat :Jln.Paledang,Bandung
Hub. dengan klien :Ibu klien
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
(1) Riwayat Sebelum Masuk Rumah Sakit
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 01 maret
2016, ibu klien mengatakan sebelum klien masuk Rumah
Sakit, anaknya mengalami sesak, batuk dan tidak bisa
diberi asi lewat mulut, dan suhu tubuh anaknya panas.
Klien langsung dibawah ke Rumah Sakit terdekat, klien
dirawat secara intensif diberikan terapi oksigen, anaknya
dipakaikan selang NGT dihidung sebelah kanan,setelah
beberapa hari keadaan klien membaik dan dibawah
pulang ke Rumah. Namun tepatnya pada tanggal 22-2-
2016 kondisi anaknya memburuk, klien sesak, batuk
49
produktif, suhu badan meningkat, sehingga dengan
kondisi tersebutorang tua klien langsung membawa
anaknya ke Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin Bandung
untuk mendapatkan pengobatan.
(2) Keluhan Utama:Sesak
(3) Riwayat Keluhan Utama
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 1
Maret 2016 ibu klien mengatakan anaknya sesak,yang
disebabkan oleh adanya lendir dihidung dan terdapat
pula di mulut, dengan frekuensi napas 60 x/menit, sesak
semakin parah apabila klien batuk.Keluhan yang
menyertai ibu klien mengatakan klien batuk dan panas
(suhu 38.o
C ) . Ibu klien mengatakan sesak terjadi dalam
waktu yang tidak menentu.
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
( 1 ) AnteNatal Care
Usia ibu saat hamil 28 tahun, ibu klien tidak
mengetahui berat badanya sebelum hamil dan selama
hamil.Selama hamil ibu memeriksakan kandungan
trimester I, II, III, secara teratur setiap 1 bulan sekali
di bidan.Ibu klien mengatakan mendapatkan imunisasi
TT 1x yaitu usia kehamilan5 bulan. Ibu klien tidak
menggunakan obat–obatan dan merokok, ibu klien
juga tidak menderita penyakit infeksi selama hamil.
50
(2) Intra Natal Care
Ibu kilen mengatakan saat melahirkan usia
kehamilanya cukup bulan, klien melahirkan di rumah,
di bantu oleh bidan, ibu klien melahirkan secara
normal.
(3) Post Natal Care
Saat lahir kondisi anak sehat dan anak lahir dengan
berat badan 2,5 Kg. Namun klien saaat lahir bidan
menyampaikan pada ibu klien bahwa anaknya banyak
mengisap air ketuban saat dalam kandungan.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang
mempunyai riwayat penyakit menular pernapasan
seperti Ispa, Pneumonia, dan Bronchopneumonia.
Dapat dilihat pada genogram tiga generasi berikut :
Bagan 1. Genogram 3 generasi
Keterangan :
= Meninggal
? ?
39 ?30 ? ??
3028
55
7 4 2bln
51
= Perempuan
= Laki-laki
= Tinggal serumah
? = Tidak diketahui
= Pasien
3) Riwayat Imunisasi
Ibu klien mengatakan anaknya belum diimunisasi.
4) Riwayat Tumbuh Kembang
a) Pertumbuhan
(1) Berat badan lahir 2,5 kg, dan berat badan sekarang 3,5
kg
(2) Tinggi badan 53 cm
b) Perkembangan
Umur klien 2 bulan
(1) Fisik motorik : Ibu klien mengatakan anaknya di
rumah aktif, sering menggerakan tangan dan kakinya,
memasukkan tangannya dalam mulut
(2) Bahasa:Ibu klien mengatakan anaknya belum bisa
mengeluarkan suara hanya suara tangisan bayi pada
umumnya.
(3) Kognitif : Ibu klien mengatakan bahwa anaknya
belum bisa mengenal dirinya.
(4) Sosialisasi : Klien belum bisa berinteraksi
5) Riwayat Nutrisi
52
Pertama kali diberi ASI sejak lahir sampai umur1
bulan.Namun dengan kondisi anatomi palatum bayi abnormal
atau(tinggi) terdapat celah palatum, sehingga klien tidak bisa
menelan, sehingga klien diberi susu formula sampai sekarang.
Pemberian susu formula diberikan dengan jumlah pemberian :
50 cc/ 3jam, cara pemberian melalui NGT.
6) Riwayat Psikososial
Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang di
alami oleh klien, ibu klien cemas dengan keadaan anaknya, ibu
klien sering bertanya tentang kondisi danpenyakit anaknya, ibu
klien mengatakan ingin anaknya cepat sembuh dan segera
pulang ke Rumah, hubungan ibu klien dengan suami baik, bila
ada masalah selalu dibicarakan bersama-sama.Hubungan ibu
kliendengan petugas kesehatan baik, terbukti ibu klien mau
menuruti anjuran yang diberikan dan dapat melakukan kerja
sama dalam melakukan tindakan.
7) Riwayat Spritual
Klien dilahirkan dalam keluarga beragamaIslam. Orang
tua klien selalu berdoa untuk kesembuhan anaknya dan segera
pulang untuk segera berkumpul bersama keluarga dirumah.
8) Reaksi Hospitalisasi
53
Ibu klien ingin anaknya cepat sembuh dan segera pulang
dirumah, ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang
diderita anaknya, ibu klien mengatakan cemas dengan keadaan
anaknya, ibu klien nampak cemas dan sering menanyakan
tentang penyakit anaknya, serta kapan anaknya akan sembuh
dan bisa pulang kerumah.
9) Pola Aktifitas Sehari– hari
Tabel 13. Pola aktivitas sehari-hari
Jenis kegiatan Sebelum MRS Sesudah MRS
Nutrisi :
a. Jenis
b. Frekuensi
c. Keluhan
Susu formula
70cc/ 3jam
(5x/hari) (dot).
Ibu klien
mengatakan saat
diberi susu lewat
oral, sering keluar
Susu formula
3 jam sekali 50cc/sonde
(NGT), 5x/hari
Ibu klien mengatakan saat
diberi susu lewat NGT
terkadang klien
memuntahkanya lewat
mulut.
Eliminasi
BAB
a. Frekuensi
b. Konsistensi
c. Bau
d. Warna
e. keluhan
BAK
a. Frekuensi
b.Bau
c. Warna
d.Keluhan
1-2 kali sehari
Lunak
Khas
Kuning
Tidak ada
2-3 kali sehari
Khas
Kuning
Tidak ada
1-2 kali sehari
Lunak
Khas
Kuning
Tidak ada
2-3 kali sehari
Khas
Kuning
Tidak ada
Istrahat dan tidur
a. Tidur siang
b.Tidur malam
c. Keluhan
11.00-13.00
21.00- 03.00
Ibu klien
mengatakan
anaknya sering
terbangun
09.00-11.00
20.00-22.00
Ibu klien mengatakan
klien mudah terbangun
karena batuk
Personal Higiene
a. Mandi
b.Mencuci rambut
c. Gunting kuku
d.Keluhan
2x sehari
2x seminggu
1x seminggu
Tidak ada
Klien belum pernah
mandi,hanya dilap
menggunakan waslap.
Klien belum cuci rambut
Klien belum potong kuku
selama di RS
a. Ibu klien mengatakan
klien belum mandi
54
hanya dilap memakai
waslap3x/ hari
b. Ibu klien mengatakan
anaknya belum gunting
kuku
10) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum : Lemah
b) Kesadaran :Compos mentis, GCS = 15 (E4 V5
M6).
c) Tanda-Tanda Vital :
N :90X/Menit
S :38o
C
P :60 X/Menit saat memakai oksigen 1 liter/nasal
d) Pemeriksaan Antropometri
(1) Tinggi badan :53 Cm
(2) Berat badan :3,5 Kg
(3) Lingkar kepala :33 Cm
(4) Lingkar dada :25 Cm
(5) Lingkar perut :35 Cm
(6) Lingkar lengan atas :12 Cm
(7) BBI = 2 + 9
2
= 5,5 Kg (Normal).
e) Pemeriksaan Secara Persistem :
55
(1) Sistem Pernapasan
Klien batuk, pola napas cepat dengan frekuensi 60 x /
menit saat memakai oksigen 1 liter/nasal,bentuk dada
simetris kiri dan kanan, bentuk hidung simetris, tidak
ada pernapasan cuping hidung, terdapat penumpukan
secret berlebih pada jalan napas terutama pada
hidung,tampak adanya penggunaan otot-otot bantu
pernapasan, perkusi dada resonan dan auskultasi
terdengar suara ronchi, terpasang oksigen sebanyak 1
liter/menit menggunakan nasal kanul.
(2) Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva pucat, sklera berwarna putih, tidak
terdapat peningkatan vena jugularis, CRT kurang
dari 2 detik, bunyi jantung I dan II terdengar jelas,
tidak ada bunyi jantung tambahan, tidak ada
pembesaran jantung.
(3) Sistem Pencernaan
Mukosa bibir nampak kering, belum ada
pertumbuhan gigi, tidak ada stomatitis, kemampuan
menelan tidak baik karena abnormalnya palatum,
bentuk abdomen datar, tidak teraba adanya masa,
abdomen terdengar suara timpani, peristaltik usus 10
x / menit.
(4) Sistem Muskuloskeletal
56
Tidak ada keterbatasan gerak pada persendiaan, tidak
ada kifosis, lordosis, ataupun skoliosis.
(a) Ekstremitas Atas
Bentuk simetris kiri dan kanan, terpasang IVFD
Wida D5 (mikro) ditangan kiri, kuku tangan
terlihat panjang dan bersih, refleks trisep +/+,
refleks bisep+/+, ada sensasi halus /kasar,
kekuatan otot 5/5 tidak terdapat edema.
(b) Ekstremitas Bawah
Bentuk simetris kiri dan kanan, kuku kaki terlihat
panjang dan bersih, refleks patella +/+, refleks
achiles +/+, refleks babinski +/+, kekuatan otot
5/5 tidak terdapat edema.
(5) Sistem Indra
(a) Mata : mata simetris kiri dan kanan,konjungtiva
tampak pucat, tidak ada pembengkakan pada
mata, sklera tampak ikterus, tidak ada nyeri
tekan dan tidak ada benjolan.
(b) Hidung :simetris antara kiri dan kanan,
tidakterdapat pernapasan cuping hidung,
nampakterdapat secret berlebih, tidak ada nyeri
tekan dan tidak ada masa atau benjolan, tampak
terpasang selang NGT pada hidung sebelah
kanan.
57
(c) Telinga : simetris antara kiri dan kanan,
artikula nampak bersih, lubang telinga bersih,
tidak ada nyeri tekan pada artikula, tidak ada
masaatau benjolan, tidak ada nyeri tekan pada
kelenjar mastoid.
(d) Lidah :lidah tampak bersih
(e) Kulit :warna kulit putih, tidak terlihat lesi, kulit
klien teraba lengket dan kusam, kulit teraba
panas dengan suhu tubuh 38o
C, tidak ada
edema.
(6) Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid dan
parathyroid dan tidak ada tanda–tanda gangguan
hipertiroid.
(7) Sistem Perkemihan
Nampak bersih dan tidak ada kelainan pada sistem
reproduksinya.
(8) Sistem Imun
Terjadi penurunan daya tahan tubuh selama sakit
ditandai dengan anak mengalami kelemahan fisik.
(9) Sistem Saraf
(a) Nervus I (olfaktorius)
Klien belum dapat membedakan bau.
(b) Nervus II (optikus)
58
Fungsi penglihatan belum baik karena umur
masih 2 bulan.
(c) Nervus III, IV, dan VI (okulomotorius,
trokhearis, abdusen)
Klien belum bisa menggerakan matanya.
(d) Nervus V (trigeminus)
Klien belum dapat mengunyah, reflex menelan
kurangbaik, karena abnormalnya palatum
kliendan terdapat celah.
(e) Nervus VII (facialis)
Bentuk wajah oval klien belum dapat
menbedakan rasa manis, asin dan pahit karena
klien masih berumur 2 bulan.
(f) Nervus VIII (akustikus)
Klien belum bisa mendengar.
(g) Nervus IX dan X (glosoparingeus dan vagus)
Klien belum bisa berbicara hanya
mengeluarakan suara seperti tangisan mengingat
umur klien masih 2 bulan.
(h) Nevus XI (aksesorius)
59
Klien belum bisa mendengarkan arahan untuk
menoleh ke kiri dan kanan,namun nampak klien
dapat melakukanya.
(i) Nervus XII (hipoglosus)
Klien nampak dapat menggerakan lidahnya
(10) Sistem Integumen
Kulit tampak lengket dan kusam, akral teraba panas,
suhu tubuh 38o
C
11) Data Penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium
Tabel 14.pemeriksaan laboratorium tanggal 23 februari 2016
No. Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
1. Darah rutin
a. Hemoglobin
b.Hemotokrit
c. Eritrosit
d.Leukosit
e. Trombosit
10,6
33
360
9.000
711.000
11,5-13,5
44-62
4,76-6,95
9.000-30.000
150.0000-450.000
g/dl
%
Juta/dl
/mmᶾ
/ mmᶾ
2. Indeks eritrosit
a. MCV
b.MCH
c. MCHC
91,7
29,4
32,1
85-123
28-40
29-37
Fl
Pg
%
3. Hitung jenis
leukosit
a. Basofil
b.Esinofil
c. Batang
d.Segmen
e. Limfosit
f. Monosit
g. Metamielosit
0
6
1
37
45
10
0,1-1
1-6
3-5
67-87
22-37
2-10
%
%
%
%
%
%
Keterangan :
Eritrosit : Polikromasi pada populasi, hormokrom
anisotosis.
Leukosit : Jumlah cukup.
Trombosis: Jumlah meningkat tersebar.
60
b) Pemeriksaan Radiologi
(1) Foto Thoraks tanggal 22 februari 2016
Kesan :
(a) Pneumonia kanan
(b) Bronkopneumonia kanan
(c) Tidak Nampak kardiomegali
12) Pengobatan
a) IVFD wida D5 Glukosa : 4 gtt/menit
b) Cefotaxim : 1 gr/vial 3x200 mg/iv
c) Cloxalin: 1 gr/vial 4x200 mg/iv
d) Nebulizer (ventolin, 2,5mg) :8 jam sekali dengan Nacl
3%.
e) Teraphy suction: 3x/hari
b. Pengelompokan Data
1) Data Subyektif
a) Ibu klien mengatakan anaknya sesak .
b) Ibu klien mengatakan klien mengeluarkan lendir (secret)
pada hidung dan mulut klien.
c) Ibu klien mengatakan anaknyabatuk.
d) Ibu klien mengatakan anaknya panas.
e) Ibu klien mengatakan klien diberi susu memakai NGT,
karena tidak bisa melalui mulut dikarenakan abnormalnya
palatum (terdapat celah).
61
f) Ibu klien mengatakan anaknya mudah terbangun karena
batuk.
g) Ibu klien mengatakan selama di Rumah sakit klien belum
mandi hanya di lap dengan waslap.
h) Ibu klien mengatakan anaknya selama diRS belum potong
kuku.
i) Ibu klien mengatakan cemas dengan keadaan anaknya.
j) Ibu klien mengatakan ingin anaknya cepat sembuh dan
segera pulang.
2) Data Objektif
a) Frekuensi napas 60 x/menit saat memakai oksigen 1
liter/nasal
b) Tampak menggunakan otot-otot bantu pernapasan
c) Tampak terpasang 02 (nasal kanul) 1 lpm
d) Tampakterdapat secret dan mengeluarkan lendir pada
hidung dan mulut.
e) Terdapat bunyi nafas tambahan yaitu bunyi ronkhi(+)
f) Akral teraba panas
g) Mukosa bibir kering
h) Suhu 38o
C
i) Penurunan reflek menelan karena palatum
abnormal/terdapat celah
j) BBI : 5,5 kg (Normal)
k) Tampak terpasang selang NGT pada hidung sebelah kanan
62
l) Tampak klien mudah terbangun
m) Konjungtiva pucat
n) HB : 10,6 g/dl.
o) Kulit klien teraba lengket dan kusam
p) Tampak kuku tangan dan kaki klien panjang dan bersih
q) ibu klien tampak cemas
r) Tampak ibu klien sering bertanya mengenai kondisi anaknya
c. Analisa Data
Tabel 15. Analisa Data
No Simpton Etiologi Problem
1. Data subyektif :
a. Ibu klien mengatakan
anaknya sesak
b. Ibu klien mengatakan
klien banyak
mengeluarakan lendir
di hidung dan mulut
c. Ibu klien mengatakan
anaknya batuk
Data obyektif :
a. Terdapat secret dan
mengeluarakan lender
pada hidung dan
mulut
b. Frekuensi napas 60
x/menit
c. Tampak menggunakan
otot-otot bantu
pernapasan
d. Terdapat bunyi napas
tambahan yaitu
ronkhi (+)
e. Tampak terpasang
oksigen nasal kanul 1
lpm.
Masuknya bakteri/virus kesaluran
pernapasan atas
Infeksi saluran pernapasan bawah
Kuman berlebih di bronkus
Proses peradangan
Akumulasi secret di bronkus
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Bersihan jalan
nafas tidak
efektif
2. Data subyektif :
a. Ibu klien mengatakan
klien panas
Data obyektif :
a. Akral teraba panas
b. Mukosa bibir kering
c. Suhu38o
C
Infeksi saluran pernapasan bawah
Adanya Inflamasi/peradangan di
bonkus
Hipertermi
Perubahan suhu
tubuh
63
Perubahan suhu tubuh
3. Data subyektif :
a. Ibu klien mengatakan
anaknya di beri susu
melalui NGT, tidak
bisa melalui
oral,karena
abnormalnya palatum
tinggi (terdapat
celah).
Data Obyektif :
a. Penurunan refleks
menelan karena
abnormalnya palatum
b. BBI : 5,5 kg
c. Tampak terpasang
selang NGT pada
hidunh sebelah kanan
Abnormalnya palatum,tinggi, (terdapat
celah)
Nutrisi yang masuk melalui oral
sedikit
Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan
Perubahan pola nutrisi
Perubahan Pola
Nutrisi
4. Data subyektif :
a. Ibu klien mengatakan
anaknya mudah
terbangun karena
batuk.
Data obyektif :
a. Tampak klien mudah
terbangun
b. Konjungtva pucat
c. HB : 10,6 g/dl
Jamur, bakteri, protozoa
Masuk alveoli
Peradangan pada bronkus dan alveoli
Batuk
Merangsang RAS
Klien terjaga/terbangun
Gangguan pola istirahat tidur
Gangguan Pola
Istrahat Dan
Tidur
5. Data subyektif :
a. Ibu klien mengatakan
anaknya belum
mandi hanya di
lapmenggunakan
waslap
Data Obyektif :
a. Tampak kulit klien
lengket dan kusam
b. Tampak kuku tangan
dan kaki klien
panjang
Masuknya bakteri/virus kesaluran
pernapasan atas
Infeksi saluran pernapasan bawah
Kuman berlebih di bronkus
Proses peradangan
Akumulasi secret di bronkus
Ketidakmampuan orang tua merawat
anaknya
Defsit perawatan diri
Defisit
Perawatan Diri
64
d. Prioritas Masalah
1) Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan denagan peningkatan
produksi sputum
2) Perubahan suhu tubuh (hipertermi) berhubungaan dengan adanya
infeksi saluran pernafasan bawah
3) Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan abnormalnya palatum
(terdapat celah)
4) Gangguan pola istrahat dan tidur berhubungan dengan batuk
5) Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang
tua merawat anaknya
6) kecemasan orang tua berhubungan dengan mekanisme koping tidak
efektif.
6. Data subyektif :
a. Ibu klien mengatakan
cemas dengan
keadaan anaknya
b. Ibu klien mengatakan
ingin anaknya cepat
sembuh
Data obyektif :
c. Ibu klien tampak
cemas dengan kondisi
anaknya
d. Tampak ibu klien
sering bertanya
mengenai kondisi
anaknya.
Adanya penyakit pernapasan
Perubahan kondisi kesehatan
Kurang pengetahuan tentang penyakit
dan prosedur tindakan
Koping tidak efektif
Stresor psikologis
Kecemasan orang tua
Kecemasan
orang tua
65
2. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum.
DS :
1) Ibu klien mengatakan anaknya sesak.
2) Ibu klien mengatakan klien mengeluarkan lendir (secret) pada
hidung dan mulut klien.
3) Ibu klien mengatakan anaknyabatuk.
DO :
1) Tampak terdapat secret dan mengeluarkan lendir pada hidung
dan mulut klien
2) Frekuensi napas 60 x/menit saat memakai oksigen 1 liter/nasal
3) Tampak menggunakan otot-otot bantu pernapasan
4) Terdapat bunyi napas tambahan yaitu ronkhi (+)
5) Tampak terpasang oksigen nasal kanul 1 lpm.
b. Perubahan suhu tubuh (hipertermi)berhubungan dengan adanya
infeksi saluran pernafasan bawah.
DS :
1) Ibu klien mengatakan anaknya panas
DO:
1) Mukosa bibir kering
2) Akral teraba panas
3) Suhu 38o
C
66
c. Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan abnormalnya palatum
(terdapat celah).
DS :
1) Ibu klien mengatakan klien diberi susu melalui NGT tidak bisa
melalui oral karena abnormalnya palatum
DO :
1) Penurunan refleks menelan karena palatum abnormal/terdapat
celah
2) BBI : 5,5 Kg
3) Tampak terpasang selang NGT pada hidung sebelah kanan
d. Gangguan pola istrahat dan tidur behubungan dengan batuk
DS :
1) Ibu klien mengatakan klien mudah terbangun karena batuk
DO :
1) Tampak klien mudah terbangun
2) Konjungtiva pucat
3) HB : 10,6 g/dl
e. Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang
tua merawat anaknya.
DS :
1) Ibu klien mengatakan klien mandi hanya dilap menggunakan
waslap
DO :
1) Tampak kulit klien lengket dan kusam
67
2) Tampak kuku tangan dan kaki klien panjang dan bersih
f. Kecemasan orang tua berhubungan dengan mekanisme koping tidak
efektif
DS :
1) Ibu klien mengatakan cemas dengan keadaaan anaknya
2) Ibu klien mengatakan ingin anaknya cepat sembuh dan segera
pulang.
DO :
1) ibu klien tampak cemas
2) Tampak ibu klien sering bertanya mengenai kondisi anaknya.
68
3. Rencana Asuhan Keperawatan
Tabel 16. Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 Bersihan jalan nafas tak efektif
berhubungan dengan
peningkatan produksi sputum
ditandai dengan:
DS :
a. Ibu klien mengatakan
anaknya sesak .
b. Ibu klien mengatakan
klien mengeluarkan
lendir (secret) pada
hidung dan mulut klien.
c. Ibu klien mengatakan
anaknya batuk.
DO :
a. Tampak ada secret dan
mengeluarkan lender
pada hidung dan mulut
b. Frekuensi napas 60
x/menit saat memakai
oksigen 1 liter/nasal
c. Tampak menggunakan
otot-otot bantu
pernapasan
d. Tampak terpasang 02
(nasal kanul) 1 lpm
e. Terdapat bunyi nafas
tambahan yaitu bunyi
ronkhi (+)
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan
keperawatan selama 3 hari bersihan
jalan napas efektif kembali dengan
kriteria :
a. Menunjukan jalan napas patent
dengan bunyi napas bersih tidak
ada dispenea dan sianosis
b.Tidak ada secret di saluran nafas
c. Frekuensi nafas kembali
normal(30-60x/menit) saat tidak
memakai oksigen
1. Kaji frekuensi/kedalama
n pernapasan dan
gerakan dada.
2. Auskultasi area paru,
catat area penurunan/tak
ada aliran udara dan
bunyi napas adventisius,
missal : krekels, mengi
3. Berikan oksigen lambat
sesuai kebutuhan
4. Atur posisi semi fowler
5. Kolaborasi dalam
pemberian terapi
1. Takipnea, pernapasan dangkal,
dan gerakan dada tak simetris
sering terjadi karena
ketidaknyamanan gerakan
dinding dada dan/atau cairan
paru
2. Penurunan aliran udara terjadi
pada area konsolidasi dengan
cairan. Bunyi napas bronchial
(normal pada bronkus dan
dapat juga pada area
konsolidasi. Krekels, ronki,
dan mengi terdengar pada
inspirasi atau ekspirasi pada
respons terhadap pengumpulan
cairan, secret kental, dan
spasme jalan nafas/obstruksi.
3. Dapat menurunkan kerja paru-
paru dengan menyediakan
lebih banyak oksigen untuk
dikirim kedalam sel
4. Posisi semi fowler
memungkinkan ekspansi paru
lebih penuh dengan cara
menurunkan tekanan
abdomen pada diafragma
5. Dapat mengencerkan secret
sehingga memudahkan scret
69
nebulizer.
6. Kolaborasi dalam
pemberian teraphy
suction
keluar dari saluaran nafas.
6. Mengeluarkan secret dari
saluaran nafas.
2. Perubahan suhu tubuh
(hipertermi) berhubungan
dengan adanya infeksi
saluran pernapasan bawah
ditandai dengan :
DS :
a. Ibu klien mengatakan
anaknya panas.
DO :
a. Akral teraba panas
b. Mukosa bibir kering
c. Suhu 38o
C
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan keperaw-
atan selama 3 hari suhu tubuh
normal
dengan criteria :
a. Tanda vital stabil
b. Mukosa bibir lembab
c. Suhu tubuh kembali normal (
36,5 -37,5o
C )
1. Kaji perubahan tanda
vital, contoh peningkatan
suhu/demam memanjang,
takikardia, hipotensi
ortostatik.
2. Anjurkan kepada orang
tua agar klien di beri
pakaian tipis yang
menyerap keringat.
3. Berikan penkes kepada
orang tua klien tentang
kompres air hangat saat
klien mengalami panas.
4. Kolaborasi pemberian
antibiotik dan pemberian
cairan IV sesuai
keperluan
1. Peningkatansuhu/memanjangny
a demam meningkatakan laju
metabolic dan kehilangan
cairan melalui evaporasi TD
ortostatik berubah dan
peningkatan takikardia
menujukan kekurangan cairan
sistemik.
2. Membantu menjaga kestabilan
suhu tubuh.
3. Sebagai Tindakan mandiri dan
awal orang tua dan keluarga
saat suhu tubuh klien
panasuntuk menurunkan panas
tubuh.
4. Berguna menurunkan
kehilangan cairan.
3. Perubahan pola nutrisi
berhubungan dengan
abnormalnya palatum (tinggi,
terdapat celah)
DS :
a. Ibu klien mengatakan klien
diberi susu melalui NGT
tidak bisa melalui oral
karena abnormalnya
palatum
Setelah diberikan tindakan
keperawatan selama 3 hari, nutrisi
klien terpenuhi, dengan Kriteria
Hasil :
a. Masukan nutrisi tercukupi
b. Tidak ada tanda- tanda
malnutrisi
c. BBI normal
1. Pantau pola makan
2. Anjurkan kepada
keluarga untuk memberi
makan sedikit tapi sering
melalui selang NGT
3. Timbang BB tiap hari
4. Kolaborasikan dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
1. Untuk melihat perubahan
dalam masukan oral
2. Makan sedikit tapi sering
membantu memenuhi jumlah
nutrisi yang dibutuhkan oleh
pasien.
3. Mengidentifikasi terjadinya
penurunan berat badan.
4. Dengan ahli gizi intake
nutrisi klien dapat ditentukan,
agar nutrisi baik bagi klien
70
DO :
a. Penurunan reflek menelan
karena palatum
abnormal/terdapat celah
b. BBI : 5,5 kg
c. Tampak terpasang selang
NGT pada hidung sebelah
kanan
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien
dapat terpenuhi.
4. Gangguan pola istrahat dan
tidur behubungan dengan
batuk,
DS :
a. Ibu klien mengatakan
anaknya mudah terbangun
karena batuk.
DO :
a. Tampak klien mudah
terbangun
b. Konjungtiva pucat
c. HB : 10,6 g/dl, (normal
13,5 g/dl)
Setelah diberikan tindakan
keperawatan selama 3 hari, klien
bisa tidur dengan nyenyak dengan
Kriteria :
a. Klien tidak batuk
b. Konjungtiva merah mudah
c. HB normal (11,5-13,5 g/dl)
d. Klien tidur nyenyak
1. Evaluasi respon klien
terhadap aktivitas, catat
laporan dispnea
perubahan TTV selama
dan sesudah beraktivitas
2. Berikan lingkungan
tenang dan batasi
pengunjung selam fase
akut sesuai indikasi
3. Bantu klien memilih
posisi nyaman untuk
istrahat dan tidur
4. Kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
antibiotik
1. Mengobservasi kemampuan
atau kebutuhan pasien selam
dan sesudah beraktivitas
2. Menurunkan stress berlebihan
3. Meningkatkan istrahat klien
mungkin nyaman dengan
posisi terlentang
4. Untuk menekan atau
menghentikan perkembangan
bakteri
5. Defisit perawatan diri
berhubungan dengan
ketidakmampuan orang tua
merawat anaknya, ditandai
dengan :
DS :
a. Ibu klien mengatakan
anaknya belum mandi,
hanya di lap dengan
menggunakan waslap.
Setelah diberikan tindakan
keperawatan selama 3 hari,
perawatan diri klien dapat
terpenuhi, dengan Kriteria Hasil :
a. Orang tua mampu memenuhi
kebutuhan hygiene klien.
b. Klien nampak bersih dan
terlihat segar
c. Kuku klien pendek
1. Kaji kemampuan
keluarga dalam
melakukan perawatan
kepada klien
2. Jelaskan, motivasi dan
demonstrasikan cara
memandikan yang benar
pada orang tua.
3. Bantu keluarga dalam
melakukan personal
hygiene kepada klien.
1. Kondisi dasar akan
menentukan tingkat
kekurangan kebutuhan
perawatan diri klien.
2. Dapat meningkatkan motivasi
untuk perawatan diri secara
mandiri atau persial.
3. Dengan melakukan personal
hygiene dapat memberikan
kenyamanan dan mencegah
71
DO :
a. Kulit klien teraba lengket
dan kusam.
b. Tampak kuku tangan dan
kaki klien panjang
4. Jaga kebersihan pakaian
dan alat tenun
terjadi penyebaran penyakit
4. Pakaian yang bersih dan alat
tenun yang kering dapat
memberikan rasa kenyamanan
bagi klien dan tidak
menyebabkan gatal.
6. Kecemasan orang tua
berhubungan dengan
kemungkinan kejang berulang
dan kurang pengetahuan
mengenai penyakit, ditandai
dengan :
DS :
a. Ibu klien mengatakan
cemas dengan keadaan
anaknya.
b. Ibu klien mengatakan ingin
anaknya cepat sembuh dan
segera pulang.
DO :
a. Tampak ibu klien cemas
b. Tampak ibu klien sering
bertanya mengenai kondisi
anaknya
Setelah diberikan tindakan
keperawatan selama 3 hari,
diharapkan kecemasan keluarga
berkurang / hilang dengan kriteria
hasil :
a. Orang tua tampak rileks
b. Orang tua mulai paham tentang
penyakit anaknya.
c. Keluarga mengungkapkan
kepuasannya dengan rencana
terapi dan rencana yang
realistis.
1. Kaji tingkat kecemasan
keluarga.
2. Kajitingkat pengetahuan
orang tua mengenai
penyakit anaknya
3. Ajarkan kepada orang
tua klien cara menangani
kecemasan dengan
tekhnik relaksasi
4. Beri HE tentang penyakit
yang dialami klien
kepada keluarga.
1. Sebagai data dasar untuk
melakukan intervensi
selanjutnya.
2. Untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman orang tua
klien terhadap penyakit
anaknya.
3. Untuk mengurangi atau
menhilangkan kecemasan
yang dialami keluarga klien.
4. Untuk menambah
pengetahuan keluarga tentang
penyakit klien.
72
4. Implementasi Dan Evaluasi
Tabel 17.Implementasi Dan Evaluasi
No.
DX
Hari/
tanggal
Jam Implementasi Hari/
Tanggal
Jam Evaluasi Paraf
1. Rabu/
02
Maret
2016
09.00
09.10
09.20
0930
09.40
09.50
1. Mengkaji frekuensi/kedalaman pernapasan
dan gerakan dada.
Hasil :
Klien sesak , nampak menggunakan otot-otot
bantu pernapasan dengan frekuensi 60x/menit
saat terpasang oksigen
2. Mengauskultasi area paru, catat area
penurunan/tak ada aliaran udara dan bunyi
napas advensifius krekels,mengi
Hasil :
Pada saat auskultasi terdengar suara nafas
tambahan yaitu : ronki (+)
3. Memberikan oksigen lambat sesuai kebutuhan
Hasil : terpasang oksigen 1 liter/nasal.
4. Mengatur posisi semi fowler
Hasil :
Klien diberi posisi semi fowler
5. Berkolaborasi dalam pemberian terapi
nebulizer.
Hasil :
Theraphy nebulizer dengan (ventolin 2,5 +
Nacl 3%)
6. Berkolaborasi dalam pemberian teraphy
suction
Hasil :
Theraphy suction 3x sehari dengan
konsistensi secret masih banyak, dan warna
secret putih bening.
Rabu /
02Maret
2016
14.00 S :
a. Ibu klien mengatakan
anaknya masih sesak saat
tidak memakai oksigen
O :
a. Klien tampak sesak
b. Ada suara nafas tambahan
Ronchi ( + )
c. Klien tampak menggunakan
otot-otot bantu pernapasan
d. Frekuensi pernapasan 60
x/menit
e. Tampak terpasang oksigen
nasal kanul 1 liter / menit
A :
Tujuan belum tercapai
P :
Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5 dan
6
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi
Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi

More Related Content

What's hot (11)

Kti hasriani
Kti hasrianiKti hasriani
Kti hasriani
 
Kti wa runia
Kti wa runiaKti wa runia
Kti wa runia
 
Kti irmawati budiman
Kti irmawati budimanKti irmawati budiman
Kti irmawati budiman
 
Kti la ode ili
Kti la ode iliKti la ode ili
Kti la ode ili
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti la ode safar
Kti la ode safarKti la ode safar
Kti la ode safar
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap ny
Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap nyAsuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap ny
Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap ny
 
Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU
Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAUKti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU
Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU
 
Kti mas udin
Kti mas udinKti mas udin
Kti mas udin
 

Viewers also liked

Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukan
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukanKokeb mandiri,kolaborasi,rujukan
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukanwidya lestari
 
CV Idi Maulana-2015
CV Idi Maulana-2015CV Idi Maulana-2015
CV Idi Maulana-2015Idi Maulana
 
Allianz_SR2015_2016-05-03
Allianz_SR2015_2016-05-03Allianz_SR2015_2016-05-03
Allianz_SR2015_2016-05-03Saskia Juretzek
 
Christmas Vespers Program 2015_final
Christmas Vespers Program 2015_finalChristmas Vespers Program 2015_final
Christmas Vespers Program 2015_finalSydney Stewart
 
медведева1412
медведева1412медведева1412
медведева1412Nstyusha
 
Le Saint-Marc Quoi janvier 2016 n°34 12 pages
Le Saint-Marc Quoi janvier 2016 n°34 12 pagesLe Saint-Marc Quoi janvier 2016 n°34 12 pages
Le Saint-Marc Quoi janvier 2016 n°34 12 pageslesaintmarcquoi
 
Plaquette - L'Épopée Patatoïde
Plaquette - L'Épopée PatatoïdePlaquette - L'Épopée Patatoïde
Plaquette - L'Épopée PatatoïdeOpenOdyssey
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumoniaAsuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumoniakhairil10
 
Автоматизация построения структуры сайта и отслеживания ее эффективности
Автоматизация построения структуры сайта и отслеживания ее эффективностиАвтоматизация построения структуры сайта и отслеживания ее эффективности
Автоматизация построения структуры сайта и отслеживания ее эффективностиRush Agency
 
Postpartum Haemorrhage : Case Illustration
Postpartum Haemorrhage : Case IllustrationPostpartum Haemorrhage : Case Illustration
Postpartum Haemorrhage : Case Illustrationlimgengyan
 
Management of Post-partum hemorrhage (PPH)
Management of Post-partum hemorrhage (PPH)Management of Post-partum hemorrhage (PPH)
Management of Post-partum hemorrhage (PPH)Sandesh Kamdi
 
Вебинар "SEO-анализ конкурентов. Удачные решения для достижения ТОПа".
Вебинар "SEO-анализ конкурентов. Удачные решения для достижения ТОПа".Вебинар "SEO-анализ конкурентов. Удачные решения для достижения ТОПа".
Вебинар "SEO-анализ конкурентов. Удачные решения для достижения ТОПа".seeduru
 
Note circulaire n 726 : LF 2016
Note circulaire n  726 : LF 2016Note circulaire n  726 : LF 2016
Note circulaire n 726 : LF 2016CHAHBOUN Adil
 

Viewers also liked (18)

Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukan
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukanKokeb mandiri,kolaborasi,rujukan
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukan
 
Ppt bronkopneumonia
Ppt bronkopneumoniaPpt bronkopneumonia
Ppt bronkopneumonia
 
CV Idi Maulana-2015
CV Idi Maulana-2015CV Idi Maulana-2015
CV Idi Maulana-2015
 
Ipv4 vs ipv6
Ipv4 vs ipv6Ipv4 vs ipv6
Ipv4 vs ipv6
 
Supply Concepts Overview
Supply Concepts OverviewSupply Concepts Overview
Supply Concepts Overview
 
Allianz_SR2015_2016-05-03
Allianz_SR2015_2016-05-03Allianz_SR2015_2016-05-03
Allianz_SR2015_2016-05-03
 
Christmas Vespers Program 2015_final
Christmas Vespers Program 2015_finalChristmas Vespers Program 2015_final
Christmas Vespers Program 2015_final
 
медведева1412
медведева1412медведева1412
медведева1412
 
Le Saint-Marc Quoi janvier 2016 n°34 12 pages
Le Saint-Marc Quoi janvier 2016 n°34 12 pagesLe Saint-Marc Quoi janvier 2016 n°34 12 pages
Le Saint-Marc Quoi janvier 2016 n°34 12 pages
 
Plaquette - L'Épopée Patatoïde
Plaquette - L'Épopée PatatoïdePlaquette - L'Épopée Patatoïde
Plaquette - L'Épopée Patatoïde
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumoniaAsuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
 
Askep post partum
Askep post partumAskep post partum
Askep post partum
 
Автоматизация построения структуры сайта и отслеживания ее эффективности
Автоматизация построения структуры сайта и отслеживания ее эффективностиАвтоматизация построения структуры сайта и отслеживания ее эффективности
Автоматизация построения структуры сайта и отслеживания ее эффективности
 
Postpartum Haemorrhage : Case Illustration
Postpartum Haemorrhage : Case IllustrationPostpartum Haemorrhage : Case Illustration
Postpartum Haemorrhage : Case Illustration
 
Pashudhan January 2017
Pashudhan January  2017Pashudhan January  2017
Pashudhan January 2017
 
Management of Post-partum hemorrhage (PPH)
Management of Post-partum hemorrhage (PPH)Management of Post-partum hemorrhage (PPH)
Management of Post-partum hemorrhage (PPH)
 
Вебинар "SEO-анализ конкурентов. Удачные решения для достижения ТОПа".
Вебинар "SEO-анализ конкурентов. Удачные решения для достижения ТОПа".Вебинар "SEO-анализ конкурентов. Удачные решения для достижения ТОПа".
Вебинар "SEO-анализ конкурентов. Удачные решения для достижения ТОПа".
 
Note circulaire n 726 : LF 2016
Note circulaire n  726 : LF 2016Note circulaire n  726 : LF 2016
Note circulaire n 726 : LF 2016
 

Similar to Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi

FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...Warnet Raha
 
Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA
Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA
Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MA...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MA...Warnet Raha
 
Cover dan lain lain
Cover dan lain lainCover dan lain lain
Cover dan lain lainWarnet Raha
 

Similar to Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi (20)

Kti isma ekawati
Kti isma ekawatiKti isma ekawati
Kti isma ekawati
 
Kti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. munaKti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. muna
 
Kti irmawati budiman
Kti irmawati budimanKti irmawati budiman
Kti irmawati budiman
 
Kti ita ariani
Kti  ita arianiKti  ita ariani
Kti ita ariani
 
Kti la ode ili
Kti la ode iliKti la ode ili
Kti la ode ili
 
Kti iksan
Kti iksanKti iksan
Kti iksan
 
Kti la ode muhammad jamaludin
Kti la ode muhammad jamaludinKti la ode muhammad jamaludin
Kti la ode muhammad jamaludin
 
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
 
Kti mudmainna aksan
Kti mudmainna aksanKti mudmainna aksan
Kti mudmainna aksan
 
Kti la ode safar
Kti la ode safarKti la ode safar
Kti la ode safar
 
Kti AKPER wa runia
Kti AKPER  wa runiaKti AKPER  wa runia
Kti AKPER wa runia
 
Kti mas udin
Kti mas udinKti mas udin
Kti mas udin
 
Kti la ode eko purwanto
Kti la ode eko purwantoKti la ode eko purwanto
Kti la ode eko purwanto
 
Kti la ode eko purwanto
Kti la ode eko purwantoKti la ode eko purwanto
Kti la ode eko purwanto
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
 
Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA
Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA
Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA
 
Kti israwati
Kti israwatiKti israwati
Kti israwati
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MA...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MA...
 
Fitriani
FitrianiFitriani
Fitriani
 
Cover dan lain lain
Cover dan lain lainCover dan lain lain
Cover dan lain lain
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Berikut sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang "Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia":BAB I PENDAHULUAN- Latar Belakang- Ruang Lingkup Pembahasan - Tujuan- Metode Penelitian- Manfaat- Waktu dan Tempat Pelaksanaan- Sistematika PenulisanBAB II TINJAUAN TEORITIS- Konsep Dasar Penyakit (Anatomi, Fisiologi

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN ANAK G USIAINFANT (2 BULAN)DENGAN BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA GEDUNG KEMUNING LANTAI I RUMAH SAKIT UMUM PUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna DISUSUN OLEH : LA ODE ALI ANUGRAH JUFRI NIM : 13.13 1068 PEMERINTAH KABUPATEN MUNA AKADEMI KEPERAWATAN RAHA 2016 ASUHAN KEPERAWATAN ANAK G USIAINFANT (2 BULAN)DENGAN BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA GEDUNG KEMUNING LANTAI I RUMAH SAKIT UMUM PUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna DISUSUN OLEH : LA ODE ALI ANUGRAH JUFRI NIM : 13.13 1068 PEMERINTAH KABUPATEN MUNA AKADEMI KEPERAWATAN RAHA 2016 ASUHAN KEPERAWATAN ANAK G USIAINFANT (2 BULAN)DENGAN BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA GEDUNG KEMUNING LANTAI I RUMAH SAKIT UMUM PUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna DISUSUN OLEH : LA ODE ALI ANUGRAH JUFRI NIM : 13.13 1068 PEMERINTAH KABUPATEN MUNA AKADEMI KEPERAWATAN RAHA 2016
  • 2. HALAMAN PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Asuhan Keperawatan Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia di Ruang Kenanga Gedung Kemuning Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung”. Telah diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di hadapan dewan penguji. Raha, 10 Juni 2016 Pembimbing SANTHY, S.Kep.,Ns., M.Kep NIP : 19800212 200312 2 006 Mengetahui, Direktur Akper Pemkab Muna SANTHY, S.Kep.,Ns., M.Kep NIP : 19800212 200312 2 006
  • 3. PEMERINTAH KABUPATEN MUNA AKADEMI KEPERAWATAN Jl. Poros Raha-Tampo Km. 6 Motewe Tlp. 0403-22954 HALAMAN PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah ini telah Dipertahankan Dihadapan Dewan Penguji Pada Tanggal Juni 2016 DEWAN PENGUJI 1. Asmalia, s.kep, Ns, M.kes (....................) 2. Waode Fitri Ningsih, S.kep, Ns, M.kes (....................) 3. Santhy, S.kep, Ns, M.kep (....................) Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan Pemkab Muna Raha, Juni 2016 Direktur Akper Pemkab Muna SANTHY, S.Kep, Ns M.Kep NIP : 19800212 200312 2 006
  • 4. iv ABSTRAK La Ode Ali Anugrah. ASUHAN KEPERAWATAN ANAK G USIA INFANT (2 BULAN) DENGAN BONCHOPNEUMONIA.Di bimbing Oleh Santhy. LatarBelakang,berdasarkan data Medical Record RumahSakitUmumPusat dr. HasanSadikin Bandung RuangKenangaLantai I, bahwaanakpenderita bronchopneumonia beradapadaurutan ke-2 denganjumlahpasien 190 orang denganpentase 14,001%, melihatdampak yang dapatditimbulkanpadaanak yang berakibat fatal, makapenulistertarikuntukmenulisKaryaTulisIlmiah yang berjudulAsuhanKeperawatanpadaanak G usia infant (2 bulan) dengan Bronchopneumonia di RuangKenangalantai I RumahSakitUmumPusatdr. HasanSadikin Bandung. Tujuan,KaryaTulisIlmiahini agar dapatmemperolehgambaran yang jelasmengenaiasuhankeperawatanpadaanakdenganbroncopneumoniadanjugadapatmelaksan akanasuhankeperawatansecarakomperensifmencakuppengkajian, diagnose kepawatan, perencanaan, pelaksanaandanevaluasi. Metode,denganmenggunakanmetodeanalisisdeskriptifberupastudikasusdanstudikepustakaa ndalambentukKaryaTulisilmiah yang dititikberatkanpadaanakdengan bronchopneumonia. Hasil,dalamstudikasusditemukan 6diagnosakeperawatanpadaklienanak G usia Infant terdapat 3masalah yang teratasiyaitudiagnosaperubahansuhutubuh (hipertermi), Defisitperawatandiridanansietas/kecemasan orang tua. Sedangakan 3diagnosatidakteratasiyaitubersihanjalannafastidakefektif, Perubahanpolanutrisi, Gangguanistrahatdantidur. KesimpulandanRekomendasi, sehinggadapat di simpulkanbahwapelaksanaanstudikasusinidenganmenggunakanmetodependekatan proses keperawatan yang mulaidaritahappengkajian, diagnosakeperawatan, intervensi, implementasi , danevaluasisecarasistematisdanberkesinambungansampaidenganpemenuhankebutuhanklien dantercapainyatujuanperawatansertapenyembuhan. Kata Kunci : AsuhanKeperawatanPadaAnakUsia Infant, DenganBronchopneumonia. SumberLiteratur : 15 Kepustakaan (2000-2015)
  • 5. v KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat innayah dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Asuhan Keperawatan pada Anak G Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronkopneumonia di Ruang Kenanga 1 Lantai 1 Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung” disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna. Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan baik dalam moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya kepada terhormat: 1. Ibu dr. Hj. Ayi Djembar Sari, M.ARS, selaku Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung. 2. Ibu Santhy, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Direktur Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan ujian akhir Program Diploma III Keperawatan di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna. 3. Ibu Rustilah, AMK, selaku penguji CI lahan dan penguji praktik di Ruang Kenanga 1 Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung. 4. Ibu Santhy, S.Kep, Ns, M.Kep selaku penguji praktik dan pembimbing dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang telah meluangkan banyak
  • 6. vi waktu dalam memberi petunjuk dan mengarahkan penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini terselesaikan tepat pada waktunya. 5. Klien anak G dan orang tua klien terkhusus pada ibunda klien yang dengan senang hati menerima penulis dalam pemberian/pelaksanaan asuhan keperawatan. 6. Bapak Ibu dosen pengajar beserta staf Akper Pemkab Muna yang telah memberikan bekal ilmu pada penulis selama mengikuti pendidikan di Akper Pemkab Muna . 7. Teristimewa kedua Orang tuaku yang tercinta Bapak La Ode Jufri, Sp dan Wa Ode Isifu atas doa yang selalu di berikan, serta dorongan motifasi, dan dukungan secara moril maupun materil selama menempuh pendidikan di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna dan khususnya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 8. Saudara-saudaraku yang tersayang La Ode Ramat Gunawan, serta istrinya Ayu Ditya Paramita, Waode Nur Afiah S.pd, serta suaminya La Ode Hasdin Abidin, SE dan Waode Muliawan ST, dan Sepupuku Siti Haisa atas sumbangan materil dan fikiran serta motivasi yang diberikan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. 9. Teman-temanku tersayang Ganirudin, Tika, Asma, Irham, Syarif, Eko, Erwin, Kaidah, Alfy serta Ulfa terima kasih atas bantuan dan motivasinya dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
  • 7. vii Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun isinya. Olehnya itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, profesi keperawatan dan pembaca pada umumnya, kiranya Allah SWT meridhoi segala aktifitas kita untuk kebaikan . Amin. Raha, 9 Juni 2016 Penulis
  • 9. viii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii ABSTRAK.......................................................................................................... iv KATA PENGANTAR ........................................................................................ v DAFTAR ISI....................................................................................................... viii DAFTAR TABEL............................................................................................... x DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xi DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang......................................................................................... 1 B. RuangLingkupPembahasan..................................................................... 4 C. Tujuan ..................................................................................................... 4 D. MetodeTelahaan...................................................................................... 5 E. Manfaat ................................................................................................... 6 F. WaktuPelaksanaan .................................................................................. 7 G. TempatPelaksanaan................................................................................. 7 H. SistematikaTelahaan ............................................................................... 7 BAB II TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM PERNAFASAN : BRONCHOEUMONIA A. KonsepDasar 1. Pengetian ............................................................................................... 9 2. AnatomiFisiologisSistemPernapasan .................................................... 10 3. Etiologi .................................................................................................. 17 4. Patofisiologi........................................................................................... 18 5. Manifenstasi Klinis................................................................................ 18 6. Komplikasi ............................................................................................ 19 7. PemeriksaanPenunjang.......................................................................... 19
  • 10. ix 8. Penatalaksanaan..................................................................................... 19 9. Pengobatan ............................................................................................ 20 B. TinjauanTeoritisAsuhanKeperawatan 1. Pengkajian......................................................................................... 20 2. DiagnosaKeperawatan ...................................................................... 36 3. Perencanaan ...................................................................................... 37 4. Implementasi..................................................................................... 45 5. Evaluasi............................................................................................. 45 6. Dokumentasi ..................................................................................... 46 BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. LaporanKasus 1. Pengkajian............................................................................................... 49 2. DiagnosaKeperawatan ............................................................................ 65 3. Perencanaan ............................................................................................ 68 4. ImplementasidanEvaluasi ....................................................................... 72 5. CatatanPerkembangan............................................................................. 77 B. Pembahasan 1. Pengkajian............................................................................................... 80 2. DiagnosaKeperawatan ............................................................................ 81 3. Perencanaan ............................................................................................ 84 4. Implementasi........................................................................................... 86 5. Evaluasi................................................................................................... 87 BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ............................................................................................. 87 B. Rekomendasi........................................................................................... 90 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
  • 11. x DAFTAR TABEL Halaman Tabel1.Daftar10 PenyakitDiruangKenangaLantai I RumahSakit UmumPusatDrHasan Sadikin Bandung ................................................ 3 Tabel 2.RiwayatImunisasi................................................................................... 25 Table 3.PerkembanganAnakUsia 0-2bulan......................................................... 26 Table 4.BeratBadan Ideal (BBI) ......................................................................... 31 Tabel 5.IntervensiDan RasionalBersihanJalanNafasTidakEfektif..................... 38 Table 6.Intervensi Dan RasionalKerusakanPertukaran Gas ............................... 39 Tabel 7. Intervensi Dan Rasional Resiko tinggi Terhadap Penyebaran Infeksi.. 40 Tabel8.Intervensidanrasionalintoleransiaktivitas................................................ 41 Tabel 9.Intervensi danRasionalNyeri dada ......................................................... 42 Table 10.Intervensi Dan RasionalNutrisiKurangdarikebutuhan......................... 43 Table 11.Intervensi danrasionalKekurangan volume cairan............................... 44 Table 12.Intervensi Dan RasionalKurangpengetahuan....................................... 44 Table 13.PolaAktivitassehari-hari....................................................................... 53 Table 14.PemeriksaaanLaboratorium ................................................................. 59 Table 15.Analisa data.......................................................................................... 62 Table 16.RencanaKeperawatan........................................................................... 68 Table 17.Implementasi........................................................................................ 72 Table 18.CatatanPerkembangan ......................................................................... 77
  • 12. xi DAFTAR GAMBAR Halaman. Gambar1.Anatomi sistem pernafasan ................................................................. 10
  • 13. xii DAFTAR BAGAN Halaman. Bagan 1.Grafik Genogaram Keluarga 3 Generasi .............................................. 50
  • 14. xiii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : SatuanAcaraPenyuluhan Lampiran 2 : MateriPenyuluhan Lampiran 3 : Leaflet Lampiran 4 : LembarBimbingan Lampiran 5 : DaftarRiwayathidup
  • 15. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang berlandaskan ilmu dan kiat keperawatan berbentuk lanyanan bio, psiko, sosial, dan spiritual yang komperensif ditujukan untuk individu, keluarga, dan masyarakat dalam keadaan sehat ataupun sakit serta mencakup seluruh proses kehidupan, layanan keperawatan kepada klien dilakukan dengan menggunakan metode proses kperawatan (Asmadi, 2008). Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapakan dalam praktik keperawatan, hali ini dapat disebut sebagai suatu pendekatan untuk memecahkan masalah (problem-solving) yang memerlukan ilmu, teknik, dan keterampilan interpersonal yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan klien, keluarga, dan masyarakat (Nursalam, 2013). Sistem layanan kesehatan juga sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan individu dan masyarakat. Layanan kesehatan terdepan bukan semata berfokus pada pengobatan, tetapi juga pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Dalam sistem ini, kita tidak lagi menekankan upaya kuratif, melainkan upaya promotif dan perventif. Di Indonesia sendiri kecenderungan perkembangan penyakit yang ditandai dengan meningkatnya penyakit degeneratif seperti penyakit saluran pernapasan salah satunya adalah bronopneumonia (Asmadi, 2008).
  • 16. 2 Bronkopneumonia adalah penyakit infeksi saluran nafas bagian bawah. Bronkopneumonia. Bronkopneumonia merupakan salah satu bagian dari penyakit pneumonia. juga tetap merupakan penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian pada anak, terutama pada negara-negara yang sedang berkembang terutama Indonesia. Kesulitan-kesulitan tersebut menyebabkan angka mortalitas anak-anak dengan bronkopneumonia di Indonesia tetap tinggi karena kurang menjaga kebersihan baik fisik maupun lingkungan dan kebersihan lain-lain (Sujono Riyadi dan Sukarmin, 2009) di kutip dalam Adriana, 2015). Laporan World Health Organzation WHO tahun 2013, diperkirakan 70% kematian anak balita akibat pneumonia di seluruh dunia terjadi di Negara berkembang, terutama Afrika dan Asia tenggara, dengan angka kematian balita di atas 49 per 1000 kelahiran hidup (15-20 %), distribusi penyebab kematian pada anak balita sebesar 22% diantaranya disebabkan 0leh pneumonia ( WHO, 2011) yang dikutip dalam Zumeliza Rasyid, 2013) Di Indonesia, bronkopneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit kardiovaskuler dan TBC, dengan terdapatnya penderita bronkopneumonia pada tahun 2011 sebanyak 779 kasus tahun 2012 terdapat 791 kasus dan pada tahun 2013 terdapat 802 kasus, sehingga tahun ke tahun penderita bronkopneumonia terus meningkat (Simpson dan Flenley 2011) yang dikutip dalam UN, 2015). Kasus bronchopneumonia pada anak menempati urutan kedua dan selalu ada setiap tahunya meski dengan jumlah dan presentase yang berbeda- beda. Berdasarkan data medical record diruang kenanga lantai 1 Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin Bandung selama 12 bulan terakhir yaitu periode
  • 17. 3 bulan 01 januari s/d 31 desember 2015. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada table 1 berikut : Tabel 1. Jumlah 10 Penyakit terbesar di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung periode Januari - Desember Tahun 2015. Sumber : Hasil Rekam medis Rumah Sakit Umum Pusat dr.Hasan Sadikin Bandung bulan Januari –Desemberi 2015. Dari data diatas dapat dilihat bahwa penyakit bronchopneumonia menduduki peringkat kedua dari sepuluh penyakit terbesar di Ruang Kenanga Lantai 1 periode Januari-Desember 2015 dengan jumlah penderita 190 orang dan presentase (14,001%) hal tersebut menunjukan bahwa penyakit bronchopneumonia memiliki angka kejadian tertinggi kedua setelah penyakit Chemoterapy Session For Neoplasma. Jika tidak ditangani dengan baik maka tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan yang buruk bagi system yang lain. Oleh sebab itu diharapkan asuhan keperawatan yang optimal dan professional yang dilakukan secara komperensif meliputi aspek bio, psiko, sosial, spiritual dengan pendekatan proses keperawatan. Berdasarkan data-data di atas tersebut maka penulis tertarik untuk di tuangkan dalam Karya Tulis Ilmiah dengan judul : NO PENYAKIT JUMLAH PRESENTASE % 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Chemoterapy Session For Neoplasma Bronchopneumonia,Un Specified Other Prophylactic Chemoterapy Bachterial Sepsis Of Newborn,Unspecified Aplastic Anemia,Unspecified Acute Cymphoploastic Leukemia Thypoid Lever Cinfection Due To Salmonella Thyphi Patent Ductus Arteriosus Dongue Haemorhagis Fever Very Low Birth Weight (VEBW) 671 190 110 62 61 59 55 54 53 42 49,45 14,001 8,11 4,56 4,5 4,35 4,05 3,97 3,91 3,09 JUMLAH 1357 100
  • 18. 4 Asuhan Keperawatan Bayi G Usia Infant (2 Bulan) Dengan Bronchopneumonia Di Ruang Kenanga Lantai 1 Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung. B. Ruang Lingkup Pembahasan Dalam penulisan Karya Tulis ini penulis membatasi permasalahan asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem pernapasan bronchopneumonia di Ruang Kenanga lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung. C. Tujuan 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah penulis mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan : bronchopneumonia, secara langsung pada situasi nyata dan komperhensif meliputi aspek bio, psiko, sosial, dan spiritual yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini meliputi sebagai berikut : a. Mampu melaksanakan pengkajian secara komperhensif pada klien Bayi dengan gangguan sistem pernapasan : bronchopneumonia.
  • 19. 5 b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah pada klien Bayi dengan gangguan sistem pernapasan : bronchopneumonia. c. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada klien Bayi dengan gangguan sistem pernapasan : bronchopneumonia. d. Mampu melaksanakan implementasi keperawatan sesuai dengan rencana asuhan keperawatan pada klien Bayi dengan gangguan sistem pernapasan : bronchopneumonia. e. Mampu mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan pada klien Bayi dengan gangguan sistem pernapasan : bronchopneumonia. f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien Bayi dengan gangguan sistem pernapasan : bronchopneumonia. D. Metode Telaahan Metode yang digunakan penulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini yaitu metode deskriptif melalui studi kasus. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam menyusun karya tulis ini adalah : 1. Observasi Mengamati keadaan klien yang meliputi bio, psiko, social, cultural, dan spiritual. 2. Wawancara Mengumpulkan data dengan melakukan komunikasi lisan yang diperoleh baik secara langsung dari klien maupun melalui keluarga yang di jadikan data subjektif yang mendukung terhadap adanya masalah klien.
  • 20. 6 3. Pemeriksaan Fisik Yaitu pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan fisik pada klien dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi. Dan didokumentasikan secara persistem. 4. Studi Dokumentasi Yaitu pengumpulan data dengan mempelajari data dan status klien melalui rekam medis. 5. Studi Kepustakaan Yang disesuaikan dengan teori kasus yang diperoleh di lahan praktek. E. Manfaat Adapun manfaat yang dapat di peroleh dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah : 1. Bagi Rumah Sakit Sebagai masukan bagi rekan-rekan dalam menentukan kebijakan dan penyusunan perancangan program dalam rangka peningkatan pelayanan keperawatan. 2. Bagi Instituti Pendidikan Sebagai bacaan ilmiah atau bahan perbandingan dalam mengembangkan ilmu keperawatan di Akper Pemkab Muna dalam melakukan penulisan Karya Tulis Ilmiah lebih lanjut dengan gangguan dengan gangguan system pernapasan : bronchopneumonia.
  • 21. 7 3. Bagi Profesi Sebagi bahan perbandingan bagi studi kasus selanjutnya dalam memberikan asuhan keperawatan anak dengan bronchopneumonia. 4. Bagi Penulis Merupakan pengalaman berharga bagi penulis dalam meningkatakan wawasan dan dapat memberi dorongan semangat sebagai calon tenaga keperawatan di masa yang akan datang. F. Waktu Pelaksanaan Studi kasus dilaksanakan pada tanggal 01 Maret sampai dengan 03 Maret 2016. G. Tempat Pelaksanaan Studi kasus dilaksanakan di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung. H. Sistematika Telahaan Karya tulis ini disusun dengan sistematika yang dijabarkan dalam 4 BAB yaitu : BAB I : Pendahuluan Yang terdiri dari Latar Belakang, Ruang Lingkup Pembahasan, Tujuan Penulisan, Metode Telaahan, Manfaat Penulisan, Waktu Pelaksanaan, Tempat Pelaksanaan dan Sistematika Telaahan. BAB II : Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan Pada Anak
  • 22. 8 Dengan Bronchopneumonia. Meliputi konsep dasar mencakup Defenisi, Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan, Etiologi, Patofisiologi Manifestasi Klinis, Pemeriksaan Penunjang, Penatalaksanaan Medis, Komplikasi, Dampak bronchopneumonia terhadap system tubuh lainya serta Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan Keperawatan yang mencakup Pengkajian, Diagnosa keperawatan, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi. BAB III : Tinjauan Kasus dan Pembahasan Yang terdiri dari laporan kasus pada Anak G dengan bronchopneumonia di ruang kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr.Hasan Sadikin Bandung yang terdiri dari pengumpulan data, klasifikasi data, diagnosa keperawatan, rencana tindakan keperawatan, implementasi dan evaluasi serta catatan perkembangan dan Pembahasan yang berisikan perbandingan sistematis antara teori dan fakta yang ada pada tinjauan studi kasus, dibahas secara sistematis mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. BAB IV : Kesimpulan dan Rekomendasi Berisikan kesimpulan dari pelaksanaan asuhan keperawatan dan formulasi saran atau rekomendasi yang operasional terhadap masalah yang ditemukan.
  • 23. 9 BAB II TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN BRONCHOPNEUMONIA A. Konsep Dasar 1. Pengertian Menurut Smetzler& Bare, 2002.Bronchopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbecak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya (Nurarif & Kusuma, 2015). Menurut Sudigdiodo dan Imam Supardi,1998 Bronchopneumoniaadalah suatu peradangan pada paru yang biasanya menyerang di bronkeoli terminal.Bronkeoli terminal tersumbat oleh eksudat mokopurulen yang membentuk bercak-bercak konsolidasi di lobuli yang berdekatan.Penyakit ini sering bersifat sekunder, menyertai infeksi saluran pernafasan atas, demam infeksi yang spesifik dan penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh(Nurarif & Kusuma, 2015). Dari kedua defenisi diatas, dapat di simpulkan bahwa Bronchopneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang di sebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yang ditandai dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dispenia, napas cepat dan dangkal, muntah,diare, serta batukkering dan produktif.
  • 24. 10 2. Anatomi dan fisiologi Sistem Pernapasan a. Anatomi sistem pernapasan Gambar I Anatomi sistem pernapasan (Sumber : Syaifuddin, 2006) Pernapasan atau respirasi adalah suatu peristiwa tubuh kekurangan oksigen(02) kemudian oksigen yang berada di luar tubuh dihirup (inspirasi) melalui organ-organ pernapasan, dan pada keadaan tertentu bila tubuh kelebihan karbondioksida (CO2) maka tubuh berusaha unuk mengeluarkanya dari dalam tubuh dengan cara menghebuskan napas (ekspirasi) sehingga terjadi suatu keseimbangan antara oksigen dan karbondioksida dalam tubuh. Sistem respirsasi berperan untuk menukar udara dari luar ke permukaan dalam paru-paru.Setelah udara masuk ke dalam system pernapasan, akan dilakukan penyaringan,penghangatan,dan pelembapan pada udara tersebut di trakhea agar tidak merusak permukaan yang lembut pada system pernapasan. 10 2. Anatomi dan fisiologi Sistem Pernapasan a. Anatomi sistem pernapasan Gambar I Anatomi sistem pernapasan (Sumber : Syaifuddin, 2006) Pernapasan atau respirasi adalah suatu peristiwa tubuh kekurangan oksigen(02) kemudian oksigen yang berada di luar tubuh dihirup (inspirasi) melalui organ-organ pernapasan, dan pada keadaan tertentu bila tubuh kelebihan karbondioksida (CO2) maka tubuh berusaha unuk mengeluarkanya dari dalam tubuh dengan cara menghebuskan napas (ekspirasi) sehingga terjadi suatu keseimbangan antara oksigen dan karbondioksida dalam tubuh. Sistem respirsasi berperan untuk menukar udara dari luar ke permukaan dalam paru-paru.Setelah udara masuk ke dalam system pernapasan, akan dilakukan penyaringan,penghangatan,dan pelembapan pada udara tersebut di trakhea agar tidak merusak permukaan yang lembut pada system pernapasan. 10 2. Anatomi dan fisiologi Sistem Pernapasan a. Anatomi sistem pernapasan Gambar I Anatomi sistem pernapasan (Sumber : Syaifuddin, 2006) Pernapasan atau respirasi adalah suatu peristiwa tubuh kekurangan oksigen(02) kemudian oksigen yang berada di luar tubuh dihirup (inspirasi) melalui organ-organ pernapasan, dan pada keadaan tertentu bila tubuh kelebihan karbondioksida (CO2) maka tubuh berusaha unuk mengeluarkanya dari dalam tubuh dengan cara menghebuskan napas (ekspirasi) sehingga terjadi suatu keseimbangan antara oksigen dan karbondioksida dalam tubuh. Sistem respirsasi berperan untuk menukar udara dari luar ke permukaan dalam paru-paru.Setelah udara masuk ke dalam system pernapasan, akan dilakukan penyaringan,penghangatan,dan pelembapan pada udara tersebut di trakhea agar tidak merusak permukaan yang lembut pada system pernapasan.
  • 25. 11 Perbedaan tekanan membuat udara masuk ke paru-paru melalui saluran pernapasan tekanan ini bertujuan menyaring,mengatur udara ,dan mengubah permukaan saluran napas bawah pada tahap persiapan pembukaan system pernapasan sampai tahap istirahat(Syaifuddin,2009). 1) Saluran Pernapasan Atas a) Hidung Hidung merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra penciuman. Bentuk dan struktur hidung mempuyai pyramid atau kerucut dengan alasnya pada prosesus palatines os maksilaris dan pars horizontal os platum Dalam keadaan normal udara yang masuk dalam system pernapasan berhubungan dengan rongga hidung.Vestibulum rongga hidung yang berisi serabut- serabut halus epitel berfungsi untuk mencegah masuknya benda-benda asing yang mengganggu proses pernapasan. Bagian –bagian hidung adalah : (1) Kavum nasalis adalah suatu lubang besar yang dipisahkan oleh septum. (2) Nares anterior adalah bagian terbuka yang masuk kedalam dari sebelah luar dan posterior nares terbuka yang masuk kedalam dari sebelah luar dan nares
  • 26. 12 anteriorterbuka dengan cara yang sama pada bagian belakang, masuk kedalam faring. (3) Langit-langit dibentuk oleh tulang ethomoidalis pada bagian dasar tengkorak dan lantai yang keras serta palatum lunak pada bagian langit-langit mulut. (4) Dinding lateral rongga dibentuk oleh maksila, konka nasalis tengah dan sebelah luar tulang ethomoidalisyang tegak lurus dan vomer. (5) Bagian anterior dibentuk oleh tulang rawan Fungsi hidung adalah : (1) Menghangatkan udara: oleh permukaan konka dan septum nasalis. Setelah melewati faring suhu udara ±36ºC. (2) Sejumlah udara dilembabkan sebelum melewati hidung dan saat mencapai faring kelembapan udara menjadi ±75%. (3) Udara di saring lebih banyak oleh bulu-bulu hidung dan partikel di atas rongga oleh rambut disaring oleh rambut vestibular,lapisan mukosiliar, dan lisozum (protein dalam air mata). Fungsi ini airconditioning jalan pernafasan atas kenaikan suhu tidak melebihi 2-3% dari suhu tubuh dengan uap air mencapai trakea bagian bawah. Bila seorang bernapas melalui tabung udara langsung masuk trakea. Pendinginan dan pengeringan berpengaruh pada
  • 27. 13 bagian bawah paru-paru sehingga mudah terjadi infeksi paru. (4) Pada pernapasan biasa, udara yang masuk melalui celah olfaktori sebesar 5-10% sedangkan ketika menghirup udara dengan keras udara pernapasan yang masuk sebesar 20%(Syaifuddin, 2009). b) Faring Bagian sebelah atas faring dibentuk oleh badan tulang sfenoidalis dan sebelah dalamnya berhubungan langsung dengan esofagus. Pada bagian belakang, faring dipisahkan dari vertebra servikalis oleh jaringan penghubung, sementara dinding depannya tidak sempurna dan berhubungan dengan hidung, mulut dan laring. Faring dibagi dalam tiga bagian : (1) Nasofaring adalah bagian faring yang terletak dibelakang hidung diatas palatum yang lembut. (2) Orofaring adalah terletak dibelakang mulut dibawah palatum lunak, dimana dinding lateralnya saling berhubungan. (3) Bagian bawah sekali dinamakan laringofaring. c) Laring Laring atau pangkal tenggorok merupakan jalinan tulang rawan yang di lengkapi dengan otot,membran jaringan ikat dan ligamentum. Bagian atas laring membentuk tepi
  • 28. 14 epiglotis.Lipatan dari epiglotis aritenoid dan dari sebelah bawah tepi kartalogi krikoid. Tepi tulang dari pita suara asli kiri dan kanan membatasi daerah epiglotis disebut supraglotis dan bagian bawah disebut subglotis. Rangka laring terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut : (1) Kartilago tiroidea : terdiri atas dua lamina yang membuat sudut tepi dorsal.Tiap lamina sebagai kornu ke kranial kornu superior dan kornu inferior ke kaudal. (2) Kartilago krikoidea : berbentuk cincin, memiliki bagian ventral yang sempit disebut arkus, sedangkan bagian yang lebar disebut lamina. (3) Kartilago artinodea : sepasang tulang rawan berbentuk segitiga dengan apeks di kranial. (4) Kartilago epiglotika : berbentuk sebagi kaudal memancing di sebut peptiolus. (5) Os hioid dan kartilagines : Laring (tulang) lidah bentuknya seperti tapak kuda (Syaifuddin,2009). 2) Saluran Pernapasan Bawah a) Trachea Trakea atau batang tenggorok merupakan lanjutan dari laring yang di bentuk oleh 16 samapai 20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda (huruf C).Sebelah dalam diliputi oleh selaput lender yang berbulu getar yang di sebut sel bersilia, hanya bergerak ke arah
  • 29. 15 luar.Panjang trakea 9-11 cm dan di belakang terdiri dari jaringan ikat yang di lapisi oleh otot polos. Sel-sel bersi gunanya untuk mengeluarkan benda- benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara pernapasan.Yang memisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan kanan disebut karina. b) Bronkus Bronkus atau cabang tenggorokan merupakan lanjutan dari trakea, ada dua buah yang terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IV dan V, mempunyai struktur serupa dengan trakea dan di lapisi oleh jenis set yang sama. Bronkus itu berjalan ke bawah dan ke samping kearah tumpuk paru- paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar dari pada bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang kanan terdiri dari 9-12 cincin mempunyai 2 cabang.Bronkus bercabang-cabang, cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus (bronkioli).Pada bronkioli tidak terdapat cincin lagi, dan pada ujung bronkioli terdapat gelembung paru/gelembung hawa atau alveoli (Syaifuddin,2006). c) Paru-Paru Paru-paru adalah salah satu organ system pernapasan yang berada di dalam kantong yang dibentuk oleh pleura parietalis dan pleura viseralis. Kedua paru-paru sangat lunak,
  • 30. 16 elastic, sifatnya ringan terapung di dalam air, dan berada dalam rongga torak (Syaifuddin, 2009). b. Fisiologis Sistem Pernapasan Proses terjadinya pernapasan terbagi dalam 2 bagian yaitu inspirasi (menarik napas) dan ekspirasi (menghembuskan napas). Bernapas berarti melakukan inspirasi dan ekspirasi secara bergantian, teratur, berirama dan terus menerus. Bernapas merupakan gerak refleks yang terjadi pada otot-otot pernapasan refleks bernapas ini di atur olehpusat pernapasan yang terletak di dalam sum-sum tulang penyambung (medula oblongata). Oleh karena seseorang dapat menahan, memperlambat atau mempercepat napasnya, ini berarti bahwa refleks bernapas dapat juga dibawah pengaruh korteks serebri. Pusat pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar CO2 dalam darah dan kekurangan dalam darah. Inspirasi terjadi bila muskulus diafragma telah mendapat rangsangan dari nervus frenukus lalu mengerut datar. Muskulus interkostalis yang letaknya miring, setelah mendapat rangsangan kemudian mengerut dan tulang iga (kosta) menjadi datar. Dengan demikian jarak antara sternum (tulang dada) dan vertebra semakin luas dan melebar. Rongga dada membesar maka pleura akan tertarik, yang menarik paru-paru sehingga tekanan udara di dalamnya berkurang dan masuklah udara dari luar. Ekspirasi pada suatu saat otot-otot akan kendur lagi (diafragma akan menjadi cekung, muskulus interkostalis miring lagi)
  • 31. 17 dan dengan demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara di dorong keluar. Jadi proses respirasi atau pernapasan ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru. Pernapasan dada. Pada waktu seseorang bernapas,rangka dada terbesar bergerak, pernapasan ini dinamakan pernapasan dada. Ini terdapat pada rangkadada yang lunak, yaitu pada orang-orang muda dan pada perempuan. Pernapasan perut. Jika pada wktu seseorang bernapas diafragma turun naik, maka ini dinamakan pernapasan perut. Kebanyakan pada orang tua, karena tulang rawanya tidak begitu lembek dan bingkas lagi yang disebabkan oleh banyak zat kapur mengendap di dalamnaya dan ini banyak di temukan pada pria (Syaifuddin, 2006). 3. Etiologi Secara umum bronchopneumonia diakibatkan penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme pathogen. Orang normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas : reflek glottis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakan kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat.Timbulnya bronchopneumonia disebakan oleh virus, bakteri, jamur, protozoa, mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia (Sandra M. Nettiria) antara lain : a. Bakteri : Sreptococcus, Stapphylococcus, H.Influenzae
  • 32. 18 b. Virus :Legionella Pneumoniae c. Jamur :Aspergilus Spesies, Candida Albicans (Nurrarif & Kusuma, 2015). 4. Patofisiologi Infeksi diawali karena seseorang menghirupbasil streptococcusba kteri menyebar melalui jalan nafas menuju alveoli lalu berkembang biak dan terlihat bertumpuk. Perkembangan streptococcus juga dapat menjangkau sampai ke area lain dari paru-paru (lobus atas). Basil juga melalui sisitem limfe dan aliran darah ke bagian tubuh lain (ginjal, tulang, dan korteks serebri) diarea lain dari paru-paru (lobus atas). Selanjutnya, system kekebalan tubuh memberikan respon dengan melakukan reaksi inflamasi.Neutrofil dan makrofag melakukan aksi fagositosis (menelan bakteri), sementara limfosit spesifik bakteri menghancurkan (melisiskan) basil dan jaringan normal.Reaksi jaringan ini mengakibatkan terakumulasinya eksudat dalam alveoli yang menyebabkan bronkopneumonia.Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu setelah terpapar bakteri (Somantri, 2007). 5. Manifestasi Klinis Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi disaluran pernafasan bagian atas selama beberapa hari.Pada tahap awal, penderita bronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti menggigil, demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung kemerahan, saat bernafas menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul sianosis.Terdengar adanya krekels diatas paru yang sakit dan terdengar
  • 33. 19 ketika terjadi konsalidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat)(Nurarif & Kusuma, 2015). 6. Komplikasi a. Gagal nafas dan sirkulasi b. Efusi pleura, empyema dan abces (Rangki & Susen, 2014). 7. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan Laboratorium : 1) Pemeriksaan darah 2) Pemeriksaan sputum 3) Analisa gas darah 4) Kultur darah 5) Sampel darah, sputum dan urin. b. Pemeriksaan Radiologi : 1. Rontenogram Thoraks 2. Laringoskopi/bronkoskopi (Nurarif & Kusuma,2015). 8. Penatalaksanaan a. Menjaga kelancaran pernafasan b. Kebutuhan istrahat c. Kebutuhan nutrisi dan cairan d. Mengontrol suhu tubuh e. Pengobatan seperti(pemberian terapi penisilin ditambah dengan cloramfenikol atau diberikan antibiotic)(Nurarif & Kusuma, 2015).
  • 34. 20 9. Pengobatan Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi.Akan tetapi, karena hal itu perlu waktu dan pasien perlu terapi secepatnya maka biasanya diberikan Penilsilin di tambah dengan Cloramfenikol atau diberikan antibiotic yang mempunyai specturum luas seperti Ampisilin.Pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari. Karena sebagian besar pasien jatuh kedalam asidosis metabolic akibat kurang makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi dengan hasil analisis gas darah arteri (Nurarif & Kusuma, 2015). B. Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan Keperawatan Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan ilmiah yang digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai atau mempertahankan keadaan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang optimal, melalui tahap pengkajian, identifikasi diagnosis keperawatan, penentuan rencana keperawatan, serta evaluasi tindakan keperawatan (Asmadi, 2008). Tujuan proses keperawatan secara umum adalah untuk menyusun kerangka konsep berdasarkan keadaan individu (klien), keluarga, dan masyarakat agar kebutuhan mereka dapat terpenuhi (Nursalam, 2013) 1. Pengkajian Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam, 2013).
  • 35. 21 Dalam pengkajian yang dilakukan dalam tahapannya meliputi: a. Pengumpulan data Pengumpulan data ditujukan untuk mengidentifikasi dan mendapatkan data yang penting dan akurat tentang klien, metode yang dapat digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik serta diagnostic (Asmadi, 2008). Adapun data yang dikumpulkan antara lain: 1) Biodata a) Identitas Klien Meliputi nama, agama, umur, jenis kelamin, nomor medical record, tanggal masuk, tanggal pengkajian, ruangan dan diagnosa medis. b) Identitas Penanggung Jawab Meliputi nama ayah dan ibu, umur, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, agama, alamat, hubungan dengan anak (kandung atau adopsi). c) Sumber Data (1) Klien Klien adalah sumber data yang utama (primer) dan perawat dapat menggali informasi yang sebenarnya mengenai masalah kesehatan klien.
  • 36. 22 (2) Orang Terdekat Pada klien yang masih anak-anak, data dapat diperoleh dari ibu atau orang yang menjaga anak selama di rumah sakit. (3) Catatan Klien Catatan klien ditulis oleh anggota tim kesehatan dan dapat dipergunakan sebagai sumber data dalam riwayat keperawatan. (4) Riwayat Penyakit Pemeriksaan fisik (physical examination) dan catatan perkembangan merupakan riwayat penyakit yang diperoleh dari terapis. (5) Konsultasi Kadang-kadang terapis memerlukan konsultasi dengan anggota tim kesehatan spesialis, khususnya dalam menetukan diagnosis medis atau dalam merencanakan dan melakukan tindakan medis. Informasi tersebut dapat diambil guna membantu menegakan diagnosis medis. (6) Hasil Pemeriksaan Diagnostik Hasil pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik dapat digunakan perawat sebagai data objektif yang disesuaikan dengan masalah kesehatan klien. (7) Catatan Medis dan Anggota Tim Kesehatan Lainnya Anggota tim kesehatan lain juga merupakan personil yang berhubungan dengan klien.
  • 37. 23 (8) Perawat Lain Jika klien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lain, maka perawat harus meminta data-data klien sebelumnya kepada perawat yang dulu merawatnya. (9) Kepustakaan Untuk memperoleh data dasar klien yang komprehensif, perawat dapat membaca literatur yang berhubungan dengan masalah klien (Nursalam, 2013). 2)Riwayat Kesehatan a) Riwayat Kesehatan Sekarang (1) Riwayat Sebelum Masuk RS Pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan alasan utama individu mencari bantuan profesional kesehatan (Wong, 2004). (2)Keluhan Utama Keluhan yang paling dirasakan oleh klien pada saat dilakukan pengkajian. Pada klien bronchopneumonia keluhan yang sering dikeluhkan pada bayi adalah batuk, nyeri dada, kesulitan bernafas, demam. (3) Riwayat Keluhan Utama Pada bronchopneumonia pada anak, keluhan utama yang dirasakan adalah batuk, nyeri dada, kesulitan bernapas, demam.Informasi tentang keadaan dan keluhan – keluhanklien saat timbulserangan (onset), durasi kronologis
  • 38. 24 dan frekuensi serangan lokasi dan penjalaran, kualitas dan intesitas (berat ringanya) serangan factor-faktor predisposisi atau presipitasi, serta tindakan-tindakan yang telah dilakukan oleh klien dan/atau keluarga untuk mengurangi atau mengatasi keluhan. Pedoman yang digunakan adalahP, Q, R, S, T meliputi : P : Provokatif dan paliatif Q:Kualitas dan kuantitas. R : Region dan radiasi, S : Gejala atau derajat keparahan T : Timing (waktu) (Asmadi, 2008). b) Riwayat Kesehatan Dahulu (1) Riwayat Kehamilan (Ante natal care) Selama ibu klien hamil : keluhan ibu selama hamil seperti mengidam atau muntah-muntah, pemenuhan nutrisi yang di konsumsi oleh ibu, kenaikan berat badan selama hamil dan imunisasi TT berapa kali.(Wong, 2004). (2) Riwayat Kelahiran (Intra natal care) Yang perlu diketahui yaitu tempat persalinan, penolong persalinan, jenis dan lamanya partus, jenis pertolongan persalinan, berat badan lahir, dan komplikasi waktu lahir.
  • 39. 25 (3) Riwayat Post Kelahiran (post natal) Yang perlu diketahui yaitu keadaan bayi lahir awal, berat badan dan panjang badan, penilaian APGAR Skor (warna, sianosis, pucat, ikhterik), demam, kelainan kongenital, kesulitan menghisap, kesulitan pemberian makan atau ASI (Wong, 2004). c) Riwayat Kesehatan Keluarga Yang perlu dikaji adalah apakah ada anggota keluarga yang menderita malformasi anorektal, apakah ada riwayat penyakit keturunan atau penyakit menular lainnya dalam keluarga dengan menggunakan genogram keluarga tiga generasi (Wong, 2004). 3) Riwayat Imunisasi Tabel 2. Riwayat pemberian imunisasi Vaksin Jumlah pemberian Interval Waktu pemberian BCG 1 kali 0-11 bulan DPT 3 kali 4 minggu 2-11 bulan Hepaitis 3 kali 4 minggu 0-11 bulan Polio 4 kali 4 minggu 0-11 bulan Campak 1 kali 9-11 bulan ( Sumber: Hidayat, 2005). 4) Riwayat Tumbuh Kembang a) Pertumbuhan Fisik Anak Hal yang perlu diketahui yaitu berat badan selama sakit (berat badan selama sakit biasanya menurun disebabkan oleh absorbsi makanan di usus tengah), panjang badan,
  • 40. 26 jumlah gigi, lingkar kepala, lingkar lengan atas dan lingkar dada (Wong, 2004). b) Perkembangan Anak Tabel 3. Perkembangan Anak Usia 0-2 Bulan No Umur (Bulan) Motorik Kasar Motorik Halus 1. I Dapat memutar kepala dari satu sisi kesisi lain bila telungkup, mengangkat kepala sebentar dari tempat tidur Refleks menggenggam kuat, tangan tertutup secara umum. 2. 2 Bila telungkup, dapat mengangkat kepala hampir 45 derajat dari meja, menunjukan posisi reflesks leher tonik asimetris secara intermiten. Tangan sering terbuka dan releks menggengg am menghilang Sumber : (Wong, 2004) 5) Riwayat Nutrisi Yang perlu ditanyakan adalah riwayat pemberian ASI, pemberian susu formula, pemberian makanan tambahan dan pola perubahan nutrisi tiap tahapan usia (Wong, 2004). 6) Riwayat Psikososial Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien dan keluarga (orangtua) untuk menilai respon terhadap penyakit yang diderita dan perubahan peran dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam keluarga maupun masyarakat, apakah ada dampak yang timbul pada klien dan orang tua, yaitu timbul seperti ketakutan akan kecacatan, rasa cemas, rasa ketidakmampuanuntuk melakukan aktivitas secara optimis.
  • 41. 27 7) Riwayat Spritual Yang dikaji adalah ketaatan anak dalam beribadah dan menjalankan kepercayaan, support dalam keluarga dan ritual yang biasa dijalankan oleh klien dan keluarga. 8) Reaksi Hospitalisasi Dikaji tentang pemahaman keluarga sakit dan rawat inap, perasaan orang tua, siapa yang menjaga anak dan bagaimana rasanya dirumah sakit. 9) Pola Aktivitas Sehari-Hari a) Nutrisi Yang perlu dikaji adalah bagaimana kebiasaan makan klien apakah ada perubahan sebelum dan selama di Rumah sakit, riwayat pemberian ASI, pemberian makanan tambahan, nafsu makan biasanya berkurang, kaji apakah ada mual/muntah dan keadaan umum lemah (Wong, 2004). b) Eliminasi Bagaimana pola eliminasi BAB, BAK apakah ada perubahan setelah sakit. Pada bronchopneumonia karakteristik feses berubah sesuai dengan jenis makanan yang ditambahkan dalam diet. c) Istirahat dan Tidur Pada bronchopneumonia anak akan susah tidur karena rangsangan batuk yang terus menerus.
  • 42. 28 d) Personal Hygiene Pada bronchopneumonia yang melakukan personal hygiene adalah orang tua karena dalam fase akut klien dengan bronchopneumonia terdapat kelemahan. e) Aktivitas Akan terjadi kelemahan otot akibat dari penurunan suplai oksigen yang masuk dalam tubuh dan penurunan masukan nutrisi. 10) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik (physical examination) dalam pengkajian keperawatan dipergunakan untuk memperoleh data objektif dari klien (Nursalam, 2013). Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui empat teknik, yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi (IPPA). Penjelasan mengenai teknik-teknik pemeriksaan fisik tersebut adalah sebagai berikut (Nursalam, 2013). Inspeksi : Inspeksi merupakan proses observasi yang dilaksananakan secara sistematik. Palpasi : Palpasi merupakan teknik pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba. Perkusi : Perkusi merupakan teknik pemeriksaan dengan mengetuk-ngetukkan jari perawat (sebagai alat untuk menghasilkan suara) ke bagian tubuh klien
  • 43. 29 yang akan dikaji untuk membandingkan bagian yang kiri dengan yang kanan. Auskultasi : Auskultasi merupakan teknik pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh. Dalam pemeriksaan fisik hal yang perlu dikaji adalah sebagai berikut: a) Keadaan Umum Biasanya anak dengan bronkopneumonia akan datang dengan adanya keluhan sesak nafas berat, dengan keadaan umum yang buruk, kaji mengenai tingkat kesadaran. b) Kesadaran Pada umumnya tingkatan kesadaran terdiri dari enam tingkatan yaitu: (1) Terjaga :Normal (2) Sadar :Dapat tidur lebih dari biasanya atau sedikt bingung saat pertama kali terjaga tetapi beriorentasi sempurna ketika bangun. (3) Letargi :Mengantuk tetapi dapat mengikuti perintah sederhana ketika di rangsang. (4) Stupor : sangat sulit untuk di bangunkan, tidak konsisten dalam mengikuti perintah sederhan atau berbicara satu kata atau frase pendek.
  • 44. 30 (5) Semikomatosa:Gerak bertujuan ketika di rangsang tidak mengikuti perintah. (6) Koma : Dapat berespons dengan postur secara reflex ketika distimulasi atau dapat tidak berespons pada setiap stimulus(Muttaqin, 2008). c) Tanda-Tanda Vital Pada umumnya penderita bronchopneumonia, suhu terkadang meningkat di ats 37,5 ᵒc, dan pernapasan yang meningkat diatas 60x/menit. (Nurarif & Kusuma, 2015). d) Pengkajian Antropometri Pada pemeriksaan antopometri didapatkan tinggi badan, berat badan, lengan atas, lingkar perut, lingkar dada. Untuk berat badan biasanya di nilai dengan melihat angka dari berat badan ideal ( BBI ) (Wong, 2004). Pemeriksaan Antropometri : (1) Berat Badan : berat badan bayi lahir normalnya mencapai 2500 - 3000 gram. Dan BBI normal dengan umur 0-2 bulan = 5,0-5,5 kg. (2) Panjang Badan/Tinggi Badan : Tinggi anak kurang dari 2 tahun disebut dengan panjang badan. Pada bayi baru lahir panjang badan rata-rata sebesar ± 50 cm.
  • 45. 31 (3) Lingkar Kepala : Ukuran lingkar kepala secara normalnya adalah 34 – 35 cm. (4) Lingkar Lengan Atas Saat lahir lingkar lengan atas sekitar 9,5-13,5 cm. (5) Lingkar Dada : pada anak yang lebih besar dan berbaring pada bayi, normalnya lingkar dada pada bayi baru lahir adalah 30,5 – 33 cm (Djitowiyono, 2010). Menurut Djitiwiyono (2010), untuk menentukan BB normal 1-2 bulan, dapat digunakan rumus Berat Badan Ideal (BBI) = umur 2 bulan + 9 : 2. Tabel 3 . Berat Badan Ideal (BBI) dalam Kategori No. Umur (Bulan) Kategori Normal Kurus Sangat Kurus 1. 1 3,0 - 4,3 2,6 – 2,9 < 2,5 2. 2 3,5 – 5,0 2,9 – 3,4 < 2,9 Sumber : (Djitowiyono, 2010) e) Pemeriksaan Fisik Secara Persistem (1) Sistem Pernapasan Kemungkinan besar didapatkanretraksi interkosta dan adanya penggunaan otot-otot pernapasan saat bernafas. Adanya nyeri dada saat bernapas diperlihatkan dengan kondisi bayi yang gelisah, sering menangis dan terlihat meringis. Adanya lendir pada saat batuk. Kaji kesimetrisan
  • 46. 32 ekspansi paru, suara nafas ronchi atau wheezing. Pada umumnya frekuensi pernapasan meningkat. Frekuensi pernapasansecara normal pada bayi yaitu: (a) Neonatus: 40-60x/menit (b) Infant : 30-60x/menit (c) Toddler : 24-40x/menit(Nurarif & Kusuma, 2015). (2) Sistem Kardivaskuler Kaji adanya takikardi, irtabilita. Kaji kesimetrisan ekspansi paru, suara nafas ronchi atau wheezing serta irama jantung. (3) Sistem Pencernaan Kajikebiasaanbayi : malas minum atau makan, muntah, berat badan menurun, lemah. Pada orang tua yang dengan tipe keluarga anak pertama, mungkin belum memahami tentang tujuan dan cara pemberian makanan/cairan personde. (4) Sistem Muskuloskeletal Kaji tonus otot, lemah secara umum. (5) Sistem Indera Pada umumnya yang perlu dikaji yaitu kesimetrisan, ketajaman penglihatan, lapang pandang, konjungtiva anemis atau tidak, sklera icterus, bentuk hidung,
  • 47. 33 adanya sekret pada hidung atau tidak, bentuk telinga, adanya nyeri tekan atau tidak(Engel. J, 2009). (6) Sistem Endokrin Pada awal penyakit umumnya tidak ada kelainan, adanya kaku kuduk apabila sudah mencapai stadium lanjut dan penurunan kesadaran akibat bakterinemia dan meningitis, pembesaran kelenjar getah bening sebagai reaksi imunologi terhadap infeksi. (7) SistemSaraf Nervus yang perlu dikaji pada anak adalah: (a) Nervus III, IV, dan VI (Okulomotorius, Troklearis, Abdusen) yaitu kontriksi pupil, gerakan mata ke bawah dan ke dalam, deviasi mata ke lateral.. (b) Nervus V (Trigeminus) yaitu refleks kornea atau refleks mengedip. (c) Nervus VII (Fasialis) yaitu otot-otot ekspresi wajah termasuk otot dahi, sekeliling mata serta mulut. (d) Nervus VIII (Auditorius) yaitu pendengaran. (e) Nervus IX dan X (Glosofaringeus dan Vagus) yaitu reflex menelan. (f) Nervus XI (Asesorius) yaitu pergerakan kepala dan bahu.
  • 48. 34 (g) Nervus XII (Hipoglasus) pergerakan lidah (Muttaqin, 2008). (8) Sistem Perkemihan Kaji kebersihan genitalia. (9) Sistem Imun Kaji adanya pembesaran dan nyeri tekan pada kelenjar limfe. (10)Sistem Integument Pada umumnya yang perlu dikaji yaitu warna kulit dan distribusi rambut, adanya pembengkakan atau tidak, suhu dan turgor kulit (Engel. J, 2009). f) Data Penunjang Pada bronchopneumonia biasanya ditemukan peningkatan leukositakibat adanya proses infeksi. g) Terapi Diberikan yaitu antibiotik, bronchodilator, seperti Ambroxsol syrup dan bedrest ditempat tidur. b. Pengelompokan Data Pengelompokkan data adalah pengelompokkan data-data klien atau keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan kesehatan atau keperawatan berdasarkan kriteria permasalahannya.
  • 49. 35 Pengelompokkan data merupakan suatu pengaturan yang sistematis terdiri dari : 1) Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu situasi dan kejadian. 2) Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh perawat (Nursalam, 2013). c. Analisa Data Analisa data merupakan proses berfikir secara ilmiah berdasarkan teori-teori yang dihubungkan dengan data-data yang ditemukan saat pengkajian. Menginterprestasikan data atau membandingkan dengan standar fisiologis setelah dianalisa, maka akan didapat penyebab terjadinya masalah pada klien. Analisa data terdiri dari : 1) Problem yaitu suatu masalah yang muncul dalam keperawatan 2) Etiologi yaitu penyebab dari timbulnya suatu masalah keperwatan 3) Sympton yaitu gejala yang menyebabkan timbulnya suatu masalah. Setelah masalah dianalisa diprioritaskan sesuai dengan kriteria prioritas masalah untuk menetukan masalah yang harus segera diatasi yaitu : a) Masalah yang dapat mengancam jiwa klien b) Masalah aktual c) Masalah potensial atau resiko tinggi
  • 50. 36 Data tersebut dapat diperoleh dari keadaan klien yang tidak sesuai dengan standar kriteria yang sudah ada. Untuk itu perawat harus jeli dan memahami tentang standar keperawatan sebagai bahan perbandingan, apakah keadaan kesehatan klien sesuai atau tidak dengan standar yang ada. d. Prioritas Masalah Prioritas masalah dituliskan dalam urutan tertentu untuk memudahkan pengurutan diagnosa keperawatan berkaitan yang dipilih, yang tersaji dalam pedoman perawatan. 2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah, dan mengubah (Nursalam, 2013). Adapun diagnosis keperawatan yang muncul pada anak dengan bronkopneumonia (Doenges, 2000) adalah: a. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum. b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar-kapiler (efek inflamasi).
  • 51. 37 c. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia, perlengketan secret pernapasan). d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigenatau kelelahan yang berhubungan dengan gangguan pola tidur. e. Nyeri dada berhubungan dengan inflamasi parenkim paru. f. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metaboliksekunder terhadap demam dan proses infeksi. g. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan (demam). h. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah. 3. Perencanaan Rencana intervensi keperawatan adalah desain spesifik dari intervensi yang disusun untuk membantu klien dan mencapai kriteria hasil. Rencana intervensi tersebut disusun berdasarkan komponen penyebab dari diagnosis keperawatan. Oleh karena itu rencana intervensi harus mendefinisikan suatu aktivitas yang diperlukan untuk membatasi faktor- faktor penunjang suatu masalah (Nurasalam, 2013). Menurut (Doenges, 2000) rencana keparawatan yang muncul berdasarkan diagnosis yang ada adalah: a. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum.
  • 52. 38 Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif kembali Kriteria hasil : Menunjukkan jalan napas paten dengan bunyi napas bersih, tidak ada dispnea, sianosis Tabel 5. Intervensi dan Rasional Bersihan Jalan Nafas tak Efektif Intervensi Rasional 1. Kaji frekuensi atau kedalaman pernafasan dan gerakan dada 1. Takipnea, pernafasan dangkal dan gerakan dada tak simetris sering terjadi karena ketidaknyamanan gerakan dinding dada dan/atau cairan paru 2. Auskultasi area paru, catat area penurunan atau tak ada aliran udara dan bunyi napas adventisius, misalnya krekels, mengi 2. Suara mengi mengindikasikan terdapatnya penyempitan bronkus oleh sputum. Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan. Bunyi napas bronkila (normal pada bronkus) dapat juga terjadi pada area konsolidasi. Krekels, ronchi, dan mengi terdengar pada insoirasi dan/atau ekspirasi pada respons terhadap pengumpulan caiaran, secret kental, dan spasme jalan napas/obstruksi. 3. Bantu pasien latihan napas sering. Tunjukan/bantu pasien mempelajari melakukan batuk, misalnya menekan dada dan batuk efektif sementara posisi duduk tinggi. 3. Napas dalam memudahkan ekspansi maksimum paru-paru atau jalan napas lebih kecil. Batuk adalah mekanisme pembersihan jalan napas alami, membantu silia untuk mempertahankan jalan napas paten. Penenkanan menurunkan ketidaknyamanan dada dan posisi duduk memungkinkan upaya napas lebih dalam dan lebih kuat 4. Section sesuai indikasi 4. Merangsang batuk atau pembersihan jalan napas secara mekanik pada pasien yang tak mampu melakukan karena batuk tak efektif atatu penurunan tingkat kesadaran. 5. Berikan cairan sedikitnya 2500 ml/hari (kecuali kontra indikasi), tawarkan air hangat dari pada dingin 5. Cairan (khususnya yang hangat) memobilisasi dan mengeluarkan sekret 6. Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi: mukolitik, ekspektoran, bronkodilator, analgesik 6. Alat untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi secret. Analgesik diberikan untuk memperbaiki batuk dengan menurunkan ketidaknyamanan terapi harus digunakan secara hati-hati,
  • 53. 39 karena dapat menurunkan upaya batuk/menekan pernapasan Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar-kapiler (efek inflamasi). Tujuan : Pertukaran gas kembali normal Kriteria hasil : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan GDA dalam rentang normal dan tak ada gejala distress pernapasan. Tabel 6. Intervensi dan Rasional Kerusakan Pertukaran Gas Intervensi Rasional 1. Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernafas 1. Manifestasi distress pernapasan tergantung pada/indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum 2. Observasi warna kulit, membran mukosa, dan kuku, catat adanya sianosis perifer (kuku) atau sianosis sentral (sirkumoral) 2. Sianosis kuku menunjukan vasokonstriksi atau respons tubuh terhadap demam/menggigil. Namun sianosis daun telinga, membran mukosa, dan kulit sekitar mulut (membran hangat) menunjukkan hipoksemia sistemik 3. Kaji status mental 3. Gelisah, mudah terangsang, bingung dan samnolen dapat menunjukka hipoksemia/penurunan oksigenasi serebral 4. Awasi frekuensi jantung atau irama 4. Takikardia biasanya ada sebagai akibat demam atau dehidrasi tetapi dapat sebagai respon terhadap hipoksemia 5. Awasi suhu tubuh, sesuai indikasi 5. Demam tinggi sangat meningkatkan kebutuhan metabolic dan kebutuhan oksigen dan mengganggu oksigenasi seluler 6. Kaji tingkat ansietas 6. Ansietas adalah manifestasi masalah psikologi sesuai dengan respon fisiologi terhadap hipoksia
  • 54. 40 7. Kolaborasi dalam pemberian terapi oksigen dengan benar 7. Tujuan terapi oksigen adalah mempertahankan PaO2 diatas 60 mmHg (normal PaO2 80-100). Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. c. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia, perlengketan secret pernapasan) Tujuan : Mencegah terjadinya penyebaran infeksi Kriteria hasil : Mencapai waktu perbaikan infeksi berulang tanpa komplikasi Tabel 7. Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi terhadap Penyebaran Infeksi Intervensi Rasional 1. Pantau tanda vital dengan ketat, khususnya selama awal terapi 1. Selama periode waktu ini, potensial komplikasi fatal (hipotensi/syok) dapat terjadi 2. Tunjukan/dorong teknik mencuci tangan yang baik 2. Efektif berarti menurunkan penyebaran/tambahan infeksi 3. Batasi pengunjung sesuai indikasi 3. Menurunkan pemajanan terhadap pathogen infeksi lain 4. Lakukan isolasi pencegahan sesuai individual 4. Tergantung pada tipe infeksi, respons terhadap antibiotic, kesehatan umum pasien, dan terjadinya komplikasi, teknik isolasi mungkin diperlukan untuk mencegah pentebaran/melindungi pasien dari proses infeksi lain 5. Kolaborasi dalam pemberian antimicrobial sesuai indikasi dengan hasil kultur sputum/darah, missal penisilin, eritromisin, tetrasiklin, amikain, sefalosporin, amantadin 5. Obat ini digunakan untuk membunuh kebanyakan microbial bronkopneumonia. Kombinasi antiviral dan antijamur mungkin digunakan bila bronkopneumonia. Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3.
  • 55. 41 d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen atau kelelahan berhubungan dengan gangguan pola tidur. Tujuan : Pasien dapat melakukan aktivitas seusai kondisi Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas yang dapat diukur dengan tak adanya dispnea, kelemahan berlebihan, dan tanda vital dalam rentang normal. Tabel 8. Intervensi dan Rasional Intoleransi Aktivitas Intervensi Rasional 1. Evaluasi respon terhadap aktivitas. Catat laporan dispnea, peningkatan kelemahan atau kelelahan dan perubahan tanda vital selama dan sesudah aktivitas 1. Menetapkan kemampuan atau kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan intervensi 2. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indiaksi 2. Menurunkan stress dan rangsangan berlebihan serta meningkatkan istirahat 3. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat 3. Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolic, menghemat energy untuk penyembuhan. Pembatasan aktivitas ditentukan dengan respons individual pasien terhadap aktivitas dan perbaikan kegagalan pernapasan 4. Bantu pasien posisi nyaman untuk istirahat dan tidur 4. Pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi, tidur di kursi atau menunduk ke depan bantal. 5. Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan. Berikan kemajuan peningkatan aktivitas selama fase penyembuhan 5. Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3.
  • 56. 42 e. Nyeri dada berhubungan dengan kerusakan parenkim paru. Tujuan : Nyeri dada berkurang dapat batuk efektif dan suhu normal. Kriteria hasil : Nyeri hilang, menunjukkan rileks, istirahat/tidur, dan peningkatan aktivitas dengan tepat. Tabel 9. Intervensi dan Rasional Nyeri Dada Intervensi Rasional 1. Tentukan karakteristik nyeri, misalnya tajam, konstan, ditusuk. Selidiki perubahan karakter, atau lokasi atau intensitas nyeri 1. Nyeri dada, biasanya ada dalam beberapa derajat pada bronkopneumonia, juga dapat timbul komplikasi bronkopneumonia seperti perikarditis dan endokarditis 2. Pantau tanda vital 2. Perubahan frekuensi jantung atau TD menunjukkan bahwa pasien mengalami nyeri, khususnya bila alasan lain untuk perubahan tanda vital telah terlihat 3. Berikan tindakan nyaman misalnya pijat punggung, perubahan posisi, music tenang, relaksasi, atau latihan nafas 3. Tindakan non-analgetik diberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan memperbesar efek terapi analgetik 4. Kolaborasi dalam pemberian analgetik dan antitusif sesuai indikasi 4. Obat ini dapat digunakan untuk menekan batuk non-produktif atau proksimal. Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. f. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metaboliksekunder terhadap demam dan proses infeksi. Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan nafsu makan dan mempertahankan/meningkatkan berat badan.
  • 57. 43 Tabel 10. Intervensi dan Rasional Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh Intervensi Rasional 1. Identifikasi factor yang menimbulkan mual/muntah, misalnya sputum banyak, dispnea berat 1. Sputum akan merangsang nervus vagus sehingga berakibat mual, dispnea dapat merangsang pusat pengaturan di medulla oblongata 2. Berikan wadah tertutup untuk sputum dan buang sesering mungkin. Berikan atau bantu kebersihan mulut setelah muntah 2. Menghilangkan tanda bahaya, rasa, bau dari lingkungan pasien dan dapat menurunkan mual 3. Jadwalkan pengobatan pernapasan sedikitnya 1 jam sebelum makan 3. Menurunkan efek mual yang berhubungan dengan pengobatan ini 4. Auskultasi bunyi usus. Observasi atau palpasi distensi abdomen 4. Bunyi usus mungkin menurun/tidak ada bila proses infeksi berat atau memanjang. Distensi abdomen terjadi sebagai akibat menelan udara atau menunjukkan pengaruh toksin bakteri pada saluran gastrointestinal 5. Berikan makanan porsi kecil dan sering 5. Tindakan ini dapat meningkatkan masukan meskipun nafsu makan mungkin lambat untuk kembali 6. Evaluasi status nutrisi umum, ukur berat badan dasar 6. Adanya kondisi kronis (seperti PPOM atau alkoholisme) atau keterbatasan keuangan dapat menimbulkan malnutrisi, rendahnya tahanan terhadap infeksi dan atau lambatnya respons terhadap terapi Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. g. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan (demam). Tujuan : Agar terjadi keseimbangan cairan Kriteria hasil : Menunjukkan keseimbangan cairan dibuktikan dengan parameter individual yang tepat, misalnya membran mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler cepat, tanda vital stabil.
  • 58. 44 Tabel 11. Intervensi dan Rasional Kekurangan Volume Cairan Intervensi Rasional 1. Kaji perubahan tanda vital, contoh peningkatan suhu/demam memanjang, takikardia 1. Peningkatan suhu/memanjangnya demam meningkatkan laju metabolic dan kehilangan cairan melalui evaporasi. 2. Kaji turgor kulit, kelembaban membran mukosa (bibir, lidah) 2. Indikator langsung keadekuatan volume cairan, meskipun membran mukosa mulut mungkin kering karena napas mulut dan oksigen tambahan 3. Catat laporan mual/muntah 3. Adanya gejala ini menurunkan masukan oral 4. Pantau masukan dan keluaran, catat warna, karakter urine 4. Memberikan informasi tentang keadekuatan volume cairan dan kebutuhan penggantian 5. Tekankan cairan sedikitnya 2500 ml/hari atau sesuai kondisi individual 5. Pemenuhan kebutuhan dasar cairan, menurunkan risiko dehidrasi 6. Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi, misalnya antipiretik atau antiemetik 6. Berguna menurunkan kehilangan cairan 7. Kolaborasi dalam pemberian cairan tambahan IV sesuai keperluan 7. Pada adanya penurunan masukan/banyak kehilangan, penggunaan parenteral dapat memperbaiki/mencegah kekurangan Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. h. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah. Tujuan : Meningkatkan pemahaman kondisi dan proses penyakit Kriteria hasil : Melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam program pengobatan. Tabel 12. Intervensi dan Rasional Kurang Pengetahuan Mengenai Kondisi dan Kebutuhan Tindakan Intervensi Rasional 1. Diskusikan aspek ketidakmampuan dari penyakit, lamanya penyembuhan, dan 1. Informasi dapat meningkatkan koping dan membantu menurunkan ansietas dan masalah berlebihan.
  • 59. 45 harapan kesembuhan. 2. Tekankan pentingnya melanjutkan batuk efektif/latihan pernapasan 2. Selama awal 6-8 minggu setelah pulang, pasien berisiko besar untuk kambuh dari bronkopneumonia 3. Tekankan perlunya melanjutkan terapi antibiotic selama periode yang dianjurkan 3. Penghentian dini antibiotic dapat mengakibatkan iritasi mukosa bronkus, dan menghambat makrofag alveolar, mempengaruhi pertahanan alami tubuh melawan infeksi 4. Buat langkah untuk meningkatkan kesehatan umum dan kesejahteraan, misalnya istirahat dan aktivitas seimbang, diet baik, menghindari kerumunan selama musim pilek/flu dan orang yang mengalami infeksi saluran napas atas 4. Meningkatkan pertahanan alamiah/imunitas, membatasi terpajan pada patogen Sumber : Doenges, 2000. Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. 4. Implementasi Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan mencakup peningkatan kesehatan (Nursalam, 2013). 5. Evaluasi Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi, dan implementasinya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan (Nursalam, 2013). Sistem penulisan ini dapat menggunakan system SOAP atau model dokumentasi lainnya (Nursalam, 2013). S : Respon subjektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan. O : Respon objektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan.
  • 60. 46 A : Analisa ulang atas data subjektif dan data objektif untuk menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau ada masalah baru. P : Perencanaan atau tindakan lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon. 6. Dokumentasi Perawat memerlukan suatu standar dokumentasi sebagai petunjuk dan arah terhadap cara penyimpanan dan teknik pendokumentasian yang benar. Oleh karena itu standar tersebut harus dipahami oleh rekan sejawat dan profesi kesehatan lainnya termasuk tim akreditasi (Nursalam, 2013). Berikut poin-poin penting dalam catatan perkembangan: S : Respon subjektif klien terhadap tindakan O : Respon objektif klien terhadap tindakan A : Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan masalah P : Perencanaan atau tindakan I : Implementasi E : Evaluasi
  • 61. 47 BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Laporan Kasus 1. Pengkajian a. Pengumpulan data 1) Biodata a) Identitas klien Nama :By.G Umur :2 bulan Jenis kelamin :Perempuan Agama :Islam Pendidikan :Tidak ada Suku / Bangsa :Sunda/Indonesia Alamat :Jln. Paledang,Bandung Tanggal Masuk RS :22-02-2016 Tanggal Pengkajian :01-03-2016 No . Register : 0004767975 Diagnosa Medis :Bronchopneumonia b) Identitas penanggung jawab (1) Ayah Nama :Tn. A Usia :30 Tahun Pendidikan :S1
  • 62. 48 Pekerjaan :Wirausaha Agama :Islam Alamat : Jln. PaledangBandung Hub. dengan klien :Ayah klien (2) Ibu Nama :Ny. T Umur :28tahun Jenis kelamin :perempuan Pekerjaan : IRT Alamat :Jln.Paledang,Bandung Hub. dengan klien :Ibu klien 2) Riwayat Kesehatan a) Riwayat Kesehatan Sekarang (1) Riwayat Sebelum Masuk Rumah Sakit Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 01 maret 2016, ibu klien mengatakan sebelum klien masuk Rumah Sakit, anaknya mengalami sesak, batuk dan tidak bisa diberi asi lewat mulut, dan suhu tubuh anaknya panas. Klien langsung dibawah ke Rumah Sakit terdekat, klien dirawat secara intensif diberikan terapi oksigen, anaknya dipakaikan selang NGT dihidung sebelah kanan,setelah beberapa hari keadaan klien membaik dan dibawah pulang ke Rumah. Namun tepatnya pada tanggal 22-2- 2016 kondisi anaknya memburuk, klien sesak, batuk
  • 63. 49 produktif, suhu badan meningkat, sehingga dengan kondisi tersebutorang tua klien langsung membawa anaknya ke Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin Bandung untuk mendapatkan pengobatan. (2) Keluhan Utama:Sesak (3) Riwayat Keluhan Utama Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 1 Maret 2016 ibu klien mengatakan anaknya sesak,yang disebabkan oleh adanya lendir dihidung dan terdapat pula di mulut, dengan frekuensi napas 60 x/menit, sesak semakin parah apabila klien batuk.Keluhan yang menyertai ibu klien mengatakan klien batuk dan panas (suhu 38.o C ) . Ibu klien mengatakan sesak terjadi dalam waktu yang tidak menentu. b) Riwayat Kesehatan Dahulu ( 1 ) AnteNatal Care Usia ibu saat hamil 28 tahun, ibu klien tidak mengetahui berat badanya sebelum hamil dan selama hamil.Selama hamil ibu memeriksakan kandungan trimester I, II, III, secara teratur setiap 1 bulan sekali di bidan.Ibu klien mengatakan mendapatkan imunisasi TT 1x yaitu usia kehamilan5 bulan. Ibu klien tidak menggunakan obat–obatan dan merokok, ibu klien juga tidak menderita penyakit infeksi selama hamil.
  • 64. 50 (2) Intra Natal Care Ibu kilen mengatakan saat melahirkan usia kehamilanya cukup bulan, klien melahirkan di rumah, di bantu oleh bidan, ibu klien melahirkan secara normal. (3) Post Natal Care Saat lahir kondisi anak sehat dan anak lahir dengan berat badan 2,5 Kg. Namun klien saaat lahir bidan menyampaikan pada ibu klien bahwa anaknya banyak mengisap air ketuban saat dalam kandungan. c) Riwayat Kesehatan Keluarga Ibu klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular pernapasan seperti Ispa, Pneumonia, dan Bronchopneumonia. Dapat dilihat pada genogram tiga generasi berikut : Bagan 1. Genogram 3 generasi Keterangan : = Meninggal ? ? 39 ?30 ? ?? 3028 55 7 4 2bln
  • 65. 51 = Perempuan = Laki-laki = Tinggal serumah ? = Tidak diketahui = Pasien 3) Riwayat Imunisasi Ibu klien mengatakan anaknya belum diimunisasi. 4) Riwayat Tumbuh Kembang a) Pertumbuhan (1) Berat badan lahir 2,5 kg, dan berat badan sekarang 3,5 kg (2) Tinggi badan 53 cm b) Perkembangan Umur klien 2 bulan (1) Fisik motorik : Ibu klien mengatakan anaknya di rumah aktif, sering menggerakan tangan dan kakinya, memasukkan tangannya dalam mulut (2) Bahasa:Ibu klien mengatakan anaknya belum bisa mengeluarkan suara hanya suara tangisan bayi pada umumnya. (3) Kognitif : Ibu klien mengatakan bahwa anaknya belum bisa mengenal dirinya. (4) Sosialisasi : Klien belum bisa berinteraksi 5) Riwayat Nutrisi
  • 66. 52 Pertama kali diberi ASI sejak lahir sampai umur1 bulan.Namun dengan kondisi anatomi palatum bayi abnormal atau(tinggi) terdapat celah palatum, sehingga klien tidak bisa menelan, sehingga klien diberi susu formula sampai sekarang. Pemberian susu formula diberikan dengan jumlah pemberian : 50 cc/ 3jam, cara pemberian melalui NGT. 6) Riwayat Psikososial Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang di alami oleh klien, ibu klien cemas dengan keadaan anaknya, ibu klien sering bertanya tentang kondisi danpenyakit anaknya, ibu klien mengatakan ingin anaknya cepat sembuh dan segera pulang ke Rumah, hubungan ibu klien dengan suami baik, bila ada masalah selalu dibicarakan bersama-sama.Hubungan ibu kliendengan petugas kesehatan baik, terbukti ibu klien mau menuruti anjuran yang diberikan dan dapat melakukan kerja sama dalam melakukan tindakan. 7) Riwayat Spritual Klien dilahirkan dalam keluarga beragamaIslam. Orang tua klien selalu berdoa untuk kesembuhan anaknya dan segera pulang untuk segera berkumpul bersama keluarga dirumah. 8) Reaksi Hospitalisasi
  • 67. 53 Ibu klien ingin anaknya cepat sembuh dan segera pulang dirumah, ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang diderita anaknya, ibu klien mengatakan cemas dengan keadaan anaknya, ibu klien nampak cemas dan sering menanyakan tentang penyakit anaknya, serta kapan anaknya akan sembuh dan bisa pulang kerumah. 9) Pola Aktifitas Sehari– hari Tabel 13. Pola aktivitas sehari-hari Jenis kegiatan Sebelum MRS Sesudah MRS Nutrisi : a. Jenis b. Frekuensi c. Keluhan Susu formula 70cc/ 3jam (5x/hari) (dot). Ibu klien mengatakan saat diberi susu lewat oral, sering keluar Susu formula 3 jam sekali 50cc/sonde (NGT), 5x/hari Ibu klien mengatakan saat diberi susu lewat NGT terkadang klien memuntahkanya lewat mulut. Eliminasi BAB a. Frekuensi b. Konsistensi c. Bau d. Warna e. keluhan BAK a. Frekuensi b.Bau c. Warna d.Keluhan 1-2 kali sehari Lunak Khas Kuning Tidak ada 2-3 kali sehari Khas Kuning Tidak ada 1-2 kali sehari Lunak Khas Kuning Tidak ada 2-3 kali sehari Khas Kuning Tidak ada Istrahat dan tidur a. Tidur siang b.Tidur malam c. Keluhan 11.00-13.00 21.00- 03.00 Ibu klien mengatakan anaknya sering terbangun 09.00-11.00 20.00-22.00 Ibu klien mengatakan klien mudah terbangun karena batuk Personal Higiene a. Mandi b.Mencuci rambut c. Gunting kuku d.Keluhan 2x sehari 2x seminggu 1x seminggu Tidak ada Klien belum pernah mandi,hanya dilap menggunakan waslap. Klien belum cuci rambut Klien belum potong kuku selama di RS a. Ibu klien mengatakan klien belum mandi
  • 68. 54 hanya dilap memakai waslap3x/ hari b. Ibu klien mengatakan anaknya belum gunting kuku 10) Pemeriksaan Fisik a) Keadaan umum : Lemah b) Kesadaran :Compos mentis, GCS = 15 (E4 V5 M6). c) Tanda-Tanda Vital : N :90X/Menit S :38o C P :60 X/Menit saat memakai oksigen 1 liter/nasal d) Pemeriksaan Antropometri (1) Tinggi badan :53 Cm (2) Berat badan :3,5 Kg (3) Lingkar kepala :33 Cm (4) Lingkar dada :25 Cm (5) Lingkar perut :35 Cm (6) Lingkar lengan atas :12 Cm (7) BBI = 2 + 9 2 = 5,5 Kg (Normal). e) Pemeriksaan Secara Persistem :
  • 69. 55 (1) Sistem Pernapasan Klien batuk, pola napas cepat dengan frekuensi 60 x / menit saat memakai oksigen 1 liter/nasal,bentuk dada simetris kiri dan kanan, bentuk hidung simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, terdapat penumpukan secret berlebih pada jalan napas terutama pada hidung,tampak adanya penggunaan otot-otot bantu pernapasan, perkusi dada resonan dan auskultasi terdengar suara ronchi, terpasang oksigen sebanyak 1 liter/menit menggunakan nasal kanul. (2) Sistem Kardiovaskuler Konjungtiva pucat, sklera berwarna putih, tidak terdapat peningkatan vena jugularis, CRT kurang dari 2 detik, bunyi jantung I dan II terdengar jelas, tidak ada bunyi jantung tambahan, tidak ada pembesaran jantung. (3) Sistem Pencernaan Mukosa bibir nampak kering, belum ada pertumbuhan gigi, tidak ada stomatitis, kemampuan menelan tidak baik karena abnormalnya palatum, bentuk abdomen datar, tidak teraba adanya masa, abdomen terdengar suara timpani, peristaltik usus 10 x / menit. (4) Sistem Muskuloskeletal
  • 70. 56 Tidak ada keterbatasan gerak pada persendiaan, tidak ada kifosis, lordosis, ataupun skoliosis. (a) Ekstremitas Atas Bentuk simetris kiri dan kanan, terpasang IVFD Wida D5 (mikro) ditangan kiri, kuku tangan terlihat panjang dan bersih, refleks trisep +/+, refleks bisep+/+, ada sensasi halus /kasar, kekuatan otot 5/5 tidak terdapat edema. (b) Ekstremitas Bawah Bentuk simetris kiri dan kanan, kuku kaki terlihat panjang dan bersih, refleks patella +/+, refleks achiles +/+, refleks babinski +/+, kekuatan otot 5/5 tidak terdapat edema. (5) Sistem Indra (a) Mata : mata simetris kiri dan kanan,konjungtiva tampak pucat, tidak ada pembengkakan pada mata, sklera tampak ikterus, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan. (b) Hidung :simetris antara kiri dan kanan, tidakterdapat pernapasan cuping hidung, nampakterdapat secret berlebih, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada masa atau benjolan, tampak terpasang selang NGT pada hidung sebelah kanan.
  • 71. 57 (c) Telinga : simetris antara kiri dan kanan, artikula nampak bersih, lubang telinga bersih, tidak ada nyeri tekan pada artikula, tidak ada masaatau benjolan, tidak ada nyeri tekan pada kelenjar mastoid. (d) Lidah :lidah tampak bersih (e) Kulit :warna kulit putih, tidak terlihat lesi, kulit klien teraba lengket dan kusam, kulit teraba panas dengan suhu tubuh 38o C, tidak ada edema. (6) Sistem Endokrin Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid dan parathyroid dan tidak ada tanda–tanda gangguan hipertiroid. (7) Sistem Perkemihan Nampak bersih dan tidak ada kelainan pada sistem reproduksinya. (8) Sistem Imun Terjadi penurunan daya tahan tubuh selama sakit ditandai dengan anak mengalami kelemahan fisik. (9) Sistem Saraf (a) Nervus I (olfaktorius) Klien belum dapat membedakan bau. (b) Nervus II (optikus)
  • 72. 58 Fungsi penglihatan belum baik karena umur masih 2 bulan. (c) Nervus III, IV, dan VI (okulomotorius, trokhearis, abdusen) Klien belum bisa menggerakan matanya. (d) Nervus V (trigeminus) Klien belum dapat mengunyah, reflex menelan kurangbaik, karena abnormalnya palatum kliendan terdapat celah. (e) Nervus VII (facialis) Bentuk wajah oval klien belum dapat menbedakan rasa manis, asin dan pahit karena klien masih berumur 2 bulan. (f) Nervus VIII (akustikus) Klien belum bisa mendengar. (g) Nervus IX dan X (glosoparingeus dan vagus) Klien belum bisa berbicara hanya mengeluarakan suara seperti tangisan mengingat umur klien masih 2 bulan. (h) Nevus XI (aksesorius)
  • 73. 59 Klien belum bisa mendengarkan arahan untuk menoleh ke kiri dan kanan,namun nampak klien dapat melakukanya. (i) Nervus XII (hipoglosus) Klien nampak dapat menggerakan lidahnya (10) Sistem Integumen Kulit tampak lengket dan kusam, akral teraba panas, suhu tubuh 38o C 11) Data Penunjang a) Pemeriksaan Laboratorium Tabel 14.pemeriksaan laboratorium tanggal 23 februari 2016 No. Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan 1. Darah rutin a. Hemoglobin b.Hemotokrit c. Eritrosit d.Leukosit e. Trombosit 10,6 33 360 9.000 711.000 11,5-13,5 44-62 4,76-6,95 9.000-30.000 150.0000-450.000 g/dl % Juta/dl /mmᶾ / mmᶾ 2. Indeks eritrosit a. MCV b.MCH c. MCHC 91,7 29,4 32,1 85-123 28-40 29-37 Fl Pg % 3. Hitung jenis leukosit a. Basofil b.Esinofil c. Batang d.Segmen e. Limfosit f. Monosit g. Metamielosit 0 6 1 37 45 10 0,1-1 1-6 3-5 67-87 22-37 2-10 % % % % % % Keterangan : Eritrosit : Polikromasi pada populasi, hormokrom anisotosis. Leukosit : Jumlah cukup. Trombosis: Jumlah meningkat tersebar.
  • 74. 60 b) Pemeriksaan Radiologi (1) Foto Thoraks tanggal 22 februari 2016 Kesan : (a) Pneumonia kanan (b) Bronkopneumonia kanan (c) Tidak Nampak kardiomegali 12) Pengobatan a) IVFD wida D5 Glukosa : 4 gtt/menit b) Cefotaxim : 1 gr/vial 3x200 mg/iv c) Cloxalin: 1 gr/vial 4x200 mg/iv d) Nebulizer (ventolin, 2,5mg) :8 jam sekali dengan Nacl 3%. e) Teraphy suction: 3x/hari b. Pengelompokan Data 1) Data Subyektif a) Ibu klien mengatakan anaknya sesak . b) Ibu klien mengatakan klien mengeluarkan lendir (secret) pada hidung dan mulut klien. c) Ibu klien mengatakan anaknyabatuk. d) Ibu klien mengatakan anaknya panas. e) Ibu klien mengatakan klien diberi susu memakai NGT, karena tidak bisa melalui mulut dikarenakan abnormalnya palatum (terdapat celah).
  • 75. 61 f) Ibu klien mengatakan anaknya mudah terbangun karena batuk. g) Ibu klien mengatakan selama di Rumah sakit klien belum mandi hanya di lap dengan waslap. h) Ibu klien mengatakan anaknya selama diRS belum potong kuku. i) Ibu klien mengatakan cemas dengan keadaan anaknya. j) Ibu klien mengatakan ingin anaknya cepat sembuh dan segera pulang. 2) Data Objektif a) Frekuensi napas 60 x/menit saat memakai oksigen 1 liter/nasal b) Tampak menggunakan otot-otot bantu pernapasan c) Tampak terpasang 02 (nasal kanul) 1 lpm d) Tampakterdapat secret dan mengeluarkan lendir pada hidung dan mulut. e) Terdapat bunyi nafas tambahan yaitu bunyi ronkhi(+) f) Akral teraba panas g) Mukosa bibir kering h) Suhu 38o C i) Penurunan reflek menelan karena palatum abnormal/terdapat celah j) BBI : 5,5 kg (Normal) k) Tampak terpasang selang NGT pada hidung sebelah kanan
  • 76. 62 l) Tampak klien mudah terbangun m) Konjungtiva pucat n) HB : 10,6 g/dl. o) Kulit klien teraba lengket dan kusam p) Tampak kuku tangan dan kaki klien panjang dan bersih q) ibu klien tampak cemas r) Tampak ibu klien sering bertanya mengenai kondisi anaknya c. Analisa Data Tabel 15. Analisa Data No Simpton Etiologi Problem 1. Data subyektif : a. Ibu klien mengatakan anaknya sesak b. Ibu klien mengatakan klien banyak mengeluarakan lendir di hidung dan mulut c. Ibu klien mengatakan anaknya batuk Data obyektif : a. Terdapat secret dan mengeluarakan lender pada hidung dan mulut b. Frekuensi napas 60 x/menit c. Tampak menggunakan otot-otot bantu pernapasan d. Terdapat bunyi napas tambahan yaitu ronkhi (+) e. Tampak terpasang oksigen nasal kanul 1 lpm. Masuknya bakteri/virus kesaluran pernapasan atas Infeksi saluran pernapasan bawah Kuman berlebih di bronkus Proses peradangan Akumulasi secret di bronkus Bersihan jalan nafas tidak efektif Bersihan jalan nafas tidak efektif 2. Data subyektif : a. Ibu klien mengatakan klien panas Data obyektif : a. Akral teraba panas b. Mukosa bibir kering c. Suhu38o C Infeksi saluran pernapasan bawah Adanya Inflamasi/peradangan di bonkus Hipertermi Perubahan suhu tubuh
  • 77. 63 Perubahan suhu tubuh 3. Data subyektif : a. Ibu klien mengatakan anaknya di beri susu melalui NGT, tidak bisa melalui oral,karena abnormalnya palatum tinggi (terdapat celah). Data Obyektif : a. Penurunan refleks menelan karena abnormalnya palatum b. BBI : 5,5 kg c. Tampak terpasang selang NGT pada hidunh sebelah kanan Abnormalnya palatum,tinggi, (terdapat celah) Nutrisi yang masuk melalui oral sedikit Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan Perubahan pola nutrisi Perubahan Pola Nutrisi 4. Data subyektif : a. Ibu klien mengatakan anaknya mudah terbangun karena batuk. Data obyektif : a. Tampak klien mudah terbangun b. Konjungtva pucat c. HB : 10,6 g/dl Jamur, bakteri, protozoa Masuk alveoli Peradangan pada bronkus dan alveoli Batuk Merangsang RAS Klien terjaga/terbangun Gangguan pola istirahat tidur Gangguan Pola Istrahat Dan Tidur 5. Data subyektif : a. Ibu klien mengatakan anaknya belum mandi hanya di lapmenggunakan waslap Data Obyektif : a. Tampak kulit klien lengket dan kusam b. Tampak kuku tangan dan kaki klien panjang Masuknya bakteri/virus kesaluran pernapasan atas Infeksi saluran pernapasan bawah Kuman berlebih di bronkus Proses peradangan Akumulasi secret di bronkus Ketidakmampuan orang tua merawat anaknya Defsit perawatan diri Defisit Perawatan Diri
  • 78. 64 d. Prioritas Masalah 1) Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan denagan peningkatan produksi sputum 2) Perubahan suhu tubuh (hipertermi) berhubungaan dengan adanya infeksi saluran pernafasan bawah 3) Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan abnormalnya palatum (terdapat celah) 4) Gangguan pola istrahat dan tidur berhubungan dengan batuk 5) Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang tua merawat anaknya 6) kecemasan orang tua berhubungan dengan mekanisme koping tidak efektif. 6. Data subyektif : a. Ibu klien mengatakan cemas dengan keadaan anaknya b. Ibu klien mengatakan ingin anaknya cepat sembuh Data obyektif : c. Ibu klien tampak cemas dengan kondisi anaknya d. Tampak ibu klien sering bertanya mengenai kondisi anaknya. Adanya penyakit pernapasan Perubahan kondisi kesehatan Kurang pengetahuan tentang penyakit dan prosedur tindakan Koping tidak efektif Stresor psikologis Kecemasan orang tua Kecemasan orang tua
  • 79. 65 2. Diagnosa Keperawatan a. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum. DS : 1) Ibu klien mengatakan anaknya sesak. 2) Ibu klien mengatakan klien mengeluarkan lendir (secret) pada hidung dan mulut klien. 3) Ibu klien mengatakan anaknyabatuk. DO : 1) Tampak terdapat secret dan mengeluarkan lendir pada hidung dan mulut klien 2) Frekuensi napas 60 x/menit saat memakai oksigen 1 liter/nasal 3) Tampak menggunakan otot-otot bantu pernapasan 4) Terdapat bunyi napas tambahan yaitu ronkhi (+) 5) Tampak terpasang oksigen nasal kanul 1 lpm. b. Perubahan suhu tubuh (hipertermi)berhubungan dengan adanya infeksi saluran pernafasan bawah. DS : 1) Ibu klien mengatakan anaknya panas DO: 1) Mukosa bibir kering 2) Akral teraba panas 3) Suhu 38o C
  • 80. 66 c. Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan abnormalnya palatum (terdapat celah). DS : 1) Ibu klien mengatakan klien diberi susu melalui NGT tidak bisa melalui oral karena abnormalnya palatum DO : 1) Penurunan refleks menelan karena palatum abnormal/terdapat celah 2) BBI : 5,5 Kg 3) Tampak terpasang selang NGT pada hidung sebelah kanan d. Gangguan pola istrahat dan tidur behubungan dengan batuk DS : 1) Ibu klien mengatakan klien mudah terbangun karena batuk DO : 1) Tampak klien mudah terbangun 2) Konjungtiva pucat 3) HB : 10,6 g/dl e. Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang tua merawat anaknya. DS : 1) Ibu klien mengatakan klien mandi hanya dilap menggunakan waslap DO : 1) Tampak kulit klien lengket dan kusam
  • 81. 67 2) Tampak kuku tangan dan kaki klien panjang dan bersih f. Kecemasan orang tua berhubungan dengan mekanisme koping tidak efektif DS : 1) Ibu klien mengatakan cemas dengan keadaaan anaknya 2) Ibu klien mengatakan ingin anaknya cepat sembuh dan segera pulang. DO : 1) ibu klien tampak cemas 2) Tampak ibu klien sering bertanya mengenai kondisi anaknya.
  • 82. 68 3. Rencana Asuhan Keperawatan Tabel 16. Rencana Asuhan Keperawatan No Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional 1 Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum ditandai dengan: DS : a. Ibu klien mengatakan anaknya sesak . b. Ibu klien mengatakan klien mengeluarkan lendir (secret) pada hidung dan mulut klien. c. Ibu klien mengatakan anaknya batuk. DO : a. Tampak ada secret dan mengeluarkan lender pada hidung dan mulut b. Frekuensi napas 60 x/menit saat memakai oksigen 1 liter/nasal c. Tampak menggunakan otot-otot bantu pernapasan d. Tampak terpasang 02 (nasal kanul) 1 lpm e. Terdapat bunyi nafas tambahan yaitu bunyi ronkhi (+) Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari bersihan jalan napas efektif kembali dengan kriteria : a. Menunjukan jalan napas patent dengan bunyi napas bersih tidak ada dispenea dan sianosis b.Tidak ada secret di saluran nafas c. Frekuensi nafas kembali normal(30-60x/menit) saat tidak memakai oksigen 1. Kaji frekuensi/kedalama n pernapasan dan gerakan dada. 2. Auskultasi area paru, catat area penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi napas adventisius, missal : krekels, mengi 3. Berikan oksigen lambat sesuai kebutuhan 4. Atur posisi semi fowler 5. Kolaborasi dalam pemberian terapi 1. Takipnea, pernapasan dangkal, dan gerakan dada tak simetris sering terjadi karena ketidaknyamanan gerakan dinding dada dan/atau cairan paru 2. Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan. Bunyi napas bronchial (normal pada bronkus dan dapat juga pada area konsolidasi. Krekels, ronki, dan mengi terdengar pada inspirasi atau ekspirasi pada respons terhadap pengumpulan cairan, secret kental, dan spasme jalan nafas/obstruksi. 3. Dapat menurunkan kerja paru- paru dengan menyediakan lebih banyak oksigen untuk dikirim kedalam sel 4. Posisi semi fowler memungkinkan ekspansi paru lebih penuh dengan cara menurunkan tekanan abdomen pada diafragma 5. Dapat mengencerkan secret sehingga memudahkan scret
  • 83. 69 nebulizer. 6. Kolaborasi dalam pemberian teraphy suction keluar dari saluaran nafas. 6. Mengeluarkan secret dari saluaran nafas. 2. Perubahan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan adanya infeksi saluran pernapasan bawah ditandai dengan : DS : a. Ibu klien mengatakan anaknya panas. DO : a. Akral teraba panas b. Mukosa bibir kering c. Suhu 38o C Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperaw- atan selama 3 hari suhu tubuh normal dengan criteria : a. Tanda vital stabil b. Mukosa bibir lembab c. Suhu tubuh kembali normal ( 36,5 -37,5o C ) 1. Kaji perubahan tanda vital, contoh peningkatan suhu/demam memanjang, takikardia, hipotensi ortostatik. 2. Anjurkan kepada orang tua agar klien di beri pakaian tipis yang menyerap keringat. 3. Berikan penkes kepada orang tua klien tentang kompres air hangat saat klien mengalami panas. 4. Kolaborasi pemberian antibiotik dan pemberian cairan IV sesuai keperluan 1. Peningkatansuhu/memanjangny a demam meningkatakan laju metabolic dan kehilangan cairan melalui evaporasi TD ortostatik berubah dan peningkatan takikardia menujukan kekurangan cairan sistemik. 2. Membantu menjaga kestabilan suhu tubuh. 3. Sebagai Tindakan mandiri dan awal orang tua dan keluarga saat suhu tubuh klien panasuntuk menurunkan panas tubuh. 4. Berguna menurunkan kehilangan cairan. 3. Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan abnormalnya palatum (tinggi, terdapat celah) DS : a. Ibu klien mengatakan klien diberi susu melalui NGT tidak bisa melalui oral karena abnormalnya palatum Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari, nutrisi klien terpenuhi, dengan Kriteria Hasil : a. Masukan nutrisi tercukupi b. Tidak ada tanda- tanda malnutrisi c. BBI normal 1. Pantau pola makan 2. Anjurkan kepada keluarga untuk memberi makan sedikit tapi sering melalui selang NGT 3. Timbang BB tiap hari 4. Kolaborasikan dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah 1. Untuk melihat perubahan dalam masukan oral 2. Makan sedikit tapi sering membantu memenuhi jumlah nutrisi yang dibutuhkan oleh pasien. 3. Mengidentifikasi terjadinya penurunan berat badan. 4. Dengan ahli gizi intake nutrisi klien dapat ditentukan, agar nutrisi baik bagi klien
  • 84. 70 DO : a. Penurunan reflek menelan karena palatum abnormal/terdapat celah b. BBI : 5,5 kg c. Tampak terpasang selang NGT pada hidung sebelah kanan kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien dapat terpenuhi. 4. Gangguan pola istrahat dan tidur behubungan dengan batuk, DS : a. Ibu klien mengatakan anaknya mudah terbangun karena batuk. DO : a. Tampak klien mudah terbangun b. Konjungtiva pucat c. HB : 10,6 g/dl, (normal 13,5 g/dl) Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari, klien bisa tidur dengan nyenyak dengan Kriteria : a. Klien tidak batuk b. Konjungtiva merah mudah c. HB normal (11,5-13,5 g/dl) d. Klien tidur nyenyak 1. Evaluasi respon klien terhadap aktivitas, catat laporan dispnea perubahan TTV selama dan sesudah beraktivitas 2. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selam fase akut sesuai indikasi 3. Bantu klien memilih posisi nyaman untuk istrahat dan tidur 4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotik 1. Mengobservasi kemampuan atau kebutuhan pasien selam dan sesudah beraktivitas 2. Menurunkan stress berlebihan 3. Meningkatkan istrahat klien mungkin nyaman dengan posisi terlentang 4. Untuk menekan atau menghentikan perkembangan bakteri 5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang tua merawat anaknya, ditandai dengan : DS : a. Ibu klien mengatakan anaknya belum mandi, hanya di lap dengan menggunakan waslap. Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari, perawatan diri klien dapat terpenuhi, dengan Kriteria Hasil : a. Orang tua mampu memenuhi kebutuhan hygiene klien. b. Klien nampak bersih dan terlihat segar c. Kuku klien pendek 1. Kaji kemampuan keluarga dalam melakukan perawatan kepada klien 2. Jelaskan, motivasi dan demonstrasikan cara memandikan yang benar pada orang tua. 3. Bantu keluarga dalam melakukan personal hygiene kepada klien. 1. Kondisi dasar akan menentukan tingkat kekurangan kebutuhan perawatan diri klien. 2. Dapat meningkatkan motivasi untuk perawatan diri secara mandiri atau persial. 3. Dengan melakukan personal hygiene dapat memberikan kenyamanan dan mencegah
  • 85. 71 DO : a. Kulit klien teraba lengket dan kusam. b. Tampak kuku tangan dan kaki klien panjang 4. Jaga kebersihan pakaian dan alat tenun terjadi penyebaran penyakit 4. Pakaian yang bersih dan alat tenun yang kering dapat memberikan rasa kenyamanan bagi klien dan tidak menyebabkan gatal. 6. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kemungkinan kejang berulang dan kurang pengetahuan mengenai penyakit, ditandai dengan : DS : a. Ibu klien mengatakan cemas dengan keadaan anaknya. b. Ibu klien mengatakan ingin anaknya cepat sembuh dan segera pulang. DO : a. Tampak ibu klien cemas b. Tampak ibu klien sering bertanya mengenai kondisi anaknya Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari, diharapkan kecemasan keluarga berkurang / hilang dengan kriteria hasil : a. Orang tua tampak rileks b. Orang tua mulai paham tentang penyakit anaknya. c. Keluarga mengungkapkan kepuasannya dengan rencana terapi dan rencana yang realistis. 1. Kaji tingkat kecemasan keluarga. 2. Kajitingkat pengetahuan orang tua mengenai penyakit anaknya 3. Ajarkan kepada orang tua klien cara menangani kecemasan dengan tekhnik relaksasi 4. Beri HE tentang penyakit yang dialami klien kepada keluarga. 1. Sebagai data dasar untuk melakukan intervensi selanjutnya. 2. Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman orang tua klien terhadap penyakit anaknya. 3. Untuk mengurangi atau menhilangkan kecemasan yang dialami keluarga klien. 4. Untuk menambah pengetahuan keluarga tentang penyakit klien.
  • 86. 72 4. Implementasi Dan Evaluasi Tabel 17.Implementasi Dan Evaluasi No. DX Hari/ tanggal Jam Implementasi Hari/ Tanggal Jam Evaluasi Paraf 1. Rabu/ 02 Maret 2016 09.00 09.10 09.20 0930 09.40 09.50 1. Mengkaji frekuensi/kedalaman pernapasan dan gerakan dada. Hasil : Klien sesak , nampak menggunakan otot-otot bantu pernapasan dengan frekuensi 60x/menit saat terpasang oksigen 2. Mengauskultasi area paru, catat area penurunan/tak ada aliaran udara dan bunyi napas advensifius krekels,mengi Hasil : Pada saat auskultasi terdengar suara nafas tambahan yaitu : ronki (+) 3. Memberikan oksigen lambat sesuai kebutuhan Hasil : terpasang oksigen 1 liter/nasal. 4. Mengatur posisi semi fowler Hasil : Klien diberi posisi semi fowler 5. Berkolaborasi dalam pemberian terapi nebulizer. Hasil : Theraphy nebulizer dengan (ventolin 2,5 + Nacl 3%) 6. Berkolaborasi dalam pemberian teraphy suction Hasil : Theraphy suction 3x sehari dengan konsistensi secret masih banyak, dan warna secret putih bening. Rabu / 02Maret 2016 14.00 S : a. Ibu klien mengatakan anaknya masih sesak saat tidak memakai oksigen O : a. Klien tampak sesak b. Ada suara nafas tambahan Ronchi ( + ) c. Klien tampak menggunakan otot-otot bantu pernapasan d. Frekuensi pernapasan 60 x/menit e. Tampak terpasang oksigen nasal kanul 1 liter / menit A : Tujuan belum tercapai P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5 dan 6