Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Kti wa marwani AKBID YKN BAU BAU
1. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MASTITIS
DI BPS GASTRA ANANDA KABUPATEN MUNA
TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program Studi
Diploma III Kebidanan
OLEH
WA MARWANI
NIM : AK 130253
AKADEMI KEBIDANAN
YAYASAN KESEHATAN NASIONAL
BAUBAU
2016
2. ii
HALAMAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MASTITIS
DI BPS GASTRA ANANDA KABUPATEN MUNA
TAHUN 2016
Oleh:
WA MARWANI
AK 130253
Karya Tulis Ilmiah ini diterima dan disetujui, untuk diuji dan di pertahankan
dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Yayasan
Kesehatan Nasional Baubau
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
HARMIN TOHA, S.ST.M.Kes Hj.SUPRIHATIN, S.ST, M.Kes
Mengetahui,
Direktur AKBID Yayasan Kesehatan Nasional
Baubau
Sapril, SKM, M.Sc
3. iii
HALAMAN PENGESAHAN
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MASTITIS
DI BPS GASTRA ANANDA KABUPATEN MUNA
TAHUN 2016
Oleh :
WA MARWANI
AK 130253
Telah Dipertahankan Di Hadapan Tim Penguji pada
Hari/Tanggal : Jumat, 23 September 2016
Waktu : Jam, 15.00 Wita
Tempat : Kampus AKBID YKN
Telah diperbaiki dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Pembimbing :
1. Harmin Toha, S.ST, M.Kes (……………………………)
2. Hj. Suprihatin, S.ST. M. Kes (……………………………)
Penguji :
1. Endah Catur Rini, S.ST.M.Kes (…………………………..)
Mengetahui,
Direktur AKBID Yayasan Kesehatan Nasional Baubau
Sapril, SKM, M.Sc
4. iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan berkat dan rahmat yang telah diberikan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan Karya tulis ini yang merupakan salah satu syarat
dalam menyelesaikan pendidikan pendidikan di Akademi Kebidanan
Yayasan Kesehatan Nasional dengan judul :“Gamabaran Pengetahuan Ibu
Nifas Tentang Mastitis Kabupaten Muna Tahun 2016”.
Dalam penyusunan dan penulisan Karya Tulis ini, penulis
menghadapi banyak kesulitan dan hambatan. Namun atas bantuan dari
berbagai pihak akhirnya penulisan Karya Tulis ini dapat diselesaikan
dengan baik. Pada kesempatan ini penulis tak lupa menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih yang sedalam – dalamnya kepada :
1. Ibu Harmin Toha,S.ST, Selaku pembimbing I dan ibu Hj, Suprihatin S.ST.
M.Kes Selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan sejak awal
sampai dengan terselesaikannya penulisan Karya Tulis ini.
2. Ibu Endah Catur Rini, Selaku Penguji I yang telah memberikan
masukan dalam penulisan Karya tulis ini
3. Bapak Direktur Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional
BAUBAU
4. Bapak Ketua Yayasan Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan
Nasional Baubau
5. Pengelola Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional Kelas
Baubau
6. Seluruh Dosen dan Staf pengajar Akademi Kebidanan Kesehatan
Nasional BauBau yang telah mengarahkan dan memberikan ilmu
pengetahuan selama berada di bangku Kuliah.
7. Ibu pimpinan BPS Gastra Ananda yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian di tempatnya.
8. Kepada kedua orang tua saya tercinta, bapak La lumi dan ibu Muliani
terima kasih atas doa, pengorbanan, bantuan, motivasi, dan kasih
5. v
sayang yang begitu besar yang telah diberikan selama penulis
menempuh pendidikan.
9. Teman-teman seperjuangan selama menempuh pendidikan di Akbid
YKN Terima kasih atas kekompakan dan kebersamaannya selama
mengikuti pendidikan.
Penulis menyadari bahwa Karya tulis ini masih jauh dari
kesempurnaan baik isi, bahasa maupun materi. Oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan Karya tulis ini. Harapan
Penulis semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan
rahmat-Nya kepada kita semua. Akhir kata semoga Karya tulis ini
bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Raha, September 2016
Penulis
6. vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama : WA MARWANI
2. Tempat tanggal lahir : Wakorumba,19 Februari 1990
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Kebangsaan : Muna / Indonesia
6. Alamat : Wakorumba selatan
B. Pendidikan
1. SD Negeri Wakurumba Tamat Tahun 2005.
2. SLTP Negeri 1 Wakorsel Tamat Tahun 2008
3. SMA Negeri 1 Wakorsel Tamat Tahun 2011
4. Terdaftar sebagai Mahasiswi D3 Kebidanan Yayasan Kesehatan
Nasional Bau-Bau Tahun 2013 sampai sekarang
7. vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………….. iii
KATA PENGANTAR ................................................................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………………………………………. vi
DAFTAR ISI ……………………………………………………...... vii
DAFTAR TABEL ..................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………... xi
DAFTAR LAMBANG ……………………………………………… xii
ABSTRAK ………………………………………………………….. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ..................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum tentang Pengetahuan ................. 7
B. Tinjuan Umum Tentang Mastitis............................... 10
C. Tinjauan tentang Ibu Nifas………………………..... 15
8. viii
D. Kerangka Konsep .................................................... 19
E. Defenisi Operasinal variabel penelitian.................... 20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.......................................................... 21
B. Tempat dan Waktu Penelitian.................................... 21
C. Populasi dan Sampel................................................. 22
D. Jenis dan Pengumpulan Data.................................... 22
E. Instrumen Penelitian………....................................... 22
F. Analisa Data............................................................... 22
BAB IV HASIL PENELITIAN,PEMBAHASAN DAN STUDI KASUS
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ………….….… 24
B. Hasil Penelitian ……………………………………….. 24
C. Pembahasan ………………………………………….. 26
D. Studi Kasus……… …………………………………… 29
BAB V Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan ……………………………………………. 57
B. Saran …………………………………………………… 58
DAFTAR PUSTAKA
9. ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Defenisi Operasional.......................................................... 20
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur…………..… 25
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Mastitis……………………..................................... 25
10. xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Master tabel Gambaran Pengetahuan ibu Nifas Tentang Mastitis
di BPS Gastra Ananda Kabupaten Muna Tahun 2016
Lampiran 2. Kuesioner
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dari Badan Kesbang dan Politik Kabupaten
Muna
Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Kepala BPS
Gastra Ananda
11. xiii
ABSTRAK
WA MARWANI AK 130253 “Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Mastits di BPS Gastra Ananda Kabupaten Muna Tahun 2016”. (dibimbing
oleh Harmin Toha, S.ST dan Hj. Suprihatin, S.ST.M.Kes).
5 Bab, 58 Halaman, 4 Lampiran.
Latar Belakang: Menurut data World Health Organizatuion (WHO) didunia
yang mengalami mastitis rata-rata mencapai 10%. Indonesia yang mengalami
mastitis mencapai 10%. Kabupaten Muna, pada tahun 2013 jumlah ibu
nifas mengalami komplikasi masa nifas berjumlah 1.224 orang, tahun 2014
berjumlah 1.263 orang dan pada tahun 2015 berjumlah 1.276 orang. Data
dari BPS Gastra Ananda Kabupaten Muna pada tahun 2015 dari bulan
Januari sampai Desember yang mengalami komplikasi masa nifas sebanyak
3 orang. Dan pada tahun 2016 dari bulan Januari sampai Agustus jumlah ibu
nifas yang mengalami komlikasi masa nifas sebanyak 3 orang,salah satu
komplikasi tersebut adalah mastitis
Tujuan : Untuk memperoleh gambaran pengetahuan ibu nifas tentang
mastitis di BPS Gastra Ananda
Metode Penelitian : Jenis penelitian deskriptif. Penentuan sampel
menggunakan total sampling dengan jumlah sampel 20 orang.
Hasil : Pengetahuan ibu nifas tentang mastitis dengan kategori baik
sebanyak 5 orang (25%), pengetahuan dengan kategori cukup sebanyak 11
orang (55%) dan pengetahuan dengan kategori kurang sebanyak 4 orang
(20%).
Kesimpulan : Pengetahuan ibu nifas tentang mastitis paling banyak terdapat
pada kategori cukup yaitu 55% dan paling rendah pada kategori kurang yaitu
20%.
Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu Nifas, Mastitis
12. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masa Nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berkahir
ketika alat-alat kandungan dan kembali seperti keadaan sebelum
hamil dan berlangsung kira-kira 6 minggu. Pada masa ini terjadi
perubahan –perubahan fisiologis maupun psikologi seperti perubahan
laktasi/pengeluaran Air Susu Ibu, perubahan system tubuh dan
perubahan psikis lainnya (Sulistiawaty, A. 2009)
Pada dasarnya segera setelah melahirkan secara naluri setiap
ibu mampu menjalankan tugas untuk menyusui bayinya. Namun untuk
mempraktekkan bagaimana menyusui bayi yang baik dan benar,
setiap ibu perlu mempelajarinya. Bukan saja ibu-ibu yang baru
pertama kali hamil dan melahirkan, tetapi juga ibu-ibu yang melahirkan
anak ke-2 dan seterusnya. Karena setiap bayi lahir merupakan
individu tersendiri, dengan demikian ibu perlu belajar berinterkasi
dengan bayi yang baru lahir ini, agar dapat berhasil dalam menyusui.
Untuk itu diperlukan motivasi yang tinggi sejak dini dan dukungan
serta bimbingan yang optimal dari keluarga, lingkungan dan tenaga
kesehatan yang merawat ibu selama hamil, bersalin dan masa nifas
(Wulandari, 2008)
Dengan mengikuti dan mempelajari segala pengetahuan
mengenai laktasi, diharapkan setiap ibu hamil, bersalin dan menyusui
13. 2
dapat memberikan ASI secara optimal, sehingga bagi dapat tumbuh
kembang yang normal sebagi calon sumber daya manusia yang
berkualitas tinggi. Menyusui adalah sesuatu yang alamiah dan segala
sesuatu yang alami adalah yang terbaik bagi semua orang. Masa-
masa menyusui tersebut sering kali membuat ibu mengalami
pengerasan payudara hingga berakibat mastitis, dan hal ini tidak akan
terjadi apabila ibu menyusui dengan cara yang benar (Winkjosostro,
2010).
Menurut data World Health Organizatuion (WHO) didunia
presentase perempuan menyusui yang mengalami mastitis rata-rata
mencapai 10%. Sementara di Indonesia presentase mastitis pada
perempuan menyusui rata-rata juga mencapai 10%.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk
melihat derajat kesehatan suatu Negara. Menurut Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Angka Kematian Ibu
(AKI) adalah 359 per 100.000..
Penyebab kematian ibu yang terbanyak adalah disebabkan oleh
komplikasi obstetri seperti perdarahan yaitu sebesar 28%, hipertensi
pada kehamilan sebesar 13%, komplikasi abortus sebesar 11%,
infeksi/sepsis sebesar 10% dan partus lama sebesar 9%.
Infeksi sebagai salah satu penyebab kematian ibu dapat terjadi
selama masa kehamilan, persalinan dan nifas. Salah satu bentuk
infeksi yang terjadi dalam masa nifas adalah infeksi yang terjadi pada
14. 3
payudara yaitu mastitis. Hal ini dapat dideteksi dini, dicegah maupun
ditanggulangi agar tidak terjadi komplikasi yang lebih lanjut.
Komplikasi yang biasanya timbul yaitu abses (Sarwono, 2009).
Mastitis adalah infeksi yang disebakan oleh bakteri dan biasanya
mengenai payudara. Umumnya gangguan ini dialami ibu-ibu yang
menyusui. Semakin disadari bahwa pengeluaran ASI yang tidak
efisien akibat teknik menyusui yang tidak benar menunjukkan
penyebab yang penting terjadinya mastitis. Selain itu Penyebab
mastitis adalah menyusui selama beberapa minggu setelah
melahirkan, putting susu lecet, menyusui hanya pada satu posisi,
sehingga drainesa payudara tidaksempurna, menggunakan bra yang
ketat dan menghambat aliran ASI serta riwayat mastitis sebelumnya
saat menyusui menuju infeksi (WHO, 2013).
Pengetahuan tentang perawatan putting susu pada laktasi
merupakan usaha penting untuk mencegah mastitis. Perawatan terdiri
atas membersihkan putting susu dengan minyak baby oil sebelum dan
sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak susu yang sudah
mengering. Selain itu memberi pertolongan kepada ibu menyusui
bayinya harus bebas infeksi dengan staphylococcus. Bila ada luka
atau kerak pada putting susu sebaiknya bayi jangan menyusu pada
mamae yang bersangkutan, dan air susu dapat di keluarkan dengan
pijatan (Marmi, 2012).
15. 4
Data Khusus yang diperoleh dari laporan KIA kantor Dinas
Kesehatan Kabupaten Muna, pada tahun 2013 jumlah ibu nifas
berkisar 5.704 orang, yang beresiko tinggi mengalami komplikasi masa
nifas berjumlah 1.224 orang. Pada tahun 2014 tercatat jumlah ibu nifas
berkisar 6.012 orang, yang beresiko tinggi mengalami masa nifas
berkisar 1.263 orang dan pada tahun 2015 jumlah ibu nifas berkisar
5.936 orang, yang beresiko tinggi mengalami komplikasi masa nifas
berkisar 1.276 orang.
Data dari BPS Gastra Ananda Kabupaten Muna pada tahun 2015
dari bulan Januari sampai Desember jumlah ibu nifas sebanyak 22
orang, yang mengalami komplikasi masa nifas sebanyak 3 orang. Dan
pada tahun 2016 dari bulan Januari sampai Agustus jumlah ibu nifas 20
orang yang mengalami komlikasi masa nifas sebanyak 3 orang,salah
satu komplikasi tersebut adalah mastitis
Berdasarkan hal yang telah dikemukakan tersebut, maka
merupakan acuan bagi penulis untuk melakukan penelitian mengenai
“gambaran pengetahuan ibu nifas tentang mastitis di BPS Gastra
Ananda Kabupaten Muna Tahun 2016”.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskanlah
masalah penelitian “Bagaimana Gambaran pengetahuan ibu nifas
tentang mastitis di BPS Gastra Ananda Kabupaten Muna Tahun
2016?”
16. 5
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang
mastitis di BPS Gastra Ananda Kabupaten Muna Tahun 2016
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah :
c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang
mastitis di BPS Gastra Ananda Kabupaten Muna Tahun
2016 berdasarkan kategori baik.
d. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang
mastitis di BPS Gastra Ananda Kabupaten Muna Tahun
2016 berdasarkan kategori cukup.
e. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang
mastitis di BPS Gastra Ananda Tahun 2016 berdasarkan
kategori kurang.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi Tempat Penelitian
Sebagai bahan informasi mengenai dan menambah pengetahuan
tentang upaya pencegahan dan penanangan mastitis
2. Bagi institusi
Hasil penelitian dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan
dan sebagai salah satu bahan acuan peneliti berikutnya.
17. 6
3. Bagi Peneliti
Merupakan pengalaman berharga bagi peneliti dalam memperluas
wawasan keilmuan dalam melaksanakan penelitian yakni
mengaplikasikan ilmu metodologi penelitian secara langsung di
lapangan.
18. 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi
setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek
tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia,
yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan orang biasanya diperoleh dari pengalaman
yang berasal dari berbagai macam sumber misalnya media
massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan,
media poster, kerabat dekat dan sebagainya. Pengukuran atau
penilaian pengetahuan pada umumnya dilakukan melalui tes atau
wawancara dengan alat bantu kusionertahun angket yang berisi
tentang materi yang ingin diukur dari responden (Notoatamodjo,
2010).
19. 8
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), untuk mengukur tingkat
pengetahuan terdiri dari enam peringkat yaitu:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya atau rangsangan yang telah
diterima.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan
dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
c. Menerapkan (application)
Aplikasi penggunaan hukum-hukum atau rumus,
metode, prinsip dan lain sebagainya dalam konteks atau
situasi yang lain.
d. Analysis (analisa)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan
materi atau objek ke dalam komponen, tetapi masih di dalam
suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu
sama lain. Seseorang mampu mengenali kesalahan-
kesalahan logis, menunjukkan kontradiksi atau membedakan
di antara fakta, pendapat, hipotesis, asumsi dan simpulan
serta mampu menggambarkan hubungan antar ide.
20. 9
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru dan koheren. Manusia
mampu menyusun formulasi.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau objek dan didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau dengan
ketentuan yang sudah ada sehingga, mampu menyatakan
alasan untuk pertimbangan tersebut.
3. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi yang
ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Kualitas
pengetahuan pada masing-masin tingkat pengetahuan dapat
dilakukan dengan criteria, yaitu :
a. Baik : (76-100%)
b. Cukup : (56-75%)
c. Kurang : (< 56%)
21. 10
B. Tinjauan Umum Tentang Mastitis
1. Pengertian Mastitis
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Mastitis dapat terjadi
kapan saja sepanjang periode menyusui, akan tetapi paling sering
terjadi antara hari ke 10 dan hari ke 28 setelah melahirkan (Rahmawati,
2011). Mastitis adalah suatu peradangan pada payudara yang di
sebabkan oleh kuman terutama Stphylococus aureus melalui luka pada
putting susu,m atau melalui peredaran darah (Nita, 2013).
Mastitis merupakan peradangan payudara yang dapat disertai atau
tidak disertai infeksi. Radang ini terjadi karena ibu tidak menyusui atau
putting payudaranya sekaligus. Kondisi ini bias terjadi pad stu atau
kedua payudaranya sekaligus (Rukiyah, 2010).
2. Klasifikasi Mastitis
Berdasarkan tempatnya infeksi dibedakan menjadi :
a) Mastitis yang menyebabkan abses dibawah areola mamae
b) Mastitis ditengah-tengah mamae yang menyebabkan abses
ditempat itu
c) Mastitis pada jaringan dibawah dorsal dari kelenjar-kelenjar yang
menyebabkn abses antara mamae dan otot- otot di bawahnya
(Marmi, 2011)
3. Tanda dan Gejalah Mastitis
Menurut WHO (2013), tanda gejala mastitis adalah :
a) Payudara keras, memerah dan nyeri
22. 11
b) Dapat disertai demam ≥ 38 C.
c) Paling sering terjadi di minggu ketiga dan minggu keempat post
partum, namun dapat terjadi kapan saja Selma menyusui.
Menurut Nita (Nita, 2013), tanda gejala mastitis adalah
kemerahan didaerah payudara, nyeri tekan pada payudara, disertai
adanya benjolan yang keras, suhu lebih 38 C (menggigil), penderita
merasa lesu, nafsu makan menurun dan denyut nadi meningkat.
4. Penyebab Mastitis
Menurut Rahmawati (2011), penyebab mastitis adalah
stapphiolcocus aureus dan sumbatan saluran susuyang berlanjut.
Menurut WHO (2013), penyebab mastitis adalah menyusui selama
beberapa minggu setelah melahirkan, putting susu lecet, menyusui
hanya pada satu posisi, sehingga drainesa payudara tidaksempurna,
menggunakan bra yang ketat dan menghambat aliran ASI serta riwayat
mastitis sebelumnya saat menyusui.
Menurut Nita (2013), penyebab mastitis adalah staphylococcus
aureus, kurangnya pengetahuan ibu terhadap perawatan payudara,
kurangnya personal hygiene, teknik menyusui yang salah. Didalam
payuda terasa ada massa padat, dan diluarnya kulit menjadi merah.
Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1 – 3 minggu setelah persalinan
diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut. Keadaan ini
disebabkan kurangnya ASI siiap atau dikeluarkan atau pengisapan
yang tidak efektif. Dapat juga karena kebiasaan menekan payudara
23. 12
dengan jari atau tekanan bra/bra, pengeluaran ASI yang kurang baik
pada payuda yang besar, terutama pada bagian paudara yang
menggantung
5. Komplikasi Mastitis
Menurut Rahmawati (2011), komplikasi yang mungkin terjadi yaitu
mamae membesar, nyeri, merah dan membengkak, temperature badan
ibu tinggi kadang disertai menggil serta bila mastitis berlanjut dapat
menyebabkan abses payudara.
6. Pencegahan Mastitis
Perawatan putting susu pada laktasi merupakan usaha penting
untuk mencegah mastitis. Perawatan terdiri atas membersihkan putting
susu dengan minyak baby oil sebelum dan sesudah menyusui untuk
menghilangkan kerak susu yang sudah mengering. Selain itu member
pertolongan kepada ibu menyusui bayinya harus bebas infeksi dengan
staphylococcus. Bila ada luka atau kerak pada putting susu sebaiknya
bayi jangan menyusu pada mamae yang bersangkutan, dan air susu
dapat di keluarkan dengan pijatan (Marmi, 2011)
Mastitis yang terlambat diobati dapat berlanjut ke abses. Ibu
tampak kesakitan, payudara memerah mengkilat dan benjolan yang
teraba mengandung cairan yang berupa nanah. Untuk mengatasinya
ibu harus segera kedokter. Untuk sementara ibu berhenti menyusui
pada payudara yang mengalami abses tersebut dan bayi dapat terus
menyusui pada payuda yang sehat.Bidan sebagi tenaga medis
24. 13
terdepan di masyrakat dapat meningkatkan usaha preventif dan
promotif dengan jalan mengajarkan perawatan payudara, cara
memberikan ASI yang benar, memberikan ASI jangan pilih kasi, kanan
dan kiri sama perlakuannya dan diberikan samapi payudaranya tersa
kosong (Nita, 2013).
Perawatan putting susu pada waktu laktasi merupakan usaha
penting untuk mencegah mastitis (Rukiyah, 2010)
7. Penanganan Mastitis
Segera setelah mastitis ditemukan pemberian susu pada bayi
dihentikan dan diberikan antibiotik, penisilin dalam dosis tinggi dapat
diberikan. Bila ada abses, nanah perlu dikeluarkan dengan sayatan
sedikit mungkin pada abses dan nanah dikeluarkan sesudah itu
dipasang pipa setengah abses agar nanah bisa keluar. Untuk
mencegah kerusakan pada duktus laktiferus sayatan dibuat sejajar
dengan jalannya duktus-duktus (Marmi, 2011).
Menurut Sarwono (2010), tindakan yang perlu dilakukan adalah
kompres air hangat, massase pada punggung untuk merangsang
pengeluaran oksitosin agar ASI dapat menetes keluar, pemberian
antibiotika dan istirahat dan pemberian obat penghilang rasa sakit kalau
perlu. Menurut Rahmawati (2011), pengobatan dapat dilakukan dengan
diberikan antibiotika dan bila terdapat abses perlu dikeluarkan. Menurut
WHO (2013), penatalaksanaan mastitis ada 2 yaitu :
a). Tatalaksana Umum
25. 14
1). Ibu sebaiknya tirah baring dan mendapat asupan cairan yang
lebih banyak.
2). Sampel ASI sebaiknya dikultur.
b). Tatalaksana Khusus
1). Berikan antibiotika Kloksasilin 500 mg per oral per 6 jam selama
10-14 hari Eritromisin 250 mg per oral 3 kali sehari selama 10-14
hari.
2). Dorong ibu untuk tetap menyusui, dimulai dengan payudara
yang tidak sakit. Bila payudara yang sakit belum kosong setelah
menyusui, pompa payudara untuk mengeluarkan isinya.
3). Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi bengkak dan
nyeri.
4). Berikan parasetamol 3 x 500 mg per oral.
5). Sangga payudara ibu dengan bebat atau bra yang pas.
6). Lakukan evaluasi setelah 3 hari.
Perawatan mastitis dapat dilakukan dengan memakai BH yang
menyokong, memberi kompres hangat (air hangat), mengeluarkan ASI
dengan pijatan, rangsang oksitosin, dimulai dari payudara yang tidak
sakit yaitu stimulasi puting dan pijat refleks punggung serta istirahat total.
Sedangkan pengobatan mastitis dilakukan dengan cara pemberian
antibiotik dan analgesik. Antibiotik jenis ampisilin dengan dosis tinggi
dapat membantu sambil menunggu pembiakkan dan kepekaan air susu.
26. 15
Flucloxacilin dan erythromycin selama 7-10 hari. Bila terjadi panas,
berikan antipiretika. Observasi tanda-tanda vital (Nita, 2013).
Berikan antibiotika antara lain kloksasilin 500 mg per oral 4 kali
sehari selama 10 hari, eritromisin 250 mg per oral 3 kali sehari selama
10 hari, bantu ibu agar tetap meneteki, bebat payudara, kompres dingin
sebelum meneteki untuk mengurangi bengkak dan nyeri, berikan
paracetamol 500 mg per oral dan evaluasi selama 3 hari (Rukiyah,
2010).
C. Tinjauan Umum Tentang Ibu Nifas
1. Pengertian
Masa Nifas adalah (puerperium) adalah masa pulihnnya
kembali, mulai daripersalinan selesai hingga alat-alat kandungan
kembali seperti prahamil. Lama masa nifas ini yaitu, 6-8 minggu
(Wulandari, 2008).
Menurut Anggaraini (2010) masa nifas adalah dimulai setelah
plsenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
semula sebelum hamil dan berlangsung selama kira-kira 6 minggu
atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3
bulan..
2. Tahapan Dalam Masa Nifas
a. Puerperium dini : waktu 0-24 jam yaitu kepulihan dimana ibu
telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama
islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari
27. 16
b. Puerperium intermedial : waktu 1-7 hari yaitu kepulihan
menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu
c. Remote Puerperium : waktu 1-6 minggu yaitu waktu yang
diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
selama hamil/waktu persalinan ada komplikasi. Waktu untuk
sehat sempurna bias berminggu-minggi, bulanana atau
tahunan.
3. Tujuan Perawatan Masa Nifas
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
b. Melaksanakan skrining secara komprehensif, deteksi dini
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayi
c. Memberikan pendidikan kesejhatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi
serta paerawatan bayi sehari-hari.
d. Memberikan pelyanan keluarga Berencana
e. Mendapatka kesehatan emosi
f. Agar masa nifas dapat berjalan lancer dan dapat memelihara
bayinya dengan baik agar pertumbuhan dan perkembangan bayi
normal
4. Fisiologi Nifas
Fisiologi Nifas adalah hal-hal yang terjadi dan bersifat
karakteristik dalam masa nifas artinya member cirri masa nifas ini
28. 17
adalah perubahan-perubahan yang dianggap normal dan harus
terjadi untuk memenuhi sebagian dari fungsi masa nifas yaitu
mengembalikan keadaan seperti sebelum masa hamil.
Perubahan – perubahan yang normal dan harus terjadi adalah :
a. Adanya Involusio
Involusio adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya
alat kandungan atau uterus dan jalan kelahiran setelah bayi
dilahirkan mencapai keadaan seperti sebelum hamil :
1) Servic
Servic agak terbiuka seperti corong pada pasca persalinan dan
konstipasi lunak. Segera setelah melahirkan, tangan pemeriksa
masih dapat dimasukkan kedalam cavum uteri. Setelah 1
minggu hanya dapat dimasukkan 1 jari
2) Perubahan pada Endometrium
Pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 cm
itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan
desidua dan selaput janin.Setelah 3 hari endometrium mulai
teraba akibat lepasnya sel-sel dari abgian yang mengalami
degenerasi. Regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa
sesidua basalis yang memakan waktu 2 – 3 minggu.
3) Ligamen-ligamen
Ligamentum rotundum dapat mengendor sehingga pada hari ke
kedua pasca persalinan harus dilakukan latihan senam. Dinding
29. 18
vagina yang tegang akan kembali seperti sebelumnya kira-kira
setelah 3 minggu.
4) Luka jalan lahir
Luka jalan lahir seperti episiotomo yang ttelah dijahit, luka pada
vagina dan service yang tidak luas akan sembuh primer
b. Adanya Lochea
Lochea adalal cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina
dalam masa nifas. Lochea dibagi dalam beberapa jenis :
1) Lochea Rubra adalah berlangsung 2 hari pasca persalinan,
berisi darah segar, sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
vernix casiosa, meconium.
2) Lochea Sanguilenta adalah hari 5 – 7 pasca persalinan berisi
darah dan lender (berwarna merah kuning)
3) Lochea Serosa adalah lochea yang keluar pada hari 78 – 14
pasca perslinan, cairan agak kunung
4) Lochea Alba adalah cairan yang keluar setelah 2 minggu paca
persalinan, cairan darah putih
c. Adanya Lactasi
Lactasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air
susu ibu. Air susu ibu ini merupakan makanan pokok bagi bayi.
Makana yang terbaik bagi bayi, makanan yang bersifat alamiah.
Bagi ibu yang menyusui akan mempererat hubungan dengan
30. 19
anaknya, merasa tentram, aman, hangat , akan kasih sayang
ibunya (Prawirohardjo, S. 2010)
D. Kerangka Konsep
Variabel Dependen Variabel Independen
Gambar 1. Bagan Kerangka konsep
Keterangan :
= Variabel yang diteliti
Pengetahuan Ibu Nifa
Tentang Mastitis
Baik
Cukup
Kurang
31. 20
E. Variabel penelitian dan definisi operasional
Variabel penelitian ini adalah segala sesuatu yang di gunakan
sebagai suatu ciri, sifat atau ukuran yang didapatkan oleh suatu
penelitian tentang konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo,
2010). Variabel pada penelitian ini menggunakan variabel tunggal
yaitu tingkat pengetahuan ibu nifas tentang mastits
Tabel 4.1
Variabel
Definisi
Operasional
Skala
Kategori
Alat ukur
Pengetahuan
ibu nifas
tentang
mastitis
Segala sesuatu yang
diketahui ibu nifas tentang
Matitis meliputi
pengertian mastitis, tanda
dan gejala, penyebab
pencegahan dan,
penanganan mastitis
Ordinal a. Baik : Tingkat
pengetahuan baik jika
jawaban responden
dari kuisioner yang
benar 76%-100%
b. Cukup : Tingkat
pengetahuan cukup
jika jawaban
responden kuisioner
yang benar 56%-76%
c. Kurang : Tingkat
pengetahuan kurang
jika jawaban
responden kuisioner
yang benar <56%.
(Riwidikdo, 2010) .
Kuesioner
32. 21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif
untuk melihat gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang mastitis
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 September sampai
22 September 2016
2. Tempat
Di Bidan Praktek Swasta Gastra Ananda.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu semua ibu nifas yang
berkunjung di BPS Gastra Ananda yang tercatat pada buku
register ibu nifas periode Januari – Agustus tahun 2016 sebanyak
20 orang
2. Sampel
Sampel Penelitian ini adalah semua ibu nifas yang
berkunjung di BPS Gastra Ananda. Tehnik pengambilan sampel
dengan menggunakan keseluruhan populasi (total sampling)
sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 orang.
33. 22
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data/informasi langsung yang didapatkan dari responden
dan dikumpulkan oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner
yang menyangkut tentang gambaran pengetahuan ibu nifas
tentang mastitis
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh yaitu dengan cara dokumentasi dari
catatan register ibu nifas di BPS Gastra Ananda tahun 2016.
E. Instrumen Penelitian
Untuk pengambilan data dalam penelitian ini instrumen yang
digunakan kuesioner terpimpin yang memuat pertanyaan- pertanyaan
dan wawancara berhubungan dengan pengetahuan ibu nifas tentang
mastitis. Jumlah kuesioner sebanyak 10 pertanyaan dengan pilihan
jawaban ”Benar” dan ”Salah”. Setiap jawaban yang benar bernilai satu
(1 ) dan jawaban yang salah bernilai nol ( 0 ).
F. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan data
Setelah data terkumpul dan dikelompokkan kemudian diolah
secara manual dengan menggunakan bantuan kalkulator lalu
disusun dan disajikan dalam bentuk tabel persentase dan
frekuensi.
34. 23
2. Analisis Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap
variabel dari tiap hasil penelitian untuk mengahsilkan distribusi
frekuensi dan prosentase dari tiap variabel. Dan selanjutnya untuk
mengetahui besarnya persentase dari tiap-tiap variabel tersebut
dapat digunakan rumus sebagai berikut:
f
= x k %
n
Keterangan :
x : Presentase dari variabel yang diteliti
f : Jumlah responden berdasarkan variabel
n : Jumlah sampel penelitian
k : Konstanta (100 % ) (Arikunto, 2010)
35. 24
BAB IV
HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN STUDI KASUS
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
BPS Gastra Ananda terletak di Jl. Made Sabara Kelurahan
Bata Laiworu, Kecamatan Laiworu Kabupaten Muna. Secara umum
jenis pelayanan yang diberikan antara lain pelayanan kesehatan yang
meliputi ANC (Ante Natal care), persalinan normal, KB, imunisasi,
pemeriksaan IVA. Tenaga kesehatan yang bertugas di BPS Gastra
Ananda sebanyak 3 orang. Sarana dan Prasarana terdiri dari 1 ruang
persalinan dengan 3 tempat tidur, 1 ruang nifas. Jam buka pelayanan
mulai pukul 16.00 Wita – 22.00 Wita, sedangkan pelayanan persalinan
melayani 24 jam
B. HasilPenelitian
Penelitian ini dilakukan di BPS Gastra Ananda mulai bulan
Agustus sampai September 2016 dengan memberikan kuesioner
kepada ibu nifas yang menjadi responden. Setelah data tersebut
dikumpulkan, kemudian dilakukan pengolahan sesuai tujuan
penelitian, selanjutnya dibahas dalam bentuk tabel disertai penjelasan,
sebagai berikut:
36. 25
1. Karakteristik Responden berdasarkan Umur
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di BPS Gastra
Ananda Kabupaten Muna Tahun 2016
Umur Jumlah (n) Persen (%)
< 20 Tahun 3 15
20 -35 Tahun 13 65
> 35Tahun 7 35
Jumlah 20 100
Sumber : Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa dari 20
responden, umur responden terbanyak adalah 20-35 tahun
sebanyak 13 orang (65%). Dan terendah umur <20 tahun yaitu
sebanyak 3 orang (15%).
2. Pengetahuan ibu
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Mastitis di BPS Gastra Ananda
Tahun 2016
Pengetahuan Jumlah (n) Persen (%)
Baik 5 25
Cukup 11 55
Kurang 4 20
Jumlah 20 100
Sumber : Data Primer, 2016
37. 26
Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa dari 20,
responden yang berpengetahuan cukup yaitu 11 responden (55%),
kemudian pengetahuan baik sebanyak 5 responden (25%), dan
yang berpengetahuan kurang sebanyak 4 responden (20%).
C. Pembahasan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suato ubjek tertent. Pengindraan
terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan teling (Notoadmodjo, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan ibu nifas tentang
mastitis di BPS Gasta Ananda Kabupaten Muna menunjukkan bahwa
sebagian besar responden berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 11
orang (55%). Hal ini dipengaruhi oleh faktor umur, intelegensi,
lingkungan, pendidikan dan pengalalaman serta keaktifan ibu nifas
dalam mencari informasi tentang kesehatan. dan tingkat pengetahuan
dapat mempengaruhi ibu nifas untuk dapat menangani dan mencegah
terjadinya mastitis.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nu Hastuti
(2013) dengan judul tingkat pengetahuan ibu nifas tentang mastitis
di Klinik Bersalin Utami Nugroho Puro Karangmalang Sragen Tahun
2013, menyatakan bahwa pengetahuan ibu nifas tentang mastitis
mayoritas cukup yaitu 20 responden (58,8%).
38. 27
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non
formal dapat memberikan pengaruh sehingga menghasilkan perubahan
atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia
bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana
komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat
kabar majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap
pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru
mengenai sesuatu hal ini memberikan landasan kognitif baru dalam
terbentuknya pengetahuan hal tersebut, sehingga tingkat pengetahuan
dapat mempengaruhi ibu nifas untuk dapat menangani dan mencegah
terjadinya mastitis.
Menurut Mubarak (2012), faktor- faktor yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan antara lain pendidikan, pekerjaan, umur, minat,
pengalaman, kebudayaan, lingkungan sekitar dan informasi. Hasil
penelitian ini di dukung oleh teori Meliono (2007) yang menyatakan
bahwa pengetahuan adalah informasi yang di kombinasikan dengan
pemahaman dan potensi untuk menindaki, maka pengetahuan untuk
mengarahkan seseorang untuk melakukan tindakan.
Berdasarkan penelitian sebagian besar responden memiliki
rentang umur 20 – 35 tahun sebanyak 13 orang (65%) dengan rentang
umur tersebut dimungkinkan responden sudah cukup untuk
39. 28
mengembangkan pengetahuanya sendiri termasuk pengetahuan
tentang mastitis. Elisabeth B Hurrock (2005), mengungkapkan bahwa
berkembangnya pengetahuan dan keterampilan seseorang berjalan
dengan umur dan pendidikan. Semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir
dan bekerja.
Notoadjmodjo (2010), mengatakan bahwa semakin tinggi
pengetahuan dan pemahaman seseorang tentang sesuatu objek
tertentu, maka kemampuan menganalisis dan menginterpretasikan
objek tersebut semakin baik dan sebaliknya semakin kurang
pengetahuan dan pemahaman seseorang tentang sesuatu objek
tertentu, maka kemampuan menganalisis dan menginterpretasikan
obejek tersebut tidak maksimal. Hal tersebut sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa responden yang memiliki
pengetahuan cukup tentang mastitis.
40. 29
D. Studi Kasus
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PATOLOGI PADA NY”R” P1 A0
DENGAN MASTITIS DI BPS GASTRA ANANDA
KABUPATEN MUNA
TANGGAL 7- 9 - 2016
No. Register : 0180816
Tanggal masuk : 7/09/2016
Tanggal pengkajian : 7/09/2016
Nama Pengkaji :Wa Marwani
Langkah I. Identifikasi Data Dasar
1. Identitas Istri dan Suami
Nama : Ny. R dan Tn. S
Umur : 25 Tahun dan 27 Tahun
Suku : Muna dan Muna
Agama : Islam dan Islam
Pendidikan : SMA dan SMA
Pekerjaan : IRT dan Tukang Ojek
Pernikahan ke : 1 dan 1
Lama menikah : ± 3 Tahun
Alamat : Jl. Sirkaya
41. 30
2. Data Biologis/Fisiologis
a. Keluhan Utama
Ibu mengeluh payudaranya bengkak dan terasa nyeri terutama jika
menyusui bayinya serta ibu merasa badannya panas/demam.
b. Riwayat Keluhan Utama
Mulai timbul keluhan sejak 1 minggu yang lalu yaitu tanggal 30
Agustus 2016 dimana payudaranya terasa bengkak, nyeri dan panas
serta mempengaruhi fungsi tubuh yaitu mengganggu karena ibu
mengeluh susah tidur akibat nyeri yang dirasakan dan berpengaruh
pada bayinya dimana bayinya malas menyusui.
c. Riwayat Nifas Sekarang
Ibu mengatakan melahirkan anak pertama tanggal 20 Agustus 2016
pukul 20.00 WITA dan tidak pernah keguguran dan ibu mengatakan
cemas dengan keadaannya.
d. Riwayat Kesehatan yang Lalu/Sekarang
1). Ibu tidak pernah mengalami penyakit kronis seperti Hipertensi,
Malaria, DM, Jantung, dan TBC.
2). Ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap makanan dan
obat-obatan.
3). Ibu tidak ada riwayat alergi terhadap makanan dan obat-obatan,
tidak pernah merokok dan minum alkohol serta tidak pernah
memakai narkoba.
42. 31
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
1). Tidak ada anggota keluarga yang mengidap penyakit menular
seperti hepatitis B dan TBC.
2). Tidak ada anggota keluarga yang mengidap penyakit keturunan
seperti Diabetes Melitus.
f. Riwayat Reproduksi
1). Riwayat Haid
Ibu mengatakan menarche pada usia 12 tahun, dengan siklus
haid 30 hari, durasi haid 7 hari, perlangsungan normal dan tidak
ada gangguan pada saat haid.
2). Riwayat Obstetri
a). Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu tidak ada.
b). Riwayat kehamilan/persalinan sekarang : Ibu mengatakan
melahirkan anak pertama dan tidak pernah keguguran, hari
pertama haid terakhirnya tanggal 19 November 2015,
melakukan pemeriksaan kehamilan 4 kali serta telah
mendapatkan imunisasi TT 2 kali pada kehamilan sekarang.
dan Ibu mengatakan tidak melakukan perawatan payudara
selama hamil.
3). Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit tumor dan tidak ada
penyakit infeksi lain.
43. 32
4). Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi.
g. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar
1). Pola Nutrisi
Ibu mengatakan memiliki kebiasaan pola makan teratur, jenis
makanan meliputi nasi, ikan, sayur, buah, dan kadang susu,
frekuensi makan 3 kali sehari, nafsu makan baik dan minum 7-8
gelas/hari.
2). Kebutuhan Eliminasi
a). Buang Air Kecil (BAK)
Ibu mengatakan kebiasaan sehari-hari buang air kecil dengan
frekuensi 4-5 kali/hari, berwarna kuning, bau khas amoniak
dan tidak ada gangguan buang air kecil.
b). Buang Air Besar (BAB)
Ibu mengatakan kebiasaan sehari - hari buang air besar
dengan frekuensi 1 kali.hari, berwarna kuning dan konsistensi
lunak serta tidak ada gangguan buang air besar.
3). Pola Istirahat/Tidur
Ibu mengatakan selama sakit tidak pernah tidur siang dan tidur
malam/istirahat malam ±7 jam.
4). Personal Hygiene
Ibu mengatakan keramas 2-3 kali seminggu menggunakan
sampo, menggosok gigi dan mulut 2 kali sehari menggosok gigi
44. 33
saat bangun dan sebelum tidur menggunakan pasta gigi, mandi
menggunakan sabun mandi
5). Data Psikologis
Ibu berharap agar cepat sehat dan khawatir dengan keadaannya
sekarang
6). Data Spiritual
a). Ibu selalu berdoa agar diri dan bayinya selalu sehat
b). Ibu belum melakukan sholat setelah melahirkan (masih dalam
masa nifas)
7). Pemeriksaan Fisik
Setelah dilakukan anamnesa, maka selanjutnya dilakukan
pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan umum,
pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik khusus dan
pemeriksaan penunjang jika diperlukan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada uraian berikut.
a). Pemeriksaan Umum
Keadaan umum ibu baik dan kesadaran komposmentis
b).Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 kali/menit, suhu 38,4°C
dan pernapasan 20 kali/menit.
c). Pemeriksaan Fisik Khusus
(1). Kepala
Rambut dan kepala bersih dan tidak ada benjolan
45. 34
(2). Wajah
Ekspresi wajah meringis ketika merasa kesakitan,
tampak pucat, dan tidak ada oedema.
(3). Mata
Simetris kiri dan kanan, konjungtiva tampak pucat, sklera
putih dan kelopak mata tidak oedema.
(4). Hidung
Lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret,
dan tidak ada polip.
(5). Telinga
Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen,
bersih dan tidak ada pembekakan dibelakang telinga.
(6). Mulut dan Gigi
Bibir lembab, pucat, tidak ada sariawan, bersih tidak ada
karies gigi dan tidak ada sariawan.
(7). Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis, dan tidak ada pembesaran
pembuluh limfe.
(8). Payudara
Tampak bengkak, merah, mengkilat, teraba panas dan
agak keras seperti ada benjolan didalamnya, jika
46. 35
dipencet ASI keluar sedikit-sedikit serta puting susu
tampak lecet/luka
(9). Abdomen
Tidak ada luka bekas operasi, tampak striae albicans
dan linea nigra, tidak ada nyeri tekan, tinggi fundus uteri
tidak teraba dan tonus otot kendur.
(10).Genitalia dan Anus
Tidak ada varises, tampak pengeluaran lochea alba
(cairan berwarna putih), tidak ada oedema dan tidak ada
hemoroid.
(11).Ekstremitas atas/bawah
Simetris kiri dan kanan, tidak ada varises, tidak ada
oedema, refleks patella (+) kiri dan kanan
Langkah II. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
P1 A0 Masa Nifas Hari ke-17 dengan Mastitis
1. P1 A0
Dasar
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan melahirkan anak yang pertama dan tidak pernah
keguguran.
b. Data Obyektif
Pada pemeriksaan abdomen tampak striae albicans dan linea nigra
serta tonus otot perut kendur.
47. 36
Analisis dan Interprestasi
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna kulit menjadi
kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah
payudara dan paha. Perubahan ini disebut striae gravidarum. Setelah
partus striae gravidarum ini berubah menjadi putih disebut striae
albicans. Pada banyak perempuan kulit digaris pertengahan perutnya
(linea alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut linea
nigra, Tonus otot perut kendur terjadi karena sudah pernah mengalami
peregangan akibat kehamilan (Sarwono, 2010).
2. Masa Nifas Hari ke-17
Dasar
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan melahirkan tanggal 20 Agustus 2016 pukul 20.00
Wita.
b. Data Obyektif
Pada pemeriksaan fisik palpasi abdominal didapatkan tinggi fundus
uteri tidak teraba dan pada pemeriksaan genitalia tampak
pengeluaran lochea alba (cairan berwarna putih).
Analisis dan Interprestasi
Perubahan normal pada uterus setelah 14 hari (2 minggu) yaitu tinggi
fundus uteri tidak teraba dan setelah >14 hari lochea yang keluar
adalah lochea alba yang berwarna putih (Yanti, 2011).
48. 37
3. Mastitis
Dasar
a. Data Subyektif
Ibu mengeluh payudaranya bengkak dan terasa nyeri terutama jika
menyusui bayinya serta ibu merasa badannya panas/demam.
b. Data Obyektif
Payudara tampak bengkak, merah dan mengkilat serta teraba panas
dan agak keras seperti ada benjolan didalamnya, jika dipencet ASI
keluar sedikit-sedikit serta puting susu tampak lecet/luka.
Analisis dan Interprestasi
Tanda dan gejala mastitis adalah rasa panas dingin disertai dengan
kenaikan suhu, penderita merasa lesu, tidak nafsu makan, mammae
membesar, nyeri dan pada suatu tempat kulit merah, membengkak
sedikit dan nyeri pada perabaan (Rukiyah, 2010).
Langkah III. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial
Potensial terjadi Abses Payudara dan Anemia
1. Abses Payudara
Dasar
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan bayinya malas menyusui.
49. 38
b. Data Obyektif
Payudara tampak bengkak, merah dan mengkilat serta teraba panas
dan agak keras seperti ada benjolan didalamnya, jika dipencet ASI
keluar sedikit-sedikit serta puting susu tampak lecet/luka.
Analisis dan Interprestasi
Kelanjutan dari mastitis yang dapat terjadi adalah abses. Gejala abses
ini ialah nyeri bertambah hebat di payudara, kulit diatas abses
mengkilat dan suhu tinggi sekali (39°C - 40°C). dan bayi dengan
sendirinya tidak mau minum pada payudara yang sakit seolah-olah dia
tahu bahwa susu pada payudara yang satu itu bercampur nanah
(Sarwono, 2010).
2. Anemia
Dasar
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan susah tidur akibat nyeri yang dirasakan dan selama
sakit ibu tidak pernah tidur siang dan tidur malam/istirahat malam ±7
jam.
b. Data Obyektif
Pada pemeriksaan fisik, wajah tampak pucat dan pada pemeriksaan
mata konjungtiva tampak pucat.
50. 39
Analisis dan Interprestasi
Kurang istirahat pada ibu nifas dapat berakibat mengurangi jumlah ASI,
memperlambat involusi uteri, depresi dan anemia yang ditandai dengan
wajah dan konjungtiva pucat serta kuku jari pucat (Wulandari, 2011).
Langkah IV. Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi dan Konsultasi
Kolaborasi dengan dokter setempat untuk pemberian obat-obatan
1. Dexametasone 0,5 mg per oral 3 kali sehari sebagai anti inflamasi
untuk mengurangi peradangan.
2. Metronidazole 500 mg per oral 3 kali sehari sebagai antibiotik untuk
mencegah infeksi.
3. Paracetamol 500 mg per oral 3 kali sehari sebagai antipiretika untuk
menurunkan panas dan penghilang rasa sakit.
Langkah V. Rencana Asuhan
1. Tujuan
a. Involusi uterus berjalan baik
b. Mastitis teratasi
c. Tidak terjadi abses payudara
d. Tidak terjadi anemia
2. Kriteria
a. Involusi uterus berlangsung normal, ditandai dengan :
1). Tinggi fundus uteri (TFU) turun 1 cm setiap hari sampai uterus
kembali sampai seperti semula.
51. 40
2). Pengeluaran lochea sesuai dengan fisiologinya yaitu lochea rubra
(berlangsung 1-3 hari), lochea sanguinolenta (berlangsung 4-7
hari), lochea serosa (berlangsung 8-14 Hari) dan lochea alba
(berlangsung >14 hari).
b. Mastitis teratasi ditandai dengan payudara tidak bengkak dan nyeri,
suhu badan normal (36°C - 37°C), tidak ada luka pada putting susu
dan bayi dapat menyusu pada kedua payudara dengan baik.
c. Tidak ditemukan tanda dan gejala abses yaitu nyeri bertambah hebat
di payudara, kulit diatas abses mengkilat dan suhu tinggi sekali
(39°C - 40°C).
d. Kadar Hb ≥ 11 gr%, konjungtiva merah muda, dan ujung-ujung jari
tidak pucat.
3. Rencana Tindakan
a. Beritahu keadaan ibu sekarang.
Rasional : Ibu berhak mengetahui hasil pemeriksaan kesehatannya
dan penting bagi ibu untuk membuat keputusan yang tepat
untuk mengatasi masalah kesehatannya.
b. Pantau keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu.
Rasional : Keadaan umum dan tanda-tanda vital yang tidak normal
merupakan tanda adanya penyimpangan proses involusi
yang sedang berlangsung dan deteksi dini adanya infeksi
dan sebagai indikator untuk melakukan tindakan
selanjutnya.
52. 41
c. Observasi tinggi fundus uteri dan pengeluaran lochea
Rasional: Involusio uterus yang baik ditandai dengan penrunan tinggi
fundus uteri 1 cm perhari serta pengeluaran lochea sesuai
fisiologisnya
d. Lakukan pemeriksaan Hb
Rasional :Pemeriksaan Hb berfungsi untuk mendeteksi terjadinya
anemia
e. Lakukan kompres pada payudara ibu menggunakan air dingin dan
hangat
Rasional : Kompres air dingin berfungsi untuk mengurangi rasa sakit
dan kompres air hangat untuk mengurangi oedema dan
memperlancar pengeluaran ASI
f. Anjurkan ibu tetap menyusui bayinya(menyusui on demand)
Rasional : Dengan menyusui secara on demand maka akan
merangsang produksi ASI serta ASI merupakan
makanan terbaik bagi bayi
g. Anjurkan ibu untuk menggunkana BH yang menopang payudara
Rasional : Agar payudara tersanggah dengan baik sehingga
prosese aliran ASI tidak mengalami penyumbatan dan
ibu merasa nyaman
h. Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat-
obatan
53. 42
Rasional : Pemberian obat-obatan dapat mengilangkan rasa nyeri,
mengatasi infeksi dan mempercepat pemulihan
i. Ajarkan ibu tehnik menyusui yang benar
Rasional : Agar ibu dan bayinya merasa nyaman
j. Anjurkan ibu untuk istrahat yang cukup
Rasional :Istrahat yang cukup dapat mempercepat proses
pemulihan ibu
k. Anjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi seimbang
terutama yang banyak mengandung protein dan banyak
mengandung vitamin c.
Rasional : Makanan yang mengandung protein dapat mempercepat
proses pembentukkan sel-sel baru untuk pemulihan dan
vitamin C berfungsi untuk menambah kekebalan tubuh
Langkah VI. Implementasi
Tanggal 7 September 2016 Pukul 16.00 Wita.
a. Memberitahu keadaan ibu sekarang.
Hasil : Ibu telah mengetahui keadaanya dan bersedia untuk dirawat
b. Memantau keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu.
Hasil : Keadaan umum ibu baik dan tanda-tanda vital ibu yaitu
tekanan darah 120/80mmHg, Nadi 80 kali/menit, Pernapasan
20kali/menit dan suhu 38,C
c. Mengobservasi tinggi fundus uteri dan pengeluaran lochea
54. 43
Hasil : Tinggi fundus uteri tiak teraba dan tampak pengeluaran
lochea alba
d. Melakukan pemeriksaan Hb
Hasil : Kadar Hb 11 gr%
e. Melakukan kompres pada payudara ibu menggunakan air dingin
dan hangat
Hasil : Payudara ibu telah dikompres menggunakan air dingin dan
hangat
f. Menjurkan ibu tetap menyusui bayinya(menyusui on demand)
Hasil : Ibu tetap menyusui bayinya
g. Anjurkan ibu untuk menggunkana BH yang menopang payudara
Hasil : Ibu menggunakan BH yang menopang payudara
h. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat-
obatan
Hasil : Dexamethason 0,5 mg 3 x 1, Metronidazole 500 mg 3 x 1,
Paracetamol 500 mg 3 x 1
i. Mengajarkan ibu tehnik menyusui yang benar yaitu :
1) Bersihkan payudara dengan iar hangat
2) Tekan areola antar ibu jari dan telunjuk sehingga keluar
beberapa tetes ASI. Oleskan sedikit ASI pada putting dan
areola
3) Baringkan bayi diatas bantal dengan posisi saling berhadapan
(badan bayi menempel pada perut ibu)
55. 44
4) Pegang bayi pada belakang bahunya dengan satu lengan dan
kepala bayi pada lengkung siku ibi
5) Sentuhkan pipi dan mulut bayi (beri rangsangan) untuk
membuka mulut
6) Segera masukkan putting dan areola kedalam mulut bayi
7) Topang payudara dengan tangan kiri dan tangan kanan
8) Setelah selesi menyusui lepaskan mulut bayi secara perlahan
dan jangan menariknya
Hasil : Ibu dapat menyusui bayinya dengan benar
j. Menganjurkan ibu untuk istrahat yang cukup
Hasil : Ibu bersedia mengikuti anjuaran yang disampaikan untuk
istrahat yang cukup yaitu tidur siang ± 2 jam dan tidur malam ± 8
jam
k. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi seimbang
terutama yang banyak mengandung protein dan banyak
mengandung vitamin c.
Hasil : Ibu bersedia mengikuti anjuran yang disampaikan
Langkah VII. Evaluasi
Tanggal 11 September 2019 Pukul 16.00 Wita.
a. Involusio uterus berjalan dengan baik, ditandai dengan tinggi fundus
tidak teraba dan Nampak pengeluaran lochea alba
b. Bengkak dan nyeri pada payudara ibu berkurang, ibu masih demam (
suhu badan 37,8 C)
56. 45
c. Tidak ditemukan tanda dan gejala abses payudara
d. Anemia tidak terjadi Hb 11 gr%
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN POST NATAL
CARAE PATOLOGI PADA NY”R” P1 A0 DENGAN MASTITIS
DI BPS GASTRA ANANDA KABUPATEN MUNA
TANGGAL 7- 9 - 2016
No. Register : 0180916
Tanggal masuk : 7/09/2016
Tanggal pengkajian: 7/09/2016
Nama Pengkaji : Wa Marwani
Identitas Istri dan Suami
Nama : Ny. R dan Tn. S
Umur : 25 Tahun dan 27 Tahun
Suku : Muna dan Muna
Agama : Islam dan Islam
Pendidikan : SMA dan SMA
Pekerjaan : IRT dan Tukang Ojek
Pernikahan ke : 1 dan 1
Lama menikah : ± 3 Tahun
Alamat : Jl. Sirkaya
57. 46
1. Data Subyektif :
a. Melahirkan anak pertama tanggal 20 Agustus 2016 pukul 20.00 Wita
b. Ibu mengatakan cemas dengan keadaanya
c. Payudaranaya bengkak dan terasa nyeri terutama jika menyusui
bayinnya serta ibu merasa badannya panas/demam
d. Mulai timbulnya keluhan sejak I minggi yang lalu yaitu tanggal tanggal
30 Agustus 2016 dimana payudaranya terasa bengkak, nyeri dan
panas serta mempengaruhi fungsi tubuh yaitu mengganggu karena
ibu mengeluh susah tidur akibat nyeri yang dirasakan dan
berpengaruh pada bayinya dimana bayinya malas menyusui.
2. Data Obyektif :
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum ibu baik dan kesadaran komposmentis
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital
Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 80 kali/menit, suhu 38,4 C
c. Pemeriksaan Fisik Khusus
1) Wajah : Ekspresi wajah meringis ketika merasa kesalitan, tampak
pucat, dan tidak ada oedema
2) Mata : Simetris kiri dan kana, konjungtiva tampak pucat, sclera
putih dan kelopak mata tidak oedema
3) Payudara
58. 47
Tampak bengkak, merah, mengkilat, teraba panas dan agak keras
seperti ada benjolan didalamnya, jika dipencet ASI keluar sedikit-
sedikit serta puting susu tampak lecet/luka.
3. Assesment (A)
Diagnosa Aktual : P1 A0 masa nifas hari ke-17 dengan mastitis
Diagnosa Potensial : Potensial terjadinya abces payudara dan anemia
4. Planning
Tanggal 7 September 2016 Pukul 16.00 Wita
a. Memberi tahu keadaan ibu sekarang.
Hasil : Ibu telah mengetahui keadaanya dan bersedia untuk dirawat
b. Memantau keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu.
Hasil : Keadaan umum ibu baik dan tanda-tanda vital ibu yaitu tekanan
darah 120/80mmHg, Nadi 80 kali/menit, Pernapasan
20kali/menit dan suhu 38,C
c. Mengobservasi tinggi fundus uteri dan pengeluaran lochea
Hasil : Tinggi fundus uteri tiak teraba dan tampak pengeluaran lochea
alba
d. Melakukan pemeriksaan Hb
Hasil : Kadar Hb 11 gr%
e. Melakukan kompres pada payudara ibu menggunakan air dingin dan
hangat
Hasil : Payudara ibu telah dikompres menggunakan air dingin dan
hangat
59. 48
f. Menjurkan ibu tetap menyusui bayinya(menyusui on demand)
Hasil : Ibu tetap menyusui bayinya
g. Anjurkan ibu untuk menggunkana BH yang menopang payudara
Hasil : Ibu menggunakan BH yang menopang payudara
h. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat-
obatan
Hasil : Dexamethason 0,5 mg 3 x 1, Metronidazole 500 mg 3 x 1,
Paracetamol 500 mg 3 x 1
l. Mengajarkan ibu tehnik menyusui yang benar yaitu :
1. Bersihkan payudara dengan iar hangat
2. Tekan areola antar ibu jari dan telunjuk sehingga keluar beberapa
tetes ASI. Oleskan sedikit ASI pada putting dan areola
3. Baringkan bayi diatas bantal dengan posisi saling berhadapan
(badan bayi menempel pada perut ibu)
4. Pegang bayi pada belakang bahunya dengan satu lengan dan
kepala bayi pada lengkung siku ibu
5. Sentuhkan pipi dan mulut bayi (beri rangsangan) untuk membuka
mulut
6. Segera masukkan putting dan areola kedalam mulut bayi
7. Topang payudara dengan tangan kiri dan tangan kanan
8. Setelah selesi menyusui lepaskan mulut bayi secra perlahan dan
jangan menariknya
9. Sendawakan bayi
60. 49
Hasil : Ibu dapat menyusui bayinya dengan benar
m. Menganjurkan ibu untuk istrahat yang cukup
Hasil : Ibu bersedia mengikuti anjuaran yang disampaikan untuk
istrahat yang cukup yaitu tidur siang ± 2 jam dan tidur malam ± 8 jam
n. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi seimbang
terutama yang banyak mengandung protein dan banyak mengandung
vitamin c.
Hasil : Ibu bersedia mengikuti anjuran yang disampaikan
CATATAN PERKEMBANGAN KUNJUNGAN HARI PERTAMA
Tanggal : 11 September 2016 :
1. Data Subyektif (S)
Ibu mengatakan :
a. Payudanya masih bengkak dan nyeri
b. Msih merasakan sakit jika menyusui bayinya
c. Sudah tidak demam/panas
d. Minum obat yang diberikan secara teratu
e. Tidur siang ± 1 jam dan tidur malam ± 7 jam
2. Data Obyektif (O)
a. Keadaan umum ibu baik dan kesadaran koposmentis
b. Tanda-tanda vital (teknanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 kali/menit,
suhu 37,8 c dan pernapasan 20 kali/menit)
61. 50
c. Pemeriksaan fisik
1) Konjungtiva merah muda dan sclera tidak ikterus
2) Payudara bengkak dan merah, benjolan pada payudara mengecil
serta putting masih lecet/luka
3) Tinggi fundus tidak teraba
4) Tampak pengeluaran lochea alba berwarna putih
3. Assesment (A)
Diagnosa actual : P1 A0 masa nifas hari ke-21 dengan mastitis,
Diagnosa Potensial : Potensial terjadinya abces payudara
4. Planning (P)
a. Memberitahu ibu dan keluarga tentang keadaan ibu bahwa bengkak
dan benjolan pada payudara ibu telah menmgecil namun masih perlu
dilakukan perawatan
b. Mengobservasi tinggi fundus uteri dan pengeluaran lochea
c. Melakukan kompres pada payudara ibu menggunakan air dingin dan
hangat
d. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi lanjutan
obat-obatan yaitu :
1) Dexamethasone 0,5 mg per oral 3 kali sehari
2) Metronidazole 500 mg per oral 3 kali sehari
3) Paracetamol 500 mg per oral 3 kali sehari
62. 51
Follow Up
Di harapkan pada kunjungan II tanggal 14 September 2016 :
1) Suhu tubuh ibu normal yaitu 36 C
2) Ibu minum obat secara teratur, bengkaka dan nyeri pada payudra
berkurang serta luka pada putting susu sembuh
3) Tidak ditemukan tanda dan gejala abces payudara
4) Ibu dapat menyusui bayinya dengan baik
CATATAN PERKEMBANGAN KUNJUNGAN HARI KEDUA
Tanggal : 14 September 2016 :
1. Data Subyektif (S)
Ibu mengatakan bengkak pada payudarana berkurang dan sudah dapat
menyusui bayinya dengan baik namun jika lama menyusui
payudaranya masih terasa nyeri
2. Data Obyektif (O)
a. Keadaan umum ibu baik dan kesadaran koposmentis
b. Tanda-tanda vital (teknanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 kali/menit,
suhu 37,4 c dan pernapasan 20 kali/menit)
c. Pemeriksaan fisik
1) Konjungtiva merah muda dan sclera tidak ikterus
2) Bengkak pada payudara berkurang/mengecil, benjolan tidak
teraba, putting susu sudah sembuh dan jika dipencet ASI
keluar
63. 52
3. Assesment (A)
Diagnosa actual : P1 A0 masa nifas hari ke-24 dengan mastitis,
Diagnosa potensial : Potensial terjadinya abces payudara
4. Planning (P)
a. Memberitahu ibu dan keluarga tentang keadaan ibu bahwa bengkak
dan benjolan pada payudara ibu telah menmgecil namun masih perlu
dilakukan perawatan
Hasil : Ibu tetap bersedia untuk dilakukan perawatan
b. Mengobservasi tinggi fundus uteri dan pengeluaran lochea
Hasil : Tinggi fundus uteri tidak teraba dan tampak pengeluaran
lochea alba (berwarna putih)
c. Melakukan kompres pada payudara ibu menggunakan air dingin dan
hangat
Hasil : Payudara ibu telah di kompres menggunakan air dingin dan
hangat
d. Mengajarkan cara peawatan payudara yaitu :
1) Kompres putting susu menggunakan kapas yang sudah di beri
minyak kelapa selam kurang lebih 5 menit, setelah itu bersihkan
daerah areola dan puing susu dengan menggunakan kapas tadi
2) Lakukan pengurutan dimulai kearah atas kemudian kesampni,
telapak tangan kiri dan telapak tangan kanan kearah sisi kanan.
Selanjutnya direuska kearah bawah sampnig
64. 53
3) Salah satu tangan menopang payudara sedang tangan lainnya
mengurut payudara dari pangkal menuju ke putting ibu dengan
tangan dikepalkan
4) Satu tangan di payudara dan telapak tangan menopang yang
lainnya mengurut payudara dari pangkal menujuke puting susu
5) Merangsang payudara dengan mengompres air hangat dan air
dingi secara bergantian
6) Keringkan dengan handuk bersih
e. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi lanjutan
obat-obatan yaitu :
4) Dexamethasone 0,5 mg per oral 3 kali sehari
5) Metronidazole 500 mg per oral 3 kali sehari
6) Paracetamol 500 mg per oral 3 kali sehari
Fallow Up
Di harapkan pada kunjunga III tanggal 17 September 2016:
1) Ibu dapat melakukan perawatan payudara sendiri
2) Ibu tetap minum obat secara teratur
3) Payudara ibu tidak nyeri dan tidak bengkak lagi serta luka pada
putting susu sembuh
4) Ibu dapat menyusi bayinya dengan baik dan tetap memberikan ASI
bukan susu formula
5) Ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istrahat di tandai
dengan ibu tidak anemia dan tidak dehidrasi
65. 54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di BPS Gastra Ananda mengenai
gambaran pengetahuan ibu nifas tentang mastitis, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut
1. Pengetahuan ibu nifas tetang mastitis di BPS Gastra Ananda
dengan kategori baik sebanyak 5 orang (25%)
2. Pengetahuan ibu nifas tetang mastitis di BPS Gastra Ananda
dengan kategori cukup sebanyak 11 orang (55%)
3. Pengetahuan ibu nifas tetang mastitis di BPS Gastra Ananda
dengan kategori kurang sebanyak 4 orang (20%).
B. Saran
1. Bagi ibu nifas
Di harapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang mastitis
dengan mengikuti penyuluhan dari tenaga kesehatan, mencari
informasi melalui media masa dan elektronik.
2. Bagi BPS Gastra Ananda
Diharapkan dapat menjaga mutu kualitas pelayanan dengan
memberikan penyuluhan secara insentif pada ibu nifas untuk
meningkatkan pengetahuan ibu tentang mastitis
66. 55
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah atau melengkapi sumber bacaan
kususnya tentang mastitis
4. Bagi petugas kesehatan
Bagi petugas kesehatan agar lebih meningkatkan peran sertanya
dalam bentuk penyuluhan dan informasi tentang kesehatan ibu
khususnya yang berkaitan dengan mastitis
67. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta. Rineka Cipta.
Hurlock, E.B. 2007. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga
Manuaba, IBG.2010. Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi Refisi. Jakarta:
Arcan
Marmi, 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas Puerperium care.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Nita. 2013. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta, Nuha Medika
Notoatmodjo. 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Prawihardjo. Sarwono.2010. Ilmu Kebidanan Edisi 4, Jakarta: PT Bina
Pustaka.
Rahmawati.2011. Kapita Selekt ASI dan Menyusui. Yogyakarta: Nuha
Medika
Rukiyah, Aiyeyeh., & Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi.
Jakarta: Trans Info Media
Sulistyawati Ari, 2009. Buku Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Yogyakarta : Andi Ofsset
Wawan.2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia. Jakarta: Nuhamedika
Wulandari. 2008. AsuhanKebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendikya
WHO. (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan
Dasar Dan Rujukkan Edisi Pertama. Jakarta, Bina Kesehatan Ibu
68. Lampiran
MASTER TABEL PENELITIAN
Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Mastitis di BPS Gastra Ananada
Kabupaten Muna Tahun 2016
No Inisial Umur Pengetahuan
Baik Cukup Kurang
1 Ny.H 35 80
2 Ny. M 20 80
3 Ny. S 19 50
4 Ny. D 16 90
5 Ny. H 35 50
6 Ny. N 35 70
7 NY. L 26 60
8 Ny. J 27 60
9 Ny.M 18 40
10 Ny. W 25 50
11 Ny. T 38 60
12 Ny. I 37 70
13 Ny.A 27 70
14 Ny. S 28 80
15 Ny. S 30 70
16 Ny. R 30 70
17 Ny. L 32 70
18 Ny. I 34 80
19 Ny.G 36 70
20 Ny. A 37 70