Dokumen tersebut merupakan karya tulis ilmiah mengenai asuhan keperawatan pada anak berusia 2 bulan dengan diagnosis bronchopneumonia. Tulisan ini mencakup latar belakang, tujuan, metode penelitian, tinjauan teori, dan studi kasus yang dilakukan.
1. i
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK A USIA INFANT (2 BULAN)
DENGAN BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA LANTAI I
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan
Program Diploma III Keperawatan Pada Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna
DISUSUN OLEH :
ISMA EKAWATI
NIM: 13.13.1102
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
RAHA
2016
i
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK A USIA INFANT (2 BULAN)
DENGAN BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA LANTAI I
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan
Program Diploma III Keperawatan Pada Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna
DISUSUN OLEH :
ISMA EKAWATI
NIM: 13.13.1102
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
RAHA
2016
i
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK A USIA INFANT (2 BULAN)
DENGAN BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA LANTAI I
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan
Program Diploma III Keperawatan Pada Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna
DISUSUN OLEH :
ISMA EKAWATI
NIM: 13.13.1102
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
RAHA
2016
2. ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini berjudul :
“Asuhan Keperawatan Anak A Usia Infant (2 Bulan) dengan
Bronchopneumonia di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat
dr. Hasan Sadikin Bandung”.
Telah diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan dihadapan dewan
penguji.
Raha, 27 Juni 2016
Pembimbing
HARNIA, S. Kep., Ns
Mengetahui,
Direktur Akper Pemkab Muna
SANTHY, S. Kep., Ns., M. Kep
NIP. 19800212 200312 2 006
3. iii
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
Jl.Poros Raha – Tampo Km.6 Raha Telp. 0403-2522945
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini dipertahankan dihadapan Dewan Penguji
Pada Tanggal 11 Juni 2016
DEWAN PENGUJI
1. HARNIA, S. Kep., Ns (......................)
2. ALMAWIN SUSEN, S. Kep., Ns., M. Kes (......................)
3. FITRIA MARFI, S. Kep., Ns (......................)
Karya tulis ilmiah ini telah diterima sebagai Salah Satu Syarat untuk
menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan
Pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna
Raha, 11 Juni 2016
Mengetahui :
Direktur Akper Pemkab Muna
SANTHY, S. Kep., Ns., M. Kep
NIP. 19800212 200312 2 006
iii
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
Jl.Poros Raha – Tampo Km.6 Raha Telp. 0403-2522945
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini dipertahankan dihadapan Dewan Penguji
Pada Tanggal 11 Juni 2016
DEWAN PENGUJI
1. HARNIA, S. Kep., Ns (......................)
2. ALMAWIN SUSEN, S. Kep., Ns., M. Kes (......................)
3. FITRIA MARFI, S. Kep., Ns (......................)
Karya tulis ilmiah ini telah diterima sebagai Salah Satu Syarat untuk
menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan
Pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna
Raha, 11 Juni 2016
Mengetahui :
Direktur Akper Pemkab Muna
SANTHY, S. Kep., Ns., M. Kep
NIP. 19800212 200312 2 006
iii
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
Jl.Poros Raha – Tampo Km.6 Raha Telp. 0403-2522945
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini dipertahankan dihadapan Dewan Penguji
Pada Tanggal 11 Juni 2016
DEWAN PENGUJI
1. HARNIA, S. Kep., Ns (......................)
2. ALMAWIN SUSEN, S. Kep., Ns., M. Kes (......................)
3. FITRIA MARFI, S. Kep., Ns (......................)
Karya tulis ilmiah ini telah diterima sebagai Salah Satu Syarat untuk
menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan
Pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna
Raha, 11 Juni 2016
Mengetahui :
Direktur Akper Pemkab Muna
SANTHY, S. Kep., Ns., M. Kep
NIP. 19800212 200312 2 006
4. iv
ABSTRAK
Latar belakang, berdasarkan data medical record RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung khususnya
Ruang Kenanga periode 01 Januari sampai dengan 31 Desember 2015 didapatkan kasus
bronchopneumonia menempati urutan ke dua dengan jumlah 190 orang (14,01%) dari 10 penyakit
terbesar. Oleh sebab itu diharapkan asuhan keperawatan yang optimal dan profesional yang
dilakukan secara komprehenshif dan intensif bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dan keperawatan.
Tujuan, memperoleh pengalaman nyata dalam menetapkan asuhan keperawatan pada An. A usia
infant (2 bulan) dengan bronchopneumonia dimulai dengan pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan keperawatan, implementasi dan evaluasi dari hasil tindakan asuhan keperawatan.
Metode telaahan, metode yang digunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu metode
analisis deskriptif melalui studi kasus berdasarkan pendekatan proses keperawatan dengan teknik
pengumpulan data meliputi, wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan studi
kepustakaan.
Hasil, dari hasil pengkajian didapatkan 3 diagnosa keperawatan yaitu gangguan pola tidur, deficit
perawatan diri dan kurang pengetahuan. Berdasarkan hasil evaluasi asuhan keperawatan dari 3
masalah yang ditemukan tersebut semua diagnosa keperawatan sudah teratasi.
Kesimpulan, Tercapainya penyembuhan dari penyakit diperlukan evaluasi secara berkelanjutan
dan terarah dengan adanya catatan perkembangan, juga diperlukan pengobatan sesuai dengan
program terapi yang teratur serta pengelolaan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses
keperawatan yang komprehensif serta kerjasama antara perawat, klien, keluarga dan tim kesehatan
lainnya.
5. v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik dan tepat pada waktunya .
Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Asuhan Keperawatan pada Anak A Usia
Infant (2 Bulan) dengan Bronchopneumonia Di Ruang Kenanga I” disusun
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan Diploma III
Keperawatan pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna.
Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dan bimbingan baik dalam moril maupun material dari berbagai
pihak.Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sangat mendalam kepada:
1. Ibu dr. Hj. Ayi Djembarsari, M.ARS, selaku Direktur Utama Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung beserta staf yang telah memberikan
waktu dan kesempatan untuk praktek dan melaksanakan ujian Praktek Klinik
Keperawatan pada Rumah Sakit yang dipimpinnya
2. Ibu Santhy, S. Kep., Ns., M. Kep, selaku Direktur Akper Pemkab Muna yang
telah memberikan waktu dan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
pendidikan pada Akper Pemkab Muna.
3. Ibu Rustilah, AMK, selaku CI Lahan dan Penguji praktek di Ruangan
Kenanga I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
4. Ibu Harnia, S.kep., Ners, selaku CI Institusi dan penguji dalam pelaksanaan
ujian praktek di Ruang Kenanga I RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
sekaligus pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya
dalam memberi petunjuk dan mengarahkan penulis sehingga Karya Tulis
Ilmiah ini terselesaikan tepat pada waktunya.
5. Kepala Ruangan, CI Ruangan, Perawat serta Staf di Ruangan Kenanga I
Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung yang telah
memberikan petunjuk dan nasehat serta kerja samanya dalam melaksanakan
asuhan keperawatan di ruangan yang dipimpinnya,
6. vi
6. Seluruh Dosen dan Staf Akper Pemkab Muna yang telah memberikan
dukungan dan bantuan serta kerja sama dalam proses penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini.
7. Orang tua klien An. A yang telah bersedia dan kerja sama menerima penulis
untuk mengadakan studi kasus berupa pelaksanaan asuhan keperawatan.
8. Teristimewa kedua orang tuaku Bapak La Tongka dan Ibu Wa Sumi yang
telah banyak memberikan dukungan dan bantuan baik moril maupun materil
selama mengikuti pendidikan hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Saudara-saudaraku tersayang atas sumbangan materil dan tenaga yang
diberikan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
10. Rekan-rekan mahasiswa Eko, Irun, Alhy, Sarif, Fhas, Firman, QoQo, Asma,
Inhang, Icha, Ririn, serta teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, terima kasih atas bantuan dan motivasinya dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.
11. Semua pihak yang telah memberikan banyak bantuan yang tidak dapat
disebut satu persatu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
banyak kekurangan baik dalam segi penulisan maupun isinya. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan adanya masukan, baik kritik maupun saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberi
manfaat bagi penulis, profesi keperawatan dan pembaca pada umumnya, kiranya
Allah SWT meridhoi segala aktivitas kita untuk kemaslahatan. Amin.
Raha, 30 Juni 2016
Penulis
7. vii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................
DAFTAR BAGAN ................................................................................................
DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………….
DAFTAR LAMPIRAN …………........................................................................
x
xi
xii
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................
B. Ruang Lingkup Pembahasan ...............................................................
C. Tujuan ...................……………………...............................................
D. Manfaat ................................................................................................
E. Metode Telaahan ..................................................................................
F. Waktu Pelaksanaan ..............................................................................
G. Tempat Pelaksanaan ...........................................................................
H. Sistematika Penulisan ..........................................................................
1
3
3
5
5
6
6
6
BAB II TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN ANAK A
DENGAN BRONCHOPNEUMONIA
A. Konsep Dasar ......................................................................................
1. Definisi...........................................................................................
2. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan ............................................
3. Etiologi ...........................................................................................
4. Patofisiologi ....................................................................................
5. Tanda dan Gejala ...........................................................................
6. Pemeriksaan Penunjang ………………………..…………………
8
8
9
12
13
13
14
8. viii
7. Penatalaksanaan medis……………….……………………………
8. Komplikasi………………………………………………………...
9. Penyimpangan KDM ……………………………………………..
B. Tinjauan teoritis tentang asuhan keperawatan ......................…… ….
1. Pengkajian ………………………………………………………..
2. Diagnosa Keperawatan ……………………………………………
3. Perencanaan ..……………………………………………………..
4. Implementasi ……………………………………………………...
5. Evaluasi …………………………………………………………..
15
15
16
18
18
26
27
32
32
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Laporan Kasus …………………………...........................................
1. Pengkajian ………………………………………………………...
2. Diagnosa keperawatan …………………………………………….
3. Perencanaan...............................………………………………….
4. Implementasi dan evaluasi ………………………………………..
5. Catatan perkembangan …………………………………………...
B. Pembahasan…………………………………………………………..
1. Pengkajian ………………………………………………………..
2. Diagnosa keperawatan ………………………………………….....
3. Perencanaan …………………………………………..................
4. Implementasi ……………………………………………………..
5. Evaluasi …………………………………………………………..
34
34
49
51
54
57
59
59
60
63
64
65
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
66
67
A. Kesimpulan ........................................................................................
B. Rekomendasi ......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
9. ix
DAFTAR TABEL
Hal
1.
2
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
17.
18.
19
20.
21
22
Distribusi 10 Penyakit Terbesar di Ruang Kenanga I ..............................
Perkembangan Anak Usia 1-2 Bulan ......................................................
Intervensi dan Rasional Bersihan Jalan Napas tidak Efektif…................
Intervensi dan Rasional Kerusakan Pertukaran Gas…….......................
Intervensi dan Rasional Nyeri Akut…………………………………….
Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi Nutrisi Kurang dari Kebutuhan
Tubuh .....................................................................................................
Intervensi dan Rasional Intoleransi Aktivitas ........................................
Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi terhadap Kekurangan Volume
Cairan.......................................................................................................
Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi terhadap Infeksi….....................
Intervensi dan Rasional Kurang Pengetahuan mengenai Kondisi dan
Kebutuhan Tindakan Masalah Penyakit, Pengobatan dan Perawatan
Klien….....................................................................................................
Riwayat Imunisasi ...................................................................................
Aktivitas Sehari-hari ...............................................................................
Hasil Laboratorium .................................................................................
Analisa Data ...........................................................................................
Diagnosa Keperawatan…………………………………………………..
Rencana Keperawatan ............................................................................
Implementasi dan Evaluasi .....................................................................
Catatan Perkembangan ...........................................................................
2
21
28
29
29
30
30
31
31
32
38
40
45
47
49
51
54
57
12. xii
DAFTAR SINGKATAN
Akper : Akademi Keperawatan
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
BCG : Bacillus Calmete Guarine
Bln : Bulan
C : Celcius
Cc : centimeter cubic
CI : Clinical Instruktur
Cm : centi meter
CO2 : Carbondioksida
CRT : Capilari Revile Time
DO : Data Objektif
DPT : Dipteri, Pertusis, Tetanus
dr : Dokter
DS : Data Subjektif
DX : Diagnosa
E : Evaluasi
I : Implementasi
IMT : Indeks Masa Tubuh
IRT : Ibu Rumah Tangga
IV : Intra Vena
IVFD : Intra Vena Foolt Drainase
Jl : Jalan
Kg : Kilogram
13. xiii
mg : miligram
ml : mliliter
mmHg : mili meter Hectogram
N : Nadi
Nacl : Natrium Clorida
No : Nomor
Ns : Ners
Ny : Nyonya
O : Objektif
O2 : Oksigen
P : Pernapasan
P : Perencanaan
Pemkab : Pemerintah Kabupaten
RS : Rumah Sakit
S : Subjektif
S : Suhu
SD : Sekolah Dasar
SWT : Subhanahuwataallah
TBC : Tuberculosis
Tn : Tuan
TPM : Tetes Per Menit
TT : Tetanus
TTV : Tanda-Tanda Vital
WHO : World Health Organization
15. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya ,
sebagai investigasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara social dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
ditentukan oleh kesinambungan antara upaya program dan sector, serta
kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode
sebelumnya (Kemenkes, 2015).
Sistem layanan kesehatan sangat berpengaruh terhadap derajat
kesehatan individu dan masyarakat. Layanan kesehatan terdepan bukan
semata berfokus pada pengobatan, tetapi juga pada pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan. Dalam system ini, kita tidak lagi menekankan upaya
kuratif, melainkan upaya promotif dan preventif. Di Indonesia sendiri,
kecenderungan perkembangan penyakit yang ditandai dengan meningkatnya
penyakit degeneratif seperti penyakit saluran pernapasan salah satunya adalah
bronchopneumonia (Asmadi, 2008).
Laporan World Health Organization WHO, diperkirakan 70%
kematian anak balita akibat pneumonia diseluruh dunia terjadi dinegara
berkembang, terutama Afrika dan Asia Tenggara dengan angka kematian
16. 2
balita diatas 49 per 1000 kelahiran hidup (15-20%), distribusi penyebab
kematian pada anak balita sebesar 22% diantaranya disebabkan oleh
pneumonia (WHO, 2011, dikutip dalam Rasyid, 2013).
Di Indonesia, bronchopneumonia merupakan penyebab kematian
nomor tiga setelah penyakit kardiovaskuler dan TBC, dengan terdapatnya
penderita bronchopneumonia pada tahun 2011 sebanyak 779 kasus, tahun
2012 terdapat 791 kasus dan pada tahun 2013 terdapat 802 kasus, sehingga
tahun ke tahun penderita bronchopneumonia terus meningkat (Simpson dan
Flenley, 2011 dikutip dalam UN, 2015)
Data sepuluh penyakit terbesar yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum
Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung khususnya di Ruang Kenanga Lantai I
menurut hasil pencatatan dalam kurun waktu 1 tahun yaitu pada bulan Januari
sampai dengan Desember 2015 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :
Tabel.1: Daftar Sepuluh Penyakit Terbesar di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung pada Bulan Januari sampai dengan
Desember 2015
No Penyakit Jumlah Presentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Chemotheraphy neoplasma
Broncopneumonia
Other prophy lactic chemoteraphy
Bacterial sepsis of newborn
Aplastic anemia
Lymphoblastic leukimia
Thypoid fever
Patent ductus arteriosus
Dengue haemorajic fever
Very low birth weigh
671
190
110
61
61
59
55
54
53
42
49,44
14,05
8,11
4,56
4,5
4,34
4,05
3,98
3,91
3,3
Jumlah 1.356 100
Sumber: Medical Record Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan
Sadikin Bandung Periode Bulan Januari sampai dengan Desember 2015.
17. 3
Tabel 1. Dapat dilihat jumlah pasien rawat inap di Ruang Kenanga
Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sakin Bandung pada bulan
Januari sampai dengan Desember 2015, menunjukan bahwa
Bronchopneumonia menempati urutan kedua yaitu 190 (14,5%) dari 10
penyakit terbesar setelah Chemotheraphy neoplasma. Mengingat dampak
yang ditimbulkan oleh bronchopneumonia yang begitu besar dan
menyebabkan kematian maka perlu dilakukan asuhan keperawatan secara
komprehensif.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat suatu KaryaTulis
Ilmiah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Anak A Usia Infant (2 Bulan)
dengan Bronchopneumonia di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum
Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung”.
B. Ruang Lingkup
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis membatasi ruang
lingkup masalah yang dibahas yaitu Asuhan Keperawatan Anak A Usia Infant
(2 Bulan) dengan Bronchopneumonia di Ruang Kenanga Lantai I Rumah
Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis memperoleh pengetahuan secara nyata dalam asuhan
keperawatan pada klien dengan Bronchopneumonia secara komprehensif
18. 4
meliputi aspek bio, psiko, sosial, dan spiritual yang didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melaksanakan pengkajian yang meliputi
pengumpulan data dan menetapkan masalah keperawatan pada anak
A usia infant (2 bulan) dengan Bronchopneumonia
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan
prioritas masalah pada anak A usia infant (2 bulan) dengan
Bronchopneumonia.
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan berdasarkan
perioritas masalah pada anak A usia infant (2 bulan) dengan
Bronchopneumonia.
d. Penulis mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan
rencana asuhan keperawatan pada anak A usia infant (2 bulan)
dengan Bronchopneumonia.
e. Penulis mampu mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah
dilakukan pada anak A usia infant (2 bulan) dengan
Bronchopneumonia.
f. Penulis mampu mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan yang
telah dilakukan pada anak A usia infant (2 bulan) dengan
Bronchopneumonia.
19. 5
D. Manfaat Penulisan
1. Rumah Sakit
Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat yang ada di
rumah sakit dalam mengambil langkah-langkah kebijakan dalam rangka
meningkatkan pelayanan keperawatan pada anak dengan
Bronchopneumonia.
2. Bagi Institusi
Sebagai bahan ilmiah dan sumber informasi bagi institusi dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan pada masa yang akan datang.
3. Bagi Profesi Keperawatan
Sebagai acuan dalam mengembangkan profesi keperawatan khususnya
asuhan keperawatan pada anak dengan Bronchopneumonia.
4. Bagi Penulis
Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma
III Keperawatan. Hal yang penting bagi penulis adalah sebagai bahan
evaluasi tentang penetapan konsep perawatan yang di dapatkan selama
pendidikan ke dalam praktek keperawatan secara nyata.
E. Metode Telaahan
Metode yang digunakan penulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah
ini yaitu metode deskriptif melalui studi kasus. Adapun metode pengumpulan
data yang digunakan dalam menyusun Karya Tulis ini adalah :
1. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan melakukan komunikasi lisan
secara langsung menanyakan pada klien dan keluarganya.
20. 6
2. Observasi Partisipasi yaitu mengamati keadaan klien yang meliputi bio,
psiko, sosio cultural dan spiritual.
3. Pemeriksaan Fisik yaitu pengumpulan data dengan melakukan
pemeriksaan fisik pada klien dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi.
4. Studi Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan mempelajari data
dan status klien melalui rekam medis.
5. Studi Kepustakaan yang disesuaikan dengan teori kasus yang diperoleh
di lahan praktek.
F. Waktu Pelaksanaan
Studi kasus dilaksanakan selama 3 hari mulai tanggal 01 – 03 Maret
2016.
G. Tempat Pelaksanaan
Studi kasus ini dilaksanakan di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
H. Sistematika Penulisan
Karya tulis ini disusun dengan sistematika yang dijabarkan dalam 4 Bab
yaitu :
Bab I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, ruang lingkup,
tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode telaahan, waktu dan
tempat pelaksanaan, serta sistematika telaahan.
21. 7
Bab II : Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan Anak dengan
Bronchopneumonia, menjelaskan konsep dasar dan tinjauan
teoritis asuhan keperawatan.
Bab III : Tinjauan Kasus dan Pembahasan, yang membahas tentang
Asuhan Keperawatan Anak A Usia Infant (2 Bulan) dengan
Bronchopneumonia di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung, serta membahas tentang
perbandingan antara fakta dan teoritis yang ada yang dibahas
secara sistematis mulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
Bab IV : Kesimpulan dan Rekomendasi, memuat tentang kesimpulan dari
pelaksanaan asuhan keperawatan Anak A Usia Infant (2 Bulan)
dengan Bronchopneumonia, serta formulasi saran atau
rekomendasi yang operasional terhadap masalah yang ditemukan.
22. 8
BAB II
TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN
BRONCHOPNEUMONIA
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Bronchopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang
mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area
terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang
berdekatan di sekitarnya (Smeltzer dan Suzanne C. 2002, dikutip dalam
Nurarif dan Kusuma, 2015).
Bronchopneumonia adalah jenis infeksi paru yang disebabkan oleh
agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar alveoli (Nurarif
dan Kusuma,2015).
Bronchopneumonia adalah peradangan paru yang terjadi pada
jaringan atau alveoli yang biasanya didahului oleh infeksi traktus
respiratus bagian atas selama beberapa hari (Padila, 2013).
Dari 3 definisi tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa
bronchopneumonia adalah salah satu jenis penyakit infeksi pada paru-
paru baik disebabkan oleh bakteri, virus maupun benda asing yang
ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang menyerang satu atau
beberapa dari lobus paru-paru.
23. 9
2. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan
a. Anatomi sistem pernapasan
Anatomi sistem pernapasan dapat dilihat pada Gambar 1. di
bawah ini:
Gambar I. Anatomi sistem pernapasan (Syaifuddin, 2006).
Secara sistematis sistem pernapasan dibagi menjadi saluran
pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah. Saluran pernapasan
atas terdiri dari hidung, nasofaring, orofaring, laringofaring dan
laring. Sedangkan saluran pernapasan bawah terdiri dari trachea,
semua segmen dan percabangan broncus dan paru-paru (Syaifuddin,
2006).
1) Saluran pernapasan atas
a) Hidung: merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat
pernapasan dan indra penciuman. Bentuk dan struktur
hidung mempunyai piramid atau kerucut dengan alasnya
pada prosesus palatines os maksilaris dan pars horizontal
os platum.
9
2. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan
a. Anatomi sistem pernapasan
Anatomi sistem pernapasan dapat dilihat pada Gambar 1. di
bawah ini:
Gambar I. Anatomi sistem pernapasan (Syaifuddin, 2006).
Secara sistematis sistem pernapasan dibagi menjadi saluran
pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah. Saluran pernapasan
atas terdiri dari hidung, nasofaring, orofaring, laringofaring dan
laring. Sedangkan saluran pernapasan bawah terdiri dari trachea,
semua segmen dan percabangan broncus dan paru-paru (Syaifuddin,
2006).
1) Saluran pernapasan atas
a) Hidung: merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat
pernapasan dan indra penciuman. Bentuk dan struktur
hidung mempunyai piramid atau kerucut dengan alasnya
pada prosesus palatines os maksilaris dan pars horizontal
os platum.
9
2. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan
a. Anatomi sistem pernapasan
Anatomi sistem pernapasan dapat dilihat pada Gambar 1. di
bawah ini:
Gambar I. Anatomi sistem pernapasan (Syaifuddin, 2006).
Secara sistematis sistem pernapasan dibagi menjadi saluran
pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah. Saluran pernapasan
atas terdiri dari hidung, nasofaring, orofaring, laringofaring dan
laring. Sedangkan saluran pernapasan bawah terdiri dari trachea,
semua segmen dan percabangan broncus dan paru-paru (Syaifuddin,
2006).
1) Saluran pernapasan atas
a) Hidung: merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat
pernapasan dan indra penciuman. Bentuk dan struktur
hidung mempunyai piramid atau kerucut dengan alasnya
pada prosesus palatines os maksilaris dan pars horizontal
os platum.
24. 10
b) Faring: Bagian sebelah atas faring dibentuk oleh badan
tulang sfenoidalis dan sebelah dalamnya berhubungan
langsung dengan esofagus. Pada bagian belakang, faring
dipisahkan dari vertebra servikalis oleh jaringan
penghubung, sementara dinding depannya tidak sempurna
dan berhubungan dengan hidung, mulut dan laring.
c) Laring: merupakan saluran udara yang bertindak sebagai
pembentukan suara terletak di depan bagian faring sampai
ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trachea
di bawahnya. Laring itu dapat ditutup oleh sebuah empang
tenggorok yang disebut epiglottis, yang terdiri dari tulang-
tulang rawan yang berfungsi menutup laring pada waktu
kita menelan makanan (Syaifuddin, 2006).
2) Saluran pernapasan bawah
a) Trakea: merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh
16–20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang
berbentuk seperti kuku kuda. Sebelah dalam diliputi oleh
selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia,
hanya bergerak ke arah luar. Panjang trachea 9 – 11 cm dan
dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot
polos.
b) Bronkus: merupakan percabangan dari trakea yang terdiri
dari bronkus kiri dan bronkus kanan. Bronkus kanan
25. 11
bercabang lagi menjadi lobus atas dan lobus bawah.
Bronkus lobaris bercabang lagi menjadi bronkus tersier
(segmental). Bronkus kiri dan bronkus kanan lebih pendek
dan besar yang arahnya hampir vertical dari trakea,
sehingga mempermudah pemasangan kateter atau selang
endotrakea dan tempat tersangkutnya benda asing yang
terhirup. Sebaliknya bronkus kiri lebih panjang dan lebih
sempit merupakan kelanjutan dari trakea dengan sudut yang
lebih tajam.
c) Paru-paru: merupakan salah satu organ sistem pernapasan
yang berada di dalam kantong yang dibentuk oleh pleura
parietalis dan pleura viseralis. Kedua paru-paru sangat
lunak, elastic, sifatnya ringan terapung di dalam air, dan
berada dalam rongga toraks.
d) Thoraks: Rongga thoraks terdiri atas rongga pleura kanan
dan kiri bagian tengah yang disebut mediastinum. Jaringan
fibrosa membentuk dinding sekeliling mediastinum, yang
secara sempurna memisahkannya dari rongga pleura kanan,
dimana terletak paru kanan dan rongga pleura kiri, yang
merupakan tempat dari paru kiri, satu-satunya rongga
dalam rongga thoraks yang tidak terletak dalam
mediastinum adalah paru-paru (Syaifuddin, 2006).
26. 12
b. Fisiologi Sistem Pernapasan
Proses terjadinya pernapasan terbagi dalam 2 bagian yaitu
inspirasi (menarik napas) dan ekspirasi (menghembuskan napas).
Bernapas berarti melakukan inspirasi dan ekspirasi secara
bergantian, teratur, berirama dan terus menerus. Bernapas
merupakan gerak refleks yang terjadi pada otot-otot pernapasan.
Refleks bernapas ini diatur olehpusat pernapasan yang terletak di
dalam sum-sum tulang penyambung (medula oblongata). Pusat
pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar CO2 dalam darah
dan kekurangan dalam darah. Inspirasi terjadi bila muskulus
diafragma telah mendapat rangsangan dari nervus frenukus lalu
mengerut datar.
Pada saat ekspirasiotot-otot akan kendur lagi (diafragma akan
menjadi cekung, muskulus interkostalis miring lagi) dan dengan
demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara
didorongkeluar. Jadi proses respirasi atau pernapasan ini terjadi
karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru
(Syaifuddin, 2006).
3. Etiologi
Secara umum orang terserang bronchopnemonia disebabkan oleh
adanya penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi
organisme patogen. Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh
virus, bakteri, jamur, protozoa, mikobakteri, mikoplasma dan riketsia.
27. 13
Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut: Bakteri
(Sreptococcus, Stapphylococcus, H.Influenzae), Virus (Legionella
Pneumoniae) dan Jamur (Candida Albicans) (Nurarif dan Kusuma,
2015).
4. Patofisiologi
Infeksi diawali karena seseorang menghirup basil M.tuberculosis.
bakteri menyebar melalui jalan napas menuju alveoli lalu menjangkau
sampai ke area laindari paru-paru (lobus atas). Selanjutnya, sistem
kekebalan tubuh memberikan respon dengan melakukan reaksi inflamasi.
Neutrofil dan makrofag melakukan aksi fagositosis (menelan bakteri),
sementara limfosit spesifik tuberculosis menghancurkan (melisiskan)
basil dan jaringan normal. Reaksi jaringan ini mengakibatkan
terakumulasinya eksudat dalam alveoli yang menyebabkan
bronchopneumonia. Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2-10
minggu setelah terpapar oleh bakteri (Somantri, 2007).
5. Tanda dan gejala
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran
pernapasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita
bronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti
menggigil, demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung
kemerahan, saat bernapas menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul
sianosis. Terdengar adanya krekles di atas paru yang sakit dan terdengar
28. 14
ketika terjadi konsolidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat) (Nurarif
dan Kusuma, 2015).
6. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah: pada kasus bronchopneumonia oleh bakteri
akan terjadi leukositosis (meningkatnya jumlah neutrofil).
2) Pemeriksaan sputum: bahan pemeriksaan yang terbaik diperoleh
dari batuk yang spontan dan dalam, digunakan untuk
pemeriksaan mikroskopis dan kultur serta tes sensitifitas untuk
mendeteksi agen infeksius.
3) Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan
status asam dan basa.
4) Kultur darah untuk mendeteksi bakterimia.
5) Sampel darah, sputum dan urin untuk tes imunologi untuk
mendeteksi antigen mikroba.
b. Pemeriksaan radiologi
1) Rontgenogram thoraks: menunjukkan konsolidasi lobar yang
sering kali dijumpai pada infeksi pneumokokul atau klebsiella.
Infiltrat multiple seringkali dijumpai pada infeksi stafilokokus
dan haemofilus.
2) Laringoskopi/bronkoskopi: untuk menentukan apakah jalan
napas tersumbat oleh benda padat (Nurarif dan Kusuma, 2015).
29. 15
7. Penatalaksanaan medis
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015) penatalaksanaan yang dapat
diberikan pada pasien dengan bronchopneumonia adalah sebagai berikut:
a. Menjaga kelancaran pernapasan.
b. Kebutuhan istirahat, yaitu pasien dengan bronchopneumonia sering
terjadi hiperpireksia sehingga pasien perlu cukup istirahat, semua
kebutuhan pasien harus ditolong di tempat tidur.
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan, yaitu pasien bronchopneumonia
hampir semua mengalami masukan makanan yang kurang, suhu
tubuh yang tinggi selama beberapa hari dan masukan cairan yang
kurang dapat menyebabkan dehidrasi. Untuk mencegah dehidrasi
dan kekurangan kalori dipasang infuse dengan cairan glukosa 5%
dan NaCl 0,9%.
d. Pengobatan, yaitu diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi.
Akan tetapi hal itu perlu waktu dan pasien perlu terapi secepatnya
maka biasanya diberikan penisilin ditambah dengan cloramfenikol
atau diberikan antibiotik yang berspektrum luas seperti ampisilin.
8. Komplikasi
Komplikasi dari penyakit bronchopneumonia adalah gagal napas,
effusi pleura, empiema dan abses (Rangki & Susen, 2014).
32. 18
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Semua
data dikumpulkan secara sistematis guna menentukan status kesehatan
klien. Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan
aspek biologis, psikologis, sosial maupun spritual klien (Asmadi, 2008).
a. Pengumpulan data
1) Biodata
a) Identitas klien: meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku/bangsa, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal
pengkajian, nomor register, diagnosa medik, dan alamat
(Asmadi, 2008).
b) Identitas penanggung jawab: meliputi nama, umur, agama,
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, hubungan dengan
klien, dan alamat.
2) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
(1) Alasan masuk rumah sakit yaitu keluhan yang dirasakan
klien sehingga klien dirawat di rumah sakit. Pada klien
dengan bronchopneumonia keluhan yang dirasakan
sebelum masuk rumah sakit adalah batuk-batuk, sesak
napas dan demam tinggi.
33. 19
(2) Keluhan utama, yaitu keluhan yang paling dirasakan
oleh klien pada saat dilakukan pengkajian. Pada klien
bronchopneumonia keluhan yang sering dikeluhkan
pada bayi adalah batuk, nyeri dada, kesulitan bernafas,
demam.
(3) Riwayat keluhan utama, yaitu menggambarkan keadaan
kesehatan klien dengan menggunakan analisa simptom
metode PQRST (provoaktive/palliative, Quality/
Quantity, Region/Radiation, Severity/Scale, Timing)
(Asmadi, 2008).
b) Riwayat kesehatan masa lalu
(1) Riwayat kehamilan (pre natal care)
Dikaji mengenai kehamilan yang keberapa, kebiasaan
yang kurang baik seperti minum alkohol, merokok,
keluhan-keluhan selama hamil, terutama penyakit
pernapasan seperti ISPA, distress janin, jarak
kehamilan dan emosi serta peningkatan tekanan darah.
(2) Riwayat kelahiran (intra natal)
Kaji mengenai adanya riwayat respiratory distress,
mekonium aspira, penanganan persalinan terutama
pembersihan jalan napas semasa kelahiran, adakah
asfiksia, tingkatan asfiksia berat dan sedang, nilai
APGAR sesaat lahir.
34. 20
(3) Riwayat post kelahiran (post natal care)
Imaturitas sistem pernapasan, kegagalan beradaptasi
dengan perbedaan atmosfer udara saat bayi mulai
bernafas, riwayat influenza dan ISPA yang berulang-
ulangserta riwayat adanya hipotermi.
(a) Riwayat neonatal: kaji adanya distress pernafasan,
sianosis, ikterus, kejang, kemampuan meenelan,
pola tidur, cara pemberian makan (ASI) atau susu
formula.
(b) Riwayat infant: pada usia infant (28 hari-12 bulan),
yang perlu dikaji adalah riwayat imunisasi,
penyakit yang pernah diderita pada usia infant
misalnya ISPA, riwayat kejang, pola makan anak,
pola aktivitas, pertambahan BB, pertumbuhan TB,
tahapan perkembangan sesuai usia.
c) Riwayat kesehatan keluarga
(1) Pengkajian terhadap riwayat kesehatan keluarga antara
lain meliputi data tentang anggota keluarga yang
menderita penyakit pernapasan misalnya asma, fibrosis
kista, kanker paru, infeksi pernapasan tuberculosis atau
alergi dengan menggunakan genogram tiga generasi.
35. 21
3) Riwayat imunisasi
Yang perlu diperhatikan bahwa pemberian imunisasi
dimulai sejak lahir hingga umur 1 (satu) tahun seperti BCG
diberikan 1 kali pada saat usia lahir bayi 0-11 bulan, DPT
diberikan sebanyak 3 kali pada saat usia bayi 2-11
bulan,hepatitis B diberikan 3 kali pada usia 0-11 bulan, polio
diberikan sebanyak 4 kali pada saat usia bayi 0-11 bulan dan
campak diberikan 1 kali pada saat usia anak 9-11 bulan (Depkes
2000 dikutip dalam Hidayat 2012).
4) Riwayat Tumbuh Kembang
a) Pertumbuhan Fisik Anak
Hal yang perlu diketahui yaitu berat badan selama sakit
(berat badan selama sakit biasanya menurun disebabkan
oleh absorbsi makanan di usus tengah), panjang badan,
jumlah gigi, lingkar kepala, lingkar lengan atas dan lingkar
dada.
b) Perkembangan Anak
Tabel 2. Perkembangan Anak Usia 1-2 Bulan
No
Umur
(Bulan)
Motorik Kasar Motorik Halus
1. 1 Dapat memutar kepala dari
satu sisi kesisi lain bila
telungkup.
Refleks menggenggam
kuat
2. 2 Bila telungkup, dapat
mengangkat kepala hampir
45 derajat dari meja.
Tangan sering terbuka dan
refleks menggenggam
menghilang.
Sumber : (Wong, 2004)
36. 22
5) Riwayat Nutrisi
Yang perlu ditanyakan adalah riwayat pemberian ASI,
pemberian susu formula, pemberian makanan tambahan dan
pola perubahan nutrisi tiap tahapan usia (Wong, 2004).
6) Pola aktifitas sehari-hari meliputi: nutrisi, eliminasi, istirahat
dan tidur, personal hygiene.
7) Riwayat psikososial
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien dan
keluarga (orang tua) untuk menilai respon terhadap penyakit
yang diderita. Apakah ada dampak yang timbul pada klien dan
orang tua, yaitu timbul seperti ketakutan akan kecacatan, rasa
cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara
optimis.
8) Riwayat spiritual
Yang dikaji adalah ketaatan anak dalam beribadah dan
menjalankan kepercayaan, support dalam keluarga dan ritual
yang biasa dijalankan oleh klien dan keluarga.
9) Reaksi hospitalisasi
a) Anak, yaitu adanya rasa takut terhadap dokter, perawat dan
orang-orang yang ada di rumah sakit.
b) Orang tua, yaitu penolakan, tidak menerima dan kurang
pengetahuan tentang tindakan-tindakan medis dan proses
keperawatan.
37. 23
10) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui empat teknik, yaitu
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi (IPPA). Dalam
pemeriksaan fisik hal yang perlu dikaji adalah sebagai berikut:
a) Keadaan umum, yaitu biasanya anak dengan
bronchopneumonia akan datang dengan adanya keluhan
sesak nafas berat, dengan keadaan umum yang buruk, kaji
mengenai tingkat kesadaran.
b) Kesadaran yaitu terdiri dari enam tingkatan yaitu
composmentis, apatis, somnolen, delirium, stupor dan
koma.
c) Tanda-tanda vital, yaitu sebelum melakukan tindakan lain,
yang perlu diperhatikan adalah tanda-tanda vital, karena
sangat berhubungan dengan fungsi kehidupan dan tanda-
tanda lain yang berkaitan dengan masalah yang terjadi.
d) Pengkajian antropometri, yaitu meliputi pengukuran
panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada,
dan lingkar perut dengan menggunakan timbangan dan
meteran.
e) Sistem pernapasan, yaitu kemungkinan besar didapatkan
retraksi interkosta dan adanya penggunaan otot-otot
pernapasan saat bernafas. Adanya nyeri dada saat bernapas
diperlihatkan dengan kondisi bayi yang gelisah, sering
38. 24
menangis dan terlihat meringis. Adanya lendir pada saat
batuk. Kaji kesimetrisan ekspansi paru, suara nafas ronchi
atau wheezing. Pada umumnya frekuensi pernapasan
meningkat. Frekuensi pernapasansecara normal pada bayi
yaitu: Neonatus (40-60x/ menit), Infant (30-60x / menit),
Toddler (24-40x/ menit) (Nurarif dan Kusuma, 2015).
f) Sistem kardiovaskuler, yaitu kaji adanya takikardi,
irtabilita. Kaji kesimetrisan ekspansi paru, suara nafas
ronchi atau wheezing serta irama jantung.
g) Sistem pencernaan, yaitu kajikebiasaanbayi : malas minum
atau makan, muntah, berat badan menurun, lemah. Pada
orang tua yang dengan tipe keluarga anak pertama, mungkin
belum memahami tentang tujuan dan cara pemberian
makanan/cairan personde.
h) Sistem muskuloskeletal, yaitu kaji tonus otot, lemah secara
umum.
i) Sistem indra
(1) Mata, yaitu pada bayi yang mengalami sesak berat
biasanya dijumpai sianosis pada palpebra dan
konjungtiva, kelopak mata kemungkinan cekung.
(2) Telinga, yaitu kemungkinan terjadinya komplikasi
otitis media, bersamaan dengan bronchopneumonia
atau setelahnya karena tidak ditangani.
39. 25
(3) Hidung, yaitu kaji apakah ada pernapasan cuping
hidung, defiasi septum, kepatenan hidung (jika nares
posterior membesar menunjukan adanya distress
pernafasan), adalah keluaran cairan dari lubang hidung.
(4) Mulut, yaitu biasanya akan dijumpai sianosis sekitar
mulut, bibir kering dan pecah-pecah, apakah sputum
sulit dikeluarkan, adakah labiopalatognatikus, dan
kekuatan menghirup.
j) Sistem endokrin, yaitu pada awal penyakit umumnya tidak
ada kelainan, adanya kaku kuduk apabila sudah mencapai
stadium lanjut dan penurunan kesadaran akibat
bakterinemia dan meningitis, pembesaran kelenjar getah
bening sebagai reaksi imunologi terhadap infeksi.
k) Sistem perkemihan, yaitu kaji kebersihan genitalia.
l) Sistem imun, yaitu kaji adanya pembesaran dan nyeri tekan
pada kelenjar limfe.
m) Sistem saraf, yaitu pada pasien bronchopneumonia
biasanya bila demam tinggi akan mengalami kejang.
n) Sistem integumen, yaitu kaji kebersihan kulit secara umum,
suhu tubuh.
11) Data penunjang
Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi.
40. 26
12) Penatalaksanaan medis
Diberikan yaitu antibiotik, bronchodilator, seperti Ambroxsol
syrup dan bedrest ditempat tidur.
b. Pengelompokan data
Pengelompokan data klien merupakan keadaan tertentu dimana
klien mengalami permasalahan kesehatan berdasarkan kriteria
permasalahanya. Data-data yang muncul diklasifikasikan dalam data
subyektif dan obyektif (Nursalam, 2013).
c. Analisa data
Analisa data merupakan proses berfikir secara ilmiah
berdasarkan teori-teori yang dihubungkan dengan data-data yang
ditemukan saat pengkajian. Menginterprestasikan data atau
membandingkan dengan standar fisiologis setelah dianalisa, maka
akan didapat penyebab terjadinya masalah pada klien.Analisa data
terdiri dari : problem, etiologi, sympton.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respons manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari
individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti (Nursalam,
2013).
Adapun diagnosis keperawatan yang muncul pada anak dengan
bronchopneumonia (Doenges, Moorhouse dan Geissler, 2000) adalah:
41. 27
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi
trakea bronchial, pembentukan edema dan peningkatan produksi
sputum.
b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolar-kapiler (efek inflamasi).
c. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, reaksi
seluler terhadap sirkulasi toksin dan batuk menetap.
d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.
e. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen, ketidaknyamanan batuk berlebihan
dan dispnea.
f. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan
dengan kehilangan cairan berlebihan, penurunan masukan oral.
g. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan tubuh.
h. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan
berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah.
3. Perencanaan.
Perencanaan atau intervensi keperawatan adalah desain spesifik
dari intervensi yang disusun untuk membantu klien dan mencapai kriteria
hasil(Nursalam, 2013).
42. 28
Menurut Doenges, Moorhouse dan Geissler, 2000, diagnosa
keperawatan yang muncul pada klien dengan bronchopneumonia maka
perencanan yang akan dilakukan untuk masing-masing diagnosa
keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi
trakea bronkial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum.
Tujuan: bersihan jalan napas kembali efektif, dengan kriteria hasil
menunjukan jalan napas paten dengan bunyi napas bersih dan tidak
ada dispnea, sianosis.
Tabel 3. Intervensi dan Rasional Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
No Intervensi Rasional
1
2.
3.
4.
5.
Kaji frekuensi dan kedalaman
pernapasan dan gerakan dada.
Auskultasi area paru, catat area
penurunan/tidak aliran darah dan
bunyi napas adventus misal
krekels, mengi.
Penghisapan sesuai indikasi.
Bantu mengawasi efek
pengobatan nebulizer dan
fisioterapi.
Berikan cairan tambahan, mis: IV
dan Oksigen.
Takipnea, pernapasan dangkal, dan
gerakan dada tidak simetris, sering
terjadi karena ketidaknyamanan
gerakan dinding atau cairan paru.
Penurunanaliran udara terjadi pada
area konsolidasi dengan cairan.
Merangsang batuk secara mekanik
pada pasien yang tidak mampu batuk
yang tidak efektif.
Memudahkan dalam pengenceran dan
pembuangan sekret
Cairan diperlukan untuk menggantikan
kehilangan dan memobilisasikan sekret
Sumber : (Doengoes,Moorhouse dan Geissler, 2000)
b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolar-kapiler (efek inflamasi).Tujuan: Pertukaran gas kembali
normal, dengan kriteria hasil menunjukkan perbaikan ventilasi dan
oksigenasi jaringan dengan GDA dalam rentang normal dan tak ada
gejala distress pernapasan.
43. 29
Tabel 4. Intervensi dan Rasional Kerusakan Pertukaran Gas
No Intervensi Rasional
1.
2.
Kaji ferekuensi kedalaman dan
kemudahan bernapas
Observasi warna kulit, membran
mukosa, dan catat adanya
sianosis perifer (kuku) atau
sianosis sektral (sirkumoral)
Manifestasi distres pernapasan
tergantung pada/indikasi dekat
keterlibatan paru dan status kesehatan
umum.
Sianosis kuku menunjukan
vasokontriksi atau respons tubuh
terhadap demam/mengiggil.
3.
4.
Awasi suhu tubuhdengan benar.
Kolaborasi dalam pemberian
terapi oksigensesuai indikasi,
Demam tinggi sangat meningkatkan
kebutuhan metabolik dan kebutuhan
oksigen.
Untuk mempertahankan PaO2 di atas
60 mmHg (normal PaO2 80-100).
Sumber : (Doenges,Moorhouse dan Geissler, 2000)
c. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, reaksi
seluler terhadap sirkulasi toksin, batuk menetap. Tujuan: Nyeri
berkurang sampai hilang, dengan kriteria hasil nyeri hilang,
menunjukan rileks, istrahat/tidur, peningkatan aktifitas yang tepat.
Tabel 5. Intervensi dan Rasional Nyeri Akut
No Intervensi Rasional
1.
2.
3.
4.
Tentukan karakteristik nyeri misal :
tajam konstan, ditusuk. Selidiki
perubahan lokasi/intensitas nyeri
Pantau tanda vital.
Berikan tindakan nyaman, misal :
pijatan punggung, perubahan posisi
dengan cara di gendong.
Kolaborasi dalam pemberian
analgesik dan antitusif sesuai
indikasi
Nyeri dada, biasanya ada dalam
beberapa derajat pada dalam
bropneumonia, timbul komplikasi
perkarditis dan endokarditis.
Perubahan TD menunjukan bahwa
pasien mengalami nyeri.
Tindakan non-analgesik diberikan
dengan sentuhan lembut dapat
memperbesar efek terapi analgesik.
Dapat menekan batuk non
produktif/proksimal atau
menurunkan mukosa berlebihan.
Sumber: (Doenges,Moorhouse dan Geissler, 2000)
d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.
44. 30
Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhi, dengan kriteria hasil
menunjukkan peningkatan nafsu makan dan mempertahankan/
meningkatkan berat badan.
Tabel 6. Intervensi dan Rasional Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh.
No Intervensi Rasional
1.
2.
3.
Identifikasi faktor yang menimbulkan
mual/muntah misal: sputum banyak,
pengobatan aerosol. Dispnea berat
nyeri.
Jadwalkan pengobatan sedikitnya 1
jam sebelum makan.
Auskultasi bunyi usus. Observasi atau
palpasi distensi abdomen
Pilihan intervensi tergantung
pada penyebab masalah.
Menurunkan efek mual yang
berhubungan pengobatan ini.
Bunyi usus mungkin menurun/
tidak ada bila proses infeksi
berat.
4. Berikan makan porsi kecil dan sering Dapat meningkatkan masukan
meskipun nafsu makan menurun
Sumber : (Doenges, Moorhouse dan Geissler, 2000)
e. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen. Tujuan: pasien dapat melakukan
aktivitas sesuai kondisi, dengan kriteria hasil menunjukan
peningkatan toleransi terhadap aktifitas yang dapat diukur dengan
tak adannya dispnea, kelemahan berlebihan dan tanda vital dalam
rentang normal.
Tabel 7. Intervensi dan Rasional Intoleransi Aktifitas
No Intervensi Rasional
1.
2.
Bantu aktifitas perawatan diri yang
diperlukan.
Berikan lingkungan tenang dan batasi
pengunjung selama fase akut sesuai
indikasi.
Menetapkan kemampuan
kebutuhan pasien dan
memudahkan pilihan intervensi.
Menurunkan stres dan
rangsangan berlebihan,
meningkatkan istrahat.
3. Bantu pasien memilih posisi nyaman
untuk istirahat/tidur
Pasien mungkin nyaman dengan
kepala tinggi, tidur dikursi atau
menunduk depan bantal.
Sumber : (Doenges,Moorhouse dan Geissler, 2000
45. 31
f. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan berlebihan, penurunan masukan oral. Tujuan: Agar
terjadi keseimbangan cairan, dengan kriteia hasil membran mukosa
lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler cepat, tanda vital stabil
Tabel 8. Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi Terhadap Resiko
KekuranganVolume Cairan
No Intervensi Rasional
1.
2.
3.
Kaji turgor kulit, kelembaban
membran mukosa (bibir, lidah).
Catat laporan mual/muntah.
Pantau masukan dan keluaran, catat
warna, karakter urine. Hitung
keseimbangan cairan ,
Peningkatan suhu/memanjangnya
demam meningkatkan laju
metabolik dan kehilangan cairan
melalui evaporasi.
Indikator keadekuatan volume
cairan, meskipun membran mukosa
mulut mungkin kering
Adanya gejala ini menurunkan
masukan oral.
4. Kaji perubahan tanda vital Memberikan informasi tentang
keadekuatan volume cairan dan
kebutuhan penggantian.
5. Kolaborasi dalam pemberian obat
sesuai indikasi.
Berguna menurunkan kehilangan
cairan.
Sumber : (Doenges,Moorhouse dan Geissler, 2000)
g. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan utama.
Tujuan : Mencegah terjadinya penyebaran infeksi, dengan kriteria
hasil mencapai waktu perbaikan infeksi berulang tanpa komplikasi.
Tabel 9. Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi Infeksi
No Intervensi Rasional
1.
2.
Pantau vital dengan ketat,
khususnya selama awal terapi.
Batasi pengunjung sesuai indikasi.
Selama periode waktu ini resiko
komplikasi fatal (hipotensi/syok)
dapat terjadi.
Menurunkan pemajanan terhadap
patogen infeksi lain.
3.
4.
Dorong keseimbangan istrahat
adekuat dengan aktifitas.
Berikan antimikrobial sesuai
indikasi.
Tanda perbaikan kondisi harus
terjadi dalam 44-48 jam.
Untuk membunuh kebanyakan
mikrobakterial pneumonia
Sumber : (Doenges, Moorhouse dan Geissler, 2000)
46. 32
i. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan
berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah.
Tujuan : Meningkatkan pemahaman kondisi dan proses penyakit,
dengan kriteria hasil melakukan perubahan pola hidup dan
berpartisipasi dalam program pengobatan.
Tabel 10. Intervensi dan Rasional Kurang Pengetahuan Mengenai Kondisi
dan Kebutuhan Tindakan
No Intervensi Rasional
1. Diskusikan aspek ketidakmampuan
dari penyakit, lamanya
penyembuhan, dan harapan
kesembuahan.
Informasi dapat meningkatkan
koping dan membantu menurunkan
ansietas dan masalah berlebihan
2. Informasi dalam bentuk tertulis dan
verbal.
Kelemahan dan depresi dapat
mempengaruhi kemampuan untuk
mengasimilasi informasi
3. Tekankan perlunya melanjutkan
terapi antibiotik selama periode yang
dianjurkan
Penghentian dini antibiotik dapat
mengakibatkan iritasi mukosa
bronkus.
Sumber : Doenges, Moorhouse dan Geissler, 2000)
4. Implementasi
Pelaksanaan adalah inisiatif dan rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana
tindakan disusun dan ditujuakan pada nursing oders untuk menbantu
klien mencapai tujuan yang diharapkan (Nursalam, 2013).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan,
rencana intervensi, dan implementasinya. Sistem penulisan ini dapat
menggunakan sistem SOAP atau model dokumentasi lainnya (Nursalam,
2013).
47. 33
S : Respon subjektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan.
O : Respon objektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan.
A : Analisa ulang atas data subjektif dan data objektif untuk
menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau ada masalah baru.
P : Perencanaan atau tindakan lanjut berdasarkan hasil analisa pada
respon.
6. Dokumentasi
Perawat memerlukan suatu standar dokumentasi sebagai petunjuk
dan arah terhadap cara penyimpanan dan teknik pendokumentasian yang
benar. Oleh karena itu standar tersebut harus dipahami oleh rekan sejawat
dan profesi kesehatan lainnya termasuk tim akreditasi (Nursalam, 2013).
Berikut poin-poin penting dalam catatan perkembangan:
S : Respon subjektif klien terhadap tindakan.
O : Respon objektif klien terhadap tindakan.
A : Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan
masalah.
P : Perencanaan atau tindakan.
I : Implementasi.
E : Evaluasi.
48. 34
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Laporan Kasus
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Biodata
a) Identitas Klien
Nama : An. A
Umur : 2 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku / bangsa : Sunda / Indonesia
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Alamat : Bojong Penggang
Tanggal Masuk : 27 Februari 2016
Tanggal Pengkajian : 1 Maret 2016
Ruangan : Kenanga Lantai 1
No. Register : 0001519082
Diagnosa Medis : Bronchopneumonia
49. 35
b) Identitas Orang Tua
(1) Identitas Ayah
Nama : Tn. S
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Kawin
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Bojong Penggang
(2) Indentitas ibu
Nama : Ny. S
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Kawin
Suku/ bangsa : Sunda/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Hub. Dengan klien : Ibu klien
Alamat : Bojong Penggang
50. 36
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
(1) Riwayat sebelum masuk RS
Sejak tiga hari sebelum masuk rumah sakit klien tampak
batuk yang semakin lama semakin bertambah, melihat
keadaan anaknya yang semakin menurun, sehingga orang
tua klien berinisiatif mengantarkan anaknya ke Rumah Sakit
Hasan Sadikin Bandung untuk mendapatkan perawatan.
(2) Keluhan Utama : Batuk
(3) Riwayat Keluhan Utama
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 1 Maret 2016, ibu
klien mengatakan anaknya batuk. Batuk yang dirasakan
klien adalah batuk kering, dimana penyebabnya tidak
diketahui oleh ibu klien. Batuk yang dirasakan terus-
menerus dan dirasakan pada bagian dada dengan intensitas
batuk ringan. Batuk sering dirasakan klien pada malam hari.
Batuk bertambah pada saat klien beraktivitas dan berkurang
saat klien beristirahat.
b) Riwayat kesehatan masa lalu
(1) Pre Natal Care: Ibu klien mengatakan selama hamil mengalami
mual dan muntah, dan ibu klien juga sering memeriksakan
kehamilannya ke bidan. Ibu klien mendapatkan imunisasi TT
51. 37
pada kehamilan 8 bulan dan ibu klien tidak mengalami
penyakit infeksi selama hamil.
(2) Intra Natal: Ibu klien mengatakan saat melahirkan usia
kehamilannya cukup bulan. Ibu klien melahirkan secara
normal dan penolong persalinan adalah bidan.
(3) Post Natal: Saat lahir kondisi anak sehat dengan berat badan
3,4 kg dan panjang badan 50 cm.
c) Riwayat kesehatan keluarga
(1) Ibu klien mengatakan, ia mempunyai riwayat anemia.
(2) Ibu klien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang
mempunyai penyakit yang sama dengan klien.
Keterangan :
= Laki-laki/Perempuan
= Garis keturunan
? = Umur tidak diketahui
= Klien
= Tinggal serumah
? ?
24
?
?
?
?? ?
2 bln
20
Bagan 1. Genogram 3 generasi
52. 38
3) Riwayat imunisasi
Tabel 11. Riwayat Imunisasi Anak A usia infant (2 bulan)
No Jenis imunisasi Waktu pemberian Reaksi setelah pemberian
1 BCG 1 kali Tidak ada reaksi
2 Polio - -
3 DPT 1 kali Demam
4 Campak - -
5 Hepatitis - -
Sumber: Data Pengkajian di Ruang Kenanga Lantai I RSUP dr. Hasan Sadikin
Bandung
4) Riwayat tumbuh kembang
(a) Pertumbuhan fisik Anak
(1) Berat badan saat lahir 3400 (3,4 kg) dan berat badan saat ini
7,3 kg.
(2) Panjang badan saat lahir 50 cm dan panjang badan sekarang
57 cm.
b) Perkembangan
(1) Motorik, yaitu klien dapat mengangkat kepala setinggi 45°
jika tenngkurap dan dapat mengenali ibunya.
(2) Bahasa, yaitu klien dapat menangis, megeluarkan suara
dengan kata-kata yang tidak jelas.
(3) Kognitif, yaitu klien dapat menangis ketika ditinggal
ibunya, dan kadang menolak ketika digendongsama orang
yang dianggapnya aneh.
(4) Sosialisasi, yaitu klien dapat memberikan senyumnya
ketika diajak bermain.
53. 39
5) Riwayat nutrisi
(a) Pemberian ASI diberikan sejak lahir hingga sekarang dan
diberikan setiap hari yaitu pagi, siang dan malam.
(b) Pemberian susu formula: klien tidak diberikan susu formula.
6) Riwayat psikososial
Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang diderita
anaknya, ibu klien selalu berdoa agar anaknya cepat sembuh dan,
Ibu klien mengatakan kapan anaknya sembuh, ibu klien selalu
bertanya tentang penyakit anaknya, ibu klien nampak bingung bila
ditanya mengenai penyakit anaknya. Hubungan klien dengan kedua
orang tuanya baik dan ibu klien mengatakan tinggal di lingkungan
yang nyaman.
7) Riwayat spiritual
Klien beragama islam dan ibu klien selalu berdoa untuk
kesembuhan anaknya yang sedang sakit dan segera pulang kerumah
untuk berkumpul kembali bersama keluarganya.
8) Reaksi hospitalisasi
Ibu klien mengatakan membawa anaknya kerumah sakit karena
anaknya mengalami batuk sejak tiga hari yang terus-menerus
sebelum masuk rumah sakit. Ibu klien nampak cemas dengan
kondisi anaknya dan selalu menemani anaknya dirumah sakit.
54. 40
9) Pola aktivitas sehari-hari
Tabel 12. Pola Aktivitas Sehari-hari Anak A Usia Infant (2 bulan)
No Jenis Aktivitas Sebelum sakit Selama sakit
1 Nutrisi
a) Cairan
(1) Jenis
minuman
(2) Frekuensi
b) Makanan
(1) Jenis
makanan
(2) Frekuensi
(3) Porsi
(4) Keluhan
Asi
3-4x/ hari
Asi
3-4x/ hari
Tidak ada
Tidak ada
Asi dan infuse
4-5x/ hari
Asi
4-5x/ hari
Tidak ada
Tidak ada
2 Eliminasi
a) BAB
(1) Tempat
pembuangan
(2) Frekuensi
(3) Warna
(4) Kosistensi
(5) Keluhan
b) BAK
(1) Tempat
pembungan
(2) Frekuensi
(3) Bau
(4) keluhan
Popok
1-2x/ hari
Kuning
Lunak
Tidak ada
Popok
3-5x/ hari
Khas amoniak
Tidak ada
Popok
3-4x/ hari
Kuning
Lunak
Tidak ada
Popok
3-5x/ hari
Khas amoniak
Tidak ada
3 Istirahat tidur
a) Siang
b) Malam
c) Kualitas
d) Keluhan
11.00- 14.00
19.00- 03.00
Baik
Tidak ada
11.00- 12.00
24.00- 05.00
Kurang baik
Sering terbangun
karena batuk
4 Personal hygiene
a) Mandi
(1) Cara
(2) Frekuensi
(3) Alat Mandi
b) Cuci rambut
(1) Frekuensi
(2) Alat
c) Gunting kuku
(1) Frekuensi
(2) Alat
Membasahi tubuh
dengan air
2x/ hari
Sabun dan air hangat
Setiap kali mandi
Pakai sampo
1x seminggu
Gunting kuku
Menggunakan
washlap
Lap badan 1x sehari
Air hangat
Setiap kali mandi
Tidak memakai
sampo
1x seminggu
Gunting kuku
Sumber : Data Pengkajian di Ruang Kenanga Lantai 1 dr. Hasan Sadikin
Bandung
55. 41
10) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum : Lemah
b) Kesadaran : Composmentis GCS 15 ( E4, V5, M6)
c) Tanda- tanda vital
Pernapasan : 40x/ menit
Nadi : 106x/ menit
Suhu : 36,40
C
d) Antropometri
(1) Berat badan : 7,3 kg
(2) Tinggi badan : 57 cm.
(3) Lingkar kepala : 39 cm.
(4) Lingkar perut : 48 cm.
(5) Lingkar lengan atas : 17 cm.
e) Sistem pernapasan
Klien batuk tidak berlendir, bentuk hidung simetris kiri dan
kanan, tidak ada penumpukan sekret, tidak ada sianosis, tidak
ada epitaksis, tidak ada pernapasan cuping hidung, frekuensi
napas 40 x/menit, tidak menggunakan otot bantu pernapasan,
tidak ada massa, bunyi perkusi dada sonor, bunyi napas krekles
dan tidak ada bunyi napas tambahan.
f) Sistem kardiovaskuler
Konjungtiva merah muda, CRT 2 detik, ictus cordis tidak
nampak, frekuensi nadi 106 x/menit, bunyi pekak pada jantung,
56. 42
bunyi jantung S1 dan S2 dan tidak ada bunyi jantung tambahan
(S3).
g) Sistem pencernaan
Bentuk bibir simetris, bibir nampak lembab, warna bibir merah
muda, tidak ada stomatitis, belum ada pertumbuhan gigi, bentuk
abdomen rata, bunyi timpani pada abdomen, peristaltik usus
12x/menit, tidak teraba adanya massa.
h) Sistem endoktrin
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan parathyroid serta
tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
i) Sistem integumen
Kulit nampak kurang bersih, warna kulit sawo matang, turgor
kulit baik, kulit teraba lengket, kuku nampak panjang dan kotor,
akral teraba hangat dengan suhu 36,40
C.
j) Sistem perkemihan
Warna urine kuning, tidak ada keluhan BAK dan tidak terpasang
kateter.
k) Sistem Reproduksi
Tidak mengalami gangguan.
l) Sistem Indra
(1) Mata: simetris kiri dan kanan, konjungtiva nampak merah
muda, sklera berwarna putih, pupil isokor, refleks pupil
57. 43
terhadap cahaya baik, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada
massa.
(2) Hidung: posisi hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada
penumpukan sekret, tidak ada pernapasan cuping hidung,
tidak ada massa dan tidak ada nyeri tekan.
(3) Telinga: bentuk simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen,
tidak ada nyeri tekan dan tidak ada massa pada aurikula.
(4) Lidah: lidah tampak bersih
(5) Kulit: warna kulit sawo matang, kulit nampak bersih, tidak
ada edema, kulit teraba hangat 36,40
C
m) Sistem musculoskeletal
(1) Ekstremitas atas: Bentuk simetris kiri dan kanan, tidak ada
edema, terpasang IVFD Wida D5 4 tetes/ menit (mikro) di
tangan kiri, keadaan kuku nampak panjang dan kotor, refleks
trisep +/+, refleks bisep +/+, kekuatan otot 5 5 , tidak ada
edema.
(2) Ekstremitas bawah: Bentuk simetris kiri dan kanan, refleks
patella +/+, refleks achilles +/+, refleks babinski +/+,
kekuatan otot 5 5, dan tidak edema.
58. 44
n) Sistem persarafan
Tes fungsi kranial:
(1) Nervus I (Olfaktorius): Tidak dilakukan pengkajian karena
klien masih berusia 2 bulan dan belum dapat memberikan
respon verbal.
(2) Nervus II (Optikus): Tidak dilakukan pengkajian karena
klien masih berusia 2 bulan dan belum dapat memberikan
respon verbal.
(3) Nervus III, IV, VI (Okulomotorius, Troklearis, Abdusen):
Pergerakan bola mata baik.
(4) Nervus V: Dapat membuka kelopak mata dengan normal,
rahang atas dan rahang bawah normal.
(5) Nervus VII (Fasialis): Wajah klien nampak simetris saat
tersenyum dan menangis.
(6) Nervus VIII (Akustikus): Klien berespon ketika dipanggil.
(7) Nervus IX, X (Glosofaringeus, Vagus): Tidak ada gangguan
menelan dan klien belum dapat mengucapkan kata- kata
karena klien masih berusia 2 bulan.
(8) Nervus XI (Aksesorius): Klien dapat menoleh ke kiri dan ke
kanan.
(9) Nervus XII (Hipoglosus): Pergerakan lidah baik
59. 45
o) Sistem Imun
Terjadi penurunan daya tahan tubuh selama sakit yang ditandai
dengan anak mengalami kelemahan fisik.
11) Data Penunjang
(a) Pemeriksaan Laboratorium
Tabel 13. Pemeriksaan Laboratorium Anak A Usia Infant (2 bulan)
Tanggal 28 Februari
Test Hasil Unit Nilai Normal
Hematologi 14 parameter
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
L 9.1
L 28
L 3.39
16.200
432.000
83.5
26.8
32.2
g/dl
Juta/uL
/mm3
/mm3
FL
Pg
%
5,5- 13,5
29-41
4.08- 6.05
6000- 17.500
150.000- 450.000
74- 108
25- 35
30- 36
Hitung jenis leukosit
Basofil
Karsinofil
Batang
Segmen
Limfosit
Monosit
0
L 0
L 0
30
L 61
9
%
%
%
%
%
%
0-1
1-6
3-5
17-49
67- 77
2-10
Kimia klinik
CRP kuantitatif H 20.3 Mg/l < 5
Sumber : Data Laboratorium Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin
Bandung.
(b) Pemeriksaan radiologi tanggal 28 februari 2016
(1) Klinis
(a) Cor tidak membesar, diagfragma normal.
(b) Hilus kanan tertutup, bayangan apeks (tynus) kiri
normal.
(c) Corakan broncovesikuler normal.
60. 46
(d) Tampak pembercakan di pericardial dan perhiler kiri.
(2) Kesan
(a) Bronchopneumonia bilateral.
(b) Tidak tampak kardiomegali.
12) Penatalaksanaan medis
a) Ampicilin 4 x 350 mg/ oral
b) Gentamicin 1 x 50 mg/ oral
b. Klasifikasi Data
1) Data subyektif
a) Ibu klien mengatakan anaknya batuk.
b) Ibu klien mengatakan tidur klien terganggu karena adanya
batuk.
c) Ibu klien mengatakan batuk anaknya tidak berlendir
d) Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit anaknya.
e) Ibu klien mengatakan kapan anaknya sembuh
f) Ibu klien mengatakan anaknya hanya lap badan menggunakan
air hangat 1x sehari selama di rumah sakit
2) Data Objektif
a) Keadaan umum nampak lemah.
b) Klien nampak batuk kering.
c) Terdengar bunyi krekles.
d) Ibu klien selalu bertanya tentang penyakit anaknya.
61. 47
e) Ibu klien nampak bingung bila ditanya mengenai penyakit
anaknya.
f) Nampak tidur klien terganggu karena adanya batuk.
g) Jam tidur klien tidak cukup, Siang (11.00- 12.00), malam
(24.00- 05.00).
h) Klien sering terbangun dari tidurnya karena batuk.
i) Tanda- tanda vital :
Pernapasan : 40x/ menit
Nadi : 106x/ menit
Suhu : 36,4 O
C
j) Kuku klien nampak panjang dan kotor.
k) Kulit klien teraba lengket dan kusam.
l) Kulit klien nampak kurang bersih.
m) Pemeriksaan Radiologi : Bronchopneumonia Bilateral
c. Analisa Data
Tabel 14. Analisa Data
No. Symptom Etiologi Problem
1. DS :
1) Ibu klien mengatakan
anaknya batuk
2) Ibu klien mengatakan
tidur anaknya
terganggu karena
adanya batuk
3) Ibu klien mengatakan
batuk anaknya tidak
berlendir (kering)
DO :
1) Keadaan umum lemah
2) Klien nampak batuk
kering.
Jamur, bakteri, protozoa
Masuk alveoli
Peradangan pada bronkus
dan alveoli
Batuk
Gangguan
pola tidur
62. 48
Lanjutan Tabel 14.
No. Symptom Etiologi Problem
3) Jam tidur klien tidak
cukup, Siang (11.00-
12.00), Malam (24.00-
05.00).
4) Nampak tidur klien
terganggu karena
adanya batuk
5) Klien sering terbangun
karena batuknya
6) Terdengar bunyi
krekles
7) Pemeriksaan radiologi:
Bronchopneunia
Bilateral.
Merangsang RAS
Gangguan pola tidur
2. DS :
1) Ibu klien mengatakan
anaknya hanya lap
badan menggunakan
air hangat 1x sehari
selama di rumah sakit
DO :
1) Kulit klien teraba
lengket dan kusam
2) Nampak kulit kurang
bersih
3) Kuku klien nampak
panjang dan kotor
Adanya penyakit yang
diderita oleh klien
Ketidakmampuan orang
tua merawat anaknya
Kebersihan diri klien
kurang
Defisit perawatan diri
Defisit
perawatan
diri
3. DS :
1) Ibu klien mengatakan
tidak tahu tentang
penyakit anaknya
2) Ibu klien mengatakan
kapan anaknya sembuh.
Adanya penyakit yang
diderita oleh klien
Perubahan status kesehatan
Kurang
pengetahuan
DO :
1) Ibu klien selalu
bertanya tentang
penyakit anaknya
2) Ibu klien nampak
bingung bila ditanya
mengenai penyakit
anaknya.
Kurang terpapar dengan
sumber informasi
Kurang informasi
Kurang pengetahuan
63. 49
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya batuk ditandai
dengan :
DS :
1) Ibu klien mengatakan anaknya batuk.
2) Ibu klien mengatakan tidur anaknya terganggu karena adanya
batuk.
3) Ibu klien mengatakan batuk anaknya tidak berlendir (kering).
DO :
1) Keadaan umum lemah.
2) Klien nampak batuk kering.
3) Jam tidur klien tidak cukup, Siang (11.00-12.00), Malam
(24.00- 05.00).
4) Nampak tidur klien terganggu karena adanya batuk.
5) Klien sering terbangun karena batuknya.
6) Terdengar bunyi krekles
7) Pemeriksaan Radiologi : Bronchopneumonia Bilateral
b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang
tua merawat anaknya ditandai dengan :
DS :
1) Ibu klien mengatakan anaknya hanya lap badan 1x sehari
menggunakan air hangat selama di rumah sakit.
64. 50
DO :
1) Kulit klien teraba lengket dan kusam.
2) Nampak kulit kurang bersih.
3) Kuku klien nampak panjang dan kotor.
c. Kurang pengetahuan mengenai penyakit anaknya berhubungan dengan
kurang terpajan informasi ditandai dengan :
DS :
1) Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit anaknya.
2) Ibu klien mengatakan kapan anaknya sembuh.
DO :
1) Ibu klien selalu bertanya tentang penyakit anaknya.
2) Ibu klien nampak bingung bila ditanya mengenai penyakit
anaknya.
65. 51
3. Rencana Tindakan Keperawatan
Nama : An. A Tanggal masuk RS : 27 Februari 2016
Umur : 2 bulan Tanggal Pengkajian : 01 Maret 2016
Jenis kelamin : Laki- laki No. Register : 0001519082
Alamat : Bojong Penggang Diagnosa : Bronchopneumonia
Tabel 15. Rencana Tindakan Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 2 3 4 5
1 Gangguan pola tidur berhubungan dengan
adanya batuk, ditandai dengan:
DS :
a. Ibu klien mengatakan anaknya
batuk
b. Ibu klien mengatakan tidur klien
terganggu dengan batuknya
DO :
a. Klien nampak batuk kering
b. Jam tidur klien tidak cukup,
Siang (11.00- 12.00), Malam
(24.00- 05.00)
c. Nampak tidur klien terganggu
karena adanya batuk
Setelah diberikan tindakan
keperawatan selama 3 hari
klien dapat istirahat dengan
tenang, dengan kriteria hasil:
a. Pola tidur klien
kembali normal dan
teratur (12- 14 jam/
hari)
b. Batuk berkurang
(hilang)
1. Evaluasi respon klien
terhadap aktivitas,
perubahan tanda vital
selama dan sesudah
beraktivitas
2. Berikan lingkungan tenang
dan batasi pengunjung
selama fase akut sesuai
indikasi
3. Bantu klien memilih posisi
nyaman untuk istirahat dan
tidur
1. Mengobservasi kemampuan
atau kebutuhan pasien selama
dan sesudah aktivitas
2. Menurunkan stress dan
rangsangan berlebihan,
meningkatkan istirahat
3. Klien mungkin nyaman
dengan kepala tinggi atau
posisi terlentang
66. 52
Lanjutan Tabel 15.
No. Diagnosa Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 2 3 4 5
d. Klien sering terbangun dari
tidurnya karena batuknya
e. Terdengar bunyi krekles
f. Pemeriksaan Radiologi:
Bronchopneumonia Bilateral
4. Kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
antibiotic
4. Untuk menekan atau
menghentikan perkembangan
bakteri atau mikroorganisme
berbahaya yang berada di dalam
tubuh
2. Defisit perawatan diri berhubungan
dengan ketidakmampuan orang tua
meerawat anaknya ditandai dengan:
DS :
a) Ibu klien mengatakan anaknya
hanya lap badan menggunakan
air hangat 1x sehari selama di
rumah sakit
DO :
a) Kulit klien teraba lengket dan
kusam
b) Nampak kulit klien kurang
bersih
c) Kuku klien nampak panjang
dan kotor
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 hari
defisit perawatan diri klien
dapat terpenuhi dengan
kriteria hasil :
a. Orang tua mampu
memenuhi kebutuhan
hygiene klien
b. Klien nampak bersih
c. Kuku klien nampak
pendek dan bersih
1. Kaji kemampuan
keluarga dalam
melakukan perawatan
kepada klien
2. Jelaskan motivasi dan
demonstrasikan cara
memandikan yang
benar pada orang tua
3. Bantu keluarga dalam
melakukan personal
hygiene kepada klien
4. Jaga kebersihan pakaian
dan alat tenun
1. Kondisi dasar akan menentukan
tingkat kekurangan kebutuhan
perawatan diri klien
2. Meningkatkan motivasi untuk
perawatan diri secara mandiri atau
parsial
3. Dengan melakukan personal
hygiene dapat memberikan
kenyamanan dan mencegah terjadi
penyebaran penyakit.
4. Pakaian yang bersih dan alat tenun
yang kering dapat memberikan
rasa nyaman bagi klieen dan tidak
menyebabkan gatal
67. 53
Lanjutan Tabel 15.
No. Diagnosa Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 2 3 4 5
3 Kurang pengetahuan mengenai kondisi
anaknya berhubungan dengan kurang
terpajan informasi.ditandai dengan :
DS :
1) Ibu klien mengatakan tidak
tahu tentang penyakit
anaknya.
2) Ibu klien mengatakan kapan
anaknya sembuh.
DO :
1) Ibu klien selalu bertanya
tentang penyakit anaknya.
2) Ibu klien nampak bingung
bila ditanya mengenai
penyakit anaknya.
Setelah diberikan tindakan
keperawatan selama 3 hari,
kurang pengetahuan orang tua
dapat teratasi dengan kriteria
hasil :
a. Ibu klien nampak tenang
b. Ibu klien mampu
mengetahui tentang
penyakit anaknya
1. Berikan informasi
dalam bentuk tertulis
dan verbal
2. Tekankan perlunya
melanjutkan terapi
antibiotik selama
periode yang
dianjurkan.
3. Tekankan pentingnya
melanjutkan evaluasi
medik dan
vaksin/imunisasi
dengan tepat.
1. Kelemahan dan depresi dapat
mempengaruhi kemampuan
untuk mengasimilasi informasi.
2. Penghentian dini antibiotik dapat
mengakibatkan iritasi mukosa
bronkus dan menghambat
makrofag alveolar.
3. Dapat mencegah kambuhnya
pneumonia dan komplikasi yang
berhubungan.
68. 54
4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Nama : An. A Tanggal masuk RS : 27 Februari 2016
Umur : 2 bulan Tanggal Pengkajian : 01 Maret 2016
Jenis kelamin : Laki- laki No. Register : 0001519082
Alamat : Bojong Penggang Diagnosa : Bronchopneumonia
Tabel 16. Implementasi dan Evaluasi
No.
Dx
Hari/
Tanggal
Jam Implementasi
Hari/
Tanggal
Jam Evaluasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Selasa
1/3/2016
08.15
08.30
1. Mengevaluasi respon klien terhadap
aktivitas, perubahan tanda vital selama
dan sesudah beraktivitas
Hasil :
Klien tidak sesak dan sedikit bergerak
aktif dan tidak terjadi perubahan TTV
selama dan sesudah melakukan aktivitas
2. Memberikan lingkungan tenang dan
batasi pengunjung selama fase akut
sesuai indikasi
Hasil :
Klien berada di lingkungan yang tenang
dan pengunjung juga dibatasi maksimal
2 orang
Selasa
1/3/2016
14.00 S : 1) Ibu klien mengatakan anaknya masih
batuk
2) Ibu klien mengatakan tidur klien
masih terganggu karena batuknya
O : 1) Klien nampak batuk kering
2) Tanda-tanda vital dalam batas normal
N : 106 x / menit
S : 36,40
C
P : 40 x / menit
69. 55
Lanjutan Tabel 16.
No.
Dx
Hari/
Tanggal
Jam
Implementasi Hari/
Tanggal
Jam Evaluasi
1 2 3
4
5 6 7
08.40
08.50
3. Membantu klien memilih posisi nyaman
untuk istirahat dan tidur
Hasil :
Posisi yang nyaman bagi klien adalah
berbaring terlentang
4. Melakukan kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian antibiotic
Hasil :
a. Ampicilin 4 x 350 mg/ oral
b. Gentamicin 1 x 50 mg/ oral
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi 2, 3, dan 4.
2 Selasa
1/3/2016
09.00
09.15
09.20
1. Mengkaji kemampuan keluarga dalam
melakukan perawatan kepada klien
Hasil :
Keluarga belum mampu memenuhi
kebutuhan hygiene klien
2. Menjelaskan motivasi dan
mendemonstrasikan cara memandikan
yang benar pada orang tua
Hasil :
Orang tua mau mengikuti instruksi dari
perawat
3. Membantu keluarga dalam melakukan
personal hygiene kepada klien yaitu
dengan memandikan klien
Selasa
1/3/2016
14.00 S : 1) ibu klien mengatakan anaknya sudah
dimandikan oleh perawat
O : 1) Kulit klien bersih dan segar
2) Kuku nampak pendek dan bersih
A : Tujuan tercapai
P : Pertahankan intervensi
70. 56
Lanjutan Tabel 16.
No.
Dx
Hari/
Tanggal
Jam Implementasi
Hari/
Tanggal
Jam Evaluasi
1 2 3 4 5 6 7
09.25 Hasil :
Klien tampak bersih, segar dan kuku
nampak pendek dan bersih
4. Menjaga kebersihan pakaian dan alat
tenun dengan mengganti pakaian sehabis
mandi, dan mengganti alat tenun jika
basah dan kotor
Hasil :
Pakaian dan alat tenun terlihat bersih.
3 Selasa
1/3/2016
09.30
09.35
09.45
1. Memberikan penyuluhan/ penjelasan
mengenai penyakit yang diderita klien.
Hasil :
Ibu klien sudah mengerti dengan
penyakit klien.
2. Menekankan perlunya melanjutkan terapi
antibiotik selama periode yang
dianjurkan.
Hasil :
Keluarga kooperatif
3. Menekankan pentingnya melanjutkan
evaluasi medik dan vaksin/imunisasi
dengan tepat.
Hasil :
Keluarga kooperatif.
Selasa
1/3/2016
14.00 S : 1) Ibu klien mengatakan sudah mengerti
tentang penyakit anaknya.
O : 1) Ibu klien tidak bertanya lagi tentang
penyakit anaknya.
2) Ibu klien sudah tidak bingung bila
ditanya mengenai penyakit anaknya.
A : Tujuan teratasi
P : Pertahankan intervensi
71. 57
5. Catatan Perkembangan
Tabel 17. Catatan Perkembangan Anak A usia infant (2 bulan)
No
NO
DX
Hari/
Tanggal
Jam Catatan Perkembangan
1 1 Rabu
2/3/2016
08.00
08.10
08.20
08.30
08.40
14.00
S :
1) Ibu klien mengatakan anaknya masih
batuk
2) Ibu klien mengatakan tidur anaknya masih
terganggu karena batuk
O :
1) Klien nampak batuk kering
2) Tanda-tanda vital dalam batas normal :
N : 106x/ menit
S : 36,40
C
P : 40x/ menit
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3 dan 4.
I :
1) Mengevaluasi respon klien terhadap
aktivitas, perubahan tanda vital selama
dan sesudah beraktivitas
Hasil :
Klien tidak sesak dan sedikit bergerak
aktif dan tidak terjadi perubahan TTV
selama dan sesudah melakukan aktivitas
2) Memberikan lingkungan tenang dan batasi
pengunjung selama fase akut sesuai
indikasi
Hasil :
Klien berada di lingkungan yang tenang
dan pengunjung juga dibatasi maksimal 2
orang
3) Membantu klien memilih posisi nyaman
untuk istirahat dan tidur
Hasil :
Posisi yang nyaman bagi klien adalah
berbaring terlentang
4) Melakukan kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian antibiotic
Hasil :
a. Ampicilin 4 x 350 mg/ oral
b. Gentamicin 1 x 50 mg/ oral
E : Masalah belum teratasi
2 1 Kamis
3/3/2016
08.00 S :
1) Ibu klien mengatakan batuk anaknya
berkurang.
2) Ibu klien mengatakan tidur anaknya
nyenyak.
O :
1) Klien nampak tenang.
72. 58
Lanjutan Tabel 17.
No
NO
DX
Hari/
Tanggal
Jam Catatan Perkembangan
09.00
2) Tanda- tanda vital dalam batas normal :
N : 106x/ menit
S : 36,40
C
P : 40x/ menit
3) Pola tidur klien normal (12-14 jam/
hari), Siang (11.00-14.00) Malam
(19.00-0300).
A : Tujuan tercapai
P : Pertahankan intervensi
E : Masalah teratasi
73. 59
B. Pembahasan
Pada pembahasan akan dibahas mengenai kesenjangan antara teori
yang ada di BAB II dan tinjauan kasus di BAB III. Kesenjangan yang
ditemukan akan dibahas berdasarkan tahapan asuhan keperawatan yaitu tahap
pengkajian, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi dan
juga dokumentasi keperawatan, sesuai dengan Asuhan Keperawatan Pada
Anak A Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronchopneumonia di Ruang Kenanga
Lantai I Rumah Sakit Hasan sadikin Bandung.
1. Pengkajian
Tahap pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan
dengan tujuan memperoleh data-data untuk menentukan masalah
keperawatan yang tepat. Pengkajian dilakukan dengan anamnesa dan
observasi guna mendapatkan data subjektif dan objektif yang akurat.
Selama tahap ini, penulis tidak mendapatkan hambatan yang cukup berarti
karena ibu klien cukup kooperatif dan dapat diajak kerja sama dalam
melaksanakan asuhan keperawatan. Hanya masalah waktu yang pendek
yang menjadi hambatan penulis saat pengkajian
Berdasarkan tinjauan teoritis pada data yang bisa ditemukan pada
klien usia infant dengan bronkopneumonia yaitu kedaan lemah, muntah,
sesak napas, bunyi ronchi atau wheezing, adanya penggunaan otot- otot
pernapasan, nafsu makan menurun, berat badan menurun, batuk,
74. 60
pernapasan cuping hidung, demam, sakit kepala, pernapasan pendek,
sianosis, dan nyeri dada.
Setelah dilakukan pengkajian pada klien anak A usia infant
ditemukan data sebagai berikut: keadaan umum lemah, klien nampak
batuk, terdengar bunyi krekles, klien teraba hangat, ibu klien sering
menanyakan penyakit anaknya, badan klien nampak kurang bersih, kulit
teraba lengket dan kusam, kuku klien nampak panjang dan kotor.
Pada tahap pengkajian ditemukan adanya kesenjangan antara data
yang ditemukan pada pengkajian diteori dan kasus. Dimana tidak semua
data pada teori muncul pada kasus. Hal ini dikarenakan pada saat
pengkajian klien tidak mengeluh serta respon individu terhadap suatu
penyakit berbeda-beda.
2. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan tinjauan teori, diagnosa yang muncul pada klien
dengan bronkopneumonia adalah sebagai berikut :
a. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum.
b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolar-kapiler (efek inflamasi).
c. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia,
perlengketan secret pernapasan).
75. 61
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigenatau kelelahan yang berhubungan dengan
gangguan pola tidur.
e. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi parenkim paru.
f. Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metaboliksekunder
terhadap demam dan proses infeksi.
g. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan berlebihan (demam).
h. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan
berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah.
Sedangkan pada saat dilakukan pengkajian pada klien anak A
ditemukan data dengan diagnosa keperawatan sebagai berikut :
a. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya batuk
b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang tua
merawat anaknya.
c. Kurang pengetahuan mengenai penyakitanaknya berhubungan dengan
kurang terpajan informasi.
Adapun diagnosa keperawatan yang ada diteori dan ditemukan
dikasus yaitu kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan
informasi, dengan demikian tidak semua diagnosa keperawatan yang ada
dalam teori ditemukan dalam kasus yaitu :
76. 62
a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum. Bersihan jalan napas tak efektif tidak ada dalam
kasus karena klien sudah tidak mengalami peningkatan produksi
sputum.
b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolar-kapiler (efek inflamasi).Kerusakan pertukaran gas tidak
dijadikan suatu masalah karena tidak adanya tanda-tanda sianosis
sehingga penulis berpikir bahwa kebutuhan oksigen dalam tubuh klien
terpenuhi. Selain itu klien sudah tidak mengalami lagi sesak dan selang
O2 sudah dilepas.
c. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi parenkim paru. Nyeri tidak
ada dalam kasus karena kurangnya data untuk mengangkatnya menjadi
suatu masalah. Dimana keadaan klien rileks, tidak merasakan nyeri,
dengan alasan ini maka penulis tidak mengangkatnya menjadi suatu
masalah keperawatan.
d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak dijadikan suatu masalah
karena tidak adanya tanda- tanda menurunnya nafsu makan klien
sehingga penulis berfikir bahwa nutrisi klien terpenuhi.
e. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebihan. Kekurangan volume cairan tidak ada dalam kasus karena
tidak ada data untuk mengangkatnya menjadi suatu masalah. Dimana
77. 63
turgor kulit baik, CRT kurang dari 2 detik, dengan data tersebut maka
penulis tidak mengangkatnya menjadi masalah keperawatan.
f. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia,
perlengketan secret pernapasan). Resiko tinggi terhadap penyebaran
infeksi tidak dijadikan suatu masalah keperawatan karena penulis tidak
mendapatkan data- data yang mendukung untuk menjadikannya suatu
masalah yang mmembutuhkan penatalaksanaan keperawatan.
g. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen atau kelelahan berhubungan dengan gangguan pola
tidur. Intoleransi aktivitas tidak dijadikan suatu masalah karena klien
tidak mengalami keterbatasan fisik sehingga penulis tidak dijadikan
suatu masalah.
Dan tidak semua diagnosa keperawatan yang ada dalam kasus ada
dalam teori yaitu Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya batuk
dan Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang
tua merawat anaknya. Adanya kesenjangan ini karena pada data
pengkajian ditemukan data- data yang mendukung ditetapkannya diagnosa
keperawatan tersebut.
3. Perencanaan
Dalam tahap ini penulis menerapkan perencanaan dengan baik sesuai
keadaan dengan klien yang diambil dari beberapa referensi. Dalam
penyusunan perencanaan penulis berpatokan pada rencana keperawatan
78. 64
yang ada pada teori untuk diagnosa keperawatan yang sama. Perencanaan
keperawatan untuk diagnosa keperawatan yang tidak ada diteori dan
muncul dikasus, maka penyusunan rencana tindakan keperawatan dibuat
berdasarkan masalah dan kebutuhan klien, disesuaikan dengan sarana dan
prasarana yang ada.
4. Implementasi
Pada tahap ini, pada dasarnya penulis melaksanakan
tindakanberdasarkan rencana yang telah dibuat. Tahap ini merupakan
realisasi dari perencanaan yang telah disusun sehingga dalam pelaksanaan
ini mengacu pada perencanaan yang merupakan suatu pendukung
berjalannya tahap pelaksanaan yaitu kerja sama yang baik antara perawat,
klien dan keluarga sehingga memudahkan dalam setiap tindakan. Selain itu
adanya dukungan serta bimbingan dari perawat pembimbing. Adapun yang
menjadi faktor penghambat dalam proses pelaksanaan adalah kurangnya
sarana dan prasarana yang terdapat di ruangan. Meskipun dengan
keterbatasan sarana dan prasarana, namun setiap intervensi yang telah
disusun dapat diimplementasikan kepada klien.
Dalam teori, pelaksanaan adalah pengolahan dan perwujudan dari
rencana yang meliputi tindakan- tindakan yang telah direncanakan,
melaksanakan anjuran dokter dan menjalankan ketentuan- ketentuan
rumah sakit serta melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana yang
telah ditetapkan dengan harapan dapat mengatasi masalah yang dihadapi
klien.
79. 65
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Setelah
mengimplementasikan Asuhan Keperawatan anak yang telah direncanakan
selama 3 hari yang dimulai tanggal 01 Maret sampai dengan 03 Maret
2016. Dalam kasus ini diagnosa keperawatan yang ada yaitu terdiri dari 3
diagnosa dan semua diagnosa dapat teratasi dengan baik.
80. 66
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan studi kasus melalui pendekatan proses
keperawatan yang penulis laksanakan di Ruangan Kenanga lantai 1 Rumah
Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung dari tanggal 01 sampai 03
Maret dengan mengacu pada tujuan yang ingin dicapai, maka penulis
mengambil kesimpulan :
1. Tahap awal proses keperawatan adalah pengkajian, yang meliputi
pengumpulan data, klasifikasi data dan analisa data yang kemudian
dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan.
2. Diagnosa yang ditemukan pada anak A yaitu gangguan pola tidur
berhubungan dengan adanya batuk, defisit perawatan diri berhubungan
dengan ketidakmampuan orang tua merawat anaknya dan kurangnya
pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi.
3. Pada intervensi terdapat kesenjangan antara teori dan kasus, dimana tidak
semua intervensi dalam teori terdapat dalam kasus. Akan tetapi, untuk
intervensi yang ada pada teori dan muncul pada kasus pada prinsipnya
tidak ada perbedaan karena perencanaan pada dasarnya penulis
berpatokan pada tinjauan teoritis, sedangkan intervensi yang muncul
pada kasus tidak ada pada teori, penulis bersama klien dan keluarga
membuat intervensi berdasarkan masalah dan kebutuhan klien
disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada.
81. 67
4. Implementasi merupakan realisasi dari perencanaan yang telah disusun
sehingga dalam implementasi ini mengacu pada perencanaan yang
merupakan pendukung berjalannya tahap pelaksanaan diantaranya kerja
sama yang baik antara perawat, klien dan keluarga sehingga
memudahkan dalam setiap tindakan, selain itu adanya dukungan serta
bimbingan dari perawat pembimbing.
5. Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dimana untuk
menilai suatu keberhasilan pelaksanaan keperawatan. Setelah diberikan
asuhan keperawatan selama 3 hari, dan semua diagnosa teratasi dengan
baik dan anak A sudah menunjukkan kemajuan yang cukup besar.
6. Dalam mendokumentasikan karya tulis ilmiah ini penulis berpatokan
kepada tahap–tahap pendokumentasian keperawatan yaitu pengkajian,
diagnosa keperawatan, rencana tindakan, implementasi, dan catatan
perkembangan.
B. Rekomendasi
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melalui pendekatan
proses keperawatan pada anak dengan bronchopneumonia, penulis
menyarankan:
1. Untuk Pihak Rumah Sakit
Rumah Sakit diharapkan mampu memberikan pelayanan yang
komperehensif yaitu bio, psiko, sosial dan spritual kepada klien dengan
menambah peralatan dan fasilitas yang memadai untuk menunjang
pelaksanaan asuhan keperawatan.
82. 68
2. Untuk Institusi
Institusi dan penyelenggara diharapkan menyediakan buku–buku
referensi yang memadai, yang menyangkut hal–hal terbaru tentang
penatalaksanaan perawatan klien anak dengan bronchopneumonia, serta
menyediakan waktu yang cukup untuk pelaksanaan praktek keperawatan
dirumah sakit dan studi kasus untuk penyusunan karya tulis dimasa yang
akan datang
3. Untuk Profesi
Perawat harus menerapkan proses keperawatan secara proaktif dan
meningkatkan frekuensi kontak dengan klien serta dalam melaksanakan
asuhan keperawatan diperlukan adanya pendokumentasian yang dicatat
dalam status kesehatan klien dan diperlukan adanya kerjasama yang baik
dengan tim kesehatan lainya
4. Bagi Penulis sendiri
Semoga karya tulis ilmiah yang sederhana ini dapat menjadi bacaan dan
acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas dalam pemberian
asuhan keperawatan pada klien anak dengan bronchopneumonia. Penulis
jangan pernah puas dengan apa yang telah dicapai dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan tetapi perlu belajar lebih giat lagi agar memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk pelaksanaan asuhan
keperawatan di masa yang akan datang.
83. 67
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, (2008). Konsep dasar keperawatan. EGC : Jakarta.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. dan Geissler, A. C. (2000). Rencana asuhan
keperawatan, Edisi 3, Jilid II. EGC : Jakarta.
Hidayat, A. A. (2012). Pengantar ilmu keperawatan anak, Jilid 1. Salemba Medika :
Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Rencana strategi kementrian
kesehatan tahun 2015-2019. Kementerian Kesehatan RI : Jakarta.
Nurarif, A. H. & Kusuma, H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
diagnosa medis dan nanda nic-noc, Edisi Revisi, Jilid I. Mediaction
Publishing : Jogjakarta.
Nursalam. (2013). Proses dan dokumentasi keperawatan, Edisi 2. Salemba Medika:
Jakarta.
Padila, S. Kep., Ners, (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam, Jilid II.
Salemba Medika : Jakarta
Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung. (2016). Hasil medical record
di Ruang Kenanga I. RSHS : Bandung.
Rangki, L dan Susen, A. (2014). Patofisiologi manusia disertai penyimpangan
kebutuhan dasar manusia, Jilid 1. Masagena Press : Makassar.
Rasyid, Z. (2013). Faktor- faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia anak
balita di RSUD Bangkinang Kabupaten Kampar. Jurnal kesehatan
komunitas. Vol 2 (3) P 136-137.
Somantri. A. (2007). Keperawatan medikal bedah asuhan keperawatan pada pasien
gangguan sistem pernapasan. Salemba Medika : Jakarta.
Syaifuddin. (2006). Anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa keperawatan, Edisi 3.
EGC : Jakarta.
84. 68
UN, A. (2015). Studi kasus pada an. A umur 10 bulan. Karya tulis ilmiah
dipublikasikan. Kediri : Program D-III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Wong, D. L. (2004). Pedoman klinis keperawatan pediatrik, Edisi 4. EGC : Jakarta.
85. DAFTAR SINGKATAN
Akper : Akademi Keperawatan
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
BCG : Bacillus Calmete Guarine
Bln : Bulan
C : Celcius
Cc : centimeter cubic
CI : Clinical Instruktur
Cm : centi meter
CO2 : Carbondioksida
CRT : Capilari Revile Time
DO : Data Objektif
DPT : Dipteri, Pertusis, Tetanus
dr : Dokter
DS : Data Subjektif
DX : Diagnosa
E : Evaluasi
I : Implementasi
IMT : Indeks Masa Tubuh
IRT : Ibu Rumah Tangga
IV : Intra Vena
IVFD : Intra Vena Foolt Drainase
86. Jl : Jalan
Kg : Kilogram
mg : miligram
ml : mliliter
mmHg : mili meter Hectogram
N : Nadi
Nacl : Natrium Clorida
No : Nomor
Ns : Ners
Ny : Nyonya
O : Objektif
O2 : Oksigen
P : Pernapasan
P : Perencanaan
Pemkab : Pemerintah Kabupaten
RS : Rumah Sakit
S : Subjektif
S : Suhu
SD : Sekolah Dasar
SWT : Subhanahuwataallah
TBC : Tuberculosis
Tn : Tuan
TPM : Tetes Per Menit
TT : Tetanus
TTV : Tanda-Tanda Vital
WHO : World Health Organization
87. LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN
PENGERTIAN
Mencuci tangan adalah menggosok kedua pergelangan tangan dengan kuat
secara bersamaan menggunakan zat pembersih yang sesuai dan dibilas dengan air
mengalir dengan tujuan menghilangkan mikroorganisme sebanyak mungkin.
MANFAAT CUCI TANGAN
1) Sederhana dan efektif mencegah infeksi
2) Menciptakan lingkungan yang aman
3) Pelayanan kesehatan menjadi aman
5 WAKTU PENTING MENCUCI TANGAN
1. Sebelum memasukkan makanan dalam mulut
2. Sebelum mengolah makanan
3. Sebelum memegang anak atau bayi
4. Setelah membersihkan kotoran anak
5. Setelah BAB dan BAK
CARA CUCI TANGAN 6 LANGKAH
1. Usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut
2. Usap dan gosok kedua punggung tangan secara lembut
3. Bersihkan jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan
88. A. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
1 5 Menit Pembukaan :
1. Member Salam
2. Menjelaskan Maksud
Dan Tujuan
Menjawab Salam
Memperhatikan
2 10
Menit
Penyampaian Isi Materi
1. Pengertian cuci
tangan
2. Manfaat cuci tangan.
3. 5 waktu penting cuci
tangan.
4. 6 langkah cuci
tangan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
3 5 Menit Penutup
Memberikan
kesempatan keluarga
bertanya
Memberikan timbal
balik
Memberikan
pertanyaan secara
lisan
Memberikan
reinforcement positif
Mengucapkan salam
penutup
Bertanya
Memperhatikan
Menjawab
Merespon
reinforcement
Menjawab salam
89. B. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan yaitu menanyakan tentang :
1. Pengertian cuci tangan
2. Manfaat cuci tangan.
3. 5 waktu penting cuci tangan.
4. 6 langkah cuci tangan
90. SATUAN ACARA PENYULUHAN
POKOK BAHASAN : PENKES CUCI TANGAN
SUB.POKOK BAHASAN : CUCI TANGAN
SASARAN : KELUARGA PASIEN
WAKTU : 20 MENIT
TEMPAT : RUANG KENANGA
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ,diharapkan Keluarga klien mampu
memahami tentang Cuci tangan.
B. Tujuan Instruksional Khusus
1. Setelah mendapatkan penyuluhan kelarga klien dapat menyebutkan
kembali definisi Cuci tangan.
2. Setelah mendapatkan penyuluhan keluarga klien dapat
menyebutkan manfaat cuci tangan
3. Setelah mendapatkan penyuluhan keluarga klien dapat mengetahui
5 waktu penting cuci tangan
4. Setelah mendapatkan penyuluhan keluarga klien dapat mengetahui
6 langkah cuci tangan
C. Metode
Tanya jawab
D. Media
LEAFLET
91. SATUAN PEMBELAJARAN
CUCI TANGAN
OLEH
NAMA : ISMA EKAWATI
NIM : 13. 13. 1102
AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER)
PEMKAB MUNA
2016
SATUAN PEMBELAJARAN
CUCI TANGAN
OLEH
NAMA : ISMA EKAWATI
NIM : 13. 13. 1102
AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER)
PEMKAB MUNA
2016
SATUAN PEMBELAJARAN
CUCI TANGAN
OLEH
NAMA : ISMA EKAWATI
NIM : 13. 13. 1102
AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER)
PEMKAB MUNA
2016