SlideShare a Scribd company logo
1 of 97
Download to read offline
i
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK A USIA INFANT (2 BULAN)
DENGAN BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA LANTAI I
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan
Program Diploma III Keperawatan Pada Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna
DISUSUN OLEH :
ISMA EKAWATI
NIM: 13.13.1102
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
RAHA
2016
i
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK A USIA INFANT (2 BULAN)
DENGAN BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA LANTAI I
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan
Program Diploma III Keperawatan Pada Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna
DISUSUN OLEH :
ISMA EKAWATI
NIM: 13.13.1102
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
RAHA
2016
i
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK A USIA INFANT (2 BULAN)
DENGAN BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA LANTAI I
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan
Program Diploma III Keperawatan Pada Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna
DISUSUN OLEH :
ISMA EKAWATI
NIM: 13.13.1102
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
RAHA
2016
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini berjudul :
“Asuhan Keperawatan Anak A Usia Infant (2 Bulan) dengan
Bronchopneumonia di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat
dr. Hasan Sadikin Bandung”.
Telah diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan dihadapan dewan
penguji.
Raha, 27 Juni 2016
Pembimbing
HARNIA, S. Kep., Ns
Mengetahui,
Direktur Akper Pemkab Muna
SANTHY, S. Kep., Ns., M. Kep
NIP. 19800212 200312 2 006
iii
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
Jl.Poros Raha – Tampo Km.6 Raha Telp. 0403-2522945
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini dipertahankan dihadapan Dewan Penguji
Pada Tanggal 11 Juni 2016
DEWAN PENGUJI
1. HARNIA, S. Kep., Ns (......................)
2. ALMAWIN SUSEN, S. Kep., Ns., M. Kes (......................)
3. FITRIA MARFI, S. Kep., Ns (......................)
Karya tulis ilmiah ini telah diterima sebagai Salah Satu Syarat untuk
menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan
Pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna
Raha, 11 Juni 2016
Mengetahui :
Direktur Akper Pemkab Muna
SANTHY, S. Kep., Ns., M. Kep
NIP. 19800212 200312 2 006
iii
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
Jl.Poros Raha – Tampo Km.6 Raha Telp. 0403-2522945
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini dipertahankan dihadapan Dewan Penguji
Pada Tanggal 11 Juni 2016
DEWAN PENGUJI
1. HARNIA, S. Kep., Ns (......................)
2. ALMAWIN SUSEN, S. Kep., Ns., M. Kes (......................)
3. FITRIA MARFI, S. Kep., Ns (......................)
Karya tulis ilmiah ini telah diterima sebagai Salah Satu Syarat untuk
menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan
Pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna
Raha, 11 Juni 2016
Mengetahui :
Direktur Akper Pemkab Muna
SANTHY, S. Kep., Ns., M. Kep
NIP. 19800212 200312 2 006
iii
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
Jl.Poros Raha – Tampo Km.6 Raha Telp. 0403-2522945
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini dipertahankan dihadapan Dewan Penguji
Pada Tanggal 11 Juni 2016
DEWAN PENGUJI
1. HARNIA, S. Kep., Ns (......................)
2. ALMAWIN SUSEN, S. Kep., Ns., M. Kes (......................)
3. FITRIA MARFI, S. Kep., Ns (......................)
Karya tulis ilmiah ini telah diterima sebagai Salah Satu Syarat untuk
menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan
Pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna
Raha, 11 Juni 2016
Mengetahui :
Direktur Akper Pemkab Muna
SANTHY, S. Kep., Ns., M. Kep
NIP. 19800212 200312 2 006
iv
ABSTRAK
Latar belakang, berdasarkan data medical record RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung khususnya
Ruang Kenanga periode 01 Januari sampai dengan 31 Desember 2015 didapatkan kasus
bronchopneumonia menempati urutan ke dua dengan jumlah 190 orang (14,01%) dari 10 penyakit
terbesar. Oleh sebab itu diharapkan asuhan keperawatan yang optimal dan profesional yang
dilakukan secara komprehenshif dan intensif bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dan keperawatan.
Tujuan, memperoleh pengalaman nyata dalam menetapkan asuhan keperawatan pada An. A usia
infant (2 bulan) dengan bronchopneumonia dimulai dengan pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan keperawatan, implementasi dan evaluasi dari hasil tindakan asuhan keperawatan.
Metode telaahan, metode yang digunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu metode
analisis deskriptif melalui studi kasus berdasarkan pendekatan proses keperawatan dengan teknik
pengumpulan data meliputi, wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan studi
kepustakaan.
Hasil, dari hasil pengkajian didapatkan 3 diagnosa keperawatan yaitu gangguan pola tidur, deficit
perawatan diri dan kurang pengetahuan. Berdasarkan hasil evaluasi asuhan keperawatan dari 3
masalah yang ditemukan tersebut semua diagnosa keperawatan sudah teratasi.
Kesimpulan, Tercapainya penyembuhan dari penyakit diperlukan evaluasi secara berkelanjutan
dan terarah dengan adanya catatan perkembangan, juga diperlukan pengobatan sesuai dengan
program terapi yang teratur serta pengelolaan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses
keperawatan yang komprehensif serta kerjasama antara perawat, klien, keluarga dan tim kesehatan
lainnya.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik dan tepat pada waktunya .
Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Asuhan Keperawatan pada Anak A Usia
Infant (2 Bulan) dengan Bronchopneumonia Di Ruang Kenanga I” disusun
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan Diploma III
Keperawatan pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna.
Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dan bimbingan baik dalam moril maupun material dari berbagai
pihak.Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sangat mendalam kepada:
1. Ibu dr. Hj. Ayi Djembarsari, M.ARS, selaku Direktur Utama Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung beserta staf yang telah memberikan
waktu dan kesempatan untuk praktek dan melaksanakan ujian Praktek Klinik
Keperawatan pada Rumah Sakit yang dipimpinnya
2. Ibu Santhy, S. Kep., Ns., M. Kep, selaku Direktur Akper Pemkab Muna yang
telah memberikan waktu dan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
pendidikan pada Akper Pemkab Muna.
3. Ibu Rustilah, AMK, selaku CI Lahan dan Penguji praktek di Ruangan
Kenanga I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
4. Ibu Harnia, S.kep., Ners, selaku CI Institusi dan penguji dalam pelaksanaan
ujian praktek di Ruang Kenanga I RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
sekaligus pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya
dalam memberi petunjuk dan mengarahkan penulis sehingga Karya Tulis
Ilmiah ini terselesaikan tepat pada waktunya.
5. Kepala Ruangan, CI Ruangan, Perawat serta Staf di Ruangan Kenanga I
Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung yang telah
memberikan petunjuk dan nasehat serta kerja samanya dalam melaksanakan
asuhan keperawatan di ruangan yang dipimpinnya,
vi
6. Seluruh Dosen dan Staf Akper Pemkab Muna yang telah memberikan
dukungan dan bantuan serta kerja sama dalam proses penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini.
7. Orang tua klien An. A yang telah bersedia dan kerja sama menerima penulis
untuk mengadakan studi kasus berupa pelaksanaan asuhan keperawatan.
8. Teristimewa kedua orang tuaku Bapak La Tongka dan Ibu Wa Sumi yang
telah banyak memberikan dukungan dan bantuan baik moril maupun materil
selama mengikuti pendidikan hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Saudara-saudaraku tersayang atas sumbangan materil dan tenaga yang
diberikan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
10. Rekan-rekan mahasiswa Eko, Irun, Alhy, Sarif, Fhas, Firman, QoQo, Asma,
Inhang, Icha, Ririn, serta teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, terima kasih atas bantuan dan motivasinya dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.
11. Semua pihak yang telah memberikan banyak bantuan yang tidak dapat
disebut satu persatu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
banyak kekurangan baik dalam segi penulisan maupun isinya. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan adanya masukan, baik kritik maupun saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberi
manfaat bagi penulis, profesi keperawatan dan pembaca pada umumnya, kiranya
Allah SWT meridhoi segala aktivitas kita untuk kemaslahatan. Amin.
Raha, 30 Juni 2016
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................
DAFTAR BAGAN ................................................................................................
DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………….
DAFTAR LAMPIRAN …………........................................................................
x
xi
xii
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................
B. Ruang Lingkup Pembahasan ...............................................................
C. Tujuan ...................……………………...............................................
D. Manfaat ................................................................................................
E. Metode Telaahan ..................................................................................
F. Waktu Pelaksanaan ..............................................................................
G. Tempat Pelaksanaan ...........................................................................
H. Sistematika Penulisan ..........................................................................
1
3
3
5
5
6
6
6
BAB II TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN ANAK A
DENGAN BRONCHOPNEUMONIA
A. Konsep Dasar ......................................................................................
1. Definisi...........................................................................................
2. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan ............................................
3. Etiologi ...........................................................................................
4. Patofisiologi ....................................................................................
5. Tanda dan Gejala ...........................................................................
6. Pemeriksaan Penunjang ………………………..…………………
8
8
9
12
13
13
14
viii
7. Penatalaksanaan medis……………….……………………………
8. Komplikasi………………………………………………………...
9. Penyimpangan KDM ……………………………………………..
B. Tinjauan teoritis tentang asuhan keperawatan ......................…… ….
1. Pengkajian ………………………………………………………..
2. Diagnosa Keperawatan ……………………………………………
3. Perencanaan ..……………………………………………………..
4. Implementasi ……………………………………………………...
5. Evaluasi …………………………………………………………..
15
15
16
18
18
26
27
32
32
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Laporan Kasus …………………………...........................................
1. Pengkajian ………………………………………………………...
2. Diagnosa keperawatan …………………………………………….
3. Perencanaan...............................………………………………….
4. Implementasi dan evaluasi ………………………………………..
5. Catatan perkembangan …………………………………………...
B. Pembahasan…………………………………………………………..
1. Pengkajian ………………………………………………………..
2. Diagnosa keperawatan ………………………………………….....
3. Perencanaan …………………………………………..................
4. Implementasi ……………………………………………………..
5. Evaluasi …………………………………………………………..
34
34
49
51
54
57
59
59
60
63
64
65
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
66
67
A. Kesimpulan ........................................................................................
B. Rekomendasi ......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR TABEL
Hal
1.
2
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
17.
18.
19
20.
21
22
Distribusi 10 Penyakit Terbesar di Ruang Kenanga I ..............................
Perkembangan Anak Usia 1-2 Bulan ......................................................
Intervensi dan Rasional Bersihan Jalan Napas tidak Efektif…................
Intervensi dan Rasional Kerusakan Pertukaran Gas…….......................
Intervensi dan Rasional Nyeri Akut…………………………………….
Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi Nutrisi Kurang dari Kebutuhan
Tubuh .....................................................................................................
Intervensi dan Rasional Intoleransi Aktivitas ........................................
Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi terhadap Kekurangan Volume
Cairan.......................................................................................................
Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi terhadap Infeksi….....................
Intervensi dan Rasional Kurang Pengetahuan mengenai Kondisi dan
Kebutuhan Tindakan Masalah Penyakit, Pengobatan dan Perawatan
Klien….....................................................................................................
Riwayat Imunisasi ...................................................................................
Aktivitas Sehari-hari ...............................................................................
Hasil Laboratorium .................................................................................
Analisa Data ...........................................................................................
Diagnosa Keperawatan…………………………………………………..
Rencana Keperawatan ............................................................................
Implementasi dan Evaluasi .....................................................................
Catatan Perkembangan ...........................................................................
2
21
28
29
29
30
30
31
31
32
38
40
45
47
49
51
54
57
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Anatomi Sistem Pernapasan ………………………………………….. 9
xi
DAFTAR BAGAN
Halaman
1. Genogram 3 Generasi ..................................................................... 37
xii
DAFTAR SINGKATAN
Akper : Akademi Keperawatan
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
BCG : Bacillus Calmete Guarine
Bln : Bulan
C : Celcius
Cc : centimeter cubic
CI : Clinical Instruktur
Cm : centi meter
CO2 : Carbondioksida
CRT : Capilari Revile Time
DO : Data Objektif
DPT : Dipteri, Pertusis, Tetanus
dr : Dokter
DS : Data Subjektif
DX : Diagnosa
E : Evaluasi
I : Implementasi
IMT : Indeks Masa Tubuh
IRT : Ibu Rumah Tangga
IV : Intra Vena
IVFD : Intra Vena Foolt Drainase
Jl : Jalan
Kg : Kilogram
xiii
mg : miligram
ml : mliliter
mmHg : mili meter Hectogram
N : Nadi
Nacl : Natrium Clorida
No : Nomor
Ns : Ners
Ny : Nyonya
O : Objektif
O2 : Oksigen
P : Pernapasan
P : Perencanaan
Pemkab : Pemerintah Kabupaten
RS : Rumah Sakit
S : Subjektif
S : Suhu
SD : Sekolah Dasar
SWT : Subhanahuwataallah
TBC : Tuberculosis
Tn : Tuan
TPM : Tetes Per Menit
TT : Tetanus
TTV : Tanda-Tanda Vital
WHO : World Health Organization
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
:
:
:
:
Satuan acara penyuluhan
Materi penyuluhan
Leaflet
Lembar konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya ,
sebagai investigasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara social dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
ditentukan oleh kesinambungan antara upaya program dan sector, serta
kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode
sebelumnya (Kemenkes, 2015).
Sistem layanan kesehatan sangat berpengaruh terhadap derajat
kesehatan individu dan masyarakat. Layanan kesehatan terdepan bukan
semata berfokus pada pengobatan, tetapi juga pada pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan. Dalam system ini, kita tidak lagi menekankan upaya
kuratif, melainkan upaya promotif dan preventif. Di Indonesia sendiri,
kecenderungan perkembangan penyakit yang ditandai dengan meningkatnya
penyakit degeneratif seperti penyakit saluran pernapasan salah satunya adalah
bronchopneumonia (Asmadi, 2008).
Laporan World Health Organization WHO, diperkirakan 70%
kematian anak balita akibat pneumonia diseluruh dunia terjadi dinegara
berkembang, terutama Afrika dan Asia Tenggara dengan angka kematian
2
balita diatas 49 per 1000 kelahiran hidup (15-20%), distribusi penyebab
kematian pada anak balita sebesar 22% diantaranya disebabkan oleh
pneumonia (WHO, 2011, dikutip dalam Rasyid, 2013).
Di Indonesia, bronchopneumonia merupakan penyebab kematian
nomor tiga setelah penyakit kardiovaskuler dan TBC, dengan terdapatnya
penderita bronchopneumonia pada tahun 2011 sebanyak 779 kasus, tahun
2012 terdapat 791 kasus dan pada tahun 2013 terdapat 802 kasus, sehingga
tahun ke tahun penderita bronchopneumonia terus meningkat (Simpson dan
Flenley, 2011 dikutip dalam UN, 2015)
Data sepuluh penyakit terbesar yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum
Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung khususnya di Ruang Kenanga Lantai I
menurut hasil pencatatan dalam kurun waktu 1 tahun yaitu pada bulan Januari
sampai dengan Desember 2015 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :
Tabel.1: Daftar Sepuluh Penyakit Terbesar di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung pada Bulan Januari sampai dengan
Desember 2015
No Penyakit Jumlah Presentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Chemotheraphy neoplasma
Broncopneumonia
Other prophy lactic chemoteraphy
Bacterial sepsis of newborn
Aplastic anemia
Lymphoblastic leukimia
Thypoid fever
Patent ductus arteriosus
Dengue haemorajic fever
Very low birth weigh
671
190
110
61
61
59
55
54
53
42
49,44
14,05
8,11
4,56
4,5
4,34
4,05
3,98
3,91
3,3
Jumlah 1.356 100
Sumber: Medical Record Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan
Sadikin Bandung Periode Bulan Januari sampai dengan Desember 2015.
3
Tabel 1. Dapat dilihat jumlah pasien rawat inap di Ruang Kenanga
Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sakin Bandung pada bulan
Januari sampai dengan Desember 2015, menunjukan bahwa
Bronchopneumonia menempati urutan kedua yaitu 190 (14,5%) dari 10
penyakit terbesar setelah Chemotheraphy neoplasma. Mengingat dampak
yang ditimbulkan oleh bronchopneumonia yang begitu besar dan
menyebabkan kematian maka perlu dilakukan asuhan keperawatan secara
komprehensif.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat suatu KaryaTulis
Ilmiah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Anak A Usia Infant (2 Bulan)
dengan Bronchopneumonia di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum
Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung”.
B. Ruang Lingkup
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis membatasi ruang
lingkup masalah yang dibahas yaitu Asuhan Keperawatan Anak A Usia Infant
(2 Bulan) dengan Bronchopneumonia di Ruang Kenanga Lantai I Rumah
Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis memperoleh pengetahuan secara nyata dalam asuhan
keperawatan pada klien dengan Bronchopneumonia secara komprehensif
4
meliputi aspek bio, psiko, sosial, dan spiritual yang didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melaksanakan pengkajian yang meliputi
pengumpulan data dan menetapkan masalah keperawatan pada anak
A usia infant (2 bulan) dengan Bronchopneumonia
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan
prioritas masalah pada anak A usia infant (2 bulan) dengan
Bronchopneumonia.
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan berdasarkan
perioritas masalah pada anak A usia infant (2 bulan) dengan
Bronchopneumonia.
d. Penulis mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan
rencana asuhan keperawatan pada anak A usia infant (2 bulan)
dengan Bronchopneumonia.
e. Penulis mampu mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah
dilakukan pada anak A usia infant (2 bulan) dengan
Bronchopneumonia.
f. Penulis mampu mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan yang
telah dilakukan pada anak A usia infant (2 bulan) dengan
Bronchopneumonia.
5
D. Manfaat Penulisan
1. Rumah Sakit
Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat yang ada di
rumah sakit dalam mengambil langkah-langkah kebijakan dalam rangka
meningkatkan pelayanan keperawatan pada anak dengan
Bronchopneumonia.
2. Bagi Institusi
Sebagai bahan ilmiah dan sumber informasi bagi institusi dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan pada masa yang akan datang.
3. Bagi Profesi Keperawatan
Sebagai acuan dalam mengembangkan profesi keperawatan khususnya
asuhan keperawatan pada anak dengan Bronchopneumonia.
4. Bagi Penulis
Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma
III Keperawatan. Hal yang penting bagi penulis adalah sebagai bahan
evaluasi tentang penetapan konsep perawatan yang di dapatkan selama
pendidikan ke dalam praktek keperawatan secara nyata.
E. Metode Telaahan
Metode yang digunakan penulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah
ini yaitu metode deskriptif melalui studi kasus. Adapun metode pengumpulan
data yang digunakan dalam menyusun Karya Tulis ini adalah :
1. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan melakukan komunikasi lisan
secara langsung menanyakan pada klien dan keluarganya.
6
2. Observasi Partisipasi yaitu mengamati keadaan klien yang meliputi bio,
psiko, sosio cultural dan spiritual.
3. Pemeriksaan Fisik yaitu pengumpulan data dengan melakukan
pemeriksaan fisik pada klien dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi.
4. Studi Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan mempelajari data
dan status klien melalui rekam medis.
5. Studi Kepustakaan yang disesuaikan dengan teori kasus yang diperoleh
di lahan praktek.
F. Waktu Pelaksanaan
Studi kasus dilaksanakan selama 3 hari mulai tanggal 01 – 03 Maret
2016.
G. Tempat Pelaksanaan
Studi kasus ini dilaksanakan di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
H. Sistematika Penulisan
Karya tulis ini disusun dengan sistematika yang dijabarkan dalam 4 Bab
yaitu :
Bab I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, ruang lingkup,
tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode telaahan, waktu dan
tempat pelaksanaan, serta sistematika telaahan.
7
Bab II : Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan Anak dengan
Bronchopneumonia, menjelaskan konsep dasar dan tinjauan
teoritis asuhan keperawatan.
Bab III : Tinjauan Kasus dan Pembahasan, yang membahas tentang
Asuhan Keperawatan Anak A Usia Infant (2 Bulan) dengan
Bronchopneumonia di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung, serta membahas tentang
perbandingan antara fakta dan teoritis yang ada yang dibahas
secara sistematis mulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
Bab IV : Kesimpulan dan Rekomendasi, memuat tentang kesimpulan dari
pelaksanaan asuhan keperawatan Anak A Usia Infant (2 Bulan)
dengan Bronchopneumonia, serta formulasi saran atau
rekomendasi yang operasional terhadap masalah yang ditemukan.
8
BAB II
TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN
BRONCHOPNEUMONIA
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Bronchopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang
mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area
terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang
berdekatan di sekitarnya (Smeltzer dan Suzanne C. 2002, dikutip dalam
Nurarif dan Kusuma, 2015).
Bronchopneumonia adalah jenis infeksi paru yang disebabkan oleh
agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar alveoli (Nurarif
dan Kusuma,2015).
Bronchopneumonia adalah peradangan paru yang terjadi pada
jaringan atau alveoli yang biasanya didahului oleh infeksi traktus
respiratus bagian atas selama beberapa hari (Padila, 2013).
Dari 3 definisi tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa
bronchopneumonia adalah salah satu jenis penyakit infeksi pada paru-
paru baik disebabkan oleh bakteri, virus maupun benda asing yang
ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang menyerang satu atau
beberapa dari lobus paru-paru.
9
2. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan
a. Anatomi sistem pernapasan
Anatomi sistem pernapasan dapat dilihat pada Gambar 1. di
bawah ini:
Gambar I. Anatomi sistem pernapasan (Syaifuddin, 2006).
Secara sistematis sistem pernapasan dibagi menjadi saluran
pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah. Saluran pernapasan
atas terdiri dari hidung, nasofaring, orofaring, laringofaring dan
laring. Sedangkan saluran pernapasan bawah terdiri dari trachea,
semua segmen dan percabangan broncus dan paru-paru (Syaifuddin,
2006).
1) Saluran pernapasan atas
a) Hidung: merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat
pernapasan dan indra penciuman. Bentuk dan struktur
hidung mempunyai piramid atau kerucut dengan alasnya
pada prosesus palatines os maksilaris dan pars horizontal
os platum.
9
2. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan
a. Anatomi sistem pernapasan
Anatomi sistem pernapasan dapat dilihat pada Gambar 1. di
bawah ini:
Gambar I. Anatomi sistem pernapasan (Syaifuddin, 2006).
Secara sistematis sistem pernapasan dibagi menjadi saluran
pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah. Saluran pernapasan
atas terdiri dari hidung, nasofaring, orofaring, laringofaring dan
laring. Sedangkan saluran pernapasan bawah terdiri dari trachea,
semua segmen dan percabangan broncus dan paru-paru (Syaifuddin,
2006).
1) Saluran pernapasan atas
a) Hidung: merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat
pernapasan dan indra penciuman. Bentuk dan struktur
hidung mempunyai piramid atau kerucut dengan alasnya
pada prosesus palatines os maksilaris dan pars horizontal
os platum.
9
2. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan
a. Anatomi sistem pernapasan
Anatomi sistem pernapasan dapat dilihat pada Gambar 1. di
bawah ini:
Gambar I. Anatomi sistem pernapasan (Syaifuddin, 2006).
Secara sistematis sistem pernapasan dibagi menjadi saluran
pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah. Saluran pernapasan
atas terdiri dari hidung, nasofaring, orofaring, laringofaring dan
laring. Sedangkan saluran pernapasan bawah terdiri dari trachea,
semua segmen dan percabangan broncus dan paru-paru (Syaifuddin,
2006).
1) Saluran pernapasan atas
a) Hidung: merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat
pernapasan dan indra penciuman. Bentuk dan struktur
hidung mempunyai piramid atau kerucut dengan alasnya
pada prosesus palatines os maksilaris dan pars horizontal
os platum.
10
b) Faring: Bagian sebelah atas faring dibentuk oleh badan
tulang sfenoidalis dan sebelah dalamnya berhubungan
langsung dengan esofagus. Pada bagian belakang, faring
dipisahkan dari vertebra servikalis oleh jaringan
penghubung, sementara dinding depannya tidak sempurna
dan berhubungan dengan hidung, mulut dan laring.
c) Laring: merupakan saluran udara yang bertindak sebagai
pembentukan suara terletak di depan bagian faring sampai
ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trachea
di bawahnya. Laring itu dapat ditutup oleh sebuah empang
tenggorok yang disebut epiglottis, yang terdiri dari tulang-
tulang rawan yang berfungsi menutup laring pada waktu
kita menelan makanan (Syaifuddin, 2006).
2) Saluran pernapasan bawah
a) Trakea: merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh
16–20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang
berbentuk seperti kuku kuda. Sebelah dalam diliputi oleh
selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia,
hanya bergerak ke arah luar. Panjang trachea 9 – 11 cm dan
dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot
polos.
b) Bronkus: merupakan percabangan dari trakea yang terdiri
dari bronkus kiri dan bronkus kanan. Bronkus kanan
11
bercabang lagi menjadi lobus atas dan lobus bawah.
Bronkus lobaris bercabang lagi menjadi bronkus tersier
(segmental). Bronkus kiri dan bronkus kanan lebih pendek
dan besar yang arahnya hampir vertical dari trakea,
sehingga mempermudah pemasangan kateter atau selang
endotrakea dan tempat tersangkutnya benda asing yang
terhirup. Sebaliknya bronkus kiri lebih panjang dan lebih
sempit merupakan kelanjutan dari trakea dengan sudut yang
lebih tajam.
c) Paru-paru: merupakan salah satu organ sistem pernapasan
yang berada di dalam kantong yang dibentuk oleh pleura
parietalis dan pleura viseralis. Kedua paru-paru sangat
lunak, elastic, sifatnya ringan terapung di dalam air, dan
berada dalam rongga toraks.
d) Thoraks: Rongga thoraks terdiri atas rongga pleura kanan
dan kiri bagian tengah yang disebut mediastinum. Jaringan
fibrosa membentuk dinding sekeliling mediastinum, yang
secara sempurna memisahkannya dari rongga pleura kanan,
dimana terletak paru kanan dan rongga pleura kiri, yang
merupakan tempat dari paru kiri, satu-satunya rongga
dalam rongga thoraks yang tidak terletak dalam
mediastinum adalah paru-paru (Syaifuddin, 2006).
12
b. Fisiologi Sistem Pernapasan
Proses terjadinya pernapasan terbagi dalam 2 bagian yaitu
inspirasi (menarik napas) dan ekspirasi (menghembuskan napas).
Bernapas berarti melakukan inspirasi dan ekspirasi secara
bergantian, teratur, berirama dan terus menerus. Bernapas
merupakan gerak refleks yang terjadi pada otot-otot pernapasan.
Refleks bernapas ini diatur olehpusat pernapasan yang terletak di
dalam sum-sum tulang penyambung (medula oblongata). Pusat
pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar CO2 dalam darah
dan kekurangan dalam darah. Inspirasi terjadi bila muskulus
diafragma telah mendapat rangsangan dari nervus frenukus lalu
mengerut datar.
Pada saat ekspirasiotot-otot akan kendur lagi (diafragma akan
menjadi cekung, muskulus interkostalis miring lagi) dan dengan
demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara
didorongkeluar. Jadi proses respirasi atau pernapasan ini terjadi
karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru
(Syaifuddin, 2006).
3. Etiologi
Secara umum orang terserang bronchopnemonia disebabkan oleh
adanya penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi
organisme patogen. Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh
virus, bakteri, jamur, protozoa, mikobakteri, mikoplasma dan riketsia.
13
Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut: Bakteri
(Sreptococcus, Stapphylococcus, H.Influenzae), Virus (Legionella
Pneumoniae) dan Jamur (Candida Albicans) (Nurarif dan Kusuma,
2015).
4. Patofisiologi
Infeksi diawali karena seseorang menghirup basil M.tuberculosis.
bakteri menyebar melalui jalan napas menuju alveoli lalu menjangkau
sampai ke area laindari paru-paru (lobus atas). Selanjutnya, sistem
kekebalan tubuh memberikan respon dengan melakukan reaksi inflamasi.
Neutrofil dan makrofag melakukan aksi fagositosis (menelan bakteri),
sementara limfosit spesifik tuberculosis menghancurkan (melisiskan)
basil dan jaringan normal. Reaksi jaringan ini mengakibatkan
terakumulasinya eksudat dalam alveoli yang menyebabkan
bronchopneumonia. Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2-10
minggu setelah terpapar oleh bakteri (Somantri, 2007).
5. Tanda dan gejala
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran
pernapasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita
bronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti
menggigil, demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung
kemerahan, saat bernapas menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul
sianosis. Terdengar adanya krekles di atas paru yang sakit dan terdengar
14
ketika terjadi konsolidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat) (Nurarif
dan Kusuma, 2015).
6. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah: pada kasus bronchopneumonia oleh bakteri
akan terjadi leukositosis (meningkatnya jumlah neutrofil).
2) Pemeriksaan sputum: bahan pemeriksaan yang terbaik diperoleh
dari batuk yang spontan dan dalam, digunakan untuk
pemeriksaan mikroskopis dan kultur serta tes sensitifitas untuk
mendeteksi agen infeksius.
3) Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan
status asam dan basa.
4) Kultur darah untuk mendeteksi bakterimia.
5) Sampel darah, sputum dan urin untuk tes imunologi untuk
mendeteksi antigen mikroba.
b. Pemeriksaan radiologi
1) Rontgenogram thoraks: menunjukkan konsolidasi lobar yang
sering kali dijumpai pada infeksi pneumokokul atau klebsiella.
Infiltrat multiple seringkali dijumpai pada infeksi stafilokokus
dan haemofilus.
2) Laringoskopi/bronkoskopi: untuk menentukan apakah jalan
napas tersumbat oleh benda padat (Nurarif dan Kusuma, 2015).
15
7. Penatalaksanaan medis
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015) penatalaksanaan yang dapat
diberikan pada pasien dengan bronchopneumonia adalah sebagai berikut:
a. Menjaga kelancaran pernapasan.
b. Kebutuhan istirahat, yaitu pasien dengan bronchopneumonia sering
terjadi hiperpireksia sehingga pasien perlu cukup istirahat, semua
kebutuhan pasien harus ditolong di tempat tidur.
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan, yaitu pasien bronchopneumonia
hampir semua mengalami masukan makanan yang kurang, suhu
tubuh yang tinggi selama beberapa hari dan masukan cairan yang
kurang dapat menyebabkan dehidrasi. Untuk mencegah dehidrasi
dan kekurangan kalori dipasang infuse dengan cairan glukosa 5%
dan NaCl 0,9%.
d. Pengobatan, yaitu diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi.
Akan tetapi hal itu perlu waktu dan pasien perlu terapi secepatnya
maka biasanya diberikan penisilin ditambah dengan cloramfenikol
atau diberikan antibiotik yang berspektrum luas seperti ampisilin.
8. Komplikasi
Komplikasi dari penyakit bronchopneumonia adalah gagal napas,
effusi pleura, empiema dan abses (Rangki & Susen, 2014).
16
17
18
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Semua
data dikumpulkan secara sistematis guna menentukan status kesehatan
klien. Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan
aspek biologis, psikologis, sosial maupun spritual klien (Asmadi, 2008).
a. Pengumpulan data
1) Biodata
a) Identitas klien: meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku/bangsa, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal
pengkajian, nomor register, diagnosa medik, dan alamat
(Asmadi, 2008).
b) Identitas penanggung jawab: meliputi nama, umur, agama,
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, hubungan dengan
klien, dan alamat.
2) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
(1) Alasan masuk rumah sakit yaitu keluhan yang dirasakan
klien sehingga klien dirawat di rumah sakit. Pada klien
dengan bronchopneumonia keluhan yang dirasakan
sebelum masuk rumah sakit adalah batuk-batuk, sesak
napas dan demam tinggi.
19
(2) Keluhan utama, yaitu keluhan yang paling dirasakan
oleh klien pada saat dilakukan pengkajian. Pada klien
bronchopneumonia keluhan yang sering dikeluhkan
pada bayi adalah batuk, nyeri dada, kesulitan bernafas,
demam.
(3) Riwayat keluhan utama, yaitu menggambarkan keadaan
kesehatan klien dengan menggunakan analisa simptom
metode PQRST (provoaktive/palliative, Quality/
Quantity, Region/Radiation, Severity/Scale, Timing)
(Asmadi, 2008).
b) Riwayat kesehatan masa lalu
(1) Riwayat kehamilan (pre natal care)
Dikaji mengenai kehamilan yang keberapa, kebiasaan
yang kurang baik seperti minum alkohol, merokok,
keluhan-keluhan selama hamil, terutama penyakit
pernapasan seperti ISPA, distress janin, jarak
kehamilan dan emosi serta peningkatan tekanan darah.
(2) Riwayat kelahiran (intra natal)
Kaji mengenai adanya riwayat respiratory distress,
mekonium aspira, penanganan persalinan terutama
pembersihan jalan napas semasa kelahiran, adakah
asfiksia, tingkatan asfiksia berat dan sedang, nilai
APGAR sesaat lahir.
20
(3) Riwayat post kelahiran (post natal care)
Imaturitas sistem pernapasan, kegagalan beradaptasi
dengan perbedaan atmosfer udara saat bayi mulai
bernafas, riwayat influenza dan ISPA yang berulang-
ulangserta riwayat adanya hipotermi.
(a) Riwayat neonatal: kaji adanya distress pernafasan,
sianosis, ikterus, kejang, kemampuan meenelan,
pola tidur, cara pemberian makan (ASI) atau susu
formula.
(b) Riwayat infant: pada usia infant (28 hari-12 bulan),
yang perlu dikaji adalah riwayat imunisasi,
penyakit yang pernah diderita pada usia infant
misalnya ISPA, riwayat kejang, pola makan anak,
pola aktivitas, pertambahan BB, pertumbuhan TB,
tahapan perkembangan sesuai usia.
c) Riwayat kesehatan keluarga
(1) Pengkajian terhadap riwayat kesehatan keluarga antara
lain meliputi data tentang anggota keluarga yang
menderita penyakit pernapasan misalnya asma, fibrosis
kista, kanker paru, infeksi pernapasan tuberculosis atau
alergi dengan menggunakan genogram tiga generasi.
21
3) Riwayat imunisasi
Yang perlu diperhatikan bahwa pemberian imunisasi
dimulai sejak lahir hingga umur 1 (satu) tahun seperti BCG
diberikan 1 kali pada saat usia lahir bayi 0-11 bulan, DPT
diberikan sebanyak 3 kali pada saat usia bayi 2-11
bulan,hepatitis B diberikan 3 kali pada usia 0-11 bulan, polio
diberikan sebanyak 4 kali pada saat usia bayi 0-11 bulan dan
campak diberikan 1 kali pada saat usia anak 9-11 bulan (Depkes
2000 dikutip dalam Hidayat 2012).
4) Riwayat Tumbuh Kembang
a) Pertumbuhan Fisik Anak
Hal yang perlu diketahui yaitu berat badan selama sakit
(berat badan selama sakit biasanya menurun disebabkan
oleh absorbsi makanan di usus tengah), panjang badan,
jumlah gigi, lingkar kepala, lingkar lengan atas dan lingkar
dada.
b) Perkembangan Anak
Tabel 2. Perkembangan Anak Usia 1-2 Bulan
No
Umur
(Bulan)
Motorik Kasar Motorik Halus
1. 1 Dapat memutar kepala dari
satu sisi kesisi lain bila
telungkup.
Refleks menggenggam
kuat
2. 2 Bila telungkup, dapat
mengangkat kepala hampir
45 derajat dari meja.
Tangan sering terbuka dan
refleks menggenggam
menghilang.
Sumber : (Wong, 2004)
22
5) Riwayat Nutrisi
Yang perlu ditanyakan adalah riwayat pemberian ASI,
pemberian susu formula, pemberian makanan tambahan dan
pola perubahan nutrisi tiap tahapan usia (Wong, 2004).
6) Pola aktifitas sehari-hari meliputi: nutrisi, eliminasi, istirahat
dan tidur, personal hygiene.
7) Riwayat psikososial
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien dan
keluarga (orang tua) untuk menilai respon terhadap penyakit
yang diderita. Apakah ada dampak yang timbul pada klien dan
orang tua, yaitu timbul seperti ketakutan akan kecacatan, rasa
cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara
optimis.
8) Riwayat spiritual
Yang dikaji adalah ketaatan anak dalam beribadah dan
menjalankan kepercayaan, support dalam keluarga dan ritual
yang biasa dijalankan oleh klien dan keluarga.
9) Reaksi hospitalisasi
a) Anak, yaitu adanya rasa takut terhadap dokter, perawat dan
orang-orang yang ada di rumah sakit.
b) Orang tua, yaitu penolakan, tidak menerima dan kurang
pengetahuan tentang tindakan-tindakan medis dan proses
keperawatan.
23
10) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui empat teknik, yaitu
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi (IPPA). Dalam
pemeriksaan fisik hal yang perlu dikaji adalah sebagai berikut:
a) Keadaan umum, yaitu biasanya anak dengan
bronchopneumonia akan datang dengan adanya keluhan
sesak nafas berat, dengan keadaan umum yang buruk, kaji
mengenai tingkat kesadaran.
b) Kesadaran yaitu terdiri dari enam tingkatan yaitu
composmentis, apatis, somnolen, delirium, stupor dan
koma.
c) Tanda-tanda vital, yaitu sebelum melakukan tindakan lain,
yang perlu diperhatikan adalah tanda-tanda vital, karena
sangat berhubungan dengan fungsi kehidupan dan tanda-
tanda lain yang berkaitan dengan masalah yang terjadi.
d) Pengkajian antropometri, yaitu meliputi pengukuran
panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada,
dan lingkar perut dengan menggunakan timbangan dan
meteran.
e) Sistem pernapasan, yaitu kemungkinan besar didapatkan
retraksi interkosta dan adanya penggunaan otot-otot
pernapasan saat bernafas. Adanya nyeri dada saat bernapas
diperlihatkan dengan kondisi bayi yang gelisah, sering
24
menangis dan terlihat meringis. Adanya lendir pada saat
batuk. Kaji kesimetrisan ekspansi paru, suara nafas ronchi
atau wheezing. Pada umumnya frekuensi pernapasan
meningkat. Frekuensi pernapasansecara normal pada bayi
yaitu: Neonatus (40-60x/ menit), Infant (30-60x / menit),
Toddler (24-40x/ menit) (Nurarif dan Kusuma, 2015).
f) Sistem kardiovaskuler, yaitu kaji adanya takikardi,
irtabilita. Kaji kesimetrisan ekspansi paru, suara nafas
ronchi atau wheezing serta irama jantung.
g) Sistem pencernaan, yaitu kajikebiasaanbayi : malas minum
atau makan, muntah, berat badan menurun, lemah. Pada
orang tua yang dengan tipe keluarga anak pertama, mungkin
belum memahami tentang tujuan dan cara pemberian
makanan/cairan personde.
h) Sistem muskuloskeletal, yaitu kaji tonus otot, lemah secara
umum.
i) Sistem indra
(1) Mata, yaitu pada bayi yang mengalami sesak berat
biasanya dijumpai sianosis pada palpebra dan
konjungtiva, kelopak mata kemungkinan cekung.
(2) Telinga, yaitu kemungkinan terjadinya komplikasi
otitis media, bersamaan dengan bronchopneumonia
atau setelahnya karena tidak ditangani.
25
(3) Hidung, yaitu kaji apakah ada pernapasan cuping
hidung, defiasi septum, kepatenan hidung (jika nares
posterior membesar menunjukan adanya distress
pernafasan), adalah keluaran cairan dari lubang hidung.
(4) Mulut, yaitu biasanya akan dijumpai sianosis sekitar
mulut, bibir kering dan pecah-pecah, apakah sputum
sulit dikeluarkan, adakah labiopalatognatikus, dan
kekuatan menghirup.
j) Sistem endokrin, yaitu pada awal penyakit umumnya tidak
ada kelainan, adanya kaku kuduk apabila sudah mencapai
stadium lanjut dan penurunan kesadaran akibat
bakterinemia dan meningitis, pembesaran kelenjar getah
bening sebagai reaksi imunologi terhadap infeksi.
k) Sistem perkemihan, yaitu kaji kebersihan genitalia.
l) Sistem imun, yaitu kaji adanya pembesaran dan nyeri tekan
pada kelenjar limfe.
m) Sistem saraf, yaitu pada pasien bronchopneumonia
biasanya bila demam tinggi akan mengalami kejang.
n) Sistem integumen, yaitu kaji kebersihan kulit secara umum,
suhu tubuh.
11) Data penunjang
Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi.
26
12) Penatalaksanaan medis
Diberikan yaitu antibiotik, bronchodilator, seperti Ambroxsol
syrup dan bedrest ditempat tidur.
b. Pengelompokan data
Pengelompokan data klien merupakan keadaan tertentu dimana
klien mengalami permasalahan kesehatan berdasarkan kriteria
permasalahanya. Data-data yang muncul diklasifikasikan dalam data
subyektif dan obyektif (Nursalam, 2013).
c. Analisa data
Analisa data merupakan proses berfikir secara ilmiah
berdasarkan teori-teori yang dihubungkan dengan data-data yang
ditemukan saat pengkajian. Menginterprestasikan data atau
membandingkan dengan standar fisiologis setelah dianalisa, maka
akan didapat penyebab terjadinya masalah pada klien.Analisa data
terdiri dari : problem, etiologi, sympton.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respons manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari
individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti (Nursalam,
2013).
Adapun diagnosis keperawatan yang muncul pada anak dengan
bronchopneumonia (Doenges, Moorhouse dan Geissler, 2000) adalah:
27
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi
trakea bronchial, pembentukan edema dan peningkatan produksi
sputum.
b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolar-kapiler (efek inflamasi).
c. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, reaksi
seluler terhadap sirkulasi toksin dan batuk menetap.
d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.
e. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen, ketidaknyamanan batuk berlebihan
dan dispnea.
f. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan
dengan kehilangan cairan berlebihan, penurunan masukan oral.
g. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan tubuh.
h. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan
berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah.
3. Perencanaan.
Perencanaan atau intervensi keperawatan adalah desain spesifik
dari intervensi yang disusun untuk membantu klien dan mencapai kriteria
hasil(Nursalam, 2013).
28
Menurut Doenges, Moorhouse dan Geissler, 2000, diagnosa
keperawatan yang muncul pada klien dengan bronchopneumonia maka
perencanan yang akan dilakukan untuk masing-masing diagnosa
keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi
trakea bronkial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum.
Tujuan: bersihan jalan napas kembali efektif, dengan kriteria hasil
menunjukan jalan napas paten dengan bunyi napas bersih dan tidak
ada dispnea, sianosis.
Tabel 3. Intervensi dan Rasional Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
No Intervensi Rasional
1
2.
3.
4.
5.
Kaji frekuensi dan kedalaman
pernapasan dan gerakan dada.
Auskultasi area paru, catat area
penurunan/tidak aliran darah dan
bunyi napas adventus misal
krekels, mengi.
Penghisapan sesuai indikasi.
Bantu mengawasi efek
pengobatan nebulizer dan
fisioterapi.
Berikan cairan tambahan, mis: IV
dan Oksigen.
Takipnea, pernapasan dangkal, dan
gerakan dada tidak simetris, sering
terjadi karena ketidaknyamanan
gerakan dinding atau cairan paru.
Penurunanaliran udara terjadi pada
area konsolidasi dengan cairan.
Merangsang batuk secara mekanik
pada pasien yang tidak mampu batuk
yang tidak efektif.
Memudahkan dalam pengenceran dan
pembuangan sekret
Cairan diperlukan untuk menggantikan
kehilangan dan memobilisasikan sekret
Sumber : (Doengoes,Moorhouse dan Geissler, 2000)
b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolar-kapiler (efek inflamasi).Tujuan: Pertukaran gas kembali
normal, dengan kriteria hasil menunjukkan perbaikan ventilasi dan
oksigenasi jaringan dengan GDA dalam rentang normal dan tak ada
gejala distress pernapasan.
29
Tabel 4. Intervensi dan Rasional Kerusakan Pertukaran Gas
No Intervensi Rasional
1.
2.
Kaji ferekuensi kedalaman dan
kemudahan bernapas
Observasi warna kulit, membran
mukosa, dan catat adanya
sianosis perifer (kuku) atau
sianosis sektral (sirkumoral)
Manifestasi distres pernapasan
tergantung pada/indikasi dekat
keterlibatan paru dan status kesehatan
umum.
Sianosis kuku menunjukan
vasokontriksi atau respons tubuh
terhadap demam/mengiggil.
3.
4.
Awasi suhu tubuhdengan benar.
Kolaborasi dalam pemberian
terapi oksigensesuai indikasi,
Demam tinggi sangat meningkatkan
kebutuhan metabolik dan kebutuhan
oksigen.
Untuk mempertahankan PaO2 di atas
60 mmHg (normal PaO2 80-100).
Sumber : (Doenges,Moorhouse dan Geissler, 2000)
c. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, reaksi
seluler terhadap sirkulasi toksin, batuk menetap. Tujuan: Nyeri
berkurang sampai hilang, dengan kriteria hasil nyeri hilang,
menunjukan rileks, istrahat/tidur, peningkatan aktifitas yang tepat.
Tabel 5. Intervensi dan Rasional Nyeri Akut
No Intervensi Rasional
1.
2.
3.
4.
Tentukan karakteristik nyeri misal :
tajam konstan, ditusuk. Selidiki
perubahan lokasi/intensitas nyeri
Pantau tanda vital.
Berikan tindakan nyaman, misal :
pijatan punggung, perubahan posisi
dengan cara di gendong.
Kolaborasi dalam pemberian
analgesik dan antitusif sesuai
indikasi
Nyeri dada, biasanya ada dalam
beberapa derajat pada dalam
bropneumonia, timbul komplikasi
perkarditis dan endokarditis.
Perubahan TD menunjukan bahwa
pasien mengalami nyeri.
Tindakan non-analgesik diberikan
dengan sentuhan lembut dapat
memperbesar efek terapi analgesik.
Dapat menekan batuk non
produktif/proksimal atau
menurunkan mukosa berlebihan.
Sumber: (Doenges,Moorhouse dan Geissler, 2000)
d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.
30
Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhi, dengan kriteria hasil
menunjukkan peningkatan nafsu makan dan mempertahankan/
meningkatkan berat badan.
Tabel 6. Intervensi dan Rasional Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh.
No Intervensi Rasional
1.
2.
3.
Identifikasi faktor yang menimbulkan
mual/muntah misal: sputum banyak,
pengobatan aerosol. Dispnea berat
nyeri.
Jadwalkan pengobatan sedikitnya 1
jam sebelum makan.
Auskultasi bunyi usus. Observasi atau
palpasi distensi abdomen
Pilihan intervensi tergantung
pada penyebab masalah.
Menurunkan efek mual yang
berhubungan pengobatan ini.
Bunyi usus mungkin menurun/
tidak ada bila proses infeksi
berat.
4. Berikan makan porsi kecil dan sering Dapat meningkatkan masukan
meskipun nafsu makan menurun
Sumber : (Doenges, Moorhouse dan Geissler, 2000)
e. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen. Tujuan: pasien dapat melakukan
aktivitas sesuai kondisi, dengan kriteria hasil menunjukan
peningkatan toleransi terhadap aktifitas yang dapat diukur dengan
tak adannya dispnea, kelemahan berlebihan dan tanda vital dalam
rentang normal.
Tabel 7. Intervensi dan Rasional Intoleransi Aktifitas
No Intervensi Rasional
1.
2.
Bantu aktifitas perawatan diri yang
diperlukan.
Berikan lingkungan tenang dan batasi
pengunjung selama fase akut sesuai
indikasi.
Menetapkan kemampuan
kebutuhan pasien dan
memudahkan pilihan intervensi.
Menurunkan stres dan
rangsangan berlebihan,
meningkatkan istrahat.
3. Bantu pasien memilih posisi nyaman
untuk istirahat/tidur
Pasien mungkin nyaman dengan
kepala tinggi, tidur dikursi atau
menunduk depan bantal.
Sumber : (Doenges,Moorhouse dan Geissler, 2000
31
f. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan berlebihan, penurunan masukan oral. Tujuan: Agar
terjadi keseimbangan cairan, dengan kriteia hasil membran mukosa
lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler cepat, tanda vital stabil
Tabel 8. Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi Terhadap Resiko
KekuranganVolume Cairan
No Intervensi Rasional
1.
2.
3.
Kaji turgor kulit, kelembaban
membran mukosa (bibir, lidah).
Catat laporan mual/muntah.
Pantau masukan dan keluaran, catat
warna, karakter urine. Hitung
keseimbangan cairan ,
Peningkatan suhu/memanjangnya
demam meningkatkan laju
metabolik dan kehilangan cairan
melalui evaporasi.
Indikator keadekuatan volume
cairan, meskipun membran mukosa
mulut mungkin kering
Adanya gejala ini menurunkan
masukan oral.
4. Kaji perubahan tanda vital Memberikan informasi tentang
keadekuatan volume cairan dan
kebutuhan penggantian.
5. Kolaborasi dalam pemberian obat
sesuai indikasi.
Berguna menurunkan kehilangan
cairan.
Sumber : (Doenges,Moorhouse dan Geissler, 2000)
g. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan utama.
Tujuan : Mencegah terjadinya penyebaran infeksi, dengan kriteria
hasil mencapai waktu perbaikan infeksi berulang tanpa komplikasi.
Tabel 9. Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi Infeksi
No Intervensi Rasional
1.
2.
Pantau vital dengan ketat,
khususnya selama awal terapi.
Batasi pengunjung sesuai indikasi.
Selama periode waktu ini resiko
komplikasi fatal (hipotensi/syok)
dapat terjadi.
Menurunkan pemajanan terhadap
patogen infeksi lain.
3.
4.
Dorong keseimbangan istrahat
adekuat dengan aktifitas.
Berikan antimikrobial sesuai
indikasi.
Tanda perbaikan kondisi harus
terjadi dalam 44-48 jam.
Untuk membunuh kebanyakan
mikrobakterial pneumonia
Sumber : (Doenges, Moorhouse dan Geissler, 2000)
32
i. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan
berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah.
Tujuan : Meningkatkan pemahaman kondisi dan proses penyakit,
dengan kriteria hasil melakukan perubahan pola hidup dan
berpartisipasi dalam program pengobatan.
Tabel 10. Intervensi dan Rasional Kurang Pengetahuan Mengenai Kondisi
dan Kebutuhan Tindakan
No Intervensi Rasional
1. Diskusikan aspek ketidakmampuan
dari penyakit, lamanya
penyembuhan, dan harapan
kesembuahan.
Informasi dapat meningkatkan
koping dan membantu menurunkan
ansietas dan masalah berlebihan
2. Informasi dalam bentuk tertulis dan
verbal.
Kelemahan dan depresi dapat
mempengaruhi kemampuan untuk
mengasimilasi informasi
3. Tekankan perlunya melanjutkan
terapi antibiotik selama periode yang
dianjurkan
Penghentian dini antibiotik dapat
mengakibatkan iritasi mukosa
bronkus.
Sumber : Doenges, Moorhouse dan Geissler, 2000)
4. Implementasi
Pelaksanaan adalah inisiatif dan rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana
tindakan disusun dan ditujuakan pada nursing oders untuk menbantu
klien mencapai tujuan yang diharapkan (Nursalam, 2013).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan,
rencana intervensi, dan implementasinya. Sistem penulisan ini dapat
menggunakan sistem SOAP atau model dokumentasi lainnya (Nursalam,
2013).
33
S : Respon subjektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan.
O : Respon objektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan.
A : Analisa ulang atas data subjektif dan data objektif untuk
menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau ada masalah baru.
P : Perencanaan atau tindakan lanjut berdasarkan hasil analisa pada
respon.
6. Dokumentasi
Perawat memerlukan suatu standar dokumentasi sebagai petunjuk
dan arah terhadap cara penyimpanan dan teknik pendokumentasian yang
benar. Oleh karena itu standar tersebut harus dipahami oleh rekan sejawat
dan profesi kesehatan lainnya termasuk tim akreditasi (Nursalam, 2013).
Berikut poin-poin penting dalam catatan perkembangan:
S : Respon subjektif klien terhadap tindakan.
O : Respon objektif klien terhadap tindakan.
A : Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan
masalah.
P : Perencanaan atau tindakan.
I : Implementasi.
E : Evaluasi.
34
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Laporan Kasus
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Biodata
a) Identitas Klien
Nama : An. A
Umur : 2 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku / bangsa : Sunda / Indonesia
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Alamat : Bojong Penggang
Tanggal Masuk : 27 Februari 2016
Tanggal Pengkajian : 1 Maret 2016
Ruangan : Kenanga Lantai 1
No. Register : 0001519082
Diagnosa Medis : Bronchopneumonia
35
b) Identitas Orang Tua
(1) Identitas Ayah
Nama : Tn. S
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Kawin
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Bojong Penggang
(2) Indentitas ibu
Nama : Ny. S
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Kawin
Suku/ bangsa : Sunda/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Hub. Dengan klien : Ibu klien
Alamat : Bojong Penggang
36
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
(1) Riwayat sebelum masuk RS
Sejak tiga hari sebelum masuk rumah sakit klien tampak
batuk yang semakin lama semakin bertambah, melihat
keadaan anaknya yang semakin menurun, sehingga orang
tua klien berinisiatif mengantarkan anaknya ke Rumah Sakit
Hasan Sadikin Bandung untuk mendapatkan perawatan.
(2) Keluhan Utama : Batuk
(3) Riwayat Keluhan Utama
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 1 Maret 2016, ibu
klien mengatakan anaknya batuk. Batuk yang dirasakan
klien adalah batuk kering, dimana penyebabnya tidak
diketahui oleh ibu klien. Batuk yang dirasakan terus-
menerus dan dirasakan pada bagian dada dengan intensitas
batuk ringan. Batuk sering dirasakan klien pada malam hari.
Batuk bertambah pada saat klien beraktivitas dan berkurang
saat klien beristirahat.
b) Riwayat kesehatan masa lalu
(1) Pre Natal Care: Ibu klien mengatakan selama hamil mengalami
mual dan muntah, dan ibu klien juga sering memeriksakan
kehamilannya ke bidan. Ibu klien mendapatkan imunisasi TT
37
pada kehamilan 8 bulan dan ibu klien tidak mengalami
penyakit infeksi selama hamil.
(2) Intra Natal: Ibu klien mengatakan saat melahirkan usia
kehamilannya cukup bulan. Ibu klien melahirkan secara
normal dan penolong persalinan adalah bidan.
(3) Post Natal: Saat lahir kondisi anak sehat dengan berat badan
3,4 kg dan panjang badan 50 cm.
c) Riwayat kesehatan keluarga
(1) Ibu klien mengatakan, ia mempunyai riwayat anemia.
(2) Ibu klien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang
mempunyai penyakit yang sama dengan klien.
Keterangan :
= Laki-laki/Perempuan
= Garis keturunan
? = Umur tidak diketahui
= Klien
= Tinggal serumah
? ?
24
?
?
?
?? ?
2 bln
20
Bagan 1. Genogram 3 generasi
38
3) Riwayat imunisasi
Tabel 11. Riwayat Imunisasi Anak A usia infant (2 bulan)
No Jenis imunisasi Waktu pemberian Reaksi setelah pemberian
1 BCG 1 kali Tidak ada reaksi
2 Polio - -
3 DPT 1 kali Demam
4 Campak - -
5 Hepatitis - -
Sumber: Data Pengkajian di Ruang Kenanga Lantai I RSUP dr. Hasan Sadikin
Bandung
4) Riwayat tumbuh kembang
(a) Pertumbuhan fisik Anak
(1) Berat badan saat lahir 3400 (3,4 kg) dan berat badan saat ini
7,3 kg.
(2) Panjang badan saat lahir 50 cm dan panjang badan sekarang
57 cm.
b) Perkembangan
(1) Motorik, yaitu klien dapat mengangkat kepala setinggi 45°
jika tenngkurap dan dapat mengenali ibunya.
(2) Bahasa, yaitu klien dapat menangis, megeluarkan suara
dengan kata-kata yang tidak jelas.
(3) Kognitif, yaitu klien dapat menangis ketika ditinggal
ibunya, dan kadang menolak ketika digendongsama orang
yang dianggapnya aneh.
(4) Sosialisasi, yaitu klien dapat memberikan senyumnya
ketika diajak bermain.
39
5) Riwayat nutrisi
(a) Pemberian ASI diberikan sejak lahir hingga sekarang dan
diberikan setiap hari yaitu pagi, siang dan malam.
(b) Pemberian susu formula: klien tidak diberikan susu formula.
6) Riwayat psikososial
Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang diderita
anaknya, ibu klien selalu berdoa agar anaknya cepat sembuh dan,
Ibu klien mengatakan kapan anaknya sembuh, ibu klien selalu
bertanya tentang penyakit anaknya, ibu klien nampak bingung bila
ditanya mengenai penyakit anaknya. Hubungan klien dengan kedua
orang tuanya baik dan ibu klien mengatakan tinggal di lingkungan
yang nyaman.
7) Riwayat spiritual
Klien beragama islam dan ibu klien selalu berdoa untuk
kesembuhan anaknya yang sedang sakit dan segera pulang kerumah
untuk berkumpul kembali bersama keluarganya.
8) Reaksi hospitalisasi
Ibu klien mengatakan membawa anaknya kerumah sakit karena
anaknya mengalami batuk sejak tiga hari yang terus-menerus
sebelum masuk rumah sakit. Ibu klien nampak cemas dengan
kondisi anaknya dan selalu menemani anaknya dirumah sakit.
40
9) Pola aktivitas sehari-hari
Tabel 12. Pola Aktivitas Sehari-hari Anak A Usia Infant (2 bulan)
No Jenis Aktivitas Sebelum sakit Selama sakit
1 Nutrisi
a) Cairan
(1) Jenis
minuman
(2) Frekuensi
b) Makanan
(1) Jenis
makanan
(2) Frekuensi
(3) Porsi
(4) Keluhan
Asi
3-4x/ hari
Asi
3-4x/ hari
Tidak ada
Tidak ada
Asi dan infuse
4-5x/ hari
Asi
4-5x/ hari
Tidak ada
Tidak ada
2 Eliminasi
a) BAB
(1) Tempat
pembuangan
(2) Frekuensi
(3) Warna
(4) Kosistensi
(5) Keluhan
b) BAK
(1) Tempat
pembungan
(2) Frekuensi
(3) Bau
(4) keluhan
Popok
1-2x/ hari
Kuning
Lunak
Tidak ada
Popok
3-5x/ hari
Khas amoniak
Tidak ada
Popok
3-4x/ hari
Kuning
Lunak
Tidak ada
Popok
3-5x/ hari
Khas amoniak
Tidak ada
3 Istirahat tidur
a) Siang
b) Malam
c) Kualitas
d) Keluhan
11.00- 14.00
19.00- 03.00
Baik
Tidak ada
11.00- 12.00
24.00- 05.00
Kurang baik
Sering terbangun
karena batuk
4 Personal hygiene
a) Mandi
(1) Cara
(2) Frekuensi
(3) Alat Mandi
b) Cuci rambut
(1) Frekuensi
(2) Alat
c) Gunting kuku
(1) Frekuensi
(2) Alat
Membasahi tubuh
dengan air
2x/ hari
Sabun dan air hangat
Setiap kali mandi
Pakai sampo
1x seminggu
Gunting kuku
Menggunakan
washlap
Lap badan 1x sehari
Air hangat
Setiap kali mandi
Tidak memakai
sampo
1x seminggu
Gunting kuku
Sumber : Data Pengkajian di Ruang Kenanga Lantai 1 dr. Hasan Sadikin
Bandung
41
10) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum : Lemah
b) Kesadaran : Composmentis GCS 15 ( E4, V5, M6)
c) Tanda- tanda vital
Pernapasan : 40x/ menit
Nadi : 106x/ menit
Suhu : 36,40
C
d) Antropometri
(1) Berat badan : 7,3 kg
(2) Tinggi badan : 57 cm.
(3) Lingkar kepala : 39 cm.
(4) Lingkar perut : 48 cm.
(5) Lingkar lengan atas : 17 cm.
e) Sistem pernapasan
Klien batuk tidak berlendir, bentuk hidung simetris kiri dan
kanan, tidak ada penumpukan sekret, tidak ada sianosis, tidak
ada epitaksis, tidak ada pernapasan cuping hidung, frekuensi
napas 40 x/menit, tidak menggunakan otot bantu pernapasan,
tidak ada massa, bunyi perkusi dada sonor, bunyi napas krekles
dan tidak ada bunyi napas tambahan.
f) Sistem kardiovaskuler
Konjungtiva merah muda, CRT 2 detik, ictus cordis tidak
nampak, frekuensi nadi 106 x/menit, bunyi pekak pada jantung,
42
bunyi jantung S1 dan S2 dan tidak ada bunyi jantung tambahan
(S3).
g) Sistem pencernaan
Bentuk bibir simetris, bibir nampak lembab, warna bibir merah
muda, tidak ada stomatitis, belum ada pertumbuhan gigi, bentuk
abdomen rata, bunyi timpani pada abdomen, peristaltik usus
12x/menit, tidak teraba adanya massa.
h) Sistem endoktrin
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan parathyroid serta
tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
i) Sistem integumen
Kulit nampak kurang bersih, warna kulit sawo matang, turgor
kulit baik, kulit teraba lengket, kuku nampak panjang dan kotor,
akral teraba hangat dengan suhu 36,40
C.
j) Sistem perkemihan
Warna urine kuning, tidak ada keluhan BAK dan tidak terpasang
kateter.
k) Sistem Reproduksi
Tidak mengalami gangguan.
l) Sistem Indra
(1) Mata: simetris kiri dan kanan, konjungtiva nampak merah
muda, sklera berwarna putih, pupil isokor, refleks pupil
43
terhadap cahaya baik, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada
massa.
(2) Hidung: posisi hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada
penumpukan sekret, tidak ada pernapasan cuping hidung,
tidak ada massa dan tidak ada nyeri tekan.
(3) Telinga: bentuk simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen,
tidak ada nyeri tekan dan tidak ada massa pada aurikula.
(4) Lidah: lidah tampak bersih
(5) Kulit: warna kulit sawo matang, kulit nampak bersih, tidak
ada edema, kulit teraba hangat 36,40
C
m) Sistem musculoskeletal
(1) Ekstremitas atas: Bentuk simetris kiri dan kanan, tidak ada
edema, terpasang IVFD Wida D5 4 tetes/ menit (mikro) di
tangan kiri, keadaan kuku nampak panjang dan kotor, refleks
trisep +/+, refleks bisep +/+, kekuatan otot 5 5 , tidak ada
edema.
(2) Ekstremitas bawah: Bentuk simetris kiri dan kanan, refleks
patella +/+, refleks achilles +/+, refleks babinski +/+,
kekuatan otot 5 5, dan tidak edema.
44
n) Sistem persarafan
Tes fungsi kranial:
(1) Nervus I (Olfaktorius): Tidak dilakukan pengkajian karena
klien masih berusia 2 bulan dan belum dapat memberikan
respon verbal.
(2) Nervus II (Optikus): Tidak dilakukan pengkajian karena
klien masih berusia 2 bulan dan belum dapat memberikan
respon verbal.
(3) Nervus III, IV, VI (Okulomotorius, Troklearis, Abdusen):
Pergerakan bola mata baik.
(4) Nervus V: Dapat membuka kelopak mata dengan normal,
rahang atas dan rahang bawah normal.
(5) Nervus VII (Fasialis): Wajah klien nampak simetris saat
tersenyum dan menangis.
(6) Nervus VIII (Akustikus): Klien berespon ketika dipanggil.
(7) Nervus IX, X (Glosofaringeus, Vagus): Tidak ada gangguan
menelan dan klien belum dapat mengucapkan kata- kata
karena klien masih berusia 2 bulan.
(8) Nervus XI (Aksesorius): Klien dapat menoleh ke kiri dan ke
kanan.
(9) Nervus XII (Hipoglosus): Pergerakan lidah baik
45
o) Sistem Imun
Terjadi penurunan daya tahan tubuh selama sakit yang ditandai
dengan anak mengalami kelemahan fisik.
11) Data Penunjang
(a) Pemeriksaan Laboratorium
Tabel 13. Pemeriksaan Laboratorium Anak A Usia Infant (2 bulan)
Tanggal 28 Februari
Test Hasil Unit Nilai Normal
Hematologi 14 parameter
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
L 9.1
L 28
L 3.39
16.200
432.000
83.5
26.8
32.2
g/dl
Juta/uL
/mm3
/mm3
FL
Pg
%
5,5- 13,5
29-41
4.08- 6.05
6000- 17.500
150.000- 450.000
74- 108
25- 35
30- 36
Hitung jenis leukosit
Basofil
Karsinofil
Batang
Segmen
Limfosit
Monosit
0
L 0
L 0
30
L 61
9
%
%
%
%
%
%
0-1
1-6
3-5
17-49
67- 77
2-10
Kimia klinik
CRP kuantitatif H 20.3 Mg/l < 5
Sumber : Data Laboratorium Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin
Bandung.
(b) Pemeriksaan radiologi tanggal 28 februari 2016
(1) Klinis
(a) Cor tidak membesar, diagfragma normal.
(b) Hilus kanan tertutup, bayangan apeks (tynus) kiri
normal.
(c) Corakan broncovesikuler normal.
46
(d) Tampak pembercakan di pericardial dan perhiler kiri.
(2) Kesan
(a) Bronchopneumonia bilateral.
(b) Tidak tampak kardiomegali.
12) Penatalaksanaan medis
a) Ampicilin 4 x 350 mg/ oral
b) Gentamicin 1 x 50 mg/ oral
b. Klasifikasi Data
1) Data subyektif
a) Ibu klien mengatakan anaknya batuk.
b) Ibu klien mengatakan tidur klien terganggu karena adanya
batuk.
c) Ibu klien mengatakan batuk anaknya tidak berlendir
d) Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit anaknya.
e) Ibu klien mengatakan kapan anaknya sembuh
f) Ibu klien mengatakan anaknya hanya lap badan menggunakan
air hangat 1x sehari selama di rumah sakit
2) Data Objektif
a) Keadaan umum nampak lemah.
b) Klien nampak batuk kering.
c) Terdengar bunyi krekles.
d) Ibu klien selalu bertanya tentang penyakit anaknya.
47
e) Ibu klien nampak bingung bila ditanya mengenai penyakit
anaknya.
f) Nampak tidur klien terganggu karena adanya batuk.
g) Jam tidur klien tidak cukup, Siang (11.00- 12.00), malam
(24.00- 05.00).
h) Klien sering terbangun dari tidurnya karena batuk.
i) Tanda- tanda vital :
Pernapasan : 40x/ menit
Nadi : 106x/ menit
Suhu : 36,4 O
C
j) Kuku klien nampak panjang dan kotor.
k) Kulit klien teraba lengket dan kusam.
l) Kulit klien nampak kurang bersih.
m) Pemeriksaan Radiologi : Bronchopneumonia Bilateral
c. Analisa Data
Tabel 14. Analisa Data
No. Symptom Etiologi Problem
1. DS :
1) Ibu klien mengatakan
anaknya batuk
2) Ibu klien mengatakan
tidur anaknya
terganggu karena
adanya batuk
3) Ibu klien mengatakan
batuk anaknya tidak
berlendir (kering)
DO :
1) Keadaan umum lemah
2) Klien nampak batuk
kering.
Jamur, bakteri, protozoa
Masuk alveoli
Peradangan pada bronkus
dan alveoli
Batuk
Gangguan
pola tidur
48
Lanjutan Tabel 14.
No. Symptom Etiologi Problem
3) Jam tidur klien tidak
cukup, Siang (11.00-
12.00), Malam (24.00-
05.00).
4) Nampak tidur klien
terganggu karena
adanya batuk
5) Klien sering terbangun
karena batuknya
6) Terdengar bunyi
krekles
7) Pemeriksaan radiologi:
Bronchopneunia
Bilateral.
Merangsang RAS
Gangguan pola tidur
2. DS :
1) Ibu klien mengatakan
anaknya hanya lap
badan menggunakan
air hangat 1x sehari
selama di rumah sakit
DO :
1) Kulit klien teraba
lengket dan kusam
2) Nampak kulit kurang
bersih
3) Kuku klien nampak
panjang dan kotor
Adanya penyakit yang
diderita oleh klien
Ketidakmampuan orang
tua merawat anaknya
Kebersihan diri klien
kurang
Defisit perawatan diri
Defisit
perawatan
diri
3. DS :
1) Ibu klien mengatakan
tidak tahu tentang
penyakit anaknya
2) Ibu klien mengatakan
kapan anaknya sembuh.
Adanya penyakit yang
diderita oleh klien
Perubahan status kesehatan
Kurang
pengetahuan
DO :
1) Ibu klien selalu
bertanya tentang
penyakit anaknya
2) Ibu klien nampak
bingung bila ditanya
mengenai penyakit
anaknya.
Kurang terpapar dengan
sumber informasi
Kurang informasi
Kurang pengetahuan
49
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya batuk ditandai
dengan :
DS :
1) Ibu klien mengatakan anaknya batuk.
2) Ibu klien mengatakan tidur anaknya terganggu karena adanya
batuk.
3) Ibu klien mengatakan batuk anaknya tidak berlendir (kering).
DO :
1) Keadaan umum lemah.
2) Klien nampak batuk kering.
3) Jam tidur klien tidak cukup, Siang (11.00-12.00), Malam
(24.00- 05.00).
4) Nampak tidur klien terganggu karena adanya batuk.
5) Klien sering terbangun karena batuknya.
6) Terdengar bunyi krekles
7) Pemeriksaan Radiologi : Bronchopneumonia Bilateral
b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang
tua merawat anaknya ditandai dengan :
DS :
1) Ibu klien mengatakan anaknya hanya lap badan 1x sehari
menggunakan air hangat selama di rumah sakit.
50
DO :
1) Kulit klien teraba lengket dan kusam.
2) Nampak kulit kurang bersih.
3) Kuku klien nampak panjang dan kotor.
c. Kurang pengetahuan mengenai penyakit anaknya berhubungan dengan
kurang terpajan informasi ditandai dengan :
DS :
1) Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit anaknya.
2) Ibu klien mengatakan kapan anaknya sembuh.
DO :
1) Ibu klien selalu bertanya tentang penyakit anaknya.
2) Ibu klien nampak bingung bila ditanya mengenai penyakit
anaknya.
51
3. Rencana Tindakan Keperawatan
Nama : An. A Tanggal masuk RS : 27 Februari 2016
Umur : 2 bulan Tanggal Pengkajian : 01 Maret 2016
Jenis kelamin : Laki- laki No. Register : 0001519082
Alamat : Bojong Penggang Diagnosa : Bronchopneumonia
Tabel 15. Rencana Tindakan Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 2 3 4 5
1 Gangguan pola tidur berhubungan dengan
adanya batuk, ditandai dengan:
DS :
a. Ibu klien mengatakan anaknya
batuk
b. Ibu klien mengatakan tidur klien
terganggu dengan batuknya
DO :
a. Klien nampak batuk kering
b. Jam tidur klien tidak cukup,
Siang (11.00- 12.00), Malam
(24.00- 05.00)
c. Nampak tidur klien terganggu
karena adanya batuk
Setelah diberikan tindakan
keperawatan selama 3 hari
klien dapat istirahat dengan
tenang, dengan kriteria hasil:
a. Pola tidur klien
kembali normal dan
teratur (12- 14 jam/
hari)
b. Batuk berkurang
(hilang)
1. Evaluasi respon klien
terhadap aktivitas,
perubahan tanda vital
selama dan sesudah
beraktivitas
2. Berikan lingkungan tenang
dan batasi pengunjung
selama fase akut sesuai
indikasi
3. Bantu klien memilih posisi
nyaman untuk istirahat dan
tidur
1. Mengobservasi kemampuan
atau kebutuhan pasien selama
dan sesudah aktivitas
2. Menurunkan stress dan
rangsangan berlebihan,
meningkatkan istirahat
3. Klien mungkin nyaman
dengan kepala tinggi atau
posisi terlentang
52
Lanjutan Tabel 15.
No. Diagnosa Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 2 3 4 5
d. Klien sering terbangun dari
tidurnya karena batuknya
e. Terdengar bunyi krekles
f. Pemeriksaan Radiologi:
Bronchopneumonia Bilateral
4. Kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
antibiotic
4. Untuk menekan atau
menghentikan perkembangan
bakteri atau mikroorganisme
berbahaya yang berada di dalam
tubuh
2. Defisit perawatan diri berhubungan
dengan ketidakmampuan orang tua
meerawat anaknya ditandai dengan:
DS :
a) Ibu klien mengatakan anaknya
hanya lap badan menggunakan
air hangat 1x sehari selama di
rumah sakit
DO :
a) Kulit klien teraba lengket dan
kusam
b) Nampak kulit klien kurang
bersih
c) Kuku klien nampak panjang
dan kotor
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 hari
defisit perawatan diri klien
dapat terpenuhi dengan
kriteria hasil :
a. Orang tua mampu
memenuhi kebutuhan
hygiene klien
b. Klien nampak bersih
c. Kuku klien nampak
pendek dan bersih
1. Kaji kemampuan
keluarga dalam
melakukan perawatan
kepada klien
2. Jelaskan motivasi dan
demonstrasikan cara
memandikan yang
benar pada orang tua
3. Bantu keluarga dalam
melakukan personal
hygiene kepada klien
4. Jaga kebersihan pakaian
dan alat tenun
1. Kondisi dasar akan menentukan
tingkat kekurangan kebutuhan
perawatan diri klien
2. Meningkatkan motivasi untuk
perawatan diri secara mandiri atau
parsial
3. Dengan melakukan personal
hygiene dapat memberikan
kenyamanan dan mencegah terjadi
penyebaran penyakit.
4. Pakaian yang bersih dan alat tenun
yang kering dapat memberikan
rasa nyaman bagi klieen dan tidak
menyebabkan gatal
53
Lanjutan Tabel 15.
No. Diagnosa Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 2 3 4 5
3 Kurang pengetahuan mengenai kondisi
anaknya berhubungan dengan kurang
terpajan informasi.ditandai dengan :
DS :
1) Ibu klien mengatakan tidak
tahu tentang penyakit
anaknya.
2) Ibu klien mengatakan kapan
anaknya sembuh.
DO :
1) Ibu klien selalu bertanya
tentang penyakit anaknya.
2) Ibu klien nampak bingung
bila ditanya mengenai
penyakit anaknya.
Setelah diberikan tindakan
keperawatan selama 3 hari,
kurang pengetahuan orang tua
dapat teratasi dengan kriteria
hasil :
a. Ibu klien nampak tenang
b. Ibu klien mampu
mengetahui tentang
penyakit anaknya
1. Berikan informasi
dalam bentuk tertulis
dan verbal
2. Tekankan perlunya
melanjutkan terapi
antibiotik selama
periode yang
dianjurkan.
3. Tekankan pentingnya
melanjutkan evaluasi
medik dan
vaksin/imunisasi
dengan tepat.
1. Kelemahan dan depresi dapat
mempengaruhi kemampuan
untuk mengasimilasi informasi.
2. Penghentian dini antibiotik dapat
mengakibatkan iritasi mukosa
bronkus dan menghambat
makrofag alveolar.
3. Dapat mencegah kambuhnya
pneumonia dan komplikasi yang
berhubungan.
54
4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Nama : An. A Tanggal masuk RS : 27 Februari 2016
Umur : 2 bulan Tanggal Pengkajian : 01 Maret 2016
Jenis kelamin : Laki- laki No. Register : 0001519082
Alamat : Bojong Penggang Diagnosa : Bronchopneumonia
Tabel 16. Implementasi dan Evaluasi
No.
Dx
Hari/
Tanggal
Jam Implementasi
Hari/
Tanggal
Jam Evaluasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Selasa
1/3/2016
08.15
08.30
1. Mengevaluasi respon klien terhadap
aktivitas, perubahan tanda vital selama
dan sesudah beraktivitas
Hasil :
Klien tidak sesak dan sedikit bergerak
aktif dan tidak terjadi perubahan TTV
selama dan sesudah melakukan aktivitas
2. Memberikan lingkungan tenang dan
batasi pengunjung selama fase akut
sesuai indikasi
Hasil :
Klien berada di lingkungan yang tenang
dan pengunjung juga dibatasi maksimal
2 orang
Selasa
1/3/2016
14.00 S : 1) Ibu klien mengatakan anaknya masih
batuk
2) Ibu klien mengatakan tidur klien
masih terganggu karena batuknya
O : 1) Klien nampak batuk kering
2) Tanda-tanda vital dalam batas normal
N : 106 x / menit
S : 36,40
C
P : 40 x / menit
55
Lanjutan Tabel 16.
No.
Dx
Hari/
Tanggal
Jam
Implementasi Hari/
Tanggal
Jam Evaluasi
1 2 3
4
5 6 7
08.40
08.50
3. Membantu klien memilih posisi nyaman
untuk istirahat dan tidur
Hasil :
Posisi yang nyaman bagi klien adalah
berbaring terlentang
4. Melakukan kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian antibiotic
Hasil :
a. Ampicilin 4 x 350 mg/ oral
b. Gentamicin 1 x 50 mg/ oral
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi 2, 3, dan 4.
2 Selasa
1/3/2016
09.00
09.15
09.20
1. Mengkaji kemampuan keluarga dalam
melakukan perawatan kepada klien
Hasil :
Keluarga belum mampu memenuhi
kebutuhan hygiene klien
2. Menjelaskan motivasi dan
mendemonstrasikan cara memandikan
yang benar pada orang tua
Hasil :
Orang tua mau mengikuti instruksi dari
perawat
3. Membantu keluarga dalam melakukan
personal hygiene kepada klien yaitu
dengan memandikan klien
Selasa
1/3/2016
14.00 S : 1) ibu klien mengatakan anaknya sudah
dimandikan oleh perawat
O : 1) Kulit klien bersih dan segar
2) Kuku nampak pendek dan bersih
A : Tujuan tercapai
P : Pertahankan intervensi
56
Lanjutan Tabel 16.
No.
Dx
Hari/
Tanggal
Jam Implementasi
Hari/
Tanggal
Jam Evaluasi
1 2 3 4 5 6 7
09.25 Hasil :
Klien tampak bersih, segar dan kuku
nampak pendek dan bersih
4. Menjaga kebersihan pakaian dan alat
tenun dengan mengganti pakaian sehabis
mandi, dan mengganti alat tenun jika
basah dan kotor
Hasil :
Pakaian dan alat tenun terlihat bersih.
3 Selasa
1/3/2016
09.30
09.35
09.45
1. Memberikan penyuluhan/ penjelasan
mengenai penyakit yang diderita klien.
Hasil :
Ibu klien sudah mengerti dengan
penyakit klien.
2. Menekankan perlunya melanjutkan terapi
antibiotik selama periode yang
dianjurkan.
Hasil :
Keluarga kooperatif
3. Menekankan pentingnya melanjutkan
evaluasi medik dan vaksin/imunisasi
dengan tepat.
Hasil :
Keluarga kooperatif.
Selasa
1/3/2016
14.00 S : 1) Ibu klien mengatakan sudah mengerti
tentang penyakit anaknya.
O : 1) Ibu klien tidak bertanya lagi tentang
penyakit anaknya.
2) Ibu klien sudah tidak bingung bila
ditanya mengenai penyakit anaknya.
A : Tujuan teratasi
P : Pertahankan intervensi
57
5. Catatan Perkembangan
Tabel 17. Catatan Perkembangan Anak A usia infant (2 bulan)
No
NO
DX
Hari/
Tanggal
Jam Catatan Perkembangan
1 1 Rabu
2/3/2016
08.00
08.10
08.20
08.30
08.40
14.00
S :
1) Ibu klien mengatakan anaknya masih
batuk
2) Ibu klien mengatakan tidur anaknya masih
terganggu karena batuk
O :
1) Klien nampak batuk kering
2) Tanda-tanda vital dalam batas normal :
N : 106x/ menit
S : 36,40
C
P : 40x/ menit
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3 dan 4.
I :
1) Mengevaluasi respon klien terhadap
aktivitas, perubahan tanda vital selama
dan sesudah beraktivitas
Hasil :
Klien tidak sesak dan sedikit bergerak
aktif dan tidak terjadi perubahan TTV
selama dan sesudah melakukan aktivitas
2) Memberikan lingkungan tenang dan batasi
pengunjung selama fase akut sesuai
indikasi
Hasil :
Klien berada di lingkungan yang tenang
dan pengunjung juga dibatasi maksimal 2
orang
3) Membantu klien memilih posisi nyaman
untuk istirahat dan tidur
Hasil :
Posisi yang nyaman bagi klien adalah
berbaring terlentang
4) Melakukan kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian antibiotic
Hasil :
a. Ampicilin 4 x 350 mg/ oral
b. Gentamicin 1 x 50 mg/ oral
E : Masalah belum teratasi
2 1 Kamis
3/3/2016
08.00 S :
1) Ibu klien mengatakan batuk anaknya
berkurang.
2) Ibu klien mengatakan tidur anaknya
nyenyak.
O :
1) Klien nampak tenang.
58
Lanjutan Tabel 17.
No
NO
DX
Hari/
Tanggal
Jam Catatan Perkembangan
09.00
2) Tanda- tanda vital dalam batas normal :
N : 106x/ menit
S : 36,40
C
P : 40x/ menit
3) Pola tidur klien normal (12-14 jam/
hari), Siang (11.00-14.00) Malam
(19.00-0300).
A : Tujuan tercapai
P : Pertahankan intervensi
E : Masalah teratasi
59
B. Pembahasan
Pada pembahasan akan dibahas mengenai kesenjangan antara teori
yang ada di BAB II dan tinjauan kasus di BAB III. Kesenjangan yang
ditemukan akan dibahas berdasarkan tahapan asuhan keperawatan yaitu tahap
pengkajian, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi dan
juga dokumentasi keperawatan, sesuai dengan Asuhan Keperawatan Pada
Anak A Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronchopneumonia di Ruang Kenanga
Lantai I Rumah Sakit Hasan sadikin Bandung.
1. Pengkajian
Tahap pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan
dengan tujuan memperoleh data-data untuk menentukan masalah
keperawatan yang tepat. Pengkajian dilakukan dengan anamnesa dan
observasi guna mendapatkan data subjektif dan objektif yang akurat.
Selama tahap ini, penulis tidak mendapatkan hambatan yang cukup berarti
karena ibu klien cukup kooperatif dan dapat diajak kerja sama dalam
melaksanakan asuhan keperawatan. Hanya masalah waktu yang pendek
yang menjadi hambatan penulis saat pengkajian
Berdasarkan tinjauan teoritis pada data yang bisa ditemukan pada
klien usia infant dengan bronkopneumonia yaitu kedaan lemah, muntah,
sesak napas, bunyi ronchi atau wheezing, adanya penggunaan otot- otot
pernapasan, nafsu makan menurun, berat badan menurun, batuk,
60
pernapasan cuping hidung, demam, sakit kepala, pernapasan pendek,
sianosis, dan nyeri dada.
Setelah dilakukan pengkajian pada klien anak A usia infant
ditemukan data sebagai berikut: keadaan umum lemah, klien nampak
batuk, terdengar bunyi krekles, klien teraba hangat, ibu klien sering
menanyakan penyakit anaknya, badan klien nampak kurang bersih, kulit
teraba lengket dan kusam, kuku klien nampak panjang dan kotor.
Pada tahap pengkajian ditemukan adanya kesenjangan antara data
yang ditemukan pada pengkajian diteori dan kasus. Dimana tidak semua
data pada teori muncul pada kasus. Hal ini dikarenakan pada saat
pengkajian klien tidak mengeluh serta respon individu terhadap suatu
penyakit berbeda-beda.
2. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan tinjauan teori, diagnosa yang muncul pada klien
dengan bronkopneumonia adalah sebagai berikut :
a. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum.
b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolar-kapiler (efek inflamasi).
c. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia,
perlengketan secret pernapasan).
61
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigenatau kelelahan yang berhubungan dengan
gangguan pola tidur.
e. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi parenkim paru.
f. Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metaboliksekunder
terhadap demam dan proses infeksi.
g. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan berlebihan (demam).
h. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan
berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah.
Sedangkan pada saat dilakukan pengkajian pada klien anak A
ditemukan data dengan diagnosa keperawatan sebagai berikut :
a. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya batuk
b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang tua
merawat anaknya.
c. Kurang pengetahuan mengenai penyakitanaknya berhubungan dengan
kurang terpajan informasi.
Adapun diagnosa keperawatan yang ada diteori dan ditemukan
dikasus yaitu kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan
informasi, dengan demikian tidak semua diagnosa keperawatan yang ada
dalam teori ditemukan dalam kasus yaitu :
62
a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum. Bersihan jalan napas tak efektif tidak ada dalam
kasus karena klien sudah tidak mengalami peningkatan produksi
sputum.
b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolar-kapiler (efek inflamasi).Kerusakan pertukaran gas tidak
dijadikan suatu masalah karena tidak adanya tanda-tanda sianosis
sehingga penulis berpikir bahwa kebutuhan oksigen dalam tubuh klien
terpenuhi. Selain itu klien sudah tidak mengalami lagi sesak dan selang
O2 sudah dilepas.
c. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi parenkim paru. Nyeri tidak
ada dalam kasus karena kurangnya data untuk mengangkatnya menjadi
suatu masalah. Dimana keadaan klien rileks, tidak merasakan nyeri,
dengan alasan ini maka penulis tidak mengangkatnya menjadi suatu
masalah keperawatan.
d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak dijadikan suatu masalah
karena tidak adanya tanda- tanda menurunnya nafsu makan klien
sehingga penulis berfikir bahwa nutrisi klien terpenuhi.
e. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebihan. Kekurangan volume cairan tidak ada dalam kasus karena
tidak ada data untuk mengangkatnya menjadi suatu masalah. Dimana
63
turgor kulit baik, CRT kurang dari 2 detik, dengan data tersebut maka
penulis tidak mengangkatnya menjadi masalah keperawatan.
f. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia,
perlengketan secret pernapasan). Resiko tinggi terhadap penyebaran
infeksi tidak dijadikan suatu masalah keperawatan karena penulis tidak
mendapatkan data- data yang mendukung untuk menjadikannya suatu
masalah yang mmembutuhkan penatalaksanaan keperawatan.
g. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen atau kelelahan berhubungan dengan gangguan pola
tidur. Intoleransi aktivitas tidak dijadikan suatu masalah karena klien
tidak mengalami keterbatasan fisik sehingga penulis tidak dijadikan
suatu masalah.
Dan tidak semua diagnosa keperawatan yang ada dalam kasus ada
dalam teori yaitu Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya batuk
dan Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang
tua merawat anaknya. Adanya kesenjangan ini karena pada data
pengkajian ditemukan data- data yang mendukung ditetapkannya diagnosa
keperawatan tersebut.
3. Perencanaan
Dalam tahap ini penulis menerapkan perencanaan dengan baik sesuai
keadaan dengan klien yang diambil dari beberapa referensi. Dalam
penyusunan perencanaan penulis berpatokan pada rencana keperawatan
64
yang ada pada teori untuk diagnosa keperawatan yang sama. Perencanaan
keperawatan untuk diagnosa keperawatan yang tidak ada diteori dan
muncul dikasus, maka penyusunan rencana tindakan keperawatan dibuat
berdasarkan masalah dan kebutuhan klien, disesuaikan dengan sarana dan
prasarana yang ada.
4. Implementasi
Pada tahap ini, pada dasarnya penulis melaksanakan
tindakanberdasarkan rencana yang telah dibuat. Tahap ini merupakan
realisasi dari perencanaan yang telah disusun sehingga dalam pelaksanaan
ini mengacu pada perencanaan yang merupakan suatu pendukung
berjalannya tahap pelaksanaan yaitu kerja sama yang baik antara perawat,
klien dan keluarga sehingga memudahkan dalam setiap tindakan. Selain itu
adanya dukungan serta bimbingan dari perawat pembimbing. Adapun yang
menjadi faktor penghambat dalam proses pelaksanaan adalah kurangnya
sarana dan prasarana yang terdapat di ruangan. Meskipun dengan
keterbatasan sarana dan prasarana, namun setiap intervensi yang telah
disusun dapat diimplementasikan kepada klien.
Dalam teori, pelaksanaan adalah pengolahan dan perwujudan dari
rencana yang meliputi tindakan- tindakan yang telah direncanakan,
melaksanakan anjuran dokter dan menjalankan ketentuan- ketentuan
rumah sakit serta melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana yang
telah ditetapkan dengan harapan dapat mengatasi masalah yang dihadapi
klien.
65
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Setelah
mengimplementasikan Asuhan Keperawatan anak yang telah direncanakan
selama 3 hari yang dimulai tanggal 01 Maret sampai dengan 03 Maret
2016. Dalam kasus ini diagnosa keperawatan yang ada yaitu terdiri dari 3
diagnosa dan semua diagnosa dapat teratasi dengan baik.
66
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan studi kasus melalui pendekatan proses
keperawatan yang penulis laksanakan di Ruangan Kenanga lantai 1 Rumah
Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung dari tanggal 01 sampai 03
Maret dengan mengacu pada tujuan yang ingin dicapai, maka penulis
mengambil kesimpulan :
1. Tahap awal proses keperawatan adalah pengkajian, yang meliputi
pengumpulan data, klasifikasi data dan analisa data yang kemudian
dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan.
2. Diagnosa yang ditemukan pada anak A yaitu gangguan pola tidur
berhubungan dengan adanya batuk, defisit perawatan diri berhubungan
dengan ketidakmampuan orang tua merawat anaknya dan kurangnya
pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi.
3. Pada intervensi terdapat kesenjangan antara teori dan kasus, dimana tidak
semua intervensi dalam teori terdapat dalam kasus. Akan tetapi, untuk
intervensi yang ada pada teori dan muncul pada kasus pada prinsipnya
tidak ada perbedaan karena perencanaan pada dasarnya penulis
berpatokan pada tinjauan teoritis, sedangkan intervensi yang muncul
pada kasus tidak ada pada teori, penulis bersama klien dan keluarga
membuat intervensi berdasarkan masalah dan kebutuhan klien
disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada.
67
4. Implementasi merupakan realisasi dari perencanaan yang telah disusun
sehingga dalam implementasi ini mengacu pada perencanaan yang
merupakan pendukung berjalannya tahap pelaksanaan diantaranya kerja
sama yang baik antara perawat, klien dan keluarga sehingga
memudahkan dalam setiap tindakan, selain itu adanya dukungan serta
bimbingan dari perawat pembimbing.
5. Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dimana untuk
menilai suatu keberhasilan pelaksanaan keperawatan. Setelah diberikan
asuhan keperawatan selama 3 hari, dan semua diagnosa teratasi dengan
baik dan anak A sudah menunjukkan kemajuan yang cukup besar.
6. Dalam mendokumentasikan karya tulis ilmiah ini penulis berpatokan
kepada tahap–tahap pendokumentasian keperawatan yaitu pengkajian,
diagnosa keperawatan, rencana tindakan, implementasi, dan catatan
perkembangan.
B. Rekomendasi
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melalui pendekatan
proses keperawatan pada anak dengan bronchopneumonia, penulis
menyarankan:
1. Untuk Pihak Rumah Sakit
Rumah Sakit diharapkan mampu memberikan pelayanan yang
komperehensif yaitu bio, psiko, sosial dan spritual kepada klien dengan
menambah peralatan dan fasilitas yang memadai untuk menunjang
pelaksanaan asuhan keperawatan.
68
2. Untuk Institusi
Institusi dan penyelenggara diharapkan menyediakan buku–buku
referensi yang memadai, yang menyangkut hal–hal terbaru tentang
penatalaksanaan perawatan klien anak dengan bronchopneumonia, serta
menyediakan waktu yang cukup untuk pelaksanaan praktek keperawatan
dirumah sakit dan studi kasus untuk penyusunan karya tulis dimasa yang
akan datang
3. Untuk Profesi
Perawat harus menerapkan proses keperawatan secara proaktif dan
meningkatkan frekuensi kontak dengan klien serta dalam melaksanakan
asuhan keperawatan diperlukan adanya pendokumentasian yang dicatat
dalam status kesehatan klien dan diperlukan adanya kerjasama yang baik
dengan tim kesehatan lainya
4. Bagi Penulis sendiri
Semoga karya tulis ilmiah yang sederhana ini dapat menjadi bacaan dan
acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas dalam pemberian
asuhan keperawatan pada klien anak dengan bronchopneumonia. Penulis
jangan pernah puas dengan apa yang telah dicapai dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan tetapi perlu belajar lebih giat lagi agar memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk pelaksanaan asuhan
keperawatan di masa yang akan datang.
67
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, (2008). Konsep dasar keperawatan. EGC : Jakarta.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. dan Geissler, A. C. (2000). Rencana asuhan
keperawatan, Edisi 3, Jilid II. EGC : Jakarta.
Hidayat, A. A. (2012). Pengantar ilmu keperawatan anak, Jilid 1. Salemba Medika :
Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Rencana strategi kementrian
kesehatan tahun 2015-2019. Kementerian Kesehatan RI : Jakarta.
Nurarif, A. H. & Kusuma, H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
diagnosa medis dan nanda nic-noc, Edisi Revisi, Jilid I. Mediaction
Publishing : Jogjakarta.
Nursalam. (2013). Proses dan dokumentasi keperawatan, Edisi 2. Salemba Medika:
Jakarta.
Padila, S. Kep., Ners, (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam, Jilid II.
Salemba Medika : Jakarta
Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung. (2016). Hasil medical record
di Ruang Kenanga I. RSHS : Bandung.
Rangki, L dan Susen, A. (2014). Patofisiologi manusia disertai penyimpangan
kebutuhan dasar manusia, Jilid 1. Masagena Press : Makassar.
Rasyid, Z. (2013). Faktor- faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia anak
balita di RSUD Bangkinang Kabupaten Kampar. Jurnal kesehatan
komunitas. Vol 2 (3) P 136-137.
Somantri. A. (2007). Keperawatan medikal bedah asuhan keperawatan pada pasien
gangguan sistem pernapasan. Salemba Medika : Jakarta.
Syaifuddin. (2006). Anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa keperawatan, Edisi 3.
EGC : Jakarta.
68
UN, A. (2015). Studi kasus pada an. A umur 10 bulan. Karya tulis ilmiah
dipublikasikan. Kediri : Program D-III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Wong, D. L. (2004). Pedoman klinis keperawatan pediatrik, Edisi 4. EGC : Jakarta.
DAFTAR SINGKATAN
Akper : Akademi Keperawatan
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
BCG : Bacillus Calmete Guarine
Bln : Bulan
C : Celcius
Cc : centimeter cubic
CI : Clinical Instruktur
Cm : centi meter
CO2 : Carbondioksida
CRT : Capilari Revile Time
DO : Data Objektif
DPT : Dipteri, Pertusis, Tetanus
dr : Dokter
DS : Data Subjektif
DX : Diagnosa
E : Evaluasi
I : Implementasi
IMT : Indeks Masa Tubuh
IRT : Ibu Rumah Tangga
IV : Intra Vena
IVFD : Intra Vena Foolt Drainase
Jl : Jalan
Kg : Kilogram
mg : miligram
ml : mliliter
mmHg : mili meter Hectogram
N : Nadi
Nacl : Natrium Clorida
No : Nomor
Ns : Ners
Ny : Nyonya
O : Objektif
O2 : Oksigen
P : Pernapasan
P : Perencanaan
Pemkab : Pemerintah Kabupaten
RS : Rumah Sakit
S : Subjektif
S : Suhu
SD : Sekolah Dasar
SWT : Subhanahuwataallah
TBC : Tuberculosis
Tn : Tuan
TPM : Tetes Per Menit
TT : Tetanus
TTV : Tanda-Tanda Vital
WHO : World Health Organization
LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN
PENGERTIAN
Mencuci tangan adalah menggosok kedua pergelangan tangan dengan kuat
secara bersamaan menggunakan zat pembersih yang sesuai dan dibilas dengan air
mengalir dengan tujuan menghilangkan mikroorganisme sebanyak mungkin.
MANFAAT CUCI TANGAN
1) Sederhana dan efektif mencegah infeksi
2) Menciptakan lingkungan yang aman
3) Pelayanan kesehatan menjadi aman
5 WAKTU PENTING MENCUCI TANGAN
1. Sebelum memasukkan makanan dalam mulut
2. Sebelum mengolah makanan
3. Sebelum memegang anak atau bayi
4. Setelah membersihkan kotoran anak
5. Setelah BAB dan BAK
CARA CUCI TANGAN 6 LANGKAH
1. Usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut
2. Usap dan gosok kedua punggung tangan secara lembut
3. Bersihkan jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan
A. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
1 5 Menit Pembukaan :
1. Member Salam
2. Menjelaskan Maksud
Dan Tujuan
 Menjawab Salam
 Memperhatikan
2 10
Menit
Penyampaian Isi Materi
1. Pengertian cuci
tangan
2. Manfaat cuci tangan.
3. 5 waktu penting cuci
tangan.
4. 6 langkah cuci
tangan
 Memperhatikan
 Memperhatikan
 Memperhatikan
 Memperhatikan
3 5 Menit Penutup
Memberikan
kesempatan keluarga
bertanya
Memberikan timbal
balik
Memberikan
pertanyaan secara
lisan
Memberikan
reinforcement positif
Mengucapkan salam
penutup
 Bertanya
 Memperhatikan
 Menjawab
 Merespon
reinforcement
 Menjawab salam
B. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan yaitu menanyakan tentang :
1. Pengertian cuci tangan
2. Manfaat cuci tangan.
3. 5 waktu penting cuci tangan.
4. 6 langkah cuci tangan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
POKOK BAHASAN : PENKES CUCI TANGAN
SUB.POKOK BAHASAN : CUCI TANGAN
SASARAN : KELUARGA PASIEN
WAKTU : 20 MENIT
TEMPAT : RUANG KENANGA
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ,diharapkan Keluarga klien mampu
memahami tentang Cuci tangan.
B. Tujuan Instruksional Khusus
1. Setelah mendapatkan penyuluhan kelarga klien dapat menyebutkan
kembali definisi Cuci tangan.
2. Setelah mendapatkan penyuluhan keluarga klien dapat
menyebutkan manfaat cuci tangan
3. Setelah mendapatkan penyuluhan keluarga klien dapat mengetahui
5 waktu penting cuci tangan
4. Setelah mendapatkan penyuluhan keluarga klien dapat mengetahui
6 langkah cuci tangan
C. Metode
 Tanya jawab
D. Media
 LEAFLET
SATUAN PEMBELAJARAN
CUCI TANGAN
OLEH
NAMA : ISMA EKAWATI
NIM : 13. 13. 1102
AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER)
PEMKAB MUNA
2016
SATUAN PEMBELAJARAN
CUCI TANGAN
OLEH
NAMA : ISMA EKAWATI
NIM : 13. 13. 1102
AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER)
PEMKAB MUNA
2016
SATUAN PEMBELAJARAN
CUCI TANGAN
OLEH
NAMA : ISMA EKAWATI
NIM : 13. 13. 1102
AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER)
PEMKAB MUNA
2016
Asuhan Bronko
Asuhan Bronko
Asuhan Bronko
Asuhan Bronko
Asuhan Bronko
Asuhan Bronko

More Related Content

What's hot (9)

Kti irmawati budiman
Kti irmawati budimanKti irmawati budiman
Kti irmawati budiman
 
Kti ita ariani
Kti  ita arianiKti  ita ariani
Kti ita ariani
 
Kti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. munaKti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. muna
 
Kti batyol ladislaus
Kti batyol ladislausKti batyol ladislaus
Kti batyol ladislaus
 
Kti la ode safar
Kti la ode safarKti la ode safar
Kti la ode safar
 
Judul
JudulJudul
Judul
 
Kti mas udin
Kti mas udinKti mas udin
Kti mas udin
 
Kti la ode muhammad jamaludin
Kti la ode muhammad jamaludinKti la ode muhammad jamaludin
Kti la ode muhammad jamaludin
 
Kti karmila
Kti karmilaKti karmila
Kti karmila
 

Viewers also liked

Sacled agile a game-changer - Rahul Gawale
Sacled agile a game-changer - Rahul GawaleSacled agile a game-changer - Rahul Gawale
Sacled agile a game-changer - Rahul GawaleGirdharee Saran
 
Our Journey to Excellence Booklet
Our Journey to Excellence BookletOur Journey to Excellence Booklet
Our Journey to Excellence BookletJodie Bryant
 
Reading comprehension 1 chapter 5 texts with thir answers
Reading comprehension 1 chapter 5 texts with thir answersReading comprehension 1 chapter 5 texts with thir answers
Reading comprehension 1 chapter 5 texts with thir answersJamalkaid
 
Scaling agile mindset poonam jain
Scaling agile mindset poonam jainScaling agile mindset poonam jain
Scaling agile mindset poonam jainGirdharee Saran
 
Dial9cdr teste lusiadas_3
Dial9cdr teste lusiadas_3Dial9cdr teste lusiadas_3
Dial9cdr teste lusiadas_3airpereira
 
Hiranandani Fortune City Panvel
Hiranandani Fortune City PanvelHiranandani Fortune City Panvel
Hiranandani Fortune City PanvelHome Realty
 
Reading Comprehension 1 (Well Read) Chapter 3
Reading Comprehension 1 (Well Read) Chapter 3Reading Comprehension 1 (Well Read) Chapter 3
Reading Comprehension 1 (Well Read) Chapter 3Jamalkaid
 

Viewers also liked (13)

Brain Injury-1
Brain Injury-1Brain Injury-1
Brain Injury-1
 
dm_design (1)
dm_design (1)dm_design (1)
dm_design (1)
 
MSP
MSPMSP
MSP
 
Alejandro andrade
Alejandro andradeAlejandro andrade
Alejandro andrade
 
Sacled agile a game-changer - Rahul Gawale
Sacled agile a game-changer - Rahul GawaleSacled agile a game-changer - Rahul Gawale
Sacled agile a game-changer - Rahul Gawale
 
Our Journey to Excellence Booklet
Our Journey to Excellence BookletOur Journey to Excellence Booklet
Our Journey to Excellence Booklet
 
Reading comprehension 1 chapter 5 texts with thir answers
Reading comprehension 1 chapter 5 texts with thir answersReading comprehension 1 chapter 5 texts with thir answers
Reading comprehension 1 chapter 5 texts with thir answers
 
Scaling agile mindset poonam jain
Scaling agile mindset poonam jainScaling agile mindset poonam jain
Scaling agile mindset poonam jain
 
Dial9cdr teste lusiadas_3
Dial9cdr teste lusiadas_3Dial9cdr teste lusiadas_3
Dial9cdr teste lusiadas_3
 
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
 
Hiranandani Fortune City Panvel
Hiranandani Fortune City PanvelHiranandani Fortune City Panvel
Hiranandani Fortune City Panvel
 
Training, TBI
Training, TBITraining, TBI
Training, TBI
 
Reading Comprehension 1 (Well Read) Chapter 3
Reading Comprehension 1 (Well Read) Chapter 3Reading Comprehension 1 (Well Read) Chapter 3
Reading Comprehension 1 (Well Read) Chapter 3
 

Similar to Asuhan Bronko

Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea
Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesareaAsuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea
Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesareaOperator Warnet Vast Raha
 
Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea
Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesareaAsuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea
Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesareaOperator Warnet Vast Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...Warnet Raha
 
Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA
Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA
Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...Warnet Raha
 

Similar to Asuhan Bronko (20)

Kti la ode ali anugrah jufri
Kti la ode ali anugrah jufriKti la ode ali anugrah jufri
Kti la ode ali anugrah jufri
 
Kti la ode ili
Kti la ode iliKti la ode ili
Kti la ode ili
 
Kti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. munaKti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. muna
 
Kti iksan
Kti iksanKti iksan
Kti iksan
 
Kti AKPER wa runia
Kti AKPER  wa runiaKti AKPER  wa runia
Kti AKPER wa runia
 
Kti la ode eko purwanto
Kti la ode eko purwantoKti la ode eko purwanto
Kti la ode eko purwanto
 
Kti israwati
Kti israwatiKti israwati
Kti israwati
 
Kti ita ariani
Kti  ita arianiKti  ita ariani
Kti ita ariani
 
Kti la ode muhammad jamaludin
Kti la ode muhammad jamaludinKti la ode muhammad jamaludin
Kti la ode muhammad jamaludin
 
Kti la ode safar
Kti la ode safarKti la ode safar
Kti la ode safar
 
Kti mas udin
Kti mas udinKti mas udin
Kti mas udin
 
Judul
JudulJudul
Judul
 
Kti karmila
Kti karmilaKti karmila
Kti karmila
 
Kti irmawati budiman
Kti irmawati budimanKti irmawati budiman
Kti irmawati budiman
 
Kti nurkhalida
Kti nurkhalidaKti nurkhalida
Kti nurkhalida
 
Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea
Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesareaAsuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea
Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea
 
Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea
Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesareaAsuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea
Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
 
Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA
Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA
Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 

Recently uploaded (17)

Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 

Asuhan Bronko

  • 1. i ASUHAN KEPERAWATAN ANAK A USIA INFANT (2 BULAN) DENGAN BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA LANTAI I RUMAH SAKIT UMUM PUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan Pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna DISUSUN OLEH : ISMA EKAWATI NIM: 13.13.1102 PEMERINTAH KABUPATEN MUNA AKADEMI KEPERAWATAN RAHA 2016 i ASUHAN KEPERAWATAN ANAK A USIA INFANT (2 BULAN) DENGAN BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA LANTAI I RUMAH SAKIT UMUM PUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan Pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna DISUSUN OLEH : ISMA EKAWATI NIM: 13.13.1102 PEMERINTAH KABUPATEN MUNA AKADEMI KEPERAWATAN RAHA 2016 i ASUHAN KEPERAWATAN ANAK A USIA INFANT (2 BULAN) DENGAN BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA LANTAI I RUMAH SAKIT UMUM PUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan Pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna DISUSUN OLEH : ISMA EKAWATI NIM: 13.13.1102 PEMERINTAH KABUPATEN MUNA AKADEMI KEPERAWATAN RAHA 2016
  • 2. ii HALAMAN PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah ini berjudul : “Asuhan Keperawatan Anak A Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronchopneumonia di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung”. Telah diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan dihadapan dewan penguji. Raha, 27 Juni 2016 Pembimbing HARNIA, S. Kep., Ns Mengetahui, Direktur Akper Pemkab Muna SANTHY, S. Kep., Ns., M. Kep NIP. 19800212 200312 2 006
  • 3. iii PEMERINTAH KABUPATEN MUNA AKADEMI KEPERAWATAN Jl.Poros Raha – Tampo Km.6 Raha Telp. 0403-2522945 HALAMAN PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah ini dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Pada Tanggal 11 Juni 2016 DEWAN PENGUJI 1. HARNIA, S. Kep., Ns (......................) 2. ALMAWIN SUSEN, S. Kep., Ns., M. Kes (......................) 3. FITRIA MARFI, S. Kep., Ns (......................) Karya tulis ilmiah ini telah diterima sebagai Salah Satu Syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan Pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna Raha, 11 Juni 2016 Mengetahui : Direktur Akper Pemkab Muna SANTHY, S. Kep., Ns., M. Kep NIP. 19800212 200312 2 006 iii PEMERINTAH KABUPATEN MUNA AKADEMI KEPERAWATAN Jl.Poros Raha – Tampo Km.6 Raha Telp. 0403-2522945 HALAMAN PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah ini dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Pada Tanggal 11 Juni 2016 DEWAN PENGUJI 1. HARNIA, S. Kep., Ns (......................) 2. ALMAWIN SUSEN, S. Kep., Ns., M. Kes (......................) 3. FITRIA MARFI, S. Kep., Ns (......................) Karya tulis ilmiah ini telah diterima sebagai Salah Satu Syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan Pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna Raha, 11 Juni 2016 Mengetahui : Direktur Akper Pemkab Muna SANTHY, S. Kep., Ns., M. Kep NIP. 19800212 200312 2 006 iii PEMERINTAH KABUPATEN MUNA AKADEMI KEPERAWATAN Jl.Poros Raha – Tampo Km.6 Raha Telp. 0403-2522945 HALAMAN PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah ini dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Pada Tanggal 11 Juni 2016 DEWAN PENGUJI 1. HARNIA, S. Kep., Ns (......................) 2. ALMAWIN SUSEN, S. Kep., Ns., M. Kes (......................) 3. FITRIA MARFI, S. Kep., Ns (......................) Karya tulis ilmiah ini telah diterima sebagai Salah Satu Syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan Pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna Raha, 11 Juni 2016 Mengetahui : Direktur Akper Pemkab Muna SANTHY, S. Kep., Ns., M. Kep NIP. 19800212 200312 2 006
  • 4. iv ABSTRAK Latar belakang, berdasarkan data medical record RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung khususnya Ruang Kenanga periode 01 Januari sampai dengan 31 Desember 2015 didapatkan kasus bronchopneumonia menempati urutan ke dua dengan jumlah 190 orang (14,01%) dari 10 penyakit terbesar. Oleh sebab itu diharapkan asuhan keperawatan yang optimal dan profesional yang dilakukan secara komprehenshif dan intensif bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan keperawatan. Tujuan, memperoleh pengalaman nyata dalam menetapkan asuhan keperawatan pada An. A usia infant (2 bulan) dengan bronchopneumonia dimulai dengan pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi dan evaluasi dari hasil tindakan asuhan keperawatan. Metode telaahan, metode yang digunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu metode analisis deskriptif melalui studi kasus berdasarkan pendekatan proses keperawatan dengan teknik pengumpulan data meliputi, wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil, dari hasil pengkajian didapatkan 3 diagnosa keperawatan yaitu gangguan pola tidur, deficit perawatan diri dan kurang pengetahuan. Berdasarkan hasil evaluasi asuhan keperawatan dari 3 masalah yang ditemukan tersebut semua diagnosa keperawatan sudah teratasi. Kesimpulan, Tercapainya penyembuhan dari penyakit diperlukan evaluasi secara berkelanjutan dan terarah dengan adanya catatan perkembangan, juga diperlukan pengobatan sesuai dengan program terapi yang teratur serta pengelolaan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan yang komprehensif serta kerjasama antara perawat, klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya.
  • 5. v KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik dan tepat pada waktunya . Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Asuhan Keperawatan pada Anak A Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronchopneumonia Di Ruang Kenanga I” disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna. Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan baik dalam moril maupun material dari berbagai pihak.Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sangat mendalam kepada: 1. Ibu dr. Hj. Ayi Djembarsari, M.ARS, selaku Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung beserta staf yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk praktek dan melaksanakan ujian Praktek Klinik Keperawatan pada Rumah Sakit yang dipimpinnya 2. Ibu Santhy, S. Kep., Ns., M. Kep, selaku Direktur Akper Pemkab Muna yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Akper Pemkab Muna. 3. Ibu Rustilah, AMK, selaku CI Lahan dan Penguji praktek di Ruangan Kenanga I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung. 4. Ibu Harnia, S.kep., Ners, selaku CI Institusi dan penguji dalam pelaksanaan ujian praktek di Ruang Kenanga I RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung sekaligus pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya dalam memberi petunjuk dan mengarahkan penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini terselesaikan tepat pada waktunya. 5. Kepala Ruangan, CI Ruangan, Perawat serta Staf di Ruangan Kenanga I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung yang telah memberikan petunjuk dan nasehat serta kerja samanya dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruangan yang dipimpinnya,
  • 6. vi 6. Seluruh Dosen dan Staf Akper Pemkab Muna yang telah memberikan dukungan dan bantuan serta kerja sama dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Orang tua klien An. A yang telah bersedia dan kerja sama menerima penulis untuk mengadakan studi kasus berupa pelaksanaan asuhan keperawatan. 8. Teristimewa kedua orang tuaku Bapak La Tongka dan Ibu Wa Sumi yang telah banyak memberikan dukungan dan bantuan baik moril maupun materil selama mengikuti pendidikan hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 9. Saudara-saudaraku tersayang atas sumbangan materil dan tenaga yang diberikan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. 10. Rekan-rekan mahasiswa Eko, Irun, Alhy, Sarif, Fhas, Firman, QoQo, Asma, Inhang, Icha, Ririn, serta teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan motivasinya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 11. Semua pihak yang telah memberikan banyak bantuan yang tidak dapat disebut satu persatu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini banyak kekurangan baik dalam segi penulisan maupun isinya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya masukan, baik kritik maupun saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberi manfaat bagi penulis, profesi keperawatan dan pembaca pada umumnya, kiranya Allah SWT meridhoi segala aktivitas kita untuk kemaslahatan. Amin. Raha, 30 Juni 2016 Penulis
  • 7. vii DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii ABSTRAK ................................................................................................. iv KATA PENGANTAR ........................................................................................... v DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. DAFTAR BAGAN ................................................................................................ DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………………. DAFTAR LAMPIRAN …………........................................................................ x xi xii xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................... B. Ruang Lingkup Pembahasan ............................................................... C. Tujuan ...................……………………............................................... D. Manfaat ................................................................................................ E. Metode Telaahan .................................................................................. F. Waktu Pelaksanaan .............................................................................. G. Tempat Pelaksanaan ........................................................................... H. Sistematika Penulisan .......................................................................... 1 3 3 5 5 6 6 6 BAB II TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN ANAK A DENGAN BRONCHOPNEUMONIA A. Konsep Dasar ...................................................................................... 1. Definisi........................................................................................... 2. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan ............................................ 3. Etiologi ........................................................................................... 4. Patofisiologi .................................................................................... 5. Tanda dan Gejala ........................................................................... 6. Pemeriksaan Penunjang ………………………..………………… 8 8 9 12 13 13 14
  • 8. viii 7. Penatalaksanaan medis……………….…………………………… 8. Komplikasi………………………………………………………... 9. Penyimpangan KDM …………………………………………….. B. Tinjauan teoritis tentang asuhan keperawatan ......................…… …. 1. Pengkajian ……………………………………………………….. 2. Diagnosa Keperawatan …………………………………………… 3. Perencanaan ..…………………………………………………….. 4. Implementasi ……………………………………………………... 5. Evaluasi ………………………………………………………….. 15 15 16 18 18 26 27 32 32 BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Laporan Kasus …………………………........................................... 1. Pengkajian ………………………………………………………... 2. Diagnosa keperawatan ……………………………………………. 3. Perencanaan...............................…………………………………. 4. Implementasi dan evaluasi ……………………………………….. 5. Catatan perkembangan …………………………………………... B. Pembahasan………………………………………………………….. 1. Pengkajian ……………………………………………………….. 2. Diagnosa keperawatan …………………………………………..... 3. Perencanaan ………………………………………….................. 4. Implementasi …………………………………………………….. 5. Evaluasi ………………………………………………………….. 34 34 49 51 54 57 59 59 60 63 64 65 BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 66 67 A. Kesimpulan ........................................................................................ B. Rekomendasi ...................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
  • 9. ix DAFTAR TABEL Hal 1. 2 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 17. 18. 19 20. 21 22 Distribusi 10 Penyakit Terbesar di Ruang Kenanga I .............................. Perkembangan Anak Usia 1-2 Bulan ...................................................... Intervensi dan Rasional Bersihan Jalan Napas tidak Efektif…................ Intervensi dan Rasional Kerusakan Pertukaran Gas……....................... Intervensi dan Rasional Nyeri Akut……………………………………. Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh ..................................................................................................... Intervensi dan Rasional Intoleransi Aktivitas ........................................ Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi terhadap Kekurangan Volume Cairan....................................................................................................... Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi terhadap Infeksi…..................... Intervensi dan Rasional Kurang Pengetahuan mengenai Kondisi dan Kebutuhan Tindakan Masalah Penyakit, Pengobatan dan Perawatan Klien…..................................................................................................... Riwayat Imunisasi ................................................................................... Aktivitas Sehari-hari ............................................................................... Hasil Laboratorium ................................................................................. Analisa Data ........................................................................................... Diagnosa Keperawatan………………………………………………….. Rencana Keperawatan ............................................................................ Implementasi dan Evaluasi ..................................................................... Catatan Perkembangan ........................................................................... 2 21 28 29 29 30 30 31 31 32 38 40 45 47 49 51 54 57
  • 10. x DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Anatomi Sistem Pernapasan ………………………………………….. 9
  • 11. xi DAFTAR BAGAN Halaman 1. Genogram 3 Generasi ..................................................................... 37
  • 12. xii DAFTAR SINGKATAN Akper : Akademi Keperawatan ASI : Air Susu Ibu BAB : Buang Air Besar BAK : Buang Air Kecil BB : Berat Badan BCG : Bacillus Calmete Guarine Bln : Bulan C : Celcius Cc : centimeter cubic CI : Clinical Instruktur Cm : centi meter CO2 : Carbondioksida CRT : Capilari Revile Time DO : Data Objektif DPT : Dipteri, Pertusis, Tetanus dr : Dokter DS : Data Subjektif DX : Diagnosa E : Evaluasi I : Implementasi IMT : Indeks Masa Tubuh IRT : Ibu Rumah Tangga IV : Intra Vena IVFD : Intra Vena Foolt Drainase Jl : Jalan Kg : Kilogram
  • 13. xiii mg : miligram ml : mliliter mmHg : mili meter Hectogram N : Nadi Nacl : Natrium Clorida No : Nomor Ns : Ners Ny : Nyonya O : Objektif O2 : Oksigen P : Pernapasan P : Perencanaan Pemkab : Pemerintah Kabupaten RS : Rumah Sakit S : Subjektif S : Suhu SD : Sekolah Dasar SWT : Subhanahuwataallah TBC : Tuberculosis Tn : Tuan TPM : Tetes Per Menit TT : Tetanus TTV : Tanda-Tanda Vital WHO : World Health Organization
  • 14. xiv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 : : : : Satuan acara penyuluhan Materi penyuluhan Leaflet Lembar konsultasi
  • 15. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya , sebagai investigasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara social dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antara upaya program dan sector, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya (Kemenkes, 2015). Sistem layanan kesehatan sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan individu dan masyarakat. Layanan kesehatan terdepan bukan semata berfokus pada pengobatan, tetapi juga pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Dalam system ini, kita tidak lagi menekankan upaya kuratif, melainkan upaya promotif dan preventif. Di Indonesia sendiri, kecenderungan perkembangan penyakit yang ditandai dengan meningkatnya penyakit degeneratif seperti penyakit saluran pernapasan salah satunya adalah bronchopneumonia (Asmadi, 2008). Laporan World Health Organization WHO, diperkirakan 70% kematian anak balita akibat pneumonia diseluruh dunia terjadi dinegara berkembang, terutama Afrika dan Asia Tenggara dengan angka kematian
  • 16. 2 balita diatas 49 per 1000 kelahiran hidup (15-20%), distribusi penyebab kematian pada anak balita sebesar 22% diantaranya disebabkan oleh pneumonia (WHO, 2011, dikutip dalam Rasyid, 2013). Di Indonesia, bronchopneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit kardiovaskuler dan TBC, dengan terdapatnya penderita bronchopneumonia pada tahun 2011 sebanyak 779 kasus, tahun 2012 terdapat 791 kasus dan pada tahun 2013 terdapat 802 kasus, sehingga tahun ke tahun penderita bronchopneumonia terus meningkat (Simpson dan Flenley, 2011 dikutip dalam UN, 2015) Data sepuluh penyakit terbesar yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung khususnya di Ruang Kenanga Lantai I menurut hasil pencatatan dalam kurun waktu 1 tahun yaitu pada bulan Januari sampai dengan Desember 2015 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut : Tabel.1: Daftar Sepuluh Penyakit Terbesar di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung pada Bulan Januari sampai dengan Desember 2015 No Penyakit Jumlah Presentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Chemotheraphy neoplasma Broncopneumonia Other prophy lactic chemoteraphy Bacterial sepsis of newborn Aplastic anemia Lymphoblastic leukimia Thypoid fever Patent ductus arteriosus Dengue haemorajic fever Very low birth weigh 671 190 110 61 61 59 55 54 53 42 49,44 14,05 8,11 4,56 4,5 4,34 4,05 3,98 3,91 3,3 Jumlah 1.356 100 Sumber: Medical Record Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung Periode Bulan Januari sampai dengan Desember 2015.
  • 17. 3 Tabel 1. Dapat dilihat jumlah pasien rawat inap di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sakin Bandung pada bulan Januari sampai dengan Desember 2015, menunjukan bahwa Bronchopneumonia menempati urutan kedua yaitu 190 (14,5%) dari 10 penyakit terbesar setelah Chemotheraphy neoplasma. Mengingat dampak yang ditimbulkan oleh bronchopneumonia yang begitu besar dan menyebabkan kematian maka perlu dilakukan asuhan keperawatan secara komprehensif. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat suatu KaryaTulis Ilmiah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Anak A Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronchopneumonia di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung”. B. Ruang Lingkup Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis membatasi ruang lingkup masalah yang dibahas yaitu Asuhan Keperawatan Anak A Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronchopneumonia di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung. C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Penulis memperoleh pengetahuan secara nyata dalam asuhan keperawatan pada klien dengan Bronchopneumonia secara komprehensif
  • 18. 4 meliputi aspek bio, psiko, sosial, dan spiritual yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. 2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu melaksanakan pengkajian yang meliputi pengumpulan data dan menetapkan masalah keperawatan pada anak A usia infant (2 bulan) dengan Bronchopneumonia b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah pada anak A usia infant (2 bulan) dengan Bronchopneumonia. c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan berdasarkan perioritas masalah pada anak A usia infant (2 bulan) dengan Bronchopneumonia. d. Penulis mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana asuhan keperawatan pada anak A usia infant (2 bulan) dengan Bronchopneumonia. e. Penulis mampu mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada anak A usia infant (2 bulan) dengan Bronchopneumonia. f. Penulis mampu mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada anak A usia infant (2 bulan) dengan Bronchopneumonia.
  • 19. 5 D. Manfaat Penulisan 1. Rumah Sakit Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat yang ada di rumah sakit dalam mengambil langkah-langkah kebijakan dalam rangka meningkatkan pelayanan keperawatan pada anak dengan Bronchopneumonia. 2. Bagi Institusi Sebagai bahan ilmiah dan sumber informasi bagi institusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan pada masa yang akan datang. 3. Bagi Profesi Keperawatan Sebagai acuan dalam mengembangkan profesi keperawatan khususnya asuhan keperawatan pada anak dengan Bronchopneumonia. 4. Bagi Penulis Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan. Hal yang penting bagi penulis adalah sebagai bahan evaluasi tentang penetapan konsep perawatan yang di dapatkan selama pendidikan ke dalam praktek keperawatan secara nyata. E. Metode Telaahan Metode yang digunakan penulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini yaitu metode deskriptif melalui studi kasus. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam menyusun Karya Tulis ini adalah : 1. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan melakukan komunikasi lisan secara langsung menanyakan pada klien dan keluarganya.
  • 20. 6 2. Observasi Partisipasi yaitu mengamati keadaan klien yang meliputi bio, psiko, sosio cultural dan spiritual. 3. Pemeriksaan Fisik yaitu pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan fisik pada klien dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi. 4. Studi Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan mempelajari data dan status klien melalui rekam medis. 5. Studi Kepustakaan yang disesuaikan dengan teori kasus yang diperoleh di lahan praktek. F. Waktu Pelaksanaan Studi kasus dilaksanakan selama 3 hari mulai tanggal 01 – 03 Maret 2016. G. Tempat Pelaksanaan Studi kasus ini dilaksanakan di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung. H. Sistematika Penulisan Karya tulis ini disusun dengan sistematika yang dijabarkan dalam 4 Bab yaitu : Bab I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, ruang lingkup, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode telaahan, waktu dan tempat pelaksanaan, serta sistematika telaahan.
  • 21. 7 Bab II : Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan Anak dengan Bronchopneumonia, menjelaskan konsep dasar dan tinjauan teoritis asuhan keperawatan. Bab III : Tinjauan Kasus dan Pembahasan, yang membahas tentang Asuhan Keperawatan Anak A Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronchopneumonia di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung, serta membahas tentang perbandingan antara fakta dan teoritis yang ada yang dibahas secara sistematis mulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi. Bab IV : Kesimpulan dan Rekomendasi, memuat tentang kesimpulan dari pelaksanaan asuhan keperawatan Anak A Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronchopneumonia, serta formulasi saran atau rekomendasi yang operasional terhadap masalah yang ditemukan.
  • 22. 8 BAB II TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN BRONCHOPNEUMONIA A. Konsep Dasar 1. Definisi Bronchopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya (Smeltzer dan Suzanne C. 2002, dikutip dalam Nurarif dan Kusuma, 2015). Bronchopneumonia adalah jenis infeksi paru yang disebabkan oleh agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar alveoli (Nurarif dan Kusuma,2015). Bronchopneumonia adalah peradangan paru yang terjadi pada jaringan atau alveoli yang biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratus bagian atas selama beberapa hari (Padila, 2013). Dari 3 definisi tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa bronchopneumonia adalah salah satu jenis penyakit infeksi pada paru- paru baik disebabkan oleh bakteri, virus maupun benda asing yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang menyerang satu atau beberapa dari lobus paru-paru.
  • 23. 9 2. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan a. Anatomi sistem pernapasan Anatomi sistem pernapasan dapat dilihat pada Gambar 1. di bawah ini: Gambar I. Anatomi sistem pernapasan (Syaifuddin, 2006). Secara sistematis sistem pernapasan dibagi menjadi saluran pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah. Saluran pernapasan atas terdiri dari hidung, nasofaring, orofaring, laringofaring dan laring. Sedangkan saluran pernapasan bawah terdiri dari trachea, semua segmen dan percabangan broncus dan paru-paru (Syaifuddin, 2006). 1) Saluran pernapasan atas a) Hidung: merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra penciuman. Bentuk dan struktur hidung mempunyai piramid atau kerucut dengan alasnya pada prosesus palatines os maksilaris dan pars horizontal os platum. 9 2. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan a. Anatomi sistem pernapasan Anatomi sistem pernapasan dapat dilihat pada Gambar 1. di bawah ini: Gambar I. Anatomi sistem pernapasan (Syaifuddin, 2006). Secara sistematis sistem pernapasan dibagi menjadi saluran pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah. Saluran pernapasan atas terdiri dari hidung, nasofaring, orofaring, laringofaring dan laring. Sedangkan saluran pernapasan bawah terdiri dari trachea, semua segmen dan percabangan broncus dan paru-paru (Syaifuddin, 2006). 1) Saluran pernapasan atas a) Hidung: merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra penciuman. Bentuk dan struktur hidung mempunyai piramid atau kerucut dengan alasnya pada prosesus palatines os maksilaris dan pars horizontal os platum. 9 2. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan a. Anatomi sistem pernapasan Anatomi sistem pernapasan dapat dilihat pada Gambar 1. di bawah ini: Gambar I. Anatomi sistem pernapasan (Syaifuddin, 2006). Secara sistematis sistem pernapasan dibagi menjadi saluran pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah. Saluran pernapasan atas terdiri dari hidung, nasofaring, orofaring, laringofaring dan laring. Sedangkan saluran pernapasan bawah terdiri dari trachea, semua segmen dan percabangan broncus dan paru-paru (Syaifuddin, 2006). 1) Saluran pernapasan atas a) Hidung: merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra penciuman. Bentuk dan struktur hidung mempunyai piramid atau kerucut dengan alasnya pada prosesus palatines os maksilaris dan pars horizontal os platum.
  • 24. 10 b) Faring: Bagian sebelah atas faring dibentuk oleh badan tulang sfenoidalis dan sebelah dalamnya berhubungan langsung dengan esofagus. Pada bagian belakang, faring dipisahkan dari vertebra servikalis oleh jaringan penghubung, sementara dinding depannya tidak sempurna dan berhubungan dengan hidung, mulut dan laring. c) Laring: merupakan saluran udara yang bertindak sebagai pembentukan suara terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trachea di bawahnya. Laring itu dapat ditutup oleh sebuah empang tenggorok yang disebut epiglottis, yang terdiri dari tulang- tulang rawan yang berfungsi menutup laring pada waktu kita menelan makanan (Syaifuddin, 2006). 2) Saluran pernapasan bawah a) Trakea: merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16–20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda. Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia, hanya bergerak ke arah luar. Panjang trachea 9 – 11 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos. b) Bronkus: merupakan percabangan dari trakea yang terdiri dari bronkus kiri dan bronkus kanan. Bronkus kanan
  • 25. 11 bercabang lagi menjadi lobus atas dan lobus bawah. Bronkus lobaris bercabang lagi menjadi bronkus tersier (segmental). Bronkus kiri dan bronkus kanan lebih pendek dan besar yang arahnya hampir vertical dari trakea, sehingga mempermudah pemasangan kateter atau selang endotrakea dan tempat tersangkutnya benda asing yang terhirup. Sebaliknya bronkus kiri lebih panjang dan lebih sempit merupakan kelanjutan dari trakea dengan sudut yang lebih tajam. c) Paru-paru: merupakan salah satu organ sistem pernapasan yang berada di dalam kantong yang dibentuk oleh pleura parietalis dan pleura viseralis. Kedua paru-paru sangat lunak, elastic, sifatnya ringan terapung di dalam air, dan berada dalam rongga toraks. d) Thoraks: Rongga thoraks terdiri atas rongga pleura kanan dan kiri bagian tengah yang disebut mediastinum. Jaringan fibrosa membentuk dinding sekeliling mediastinum, yang secara sempurna memisahkannya dari rongga pleura kanan, dimana terletak paru kanan dan rongga pleura kiri, yang merupakan tempat dari paru kiri, satu-satunya rongga dalam rongga thoraks yang tidak terletak dalam mediastinum adalah paru-paru (Syaifuddin, 2006).
  • 26. 12 b. Fisiologi Sistem Pernapasan Proses terjadinya pernapasan terbagi dalam 2 bagian yaitu inspirasi (menarik napas) dan ekspirasi (menghembuskan napas). Bernapas berarti melakukan inspirasi dan ekspirasi secara bergantian, teratur, berirama dan terus menerus. Bernapas merupakan gerak refleks yang terjadi pada otot-otot pernapasan. Refleks bernapas ini diatur olehpusat pernapasan yang terletak di dalam sum-sum tulang penyambung (medula oblongata). Pusat pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar CO2 dalam darah dan kekurangan dalam darah. Inspirasi terjadi bila muskulus diafragma telah mendapat rangsangan dari nervus frenukus lalu mengerut datar. Pada saat ekspirasiotot-otot akan kendur lagi (diafragma akan menjadi cekung, muskulus interkostalis miring lagi) dan dengan demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara didorongkeluar. Jadi proses respirasi atau pernapasan ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru (Syaifuddin, 2006). 3. Etiologi Secara umum orang terserang bronchopnemonia disebabkan oleh adanya penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, protozoa, mikobakteri, mikoplasma dan riketsia.
  • 27. 13 Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut: Bakteri (Sreptococcus, Stapphylococcus, H.Influenzae), Virus (Legionella Pneumoniae) dan Jamur (Candida Albicans) (Nurarif dan Kusuma, 2015). 4. Patofisiologi Infeksi diawali karena seseorang menghirup basil M.tuberculosis. bakteri menyebar melalui jalan napas menuju alveoli lalu menjangkau sampai ke area laindari paru-paru (lobus atas). Selanjutnya, sistem kekebalan tubuh memberikan respon dengan melakukan reaksi inflamasi. Neutrofil dan makrofag melakukan aksi fagositosis (menelan bakteri), sementara limfosit spesifik tuberculosis menghancurkan (melisiskan) basil dan jaringan normal. Reaksi jaringan ini mengakibatkan terakumulasinya eksudat dalam alveoli yang menyebabkan bronchopneumonia. Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu setelah terpapar oleh bakteri (Somantri, 2007). 5. Tanda dan gejala Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran pernapasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita bronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti menggigil, demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung kemerahan, saat bernapas menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul sianosis. Terdengar adanya krekles di atas paru yang sakit dan terdengar
  • 28. 14 ketika terjadi konsolidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat) (Nurarif dan Kusuma, 2015). 6. Pemeriksaan penunjang a. Pemeriksaan laboratorium 1) Pemeriksaan darah: pada kasus bronchopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis (meningkatnya jumlah neutrofil). 2) Pemeriksaan sputum: bahan pemeriksaan yang terbaik diperoleh dari batuk yang spontan dan dalam, digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan kultur serta tes sensitifitas untuk mendeteksi agen infeksius. 3) Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam dan basa. 4) Kultur darah untuk mendeteksi bakterimia. 5) Sampel darah, sputum dan urin untuk tes imunologi untuk mendeteksi antigen mikroba. b. Pemeriksaan radiologi 1) Rontgenogram thoraks: menunjukkan konsolidasi lobar yang sering kali dijumpai pada infeksi pneumokokul atau klebsiella. Infiltrat multiple seringkali dijumpai pada infeksi stafilokokus dan haemofilus. 2) Laringoskopi/bronkoskopi: untuk menentukan apakah jalan napas tersumbat oleh benda padat (Nurarif dan Kusuma, 2015).
  • 29. 15 7. Penatalaksanaan medis Menurut Nurarif dan Kusuma (2015) penatalaksanaan yang dapat diberikan pada pasien dengan bronchopneumonia adalah sebagai berikut: a. Menjaga kelancaran pernapasan. b. Kebutuhan istirahat, yaitu pasien dengan bronchopneumonia sering terjadi hiperpireksia sehingga pasien perlu cukup istirahat, semua kebutuhan pasien harus ditolong di tempat tidur. c. Kebutuhan nutrisi dan cairan, yaitu pasien bronchopneumonia hampir semua mengalami masukan makanan yang kurang, suhu tubuh yang tinggi selama beberapa hari dan masukan cairan yang kurang dapat menyebabkan dehidrasi. Untuk mencegah dehidrasi dan kekurangan kalori dipasang infuse dengan cairan glukosa 5% dan NaCl 0,9%. d. Pengobatan, yaitu diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi. Akan tetapi hal itu perlu waktu dan pasien perlu terapi secepatnya maka biasanya diberikan penisilin ditambah dengan cloramfenikol atau diberikan antibiotik yang berspektrum luas seperti ampisilin. 8. Komplikasi Komplikasi dari penyakit bronchopneumonia adalah gagal napas, effusi pleura, empiema dan abses (Rangki & Susen, 2014).
  • 30. 16
  • 31. 17
  • 32. 18 B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Semua data dikumpulkan secara sistematis guna menentukan status kesehatan klien. Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan aspek biologis, psikologis, sosial maupun spritual klien (Asmadi, 2008). a. Pengumpulan data 1) Biodata a) Identitas klien: meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, nomor register, diagnosa medik, dan alamat (Asmadi, 2008). b) Identitas penanggung jawab: meliputi nama, umur, agama, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, hubungan dengan klien, dan alamat. 2) Riwayat kesehatan a) Riwayat kesehatan sekarang (1) Alasan masuk rumah sakit yaitu keluhan yang dirasakan klien sehingga klien dirawat di rumah sakit. Pada klien dengan bronchopneumonia keluhan yang dirasakan sebelum masuk rumah sakit adalah batuk-batuk, sesak napas dan demam tinggi.
  • 33. 19 (2) Keluhan utama, yaitu keluhan yang paling dirasakan oleh klien pada saat dilakukan pengkajian. Pada klien bronchopneumonia keluhan yang sering dikeluhkan pada bayi adalah batuk, nyeri dada, kesulitan bernafas, demam. (3) Riwayat keluhan utama, yaitu menggambarkan keadaan kesehatan klien dengan menggunakan analisa simptom metode PQRST (provoaktive/palliative, Quality/ Quantity, Region/Radiation, Severity/Scale, Timing) (Asmadi, 2008). b) Riwayat kesehatan masa lalu (1) Riwayat kehamilan (pre natal care) Dikaji mengenai kehamilan yang keberapa, kebiasaan yang kurang baik seperti minum alkohol, merokok, keluhan-keluhan selama hamil, terutama penyakit pernapasan seperti ISPA, distress janin, jarak kehamilan dan emosi serta peningkatan tekanan darah. (2) Riwayat kelahiran (intra natal) Kaji mengenai adanya riwayat respiratory distress, mekonium aspira, penanganan persalinan terutama pembersihan jalan napas semasa kelahiran, adakah asfiksia, tingkatan asfiksia berat dan sedang, nilai APGAR sesaat lahir.
  • 34. 20 (3) Riwayat post kelahiran (post natal care) Imaturitas sistem pernapasan, kegagalan beradaptasi dengan perbedaan atmosfer udara saat bayi mulai bernafas, riwayat influenza dan ISPA yang berulang- ulangserta riwayat adanya hipotermi. (a) Riwayat neonatal: kaji adanya distress pernafasan, sianosis, ikterus, kejang, kemampuan meenelan, pola tidur, cara pemberian makan (ASI) atau susu formula. (b) Riwayat infant: pada usia infant (28 hari-12 bulan), yang perlu dikaji adalah riwayat imunisasi, penyakit yang pernah diderita pada usia infant misalnya ISPA, riwayat kejang, pola makan anak, pola aktivitas, pertambahan BB, pertumbuhan TB, tahapan perkembangan sesuai usia. c) Riwayat kesehatan keluarga (1) Pengkajian terhadap riwayat kesehatan keluarga antara lain meliputi data tentang anggota keluarga yang menderita penyakit pernapasan misalnya asma, fibrosis kista, kanker paru, infeksi pernapasan tuberculosis atau alergi dengan menggunakan genogram tiga generasi.
  • 35. 21 3) Riwayat imunisasi Yang perlu diperhatikan bahwa pemberian imunisasi dimulai sejak lahir hingga umur 1 (satu) tahun seperti BCG diberikan 1 kali pada saat usia lahir bayi 0-11 bulan, DPT diberikan sebanyak 3 kali pada saat usia bayi 2-11 bulan,hepatitis B diberikan 3 kali pada usia 0-11 bulan, polio diberikan sebanyak 4 kali pada saat usia bayi 0-11 bulan dan campak diberikan 1 kali pada saat usia anak 9-11 bulan (Depkes 2000 dikutip dalam Hidayat 2012). 4) Riwayat Tumbuh Kembang a) Pertumbuhan Fisik Anak Hal yang perlu diketahui yaitu berat badan selama sakit (berat badan selama sakit biasanya menurun disebabkan oleh absorbsi makanan di usus tengah), panjang badan, jumlah gigi, lingkar kepala, lingkar lengan atas dan lingkar dada. b) Perkembangan Anak Tabel 2. Perkembangan Anak Usia 1-2 Bulan No Umur (Bulan) Motorik Kasar Motorik Halus 1. 1 Dapat memutar kepala dari satu sisi kesisi lain bila telungkup. Refleks menggenggam kuat 2. 2 Bila telungkup, dapat mengangkat kepala hampir 45 derajat dari meja. Tangan sering terbuka dan refleks menggenggam menghilang. Sumber : (Wong, 2004)
  • 36. 22 5) Riwayat Nutrisi Yang perlu ditanyakan adalah riwayat pemberian ASI, pemberian susu formula, pemberian makanan tambahan dan pola perubahan nutrisi tiap tahapan usia (Wong, 2004). 6) Pola aktifitas sehari-hari meliputi: nutrisi, eliminasi, istirahat dan tidur, personal hygiene. 7) Riwayat psikososial Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien dan keluarga (orang tua) untuk menilai respon terhadap penyakit yang diderita. Apakah ada dampak yang timbul pada klien dan orang tua, yaitu timbul seperti ketakutan akan kecacatan, rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optimis. 8) Riwayat spiritual Yang dikaji adalah ketaatan anak dalam beribadah dan menjalankan kepercayaan, support dalam keluarga dan ritual yang biasa dijalankan oleh klien dan keluarga. 9) Reaksi hospitalisasi a) Anak, yaitu adanya rasa takut terhadap dokter, perawat dan orang-orang yang ada di rumah sakit. b) Orang tua, yaitu penolakan, tidak menerima dan kurang pengetahuan tentang tindakan-tindakan medis dan proses keperawatan.
  • 37. 23 10) Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui empat teknik, yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi (IPPA). Dalam pemeriksaan fisik hal yang perlu dikaji adalah sebagai berikut: a) Keadaan umum, yaitu biasanya anak dengan bronchopneumonia akan datang dengan adanya keluhan sesak nafas berat, dengan keadaan umum yang buruk, kaji mengenai tingkat kesadaran. b) Kesadaran yaitu terdiri dari enam tingkatan yaitu composmentis, apatis, somnolen, delirium, stupor dan koma. c) Tanda-tanda vital, yaitu sebelum melakukan tindakan lain, yang perlu diperhatikan adalah tanda-tanda vital, karena sangat berhubungan dengan fungsi kehidupan dan tanda- tanda lain yang berkaitan dengan masalah yang terjadi. d) Pengkajian antropometri, yaitu meliputi pengukuran panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dan lingkar perut dengan menggunakan timbangan dan meteran. e) Sistem pernapasan, yaitu kemungkinan besar didapatkan retraksi interkosta dan adanya penggunaan otot-otot pernapasan saat bernafas. Adanya nyeri dada saat bernapas diperlihatkan dengan kondisi bayi yang gelisah, sering
  • 38. 24 menangis dan terlihat meringis. Adanya lendir pada saat batuk. Kaji kesimetrisan ekspansi paru, suara nafas ronchi atau wheezing. Pada umumnya frekuensi pernapasan meningkat. Frekuensi pernapasansecara normal pada bayi yaitu: Neonatus (40-60x/ menit), Infant (30-60x / menit), Toddler (24-40x/ menit) (Nurarif dan Kusuma, 2015). f) Sistem kardiovaskuler, yaitu kaji adanya takikardi, irtabilita. Kaji kesimetrisan ekspansi paru, suara nafas ronchi atau wheezing serta irama jantung. g) Sistem pencernaan, yaitu kajikebiasaanbayi : malas minum atau makan, muntah, berat badan menurun, lemah. Pada orang tua yang dengan tipe keluarga anak pertama, mungkin belum memahami tentang tujuan dan cara pemberian makanan/cairan personde. h) Sistem muskuloskeletal, yaitu kaji tonus otot, lemah secara umum. i) Sistem indra (1) Mata, yaitu pada bayi yang mengalami sesak berat biasanya dijumpai sianosis pada palpebra dan konjungtiva, kelopak mata kemungkinan cekung. (2) Telinga, yaitu kemungkinan terjadinya komplikasi otitis media, bersamaan dengan bronchopneumonia atau setelahnya karena tidak ditangani.
  • 39. 25 (3) Hidung, yaitu kaji apakah ada pernapasan cuping hidung, defiasi septum, kepatenan hidung (jika nares posterior membesar menunjukan adanya distress pernafasan), adalah keluaran cairan dari lubang hidung. (4) Mulut, yaitu biasanya akan dijumpai sianosis sekitar mulut, bibir kering dan pecah-pecah, apakah sputum sulit dikeluarkan, adakah labiopalatognatikus, dan kekuatan menghirup. j) Sistem endokrin, yaitu pada awal penyakit umumnya tidak ada kelainan, adanya kaku kuduk apabila sudah mencapai stadium lanjut dan penurunan kesadaran akibat bakterinemia dan meningitis, pembesaran kelenjar getah bening sebagai reaksi imunologi terhadap infeksi. k) Sistem perkemihan, yaitu kaji kebersihan genitalia. l) Sistem imun, yaitu kaji adanya pembesaran dan nyeri tekan pada kelenjar limfe. m) Sistem saraf, yaitu pada pasien bronchopneumonia biasanya bila demam tinggi akan mengalami kejang. n) Sistem integumen, yaitu kaji kebersihan kulit secara umum, suhu tubuh. 11) Data penunjang Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi.
  • 40. 26 12) Penatalaksanaan medis Diberikan yaitu antibiotik, bronchodilator, seperti Ambroxsol syrup dan bedrest ditempat tidur. b. Pengelompokan data Pengelompokan data klien merupakan keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan kesehatan berdasarkan kriteria permasalahanya. Data-data yang muncul diklasifikasikan dalam data subyektif dan obyektif (Nursalam, 2013). c. Analisa data Analisa data merupakan proses berfikir secara ilmiah berdasarkan teori-teori yang dihubungkan dengan data-data yang ditemukan saat pengkajian. Menginterprestasikan data atau membandingkan dengan standar fisiologis setelah dianalisa, maka akan didapat penyebab terjadinya masalah pada klien.Analisa data terdiri dari : problem, etiologi, sympton. 2. Diagnosa Keperawatan Diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti (Nursalam, 2013). Adapun diagnosis keperawatan yang muncul pada anak dengan bronchopneumonia (Doenges, Moorhouse dan Geissler, 2000) adalah:
  • 41. 27 a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi trakea bronchial, pembentukan edema dan peningkatan produksi sputum. b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar-kapiler (efek inflamasi). c. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, reaksi seluler terhadap sirkulasi toksin dan batuk menetap. d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi. e. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, ketidaknyamanan batuk berlebihan dan dispnea. f. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan, penurunan masukan oral. g. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh. h. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah. 3. Perencanaan. Perencanaan atau intervensi keperawatan adalah desain spesifik dari intervensi yang disusun untuk membantu klien dan mencapai kriteria hasil(Nursalam, 2013).
  • 42. 28 Menurut Doenges, Moorhouse dan Geissler, 2000, diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan bronchopneumonia maka perencanan yang akan dilakukan untuk masing-masing diagnosa keperawatan adalah sebagai berikut: a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi trakea bronkial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum. Tujuan: bersihan jalan napas kembali efektif, dengan kriteria hasil menunjukan jalan napas paten dengan bunyi napas bersih dan tidak ada dispnea, sianosis. Tabel 3. Intervensi dan Rasional Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif No Intervensi Rasional 1 2. 3. 4. 5. Kaji frekuensi dan kedalaman pernapasan dan gerakan dada. Auskultasi area paru, catat area penurunan/tidak aliran darah dan bunyi napas adventus misal krekels, mengi. Penghisapan sesuai indikasi. Bantu mengawasi efek pengobatan nebulizer dan fisioterapi. Berikan cairan tambahan, mis: IV dan Oksigen. Takipnea, pernapasan dangkal, dan gerakan dada tidak simetris, sering terjadi karena ketidaknyamanan gerakan dinding atau cairan paru. Penurunanaliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan. Merangsang batuk secara mekanik pada pasien yang tidak mampu batuk yang tidak efektif. Memudahkan dalam pengenceran dan pembuangan sekret Cairan diperlukan untuk menggantikan kehilangan dan memobilisasikan sekret Sumber : (Doengoes,Moorhouse dan Geissler, 2000) b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar-kapiler (efek inflamasi).Tujuan: Pertukaran gas kembali normal, dengan kriteria hasil menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan GDA dalam rentang normal dan tak ada gejala distress pernapasan.
  • 43. 29 Tabel 4. Intervensi dan Rasional Kerusakan Pertukaran Gas No Intervensi Rasional 1. 2. Kaji ferekuensi kedalaman dan kemudahan bernapas Observasi warna kulit, membran mukosa, dan catat adanya sianosis perifer (kuku) atau sianosis sektral (sirkumoral) Manifestasi distres pernapasan tergantung pada/indikasi dekat keterlibatan paru dan status kesehatan umum. Sianosis kuku menunjukan vasokontriksi atau respons tubuh terhadap demam/mengiggil. 3. 4. Awasi suhu tubuhdengan benar. Kolaborasi dalam pemberian terapi oksigensesuai indikasi, Demam tinggi sangat meningkatkan kebutuhan metabolik dan kebutuhan oksigen. Untuk mempertahankan PaO2 di atas 60 mmHg (normal PaO2 80-100). Sumber : (Doenges,Moorhouse dan Geissler, 2000) c. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, reaksi seluler terhadap sirkulasi toksin, batuk menetap. Tujuan: Nyeri berkurang sampai hilang, dengan kriteria hasil nyeri hilang, menunjukan rileks, istrahat/tidur, peningkatan aktifitas yang tepat. Tabel 5. Intervensi dan Rasional Nyeri Akut No Intervensi Rasional 1. 2. 3. 4. Tentukan karakteristik nyeri misal : tajam konstan, ditusuk. Selidiki perubahan lokasi/intensitas nyeri Pantau tanda vital. Berikan tindakan nyaman, misal : pijatan punggung, perubahan posisi dengan cara di gendong. Kolaborasi dalam pemberian analgesik dan antitusif sesuai indikasi Nyeri dada, biasanya ada dalam beberapa derajat pada dalam bropneumonia, timbul komplikasi perkarditis dan endokarditis. Perubahan TD menunjukan bahwa pasien mengalami nyeri. Tindakan non-analgesik diberikan dengan sentuhan lembut dapat memperbesar efek terapi analgesik. Dapat menekan batuk non produktif/proksimal atau menurunkan mukosa berlebihan. Sumber: (Doenges,Moorhouse dan Geissler, 2000) d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.
  • 44. 30 Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhi, dengan kriteria hasil menunjukkan peningkatan nafsu makan dan mempertahankan/ meningkatkan berat badan. Tabel 6. Intervensi dan Rasional Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh. No Intervensi Rasional 1. 2. 3. Identifikasi faktor yang menimbulkan mual/muntah misal: sputum banyak, pengobatan aerosol. Dispnea berat nyeri. Jadwalkan pengobatan sedikitnya 1 jam sebelum makan. Auskultasi bunyi usus. Observasi atau palpasi distensi abdomen Pilihan intervensi tergantung pada penyebab masalah. Menurunkan efek mual yang berhubungan pengobatan ini. Bunyi usus mungkin menurun/ tidak ada bila proses infeksi berat. 4. Berikan makan porsi kecil dan sering Dapat meningkatkan masukan meskipun nafsu makan menurun Sumber : (Doenges, Moorhouse dan Geissler, 2000) e. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Tujuan: pasien dapat melakukan aktivitas sesuai kondisi, dengan kriteria hasil menunjukan peningkatan toleransi terhadap aktifitas yang dapat diukur dengan tak adannya dispnea, kelemahan berlebihan dan tanda vital dalam rentang normal. Tabel 7. Intervensi dan Rasional Intoleransi Aktifitas No Intervensi Rasional 1. 2. Bantu aktifitas perawatan diri yang diperlukan. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi. Menetapkan kemampuan kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan intervensi. Menurunkan stres dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istrahat. 3. Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat/tidur Pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi, tidur dikursi atau menunduk depan bantal. Sumber : (Doenges,Moorhouse dan Geissler, 2000
  • 45. 31 f. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan, penurunan masukan oral. Tujuan: Agar terjadi keseimbangan cairan, dengan kriteia hasil membran mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler cepat, tanda vital stabil Tabel 8. Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi Terhadap Resiko KekuranganVolume Cairan No Intervensi Rasional 1. 2. 3. Kaji turgor kulit, kelembaban membran mukosa (bibir, lidah). Catat laporan mual/muntah. Pantau masukan dan keluaran, catat warna, karakter urine. Hitung keseimbangan cairan , Peningkatan suhu/memanjangnya demam meningkatkan laju metabolik dan kehilangan cairan melalui evaporasi. Indikator keadekuatan volume cairan, meskipun membran mukosa mulut mungkin kering Adanya gejala ini menurunkan masukan oral. 4. Kaji perubahan tanda vital Memberikan informasi tentang keadekuatan volume cairan dan kebutuhan penggantian. 5. Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi. Berguna menurunkan kehilangan cairan. Sumber : (Doenges,Moorhouse dan Geissler, 2000) g. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan utama. Tujuan : Mencegah terjadinya penyebaran infeksi, dengan kriteria hasil mencapai waktu perbaikan infeksi berulang tanpa komplikasi. Tabel 9. Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi Infeksi No Intervensi Rasional 1. 2. Pantau vital dengan ketat, khususnya selama awal terapi. Batasi pengunjung sesuai indikasi. Selama periode waktu ini resiko komplikasi fatal (hipotensi/syok) dapat terjadi. Menurunkan pemajanan terhadap patogen infeksi lain. 3. 4. Dorong keseimbangan istrahat adekuat dengan aktifitas. Berikan antimikrobial sesuai indikasi. Tanda perbaikan kondisi harus terjadi dalam 44-48 jam. Untuk membunuh kebanyakan mikrobakterial pneumonia Sumber : (Doenges, Moorhouse dan Geissler, 2000)
  • 46. 32 i. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah. Tujuan : Meningkatkan pemahaman kondisi dan proses penyakit, dengan kriteria hasil melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam program pengobatan. Tabel 10. Intervensi dan Rasional Kurang Pengetahuan Mengenai Kondisi dan Kebutuhan Tindakan No Intervensi Rasional 1. Diskusikan aspek ketidakmampuan dari penyakit, lamanya penyembuhan, dan harapan kesembuahan. Informasi dapat meningkatkan koping dan membantu menurunkan ansietas dan masalah berlebihan 2. Informasi dalam bentuk tertulis dan verbal. Kelemahan dan depresi dapat mempengaruhi kemampuan untuk mengasimilasi informasi 3. Tekankan perlunya melanjutkan terapi antibiotik selama periode yang dianjurkan Penghentian dini antibiotik dapat mengakibatkan iritasi mukosa bronkus. Sumber : Doenges, Moorhouse dan Geissler, 2000) 4. Implementasi Pelaksanaan adalah inisiatif dan rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujuakan pada nursing oders untuk menbantu klien mencapai tujuan yang diharapkan (Nursalam, 2013). 5. Evaluasi Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi, dan implementasinya. Sistem penulisan ini dapat menggunakan sistem SOAP atau model dokumentasi lainnya (Nursalam, 2013).
  • 47. 33 S : Respon subjektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan. O : Respon objektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan. A : Analisa ulang atas data subjektif dan data objektif untuk menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau ada masalah baru. P : Perencanaan atau tindakan lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon. 6. Dokumentasi Perawat memerlukan suatu standar dokumentasi sebagai petunjuk dan arah terhadap cara penyimpanan dan teknik pendokumentasian yang benar. Oleh karena itu standar tersebut harus dipahami oleh rekan sejawat dan profesi kesehatan lainnya termasuk tim akreditasi (Nursalam, 2013). Berikut poin-poin penting dalam catatan perkembangan: S : Respon subjektif klien terhadap tindakan. O : Respon objektif klien terhadap tindakan. A : Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan masalah. P : Perencanaan atau tindakan. I : Implementasi. E : Evaluasi.
  • 48. 34 BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Laporan Kasus 1. Pengkajian a. Pengumpulan Data 1) Biodata a) Identitas Klien Nama : An. A Umur : 2 bulan Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Suku / bangsa : Sunda / Indonesia Pendidikan : - Pekerjaan : - Alamat : Bojong Penggang Tanggal Masuk : 27 Februari 2016 Tanggal Pengkajian : 1 Maret 2016 Ruangan : Kenanga Lantai 1 No. Register : 0001519082 Diagnosa Medis : Bronchopneumonia
  • 49. 35 b) Identitas Orang Tua (1) Identitas Ayah Nama : Tn. S Umur : 24 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Status : Kawin Agama : Islam Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia Pendidikan : SD Pekerjaan : Buruh Alamat : Bojong Penggang (2) Indentitas ibu Nama : Ny. S Umur : 20 tahun Jenis kelamin : Perempuan Status perkawinan : Kawin Suku/ bangsa : Sunda/ Indonesia Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : IRT Hub. Dengan klien : Ibu klien Alamat : Bojong Penggang
  • 50. 36 2) Riwayat Kesehatan a) Riwayat Kesehatan Sekarang (1) Riwayat sebelum masuk RS Sejak tiga hari sebelum masuk rumah sakit klien tampak batuk yang semakin lama semakin bertambah, melihat keadaan anaknya yang semakin menurun, sehingga orang tua klien berinisiatif mengantarkan anaknya ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung untuk mendapatkan perawatan. (2) Keluhan Utama : Batuk (3) Riwayat Keluhan Utama Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 1 Maret 2016, ibu klien mengatakan anaknya batuk. Batuk yang dirasakan klien adalah batuk kering, dimana penyebabnya tidak diketahui oleh ibu klien. Batuk yang dirasakan terus- menerus dan dirasakan pada bagian dada dengan intensitas batuk ringan. Batuk sering dirasakan klien pada malam hari. Batuk bertambah pada saat klien beraktivitas dan berkurang saat klien beristirahat. b) Riwayat kesehatan masa lalu (1) Pre Natal Care: Ibu klien mengatakan selama hamil mengalami mual dan muntah, dan ibu klien juga sering memeriksakan kehamilannya ke bidan. Ibu klien mendapatkan imunisasi TT
  • 51. 37 pada kehamilan 8 bulan dan ibu klien tidak mengalami penyakit infeksi selama hamil. (2) Intra Natal: Ibu klien mengatakan saat melahirkan usia kehamilannya cukup bulan. Ibu klien melahirkan secara normal dan penolong persalinan adalah bidan. (3) Post Natal: Saat lahir kondisi anak sehat dengan berat badan 3,4 kg dan panjang badan 50 cm. c) Riwayat kesehatan keluarga (1) Ibu klien mengatakan, ia mempunyai riwayat anemia. (2) Ibu klien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang mempunyai penyakit yang sama dengan klien. Keterangan : = Laki-laki/Perempuan = Garis keturunan ? = Umur tidak diketahui = Klien = Tinggal serumah ? ? 24 ? ? ? ?? ? 2 bln 20 Bagan 1. Genogram 3 generasi
  • 52. 38 3) Riwayat imunisasi Tabel 11. Riwayat Imunisasi Anak A usia infant (2 bulan) No Jenis imunisasi Waktu pemberian Reaksi setelah pemberian 1 BCG 1 kali Tidak ada reaksi 2 Polio - - 3 DPT 1 kali Demam 4 Campak - - 5 Hepatitis - - Sumber: Data Pengkajian di Ruang Kenanga Lantai I RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung 4) Riwayat tumbuh kembang (a) Pertumbuhan fisik Anak (1) Berat badan saat lahir 3400 (3,4 kg) dan berat badan saat ini 7,3 kg. (2) Panjang badan saat lahir 50 cm dan panjang badan sekarang 57 cm. b) Perkembangan (1) Motorik, yaitu klien dapat mengangkat kepala setinggi 45° jika tenngkurap dan dapat mengenali ibunya. (2) Bahasa, yaitu klien dapat menangis, megeluarkan suara dengan kata-kata yang tidak jelas. (3) Kognitif, yaitu klien dapat menangis ketika ditinggal ibunya, dan kadang menolak ketika digendongsama orang yang dianggapnya aneh. (4) Sosialisasi, yaitu klien dapat memberikan senyumnya ketika diajak bermain.
  • 53. 39 5) Riwayat nutrisi (a) Pemberian ASI diberikan sejak lahir hingga sekarang dan diberikan setiap hari yaitu pagi, siang dan malam. (b) Pemberian susu formula: klien tidak diberikan susu formula. 6) Riwayat psikososial Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang diderita anaknya, ibu klien selalu berdoa agar anaknya cepat sembuh dan, Ibu klien mengatakan kapan anaknya sembuh, ibu klien selalu bertanya tentang penyakit anaknya, ibu klien nampak bingung bila ditanya mengenai penyakit anaknya. Hubungan klien dengan kedua orang tuanya baik dan ibu klien mengatakan tinggal di lingkungan yang nyaman. 7) Riwayat spiritual Klien beragama islam dan ibu klien selalu berdoa untuk kesembuhan anaknya yang sedang sakit dan segera pulang kerumah untuk berkumpul kembali bersama keluarganya. 8) Reaksi hospitalisasi Ibu klien mengatakan membawa anaknya kerumah sakit karena anaknya mengalami batuk sejak tiga hari yang terus-menerus sebelum masuk rumah sakit. Ibu klien nampak cemas dengan kondisi anaknya dan selalu menemani anaknya dirumah sakit.
  • 54. 40 9) Pola aktivitas sehari-hari Tabel 12. Pola Aktivitas Sehari-hari Anak A Usia Infant (2 bulan) No Jenis Aktivitas Sebelum sakit Selama sakit 1 Nutrisi a) Cairan (1) Jenis minuman (2) Frekuensi b) Makanan (1) Jenis makanan (2) Frekuensi (3) Porsi (4) Keluhan Asi 3-4x/ hari Asi 3-4x/ hari Tidak ada Tidak ada Asi dan infuse 4-5x/ hari Asi 4-5x/ hari Tidak ada Tidak ada 2 Eliminasi a) BAB (1) Tempat pembuangan (2) Frekuensi (3) Warna (4) Kosistensi (5) Keluhan b) BAK (1) Tempat pembungan (2) Frekuensi (3) Bau (4) keluhan Popok 1-2x/ hari Kuning Lunak Tidak ada Popok 3-5x/ hari Khas amoniak Tidak ada Popok 3-4x/ hari Kuning Lunak Tidak ada Popok 3-5x/ hari Khas amoniak Tidak ada 3 Istirahat tidur a) Siang b) Malam c) Kualitas d) Keluhan 11.00- 14.00 19.00- 03.00 Baik Tidak ada 11.00- 12.00 24.00- 05.00 Kurang baik Sering terbangun karena batuk 4 Personal hygiene a) Mandi (1) Cara (2) Frekuensi (3) Alat Mandi b) Cuci rambut (1) Frekuensi (2) Alat c) Gunting kuku (1) Frekuensi (2) Alat Membasahi tubuh dengan air 2x/ hari Sabun dan air hangat Setiap kali mandi Pakai sampo 1x seminggu Gunting kuku Menggunakan washlap Lap badan 1x sehari Air hangat Setiap kali mandi Tidak memakai sampo 1x seminggu Gunting kuku Sumber : Data Pengkajian di Ruang Kenanga Lantai 1 dr. Hasan Sadikin Bandung
  • 55. 41 10) Pemeriksaan fisik a) Keadaan umum : Lemah b) Kesadaran : Composmentis GCS 15 ( E4, V5, M6) c) Tanda- tanda vital Pernapasan : 40x/ menit Nadi : 106x/ menit Suhu : 36,40 C d) Antropometri (1) Berat badan : 7,3 kg (2) Tinggi badan : 57 cm. (3) Lingkar kepala : 39 cm. (4) Lingkar perut : 48 cm. (5) Lingkar lengan atas : 17 cm. e) Sistem pernapasan Klien batuk tidak berlendir, bentuk hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada penumpukan sekret, tidak ada sianosis, tidak ada epitaksis, tidak ada pernapasan cuping hidung, frekuensi napas 40 x/menit, tidak menggunakan otot bantu pernapasan, tidak ada massa, bunyi perkusi dada sonor, bunyi napas krekles dan tidak ada bunyi napas tambahan. f) Sistem kardiovaskuler Konjungtiva merah muda, CRT 2 detik, ictus cordis tidak nampak, frekuensi nadi 106 x/menit, bunyi pekak pada jantung,
  • 56. 42 bunyi jantung S1 dan S2 dan tidak ada bunyi jantung tambahan (S3). g) Sistem pencernaan Bentuk bibir simetris, bibir nampak lembab, warna bibir merah muda, tidak ada stomatitis, belum ada pertumbuhan gigi, bentuk abdomen rata, bunyi timpani pada abdomen, peristaltik usus 12x/menit, tidak teraba adanya massa. h) Sistem endoktrin Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan parathyroid serta tidak ada pembesaran kelenjar limfe. i) Sistem integumen Kulit nampak kurang bersih, warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, kulit teraba lengket, kuku nampak panjang dan kotor, akral teraba hangat dengan suhu 36,40 C. j) Sistem perkemihan Warna urine kuning, tidak ada keluhan BAK dan tidak terpasang kateter. k) Sistem Reproduksi Tidak mengalami gangguan. l) Sistem Indra (1) Mata: simetris kiri dan kanan, konjungtiva nampak merah muda, sklera berwarna putih, pupil isokor, refleks pupil
  • 57. 43 terhadap cahaya baik, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada massa. (2) Hidung: posisi hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada penumpukan sekret, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada massa dan tidak ada nyeri tekan. (3) Telinga: bentuk simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada massa pada aurikula. (4) Lidah: lidah tampak bersih (5) Kulit: warna kulit sawo matang, kulit nampak bersih, tidak ada edema, kulit teraba hangat 36,40 C m) Sistem musculoskeletal (1) Ekstremitas atas: Bentuk simetris kiri dan kanan, tidak ada edema, terpasang IVFD Wida D5 4 tetes/ menit (mikro) di tangan kiri, keadaan kuku nampak panjang dan kotor, refleks trisep +/+, refleks bisep +/+, kekuatan otot 5 5 , tidak ada edema. (2) Ekstremitas bawah: Bentuk simetris kiri dan kanan, refleks patella +/+, refleks achilles +/+, refleks babinski +/+, kekuatan otot 5 5, dan tidak edema.
  • 58. 44 n) Sistem persarafan Tes fungsi kranial: (1) Nervus I (Olfaktorius): Tidak dilakukan pengkajian karena klien masih berusia 2 bulan dan belum dapat memberikan respon verbal. (2) Nervus II (Optikus): Tidak dilakukan pengkajian karena klien masih berusia 2 bulan dan belum dapat memberikan respon verbal. (3) Nervus III, IV, VI (Okulomotorius, Troklearis, Abdusen): Pergerakan bola mata baik. (4) Nervus V: Dapat membuka kelopak mata dengan normal, rahang atas dan rahang bawah normal. (5) Nervus VII (Fasialis): Wajah klien nampak simetris saat tersenyum dan menangis. (6) Nervus VIII (Akustikus): Klien berespon ketika dipanggil. (7) Nervus IX, X (Glosofaringeus, Vagus): Tidak ada gangguan menelan dan klien belum dapat mengucapkan kata- kata karena klien masih berusia 2 bulan. (8) Nervus XI (Aksesorius): Klien dapat menoleh ke kiri dan ke kanan. (9) Nervus XII (Hipoglosus): Pergerakan lidah baik
  • 59. 45 o) Sistem Imun Terjadi penurunan daya tahan tubuh selama sakit yang ditandai dengan anak mengalami kelemahan fisik. 11) Data Penunjang (a) Pemeriksaan Laboratorium Tabel 13. Pemeriksaan Laboratorium Anak A Usia Infant (2 bulan) Tanggal 28 Februari Test Hasil Unit Nilai Normal Hematologi 14 parameter Hemoglobin Hematokrit Eritrosit Leukosit Trombosit Indeks Eritrosit MCV MCH MCHC L 9.1 L 28 L 3.39 16.200 432.000 83.5 26.8 32.2 g/dl Juta/uL /mm3 /mm3 FL Pg % 5,5- 13,5 29-41 4.08- 6.05 6000- 17.500 150.000- 450.000 74- 108 25- 35 30- 36 Hitung jenis leukosit Basofil Karsinofil Batang Segmen Limfosit Monosit 0 L 0 L 0 30 L 61 9 % % % % % % 0-1 1-6 3-5 17-49 67- 77 2-10 Kimia klinik CRP kuantitatif H 20.3 Mg/l < 5 Sumber : Data Laboratorium Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung. (b) Pemeriksaan radiologi tanggal 28 februari 2016 (1) Klinis (a) Cor tidak membesar, diagfragma normal. (b) Hilus kanan tertutup, bayangan apeks (tynus) kiri normal. (c) Corakan broncovesikuler normal.
  • 60. 46 (d) Tampak pembercakan di pericardial dan perhiler kiri. (2) Kesan (a) Bronchopneumonia bilateral. (b) Tidak tampak kardiomegali. 12) Penatalaksanaan medis a) Ampicilin 4 x 350 mg/ oral b) Gentamicin 1 x 50 mg/ oral b. Klasifikasi Data 1) Data subyektif a) Ibu klien mengatakan anaknya batuk. b) Ibu klien mengatakan tidur klien terganggu karena adanya batuk. c) Ibu klien mengatakan batuk anaknya tidak berlendir d) Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit anaknya. e) Ibu klien mengatakan kapan anaknya sembuh f) Ibu klien mengatakan anaknya hanya lap badan menggunakan air hangat 1x sehari selama di rumah sakit 2) Data Objektif a) Keadaan umum nampak lemah. b) Klien nampak batuk kering. c) Terdengar bunyi krekles. d) Ibu klien selalu bertanya tentang penyakit anaknya.
  • 61. 47 e) Ibu klien nampak bingung bila ditanya mengenai penyakit anaknya. f) Nampak tidur klien terganggu karena adanya batuk. g) Jam tidur klien tidak cukup, Siang (11.00- 12.00), malam (24.00- 05.00). h) Klien sering terbangun dari tidurnya karena batuk. i) Tanda- tanda vital : Pernapasan : 40x/ menit Nadi : 106x/ menit Suhu : 36,4 O C j) Kuku klien nampak panjang dan kotor. k) Kulit klien teraba lengket dan kusam. l) Kulit klien nampak kurang bersih. m) Pemeriksaan Radiologi : Bronchopneumonia Bilateral c. Analisa Data Tabel 14. Analisa Data No. Symptom Etiologi Problem 1. DS : 1) Ibu klien mengatakan anaknya batuk 2) Ibu klien mengatakan tidur anaknya terganggu karena adanya batuk 3) Ibu klien mengatakan batuk anaknya tidak berlendir (kering) DO : 1) Keadaan umum lemah 2) Klien nampak batuk kering. Jamur, bakteri, protozoa Masuk alveoli Peradangan pada bronkus dan alveoli Batuk Gangguan pola tidur
  • 62. 48 Lanjutan Tabel 14. No. Symptom Etiologi Problem 3) Jam tidur klien tidak cukup, Siang (11.00- 12.00), Malam (24.00- 05.00). 4) Nampak tidur klien terganggu karena adanya batuk 5) Klien sering terbangun karena batuknya 6) Terdengar bunyi krekles 7) Pemeriksaan radiologi: Bronchopneunia Bilateral. Merangsang RAS Gangguan pola tidur 2. DS : 1) Ibu klien mengatakan anaknya hanya lap badan menggunakan air hangat 1x sehari selama di rumah sakit DO : 1) Kulit klien teraba lengket dan kusam 2) Nampak kulit kurang bersih 3) Kuku klien nampak panjang dan kotor Adanya penyakit yang diderita oleh klien Ketidakmampuan orang tua merawat anaknya Kebersihan diri klien kurang Defisit perawatan diri Defisit perawatan diri 3. DS : 1) Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit anaknya 2) Ibu klien mengatakan kapan anaknya sembuh. Adanya penyakit yang diderita oleh klien Perubahan status kesehatan Kurang pengetahuan DO : 1) Ibu klien selalu bertanya tentang penyakit anaknya 2) Ibu klien nampak bingung bila ditanya mengenai penyakit anaknya. Kurang terpapar dengan sumber informasi Kurang informasi Kurang pengetahuan
  • 63. 49 2. Diagnosa Keperawatan a. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya batuk ditandai dengan : DS : 1) Ibu klien mengatakan anaknya batuk. 2) Ibu klien mengatakan tidur anaknya terganggu karena adanya batuk. 3) Ibu klien mengatakan batuk anaknya tidak berlendir (kering). DO : 1) Keadaan umum lemah. 2) Klien nampak batuk kering. 3) Jam tidur klien tidak cukup, Siang (11.00-12.00), Malam (24.00- 05.00). 4) Nampak tidur klien terganggu karena adanya batuk. 5) Klien sering terbangun karena batuknya. 6) Terdengar bunyi krekles 7) Pemeriksaan Radiologi : Bronchopneumonia Bilateral b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang tua merawat anaknya ditandai dengan : DS : 1) Ibu klien mengatakan anaknya hanya lap badan 1x sehari menggunakan air hangat selama di rumah sakit.
  • 64. 50 DO : 1) Kulit klien teraba lengket dan kusam. 2) Nampak kulit kurang bersih. 3) Kuku klien nampak panjang dan kotor. c. Kurang pengetahuan mengenai penyakit anaknya berhubungan dengan kurang terpajan informasi ditandai dengan : DS : 1) Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit anaknya. 2) Ibu klien mengatakan kapan anaknya sembuh. DO : 1) Ibu klien selalu bertanya tentang penyakit anaknya. 2) Ibu klien nampak bingung bila ditanya mengenai penyakit anaknya.
  • 65. 51 3. Rencana Tindakan Keperawatan Nama : An. A Tanggal masuk RS : 27 Februari 2016 Umur : 2 bulan Tanggal Pengkajian : 01 Maret 2016 Jenis kelamin : Laki- laki No. Register : 0001519082 Alamat : Bojong Penggang Diagnosa : Bronchopneumonia Tabel 15. Rencana Tindakan Keperawatan No. Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional 1 2 3 4 5 1 Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya batuk, ditandai dengan: DS : a. Ibu klien mengatakan anaknya batuk b. Ibu klien mengatakan tidur klien terganggu dengan batuknya DO : a. Klien nampak batuk kering b. Jam tidur klien tidak cukup, Siang (11.00- 12.00), Malam (24.00- 05.00) c. Nampak tidur klien terganggu karena adanya batuk Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari klien dapat istirahat dengan tenang, dengan kriteria hasil: a. Pola tidur klien kembali normal dan teratur (12- 14 jam/ hari) b. Batuk berkurang (hilang) 1. Evaluasi respon klien terhadap aktivitas, perubahan tanda vital selama dan sesudah beraktivitas 2. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi 3. Bantu klien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan tidur 1. Mengobservasi kemampuan atau kebutuhan pasien selama dan sesudah aktivitas 2. Menurunkan stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat 3. Klien mungkin nyaman dengan kepala tinggi atau posisi terlentang
  • 66. 52 Lanjutan Tabel 15. No. Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional 1 2 3 4 5 d. Klien sering terbangun dari tidurnya karena batuknya e. Terdengar bunyi krekles f. Pemeriksaan Radiologi: Bronchopneumonia Bilateral 4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotic 4. Untuk menekan atau menghentikan perkembangan bakteri atau mikroorganisme berbahaya yang berada di dalam tubuh 2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang tua meerawat anaknya ditandai dengan: DS : a) Ibu klien mengatakan anaknya hanya lap badan menggunakan air hangat 1x sehari selama di rumah sakit DO : a) Kulit klien teraba lengket dan kusam b) Nampak kulit klien kurang bersih c) Kuku klien nampak panjang dan kotor Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari defisit perawatan diri klien dapat terpenuhi dengan kriteria hasil : a. Orang tua mampu memenuhi kebutuhan hygiene klien b. Klien nampak bersih c. Kuku klien nampak pendek dan bersih 1. Kaji kemampuan keluarga dalam melakukan perawatan kepada klien 2. Jelaskan motivasi dan demonstrasikan cara memandikan yang benar pada orang tua 3. Bantu keluarga dalam melakukan personal hygiene kepada klien 4. Jaga kebersihan pakaian dan alat tenun 1. Kondisi dasar akan menentukan tingkat kekurangan kebutuhan perawatan diri klien 2. Meningkatkan motivasi untuk perawatan diri secara mandiri atau parsial 3. Dengan melakukan personal hygiene dapat memberikan kenyamanan dan mencegah terjadi penyebaran penyakit. 4. Pakaian yang bersih dan alat tenun yang kering dapat memberikan rasa nyaman bagi klieen dan tidak menyebabkan gatal
  • 67. 53 Lanjutan Tabel 15. No. Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional 1 2 3 4 5 3 Kurang pengetahuan mengenai kondisi anaknya berhubungan dengan kurang terpajan informasi.ditandai dengan : DS : 1) Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit anaknya. 2) Ibu klien mengatakan kapan anaknya sembuh. DO : 1) Ibu klien selalu bertanya tentang penyakit anaknya. 2) Ibu klien nampak bingung bila ditanya mengenai penyakit anaknya. Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari, kurang pengetahuan orang tua dapat teratasi dengan kriteria hasil : a. Ibu klien nampak tenang b. Ibu klien mampu mengetahui tentang penyakit anaknya 1. Berikan informasi dalam bentuk tertulis dan verbal 2. Tekankan perlunya melanjutkan terapi antibiotik selama periode yang dianjurkan. 3. Tekankan pentingnya melanjutkan evaluasi medik dan vaksin/imunisasi dengan tepat. 1. Kelemahan dan depresi dapat mempengaruhi kemampuan untuk mengasimilasi informasi. 2. Penghentian dini antibiotik dapat mengakibatkan iritasi mukosa bronkus dan menghambat makrofag alveolar. 3. Dapat mencegah kambuhnya pneumonia dan komplikasi yang berhubungan.
  • 68. 54 4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Nama : An. A Tanggal masuk RS : 27 Februari 2016 Umur : 2 bulan Tanggal Pengkajian : 01 Maret 2016 Jenis kelamin : Laki- laki No. Register : 0001519082 Alamat : Bojong Penggang Diagnosa : Bronchopneumonia Tabel 16. Implementasi dan Evaluasi No. Dx Hari/ Tanggal Jam Implementasi Hari/ Tanggal Jam Evaluasi 1 2 3 4 5 6 7 1 Selasa 1/3/2016 08.15 08.30 1. Mengevaluasi respon klien terhadap aktivitas, perubahan tanda vital selama dan sesudah beraktivitas Hasil : Klien tidak sesak dan sedikit bergerak aktif dan tidak terjadi perubahan TTV selama dan sesudah melakukan aktivitas 2. Memberikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi Hasil : Klien berada di lingkungan yang tenang dan pengunjung juga dibatasi maksimal 2 orang Selasa 1/3/2016 14.00 S : 1) Ibu klien mengatakan anaknya masih batuk 2) Ibu klien mengatakan tidur klien masih terganggu karena batuknya O : 1) Klien nampak batuk kering 2) Tanda-tanda vital dalam batas normal N : 106 x / menit S : 36,40 C P : 40 x / menit
  • 69. 55 Lanjutan Tabel 16. No. Dx Hari/ Tanggal Jam Implementasi Hari/ Tanggal Jam Evaluasi 1 2 3 4 5 6 7 08.40 08.50 3. Membantu klien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan tidur Hasil : Posisi yang nyaman bagi klien adalah berbaring terlentang 4. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotic Hasil : a. Ampicilin 4 x 350 mg/ oral b. Gentamicin 1 x 50 mg/ oral A : Tujuan belum tercapai P : Lanjutkan intervensi 2, 3, dan 4. 2 Selasa 1/3/2016 09.00 09.15 09.20 1. Mengkaji kemampuan keluarga dalam melakukan perawatan kepada klien Hasil : Keluarga belum mampu memenuhi kebutuhan hygiene klien 2. Menjelaskan motivasi dan mendemonstrasikan cara memandikan yang benar pada orang tua Hasil : Orang tua mau mengikuti instruksi dari perawat 3. Membantu keluarga dalam melakukan personal hygiene kepada klien yaitu dengan memandikan klien Selasa 1/3/2016 14.00 S : 1) ibu klien mengatakan anaknya sudah dimandikan oleh perawat O : 1) Kulit klien bersih dan segar 2) Kuku nampak pendek dan bersih A : Tujuan tercapai P : Pertahankan intervensi
  • 70. 56 Lanjutan Tabel 16. No. Dx Hari/ Tanggal Jam Implementasi Hari/ Tanggal Jam Evaluasi 1 2 3 4 5 6 7 09.25 Hasil : Klien tampak bersih, segar dan kuku nampak pendek dan bersih 4. Menjaga kebersihan pakaian dan alat tenun dengan mengganti pakaian sehabis mandi, dan mengganti alat tenun jika basah dan kotor Hasil : Pakaian dan alat tenun terlihat bersih. 3 Selasa 1/3/2016 09.30 09.35 09.45 1. Memberikan penyuluhan/ penjelasan mengenai penyakit yang diderita klien. Hasil : Ibu klien sudah mengerti dengan penyakit klien. 2. Menekankan perlunya melanjutkan terapi antibiotik selama periode yang dianjurkan. Hasil : Keluarga kooperatif 3. Menekankan pentingnya melanjutkan evaluasi medik dan vaksin/imunisasi dengan tepat. Hasil : Keluarga kooperatif. Selasa 1/3/2016 14.00 S : 1) Ibu klien mengatakan sudah mengerti tentang penyakit anaknya. O : 1) Ibu klien tidak bertanya lagi tentang penyakit anaknya. 2) Ibu klien sudah tidak bingung bila ditanya mengenai penyakit anaknya. A : Tujuan teratasi P : Pertahankan intervensi
  • 71. 57 5. Catatan Perkembangan Tabel 17. Catatan Perkembangan Anak A usia infant (2 bulan) No NO DX Hari/ Tanggal Jam Catatan Perkembangan 1 1 Rabu 2/3/2016 08.00 08.10 08.20 08.30 08.40 14.00 S : 1) Ibu klien mengatakan anaknya masih batuk 2) Ibu klien mengatakan tidur anaknya masih terganggu karena batuk O : 1) Klien nampak batuk kering 2) Tanda-tanda vital dalam batas normal : N : 106x/ menit S : 36,40 C P : 40x/ menit A : Tujuan belum tercapai P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3 dan 4. I : 1) Mengevaluasi respon klien terhadap aktivitas, perubahan tanda vital selama dan sesudah beraktivitas Hasil : Klien tidak sesak dan sedikit bergerak aktif dan tidak terjadi perubahan TTV selama dan sesudah melakukan aktivitas 2) Memberikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi Hasil : Klien berada di lingkungan yang tenang dan pengunjung juga dibatasi maksimal 2 orang 3) Membantu klien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan tidur Hasil : Posisi yang nyaman bagi klien adalah berbaring terlentang 4) Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotic Hasil : a. Ampicilin 4 x 350 mg/ oral b. Gentamicin 1 x 50 mg/ oral E : Masalah belum teratasi 2 1 Kamis 3/3/2016 08.00 S : 1) Ibu klien mengatakan batuk anaknya berkurang. 2) Ibu klien mengatakan tidur anaknya nyenyak. O : 1) Klien nampak tenang.
  • 72. 58 Lanjutan Tabel 17. No NO DX Hari/ Tanggal Jam Catatan Perkembangan 09.00 2) Tanda- tanda vital dalam batas normal : N : 106x/ menit S : 36,40 C P : 40x/ menit 3) Pola tidur klien normal (12-14 jam/ hari), Siang (11.00-14.00) Malam (19.00-0300). A : Tujuan tercapai P : Pertahankan intervensi E : Masalah teratasi
  • 73. 59 B. Pembahasan Pada pembahasan akan dibahas mengenai kesenjangan antara teori yang ada di BAB II dan tinjauan kasus di BAB III. Kesenjangan yang ditemukan akan dibahas berdasarkan tahapan asuhan keperawatan yaitu tahap pengkajian, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi dan juga dokumentasi keperawatan, sesuai dengan Asuhan Keperawatan Pada Anak A Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronchopneumonia di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit Hasan sadikin Bandung. 1. Pengkajian Tahap pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dengan tujuan memperoleh data-data untuk menentukan masalah keperawatan yang tepat. Pengkajian dilakukan dengan anamnesa dan observasi guna mendapatkan data subjektif dan objektif yang akurat. Selama tahap ini, penulis tidak mendapatkan hambatan yang cukup berarti karena ibu klien cukup kooperatif dan dapat diajak kerja sama dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Hanya masalah waktu yang pendek yang menjadi hambatan penulis saat pengkajian Berdasarkan tinjauan teoritis pada data yang bisa ditemukan pada klien usia infant dengan bronkopneumonia yaitu kedaan lemah, muntah, sesak napas, bunyi ronchi atau wheezing, adanya penggunaan otot- otot pernapasan, nafsu makan menurun, berat badan menurun, batuk,
  • 74. 60 pernapasan cuping hidung, demam, sakit kepala, pernapasan pendek, sianosis, dan nyeri dada. Setelah dilakukan pengkajian pada klien anak A usia infant ditemukan data sebagai berikut: keadaan umum lemah, klien nampak batuk, terdengar bunyi krekles, klien teraba hangat, ibu klien sering menanyakan penyakit anaknya, badan klien nampak kurang bersih, kulit teraba lengket dan kusam, kuku klien nampak panjang dan kotor. Pada tahap pengkajian ditemukan adanya kesenjangan antara data yang ditemukan pada pengkajian diteori dan kasus. Dimana tidak semua data pada teori muncul pada kasus. Hal ini dikarenakan pada saat pengkajian klien tidak mengeluh serta respon individu terhadap suatu penyakit berbeda-beda. 2. Diagnosa keperawatan Berdasarkan tinjauan teori, diagnosa yang muncul pada klien dengan bronkopneumonia adalah sebagai berikut : a. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum. b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar-kapiler (efek inflamasi). c. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia, perlengketan secret pernapasan).
  • 75. 61 d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigenatau kelelahan yang berhubungan dengan gangguan pola tidur. e. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi parenkim paru. f. Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metaboliksekunder terhadap demam dan proses infeksi. g. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan (demam). h. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah. Sedangkan pada saat dilakukan pengkajian pada klien anak A ditemukan data dengan diagnosa keperawatan sebagai berikut : a. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya batuk b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang tua merawat anaknya. c. Kurang pengetahuan mengenai penyakitanaknya berhubungan dengan kurang terpajan informasi. Adapun diagnosa keperawatan yang ada diteori dan ditemukan dikasus yaitu kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi, dengan demikian tidak semua diagnosa keperawatan yang ada dalam teori ditemukan dalam kasus yaitu :
  • 76. 62 a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum. Bersihan jalan napas tak efektif tidak ada dalam kasus karena klien sudah tidak mengalami peningkatan produksi sputum. b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar-kapiler (efek inflamasi).Kerusakan pertukaran gas tidak dijadikan suatu masalah karena tidak adanya tanda-tanda sianosis sehingga penulis berpikir bahwa kebutuhan oksigen dalam tubuh klien terpenuhi. Selain itu klien sudah tidak mengalami lagi sesak dan selang O2 sudah dilepas. c. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi parenkim paru. Nyeri tidak ada dalam kasus karena kurangnya data untuk mengangkatnya menjadi suatu masalah. Dimana keadaan klien rileks, tidak merasakan nyeri, dengan alasan ini maka penulis tidak mengangkatnya menjadi suatu masalah keperawatan. d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak dijadikan suatu masalah karena tidak adanya tanda- tanda menurunnya nafsu makan klien sehingga penulis berfikir bahwa nutrisi klien terpenuhi. e. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan. Kekurangan volume cairan tidak ada dalam kasus karena tidak ada data untuk mengangkatnya menjadi suatu masalah. Dimana
  • 77. 63 turgor kulit baik, CRT kurang dari 2 detik, dengan data tersebut maka penulis tidak mengangkatnya menjadi masalah keperawatan. f. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia, perlengketan secret pernapasan). Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi tidak dijadikan suatu masalah keperawatan karena penulis tidak mendapatkan data- data yang mendukung untuk menjadikannya suatu masalah yang mmembutuhkan penatalaksanaan keperawatan. g. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen atau kelelahan berhubungan dengan gangguan pola tidur. Intoleransi aktivitas tidak dijadikan suatu masalah karena klien tidak mengalami keterbatasan fisik sehingga penulis tidak dijadikan suatu masalah. Dan tidak semua diagnosa keperawatan yang ada dalam kasus ada dalam teori yaitu Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya batuk dan Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang tua merawat anaknya. Adanya kesenjangan ini karena pada data pengkajian ditemukan data- data yang mendukung ditetapkannya diagnosa keperawatan tersebut. 3. Perencanaan Dalam tahap ini penulis menerapkan perencanaan dengan baik sesuai keadaan dengan klien yang diambil dari beberapa referensi. Dalam penyusunan perencanaan penulis berpatokan pada rencana keperawatan
  • 78. 64 yang ada pada teori untuk diagnosa keperawatan yang sama. Perencanaan keperawatan untuk diagnosa keperawatan yang tidak ada diteori dan muncul dikasus, maka penyusunan rencana tindakan keperawatan dibuat berdasarkan masalah dan kebutuhan klien, disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada. 4. Implementasi Pada tahap ini, pada dasarnya penulis melaksanakan tindakanberdasarkan rencana yang telah dibuat. Tahap ini merupakan realisasi dari perencanaan yang telah disusun sehingga dalam pelaksanaan ini mengacu pada perencanaan yang merupakan suatu pendukung berjalannya tahap pelaksanaan yaitu kerja sama yang baik antara perawat, klien dan keluarga sehingga memudahkan dalam setiap tindakan. Selain itu adanya dukungan serta bimbingan dari perawat pembimbing. Adapun yang menjadi faktor penghambat dalam proses pelaksanaan adalah kurangnya sarana dan prasarana yang terdapat di ruangan. Meskipun dengan keterbatasan sarana dan prasarana, namun setiap intervensi yang telah disusun dapat diimplementasikan kepada klien. Dalam teori, pelaksanaan adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana yang meliputi tindakan- tindakan yang telah direncanakan, melaksanakan anjuran dokter dan menjalankan ketentuan- ketentuan rumah sakit serta melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah ditetapkan dengan harapan dapat mengatasi masalah yang dihadapi klien.
  • 79. 65 5. Evaluasi Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Setelah mengimplementasikan Asuhan Keperawatan anak yang telah direncanakan selama 3 hari yang dimulai tanggal 01 Maret sampai dengan 03 Maret 2016. Dalam kasus ini diagnosa keperawatan yang ada yaitu terdiri dari 3 diagnosa dan semua diagnosa dapat teratasi dengan baik.
  • 80. 66 BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Setelah penulis melaksanakan studi kasus melalui pendekatan proses keperawatan yang penulis laksanakan di Ruangan Kenanga lantai 1 Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung dari tanggal 01 sampai 03 Maret dengan mengacu pada tujuan yang ingin dicapai, maka penulis mengambil kesimpulan : 1. Tahap awal proses keperawatan adalah pengkajian, yang meliputi pengumpulan data, klasifikasi data dan analisa data yang kemudian dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan. 2. Diagnosa yang ditemukan pada anak A yaitu gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya batuk, defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang tua merawat anaknya dan kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi. 3. Pada intervensi terdapat kesenjangan antara teori dan kasus, dimana tidak semua intervensi dalam teori terdapat dalam kasus. Akan tetapi, untuk intervensi yang ada pada teori dan muncul pada kasus pada prinsipnya tidak ada perbedaan karena perencanaan pada dasarnya penulis berpatokan pada tinjauan teoritis, sedangkan intervensi yang muncul pada kasus tidak ada pada teori, penulis bersama klien dan keluarga membuat intervensi berdasarkan masalah dan kebutuhan klien disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada.
  • 81. 67 4. Implementasi merupakan realisasi dari perencanaan yang telah disusun sehingga dalam implementasi ini mengacu pada perencanaan yang merupakan pendukung berjalannya tahap pelaksanaan diantaranya kerja sama yang baik antara perawat, klien dan keluarga sehingga memudahkan dalam setiap tindakan, selain itu adanya dukungan serta bimbingan dari perawat pembimbing. 5. Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dimana untuk menilai suatu keberhasilan pelaksanaan keperawatan. Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 hari, dan semua diagnosa teratasi dengan baik dan anak A sudah menunjukkan kemajuan yang cukup besar. 6. Dalam mendokumentasikan karya tulis ilmiah ini penulis berpatokan kepada tahap–tahap pendokumentasian keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan, implementasi, dan catatan perkembangan. B. Rekomendasi Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan pada anak dengan bronchopneumonia, penulis menyarankan: 1. Untuk Pihak Rumah Sakit Rumah Sakit diharapkan mampu memberikan pelayanan yang komperehensif yaitu bio, psiko, sosial dan spritual kepada klien dengan menambah peralatan dan fasilitas yang memadai untuk menunjang pelaksanaan asuhan keperawatan.
  • 82. 68 2. Untuk Institusi Institusi dan penyelenggara diharapkan menyediakan buku–buku referensi yang memadai, yang menyangkut hal–hal terbaru tentang penatalaksanaan perawatan klien anak dengan bronchopneumonia, serta menyediakan waktu yang cukup untuk pelaksanaan praktek keperawatan dirumah sakit dan studi kasus untuk penyusunan karya tulis dimasa yang akan datang 3. Untuk Profesi Perawat harus menerapkan proses keperawatan secara proaktif dan meningkatkan frekuensi kontak dengan klien serta dalam melaksanakan asuhan keperawatan diperlukan adanya pendokumentasian yang dicatat dalam status kesehatan klien dan diperlukan adanya kerjasama yang baik dengan tim kesehatan lainya 4. Bagi Penulis sendiri Semoga karya tulis ilmiah yang sederhana ini dapat menjadi bacaan dan acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien anak dengan bronchopneumonia. Penulis jangan pernah puas dengan apa yang telah dicapai dalam pelaksanaan asuhan keperawatan tetapi perlu belajar lebih giat lagi agar memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk pelaksanaan asuhan keperawatan di masa yang akan datang.
  • 83. 67 DAFTAR PUSTAKA Asmadi, (2008). Konsep dasar keperawatan. EGC : Jakarta. Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. dan Geissler, A. C. (2000). Rencana asuhan keperawatan, Edisi 3, Jilid II. EGC : Jakarta. Hidayat, A. A. (2012). Pengantar ilmu keperawatan anak, Jilid 1. Salemba Medika : Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Rencana strategi kementrian kesehatan tahun 2015-2019. Kementerian Kesehatan RI : Jakarta. Nurarif, A. H. & Kusuma, H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan nanda nic-noc, Edisi Revisi, Jilid I. Mediaction Publishing : Jogjakarta. Nursalam. (2013). Proses dan dokumentasi keperawatan, Edisi 2. Salemba Medika: Jakarta. Padila, S. Kep., Ners, (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam, Jilid II. Salemba Medika : Jakarta Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung. (2016). Hasil medical record di Ruang Kenanga I. RSHS : Bandung. Rangki, L dan Susen, A. (2014). Patofisiologi manusia disertai penyimpangan kebutuhan dasar manusia, Jilid 1. Masagena Press : Makassar. Rasyid, Z. (2013). Faktor- faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia anak balita di RSUD Bangkinang Kabupaten Kampar. Jurnal kesehatan komunitas. Vol 2 (3) P 136-137. Somantri. A. (2007). Keperawatan medikal bedah asuhan keperawatan pada pasien gangguan sistem pernapasan. Salemba Medika : Jakarta. Syaifuddin. (2006). Anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa keperawatan, Edisi 3. EGC : Jakarta.
  • 84. 68 UN, A. (2015). Studi kasus pada an. A umur 10 bulan. Karya tulis ilmiah dipublikasikan. Kediri : Program D-III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nusantara PGRI Kediri. Wong, D. L. (2004). Pedoman klinis keperawatan pediatrik, Edisi 4. EGC : Jakarta.
  • 85. DAFTAR SINGKATAN Akper : Akademi Keperawatan ASI : Air Susu Ibu BAB : Buang Air Besar BAK : Buang Air Kecil BB : Berat Badan BCG : Bacillus Calmete Guarine Bln : Bulan C : Celcius Cc : centimeter cubic CI : Clinical Instruktur Cm : centi meter CO2 : Carbondioksida CRT : Capilari Revile Time DO : Data Objektif DPT : Dipteri, Pertusis, Tetanus dr : Dokter DS : Data Subjektif DX : Diagnosa E : Evaluasi I : Implementasi IMT : Indeks Masa Tubuh IRT : Ibu Rumah Tangga IV : Intra Vena IVFD : Intra Vena Foolt Drainase
  • 86. Jl : Jalan Kg : Kilogram mg : miligram ml : mliliter mmHg : mili meter Hectogram N : Nadi Nacl : Natrium Clorida No : Nomor Ns : Ners Ny : Nyonya O : Objektif O2 : Oksigen P : Pernapasan P : Perencanaan Pemkab : Pemerintah Kabupaten RS : Rumah Sakit S : Subjektif S : Suhu SD : Sekolah Dasar SWT : Subhanahuwataallah TBC : Tuberculosis Tn : Tuan TPM : Tetes Per Menit TT : Tetanus TTV : Tanda-Tanda Vital WHO : World Health Organization
  • 87. LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN PENGERTIAN Mencuci tangan adalah menggosok kedua pergelangan tangan dengan kuat secara bersamaan menggunakan zat pembersih yang sesuai dan dibilas dengan air mengalir dengan tujuan menghilangkan mikroorganisme sebanyak mungkin. MANFAAT CUCI TANGAN 1) Sederhana dan efektif mencegah infeksi 2) Menciptakan lingkungan yang aman 3) Pelayanan kesehatan menjadi aman 5 WAKTU PENTING MENCUCI TANGAN 1. Sebelum memasukkan makanan dalam mulut 2. Sebelum mengolah makanan 3. Sebelum memegang anak atau bayi 4. Setelah membersihkan kotoran anak 5. Setelah BAB dan BAK CARA CUCI TANGAN 6 LANGKAH 1. Usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut 2. Usap dan gosok kedua punggung tangan secara lembut 3. Bersihkan jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih 4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan 5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian 6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan
  • 88. A. Kegiatan Penyuluhan No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran 1 5 Menit Pembukaan : 1. Member Salam 2. Menjelaskan Maksud Dan Tujuan  Menjawab Salam  Memperhatikan 2 10 Menit Penyampaian Isi Materi 1. Pengertian cuci tangan 2. Manfaat cuci tangan. 3. 5 waktu penting cuci tangan. 4. 6 langkah cuci tangan  Memperhatikan  Memperhatikan  Memperhatikan  Memperhatikan 3 5 Menit Penutup Memberikan kesempatan keluarga bertanya Memberikan timbal balik Memberikan pertanyaan secara lisan Memberikan reinforcement positif Mengucapkan salam penutup  Bertanya  Memperhatikan  Menjawab  Merespon reinforcement  Menjawab salam
  • 89. B. Evaluasi Evaluasi yang dilakukan yaitu menanyakan tentang : 1. Pengertian cuci tangan 2. Manfaat cuci tangan. 3. 5 waktu penting cuci tangan. 4. 6 langkah cuci tangan
  • 90. SATUAN ACARA PENYULUHAN POKOK BAHASAN : PENKES CUCI TANGAN SUB.POKOK BAHASAN : CUCI TANGAN SASARAN : KELUARGA PASIEN WAKTU : 20 MENIT TEMPAT : RUANG KENANGA A. Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti penyuluhan ,diharapkan Keluarga klien mampu memahami tentang Cuci tangan. B. Tujuan Instruksional Khusus 1. Setelah mendapatkan penyuluhan kelarga klien dapat menyebutkan kembali definisi Cuci tangan. 2. Setelah mendapatkan penyuluhan keluarga klien dapat menyebutkan manfaat cuci tangan 3. Setelah mendapatkan penyuluhan keluarga klien dapat mengetahui 5 waktu penting cuci tangan 4. Setelah mendapatkan penyuluhan keluarga klien dapat mengetahui 6 langkah cuci tangan C. Metode  Tanya jawab D. Media  LEAFLET
  • 91. SATUAN PEMBELAJARAN CUCI TANGAN OLEH NAMA : ISMA EKAWATI NIM : 13. 13. 1102 AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER) PEMKAB MUNA 2016 SATUAN PEMBELAJARAN CUCI TANGAN OLEH NAMA : ISMA EKAWATI NIM : 13. 13. 1102 AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER) PEMKAB MUNA 2016 SATUAN PEMBELAJARAN CUCI TANGAN OLEH NAMA : ISMA EKAWATI NIM : 13. 13. 1102 AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER) PEMKAB MUNA 2016