Asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. T umur 30 tahun G2P1A0 UK 8 minggu 4 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat I di wayhalim permai Bandar Lampung. Karya tulis ini membahas tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum berdasarkan studi kasus. Hiperemesis gravidarum dapat berdampak buruk bagi ibu dan janin jika tidak ditangani dengan tepat.
1. 1
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. T UMUR 30
TAHUN G2P1A0 UK 8 MINGGU 4 HARI DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I
DI WAYHALIM PERMAI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
KARYA TULIS ILMIAH
NAMA : LULU ILMA WIANI
NIM : 201207033
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
APRIL/2015
i
2. 2
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. T UMUR 30
TAHUN G2P1A0 UK 8 MINGGU 4 HARI DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I
DI WAYHALIM PERMAI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar ahli madya
kebidanan
Disusun Oleh
NAMA : LULU ILMA WIANI
NIM : 201207033
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
APRIL/2015
ii
3. 3
LEMBAR PENGESAHAN
Diterima dan disahkan oleh TIM penguji akhir program pendidikan diploma III
kebidanan ADILA pada:
Hari :
Tanggal :
Penguji I Penguji II
Ahmad Dahro, S. Sos,M.I.P Septi Ristiyana, S. ST
NIK.2006071016 NIK.2015021067
Direktur Akademi Kebidanan ADILA
Bandar Lampung,
Dr.Wazni Adila,MPH
NIK. 2011041008
iii
4. 4
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas Akademi Kebidanan Adila, saya yang bertanda tangan di bawah
ini :
Nama : Lulu Ilma Wiani
NIM : 201207033
Program study : D3 Kebidanan
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetui untuk memberikan kepada,
Akademi Kebidana Adila,hak bebas royalty non eksklusif (non-eksklusif royalty-
free right). Atas Karya Tulis Ilmiah saya yang berjudul:
“Asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. T umur 30 tahun G2P1A0 UK 8
minggu 4 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat I diwayhalim permai
Bandar Lampung”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas royalty non
eksklusif ini maka Akademi Kebidanan Adila berhak menyimpan, mengalih
media / format, mengelola dalam bentuk pangkalan data (data nama saya sebagai
penulis / pencipta dan sebagai pemilik hak cipta).
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Bandar Lampung, Mei 2015
Yang menyatakan
Lulu Ilma Wiani
iv
5. 5
Asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. T umur 30 tahun G2P1A0 UK 8
minggu 4 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat I
diwayhalim permai Bandar Lampung
tahun 2015
Lulu ilma wiani, Silvia Anggraini,S.ST.M.kes, Nopa Utari , S.ST
INTISARI
KTI ini membahas tentang asuhan kebidanan pada masa kehamilan dengan hiperemesis
gravidarum. Berdasarkan Propil Kesehatan Propinsi Lampung tahun 2004 tingginya angka
kejadian emesis gravidarum pada wanita hamil yaitu 50-90 %, sedangkan hiperemesis gravidarum
mencapai 10-15% di Provinsi Lampung dari jumlah ibu hamil yang ada sebanyak 182.815 orang.
KTI ini menggunakan metodelogi Studi kasus dengan metode deskriftif. Lokasi Studi kasus di Jl.
Arifrahman hakim Gg jaya no 24 wayhalim permai Bandar Lampung. Waktu pada tanggal 03 april
2015. Subjek adalah Ny. T dengan hiperemesis gravidarum . Hiperemesis gravidarum adalah
mual muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Simpulan
yaitu apabila hiperemesis gravidarum atau mual muntah yang berlebihan jika tidak ditangani
dengan segera akan berdampak pada bayinya, kemungkinan bayinya akan mengalami BBLR,
IUGR, prematur hingga terjadi abortus.
Kata kunci : Kehamilan, hiperemesis gravidarum
Kepustakaan : 9 Referensi
Jumlah halaman : 106 halaman
v
6. 6
CURICULUM VITAE
Nama : Lulu Ilma Wiani
NIM : 201207033
Tempat/tanggal lahir : Purawiwitan, 05 juni 1994
Alamat : Desa purawiwtan, kec. Kebun Tebu, Lampung Barat
Institusi :Akademik Kebidanan Adila Bandar Lampung tahun 2012
s/d sekarang
Angkatan : VII (Tujuh)
Biografi : 1. TK Darma Wanita, 2000 s/d 2006
2. SDN 02 Purajaya, 2000 s/d 2009
3. SMPN 02 Sumber Jaya, 2009 s/d 2012
4. Saat ini sedang menyelesaikan pendidikan di Akademi
Kebidanan Adila Bandar Lampung Tahun 2015.
vi
8. 8
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’alamiin... segala puji bagi Allah SWT, sebagai rasa syukur
yang tidak bisa diuntaikan dengan apapun, dengan segala rahmatnya, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Hasil karya ini ku persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua ku, Mamah dan Bapak yang mengajarkan aku sebuah
tanggung jawab dan kedisiplinan.
2. Teman-temanku di Akbid Adila khususnya EVORBIA ROOM yang
menjadi teman seperjuangan yang bertujuan untuk satu kalimat yaitu cita-cita
menjadi bidan propesional.
3. Almamaterku.. Akademi Kebidanan Adila, semoga selalu menjadi yang
terbaik.. ^_^
viii
9. 9
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT , karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Karya tulis Ilmiah
dalam bentuk tudi Kasus Kebidanan yang berjudul “Asuhan kebidanan ibu hamil
pada Ny. T umur 30 tahun G2P1A0 UK 8 minggu 4 hari dengan hiperemesis
gravidarum tingkat I diwayhalim permai Bandar Lampung”.
Penulis menyadari karena keterbatasan pengetahuan Karya Tulis Ilmiah ini
Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Wazni.MPH, Selaku Direktur Akademi Kebidanan Adila
2. Silvia Anggraini,S.ST.M.kes selaku pembimbing I Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung
3. Nopa utari,S.ST selaku pembimbing II Karya Tulis Ilmiah Akademi
Kebidanan Adila Bandar Lampung
4. Suyati Danar S. ST selaku pemilik BPS
5. Seluruh Staf dan Dosen Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung
Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu Penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua
pihak. Akhirnya Penuli berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi Penulis dan bagi pembaca.
Bandar Lampung, Agustus 2015
Penulis
ix
10. 10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI.................................... iii
ABSTRAK.......................................................................................... iv
CURICULUM VITAE....................................................................... v
MOTTO ............................................................................................. vi
PERSEMBAHAN .............................................................................. vii
KATA PENGANTAR........................................................................ viii
DAFTAR ISI..................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah.............................................................. 3
1.3 Tujuan penulis.................................................................. 3
1.4 Ruangl lingkup .................................................................. 4
1.5 Manfaat penulisan.............................................................. 4
1.6 Metodelogi dan teknik memperoleh data............................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan konsep medis ..................................................... 8
2.2 Tinjauan konsep asuhan kebidanan.................................... 38
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Kajian data subjektif.......................................................... 62
3.2 Kajian data objektif ........................................................... 68
x
11. 11
3.3 Matriks.............................................................................. 71
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian khusus ............................................................. 81
4.2 Interpretasi data ................................................................ 90
4.3 Diagnosa potensial............................................................. 92
4.4 Tindakan segera................................................................ 93
4.5 Perencanaan....................................................................... 94
4.6 Pelaksanaan....................................................................... 96
4.7 Evaluasi............................................................................. 102
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ........................................................................... 105
5.2 Saran ................................................................................ 106
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
12. 12
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ukuran TFU pertiga jari ..................................................... 10
Tabel 2.2 Komponen pertambahan berat badan ibu selama hamil......... 15
Tabel 2.3 ketidaknyamanan pada masa kehamilan dan cara
mengatasinya....................................................................................... 16
Tabel 3.1 Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu ....................... 64
Tabel 3.2 Matriks................................................................................. 71
xii
13. 13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat izin penelitian
Lampiran 2 : Lembar konsul
Lampiran 3 : SAP hiperemesis gravidarum
Lampiran 4 : Lembar leaflet hiperemesis gravidarum
Lampiran 5 : Dokumentasi
Lampiran 6 : Jadwal penelitian
xiii
14. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Menurut Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan di definisikan sebagai
penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila di hitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan
menurut kalender internasional.(Sarwono Prawirohardjo, 2010; h. 213).
Proses kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah. Hal ini perlu
diyakini oleh tenaga kesehatan khususnya bidan, sehingga ketika memberikan
asuhan kepada pasien, pendekatan yang dilakukan lebih cendrung kepada
bentuk pelayanan promotif. Realisasi yang paling mudah dilaksanakan adalah
Pelayanan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) kepada pasien dengan
materi-materi mengenai pemantauan kesehatan ibu hamil dan penatalaksanaan
ketidaknyamanan selama hamil.( Ari sulistyawati.2011;hal.2).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan
sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang-kadang begitu
hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga
dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari.
(Sarwono Prawihardjo,2010;h.815)
15. 2
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada
bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh factor toksik, juga ditemukan
kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati
dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain
akibat inanisia.
Beberapa faktor predisposisi dan factor lain yang telah ditemukan oleh
beberapa penulis sebagai berikut:
Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola
hidatidosa, dan kehamilan ganda, masuknya vili khorialis dalam sirkulasi
maternal dan perubahan metabolic hamil serta resistensi yang menurun dari
pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organic,alergi, Faktor
psikologik (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti, 2010;h.118-119)
Dampak hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan klien,
namun dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus, berat
badan lahir rendah, kelahiran premature dan malformasi pada bayi baru lahir.
Selain dampak fisiologis pada kehidupan klien dan janinnya, hiperemesis
gravidarum juga memberikan dampak secara psikologis, sosial, spiritual,
pekerjaan. Secara psikologis dapat menimbulkan dampak kecemasan, rasa
bersalah, dan marah ( Nengah Runiari,2010; h. 14).
Hasil prasurvey yang di lakukan oleh penulis selama 6 hari pada tanggal 03
april 2015 sampai dengan tanggal 09 april 2015, di Jl. Arifrahman hakim, Gg
16. 3
jaya no 24 wayhalim permai, Bandar Lampung. terdapat 1 ibu hamil TM I
yang mengalami hiperemesis gravidaraum tingkat 1.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengambil
judul Asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. T umur 30 tahun G2P1A0 usia
kehamilan 8 minggu 4 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat I di Jl.
arifrahman hakim, gg jaya no 24 wayhalim permai, Bandar Lampung.
1.2 Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas maka penulis membuat rumusan masalah sebagai
berikut: “Bagaimana Asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. T umur 30 tahun
G2P1A0 usia kehamilan 8 minggu 4 hari dengan hiperemesis gravidarum
tingkat I di Jl. Arifrahman hakim, gg jaya no 24 wayhalim permai, Bandar
Lampung tahun 2015?”.
1.3 Tujuan penulisan
1.3.1 Tujuan umum
Tujuan secara umum dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh
gambaran tentang penanganan pada Ny.T umur 30 tahun G2P1A0 usia
kehamilan 8 minggu 4 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat I
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
1.3.2 Tujuan khusus
Penulis dapat mendeskripsikan hasil kajian terhadap penanganan yang
tepat pada Ny.T umur 30 tahun G2P1A0 usia kehamilan 8 minggu 4
hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat I sesuai asuhan
17. 4
kebidanan melalui pengkajian, interprtasi data, identifikasi masalah
potensial, tindakan segera atau kolaborasi, menyusun rencana,
melaksanakan asuhan, serta mengevaluasi asuhan yang telah
dilakukan, apakah ada disparitas antara tinjauan konsep dan kasus
yang terjadi dalam penanganan hiperemesis gravidarum tingkat I
sesuai asuhan kebidanan.
1.4 Ruang lingkup
1.4.1 Objek penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Ny. T usia 30 tahun G2P1A0 umur
kehamilan 8 minggu 4 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat I.
1.4.2 Lokasi penelitian
Penelitian dilakukan di rumah Ny. T. Tepatnya Jl Arifrahman Hakim
Gg Jaya No 24 Wayhalim permai, Bandar lampung, tahun 2015.
1.4.3 Waktu penelitian
Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 03-09 april 2015.
1.5 Manfaat penulisan
Diharapkan studi kasus ini daptat bermanfaat sebagai berikut:
1.5.1 Dapat dijadikan dokumen dan bahan acuan untuk penelitian selanjutnya
dibidang hiperemesis gravidarum.
1.5.2 Dapat dijadikan gambaran informasi serta bahan untuk meningkatkan
mamajemen asuhan kebidanan yang ditetapkan di bidang hiperemesis
gravidarum.
18. 5
1.5.3 Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan pada masyarakat
khususnya ibu hamil mengenai pentingnya memeriksakan kehamilan
untuk mengetahui penyakit atau komplikasi sedini mungkin.
1.5.4 Menambah wawasan bagi penulis, yaitu sebagai ilmu pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan badi penulis dalam menerapkan asuhan
kebidanan khuhusnya pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis
gravidarum.
1.6 Metodologi penelitian dan teknik memperoleh data
1.6.1 Metodologi penulisan
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan
metode kualitatif dengan cara pendekatan metode deskriftif.
Metodologi deskriftif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan
dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriftif tentang
suatu keadan secara objektif. Metode penelitian deskriftif digunakan
untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang
dihhadapi pada situasi sekarang. Peneliti ini dilakukan menempuh
langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan/analisis
data, membuat kesimpulan, dan laporan. (Soekidjo
Notoatmodjo,2005;hal.138)
19. 6
1.6.2 Teknik memperoleh data:
1.6.2.1 Data primer
a) Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data, dimana penelitian mendapatkan
keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang
sasaran (responden), atau bercakap-cakap berhadapan
muka dengan orang tersebut diperoleh langsung dari
responden melalui suatu pertemuan atau percakapan.
(Soekidjo Notoatmodjo,2005;h.102).
b) Pengkajian Fisik
Dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan
berakhir pada anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ
utama dilakukan dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi, beberapa pemeriksaan khusus mungkin
diperlukan seperti tes neulorogi. (Eviana Tambunan dan
Kasim Deswani, 2012;h.3)
1.6.2.2 Data sekunder
a) Studi pustaka
Penulis mencari, mengumpulkan, dan mempelajari
referensi yang relevan berdasarkan kasus yang dibahas
yaitu Asuhan pada ibu hamil dengan hiperemesis
20. 7
gravidarum dari beberapa buku dan informasi dari
internet.
Bahan-bahan pustaka merupakan hal yang penting
dalam menunjang latarbelakang teoritis dari suatu
penelitian. Telah kita ketahui bersama bahwa didalam
perpustakaan tersimpan berbagai disiplin ilmu.
b) Studi dokumentasi
Yang dimaksud dengan sumber informasi dokumenter
pada dasarnya adalah semua bentuk sumber informasi
yang berhubungan dengan dokumen, baik dokumen-
dokumen resmi maupun tidak resmi. (Soekidjo
Notoatmodjo,2005;h.62-63).
21. 8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan teori medis
2.1.1 Kehamilan.
2.1.1.1 Pengertian kehamilan
Menurut Obstetri Ginekologi internasional, kehamilan di
definisikan sebagai penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila di hitung
dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau
9 bulan menurut kalender internasional (Sarwono
Prawirohardjo, 2010; h. 213).
Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya
280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43
minggu).(Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti, 2009; h. 2).
2.1.1.2 Standar asuhan kehamilan
a) Kunjungan Ante-natal care ( ANC ) minimal.
1. Satu kali pada trimester I ( usia kehamilan 0-13
minggu)
2. Satu kali pada trimester II ( usia kehamilan 14-27
minggu.
22. 9
3. Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28-40
minggu )
b) Pelayanan standar, yaitu 7 T
Sesuai dengan kebijakan Departemen Kesehatan, standar
minimal pelayanan pada ibu hamil adalah tujuh bentuk yang
disingkat dengan 7 T, antara lain sebagai berikut.
1) Timbang berat badan.
2) Ukur Tekanan darah.
3) Ukur Tinggi fundus uteri.
4) Pemberian imunisasi TT lengkap.
5) Pemberian Tablet besi ( Fe ) minimal 90 tablet selama
kehamialn dengan dosis satu tablet setiap harinya.
6) Lakukan Tes Penyakit Menular Seksual ( PMS )
7) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
(Ari Sulistyawati, 2011; h.5 )
2.1.1.3 Perubahan Anatomi dan fisiologi kehamilan
a) Sistem reproduksi
1. Uterus
Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25 x 20
cm dengan kapasitas lebih dari 4.000 cc. Hal ini memungkinkan
bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin ( Ari Sulistyawati,
2011; h. 59).
23. 10
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk rahim seperti buah
alpukat, Pada kehamilan empat bulan berbentuk bulat, sedangkan
pada akhir kehamilan berbentuk bujur telur, ukuran rahim kira-kira
sebesar telur ayam, pada kehamilan dua bulan seperti telur bebek,
dan kehamilan tiga bulan sebesar telur angsa (Ari Sulistyawati,
2011; h. 60).
Tabel 2.1. Menurut penambahan per tiga jari
Usia kehamilan
(Minggu)
Tinggi Fundus Uteri (TFU)
12 3 jari di atas simfisis
16 Pertengahan pusat – simfisis
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 Pertengahanpusat–prosesus xiphoideus (px)
36 3 jari di bawah prosesus xiphoideus (px)
40 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px)
Sumber : (Ari Sulistyawati, 2011; h. 60)
2. Serviks
Serviks uteri bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak, kondisi
ini yang disebut dengan tanda goodel.
3. Ovarium
Dengan Terjadinya kehamilan indung telur yang mengandung korpus
luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya
plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu.
24. 11
4. Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva mengalami perubahan karena pengaruh estrogen.
Akibat dari hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah
atau kebiruan. Warna livid pada vagina disebut dengan tanda
chadwick (Ari sulistyawati, 2011; h. 61).
b) Payudara
Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami banyak
perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir. Beberapa perubahan
yang dapat di amati oleh ibu adalah sebagai berikut:
a. Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang dan berat
b. Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertropi kelenjar hipertrofi
c. Bayangan vena-vena lebih membiru
d. Hiperpigmentasi pada areola dan puting susu
e. Kalau di peras akan keluar air susu kolostrum) jolong (berwarna
kuning (Ari Sulistyawati, 2011; h. 65).
c) Kulit
Topeng kehamilan adalah bintik – bintik pigmen kecoklatan yang
tampak di kulit kening dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga terjadi
disekeliling puting susu, sedangkan diperut bawah bagian tengah
biasanya tampak garis gelap, yaitu spider angioma (pembuluh darah
kecil yang seperti laba–laba) bisa muncul dikulit dan biasanya diatas
pinggang. Pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding tipis
sering kali tampak ditungkai bawah.
25. 12
Pembesaran rahim menimbulkan peregangaan dan menyebabkan
robekan serabut elastis di bawah kulit, sehingga menimbulkan striae
gravidarum. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya
disebut linea nigra. Adanya vasodilatasi kulit menyebabkan ibu
mudah berkeringat ( Ari Sulistyawati, 2011; h. 65).
d) Sistem endokrin
Selama siklus menstruasi normal, hipofisis anterior memproduksi LH
dan FSH. FSH merangsang Folikel de graaf untuk menjadi matang
dan berpindah kepermukaan ovarium dimana ia dilepaskan.folikel
yang kososng dikenal sebagai korpus luteum dirangsang oleh LH
untuk memproduksi progesteron. Progesteron dan estrogen
merangsang proliferasi dari desidua ( lapisan dalam uterus) dalam
upaya mempersiapkan implantasi jika kehamilan terjadi.
Plasenta,yang terbentuk secara sempurna dan berfungsi 10 minggu
setelah pembuahan terjadi, akan mengambil alih tugas korpus luteum
untuk memproduksi estrogen dan progesteron. (Ari Sulistyawati,
2011; h. 66).
e) Sistem perkemihan
Selama kehamilan ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah
yang volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang
puncaknya terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat
sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang
26. 13
akibat penekanan rahim yang membesar). Dalam keadaan normal,
aktivitas meningkat ketika berbaring dan menurun ketika berdiri.
keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita
hamil sering ingin merasa berkemih ketika mereka mencoba untuk
berbaring atau tidur. Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas
ginjal yang lebih besar terjadi pada wanita hamil yang tidur miring.
Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang
membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah
yang selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah
jantung (Ari Sulistyawati, 2011; h. 62).
f) Sistem pencernaan
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang
meningkat. Selain itu perut kembung juga terjadi karena adanya
tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak
organ-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar,
kearah atas dan lateral. Hemoroid cukup sering pada kehamilan
sebagian besar akibat konstipasi dan naiknya vena-vena dibawah
uterus termasuk vena hemoroid, panas perut (heart burn) terjadi
karena aliran balik asam gastrik ke dalam esopaghus bagian bawah
(Ari Sulistyawati, 2011; h. 63).
27. 14
g) Sistem kardiovaskuler
Selama kehamilan jumlah darah yang di pompa oleh jantung yang di
pompa setiap menitnya atau biasa di sebut sebagai curah jantung (cardiac
autput) meningkat sampai 30-50% peningkatan ini mulai terjadi pada usia
kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 16-28
minggu. Oleh karena curah jantung yang meningkat, maka denyut jantung
pada saat istirahat juga meningkat (dalam keadaan normal 70 kali/menit
menjadi 80-90 kali/menit). Setelah mencapai usia kehamilan 30 minggu
curah jantung agak menurun karena pembesaran rahim menekan vena
yang membawa darah dari tungkai ke jantung. Peningkatan curah jantung
selama kehamilan kemungkinan terjadi karena adanya perubahan dalam
aliran darah ke rahim. Janin yang terus tumbuh, menyebabkan darah lebih
banyak di kirim ke rahim ibu. Pada akhir usia kehamilan, rahim menerima
seperlima dari seluruh darah ibu ( Ari Sulistyawati, 2011; h. 61-62).
h) Sistem Respirasi
Selama periode kehamilan, sistem respirasi mengalami perubahan. Ruang
abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang rahim dan
pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi
sedikit berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih
dalam kerena memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan untuk
dirinya. Lingkar dada ibu hamil agak membesar. Lapisan saluran
pernafasan menerima lebih banyak darah tekanan dan kualitas ibu hamil
juga agak berubah. (Ari Sulistyawati, 2011; h. 69).
28. 15
i) Perubahan berat badan
Pertambahan berat badan ibu hamil menggambarkan status gizi selama
hamil, oleh karena itu perlu dipantau setiap bulan.
Perkiraan peningkatan berat badan :
1) 4 kg dalam kehamilan trimester
2) 0,5 kg/minggu pada kehamilan trimester II sampai III
3) Totalnya sekitar 15-16 kg.
Tabel 2.2. Komponen pertambahan barat badan ibu selama hamil
Jaringan ekstrauterin 1Kg
Janin 3-3,8 Kg
Cairan amnion 1 Kg
Plasenta 1-1,1 Kg
Payudara 0,5-2 Kg
Tambahan darah 2-2,5 Kg
Tambahan cairan jaringan 1,5-2,5 Kg
Tambahan jaringan lemak 2-2,5 Kg
TOTAL 11,5-16 Kg
(Ari Sulistyawati, 2011; h. 69).
29. 16
Tabel 2.3. Ketidaknyamanan pada masa kehamilan dan cara mengatasinya
(Ari Sulistyawati,2011; h.127)
No Ketidaknyamanan Cara mengatasi
1 Sering buang air kecil.
TM 1
Penjelasan tentang sebab terjadinya, kosongkan saat ada dorongan untuk
kencing, perbnyak minum pada siang hari, jangan kurangi minum untuk
mencegah nokturia, batasi minum kopi, teh dan soda, jelaskan tantang bahaya
infeksi saluran kemih dengan menjaga posisi tidur, yaitu dengan berbaring
miring kekiri dan kaki ditinggikan untuk mencegah diuresis.
2 Kelelahan atau fatigue pada
trimester I
Yakinkan bahwa ini normal pada awal kehamilan, dorong ibu untuk sering
beristirahat, hindari istirahat yang berlebihan.
3 Keputihan bertambah secara
perlahan terus meningkat
sampai akhir kehamilan.
Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari, memakai pakaian dalam dari
bahan katun dan mudah menyerap, tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan
buah dan sayur
4 Keringat bertambah secara
perlahan terus meningkat
sampai akhir kehamilan
Pakailah pakaian yang tipis dan longgar, tingkatkan asupan cairan, mandi
secara teratur.
5 Mengidam atau (pica) trimester
I
Tidak perlu khawatir selama diet memenuhi kebutuhannya, jelaskan tentang
bahaya makanan yang tidak bisa diterima, mencakup gizi yng diperlukan serta
memuaskan rasa mengidam atau kesukan menurut kultur
6 Mual dan muntah
Trimester I
Hindari bau atau faktor penyebabnya, makan biskuit kering atau roti bakar
sesaat sebelum bangun dari tempat tidur dipagi hari, makan sedikit tetapi
sering, duduk tegak setiap kali selesai makan
7. Striae Gravidarum tampak
jelas pad bulan ke 6-7
Gunakan emolien topikal atau antipruritik jika ada indikasi, gunakan baju
longgar yang dapat menopang payudara dan abdomen.
8 Napas sesak
Trimester II
Jelaskan penyebab fisiologisnya, dorong agar secara sengaja mengatur laju dan
dalamnya pernapasan pada kecepatan normal yang terjadi, merentangkan
tangan diatas kepala serta menarik napas panjang.
9 Nyeri ligamentum rotundum.
Trimester II
Berikan penjelasan mengenai penyebab nyeri, tekuk lutut kearah abdomen,
mandi air hangat, gunakan bantalan pemanas pada area nyeri , gunakan sebuah
bantal untuk menopang uterus dan bantal lainnya letakan diantara lutut
sewaktu dalam posisi berbaring miring
10 Berdebar debar ( palpitasi
jantung) Trimester II
Jelaskan pada ibu bahwa hal ini adalah normal pada kehamilan
11 Panas perut ( heartburn). Mulai
bertambah sejak trimester II
Makan sedikit- sedikit tetapi sering, hindari makan berlemak dan berbumbu
tajam, hindari rokok, asap rokok, alkohol, dan coklat, hindari minum air putih
saat makan, kunyah permen karet, tidur dengan kaki ditinggikan
12 Perut krmbung
Trimester II
Hindari makan yang mengandung gas, menguyah makanan secara sempurna,
lakukan senam secara teratur, pertahankan saat buang air besar dan teratur
13 Pusing/sinkop
Trimester II
Bangun perlahan-lahan dari posisi istirahat, hindari berdiri terlalu lama dalam
lingkungan yang hangat dan sesak, hindari berbaring dalam posisi terlentang
14 Sakit punggung atas dan bawah
Trimester II
Gunakan posisi tubuh yang baik, gunakan bra yang menopang dengan ukuran
yang tepat, gunakan kasur yang keras, gunakan bantal ketika tidur untuk
meluruskan punggung
15 Varises pada kaki
Trimester II
Tinggikan kaki sewaktu berbaring, jaga kaki agar tidak bersilangan, hindari
berdiri atau duduk terlalu lama, senam untuk melancarkan predaran darah,
hindari pakaian atau korset yang ketat
16 Hemoroid
timbul trimester III
Hindari konstipasi, makan makanan yang berserat dan banyak minum,
gunakan kompres es atau air hangat, dengan perlahan masukan kembali anus
setiap kali selesai BAB.
17 Kram pada kaki setelah usia
kehamilan 24 minggu
Kurangi konsumsi susu (kandungan fosfornya tinggi), latihan dorsofleksi pada
kaki dan meregangkan otot yang terkena, gunakan penghangat untuk otot.
30. 17
2.1.1.4 Perubahan psikologis selama masa kehamilan
a. Perubahan psikologis TM I (Periode penyesuaian)
Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan
kehamilannya, kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan,
dan kesedihan, bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil
saja. Kadang ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-
benar hamil. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan
selalu mendapatkan perhatian yang seksama, oleh karena perutnya
masih kecil kehamilan merupakan rahasia seseorang yang mungkin
akan diberitahukan kepada orang lain atau malah mungkin
dirahasiakannya. Hasrat berhubungan seksnya pun berbeda-beda
pada tiap wanita, tapi kebanyakan akan mengalami penurunan.
b. Perubahan psikologis TM II (Periode kesehatan yang baik)
Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbisa dengan kadar hormon
yang tinggi, ibu sudah bisa menerima kehamilannya, mulai
merasakan gerakan janinnya, merasa terlepas dari ketidaknyamanan
dan kekhawatiran, libido meningkat, menuntut perhatian dan cinta,
merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari
dirinya.
31. 18
c. Perubahan psikologis pada TM III (Periode penantian dengan penuh
kewaspadaan).
Rasa tidak nyaman muncul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan
tidak menarik, merasa tidak menyenangkan ketika bayinya tidak
lahir tepat waktu, takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul
pada saat melahirkan dan khawtir akan keselamatannya. Khawatir
bayi yang akan dilahirkannya dalam keadaan tidak normal, merasa
sedih karena akan terpisah dengan bayinya, merasa kehilangan
perhatian, perasaan mudah terluka,dan libido menurun.
(Ari Sulistyawati, 2011; h. 76-77).
2.1.1.5 Kebutuhan ibu hamil
a. Diet dalam kehamilan
Ibu dianjurkan untuk makan makanan yang mudah dicerna dan
makan makanan yang bergizi untuk menghindari adanya rasa mual
dan muntah begitu pula nafsu makan yang menurun. Ibu hamil juga
harus cukup minum 6-8 gelas sehari.
Pada trimester pertama kehamilan, kualitas zat gizi ibu hamil lebih
diutamakan. Fase ini ditandai dengan dimulainya pembentukan
sistem saraf, otak, jantung, dan organ-organ lain, disamping keadaan
ibu hamil muda yang sering mengalami mual muntah akibat
pengaruh hormonal HCG dan estrogen.
32. 19
Namun paling tidak dari segi kualitas kebutuhan nutrisi terpenuhi
dengan asupan zinc (pemberian suplemen FE 30-60 gram setiap hari)
dan asam folat (pemberian suplemen asam folat dengan besaran 280
mikrogram untuk TM I). Adapun peningkatan kebutuhan energi pada
trimester pertama yaitu sekitar 180 kalori per hari dari kebutuhan
energi sebelum masa kehamilan.
b. Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan eliminasi
adalah konstipasi dan sering buang air kemih. Konstipasi sering
terjadi karena adanya pengaruh hormon progesteron yang
mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot usus.
Selain itu desakan usus oleh pembesaran janin yang menyebabkan
bertambahnya konstipasi. Tindakan pencegahan yang dapat di
lakukan adalah dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat dan
banyak minum air putih, terutama ketika lambung dalam keadaan
kosong. Meminum air putih hangat ketika perut dalam keadaan
kosong dapat merangsang gerak peristaltik usus. Jika ibu sudah
mengalami dorongan maka segeralah untuk buang air besar agar
tidak terjadi konstipasi.
Sering buang air kecil merupakan keluhan yang umum di rasakan
ibu hamil, terutama pada trimester I dan III, hal ini tersebut adalah
kondisi yang fisiologi, ini terjadi karena awal kehamilan terjadi
33. 20
pembesaran uterus yang mendesak kantong kemih sehingga
kapasiatasnya berkurang. sedangkan pada trimester III terjadi
pembesaran janin yang juga menyebabkan desakan pada kantong
kemih. Tindakan mengurangi asupan cairan untuk mengurangi
keluhan ini sangat tidak dianjurkan, karena akan menyebabkan
dehidrasi. (Ari Sulistyawati, 2011; h. 119).
c. Pekerjaan
Wanita hamil tetap dapat bekerja namun aktivitas yang di jalaninya
tidak boleh terlalu berat. Istirahat untuk ibu hamil sangat di anjurkan
sesering mungkin. Seorang wanita hamil di sarankan untuk
menghentikan aktivitasnya apabila merasakan gangguan dalam
kehamilan. Pekerjaan yang membutuhkan aktifitas fisik berat, berdiri
dalam jangka waktu lama, pekerjaan dalam industri mesin, atau
pekerjaan yang memiliki efek samping lingkungan contohnya
limbah. (Ari Sulistyawati, 2011; h. 127).
2.1.1.6 Tanda-tanda bahaya pada ibu dan janin selama masa kehamilan
1. Perdarahan pervaginam
a) Abortus imminens
Sering juga di sebut dengan keguguran membakat dan akan terjadi
jika di temukan perdarahan pada kehamilan muda, namun pada tes
kehamilan masih menunjukkan hasil yang positif. Dalam kasus ini
keluarnya janin masih dapat di cegah dengan memberikan terapi
34. 21
hormonal dan antispasmodik serta istirahat, jika setelah beberapa
minggu ternyata perdarahan masih di temukan maka dalam dua
kali tes kehamilan menunjukan hasil yang menunjukkan negatif,
maka harus di lakukan kuretase karena hal tersebut menandakan
abortus sudah terjadi.
b) Abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung)
Terjadi apabila di temukan adanya perdarahan pada kehamilan
muda di sertai dengan membukanya ostium uteri dan terabanya
selaput ketuban. Penengannya sama dengan abortus inkompletus.
c) Abortus habitualis (keguguran berulang)
Pasien termasuk dalam abortus tipe ini jika telah mengalami
keguguran berturut-berturut selama lebih dari tiga kali.
d) Abortus inkomplitus (keguguran bersisa)
Tanda pasien dalama abortus ini adalah jika terjadi perdarahan
pervaginam di sertai dengan pengeluaran janin tanpa pengeluaran
desidua atau plasenta. Jika terdapat tanda syok maka atasi terlebih
dulu dengan pemberian transfusi darah dan cairan, kemudian
keluarkan jaringan secepatnya dengan metode digital atau dengan
kuretase dan selanjutnya berikan obat-obatan uterotonika dan
antibiotic.
35. 22
e) Abortus komplitus (keguguran lengkap)
Di temukan pasien dengn perdarahan pervaginam di sertai dengan
pengeluaran hasil konsepsi (janin dan desidua sehingga rahim
dalam keadaan kosong. (Ari Sulistyawati, 2011;h.149-150)
2.1.2 Hiperemesis gravidarum dalam kehamilan
2.1.2.1 Pengertian
Wiknjosatro mengatakan bahwa hiperemesis gravidarum adalah
mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil, seorang ibu
menderita hiperemesis gravidarum jika seorang ibu memuntahkan
segala yang dimakan dan diminumnya hingga berat badan ibu
sangat turun, turgor kulit kurang dan timbul aseton dalam air
kecing.
Hiperemesis gravidarum juga dapat diartikan keluhan mual
muntah yang dikatagorikan berat jika ibu hamil selalu muntah
setiap kali minum atau pun makan. Akibatnya, tubuh sangat
lemas, muka pucat, dan frekuensi buang air kecil menurun drastis,
aktifasi sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum
menurun. Meski begitu, tidak sedikit ibu hamil yang masih
mengalami mual muntah sampai trimester ketiga (Ai Yeyeh
Rukiyah dan Lia Yulianti, 2010;h.118)
36. 23
Hiperemesis gravidarum adalah gejala mual dan muntah yang
berlebihan pada ibu hamil. Istilah hiperemesis gravidarum dengan
gangguan metabolik yang bermakna karena mual dan muntah.
Penderita hiperemesis gravidarum biasanya dirawat dirumah
sakit.
Insiden dari hiperemesis gravidarum adalah 0,5-10/1.000
kehamilan. Kemungkinan terjadinya penyakit ini adalah tinggi
pada orang kulit putih (16/1.000 kelahiran ) dan rendah pada
orang kulit hitam (17/1.000 kelahiran ). Penyakit ini rata-rat
muncul pada usia kehamilan 8-12 minggu. (Fadlun dan Achmad
Feryanto, 2012;h.39)
Hiperemesis grvidarum adalah gejala mual-munatah yang
berlebihan pada ibu hamil. Istilah hiperemesis gravidarum
denagan gangguan metabolik yang bermakna karena mual-
muntah. Penderita hiperemesis gravidarum biasanya dirawat
dirumah sakit. Etiologinya belum pasti, diduga ada hubungannya
dengan paritas, hormonal, neurologis, metabolik, stres
psikologik, keracunan, dan tipe kepribadian.
Salah satu masalah yang terjadi pada masa kehamilan, yang bisa
meningkatkan derajat kesakitan adalah terjadinya Gestosis pada
masa kehamilan atau penyakit yang khas terjadi pada masa
37. 24
kehamilan, dan salah satu gestosis dalam kehamilan adalah
Hiperemesis Gravidarum.
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan
sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan
dapat membahayakan kehidupan.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan hiperemesis adalah
sebagai berikut:
1. Kemungkinan vili korialis masuk ke dalam darah.
2. Adanya faktor elergi.
3. Adanya faktor predisposisi, seperti primigravida dan
overdistensi rahim.
4. Adanya faktor psikologis, seperti ketidak harmonisan dalam
rumah tangga, kehamilan yang tidak diinginkan, atau
ketidaksiapan untuk memiliki anak (takut untuk hamil ). (Ari
Sulistyawati, 2011;h.153)
2.1.2.2 Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.
Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh factor toksik,
juga ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik
pada otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh
kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisia.
38. 25
Beberapa faktor predisposisi dan factor lain yang telah ditemukan
oleh beberapa penulis sebagai berikut:
a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah
primigravida, mola hidatidosa, dan kehamilan ganda.
Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan
ganda menimbulakan dugaan bahwa faktor hormon memegang
peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormone
khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
b. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolic hamil serta resistensi yang menurun dari
pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organic.
c. Alergi, sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap
anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organic.
d. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada
penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan,
takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik
mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai
ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau
sebagai pelarian kesukaran hidup. (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia
Yulianti,2010;h.118-119)
39. 26
Menurut Teori Psikosomatik, hiperemesis gravidarum
merupakan keadaan gangguan psikologik yang dirubah dalam
bentuk gejala fisik. Kehamilan yang tidak di rencanakan dan
tidak diinginkan serta tekanan pekerjaan dan pendapatan
menyebabkan terjadinya perasaan berduka, ambivalen, serta
konflik dan hal tersebut dapat menjadi faktor psikologis
penyebab hiperemesis gravidarum. (Nengah Runiari, 2010;h.9)
2.1.2.3 Diagnosis
Menetapkan kejadian hiperemesis gravidarum tidak sukar, dengan
menentukan kehamilan, muntah berlebihan sampai menimbulkan
gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi. Muntah yang terus
menerus tanpa pengobatan dapat menimbulkan gangguan tumbuh
kembang janin dalam rahim dengan manifestasi klinisnya, oleh karena
itu hiperemesis gravidarum berkelanjutan harus dicegah dan harus
mendapat pengobatan yang adekuat. Kemungkinan penyakit lain yang
menyertai kehamilan harus berkonsultasi dengan dokter tentang
penyakit hati, ginjal, dan penyakit tukak lambung. Pemeriksaan
laboratorium dapat membedakan ketiga kemungkinan hamil yang
disertai penyakit .(Ida Ayu Chandranita Manuba,et.all, 2010;h.230 )
2.1.2.4 Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari
meningkatnya kadar esterogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada
40. 27
trimester pertama. Pengaruh fisiologik hormone esterogen ini tidak
jelas, mungkin berasal dari system saraf pusat atau akibat berkurangnya
pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita
hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung
bebulan-bulan.
Hiperemesis gravidarum merupakan komplikasi mual dan muntah pada
hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi
dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokoremik. Belum
jelas mengapa gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil
wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping itu
pengaruh hormonal. Yang jelas, Wanita yang sebelum kehamilan
sesudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka makan dan
mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karna
oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis denagn tertimbun
nya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah
menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang. Natrium dan klorida darah turun, demikian pula khlorida air
kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga
aliran darah kejaringan berkurang pula dan tertimbunnya zat metabolik
yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan
41. 28
bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah frekuensi mual-muntah
yang lebih banyak, dapat merusak hati, dan terjadilah lingkaran setan
yang sulit dipatahkan. Disamping dehidrasi dan terganggunya
keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lender dan
esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss), Dengan akibat
perdarahan gastro intestinal. Pada umunya robekan ini ringan dan
perdarahan dapat berhenti sendiri. Jarang sampai diperlukan transfuse
atau tandaka operatif. (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti, 2010;h.120-
121)
2.1.2.5 Tanda dan gejala
Batas antara mual dan muntah dan kehamilan yang masih fisiologik
dengan hiperemesis gravidarum tidak jelas, akan tetapi muntah yang
menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi
memberikan petunjuk bahwa wanita hamil telah memerlukan perawatan
yang intensif(Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti, 2010;h.121).
Hiperemesis gravidarum berdasarkan berat ringannya di bedakan atas 3
tingkatan, yaitu:
a. Tingkat I
Ringan di tandai dengan muntah terus menerus yang
mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu
makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri epigastrium, nadi
meningkat sekitar 100 per menit, tekanan darah sistolik menurun,
turgor kulit mengurang lidah mengering dan mata cekung.
42. 29
b. Tingkat II
Sedang penderita lebih lemah dan apatis, turgor kulit mengurang
lidah mengering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu
kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris berat badan turun dan
mata cekung, tensi turun dan hemokonsentrasi,oliguria dan
konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan, karena
mempunyai aroma yang khas dan dapat pula di temukan dalam
kencing.
c. Tingkat III
Berat keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran
menurun dan samnolen sampai koma nadi kecil dan cepat, suhu
meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal terjadi pada
susunan syaraf yang di kenal sebagai ensefalopati wernicke dengan
gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadan ini
adalah akibat sangat kekurangan zat makanan termasuk vitamin B
komplek. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.
(Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti, 2010:121-122).
2.1.2.6 Pengelolaan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan
dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan
persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan
keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan
gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang
43. 30
setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makanan
sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering.
Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi
dianjurkan untuk makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat.
Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya
dihindarkan. Makanan dan minuman seyogyanya disajikan dalam
keadaan panas atau sangat dingin. Defekasi yang teratur hendaknya
dapat dijamin, menghindarkan kekurangan karbohidrat merupakan
faktor yang penting, oleh karenanya dianjurkan makanan yang
banyak mengandung gula.
1. Obat-obatan
Apabila dengan cara tersebut diatas keluhan dan gejala tidak
mengurang maka diperlukan pengobatan. Tetapi perlu diingat
untuk tidak memberikan obat yang teratogen. Sedativa yang
sering diberikan adalah Phenobarbital. Vitamin yang
dianjurakan adalah vitamin B1 dan B6, Anti histaminika juga
dianjurkan, seperti dramamin, avomin. Pada keadaan lebih berat
diberikan antiemetic seperti disiklomin hidrokkloride atau
khlorpromasin. Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih
berat perlu dikelola dirumah sakit.
2. Diet
Ciri khas diet hiperemesis adalah penekanan karbohidrat
kompleks terutama pada pagi hari, serta menghindari makanan
44. 31
yang berlemak dan goreng-gorengan untuk menekan rasa mual
dan muntah, sebaiknya di beri jarak dalam pemberian makan
dan minum. Diet pada hiperemesis bertujuan untuk mengganti
persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara
berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang
cukup. Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat,
diantaranya adalah karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari
kebutuhan energi total, lemak rendah, yaitu <10% dari
kebutuhan energi total, protein sedang, yaitu 10-15% dari
kebutuhan energi total, makanan di berikan dalam bentuk
kering, pemberian cairan di sesuaikan dengan keadaan pasien,
yaitu 7-10 gelas per hari, makanan mudah di cerna, tidak
merangsang saluran pencernaan dan di berikan sering dalam
porsi kecil, bila makan pagi dan sulit di terima, pemberian di
optimalkan pada makan malam dan selingan malam, makanan
secara berangsur di tingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien. (Ai Yeyeh Rukiyah
dan Lia Yulianti,2010;h.124).
Ada tiga macam diet pada hiperemesis gravidarum yaitu;
a. Diet hiperemesis tingkat I diberikan pada hiperemesis
tingkat III. Makanan hanya berupa roti kering dan buah-
buahan. Cairan tidak di berikan bersama makanan tetapi 1-2
jam sesudahnya.
45. 32
b. Diet hiperemesis tingkat II di berikan bila rasa mual dan
muntah berkurang. Secara berangsur mulai di berikanbahan
mkanan yang bernilai gizi tinggi. Pemberian mnum tidak di
berikan bersamaan dengan makanan. Makanan ini rendah
dalam semua zat-zt gizi kecuali vitamin A dan D.
c. Diet hiperemesis tingkat III di berikan pada penderita
dengan hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita
minuman boleh di berikan bersama makanan. Makanan ini
cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium.
Makanan yang di anjurkan untuk diet hiperemesis tingkat I, II,
dan III adalah roti panggang, biscuit, crakers, buah segar dan
saribuah, minuman botol ringan, sirup, kaldu tak berlemak, teh
hangat. Sedangkan makanan yang tidak di anjurkan adalah
makanan yang pada umumnya merangsang saluran pencernaan
dan berbumbu tajam. Bahan makanan yang mengandung
alcohol, kopi dan makanan yang mengandung zat pengawet,
pewarna, dan penyedap rasa juga tidak di anjurkan.
Diet pada ibu yang mengalami hiperemesis terkadang melihat
kondisi si ibu dan tingkatan hiperemesisnya, konsep saat ini di
anjurkan pada ibu adalah makanlah apa yang ibu suka, bukan
makan sedikit-sedikit tapi sering juga jangan di paksakan ibu
46. 33
memakan apa yang saat ini membuat mual karena diet tersebut
tidak akan berhasil malah akan memperparah kondisinya.
(Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti, 2010;h.124-125)
2.1.2.7 Resiko atau komplikasi
a. Maternal
Akibat defisiensi tiamin akan menyebabkan diplopia, ataksia,
kejang. Jika hal ini tidak segera ditangani akan mengakibatkan
menurunnya kemampuan untuk beraktifitas, ataupun kematian.
Oleh karena itu untuk hiperemesis gravidarum tingkat III perlu
dipertimbangkan kehamilannya.
Menurut (Wiknjosastro, 2005) dalam Rukiyah (2010 ; h. 128-
129) dampak yang di timbulkan dapat terjadi pada ibu dan
janin, seperti ibu akan kekurangan nutrisi dan cairan sehinga
keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah dapat pula
mengakibatkan gangguan asam basa, pneumoni aspirasi,
robekan mukosa pada hubungan gastroesofagi yang
menyebabkan peredaran ruptur esofagus, kerusakan hepar dan
kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak
terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang
mengakibatkan peredaran darah janin berkurang.
47. 34
b. Fetal
Penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan
kejadian gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (Sarwono
Prawirohardjo, 2010; h. 816-817).
Pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya di awal kehamilan
tidak berdampak terlalu serius, tetapi jika sepanjang kehamilan
si ibu menderita hiperemessis gravidarum, maka kemungkinan
bayinya mengalami BBLR, IUGR, Prematur hingga terjadi
abortus. peningkatan peluang retardasi pertumbuhan intrauterus
jika ibu mengalami penurunan berat badan sebesar 5% dari
berat badan sebelum kehamilan, karena pola pertumbuhan janin
terganggu oleh metabolisme maternal. Terjadinya pertumbuhan
janin terhambat sebagai akibat kurangnya pemasokan oksigen
dan makanan yang kurang adekuat dan hal ini mendorong
terminasi kehamilan lebih dini.
Dampak hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam
kehidupan klien, namun dapat menyebabkan efek samping
pada janin seperti abortus, berat badan lahir rendah, kelahiran
premature dan malformasi pada bayi baru lahir. Selain dampak
fisiologis pada kehidupan klien dan janinnya, hiperemesis
gravidarum juga memberikan dampak secara psikologis, social,
spiritual, dan bersalah, dan marah (Nengah Runiari, 2010; h.
14).
48. 35
2.1.2.8 Penatalaksanaan
Penanganan hiperemesis gravidarum berdasarkan klasifikasi :
1) Hiperemesis Gravidarum Tingkat I
Dapat dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang
kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisilogik,
kemudian dengan menganjurkan mengubah makan sehari-hari
dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu
bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi di anjurkan
untuk makan roti kering dan biskuit dengan teh hangat. Makan dan
minum sebaiknya disajikan hangat, banyak istirahat dan tidur akan
mengurangi muntah, minum obat anti muntah misalnya B1 dan B6.
Hiperemesis gravidarum tingkat I hanya perlu rawat jalan dengan
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai
suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual
Muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan
akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah
makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih
sering (Nengah Runiari, 2010; h. 17).
2) Hiperemesis Gravidarum Tingkat II
a. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang
kehamilan sebagai suatu proses yang fisikologik memberikan
keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang
49. 36
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan 4 bulan mengnjurkan makan sehari – hari dengan
jumlah kecil tapi sering.
b. Terapi obat, Sedativa yang sering digunakan adalah
Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6
Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepeiti
Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti histamin ini
juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin. (Ai Yeyeh Rukiyah
dan Lia Yulianti, 2010; h. 123).
c. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap di
rumah sakit.
d. Kadang-kadang pada beberapa wanita hanya tidur di rumah
sakit saja telah banyak mengurangi mual muntahnya.
e. Isolasi.
Jangan terlalu banyak tamu, Kalau perlu hanya perawat dan
dokter saja yang masuk. Kadang kala hal ini saja, tanpa
pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah.
(Nengah Runiari, 2010; h. 20).
f. Terapi psikologik.
Berikan pengertian bahwa kehamilan suatu hal yang wajar,
normal dan fisiologi, jadi tidak perlu takut dan khawatir cari dan
hilangkan faktor psikologis seperti keadaan ekonomi dan
pekerjaan lingkungan.
50. 37
g. Penanganan cairan, Berikan cairan-parenteral yang cukup
elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam
cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu
dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B
kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat
diberikan pula asam amino secara intra vena.
h. Selama pemberian cairan perhatian keseimbangan cairan yang
masuk dan keluar, bila pengeluaran urin lancar menandakan
keadaan wanita berangsur – angsur baik.
i. Mengobservasi suhu, nadi, tekanan darah, dan pernafasan 3 kali
sehari.
j. Bila keadaan membaik melakukan mobilisasi ringan
k. Pada beberapa kasus dan bila terapi tidak dapat dengan cepat
memperbaiki keadaan umum, dapat dipertimbangkan suatu abortus
buatan.
3) Hiperemesis Gravidarum Tingkat III
Pemberian oksigen, pemberian cairan IV, monitor intake dan out put,
observasi kesadaran dan tanda vital, observasi perdarahan, observasi
kesejahteraan janin, kolaborasi terminasi kehamilan (Nengah Runiari,
2010; h. 55).
51. 38
2.2 Tinjauan teori asuhan kebidanan
2.2.1 Pengertian
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang
digunakan sebgaai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, serta keterampilan
dalam rangkaian tahap-tahap yang logis untuk pengambilan suatu
keputusan yang berfokus pada pasien
Manajemen kebidanan terdiri atas tujuh langkah yang berurutan,
Proses dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan
evaluasi. Ke-tujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka
lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi
setiap langkah dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang
lebih detail dan ini bisa berubah sesuai dengan kebutuhan
klien.(Ari Sulistyawati, 2011; h. 165)
2.2.2 Langkah dalam manajemen kebidanan menurut Varney
2.2.2.1 Langkah I Pengkajian
a. Pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi
yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien. Pengumpulan data
dilakukan dengan anamnesa. Anamnesa adalah
pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang
52. 39
pasien melalui pertanyaan-pertanyaan. Untuk
memperoleh data dilakukan dengan cara:
1. Auto anamnesa
Adalah anamnesa yang di lakukan kepada pasien
langsung. Jadi data yang di peroleh adalah data
primer, karena langsung dari sumbernya.
2. Allo anamnesa
Adalah anamnesa yang di lakukan kepada
keluarga pasien untuk memperoleh data tentang
pasien. Ini di lakukan pada keadaan darurat ketika
pasien tidak memungkinkan lagi untuk
memberikan data yang akurat.
Anamnesa dilakukan untuk mendapatkan data
anamnesa terdiri dari beberapa kelompok penting
sebagai berikut:
1) Data subjektif
a) Biodata
(1) Nama pasien dikaji untuk
membedakan pasien satu dengan
yang lain.
(2) Umur reproduksi yang sehat dan
aman adalah umur 20-35 tahun.
Untuk mengetahui adanya resiko
53. 40
seperti kerang dari 20 tahun, alat-alat
reproduksi belum matang, mental
dan psikisnya belum siap, seakan
unur lebih dari 30 tahun rentan sekali
untuk terjadi perdarahan.
(3) Agama pasien dikaji untuk
mengetahui keyakinan pasien
tersebut untuk membimbing atau
mengarahkan pasien untuk berdoa.
(4) Suku pasien dikaji untuk mengetahui
adat dan kebiasaan sehari–hari yang
berhubungan dengan masalah yang
dialami.
(5) Pendidikan pasien dikaji untuk
mengetahui tingkat pengetahuan dan
metode komunikasi yang akan
disampaikan.
(6) Pekerjaan pasien dikaji untuk
mengetahui tingkat sosial ekonomi
pasien, karena ini juga berpengaruh
pada gizi pasien.
(7) Alamat pasien dikaji untuk
mengetahui keadaan lingkungan
54. 41
sekitar pasien, dan kunjungan rumah
bila diperlukan.
b) Riwayat pasien
1. Keluhan utama
Keluhan ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang
ke fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Riwayat kebidanan
Data ini penting diketahui oleh tenaga kesehatan sebagai
data acuan jika pasien mengalami penyulit postpartum
3. Menstruasi
Data ini memang secara tidak langsung berhubungan,
namun dari data yang kita peroleh kita akan mempunyai
gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksinya.
Beberapa data yang harus diperoleh dari riwayat menstruasi
antar lain sebagai berikut :
a. Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami
menstruasi. Wanita Indonesia pada umumnya
mengalami menarche sekitar 12 sampai 16 tahun.
b. Siklus
Siklus menstruasi adalah jarak anatar menstruasi yang
dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam hitungan
hari, Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari.
55. 42
c. Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi
yang dikeluarkan. Kadang kita akan kesulitan untuk
mendapatkan data yang valid. Sebagai acuan biasanya
kita gunakan kriteria banyak, sedang, dan sedikit.
Jawaban yang diberikan oleh pasien biasanya bersifat
subjektif, namun kita dapat kaji lebih dalam lagi dalam
beberapa pertanyaan pendukung, misalnya sampai
berapa kali mengganti pembalut dalam sehari
d. Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang
dirasakan ketika mengalami menstruasi, misalnya nyeri
hebat, sakit kepala sampai pingsan, jumlah darah yang
banyak. Ada beberapa keluhan yang disampaikan oleh
pasien dapat menunjuk pada diagnosis tetentu.
4. Gangguan kesehatan alat reproduksi
Beberapa data yang perlu kita kaji dari pasien adalah
apakah pasien pernah mengalami gangguan seperti berikut
ini:
a) Keputihan
b) Infeksi
c) Gatal karena jamur
d) Tumor
56. 43
c) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB yang lalu
d) Riwayat kehamilan sekarang
1. Riwayat kesehatan
Data dari riwayat kesehatan ini dapat kita gunakan
sebagai “penanda” (warning) akan adanya penyulit
masa hamil. Adanya perubahan fisik dan fisiologis
pada masa hamil yang melibatkan seluruh sistem dalam
tubuh akan mempengaruhi organ yang mengalami
gangguan. Beberapa data penting tentang riwayat
kesehatan pasien yang perlu kita ketahui adalah apakah
pasien pernah atau sedang menderita penyakit, seperti
jantung, diabetes mellitus, hipertensi atau hipotensi,
ginjal, dan hepatitis.
2. Status perkawinan
Ini penting untuk dikaji karena dari data ini kita akan
mendapatkan gambaran mengenai suasana rumah
tangga pasangan.
3. Pola makan
Ini penting untuk diketahui supaya kita mendapatkan
gambaran bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya
selama hamil. Kita bisa menggali dari pasien tentang
makanan yang disukai dan yang tidak disukai, seberapa
banyak dan sering ia mengonsumsinya, sehingga jika
57. 44
kita peroleh data yang tidak sesuai dengan standar
pemenuhan, maka kita dapat memberikan klarifikasi
dalam pemberian pendidikan kesehatan mengenai gizi
ibu hamil.
Beberapa hal yang perlu kita tanyakan adalah :
a. Menu
Ini dikaitkan dengan pola diet seimbang bagi ibu
hamil. Jika pengaturan menu makan yang
dilakukan oleh pasien kurang seimbang sehingga
ada kemungkinan beberapa komponen gizi tidak
terpenuhi, maka bidan dapat memberikan
penyuluhan tentang gizi. Kita dapat menanyakan
pada pasien tentang apa saja yang ia makan dalam
sehari (nasi, sayur, lauk, buah, makanan selingan
dan lain-lain)
b. Frekuensi
Data ini memberi petunjuk bagi kita tentang
seberapa banyak asupan makanan yang
dikonsumsi ibu.
c. Jumlah per hari
Data ini memberikan volume atau seberapa banyak
makanan yang ibu makan dalam waktu satu kali
makan.
58. 45
d. Pantangan
Ini juga penting untuk kita kaji karena ada
kemungkinan pasien berpantangan justru pada
makanan yang sangat mendukung pemulihan
fisiknya, misalnya daging, ikan atau telur
3. Pola Minum
Kita juga harus dapat memperoleh data dari kebiasaan
pasien dalam memenuhi kebutuhan cairannya. Apalagi
dalam masa kehamilan asupan cairan yang cukup
sangat dibutuhkan. Hal-hal yang perlu ditanyakan :
a. Frekuensi
Kita dapat tanyakan pada pasien berapa kaliia
minum dalam sehari dan dalam sekali minum
menghabiskan berapa gelas.
b. Jumlah per hari
Frekuensi minum dikalikan seberapa banyak ibu
minum dalam sekali waktu minum akan didapatkan
jumlah asupan cairan dalam sehari.
c. Jenis minuman
Kadang pasien mengonsumsi minuman yang
sebenarnya kurang baik untuk kesehatannya.
59. 46
4. Pola istirahat
Istirahat sangat diperlukan oleh ibu hamil. Oleh karena
itu, bidan perlu menggali kebiasaan istirahat ibu supaya
diketahui hambatan yang mungkin muncul jika
didapatkan data yang senjang tentang pemenuhan
kebutuhan istirahat. Bidan dapat menanyakan tentang
berapa lama ia tidur dimalam dan siang hari.
a) Istirahat malam hari
Rata –rata lama tidur malam yang normal adalah 6-8
jam
b) Istirahat siang hari
Tidak semua wanita mempunyai kebiasaan tidur
siang. Oleh karena itu, hal ini dapat kita sampaikan
kepada ibu bahwa tidur siang sangat penting unuk
menjaga kesehatan selama hamil.
5. Aktifitas sehari-hari
Kita perlu mengkaji aktifitas sehari-hari pasien karena
data ini memberikan gambaran tentang seberapa berat
aktifitas yang biasa dilakukan pasien dirumah. Jika
kegiatan pasien terlalu berat sampai dikhawatirkan
dapat menimbulakn penyulit masa hamil, maka kita
dapat memberikan peringatan sedini mungkin kepada
pasien untuk membatasi dulu aktifitasnya sampai ia
60. 47
sehat dan pulih kembali. Aktifitas yang terlalu berat
dapat menyebabkan abortus dan persalinan premature.
6. Personal hygiene
Data ini perlu kita kaji karena bagaimanapun juga hal
ini akan memengaruhi kesehatan pasien dan bayinya.
Jika pasien mempunyai kebiasaan yang kurang baik
dalam perawatan kebersihan dirinya, maka bidan harus
dapat memberikan bimbingan mengenai cara perawatan
kebersihan diri dan bayinya sedini mungkin. Beberapa
kebiasaan yang dilakukan dalam perawatan kebersihan
diri diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Mandi
Kita dapat menanyakan pada pasien berapa kali ia
mandi dalam sehari dan kapan waktunya (jam
berapa pagi dan sore)
b. Keramas
Pada beberapa wanita ada yang kurang peduli
dengan kebersihan rambutnya karena mereka
beranggapan keramas tidak begitu berpengaruh
terhadap kesehatan. Jika kita menemukan pasien
yang seperti ini maka kita harus memberikan
pengertian kepadanya bahwa keramas harus selalu
dilakukan ketika rambut kotor karena bagian kepala
61. 48
yang kotor merupakan sumber infeksi. Kepala akan
terasa gatal yang secara spontan ibu akan menggaruk
garuk kepalanya, padahal saat itu ia akan menyentuh
bayinya. Kulit bayi yang masih sensitif akan mudah
iritasi dan infeksi.
c. Ganti baju dan celana dalam
Ganti baju minimal sekali dalam sehari, sedangkan
celana dalam minimal dua kali. Namun jika
sewaktu- waktu baju dan celana dalam sudah kotor,
sebaiknya diganti tanpa harus menunggu waktu
untuk ganti berikut
7. Kebersihan kuku
Kuku ibu hamil harus selalu dalam keadaan pendek
dan bersih. Kuku ini selain sebagai tempat yang
mudah untuk bersarangnya kuman sumber infeksi,
juga dapat menyebabkan trauma pada kulit bayi jika
terlalu panjang. Kita dapat menanyakan pada pasien
setiap berapa hari ia memotong kukunya, atau
apakah ia selalu memanjangkan kukunya supaya
terlihat menarik.
62. 49
8. Aktifitas seksual
Walaupun ini dalah hal yang cukup privasi bagi
pasien, namun bidan harus menggali data dari
kebiasaan ini, karena terjadi beberapa kasus keluhan
dalam aktifitas seksual yang cukup mengganggu
pasien namun ia tidak tahu kemana harus
berkonsultasi. Dengan teknik yang senyaman
mungkin bagi pasien. Hal- hal yang ditanyakan:
a. Frekuensi
Kita tanyakan berapa kali melakuakn
hubungan seksual dalam seminggu.
b. Gangguan
Kita tanyakan apakah pasien mengalami
gangguan ketika melakukan hubungan
seksual.
9. Respon keluarga terhadap kehamilan ini
Bagaimanapun juga hal ini sangat penting untuk
kenyamanan psikologis ibu. Adanya respon yang
positif dari keluarga terhadap kehamilan akan
mempercepat proses adaptasi ibu dalam menerima
perannya.
63. 50
10. Respon ibu terhadap kelahiran bayinya
Dalam mengkaji data ini kita dapat menanyakan
langsung kepada pasien mengenai bagaimana
perasaannya terhadap kehamilan ini.
11. Respon ayah terhadap kehamilan ini
Untuk mengetahui bagaimana respon ayah terhadap
kehamilan ini kita dapat menanyakan langsung pada
suami pasien atau pasien itu sendiri. Data mengenai
respon ayah ini sanagat penting karena dapat kita
jadikan sebagai salah satu acuan mengenai
bagaimana pola kita dalam memberikan asuhan
kepada pasien.
12. Adat istiadat setempat yang berkaitan dengan
masa hamil
Untuk mendapatkan data ini bidan sangat perlu
melakukan pendekatan terhadap keluarga pasien,
terutama orang tua. Hal ini penting yang biasanya
mereka anut berkaitan dengan masa hamil adalah
menu makan untuk ibu hamil, misalnya ibu hamil
pantang makanan yang berasal dari daging, ikan
telur, dan gorengan karena dipercaya akan
menyebabkan kelainan pada janin. Adat ini akan
64. 51
sangat merugikan pasien dan janin karena hal
tesebut justru akan membuat pertumbuhan janin
tidak optimal dan pemulihan kesehatannya akan
terhambat.
2) Data objektif
Setelah data subjektif kita dapatkan, untuk melengkapi data kita
dalam menegakan diagnosis, maka kita harus melakukan
pengkajian data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi.
Langkah-langkah pemeriksaanya sebagai berikut :
(a) Keadaan umum
Untuk mengetahui data ini kita cukup dengan mengamati
keadaan pasien secara keseluruhan. Hasil pengamatan kita
laporkan dengan criteria sebagai berikut :
1. Baik
Jika pasien memperlihatkan respon yang baik terhadap
lingkungan dan orang lain, serta secara fisik paien tidak
mengalami ketergantungan dalam berjalan.
2. Lemah
Pasien dimasukan dalam criteria ini jika ia kurang atau tidak
memberikan respon yang baik terhadap lingkungan dan
orang lain, dan pasien sudah tidak mampu lagi untuk
berjalan sendiri.
65. 52
(b) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, kita
dapat melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai dari
keadaan compos mentis (kesadaran maksimal) sampai dengan
koma (pasien tidak dalam sadar).
(Ari Sulistyawati,2011;h.175).
b) Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah
Pada penderita hiperemesis gravidarum tingkat I penderita
akan mengalami tekanan darah sistol menurun.(Nengah
Runiari,2010;h.13)
2. Nadi
Pada penderita hiperemesis gravidarum tingkat I akan
terjadi peningkatan nadi hingga 100x/menit (Nengah
Runiari,2010;h.13)
3. Pernafasan
Pernafasan merupakan aspek yang penting pada pengkajian
fisik. Fungsi sistem pernafasan yang utama adalah
mempertahankan pertukaran oksigen dan karbondioksida
dalam paru-paru dan jaringan serta mengatur keseimbangan
asam basa (kestabilan konsentrasi ion hidrogen pada tubuh).
66. 53
4. Suhu
Pada penderita hiperemesis gravidarum tingkat I dapat
disertai peningkatan suhu tubuh. ( Nengah
runiari,2010;h.13).
c) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
tanda-tanda vital, meliputi:
1. Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan
perkusi)
2. Pemeriksaan penunjang (laboratorium dan catatan terbaru
serta catatan sebelumnya)
2.2.2.2 Langkah II (Interpretasi data dasar)
Dalam langkah kedua ini bidan membagi interpretasi data dalam tiga
bagian, yaitu sebagai berikut:
a. Diagnosis kebidanan/ nomenklatur
Dalam bagian ini yang disimpulkan oleh bidan antara lain:
1. Paritas
Paritas adalah riwayat repsoduksi seorang wanita yang berkaitan
dengan primigravida (hamil yang pertama kali), dibedakan dengan
multigravida (hamil yang kedua atau lebih).
Contoh cara penulisan paritas dalam interpretasi data adalah
sebagai berikut:
67. 54
Primigravida: G1P0A0
1) G1 (gravida 1) atau yang pertama kali
2) P0 (Partus nol) berarti belum pernah partus atau melahirkan
3) A0 (Abortus) berarti belum pernah mengalami abortus
Multigravida.
1) G3 (gravida 3) atau ini adalah kehamilan yang ketiga
2) P2 (Partus 2) atau sudah pernah mengalami persalinan dua kali
3) A0 (abortus 0) atau sudah pernah mengalimi abortus satu kali
b. Usia kehamilan dalam minggu
c. Keadaan janin
d. Normal atau tidak normal
2. Masalah
Dalam asuhan kebidanan digunakan istilah “masalah” dan
”diagnosis”. Kedua istilah tersebut dipakai karena beberapa
masalah tidak dapat didefinisikan sebagai diagnosis, tetapi tetap
perlu dipertimbangkan untuk membuat rencana yang menyeluruh.
Masalah sering berhubungan dengan bagaimana wanita itu
menngalami kenyataan terhadap diagnosisnya.
3. Kebutuhan pasien
Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan
keadaan dan masalahnya.( Ari Sulistyawati,2011;h.177-180)
68. 55
2.2.2.3 Langkah III (Identifikasi diagnosis/ masalah potensial dan antisipasi
penangannya).
Pada langkah ketiga kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis
potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah dididentikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan.
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi
masalah potensial, tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan
terjadi, tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau
diagnosis tersebut tidak terjadi. Langkah ini bersifat antisipasi yang
rasional atau logis.( Suryani Soepardan,2007;h.99-100)
2.2.2.4 Langkah IV (menetapkan perlunya konsultasi dan kolaborasi
segera dengan tenaga kesehatan lain)
Dalam pelaksanaan terkadang bidan diharapkan pada beberapa situasi
memerlukan penanganan segera (emergensi) diman bidan harus segera
melakukantindakan untuk menyelamatkan pasien (Ari
sulistyawati,2011;h.182)
2.2.2.5 Langkah V (Menyusun rencana asuhan menyeluruh)
Pada langkah kelima direncanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan
berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen untuk masalah diagnosis yang telah diidentifikasi
69. 56
atau diantisipasi. Pada langkah ini data yang belum lengkap dapat
dilengkapi. (Ari Sulistyawati,2011;h.166-187)
Berdasarkan data yang telah dipaparkan diatas, rencana asuhan
kebidanan pada klien dengan hiperemesis gravidarum adalah sebagai
berikut:
1. Beritahu kondisi ibu saat ini.
2. Berikan keyakinan bahwa mual muntah adalah hal yang fiologis.
3. Anjurkan ibu dipagi hari sewaktu bangun tidur jangan terburu –
buru bangun.
4. Anjurkan ibu untuk menghindari makanan yang berminyak,
berlemak dan pedas.
5. Anjurkan ibu untuk diet hiperemesis gravidarum tingkat I
6. Anjurkan ibu untuk cukup istirahat.
7. Anjurkan ibu untuk terus minum air putih
8. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi obatnya.
9. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang.
10. Dokumentasi hasil pemeriksaan.
(Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti,2010;h.130-131)
2.2.2.6 Langkah VI (Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman)
Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan dengan
efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan
atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan yang
lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri, namun ia tetap memikul
70. 57
tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. (Ari
Sulistyawati,2011;h.166-187)
Berdasarkan data yang telah dipaparkan diatas, pelaksanaan asuhan
kebidanan pada klien dengan hiperemesis gravidarum adalah sebagai
berikut:
1. Memberitahu kondisi ibu saat ini, kondisi ibu saat ini sesuai hasil
pemeriksaan dan memberitahu usia kehamilan ibu saat ini sudah
memasuki 8 minggu 4 hari yang memerlukan perhatian yang khusus
oleh ibu dan keluarga Tekanan darah :100/70 mmHg, nadi: 94
x/menit ,suhu: 36,40
C, RR: 24x/menit, berat badan sebelum hamil 70
kg, saat hamil 68 kg, mata:cekung, Mulut: Kotor, lidah & bibir kering.
2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah
merupakan suatu proses yang fisiologik pada kehamilan muda dan
akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
3. Menganjurkan ibu dipagi hari sewaktu bangun tidur jangan terburu –
buru bangun.cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun,
bila merasa mual bangun tidur pagi makanlah snak atau biskuit
sebelum mencoba untuk berdiri.
4. Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan yang berminyak,
berlemak dan pedas seperti makanan yang digoreng, dirujak, makanan
bersantan karena dapat memperburuk mual.
5. Menganjurkan ibu untuk diet hiperemesis gravidarum tingkat I yaitu
hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan
71. 58
bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang
akan zat-zat gizi kecuali vitamin C yang hanya diberikan selama
beberapa hari.
6. Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat. Istirahat yang cukup seperti
tidur siang kurang lebih 1-2 jam, malam kurang lebih 8 jam, dan
menganjurkan ibu untuk tidak terlalu banyak fikiran.
7. Menganjurkan ibu untuk banyak minum air putih atau jus agar tidak
dehidrasi serta menghindari minuman yang mengandung kafein dan
karbohidra seperti kopi dan minuman bersoda.
8. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi obatnya berupa obat anti
mual dan vitamin yaitu B1 dengan dosis 1x1 yang berfungsi untuk
menjaga stamina ibu. Dan B6 dengan dosis 3x1 di minum 30 menit
sebelum makan untuk menurunkan keluhan mual muntah yang di
alami ibu.
9. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang bila kondisi
semakin memburuk sesegera mungkin.
10. Mendokumentasi hasil pemeriksaan dan asuhan
2.2.2.7 Langkah VII (Evaluasi)
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan
yang kita berikan kepada pasien dengan mengacu kepada beberapa
pertimbangan. Dalam melakukan evaluasi seberapa efektif tindakan dan
asuhan yang diberikan, kita perlu mengakji respon pasien dan peningkatan
72. 59
kondisi yang kita targetkan pada penyususnan rencana (Ari Sulistyawati,
2011; h. 166-187).
2.3 Teori landasan hukum
2.3.1 Kompetensi bidan dalam asuhan kehamilan
Kompetensi bidan tidak terlepas dari kewenangan yang telah diatur
dalam peraturan Kepmenkes RI NO.900/Menkes/SK/II/2002, yang
merupakan landasan hukum dari pelaksanaan praktiek kebidanan,
dan merupakan kopetensi ke-3.
2.3.1.1 Pengetahuan dasar ANC
Kompetensi ke-3, bidan untuk memberikan asuhan
antenatal yang bermutu tinggi untuk mengoptimalkan
kesehatan selama kehamilan yang meliputi deteksi dini,
pengobatan atau rujukan untuk komplikasi tertentu.
2.3.1.2 Keterampilan dasar
a. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan
serta menganalisis pada setiap kunjungan/
pemeriksaan ibu hamil.
b. Melaksanakan pemeriksaan fisik umum secara
sistematis dan lengkap
c. Melakukan pemeriksaan abdomen secara lengkap
termasuk pengukuran tinggi fundus uteri/ posisi/
presentasi dan penurunan janin
73. 60
d. Melakukan penilaian pelvis, termasuk ukuran dan
struktur tulang panggul
e. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk
detak jantung janin dengan menggunakan fetoskop
(pinard) dan gerakan janin dengan palpasi uterus
f. Menghtung usia kehamilan dan menentukan perkiraan
persalinan
g. Mengkaji status nutrisi ibu hamil dan hubungan
dengan pertumbuhan janin
h. Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya
dengan komplikasi kehamilan
i. Memberikan penyuluhan pada klien/ keluarga
mengenai tanda-tanda bahaya serta cara menghubungi
bidan
j. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan
anemia ringan, hiperemesis gravidarum tingkat I,
abortus iminens dan preeklamsi ringan
k. Menjelaskan dan mendemontrasikan cara mengurangi
ketidaknyamanan yang lazim terjadi pada kehamilan
l. Memberikan imunisasi pada ibu hamil
m. Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal
dan melakukan penanganan yang tepat termasuk
merujuk kefasilitas pelayanan yang tepat
74. 61
n. Memberikan bimbingan dan persiapan untuk
persalinan, kelahiran dan menjadi orang tua
o. Memberikan bimbingan dan penyuluhan mengenai
perilaku kesehatan selama hamil seperti nutrisi,
latihan fisik, keamanan, dan peghentian merokok
p. Penggunaan secara aman jamu/obat-obatan tradisional
yang tersedia
2.3.1.3 Keterampilan tambahan
1. Menggunakan dopler untuk memantau DJJ
2. Memberikan pengobatan dan upaya kolaborasi untuk kasus
penyimpangan dari keadaan normal dengan menggunakan
standar lokal dan sumber daya yang tersedia
3. Melaksanakaan kemampuan asuhan pasca keguguran
(Suryani Soepardan,2007;h.58-62)
75. 62
BAB III
TINJAUAN KASUS
Setelah penulis melakukan penelitian langsung dan ikut serta dalam memberikan
Asuhan Kebidanan dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I yang dilakukan
pada Ny.T, untuk terkumpulnya data dasar tentang keadaan pasien, maka
diperoleh data sebagai berikut:
3.1 Kajian data subjektif
3.1.1 Anamnesa
3.1.1.1 Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. T : Tn.H
Umur : 30 tahun : 35 th
Agama : Islam : Islam
Suku bangsa : Sunda : Sunda
Pendidikan : S1 : D III
Pekerjaan : Guru :Wiraswasta
Alamat : Jl. Arifrahman Hakim, Gg. jaya no 24
Wayhalim Permai,Bandar Lampung
3.1.1.2 Alasan datang: Ibu mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya.
76. 63
3.1.1.3 Keluhan utama
Ibu mengatakan mual muntah pagi, siang, malam, lebih dari 10 kali
sehari, tubuh terasa lemas dan nyeri epigastrium
3.1.1.4 Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit menular
dan menurun
b) Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita suatu penyakit apapun
c) Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit
menular dan menurun
d) Prilaku kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi jamu, tidak pernah
merokok.
3.1.1.4 Riwayat obstetri
a) Riwayat haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Teratur/tidak : Teratur
Lama : 6 hari
Volume : 2 kali ganti pembalut dalam sehari
Warna : Merah
77. 64
Disminorhea : Ya
Bau : Khas darah
Flour albus : Tidak ada
HPHT : 02 februari 2015
TP : 09 november 2015
b) Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu :
Tabel 3.1 Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
N
o
Tahun
Persali
nan
UK Jenis
Persalinan
Tempat Penyulit Penolong Bayi
JK BB PB Ket.
1 2005 39
mg
Spontan BPS Tidak
ada
Bidan LK 4,5kg 49 S
2 Hamil
ini
c) Tanda-tanda kehamilan
Amenorea, mual muntah : Ya
Tes kehamilan : Di lakukan
Hasil : Positif
d) Pergerakan janin belum di rasakan
e) Riwayat kehamilan sekarang (data di dapat dari KIA)
Trimester I : 1 kali melakukan kunjungan ibu hamil
Trimester II : -
Trimester III : -
f) Keluhan yang di rasakan:
Rasa lelah : Ada saat beraktifitas
78. 65
Mual-muntah : Ada, > 10 kali
Pegal pada kaki dan pinggang : Tidak ada
Malas beraktifitas : Ada karena lemas
Panas menggigil : Tidak ada
Sakit kepala : Tidak ada
Penglihatan kabur : Tidak ada
Rasa nyeri/ panas waktu BAK : Tidak ada
Nyeri kemerahan pada tungkai : Tidak ada
g) Riwayat pernikahan
Pernah menikah 1 kali, status syah.
h) Riwayat KB
KB suntik 3 bulan lamanya 4 bulan
i) Riwayat imunisasi TT
Belum pernah mendapatkan imunisasi TT saat kehamilan ini
j) Riwayat social
Kehamilan saat ini di rencanakan : Ya
Kepercayaan yang berhubungan dg kehamilan dan nifas :Tidak ada
3.1.1.5 Pola kebutuhan sehari-hari
a) Nutrisi
Sebelum hamil : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari
dengan nasi 1 porsi, sayur 1 mangkuk
sedang dan lauk 1 potong serta minum air
putih 6-7 gelas per hari .
79. 66
Selama hamil : Ibu mengatakan selama hamil kurang nafsu
makan.
b) Pola eliminasi
Sebelum hamil: Ibu mengatakan BAK 6-7 kali sehari warna
kuning jernih dan berbau khas urine, dan
BAB 1-2 kali perhari sekali warna kuning
kecoklatan.
Selama hamil : Ibu mengatakan BAK 4-5 kali sehari warna
kuning pekat, berbau khas urine, dan BAB 1
hari sekali warna kuning kecoklatan.
c) Pola istirahat
Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidur malam ±6-8 jam dan
tidur siang± 1-2 jam perhari.
Selama hamil : Ibu mengatakan tidur malam 4-5 jam dan
tidur siang± 1 jam perhari.
d) Personal hygiene
Sebelum hamil : Ibu mengatakan ganti celana dalam 2 kali
mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari,
keramas 2 hari sekali dan potong kuku 1
minggu sekali.
Selama hamil : Ibu mengatakan ganti celana dalam3 kali
80. 67
sehari dan mandi 3 kali sehari, gosok gigi 3
kali sehari dan keramas 2 hari sekali, potong
kuku 1 minggu sekali.
e) Pola seksual
Sebelum hamil : 2 kali seminggu
Selama hamil : 1 kali seminggu
f) Pekerjaan
Sebelum hamil : Ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu
memasak, mencuci dan mengerjakan
pekerjaan rumah lainnya dan bekerja sebagai
guru
Selama hamil : Ibu mengurangi aktivitasnya seperti masak,
nyuci dan mengantar anaknya kesekolah
karena keadaan ibu yang lemah.
3.1.1.6 Pola psikososial
Ibu dapat bersosialisasi dengan baik pada keluarga dan
tetangganya, ibu mengatakan takut menghadapi persalinan dan
tidak ada pantangan atau adat istiadat apapun yang dianut oleh
keluarganya, ibu tidak pernah mengkonsumsi alkohol, jamu dan
merokok.
81. 68
3.2 Data Objektif
3.2.1 Pemeriksaan Umum
3.2.1.1 Keadaan umum: lemah
3.2.1.2 Kesadaran : Compos mentis
3.2.1.3 Tekanan darah : 100/70 mmHg
3.2.1.4 Nadi : 94x/menit
3.2.1.5 Suhu : 36,40
C
3.2.1.6 RR : 24x/menit
3.2.1.7 Tinggi badan : 162 cm
3.2.1.8 Berat badan sebelum hamil: 70 kg
3.2.1.9 Berat badan sekarang : 68 kg
3.2.1.10LILA : 25 cm
3.2.2 Pemeriksaan fisik
3.2.2.1 Kepala : Tidak ada nyeri tekan
3.2.2.2 Rambut : Bersih, penyebaran warna rambut merata
3.2.2.3 Muka
Cloasma : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
3.2.2.4 Mata
Kelopak mata : Cekung
Konjungtiva : Pucat
Sklera : Putih
3.2.2.5 Hidung : Simetris, tidak ada pembesaran polip
82. 69
3.2.2.5 Telinga : Simetris kanan dan kiri,
Tidak ada gangguan pendengaran.
3.2.2.6 Mulut : Kotor, lidah & bibir kering.
3.2.2.7 Gigi : Tidak ada caries
3.2.2.8 Leher
Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran
Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
3.2.2.10 Payudara
Pembesaran : Simetris kanan dan kiri
Puting susu : Menonjol
Benjolan : Tidak ada
Rasa nyeri : Tidak ada
Hiperpigmentasi : Tidak ada
Pengeluaran : Tidak ada
3.2.2.11 Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak ada
Nyeri epigastrum : Ada
Pembesaran : Belum teraba
Konsistensi : Lunak
Linea : Tidak ada
Acites : Tidak ada
Tumor : Tidak ada
Pembesaran liver : Tidak ada
83. 70
Uterus : Tidak di lakukan
3.2.2.12 Punggung
Posisi punggung : Normal
3.2.2.13 Pinggang
Nyeriketukpinggang :Tidakada
3.2.2.14 Ekstremitas
Oedema : Tidak ada
Turgor kulit : Tidak elastic
Kemerahan : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Refleks patella : Positif kanan dan kiri
3.2.2.15 Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan Hb : 11gr%,
b) Protein urine : Tidak dilakukan
c) Glukosa urine : Tidak dilakukan
84. 71
Tabel 3.3
MATRIKS
Tgl/jam Pengkajian Interpretasi data
(diagnosa, masalah,
kebutuhan)
DX
Potensial/
masalah
potensial
Antisipasi/
tindakan
segera
Intervensi Implementasi Evaluasi
Tanggal 03 April
2015
Ds: Ibu
mengatakan
mual, dan
muntah setiap
pagi hari, siang
dan malam,
lebih dari 10
kali sehari,
serta nafsu
makan
menurun
Do :
K/u:lemah
Kes: Compos
mentis
TD
:100/70mmHg
N : 94x/mnt
S : 36,4O
C
RR: 24x/mnt
BB sebelum
hamil : 70 kg
BB setelah
hamil : 68 kg
Konjungtiva :
pucat
Mulut : Lidah
kotor dan bibir
kering.
Dx: Ny. Tumur 30
tahun G2P1A0 usia
kehamilan 8 minggu 4
hari dengan
hiperemesis
gravidarum tingkat I.
Dasar:
DS: ibu mengatakan
mual, dan muntah
setiap pagi hari, siang
dan malam, lebih dari
10 kali sehari, serta
nafsu makan menurun,
ibu mengatakan hari
HPHT: 02 februari
2015.
Ibu mengatakan ini
kehamilan yang ke
dua dan belum pernah
keguguran
Do :
K/u:lemah
Kes: Compos mentis
TD :100/70mmHg
N : 94x/mnt
S : 36,4O
C
RR: 24x/mnt
BB sebelum hamil :
70 kg
BB setelah hamil : 68
kg
HEG tingkat
II
Mengatasi
hiperemesis
gravidarum
tingkat I
dengan
memberikan
obat B6 untuk
mengurangi
mual
muntahnya.
1. Beritahu
kondisi ibu saat
ini
2. Beritahu pada
ibu tentang
keluhan yang
dialami ibu.
1. Memberitahu kondisi ibu saat
ini, kondisi ibu saat ini sesuai
hasil pemeriksaan dan
memberitahu usia kehamilan
ibu saat ini sudah memasuki 8
minggu 4 hari yang
memerlukan perhatian yang
khusus oleh ibu dan keluarga,
hasil pemeriksaan TTV tekanan
darah: 100/70
mmHg,nadi:94x/menit,suh:36,4
0
C, RR: 24x/menit, berat badan
sebelum hamil 70 kg, saat
hamil 68 kg, mata:cekung,
Mulut: Kotor, lidah & bibir
kering.
2. Memberitahu pada ibu tentang
keluhan yang dialami ibu.
Keluhan yang di alami oleh ibu
yaitu mual dan muntah yang
ibu rasakan sehingga
mengalami penurunan nafsu
makan yang menimbulkan rasa
lemas dan pusing. Hal yang di
rasakan ibu saat ini dalam
kehamilan di sebut dengan
hiperemesis gravidarum yaitu
1. Ibu telah mengetahui
kondisi ibu saat ini
dan usia
kehamilannya
memasuki 8 minggu
4 hari.
2. Ibu telah mengetahui
tentang keluhan yang
dialami.
85. 72
Konjungtiva : pucat
Mulut : Lidah kotor
dan bibir kering.
Masalah: mual, dan
muntah setiap pagi,
siang dan malam,
lebih dari 10 kali
sehari serta nafsu
makan menurunn.
Kebutuhan :
penjelasan tentang
keadaan yang ibu
alami yaitu
hiperemesis
gravidarum,
penjelasan tentang
nutrisi serta
penanganan keluhan
yang ibu alami dengan
mengkonsumsi obat.
3. Anjurkan ibu
dipagi hari
sewaktu bangun
tidur jangan
terburu –buru
bangun.
4. Jelaskan pada
ibu mengenai
kebutuhan
nutrisi dan
cairan pada
hiperemesis
gravidarum.
mual muntah yang berlebih
yang mengakibatkan penurunan
keadaan umum ibu hal ini di
sebabkan karena terjadinya
peningkatan hormon, dan sering
terjadi pada usia awal
kehamilan <20 minggu. Dan
akan hilang setelah kehamilan 4
bulan.
3. Menganjurkan ibu dipagi hari
sewaktu bangun tidur jangan
terburu –buru bangun.cobalah
duduk dahulu dan baru perlahan
berdiri bangun, bila merasa
mual bangun tidur pagi
makanlah snak atau biskuit
sebelum mencoba untuk berdiri.
4. Menjelaskan pada ibu mengenai
kebutuhan nutrisi dan cairan
pada hiperemesis gravidarum,
yang harus di penuhi yaitu
memberikan diit ke-III HEG
yaitu makan sesuai
kesanggupan ibu dan minuman
boleh di berikan bersama
makanan yang cukup energy
seperti roti panggang, biscuit,
krekers, buah segar, sari
buah,minuman botol ringan,
sirup, kaldu tak berlemak, dan
teh serta banyak minum air
putih hangat, hindari makanan
berlemak, minyak, pedas dan
berbau terlalu
menyengat.anjurkan ibu untuk
3. Ibu telah mengikuti
anjuran untuk
bangun tidur jangan
terburu –buru
bangun.
4. Ibu telah mengerti
mengenai kebutuhan
nutrisi dan cairan
pada hiperemesis
gravidarum.
86. 73
5. Anjurkan ibu
untuk cukup
istirahat.
6. Anjurkan ibu
untuk
mengkonsumsi
obatnya.
7. Anjurkan ibu
untuk
melakukan
kunjungan
ulang.
banyak minum air putih atau jus
agar tidak dehidrasi serta
menghindari minuman yang
mengandung kafein dan
karbonat seperti kopi dan
minuman yang bersoda.
5. Menganjurkan ibu untuk cukup
istirahat. Istirahat yang cukup
seperti tidur siang kurang lebih
1-2 jam, malam kurang lebih 8
jam, dan menganjurkan ibu
untuk tidak terlalu banyak
fikiran.
6. Menganjurkan ibu untuk
mengkonsumsi obatnya berupa
obat anti mual dan vitamin
yaitu B1 dengan dosis 1x1 yang
berfungsi untuk menjaga
stamina ibu. Dan B6 dengan
dosis 3x1 di minum 30 menit
sebelum makan untuk
menurunkan keluhan mual
muntah yang di alami ibu.
7. Menganjurkan ibu untuk
melakukan kunjungan ulang
bila kondisi semakin memburuk
sesegera mungkin.
5. ibu mengerti dan
mengikuti saran
untuk cukup istirahat.
6. ibutelah
mengkonsumsi
obatnya.
7. ibu akan melakukan
kunjungan ulang.
87. 74
Tanggal 05
April 2015
Ds: ibu
mengatakan
mual muntah
telah berkurang
yaitu 8 kali
dalam sehari.
Masih kurang
nafsu makan.
Do :
K/u: baik
Kes: compos
mentis
TD: 100/80
mmHg
N :84x/mnt
Suhu:36,40
C
RR:23x/mnt
Hb: 11 gr%
Konjungtiva :
merah
muda
Mulut : bibir
kering
Dx: Ny. T umur 30
tahun G2P1A0 usia
kehamilan 8 minggu 6
hari dengan
hiperemesis
gravidarum tingkat I.
Dasar:
Ds: ibu mengatakan
mual muntah telah
berkurang yaitu 8
kali dalam sehari.
Masih kurang nafsu
makan, ibu
mengatakan HPHT:
02 februari 2015.
Ibu mengatakan ini
kehamilan yang ke
dua dan belum pernah
keguguran
Do: K/u: baik
Kes: compos mentis
TD: 100/80 mmHg
N :84x/mnt
Suhu:36,40
C
RR:23x/mnt
Hb: 11 gr%
Konjungtiva : merah
muda
Mulut : bibir kering.
Masalah: mual muntah
dan kurang nafsu
makan
Kebutuhan: jelaskan
tentang pola nutrisi
yang baik untuk
mengatasi HEG,
jelaskan tentang obat
yang harus
dikonsumsi.
HEG
tingkat II
Mengatasi
hiperemesis
gravidarum
tingkat I
1. Jelaskan
kondisi ibu
saat ini.
2. Tanyakan
kembali pada
ibu tentang
keluhan yang
dialami ibu.
3. Ingatkan
kembali pada
ibu mengenai
kebutuhan
nutrisi dan
cairan pada
hiperemesis
1. Menjelaskan kondisi ibu saat
ini bahwa dari hasil
pemeriksaan yaitu TD:
100/80 mmHg N :84x/mnt,
Suhu:36,40
C, RR:23x/mnt.
Konjugtiva merah muda,
mulut: bibir kering.
2. Menanyakan kembali pada
ibu tentang keluhan yang
dialami ibu dan jelaskan
kembali tentang keluhan yang
di alami oleh ibu yaitu mual
dan muntah yang ibu rasakan
sehingga mengalami
penurunan nafsu makan
yang menimbulkan rasa
lemas dan pusing. Hal yang di
rasakan ibu saat ini dalam
kehamilan di sebut dengan
hiperemesis gravidarum yaitu
mual muntah yang berlebih
yang mengakibatkan
penurunan keadaan umum ibu
hal ini di sebabkan karena
terjadinya peningkatan
hormon, dan memberi
keyakinan bahwa mual dan
kadang-kadang muntah
merupan gejala yang normal
pada kehamilan muda
danakan hilang setelah
kehamilan 4 bulan.
3. Mengingatkan kembali pada
ibu mengenai kebutuhan
nutrisi dan cairan pada
hiperemesis gravidarum.yang
harus di penuhi yaitu
memberikan diit ke-III HEG
yaitu makan sesuai
1. Ibu telah
mengetahui
kondisinya saat ini.
2. Ibu mengerti
tentang
keluhannya.
3. Ibu mengerti
mengenai
kebutuhan nutrisi
dan cairan pada
hiperemesis
gravidarum.
88. 75
gravidarum.
4. Tanyakan
kembali
kepada ibu
mengenai
istirahatnya.
5. Ingatkan ibu
untuk
mengkonsum
si obatnya.
kesanggupan ibu dan
minuman boleh di berikan
bersama makanan yang cukup
energy seperti roti panggang,
biscuit, krekers, buah segar,
sari buah,minuman botol
ringan, sirup, kaldu tak
berlemak, dan teh serta
banyak minum air putih
hangat, hindari makanan
berlemak, minyak, pedas dan
berbau terlalu
menyengat.anjurkan ibu
untuk banyak minum air putih
atau jus agar tidak dehidrasi
serta menghindari minuman
yang mengandung kafein dan
karbonat seperti kopi dan
minuman yang bersoda.
4. Menanyakan kembali kepada
ibu mengenai istirahatnya.
Istirahat yang cukup seperti
tidur siang kurang lebih 1-2
jam, malam kurang lebih 8
jam, dan menganjurkan ibu
untuk tidak terlalu banyak
fikiran dan aktifitas berat.
5. Mengingatkan ibu untuk
mengkonsumsi obatnya
berupa obat anti mual dan
vitamin yaitu B1 dengan
dosis 1x1 yang berfungsi
untuk menjaga stamina ibu.
Dan B6 dengan dosis 3x1 di
minum 30 menit sebelum
makan untuk menurunkan
keluhan mual muntah yang di
alami ibu.
4. Ibu telah mengerti
tentang istirahat
yang cukup.
5. Ibu mengatakan
sudah mulai
minum obatnya.
89. 76
6. Anjurkan ibu
untuk
melakukan
kunjungan
ulang.
6. Menganjurkan ibu untuk
melakukan kunjungan ulang
bila kondisi semakin
memburuk dan jika ada
keluhan lain sesegera
mungkin datang ketenaga
kesehatan terdekat.
6. Ibu akan
melakukan
kunjungan ulang.
Tanggal 07 april
2015
Ds:ibu
mengatakan
mual muntah
berkurang yaitu
kurang 6 kali
dalam
seharidalam
sehari, dan ibu
mengatakan
telah
mengkonsumsi
roti
setiap bangun
tidur dan
segelas teh
hangat, dan
sedikit
memakan nasi
dan sayur-
sayuran hijau
walaupun
dengan cara
makan sedikit
tapi
sering.
Do :
K/u: baik
Kes: compos
mentis
TD: 110/80
Dx: Ny. T umur 30
tahun G2P1A0 usia
kehamilan 9 minggu 1
hari dengan
hiperemesis
gravidarum tingkat I.
Dasar:
Ds:ibu mengatakan
mual muntah
berkurang yaitu
kurang 6 kali dalam
seharidalam sehari,
dan ibu
mengatakan telah
mengkonsumsi roti
setiap bangun tidur
dan segelas teh
hangat, dan sedikit
memakan nasi dan
sayur-sayuran hijau
walaupun dengan cara
makan sedikit tapi
sering. Ibu mengtakan
HPHT: 02 februari
2015.
Ibu mengatakan ini
kehamilan yang ke
dua dan belum pernah
keguguran
HEG tingkat
I
Tidak ada 1. Beritahu
kondisi ibu
saat ini.
2. Tanyakan
kembali pada
ibu mengenai
kebutuhan
nutrisi dan
cairan pada
hiperemesis
gravidarum.
3. Tanyakan
kembali
tentang obat
yang telah
dikonsumsi.
1. Memberitahu kondisi ibu saat
inibahwa ibu terelihat membaik
dari hari kemarin yaitu TD:
100/80 mmHg N :84x/mnt,
Suhu:36,40
C, RR:23x/mmhg,
konjungtiva: merah muda,
mulut: tidak kering, turgor
kulit: baik.
2. Menanyakan kembali pada ibu
mengenai kebutuhan nutrisi dan
cairan pada hiperemesis
gravidarum, ibu mengatakan
nafsu makan ibu meningkat ibu
telah mengkonsumsi roti setiap
pagi sebelum bangun tidur dan
segelas teh hangat, walaupun
dengan cara makan sedikit tapi
sering.
3. Menanyakan kembali tentang
obat yang telah dikonsumsi,
berupa obat anti mual dan
vitamin yaitu B1 dengan dosis
1x1 yang berfungsi untuk
menjaga stamina ibu. Dan B6
dengan dosis 3x1 di minum 30
menit sebelum makan untuk
menurunkan keluhan mual
muntah yang di alami ibu.
1. Ibu mengetahui
kondisinya saat ini saat
ini.
2. Ibu mengatakan sudah
mengikuti anjuran
mengenai kebutuhan
nutrisi dan cairan pada
hiperemesis
gravidarum.
3. Ibu mengatakan sudah
mulai rutin
menkonsumsi obatnya.
90. 77
mmHg
N :79x/mnt
Suhu:36,40
C
RR:22x/mnt
Konjuntiva:Me
rah muda
Mulut : bibir
tidak kering
Turgor kulit :
baik
Do :
K/u: baik
Kes: compos mentis
TD: 110/80 mmHg
N :79x/mnt
Suhu:36,40
C
RR:22x/mnt
I:Merah muda
Mulut : bibir tidak
kering
Turgor kulit : baik
Masalah: tidak ada
Kebutuhan: penjelasan
tentang nutrisi dan
obat
4. Anjurkan ibu
untuk
melakukan
kunjungan
ulang.
5. Dokumentasi
hasil
pemeriksaan
dan asuhan
4. Menganjurkan ibu untuk
melakukan kunjungan ulang
bila kondisi semakin
memburuk dan jika ada
keluhan lain sesegera mungkin
datang ketenaga kesehatan
terdekat.
5. Mendokumentasi hasil
pemeriksaan dan asuhan semua
hasil pemeriksaan dan asuhhan
telah didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.
4. Ibu bersedia untuk
melakukan kunjungan
ulang.
5. Dokumentasi hasil
pemeriksaan dan
asuhan telah
dilakukan.
Tanggal
09 april
2015
Ds:ibu
mengatakan
mual muntah
berkurang yaitu
kurang dari 6
kali dalam
seharidalam
sehari, dan ibu
mengatakan
telah
mengkonsumsi
roti
setiap bangun
tidur dan
segelas teh
hangat, dan
sedikit
memakan nasi
dan sayur-
sayuran hijau
walaupun
Dx: Ny. T umur 30
tahun G2P1A0 usia
kehamilan 9 minggu 3
hari dengan emesis
gravidarum
Ds:ibu mengatakan
mual muntah
berkurang yaitu
kurang dari 6 kali
dalam seharidalam
sehari, dan ibu
mengatakan telah
mengkonsumsi roti
setiap bangun tidur
dan segelas teh
hangat, dan sedikit
memakan nasi dan
sayur-sayuran hijau
walaupun dengan cara
makan sedikit tapi
sering, ibu
HEG tingkat
I
Tidak ada 1. Beritahu
kondisi ibu saat
ini.
2. Evaluasi ibu
tentang
keluhan yang
dialami ibu.
3. Evaluasi ibu
mengenai
kebutuhan
nutrisi dan
1. Memberitahu kondisi ibu saat
ini yaitu keadaan umum ibu
sudah mulai membaik TD:
110/80 mmHg, N :79x/mnt,
Suhu:36,40
C, RR:22x/mnt
2. Mengevaluasi ibu tentang
keluhan yang dialami ibu, ibu
mengatakan mual muntah yang
ibu rasakan sudah mulai
berkurang karena kemauan ibu
yang kuat untuk mau sembuh
dan menyikuti saran yang telah
dianjurkan
3. Mengevaluasi ibu mengenai
kebutuhan nutrisi dancairan
pada hiperemesis gravidarum.
Ibu mengatakan sudah mulai
1. Ibu mengetahui
kondisi ibu saat ini.
2. Ibu mengatakan
keluhan yang dialami
ibu sudah mulai
berkurang,.
3. Ibu telah mengatakan
nafsu makannya
sudah mulai
meningkat dan ibu
91. 78
dengan cara
makan sedikit
tapi
sering.
Do :
K/u: baik
Kes: compos
mentis
TD: 110/80
mmHg
N :79x/mnt
Suhu:36,40
C
RR:22x/mnt
Konjuntiva:Me
rah muda
Mulut : bibir
tidak kering
Turgor kulit :
baik
mengatakan HPHT:
02 februari 2015
Ibu mengatakan ini
kehamilan yang ke
dua dan belum pernah
keguguran
Do :
K/u: baik
Kes: compos mentis
TD: 110/80 mmHg
N :79x/mnt
Suhu:36,40
C
RR:22x/mnt
Konjuntiva:Merah
muda
Mulut : bibir tidak
kering
Turgor kulit : baik
Masalah : tidak ada
Kebutuhan: tidak ada
cairan pada
hiperemesis
gravidarum.
4. Evaluasi
tentang obat
yang telah
dikonsumsi.
5. Anjurkan ibu
untuk
melakukan
kunjungan
ulang.
mau mengkonsumsi roti setiap
pagi sebelum bangun tidur dan
segelas teh hangat, walaupun
dengan cara makan sedikit
tetapi sering.
4. Mengevaluasi tentang obat
yang telah dikonsumsi, berupa
obat anti mual dan vitamin yaitu
B1 dengan dosis 1x1 yang
berfungsi untuk menjaga
stamina ibu. Dan B6 dengan
dosis 3x1 di minum 30 menit
sebelum makan untuk
menurunkan keluhan mual
muntah yang di alami ibu.
5. Menganjurkan ibu untuk
melakukan kunjungan ulang
bila kondisi semakin memburuk
dan jika ada keluhan lain
sesegera mungkin datang
ketenaga kesehatan terdekat.
sudaah makan sedikit
tetapi sering dan
makan yang ibu
suka.
4. Ibu mengatakan
sudah rutin
mengkonsumsi
obatnya dengan
rutin.
5. Ibu bersedia untuk
melakukan
kunjungan ulang.
92. 79
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan bagian dari studi kasus yang membahas tentang beberapa
kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus sehingga dari kesenjangan
itu dapat dicari pemecahan masalah untuk memperbaiki dan meningkatkan asuhan
kebidanan.
4.1 Pengkajian khusus
Pada pengkajian yang di lakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang
keadaan pasien pada Ny. T umur 30 tahun G2P1A0 dengan Hiperemesis
gravidarum di dapatkan hasil sebagai berikut :
4.1.1 Data subjektif
4.1.1.1 Pendidikan
a. Menurut tinjauan teori
Pendidikan pasien dikaji untuk mengetahui tingkat
pengetahuan dan metode komunikasi yang akan
disampaikan. (Ari Sulistyawati, 2011; h. 166-187).
b. Menurut tinjauan kasus
Pendidikan terakhir Ny. T adalah jenjang S1, pada saat
memberikan asuhan penulis menggunakan bahasa yang
sederhana sehingga Ny.T mudah menerima, memahami
dan memberikan respon terhadap asuhan yang telah
diberikan.
93. 80
c. Pembahasan
Tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus dimana
pendidikan terakhir Ny.T adalah S1 pada saat
memberikan asuhan penulis menggunakan metode
komunikasi yang mudah dimengerti oleh Ny.T.
4.1.1.2 Keluhan utama
a. Menurut tinjauan teori
Keluhan yang ditanyakan untuk mengetahui alasan
pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. (Ari
Sulistyawati, 2011; h. 166-187).
Gejala hiperemesis gravidarum tingkat I adalah muntah
terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada,
berat badan menurun, dan nyeri epigastrum, nadi
meningkat sekitar 100 permenit, tekanan darah sistolik
menurun, turgor kulit mengurang, lidah dan bibir
mengering dan mata cekung. (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia
Yulianti, 2010; h. 121).
b. Menurut tinjauan kasus
Ny. T mengeluh mual-muntah setiap pagi, siang, dan
malam sehari lebih dari 10 kali ibu merasa lemas dan
nyeri pada epigastrum.
94. 81
c. Pembahasan
Berdasarkan pengkajian diatas penulis menyimpulkan
bahwa tidak terjadi kesenjangan antara teori yang di
dapat dengan tinjauan kasus terhadap Ny. T yang
mengalami hiperemesis gravidarum, Karena Ny. T
mengalami mual-muntah pada pagi, siang dan malam
lebih dari 10 kali.
4.1.1.3 Pola kebutuhan sehari-hari
1. Nutrisi
a. Tinjauan teori
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah
berlebihan yang terjadi pada wanita hamil sehingga
menyebabkan terjadinya ketidkseimbangan kadar
elektrolit, penurunan berat badan ( lebih dari 5 % berat
badan awal) dehidrasi, ketosis dan kekurangan nutrisi.
(Nengah Runiari, 2010;h.8).
b. Tinjauan kasus
Ibu mengatakan selama hamil kurang nafsu makan
karena mual muntah yang dialami oleh ibu
c. Pembahasan
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan
teori dan tinjauan kasus, dari hasil pengkajian didapatkan
hasil pada tinjauan kasus bahwa asupan nutrisi Ny.T