ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanFransiska Puteri
1. Analisis tiga sampel menunjukkan kadar magnesium dan kalsium dalam batu fosfat dan sampel lainnya. Kadar magnesium dan kalsium dihitung dari berat endapan yang dihasilkan.
2. Analisis dua sampel menunjukkan kadar zink sulfida dan belerang dalam sampel, serta kadar kalsium dalam sampel lain. Kadar zink dan belerang dihitung dari berat endapan, sedangkan kadar kalsium dihitung dari perbedaan berat kert
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas tentang kromatografi lapis tipis (KLT) yang merupakan salah satu metode kromatografi, dengan menjelaskan sejarah, prinsip kerja, alat-alat, dan teknik standar pemisahan KLT.
Analisis kuantitatif dilakukan untuk menentukan jumlah mol air kristal dalam BaCl2.XH2O dan kadar sulfat dalam sampel BaSO4 menggunakan metode gravimetri. Mol air kristal diperoleh sebesar 2 mol dan kadar sulfat diperoleh sebesar 43,21%.
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanFransiska Puteri
1. Analisis tiga sampel menunjukkan kadar magnesium dan kalsium dalam batu fosfat dan sampel lainnya. Kadar magnesium dan kalsium dihitung dari berat endapan yang dihasilkan.
2. Analisis dua sampel menunjukkan kadar zink sulfida dan belerang dalam sampel, serta kadar kalsium dalam sampel lain. Kadar zink dan belerang dihitung dari berat endapan, sedangkan kadar kalsium dihitung dari perbedaan berat kert
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas tentang kromatografi lapis tipis (KLT) yang merupakan salah satu metode kromatografi, dengan menjelaskan sejarah, prinsip kerja, alat-alat, dan teknik standar pemisahan KLT.
Analisis kuantitatif dilakukan untuk menentukan jumlah mol air kristal dalam BaCl2.XH2O dan kadar sulfat dalam sampel BaSO4 menggunakan metode gravimetri. Mol air kristal diperoleh sebesar 2 mol dan kadar sulfat diperoleh sebesar 43,21%.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang kation, anion, dan jenis-jenisnya. Kation adalah ion bermuatan positif yang terbentuk ketika atom melepaskan elektron, sedangkan anion adalah ion bermuatan negatif yang terbentuk ketika atom menerima elektron. Dokumen tersebut juga menyebutkan contoh-contoh kation dan anion serta cara mengidentifikasi kation dan anion melalui reaksi kering dan basah.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang kromatografi sebagai metode analisis yang paling umum dan berdaya guna untuk memisahkan zat-zat dalam suatu sampel. Terdapat dua fase yang tidak dapat bercampur yaitu fase bergerak dan fase diam. Beberapa jenis kromatografi dijelaskan beserta prinsip kerjanya."
Dokumen ini membahas tentang kromatografi pertukaran ion (KPI) untuk memisahkan ion-ion dalam sampel. KPI bekerja berdasarkan interaksi antara ion terlarut dengan resin pertukaran ion. Komponen utama KPI terdiri atas eluen, pompa, kolom pemisah ion, injektor, dan detektor. Aplikasi KPI untuk menentukan kadar ion Na+, K+, Mg2+ dan SO42-, Cl- secara kualitatif dan kuantitatif dalam produksi potas
Koefisien distribusi menjelaskan hubungan zat terlarut yang terdistribusi di antara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Hukum partisi menyatakan bahwa perbandingan konsentrasi solut akan tetap pada suatu suhu. Koefisien distribusi mempengaruhi cara obat mencapai target dan menembus jaringan. Hipotesis Overton-Meyer menyatakan bahwa aktivitas obat terkait dengan koefisien distribusinya.
Dokumen tersebut membahas tentang titrasi pengendapan khususnya argentometri untuk menentukan kadar ion klorida. Metode ini melibatkan pengendapan perak klorida dengan larutan perak nitrat sebagai titran hingga titik ekivalen. Dokumen juga membahas prinsip, faktor yang mempengaruhi hasil, dan contoh perhitungan untuk menentukan kadar klorida dalam suatu sampel.
Titrasi iodometri digunakan untuk menentukan kadar asam askorbat (vitamin C) dalam sampel. Larutan standar Na2S2O3 distandarisasi terlebih dahulu menggunakan larutan KIO3 sebelum digunakan untuk menitrasi sampel vitamin C. Hasil analisis menunjukkan kadar asam askorbat dalam sampel tablet vitamin C adalah 61,6%.
Dokumen tersebut membahas tentang larutan dan kelarutan. Secara umum dijelaskan bahwa larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut, dan kelarutan adalah batas maksimum zat terlarut yang dapat larut pada suhu dan tekanan tertentu. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi kelarutan seperti jenis zat, suhu, tekanan, dan prosedur percobaan untuk menentukan larut
Program Studi Farmasi menjelaskan tiga metode utama dalam argentometri (titrasi pengendapan perak), yaitu Metode Mohr, Volhard, dan Fajans. Metode-metode ini berbeda dalam penggunaan indikator dan jenis larutan standar yang digunakan untuk menentukan titik akhir.
Titrasi pengendapan dengan metode Mohr digunakan untuk menentukan kadar NaCl dalam garam dapur. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan larutan NaCl dengan larutan AgNO3 standar serta menggunakan indikator K2CrO4. Kadar NaCl yang diperoleh adalah 58,5%.
Dokumen tersebut membahas tentang titrasi kimia sebagai metode analisis kuantitatif untuk menentukan konsentrasi larutan dengan menggunakan larutan standar. Dibahas pula peralatan dan prosedur titrasi asam-basa seperti penggunaan buret, erlenmeyer, indikator, serta reaksi antara asam dan basa.
Laporan mingguan praktikum kimia dasar membahas percobaan resin penukar ion. Resin penukar ion ada dua jenis yaitu resin penukar kation dan anion. Resin kation akan menukarkan kationnya dengan larutan, begitu juga resin anion akan menukarkan anionnya. Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui ion yang dapat dipertukarkan dan karakteristik resin penukar ion. Hasilnya, resin kation menghasilkan influen
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang kation, anion, dan jenis-jenisnya. Kation adalah ion bermuatan positif yang terbentuk ketika atom melepaskan elektron, sedangkan anion adalah ion bermuatan negatif yang terbentuk ketika atom menerima elektron. Dokumen tersebut juga menyebutkan contoh-contoh kation dan anion serta cara mengidentifikasi kation dan anion melalui reaksi kering dan basah.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang kromatografi sebagai metode analisis yang paling umum dan berdaya guna untuk memisahkan zat-zat dalam suatu sampel. Terdapat dua fase yang tidak dapat bercampur yaitu fase bergerak dan fase diam. Beberapa jenis kromatografi dijelaskan beserta prinsip kerjanya."
Dokumen ini membahas tentang kromatografi pertukaran ion (KPI) untuk memisahkan ion-ion dalam sampel. KPI bekerja berdasarkan interaksi antara ion terlarut dengan resin pertukaran ion. Komponen utama KPI terdiri atas eluen, pompa, kolom pemisah ion, injektor, dan detektor. Aplikasi KPI untuk menentukan kadar ion Na+, K+, Mg2+ dan SO42-, Cl- secara kualitatif dan kuantitatif dalam produksi potas
Koefisien distribusi menjelaskan hubungan zat terlarut yang terdistribusi di antara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Hukum partisi menyatakan bahwa perbandingan konsentrasi solut akan tetap pada suatu suhu. Koefisien distribusi mempengaruhi cara obat mencapai target dan menembus jaringan. Hipotesis Overton-Meyer menyatakan bahwa aktivitas obat terkait dengan koefisien distribusinya.
Dokumen tersebut membahas tentang titrasi pengendapan khususnya argentometri untuk menentukan kadar ion klorida. Metode ini melibatkan pengendapan perak klorida dengan larutan perak nitrat sebagai titran hingga titik ekivalen. Dokumen juga membahas prinsip, faktor yang mempengaruhi hasil, dan contoh perhitungan untuk menentukan kadar klorida dalam suatu sampel.
Titrasi iodometri digunakan untuk menentukan kadar asam askorbat (vitamin C) dalam sampel. Larutan standar Na2S2O3 distandarisasi terlebih dahulu menggunakan larutan KIO3 sebelum digunakan untuk menitrasi sampel vitamin C. Hasil analisis menunjukkan kadar asam askorbat dalam sampel tablet vitamin C adalah 61,6%.
Dokumen tersebut membahas tentang larutan dan kelarutan. Secara umum dijelaskan bahwa larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut, dan kelarutan adalah batas maksimum zat terlarut yang dapat larut pada suhu dan tekanan tertentu. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi kelarutan seperti jenis zat, suhu, tekanan, dan prosedur percobaan untuk menentukan larut
Program Studi Farmasi menjelaskan tiga metode utama dalam argentometri (titrasi pengendapan perak), yaitu Metode Mohr, Volhard, dan Fajans. Metode-metode ini berbeda dalam penggunaan indikator dan jenis larutan standar yang digunakan untuk menentukan titik akhir.
Titrasi pengendapan dengan metode Mohr digunakan untuk menentukan kadar NaCl dalam garam dapur. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan larutan NaCl dengan larutan AgNO3 standar serta menggunakan indikator K2CrO4. Kadar NaCl yang diperoleh adalah 58,5%.
Dokumen tersebut membahas tentang titrasi kimia sebagai metode analisis kuantitatif untuk menentukan konsentrasi larutan dengan menggunakan larutan standar. Dibahas pula peralatan dan prosedur titrasi asam-basa seperti penggunaan buret, erlenmeyer, indikator, serta reaksi antara asam dan basa.
Laporan mingguan praktikum kimia dasar membahas percobaan resin penukar ion. Resin penukar ion ada dua jenis yaitu resin penukar kation dan anion. Resin kation akan menukarkan kationnya dengan larutan, begitu juga resin anion akan menukarkan anionnya. Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui ion yang dapat dipertukarkan dan karakteristik resin penukar ion. Hasilnya, resin kation menghasilkan influen
Ada beberapa jenis reaktor nuklir, yaitu reaktor air bertekanan (PWR), reaktor air berat bertekanan, reaktor gas bertekanan, dan reaktor cepat. Masing-masing memiliki sistem pendingin dan moderator yang berbeda-beda, seperti menggunakan air, air berat, atau gas sebagai pendingin dan grafit atau air sebagai moderator. Reaktor-reaktor ini memanfaatkan reaksi berantai terkendali untuk menghasilkan energi list
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai 5 unsur kimia yaitu karbon, silikon, germanium, timah, dan timbal. Informasi yang diberikan meliputi nama, simbol, nomor atom, sifat fisik, konfigurasi elektron, reaksi kimia, dan cara pembuatan masing-masing unsur.
Resin penukar ion digunakan sebagai fase diam dalam kromatografi pertukaran ion. Resin terdiri dari matriks polimer tiga dimensi dengan gugus fungsi yang dapat menangkap dan melepaskan ion sesuai dengan muatannya. Resin dibuat dengan memasukkan berbagai monomer dan dapat berfungsi sebagai penukar ion positif maupun negatif tergantung pada jenis gugus fungsinya. Kromatografi pertukaran ion sering dig
Dokumen ini membahas proses pengolahan ketiga (tertiary treatment) pada pengolahan air limbah. Pengolahan ketiga dilakukan setelah pengolahan sekunder untuk menghilangkan kontaminan yang tersisa. Beberapa metode pengolahan ketiga yang dijelaskan meliputi ultrafiltrasi, reverse osmosis, adsorpsi karbon aktif, ion exchange, saringan pasir, dan nitrifikasi serta denitrifikasi.
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan interaksi komponen dengan dua fase, yaitu fase diam (stasioner) dan fase gerak. Terdapat beberapa jenis kromatografi berdasarkan fase geraknya, seperti kromatografi gas, cair, dan pertukaran ion. Kromatografi gas dan cair merupakan teknik yang banyak digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif.
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan distribusi komponen antara fasa diam dan fasa bergerak. Teknik ini memanfaatkan perbedaan sifat fisik zat seperti polaritas, kecenderungan adsorpsi, dan daya larut untuk memisahkan komponen dalam campuran. Terdapat berbagai jenis kromatografi seperti kromatografi gas, cair, dan planar yang dibedakan berdasarkan fasa geraknya.
Kromatografi lapis tipis digunakan untuk memisahkan senyawa berjumlah kecil secara lebih baik dan efisien dibanding kromatografi kolom. Absorben yang digunakan antara lain silikagel dan alumina, yang dibuat menjadi plat tipis dengan cara mencelupkan dua plat yang berdempetan ke dalam suspensi dan ditarik kembali, kemudian dipanaskan. Prosedurnya meliputi pengotolan sampel pada plat, masukkan ke dalam chamber ber
Kromatografi Gas-Cair digunakan untuk memisahkan campuran zat menjadi komponen-komponen individualnya berdasarkan perbedaan afinitas zat terhadap fase diam dan fase gerak. Teknik ini melibatkan kolom yang diisi dengan fase cair dan gas pembawa sebagai fase gerak. Komponen-komponen terpisah selama perjalanan melalui kolom dan dideteksi setelah keluar dari kolom.
Dokumen tersebut merangkum tentang kromatografi lapis tipis, yaitu metode pemisahan campuran zat menjadi komponen-komponennya dengan menggunakan lapisan tipis silika atau alumina sebagai fase diam dan pelarut sebagai fase gerak. Kromatografi lapis tipis dapat digunakan untuk mengidentifikasi senyawa dalam campuran dengan membandingkan posisi dan warna bercak hasil analisis dengan bercak senyawa yang sudah diketah
Percobaan ini bertujuan untuk memisahkan nikel dan zink dengan menggunakan resin penukar ion. Resin dicuci terlebih dahulu dengan amonia, air, dan asam klorida untuk meregenerasi dan mengaktifkannya. Larutan sampel yang mengandung nikel dan zink dimasukkan ke kolom resin, dimana zink akan terikat karena membentuk kompleks anion sementara nikel tidak. Elusi dilakukan dengan asam klorida dan air untuk memis
Kromatografi ditemukan oleh Mikhail Tswett pada 1906 untuk memisahkan pigmen tanaman. Kromatografi berarti tulisan warna dan telah mendapatkan 12 penghargaan nobel. Kromatografi adalah proses pemisahan sampel ke dalam dua fase, fase diam dan fase gerak. Jenis-jenis kromatografi meliputi kromatografi kertas, lapis tipis, kolom, pasangan ion, dan gas.
Dokumen ini membahas tentang destilasi, yang merupakan metode pemisahan campuran berdasarkan perbedaan volatilitas zat pada suhu dan tekanan tertentu. Terdiri dari pengertian, tahap-tahap, prinsip kerja, jenis-jenis, pembagian, serta kelebihan dan kekurangan destilasi.
Resin penukar ion adalah polimer organik yang dapat mengikat dan menukar ion-ion. Terdiri dari gugus fungsi yang dapat mengikat ion, seperti asam sulfonat untuk kation dan amonium kuartener untuk anion. Selektivitasnya tergantung ukuran, muatan, dan struktur ion. Resin dapat digunakan untuk pemisahan logam, pelunakan air, dan proses pemurnian lainnya.
Resin anion adalah resin penukar ion yang memiliki gugus samping basa untuk mengikat ion anion. Resin ini berfungsi untuk menyerap dan menukar ion anion dari larutan dengan ion hidroksil yang terikat pada resin, sehingga dapat memisahkan atau memecah ion-ion tersebut. Resin anion digunakan untuk menghilangkan kesadahan dalam air dengan cara menukar ion sulfat dan kalsium menjadi air.
Ion exchange adalah proses pertukaran ion antara ion dalam fase cair dengan ion dalam media padat tidak larut seperti resin. Proses ini digunakan untuk memisahkan ion-ion berdasarkan muatannya, seperti pelunakan air, pemurnian air, pemisahan logam, dan pemekatan larutan. Resin merupakan media penukar ion yang umum digunakan karena memiliki gugus fungsional yang dapat mengikat ion. Faktor seperti pH, kecepatan alir
Dokumen tersebut membahas proses elektroplating tembaga, termasuk jenis-jenis larutan yang digunakan, komposisi dan kondisi operasi, faktor yang mempengaruhi kualitas lapisan, serta pengolahan limbah hasil proses."
1. Dokumen tersebut membahas proses catalytic reforming untuk meningkatkan nilai oktan bahan bakar minyak. Proses ini melibatkan reaksi dehidrogenasi, isomerisasi, dehidrosiklisasi, dan hidrokrakting pada katalis berplatina pada suhu tinggi.
2. Ada beberapa jenis proses reforming seperti semi-regeneratif, siklik-regeneratif, dan kontinu-regeneratif yang berbeda dalam desain reaktor dan kondisi operasi. Parameter kunc
Tiga tahap utama pengolahan air limbah adalah pengolahan awal untuk menghilangkan padatan dan minyak, pengolahan tahap pertama untuk menghilangkan padatan melalui proses fisika, dan pengolahan tahap kedua untuk menghilangkan zat terlarut melalui proses biologi. Limbah yang dihasilkan selanjutnya diolah lebih lanjut.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengolahan air secara khusus, termasuk proses pelunakan air untuk menghilangkan ion-ion yang menyebabkan kekerasan air seperti kalsium dan magnesium. Metode yang dibahas antara lain pertukaran ion, pengendapan, dan regenerasi resin untuk mengembalikan kemampuannya.
[Ringkasan]
1. Dokumen membahas reaksi katalisis menggunakan katalis organologam dan heterogen, termasuk proses hidroformilasi, deuterasi, polimerisasi Ziegler-Natta, dan reaksi air-gas.
2. Mekanisme reaksi katalisis homogen dan heterogen dijelaskan, seperti siklus katalitik untuk hidrogenasi dan metatesis olefin.
3. Contoh aplikasi komersial seperti sintesis asam asetat dan asetaldehida juga d
Peran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air diahmedronofaSTQIA
Unit pengolahan air meliputi proses klarifikasi, filtrasi, dan demineralisasi untuk memperoleh air yang memenuhi standar kualitas sebagai air umpan boiler. Proses demineralisasi menghilangkan ion-ion melalui resin kation dan anion, diikuti regenerasi resin. Laboratorium melakukan pengujian mutu air dan menentukan penambahan bahan kimia. Air umpan yang tidak memenuhi standar dapat menyebabkan korosi atau endapan, dan dikendalikan dengan
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang kandungan zat gizi pepaya dan mangga, manfaat buah pepaya dan mangga, bahan dan alat yang digunakan untuk membuat manisan pepaya dan mangga, serta cara pembuatan manisan pepaya dan mangga.
1. Bumi dipertimbangkan sebagai sistem fisikokimia tertutup namun menerima beberapa bahan dari luar angkasa dan kehilangan hidrogen dan helium.
2. Struktur internal bumi berlapis akibat pemisahan bahan berdasarkan densitas yang dihasilkan oleh medan gravitasi.
3. Siklus geokimia menerima energi dari dalam bumi dalam bentuk panas dan kontribusi kecil dari luar angkasa, namun dapat terdeteksi.
1. KARAKTERISTIK KINERJA RESIN PENUKAR ION PADA SISTEM AIR BEBAS MINERAL(GCA 01) RSG-GAS
KELOMPOK 12
Wilis Okti Pamungkas
Suci Larasati
Retno Tri Lidya Ningrum
2. KROMATOGRAFI PENUKAR ION
Cocok untuk pemisahan ion-ion anorganik
Pemisahan terjadi karena pertukaran ion-ion pada fasa diam
Fasa diam dalam kromatografi ini disebut resin
3. KROMATOGRAFI
RESIN PENUKAR ION
Resin
-Merupakan suatu matriks yang kuat dan permukaanya bermuatan
-Matriks penukar ion yang sering dipakai ialah resin sintetik seperti matriks polistiren, polidekstran, selulosa dan silika
Resin ada 2 macam yaitu
1.Resin penukar kation
2.Resin penukar anion
4. RESIN PENUKAR KATION
mengandung kation yang dapat dipertukarkan
Contohnya yaitu
-Asam sulfonat
(pH 1-14)
-Asam karboksilat
(pH 5-14)
5. RESIN PENUKAR ANION
•mengandung anion yang dapat dipertukarkan.
•Contohnya yaitu
-Gugus amonium
Kuartener
(pH 0-12)
-Gugus anion
(pH 0-9)
6. SIFAT-SIFAT PENTING RESIN
•Kapasitas Penukaran ion
•Selektivitas
•Derajat ikat silang (crosslinking)
•Porositas
•Kestabilan resin
8. PENGGUNAAN KROMATOGRAFI PENUKAR ION
Kromatografi jenis ini banyak digunakan untuk :
Pembuatan air bebas mineral (deionized water)
Mengkonsentrasikan komponen berkadar kecil
Pemisahan asam-asam amino
9. Kinerja Resin Penukar Ion Pada Sistem Air Bebas Mineral (GCA 01) RSG-GAS.
Proses pembuatan air bebas mineral ada tiga kolom utama untuk mengikat pengotor, diantaranya yaitu
Kolom resin penukar kation
Kolom resin penukar anion
Kolom resin mixed bed
10. Kolom Resin Penukar Kation
•garam terlarut dalam air dikonversi menjadi asam mineralnya melalui pertukaran kation dengan ion H+
•Mekanisme reaksinya yaitu :
Lewatit-2H+ + Ca(HCO3)2 → Lewatit-Ca+ 2 + H2CO3
H2CO3 → H2O + CO2↑
Lewatit-2H+ + MgSO4 → Lewatit-Mg + H2SO4
Lewatit-2H+ + CaCl2 → Lewatit-Ca + 2HCl
11. Kolom Resin Penukar Anion
•anion pengotor air seperti SO42-, Cl- yang ada dalam air dipertukarkan dengan OH-
•Mekanisme reaksinya yaitu
Lewatit-2OH + H2SO4 → Lewatit-SO4 + 2H2O Lewatit-OH + HCl → Lewatit-Cl + H2O
12. Kolom Resin Mixed Bed
•berisi campuran resin penukar kation dan anion
•sisa-sisa kation yang masih ada dalam air dipertukarkan dengan ion hidrogen dan sisa anion termasuk asam karbonat dipertukarkan dengan ion hidroksil
Sehingga air keluaran kolom resin mix- bed telah terbebas dari mineral pengotor
14. Untuk mengetahui Karakteristik Kinerja Resin Penukar Ion pada Sistem Air Bebas Mineral(GCA 01) dilakukan pengukuran pH dan konduktivitas air keluaran pada :
kolom resin penukar kation
kolom resin penukar anion
kolom resin mix-bed
Dengan selang waktu tertentu hingga diperoleh harga pengukuran yang stabil.
METODE PENELITIAN
15. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hal-hal yang akan menjadi pembahasan pada penelitian ini yaitu :
Interval waktu kinerja resin hingga keadaan stabil
Hubungan konduktivitas dengan waktu operasi
Hasil pengukuran pH
Hasil pengukuran konduktivitas
16. Interval waktu kinerja resin hingga keadaan stabil
pada awal pengoperasian sistem air bebas mineral cenderung tinggi tetapi selang beberapa waktu akan mengalami penurunan hingga akhirnya didapatkan suatu harga yang stabil.
belum terpenuhinya waktu kontak antara resin dengan air
17. Hubungan konduktivitas dengan waktu operasi
•bertambahnya waktu pengoperasian harga konduktivitas air keluaran resin penukar anion mengalami kenaikan
•Kemampuan tukar resin penukar ion semakin berkurang dan akhirnya tidak mampu lagi mempertukarkan ion- ion pengotor didalam air dengan H+ maupun OH- dari resin penukar ion
18. Hasil pengukuran pH
•pH air keluaran kolom penukar kation turun
•pH air keluaran kolom resin penukar anion naik dengan pH 6,3–8,4
•Sisa kation yang masih ada dalam air akan ditukar dengan ion H+dan sisa anion ditukar dengan ion OH- pada mixed bed dan pH-nya 5,8– 6,2
19. Hasil pengukuran konduktivitas
•konduktivitas air keluaran kolom penukar kation naik
•Konduktivitas air setelah melewati kolom resin penukar anion turun
•air keluaran kolom resin mix-bed telah terbebas dari mineral pengotor dan konduktivitasnya rendah yaitu 0,2 μS/cm
20. KESIMPULAN
–Kualitas air keluaran kolom resin penukar kation cenderung stabil dan bersifat asam dengan harga pH 3.2-3.3 dan konduktivitas 265-320 μS/cm.
–Kualitas air keluaran kolom resin penukar anion stabil setelah selang beberapa waktu pengoperasian sistem Air bebas mineral (GCA 01). Dan dengan bertambahnya waktu pengoperasian sistem Air bebas mineral (GCA 01) menunjukan adanya kenaikan pH dan konduktivitas
–Indikasi kejenuhan resin ditunjukan oleh adanya kenaikan konduktivitas dan pH air keluaran kolom resin penukar anion.
–Air keluaran kolom resin mix-bed telah bebas mineral dengan harga pH 5.8-6.2 dan harga konduktivitas ± 0.2 μS/cm.
–Kualitas air bebas mineral hasil produksi instalasi pembuat air bebas mineral di RSG-GAS memenuhi syarat sebagai air pendingin reaktor.
21. DAFTAR PUSTAKA
•ANONIMOUS, “Plant Description and Operating Instruction Demineralizazion Plant GCA 01”, Interatom
•DIYAH ERLINA LESTARI, September 2006, ”Kimia Air”, Diktat Penyegaran Operator dan Supervisor Reaktor, Pusbang Teknologi Reaktor Riset.
•A.S.GOKHLE, P.K; MATHOR and K.S. VENKATESWARHU, 1987, “Ion Exchange Resin for Water Purification; Properties and Characteristion”,Water chemestry Division, Bhabha Atomic. Research Centre. Bombay, India.
•ENDANG ASIJATI W, 2004, “Ion Exchanger”, Diktat pada National Training Course on Water Chemistry of Nuclear Reaktor Sistem, August 30– Sptember 9,2004, Dept Kimia FMIPA, Universitas Indonesia.
•KORRAD DRORFNER, ANTON J. HARTONO, 1995, Iptek Penukar Ion, Andi Offset , Edisi I, Yogyakarta.
•ANONIMOUS, 1998, “Instruction Manual Conductivity/TDS Meter Model 44600”, Hatch Company.
•ANONIMOUS, 1991, “Instruction Manual Water Quality Checker U-10”, Horiba.Ltd.