4. PENGERTIAN
Catalytic reforming adalah proses
dimana komponen minyak ringan
atau naphta yang diperoleh dari
proses distilasi dilewatkan pada
katalis yang mengandung platina
pada temperatur tinggi dengan
tekanan antara 50-500 psig dengan
tujuan untuk meningkatkan angka
oktan dari minyak umpan.
6. UMPAN DAN PRODUK
1. Feed ( umpan )
heavy naphtha yang berasal dari unit
naphtha hydrotreating yang telah
mengalami treating berkualitas rendah( 70
- 150ᵒC)
2. Produk ( hasil )
a. high octane motor gasolin component
(HOMC) dengan RONC 90-100
b. LPG dan hidrogen
12. JENIS-JENIS CATALYTIC REFORMING
PROCESS :
Semi-Regeneratif
Proses katalitik reformasi
semiregenerative biasanya memiliki tiga
atau empat reaktor secara seri dengan
sistem katalis tetap tidur dan beroperasi
secara terus menerus (panjang siklus)
dari enam bulan sampai satu tahun.
13. Parameter proses utama reformasi
unit operasi lebih jenis semi-regeneratif
adalah sebagai berikut:
tekanan - dari 1,3 sampai 3,0 MPa;
Suhu dari 480 sampai dengan 530 o C;
angka oktan (RON) - dari 94 sampai
dengan 100;
reformate hasil - dari 80 hingga 88 wt. %.
Siklus layanan katalis adalah 1-3 tahun.
14. 1. Aliran Proses Semi-Regenerative Catalytic
Reforming
(FixedBed Catalytic Reforming)
15. Cyclic-Regeneratif
Selain reaktor reformasi katalitik,
proses regenerasi siklik memiliki reaktor
ayunan tambahan, yang digunakan ketika
fixed-bed katalis dari salah satu reaktor
biasa membutuhkan regenerasi.
Beroperasi pada tekanan rendah (-200
psig) memungkinkan proses regenerasi
siklik untuk mencapai hasil yang lebih
tinggi dan reformate produksi hidrogen.
16. Tipe kedua proses - siklik - diterapkan
sebagian besar di kilang Amerika Serikat dan
ditandai oleh kondisi proses yang lebih kaku.
(tekanan - 0,9-2,1 MPa, suhu - 505-550 o C)
dan, sebagai akibatnya, oleh
siklus jasa kecil (40-5 hari).
Nomor reformate oktan (RON) adalah 95-103.
Katalis dapat bertahan hingga 600
regenerasi sampai kelelahan penuh. Proses
Exxon (sekitar 100 unit) dan Ultraforming
Powerforming oleh Amoco Oil Co (~ 150 unit)
baik merujuk pada jenis siklik.
18. Continous-Regeneratif
Kekurangan dalam regenerasi siklik
reforming diselesaikan oleh tekanan
rendah (50 psig) proses regenerasi terus
menerus, yang ditandai dengan aktivitas
katalis yang tinggi dengan persyaratan
katalis berkurang, menghasilkan reformate
lebih seragam konten aromatik yang lebih
tinggi dan kemurnian hidrogen tinggi. Jenis
proses menggunakan desain reaktor
bergerak-tempat tidur, di mana reaktor
ditumpuk.
19. Proses ini adalah yang paling progresif
karena memungkinkan beroperasi dalam
kondisi Thermodynamical terbaik .
(tekanan - 0,35-0,9 MPa,
suhu - sampai dengan 550 o C) tanpa
mematikan alat.
untuk regenerasi (MTBF adalah sampai
dengan 3 tahun dan lebih).
pencapaian reformate maksimum angka
oktan (RON = 102-104).
20. 2. Aliran Proses Catalytic Reforming-Continuous
Catalytic
Regeneration/CCR
22. CATALYST POISON
(Racun Katalis) :
Sulfur
Konsentrasi sulfur maksimum yang
diijinkan dalam umpan naphtha adalah
0,5 wt-ppm. Biasanya diusahakan
kandungan sulfur dalam umpan naphtha
sebesar 0,1-0,2 wt-ppm untuk menjamin
stabilitas dan selektivitas katalis yang
maksimum.
23. Nitrogen
Konsentrasi nitrogen maksimum yang
diijinkan dalam umpan naphtha adalah 0,5
wt-ppm. Kandungan nitrogen dalam
umpan naphtha akan menyebabkan
terbentuknya deposit ammonium chloride
pada permukaan katalis.
24. Air
Kandungan air dalam recycle gas sebesar
30 mol-ppm sudah menunjukkan excessive
water, dissolved oxygen, atau combined
oxygen di unit catalytic reforming. Tingkat
moisture di atas level ini dapat menyebabkan
reaksi hydrocracking yang excessive dan juga
dapat menyebabkan coke laydown. Lebih
lanjut lagi, kondisi ini akan menyebabkan
chloride ter-strip dari katalis, sehingga
mengganggu kesetimbangan H2O/Cl dan
menyebabkan reaksi menjadi terganggu.
25. Metal
Karena efek reaksi irreversible, maka
kontaminasi metal ke dalam katalis
catalytic reforming sama sekali tidak
dibolehkan, sehingga umpan catalytic
reformer tidak boleh mengandung metal
sedikit pun.
26. COMPARISON OF RCC REFORMING
PROCESS NAD SEMI-REGENERATED
REFORMING PROCESS
28. Catalyst Type
Tipe katalis berpengaruh terhadap operasi
catalytic reforming terutama dalam hal basic catalyst
formulation (metal-acid loading), chloride level,
platinum level, dan activator level.
Temperatur Reaksi
Catalytic reformer reactor catalyst bed
temperature merupakan parameter utama yang
digunakan untuk mengendalikan operasi agar
produk dapat sesuai dengan spesifikasi. Temperatur
yang digunakan yaitu 405-525 C. namun pada
temperatur di atas 560 oC dapat menyebabkan
reaksi thermal yang akan mengurangi reformate dan
hydrogen yield serta meningkatkan kecepatan
pembentukan coke pada permukaan katalis.
29. Temperatur reactor dapat didefinisikan
menjadi 2 macam, yaitu :
• Weighted Average Inlet Temperature (WAIT),
yaitu total (fraksi berat katalis dalam bed dikali
temperature inlet bed).
• Weighted Average Bed Temperature (WABT),
yaitu total (fraksi berat katalis dalam bed dikali
rata-rata temperatur inlet dan outlet).
Dari kedua macam definisi tersebut di atas,
WAIT paling sering digunakan dalam
perhitungan karena kemudahan perhitungan,
walaupun WABT sebenarnya adalah ukuran
yang lebih baik dari kondisi reaksi dan
30. Space Velocity
Space velocity merupakan ukuran
jumlah naphtha yang diproses untuk
jumlah katalis yang tertentu selama waktu
tertentu. Jika volume umpan naphtha per
jam dan volume katalis yang digunakan,
istilah yang digunakan adalah Liquid
Hourly Space Velocity (LHSV). Sedangkan
jika berat umpan naphtha per jam dan
berat katalis yang digunakan, maka istilah
yang digunakan adalah Weight Hourly
Space Velocity (WHSV).
31. Tekanan
Tekanan akan mempengaruhi kecepatan
reaksi dan juga mempengaruhi yield dan
stabilitas katalis. Naiknya tekanan pada
reaktor akan berakibat meningkatnya reaksi
hydrocracking dan menurunnya reaksi
aromatisasi. Sebaliknya jika tekanan operasi
menurun akan mengakibatkan naiknya
produk cairan karena berkurangnya reaksi
hydrocracking, selain itu produksi hidrogen
dan kemurnian hidrogen akan meningkat
tetapi disisi lain akan meningkatkan karbon
yang menempel pada permukaan katalis.
32. H2/HC ratio
H2/HC ratio dapat diartikan sebagai
perbandingan mole hidrogen recycle gas dengan
mole feed yang diolah. Hidrogen recycle gas
digunakan untuk mencegah pembentukan
karbon di permukaan katalis. H2/HC ratio
meningkat akan membuat naphta yang melewati
reaktor lebih cepat dan panas akan lebih banyak
untuk reaksi yang membutuhkan panas.
Untuk mencegah rusaknya katalis H2/HC ratio
harus dipertahankan diatas minimum yang
diizinkan. Menaikkan H2/HC ratio tergantung
kemampuan peralatan sedangkan
menurunkannya akan berakibat pembentukan