SlideShare a Scribd company logo
PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
CHEMICAL REACTION
VARIABLE OPERATION
REFORMING PROCESS
PENDAHULUAN
PENGERTIAN
Catalytic reforming adalah proses
dimana komponen minyak ringan
atau naphta yang diperoleh dari
proses distilasi dilewatkan pada
katalis yang mengandung platina
pada temperatur tinggi dengan
tekanan antara 50-500 psig dengan
tujuan untuk meningkatkan angka
oktan dari minyak umpan.
TUJUAN
Tujuan Catalytic Reforming
Process adalah :
 memproduksi aromatic dari
naphthene dan paraffin.
 menaikkan nilai oktan produk
platformate
UMPAN DAN PRODUK
1. Feed ( umpan )
heavy naphtha yang berasal dari unit
naphtha hydrotreating yang telah
mengalami treating berkualitas rendah( 70
- 150ᵒC)
2. Produk ( hasil )
a. high octane motor gasolin component
(HOMC) dengan RONC 90-100
b. LPG dan hidrogen
REAKSI PADA CATALYTIC REFORMING
PROCESS :
1.Dehidrogenasi Naphthene
2. Isomerisasi paraffin
3. Dehydrocyclization Paraffin
4. Hydrocracking
REFORMING PROSES
Diagram alir Catalitic Reforming
Process
JENIS-JENIS CATALYTIC REFORMING
PROCESS :
 Semi-Regeneratif
Proses katalitik reformasi
semiregenerative biasanya memiliki tiga
atau empat reaktor secara seri dengan
sistem katalis tetap tidur dan beroperasi
secara terus menerus (panjang siklus)
dari enam bulan sampai satu tahun.
Parameter proses utama reformasi
unit operasi lebih jenis semi-regeneratif
adalah sebagai berikut:
 tekanan - dari 1,3 sampai 3,0 MPa;
 Suhu dari 480 sampai dengan 530 o C;
 angka oktan (RON) - dari 94 sampai
dengan 100;
 reformate hasil - dari 80 hingga 88 wt. %.
 Siklus layanan katalis adalah 1-3 tahun.
1. Aliran Proses Semi-Regenerative Catalytic
Reforming
(FixedBed Catalytic Reforming)
 Cyclic-Regeneratif
Selain reaktor reformasi katalitik,
proses regenerasi siklik memiliki reaktor
ayunan tambahan, yang digunakan ketika
fixed-bed katalis dari salah satu reaktor
biasa membutuhkan regenerasi.
Beroperasi pada tekanan rendah (-200
psig) memungkinkan proses regenerasi
siklik untuk mencapai hasil yang lebih
tinggi dan reformate produksi hidrogen.
Tipe kedua proses - siklik - diterapkan
sebagian besar di kilang Amerika Serikat dan
ditandai oleh kondisi proses yang lebih kaku.
 (tekanan - 0,9-2,1 MPa, suhu - 505-550 o C)
dan, sebagai akibatnya, oleh
 siklus jasa kecil (40-5 hari).
 Nomor reformate oktan (RON) adalah 95-103.
 Katalis dapat bertahan hingga 600
regenerasi sampai kelelahan penuh. Proses
Exxon (sekitar 100 unit) dan Ultraforming
Powerforming oleh Amoco Oil Co (~ 150 unit)
baik merujuk pada jenis siklik.
Diagram Alir Cyclic-Regeneratif
 Continous-Regeneratif
Kekurangan dalam regenerasi siklik
reforming diselesaikan oleh tekanan
rendah (50 psig) proses regenerasi terus
menerus, yang ditandai dengan aktivitas
katalis yang tinggi dengan persyaratan
katalis berkurang, menghasilkan reformate
lebih seragam konten aromatik yang lebih
tinggi dan kemurnian hidrogen tinggi. Jenis
proses menggunakan desain reaktor
bergerak-tempat tidur, di mana reaktor
ditumpuk.
Proses ini adalah yang paling progresif
karena memungkinkan beroperasi dalam
kondisi Thermodynamical terbaik .
 (tekanan - 0,35-0,9 MPa,
 suhu - sampai dengan 550 o C) tanpa
mematikan alat.
 untuk regenerasi (MTBF adalah sampai
dengan 3 tahun dan lebih).
 pencapaian reformate maksimum angka
oktan (RON = 102-104).
2. Aliran Proses Catalytic Reforming-Continuous
Catalytic
Regeneration/CCR
CCR PLATFORMING VS
FIXED BED PLATFORMING
CATALYST POISON
(Racun Katalis) :
 Sulfur
Konsentrasi sulfur maksimum yang
diijinkan dalam umpan naphtha adalah
0,5 wt-ppm. Biasanya diusahakan
kandungan sulfur dalam umpan naphtha
sebesar 0,1-0,2 wt-ppm untuk menjamin
stabilitas dan selektivitas katalis yang
maksimum.
 Nitrogen
Konsentrasi nitrogen maksimum yang
diijinkan dalam umpan naphtha adalah 0,5
wt-ppm. Kandungan nitrogen dalam
umpan naphtha akan menyebabkan
terbentuknya deposit ammonium chloride
pada permukaan katalis.
 Air
Kandungan air dalam recycle gas sebesar
30 mol-ppm sudah menunjukkan excessive
water, dissolved oxygen, atau combined
oxygen di unit catalytic reforming. Tingkat
moisture di atas level ini dapat menyebabkan
reaksi hydrocracking yang excessive dan juga
dapat menyebabkan coke laydown. Lebih
lanjut lagi, kondisi ini akan menyebabkan
chloride ter-strip dari katalis, sehingga
mengganggu kesetimbangan H2O/Cl dan
menyebabkan reaksi menjadi terganggu.
 Metal
Karena efek reaksi irreversible, maka
kontaminasi metal ke dalam katalis
catalytic reforming sama sekali tidak
dibolehkan, sehingga umpan catalytic
reformer tidak boleh mengandung metal
sedikit pun.
COMPARISON OF RCC REFORMING
PROCESS NAD SEMI-REGENERATED
REFORMING PROCESS
VARIABLE OPERASI
 Catalyst Type
Tipe katalis berpengaruh terhadap operasi
catalytic reforming terutama dalam hal basic catalyst
formulation (metal-acid loading), chloride level,
platinum level, dan activator level.
 Temperatur Reaksi
Catalytic reformer reactor catalyst bed
temperature merupakan parameter utama yang
digunakan untuk mengendalikan operasi agar
produk dapat sesuai dengan spesifikasi. Temperatur
yang digunakan yaitu 405-525 C. namun pada
temperatur di atas 560 oC dapat menyebabkan
reaksi thermal yang akan mengurangi reformate dan
hydrogen yield serta meningkatkan kecepatan
pembentukan coke pada permukaan katalis.
Temperatur reactor dapat didefinisikan
menjadi 2 macam, yaitu :
 • Weighted Average Inlet Temperature (WAIT),
yaitu total (fraksi berat katalis dalam bed dikali
temperature inlet bed).
 • Weighted Average Bed Temperature (WABT),
yaitu total (fraksi berat katalis dalam bed dikali
rata-rata temperatur inlet dan outlet).
Dari kedua macam definisi tersebut di atas,
WAIT paling sering digunakan dalam
perhitungan karena kemudahan perhitungan,
walaupun WABT sebenarnya adalah ukuran
yang lebih baik dari kondisi reaksi dan
 Space Velocity
Space velocity merupakan ukuran
jumlah naphtha yang diproses untuk
jumlah katalis yang tertentu selama waktu
tertentu. Jika volume umpan naphtha per
jam dan volume katalis yang digunakan,
istilah yang digunakan adalah Liquid
Hourly Space Velocity (LHSV). Sedangkan
jika berat umpan naphtha per jam dan
berat katalis yang digunakan, maka istilah
yang digunakan adalah Weight Hourly
Space Velocity (WHSV).
 Tekanan
Tekanan akan mempengaruhi kecepatan
reaksi dan juga mempengaruhi yield dan
stabilitas katalis. Naiknya tekanan pada
reaktor akan berakibat meningkatnya reaksi
hydrocracking dan menurunnya reaksi
aromatisasi. Sebaliknya jika tekanan operasi
menurun akan mengakibatkan naiknya
produk cairan karena berkurangnya reaksi
hydrocracking, selain itu produksi hidrogen
dan kemurnian hidrogen akan meningkat
tetapi disisi lain akan meningkatkan karbon
yang menempel pada permukaan katalis.
 H2/HC ratio
H2/HC ratio dapat diartikan sebagai
perbandingan mole hidrogen recycle gas dengan
mole feed yang diolah. Hidrogen recycle gas
digunakan untuk mencegah pembentukan
karbon di permukaan katalis. H2/HC ratio
meningkat akan membuat naphta yang melewati
reaktor lebih cepat dan panas akan lebih banyak
untuk reaksi yang membutuhkan panas.
Untuk mencegah rusaknya katalis H2/HC ratio
harus dipertahankan diatas minimum yang
diizinkan. Menaikkan H2/HC ratio tergantung
kemampuan peralatan sedangkan
menurunkannya akan berakibat pembentukan
VIDEO CRP :
Catalitik reforming proses

More Related Content

What's hot

Efek Panas- Thermodinamika
Efek Panas- ThermodinamikaEfek Panas- Thermodinamika
Efek Panas- Thermodinamika
Fadhly M S
 
Kesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairKesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cair
Ryan Tito
 
Prinsip kerja rotary drum vacuum filter
Prinsip kerja rotary drum vacuum filterPrinsip kerja rotary drum vacuum filter
Prinsip kerja rotary drum vacuum filter
Ahmadjuni1
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
wahyuddin S.T
 

What's hot (20)

Fluid Catalytic Cracking - Pengilangan Minyak Bumi
Fluid Catalytic Cracking - Pengilangan Minyak BumiFluid Catalytic Cracking - Pengilangan Minyak Bumi
Fluid Catalytic Cracking - Pengilangan Minyak Bumi
 
Ppt reaktor
Ppt reaktorPpt reaktor
Ppt reaktor
 
Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2
 
Matlab 8
Matlab 8Matlab 8
Matlab 8
 
Destilasi batch
Destilasi batchDestilasi batch
Destilasi batch
 
Distilasi fraksionasi
Distilasi fraksionasiDistilasi fraksionasi
Distilasi fraksionasi
 
Double Pipe Heat Excanger
Double Pipe Heat ExcangerDouble Pipe Heat Excanger
Double Pipe Heat Excanger
 
Efek Panas- Thermodinamika
Efek Panas- ThermodinamikaEfek Panas- Thermodinamika
Efek Panas- Thermodinamika
 
Kesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairKesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cair
 
Katalis heterogen
Katalis heterogenKatalis heterogen
Katalis heterogen
 
Alkilasi
AlkilasiAlkilasi
Alkilasi
 
Judul prarancangan pabrik kimia teknik kimia
Judul prarancangan pabrik kimia  teknik kimia Judul prarancangan pabrik kimia  teknik kimia
Judul prarancangan pabrik kimia teknik kimia
 
Prinsip kerja rotary drum vacuum filter
Prinsip kerja rotary drum vacuum filterPrinsip kerja rotary drum vacuum filter
Prinsip kerja rotary drum vacuum filter
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
 
Batch Reactor
Batch ReactorBatch Reactor
Batch Reactor
 
reaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFRreaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFR
 
Process flow diagram pg
Process flow diagram pgProcess flow diagram pg
Process flow diagram pg
 
Pengaplikasian ekstraksi di industri
Pengaplikasian ekstraksi di industriPengaplikasian ekstraksi di industri
Pengaplikasian ekstraksi di industri
 
Heat exchanger [ Alat Penukar Panas]
Heat exchanger [ Alat Penukar Panas]Heat exchanger [ Alat Penukar Panas]
Heat exchanger [ Alat Penukar Panas]
 
Azas teknik k imia
Azas teknik k imiaAzas teknik k imia
Azas teknik k imia
 

Viewers also liked

Viewers also liked (8)

Industri minyak nabati
Industri minyak nabatiIndustri minyak nabati
Industri minyak nabati
 
Catalytic reforming process
Catalytic reforming processCatalytic reforming process
Catalytic reforming process
 
Pengeboran Minyak Bumi
Pengeboran Minyak BumiPengeboran Minyak Bumi
Pengeboran Minyak Bumi
 
Buku Pintar MIGAS INDONESIA - Kilang minyak bumi
Buku Pintar MIGAS INDONESIA - Kilang minyak bumiBuku Pintar MIGAS INDONESIA - Kilang minyak bumi
Buku Pintar MIGAS INDONESIA - Kilang minyak bumi
 
Minyak bumi (ppt. show)
Minyak bumi (ppt. show)Minyak bumi (ppt. show)
Minyak bumi (ppt. show)
 
petrochemical
petrochemicalpetrochemical
petrochemical
 
Catalytic Reforming: Catalyst, Process Technology and Operations Overview
Catalytic Reforming:  Catalyst, Process Technology and Operations OverviewCatalytic Reforming:  Catalyst, Process Technology and Operations Overview
Catalytic Reforming: Catalyst, Process Technology and Operations Overview
 
Steam Reforming - Practical Operations
Steam Reforming - Practical OperationsSteam Reforming - Practical Operations
Steam Reforming - Practical Operations
 

Similar to Catalitik reforming proses

Bimtek LH Jabar 042022.pptx
Bimtek LH Jabar 042022.pptxBimtek LH Jabar 042022.pptx
Bimtek LH Jabar 042022.pptx
ssuser6077f3
 
Pengaruh pada reaktor air lift rectangular
Pengaruh pada reaktor air lift rectangularPengaruh pada reaktor air lift rectangular
Pengaruh pada reaktor air lift rectangular
Ikbal Rambo
 

Similar to Catalitik reforming proses (20)

Asetilen
AsetilenAsetilen
Asetilen
 
Alkilasi
AlkilasiAlkilasi
Alkilasi
 
Laporan 2 Steam Explosion Kelompok 3.pptx
Laporan 2 Steam Explosion Kelompok 3.pptxLaporan 2 Steam Explosion Kelompok 3.pptx
Laporan 2 Steam Explosion Kelompok 3.pptx
 
Adipic acid
Adipic acid Adipic acid
Adipic acid
 
Teknologi minyak nabati "Cracking"
Teknologi minyak nabati "Cracking"Teknologi minyak nabati "Cracking"
Teknologi minyak nabati "Cracking"
 
reaksi-reaksi-organologam.pptx
reaksi-reaksi-organologam.pptxreaksi-reaksi-organologam.pptx
reaksi-reaksi-organologam.pptx
 
Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...
Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...
Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...
 
daftar pustaka reaktor.pdf
daftar pustaka reaktor.pdfdaftar pustaka reaktor.pdf
daftar pustaka reaktor.pdf
 
Bimtek LH Jabar 042022.pptx
Bimtek LH Jabar 042022.pptxBimtek LH Jabar 042022.pptx
Bimtek LH Jabar 042022.pptx
 
RESULT FULL 24 HOUR.pptx
RESULT FULL 24 HOUR.pptxRESULT FULL 24 HOUR.pptx
RESULT FULL 24 HOUR.pptx
 
Jurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOH
Jurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOHJurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOH
Jurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOH
 
Pengaruh pada reaktor air lift rectangular
Pengaruh pada reaktor air lift rectangularPengaruh pada reaktor air lift rectangular
Pengaruh pada reaktor air lift rectangular
 
Minyak Bumi - Pengolahan minyak mentah
Minyak Bumi - Pengolahan minyak mentahMinyak Bumi - Pengolahan minyak mentah
Minyak Bumi - Pengolahan minyak mentah
 
Pengolahan minyak bumi
Pengolahan minyak bumiPengolahan minyak bumi
Pengolahan minyak bumi
 
Jurnal biodiesel
Jurnal biodieselJurnal biodiesel
Jurnal biodiesel
 
Dry Process Kiln .pptx
Dry Process Kiln .pptxDry Process Kiln .pptx
Dry Process Kiln .pptx
 
Ratb
RatbRatb
Ratb
 
MINYAK BUMI.pptx
MINYAK BUMI.pptxMINYAK BUMI.pptx
MINYAK BUMI.pptx
 
Refinery 06 - Hydrocracking Process.pdf
Refinery 06 - Hydrocracking Process.pdfRefinery 06 - Hydrocracking Process.pdf
Refinery 06 - Hydrocracking Process.pdf
 
KROMATOGRAFI PENUKAR ION
KROMATOGRAFI PENUKAR IONKROMATOGRAFI PENUKAR ION
KROMATOGRAFI PENUKAR ION
 

Recently uploaded

Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdfTugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
nimrodnapitu
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
AzrilAld
 
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
MichaelBluer
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
aldreyuda
 

Recently uploaded (8)

Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdfTugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
 
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
 
Studi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdf
Studi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdfStudi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdf
Studi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdf
 
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
 
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).pptSUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
 

Catalitik reforming proses

  • 1.
  • 4. PENGERTIAN Catalytic reforming adalah proses dimana komponen minyak ringan atau naphta yang diperoleh dari proses distilasi dilewatkan pada katalis yang mengandung platina pada temperatur tinggi dengan tekanan antara 50-500 psig dengan tujuan untuk meningkatkan angka oktan dari minyak umpan.
  • 5. TUJUAN Tujuan Catalytic Reforming Process adalah :  memproduksi aromatic dari naphthene dan paraffin.  menaikkan nilai oktan produk platformate
  • 6. UMPAN DAN PRODUK 1. Feed ( umpan ) heavy naphtha yang berasal dari unit naphtha hydrotreating yang telah mengalami treating berkualitas rendah( 70 - 150ᵒC) 2. Produk ( hasil ) a. high octane motor gasolin component (HOMC) dengan RONC 90-100 b. LPG dan hidrogen
  • 7. REAKSI PADA CATALYTIC REFORMING PROCESS : 1.Dehidrogenasi Naphthene
  • 8. 2. Isomerisasi paraffin 3. Dehydrocyclization Paraffin
  • 11. Diagram alir Catalitic Reforming Process
  • 12. JENIS-JENIS CATALYTIC REFORMING PROCESS :  Semi-Regeneratif Proses katalitik reformasi semiregenerative biasanya memiliki tiga atau empat reaktor secara seri dengan sistem katalis tetap tidur dan beroperasi secara terus menerus (panjang siklus) dari enam bulan sampai satu tahun.
  • 13. Parameter proses utama reformasi unit operasi lebih jenis semi-regeneratif adalah sebagai berikut:  tekanan - dari 1,3 sampai 3,0 MPa;  Suhu dari 480 sampai dengan 530 o C;  angka oktan (RON) - dari 94 sampai dengan 100;  reformate hasil - dari 80 hingga 88 wt. %.  Siklus layanan katalis adalah 1-3 tahun.
  • 14. 1. Aliran Proses Semi-Regenerative Catalytic Reforming (FixedBed Catalytic Reforming)
  • 15.  Cyclic-Regeneratif Selain reaktor reformasi katalitik, proses regenerasi siklik memiliki reaktor ayunan tambahan, yang digunakan ketika fixed-bed katalis dari salah satu reaktor biasa membutuhkan regenerasi. Beroperasi pada tekanan rendah (-200 psig) memungkinkan proses regenerasi siklik untuk mencapai hasil yang lebih tinggi dan reformate produksi hidrogen.
  • 16. Tipe kedua proses - siklik - diterapkan sebagian besar di kilang Amerika Serikat dan ditandai oleh kondisi proses yang lebih kaku.  (tekanan - 0,9-2,1 MPa, suhu - 505-550 o C) dan, sebagai akibatnya, oleh  siklus jasa kecil (40-5 hari).  Nomor reformate oktan (RON) adalah 95-103.  Katalis dapat bertahan hingga 600 regenerasi sampai kelelahan penuh. Proses Exxon (sekitar 100 unit) dan Ultraforming Powerforming oleh Amoco Oil Co (~ 150 unit) baik merujuk pada jenis siklik.
  • 18.  Continous-Regeneratif Kekurangan dalam regenerasi siklik reforming diselesaikan oleh tekanan rendah (50 psig) proses regenerasi terus menerus, yang ditandai dengan aktivitas katalis yang tinggi dengan persyaratan katalis berkurang, menghasilkan reformate lebih seragam konten aromatik yang lebih tinggi dan kemurnian hidrogen tinggi. Jenis proses menggunakan desain reaktor bergerak-tempat tidur, di mana reaktor ditumpuk.
  • 19. Proses ini adalah yang paling progresif karena memungkinkan beroperasi dalam kondisi Thermodynamical terbaik .  (tekanan - 0,35-0,9 MPa,  suhu - sampai dengan 550 o C) tanpa mematikan alat.  untuk regenerasi (MTBF adalah sampai dengan 3 tahun dan lebih).  pencapaian reformate maksimum angka oktan (RON = 102-104).
  • 20. 2. Aliran Proses Catalytic Reforming-Continuous Catalytic Regeneration/CCR
  • 21. CCR PLATFORMING VS FIXED BED PLATFORMING
  • 22. CATALYST POISON (Racun Katalis) :  Sulfur Konsentrasi sulfur maksimum yang diijinkan dalam umpan naphtha adalah 0,5 wt-ppm. Biasanya diusahakan kandungan sulfur dalam umpan naphtha sebesar 0,1-0,2 wt-ppm untuk menjamin stabilitas dan selektivitas katalis yang maksimum.
  • 23.  Nitrogen Konsentrasi nitrogen maksimum yang diijinkan dalam umpan naphtha adalah 0,5 wt-ppm. Kandungan nitrogen dalam umpan naphtha akan menyebabkan terbentuknya deposit ammonium chloride pada permukaan katalis.
  • 24.  Air Kandungan air dalam recycle gas sebesar 30 mol-ppm sudah menunjukkan excessive water, dissolved oxygen, atau combined oxygen di unit catalytic reforming. Tingkat moisture di atas level ini dapat menyebabkan reaksi hydrocracking yang excessive dan juga dapat menyebabkan coke laydown. Lebih lanjut lagi, kondisi ini akan menyebabkan chloride ter-strip dari katalis, sehingga mengganggu kesetimbangan H2O/Cl dan menyebabkan reaksi menjadi terganggu.
  • 25.  Metal Karena efek reaksi irreversible, maka kontaminasi metal ke dalam katalis catalytic reforming sama sekali tidak dibolehkan, sehingga umpan catalytic reformer tidak boleh mengandung metal sedikit pun.
  • 26. COMPARISON OF RCC REFORMING PROCESS NAD SEMI-REGENERATED REFORMING PROCESS
  • 28.  Catalyst Type Tipe katalis berpengaruh terhadap operasi catalytic reforming terutama dalam hal basic catalyst formulation (metal-acid loading), chloride level, platinum level, dan activator level.  Temperatur Reaksi Catalytic reformer reactor catalyst bed temperature merupakan parameter utama yang digunakan untuk mengendalikan operasi agar produk dapat sesuai dengan spesifikasi. Temperatur yang digunakan yaitu 405-525 C. namun pada temperatur di atas 560 oC dapat menyebabkan reaksi thermal yang akan mengurangi reformate dan hydrogen yield serta meningkatkan kecepatan pembentukan coke pada permukaan katalis.
  • 29. Temperatur reactor dapat didefinisikan menjadi 2 macam, yaitu :  • Weighted Average Inlet Temperature (WAIT), yaitu total (fraksi berat katalis dalam bed dikali temperature inlet bed).  • Weighted Average Bed Temperature (WABT), yaitu total (fraksi berat katalis dalam bed dikali rata-rata temperatur inlet dan outlet). Dari kedua macam definisi tersebut di atas, WAIT paling sering digunakan dalam perhitungan karena kemudahan perhitungan, walaupun WABT sebenarnya adalah ukuran yang lebih baik dari kondisi reaksi dan
  • 30.  Space Velocity Space velocity merupakan ukuran jumlah naphtha yang diproses untuk jumlah katalis yang tertentu selama waktu tertentu. Jika volume umpan naphtha per jam dan volume katalis yang digunakan, istilah yang digunakan adalah Liquid Hourly Space Velocity (LHSV). Sedangkan jika berat umpan naphtha per jam dan berat katalis yang digunakan, maka istilah yang digunakan adalah Weight Hourly Space Velocity (WHSV).
  • 31.  Tekanan Tekanan akan mempengaruhi kecepatan reaksi dan juga mempengaruhi yield dan stabilitas katalis. Naiknya tekanan pada reaktor akan berakibat meningkatnya reaksi hydrocracking dan menurunnya reaksi aromatisasi. Sebaliknya jika tekanan operasi menurun akan mengakibatkan naiknya produk cairan karena berkurangnya reaksi hydrocracking, selain itu produksi hidrogen dan kemurnian hidrogen akan meningkat tetapi disisi lain akan meningkatkan karbon yang menempel pada permukaan katalis.
  • 32.  H2/HC ratio H2/HC ratio dapat diartikan sebagai perbandingan mole hidrogen recycle gas dengan mole feed yang diolah. Hidrogen recycle gas digunakan untuk mencegah pembentukan karbon di permukaan katalis. H2/HC ratio meningkat akan membuat naphta yang melewati reaktor lebih cepat dan panas akan lebih banyak untuk reaksi yang membutuhkan panas. Untuk mencegah rusaknya katalis H2/HC ratio harus dipertahankan diatas minimum yang diizinkan. Menaikkan H2/HC ratio tergantung kemampuan peralatan sedangkan menurunkannya akan berakibat pembentukan