Unit pengolahan air meliputi proses klarifikasi, filtrasi, dan demineralisasi untuk memperoleh air yang memenuhi standar kualitas sebagai air umpan boiler. Proses demineralisasi menghilangkan ion-ion melalui resin kation dan anion, diikuti regenerasi resin. Laboratorium melakukan pengujian mutu air dan menentukan penambahan bahan kimia. Air umpan yang tidak memenuhi standar dapat menyebabkan korosi atau endapan, dan dikendalikan dengan
2. WATER TREATMENT
YAITU UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR DARI SUNGAI ATAU WADUK
DENGAN TUJUAN MEMPEROLEH AIR YANG BERSIH DAN JERNIH
SUNGAI
PROSES WATER
TREATMENT
KLARIFI
ER
WATER BASIN
TAWAS SODA
SAND
FILTER
SAND
FILTER
WATER
TOWER
3. PENENTUAN DOSIS BAHAN KIMIA YANG
ANALISA JARTEST
YAITU ANALISA YANG BERTUJUAN MENENTUKAN
DOSIS PEMAKAIAN BAHAN KIMIA PENJERNIH AIR
(ALUMUNIUM SULFAT) DAN BAHAN PENGENDALI PH
(SODA ASH) DALAM SATUAN PPM (MG/LTR)
CARA KERJA
Larutkan 1% tawas dan soda masing-
masing dengan aquadest hingga 100 ml
Atau 1 gr tawas dan soda dilarutkan
hingga 100 ml aquadest = 10.000 ppm
larutan standar tawas dan soda.
Siapkan 3 buah contoh uji air
sungai dalam beaker glass
sebanyak 500 ml tempatkan
pada alat pengaduk, ukur pH
awal.
Tentukan rencana dosis dari ke 3 contoh dari dosis paling
rendah, contoh no 1 tawas 40 ppm soda 20, ppm contoh no 2
tawas 60 ppm soda 40 ppm, contoh no 3 tawas 80 ppm soda 60
ppm
Ctt; Hitung jumlah ppm 1 ml larutan standar tawas dan soda dalam 500 ml contoh dengan
cara 10.000 ppm larutan standar tawas dan soda / 500 ml contoh = 20 ppm atau (1 ml = 20
ppm tawas dan soda dalam 500 ml contoh)
Aktifkan mesin pengaduk, tambahkan 2 ml larutan tawas
dan 1 ml larutan soda kedalam contoh no 1, tambahkan 3
ml tawas dan 2 ml soda kedalam contoh no 2, tambahkan 4
ml larutan tawas dan 3 ml soda kedalam contoh no 3,
lakukan pengadukan selama 10 s.d 15 menit.
Amati ketiga contoh dengan indikasi
pembentukan flock paling cepat dan
visual air paling jernih ukur pH bila > 5
tambahkan larutan soda 0,5 ml aduk
kembali ukur pH hingga hasil 6-7.
4. Pengaplikasian
hasil jartest
Hasil jartes tawas 80 ppm =
0,08 kg/m3 air, soda 60 ppm
=0,06 kg/m3 air
Cara pengaplikasian
Hitung volume air masuk
misal 60 m3/jam.
Larutkan masing-masing
200 kg tawas dan 200 kg
soda dengan air hingga
1000 ltr. (sama dengan
0,2kg tawas dan soda /ltr.
Untuk mengolah air 60 m3/jam
dibutuhkan 60 m3 x 0,08 kg = 4,8 kg
tawas/jam, soda 0,06 kg x 60 m3 = 3,6 kg
soda/jam.
Atau 24 ltr larutan tawas dan 16 ltr
larutan soda
Hasil pengolahan air dari instalasi pengolahan air di lakukan Analisa
terhadap mutu yaitu pH, tds, hardnes dan silika untuk penentuan
pengolahan air berikutnya di Demint water plant
5. DEMINT PLANT
Yaitu proses pengolahan air lanjutan
dengan system penukaran penukaran ion
melalui proses Cation dan Anion
Water tower cation
degasifier
Anion
Demint Tank
Thermal
daerator
Ketel
Proses produksi air umpan untuk ketel
(boiler) yang memenuhi standar mutu
pH 8-9
TDS max 100 ppm
Hardnes max 5 ppm
Silica max 5 ppm
6. PROSES DEMINERALISASI
unit cation
proses yang
bertujuan
menghilangkan
hardnes hingga
tidak melebihi
batas norma max
5 ppm dan pH
<5, diawali
proses backwash
15 -30 menit
dengan visual air
jernih dan Bila
hardnes diatas
standar
dilakukan
regenerasi yang
bertujuan
mengaktifkan
kembali resin
yang jenuh.
Proses Degasifier
Bertujuan
mengurangi
kandungan
oksigen terlarut
Unit Anion
Yaitu proses
meminimalisir
kandungan Silica
dalam air hingga
tidak melebihi
batas norma max
5 ppm dan pH 8-
9 diawali dengan
proses backwash
15 – 30 menit
Demint Tank
Yaitu tanki
persediaan
produksi air
umpan yang
sekaligus
tempat
pemanasan
awal sebelum
keproses
selanjutnya
Thermal Daerator
Yaitu tanki yang
berfungsi
menaikkan suhu
air umpan hingga
90ºC dan
meminimalisir
kandungan
oksigen terlarut
hinga max 0,3
ppm
Pada proses ini peran laboratorium adalah
melakukan uji Analisa mutu air hasil olah
Cation dan Anion meliputi, pH, Tds,
Hardnes, Silica dan Alkalinitas dan
Melaksanakan regenerasi mutu air melebihi
batas norma
Ketel
7. REGENERASI CATION DAN ANION
Regenersai ation.
a. HCL : 50 – 150 gr/ ltr Resin.
b. H2SO4 : 60 – 240 gr/ltr Resin.
c. NaCl : 80 – 250 gr/ltr Resin.
d. Persentase kontak
H₂SO₄ : 1 – 2%.
HCl : 5 – 8%.
NaCl : 10 – 20%.
a. Waktu kontak : 30 menit.
b. Slow rinse : 15 menit.
c. Fast rinse : 40 menit.
d. Larutan : 40 – 80 kg/200 – 400 ltr
air.
Regenerasi Anion.
a. NaOH : 60 – 150 gr/ltr Resin.
b. Persentase kontak.
NaOH : 2 – 4%.
a. Waktu kontak : 30 menit.
b. Slow rinse : 15 menit.
c. Fast rinse : 40 menit.
d. Larutan : 50 – 75 kg/200 – 400 ltr air.
8. INTERNAL WATER TREATMEN
Yaitu proses pengolahan air dengan cara penambahan bahan kimia Boiler yang
bertujuan untuk melindungi drum Ketel dan pemipaan dari korosi logam yang
disebabkan oleh oksigen terlarut, mencegah pembentukan kerak, deposit dan
endapan yang dapat mengakibatkan penyumbatan pada pemipaan. Mempermudah
pembuangan padatan terlarut pada saat Blow Down.
Bahan kimia yang ditambahkan umumnya mempunyai fungsi
Melindungi drum dan pipa ketel berbasis posfat atau tannin.
Mencegah pembentuk (Dispersant) deposit kerak.
Menaikan Alkalinity dan pH (Booster Alkalinity).
On steam cleaning.
Pada proses ini peran laboratorium adalah
melakukan uji Analisa mutu air ketel meliputi, pH,
Tds, Hardnes, Silica dan Alkalinitas, posfat, tannin
dan Melakukan penambahan bahan kimia boiler
9. Akibat Air Umpan Boiler yang tidak memenuhi standard dapat menyebabkan:
pH.
Bila pH tidak sesuai dengan standard Kualitas air umpan dan air Ketel, (pH rendah) akan menyebabkan korosi pada Drum Ketel dan
pemipaan. Sedangkan pH yang terlalu tinggi akan menyebabkab Carry Over dan pembusaan ( Foaming ).
TDS (Total Disolved Solid ).
Yaitu padatan terlarut pada air umpan dan air Ketel yang melebihi norma akan menyebabkan tegangan permukaan air Ketel tinggi dan
gelembung air sulit pecah yang mengakibatkan Carry Over dan terbentuk kerak. semakin tinggi TDS maka korosifitas air akan semakin
meningkat.
Alkalinity.
Alkalinity yang rendah (dibawah norma) dapat menyebabkan korosi logam (Drum Ketel dan pemipaan) yang berakibat pada penipisan
logam, pipa bocor dan pecah. Bila Alkalinity melebihi norma akan menyebabkan Carry over dan pembusaan ( Foaming) Caustic Cracking.
Hardnes.
Merupakan kandungan ion Calsium dan Magnesium yang bila melebihi standard norma dapat menyebabkan kerak pada drum dan
pemipaan Boiler sehingga menimbulkan Local Overheating.
Silica.
Silica yang melebihi norma dapat menyebabkan kerak pada Drum Ketel. Silica dapat menguap dan mengendap pada Blade Turbin.
Oksigen terlarut.
Tingginya Oksigen terlarut dalam air Ketel yang melebihi norma akan mengakibatkan korosi pada logam (Drum dan pipa) dan Pitting
Korosi yang dapat menembus logam.
Kekeruhan.
Air umpan yang keruh menyebabkan pengendapan kerak (Deposit) pada Drum Ketel dan penyumbatan pada pemipaan.
10. pH.
Bila pH air Ketel dibawah norma ( 10,5 min) maka tambahkan bahan kimia Alkali sampai pH sesuai norma. Dan mengembalikan pada dosis
semula untuk menjaga kesetabilan pH.
TDS (Total Disolved Solid).
TDS yang melebihi batas norma (2100 max) diatasi dengan cara Blow Down.
Alkalinity.
Alkalinity yang rendah pada air Ketel dapat diatasi dengan menambahkan kimia Alkali hingga sesuai norma yang dibutuhkan, dan
mengembalikan pada dosis semula untuk menjaga kestabilan Alkalinity.
Hardnes (Kesadahan).
Hardnes dalam air Ketel diatasi dengan cara penambahan dosis bahan kimia yang dapat mencegah dan memecah kerak (Dispersant).
Sedangkan dalam proses air umpan, Hardnes yang melebihi norma diatasi dengan meregenerasi Unit Cat-Ion.
Silica.
Silica yang melebihi norma adalah melakukan penambahan bahan kimia pencegah dan pemecah kerak, dan dibarengi dengan bahan kimia
yang berfunsi sebagi On Line Cleaning untuk membersihkan kerak yang terbentuk serta melakukan Blow Down pada Ketel. Sedangkan
pengendalian Silica pada air umpan yang melebihi noma dengan cara meregenerasi Unit An-Ion.
Oksigen terlarut.
dicegah dengan menggunakan bahan kimia yang mampu menangkap Oksigen dan mencegah korosi.
Kekeruhan.
Penanganannya adalah dengan menjaga mutu air dari proses penjernihan (Water Treatment) dengan aplikasi dosis Tawas dan Soda Ash yang
tepat sesuai kebutuhan. Kekeruhan pada air Ketel diatasi dengan cara Blow Down
Cara pengendalian mutu air yang tidak sesuai satandar