SlideShare a Scribd company logo
Hukum Kontrak
(Pemahaman Teori)
PENGERTIAN PERIKATAN, PERJANJIAN DAN
KONTRAK
Perjanjian
 Perikatan Hukum saja
Hukum Sesuai hukum
Hukum +
Perbuatan manusia
Melawan hukum
Fakta Hukum
Tindakan Manusia
Fakta Hukum Semata
 Kelahiran;
 Kematian;
 Persaudaraan.
Tindakan manusia lainnya, Tindakan Materiil
 Perbuatan melawan hukum
Fakta Hukum
Tindakan Hukum
Tindakan Hukum Sepihak
 Wasiat;
 Penolakan harta peninggalan
Tindakan Hukum Berganda
 Keputusan rapat
Perjanjian
Kontrak
Perjanjian (kontrak)
Pasal 1331 KUHPerdata:
 “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan
mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
terhadap satu orang lain atau lebih.”
Subekti:
“Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa di
mana seorang berjanji kepada seorang lain
atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk
melaksanakan sesuatu hal.”
UNSUR-UNSUR PERJANJIAN (KONTRAK)
pihak-pihak yang kompeten;
pokok yang disetujui;
 pertimbangan hukum;
perjanjian timbal balik;
hak dan kewajiban timbal balik.
Subjek Hukum dalam Perjanjian
Subjek Hukum adalah pendukung hak dan
kewajiban,
Manusia.
Badan hukum.
Kemampuan dalam membuat perjanjian
dengan menafsirkan Pasal 1330 KUHPerdata
secara “a contrario” (Negatif).
Digolongkan orang-orang yang cakap
(“bekwaamheid”) adalah:
Orang-orang yang sudah dewasa.
Mereka yang tidak di bawah pengampuan.
Syarat sahnya suatu perjanjian
 Pasal 1320 KUHPerdata:
 sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
 kecakapan untuk membuat suatu perjanjian;
 suatu hal tertentu;
 suatu sebab yang halal.
Syarat sahnya suatu perjanjian
 Syarat pertama dan kedua di atas dinamakan
syarat-syarat subjektif (Perjanjian dapat
dibatalkan: Voidable / vernietigbaarheid.
 syarat ketiga dan keempat merupakan syarat-
syarat obyektif (Perjanjian Batal demi hukum:
Void/ nietig.
SISTEM HUKUM PERJANJIAN DALAM
KUHPERDATA
sistem terbuka, artinya memberikan
kebebasan kepada para pihak (dalam hal
menentukan isi, bentuk, serta macam
perjanjian) untuk mengadakan perjanjian
akan tetapi isinya selain tidak bertentangan
dengan perundang-undangan, kesusilaan, dan
ketertiban umum, juga harus memenuhi
syarat sahnya perjanjian
ASAS HUKUM DALAM HUKUM PERJANJIAN
(KONTRAK)
 “konsensualitas” di mana persetujuan-persetujuan
dapat terjadi karena persesuaian kehendak
(konsensus) para pihak;
“kekuatan mengikat persetujuan” menegaskan
bahwa para pihak harus memenuhi apa yang telah
merupakan ikatan mereka satu sama lain dalam
persetujuan yang mereka adakan;
asas kebebasan berkontrak: di mana para pihak
diperkenankan membuat suatu persetujuan sesuai
dengan pilihan bebas masing-masing.
ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK
Asas Kebebasan Berkontrak (Freedom of Contract)
Kebebasan untuk membuat perjanjian yang meliputi:
Kebebasan untuk menentukan kehendak untuk menutup atau
tidak menutup perjanjian.
Kebebasan untuk memilih dengan pihak mana akan ditutup
suatu perjanjian;
Kebebasan untuk menetapkan isi perjanjian;
Kebebasan untuk menetapkan bentuk perjanjian;
Kebebasan untuk menetapkan cara penutupan perjanjian.
Asas ini tercantum di dalam pasal 1338 KUHPerdata.
ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK
Asas Konsensualitas (Consensus)
Kesepakatan para pihak yang membuat perjanjian, yang
ditandai dengan apa yang dikehendaki pihak yang satu juga
dikehendaki oleh pihak lainnya.
Asas ini tercantum di dalam pasal 1320 KUHperdata.
Konsensus ini tidak ada bila terdapat 3 (tiga) hal (pasal 1321
KUHPerdata) yaitu:
.Paksaan (dwang);
.Kekhilafan (dwaling);
.Penipuan (bedrog).
ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK
Asas Mengikat sebagai Undang-undang (pacta sunt
servanda)
Perjanjian yang dibuat secara sah mengikat kedua belah pihak
seperti mengikatnya sebuah undang-undang (pasal 1338
KUHPerdata)
Asas Itikad Baik (Good Faith)
Black’s Law Dictionary memberikan pengertian itikad baik
adalah:
“in or with good faith; honestly, openly, and sincerely; without
deceit or fraud. Truly; actually; without simulation or
pretense”.
ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK
Asas Itikad Baik (Good Faith)
Prof. Mr. P.L. Wry memberikan arti itikad baik dalah hukum
perjanjian adalah:
“…. Bahwa kedua belah pihak harus berlaku yang satu
terhadap yang lain seperti patut saja antara orang-orang
sopan, tanpa tipu daya, tanpa tipu muslihat, tanpa cilat-cilat,
akal-akal, tanpa mengganggu pihak lain, tidak dengan melihat
kepentingan sendiri saja, tetapi juga dengan melihat
kepentingan pihak lain”
ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK
Asas Itikad Baik (Good Faith)
Prof. Subekti, SH merumuskan itikad baik sebagai berikut:
“Itikad baik diwaktu membuat suatu perjanjian berarti
kejujuran. Orang yang beritikad baik menaruh kepercayaan
sepenuhnya kepada pihak lawan, yang dianggapnya jujur dan
tidak menyembunyikan sesuatu yang buruk yang dikemudian
hari dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan”.
Pasal 1338 ayat 3KUHPerdata:
“Perjanjian-perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik”
ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK
Asas Itikad Baik (Good Faith)
Kesimpulan:
Itikad baik adalah suatu sikap batin atau keadaan kejiwaan
manusia yang:
• Jujur;
• Terbuka (tidak ada yang disembunyikan atau digelapkan);
• Tulus ikhlas;
• Sungguh-sungguh.
ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK
Fungsi Itikad Baik dalam kontrak.
Rumusan pasal 1338 ayat 3 KUHPerdata, dapat disimpulkan
bahwa itikad baik harus digunakan pada saat pelaksanaan
suatu kontrak. Hal ini berarti bahwa pada waktu kontrak
dilaksanakan, selain ketentuan-ketentuan yang telah
disepakati dalam kontrak yang wajib ditaati oleh para
pihak, melainkan juga itikad baik sebagai ketentuan-
ketentuan yang tidak tertulis. Jadi, itikad baik berfungsi
menambah (aanvullend) ketentuan-ketentuan yang telah
disepakati oleh kedua belah pihak di dalam kontrak.
Hukum Perjanjian
(Kontrak)
NEGOSIASI KONTRAKNEGOSIASI KONTRAK
NEGOSIASI KONTRAK Black’s Law Dictionary: “Negotiation is
process of submission and consideration of
offers until acceptable offer is made and
accepted….”.
 Proses untuk menyerahkan dan
mempertimbangkan penawaran-
penawaran sampai suatu penawaran
diterima. …”
Sifat Negosiasi kontrak
Positif: Negosiasi yang kooperatif, jika para pelaku
negosiasi hendak mencapai suatu kontrak yang
bersifat kerjasama. Jadi, sifat positif itu diperoleh
dari maksud orang untuk memulai sesuatu yang
baru dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Negatif: Negosiasi yang kompetitif, jika para pelaku
negosiasi hendak mencapai suatu perdamaian.
Suatu negosiasi untuk mencapai perdamaian
bersifat negatif karena melalui negosiasi itu orang
hendak mengakhiri sesuatu yang negatif, yaitu
perselisihan atau sengketa itu.
KODE ETIK DAN PERILAKU NEGOSIASI
Win-Win Attitude:
Suatu sikap yang dilandasi oleh itikad bahwa
negosiasi kontrak itu sedapat mungkin pada
akhirnya akan menghasilkan suatu kontrak yang
menguntungkan secara timbal balik.
Right or wrong my client/ Gaya Soviet:
Umumnya dilakukan oleh orang berpekara,
walaupun cara ini sebaiknya dihindari. Alasannya
dengan cara seperti ini siapa yang mau berhadapan
dengan orang yang hanya mau menang sendiri, yang
membuat orang enggan untuk bernegosiasi lebih
lanjut.
STRATEGI DASAR DALAM TEKNIK NEGOSIASI
Membangun kepercayaan.
Memenangkan commitment.
Mengelola tentangan.
Mengkompromikan jalan keluar.
PENYUSUNAN
KONTRAK BISNIS
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Pemahaman akan latar belakang transaksi
latar belakang yang merupakan keinginan dari
para pihak untuk mengadakan transaksi yang
akan dirumuskan dalam bentuk kontrak
menetapkan judul atau titel dari suatu kontrak
yang mencerminkan esensi ketentuan-ketentuan
dari kontrak yang bersangkutan
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Pemahaman akan latar belakang transaksi
Yang diperlukan adalah:
 .Wawasan bidang transaksi yang akan dirumuskan;
 .Pengetahuan dan kemampuan berpikir secara yuridis.
Kurangnya kemampuan, pengetahuan dan wawasan
berakibat kerugian yang besar, karena transaksi yang
dituju menjadi bias
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Pengenalan dan pemahaman akan para
pihak
harus mengenal mitranya dengan baik.
Pengenalan mitra dengan baik, para pihak akan
mengetahui ‘identifikasi mitra’, sehingga dapat
diketahui apa usaha yang dimilikinya, seberapa
canggih kemampuan profesionalnya, berapa
besar pangsa pasar yang dikuasainya,
pengalamannya.
Dengan mengetahui secara baik, barulah para
pihak dapat bekerjasama.
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Pengenalan dan pemahaman akan objek
transaksi
Bisnis apa yang akan dijalani bersama-sama
dengan mitra ?
Prosedur kerja apa yang harus dilalui ?
Bagaimana cara kerja unsur-unsurnya ?
Bagaimana viability atau tingkat kemungkinan
sukses dari bisnis ini ?
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Penyusunan garis besar transaksi
skema transaksi yang transparan dan konklusif
Proyek merupakan setimbun tindakan dan
langkah yang harus dilaksanakan itu dirumuskan
dalam kontrak sebagai deretan dari aneka hak
dan kewajiban yang timbal balik sifatnya.
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Penyusunan garis besar transaksi
Perlu diketahui mana “hulu” dan “hilir” nya dari
transaksi yang akan dilaksanakan.
Menghindari petualang dalam transaksi bisnis,
sebuah pertanyaan muncul “Do we have a case,
or not ?” (Apakah kita memang menghadapi
kasus, atau sebenarnya tidak terdapat kasus ?).
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Perumusan pokok-pokok kontrak
Mana pesan yang menonjol, yang merupakan
pokok dari suatu kontrak.
Dalam keadaan ideal, pesan pokok dari para
pihak bersifat komplementer, dalam arti pesan
pokok dari yang satu mengimbangi pesan pokok
dari pihak yang lain.
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Perumusan pokok-pokok kontrak
Contoh: jual beli dengan objek pabrik. Pihak
penjual ingin menjual pabriknya dan
mengharapkan harga yang sepadan dengan nilai
pabrik itu, sementara pihak pembeli ingin
membeli pabrik tersebut dengan nilai yang
dianggapnya sepadan dengan keuntungan yang
bisa diperolehnya melalui pabrik itu.
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Perumusan pokok-pokok kontrak
Setelah pesan pokok yang menonjol, kemudian
langkah selanjutnya merumuskan pokok-pokok
dari suatu kontrak
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Perumusan pokok-pokok kontrak
Pokok-pokok tersebut harus dirumuskan dengan
cermat dan akurat, karena. Hal ini dikarenakan:
Pertama, rumusan tentang pokok-pokok
kontrak itu menentukan keruntutan
(kesinambungan logis) dari ketentuan-ketentuan
pelaksanaan dari suatu kontrak.
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Perumusan pokok-pokok kontrak
Kedua, keruntutan itu menentukan, apakah
hubungan timbal balik dari berbagai hak dan
kewajiban yang akan berlaku bagi para pihak
ditetapkan secara adil dan masuk akal.
• Keruntutan ini perlu diperhatikan, karena
kadang-kadang dapat terjadi bahwa suatu pihak
memang hendak mempecundangi pihak lain jauh
hari sebelum mereka benar-benar saling
mengikatkan diri.
TEKNIK
PERANCANGAN
KONTRAK
ANATOMI KONTRAK
Judul Kontrak (Heading/Contract Title)
 Judul kontrak harus dapat mengidentifikasikan inti
kontrak yang syarat-syarat, ketentuan-ketentuan atau
klausula-klausulanya diatur di dalamnya.
 Korelasi dan relevansi antara judul dan isi kontrak.
ANATOMI KONTRAK
Tempat dan tanggal penanda-tanganan
kontrak
Standar pembukaan dari kontrak pada umumnya
memuat tempat dan tanggal penanda-tangan
kontrak. Terkadang tunduk pada keharusan
formal tertentu, misal pada akta jual beli tanah,
akta notarial
ANATOMI KONTRAK
Tempat dan tanggal penanda-tanganan
kontrak
Tanggal penanda-tanganan kontrak dapat
menentukan keabsahan kapasitas para pihak
serta keabsahan dari kesepakatan-kesepakatan
yang dicapai oleh para pihak. Alasannya,
kesepakatan-kesepakatan itu hanya sah bila tidak
bertentangan dengan hukum yang berlaku pada
tanggal penanda-tangan kontrak
ANATOMI KONTRAK
KOMPARISI (Belanda : Comparitie, yang berarti
penghadapan).
 Istilah ini sebenarnya digunakan untuk menandai
suatu bagian pembukaan dari akta-akta notaris, dan
karena bagian itu memang menyebutkan pihak-pihak
yang menghadap notaris.
 Komparisi memuat identifikasi dari para pihak yang
melibatkan dan mengikatkan diri di dalam suatu
kontrak
ANATOMI KONTRAK
 Yang dapat menjadi pihak dalam kontrak adalah subjek
hukum, yang diklasifikasikan sebagai manusia dan
badan hukum.
 Untuk dapat menjadi subjek hukum, manusia dan badan
hukum harus memenuhi syarat kecakapan bertindak
(bekwaamheid). Kecakapan manusia harus dibuktikan
dengan identitasnya. Akan tetapi untuk menjadi pihak
dalam suatu kontrak, seseorang yang mewakili suatu
badan hukum sebagai subjek hukum harus memenuhi
syarat tambahan, yaitu bahwa dia juga memiliki
wewenang bertindak (bevoegdheid)
ANATOMI KONTRAK
RECITALS (Pertimbangan-Pertimbangan Umum
Kontrak).
 Berisikan kondisi umu dari para pihak yang akan
membuat suatu kontrak, berisikan kemampuan
modal, teknologi, pengalaman yang handal, pangsa
pasar dan sebagainya.
ANATOMI KONTRAK
RECITALS (Pertimbangan-Pertimbangan Umum
Kontrak). Contoh Kontrak Franchise
a.tempat dimana franchisor membangun sistem
yang unik dan berhasil bertahan untuk
mengoperasikan bisnis, identifikasi dari bisnis
serta sistem franchise
b.menggambarkan merek dagang, jasa, dan
tanda-tanda lain, copy rights, logo, pembeda
lannya.
ANATOMI KONTRAK
RECITALS (Pertimbangan-Pertimbangan Umum
Kontrak). Contoh Kontrak Franchise
c.menggambarkan seluruh tanda pembeda
yang tergambar dalam bangunan milik franchisor
d.menggambarkan sistem franchise yang ada,
serta atribut bisnis
KETENTUAN-KETENTUAN POKOK
KONTRAK
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK. Hubungan
antara hak dan kewajiban, serta hubungan antara
perangkat hak dan kewajiban di antara para
pihak seyogyanya merupakan hubungan yang
logis
ELEMEN-ELEMEN PENUNJANG
KONTRAK
Pernyataan dan jaminan.
Masa berlakunya kontrak, berupa:
 Titik awal masa laku ditentukan berdasarkan dua
kemungkinan berikut ini:tanggal penanda tangan
kontrak; atau tanggal dipenuhinya syarat-syarat
tertentu (conditions precedent).
 Titik akhir masa laku: titik akhir masa laku dapat
ditentukan berdasarkan:
.
ELEMEN-ELEMEN PENUNJANG
KONTRAK
Akhir masa laku yang disepakati (agreed expiry).
Berakhirnya masa laku suatu kontrak pada tanggal
yang disepakati biasanya didasarkan pada anggapan
bahwa pada saat tersebut tujuan kontrak telah
tercapai.
Pengakhiran (termination). Pengakhiran suatu
kontrak bisa juga dilakukan sebelum berakhirnya
masa laku dari kontrak tersebut pada tanggal yang
semula disepakati bersama.
ELEMEN-ELEMEN PENUNJANG
KONTRAK
 .Pengakhiran yang bersifat mendahului ini dapat
dikembalikan pada tiga sebab berikut ini:
 Cedera janji (default) yang dilakukan oleh salah satu
pihak yang memberi alasan kepada pihak lainnya
untuk mengakhiri atau membatalkan berlakunya
kontrak;
 Keadaan kahar (force majeure) yang dialami oleh salah
satu atau semua pihak pada suatu kontrak dan yang
berlangsung secara berkepanjangan sehingga
mendorong para pihak untuk sepakat mengakhiri
kontrak yang mengikat mereka;
ELEMEN-ELEMEN PENUNJANG
KONTRAK
 .Pengakhiran yang bersifat mendahului ini dapat
dikembalikan pada tiga sebab berikut ini:
 Ketentuan hukum yang mengatasi kehendak dan
kesepakatan para pihak, yang dapat terjadi jika
misalnya pada suatu ketika lahir undang-undang yang
melarang dibuatnya kontrak-kontrak tertentu.
ELEMEN-ELEMEN PENUNJANG
KONTRAK
 Hukum yang dipilih oleh para pihak.
 Forum yang dipilih.
 Bahasa resmi yang digunakan untuk penafsiran
kontrak.
 Pemberitahuan atau komunikasi.
LAMPIRAN- LAMPIRAN KONTRAK
 Annex: lampiran.
 Schedule: jadual pelaksanaan kontrak.
 Supplement: ketentuan-ketentuan tambahan untuk
pelaksanaan kontrak.
 Exhibits: berisi jadual, spesifikasi teknis, desain-
desain, peta lokasi,
 dan sebagainya.
AMANDEMEN
Amandemen adalah perubahan yang dilakukan
terhadap perubahan suatu kontrak yang telah
berlaku dan mengikat para pihak karena telah
mereka tanda tangani dan/atau telah memenuhi
syarat-syarat berlakunya (conditions precedent).
AMANDEMEN
Oleh karenanya amandemen itu dapat
mengakibatkan perubahan-perubahan berikut ini:
Perubahan dari para pihak yang terlibat pada kontrak, dan
karena itu boleh disebut sebagai “perubahan subjektif” atau
‘contract assignment’ (pengalihan kontrak.
Perubahan dari isi kontrak, dan dengan demikian meliputi
perubahan dari hak dan kewajiban, serta bisa juga
perubahan dari ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat
yang ditetapkan dalam kontrak, dan karena itu disebut
sebagai ‘perubahan objektif’.
AMANDEMEN
♦ Instrumen amandemen:
Suatu amandemen hanya berlaku jika disepakati
oleh para pihak, kesepakatan itu perlu ditegaskan
juga. Karena itu dalam praktik, suatu
amandemen selaku ditegaskan secara tertulis
yang dapat mengambil bentuk:
Lampiran tambahan pada kontrak.
Kontrak tambahan yang menjadi bagian dari kontrak
utama; atau
Mengganti seluruh naskah kontrak.

More Related Content

What's hot

Perjanjian Sewa Menyewa
Perjanjian Sewa MenyewaPerjanjian Sewa Menyewa
Perjanjian Sewa Menyewa
Leks&Co
 
Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1
Rizki Gumilar
 
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptxAmandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
NaomiPoppyMoore
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Leks&Co
 
Hukum Perjanjian Tukar Menukar
Hukum Perjanjian Tukar MenukarHukum Perjanjian Tukar Menukar
Hukum Perjanjian Tukar Menukar
Evi Rohmatul Aini
 
Hukum Surat Berharga
Hukum Surat BerhargaHukum Surat Berharga
Hukum Surat Berharga
Bilawal Alhariri Anwar
 
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Kacung Abdullah
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Idik Saeful Bahri
 
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaAlasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Sigit Riono
 
Perjanjian Sewa-Menyewa
Perjanjian Sewa-MenyewaPerjanjian Sewa-Menyewa
Perjanjian Sewa-Menyewa
Rizqy Putra
 
Hukum pajak slide
Hukum pajak slideHukum pajak slide
Hukum pajak slide
Iko Matussuniah
 
Hukum asuransi
Hukum asuransiHukum asuransi
Hukum asuransi
Defina Sulastiningtiyas
 
Hukum Perdata
Hukum Perdata Hukum Perdata
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
Abid Zamzami
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
Dian Oktavia
 
Anatomi kontrak
Anatomi kontrakAnatomi kontrak
Anatomi kontrak
DIAN EKA PERMATASARI
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Arman Solit
 

What's hot (20)

Perjanjian Sewa Menyewa
Perjanjian Sewa MenyewaPerjanjian Sewa Menyewa
Perjanjian Sewa Menyewa
 
Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1
 
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptxAmandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
 
Hukum Perjanjian Tukar Menukar
Hukum Perjanjian Tukar MenukarHukum Perjanjian Tukar Menukar
Hukum Perjanjian Tukar Menukar
 
Hukum Surat Berharga
Hukum Surat BerhargaHukum Surat Berharga
Hukum Surat Berharga
 
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaAlasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
 
Perjanjian Sewa-Menyewa
Perjanjian Sewa-MenyewaPerjanjian Sewa-Menyewa
Perjanjian Sewa-Menyewa
 
Hukum pajak slide
Hukum pajak slideHukum pajak slide
Hukum pajak slide
 
Hukum asuransi
Hukum asuransiHukum asuransi
Hukum asuransi
 
Hukum Perdata
Hukum Perdata Hukum Perdata
Hukum Perdata
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
Anatomi kontrak
Anatomi kontrakAnatomi kontrak
Anatomi kontrak
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
 

Viewers also liked

Know your batna
Know your batnaKnow your batna
Know your batna
Mayur Dvivedi
 
Perjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha BersamaPerjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha Bersama
Legal Akses
 
Makalah Mata Kuliah Hukum Bisnis tentang Kasus Hukum Perdata dan Pidana dalam...
Makalah Mata Kuliah Hukum Bisnis tentang Kasus Hukum Perdata dan Pidana dalam...Makalah Mata Kuliah Hukum Bisnis tentang Kasus Hukum Perdata dan Pidana dalam...
Makalah Mata Kuliah Hukum Bisnis tentang Kasus Hukum Perdata dan Pidana dalam...
Yayasan Pendidikan Pomparan Toga Siregar
 
Makalah hukum bisnis
Makalah hukum bisnisMakalah hukum bisnis
Makalah hukum bisnisNikky Ningsih
 
surat wasiat
surat wasiatsurat wasiat
surat wasiat
Legal Akses
 
perjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumahperjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumah
Legal Akses
 
Draf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan PerusahaanDraf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan Perusahaan
Legal Akses
 
Draf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian KerjaDraf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian Kerja
Legal Akses
 

Viewers also liked (9)

Know your batna
Know your batnaKnow your batna
Know your batna
 
Perjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha BersamaPerjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha Bersama
 
Makalah Mata Kuliah Hukum Bisnis tentang Kasus Hukum Perdata dan Pidana dalam...
Makalah Mata Kuliah Hukum Bisnis tentang Kasus Hukum Perdata dan Pidana dalam...Makalah Mata Kuliah Hukum Bisnis tentang Kasus Hukum Perdata dan Pidana dalam...
Makalah Mata Kuliah Hukum Bisnis tentang Kasus Hukum Perdata dan Pidana dalam...
 
Makalah hukum bisnis
Makalah hukum bisnisMakalah hukum bisnis
Makalah hukum bisnis
 
Azlanmohdnorf
AzlanmohdnorfAzlanmohdnorf
Azlanmohdnorf
 
surat wasiat
surat wasiatsurat wasiat
surat wasiat
 
perjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumahperjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumah
 
Draf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan PerusahaanDraf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan Perusahaan
 
Draf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian KerjaDraf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian Kerja
 

Similar to Kontrak dalam bisnis

Chapter 1 Hukum Kontrak (Perjanjian).ppt
Chapter 1 Hukum Kontrak (Perjanjian).pptChapter 1 Hukum Kontrak (Perjanjian).ppt
Chapter 1 Hukum Kontrak (Perjanjian).ppt
kadevabryan
 
Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).ppt
Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).pptMateri Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).ppt
Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).ppt
SiumKarang
 
Asas-asas Dalam Hukum Perikatan
Asas-asas Dalam Hukum PerikatanAsas-asas Dalam Hukum Perikatan
Asas-asas Dalam Hukum Perikatan
Riska Dewi Permata Sutrisno
 
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariahprinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
Alalan Tanala
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
putrakarno
 
TUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASE
TUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASETUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASE
TUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASE
eddy sanusi silitonga
 
Pertemuan Kedua.ppt
Pertemuan Kedua.pptPertemuan Kedua.ppt
Pertemuan Kedua.ppt
AndiMaysarahDosen
 
Alternatif penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilan
Alternatif penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilanAlternatif penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilan
Alternatif penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilan
Wawan Goendoel
 
REFLEKSI MATERI KONTRAK BISNIS
REFLEKSI MATERI KONTRAK BISNISREFLEKSI MATERI KONTRAK BISNIS
REFLEKSI MATERI KONTRAK BISNIS
helmikurniawan11
 
KLP 1 LANDASAN TEORITIS DAN FAKTUAL TENTANG LEMBAGA ARBITRASE
KLP 1 LANDASAN TEORITIS DAN FAKTUAL TENTANG LEMBAGA ARBITRASEKLP 1 LANDASAN TEORITIS DAN FAKTUAL TENTANG LEMBAGA ARBITRASE
KLP 1 LANDASAN TEORITIS DAN FAKTUAL TENTANG LEMBAGA ARBITRASE
andimuhraihan
 
Suci Rahmadani_Hukum Komersial.pptx
Suci Rahmadani_Hukum Komersial.pptxSuci Rahmadani_Hukum Komersial.pptx
Suci Rahmadani_Hukum Komersial.pptx
Suryati48
 
Makalah hk bisnis
Makalah hk bisnisMakalah hk bisnis
Makalah hk bisnis
Nanda Dwi Ratna
 
Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis
Etika Bisnis_Solusi Sengketa BisnisEtika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis
Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis
Ratnawaty_RMG
 
4. Asas Kebebasan Berkontrak.pptx
4. Asas Kebebasan Berkontrak.pptx4. Asas Kebebasan Berkontrak.pptx
4. Asas Kebebasan Berkontrak.pptx
donihasmanto
 
Hukum Perjanjian
Hukum PerjanjianHukum Perjanjian
Hukum Perjanjian
Dwitri Ambarwati
 
Kontrak
KontrakKontrak
5. sahnya perikatan
5. sahnya perikatan5. sahnya perikatan
5. sahnya perikatan
Lukman Az
 
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,20191,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
An Nisa Rizki Yulianti
 
Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)
Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)
Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)Aprinsya Panjaitan
 

Similar to Kontrak dalam bisnis (20)

Chapter 1 Hukum Kontrak (Perjanjian).ppt
Chapter 1 Hukum Kontrak (Perjanjian).pptChapter 1 Hukum Kontrak (Perjanjian).ppt
Chapter 1 Hukum Kontrak (Perjanjian).ppt
 
HUKUM KONTRAK
HUKUM KONTRAKHUKUM KONTRAK
HUKUM KONTRAK
 
Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).ppt
Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).pptMateri Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).ppt
Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).ppt
 
Asas-asas Dalam Hukum Perikatan
Asas-asas Dalam Hukum PerikatanAsas-asas Dalam Hukum Perikatan
Asas-asas Dalam Hukum Perikatan
 
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariahprinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
 
TUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASE
TUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASETUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASE
TUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASE
 
Pertemuan Kedua.ppt
Pertemuan Kedua.pptPertemuan Kedua.ppt
Pertemuan Kedua.ppt
 
Alternatif penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilan
Alternatif penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilanAlternatif penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilan
Alternatif penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilan
 
REFLEKSI MATERI KONTRAK BISNIS
REFLEKSI MATERI KONTRAK BISNISREFLEKSI MATERI KONTRAK BISNIS
REFLEKSI MATERI KONTRAK BISNIS
 
KLP 1 LANDASAN TEORITIS DAN FAKTUAL TENTANG LEMBAGA ARBITRASE
KLP 1 LANDASAN TEORITIS DAN FAKTUAL TENTANG LEMBAGA ARBITRASEKLP 1 LANDASAN TEORITIS DAN FAKTUAL TENTANG LEMBAGA ARBITRASE
KLP 1 LANDASAN TEORITIS DAN FAKTUAL TENTANG LEMBAGA ARBITRASE
 
Suci Rahmadani_Hukum Komersial.pptx
Suci Rahmadani_Hukum Komersial.pptxSuci Rahmadani_Hukum Komersial.pptx
Suci Rahmadani_Hukum Komersial.pptx
 
Makalah hk bisnis
Makalah hk bisnisMakalah hk bisnis
Makalah hk bisnis
 
Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis
Etika Bisnis_Solusi Sengketa BisnisEtika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis
Etika Bisnis_Solusi Sengketa Bisnis
 
4. Asas Kebebasan Berkontrak.pptx
4. Asas Kebebasan Berkontrak.pptx4. Asas Kebebasan Berkontrak.pptx
4. Asas Kebebasan Berkontrak.pptx
 
Hukum Perjanjian
Hukum PerjanjianHukum Perjanjian
Hukum Perjanjian
 
Kontrak
KontrakKontrak
Kontrak
 
5. sahnya perikatan
5. sahnya perikatan5. sahnya perikatan
5. sahnya perikatan
 
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,20191,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
 
Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)
Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)
Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)
 

More from mailinursal

Hukum persaingan usaha (anti monopoli)
Hukum persaingan usaha (anti monopoli)Hukum persaingan usaha (anti monopoli)
Hukum persaingan usaha (anti monopoli)
mailinursal
 
Hukum perikatan
Hukum perikatanHukum perikatan
Hukum perikatan
mailinursal
 
Hukum bumn dan perusahaan negara
Hukum bumn dan perusahaan negaraHukum bumn dan perusahaan negara
Hukum bumn dan perusahaan negaramailinursal
 
Bentuk badan usaha
Bentuk badan usahaBentuk badan usaha
Bentuk badan usahamailinursal
 
Aspek hukum koperasi indonesia
Aspek hukum koperasi indonesiaAspek hukum koperasi indonesia
Aspek hukum koperasi indonesiamailinursal
 
Hukum perlindungan konsumen
Hukum perlindungan konsumenHukum perlindungan konsumen
Hukum perlindungan konsumen
mailinursal
 

More from mailinursal (8)

Hukum asuransi
Hukum asuransiHukum asuransi
Hukum asuransi
 
Hukum persaingan usaha (anti monopoli)
Hukum persaingan usaha (anti monopoli)Hukum persaingan usaha (anti monopoli)
Hukum persaingan usaha (anti monopoli)
 
Hukum perikatan
Hukum perikatanHukum perikatan
Hukum perikatan
 
Hukum haki
Hukum hakiHukum haki
Hukum haki
 
Hukum bumn dan perusahaan negara
Hukum bumn dan perusahaan negaraHukum bumn dan perusahaan negara
Hukum bumn dan perusahaan negara
 
Bentuk badan usaha
Bentuk badan usahaBentuk badan usaha
Bentuk badan usaha
 
Aspek hukum koperasi indonesia
Aspek hukum koperasi indonesiaAspek hukum koperasi indonesia
Aspek hukum koperasi indonesia
 
Hukum perlindungan konsumen
Hukum perlindungan konsumenHukum perlindungan konsumen
Hukum perlindungan konsumen
 

Kontrak dalam bisnis

  • 2. PENGERTIAN PERIKATAN, PERJANJIAN DAN KONTRAK Perjanjian  Perikatan Hukum saja Hukum Sesuai hukum Hukum + Perbuatan manusia Melawan hukum
  • 3. Fakta Hukum Tindakan Manusia Fakta Hukum Semata  Kelahiran;  Kematian;  Persaudaraan. Tindakan manusia lainnya, Tindakan Materiil  Perbuatan melawan hukum
  • 4. Fakta Hukum Tindakan Hukum Tindakan Hukum Sepihak  Wasiat;  Penolakan harta peninggalan Tindakan Hukum Berganda  Keputusan rapat Perjanjian
  • 6. Perjanjian (kontrak) Pasal 1331 KUHPerdata:  “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.” Subekti: “Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seorang berjanji kepada seorang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.”
  • 7. UNSUR-UNSUR PERJANJIAN (KONTRAK) pihak-pihak yang kompeten; pokok yang disetujui;  pertimbangan hukum; perjanjian timbal balik; hak dan kewajiban timbal balik.
  • 8. Subjek Hukum dalam Perjanjian Subjek Hukum adalah pendukung hak dan kewajiban, Manusia. Badan hukum. Kemampuan dalam membuat perjanjian dengan menafsirkan Pasal 1330 KUHPerdata secara “a contrario” (Negatif). Digolongkan orang-orang yang cakap (“bekwaamheid”) adalah: Orang-orang yang sudah dewasa. Mereka yang tidak di bawah pengampuan.
  • 9. Syarat sahnya suatu perjanjian  Pasal 1320 KUHPerdata:  sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;  kecakapan untuk membuat suatu perjanjian;  suatu hal tertentu;  suatu sebab yang halal.
  • 10. Syarat sahnya suatu perjanjian  Syarat pertama dan kedua di atas dinamakan syarat-syarat subjektif (Perjanjian dapat dibatalkan: Voidable / vernietigbaarheid.  syarat ketiga dan keempat merupakan syarat- syarat obyektif (Perjanjian Batal demi hukum: Void/ nietig.
  • 11. SISTEM HUKUM PERJANJIAN DALAM KUHPERDATA sistem terbuka, artinya memberikan kebebasan kepada para pihak (dalam hal menentukan isi, bentuk, serta macam perjanjian) untuk mengadakan perjanjian akan tetapi isinya selain tidak bertentangan dengan perundang-undangan, kesusilaan, dan ketertiban umum, juga harus memenuhi syarat sahnya perjanjian
  • 12. ASAS HUKUM DALAM HUKUM PERJANJIAN (KONTRAK)  “konsensualitas” di mana persetujuan-persetujuan dapat terjadi karena persesuaian kehendak (konsensus) para pihak; “kekuatan mengikat persetujuan” menegaskan bahwa para pihak harus memenuhi apa yang telah merupakan ikatan mereka satu sama lain dalam persetujuan yang mereka adakan; asas kebebasan berkontrak: di mana para pihak diperkenankan membuat suatu persetujuan sesuai dengan pilihan bebas masing-masing.
  • 13. ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM PERANCANGAN KONTRAK Asas Kebebasan Berkontrak (Freedom of Contract) Kebebasan untuk membuat perjanjian yang meliputi: Kebebasan untuk menentukan kehendak untuk menutup atau tidak menutup perjanjian. Kebebasan untuk memilih dengan pihak mana akan ditutup suatu perjanjian; Kebebasan untuk menetapkan isi perjanjian; Kebebasan untuk menetapkan bentuk perjanjian; Kebebasan untuk menetapkan cara penutupan perjanjian. Asas ini tercantum di dalam pasal 1338 KUHPerdata.
  • 14. ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM PERANCANGAN KONTRAK Asas Konsensualitas (Consensus) Kesepakatan para pihak yang membuat perjanjian, yang ditandai dengan apa yang dikehendaki pihak yang satu juga dikehendaki oleh pihak lainnya. Asas ini tercantum di dalam pasal 1320 KUHperdata. Konsensus ini tidak ada bila terdapat 3 (tiga) hal (pasal 1321 KUHPerdata) yaitu: .Paksaan (dwang); .Kekhilafan (dwaling); .Penipuan (bedrog).
  • 15. ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM PERANCANGAN KONTRAK Asas Mengikat sebagai Undang-undang (pacta sunt servanda) Perjanjian yang dibuat secara sah mengikat kedua belah pihak seperti mengikatnya sebuah undang-undang (pasal 1338 KUHPerdata) Asas Itikad Baik (Good Faith) Black’s Law Dictionary memberikan pengertian itikad baik adalah: “in or with good faith; honestly, openly, and sincerely; without deceit or fraud. Truly; actually; without simulation or pretense”.
  • 16. ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM PERANCANGAN KONTRAK Asas Itikad Baik (Good Faith) Prof. Mr. P.L. Wry memberikan arti itikad baik dalah hukum perjanjian adalah: “…. Bahwa kedua belah pihak harus berlaku yang satu terhadap yang lain seperti patut saja antara orang-orang sopan, tanpa tipu daya, tanpa tipu muslihat, tanpa cilat-cilat, akal-akal, tanpa mengganggu pihak lain, tidak dengan melihat kepentingan sendiri saja, tetapi juga dengan melihat kepentingan pihak lain”
  • 17. ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM PERANCANGAN KONTRAK Asas Itikad Baik (Good Faith) Prof. Subekti, SH merumuskan itikad baik sebagai berikut: “Itikad baik diwaktu membuat suatu perjanjian berarti kejujuran. Orang yang beritikad baik menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada pihak lawan, yang dianggapnya jujur dan tidak menyembunyikan sesuatu yang buruk yang dikemudian hari dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan”. Pasal 1338 ayat 3KUHPerdata: “Perjanjian-perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik”
  • 18. ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM PERANCANGAN KONTRAK Asas Itikad Baik (Good Faith) Kesimpulan: Itikad baik adalah suatu sikap batin atau keadaan kejiwaan manusia yang: • Jujur; • Terbuka (tidak ada yang disembunyikan atau digelapkan); • Tulus ikhlas; • Sungguh-sungguh.
  • 19. ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM PERANCANGAN KONTRAK Fungsi Itikad Baik dalam kontrak. Rumusan pasal 1338 ayat 3 KUHPerdata, dapat disimpulkan bahwa itikad baik harus digunakan pada saat pelaksanaan suatu kontrak. Hal ini berarti bahwa pada waktu kontrak dilaksanakan, selain ketentuan-ketentuan yang telah disepakati dalam kontrak yang wajib ditaati oleh para pihak, melainkan juga itikad baik sebagai ketentuan- ketentuan yang tidak tertulis. Jadi, itikad baik berfungsi menambah (aanvullend) ketentuan-ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak di dalam kontrak.
  • 21. NEGOSIASI KONTRAK Black’s Law Dictionary: “Negotiation is process of submission and consideration of offers until acceptable offer is made and accepted….”.  Proses untuk menyerahkan dan mempertimbangkan penawaran- penawaran sampai suatu penawaran diterima. …”
  • 22. Sifat Negosiasi kontrak Positif: Negosiasi yang kooperatif, jika para pelaku negosiasi hendak mencapai suatu kontrak yang bersifat kerjasama. Jadi, sifat positif itu diperoleh dari maksud orang untuk memulai sesuatu yang baru dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Negatif: Negosiasi yang kompetitif, jika para pelaku negosiasi hendak mencapai suatu perdamaian. Suatu negosiasi untuk mencapai perdamaian bersifat negatif karena melalui negosiasi itu orang hendak mengakhiri sesuatu yang negatif, yaitu perselisihan atau sengketa itu.
  • 23. KODE ETIK DAN PERILAKU NEGOSIASI Win-Win Attitude: Suatu sikap yang dilandasi oleh itikad bahwa negosiasi kontrak itu sedapat mungkin pada akhirnya akan menghasilkan suatu kontrak yang menguntungkan secara timbal balik. Right or wrong my client/ Gaya Soviet: Umumnya dilakukan oleh orang berpekara, walaupun cara ini sebaiknya dihindari. Alasannya dengan cara seperti ini siapa yang mau berhadapan dengan orang yang hanya mau menang sendiri, yang membuat orang enggan untuk bernegosiasi lebih lanjut.
  • 24. STRATEGI DASAR DALAM TEKNIK NEGOSIASI Membangun kepercayaan. Memenangkan commitment. Mengelola tentangan. Mengkompromikan jalan keluar.
  • 26. PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS Pemahaman akan latar belakang transaksi latar belakang yang merupakan keinginan dari para pihak untuk mengadakan transaksi yang akan dirumuskan dalam bentuk kontrak menetapkan judul atau titel dari suatu kontrak yang mencerminkan esensi ketentuan-ketentuan dari kontrak yang bersangkutan
  • 27. PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS Pemahaman akan latar belakang transaksi Yang diperlukan adalah:  .Wawasan bidang transaksi yang akan dirumuskan;  .Pengetahuan dan kemampuan berpikir secara yuridis. Kurangnya kemampuan, pengetahuan dan wawasan berakibat kerugian yang besar, karena transaksi yang dituju menjadi bias
  • 28. PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS Pengenalan dan pemahaman akan para pihak harus mengenal mitranya dengan baik. Pengenalan mitra dengan baik, para pihak akan mengetahui ‘identifikasi mitra’, sehingga dapat diketahui apa usaha yang dimilikinya, seberapa canggih kemampuan profesionalnya, berapa besar pangsa pasar yang dikuasainya, pengalamannya. Dengan mengetahui secara baik, barulah para pihak dapat bekerjasama.
  • 29. PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS Pengenalan dan pemahaman akan objek transaksi Bisnis apa yang akan dijalani bersama-sama dengan mitra ? Prosedur kerja apa yang harus dilalui ? Bagaimana cara kerja unsur-unsurnya ? Bagaimana viability atau tingkat kemungkinan sukses dari bisnis ini ?
  • 30. PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS Penyusunan garis besar transaksi skema transaksi yang transparan dan konklusif Proyek merupakan setimbun tindakan dan langkah yang harus dilaksanakan itu dirumuskan dalam kontrak sebagai deretan dari aneka hak dan kewajiban yang timbal balik sifatnya.
  • 31. PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS Penyusunan garis besar transaksi Perlu diketahui mana “hulu” dan “hilir” nya dari transaksi yang akan dilaksanakan. Menghindari petualang dalam transaksi bisnis, sebuah pertanyaan muncul “Do we have a case, or not ?” (Apakah kita memang menghadapi kasus, atau sebenarnya tidak terdapat kasus ?).
  • 32. PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS Perumusan pokok-pokok kontrak Mana pesan yang menonjol, yang merupakan pokok dari suatu kontrak. Dalam keadaan ideal, pesan pokok dari para pihak bersifat komplementer, dalam arti pesan pokok dari yang satu mengimbangi pesan pokok dari pihak yang lain.
  • 33. PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS Perumusan pokok-pokok kontrak Contoh: jual beli dengan objek pabrik. Pihak penjual ingin menjual pabriknya dan mengharapkan harga yang sepadan dengan nilai pabrik itu, sementara pihak pembeli ingin membeli pabrik tersebut dengan nilai yang dianggapnya sepadan dengan keuntungan yang bisa diperolehnya melalui pabrik itu.
  • 34. PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS Perumusan pokok-pokok kontrak Setelah pesan pokok yang menonjol, kemudian langkah selanjutnya merumuskan pokok-pokok dari suatu kontrak
  • 35. PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS Perumusan pokok-pokok kontrak Pokok-pokok tersebut harus dirumuskan dengan cermat dan akurat, karena. Hal ini dikarenakan: Pertama, rumusan tentang pokok-pokok kontrak itu menentukan keruntutan (kesinambungan logis) dari ketentuan-ketentuan pelaksanaan dari suatu kontrak.
  • 36. PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS Perumusan pokok-pokok kontrak Kedua, keruntutan itu menentukan, apakah hubungan timbal balik dari berbagai hak dan kewajiban yang akan berlaku bagi para pihak ditetapkan secara adil dan masuk akal. • Keruntutan ini perlu diperhatikan, karena kadang-kadang dapat terjadi bahwa suatu pihak memang hendak mempecundangi pihak lain jauh hari sebelum mereka benar-benar saling mengikatkan diri.
  • 38. ANATOMI KONTRAK Judul Kontrak (Heading/Contract Title)  Judul kontrak harus dapat mengidentifikasikan inti kontrak yang syarat-syarat, ketentuan-ketentuan atau klausula-klausulanya diatur di dalamnya.  Korelasi dan relevansi antara judul dan isi kontrak.
  • 39. ANATOMI KONTRAK Tempat dan tanggal penanda-tanganan kontrak Standar pembukaan dari kontrak pada umumnya memuat tempat dan tanggal penanda-tangan kontrak. Terkadang tunduk pada keharusan formal tertentu, misal pada akta jual beli tanah, akta notarial
  • 40. ANATOMI KONTRAK Tempat dan tanggal penanda-tanganan kontrak Tanggal penanda-tanganan kontrak dapat menentukan keabsahan kapasitas para pihak serta keabsahan dari kesepakatan-kesepakatan yang dicapai oleh para pihak. Alasannya, kesepakatan-kesepakatan itu hanya sah bila tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku pada tanggal penanda-tangan kontrak
  • 41. ANATOMI KONTRAK KOMPARISI (Belanda : Comparitie, yang berarti penghadapan).  Istilah ini sebenarnya digunakan untuk menandai suatu bagian pembukaan dari akta-akta notaris, dan karena bagian itu memang menyebutkan pihak-pihak yang menghadap notaris.  Komparisi memuat identifikasi dari para pihak yang melibatkan dan mengikatkan diri di dalam suatu kontrak
  • 42. ANATOMI KONTRAK  Yang dapat menjadi pihak dalam kontrak adalah subjek hukum, yang diklasifikasikan sebagai manusia dan badan hukum.  Untuk dapat menjadi subjek hukum, manusia dan badan hukum harus memenuhi syarat kecakapan bertindak (bekwaamheid). Kecakapan manusia harus dibuktikan dengan identitasnya. Akan tetapi untuk menjadi pihak dalam suatu kontrak, seseorang yang mewakili suatu badan hukum sebagai subjek hukum harus memenuhi syarat tambahan, yaitu bahwa dia juga memiliki wewenang bertindak (bevoegdheid)
  • 43. ANATOMI KONTRAK RECITALS (Pertimbangan-Pertimbangan Umum Kontrak).  Berisikan kondisi umu dari para pihak yang akan membuat suatu kontrak, berisikan kemampuan modal, teknologi, pengalaman yang handal, pangsa pasar dan sebagainya.
  • 44. ANATOMI KONTRAK RECITALS (Pertimbangan-Pertimbangan Umum Kontrak). Contoh Kontrak Franchise a.tempat dimana franchisor membangun sistem yang unik dan berhasil bertahan untuk mengoperasikan bisnis, identifikasi dari bisnis serta sistem franchise b.menggambarkan merek dagang, jasa, dan tanda-tanda lain, copy rights, logo, pembeda lannya.
  • 45. ANATOMI KONTRAK RECITALS (Pertimbangan-Pertimbangan Umum Kontrak). Contoh Kontrak Franchise c.menggambarkan seluruh tanda pembeda yang tergambar dalam bangunan milik franchisor d.menggambarkan sistem franchise yang ada, serta atribut bisnis
  • 46. KETENTUAN-KETENTUAN POKOK KONTRAK HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK. Hubungan antara hak dan kewajiban, serta hubungan antara perangkat hak dan kewajiban di antara para pihak seyogyanya merupakan hubungan yang logis
  • 47. ELEMEN-ELEMEN PENUNJANG KONTRAK Pernyataan dan jaminan. Masa berlakunya kontrak, berupa:  Titik awal masa laku ditentukan berdasarkan dua kemungkinan berikut ini:tanggal penanda tangan kontrak; atau tanggal dipenuhinya syarat-syarat tertentu (conditions precedent).  Titik akhir masa laku: titik akhir masa laku dapat ditentukan berdasarkan: .
  • 48. ELEMEN-ELEMEN PENUNJANG KONTRAK Akhir masa laku yang disepakati (agreed expiry). Berakhirnya masa laku suatu kontrak pada tanggal yang disepakati biasanya didasarkan pada anggapan bahwa pada saat tersebut tujuan kontrak telah tercapai. Pengakhiran (termination). Pengakhiran suatu kontrak bisa juga dilakukan sebelum berakhirnya masa laku dari kontrak tersebut pada tanggal yang semula disepakati bersama.
  • 49. ELEMEN-ELEMEN PENUNJANG KONTRAK  .Pengakhiran yang bersifat mendahului ini dapat dikembalikan pada tiga sebab berikut ini:  Cedera janji (default) yang dilakukan oleh salah satu pihak yang memberi alasan kepada pihak lainnya untuk mengakhiri atau membatalkan berlakunya kontrak;  Keadaan kahar (force majeure) yang dialami oleh salah satu atau semua pihak pada suatu kontrak dan yang berlangsung secara berkepanjangan sehingga mendorong para pihak untuk sepakat mengakhiri kontrak yang mengikat mereka;
  • 50. ELEMEN-ELEMEN PENUNJANG KONTRAK  .Pengakhiran yang bersifat mendahului ini dapat dikembalikan pada tiga sebab berikut ini:  Ketentuan hukum yang mengatasi kehendak dan kesepakatan para pihak, yang dapat terjadi jika misalnya pada suatu ketika lahir undang-undang yang melarang dibuatnya kontrak-kontrak tertentu.
  • 51. ELEMEN-ELEMEN PENUNJANG KONTRAK  Hukum yang dipilih oleh para pihak.  Forum yang dipilih.  Bahasa resmi yang digunakan untuk penafsiran kontrak.  Pemberitahuan atau komunikasi.
  • 52. LAMPIRAN- LAMPIRAN KONTRAK  Annex: lampiran.  Schedule: jadual pelaksanaan kontrak.  Supplement: ketentuan-ketentuan tambahan untuk pelaksanaan kontrak.  Exhibits: berisi jadual, spesifikasi teknis, desain- desain, peta lokasi,  dan sebagainya.
  • 53. AMANDEMEN Amandemen adalah perubahan yang dilakukan terhadap perubahan suatu kontrak yang telah berlaku dan mengikat para pihak karena telah mereka tanda tangani dan/atau telah memenuhi syarat-syarat berlakunya (conditions precedent).
  • 54. AMANDEMEN Oleh karenanya amandemen itu dapat mengakibatkan perubahan-perubahan berikut ini: Perubahan dari para pihak yang terlibat pada kontrak, dan karena itu boleh disebut sebagai “perubahan subjektif” atau ‘contract assignment’ (pengalihan kontrak. Perubahan dari isi kontrak, dan dengan demikian meliputi perubahan dari hak dan kewajiban, serta bisa juga perubahan dari ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditetapkan dalam kontrak, dan karena itu disebut sebagai ‘perubahan objektif’.
  • 55. AMANDEMEN ♦ Instrumen amandemen: Suatu amandemen hanya berlaku jika disepakati oleh para pihak, kesepakatan itu perlu ditegaskan juga. Karena itu dalam praktik, suatu amandemen selaku ditegaskan secara tertulis yang dapat mengambil bentuk: Lampiran tambahan pada kontrak. Kontrak tambahan yang menjadi bagian dari kontrak utama; atau Mengganti seluruh naskah kontrak.