SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Aspek Hukum
Koperasi
Indonesia
Afriva Khaidir, PhD.
Filosofi koperasi
 Badan organisasi koperasi memiliki karakteristik
dan cara tersendiri dalam melakukan kegiatan
perekonomiannya.
 Lebih jauh lagi dalam aktivitas perekonomian
dunia, bahwa eksistensi koperasi benar-benar
hadir didalam kehidupan sehari-hari; seperti
dilingkungan para pelajar, mahasiswa, pegawai
negeri, pedagang, dan pejabat pemerintahan.
 Pada dasarnya ideologi perekonomian itu sendiri
memang menghendaki berkooperasi, yang biasa
disebut dengan ekonomi kerakyatan
Ideologi koperasi
 Ideologi Koperasi muncul pada era
kejayaan kapitalisme, yang lebih
mengutamakan peranan manusia dalam
memupuk modal. Dalam arti bahwa
menjalankan suatu usaha haruslah
bekerja sama satu dengan yang lainnya
dalam suatu wadah yang diorganisir dan
mempunyai program yang teratur dan
dikelola bersama-sama secara
demokratis.
definisi
 UU No. 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian memberikan definisi
koperasi sebagai “badan usaha yang
beranggotakan orang seorang atau
badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas asas kekeluargaan”.
Bapak koperasi
 Mohammad Hatta dalam bukunya The
Cooperative Movement in Indonesia,
mengemukakan bahwa koperasi adalah
usaha bersama untuk memperbaiki nasib
penghidupan ekonomi berdasarkan
tolong menolong.
Bung Hatta
Bapak Koperasi Indonesia
Unsur Koperasi
 Merupakan perkumpulan orang, bukan semata perkumpulan modal.
 Adanya persamaan baik dalam tujuan kepentingan maupun dalam kegiatan
ekonomi, yang menyebabakan lahirnya beragam bentuk sejenis koperasi.
 Merupakan usaha yang bersifat social
 Bukan bertujuan untuk keuntungan badan koperasi itu sendiri, tetapi untuk
kepentingan kesejahteraan anggota.
 Diurus bersama, dengan semangat kebersamaan dan gotong royong.
 Netral.
 Demokratis.
 Menghindari persaingan antaranggota.
 Merupakan suatu sistem.
 Sukarela.
 Mandiri dengan kepercayaan diri.
 Keuntungan dengan manfaat sama.
 Pendidikan.
 Moral.
 Pengaturan beragam untuk setiap anggota dengan prinsip-prinsip koperasi.
Pengaturan koperasi zaman
kolonialisme
 Veror op de cooperative verenigingen
(staatsblad 431 tahun 1915)
 Dalam pasal 1 (1) regeling der
cooperatieve verenigingen stb.227 tahun
1876, sama halnya dengan peraturan
koperasi pertama di Indonesia yakni
verordening op de cooperatieve
verenigingen stb.431 tahun 1915.
Koperasi sebagai hukum
perdata
 pada dasarnya koperasi yang
dimaksudkan dalam peraturan-peraturan
tersebut adalah suatu perkumpulan
berbadan hukum yang tunduk pada
pertauran hukum perdata yang termuat
dalam burgerlijk wetboek (KUH perdata)
dan wetboek van koophandel (KUH
Dagang).
Aturan berikutnya
 Regeling Inlanndsche Cooperatieve Verenigingen (Staatsblad No.91 tahun
1927)
 Sebagai kelanjutan dari adanya reaksi keras dan desakan dari rakyat hindia
belanda, maka pada tanggal 10 juni 1920 berdasarkan gouvernements-
besluit No. 1, dibentuklah cooperatieve commisie
 Aglemene Regeling op de Cooperatieve Verenigingen Stb. 108 tahun 1933
 Dengan adanya aglemene regeling op de coopertieve ini (himgga masa-
masa berikutnya) syarat-syarat untuk mendirikan koperasi tidak lagi menjadi
masalah dan memberatkan bagi orang-orang asli hindia belandaRegeling
Cooperatieve Verenigingen (Stb. 179 tahun 1949)
 Pada tanggal 7 juli 1949 diterbitkan regeling cooperatieve verenigingen (stb.
179/1949), yakni mengenai koperasi yang berlaku untuk orang Indonesia ini
tidak mencabut peraturan yang sebelumnya yaitu algemene regeling op de
cooperatieve verenigingen stb. 108/1933
Pengaturan zaman
kemerdekaan
 Undang-undang tentang perkumpulan koperasi No. 79 tahun 1958
Undang-undang ini memang dibuat secara tergesa-gesa dan telah berulang kali disusun
dan disempurnakan oleh jawatan koperasi, tetapi menjelang hingga akhir tahun 1958
belum pernah diajukan kepada perlemen. Dengan adanya hal itu, maka tidak banyak
membawa perubahan dan masih belum memenuhi kebutuhan untuk mengatur tentang
perkumpulan koperasi.
 Peraturan Pemerintah no. 60 tahun 1959 tentang Perkembangan Gerakan Koperasi.
Untuk merumuskan pola perkoperasian sehubungan dengan PP No. 60 tahun 1959, maka
pada tanggal 25 s/d 28 mei 1960 di Jakarta dilakukan musyawarah kerja koperasi
dengan hasil keputusan bahwa :
 Menjadikan manipol-usdek sebagai landasan idiil koperasi
 Pelaksaan ekonomi terpimpin memberikan peluang besar kepada koperasi, yang berarti
bahwa koperasi dikendalikan secara intensif oleh pemerintahan dan itu menyimpang
dari UUD 1945.
Pengaturan zaman orde lama
Inpres No. 3 tahun 1960 sebagai berikut:
Pendidikan koperasi untuk kader-kader masyarakat, untuk kader-
kader pemerintah, tenaga pengajar dan pendidikan sekolah
menengah atas serta akademi koperasi.
Pemasukan mata pelajaran koperasi di sekolah-sekolah sejak SD-
SMU.
UU Perkoperasian No. 14 Tahun 1965 Tentang Pokok-Pokok
Perkoperasian.
Pada tanggal 2 s/d 10 Agustus 1965 di Jakarta diadakan
musyawarah nasional koperasi kedua. Hadirnya utusan daerah ke
Munaskop II ini pada dasarnya hanya diperlukan untuk mengesahkan
keputusan-keputusan yang telah dipersiapkan terlebih dulu,
keputusan yang lebih bersifat politis. Serta pengesahan UU No. 14
tahun 1965 oleh presiden Soekarno tentang pokok-pokok
perkoperasian (lembaran Negara No. 75 tahun 1965), yang
didalamnya diterapkan prinsip Nasakom.
Pengaturan zaman orde baru
 UU No. 12 tahun 1967 tentang pokok-pokok
perkoperasian
 dilandasi oleh pemikiran dan kaidah ekonomi.
Dengan berlakunya undang-undang ini yang
didalamnya mengharuskan koperasi-koperasi
melakukan penyesuaian dalam penertiban
organisasi koperasi tersebut. Seiring dengan mulai
dilaksanakanya REPELITA I, pertumbuhan koperasi
mendapat dukungan pemerintah secara
akomodatif serta terpenuhilah keinginan
masyarakat, aktivis koperasi untuk memiliki landasan
pokok untuk mengatur kegiatan perkoperasian yang
sesuai dengan jiwa dan semangat pemerintah orde
baru; berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Reformasi pengaturan
koperasi di Indonesia
 UU No. 25 tahun 1992 ini diterbitkan untuk
menyesuaikan gerak langkah koperasi dengan
perkembangan keadaan perekonomian pada
secara umum.
 Undang-undang ini dimaksudkan untuk memperjelas
dan mempertegas jati diri, tujuan, kedudukan,
peran, manajemen, keusahaan, dan permodalan
koperasi serta pembinaan koperasi sehingga dapat
lebih menjamin terwujudnya kehidupan koperasi
sebagaimana diamanatkan UUD 1945. selain itu, UU
No. 25 tahun 1992 juga memberi kesempatan bagi
koperasi untuk memperkuat permodalan melalui
pengerahan modal penyertaan baik dari anggota
maupun bukan anggota.
Syarat pendirian
 Syarat mendirikan sebuah koperasi baik yang diatur
dalam UU koperasi tahun 1992 maupun yang diatur
dalam UU koperasi tahun 1967 sangat simpel, yaitu
hanya memerlukan calon pendiri sebanyak minimal
20 orang, dari dua puluh orang tersebut kemudian
semuanya dapat menjadi anggota, dan diantara
mereka dapat dipilih menjadi anggota pengurus,
maupun anggota pengawas.
 Setelah terpenuhi jumlah anggota minimal dan
kesemua anggota, maka proses selanjutnya adalah
menuangkan kesepakatan bersama kedalam
anggaran dasar yang berbentuk akta pendirian
koperasi.
Modal koperasi
 merupakan sebuah organisasi swadaya yang
mandiri yang didirikan menjadi sebuah
wadah untuk berkumpul, bekerja sama
dalam berusaha untuk meningkatkan
kegiatan ekonomi para anggotanya. Jadi,
organisasi koperasi merupakan suatu
organisasi yang didirikan dengan tanpa
modal karena koperasi merupakan salah satu
dari organisasi perusahaan, yang didirikan
untuk mengakumulasikan potensi keuangan
(modal).
Nama dan domisili
 Ketentuan mengenai nama dan tempat
kedudukan koperasi merupakan salah satu dari
ketentuan minimal yang harus dicantumkan
dalam AD koperasi. UU perkoperasian harus
memberikan aturan yang jelas mengenai nama
yang bagaimana yang dapat dipergunakan
sebagai suatu koperasi, seperti yang diatur oleh
ketentuan perundang-undangan terhadap nama
yang dapat dipakai oleh sebuah perseroan
terbatas, asal tidak bertentangan dengan hak
atas kekayaan intelektual dan tidak melanggar
kesusilaan dan ketertiban umum, termasuk
ketentuan perundang-undangan.
Jangka waktu berdiri
 Jangka waktu berdirinya koperasi dapat
ditetapkan terbatas dalam jangka waktu
tertentu atau untuk jangka waktu yang
tidak terbatas, sesuai dengan tujuan dan
kehendak  para pendiri.
Pengesahan akte pendirian
 Di dalam akta pendirian atau anggaran
dasar suatu koperasi yang dibuat
(autentik) oleh dan ditandatangani
dihadapan notaris harus dicantumkan
nama-nama anggota atau orang-orang
yang dipercayai atau ditunjuk untuk
duduk dalam organisasi manajemen
koperasi.
Status badan hukum koperasi
 Dengan mendapatkan status badan
hukum maka sebuah badan usaha
koperasi menjadi subjek hukum yang
memiliki hak dan kewajiban, sehingga
terhadap pihak ketiga apabila diperlukan
dapat dengan jelas dan tegas
mengetahui siapa yang dapat diminta
bertanggung jawab atas jalannya usaha
badan hukum koperasi tersebut.
Anggaran dasar koperasi
 Anggaran dasar dari suatu perkumpulan merupakan
sebuah kumpulan dari aturan-aturan main yang
dibuat oleh para pendiri perkumpulan itu; mengatur
hubungan hukum dalam kehidupan perkumpulan itu
baik secara eksternal maupun internal. Demikian
juga anggaran dasar dari suatu badan usaha
koperasi memuat semua ketentuan hukum yang
berlaku bagi semua anggota koperasi tersebut.
 pasal 7 ayat (1) UU No. 25 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian, yang menyatakan bahwa:
“Pembentukan Koperasi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 6 dilakukan dengan kata pendirian
yang memuat Anggaran Dasar.”
Unsur anggaran dasar
 Menurut Pasal 8 UU No. 25 Tahun 1992 menyatakan bahwa
Anggaran Dasar memuat sekurang-kurangnya
 daftar nama pendiri;
 nama dan tempat kedudukan ;
 maksud dan tujuan serta bidang usaha;
 ketentuan mengenai keanggotaan ;
 ketentuan mengenai Rapat Anggota ;
 ketentuan mengenai pengelolaan ;
 ketentuan mengenai permodalan ;
 ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya ;
 ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha ;
 ketentuan mengenai sanksi.
Modal koperasi
 Modal koperasi terdiri dari:
 Modal dasar
 Modal sendiri
 Modal pinjaman.
 Modal Penyertaan
Berdasarkan SK menteri koperasi No. 145/menkop/1998, penanaman
modal penyertaan dapat diperoleh dari pemerintah, dunia usaha
dan badan usaha lainnya baik yang berkedudukan di dalam
negeri maupun luar negeri, serta dari masyarakat umum. Untuk
menawarkan atau mengundang para modal yang mau ikut
memasukkan modal penyertaan ke dalam usaha koperasi, dapat
dilakukan melalui media masa. Dari ketentuan inilah maka
koperasi dapat menghimpun modal dari masyarakat luas di
lingkungan sekitarnya, bahkan menarik modal dari luar negeri, baik
secara manual konvensional maupun secara modern.
Keanggotaan koperasi
Dalam keanggotaan suatu Koperasi ada beberapa prinsip
yang perlu diperhatikan, yaitu:
a)      Keanggotaan koperasi didasarkan pada kesamaan
kepentingan ekonomi dalam lingkup usaha
Koperasi;
b)      Keanggotaan koperasi dapat diperoleh atau diakhiri
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar;
c)      Keanggotaan koperasi dapat di pindahtangankan.
d)     Setiap anggota mempunyai kewajiban dan hak yang
sama terhadap koperasi.
Kewajiban anggota
Disamping prinsip – prinsip diatas, setiap anggota koperasi
mempunyai hak dan kewajiban. Adapun yang menjadi
hak dan kewajiban setiap anggota koperasi adalah
Kewajiban
1.      Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga serta keputusan yang telah disepakati
dalam
Rapat Anggota;
2.      Berpartisipasi dalam kegiatan yang di selenggarakan
oleh koperasi;
3.      Mengembangkan dan memelihara kebersamaan
atas dasar kekeluargaaan.
 
 
Hak anggota
1.      Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan
sesuatu dalam Rapat anggota;
2.      Memilih dan atau dipilih menjadi anggota pengurus atau
pengawas;
3.      Meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan
dalam ketentuan Anggaran Dasar;
4.      Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di
luar Rapat Anggota, baik di minta
maupun tidak di minta;
5.      Memanfaatkan Koperasi dan mendapatkan pelayanan
yang sama antara sesame anggota;
6.      Mendapat keterangan mengenai perkembangan koperasi
menurut ketentuan dalam
Anggaran Dasar.
Mekanisme pembubaran
Mekanisme Pembubaran koperasi berdasarkan Undang
Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012
tentang Perkoperasian diatur di dalam BAB XIII tentang
Pembubaran, Penyelesaian, dan Hapusnya Status
Badan Hukum.
Berdasarkan pasal 102 Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2012, pembubaran koperasi
dapat dilakukan berdasarkan :
a.         Keputusan Rapat Anggota;
b.        Jangka waktu berdirinya telah
berakhir;dan/atau;
c.         Keputusan Menteri.
 
Bubarnya koperasi
 Apabila seluruh prosedur telah dilaksanakan, maka
Pejabat yang berwenang, baru dapat membubarkan
Koperasi, baik yang atas permintaan sendiri maupun yang
atas kehendak- Pejabat. Untuk bubarnya Koperasi maka
Pejabat yang berwenang mengeluarkan Surat Keputusan
Pembubaran. Surat Keputusan Pembubaran tersebut harus
dicatat dalam daftar Umum di tempat Koperasi yang
bersangkutan terdaftar. Karena koperasi sebagai
organisasi ekonomi yang berwatak sosial, maka akibatnya
banyak pihak yang tersangkut di dalam pembinaan
Koperasi, dan banyak pula pihak yang berkepentingan
untuk mengetahui pembubaran Koperasi yang
bersangkutan, untuk itu pihak-pihak tersebut harus pula
menerima tembusan pembubaran tersebut.
Bubarnya koperasi
 Pada saat semua prosedur pembubaran
koperasi sudah dilaksanakan, Pemerintah
mengumumkan pembubaran Koperasi
dalam Berita Negara Republik Indonesia,
dan status badan hukum Koperasi hapus
sejak tanggal pengumuman
pembubaran Koperasi tersebut dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
Sekian, terima kasih

More Related Content

What's hot

Hukum pasar modal
Hukum pasar modal Hukum pasar modal
Hukum pasar modal Isaka Yoga
 
Sistem hukum indonesia
Sistem hukum indonesiaSistem hukum indonesia
Sistem hukum indonesiaRizqi Maulana
 
3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahanDian Oktavia
 
Logbook kegiatan aktualisasi
Logbook kegiatan aktualisasiLogbook kegiatan aktualisasi
Logbook kegiatan aktualisasiTaufiq Hidayat
 
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Leks&Co
 
etika berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila
etika berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasilaetika berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila
etika berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasilarizka_pratiwi
 
pengertian hukum dan hukum ekonomi
pengertian hukum dan hukum ekonomipengertian hukum dan hukum ekonomi
pengertian hukum dan hukum ekonomiamanda lubis
 
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILA
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILAIMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILA
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILAMuhamad Yogi
 
RPJMN II (2010-2014) Buku I
RPJMN II (2010-2014) Buku IRPJMN II (2010-2014) Buku I
RPJMN II (2010-2014) Buku IDadang Solihin
 
Hukum perdata perjanjian-perikatan
Hukum perdata perjanjian-perikatanHukum perdata perjanjian-perikatan
Hukum perdata perjanjian-perikatanDin Haidiati
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPuspa Bunga
 
Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat copy
Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copyHukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy
Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat copyNovhy Haryani
 
Hubungan Hukum dengan Lembaga Sosial
Hubungan Hukum dengan Lembaga SosialHubungan Hukum dengan Lembaga Sosial
Hubungan Hukum dengan Lembaga SosialAdhi Panjie Gumilang
 
Kontrak bisnis
Kontrak bisnisKontrak bisnis
Kontrak bisnisrizkysays
 
Sejarah Konstitusi: Yunani - Modern
Sejarah Konstitusi: Yunani - ModernSejarah Konstitusi: Yunani - Modern
Sejarah Konstitusi: Yunani - ModernIzzatul Ulya
 

What's hot (20)

Hukum pasar modal
Hukum pasar modal Hukum pasar modal
Hukum pasar modal
 
Sistem hukum indonesia
Sistem hukum indonesiaSistem hukum indonesia
Sistem hukum indonesia
 
3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan
 
Logbook kegiatan aktualisasi
Logbook kegiatan aktualisasiLogbook kegiatan aktualisasi
Logbook kegiatan aktualisasi
 
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
 
etika berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila
etika berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasilaetika berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila
etika berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila
 
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
 
pengertian hukum dan hukum ekonomi
pengertian hukum dan hukum ekonomipengertian hukum dan hukum ekonomi
pengertian hukum dan hukum ekonomi
 
Hukum jaminan
Hukum jaminanHukum jaminan
Hukum jaminan
 
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILA
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILAIMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILA
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILA
 
RPJMN II (2010-2014) Buku I
RPJMN II (2010-2014) Buku IRPJMN II (2010-2014) Buku I
RPJMN II (2010-2014) Buku I
 
Hukum perdata perjanjian-perikatan
Hukum perdata perjanjian-perikatanHukum perdata perjanjian-perikatan
Hukum perdata perjanjian-perikatan
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power point
 
Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat copy
Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copyHukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy
Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat copy
 
Makalah peradilan pajak
Makalah peradilan pajakMakalah peradilan pajak
Makalah peradilan pajak
 
Hubungan Hukum dengan Lembaga Sosial
Hubungan Hukum dengan Lembaga SosialHubungan Hukum dengan Lembaga Sosial
Hubungan Hukum dengan Lembaga Sosial
 
Kontrak bisnis
Kontrak bisnisKontrak bisnis
Kontrak bisnis
 
Negara dan Konstitusi
Negara dan KonstitusiNegara dan Konstitusi
Negara dan Konstitusi
 
Legal drafting
Legal draftingLegal drafting
Legal drafting
 
Sejarah Konstitusi: Yunani - Modern
Sejarah Konstitusi: Yunani - ModernSejarah Konstitusi: Yunani - Modern
Sejarah Konstitusi: Yunani - Modern
 

Viewers also liked

UNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
UNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSIUNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
UNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSIhenra saragih
 
Uu nomor 17 tahun 2012 tentang perkoperasian
Uu nomor 17 tahun 2012 tentang perkoperasianUu nomor 17 tahun 2012 tentang perkoperasian
Uu nomor 17 tahun 2012 tentang perkoperasianDoni Sadoni
 
IESBA (PART A. General Application of The Code) english version
IESBA (PART A. General Application of The Code) english versionIESBA (PART A. General Application of The Code) english version
IESBA (PART A. General Application of The Code) english versionfrawndy
 
KOPERASI INDONESIA
KOPERASI INDONESIAKOPERASI INDONESIA
KOPERASI INDONESIANafika E.R.C
 
Materi legalitas perusahaan
Materi legalitas perusahaanMateri legalitas perusahaan
Materi legalitas perusahaanRosita Dewi
 

Viewers also liked (6)

UNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
UNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSIUNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
UNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
 
Uu nomor 17 tahun 2012 tentang perkoperasian
Uu nomor 17 tahun 2012 tentang perkoperasianUu nomor 17 tahun 2012 tentang perkoperasian
Uu nomor 17 tahun 2012 tentang perkoperasian
 
IESBA (PART A. General Application of The Code) english version
IESBA (PART A. General Application of The Code) english versionIESBA (PART A. General Application of The Code) english version
IESBA (PART A. General Application of The Code) english version
 
KOPERASI INDONESIA
KOPERASI INDONESIAKOPERASI INDONESIA
KOPERASI INDONESIA
 
Materi legalitas perusahaan
Materi legalitas perusahaanMateri legalitas perusahaan
Materi legalitas perusahaan
 
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAANCONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
 

Similar to HUKUM KOPERASI

Landasan Koperasi indonesia
Landasan Koperasi indonesiaLandasan Koperasi indonesia
Landasan Koperasi indonesiaKaryono A. Rizky
 
Pokokpokok perkoprasian (uu_12_thn_1967)_12
Pokokpokok perkoprasian (uu_12_thn_1967)_12Pokokpokok perkoprasian (uu_12_thn_1967)_12
Pokokpokok perkoprasian (uu_12_thn_1967)_12Ilham Mustafa
 
Universitas gunadarma ekonomi koperasi
Universitas gunadarma ekonomi koperasiUniversitas gunadarma ekonomi koperasi
Universitas gunadarma ekonomi koperasinani_nurhayati
 
Pengertian koperasi
Pengertian koperasiPengertian koperasi
Pengertian koperasiangraenino
 
Pengertian koperasi
Pengertian koperasiPengertian koperasi
Pengertian koperasiangraenino
 
koperasi indonesia materi untuk SMA kelas 11
koperasi indonesia materi untuk SMA kelas 11koperasi indonesia materi untuk SMA kelas 11
koperasi indonesia materi untuk SMA kelas 11luluksaja
 
Power poin ekonomi koperasi
Power poin   ekonomi koperasiPower poin   ekonomi koperasi
Power poin ekonomi koperasiwijitricahyani
 
Pengetahuan Dasar Koperasi Indonesia
Pengetahuan Dasar Koperasi IndonesiaPengetahuan Dasar Koperasi Indonesia
Pengetahuan Dasar Koperasi IndonesiaBayu Priyo Mukti
 
PPT MANAJEMEN KOPERASI & UKM KELOMPOK 9
PPT MANAJEMEN KOPERASI & UKM KELOMPOK 9PPT MANAJEMEN KOPERASI & UKM KELOMPOK 9
PPT MANAJEMEN KOPERASI & UKM KELOMPOK 9FeraMasithohNurAziza
 
Tugas softskill koperasi ekonomi
Tugas softskill koperasi ekonomiTugas softskill koperasi ekonomi
Tugas softskill koperasi ekonomicinndycinthya
 
Tugas softskill koperasi ekonomi
Tugas softskill koperasi ekonomiTugas softskill koperasi ekonomi
Tugas softskill koperasi ekonomicinndycinthya
 

Similar to HUKUM KOPERASI (20)

Makalah koperasi
Makalah koperasiMakalah koperasi
Makalah koperasi
 
Makalah koperasi
Makalah koperasiMakalah koperasi
Makalah koperasi
 
Landasan Koperasi indonesia
Landasan Koperasi indonesiaLandasan Koperasi indonesia
Landasan Koperasi indonesia
 
Pokokpokok perkoprasian (uu_12_thn_1967)_12
Pokokpokok perkoprasian (uu_12_thn_1967)_12Pokokpokok perkoprasian (uu_12_thn_1967)_12
Pokokpokok perkoprasian (uu_12_thn_1967)_12
 
Universitas gunadarma ekonomi koperasi
Universitas gunadarma ekonomi koperasiUniversitas gunadarma ekonomi koperasi
Universitas gunadarma ekonomi koperasi
 
Uu 12 1967
Uu 12 1967Uu 12 1967
Uu 12 1967
 
Tugas akhir teori hukum
Tugas akhir teori hukumTugas akhir teori hukum
Tugas akhir teori hukum
 
Pengertian koperasi
Pengertian koperasiPengertian koperasi
Pengertian koperasi
 
Tugas ekonomi koperasi
Tugas ekonomi koperasiTugas ekonomi koperasi
Tugas ekonomi koperasi
 
Pengertian koperasi
Pengertian koperasiPengertian koperasi
Pengertian koperasi
 
Koperasi syariah dan pembiayaan
Koperasi syariah dan pembiayaanKoperasi syariah dan pembiayaan
Koperasi syariah dan pembiayaan
 
TUGAS EKONOMI KOPERASI
TUGAS EKONOMI KOPERASITUGAS EKONOMI KOPERASI
TUGAS EKONOMI KOPERASI
 
koperasi indonesia materi untuk SMA kelas 11
koperasi indonesia materi untuk SMA kelas 11koperasi indonesia materi untuk SMA kelas 11
koperasi indonesia materi untuk SMA kelas 11
 
Power poin ekonomi koperasi
Power poin   ekonomi koperasiPower poin   ekonomi koperasi
Power poin ekonomi koperasi
 
Pengetahuan Dasar Koperasi Indonesia
Pengetahuan Dasar Koperasi IndonesiaPengetahuan Dasar Koperasi Indonesia
Pengetahuan Dasar Koperasi Indonesia
 
KOPERASI
KOPERASIKOPERASI
KOPERASI
 
Softskill
SoftskillSoftskill
Softskill
 
PPT MANAJEMEN KOPERASI & UKM KELOMPOK 9
PPT MANAJEMEN KOPERASI & UKM KELOMPOK 9PPT MANAJEMEN KOPERASI & UKM KELOMPOK 9
PPT MANAJEMEN KOPERASI & UKM KELOMPOK 9
 
Tugas softskill koperasi ekonomi
Tugas softskill koperasi ekonomiTugas softskill koperasi ekonomi
Tugas softskill koperasi ekonomi
 
Tugas softskill koperasi ekonomi
Tugas softskill koperasi ekonomiTugas softskill koperasi ekonomi
Tugas softskill koperasi ekonomi
 

More from mailinursal

Kontrak dalam bisnis
Kontrak dalam bisnisKontrak dalam bisnis
Kontrak dalam bisnismailinursal
 
Hukum persaingan usaha (anti monopoli)
Hukum persaingan usaha (anti monopoli)Hukum persaingan usaha (anti monopoli)
Hukum persaingan usaha (anti monopoli)mailinursal
 
Hukum bumn dan perusahaan negara
Hukum bumn dan perusahaan negaraHukum bumn dan perusahaan negara
Hukum bumn dan perusahaan negaramailinursal
 
Bentuk badan usaha
Bentuk badan usahaBentuk badan usaha
Bentuk badan usahamailinursal
 
Hukum perlindungan konsumen
Hukum perlindungan konsumenHukum perlindungan konsumen
Hukum perlindungan konsumenmailinursal
 

More from mailinursal (8)

Kontrak dalam bisnis
Kontrak dalam bisnisKontrak dalam bisnis
Kontrak dalam bisnis
 
Hukum asuransi
Hukum asuransiHukum asuransi
Hukum asuransi
 
Hukum persaingan usaha (anti monopoli)
Hukum persaingan usaha (anti monopoli)Hukum persaingan usaha (anti monopoli)
Hukum persaingan usaha (anti monopoli)
 
Hukum perikatan
Hukum perikatanHukum perikatan
Hukum perikatan
 
Hukum haki
Hukum hakiHukum haki
Hukum haki
 
Hukum bumn dan perusahaan negara
Hukum bumn dan perusahaan negaraHukum bumn dan perusahaan negara
Hukum bumn dan perusahaan negara
 
Bentuk badan usaha
Bentuk badan usahaBentuk badan usaha
Bentuk badan usaha
 
Hukum perlindungan konsumen
Hukum perlindungan konsumenHukum perlindungan konsumen
Hukum perlindungan konsumen
 

HUKUM KOPERASI

  • 2. Filosofi koperasi  Badan organisasi koperasi memiliki karakteristik dan cara tersendiri dalam melakukan kegiatan perekonomiannya.  Lebih jauh lagi dalam aktivitas perekonomian dunia, bahwa eksistensi koperasi benar-benar hadir didalam kehidupan sehari-hari; seperti dilingkungan para pelajar, mahasiswa, pegawai negeri, pedagang, dan pejabat pemerintahan.  Pada dasarnya ideologi perekonomian itu sendiri memang menghendaki berkooperasi, yang biasa disebut dengan ekonomi kerakyatan
  • 3. Ideologi koperasi  Ideologi Koperasi muncul pada era kejayaan kapitalisme, yang lebih mengutamakan peranan manusia dalam memupuk modal. Dalam arti bahwa menjalankan suatu usaha haruslah bekerja sama satu dengan yang lainnya dalam suatu wadah yang diorganisir dan mempunyai program yang teratur dan dikelola bersama-sama secara demokratis.
  • 4.
  • 5. definisi  UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian memberikan definisi koperasi sebagai “badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan”.
  • 6. Bapak koperasi  Mohammad Hatta dalam bukunya The Cooperative Movement in Indonesia, mengemukakan bahwa koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong.
  • 8. Unsur Koperasi  Merupakan perkumpulan orang, bukan semata perkumpulan modal.  Adanya persamaan baik dalam tujuan kepentingan maupun dalam kegiatan ekonomi, yang menyebabakan lahirnya beragam bentuk sejenis koperasi.  Merupakan usaha yang bersifat social  Bukan bertujuan untuk keuntungan badan koperasi itu sendiri, tetapi untuk kepentingan kesejahteraan anggota.  Diurus bersama, dengan semangat kebersamaan dan gotong royong.  Netral.  Demokratis.  Menghindari persaingan antaranggota.  Merupakan suatu sistem.  Sukarela.  Mandiri dengan kepercayaan diri.  Keuntungan dengan manfaat sama.  Pendidikan.  Moral.  Pengaturan beragam untuk setiap anggota dengan prinsip-prinsip koperasi.
  • 9. Pengaturan koperasi zaman kolonialisme  Veror op de cooperative verenigingen (staatsblad 431 tahun 1915)  Dalam pasal 1 (1) regeling der cooperatieve verenigingen stb.227 tahun 1876, sama halnya dengan peraturan koperasi pertama di Indonesia yakni verordening op de cooperatieve verenigingen stb.431 tahun 1915.
  • 10. Koperasi sebagai hukum perdata  pada dasarnya koperasi yang dimaksudkan dalam peraturan-peraturan tersebut adalah suatu perkumpulan berbadan hukum yang tunduk pada pertauran hukum perdata yang termuat dalam burgerlijk wetboek (KUH perdata) dan wetboek van koophandel (KUH Dagang).
  • 11. Aturan berikutnya  Regeling Inlanndsche Cooperatieve Verenigingen (Staatsblad No.91 tahun 1927)  Sebagai kelanjutan dari adanya reaksi keras dan desakan dari rakyat hindia belanda, maka pada tanggal 10 juni 1920 berdasarkan gouvernements- besluit No. 1, dibentuklah cooperatieve commisie  Aglemene Regeling op de Cooperatieve Verenigingen Stb. 108 tahun 1933  Dengan adanya aglemene regeling op de coopertieve ini (himgga masa- masa berikutnya) syarat-syarat untuk mendirikan koperasi tidak lagi menjadi masalah dan memberatkan bagi orang-orang asli hindia belandaRegeling Cooperatieve Verenigingen (Stb. 179 tahun 1949)  Pada tanggal 7 juli 1949 diterbitkan regeling cooperatieve verenigingen (stb. 179/1949), yakni mengenai koperasi yang berlaku untuk orang Indonesia ini tidak mencabut peraturan yang sebelumnya yaitu algemene regeling op de cooperatieve verenigingen stb. 108/1933
  • 12. Pengaturan zaman kemerdekaan  Undang-undang tentang perkumpulan koperasi No. 79 tahun 1958 Undang-undang ini memang dibuat secara tergesa-gesa dan telah berulang kali disusun dan disempurnakan oleh jawatan koperasi, tetapi menjelang hingga akhir tahun 1958 belum pernah diajukan kepada perlemen. Dengan adanya hal itu, maka tidak banyak membawa perubahan dan masih belum memenuhi kebutuhan untuk mengatur tentang perkumpulan koperasi.  Peraturan Pemerintah no. 60 tahun 1959 tentang Perkembangan Gerakan Koperasi. Untuk merumuskan pola perkoperasian sehubungan dengan PP No. 60 tahun 1959, maka pada tanggal 25 s/d 28 mei 1960 di Jakarta dilakukan musyawarah kerja koperasi dengan hasil keputusan bahwa :  Menjadikan manipol-usdek sebagai landasan idiil koperasi  Pelaksaan ekonomi terpimpin memberikan peluang besar kepada koperasi, yang berarti bahwa koperasi dikendalikan secara intensif oleh pemerintahan dan itu menyimpang dari UUD 1945.
  • 13. Pengaturan zaman orde lama Inpres No. 3 tahun 1960 sebagai berikut: Pendidikan koperasi untuk kader-kader masyarakat, untuk kader- kader pemerintah, tenaga pengajar dan pendidikan sekolah menengah atas serta akademi koperasi. Pemasukan mata pelajaran koperasi di sekolah-sekolah sejak SD- SMU. UU Perkoperasian No. 14 Tahun 1965 Tentang Pokok-Pokok Perkoperasian. Pada tanggal 2 s/d 10 Agustus 1965 di Jakarta diadakan musyawarah nasional koperasi kedua. Hadirnya utusan daerah ke Munaskop II ini pada dasarnya hanya diperlukan untuk mengesahkan keputusan-keputusan yang telah dipersiapkan terlebih dulu, keputusan yang lebih bersifat politis. Serta pengesahan UU No. 14 tahun 1965 oleh presiden Soekarno tentang pokok-pokok perkoperasian (lembaran Negara No. 75 tahun 1965), yang didalamnya diterapkan prinsip Nasakom.
  • 14. Pengaturan zaman orde baru  UU No. 12 tahun 1967 tentang pokok-pokok perkoperasian  dilandasi oleh pemikiran dan kaidah ekonomi. Dengan berlakunya undang-undang ini yang didalamnya mengharuskan koperasi-koperasi melakukan penyesuaian dalam penertiban organisasi koperasi tersebut. Seiring dengan mulai dilaksanakanya REPELITA I, pertumbuhan koperasi mendapat dukungan pemerintah secara akomodatif serta terpenuhilah keinginan masyarakat, aktivis koperasi untuk memiliki landasan pokok untuk mengatur kegiatan perkoperasian yang sesuai dengan jiwa dan semangat pemerintah orde baru; berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
  • 15. Reformasi pengaturan koperasi di Indonesia  UU No. 25 tahun 1992 ini diterbitkan untuk menyesuaikan gerak langkah koperasi dengan perkembangan keadaan perekonomian pada secara umum.  Undang-undang ini dimaksudkan untuk memperjelas dan mempertegas jati diri, tujuan, kedudukan, peran, manajemen, keusahaan, dan permodalan koperasi serta pembinaan koperasi sehingga dapat lebih menjamin terwujudnya kehidupan koperasi sebagaimana diamanatkan UUD 1945. selain itu, UU No. 25 tahun 1992 juga memberi kesempatan bagi koperasi untuk memperkuat permodalan melalui pengerahan modal penyertaan baik dari anggota maupun bukan anggota.
  • 16. Syarat pendirian  Syarat mendirikan sebuah koperasi baik yang diatur dalam UU koperasi tahun 1992 maupun yang diatur dalam UU koperasi tahun 1967 sangat simpel, yaitu hanya memerlukan calon pendiri sebanyak minimal 20 orang, dari dua puluh orang tersebut kemudian semuanya dapat menjadi anggota, dan diantara mereka dapat dipilih menjadi anggota pengurus, maupun anggota pengawas.  Setelah terpenuhi jumlah anggota minimal dan kesemua anggota, maka proses selanjutnya adalah menuangkan kesepakatan bersama kedalam anggaran dasar yang berbentuk akta pendirian koperasi.
  • 17. Modal koperasi  merupakan sebuah organisasi swadaya yang mandiri yang didirikan menjadi sebuah wadah untuk berkumpul, bekerja sama dalam berusaha untuk meningkatkan kegiatan ekonomi para anggotanya. Jadi, organisasi koperasi merupakan suatu organisasi yang didirikan dengan tanpa modal karena koperasi merupakan salah satu dari organisasi perusahaan, yang didirikan untuk mengakumulasikan potensi keuangan (modal).
  • 18. Nama dan domisili  Ketentuan mengenai nama dan tempat kedudukan koperasi merupakan salah satu dari ketentuan minimal yang harus dicantumkan dalam AD koperasi. UU perkoperasian harus memberikan aturan yang jelas mengenai nama yang bagaimana yang dapat dipergunakan sebagai suatu koperasi, seperti yang diatur oleh ketentuan perundang-undangan terhadap nama yang dapat dipakai oleh sebuah perseroan terbatas, asal tidak bertentangan dengan hak atas kekayaan intelektual dan tidak melanggar kesusilaan dan ketertiban umum, termasuk ketentuan perundang-undangan.
  • 19. Jangka waktu berdiri  Jangka waktu berdirinya koperasi dapat ditetapkan terbatas dalam jangka waktu tertentu atau untuk jangka waktu yang tidak terbatas, sesuai dengan tujuan dan kehendak  para pendiri.
  • 20. Pengesahan akte pendirian  Di dalam akta pendirian atau anggaran dasar suatu koperasi yang dibuat (autentik) oleh dan ditandatangani dihadapan notaris harus dicantumkan nama-nama anggota atau orang-orang yang dipercayai atau ditunjuk untuk duduk dalam organisasi manajemen koperasi.
  • 21. Status badan hukum koperasi  Dengan mendapatkan status badan hukum maka sebuah badan usaha koperasi menjadi subjek hukum yang memiliki hak dan kewajiban, sehingga terhadap pihak ketiga apabila diperlukan dapat dengan jelas dan tegas mengetahui siapa yang dapat diminta bertanggung jawab atas jalannya usaha badan hukum koperasi tersebut.
  • 22. Anggaran dasar koperasi  Anggaran dasar dari suatu perkumpulan merupakan sebuah kumpulan dari aturan-aturan main yang dibuat oleh para pendiri perkumpulan itu; mengatur hubungan hukum dalam kehidupan perkumpulan itu baik secara eksternal maupun internal. Demikian juga anggaran dasar dari suatu badan usaha koperasi memuat semua ketentuan hukum yang berlaku bagi semua anggota koperasi tersebut.  pasal 7 ayat (1) UU No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian, yang menyatakan bahwa: “Pembentukan Koperasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 dilakukan dengan kata pendirian yang memuat Anggaran Dasar.”
  • 23. Unsur anggaran dasar  Menurut Pasal 8 UU No. 25 Tahun 1992 menyatakan bahwa Anggaran Dasar memuat sekurang-kurangnya  daftar nama pendiri;  nama dan tempat kedudukan ;  maksud dan tujuan serta bidang usaha;  ketentuan mengenai keanggotaan ;  ketentuan mengenai Rapat Anggota ;  ketentuan mengenai pengelolaan ;  ketentuan mengenai permodalan ;  ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya ;  ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha ;  ketentuan mengenai sanksi.
  • 24. Modal koperasi  Modal koperasi terdiri dari:  Modal dasar  Modal sendiri  Modal pinjaman.  Modal Penyertaan Berdasarkan SK menteri koperasi No. 145/menkop/1998, penanaman modal penyertaan dapat diperoleh dari pemerintah, dunia usaha dan badan usaha lainnya baik yang berkedudukan di dalam negeri maupun luar negeri, serta dari masyarakat umum. Untuk menawarkan atau mengundang para modal yang mau ikut memasukkan modal penyertaan ke dalam usaha koperasi, dapat dilakukan melalui media masa. Dari ketentuan inilah maka koperasi dapat menghimpun modal dari masyarakat luas di lingkungan sekitarnya, bahkan menarik modal dari luar negeri, baik secara manual konvensional maupun secara modern.
  • 25. Keanggotaan koperasi Dalam keanggotaan suatu Koperasi ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu: a)      Keanggotaan koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dalam lingkup usaha Koperasi; b)      Keanggotaan koperasi dapat diperoleh atau diakhiri sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar; c)      Keanggotaan koperasi dapat di pindahtangankan. d)     Setiap anggota mempunyai kewajiban dan hak yang sama terhadap koperasi.
  • 26. Kewajiban anggota Disamping prinsip – prinsip diatas, setiap anggota koperasi mempunyai hak dan kewajiban. Adapun yang menjadi hak dan kewajiban setiap anggota koperasi adalah Kewajiban 1.      Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan yang telah disepakati dalam Rapat Anggota; 2.      Berpartisipasi dalam kegiatan yang di selenggarakan oleh koperasi; 3.      Mengembangkan dan memelihara kebersamaan atas dasar kekeluargaaan.    
  • 27. Hak anggota 1.      Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan sesuatu dalam Rapat anggota; 2.      Memilih dan atau dipilih menjadi anggota pengurus atau pengawas; 3.      Meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan dalam ketentuan Anggaran Dasar; 4.      Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar Rapat Anggota, baik di minta maupun tidak di minta; 5.      Memanfaatkan Koperasi dan mendapatkan pelayanan yang sama antara sesame anggota; 6.      Mendapat keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar.
  • 28.
  • 29. Mekanisme pembubaran Mekanisme Pembubaran koperasi berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian diatur di dalam BAB XIII tentang Pembubaran, Penyelesaian, dan Hapusnya Status Badan Hukum. Berdasarkan pasal 102 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012, pembubaran koperasi dapat dilakukan berdasarkan : a.         Keputusan Rapat Anggota; b.        Jangka waktu berdirinya telah berakhir;dan/atau; c.         Keputusan Menteri.  
  • 30. Bubarnya koperasi  Apabila seluruh prosedur telah dilaksanakan, maka Pejabat yang berwenang, baru dapat membubarkan Koperasi, baik yang atas permintaan sendiri maupun yang atas kehendak- Pejabat. Untuk bubarnya Koperasi maka Pejabat yang berwenang mengeluarkan Surat Keputusan Pembubaran. Surat Keputusan Pembubaran tersebut harus dicatat dalam daftar Umum di tempat Koperasi yang bersangkutan terdaftar. Karena koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, maka akibatnya banyak pihak yang tersangkut di dalam pembinaan Koperasi, dan banyak pula pihak yang berkepentingan untuk mengetahui pembubaran Koperasi yang bersangkutan, untuk itu pihak-pihak tersebut harus pula menerima tembusan pembubaran tersebut.
  • 31. Bubarnya koperasi  Pada saat semua prosedur pembubaran koperasi sudah dilaksanakan, Pemerintah mengumumkan pembubaran Koperasi dalam Berita Negara Republik Indonesia, dan status badan hukum Koperasi hapus sejak tanggal pengumuman pembubaran Koperasi tersebut dalam Berita Negara Republik Indonesia.