SlideShare a Scribd company logo
1 of 57
KONSEP KESEHATAN
REPRODUKSI
Asih Dwi Astuti., SST.,
M.Kes
• Menurut BKKBN ( 2001 ), definisi kesehatan reproduksi
adalah kesehatan secara fisik, mental, dan kesejahteraan
sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan
dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi dan
bukan hanya kondisi yang bebas dari pentyakit dan
kecatatan.
Definisi Kesehatan
Reproduksi
• Menurut ICPD ( 1994 ) kesehatan reproduksi adalah sebagai hasil
akhir keadaan sehat sejahtera secara fisik, mental, dan sosial dan
tidak hanya bebas dari penyakit atau kecatatan dalam segala hal
yang terkait dengan sistem, fungsi serta proses reproduksi.
• Menurut WHO kesehatan reproduksi adalah suatu
keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh
bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam
segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi, dan prosesnya
Depkes RI( 2000)
kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara
menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental dan sosial yang berkaitan
dengan alat, fungs serta proses reproduksi. Pemikiran kesehatan
reproduksi bukanlah sekedar yang bebas dari penyakit, melainkan
bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman
dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah.
Tujuan Kesehatan
Reproduksi
Tujuan secara umum :
1. Memberikan pelayanan Kespro yang komprehensif terhadap perempuan
termasuk kehidupan seksual & hak – hak reproduksi perempuan
2. Meningkatkan kesehatan reproduksi dan kemandirian perempuan
dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya, yg pada akhirnya dpt
membawa pada peningkatan kualitas hidupnya
Tujuan khusus ??
1. Meningkatkan kemandirian wanita dalam memutuskan peran & fungsi
reproduksinya
2. Meningkatkan hak dan tanggung jawab sosial wanita dlm menentukan
kapan hamil, jumlah dan jarak kehamilannya
3. Meningkatkan peran dan tanggung jawab sosial proa terhadap akibat
dari perilaku seksual dan fertilitasnya terhadap kesehatan dan
kesejahteraan pasangan an anak – anaknya
4. Memberikan dukungan kepada wanita agar dapat membuat keputusan
sendiri yang berkaitan dengan proses reproduksinya. Dukungan berupa
pengadaan informasi dan pelayanan yang memenuhi kebutuhan wanita
dalam mencapai kesehatan reproduksi secara optimal.
Sasaran kesehatan reproduksi
Sasaran utama berupa laki – laki dan perempuan usia subur, remaja putra dan
putri yg belum menikah dan kelompok resiko ( pekerja sex, masyarakat yang
termasuk pra sejahtera).
Sedangkan Sasaran antaranya adalah petugas kesehatan & pemebri layanan
yang berbasis masyarakat.
Faktor – faktor yang mempengaruhi
kespro
Faktor sosial- ekonomi & demografi
Faktor ekonomi bisa berupa : kemiskinan, pendidikan yang rendah,
ketidaktahuan ttg perkembangan seksual dan proses reproduksi,
usia pertama melakukan hubungan seksual, usia pertama
menikah, usia pertama hamil.
Faktor budaya dan lingkungan
Mencangkup pandangan agama, status perempuan, ketidaksetaraan
gender, lingkungan tempat tinggal dan bersosalisasi, persepsi
masyarakat ttg fungsi, hak dan tanggung jawab reproduksi
individual , serta dukungan atau komitmen politik , praktik
tradisional yg berdampak buruk pada kespro, kepercayaan banyak
anak banyak rezeki, informasi ttg kespro yang membingungkan
satu sama lain, dll.
Faktor psikologis
Misalnya rasa rendah diri wanita terhadap laki – laki yang
membeli kebebasannya secara materi, tekanan teman
sebaya, tindak kekerasan di rumah atau llingkungan
terdekat dan ketidakharmonisan orang tua.
Faktor biologis
Meliputi keadaan gizi kronis, anemia, kelainan
bawaan organ reproduksi, radang panggul atau
adanya keganasan pada alat reproduksi, cacat
pada saluran reproduksi pasca PMS, dll
Pendekatan siklus kehidupan
pada perempuan
Masa konsepsi
Perlakuan yang sama pada bayi laki – laki dan
perempuan , pelayanan ANC yang adekuat,
persalinan aman, dan nifas serta pelayanan BBL.
Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini :
pengutamaan jenis keamin, BLR, malnutrisi, ddl
Masa bayi dan anak
Yang harus diperhatikan pada masa ini adalah pemberian IMD, Asi
Eksklusif dan penyapihan yang layak, pemantauan tumbang anak,
pemebrian makanan dengan gizi seimbang, pemberian imunisasi,
manajeman terpadu balita sakit, pencegahan dan penanggulangan
kekerasan, pemberian pendidikan dan kesempatan yang sama pada
anak laki – laki dan perempuan
Masalah yang mungkin terjadi : pengutamaan jenis kelamin laki – laki
lebih diutamakan, sunat perempuan, gizi buruk, BBLR, dan penyakit
lain yang bisa ditimbul
Pendekatan yang dilakukan : pendidikan kesehatan, kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan primer, imunisasi, pelayanan ANC
persalinan, post natal, menyusui dan pemberian suplemen
Masa remaja
Pendekatan yang bisa dilakukan : pemberian gizi seimbang, informasi tth
kespro, pencegahan kekerasan, pencegahan terhadap napza,
perkawinan pada usia yang wajar, pendidikan, peningkatan penghargaan
diri
Pendekatan yang dilakukan : konseling ttg perubahan hukum/ sosial,
pendidikan kesehatan, deteksi, pencegahan pengobatan, kontrasepsi
yang sesuai, pemberian suplemen, pendidikan dalam keluarga
Usia subur
Masalah yang mungkin ditemukan : kesakitan dan kematian ibu yang
disebabkan kondisi malnutrisi, anemia, kemandulan, pelecehan
seksual, komplikasi abortus, IMS/HIV/AIDS dan pengaturan
kesehatan
Pendekatan yang dilakukan: pendidikan kesehatan, pemberian
suplemen, pencegahan primer infertilitas, deteksi dini kanker
payudara, kanker serviks, pencegahan aborsi tdk aman, penggunaan
KB, pendidikan ttg perilaku seksual yang bertanggungjawab,
pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan ANC, persalinan, post
natal, pelayanan kegawatdaruratan, imunisasi dan informasi lain
yang mendukung kesehatan perempuan.
Usia lanjut
Usia setelah mencapai 60 tahun
Masalah yang mungkin terjadi : masalah meno/andro-pause
dan timbulnya penyakit degeneratif, termasuk rabun,
gangguan mobilitas, osteoporisis, deteksi dini kanker rahim
dan kanker payudara, kanker saluran reproduksi
Pendekatan yang dilakukan : pengaturan pola makan yang
benar, minum suplemen yang dibutuhkan, dan olah raga
ringan.
Ruang Lingkup Kespro
1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2. Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran
reproduksi termasuk PMS-HIV/AIDS.
3. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi
4. Kesehatan reproduksi remaja
5. Pencegahan dan penanganan infertile
6. Kanker pada usia lanjut
7. Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya
kanker servik, mutilasi genital, fistula, dll.
Hak - Hak Reproduksi
Konferensi internasional kependudukan dan pembangunan,
disepakati hal-hal reproduksi yang bertujuan untuk mewujudkan
kesehatan bagi individu secara utuh, baik kesehatan rohani dan
jasmani, meliputi :
1) Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi
2) Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi
3) Hak kebebasan berfikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi
4) Hak dilindungi dan kematian karena kehamilan
5) Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kehamilan
6) Hak atas kebebasan dan keamanan yang berkaitan dengan
kehidupan reproduksinya
7. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk
termasuk perlindungan dari pelecehan, perkosaan,
kekerasan, penyiksaan seksual
8. Hak mendapatkan manfaat kemajuan ilmu penetahuan
yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
9. Hak atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya
10. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga
11. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam
berkeluarga dan kehidupan kesehatan reproduksi
12. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam
politik yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
Menurut BKKBN tahun 2000, kebijakan teknis
operasional di Indonesia untuk mewujdkan
pemenuhan hak-hak reproduksi :
a) Promosi hak-hak kesehatan reproduksi
b) Advokasi hak-hak kesehatan reproduksi
c) KIE hak-hak kesehatan reproduksi
d) System pelayanan hak-hak reproduksi
Pilar Utama Kesehatan Reproduksi
Menurut ICPD ( 1994 )
Ada 4 yaitu :
1. Women Health
2. Infant and Child Health
3. Prevention and Treatment of STDs
4. Fertility Regulation
• Kesehatan reproduksi ibu dan bayi baru lahir meliputi
perkembangan berbagai organ reproduksi mulai dari
sejak dalam kandungan, bayi, remaja, wanita usia
subur, klimakterium, menopause, hingga meninggal.
• Kondisi kesehatan seorang ibu hamil mempengaruhi
kondisi bayi yang dilahirkannya, termasuk didalamnya
kondisi kesehatan organ-organ reproduksi bayinya.
• Permasalahan kesehatan reproduksi remaja termasuk
pada saat pertama anak perempuan mengalami haid
atau menarche yang bisa berisiko timbulnya anemia
• perilaku seksual yang mana bila kurang pengetahuan
dapat tertular penyakit hubungan seksual, termasuk
HIV/AIDS.
• Ramaja yang menginjak masa dewasa bila kurang
pengetahuan dapat mengakibatkan risiko kehamilan
usia muda yang mana mempunyai risiko terhadap
kesehatan ibu hamil dan janinya.
• Pelayanan Kesehatan Rreproduksi Esensial (
PKRE ) oleh Depkes RI yaitu :
1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2. Keluarga berencana
3. Kesehatan reproduksi remaja
4. Pencegahan dan penanganan infeksi saluran
reproduksi, termasuk HIV/AIDS
• Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif (
PKRK ) terdiri dari
1. Pelayanan pada PKRE
2. Kesehatan reproduksi pada usia lanjut.
1.
Kesehata
n Ibu dan
Anak 2.
Keluarga
Berencan
a
3. Pencegahan dan
Penanggulangan
IMS termasuk
HIV/AIDS
4.
Kesehatan
Reproduksi
Remaja
5.
Reproduksi
Usia Lanjut
6.
Pemberdayaan
Perempuan
Situasi kesehatan reproduksi di
Indonesia
1. Kesehatan Ibu dan Anak
1. Kesehatan Ibu dan Anak
Kebijakan Kesehatan Ibu dan Anak :
1. Setiap ibu menjalani kehamilan dan
persalinan dengan sehat dan selamat
serta bayi lahir sehat
2. Setiap anak hidup sehat, tumbuh dan
berkembang secara optima
Strategi Kesehatan ibu dan anak
1. Pemberdayaan perempuan,suami dan keluarga
:
a. Peningkatan pengetahuan tentang tanda bahaya
kehamilan, persalinan, nifas bayi dan balita
(health seeking care)
b. Penggunaan buku KIA
c. Konsep SIAGA (siap, Antar,Jaga)
d. Penyediaan dana, transportasi, donor darah untuk
keadaan darurat
e. Peningkatan penggunaan ASI eksklusif
2. Pemberdayaan Masyarakat
3. Kerjasama lintas sektor, mitra lain
termasuk pemerintah daerah dan
lembaga legislatif :
a. Advokasi dan sosialisasi ke semua
stakeholders
b. Mendorong adanya komitmen, dukungan,
peraturan, dan kontribusi pembiayaan dari
berbagai pihak terkait.
c. Peningkatan keterlibatan LSM, organisasi
profesi, swasta, dan sebagainya.
4. Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan
kesehatan ibu dan anak secara terpadu dengan
komponen KR lain :
a. Pelayanan antenatal
b. Pertolongan persalinan, pelayanan nifas dan
neonatal esensial.
c. Penanganan kegawatdaruratan obstetrik dan
neonatal
d. Pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan
penanganan komplikasi pascakeguguran
e. Manajemen terpadu Bayi Muda dan Balita sakit
f. Pembinaan tumbuh kembang anak
g. Peningkatan keterampilan tenaga kesehatan dan
pemenuhan kelengkapan sarananya
h. Mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas pelayanan
Buku KIA
Stiker P4K
2. Keluarga Berencana
1. Memaksimalkan akses dan kualitas pelayaan KB
2. Mengintegrasikan pelayanan Keluarga Berencana
dengan pelayanan lain dalam komponen kesehatan
reproduksi
3. Jaminan pelayanan KB bagi orang miskin
4. Terlaksananya mekanisme operasional pelayanan
5. Meningkatnya peran serta LSM, swasta dan
organisasi profesi
6. Tersedianya informasi tentang program KB bagi
remaja
7. Terjadinya pemanfaatan data untuk pelayanan
Kebijakan Keluarga Berencana :
Strategi Keluarga Berencana
1. Prinsip integrasi artinya dalam pelaksanaanya
tidak hanya bernuansa demografis tapi juga
mengarah pada upaya meningkatkan kesehatan
reproduksi yang dalam pelaksanaanya harus
memperhatikan hak-hak reproduksi serta
kesetaraan dan keadilan gender
2. Prinsip Desentralisasi, kebijakan pelayanan
program keluarga berencana perlu
menyesuaikan dengan perubahan lingkungan
institusi daerah dengan UU No. 22 tahun 1999
dan PP No. 25 tahun 2000
3. Prinsip pemberdayaan, dengan ditingkatkannya
kualitas kepemimpinan dan kapasitas pengelola
dan pelaksana program nasioanal KB dengan
memberdayakan institusi masyarakat, keluarga
dan individu dalam rangka meningkatkan
kemandirian.
4. Prinsip kemitraan, meliputi koordinasi dalam
rangka kemitraan yang tulus dan setara serta
meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dan
kerjasama internasional
5. Prinsip segmentasi sasaran, meliputi keberpihakan
pada keluarga rentan, perhatian khusus pada
segmen tertentu berdasarkan ciri-ciri
demografis, sosial, budaya dan ekonomi dan
keseimbangan dalam memfokuskan partisipasi dan
pelayanan menurut gender
3. Pencegahan dan Penanggulangan
IMS termasuk HIV/AIDS
Kebijakan Pencegahan dan Penanggulangan IMS
termasuk HIV/AIDS
1. Penanggulan dilaksanakan dengan memutuskan
mata rantai penularan yang terjadi melalui
hubungan seks yang tidak terlindungi,
penggunaan jarum suntik tidak steril pada
pengguna Napza suntik, penularan dari ibu yang
hamil dengan HIV (+) ke anak/bayi
2. Kerjasama lintas sektoral dengan melibatkan
organisasi profesi, masyarakat bisnis, LSM,
organisasi berbasis masyarakat, pemuka agama,
keluarga dan para Orang Dengan HIV/AIDS
(ODHA)
3. Setiap orang mempunyai hak untuk memperoleh
informasi yang benar tentang HIV/AIDS
4. Setiap ODHA dilindungi kerahasiaannya
5. Kesetaraan gender dalam pelaksanaan penanggulangan
HIV/AIDS
6. Adanya hak memperoleh pelayananan pengobatan
perawatan dan dukungan tanpa diskriminasi bagi
ODHA
7. Pemerintah berkewajiban memberi kemudahan untuk
pelayanan pengobatan, perawatan dan dukungan
terhadap ODHA dan mengintegrasikan ke dalam
sistem kesehatan yang telah tersedia.
8. Prosedur untuk diagnosis HIV harus dilakukan
dengan sukarela dan didahului dengan memberikan
informasi yang benar, pre dan post test konseling.
9. Setiap darah yang ditransfusikan, serta produk
darah dan jaringan transplan harus bebas dari HIV
Strategi Pencegahan dan penanggulangan IMS
termasuk HIV/AIDS
1. Pelaksanaan mengikuti azas-azas desentrasasi
sedangkan pemerintah pusat hanya menetapkan
kebijakan nasional
2. Koordinasi dan penggerakan di bentuk KPA di pusat
dan di daerah/kabupaten/kota, pelaksanaan Program
melalui jejaring (networking) yang sudah dibentuk di
masing-masing sektor terkait
3. Surveilans dilakukan melalui laporan kasus AIDS,
surveilans HIV dan surveilans IMS
4. Setiap prosedur kodekteran tetap memperhatikan
universalprecaution atau kewaspadaan universal.
5. Melengkapi PP-UU menjamin perlindungan ODHA
6. Pembiayaan pencegahan dan
penanggulangan IMS termasuk HIV/AIDS
terutama akan menggunakan sumber-
sumber dalam negri. Pemerintah,
mengupayakan Bantuan Luar Negeri.
7. Melakukan monitoring dan evaluasi
program dilakukan berkala, terintegrasi
dengan menggunakan indikator-indikator
pencapaian dalam periode tahunan maupun
lima tahuanan.
4. Kesehatan Reproduksi Remaja
1. Pemerintah, masyarakat termasuk remaja wajib
menciptakan lingkungan yang kondusif agar remaja
dapat berprilaku hidup sehat untuk menjamin
kesehatan reproduksinya
2. Setiap remaja mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi remaja
yang berkualitas termasuk pelayanan informasi dengan
memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender
3. Upaya kesehatan reproduksi remaja harus memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya untuk mendukung
peningkatan derajat kesehatan remaja dengan disertai
upaya pendidikan kesehatan reproduksi yang seimbang
Kebijakan Kesehatan Reproduksi Remaja
4. Upaya pendidikan kesehatan reproduksi remaja
dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal
maupun nonformal, dengan memberdayakan para
tenaga pendidik dan pengelola pendidikan pada
sistem pendidikan yang ada
5. Upaya kesehatan remaja harus dilaksanakan
secara terkoordinasi dan berkesinambungan
melalui prinsip kemitraan dengan pihak-pihak
terkait serta harus mampu membangkitkan dan
mendorong keterlibatan dan kemandirian
remaja.
Strategi Kesehatan Reproduksi Remaja
1. Pembinaan kesehatan reproduksi remaja
disesuaikan dengan kebutuhan proses tumbuh
kembang remaja dengan menekankan pada
upaya promotif dan preventif yaitu penundaan
usia perkawinan muda dan pencegahan seks
pranikah
2. Pelaksanaan pembinaan kesehatan reproduksi
remaja dilakukan terpadu lintas program dan
lintas sektor dengan melibatkan sektor swasta
serta LSM, yang disesuaikan dengan peran dan
kompetensi masing-masing sektor sebagaimana
yang telah dirumuskan di dalam Pokja Nasional
Komisi Kesehatan Reproduksi
3. Pembinaan kesehatan reproduksi remaja
dilakukan melalui pola intervensi di sekolah
mencakup sekolah formal dan non formal dan
di luar sekolah dengan memakai pendekatan
“pendidik sebaya” atau peer conselor
4. Pemberian pelayanan kesehatan reproduksi
remaja melalui penerapan Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja (PKPR) atau pendekatan
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Integratif di
tingkat pelayanan dasar yang bercirikan “peduli
remaja” dengan melibatkan remaja dalam
kegiatan secara penuh.
5. Pelaksanaan pendidikan kesehatan reproduksi
remaja melalui integrasi materi KRR ke dalam
mata pelajaran yang relevan dan mengembangkan
kegiatan ekstrakurikuler seperti : bimbingan dan
konseling, Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat
(PKHS) dan Usaha Kesehatan Sekolah.
6. Pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi
remaja bagi remaja di luar sekolah dapat
diterapkan melalui berbagai kelompok remaja
yang ada di masyarakat seperti karang taruna,
Saka Bhakti Husada (SBH), kelompok anak
jalanan di rumah singgah, kelompok remaja
mesjid/gereja, kelompok Bina Keluarga Remaja
1. Pembinaan KRR meliputi remaja awal, remaja
tengah, remaja akhir
2. Pembinaan KRR dilaksanakan terpadu lintas
program dan lintas sektoral
3. Pembinaan KRR dilaksanakan melalui jaringan
pelayanan upaya kesehatan dasar dan rujukannya
4. Pembinaan KRR dilakukan pada 4 daerah
tangkapan, yaitu rumah, sekolah, masyarakat,
dan semua pelayanan kesehatan
5. Peningkatan peran serta orang tua, unsur
potensial keluarga, serta remaja sendiri.
Kebijakan Depkes dalam Kesehatan
Reproduksi Remaja :
5. Reproduksi Usia Lanjut
1. Meningkatkan dan memperkuat peran keluarga dan
masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
reproduksi usia lanjut dan menjalin kemitraan
dengan LSM, dunia usaha secara berkesinambungan.
2. Meningkatkan koordinasi dan integrasi dengan
LP/LS di pusat maupun daerah yang mendukung
upaya kesehatan reproduksi usia lanjut
3. Membangun serta mengembangkan sistem jaminan
dan bantuan sosial agar usia lanjut dapat mengakses
pelayanan kesehatan reproduksi
4. Meningkatkan dan memantapkan peran kelembagaan
dalam kesehatan reproduksi yang mendukung
peningkatan kualitas hidup usia lanjut
Kebijakan Kesehatan Reproduksi Usia
Lanjut
Strategi Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut
1. Melakukan advokasi, sosialisasi untuk
membangun kemitraan dalam upaya kesehatan
reproduksi usia lanjut baik di pusat, provinsi
dan kabupaten/kota.
2. Memantapkan kemitraan dan jejaring kerja
dengan LP/LS, LSM dan dunia usaha untuk
dapat meningkatkan upaya kesehatan
reproduksi usia lanjut yang optimal
3. Mendorong dan menumbuhkankembangkan
partisipasi dan peran serta keluarga dan
masyarakat dalam pelayanan kesehatan
reproduksi usia lanjut dalam bentuk pendataan,
mobilisasi sasaran dan pemanfaatan pelayanan
4. Peningkatan profesionalisme dan kinerja tenaga
serta penerapan kendali mutu pelayanan melalui
pendidikan/pelatihan, pengembangan standar
pelayanan dll.
5. Membangun sistem pelayanan kesehatan
reproduksi usia lanjut melalui pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan serta melakukan
pelayanan pro aktif dengan mendekatkan
pelayanan kepada sasaran.
6. Melakukan survei/penelitian untuk mengetahui
permasalahan kesehatan reproduksi usia lanjut.
6. Pemberdayaan
Perempuan
Kebijakan Pemberdayaan Perempuan
1) Peningkatan kualitas hidup perempuan
2) Pengarusutamaan gender
3) Penguatan kelembagaan
pemberdayaan perempuan
Strategi pemberdayaan
perempuan
1. Peningkatan pendidikan perempuan dan
penghapusan buta huruf perempuan
2. Peningkatan peran serta suami dan masyarakat
dalam kesehatan reproduksi
3. Peningkatan akses perempuan terhadap
perekonomian dan peringanan beban ekonomi
keluarga
4. Perlindungan perempuan dan peningkatan hak
azasi perempuan
5. Peningkatan penanganan masalah sosial dan
lingkungan perempuan
6. Penyadaran dalam masyarakat
7. Pengembangan sistem informasi gender
8. Penyebarluasan pengarusutamaan gender
di semua tingkat pemerintah
9. Pembaharuan dan pengembangan hukum
dan peraturan perundang-undangan yang
sensitif gender dan memberikan
perlindungan terhadap perempuan.
10. Penghapusan kekerasan terhadap
perempuan dengan Zero Tolerance Policy
12. Pengembangan sistem penghargaan
KONSEP KESPRO

More Related Content

What's hot

Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsiAsuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsiRetnoWulan32
 
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Operator Warnet Vast Raha
 
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanPartograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanDokter Tekno
 
Standard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanStandard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanJoni Iswanto
 
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan KebidananPengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidananpjj_kemenkes
 
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupanKesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupansyarifah irmadani
 
Lembar balik kesehatan reproduksi dan seksial bagi calon pengantin
Lembar balik kesehatan reproduksi dan seksial bagi calon pengantinLembar balik kesehatan reproduksi dan seksial bagi calon pengantin
Lembar balik kesehatan reproduksi dan seksial bagi calon pengantinDokter Tekno
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidananshona2493
 
Ruang lingkup program keluarga berencana,ppt
Ruang lingkup program keluarga berencana,pptRuang lingkup program keluarga berencana,ppt
Ruang lingkup program keluarga berencana,pptmartaagustinasirait
 
SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...
SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...
SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...nor rahmah
 
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidananLegislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidananfebriok
 
Konsep kebidanan komunitas
Konsep kebidanan komunitasKonsep kebidanan komunitas
Konsep kebidanan komunitasyessipriskila
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) Kristyawan Sutriyanto
 
pencatatan dan pelaporan dalam kesehatan masyarakat
pencatatan dan pelaporan dalam kesehatan masyarakatpencatatan dan pelaporan dalam kesehatan masyarakat
pencatatan dan pelaporan dalam kesehatan masyarakatHenni Yunira Yunirani
 
KESEHATAN WANITA USIA SUBUR
KESEHATAN WANITA USIA SUBURKESEHATAN WANITA USIA SUBUR
KESEHATAN WANITA USIA SUBURAnnisa Nabila
 

What's hot (20)

Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsiAsuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
 
Kesehatan Ibu dan Anak
Kesehatan Ibu dan AnakKesehatan Ibu dan Anak
Kesehatan Ibu dan Anak
 
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
 
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanPartograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
 
ASPEK SOSIAL BUDAYA KEHAMILAN
ASPEK SOSIAL BUDAYA KEHAMILANASPEK SOSIAL BUDAYA KEHAMILAN
ASPEK SOSIAL BUDAYA KEHAMILAN
 
Standard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanStandard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidan
 
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan KebidananPengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
 
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupanKesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
Kesehatan wanita-sepanjang-siklus-kehidupan
 
Lembar balik kesehatan reproduksi dan seksial bagi calon pengantin
Lembar balik kesehatan reproduksi dan seksial bagi calon pengantinLembar balik kesehatan reproduksi dan seksial bagi calon pengantin
Lembar balik kesehatan reproduksi dan seksial bagi calon pengantin
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
 
Ruang lingkup program keluarga berencana,ppt
Ruang lingkup program keluarga berencana,pptRuang lingkup program keluarga berencana,ppt
Ruang lingkup program keluarga berencana,ppt
 
SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...
SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...
SIKLUS KESEHATAN WANITA, KONSEPSI, BAYI DAN ANAK, REMAJA, DEWASA DAN USIA LA...
 
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidananLegislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
 
Konsep kebidanan komunitas
Konsep kebidanan komunitasKonsep kebidanan komunitas
Konsep kebidanan komunitas
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
 
pencatatan dan pelaporan dalam kesehatan masyarakat
pencatatan dan pelaporan dalam kesehatan masyarakatpencatatan dan pelaporan dalam kesehatan masyarakat
pencatatan dan pelaporan dalam kesehatan masyarakat
 
KESEHATAN WANITA USIA SUBUR
KESEHATAN WANITA USIA SUBURKESEHATAN WANITA USIA SUBUR
KESEHATAN WANITA USIA SUBUR
 
Persiapan persalinan
Persiapan persalinanPersiapan persalinan
Persiapan persalinan
 
4. program kespro (1)
4. program kespro (1)4. program kespro (1)
4. program kespro (1)
 
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulanaskeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
 

Similar to KONSEP KESPRO

1. konsep kesehatan reproduksi
1. konsep kesehatan reproduksi1. konsep kesehatan reproduksi
1. konsep kesehatan reproduksiKiky- Agustina
 
1. konsep kesehatan reproduksi
1. konsep kesehatan reproduksi1. konsep kesehatan reproduksi
1. konsep kesehatan reproduksiRizky Agustina
 
182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt
182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt
182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-pptAas Mariah
 
Materi HKSR Difable_Diskusi PPRBM.pptx
Materi HKSR Difable_Diskusi PPRBM.pptxMateri HKSR Difable_Diskusi PPRBM.pptx
Materi HKSR Difable_Diskusi PPRBM.pptxNoviati2
 
KONSEP KESPRO.pdf
KONSEP KESPRO.pdfKONSEP KESPRO.pdf
KONSEP KESPRO.pdfyunirifdah
 
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI.pptxKONSEP KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI.pptxDiandr
 
Kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksiKesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksirandi_nawar
 
Siklus Wanita.pptx
Siklus Wanita.pptxSiklus Wanita.pptx
Siklus Wanita.pptxDiandr
 
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdf
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdfPertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdf
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdfEka Safitri
 
UNDIP Kespro_181121.pptx
UNDIP Kespro_181121.pptxUNDIP Kespro_181121.pptx
UNDIP Kespro_181121.pptxfaridagushybana
 
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaKonsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaLinda Meliati
 
Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Remaja
Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi RemajaKesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Remaja
Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi RemajaI Putu Cahya Legawa
 
SY-KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB.pptx
SY-KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB.pptxSY-KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB.pptx
SY-KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB.pptxGabbyRachedia
 
kelompok 2 kespro.pptx
kelompok 2 kespro.pptxkelompok 2 kespro.pptx
kelompok 2 kespro.pptxRisma94
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxHikmaLavigne
 
Masalah kespro remaja
Masalah kespro remajaMasalah kespro remaja
Masalah kespro remajayusria izza
 
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi pjj_kemenkes
 

Similar to KONSEP KESPRO (20)

Kedkomunitas juliandi
Kedkomunitas juliandiKedkomunitas juliandi
Kedkomunitas juliandi
 
1. konsep kesehatan reproduksi
1. konsep kesehatan reproduksi1. konsep kesehatan reproduksi
1. konsep kesehatan reproduksi
 
1. konsep kesehatan reproduksi
1. konsep kesehatan reproduksi1. konsep kesehatan reproduksi
1. konsep kesehatan reproduksi
 
182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt
182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt
182927836 1-konsep-kesehatan-reproduksi-ppt
 
Kespro 1
Kespro 1Kespro 1
Kespro 1
 
Materi HKSR Difable_Diskusi PPRBM.pptx
Materi HKSR Difable_Diskusi PPRBM.pptxMateri HKSR Difable_Diskusi PPRBM.pptx
Materi HKSR Difable_Diskusi PPRBM.pptx
 
KONSEP KESPRO.pdf
KONSEP KESPRO.pdfKONSEP KESPRO.pdf
KONSEP KESPRO.pdf
 
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI.pptxKONSEP KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
 
Kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksiKesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksi
 
Siklus Wanita.pptx
Siklus Wanita.pptxSiklus Wanita.pptx
Siklus Wanita.pptx
 
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdf
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdfPertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdf
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdf
 
ppt kes remaja.pptx
ppt kes remaja.pptxppt kes remaja.pptx
ppt kes remaja.pptx
 
UNDIP Kespro_181121.pptx
UNDIP Kespro_181121.pptxUNDIP Kespro_181121.pptx
UNDIP Kespro_181121.pptx
 
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaKonsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
 
Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Remaja
Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi RemajaKesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Remaja
Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Remaja
 
SY-KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB.pptx
SY-KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB.pptxSY-KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB.pptx
SY-KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB.pptx
 
kelompok 2 kespro.pptx
kelompok 2 kespro.pptxkelompok 2 kespro.pptx
kelompok 2 kespro.pptx
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
Masalah kespro remaja
Masalah kespro remajaMasalah kespro remaja
Masalah kespro remaja
 
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi
 

More from Asih Astuti

Standar prasyarat minimal & standar penampilan minimal
Standar prasyarat minimal & standar penampilan minimalStandar prasyarat minimal & standar penampilan minimal
Standar prasyarat minimal & standar penampilan minimalAsih Astuti
 
Pertumbuhan & perkembangan hasil konsepsi
Pertumbuhan & perkembangan hasil konsepsiPertumbuhan & perkembangan hasil konsepsi
Pertumbuhan & perkembangan hasil konsepsiAsih Astuti
 
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidananKonsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidananAsih Astuti
 
Adaptasi BBL di luar uterus
Adaptasi BBL di luar uterus Adaptasi BBL di luar uterus
Adaptasi BBL di luar uterus Asih Astuti
 
Bayi baru lahir normal
Bayi baru lahir normalBayi baru lahir normal
Bayi baru lahir normalAsih Astuti
 
Ruang lingkup asuhan neonatus, bayi & balita
Ruang lingkup asuhan neonatus, bayi & balitaRuang lingkup asuhan neonatus, bayi & balita
Ruang lingkup asuhan neonatus, bayi & balitaAsih Astuti
 
Tanda & gejala kehamilan
Tanda & gejala kehamilanTanda & gejala kehamilan
Tanda & gejala kehamilanAsih Astuti
 
Keterampilan membina Hubungan Baik
Keterampilan membina Hubungan BaikKeterampilan membina Hubungan Baik
Keterampilan membina Hubungan BaikAsih Astuti
 
Sistem penghargaan bidan Prodi Kebidanan STIKES Maluku Husada
Sistem penghargaan bidan Prodi Kebidanan STIKES Maluku HusadaSistem penghargaan bidan Prodi Kebidanan STIKES Maluku Husada
Sistem penghargaan bidan Prodi Kebidanan STIKES Maluku HusadaAsih Astuti
 
Perdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilanPerdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilanAsih Astuti
 
Tanda bahaya kehamilan
Tanda bahaya kehamilanTanda bahaya kehamilan
Tanda bahaya kehamilanAsih Astuti
 
Penyakit Menular Seksual
Penyakit Menular Seksual Penyakit Menular Seksual
Penyakit Menular Seksual Asih Astuti
 
Gangguan menstruasi dan perdarahan
Gangguan menstruasi dan perdarahanGangguan menstruasi dan perdarahan
Gangguan menstruasi dan perdarahanAsih Astuti
 
Program pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
Program pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksiProgram pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
Program pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksiAsih Astuti
 
Praktik Klinik kebidanan Komunitas AKBID Anugerah Bintan di Kelurahan Batu IX...
Praktik Klinik kebidanan Komunitas AKBID Anugerah Bintan di Kelurahan Batu IX...Praktik Klinik kebidanan Komunitas AKBID Anugerah Bintan di Kelurahan Batu IX...
Praktik Klinik kebidanan Komunitas AKBID Anugerah Bintan di Kelurahan Batu IX...Asih Astuti
 
Bayi baru lahir normal
Bayi baru lahir normalBayi baru lahir normal
Bayi baru lahir normalAsih Astuti
 
Asuhan primer pada bayi 6 minggu pertama
Asuhan primer pada bayi 6 minggu pertama  Asuhan primer pada bayi 6 minggu pertama
Asuhan primer pada bayi 6 minggu pertama Asih Astuti
 
Asuhan bayi usia 2 sampai 6 hari
Asuhan bayi usia 2 sampai 6 hariAsuhan bayi usia 2 sampai 6 hari
Asuhan bayi usia 2 sampai 6 hariAsih Astuti
 

More from Asih Astuti (20)

Standar prasyarat minimal & standar penampilan minimal
Standar prasyarat minimal & standar penampilan minimalStandar prasyarat minimal & standar penampilan minimal
Standar prasyarat minimal & standar penampilan minimal
 
Rawat gabung
Rawat gabungRawat gabung
Rawat gabung
 
Pertumbuhan & perkembangan hasil konsepsi
Pertumbuhan & perkembangan hasil konsepsiPertumbuhan & perkembangan hasil konsepsi
Pertumbuhan & perkembangan hasil konsepsi
 
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidananKonsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
 
Adaptasi BBL di luar uterus
Adaptasi BBL di luar uterus Adaptasi BBL di luar uterus
Adaptasi BBL di luar uterus
 
Bayi baru lahir normal
Bayi baru lahir normalBayi baru lahir normal
Bayi baru lahir normal
 
Ruang lingkup asuhan neonatus, bayi & balita
Ruang lingkup asuhan neonatus, bayi & balitaRuang lingkup asuhan neonatus, bayi & balita
Ruang lingkup asuhan neonatus, bayi & balita
 
Tanda & gejala kehamilan
Tanda & gejala kehamilanTanda & gejala kehamilan
Tanda & gejala kehamilan
 
Konsepsi
KonsepsiKonsepsi
Konsepsi
 
Keterampilan membina Hubungan Baik
Keterampilan membina Hubungan BaikKeterampilan membina Hubungan Baik
Keterampilan membina Hubungan Baik
 
Sistem penghargaan bidan Prodi Kebidanan STIKES Maluku Husada
Sistem penghargaan bidan Prodi Kebidanan STIKES Maluku HusadaSistem penghargaan bidan Prodi Kebidanan STIKES Maluku Husada
Sistem penghargaan bidan Prodi Kebidanan STIKES Maluku Husada
 
Perdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilanPerdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilan
 
Tanda bahaya kehamilan
Tanda bahaya kehamilanTanda bahaya kehamilan
Tanda bahaya kehamilan
 
Penyakit Menular Seksual
Penyakit Menular Seksual Penyakit Menular Seksual
Penyakit Menular Seksual
 
Gangguan menstruasi dan perdarahan
Gangguan menstruasi dan perdarahanGangguan menstruasi dan perdarahan
Gangguan menstruasi dan perdarahan
 
Program pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
Program pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksiProgram pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
Program pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
 
Praktik Klinik kebidanan Komunitas AKBID Anugerah Bintan di Kelurahan Batu IX...
Praktik Klinik kebidanan Komunitas AKBID Anugerah Bintan di Kelurahan Batu IX...Praktik Klinik kebidanan Komunitas AKBID Anugerah Bintan di Kelurahan Batu IX...
Praktik Klinik kebidanan Komunitas AKBID Anugerah Bintan di Kelurahan Batu IX...
 
Bayi baru lahir normal
Bayi baru lahir normalBayi baru lahir normal
Bayi baru lahir normal
 
Asuhan primer pada bayi 6 minggu pertama
Asuhan primer pada bayi 6 minggu pertama  Asuhan primer pada bayi 6 minggu pertama
Asuhan primer pada bayi 6 minggu pertama
 
Asuhan bayi usia 2 sampai 6 hari
Asuhan bayi usia 2 sampai 6 hariAsuhan bayi usia 2 sampai 6 hari
Asuhan bayi usia 2 sampai 6 hari
 

Recently uploaded

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 

Recently uploaded (20)

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 

KONSEP KESPRO

  • 2. • Menurut BKKBN ( 2001 ), definisi kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari pentyakit dan kecatatan. Definisi Kesehatan Reproduksi
  • 3. • Menurut ICPD ( 1994 ) kesehatan reproduksi adalah sebagai hasil akhir keadaan sehat sejahtera secara fisik, mental, dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kecatatan dalam segala hal yang terkait dengan sistem, fungsi serta proses reproduksi.
  • 4. • Menurut WHO kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi, dan prosesnya
  • 5. Depkes RI( 2000) kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental dan sosial yang berkaitan dengan alat, fungs serta proses reproduksi. Pemikiran kesehatan reproduksi bukanlah sekedar yang bebas dari penyakit, melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah.
  • 6. Tujuan Kesehatan Reproduksi Tujuan secara umum : 1. Memberikan pelayanan Kespro yang komprehensif terhadap perempuan termasuk kehidupan seksual & hak – hak reproduksi perempuan 2. Meningkatkan kesehatan reproduksi dan kemandirian perempuan dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya, yg pada akhirnya dpt membawa pada peningkatan kualitas hidupnya
  • 7. Tujuan khusus ?? 1. Meningkatkan kemandirian wanita dalam memutuskan peran & fungsi reproduksinya 2. Meningkatkan hak dan tanggung jawab sosial wanita dlm menentukan kapan hamil, jumlah dan jarak kehamilannya 3. Meningkatkan peran dan tanggung jawab sosial proa terhadap akibat dari perilaku seksual dan fertilitasnya terhadap kesehatan dan kesejahteraan pasangan an anak – anaknya 4. Memberikan dukungan kepada wanita agar dapat membuat keputusan sendiri yang berkaitan dengan proses reproduksinya. Dukungan berupa pengadaan informasi dan pelayanan yang memenuhi kebutuhan wanita dalam mencapai kesehatan reproduksi secara optimal.
  • 8. Sasaran kesehatan reproduksi Sasaran utama berupa laki – laki dan perempuan usia subur, remaja putra dan putri yg belum menikah dan kelompok resiko ( pekerja sex, masyarakat yang termasuk pra sejahtera). Sedangkan Sasaran antaranya adalah petugas kesehatan & pemebri layanan yang berbasis masyarakat.
  • 9. Faktor – faktor yang mempengaruhi kespro Faktor sosial- ekonomi & demografi Faktor ekonomi bisa berupa : kemiskinan, pendidikan yang rendah, ketidaktahuan ttg perkembangan seksual dan proses reproduksi, usia pertama melakukan hubungan seksual, usia pertama menikah, usia pertama hamil.
  • 10. Faktor budaya dan lingkungan Mencangkup pandangan agama, status perempuan, ketidaksetaraan gender, lingkungan tempat tinggal dan bersosalisasi, persepsi masyarakat ttg fungsi, hak dan tanggung jawab reproduksi individual , serta dukungan atau komitmen politik , praktik tradisional yg berdampak buruk pada kespro, kepercayaan banyak anak banyak rezeki, informasi ttg kespro yang membingungkan satu sama lain, dll.
  • 11. Faktor psikologis Misalnya rasa rendah diri wanita terhadap laki – laki yang membeli kebebasannya secara materi, tekanan teman sebaya, tindak kekerasan di rumah atau llingkungan terdekat dan ketidakharmonisan orang tua.
  • 12. Faktor biologis Meliputi keadaan gizi kronis, anemia, kelainan bawaan organ reproduksi, radang panggul atau adanya keganasan pada alat reproduksi, cacat pada saluran reproduksi pasca PMS, dll
  • 13. Pendekatan siklus kehidupan pada perempuan Masa konsepsi Perlakuan yang sama pada bayi laki – laki dan perempuan , pelayanan ANC yang adekuat, persalinan aman, dan nifas serta pelayanan BBL. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis keamin, BLR, malnutrisi, ddl
  • 14. Masa bayi dan anak Yang harus diperhatikan pada masa ini adalah pemberian IMD, Asi Eksklusif dan penyapihan yang layak, pemantauan tumbang anak, pemebrian makanan dengan gizi seimbang, pemberian imunisasi, manajeman terpadu balita sakit, pencegahan dan penanggulangan kekerasan, pemberian pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki – laki dan perempuan Masalah yang mungkin terjadi : pengutamaan jenis kelamin laki – laki lebih diutamakan, sunat perempuan, gizi buruk, BBLR, dan penyakit lain yang bisa ditimbul Pendekatan yang dilakukan : pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan primer, imunisasi, pelayanan ANC persalinan, post natal, menyusui dan pemberian suplemen
  • 15. Masa remaja Pendekatan yang bisa dilakukan : pemberian gizi seimbang, informasi tth kespro, pencegahan kekerasan, pencegahan terhadap napza, perkawinan pada usia yang wajar, pendidikan, peningkatan penghargaan diri Pendekatan yang dilakukan : konseling ttg perubahan hukum/ sosial, pendidikan kesehatan, deteksi, pencegahan pengobatan, kontrasepsi yang sesuai, pemberian suplemen, pendidikan dalam keluarga
  • 16. Usia subur Masalah yang mungkin ditemukan : kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan kondisi malnutrisi, anemia, kemandulan, pelecehan seksual, komplikasi abortus, IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesehatan Pendekatan yang dilakukan: pendidikan kesehatan, pemberian suplemen, pencegahan primer infertilitas, deteksi dini kanker payudara, kanker serviks, pencegahan aborsi tdk aman, penggunaan KB, pendidikan ttg perilaku seksual yang bertanggungjawab, pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan ANC, persalinan, post natal, pelayanan kegawatdaruratan, imunisasi dan informasi lain yang mendukung kesehatan perempuan.
  • 17. Usia lanjut Usia setelah mencapai 60 tahun Masalah yang mungkin terjadi : masalah meno/andro-pause dan timbulnya penyakit degeneratif, termasuk rabun, gangguan mobilitas, osteoporisis, deteksi dini kanker rahim dan kanker payudara, kanker saluran reproduksi Pendekatan yang dilakukan : pengaturan pola makan yang benar, minum suplemen yang dibutuhkan, dan olah raga ringan.
  • 18. Ruang Lingkup Kespro 1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir 2. Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi termasuk PMS-HIV/AIDS. 3. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi 4. Kesehatan reproduksi remaja 5. Pencegahan dan penanganan infertile 6. Kanker pada usia lanjut 7. Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker servik, mutilasi genital, fistula, dll.
  • 19. Hak - Hak Reproduksi Konferensi internasional kependudukan dan pembangunan, disepakati hal-hal reproduksi yang bertujuan untuk mewujudkan kesehatan bagi individu secara utuh, baik kesehatan rohani dan jasmani, meliputi : 1) Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi 2) Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi 3) Hak kebebasan berfikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi 4) Hak dilindungi dan kematian karena kehamilan 5) Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kehamilan 6) Hak atas kebebasan dan keamanan yang berkaitan dengan kehidupan reproduksinya
  • 20. 7. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan dari pelecehan, perkosaan, kekerasan, penyiksaan seksual 8. Hak mendapatkan manfaat kemajuan ilmu penetahuan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi 9. Hak atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya 10. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga 11. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam berkeluarga dan kehidupan kesehatan reproduksi 12. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
  • 21. Menurut BKKBN tahun 2000, kebijakan teknis operasional di Indonesia untuk mewujdkan pemenuhan hak-hak reproduksi : a) Promosi hak-hak kesehatan reproduksi b) Advokasi hak-hak kesehatan reproduksi c) KIE hak-hak kesehatan reproduksi d) System pelayanan hak-hak reproduksi
  • 22. Pilar Utama Kesehatan Reproduksi Menurut ICPD ( 1994 ) Ada 4 yaitu : 1. Women Health 2. Infant and Child Health 3. Prevention and Treatment of STDs 4. Fertility Regulation • Kesehatan reproduksi ibu dan bayi baru lahir meliputi perkembangan berbagai organ reproduksi mulai dari sejak dalam kandungan, bayi, remaja, wanita usia subur, klimakterium, menopause, hingga meninggal.
  • 23. • Kondisi kesehatan seorang ibu hamil mempengaruhi kondisi bayi yang dilahirkannya, termasuk didalamnya kondisi kesehatan organ-organ reproduksi bayinya. • Permasalahan kesehatan reproduksi remaja termasuk pada saat pertama anak perempuan mengalami haid atau menarche yang bisa berisiko timbulnya anemia • perilaku seksual yang mana bila kurang pengetahuan dapat tertular penyakit hubungan seksual, termasuk HIV/AIDS. • Ramaja yang menginjak masa dewasa bila kurang pengetahuan dapat mengakibatkan risiko kehamilan usia muda yang mana mempunyai risiko terhadap kesehatan ibu hamil dan janinya.
  • 24. • Pelayanan Kesehatan Rreproduksi Esensial ( PKRE ) oleh Depkes RI yaitu : 1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir 2. Keluarga berencana 3. Kesehatan reproduksi remaja 4. Pencegahan dan penanganan infeksi saluran reproduksi, termasuk HIV/AIDS • Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif ( PKRK ) terdiri dari 1. Pelayanan pada PKRE 2. Kesehatan reproduksi pada usia lanjut.
  • 25. 1. Kesehata n Ibu dan Anak 2. Keluarga Berencan a 3. Pencegahan dan Penanggulangan IMS termasuk HIV/AIDS 4. Kesehatan Reproduksi Remaja 5. Reproduksi Usia Lanjut 6. Pemberdayaan Perempuan Situasi kesehatan reproduksi di Indonesia
  • 26. 1. Kesehatan Ibu dan Anak
  • 27. 1. Kesehatan Ibu dan Anak Kebijakan Kesehatan Ibu dan Anak : 1. Setiap ibu menjalani kehamilan dan persalinan dengan sehat dan selamat serta bayi lahir sehat 2. Setiap anak hidup sehat, tumbuh dan berkembang secara optima
  • 28. Strategi Kesehatan ibu dan anak 1. Pemberdayaan perempuan,suami dan keluarga : a. Peningkatan pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan, persalinan, nifas bayi dan balita (health seeking care) b. Penggunaan buku KIA c. Konsep SIAGA (siap, Antar,Jaga) d. Penyediaan dana, transportasi, donor darah untuk keadaan darurat e. Peningkatan penggunaan ASI eksklusif 2. Pemberdayaan Masyarakat
  • 29. 3. Kerjasama lintas sektor, mitra lain termasuk pemerintah daerah dan lembaga legislatif : a. Advokasi dan sosialisasi ke semua stakeholders b. Mendorong adanya komitmen, dukungan, peraturan, dan kontribusi pembiayaan dari berbagai pihak terkait. c. Peningkatan keterlibatan LSM, organisasi profesi, swasta, dan sebagainya.
  • 30. 4. Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak secara terpadu dengan komponen KR lain : a. Pelayanan antenatal b. Pertolongan persalinan, pelayanan nifas dan neonatal esensial. c. Penanganan kegawatdaruratan obstetrik dan neonatal d. Pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi pascakeguguran e. Manajemen terpadu Bayi Muda dan Balita sakit f. Pembinaan tumbuh kembang anak g. Peningkatan keterampilan tenaga kesehatan dan pemenuhan kelengkapan sarananya h. Mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas pelayanan
  • 34. 1. Memaksimalkan akses dan kualitas pelayaan KB 2. Mengintegrasikan pelayanan Keluarga Berencana dengan pelayanan lain dalam komponen kesehatan reproduksi 3. Jaminan pelayanan KB bagi orang miskin 4. Terlaksananya mekanisme operasional pelayanan 5. Meningkatnya peran serta LSM, swasta dan organisasi profesi 6. Tersedianya informasi tentang program KB bagi remaja 7. Terjadinya pemanfaatan data untuk pelayanan Kebijakan Keluarga Berencana :
  • 35. Strategi Keluarga Berencana 1. Prinsip integrasi artinya dalam pelaksanaanya tidak hanya bernuansa demografis tapi juga mengarah pada upaya meningkatkan kesehatan reproduksi yang dalam pelaksanaanya harus memperhatikan hak-hak reproduksi serta kesetaraan dan keadilan gender 2. Prinsip Desentralisasi, kebijakan pelayanan program keluarga berencana perlu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan institusi daerah dengan UU No. 22 tahun 1999 dan PP No. 25 tahun 2000
  • 36. 3. Prinsip pemberdayaan, dengan ditingkatkannya kualitas kepemimpinan dan kapasitas pengelola dan pelaksana program nasioanal KB dengan memberdayakan institusi masyarakat, keluarga dan individu dalam rangka meningkatkan kemandirian. 4. Prinsip kemitraan, meliputi koordinasi dalam rangka kemitraan yang tulus dan setara serta meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dan kerjasama internasional 5. Prinsip segmentasi sasaran, meliputi keberpihakan pada keluarga rentan, perhatian khusus pada segmen tertentu berdasarkan ciri-ciri demografis, sosial, budaya dan ekonomi dan keseimbangan dalam memfokuskan partisipasi dan pelayanan menurut gender
  • 37. 3. Pencegahan dan Penanggulangan IMS termasuk HIV/AIDS
  • 38. Kebijakan Pencegahan dan Penanggulangan IMS termasuk HIV/AIDS 1. Penanggulan dilaksanakan dengan memutuskan mata rantai penularan yang terjadi melalui hubungan seks yang tidak terlindungi, penggunaan jarum suntik tidak steril pada pengguna Napza suntik, penularan dari ibu yang hamil dengan HIV (+) ke anak/bayi 2. Kerjasama lintas sektoral dengan melibatkan organisasi profesi, masyarakat bisnis, LSM, organisasi berbasis masyarakat, pemuka agama, keluarga dan para Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) 3. Setiap orang mempunyai hak untuk memperoleh informasi yang benar tentang HIV/AIDS
  • 39. 4. Setiap ODHA dilindungi kerahasiaannya 5. Kesetaraan gender dalam pelaksanaan penanggulangan HIV/AIDS 6. Adanya hak memperoleh pelayananan pengobatan perawatan dan dukungan tanpa diskriminasi bagi ODHA 7. Pemerintah berkewajiban memberi kemudahan untuk pelayanan pengobatan, perawatan dan dukungan terhadap ODHA dan mengintegrasikan ke dalam sistem kesehatan yang telah tersedia. 8. Prosedur untuk diagnosis HIV harus dilakukan dengan sukarela dan didahului dengan memberikan informasi yang benar, pre dan post test konseling. 9. Setiap darah yang ditransfusikan, serta produk darah dan jaringan transplan harus bebas dari HIV
  • 40. Strategi Pencegahan dan penanggulangan IMS termasuk HIV/AIDS 1. Pelaksanaan mengikuti azas-azas desentrasasi sedangkan pemerintah pusat hanya menetapkan kebijakan nasional 2. Koordinasi dan penggerakan di bentuk KPA di pusat dan di daerah/kabupaten/kota, pelaksanaan Program melalui jejaring (networking) yang sudah dibentuk di masing-masing sektor terkait 3. Surveilans dilakukan melalui laporan kasus AIDS, surveilans HIV dan surveilans IMS 4. Setiap prosedur kodekteran tetap memperhatikan universalprecaution atau kewaspadaan universal. 5. Melengkapi PP-UU menjamin perlindungan ODHA
  • 41. 6. Pembiayaan pencegahan dan penanggulangan IMS termasuk HIV/AIDS terutama akan menggunakan sumber- sumber dalam negri. Pemerintah, mengupayakan Bantuan Luar Negeri. 7. Melakukan monitoring dan evaluasi program dilakukan berkala, terintegrasi dengan menggunakan indikator-indikator pencapaian dalam periode tahunan maupun lima tahuanan.
  • 43. 1. Pemerintah, masyarakat termasuk remaja wajib menciptakan lingkungan yang kondusif agar remaja dapat berprilaku hidup sehat untuk menjamin kesehatan reproduksinya 2. Setiap remaja mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi remaja yang berkualitas termasuk pelayanan informasi dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender 3. Upaya kesehatan reproduksi remaja harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk mendukung peningkatan derajat kesehatan remaja dengan disertai upaya pendidikan kesehatan reproduksi yang seimbang Kebijakan Kesehatan Reproduksi Remaja
  • 44. 4. Upaya pendidikan kesehatan reproduksi remaja dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal maupun nonformal, dengan memberdayakan para tenaga pendidik dan pengelola pendidikan pada sistem pendidikan yang ada 5. Upaya kesehatan remaja harus dilaksanakan secara terkoordinasi dan berkesinambungan melalui prinsip kemitraan dengan pihak-pihak terkait serta harus mampu membangkitkan dan mendorong keterlibatan dan kemandirian remaja.
  • 45. Strategi Kesehatan Reproduksi Remaja 1. Pembinaan kesehatan reproduksi remaja disesuaikan dengan kebutuhan proses tumbuh kembang remaja dengan menekankan pada upaya promotif dan preventif yaitu penundaan usia perkawinan muda dan pencegahan seks pranikah 2. Pelaksanaan pembinaan kesehatan reproduksi remaja dilakukan terpadu lintas program dan lintas sektor dengan melibatkan sektor swasta serta LSM, yang disesuaikan dengan peran dan kompetensi masing-masing sektor sebagaimana yang telah dirumuskan di dalam Pokja Nasional Komisi Kesehatan Reproduksi
  • 46. 3. Pembinaan kesehatan reproduksi remaja dilakukan melalui pola intervensi di sekolah mencakup sekolah formal dan non formal dan di luar sekolah dengan memakai pendekatan “pendidik sebaya” atau peer conselor 4. Pemberian pelayanan kesehatan reproduksi remaja melalui penerapan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) atau pendekatan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Integratif di tingkat pelayanan dasar yang bercirikan “peduli remaja” dengan melibatkan remaja dalam kegiatan secara penuh.
  • 47. 5. Pelaksanaan pendidikan kesehatan reproduksi remaja melalui integrasi materi KRR ke dalam mata pelajaran yang relevan dan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler seperti : bimbingan dan konseling, Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) dan Usaha Kesehatan Sekolah. 6. Pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi remaja bagi remaja di luar sekolah dapat diterapkan melalui berbagai kelompok remaja yang ada di masyarakat seperti karang taruna, Saka Bhakti Husada (SBH), kelompok anak jalanan di rumah singgah, kelompok remaja mesjid/gereja, kelompok Bina Keluarga Remaja
  • 48. 1. Pembinaan KRR meliputi remaja awal, remaja tengah, remaja akhir 2. Pembinaan KRR dilaksanakan terpadu lintas program dan lintas sektoral 3. Pembinaan KRR dilaksanakan melalui jaringan pelayanan upaya kesehatan dasar dan rujukannya 4. Pembinaan KRR dilakukan pada 4 daerah tangkapan, yaitu rumah, sekolah, masyarakat, dan semua pelayanan kesehatan 5. Peningkatan peran serta orang tua, unsur potensial keluarga, serta remaja sendiri. Kebijakan Depkes dalam Kesehatan Reproduksi Remaja :
  • 50. 1. Meningkatkan dan memperkuat peran keluarga dan masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan reproduksi usia lanjut dan menjalin kemitraan dengan LSM, dunia usaha secara berkesinambungan. 2. Meningkatkan koordinasi dan integrasi dengan LP/LS di pusat maupun daerah yang mendukung upaya kesehatan reproduksi usia lanjut 3. Membangun serta mengembangkan sistem jaminan dan bantuan sosial agar usia lanjut dapat mengakses pelayanan kesehatan reproduksi 4. Meningkatkan dan memantapkan peran kelembagaan dalam kesehatan reproduksi yang mendukung peningkatan kualitas hidup usia lanjut Kebijakan Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut
  • 51. Strategi Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut 1. Melakukan advokasi, sosialisasi untuk membangun kemitraan dalam upaya kesehatan reproduksi usia lanjut baik di pusat, provinsi dan kabupaten/kota. 2. Memantapkan kemitraan dan jejaring kerja dengan LP/LS, LSM dan dunia usaha untuk dapat meningkatkan upaya kesehatan reproduksi usia lanjut yang optimal 3. Mendorong dan menumbuhkankembangkan partisipasi dan peran serta keluarga dan masyarakat dalam pelayanan kesehatan reproduksi usia lanjut dalam bentuk pendataan, mobilisasi sasaran dan pemanfaatan pelayanan
  • 52. 4. Peningkatan profesionalisme dan kinerja tenaga serta penerapan kendali mutu pelayanan melalui pendidikan/pelatihan, pengembangan standar pelayanan dll. 5. Membangun sistem pelayanan kesehatan reproduksi usia lanjut melalui pelayanan kesehatan dasar dan rujukan serta melakukan pelayanan pro aktif dengan mendekatkan pelayanan kepada sasaran. 6. Melakukan survei/penelitian untuk mengetahui permasalahan kesehatan reproduksi usia lanjut.
  • 54. Kebijakan Pemberdayaan Perempuan 1) Peningkatan kualitas hidup perempuan 2) Pengarusutamaan gender 3) Penguatan kelembagaan pemberdayaan perempuan
  • 55. Strategi pemberdayaan perempuan 1. Peningkatan pendidikan perempuan dan penghapusan buta huruf perempuan 2. Peningkatan peran serta suami dan masyarakat dalam kesehatan reproduksi 3. Peningkatan akses perempuan terhadap perekonomian dan peringanan beban ekonomi keluarga 4. Perlindungan perempuan dan peningkatan hak azasi perempuan 5. Peningkatan penanganan masalah sosial dan lingkungan perempuan 6. Penyadaran dalam masyarakat
  • 56. 7. Pengembangan sistem informasi gender 8. Penyebarluasan pengarusutamaan gender di semua tingkat pemerintah 9. Pembaharuan dan pengembangan hukum dan peraturan perundang-undangan yang sensitif gender dan memberikan perlindungan terhadap perempuan. 10. Penghapusan kekerasan terhadap perempuan dengan Zero Tolerance Policy 12. Pengembangan sistem penghargaan