SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
ANGGOTA KELOMPOK 1 :
AHMAD MUHLISH MARZUQON
2281130262
RIFAL SEPTIANA
2281130290
ROHMATULLOH
2281130273
RADINAL MOCHTAR
2281130287
AHMAD SOLIHIN
2281130281
KONSEP DASAR DAN URGENSI MODERASI BERAGAMA
TUGAS KELOMPOK 1
MATA KULIAH : PAI BERBASIS MODERASI BERAGAMA
Definisi, Pengertian, dan
Pentingnya Moderasi Beragama
- Definisi Moderasi Beragama:
Moderasi beragama adalah sikap tengah dalam memahami ajaran
agama, yang menekankan pada keseimbangan dalam hal keyakinan,
moral, dan watak sebagai ekspresi sikap keagamaan individu atau
kelompok tertentu. (Aceng Abdul Aziz, 2019 : 6)
- Pengertian Moderasi Beragama:
Dalam bahasa Inggris “moderation” (oxford, 2000, 820), moderation
berarti sikap sedang, tidak berlebih-lebihan, dan tidak memihak.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), moderasi berarti
mengacu kepada makna perilaku atau perbuatan yang wajar dan
tidak menyimpang, berkecenderungan ke arah dimensi atau jalan
tengah, pandangannya cukup, dan mau mempertimbangkan
pandangan pihak lain.
Definisi, Pengertian, dan
Pentingnya Moderasi Beragama
- Pengertian Moderasi Beragama
❖ Istilah moderasi dalam Alquran dikenal dengan kata “wasathan”,
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman :
َ‫ي‬َ‫و‬ ِ
‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ء‬‫َا‬‫د‬َ‫ه‬ُ‫ش‬ ‫وا‬ُ‫ن‬‫ُو‬‫ك‬َ‫ت‬ِ‫ل‬ ‫ا‬ً‫ط‬َ‫س‬َ‫و‬ ً‫ة‬َّ‫م‬ُ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬َ‫ك‬َ‫و‬
‫ًا‬‫د‬‫ي‬ِ‫َه‬‫ش‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َّ‫الر‬ َ‫ُون‬‫ك‬
“Dan demikian (pula) kami menjadikan kalian (umat Islam), umat
penengah (adil dan pilihan), agar kamu menjadi saksi atas seluruh
manusia dan agar Rasul (Muhammad SAW) menjadi saksi atas
kamu.” (QS. Al-Baqarah;143).
❖ Istilah wasathiyah berasal dari bahasa Arab, yaitu kata
wasathan/wasathiyah yang terambil dari kata wasatha, wustha dan
memiliki makna tengah dan kemudian berubah jadi istilah wasith-
alwasith yang maknanya penengah (Usman, n.d, 2020: 1).
❖ Al-Asfahany dalam Ridho mengartikan “wasathan” dengan jalan
tengah di antara dua batas, keadilan, atau yang biasa-biasa saja.
Selain itu, wasathan juga bermakna menjaga diri dari bersikap
melampaui batas (Al-Asfahany, 2009).
❖ Ibnu ‘Asyur (1979) mendefinisikan kata ”wasath” dengan dua makna;
1. Etimologi, kata wasath berarti sesuatu yang ada di tengah, atau sesuatu yang
memiliki dua belah ujung yang ukurannyansebanding;
2. Terminologi bahasa, makna wasath adalah nilai-nilai Islam yang dibangun atas
dasar pola pikir yang lurus dan pertengahan, tidak berlebihan dalam hal tertentu
❖ Menurut Azra dalam Kholis et al., (2020: 1), Islam wasathiyah adalah bahasa al-
Qur’an yang mengarah kepada moderasi dan merupakan jati diri Islam Indonesia
❖ Putra, dkk (2021 :212-222) menyimpulkan pendapat Azra tentang moderasi
beragama adalah mengaktualisasikan nilai-nilai moderasi yang telah ada dalam
al-Qur’an, mencapai kedamaian dan memberi sumbangsih terhadap peradaban
berkeadaban serta berkemajuan.
(
Definisi, Pengertian, dan
Pentingnya Moderasi Beragama
Tawassuth (Mengambil Jalan Tengah)
• Pemahaman dan pengamalan agama yang tidak ifrāth, yakni berlebih-lebihan
dalam beragama dan tafrīth.
• Sikap tengah-tengah di antara dua sikap ekstrem: fundamentalis dan liberalis.
• Mengurangi ajaran agama dan menjaga keseimbangan antara dua sisi yang
berlawanan.
Tawāzun (Berkeseimbangan)
• Pemahaman dan pengamalan agama secara seimbang yang meliputi semua
aspek kehidupan.
• Tegas dalam menyatakan prinsip yang dapat membedakan antara inhirāf
(penyimpangan) dan ikhtilāf (perbedaan).
• Memberi sesuatu akan haknya tanpa ada penambahan dan pengurangan.
I'tidāl (Lurus dan Tegas)
• Menempatkan sesuatu pada tempatnya dan melaksanakan hak dan memenuhi
kewajiban secara proporsional.
• Keadilan yang diperintahkan Islam diterangkan oleh Allah supaya dilakukan
secara adil, yaitu bersifat tengah-tengah dan seimbang.
• Mewujudkan kesamaan dan keseimbangan di antara hak dan kewajiban.
Prinsip-Prinsip Moderasi Beragama
Prinsip-Prinsip Moderasi Beragama
Tasāmuh (Toleransi)
• Kesediaan untuk menerima berbagai pandangan dan pendirian yang beraneka
ragam, meskipun tidak sependapat dengannya.
• Menghargai, membiarkan, membolehkan pendirian, pendapat, pandangan,
kepercayaan kebiasaan, kelakuan dan sebagainya yang berbeda dengan
pendiriannya.
• Erat kaitannya dengan masalah kebebasan atau kemerdekaan hak asasi manusia
dan tata kehidupan bermasyarakat.
Musāwah (Egaliter)
• Persamaan dan penghargaan terhadap sesama manusia sebagai makhluk Allah.
• Semua manusia memiliki harkat dan martabat yang sama tanpa memandang
jenis kelamin, ras ataupun suku bangsa.
• Persamaan adalah buah dari keadilan dalam Islam.
Syurā (Musyawarah)
• Saling menjelaskan dan merundingkan atau saling meminta dan menukar
pendapat mengenai sesuatu perkara.
• Merupakan bentuk perintah Allah, musyawarah pada hakikatnya juga
dimaksudkan untuk mewujudkan sebuah tatanan masyarakat yang demokratis.
• Pelaksanaan musyawarah juga merupakan bentuk penghargaan kepada tokoh
dan para pemimpin masyarakat untuk berpartisipasi dalam urusan dan
kepentingan bersama.
Konsep Moderasi Beragama
Pendekatan Tengah (Wasatiyyah):
Moderasi beragama mengedepankan prinsip mengambil jalan tengah,
menghindari ekstremisme, dan menjaga keseimbangan dalam praktik
keagamaan.
Toleransi dan Penghargaan Terhadap Perbedaan:
Moderasi beragama mendorong toleransi terhadap perbedaan
keyakinan dan menghargai keragaman dalam masyarakat.
Pendidikan dan Kesadaran:
Menekankan pentingnya pendidikan agama yang seimbang dan
obyektif untuk meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai moderasi.
Dialog Antaragama:
Mendorong dialog positif antar penganut agama untuk memahami dan
menghormati perbedaan keyakinan.
Keadilan dan Kesetaraan:
Menekankan prinsip keadilan dan kesetaraan dalam perlakuan
terhadap individu berdasarkan keyakinan agama.
Urgensi Moderasi Beragama
Moderasi beragama menjadi sangat penting dalam konteks kehidupan sosial dan politik yang
semakin kompleks dan dinamis. Berikut adalah beberapa alasan mengapa moderasi beragama
menjadi urgensi:
• Menghindari Ekstremisme: Moderasi beragama bertujuan untuk mencegah ekstremisme, baik
dari sisi kiri (liberalisme) maupun kanan (radikalisme). Ekstremisme dapat mengakibatkan
konflik, kekerasan, dan kerusuhan yang merugikan seluruh masyarakat.
• Mendorong Toleransi dan Kebersamaan: Moderasi beragama mendorong toleransi dan
kebersamaan antar umat beragama. Dengan memahami dan menghormati perbedaan, kita
dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan inklusif.
• Mengurangi Radikalisme dan Kekerasan: Moderasi beragama berperan penting dalam
mengurangi radikalisme dan kekerasan. Dengan mempromosikan pemahaman yang
seimbang dan adil, kita dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kekerasan dan radikalisme.
• Menyediakan Dasar untuk Dialog dan Mediasi: Moderasi beragama menyediakan dasar untuk
dialog dan mediasi antar kelompok beragama. Dengan memahami dan menghormati
perbedaan, kita dapat menciptakan ruang dialog yang sehat dan konstruktif.
• Mengakomodasi Budaya Lokal: Moderasi beragama juga mengakomodasi budaya lokal,
memastikan bahwa ajaran agama tidak hanya berfungsi sebagai sistem hukum tetapi juga
sebagai bagian dari kehidupan sosial dan budaya masyarakat.
• Mendorong Keadilan Sosial: Moderasi beragama mendorong keadilan sosial, memastikan
bahwa semua individu memiliki hak dan kewajiban yang sama. Dengan memahami dan
menerapkan prinsip keadilan, kita dapat menciptakan masyarakat yang adil dan merata.
Urgensi Moderasi Beragama
• Mengurangi Konflik Sosial: Moderasi beragama bertujuan untuk mengurangi konflik sosial yang
mungkin terjadi akibat perbedaan paham dan keyakinan. Dengan memahami dan
menghormati perbedaan, kita dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan inklusif.
• Mendorong Pembangunan Berkelanjutan: Moderasi beragama juga mendorong pembangunan
berkelanjutan, memastikan bahwa ajaran agama tidak hanya berfungsi sebagai sistem hukum
tetapi juga sebagai bagian dari upaya pembangunan berkelanjutan.
• Mengurangi Diskriminasi: Moderasi beragama bertujuan untuk mengurangi diskriminasi,
memastikan bahwa semua individu dihormati dan diperlakukan secara adil dan merata.
Dengan memahami dan menghormati perbedaan, kita dapat menciptakan masyarakat yang
inklusif dan adil.
• Mendorong Kebhinekaan dan Pluralisme: Moderasi beragama mendorong kebhinekaan dan
pluralisme, memastikan bahwa semua individu memiliki kebebasan untuk mengekspresikan
keyakinan dan pandangan mereka. Dengan memahami dan menghormati perbedaan, kita
dapat menciptakan masyarakat yang beragam dan inklusif.
Dalam konteks ini, moderasi beragama menjadi urgensi karena dapat membantu menciptakan
masyarakat yang harmonis, inklusif, dan adil. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip
moderasi beragama, kita dapat mengurangi konflik, kekerasan, dan radikalisme, serta mendorong
toleransi, kebersamaan, dan keadilan sosial.
Kesimpulan
Moderasi beragama menjadi kunci untuk menciptakan masyarakat yang harmonis, inklusif, dan
adil. Ini mencakup komitmen kebangsaan, toleransi, anti radikalisme dan kekerasan, serta
akomodatif terhadap budaya lokal. Prinsip-prinsip moderasi beragama, seperti Tawassuth,
Tawāzun, I'tidāl, Tasāmuh, Musāwah, dan Syurā, menjadi dasar dalam memahami dan menerapkan
moderasi beragama. Prinsip-prinsip ini mendorong keadilan, menghormati, dan memahami
realitas perbedaan dalam masyarakat.
Indikator utama moderasi beragama mencakup komitmen kebangsaan, toleransi, anti radikalisme
dan kekerasan, serta akomodatif terhadap budaya lokal. Pemahaman keagamaan yang
seimbang dan adil menjadi dasar dari moderasi beragama yang efektif. Ini menunjukkan
pentingnya moderasi beragama dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan inklusif,
serta dalam mengatasi tantangan seperti ekstremisme, konflik, dan kekerasan.
Moderasi beragama menjadi urgensi dalam mengatasi tantangan seperti ekstremisme, konflik,
dan kekerasan. Ini juga penting dalam mendorong toleransi, kebersamaan, dan keadilan sosial.
Solusi untuk tantangan moderasi beragama mencakup pribumisasi Islam, penerapan fiqh, dan
pemahaman keagamaan yang kontekstualis. Solusi-solusi ini membantu dalam menciptakan
masyarakat yang harmonis dan inklusif.
Daftar Pustaka
‘Âsyûr, Ibnu. Ushûl an-Nizhâm al-Ijtimâ‘î fi al-Islâm, Tunis: As-Sharikah at-Tûnisiyyah li at-Tauzî‘,1979.
Kholis, N., Azra, A., Hasan, N., Qodir, Z., Qibtyah, A., Sadzali, A., & Min Fadhli Robby, H. (2020). Islam Indonesia 2020.
UII Press Yogyakarta.
Putra,Andika., Homsatun, Atu., Jamhari., Setiani, Mefta., Nurhidayah, (2021), Pemikiran Islam Wasathiyah Azyumardi Azra
sebagai Jalan Moderasi Beragama, dalam Jurnal Jurnal Riset Agama Volume 1, Nomor 3
Ridho, Hilmi, (2021), Membangun Toleransi Beragama Berlandaskan Konsep Moderasi Dalam Al-Qur’an Dan Pancasila.
Dalam Jurnal An-Natiq: Jurnal Kajian Islam Interdisipliner, Volume 01, Nomor 01
Usman, A. M. (n.d.), (2020). Islam Rahmah dan Wasathiyah (Paradigma Keberislaman Inklusif, Toleran dan Damai).
Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, 15(1), 18136.
Hornby A S, Oxford Advanced Learner’s Dictionary, Sixth Editiaon, Edited by Sally Wehmeier, New York: Oxford
University Press, 2000.
.Aziz, Aceng Abdul Dkk. Implementasi Moderasi Beragama Dalam Pendidikan Islam, Jakarta, Kelompok Kerja
Implementasi Moderasi Beragama Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik
Indonesia,2019
TERIMA
KASIH

More Related Content

Similar to Konsep Dasar Moderasi Agama PJJ PAI Cirebon

moderasi beragama.pptx
moderasi beragama.pptxmoderasi beragama.pptx
moderasi beragama.pptxjoko58
 
moderasi beragama.pptx
moderasi beragama.pptxmoderasi beragama.pptx
moderasi beragama.pptxjoko58
 
moderasiberagama-221017111415-652f872b.pdf
moderasiberagama-221017111415-652f872b.pdfmoderasiberagama-221017111415-652f872b.pdf
moderasiberagama-221017111415-652f872b.pdfdinimeiyanti
 
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docxWUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docxNurRahmaeda
 
Materi 1-Moderasi Beragama.pptx
Materi 1-Moderasi Beragama.pptxMateri 1-Moderasi Beragama.pptx
Materi 1-Moderasi Beragama.pptxAhmadMuzaniMPdI
 
MENUMBUHKAN KARAKTER MODERASI BERAGAMA
MENUMBUHKAN KARAKTER MODERASI BERAGAMAMENUMBUHKAN KARAKTER MODERASI BERAGAMA
MENUMBUHKAN KARAKTER MODERASI BERAGAMAMAN 8 Jombang
 
Book 1 Moderasi Beragama .pdf
Book 1 Moderasi Beragama .pdfBook 1 Moderasi Beragama .pdf
Book 1 Moderasi Beragama .pdfIslamic Studies
 
Peran Agama Dalam Kehidupan Manusia
Peran Agama Dalam Kehidupan ManusiaPeran Agama Dalam Kehidupan Manusia
Peran Agama Dalam Kehidupan ManusiaJimatul Arrobi
 
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.pptPeranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.pptJimatul Arrobi
 
Prinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.pdf
Prinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.pdfPrinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.pdf
Prinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.pdfZukét Printing
 
AGAMA KEL 13.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
AGAMA KEL 13.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnAGAMA KEL 13.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
AGAMA KEL 13.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnndimaszkodim
 
093 05toleransiagama
093 05toleransiagama093 05toleransiagama
093 05toleransiagamaadindanurina
 
Prinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.docx
Prinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.docxPrinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.docx
Prinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.docxZukét Printing
 
Pluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmukPluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmukIndraGunawan335
 
Alissa 210601 PERGURUAN TINGGI DAN MODERASI BERAGAMA.pptx
Alissa 210601 PERGURUAN TINGGI DAN MODERASI BERAGAMA.pptxAlissa 210601 PERGURUAN TINGGI DAN MODERASI BERAGAMA.pptx
Alissa 210601 PERGURUAN TINGGI DAN MODERASI BERAGAMA.pptxMohZaini6
 

Similar to Konsep Dasar Moderasi Agama PJJ PAI Cirebon (20)

moderasi beragama.pptx
moderasi beragama.pptxmoderasi beragama.pptx
moderasi beragama.pptx
 
moderasi beragama.pptx
moderasi beragama.pptxmoderasi beragama.pptx
moderasi beragama.pptx
 
moderasiberagama-221017111415-652f872b.pdf
moderasiberagama-221017111415-652f872b.pdfmoderasiberagama-221017111415-652f872b.pdf
moderasiberagama-221017111415-652f872b.pdf
 
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docxWUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
 
Moderasi Beragama
Moderasi BeragamaModerasi Beragama
Moderasi Beragama
 
Materi 1-Moderasi Beragama.pptx
Materi 1-Moderasi Beragama.pptxMateri 1-Moderasi Beragama.pptx
Materi 1-Moderasi Beragama.pptx
 
MENUMBUHKAN KARAKTER MODERASI BERAGAMA
MENUMBUHKAN KARAKTER MODERASI BERAGAMAMENUMBUHKAN KARAKTER MODERASI BERAGAMA
MENUMBUHKAN KARAKTER MODERASI BERAGAMA
 
Book 1 Moderasi Beragama .pdf
Book 1 Moderasi Beragama .pdfBook 1 Moderasi Beragama .pdf
Book 1 Moderasi Beragama .pdf
 
Peran Agama Dalam Kehidupan Manusia
Peran Agama Dalam Kehidupan ManusiaPeran Agama Dalam Kehidupan Manusia
Peran Agama Dalam Kehidupan Manusia
 
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.pptPeranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
 
Teloeransi antar umat beragama 2
Teloeransi antar umat beragama 2Teloeransi antar umat beragama 2
Teloeransi antar umat beragama 2
 
ppt%20agama.pptx
ppt%20agama.pptxppt%20agama.pptx
ppt%20agama.pptx
 
Prinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.pdf
Prinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.pdfPrinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.pdf
Prinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.pdf
 
AGAMA KEL 13.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
AGAMA KEL 13.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnAGAMA KEL 13.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
AGAMA KEL 13.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
 
093 05toleransiagama
093 05toleransiagama093 05toleransiagama
093 05toleransiagama
 
Prinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.docx
Prinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.docxPrinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.docx
Prinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.docx
 
Bab II.pdf
Bab II.pdfBab II.pdf
Bab II.pdf
 
Pluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmukPluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmuk
 
Moderasi Beragama.pptx
Moderasi Beragama.pptxModerasi Beragama.pptx
Moderasi Beragama.pptx
 
Alissa 210601 PERGURUAN TINGGI DAN MODERASI BERAGAMA.pptx
Alissa 210601 PERGURUAN TINGGI DAN MODERASI BERAGAMA.pptxAlissa 210601 PERGURUAN TINGGI DAN MODERASI BERAGAMA.pptx
Alissa 210601 PERGURUAN TINGGI DAN MODERASI BERAGAMA.pptx
 

Recently uploaded

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 

Recently uploaded (20)

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 

Konsep Dasar Moderasi Agama PJJ PAI Cirebon

  • 1. ANGGOTA KELOMPOK 1 : AHMAD MUHLISH MARZUQON 2281130262 RIFAL SEPTIANA 2281130290 ROHMATULLOH 2281130273 RADINAL MOCHTAR 2281130287 AHMAD SOLIHIN 2281130281 KONSEP DASAR DAN URGENSI MODERASI BERAGAMA TUGAS KELOMPOK 1 MATA KULIAH : PAI BERBASIS MODERASI BERAGAMA
  • 2. Definisi, Pengertian, dan Pentingnya Moderasi Beragama - Definisi Moderasi Beragama: Moderasi beragama adalah sikap tengah dalam memahami ajaran agama, yang menekankan pada keseimbangan dalam hal keyakinan, moral, dan watak sebagai ekspresi sikap keagamaan individu atau kelompok tertentu. (Aceng Abdul Aziz, 2019 : 6) - Pengertian Moderasi Beragama: Dalam bahasa Inggris “moderation” (oxford, 2000, 820), moderation berarti sikap sedang, tidak berlebih-lebihan, dan tidak memihak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), moderasi berarti mengacu kepada makna perilaku atau perbuatan yang wajar dan tidak menyimpang, berkecenderungan ke arah dimensi atau jalan tengah, pandangannya cukup, dan mau mempertimbangkan pandangan pihak lain.
  • 3. Definisi, Pengertian, dan Pentingnya Moderasi Beragama - Pengertian Moderasi Beragama ❖ Istilah moderasi dalam Alquran dikenal dengan kata “wasathan”, Dalam Al-Qur’an Allah berfirman : َ‫ي‬َ‫و‬ ِ ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ء‬‫َا‬‫د‬َ‫ه‬ُ‫ش‬ ‫وا‬ُ‫ن‬‫ُو‬‫ك‬َ‫ت‬ِ‫ل‬ ‫ا‬ً‫ط‬َ‫س‬َ‫و‬ ً‫ة‬َّ‫م‬ُ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬َ‫ك‬َ‫و‬ ‫ًا‬‫د‬‫ي‬ِ‫َه‬‫ش‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َّ‫الر‬ َ‫ُون‬‫ك‬ “Dan demikian (pula) kami menjadikan kalian (umat Islam), umat penengah (adil dan pilihan), agar kamu menjadi saksi atas seluruh manusia dan agar Rasul (Muhammad SAW) menjadi saksi atas kamu.” (QS. Al-Baqarah;143). ❖ Istilah wasathiyah berasal dari bahasa Arab, yaitu kata wasathan/wasathiyah yang terambil dari kata wasatha, wustha dan memiliki makna tengah dan kemudian berubah jadi istilah wasith- alwasith yang maknanya penengah (Usman, n.d, 2020: 1). ❖ Al-Asfahany dalam Ridho mengartikan “wasathan” dengan jalan tengah di antara dua batas, keadilan, atau yang biasa-biasa saja. Selain itu, wasathan juga bermakna menjaga diri dari bersikap melampaui batas (Al-Asfahany, 2009).
  • 4. ❖ Ibnu ‘Asyur (1979) mendefinisikan kata ”wasath” dengan dua makna; 1. Etimologi, kata wasath berarti sesuatu yang ada di tengah, atau sesuatu yang memiliki dua belah ujung yang ukurannyansebanding; 2. Terminologi bahasa, makna wasath adalah nilai-nilai Islam yang dibangun atas dasar pola pikir yang lurus dan pertengahan, tidak berlebihan dalam hal tertentu ❖ Menurut Azra dalam Kholis et al., (2020: 1), Islam wasathiyah adalah bahasa al- Qur’an yang mengarah kepada moderasi dan merupakan jati diri Islam Indonesia ❖ Putra, dkk (2021 :212-222) menyimpulkan pendapat Azra tentang moderasi beragama adalah mengaktualisasikan nilai-nilai moderasi yang telah ada dalam al-Qur’an, mencapai kedamaian dan memberi sumbangsih terhadap peradaban berkeadaban serta berkemajuan. ( Definisi, Pengertian, dan Pentingnya Moderasi Beragama
  • 5. Tawassuth (Mengambil Jalan Tengah) • Pemahaman dan pengamalan agama yang tidak ifrāth, yakni berlebih-lebihan dalam beragama dan tafrīth. • Sikap tengah-tengah di antara dua sikap ekstrem: fundamentalis dan liberalis. • Mengurangi ajaran agama dan menjaga keseimbangan antara dua sisi yang berlawanan. Tawāzun (Berkeseimbangan) • Pemahaman dan pengamalan agama secara seimbang yang meliputi semua aspek kehidupan. • Tegas dalam menyatakan prinsip yang dapat membedakan antara inhirāf (penyimpangan) dan ikhtilāf (perbedaan). • Memberi sesuatu akan haknya tanpa ada penambahan dan pengurangan. I'tidāl (Lurus dan Tegas) • Menempatkan sesuatu pada tempatnya dan melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban secara proporsional. • Keadilan yang diperintahkan Islam diterangkan oleh Allah supaya dilakukan secara adil, yaitu bersifat tengah-tengah dan seimbang. • Mewujudkan kesamaan dan keseimbangan di antara hak dan kewajiban. Prinsip-Prinsip Moderasi Beragama
  • 6. Prinsip-Prinsip Moderasi Beragama Tasāmuh (Toleransi) • Kesediaan untuk menerima berbagai pandangan dan pendirian yang beraneka ragam, meskipun tidak sependapat dengannya. • Menghargai, membiarkan, membolehkan pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan kebiasaan, kelakuan dan sebagainya yang berbeda dengan pendiriannya. • Erat kaitannya dengan masalah kebebasan atau kemerdekaan hak asasi manusia dan tata kehidupan bermasyarakat. Musāwah (Egaliter) • Persamaan dan penghargaan terhadap sesama manusia sebagai makhluk Allah. • Semua manusia memiliki harkat dan martabat yang sama tanpa memandang jenis kelamin, ras ataupun suku bangsa. • Persamaan adalah buah dari keadilan dalam Islam. Syurā (Musyawarah) • Saling menjelaskan dan merundingkan atau saling meminta dan menukar pendapat mengenai sesuatu perkara. • Merupakan bentuk perintah Allah, musyawarah pada hakikatnya juga dimaksudkan untuk mewujudkan sebuah tatanan masyarakat yang demokratis. • Pelaksanaan musyawarah juga merupakan bentuk penghargaan kepada tokoh dan para pemimpin masyarakat untuk berpartisipasi dalam urusan dan kepentingan bersama.
  • 7. Konsep Moderasi Beragama Pendekatan Tengah (Wasatiyyah): Moderasi beragama mengedepankan prinsip mengambil jalan tengah, menghindari ekstremisme, dan menjaga keseimbangan dalam praktik keagamaan. Toleransi dan Penghargaan Terhadap Perbedaan: Moderasi beragama mendorong toleransi terhadap perbedaan keyakinan dan menghargai keragaman dalam masyarakat. Pendidikan dan Kesadaran: Menekankan pentingnya pendidikan agama yang seimbang dan obyektif untuk meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai moderasi. Dialog Antaragama: Mendorong dialog positif antar penganut agama untuk memahami dan menghormati perbedaan keyakinan. Keadilan dan Kesetaraan: Menekankan prinsip keadilan dan kesetaraan dalam perlakuan terhadap individu berdasarkan keyakinan agama.
  • 8. Urgensi Moderasi Beragama Moderasi beragama menjadi sangat penting dalam konteks kehidupan sosial dan politik yang semakin kompleks dan dinamis. Berikut adalah beberapa alasan mengapa moderasi beragama menjadi urgensi: • Menghindari Ekstremisme: Moderasi beragama bertujuan untuk mencegah ekstremisme, baik dari sisi kiri (liberalisme) maupun kanan (radikalisme). Ekstremisme dapat mengakibatkan konflik, kekerasan, dan kerusuhan yang merugikan seluruh masyarakat. • Mendorong Toleransi dan Kebersamaan: Moderasi beragama mendorong toleransi dan kebersamaan antar umat beragama. Dengan memahami dan menghormati perbedaan, kita dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan inklusif. • Mengurangi Radikalisme dan Kekerasan: Moderasi beragama berperan penting dalam mengurangi radikalisme dan kekerasan. Dengan mempromosikan pemahaman yang seimbang dan adil, kita dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kekerasan dan radikalisme. • Menyediakan Dasar untuk Dialog dan Mediasi: Moderasi beragama menyediakan dasar untuk dialog dan mediasi antar kelompok beragama. Dengan memahami dan menghormati perbedaan, kita dapat menciptakan ruang dialog yang sehat dan konstruktif. • Mengakomodasi Budaya Lokal: Moderasi beragama juga mengakomodasi budaya lokal, memastikan bahwa ajaran agama tidak hanya berfungsi sebagai sistem hukum tetapi juga sebagai bagian dari kehidupan sosial dan budaya masyarakat. • Mendorong Keadilan Sosial: Moderasi beragama mendorong keadilan sosial, memastikan bahwa semua individu memiliki hak dan kewajiban yang sama. Dengan memahami dan menerapkan prinsip keadilan, kita dapat menciptakan masyarakat yang adil dan merata.
  • 9. Urgensi Moderasi Beragama • Mengurangi Konflik Sosial: Moderasi beragama bertujuan untuk mengurangi konflik sosial yang mungkin terjadi akibat perbedaan paham dan keyakinan. Dengan memahami dan menghormati perbedaan, kita dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan inklusif. • Mendorong Pembangunan Berkelanjutan: Moderasi beragama juga mendorong pembangunan berkelanjutan, memastikan bahwa ajaran agama tidak hanya berfungsi sebagai sistem hukum tetapi juga sebagai bagian dari upaya pembangunan berkelanjutan. • Mengurangi Diskriminasi: Moderasi beragama bertujuan untuk mengurangi diskriminasi, memastikan bahwa semua individu dihormati dan diperlakukan secara adil dan merata. Dengan memahami dan menghormati perbedaan, kita dapat menciptakan masyarakat yang inklusif dan adil. • Mendorong Kebhinekaan dan Pluralisme: Moderasi beragama mendorong kebhinekaan dan pluralisme, memastikan bahwa semua individu memiliki kebebasan untuk mengekspresikan keyakinan dan pandangan mereka. Dengan memahami dan menghormati perbedaan, kita dapat menciptakan masyarakat yang beragam dan inklusif. Dalam konteks ini, moderasi beragama menjadi urgensi karena dapat membantu menciptakan masyarakat yang harmonis, inklusif, dan adil. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip moderasi beragama, kita dapat mengurangi konflik, kekerasan, dan radikalisme, serta mendorong toleransi, kebersamaan, dan keadilan sosial.
  • 10. Kesimpulan Moderasi beragama menjadi kunci untuk menciptakan masyarakat yang harmonis, inklusif, dan adil. Ini mencakup komitmen kebangsaan, toleransi, anti radikalisme dan kekerasan, serta akomodatif terhadap budaya lokal. Prinsip-prinsip moderasi beragama, seperti Tawassuth, Tawāzun, I'tidāl, Tasāmuh, Musāwah, dan Syurā, menjadi dasar dalam memahami dan menerapkan moderasi beragama. Prinsip-prinsip ini mendorong keadilan, menghormati, dan memahami realitas perbedaan dalam masyarakat. Indikator utama moderasi beragama mencakup komitmen kebangsaan, toleransi, anti radikalisme dan kekerasan, serta akomodatif terhadap budaya lokal. Pemahaman keagamaan yang seimbang dan adil menjadi dasar dari moderasi beragama yang efektif. Ini menunjukkan pentingnya moderasi beragama dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan inklusif, serta dalam mengatasi tantangan seperti ekstremisme, konflik, dan kekerasan. Moderasi beragama menjadi urgensi dalam mengatasi tantangan seperti ekstremisme, konflik, dan kekerasan. Ini juga penting dalam mendorong toleransi, kebersamaan, dan keadilan sosial. Solusi untuk tantangan moderasi beragama mencakup pribumisasi Islam, penerapan fiqh, dan pemahaman keagamaan yang kontekstualis. Solusi-solusi ini membantu dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan inklusif.
  • 11. Daftar Pustaka ‘Âsyûr, Ibnu. Ushûl an-Nizhâm al-Ijtimâ‘î fi al-Islâm, Tunis: As-Sharikah at-Tûnisiyyah li at-Tauzî‘,1979. Kholis, N., Azra, A., Hasan, N., Qodir, Z., Qibtyah, A., Sadzali, A., & Min Fadhli Robby, H. (2020). Islam Indonesia 2020. UII Press Yogyakarta. Putra,Andika., Homsatun, Atu., Jamhari., Setiani, Mefta., Nurhidayah, (2021), Pemikiran Islam Wasathiyah Azyumardi Azra sebagai Jalan Moderasi Beragama, dalam Jurnal Jurnal Riset Agama Volume 1, Nomor 3 Ridho, Hilmi, (2021), Membangun Toleransi Beragama Berlandaskan Konsep Moderasi Dalam Al-Qur’an Dan Pancasila. Dalam Jurnal An-Natiq: Jurnal Kajian Islam Interdisipliner, Volume 01, Nomor 01 Usman, A. M. (n.d.), (2020). Islam Rahmah dan Wasathiyah (Paradigma Keberislaman Inklusif, Toleran dan Damai). Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, 15(1), 18136. Hornby A S, Oxford Advanced Learner’s Dictionary, Sixth Editiaon, Edited by Sally Wehmeier, New York: Oxford University Press, 2000. .Aziz, Aceng Abdul Dkk. Implementasi Moderasi Beragama Dalam Pendidikan Islam, Jakarta, Kelompok Kerja Implementasi Moderasi Beragama Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia,2019