Dokumen tersebut membahas berbagai topik terkait agama, meliputi sikap manusia terhadap agama, nilai-nilai yang diajarkan agama, fungsi agama bagi masyarakat dan individu, kebenaran agama, kenapa manusia membutuhkan agama, tantangan yang dihadapi agama, dan tipologi beragama.
1. Sikap Manusia terhadap Agama?
Pertama, orang yang “lari” dari ajaran agama;
Kedua, orang yang memahami agama dan
menyalahgunakannya untuk kepentingan
pribadi atau kelompok;
Ketiga, orang yang memahami agama dan
menjalankannya untuk memperoleh keshalihan
individu;
Keempat, orang yang memahami agama dan
mentransformasikannya, baik dalam kehidupan
pribadi maupun sosial bermasyarakat.
2. Nilai-2 yg Diajarkan Agama
Agama memainkan perannya yang sentral
dalam hal kultur maupun kehidupan sosial
kemasyarakatannya melalui nilai-nilai luhur
yang diajarkannya.
Nilai-nilai yang terdapat dalam agama tersebut,
diantaranya (1) nilai spiritual yang tetap
menjaga agar masyarakat tetap konsisten
dalam menjaga stabilitas lingkungan, (2) nilai
kemanusiaan yang mengajarkan manusia agar
dapat saling mengerti satu sama lain, dan
dapat saling bertenggang rasa.
3. Fungsi Agama bagi Masyarakat
Agama memiliki fungsi yang vital, yakni sebagai salah satu
sumber hukum atau dijadikan sebagai norma.
Agama mengatur bagaimana gambaran kehidupan sosial yang
ideal, yang sesuai dengan fitrah manusia.
Agama meberikan contoh yang konkret mengenai kisah-kisah
kehidupan sosio-kultural manusia pada masa silam, yang
dapat dijadikan contoh yang sangat baik bagi kehidupan
bermasyarakat di masa sekarang.
Kita dapat mengambil hikmah dari dalamnya. Meskipun tidak
ada relevansinya dengan kehidupan masyarakat zaman
sekarang sekalipun, setidaknya itu dapat dijadikan pelajaran
yang berharga, misalnya agar tidak terjadi tragedi yang sama
di masa yang akan datang.
4. Kebenaran Agama (1)
Kebenaran agama dapat diperoleh dari dua sisi,
yakni kebenaran filosofis dan sosiologis;
Secara filosofis, kebenaran yang sebenarnya adalah
satu, tunggal, dan tidak majmuk; yaitu sesuai dengan
realitas;
Dalam konteks agama, semua agama ingin mencapai
realitas tertinggi (the ultimet rality);
Islam dan Keristen menterjemahkan realitas tertinggi
itu sebagai Allah (dengan pengucapan sedikit
berbeda), Yahudi menyebutnya Yehova, ini berarti
bahwa yang dikejar sebagai realitas tertinggi itu
adalah satu;
Prithjof Schoun mengatakan, bahwa semua agama
itu sama pada alam transendental. Pada alam ini
semua agama mengejar realitas tertinggi;
5. Kebenaran Agama (2)
Secara Sosiologi, menjadikan proses pencapaian
dan penterjemahan Realitas Tertinggi, menjadikan
klaim agama berbeda. Islam memandang bahwa
agamanyalah yang paling benar, begitu juga dengan
agama lainnya.
Padahal perbedaan yang terjadi secara hakiki, bukan
pada Realitas Tertinggi. Maka dari sinilah mulai
muncul konflik, baik ektra agama, maupun intra
agama;
Dalam al-Quran terdapat tuntunan yang banyak
membicarakan Realitas Tertinggi, yang menunjukan
bahwa ia (secara filosofis) tidak menerima kebenaran
selainnya. Namun secara sosiologis ia juga sangat
toleran menerima kehadiran keyakinan (lakum
dinukum waliya diin), disamping para pemikir muslim
cenderung moderat dan toleran;
6. Kenapa Manusia Butuh Agama
Latar Belakang Fitrah Manusia, manusia
memiliki fitrah beragama, Qs Rum 30, yang
merupakan fitrah qodrati
Kelemahan dan Kekurangan Manusia, dibalik
penciptaanya yang sempurna, manusia
memiliki banyak kekurangan, seperti yang
dikatakan kaum Muktazilan, akal manusia
memiliki kekurang untuk mengetahui yang
baik dan yang buruk, maka manusia
memerlukan bimbingan wahyu (agama)
Tantangan manusia, baik dari dalam diri,
maupun dari luar
7. Fungsi Agama Bagi Individu
Sebagai sistem nilai yang membuat norma2 tertentu;
Norma2 tersebut menjadi kerangka acuan dlm
bersikap dan bertingkah laku agar sejalan degan
keyakinan agama yang dianutnya;
Agama memberikan kemantapan batin, rasa bahagia,
rasa terlindung, rasa sukses dan rasa puas;
Agama dapat mendorong individu melakukan
sesuatu aktivitas, karena perbuatan yang dilatar
belakangi keyakinan agama dinilai memiliki unsur
kesucian dan ketaatan.
8. Fungsi Agama Bagi Masyarakat (1)
Fungsi Edukatif; ajaran agama yang mereka
anut memberikan ajaran2 yang harus
dipatuhi; ajaran agama berfusngi menyuruh
dan melarang. Dan karena unsur suruhan
dan larangan ini telah memimbing pribadi
penganutnya menjadi baik dan terbiasa
dengan baik menurut ajaran agama masing-
masing;
Fungsi Penyelamat; keselamatan yang
diberikan mencakup dua alam, yakni dunia
dan akhirat.
9. Fungsi Agama Bagi Masyarakat (2)
Fungsi Pendamaian; melalui tuntunan agama orang
yang bersalah atau berdosa dapat mencapai
kedamaian batin, misalnya dengan cara bertaubat,
pensucian atau penebusan dosa;
Fungsi Social Control; ajaran agama yang berfungsi
sebagai norma dapat menjadi pengawasan sosial
secara individu maupun kelompok;
Fungsi Pemupuk Rasa Solidarita; secara psikologis
penganut agama yang sama akan merasa memiliki
kesamaan dan satu kesatuan; hal ini akan membina
rasa solidaritas yang bahkan dapat mengalahkan
rasa kebangsaan
10. Fungsi Agama Bagi Masyarakat (3)
Fungsi Transformatif, ajaran agama dapat merubah
seseorang/kelompok menjadi kehidupan baru sesuai
dengan ajaran agama yang dianutnya;
Fungsi Kreatif; ajaran agama mendorong
seseorang/kelompok untuk bekerja produktif bukan
saja utk kepentingan pribadi maupun org lain,
melakukan inovasi dan penemuan baru;
Fungsi Sublimatif; ajaran agama mengkusudkan
segala usaha manusia, selama tidak bertentangan
dgn norma agama, bila dilakukan dengan tulis lillahi
ta’ala maka termasuk ibadah.
11. Tantangan yg Dihadapi Agama
Pertama, dalam menghadapi persoalan
kontemporer, yang ditandai dengan disorientasi
nilai dan degradasi moral, agama ditantang
untuk tampil seabagi suara moral yang otentik;
Kedua, agama harus menghadapi
kecenderungan pluralisme, dan mengolahnya
dalam aksi-aksi kerjasama plural;
Ketiga, agama harus tampil sebagai pelopor
perlawanan terhadap segala bentuk penindasan
dan ketidakadilan;
12. Tipologi Beragama (1)
Ekslusivisme, suatu pandangan bahwa
ajaran yang paling benar hanyalah agama
yang dipeluknya, agama lain sesat dan
wajib untuk dikikisnya, baik agama atau
pemeluknya dinilai terkutuk dalam
pandangan Tuhan;
Inklusivisme, berpandangan bahwa diluar
agama yang dipeluknya, juga terdapat
kebenaran, meskipun tidak seutuh dan
sesempurna agama yang dipeliknya;
13. Tipologi Beragama (2)
Pluralisme, berpandangan bahwa secara
teologis, pluralitas agama dipandang sebagai
suatu relaitas niscaya, yangmasing-masing
berdiri sendiri, sejajar, sehingga semangat
misionaris atau dakwah menjadi tidak relevan;
Elektivisme, sikap keberagamaan yang
berusaha memilih dan mempertemukan
berbagai segi ajaran agama yang dipandang
baik dan cocok untuk dirinya sendiri;
Universalisme, beranggapan bahwa pada
dasarnya semua agama adalah satu dan sama.
14. Agama Primitive
Dinamisme adalah suatu paham yang mempercayai
adanya benda-benda tertentu yang mempunyai
kekuatan gaib dan berpengaruh kepada kehidupan
pribadinya sehari-hari.
Amimisme adalah agama yang mempercayaai bahwa
tiap-tiap benda baik yang bernyawa ataupun tidak
bernyawa, ini bentuk agama yang tertua di dunia
Politeisme adalah kepercayaan kepada dewa-dewa,
setiap dewa mempunyaitugas tertentu. Bila dewa itu
berpengaruh besar dalam kehidupan manusia maka
dewa itu akan dihormati, dan dipuja sedangkan dewa
yang lainnya di tinggalkan