Bapak Lukman Hakim memberikan penjelasan tentang moderasi beragama dalam 3 kalimat. Moderasi beragama adalah cara pandang dan praktik beragama yang mengamalkan nilai-nilai kemanusiaan dan kemaslahatan bersama sesuai dengan ajaran agama. Ciri-ciri moderasi beragama meliputi pengambilan jalan tengah, keseimbangan, tegas dan lurus, serta toleransi dan tidak adanya diskriminasi.
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
MENUMBUHKAN KARAKTER MODERASI BERAGAMA
1. Assalamualaikum Anak-anak
selamat berjumpa bersama saya Bapak Lukman Hakim
Rabu 14 Juli 2021
Pada hari ini dalam
kegiatan Matsama dengan
materi Moderasi
Beragama.
Semoga bermanfaat….
2. MENUMBUHKAN KARAKTER
MODERASI BERAGAMA
Pengertian Moderasi beragama
Moderasi beragama adalah cara pandang atau sikap dan
praktik beragama yang mengamalkan esensi ajaran-ajaran
agama yang hakikatnya mengandung adalah nilai-nilai
kemanusiaan dan menebarkan kemaslahatan bersama.
3. Pentingnya moderasi beragama
ada empat hal yang menjadi esensi moderasi beragama
itu.
Pertama, cara pandang atau sikap dan praktik
keberagamaan.
Yang kedua, terkait dengan pengamalan esensi agama,
yang hakikatnya adalah kemanusiaan dan kemaslahatan
bersama.
Yang ketiga, semuanya berprinsipkan keadilan dan
keseimbangan.
Dan keempat, taat pada konstitusi, pada kesepakatan
bersama di tengah kehidupan kita yang beragam.
4. Maka, kita perlu memoderasi cara kita beragama karena
belakangan ini disinyalir adanya tiga hal yang menjadi
fenomena yang berkembang.
Pertama, cara pandang atau sikap dan praktik keberagamaan
yang justru mengingkari nilai-nilai kemanusiaan dan
kemaslahatan bersama yang mewujudkan kedamaian itu.
Cara beragama yang eksklusif misalnya, padahal beragama
itu inklusif.
Cara beragama yang segregatif, yang memisah-misahkan
padahal beragama itu adalah integratif, menyatukan kita.
Cara beragama yang konfrontatif misalnya, senang untuk
bermusuhan, berlawanan.
Cara beragama yang destruktif, padahal beragama harusnya
konstruktif.
5. Yang kedua juga disinyalir semakin dirasakan tafsir-tafsir
keagamaan yang justru tidak berdasar, yang tidak
menggunakan kaidah dasar dalam menerjemahkan agama.
Muncul tafsir-tafsir yang justru bertolak belakang dengan
esensi agama itu sendiri.
Misalnya jihad, jihad direduksi dengan makna yang
hakikatnya kondisional, sangat situasional, lalu digunakan
untuk kondisi damai secara umum sesuatu yang bertolak
belakang tentu.
6. Ketiga, kecenderungan bahwa ada pemahaman keagamaan
yang justru bisa mengoyak dan merusak ikatan kebangsaan.
Misalnya politisasi agama, penyeragaman terhadap hal yang
beragam dan lain sebagainya.
Maka, moderasi agama diperlukan agar cara pandang, sikap
keagamaan kita bersifat moderat, tidak melebih-lebihkan,
tidak melampaui batas, tidak ekstrem.
Jadi yang dimoderasi bukanlah agama, tapi cara kita
berislam.
7. Ciri-ciri Moderasi Beragama
Wasathiyah (pemahaman moderat) merupakan sebuah
karakteristik dalam islam dimana karakteristik tersebut di agama
lain tidak ada.
Pemahaman moderat itu selalu menyeru terhadap
islam yang berdakwah dengan cara menghormati dan melakukan
penentangan terhadap pemikiran yang radikal dan liberal.
Berikut ini terdapat diri terkait dengan praktik amaliah dan
pemahaman dalam keagamaan moderat, antara lain:
a. Tawassuth (pengambilan jalan tengah), merupakan bentuk
pengalaman serta pemahaman di dalam agama yang tidak
melakukan pengurangan ajaran di agama atau tafrith dan
tidak berlebihan atau tidak ifrath.
b. Tawazun (berkeseimbangan), adalah pengalaman maupun
pemahaman dalam kehidupan di duniawi dan ukrawi
dimana prinsip dinyatakan secara tegas supaya mampu
membedakan terkait dengan ikhtilaf (perbedaan) atau
inhiraf (penyimpangan).
8. c. I‟tidal (tegas dan lurus), adalah proses penempatan
sesuatu
di tempat yang disediakan serta kewajiban dipenuhi
dengan proporsional, serta haknya dilaksanakan.
d. Tasamuh (toleransi), tasamuh berasal dari Bahasa Arab
yang berarti saling mengizinkan, saling memudahkan.48
Dalam perngertian lain tasamuh (toleransi) adalah proses
dalam melakukan penghormatan serta pengakuan terhadap
perbedaan dari segi apapun.
e. Musawah (egaliter), adalah tidak adanya sikap
diskriminatif terhadap orang lain karena adanya penyebab
berupa tradisi, keyakinan, dan asal usulnya yang berbeda.
9. Untuk lebih jelasnya silahkan kalian simak video
dalam link berikut ini!
https://youtu.be/fdPL9kuI0Zk
Sekian Wassalamu’alaikum….