SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Administrasi
Pertanahan
HUKUM TANAH INDONESIA
Dr. B. F. SIHOMBING, S.H, M.H.
1. Candra Dewi Widanti
2. Muhammad Ahsan Akbar
3. A. Moh. Syahrul
Anggota Kelompok
Latar Belakang Masalah
Hukum Tanah Indonesia
Perkembangan dan Pergeseran
Kebijaksanaan Pertanahan di
DKI Jakarta
Table of contents
Bab I
Bab II Bab IV
02
03
04
Kebijakan Pertanahan
Bab III
01
BAB I
01
Pengaturan perundang – undangan yang tidak proporsional
Belum diaturnya perjanjian pengadaan dan pemilikan tanah diperkotaan
Perbedaan presepsi masyarakat tentang besarnya ganti rugi, dimana dalam
pengadaan tanah untuk kepentingan pemerintah ganti rugi dianggap masih
rendah
Terjadinya tarik menarik mengenai kebijakan pertanahan antara pemerintah
pusat dan daerah akibat otonomi daerah
Bab I Latar Belakang Masalah
BAB II
02
Hukum Tanah Indonesia
Mengatur tentang hubungan antar manusia,
pemerintah yang mewakili negara sebagai badan
hukum publik maupun swasta termasuk badan
keagamaan / badan sosial dan perwakilan negara
asing dengan tanah di wilayah NKRI. Hukum tanah
merupakan ketentuan hukum yang mengatur hak –
hak penguasaan atas tanah. Hukum Tanah Indonesia
dimulai dari pengaturan penguasaan pemilikan tanah
akan menyebabkan banyak perbuatan hukum hanya
dengan akta peralihan. selanjutnya jika dimulai
dengan pemberian hak untuk sertifikasi dan iin lokasi
maka akan banyak kerugian kepentingan umum yang
menyebabkan ketimpangan pemilikan dan
penguasaan tanah. Kenyataannya pemerintah lebih
mengarah pada pemberian hak sertifikasi dan ijin
lokasi.
Perkembangan Hukum Tanah
Sebelum berlakunya UUPA, hukum tanah masih terkandung corak dualisme dimana peraturan agrarian
terdiri dari peraturan yang berasal pada hukum adat dan hukum barat(Sebagian tertulis Sebagian tidak
tertulis). Ada 2 periode perkembangan hukum agraria di Indonesia :
Periode 1600 – 1945
Sejak zaman VOC pengaturan, pemilikan dan penguasaan tanah menerapkan hukum barat dengan tidak
memperdulikan hak – hak tanah rakyat dan raja – raja di Indonesia.
Pada masa Herman Willem Daendels tanah atas nama pemerintah dan rakyat bekerja sebagai penanam
dibawah perintah bupati atau kepala lainnya.
Pada Masa Jendral Raffles diadakan pemungutan pajak bumi dan Landrent (sewa tanah)
Pada masa Van der Capellen dilakukan penolakan perluasan tanah di tangan pengusaha barat.
Pada masa De Bus De Gisignies dilakukan pembentukan desa – desa dan lahan – lahan baru dimana
rakyat sebagai pengusahanya bukan buruh.
Sejak tahun 1830 diadakan peraturan baru yakni culture stelsel (sistem perusahaan / perkebunan) pajak
bumi yang berupa uang diganti dengan hasil bumi.
Pada masa J.C Baud, dilakukan pengeluaran tanah sewa. Kemudian pada 1839 pengeluaran tanah
dihentikan dan dan difokuskan pada pengerahan rakyat untuk perkerjaan yang berkaitan dengan cultur
stelsel
Perkembangan Hukum Tanah
Pada 1854, pemerintah tidak punya pendirian yang jelas akan kepastian yang mana tanah yang
termasuk dalam ‘tanah yang telah diusahakan rakyat’ dan ‘tanah yang tidak diusahakan rakyat’
Pada 1870 berlaku Wet Agraria yang diikuti ketetapan Raja Belanda yakni ‘Agrarische Besluit’
dimana semua tanah yang tidak terbukti ada yang mempunyainya hak eigendom adalah tetap
kepunyaan negeri.
Periode 17 agustus 1945 – 5 juli 1959
Hukm agraria peninggalan pemerintahan belanda masih ada tetapi tedapat pengembalian
tanah – tanah yang diserahkan dengan paksa kepada pemilik semula atau ahli waris yang sah,
dengan dibebani kewajiban mengembalikan uang kerugian yang dahulu diteriamanya kepada
negara
Setelah berlakunya UUPA
Menghilangnya sifat dualistis karena hukum agrarian yang baru didasarkan pada hukum adat
yang sudah di modernisasi. Selain itu hukum yang ada tidak boleh bertentangan dengan
kepentingan nasional, sosialisme dan peraturan perundangan lainnya.
BAB III 03
Kebijakan Pertanahan
- Zaman pemerintahan Belanda
Rakyat Indonesia tidak ada jaminan kepastian hukum sedangan tanah – tanah
barat sudah terdaftar dan terdapat kepastian hukum. Hal – hal mendasar
mengenai kebijakan pengendalian, pemilikan dan penguasaan tanah pada
peerintah Belanda adalah penguasaan skala besar dapat dimiliki oleh
perseorangan, badan hukum milik bersama dari beberapa orang dan beberapa
badan hukum, sedangkan untuk skala kecil tidak diprioritaskan.
- Zaman Pemerintahan Jepang
Kebijakan pengaturan, pemilikan dan penguasaan tanah lebih berpihak pada
warga negara Jepang, asing dan badan hukum Jepang serta bdan hukum asing
lainnya daripada warga Indonesia.
- Zaman Indonesia Merdeka – 2002
Pada 1952 lebih menkankan pada kebendaan tak bergerak dan barang tetap.
Pada 1957 dikeluarkan Keputusan Presiden Nomor 190 tentang pemindahan
jawatan pendaftaran tanah dari lingkungan kementrian kehakiman ke dalam
lingkungan kementrian agraria, terjadi pelimpahan kewenangan ijin pemindahan
hak atas tanah dari Menteri kehakiman kepada Menteri agraria.
BAB IV 04
Perkembangan dan Pergeseran kebijaksanaan
Pertanahan di DKI Jakarta
Dalam perkembangan dan perluasan kota Jakarta yang pada mulanya
berpusat di Pasar kediaman.Keadaan ini disebabkan karena sering terjadi
peperangan dan kota Jakarta sebagian besar berupa rawa-rawa dan sering
banjir. Karena itu banyak penduduk yang pindah ke bagian sebelah Selatan
kota. Mengingat keadaan tersebut maka sekitar tahun 1830 Gubernur
Jenderal Van den Bosch membentuk lingkaran "Defensielijn v.d. Bosch" yang
disebut Weltervreden, yaitu daerah Gambir yang merupakan pusat
kedudukan Pemerintah Kolonial Belanda. Perkembangan kota Jakarta terus
berlangsung dengan dibangunnya tempat-tempat kediaman baru di
Menteng, Gondangdia, Menteng Pulo, Gunung Sahari dan daerah lingkungan
lapangan terbang kemayoran. Pada tahun 1935 Stadsgemeente Meester
Cornelis digabung menjadi satu dengan Stadsgemeente Batavia.
Perkembangan dan Pergeseran kebijaksanaan
Pertanahan di DKI Jakarta
Hasil-hasil perkebunan besar didaerah Bogor dan Periangan diangkut
melalui bandar Jakarta, tetapi Belanda kesulitan dalam pemeliharaan
terusan pelabuhan, karena muara sungai tidak cukup dalam, sehingga
kebutuhan akan pelabuhan yang bebas dari ganguan endapan lumpur
dianggap sangat mendesak, maka pada akhir abad ke 19 dibangunlah
pelabuhan Tanjung Priok. Prasarana dan fasiltas kota Batavia telah
direncanakan untuk jumlah penduduk 600.000 jiwa sampai dengan
800.000 jiwa. Diantara pembinaan tersebut misalnya usaha
membebaskan kota Batavia dari Banjir dilakukan dengan membangun
Banjir Kanal untuk mengendalikan aliran kali Ciliwung, yang
dikembangkan oleh Van Breen.
Perkembangan dan Pergeseran kebijaksanaan
Pertanahan di DKI Jakarta
Sejak itu, seluruh kepulauan Indonesia dikuasai Belanda, diperintah dari Ibukota
Batavia sampai masa pendudukan Jepang bulan Maret 1942. Kekayaan alam
Indonesia berupa rempah-rempah, yang menjadi rebutan pedagang-
pedagang Eropa dimasa itu dieksploitasi oleh kolonialis Belanda untuk
kepentingan negeri Belanda sendiri. Pada masa pendudukan Jepang tidak
terdapat usaha pembinaan kelengkapan dan sarana kota sama sekali.
Bahkan sebaliknya prasarana dan fasilitas yang ada terlantar dan rusak,
karena digunakan untuk kepentingan perang.156 Pemerintah kota Jakarta
pada masa pendudukan Jepang, dirubah dari tata pemerintahan yang
tadinya hanya merupakan badan pengurus rumah tangga saja, menjadi
pemerintahan kota yang menyelenggarakan segala urusan pemerintahan
dalam lingkungan daerahnya.
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik
Thanks!
Does anyone have any
questions?
Please keep this slide as attribution

More Related Content

Similar to Hukum Tanah Indonesia dan Perkembangannya di DKI Jakarta

PEMDA OTDA 3.pptx
PEMDA OTDA 3.pptxPEMDA OTDA 3.pptx
PEMDA OTDA 3.pptxReisdro
 
IPS Kelas 8 Bab 2
IPS Kelas 8 Bab 2IPS Kelas 8 Bab 2
IPS Kelas 8 Bab 2Rifqi Bagja
 
Sejarah kedatangan bangsa belanda
Sejarah kedatangan bangsa belandaSejarah kedatangan bangsa belanda
Sejarah kedatangan bangsa belandasetyarinima
 
sejarah indonesia Pemerintahan kolonial belanda
sejarah indonesia Pemerintahan kolonial belanda sejarah indonesia Pemerintahan kolonial belanda
sejarah indonesia Pemerintahan kolonial belanda Tita Rosita
 
Hukum agraria
Hukum agraria Hukum agraria
Hukum agraria Mr.Mahmud
 
PPT MATERI PENJAJAHAN BELANDA.pptx
PPT MATERI PENJAJAHAN BELANDA.pptxPPT MATERI PENJAJAHAN BELANDA.pptx
PPT MATERI PENJAJAHAN BELANDA.pptxJuliBriana2
 
Kebijakan pemerintah kolonial inggris dan pelaksanaan tanam paksa :)
Kebijakan pemerintah kolonial inggris dan pelaksanaan tanam paksa :)Kebijakan pemerintah kolonial inggris dan pelaksanaan tanam paksa :)
Kebijakan pemerintah kolonial inggris dan pelaksanaan tanam paksa :)RezhaMiftahulHuda
 
Pertentangan Raja Melawan Penguasa Pesisir, Konfrontasi Mataram Melawan voc, ...
Pertentangan Raja Melawan Penguasa Pesisir, Konfrontasi Mataram Melawan voc, ...Pertentangan Raja Melawan Penguasa Pesisir, Konfrontasi Mataram Melawan voc, ...
Pertentangan Raja Melawan Penguasa Pesisir, Konfrontasi Mataram Melawan voc, ...Dikki Wahyu Afandi E.D
 
Hukum agraria Kel 2.pptx
Hukum agraria Kel 2.pptxHukum agraria Kel 2.pptx
Hukum agraria Kel 2.pptxDelfianaSundari
 
Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan.
Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan.Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan.
Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan.dinailmikamila
 
bahan-ajar-sejarah-hk-agraria.pdf
bahan-ajar-sejarah-hk-agraria.pdfbahan-ajar-sejarah-hk-agraria.pdf
bahan-ajar-sejarah-hk-agraria.pdfDanilGargono
 
Kebijakan – kebijakan pemerintah kolonialisme & pengaruhnya
Kebijakan – kebijakan pemerintah kolonialisme & pengaruhnyaKebijakan – kebijakan pemerintah kolonialisme & pengaruhnya
Kebijakan – kebijakan pemerintah kolonialisme & pengaruhnyasahobby68
 
Kolonialisme dan imperialisme barat Kls 8
Kolonialisme dan imperialisme barat Kls 8Kolonialisme dan imperialisme barat Kls 8
Kolonialisme dan imperialisme barat Kls 8Holywood
 
5.belanda di indonesia
5.belanda di indonesia5.belanda di indonesia
5.belanda di indonesiaWinda Rizkiana
 
kolonialisme di indonesia
kolonialisme di indonesiakolonialisme di indonesia
kolonialisme di indonesiaIlah Strifer
 
Hukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptx
Hukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptxHukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptx
Hukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptxary-red78
 
Hukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialHukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialindra wijaya
 

Similar to Hukum Tanah Indonesia dan Perkembangannya di DKI Jakarta (20)

PEMDA OTDA 3.pptx
PEMDA OTDA 3.pptxPEMDA OTDA 3.pptx
PEMDA OTDA 3.pptx
 
IPS Kelas 8 Bab 2
IPS Kelas 8 Bab 2IPS Kelas 8 Bab 2
IPS Kelas 8 Bab 2
 
Sejarah kedatangan bangsa belanda
Sejarah kedatangan bangsa belandaSejarah kedatangan bangsa belanda
Sejarah kedatangan bangsa belanda
 
sejarah indonesia Pemerintahan kolonial belanda
sejarah indonesia Pemerintahan kolonial belanda sejarah indonesia Pemerintahan kolonial belanda
sejarah indonesia Pemerintahan kolonial belanda
 
Hukum agraria
Hukum agraria Hukum agraria
Hukum agraria
 
PPT MATERI PENJAJAHAN BELANDA.pptx
PPT MATERI PENJAJAHAN BELANDA.pptxPPT MATERI PENJAJAHAN BELANDA.pptx
PPT MATERI PENJAJAHAN BELANDA.pptx
 
Kebijakan pemerintah kolonial inggris dan pelaksanaan tanam paksa :)
Kebijakan pemerintah kolonial inggris dan pelaksanaan tanam paksa :)Kebijakan pemerintah kolonial inggris dan pelaksanaan tanam paksa :)
Kebijakan pemerintah kolonial inggris dan pelaksanaan tanam paksa :)
 
MAKALAH PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
MAKALAH PAJAK BUMI DAN BANGUNANMAKALAH PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
MAKALAH PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
 
Pertentangan Raja Melawan Penguasa Pesisir, Konfrontasi Mataram Melawan voc, ...
Pertentangan Raja Melawan Penguasa Pesisir, Konfrontasi Mataram Melawan voc, ...Pertentangan Raja Melawan Penguasa Pesisir, Konfrontasi Mataram Melawan voc, ...
Pertentangan Raja Melawan Penguasa Pesisir, Konfrontasi Mataram Melawan voc, ...
 
Hukum agraria Kel 2.pptx
Hukum agraria Kel 2.pptxHukum agraria Kel 2.pptx
Hukum agraria Kel 2.pptx
 
Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan.
Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan.Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan.
Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan.
 
Sejarah
SejarahSejarah
Sejarah
 
bahan-ajar-sejarah-hk-agraria.pdf
bahan-ajar-sejarah-hk-agraria.pdfbahan-ajar-sejarah-hk-agraria.pdf
bahan-ajar-sejarah-hk-agraria.pdf
 
Indonesia pasca VOC
Indonesia pasca VOCIndonesia pasca VOC
Indonesia pasca VOC
 
Kebijakan – kebijakan pemerintah kolonialisme & pengaruhnya
Kebijakan – kebijakan pemerintah kolonialisme & pengaruhnyaKebijakan – kebijakan pemerintah kolonialisme & pengaruhnya
Kebijakan – kebijakan pemerintah kolonialisme & pengaruhnya
 
Kolonialisme dan imperialisme barat Kls 8
Kolonialisme dan imperialisme barat Kls 8Kolonialisme dan imperialisme barat Kls 8
Kolonialisme dan imperialisme barat Kls 8
 
5.belanda di indonesia
5.belanda di indonesia5.belanda di indonesia
5.belanda di indonesia
 
kolonialisme di indonesia
kolonialisme di indonesiakolonialisme di indonesia
kolonialisme di indonesia
 
Hukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptx
Hukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptxHukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptx
Hukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptx
 
Hukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialHukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonial
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 

Hukum Tanah Indonesia dan Perkembangannya di DKI Jakarta

  • 2. 1. Candra Dewi Widanti 2. Muhammad Ahsan Akbar 3. A. Moh. Syahrul Anggota Kelompok
  • 3. Latar Belakang Masalah Hukum Tanah Indonesia Perkembangan dan Pergeseran Kebijaksanaan Pertanahan di DKI Jakarta Table of contents Bab I Bab II Bab IV 02 03 04 Kebijakan Pertanahan Bab III 01
  • 5. Pengaturan perundang – undangan yang tidak proporsional Belum diaturnya perjanjian pengadaan dan pemilikan tanah diperkotaan Perbedaan presepsi masyarakat tentang besarnya ganti rugi, dimana dalam pengadaan tanah untuk kepentingan pemerintah ganti rugi dianggap masih rendah Terjadinya tarik menarik mengenai kebijakan pertanahan antara pemerintah pusat dan daerah akibat otonomi daerah Bab I Latar Belakang Masalah
  • 7. Hukum Tanah Indonesia Mengatur tentang hubungan antar manusia, pemerintah yang mewakili negara sebagai badan hukum publik maupun swasta termasuk badan keagamaan / badan sosial dan perwakilan negara asing dengan tanah di wilayah NKRI. Hukum tanah merupakan ketentuan hukum yang mengatur hak – hak penguasaan atas tanah. Hukum Tanah Indonesia dimulai dari pengaturan penguasaan pemilikan tanah akan menyebabkan banyak perbuatan hukum hanya dengan akta peralihan. selanjutnya jika dimulai dengan pemberian hak untuk sertifikasi dan iin lokasi maka akan banyak kerugian kepentingan umum yang menyebabkan ketimpangan pemilikan dan penguasaan tanah. Kenyataannya pemerintah lebih mengarah pada pemberian hak sertifikasi dan ijin lokasi.
  • 8. Perkembangan Hukum Tanah Sebelum berlakunya UUPA, hukum tanah masih terkandung corak dualisme dimana peraturan agrarian terdiri dari peraturan yang berasal pada hukum adat dan hukum barat(Sebagian tertulis Sebagian tidak tertulis). Ada 2 periode perkembangan hukum agraria di Indonesia : Periode 1600 – 1945 Sejak zaman VOC pengaturan, pemilikan dan penguasaan tanah menerapkan hukum barat dengan tidak memperdulikan hak – hak tanah rakyat dan raja – raja di Indonesia. Pada masa Herman Willem Daendels tanah atas nama pemerintah dan rakyat bekerja sebagai penanam dibawah perintah bupati atau kepala lainnya. Pada Masa Jendral Raffles diadakan pemungutan pajak bumi dan Landrent (sewa tanah) Pada masa Van der Capellen dilakukan penolakan perluasan tanah di tangan pengusaha barat. Pada masa De Bus De Gisignies dilakukan pembentukan desa – desa dan lahan – lahan baru dimana rakyat sebagai pengusahanya bukan buruh. Sejak tahun 1830 diadakan peraturan baru yakni culture stelsel (sistem perusahaan / perkebunan) pajak bumi yang berupa uang diganti dengan hasil bumi. Pada masa J.C Baud, dilakukan pengeluaran tanah sewa. Kemudian pada 1839 pengeluaran tanah dihentikan dan dan difokuskan pada pengerahan rakyat untuk perkerjaan yang berkaitan dengan cultur stelsel
  • 9. Perkembangan Hukum Tanah Pada 1854, pemerintah tidak punya pendirian yang jelas akan kepastian yang mana tanah yang termasuk dalam ‘tanah yang telah diusahakan rakyat’ dan ‘tanah yang tidak diusahakan rakyat’ Pada 1870 berlaku Wet Agraria yang diikuti ketetapan Raja Belanda yakni ‘Agrarische Besluit’ dimana semua tanah yang tidak terbukti ada yang mempunyainya hak eigendom adalah tetap kepunyaan negeri. Periode 17 agustus 1945 – 5 juli 1959 Hukm agraria peninggalan pemerintahan belanda masih ada tetapi tedapat pengembalian tanah – tanah yang diserahkan dengan paksa kepada pemilik semula atau ahli waris yang sah, dengan dibebani kewajiban mengembalikan uang kerugian yang dahulu diteriamanya kepada negara Setelah berlakunya UUPA Menghilangnya sifat dualistis karena hukum agrarian yang baru didasarkan pada hukum adat yang sudah di modernisasi. Selain itu hukum yang ada tidak boleh bertentangan dengan kepentingan nasional, sosialisme dan peraturan perundangan lainnya.
  • 11. Kebijakan Pertanahan - Zaman pemerintahan Belanda Rakyat Indonesia tidak ada jaminan kepastian hukum sedangan tanah – tanah barat sudah terdaftar dan terdapat kepastian hukum. Hal – hal mendasar mengenai kebijakan pengendalian, pemilikan dan penguasaan tanah pada peerintah Belanda adalah penguasaan skala besar dapat dimiliki oleh perseorangan, badan hukum milik bersama dari beberapa orang dan beberapa badan hukum, sedangkan untuk skala kecil tidak diprioritaskan. - Zaman Pemerintahan Jepang Kebijakan pengaturan, pemilikan dan penguasaan tanah lebih berpihak pada warga negara Jepang, asing dan badan hukum Jepang serta bdan hukum asing lainnya daripada warga Indonesia. - Zaman Indonesia Merdeka – 2002 Pada 1952 lebih menkankan pada kebendaan tak bergerak dan barang tetap. Pada 1957 dikeluarkan Keputusan Presiden Nomor 190 tentang pemindahan jawatan pendaftaran tanah dari lingkungan kementrian kehakiman ke dalam lingkungan kementrian agraria, terjadi pelimpahan kewenangan ijin pemindahan hak atas tanah dari Menteri kehakiman kepada Menteri agraria.
  • 13. Perkembangan dan Pergeseran kebijaksanaan Pertanahan di DKI Jakarta Dalam perkembangan dan perluasan kota Jakarta yang pada mulanya berpusat di Pasar kediaman.Keadaan ini disebabkan karena sering terjadi peperangan dan kota Jakarta sebagian besar berupa rawa-rawa dan sering banjir. Karena itu banyak penduduk yang pindah ke bagian sebelah Selatan kota. Mengingat keadaan tersebut maka sekitar tahun 1830 Gubernur Jenderal Van den Bosch membentuk lingkaran "Defensielijn v.d. Bosch" yang disebut Weltervreden, yaitu daerah Gambir yang merupakan pusat kedudukan Pemerintah Kolonial Belanda. Perkembangan kota Jakarta terus berlangsung dengan dibangunnya tempat-tempat kediaman baru di Menteng, Gondangdia, Menteng Pulo, Gunung Sahari dan daerah lingkungan lapangan terbang kemayoran. Pada tahun 1935 Stadsgemeente Meester Cornelis digabung menjadi satu dengan Stadsgemeente Batavia.
  • 14. Perkembangan dan Pergeseran kebijaksanaan Pertanahan di DKI Jakarta Hasil-hasil perkebunan besar didaerah Bogor dan Periangan diangkut melalui bandar Jakarta, tetapi Belanda kesulitan dalam pemeliharaan terusan pelabuhan, karena muara sungai tidak cukup dalam, sehingga kebutuhan akan pelabuhan yang bebas dari ganguan endapan lumpur dianggap sangat mendesak, maka pada akhir abad ke 19 dibangunlah pelabuhan Tanjung Priok. Prasarana dan fasiltas kota Batavia telah direncanakan untuk jumlah penduduk 600.000 jiwa sampai dengan 800.000 jiwa. Diantara pembinaan tersebut misalnya usaha membebaskan kota Batavia dari Banjir dilakukan dengan membangun Banjir Kanal untuk mengendalikan aliran kali Ciliwung, yang dikembangkan oleh Van Breen.
  • 15. Perkembangan dan Pergeseran kebijaksanaan Pertanahan di DKI Jakarta Sejak itu, seluruh kepulauan Indonesia dikuasai Belanda, diperintah dari Ibukota Batavia sampai masa pendudukan Jepang bulan Maret 1942. Kekayaan alam Indonesia berupa rempah-rempah, yang menjadi rebutan pedagang- pedagang Eropa dimasa itu dieksploitasi oleh kolonialis Belanda untuk kepentingan negeri Belanda sendiri. Pada masa pendudukan Jepang tidak terdapat usaha pembinaan kelengkapan dan sarana kota sama sekali. Bahkan sebaliknya prasarana dan fasilitas yang ada terlantar dan rusak, karena digunakan untuk kepentingan perang.156 Pemerintah kota Jakarta pada masa pendudukan Jepang, dirubah dari tata pemerintahan yang tadinya hanya merupakan badan pengurus rumah tangga saja, menjadi pemerintahan kota yang menyelenggarakan segala urusan pemerintahan dalam lingkungan daerahnya.
  • 16. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik Thanks! Does anyone have any questions? Please keep this slide as attribution