materi Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris, mata pelajaran Sejarah kelas XI. Meliputi :
-Kedatangan Portugis & Belanda di Indonesia
-VOC
-Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris di Indonesia.
1. Datangnya Kolonialisme dan
Imperialisme Barat di Indonesia
&
Kebijakan Pemerintah Kolonial
Belanda dan inggris
P.S : Presentasi ini merupakan hasil
kerjasama dalam kerja berkelompok.
2. Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia
Pada abad ke 15 bangsa portugis merupakan salah satu bangsa yang
mencapai kemajuan di bidang teknologi sehingga mereka dapat
membuat kapal-kapal yang canggih dan memungkinkan mereka
melakukan pelayaran menyebrangi lautan lepas. Dengan alasan ingin
menguasai daerah penghasil rempah-rempah terbaik portugis
melakukan penjelajahan samudera dan menjadi bangsa Eropa
pertama yang mencapai kepulauan nusantara.
abad ke-15
1
3. Setelah armada protugis yang dipimpin oleh Vasco da Gama
sampai di India pada tahun 1498, orang portugis segera
menyadari bahwa barang barang dagangan mereka tidak
dapat bersaing di pasaran India, sehingga mereka segera
mengirimkan seorang panglima angkatan laut yaitu Alfonso
de Albuquerque untuk melakukan peperangan di laut.
1498
4. Pada tahun 1510, Albuquerque berhasil menaklukan Goa di pantai
Barat. Setelah mengetahui kekayaan alam Malaka yg sangat besar,
Raja Portugis mengutus Diogo Lopez de Sequiera untuk menjalin
hubungan persahabatan dengan warga Malaka serta menetap di
sana. Setelah sampai di Malaka, Sequiera disambat baik oleh
Sultan Mahmud Syah. Namun, setelah para pedagang meyakinkan
Sultan Mahmud bahwa Portugis merupakan ancaman besar bagi
mereka, Sultan Mahmud memutuskan untuk melawan Sequiera.
Akhirnya portugis berkesimpulan bahwa penaklukan merupakan
satu-satunya cara untuk memperkokoh kedudukannya di Malaka.
1510
MALAKA
5. Pada bulan April 1511, Albuquerque memimpin
langsung pelayaran dari Goa menuju Malaka untuk
melakukan peperangan dengan membawa 1200
orang serta 17 buah kapal.
MALAKA
April 1511
6. Malaka akhirnya berhasil ditaklukan oleh portugis. Albuquerque
memutuskan untuk tinggal di Malaka sampai November 1511
untuk mempersiapkan pertahanan di Malaka.
MALAKA
Sampai November 1511
7. Ekspedisi pertama portugis menuju Malaka terjadi pada
tahun 1512 yang disambut dengan baik oleh Sultan Ternate,
Sultan Aby Lais.
Hubungan portugis dan Ternate terus di pertahankan oleh
Anthony d’Abreu (pimpinan armada portugis. Pihak ternate
tanpa ragu mengizinkan portugis untuk membangun benteng
pertama portugis di pulau Ternate pada tahun 1522. portugis
juga berhasil mendapatkan hak monopoli perdagangan
rempah-rempah (cengkeh) berkat hubungannya dengan
Ternate. Portugis juga aktif menyebarkan agama Kristen
(Katolik) dg tokohnya yg terkenal ialah Franciscus Xaverius
(1546) yang mendirikan Order Jesuit lalu diteruskan oleh
Alfonso da Castro.
8. Namun, dalam perkembangannya Portugis tidak berhasil mempertahankan
monopoli perdagangannya di Nusantara dan terus mengalami Kemunduran. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
Portugis tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan sangat bergantung
pada pemasok bahan makanan di Asia.
Portugis kekurangan dana dan sumber daya manusia.
Organisasi mereka ditandai dengan perintah yang saling tumpang tindik, tidak
efisien dan korupsi.
Para pedagang Asia mengalihkan sebagian besar perdagangan mereka ke
pelabuhan lain di Nusantara.
Keunggulan teknologi mereka berhasil dipelajari oleh saingan mereka dari
Nusantara.
Portugis terus mendapat perlawan dari kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara.
Selama berada di bawah kekuasaan Portugis, Malaka mengalami kemunduran
sebagai pusat perdagangan di Asia Tenggara. Tidak ada lagi kerajaan Malaka yg
berhasil menjaga ketertiban selat Malaka dan membuatnya aman bagi lalu lintas
perdagangan. Bahkan Portugis juga gagal dalam melakukan monopoli perdagangan
di wilayah Nusantara.
9. Kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia
Pada mulanya, pedagang-pedagang Belanda yang berpusat di
Rotterdam membeli rempah-rempah dari Lisabon (Lisboa),
Portugis. Ketika itu, Belanda masih dalam penjajahan Spanyol/
Kemudian terjadilah perang 80 tahun, yaitu perang kemerdekaan
Belanda terhadap Spanyol. Perang tersebut berhasil melepaskan
Belanda dari kekuasaan Spanyol dan menjadikan William van
Orange sebagai pahlawan kemerdekaan Belanda.
Pada tahun 1580, Raja Philip dari Spanyol naik takhta. Ia berhasil
mepersatukan Spanyol dan Portugis. Akibatnya, Belanda tidak
dapat lagi mengambil rempah-rempah dari Lisabon yang sedang
dikuasai Spanyol. Hal itulah yang mendorong Belanda mulai
mengadakan penjelajahan samudra untuk mendapatkan daerah
asal rempah-rempah.
10. &
de Keyzer
Pada bulan April 1595, Cornelis de Houtman dan de Keyzer
memimpin pelayaran menuju Nusantara dengan 4 buah kapal.
Pelayaran tersebut menempuh rute Belanda-Pantai Barat Afrika-
Tanjung Harapan-Samudra Hindia-Selat Sunda-Banten. Selama dalam
pelayaran, mereka selalu berusaha menjauhi jalan pelayaran Portugis
sehingga pelayarannya tidak singgah di India dan Malaka yang sudah
diduduki Portugis. Pada bulan Juli 1596, pelayaran de Houtman tiba
di Banten.
a. Perjalanan bangsa belanda ke Indonesia
April 1595 Juli 1596
11. Pada mulanya, kedatangan Belanda mendapat sambutan baik dari
masyarakat Banten. Kedatangan Belanda diharapkan dapat
memajukan perdagangan dan dapat membantu usaha Banten
menyerang Palembang. Akan tetapi, kemudian timbul ketegangan
antara masyarakat Banten dengan Cornelis de Houtman. Hal itu
disebabkan oleh sikap de Houtman hanya mau membeli rempah-
rempah jika musim panen tiba. Akibatnya, ia kemudian diusir dari
Banten dengan membawa sedikit rempah-rempah. Walaupun
demikian, de Houtman disambut dengan gegap gempita oleh
masyarakat Belanda. Ia dianggap sebagai pelopor pelayaran
menemukan jalan laut ke Indonesia.
12. Pada tanggal 28 November 1598, rombongan baru dari Belanda
dipimpin oleh Jacob van Neck dan Wybrecht van Waerwyck dengan 8
buah kapal tiba di Banten. Pada saat itu, hubungan Banten dengan
Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan Belanda diterima
dengan baik. Karena sikap van Neck yang sangat hati-hati dan pandai
mengambil hati para pembesar Banten, tiga buah kapalnya penuh
dengan muatan dan dikirim ke negeri Belanda. Lima buah yang lain
menuju Maluku. Di Maluku, Belanda juga diterima dengan baik oleh
rakyat Maluku karena dianggap sebagai musuh Portugis yang juga
sedang bermusuhan dengan rakyat Maluku.
&
Wybrecht van
Waerwyck
28 November 1598
Belanda
Maluku
13. Keberhasilan ekspedisi Belanda melakukan perdagangan rempah-
rempah mendorong pengusaha Belanda yang lain untuk
berdagang ke Indonesia. Akibatnya, terjadilah persaingan di antara
pedagang-pedagang Belanda sendiri. Di samping itu, mereka harus
menghadapi persaingan dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris.
Atas prakarsa dari dua tokoh Belanda, yaitu Pangeran Maurits dan
Johan van Olden Barnevelt, pada tahun 1602 kongsi-kongsi dagang
Belanda bersatu menjadi sebuah kongsi dagang besar yang diberi
nama VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) atau
Persekutuan Maskapai Perdagangan Hindia Timur.
Pengurus pusat VOC terdiri dari 17 orang.
b. Terbentuknya VOC (Vereenigde Oost
Indische Compagnie)
14. Pada tahun 1602, VOC membuka kantor pertamanya di Banten
yang dikepalai oleh Francois Wittert.
Tujuan dibentuknya VOC :
1) Menghindari persaingan tidak sehat di antara sesama
pedagang Belanda sehingga keuntungan maksimal dapat
diperoleh.
2) Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan
dengan bangsa-bangsa Eropa lainnya maupun dengan bangsa-
bangsa Asia.
3) Membantu dana pemerintah Belanda yang berjuang
menghadapi Spanyol yang masih menduduki Belanda.
15. Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa, VOC diberi hak-hak
istimewa oleh pemerintah Belanda, yang dikenal dengan Hak Octroi,
meliputi hal-hal berikut ini :
1) Monopoli perdagangan.
2) Mencetak dan mengedarkan uang.
3) Mengangkat dan memberhentikan pegawai.
4) Mengadakan perjanjian dengan raja-raja.
5) Memiliki tentara untuk mempertahankan diri.
6) Mendirikan benteng.
7) Menyatakan perang dan damai.
8) Mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa setempat.
16. Dengan Hak Octroi tersebut, pada tahun :
1605 VOC berhasil merampas benteng Portugis di Ambon.
1609 VOC mendirikan loji 9pangkalan dagang) di Banten.
1610 VOC untuk pertama kalinya mengangkat seorang gubernur
jenderal, yaitu Peter Both yang berkedudukan di Ambon.
Namun, VOC beranggapan bahwa Ambon letaknya terlalu jauhdari
Selat Malaka sehingga kurang strategis dijadikan pangkalan dagang
yang kuat. Oleh karena itu, perhatian VOC tertuju ke Jayakarta
untuk dijadikan pangkalan dagang utamanya.
17. Jayakarta yang dipimpin oleh Wijayakrama ketika itu sedang
berselisih dengan negeri induknya, yaitu Banten yang dipimpin
oleh Ranamanggala. Pertentangan tersebut dimanfaatkan oleh
Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen sehingga berhasil
merebut Jayakarta. Orang-orang Banten yang berada di Jayakarta
diusir dan kota Jayakarta dibakar. Pada tanggal 30 Mei 1619, J. P.
Coen mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia, sesuai dengan
nama nenek moyang orang Belanda, yaitu bangsa Bataaf. Batavia
kemudian dijadikan markas besar VOC.
19. Peraturan-peraturan yang ditetapkan VOC dalam melaksanankan monopoli perdagangan :
Verplichte Laverantie, penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditetapkan
oleh VOC.
Contingenten, Kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi
Peraturan tentang ketentuan areal dan jumlah tanaman yang boleh ditanam
Ekstirpasi, hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi
kelebihan produksi yang menyebabkan harganya merosot
Pelayaran Hongi, Pelayaran dengan perahu-perahu kota (perahu perang) untuk
mengawasi pelaksanaan monopoli perdagangan VOC dan menindak pelanggarannya
20. RAKYAT
KEPALA-KEPALA RAKYAT
BUPATI
BANGSAWAN TINGGI KERAJAAN
RAJA
VOC menerapkan SISTEM PEMERINTAHAN TIDAK LANGSUNG dengan memanfaatkan SISTEM
FEODALISME yaitu “ketaatan mutlak dari bawahan kepada atasannya”
21. 1. Jan Pieterszoon Coen (1619-1629)
Dikenal sebagai pendiri Kota Batavia dan peletak dasar Imperialisme Belanda Indonesia. IA
dikenal pula dengan rencana kolonialisasinya dengan memindahkan orang-orang
Belanda belanda bersama keluarganya di Indonesia.
2. Antonio Van Diemen (1636-1645)
Berhasil memperluas kekuasaan VC sampai ke Malaka pada tahun 1641. Ia juga berhasil
dalam mengirimkan misi pelayaran yang dipimpin oleh Abel Tasman ke Australia, Tasmania,
dan Selandia Baru.
3. Joan Maetsycker (1653-1678)
Berhasil memperluas wilayah kekuasaan VOC sampai ke Semarang, Padang, dan Manado.
4. Cornelis Speelman
Berhasil menghadapi perlawanan Sultan Hasanuddin dari Makassar, memadamkan
pemberontakan Trunojoyo di Mataram, dan mengalahkan Sultan Ageng Tirtayasa di Banten
22. 1. Banyak pegawai-pegawai VOC yang melakukan korupsi
4. Persaingan dengan kongsi dagang bangsa lain
3. Biaya perang untuk memadamkan perlawanan rakyat sangat besar
6. Pemberian deviden kepada pemegang saham walupun usahanya mengalami
kemunduran
5. Utang VOC yang sangat besar
2. Anggaran pegawai yang terlalu besar sebagai akibat luasnya wilayah kekuasaan
VOC
7. Berkembangnya paham liberalisme sehingga monopoli perdagangan yang
ditetapkan oleh VOC tidak sesuai lagi untuk diteruskan
8. Pendudukan Prancis terhadap negeri Belanda pada tahun 1975
24. Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dan
Inggris
1. Pemerintahan Republik Bataaf dan Pembubaran VOC
Perubahan yang terjadi di Eropa pada akhir abad ke-18 besar pengaruhnya
terhadap Indonesia yang sedang dijajah Belanda. Pada tahun 1795, Partai Patriot
Belanda yang anti raja, atas bantuan Prancis, berhasil merebut kekuasaan dan
membentuk pemerintahan baru yang disebut Republik Bataaf (Bataafische
Republiek). Republik ini menjadi bawahan Prancis yang sedang dipimpin oleh
Napoleon Bonaparte.Raja Belanda, Williem V, melarikan diri dan membentuk
pemerntahan peralihan di Inggris yang ketika itu menjadi mush Prancis.
Setelah VOC dibubarkan pada tahun 1709, tanah jajahan yang dahulu dikuasai VOC
diurus oleh suatu badan yang disebut Aziatiche Raad (Dewan Asia_. Kekuasaan
pemerintahan Belanda di Indonesia dipegang oleh Gubernur Jenderal Johannes
Siberg (1801-1804).
25. Sebelum Johannes Siberg resmi berkuasa di Indonesia, ia
mengirimkan dua komisaris ke Indonesia, yaitu Nederburg dan van
Hogendorp. Keduanya memiliki pandangan berbeda tentang politik
kolonial yang akan diterapkan. Pandangan kedua komisaris tersebut
sebagai berikut :
a. Nederburg berpandangan konservatif. Ia menganjurkan agar sistem
perekonomian yang telah diterapkan VOC tetap dipertahankan.
b. Van Hagendorp berpendirian sangat liberal. Ia menganjurkan agar
masalah pemerintahan dipisahkan dengan masalah ekonomi.
Perbedaan pandangan antara dua tokoh tersebut diselesaikan
melalui Charter 1804 , yang merupakan kompromi dari dua
pendirian tersebut. Isi pokok Charter tersebut adalah kebijakan-
kebijakan lama yang masih dipandang baik perlu dipertahankan dan
bila perlu akan diadakan perubahan-perubahan.
26. 2. Masa Pemerintahan Herman Willem Daendels
Letak geografis Belanda yang dekat dengan Inggris menyebabkan
Napoleon Bonaparte merasa perlu menduduki Belanda. Pada
tahun 1806, Prancis (Napoleon) membubarkan Rebuplik Bataaf
dan membentuk Koninkrijk Holland (Kerajaan Belanda). Napoleon
kemudian mengangkat Louis Napoleon sebagai Raja Belanda.
Napoleon Bonaparte Louis Napoleon
27. Karena Indonesia berada di bawah ancaman Inggris yang berkuasa
di India, Napoleon nenbutuhkan orang kuat yang berpengalaman
militer untuk mempertahankan jajahannya di Indonesia. Oleh
karena itu, Louis Napoleon mengangkat Herman Willem Dendels
sebagai gubernur jenderal di Indonesia. Daendels mulai
menjalankan tugasnya pada tahun 1808 dengan tugas utama
mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris.
Herman Willem Dendles
28. a) Kebijakan Pemerintahan Herman
Willem Daendels
Ciri ciri pemerintahan Daendels sangat
mendukung perubahan-peubahan liberal. Ia
juga bercita-cita untuk memperbaiki nasib
rakyat dengan memajukan pertanian dan
perdagangan. Akan tetapi dalam melakukan
kebijakan kebijakannya ia bersikap diktator
sehingga yang diingat rakyat hanyalah
kekejamannya.
29. Pembaruan – pembaruan yang dilakukan Daendels dalam 3 tahun
masa jabatannya :
Bidang Birokrasi dan
Pemerintahan
Dewan Hindia
Belanda sebagai
dewan legislatif
pendamping gubernur
jenderal dibubarkan
dan diganti dengan
Dewan Penasihat
Pulau Jawa dibagi
menjadi 9
prefektuur dan 31
kabupaten
Para bupati dijadikan
pegawai pemerintah
Belanda dan diberi
pangkat sesuai dengan
ketentuan kepegawaian
pemerintah Belanda
Bidang Hukum dan
Peradilan
Pengadilan
untuk orang
Eropa
Pengadilan
untuk orang
Pribumi
Pengadilan
untuk orang
Timur Asing
30. Kemudian pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu,
termasuk terhadap bangsa Eropa. Akan tetapi, Deandels
sendiri malah melakukan korupsi besar-besaran dalam
penjualan tanah kepada pihak swasta.
31. 3) Bidang Militer dan Pertahanan
Dalam melaksanakan tugas utamanya untuk mempertahan
kan pulau Jawa dari Inggris, Daendles mengambil langkah –
langkah sebagai berikut:
1. Membangun jalan antara Anyer-Penarukan
4. Menambah jumlah angkatan perang dari 3.000 org menjadi 20.000
orang
2. Membangun pabrik senjata di gresik dan semarang.
3. Membangun pangkalan Angkatan Laut di Ujung Kulon dan Surabaya.
32. 4) Bidang Ekonomi dan Keuangan
1. Membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara
dan dilakukan pemberantasan korupsi dengan
keras.
2. Mengeluarkan uang kertas
3. Memperbaiki gaji pegawai
4. Pajak in natura dan sistem penyerahan wajib yang
diterapkan pada zaman VOC tetap di lanjutkan.
5. Mengadakan monopoli perdagangan beras.
6. Mengadakan Preanger Stelse, yaitu kewajiban bagi
rakyat Priangan dan sekitarnya untuk menanam
tanaman ekspor(kopi)
33. 1. Menghapus upacara penghormatan kepada
presiden, sunan, atau sultan.
2. Perbudakan dibiarkan berkembang
3. Rakyat dipaksa melakukan kerja rodi untuk
membangun jalan Anyer-Panarukan
4. Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan
kuda pos.
5) Bidang Sosial
34. b. Akhir Kekuasaan Herman Willem
Daendles
1) Kekejaman dan kesewenang-wenangan Daendles
menimbulkan kebencian di kalangan rakyat pribumi
maupun orang-orang Eropa
2) Sikapnya yang otoriter terhadap raja-raja
Banten,Yogyakarta,dan Cirebon menimbulkan
pertentangan dan perlawanan.
3) Penyelewengan dalam penjualan tanah kepada
pihal swasta dan manipulasi penjualan Istana Bogor.
4) Keburukan dalam sistem Administrasi Pemerintahan
35. ketika Inggris menyerbu Pulau Jawa, Daendels
sudah dipanggil kembali ke Belanda. Penggantinya,
Gubernur Jenderal Janssens, tidak mampu bertahan
dan terpaksa menyerah. Akhir dari penjajahan
Belanda-Perancis itu ditandai dengan Kapitulasi
Tuntang yang ditandatangani pada tanggal 18
September 1811 oleh S. Auchmuty dari pihak Inggris
dan Janssens dari pihak Belanda. Isi perjanjian
tersebut adalah sebagai berikut.
Pemerintahan Inggris di Indonesia
36. • Seluruh Jawa dan sekitarnya diserahkan kepada
Inggris.
• Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris.
• Semua pegawai Belanda yang mau bekerja sama
dengan Inggris dapat memegang jabatannya terus.
• Semua hutang pemerintah Belanda yang dahulu,
bukan menjadi tanggung jawab Inggris.
37. Seminggu sebelum Kapitulasi Tuntang, Raja Muda
(Viceroy) Lord Minto yang berkedudukan di India,
mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai Wakil
Gubernur (Liuetenant Governor) di Jawa dan bawahannya
(Bengkulu, Maluku, Bali, Sulawesi, dan Kalimantan Selatan).
Hal itu berarti bahwa gubernur jenderal tetap berpusat di
Calcutta, India. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya Raffles
berkuasa penuh di Indonesia.
38. Pemerintahan Raffles di Indonesia cenderung mendapat
tanggapan positif dari para raja dan rakyat Indonesia karena hal
berikut ini.
a. Para raja dan rakyat Indonesia tidak menyukai pemerintahan
Daendels yang sewenang-wenang dan kejam.
b. Ketika masih berkedudukan di Penang, Malaysia, Raffles
beberapa kali melakukan misi rahasia ke kerajaan-kerajaan yang
anti Belanda di Indonesia, seperti Palembang, Banten, dan
Yogyakarta dengan janji akan memberikan hak-hak lebih besar
kepada kerajaan-kerajaan tersebut.
c. Sebagai seorang liberalis, Raffles memiliki kepribadian yang
simpatik. Beliau menjalankan politik murah hati dan sabar
walaupun dalam praktiknya terkadang agak berlainan
39. Tindakan-tindakan Raffles selama memerintah di Indonesia
(1811-1816)
Bidang Birokrasi
Pemerintahan
Bidang Ekonomi
dan Keuangan
Bidang Hukum
Bidang Sosial
Bidang Ilmu
Pengetahuan
a. Kebijakan pemerintahan Thomas S.
Raffles
Dalam menjalankan pemerintahan di Indonesia, Raffles
didampingi oleh suatu Badan Penasihat (Advisory Council) yang
terdiri atas Gillespie,Crannsen, dan Muntinghe.
40. 1.)Bidang Birokrasi Pemerintahan
a.)Pulau Jawa dibagi menjadi 16 keresidenan, yang terdiri atas 16
distrik. Setiap distrik terdapat beberapa divisi (kecamatan) yang
merupakan kumpulan dari desa.
b.)Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh
penguasa pribumi menjadi sistem pemerintahan kolonial yang
bercorak Barat.
c.)Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan
kedudukannya sebagai kepala pribumi secara turun-temurun.
Mereka dijadikan pegawai pemerintah kolonial yang langsung
dibawah kekuasaan pemerintah pusat.
41. 2.)Bidang Ekonomi dan Keuangan
Petani diberikan kebebasan untuk menanam
tanaman ekspor, sedangkan pemerintah hanya
berkewajiban membuat pasar untuk merangsang
petani menanam tanaman ekspor yang paling
menguntungkan.
42. 3.Bidang Hukum
Sistem pengadilan yang diterapkan Raffles
lebih baik dari pada yang dilaksanakan Daendels.
Apabila Daendels berorientasi pada warna kulit
(ras), Raffles lebih berorientasi pada besar-
kecilnya kesalahan. Menurut Raffles, pengadilan
merupakan benteng untuk memperoleh keadilan.
43. 4.Bidang Sosial
a.)Penghapusan kerja rodi (kerja paksa)
b.)Penghapusan perbudakan, terbukti dengan
pengiriman kuli-kuli dari Jawa ke Banjarmasin
untuk membantu perusahaan temannya,
Alexander Hare.
c.)Peniadaan pynbank (disakiti), yaitu hukuman
yang sangat kejam dengan melawan harimau.
kerja rodiperbudakan
44. 5.)Bidang Ilmu Pengetahuan
a.)Ditulisnya buku berjudul History of Java
b.)Memberikan bantuan kepada John Crawfud
(Residen Yogyakarta) untuk mengadakan
penelitian yang menghasilkan buku berjudul
History of the East Indian Archipelago
c.)Raffles juga aktif mendukung Bataviaach
Genootschap, sebuah perkumpulan kebudayaan
dan ilmu pengetauan.
d.)ditemukannya Raflesia Arnoldi
e.)Ditemukannya Kebun Raya Bogor.
45. B.Berakhirnya kekuasaan Thomas S.
Raffles
Berakhirnya pemerintahan Raffles di Indonesia
ditandai dengan adanya Convention of London
pada tahun 1814. Perjanjian tersebut ditandatangani
oleh wakil-wakil Belanda dan Inggris yang isinya
sebagai berikut :
1.) Indonesia dikembalikan kepada Belanda
2.) Jajahan Belada seperti Sailan, Kaap Koloni,
Guyana, tetap ditangan Inggris
3.) Cochin (di Pantai Malabar) diambil alih oleh
Inggris, sedangkan Bangka diserahkan kepada
Belanda sebagai gantinya.
46. Raffles yang sudah terlanjur tertarik
kepada Indonesia sangat menyesalkan
lahirnya Convention of London. Akan
tetapi, Raffles cukup senang karena
bukan ia yang harus menyerakan
kekuasaan kepada Belanda,
melainkan penggantinya yaitu John
Fendall, yang berkuasa hanya lima
hari. Karena pemerintahan Raffles
berada diantara dua masa penjajahan
Belanda, pemerintahan Inggris itu
disebut sebagai masa interregnum
(masa sisipan).