2. AWAL MULA INGGRIS DI INDONESIA
• Tanggal 18 September 1811 adalah tanggal dimulainya kekuasaan
Inggris di Hindia
• Gubernur Jenderal Lord Minto secara resmi mengangkat Raffles
sebagai penguasanya
• Pusat pemerintahan Inggris berkedudukan di Batavia
• Sebagai penguasa di Hindia, Raffles mulai melakukan langkah-
langkah untuk memperkuat kedudukan Inggris di tanah jajahan
• Dalam rangka menjalankan pemerintahannya, Raffles berpegang
pada tiga prinsip.
3. • Pertama, segala bentuk kerja rodi dan penyerahan
wajib dihapus, diganti penanaman bebas oleh
rakyat. Kedua, peranan para bupati sebagai
pemungut pajak dihapuskan dan para bupati
dimasukkan sebagai bagian pemerintah kolonial
• Ketiga, atas dasar pandangan bahwa tanah itu milik
pemerintah, maka rakyat penggarap dianggap
sebagai penyewa. Berangkat dari tiga prinsip itu
Raffles melakukan beberapa langkah, baik yang
menyangkut bidang politik pemerintahan
4. KEBIJAKAN DALAM BIDANG PEMERINTAHAN
• Secara geopolitik, Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan
• Selanjutnya untuk memperkuat kedudukan dan mempertahankan
keberlangsungan kekuasaan Inggris, Raffles mengambil strategi membina
hubungan baik dengan para pangeran dan penguasa yang sekiranya
membenci Belanda
• Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa
pribumi menjadi sistem pemerintahan kolonial yang bercorak barat
• Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya
sebagai kepala pribumi. Mereka dijadikan pegawai pemerintah kolonial
yang langsung di bawah kekuasaan pemerintah pusat
5. KEBIJAKAN DALAM BIDANG SOSIAL-EKONOMI
• Pelaksanaan sistem sewa tanah atau pajak tanah (land rent) yang
kemudian meletakkan dasar bagi perkembangan sistem
perekonomian uang
• Penghapusan pajak dan penyerahan wajib hasil bumi
• Penghapusan kerja rodi dan perbudakan
Misalnya : Raffles dalam praktiknya melanggar undang-undangnya
sendiri dengan melakukan kegiatan sejenis perbudakan. Hal itu
terbukti dengan pengiriman kuli-kuli dari Jawa ke Banjarmasin
untuk membantu perusahaan temannya, Alexander Hare, yang
sedang mengalami kekurangan tenaga kerja)
6. • Penghapusan sistem monopoli
• Pemungutan pajak pada mulanya secara
perorangan. Namun, karena petugas tidak
cukup akhirnya dipungut per desa. Pajak
dibayarkan kepada kolektor yang dibantu
kepala desa tanpa melalui bupati
• Peniadaan pynbank (disakiti), yaitu hukuman
yang sangat kejam dengan melawan harimau.
7. BIDANG ILMU PENGETAHUAN
• Ditulisnya buku berjudul History of Java. Dalam menulis buku
tersebut, Raffles dibantu oleh juru bahasanya Raden Ario
Notodiningrat dan Bupati Sumenep, Notokusumo II.
• Memberikan bantuan kepada John Crawfurd (Residen
Yogyakarta) untuk mengadakan penelitian yang menghasilkan
buku berjudul History of the East Indian Archipelago, tahun 1820.
• Raffles juga aktif dalam mendukung Bataviaach Genootschap,
sebuah perkumpulan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
• Ditemukannya bunga bangkai yang akhirnya diberi nama
Rafflesia Arnoldi.
• Dirintisnya Kebun Raya Bogor.
8. BIDANG HUKUM
• Sistem peradilan yang diterapkan Raffles lebih baik
daripada yang dilaksanakan oleh Daendels.
• Apabila Daendels berorientasi pada warna kulit (ras)
• Raffles lebih berorientasi pada besar-kecilnya
kesalahan
• Menurut Raffles, pengadilan merupakan benteng
untuk memperoleh keadilan. Oleh karena itu, harus
ada benteng yang sama bagi setiap warga negara.
9. • Raffles memang orang yang berpandangan
maju. Ia ingin memperbaiki tanah jajahan,
termasuk ingin meningkatkan kemakmuran
rakyat.
• Raffles juga sulit melepaskan kultur sebagai
penjajah. Kerja rodi, perbudakan dan juga
monopoli masih juga dilaksanakan. Misalnya
kerja rodi untuk pembuatan dan perbaikan
jalan ataupun jembatan, dan melakukan
monopoli garam
10. AKHIR PEMERINTAHAN RAFFLES
• Pemerintahaan Raffles hanya bertahan sampai tahun 1816
• Keadaan di negeri jajahan rupanya sangat bergantung pada keadaan di negeri Eropa
• Pada tahun 1814 Napoleon Bonaparte kalah melawan raja–raja di Eropa dalam perang
koalisi
• Untuk memulihkan kembali keadaan Eropa maka diadakan konggres Wina 1814
sedangkan antara Inggris dan Belanda ditindaklanjuti Convention of London 1814
• Berakhirnya pemerintah Raffles di Indonesia ditandai dengan adanya Convention of
London pada tahun 1814.
• Perjanjian tersebut ditandatangani oleh wakil-wakil Belanda dan Inggris yang isinya
sebagai berikut:
1. Belanda menerima kembali jajahan yang di serahkan kepada inggris dalam perjanjian
kapitulasi tuntang.
2. Ingris menperoleh tanjung harapan dan srilangka dari inggris Konsekuensi dari
perjanjian tersebut maka Inggris meninggalkan Pulau Jawa. Raffles kemudian
menduduki pos di Bengkulu. Pada tahun 1819 Inggris berhasil memperoleh Singapura
dari Sultan Johor.
11. • Raffles yang sudah terlanjur tertarik kepada Indonesia sangat menyesalkan lahirnya
Convention of London.
• Akan tetapi, Raffles cukup senang karena bukan ia yang harus menyerahkan
kekuasaan kepada Belanda, melainkan penggantinya yaitu John Fendall, yang
berkuasa hanya lima hari.
• Raffles kemudian diangkat menjadi gubernur di Bengkulu yang meliputi wilayah
Bangka dan Belitung.
• Karena pemerintahan Raffles berada di antara dua masa penjajahan Belanda,
pemerintahan Inggris itu disebut sebagai masa interregnum (masa peralihan).
• Pada Tahun 1824 Inggris dan Belanda kembali berunding melalui Treaty Of London
tahun 1824 isinya antara lain menegaskan :
1. Belanda memberikan Malaka kepada Inggris dan sebaliknya Inggris memberikan
Bengkulu kepada Belanda.
2. Belanda dapat berkuasa di sebelah selatan garis paralel Singapura sedangkan
Inggis di sebelah Utaranya.