SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
KISAH JENDERAL SUDIRMAN
Jenderal Besar Sudirman merupakan pahlawan yang pernah untuk merebut kemerdekaan Republik
Indonesia dari tangan pejajahan. Saat usianya masih yang masih relatif muda yaitu saat berumur 31
tahun sudah menjadi seorang jenderal. Walaupun menderita sakit paru-paru yang parah, ia tetap
bergerilya melawan Belanda.
Soedirman dilahirkan pada tanggal 24 Januari 1916 di Desa Bodaskarangjati, Kecamatan Rembang,
Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Ayahnya bernama Karsid Kartawiradji, seorang mandor tebu
pada pabrik gula di Purwokerto. Ibunya bernama Siyem, berasal dari Rawalo, Purwokerto. Mereka
adalah keluarga petani.
Sudirman merupakan salah satu pejuang dan pemimpin teladan bangsa ini. Pribadinya teguh pada
prinsip dan keyakinan, selalu mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa di atas
kepentingan pribadinya. Ia selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan tanah air,
bangsa, dan negara. Hal ini boleh dilihat ketika Agresi Militer II Belanda. Ia yang dalam keadaan
lemah karena sakit tetap bertekad ikut terjun bergerilya walaupun harus ditandu. Dalam keadaan
sakit, ia memimpin dan memberi semangat pada prajuritnya untuk melakukan perlawanan terhadap
Belanda. Itulah sebabnya kenapa ia disebutkan merupakan salah satu tokoh besar yang dilahirkan
oleh revolusi negeri ini.
SOEDIRMAN PANGLIMA BESAR YANG BERPRINSIP
Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, begitu kata pepatah. Kita teladani Pak Dirman, yang
berprinsip, mencintai rakyat, bijak dan teguh.
Berprinsip.
" … perjuangan kita harus didasarkan pada kesucian," demikian yang disampaikan Pak Dirman
dalam pidato pelantikan beliau menjadi Panglima Besar. Prinsip yang mencerminkan sikap jujur,
adil, dan dapat dipercaya tersebut beliau pegang teguh dalam setiap tindakan yang beliau ambil.
Misalnya saja, setelah menandatangani persetujuan gencatan senjata dengan Belanda, Jendral
Sudirman menghormati semua aspek yang telah disetujui kedua belah pihak, walaupun perjanjian
tersebut ternyata banyak merugikan negara Indonesia. Dengan prinsipnya tersebut, beliau juga
menenangkan pasukannya untuk mengambil sikap bijaksana. Ternyata, pihak musuhlah yang lebih
dulu melanggar gencatan senjata yang telah disepakati, dengan melaksanakan Agresi II.
Mencintai rakyat.
Kecintaan Pak Dirman pada Rakyat telah terbentuk jauh sebelum beliau menjadi pemimpin bangsa.
Dengan pengetahuan, tenaga, kemampuan yang dimiliki, Soedirman muda yang waktu itu sudah
menjadi tokoh masyarakat setempat berupaya membantu rakyat tidak hanya dalam bidang
pendidikan (mengajar di sekolah rakyat), tapi juga dalam hal kepemimpinan (melalui organisasi
pandu yang beliau pimpin), dan ekonomi (melalui kegiatan koperasi yang beliau rintis). Kecintaan
pada rakyat terus berlanjut ketika beliau memasuki masa dinas ketentaraan. Jendral Soedirman
sadar bahwa rakyat pada awal berdirinya Republik Indonesia banyak mengalami tekanan baik
secara ekonomi, politik, maupun sosial. Beliau juga paham bahwa Tentara Republik Indonesia tidak
bisa berjuang sendirian untuk membangun bangsa. Untuk itu Pak Dirman dan pasukan berjuang
untuk dan bersama rakyat. Perjuangan rakyat yang pada awalnya cenderung terkotak-kotak
berdasarkan idealisme dan kedaerahan dihimbau untuk bersatu melawan musuh yang ingin kembali
bertakhta, sambil berupaya terus membangun bangsa walaupun dengan sarana yang terbatas.
Bijak.
Seperti layaknya seorang pemimpin besar, Pak Dirman terkenal sebagai sosok pemimpin yang
bijak, baik dalam berkata-kata maupun dalam bertindak. Ketika Presiden Soekarno memerintahkan
Jenderal Soedirman dan Pasukan untuk "mundur" sebagai tindak lanjut dari Perjanjian Renville,
sang jendral tidak langsung protes. Dengan saksama Jendral Soedirman memikirkan cara terbaik
untuk menjalankan perintah tersebut tanpa mematahkan semangat anak buah yang mungkin saja
merasa harga diri mereka terinjak-injak karena harus mundur. Kemudian, sang pemimpin besar
memerintahkan anak buahnya dengan kata-kata yang bijak namun tegas untuk "hijrah" dari garis
belakang pasukan Van Mook. Masa "hijrah" ini digunakan Jendral Besar Soedirman dan
pasukannya untuk membangun strategi dan menyusun kekuatan yang lebih besar.
Teguh.
Keteguhan hati Pak Dirman sudah terlihat sejak masa beliau aktif di kepanduan. Pada suat kegiatan
kepanduan di padang terbuka di daerah pegunungan, banyak peserta yang menyerah pada hawa
dingin dan bergegas pulang. Tidak demikian dengan Soedirman muda yang teguh bertahan di
medan yang dingin untuk menyelesaikan tugas yang telah dibebankan kepadanya. Keteguhan ini
juga diperlihatkan beliau pada masa bergerilya. Walaupun kondisi fisik lemah, Jenderal Soedirman
tetap teguh mendampingi pasukannya di lapangan untuk menyusun kekuatan mengusir musuh.
Keteguhan ini merupakan salah satu kualitas yang membuat berbagai pihak hormat dan percaya
kepada pemimpin bangsa yang satu ini. Perjuangan Jenderal Soedirman menunjukkan bahwa
prinsip, kecintaan pada rakyat, sikap bijak, dan keteguhan hati yang senantiasa dilandaskan pada
niat yang suci merupakan landasan penting dalam bertindak.
Soedirman Kecil
Soedirman dilahirkan pada tanggal 24 Januari 1916 di Desa Bodaskarangjati, Kecamatan Rembang,
Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Ayahnya bernama Karsid Kartawiradji, seorang mandor tebu
pada pabrik gula di Purwokerto. Ibunya bernama Siyem, berasal dari Rawalo, Purwokerto. Mereka
adalah keluarga petani. Sejak masih bayi, Soedirman telah diangkat sebagai anak oleh
R.Tjokrosunaryo, Asisten Wedana (Camat) di Rembang, Distrik Cahyana, Kabupaten Purbalingga,
yang kawin dengan bibi Soedirman. Setelah pensiun, keluarga Tjokrosunaryo kemudian menetap di
Cilacap. Dalam usia tujuh tahun Soedirman memasuki Hollandsche Inlandsche School (HIS)
setingkat Sekolah Dasar di Cilacap. Dalam kehidupan yang sederhana, R. Tjokrosunaryo mendidik
Soedirman dengan penuh disiplin. Soedirman dididik cara-cara menepati waktu dan belajar
menggunakan uang saku sebaik-baiknya. Ia harus bisa membagi waktu antara belajar, bermain, dan
mengaji. Soedirman juga dididik dalam hal sopan santun priyayi yang tradisional oleh Ibu
Tjokrosunaryo.
Soedirman Remaja
Pada tahun 1930, Soedirman tamat dari HIS. Pada tahun 1932 Soedirman memasuki Meer
Uitgebreid Lagere Onderwijs (MULO) setingkat SLTP. Setahun kemudian, is pindah ke Perguruan
Parama Wiworo Tomo dan tamat pada tahun 1935. Di sekolah, Soedirman termasuk murid yang
cerdas dan rajin mengikuti pelajaran yang diajarkan gurunya. Soedirman menunjukkan minatnya
yang besar pada pelajaran bahasa Inggris, ilmu tata negara, sejarah dunia, sejarah kebangsaan,
dan agama Islam. Demikian tekunnya Soedirman mempelajari agama Islam sehingga oleh teman-
temannya diberi julukan "kaji".
Soedirman Menjadi Pandu
Ia juga aktif di organisasi kepanduan (sekarang Pramuka) Hizbul Wathon (HW) yang diasuh oleh
Muhammadiyah. Melalui kegiatan kepanduan ini, bakat-bakat kepemimpinan Soedirman mulai
kelihatan. Ia ternyata seorang pandu yang berdisiplin, militan, dan bertanggung jawab. Hal ini terlihat
ketika Hizbul Wathon mengadakan jambore di lereng Gunung Slamet yang terkenal berhawa dingin.
Pada malam hari udara sedemikian dinginnya, sehingga anak-anak HW tidak tahan tinggal di
kemah. Mereka pergi ke rumah penduduk yang ada di dekat tempat tersebut,hanya Soedirman
sendiri yang tetap tinggal di kemahnya.
Soedirman Guru Sekolah, Ketua Koperasi, Anggota Legislatif
Setelah lulus dari Parama Wiworo Tomo, ia menjadi guru di HIS Muhammadiyah. sebagai seorang
guru, Soedirman tetap aktif di Hizbul Wathon. Pada tahun 1936, Soedirman memasuki hidup baru.
Ia menikah dengan Siti Alfiah, puteri Bapak Sastroatmodjo, dari Plasen, Cilacap yang sudah
dikenalnya sewaktu bersekolah di Parama Wiworo Tomo. Dari perkawinan ini, mereka dikaruniai 7
orang anak. Pada awal pendudukan Jepang, Sekolah Muhammadiyah tempat is mengajar ditutup.
Berkat perjuangan Soedirman sekolah tersebut akhirnya boleh dibuka kembali. Kemudian
Soedirman bersama beberapa orang temannya mendirikan koperasi dagang yang diberi nama Perbi
dan langsung diketuainya sendiri. Dengan berdirinya Perbi, kemudian di Cilacap berdiri beberapa
koperasi yang mengakibatkan terjadi persaingan kurang sehat. Melihat gelagat ini, Soedirman
berusaha mempersatukannya, dan akhirnya berdirilah Persatuan koperasi Indonesia Wijayakusuma.
Kondisi rakyat pada waktu itu sulit mencari bahan makanan, sehingga keadaan ini membangkitkan
semangat Soedirman untuk aktif membina Badan Pengurus Makanan Rakyat (BPMR), suatu badan
yang dikelola oleh masyarakat sendiri, bukan badan buatan Pemerintah Jepang. Badan ini bergerak
dibidang pengumpulan dan distribusi bahan makanan untuk menghindarkan rakyat Cilacap dari
bahaya kelaparan. Ia termasuk tokoh masyarakat karena kecakapan memimpin organisasi dan
kejujurannya. Pada tahun 1943, Pemerintah Jepang mengangkat Soedirman menjadi anggota Syu
Songikai (semacam dewan pertimbangan karesidenan) Banyumas.
Soedirman Memasuki Dunia Militer
Pada pertengahan tahun 1943, tentara Jepang mulai terdesak oleh Sekutu. Pada bulan Oktober
1943, Pemerintah Pendudukan Jepang mengumumkan pembentukan Tentara Pembela Tanah Air
(Peta). Soedirman sebagai tokoh masyarakat ditunjuk untuk mengikuti latihan Peta angkatan kedua
di Bogor. Selesai pendidikan, ia diangkat menjadi Daidanco (komandan batalyon) berkedudukan di
Kroya, Banyumas. Disanalah Soedirman memulai karirnya sebagai seorang prajurit. Sebagai
komandan, Soedirman sangat dicintai oleh bawahannya, karena is sangat memperhatikan
kesejahteraan mereka. Ia tidak takut menentang perlakuan buruk opsir-opsir Jepang,yang menjadi
pelatih dan pengawas batalyonnya.
Sesudah terjadi pemberontakan Tentara Peta Blitar pada bulan Pebruari 1945, Jepang mengadakan
observasi terhadap para perwira Peta. Mereka yang bersikap menawan (recalcitrant), dikategorikan
berbahaya. Pada bulan Juli 1945, Soedirman dan beberapa orang perwira Peta lainnya yang
termasuk kategori "berbahaya" dipanggil ke Bogor dengan alasan akan mendapat latihan lanjutan.
Hanya kemudian ada kesan bahwa Jepang berniat untuk menawan mereka. Sekalipun mereka
sudah berada di Bogor "Pelatihan Lanjutan" dibatalkan, karena tunggal 14 Agustus 1945 Jepang
sudah menyerah kepada sekutu. Sesudah itu Soedirman dan kawan-kawannya kembali lagi ke dai
dan masing-masing. Pada saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandang
kan, Soedirman berada di Kroya. Esok harinya tanggal 18 Agustus 1945. Jepang membubarkan
Peta dan senjata mereka dilucuti, selanjutnya mereka disuruh pulang ke kampung halaman masing-
masing. Setelah pengumuman pembentukan BKR, Soedirman berusaha mengumpulkan mereka
kembali dan menghimpun kekuatan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Bersama Residen Banyumas
Mr. Iskaq Tjokroadisurjo dan beberapa tokoh lainnya, Soedirman melakukan perebutan kekuasaan
dari tangan Jepang secara damai. Komandan Batalyon Tentara Jepang Mayor Yuda menyerahkan
senjata cukup banyak. Karena itu BKR Banyumas merupakan kesatuan yang memiliki senjata
terlengkap.
Pemilihan Unik Panglima Besar Jenderal Soedirman
Sewaktu Tentara Sekutu, yang diwakili oleh Inggris dengan dibuntuti oleh Belanda dibelakangnya
mendarat, dan mereka menuntut senjata Jepang kembali dari tangan kita, maka meletuslah dimana-
mana pertempuran-pertempuran baru. Dulu dengan Jepang, kini dengan Sekutu. Kita tidak sudi
menyerahkan kembali senjata yang kita rebut itu. Pertempuran-pertempuran baru tidak hanya terjadi
di Jakarta dan sekitarnya, tetapi juga di Semarang, dan yang terbesar serta paling lama adalah di
kota Surabaya, dari 28 hingga 30 Oktober 1945, dan dari 10 hingga 30 Nopember 1945. Soedirman
yang pada waktu itu diangkat oleh Pemerintah sebagai Panglima Divisi Sunan Gunung Jati atau
Divisi V, dan yang bertanggungjawab untuk daerah Banyumas dan Kedu, menghadapi juga
serangan-serangan Inggris yang datang dari jurusan Semarang menuju ke Ambarawa dan
Banyubiru. Berkat semangat kepemimpinan Soedirman tentara Inggris dapat dienyahkan. Dalam
suasana demikian itulah Kolonel Soedirman dipilih sebagai Panglima Besar. Yang memilih adalah
para Panglima Divisi dan Komandan Resimen yang berkumpul di Yogyakarta pada tanggal 12
Nopember 1945. Pangkatnya sejak itu adalah Jenderal. Dalam pemilihan itu beliau mengalahkan
colon-colon lain. Ditinjau dari pendidikan kemiliteran, maka calon-calon lain itu jauh lebih tinggi dari
Jenderal Soedirman. Pemilihan yang unik ini mencerminkan Zeitgeist atau "Semangat Zaman"
waktu itu. Yaitu semangat revolusi dimana-mana. Rakyat kita seakan-akan terserang demam.
Demam revolusi. Semangat perjuangan revolusioner di mana-mana berkobar. Dikobarkan dalam
rapat-rapat umum, yang diselenggarakan oleh kaum politisi kita dari zaman Pergerakan, dan oleh
alat-alat Pemerintahan yang baru dibentuk, dan karenanya kurang sempurna. Di mana-mana rakyat
kita giat merombak sistem kolonialisme Hindia-Belanda dan sistem militerisme Jepang. Rakyat
muak terhadap kedua sistem kolonialisme dan militerisme masa Iampau itu. Rakyat tidak sabar lagi,
dan di dalam usaha merombak sistem lama itu, tidak jarang timbul gejolak kekacauan. Serobot-
menyerobot, daulat mendaulat dan malahan culik-menculik adakalanya terjadi. Siapa yang
menjalani sendiri situasi pada waktu itu, benar-benar merasa adanya revolusi, adanya perubahan
cepat kilat yang sedang berlaku. Terutama di kalangan pemuda kita. Seringkali perubahan cepat itu
tanpa aturan "normal". Kadangkadang malahan "anarchistis" sama sekali. Irosionalitas dan
emosionalitas seringkali mengatasi rasionalitas dan pikiran dingin. Memang itulah revolusi ! Eine
Umwertung aller Werte. Penjungkirbalikkan segala macam nilai. Suatu "razende inspirasi van de
historie". Suatu "ilham yang memandang daripada sejarah". Dan "ilham sejarah" itu adalah "titik
temu dari segala apa yang merupakan kesadaran bangsa dengan apa yang hidup di bawah
kesadaran sejarah bangsa itu. "He ontmoetingspunt, van het vewuste en het onderbewuste in de
geschiedenis!" Pilihan atas Panglima Besar Soedirman jatuh dalam situasi demikian. Banyak emosi
di bawah sadar ikut menentukan pilihan itu. Banyak pikiran rasionalistis tidak berkenan masuk
dalam pertimbangan pilihan tersebut. Memang revolusi mempunyai nilai-nilai sendiri. Apalagi
revolusi yang berwatak kerakyatan, seperti revolusi kita dulu itu. Setuju atau tidak setuju, realitanya
ialah bahwa nilai-nilai emosi magis, naluri kharismatis dan getaran-mistis ikut menentukan jalannya
revolusi kita pada waktu itu. Juga dalam pemilihan Panglima Besar RI untuk pertama kalinya, nilai-
nilai tersebut ikut menentukan. Sudah barang tentu nilai-nilai rasional dan pikiran dingin hidup Juga
pada waktu itu. Namun yang lebih menonjol dan lebih kuat adalah nilai-nilai emosi magis, naluri
kharismatik dan getaran mistis tersebut di atas. Dan itulah yang kemudian bermuara ke dalam
keputusan mengangkat Soedirman sebagai Panglima Besar. Yang terpilih bukan calon yang
memiliki kadar rasionalitas dan ketrampilan militer teknis yang tinggi, produk dari didikan Barat di
kota-kota besar, melainkan yang terpilih adalah seorang anak rakyat, dibesarkan di desa, yang
kemudian oleh gelombang revolusi terlempar ke atas, dan merupakan tonggak kepercayaan
mayoritas para panglima divisi dan para komandan resimen yang hadir pada waktu itu. Susunan
divisi serta resimen tentara kita pada waktu itu jauh dari sempurna. Markas-markas pun belum
menentu, dan seringkali harus berpindah-pindah. Para Panglima Divisi serta para komandan
resimen pun tidak semuanya memiliki kepandaian kemiliteran-teknis yang sempurna, seperti
menurut ukuran-ukuran Barat. Kepandaian kemiliterannya boleh diragukan, namun yang tidak dapat
diragukan adalah semangat dan jiwa perjuangannya membela Proklamasi, melawan kembalinya
kolonialisme. Andaikata pilihan jabatan Panglima Besar pada waktu itu diserahkan kepada
Pemerintah Pusat, maka besar sekali kemungkinan bahwa pilihan tidak akan jatuh kepada
Soedirman. Dan memang, Pemerintahan yang pada waktu itu kekuasaan eksekutifnya berada di
tangan PM Sjahrir menginginkan tokoh lain. Di antaranya Urip Sumohardjo, seorang tokoh militer
didikan Belanda, tetapi berjiwa patriotik. Juga dikemukakan Sri Sultan Hamengku Buwono, yang
pada waktu itu mendapat pangkat Jenderal Tituler. Dalam rapat para Panglima Divisi dan
Komandan Resimen disebut juga nama-nama Sjahrir dan Amir Sjarifuddin, yang duduk sebagai
Menteri Penerangan dalam Kabinet Sjahrir. Rupanya pola menempatkan pimpinan ketentaraan di
bawah kekuasaan sipil-politis pada waktu itu hendak diterapkan oleh kaum politisi. Namun mayoritas
hadirin memilih Soedirman. Suatu hal yang unik dalam revolusi kita. Panglima Besar yang pertama
tidak diangkat oleh Pemerintah, melainkan dipilih secara "demokratis" oleh para panglima divisi dan
komandan resimen. Itulah suasana revolusioner pada waktu itu. Itulah juga Zeit-geist-nya, atau
"semangat zaman" revolusioner yang penuh dengan jiwa kerakyatan. Elan revolusioner yang
meletus keluar ke atas permukaan masyarakat kita yang sedang bergolak mencerminkan diri dalam
hasil pemilihan tersebut. Elan revolusioner tersebut mempercayakan kepemimpinan tentara kita
kepada seorang pribadi Soedirman. (Dr. H. Roeslan Abdulgani Peranan Panglima Besar Soedirman
dalam Revolusi Indonesia, Restu Agung, Jakarta, 2004, hal.32-35.
Soedirman Wafat
Tanggal 29 Januari 1950 Soedirman wafat, berita tentang wafatnya Soedirman, yang disiarkan
berulang-ulang oleh Radio. Menyusul perintah Harlan Pejabat Kepala Staf Angkatan Perang RIS,
Kolonel T.B. Simatupang yang ditujukan kepada seluruh tentara berisi Seluruh Angkatan Perang
RIS diperintahkan berkabung selama tujuh hari dengan melaksanakan pengibaran benders Merah
Putih setengah tiang pada masing-masing kesatuan dijalankan dengan penuh khidmat serta hormat,
menjauhkan segala tindakan dan tingkah laku yang dapat mengganggu suasana berkabung.
Pemerintah mengumumkan Hari Berkabung Nasional sehubungan dengan wafatnya Panglima
Besar Soedirman, dan dalam pidatonya Perdana Menteri RIS Bung Hatta mengumumkan keputusan
Pemerintah RIS untuk menaikkan pangkat Letnan Jenderal Soedirman secara anumerta menjadi
Jenderal. Pukul 11.00 tanggal 30 Januari 1950, iring-iringan jenazah Panglima Besar Jenderal
Soedirman perlahan-lahan meninggalkan kota Magelang menuju Yogya. Setelah disembahyangkan
di Masjid Agung, jenazah dikebumikan dengan upacara militer di Taman Makam Pahlawan Semaki
Yogyakarta, disamping makam Letnal Jenderal TNI Oerip Soemoharjo.
Kata-kata Mutiara Sudirman
Yogyakarta 12 November 1945
Tentara hanya memiliki kewajiban satu, ialah mempertahankan kedaulatan negara dan menjaga
keselamatannya, sudah cukup kalau tentara teguh memegang kewajiban ini, lagi pula sebagai
tentara, disiplin harus dipegang teguh. Tunduk kepada pimpinan atasannya dengan ikhlas
mengerjakan kewajibannya, tunduk kepada perintah pimpinannya itulah yang merupakan kekuatan
dari suatu tentara. Bahwa negara Indonesia tidak cukup dipertahankan oleh tentara saja, maka perlu
sekali mengadakan kerjasama yang seerat-eratnya dengan golongan serta badan-badan di luar
tentara. Tentara tidak boleh menjadi alat suatu golongan atau siapapun juga.
Diucapkan dihadapan konferensi TKR dan merupakan amanat pertama kali sejak menjabat sebagai
Pangsar TKR. Yogyakarta , 1Januari 1946
Tentara bukan merupakan suatu golongan di luar masyarakat, bukan suatu "kasta" yang berdiri di
atas masyarakat. Tentara tidak lain dan tidak lebih dari salah satu bagian masyarakat yang
mempunyai kewajiban tertentu.
Amanat yang tertuang dalam maklumat TKR. Yogyakarta 17 Pebruari 1946
Kami tentara Republik Indonesia akan timbul dan tenggelam bersama negara.
Amanat dalam rangka memperingati setengah tahun kemerdekaan RI. Yogyakarta 9 April 1946
Jangan sekali-kali diantara tentara kita ada yang menyalahi janji, menjadi pengkhianat nusa, bangsa
dan agama, harus kamu sekalian senantiasa ingat, bahwa tiap-tiap perjuangan tertentu memakan
korban, tetapi kamu sekalian telah bersumpah ikhlas mati untuk membela temanmu yang telah
gugur sebagi ratna, lagi pula untuk membela nusa, bangsa dan agamamu, sumpah wajib kamu
tepati, sekali berjanji kamu tepati.
 Percaya kepada kekuatan sendiri
 Teruskan perjuangan kamu.
 Pertahankan rumah dan pekarangan kita sekalian.
 Tentara kita jangan sekali-kali mengenal sifat dan perbuatan menyerah kepada siapapun
juga yang akan menjajah dan menindas kita kembali.
 Pegang teguh disiplin tentara lahir dan batin jasa pahlawan kita telah tertulis dalam buku
sejarah Indonesia, kamu sekalian sebagai putera Indonesia wajib turut mengisi buku sejarah
itu.
Amanat dalam rangka peresmian status kedudukan TRI bagian udara sejajar dengan TRI
lainnya. Yogyakarta 25 Mei 1946.
Sanggup mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan Republik Indonesia, yang telah
diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, sampai titik darah yang penghabisan. Sanggup taat
dan tunduk pada Pemerintah Negara Republik, yang menjalankan kewajibannya, menurut Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia dan mempertahankan kemerdekaannya sebulat-
bulatnya. Sejengkal tanahpun tidak akan kita serahkan kepada lawan, tetapi akan kita pertahankan
habis-habisan...................... Meskipun kita tidak gentar akan gertakan lawan itu, tetapi kitapun harus
selalu siap sedia.
Amanat dihadapan presiden/panglima tertinggi APRI untuk mengikrarkan sumpah anggota pimpinan
tentara. Yogyakarta 27 Mei 1945
Meskipun kamu mendapat latihan jasmani yang sehebat-hebatnya, tidak akan berguna jika kamu
mempunyai sifat menyerah ! Kepandaian yang bagaimanapun tingginya, tidak ada gunanya jika
orang itu mempunyai sifat menyerah ! Tentara akan hidup sampai akhir jaman, tentara akan timbul
dan tenggelam bersama negara

More Related Content

What's hot

Pendudukan Jepang di Indonesia
Pendudukan Jepang di IndonesiaPendudukan Jepang di Indonesia
Pendudukan Jepang di Indonesia
SEJARAH UNY
 

What's hot (20)

ASEAN
ASEANASEAN
ASEAN
 
Masa Pemerintahan SBY jilid 1 dan 2
Masa Pemerintahan SBY jilid 1 dan 2Masa Pemerintahan SBY jilid 1 dan 2
Masa Pemerintahan SBY jilid 1 dan 2
 
Ppt sejarah
Ppt sejarahPpt sejarah
Ppt sejarah
 
Ppt. kerajaan hindu budha
Ppt. kerajaan hindu budhaPpt. kerajaan hindu budha
Ppt. kerajaan hindu budha
 
Kerajaan Banjar
Kerajaan BanjarKerajaan Banjar
Kerajaan Banjar
 
Tirani Matahari Terbit
Tirani Matahari TerbitTirani Matahari Terbit
Tirani Matahari Terbit
 
Sejarah Indonesia - Kerajaan Sriwijaya
Sejarah Indonesia - Kerajaan SriwijayaSejarah Indonesia - Kerajaan Sriwijaya
Sejarah Indonesia - Kerajaan Sriwijaya
 
Suku Madura
Suku MaduraSuku Madura
Suku Madura
 
Sejarah Kesultanan Gowa Tallo
Sejarah Kesultanan Gowa TalloSejarah Kesultanan Gowa Tallo
Sejarah Kesultanan Gowa Tallo
 
Kerajaan kediri Lengkap
Kerajaan kediri LengkapKerajaan kediri Lengkap
Kerajaan kediri Lengkap
 
Masa Pemerintahan Megawati Soekarnoputri
Masa Pemerintahan Megawati SoekarnoputriMasa Pemerintahan Megawati Soekarnoputri
Masa Pemerintahan Megawati Soekarnoputri
 
Pendudukan Jepang di Indonesia
Pendudukan Jepang di IndonesiaPendudukan Jepang di Indonesia
Pendudukan Jepang di Indonesia
 
MATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINT
MATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINTMATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINT
MATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINT
 
Organisasi pergerakan nasional indonesia
Organisasi pergerakan nasional indonesiaOrganisasi pergerakan nasional indonesia
Organisasi pergerakan nasional indonesia
 
Materi Sejarah Kelas XII - Disintegrasi Bangsa
Materi Sejarah Kelas XII - Disintegrasi BangsaMateri Sejarah Kelas XII - Disintegrasi Bangsa
Materi Sejarah Kelas XII - Disintegrasi Bangsa
 
sejarah-kerajaan islam di jawa
sejarah-kerajaan islam di jawasejarah-kerajaan islam di jawa
sejarah-kerajaan islam di jawa
 
Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Asal Usul Nenek Moyang Bangsa IndonesiaAsal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia
 
Sejarah 12 masa pemerintahan sby (makalah)
Sejarah 12   masa pemerintahan sby (makalah)Sejarah 12   masa pemerintahan sby (makalah)
Sejarah 12 masa pemerintahan sby (makalah)
 
Kerajaan Hindu Budha Indonesia.pptx
Kerajaan Hindu Budha Indonesia.pptxKerajaan Hindu Budha Indonesia.pptx
Kerajaan Hindu Budha Indonesia.pptx
 
Kerajaan Islam di Kalimantan
Kerajaan Islam di KalimantanKerajaan Islam di Kalimantan
Kerajaan Islam di Kalimantan
 

Similar to Kisah jenderal sudirman

Jenderal besar tni anumerta soedirman
Jenderal besar tni anumerta soedirmanJenderal besar tni anumerta soedirman
Jenderal besar tni anumerta soedirman
Satya Hs
 
Sejarah Jejak Perjuangan S.M. Kartosuwiryo
Sejarah Jejak Perjuangan S.M. KartosuwiryoSejarah Jejak Perjuangan S.M. Kartosuwiryo
Sejarah Jejak Perjuangan S.M. Kartosuwiryo
Dewi_Sejarah
 
Ips kelompok 2 tugas
Ips kelompok 2 tugasIps kelompok 2 tugas
Ips kelompok 2 tugas
mbak_aul
 
Pergerakan nasional pada masa pendudukan jepang
Pergerakan nasional pada masa pendudukan jepangPergerakan nasional pada masa pendudukan jepang
Pergerakan nasional pada masa pendudukan jepang
Muhammad Al Hakim
 

Similar to Kisah jenderal sudirman (18)

Jenderal besar tni anumerta soedirman
Jenderal besar tni anumerta soedirmanJenderal besar tni anumerta soedirman
Jenderal besar tni anumerta soedirman
 
Pahlawan indonesia
Pahlawan indonesiaPahlawan indonesia
Pahlawan indonesia
 
Bela negara
Bela negaraBela negara
Bela negara
 
AIK Kelompok 10 ppt.pptx
AIK Kelompok 10 ppt.pptxAIK Kelompok 10 ppt.pptx
AIK Kelompok 10 ppt.pptx
 
12.docx
12.docx12.docx
12.docx
 
ENSIKLOPEDIA PAHLAWAN NASIONAL.pdf
ENSIKLOPEDIA PAHLAWAN NASIONAL.pdfENSIKLOPEDIA PAHLAWAN NASIONAL.pdf
ENSIKLOPEDIA PAHLAWAN NASIONAL.pdf
 
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa Indonesia
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa IndonesiaPPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa Indonesia
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa Indonesia
 
Sejarah Jejak Perjuangan S.M. Kartosuwiryo
Sejarah Jejak Perjuangan S.M. KartosuwiryoSejarah Jejak Perjuangan S.M. Kartosuwiryo
Sejarah Jejak Perjuangan S.M. Kartosuwiryo
 
Ips kelompok 2 tugas
Ips kelompok 2 tugasIps kelompok 2 tugas
Ips kelompok 2 tugas
 
Kartosuwiryo_XII IPS 1_SMAN 1 KEJAYAN
Kartosuwiryo_XII IPS 1_SMAN 1 KEJAYANKartosuwiryo_XII IPS 1_SMAN 1 KEJAYAN
Kartosuwiryo_XII IPS 1_SMAN 1 KEJAYAN
 
BAB 1.pptx
BAB 1.pptxBAB 1.pptx
BAB 1.pptx
 
Ki Hadjar Dewantara
Ki Hadjar DewantaraKi Hadjar Dewantara
Ki Hadjar Dewantara
 
Ki hajar dewantara
Ki hajar dewantaraKi hajar dewantara
Ki hajar dewantara
 
Pergerakan nasional pada masa pendudukan jepang
Pergerakan nasional pada masa pendudukan jepangPergerakan nasional pada masa pendudukan jepang
Pergerakan nasional pada masa pendudukan jepang
 
Perjuangan melalui organisasi bikinan Jepang
Perjuangan melalui organisasi bikinan JepangPerjuangan melalui organisasi bikinan Jepang
Perjuangan melalui organisasi bikinan Jepang
 
pdf_20230119_092058_0000.pdf
pdf_20230119_092058_0000.pdfpdf_20230119_092058_0000.pdf
pdf_20230119_092058_0000.pdf
 
PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA - Sejarah bab 3
PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA - Sejarah bab 3PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA - Sejarah bab 3
PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA - Sejarah bab 3
 
Nurul hidayati_pahlawan nasional indonesia
Nurul hidayati_pahlawan nasional indonesiaNurul hidayati_pahlawan nasional indonesia
Nurul hidayati_pahlawan nasional indonesia
 

More from Amphie Yuurisman

More from Amphie Yuurisman (20)

180 Soal & Pembahasan Keperawatan
180 Soal & Pembahasan Keperawatan180 Soal & Pembahasan Keperawatan
180 Soal & Pembahasan Keperawatan
 
Mendidik anak laki laki dan perempuan
Mendidik anak laki laki dan perempuanMendidik anak laki laki dan perempuan
Mendidik anak laki laki dan perempuan
 
EBOOK MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi #2
EBOOK MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi #2EBOOK MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi #2
EBOOK MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi #2
 
Modul Lengkap Tugas Perkembangan Anak 2
Modul Lengkap Tugas Perkembangan Anak 2Modul Lengkap Tugas Perkembangan Anak 2
Modul Lengkap Tugas Perkembangan Anak 2
 
MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi (5)
MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi (5) MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi (5)
MODUL STIMULASI Sinau Terapan Ilmu Psikologi (5)
 
Resep Bisnis Es Teh
Resep Bisnis Es TehResep Bisnis Es Teh
Resep Bisnis Es Teh
 
Soal soal Ujian Kelas 6 SD
Soal soal Ujian Kelas 6 SDSoal soal Ujian Kelas 6 SD
Soal soal Ujian Kelas 6 SD
 
LATIHAN SOAL - PKN KLS 8 SEM 2.docx
LATIHAN SOAL - PKN KLS 8 SEM 2.docxLATIHAN SOAL - PKN KLS 8 SEM 2.docx
LATIHAN SOAL - PKN KLS 8 SEM 2.docx
 
Materi kelas 2 (Senam Lantai).docx
Materi kelas 2 (Senam Lantai).docxMateri kelas 2 (Senam Lantai).docx
Materi kelas 2 (Senam Lantai).docx
 
Materi Olah Raga Kelas 4
Materi Olah Raga Kelas 4Materi Olah Raga Kelas 4
Materi Olah Raga Kelas 4
 
Materi Pendidikan Olah Raga Kelas 6
Materi Pendidikan Olah Raga Kelas 6Materi Pendidikan Olah Raga Kelas 6
Materi Pendidikan Olah Raga Kelas 6
 
SOAL US IPA 2020-2021
SOAL US IPA 2020-2021SOAL US IPA 2020-2021
SOAL US IPA 2020-2021
 
Soal US PAI Kelas 3 SMA
Soal US PAI Kelas 3 SMASoal US PAI Kelas 3 SMA
Soal US PAI Kelas 3 SMA
 
PR Pangkat 3, Volume dan jaring-jaring kubus balok.docx
PR Pangkat 3, Volume dan jaring-jaring kubus balok.docxPR Pangkat 3, Volume dan jaring-jaring kubus balok.docx
PR Pangkat 3, Volume dan jaring-jaring kubus balok.docx
 
KUMPULAN SOAL BOARD
KUMPULAN SOAL BOARDKUMPULAN SOAL BOARD
KUMPULAN SOAL BOARD
 
MAKALAH LICHENES
MAKALAH LICHENESMAKALAH LICHENES
MAKALAH LICHENES
 
Makalah Distribusi Probabilitas Diskrit.docx
Makalah Distribusi Probabilitas Diskrit.docxMakalah Distribusi Probabilitas Diskrit.docx
Makalah Distribusi Probabilitas Diskrit.docx
 
SURAT PERTANGGUNG JAWABAN MUTLAK (SPTJM) KEBENARAN SEBAGAI PASANGAN SUAMI IST...
SURAT PERTANGGUNG JAWABAN MUTLAK (SPTJM) KEBENARAN SEBAGAI PASANGAN SUAMI IST...SURAT PERTANGGUNG JAWABAN MUTLAK (SPTJM) KEBENARAN SEBAGAI PASANGAN SUAMI IST...
SURAT PERTANGGUNG JAWABAN MUTLAK (SPTJM) KEBENARAN SEBAGAI PASANGAN SUAMI IST...
 
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK.doc
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK.docSURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK.doc
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK.doc
 
FORM CLAIM MOTOR VEHICLE - ASURANSI MALACCA.pdf
FORM CLAIM MOTOR VEHICLE - ASURANSI MALACCA.pdfFORM CLAIM MOTOR VEHICLE - ASURANSI MALACCA.pdf
FORM CLAIM MOTOR VEHICLE - ASURANSI MALACCA.pdf
 

Recently uploaded

KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
EirinELS
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
furqanridha
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 

Kisah jenderal sudirman

  • 1. KISAH JENDERAL SUDIRMAN Jenderal Besar Sudirman merupakan pahlawan yang pernah untuk merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan pejajahan. Saat usianya masih yang masih relatif muda yaitu saat berumur 31 tahun sudah menjadi seorang jenderal. Walaupun menderita sakit paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya melawan Belanda. Soedirman dilahirkan pada tanggal 24 Januari 1916 di Desa Bodaskarangjati, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Ayahnya bernama Karsid Kartawiradji, seorang mandor tebu pada pabrik gula di Purwokerto. Ibunya bernama Siyem, berasal dari Rawalo, Purwokerto. Mereka adalah keluarga petani. Sudirman merupakan salah satu pejuang dan pemimpin teladan bangsa ini. Pribadinya teguh pada prinsip dan keyakinan, selalu mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa di atas kepentingan pribadinya. Ia selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan tanah air, bangsa, dan negara. Hal ini boleh dilihat ketika Agresi Militer II Belanda. Ia yang dalam keadaan lemah karena sakit tetap bertekad ikut terjun bergerilya walaupun harus ditandu. Dalam keadaan sakit, ia memimpin dan memberi semangat pada prajuritnya untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda. Itulah sebabnya kenapa ia disebutkan merupakan salah satu tokoh besar yang dilahirkan oleh revolusi negeri ini. SOEDIRMAN PANGLIMA BESAR YANG BERPRINSIP
  • 2. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, begitu kata pepatah. Kita teladani Pak Dirman, yang berprinsip, mencintai rakyat, bijak dan teguh. Berprinsip. " … perjuangan kita harus didasarkan pada kesucian," demikian yang disampaikan Pak Dirman dalam pidato pelantikan beliau menjadi Panglima Besar. Prinsip yang mencerminkan sikap jujur, adil, dan dapat dipercaya tersebut beliau pegang teguh dalam setiap tindakan yang beliau ambil. Misalnya saja, setelah menandatangani persetujuan gencatan senjata dengan Belanda, Jendral Sudirman menghormati semua aspek yang telah disetujui kedua belah pihak, walaupun perjanjian tersebut ternyata banyak merugikan negara Indonesia. Dengan prinsipnya tersebut, beliau juga menenangkan pasukannya untuk mengambil sikap bijaksana. Ternyata, pihak musuhlah yang lebih dulu melanggar gencatan senjata yang telah disepakati, dengan melaksanakan Agresi II. Mencintai rakyat. Kecintaan Pak Dirman pada Rakyat telah terbentuk jauh sebelum beliau menjadi pemimpin bangsa. Dengan pengetahuan, tenaga, kemampuan yang dimiliki, Soedirman muda yang waktu itu sudah menjadi tokoh masyarakat setempat berupaya membantu rakyat tidak hanya dalam bidang pendidikan (mengajar di sekolah rakyat), tapi juga dalam hal kepemimpinan (melalui organisasi pandu yang beliau pimpin), dan ekonomi (melalui kegiatan koperasi yang beliau rintis). Kecintaan pada rakyat terus berlanjut ketika beliau memasuki masa dinas ketentaraan. Jendral Soedirman sadar bahwa rakyat pada awal berdirinya Republik Indonesia banyak mengalami tekanan baik secara ekonomi, politik, maupun sosial. Beliau juga paham bahwa Tentara Republik Indonesia tidak bisa berjuang sendirian untuk membangun bangsa. Untuk itu Pak Dirman dan pasukan berjuang untuk dan bersama rakyat. Perjuangan rakyat yang pada awalnya cenderung terkotak-kotak berdasarkan idealisme dan kedaerahan dihimbau untuk bersatu melawan musuh yang ingin kembali bertakhta, sambil berupaya terus membangun bangsa walaupun dengan sarana yang terbatas. Bijak.
  • 3. Seperti layaknya seorang pemimpin besar, Pak Dirman terkenal sebagai sosok pemimpin yang bijak, baik dalam berkata-kata maupun dalam bertindak. Ketika Presiden Soekarno memerintahkan Jenderal Soedirman dan Pasukan untuk "mundur" sebagai tindak lanjut dari Perjanjian Renville, sang jendral tidak langsung protes. Dengan saksama Jendral Soedirman memikirkan cara terbaik untuk menjalankan perintah tersebut tanpa mematahkan semangat anak buah yang mungkin saja merasa harga diri mereka terinjak-injak karena harus mundur. Kemudian, sang pemimpin besar memerintahkan anak buahnya dengan kata-kata yang bijak namun tegas untuk "hijrah" dari garis belakang pasukan Van Mook. Masa "hijrah" ini digunakan Jendral Besar Soedirman dan pasukannya untuk membangun strategi dan menyusun kekuatan yang lebih besar. Teguh. Keteguhan hati Pak Dirman sudah terlihat sejak masa beliau aktif di kepanduan. Pada suat kegiatan kepanduan di padang terbuka di daerah pegunungan, banyak peserta yang menyerah pada hawa dingin dan bergegas pulang. Tidak demikian dengan Soedirman muda yang teguh bertahan di medan yang dingin untuk menyelesaikan tugas yang telah dibebankan kepadanya. Keteguhan ini juga diperlihatkan beliau pada masa bergerilya. Walaupun kondisi fisik lemah, Jenderal Soedirman tetap teguh mendampingi pasukannya di lapangan untuk menyusun kekuatan mengusir musuh. Keteguhan ini merupakan salah satu kualitas yang membuat berbagai pihak hormat dan percaya kepada pemimpin bangsa yang satu ini. Perjuangan Jenderal Soedirman menunjukkan bahwa prinsip, kecintaan pada rakyat, sikap bijak, dan keteguhan hati yang senantiasa dilandaskan pada niat yang suci merupakan landasan penting dalam bertindak. Soedirman Kecil Soedirman dilahirkan pada tanggal 24 Januari 1916 di Desa Bodaskarangjati, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Ayahnya bernama Karsid Kartawiradji, seorang mandor tebu pada pabrik gula di Purwokerto. Ibunya bernama Siyem, berasal dari Rawalo, Purwokerto. Mereka adalah keluarga petani. Sejak masih bayi, Soedirman telah diangkat sebagai anak oleh R.Tjokrosunaryo, Asisten Wedana (Camat) di Rembang, Distrik Cahyana, Kabupaten Purbalingga, yang kawin dengan bibi Soedirman. Setelah pensiun, keluarga Tjokrosunaryo kemudian menetap di Cilacap. Dalam usia tujuh tahun Soedirman memasuki Hollandsche Inlandsche School (HIS) setingkat Sekolah Dasar di Cilacap. Dalam kehidupan yang sederhana, R. Tjokrosunaryo mendidik Soedirman dengan penuh disiplin. Soedirman dididik cara-cara menepati waktu dan belajar menggunakan uang saku sebaik-baiknya. Ia harus bisa membagi waktu antara belajar, bermain, dan mengaji. Soedirman juga dididik dalam hal sopan santun priyayi yang tradisional oleh Ibu Tjokrosunaryo. Soedirman Remaja Pada tahun 1930, Soedirman tamat dari HIS. Pada tahun 1932 Soedirman memasuki Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs (MULO) setingkat SLTP. Setahun kemudian, is pindah ke Perguruan Parama Wiworo Tomo dan tamat pada tahun 1935. Di sekolah, Soedirman termasuk murid yang cerdas dan rajin mengikuti pelajaran yang diajarkan gurunya. Soedirman menunjukkan minatnya yang besar pada pelajaran bahasa Inggris, ilmu tata negara, sejarah dunia, sejarah kebangsaan, dan agama Islam. Demikian tekunnya Soedirman mempelajari agama Islam sehingga oleh teman- temannya diberi julukan "kaji". Soedirman Menjadi Pandu Ia juga aktif di organisasi kepanduan (sekarang Pramuka) Hizbul Wathon (HW) yang diasuh oleh Muhammadiyah. Melalui kegiatan kepanduan ini, bakat-bakat kepemimpinan Soedirman mulai kelihatan. Ia ternyata seorang pandu yang berdisiplin, militan, dan bertanggung jawab. Hal ini terlihat
  • 4. ketika Hizbul Wathon mengadakan jambore di lereng Gunung Slamet yang terkenal berhawa dingin. Pada malam hari udara sedemikian dinginnya, sehingga anak-anak HW tidak tahan tinggal di kemah. Mereka pergi ke rumah penduduk yang ada di dekat tempat tersebut,hanya Soedirman sendiri yang tetap tinggal di kemahnya. Soedirman Guru Sekolah, Ketua Koperasi, Anggota Legislatif Setelah lulus dari Parama Wiworo Tomo, ia menjadi guru di HIS Muhammadiyah. sebagai seorang guru, Soedirman tetap aktif di Hizbul Wathon. Pada tahun 1936, Soedirman memasuki hidup baru. Ia menikah dengan Siti Alfiah, puteri Bapak Sastroatmodjo, dari Plasen, Cilacap yang sudah dikenalnya sewaktu bersekolah di Parama Wiworo Tomo. Dari perkawinan ini, mereka dikaruniai 7 orang anak. Pada awal pendudukan Jepang, Sekolah Muhammadiyah tempat is mengajar ditutup. Berkat perjuangan Soedirman sekolah tersebut akhirnya boleh dibuka kembali. Kemudian Soedirman bersama beberapa orang temannya mendirikan koperasi dagang yang diberi nama Perbi dan langsung diketuainya sendiri. Dengan berdirinya Perbi, kemudian di Cilacap berdiri beberapa koperasi yang mengakibatkan terjadi persaingan kurang sehat. Melihat gelagat ini, Soedirman berusaha mempersatukannya, dan akhirnya berdirilah Persatuan koperasi Indonesia Wijayakusuma. Kondisi rakyat pada waktu itu sulit mencari bahan makanan, sehingga keadaan ini membangkitkan semangat Soedirman untuk aktif membina Badan Pengurus Makanan Rakyat (BPMR), suatu badan yang dikelola oleh masyarakat sendiri, bukan badan buatan Pemerintah Jepang. Badan ini bergerak dibidang pengumpulan dan distribusi bahan makanan untuk menghindarkan rakyat Cilacap dari bahaya kelaparan. Ia termasuk tokoh masyarakat karena kecakapan memimpin organisasi dan kejujurannya. Pada tahun 1943, Pemerintah Jepang mengangkat Soedirman menjadi anggota Syu Songikai (semacam dewan pertimbangan karesidenan) Banyumas. Soedirman Memasuki Dunia Militer Pada pertengahan tahun 1943, tentara Jepang mulai terdesak oleh Sekutu. Pada bulan Oktober 1943, Pemerintah Pendudukan Jepang mengumumkan pembentukan Tentara Pembela Tanah Air (Peta). Soedirman sebagai tokoh masyarakat ditunjuk untuk mengikuti latihan Peta angkatan kedua di Bogor. Selesai pendidikan, ia diangkat menjadi Daidanco (komandan batalyon) berkedudukan di Kroya, Banyumas. Disanalah Soedirman memulai karirnya sebagai seorang prajurit. Sebagai komandan, Soedirman sangat dicintai oleh bawahannya, karena is sangat memperhatikan kesejahteraan mereka. Ia tidak takut menentang perlakuan buruk opsir-opsir Jepang,yang menjadi pelatih dan pengawas batalyonnya. Sesudah terjadi pemberontakan Tentara Peta Blitar pada bulan Pebruari 1945, Jepang mengadakan observasi terhadap para perwira Peta. Mereka yang bersikap menawan (recalcitrant), dikategorikan berbahaya. Pada bulan Juli 1945, Soedirman dan beberapa orang perwira Peta lainnya yang termasuk kategori "berbahaya" dipanggil ke Bogor dengan alasan akan mendapat latihan lanjutan.
  • 5. Hanya kemudian ada kesan bahwa Jepang berniat untuk menawan mereka. Sekalipun mereka sudah berada di Bogor "Pelatihan Lanjutan" dibatalkan, karena tunggal 14 Agustus 1945 Jepang sudah menyerah kepada sekutu. Sesudah itu Soedirman dan kawan-kawannya kembali lagi ke dai dan masing-masing. Pada saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandang kan, Soedirman berada di Kroya. Esok harinya tanggal 18 Agustus 1945. Jepang membubarkan Peta dan senjata mereka dilucuti, selanjutnya mereka disuruh pulang ke kampung halaman masing- masing. Setelah pengumuman pembentukan BKR, Soedirman berusaha mengumpulkan mereka kembali dan menghimpun kekuatan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Bersama Residen Banyumas Mr. Iskaq Tjokroadisurjo dan beberapa tokoh lainnya, Soedirman melakukan perebutan kekuasaan dari tangan Jepang secara damai. Komandan Batalyon Tentara Jepang Mayor Yuda menyerahkan senjata cukup banyak. Karena itu BKR Banyumas merupakan kesatuan yang memiliki senjata terlengkap. Pemilihan Unik Panglima Besar Jenderal Soedirman Sewaktu Tentara Sekutu, yang diwakili oleh Inggris dengan dibuntuti oleh Belanda dibelakangnya mendarat, dan mereka menuntut senjata Jepang kembali dari tangan kita, maka meletuslah dimana- mana pertempuran-pertempuran baru. Dulu dengan Jepang, kini dengan Sekutu. Kita tidak sudi menyerahkan kembali senjata yang kita rebut itu. Pertempuran-pertempuran baru tidak hanya terjadi di Jakarta dan sekitarnya, tetapi juga di Semarang, dan yang terbesar serta paling lama adalah di kota Surabaya, dari 28 hingga 30 Oktober 1945, dan dari 10 hingga 30 Nopember 1945. Soedirman yang pada waktu itu diangkat oleh Pemerintah sebagai Panglima Divisi Sunan Gunung Jati atau Divisi V, dan yang bertanggungjawab untuk daerah Banyumas dan Kedu, menghadapi juga serangan-serangan Inggris yang datang dari jurusan Semarang menuju ke Ambarawa dan Banyubiru. Berkat semangat kepemimpinan Soedirman tentara Inggris dapat dienyahkan. Dalam suasana demikian itulah Kolonel Soedirman dipilih sebagai Panglima Besar. Yang memilih adalah para Panglima Divisi dan Komandan Resimen yang berkumpul di Yogyakarta pada tanggal 12 Nopember 1945. Pangkatnya sejak itu adalah Jenderal. Dalam pemilihan itu beliau mengalahkan colon-colon lain. Ditinjau dari pendidikan kemiliteran, maka calon-calon lain itu jauh lebih tinggi dari Jenderal Soedirman. Pemilihan yang unik ini mencerminkan Zeitgeist atau "Semangat Zaman" waktu itu. Yaitu semangat revolusi dimana-mana. Rakyat kita seakan-akan terserang demam. Demam revolusi. Semangat perjuangan revolusioner di mana-mana berkobar. Dikobarkan dalam rapat-rapat umum, yang diselenggarakan oleh kaum politisi kita dari zaman Pergerakan, dan oleh alat-alat Pemerintahan yang baru dibentuk, dan karenanya kurang sempurna. Di mana-mana rakyat kita giat merombak sistem kolonialisme Hindia-Belanda dan sistem militerisme Jepang. Rakyat muak terhadap kedua sistem kolonialisme dan militerisme masa Iampau itu. Rakyat tidak sabar lagi, dan di dalam usaha merombak sistem lama itu, tidak jarang timbul gejolak kekacauan. Serobot- menyerobot, daulat mendaulat dan malahan culik-menculik adakalanya terjadi. Siapa yang menjalani sendiri situasi pada waktu itu, benar-benar merasa adanya revolusi, adanya perubahan cepat kilat yang sedang berlaku. Terutama di kalangan pemuda kita. Seringkali perubahan cepat itu
  • 6. tanpa aturan "normal". Kadangkadang malahan "anarchistis" sama sekali. Irosionalitas dan emosionalitas seringkali mengatasi rasionalitas dan pikiran dingin. Memang itulah revolusi ! Eine Umwertung aller Werte. Penjungkirbalikkan segala macam nilai. Suatu "razende inspirasi van de historie". Suatu "ilham yang memandang daripada sejarah". Dan "ilham sejarah" itu adalah "titik temu dari segala apa yang merupakan kesadaran bangsa dengan apa yang hidup di bawah kesadaran sejarah bangsa itu. "He ontmoetingspunt, van het vewuste en het onderbewuste in de geschiedenis!" Pilihan atas Panglima Besar Soedirman jatuh dalam situasi demikian. Banyak emosi di bawah sadar ikut menentukan pilihan itu. Banyak pikiran rasionalistis tidak berkenan masuk dalam pertimbangan pilihan tersebut. Memang revolusi mempunyai nilai-nilai sendiri. Apalagi revolusi yang berwatak kerakyatan, seperti revolusi kita dulu itu. Setuju atau tidak setuju, realitanya ialah bahwa nilai-nilai emosi magis, naluri kharismatis dan getaran-mistis ikut menentukan jalannya revolusi kita pada waktu itu. Juga dalam pemilihan Panglima Besar RI untuk pertama kalinya, nilai- nilai tersebut ikut menentukan. Sudah barang tentu nilai-nilai rasional dan pikiran dingin hidup Juga pada waktu itu. Namun yang lebih menonjol dan lebih kuat adalah nilai-nilai emosi magis, naluri kharismatik dan getaran mistis tersebut di atas. Dan itulah yang kemudian bermuara ke dalam keputusan mengangkat Soedirman sebagai Panglima Besar. Yang terpilih bukan calon yang memiliki kadar rasionalitas dan ketrampilan militer teknis yang tinggi, produk dari didikan Barat di kota-kota besar, melainkan yang terpilih adalah seorang anak rakyat, dibesarkan di desa, yang kemudian oleh gelombang revolusi terlempar ke atas, dan merupakan tonggak kepercayaan mayoritas para panglima divisi dan para komandan resimen yang hadir pada waktu itu. Susunan divisi serta resimen tentara kita pada waktu itu jauh dari sempurna. Markas-markas pun belum menentu, dan seringkali harus berpindah-pindah. Para Panglima Divisi serta para komandan resimen pun tidak semuanya memiliki kepandaian kemiliteran-teknis yang sempurna, seperti menurut ukuran-ukuran Barat. Kepandaian kemiliterannya boleh diragukan, namun yang tidak dapat diragukan adalah semangat dan jiwa perjuangannya membela Proklamasi, melawan kembalinya kolonialisme. Andaikata pilihan jabatan Panglima Besar pada waktu itu diserahkan kepada Pemerintah Pusat, maka besar sekali kemungkinan bahwa pilihan tidak akan jatuh kepada Soedirman. Dan memang, Pemerintahan yang pada waktu itu kekuasaan eksekutifnya berada di tangan PM Sjahrir menginginkan tokoh lain. Di antaranya Urip Sumohardjo, seorang tokoh militer didikan Belanda, tetapi berjiwa patriotik. Juga dikemukakan Sri Sultan Hamengku Buwono, yang pada waktu itu mendapat pangkat Jenderal Tituler. Dalam rapat para Panglima Divisi dan Komandan Resimen disebut juga nama-nama Sjahrir dan Amir Sjarifuddin, yang duduk sebagai Menteri Penerangan dalam Kabinet Sjahrir. Rupanya pola menempatkan pimpinan ketentaraan di bawah kekuasaan sipil-politis pada waktu itu hendak diterapkan oleh kaum politisi. Namun mayoritas hadirin memilih Soedirman. Suatu hal yang unik dalam revolusi kita. Panglima Besar yang pertama tidak diangkat oleh Pemerintah, melainkan dipilih secara "demokratis" oleh para panglima divisi dan komandan resimen. Itulah suasana revolusioner pada waktu itu. Itulah juga Zeit-geist-nya, atau "semangat zaman" revolusioner yang penuh dengan jiwa kerakyatan. Elan revolusioner yang meletus keluar ke atas permukaan masyarakat kita yang sedang bergolak mencerminkan diri dalam hasil pemilihan tersebut. Elan revolusioner tersebut mempercayakan kepemimpinan tentara kita kepada seorang pribadi Soedirman. (Dr. H. Roeslan Abdulgani Peranan Panglima Besar Soedirman dalam Revolusi Indonesia, Restu Agung, Jakarta, 2004, hal.32-35. Soedirman Wafat
  • 7. Tanggal 29 Januari 1950 Soedirman wafat, berita tentang wafatnya Soedirman, yang disiarkan berulang-ulang oleh Radio. Menyusul perintah Harlan Pejabat Kepala Staf Angkatan Perang RIS, Kolonel T.B. Simatupang yang ditujukan kepada seluruh tentara berisi Seluruh Angkatan Perang RIS diperintahkan berkabung selama tujuh hari dengan melaksanakan pengibaran benders Merah Putih setengah tiang pada masing-masing kesatuan dijalankan dengan penuh khidmat serta hormat, menjauhkan segala tindakan dan tingkah laku yang dapat mengganggu suasana berkabung. Pemerintah mengumumkan Hari Berkabung Nasional sehubungan dengan wafatnya Panglima Besar Soedirman, dan dalam pidatonya Perdana Menteri RIS Bung Hatta mengumumkan keputusan Pemerintah RIS untuk menaikkan pangkat Letnan Jenderal Soedirman secara anumerta menjadi Jenderal. Pukul 11.00 tanggal 30 Januari 1950, iring-iringan jenazah Panglima Besar Jenderal Soedirman perlahan-lahan meninggalkan kota Magelang menuju Yogya. Setelah disembahyangkan di Masjid Agung, jenazah dikebumikan dengan upacara militer di Taman Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta, disamping makam Letnal Jenderal TNI Oerip Soemoharjo. Kata-kata Mutiara Sudirman Yogyakarta 12 November 1945 Tentara hanya memiliki kewajiban satu, ialah mempertahankan kedaulatan negara dan menjaga keselamatannya, sudah cukup kalau tentara teguh memegang kewajiban ini, lagi pula sebagai tentara, disiplin harus dipegang teguh. Tunduk kepada pimpinan atasannya dengan ikhlas mengerjakan kewajibannya, tunduk kepada perintah pimpinannya itulah yang merupakan kekuatan dari suatu tentara. Bahwa negara Indonesia tidak cukup dipertahankan oleh tentara saja, maka perlu sekali mengadakan kerjasama yang seerat-eratnya dengan golongan serta badan-badan di luar tentara. Tentara tidak boleh menjadi alat suatu golongan atau siapapun juga. Diucapkan dihadapan konferensi TKR dan merupakan amanat pertama kali sejak menjabat sebagai Pangsar TKR. Yogyakarta , 1Januari 1946 Tentara bukan merupakan suatu golongan di luar masyarakat, bukan suatu "kasta" yang berdiri di atas masyarakat. Tentara tidak lain dan tidak lebih dari salah satu bagian masyarakat yang mempunyai kewajiban tertentu. Amanat yang tertuang dalam maklumat TKR. Yogyakarta 17 Pebruari 1946 Kami tentara Republik Indonesia akan timbul dan tenggelam bersama negara. Amanat dalam rangka memperingati setengah tahun kemerdekaan RI. Yogyakarta 9 April 1946
  • 8. Jangan sekali-kali diantara tentara kita ada yang menyalahi janji, menjadi pengkhianat nusa, bangsa dan agama, harus kamu sekalian senantiasa ingat, bahwa tiap-tiap perjuangan tertentu memakan korban, tetapi kamu sekalian telah bersumpah ikhlas mati untuk membela temanmu yang telah gugur sebagi ratna, lagi pula untuk membela nusa, bangsa dan agamamu, sumpah wajib kamu tepati, sekali berjanji kamu tepati.  Percaya kepada kekuatan sendiri  Teruskan perjuangan kamu.  Pertahankan rumah dan pekarangan kita sekalian.  Tentara kita jangan sekali-kali mengenal sifat dan perbuatan menyerah kepada siapapun juga yang akan menjajah dan menindas kita kembali.  Pegang teguh disiplin tentara lahir dan batin jasa pahlawan kita telah tertulis dalam buku sejarah Indonesia, kamu sekalian sebagai putera Indonesia wajib turut mengisi buku sejarah itu. Amanat dalam rangka peresmian status kedudukan TRI bagian udara sejajar dengan TRI lainnya. Yogyakarta 25 Mei 1946. Sanggup mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan Republik Indonesia, yang telah diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, sampai titik darah yang penghabisan. Sanggup taat dan tunduk pada Pemerintah Negara Republik, yang menjalankan kewajibannya, menurut Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia dan mempertahankan kemerdekaannya sebulat- bulatnya. Sejengkal tanahpun tidak akan kita serahkan kepada lawan, tetapi akan kita pertahankan habis-habisan...................... Meskipun kita tidak gentar akan gertakan lawan itu, tetapi kitapun harus selalu siap sedia. Amanat dihadapan presiden/panglima tertinggi APRI untuk mengikrarkan sumpah anggota pimpinan tentara. Yogyakarta 27 Mei 1945 Meskipun kamu mendapat latihan jasmani yang sehebat-hebatnya, tidak akan berguna jika kamu mempunyai sifat menyerah ! Kepandaian yang bagaimanapun tingginya, tidak ada gunanya jika orang itu mempunyai sifat menyerah ! Tentara akan hidup sampai akhir jaman, tentara akan timbul dan tenggelam bersama negara