Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Periode awal perkembangan nasionalisme
1. 1. Periode Awal Perkembangan
2. Periode Nasionalisme Politik
3. Periode Radikal
4. Periode Bertahan
2. 1. PERIODE AWAL PERKEMBANGAN
Pada periode ini, gerakan nasionalisme di
Indonesia diwarnai dengan perjuangan untuk
memperbaiki kondisi sosial dan budaya. Sifat
gerakannya moderat dan kooperatif dengan
pemerintah kolonial Belanda. Beberapa
organisasi dan gerakan yang muncul pada
periode ini adalah Budi Utomo, Sarekat Islam,
dan Muhammdiyah.
3. A. Budi Utomo (BU)
Budi Utomo menjadi organisasi modern pertama
yang memberikan inspirasi kepada kaum nasionalis
lainnya untuk berjuang dengan basis organisasi
modern.
Organisasi ini dipelopori oleh Dr. Wahidin
Soedirohusodo yang merupakan tamatan sekolah
dokter pribumi (STOVIA) di Jakarta.
Dr. Wahidin Soedirohusodo bersama Dr. Sutomo dan
para pelajar STOVIA seperti Goenawan
Mangoenkoesoemo dan Soeraji, ia mendirikan Boedi
Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908
5. Organasasi ini bersifat nonpolitik dan kooperatif
terhadap pemerintah kolonial Belanda.
Tujuan BU didirikan adalah untuk memajukan
pengajaran dan kebudayaan dengan bidang-bidang
meliputi:
- pengajaran
- pertanian, peternakan, perdagangan
- tekinik dan industri dan kebudayaan.
BU mengadakan kongres I di Yogyakarta pada
tanggal 3-5 Oktober 1908.
Sejak dipimpin oleh Raden Adipati Tirtokoesoemo,
dari kalangan priyayi, banyak anggota baru BU yang
bergabung dari kalangan bangsawan dan kolonial.
6. Kehadiran banyak golongan tua menjadi salah satu
alasan mundurnya banyak golongan muda dari
organisasi ini.
Salah satu faktor yang ikut meredupkan BU adalah
berdirinya Serekat Islam pada tahun 1912.
7. B. Sarekat Islam (SI)
Didirikan oleh H. Samanhudi pada tahun 1911
dengan nama awal Sarekat Dagang Islam.
Pada tanggal 10 Sepetember 1912 berubah nama
menjadi Sarekat Islam, atas usul HOS Cokroaminoto.
Kongres I dilaksanakan pada tahun 1913 di Surabaya.
Dalam kongres tersebut diputuskan hal-hal , yaitu:
1) Sarekat Islam bukan partai politik
2) Sarekat Islam tidak bermaksud melawan
pemerintah Belanda.
3) HOS Cokroaminoto dipilih sebagai ketua SI dan
menetapkan Surabaya sebagai pusat organisasi.
9. Pada tahun 1915, dibentuk Sentral Sarekat Islam (SSI)
di Surabaya, yang bertugas mengkoordinasi serta
memajukan SI daerah (lokal).
Pada 17-24 Juni 1916 diadakan Kongres SI Nasional I
di Bandung.
setelah pemerintah Belanda memperbolehkan
berdirinya partai politik, SI berubah menjadi partai
politik dan mengirimkan Cokroaminoto dan Abdul
Muis sebagai wakil SSI di Volksraad.
Sikap kritis SI terhadap praktik kapitalisme serta
komitmennya memperjuangkan rakyat kecil menarik
perhatian Indische Social Democratische Vereeniging
(ISDV)
10. Dalam perkembangannya ISDV di SI gencar
melancarkan kritik terhadap SI yang kooperatif
dengan Belanda.
Maka dengan hadirnya ISDV muncul 2 kubu dalam
SI, yaitu:
1) kubu nasionalis religius ( SI Putih) berasaskan
perjuangan Islam yang dipimpin HOS Cokroaminoto,
2) kubu ekonomi dogmatis (SI Merah) dengan haluan
komunisme yang dipimpin oleh Semaun dan Darsono
Demi menegakan disiplin organisasi, maka kubu SI
Merah dikeluarkan dari keanggotan SI. Kemudian
mereka mendirikan Perserikatan Komunis Indonesia
(PKI) PADA 1920, lalu pada 1924 berubah nama
menjadi Partai Komunis Indonesia.
11. Dalam Kongres SI pada bulan Februari 1923 di
Madiun, Sarekat Islam berganti nama menjadi Partai
Sarekat Islam (PSI).
Dalam kongresnya pada tahun 1926, PSI menerapkan
politik hijrah atau bersikap nonkooperatif terhadap
Belanda.
Pada tahun 1929, PSI berganti nama lagi menjadi
Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII)
Pada tahun 1930, PSIImengalami kemerosotan akibat
perpecahan baru, yaitu terbagi menjadi 3 partai, yaitu:
PSII Kartosuwiryo, PSII Abikusuno, dan PSII.
Aktivitas partai ini terhenti sejak Jepang menduduki
wilayah Indonesia.
12. C. Muhammadiyah
didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta
pada 18 November 1912 dengan asas perjuangan Islam
dan kebangsaan Indonesia yang bersifat nonpolitik
dan kooperatif.
Tujuan Muhammadiyyah:
- memajukan pendidikan dan pengajaran berdasarkan
agama Islam
- mengembangkan pengetahuan ilmu agama dan cara-
cara hidup menurut agama Islam
13. Usaha yang dilakukan oleh Muhammadiyah dalam
mencapai tujuan:
1) mendirikan sekolah-sekolah yang berdasarkan
agama Islam, dari TK hingga Perguruan Tinggi.
2) mendirikan poliklinik, rumah sakit, rumah yatim,
masjid, dan sebagainya.
3) menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan.
Pada masa kepemimpinan Ahmad Dahlan (1912-
1923), pengaruh Muhammadiyah terbatas di
keresidenan-kerisidenan seperti, Yogyakarta,
Surakarta, Pekalongan dan Pekajangan.
14. Pada tahun 1925, Haji Abdul Karim Amrullah (Buya
Hamka) membawa Muhammadiyah ke Sumatra Barat
dengan membuka cabang di Sungai Batang, Agam.
Kemudian bergerak ke seluruh Sumatra, Sulawesi, dan
Kalimantan.
Pada tahun 1938 Muhammadiyah telah tesebar ke
seluruh wilayah di Indonesia.
17. Indische Partij ( IP )
Indische Partij berdiri pada tanggal 25 Desember 1912, oleh tokoh “Tiga
Serangkai”, yaitu :
1. Suwardi Suryaningrat ( Kihajar Dewantara )
2. Douwes Dekker ( dr.Danudirja Setiabudi )
3. dr.Tjipto Mangunkusumo
Tujuan dari Indische Partij adalah :
1. menumbuhkan dan meningkatkan jiwa persatuan semua golongan
2. memajukan tanah air dengan dilandasi jiwa nasional
3. mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka
18. Indische Partij dianggap sebagai “organiasi politik” yang
pertama kali berdiri karena organisasi inilah yang pertama kali
dengan tegas menyatakan cita citanya mencapai Indonesia
merdeka.
Pada tanggal 11 Maret 1913 Indische Partij dinyatakan
sebagai organisasi terlarang oleh pemerintah Belanda, karena
dianggap membahayakan kepentingan penjajah dan juga karena
Belanda merasa malu dengan sindiran Suwardi Suryaningrat yang
tertuang dalam tulisan “ALS IK EENS NEDERLANDER WAS”
yang berarti “ANDAIKAN AKU SEORANG BELANDA’’. Ketiga
tokoh tiga serangkai dijatuhi hukuman buang ke negri Belanda dan
sejak itu Indische Partij mundur.
19. Gerakan Pemuda dan Wanita
Perkumpulan pemuda yang pertama berdiri adalah Tri Koro
Dharmo. Diprakarsai oleh dr. Satiman Wirjosandjojo, Kadarman, dan
Sunardi. Organisasi kepemudaan lainnya banyak bermunculan seperti
Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Batak, Jong
Ambon, Jong Celebes, R.A. Kartini Timorees Ver Bond, PPPI
(Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia), Pemuda Indonesia, Jong
Islamienten Bond, kepanduan, dan sebagainya. Di samping gerakan
para pemuda, kaum wanita juga tidak mau ketinggalan. Pergerakan
wanita dipelopori oleh R.A.Kartini dari Jepara dengan mendirikan
Sekolah Kartini.
20. Periode Radikal
Periode radikal adalah tahap
pergerakan nasional indonesia secara
jelas mencantumkan tujuan untuk
mencapai kemerdekaan perlawanan
terhadap penjajah belanda pun
dilakukan demi kemerdekaan.
21. Faktor-faktor penyebab pergerakan
nasional bersifat radikal, antara lain:
1. Pengaruh Revolusi Rusia 1917
2. Kekecewaan terhadap janji November
3. Pengarih doktrin Wilson
4. Pergantian Gubernur Jenderal Hindia
Belanda
5. Pemakain kata “Indonesia” sebagai
identitas bangsa
6. Ikut sertanya kaum buruh dalam
pergerakan nasional
22. Organisasi-organisasi yang bersifat
radikal adalah:
1. Perhimpunan Indonesia (PI)
Organisasai ini pada mulanya bernama Indische
Vereeniging yang berdiri di negeri Belanda pada
tahun 1908.
Tokoh-tokoh pendiri Perhimpunan Indonesia antara
lain R.P. Sosro Kartono, R.Husein Djoyodiningrat,
R.M Noto Suroto, Notodiningrat, Sutan Kasyayangan
Saripada, Sumitro Kolopaking, dan Apituley.
Setelah tahun 1924 berganti nama Perhimpunan
Indonesia (PI).
Karena kegiatan Perhimpunan Indonesia tidak
disukai oleh Belanda, maka pada bulan September
1927 pemimpin-pemimpin Perhimpunan Indonesia
ditangkap dan diadili.
23. 2. Partai Komunis Indonesia (PKI)
Pada tanggal 23 Mei 1920 dibentuklah organisasi
dengan nama Partai Komunist Hindia yang pada
bulan Desember tahun yang sama namanya dirubah
menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).
Pada tanggal 16 Desember 1926 PKI melakukan
pemberontakan di berbagai tempat di Pulau Jawa.
Tapi berhasil dipadamkan oleh pemerintah Hindia
Belanda.
Adapun di Sumatra Barat, pemberontakan PKI baru
meletus pada tanggal 1 Januari 1927, tetapi dalam
waktu tiga hari pemberontakan tersebut
dapat dipadamkan oleh pemerintah Hindia Belanda.
24. 3. Partai Nasional Indonesia (PNI)
Organisasi ini semula bernama Perserikatan Nasional
Indonesia. PNI berdiri di Bandung pada tangal 4 Juli 1927.
Pendirinya adalah Ir. Soekarno, Anwari, Mr. Sartono, Mr.
Iskaq Cokroadisuryo, Mr. Sunaryo, M. Budiarto, dan dr.
Samsi.
Perserikatan Nasional Indonesia diubah namanya menjadi
Partai Nasional Indonesia (PNI).
Tujuannya adalah mencapai Indonesia Merdeka atas usaha
sendiri. Adapun ideologinya adalah marhaenisme, bersifat
mandiri, dan nonkooperatif.
Pesatnya perkembangan PNI menyebabkan Belanda
khawatir. Dengan alasan PNI akan mengadakan
pemberontakan, maka tokoh-tokoh PNI ditangkap Belanda
dan diajukan ke pengadilan kolonial.
25. 4. Partindo 1931
Setelah Ir.Soekarno dan kawan-kawannya
ditangkap Belanda, Mr. Sartono dan tokoh
PNI yang lepas dari incaran Belanda segera
mengadakan kongres luar biasa PNI.
Dalam kongres luar biasa ini Mr. Sartono
menghendaki PNI dibubarkan dengan
alasan agar pergerakan nasional tetap
dapat melanjutkan perjuangannya.
Setelah PNI bubar Mr. Sartono mendirikan
Partai Indonesia (Partindo). Asas Partindo
nonkooperatif, mandiri, dan kerakyatan.
26. 5. PNI Baru 1931
Dengan dibubarkannya PNI dan berdirinya
Partindo menimbulkan penafsiran yang
berbeda-beda di kalangan tokoh PNI sendiri.
Kelompok Moh. Hatta dan Sutan Syahrir
mendirikan partai baru dengan Nama Partai
Nasional Baru (PNI) Baru.
PNI baru didirikan di Jogjakarta tahun 1931.
Asas PNI Baru nonkooperatif, mandiri, dan
kerakyatan.
Tujuan PNI Baru lebih menekankan kepada
pendidikan kader dan massa untuk
meningkatkan semangat kebangsaan dalam
perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia.
27. Periode Bertahan
Periode bertahan adalah periode dimana gerakan
nasionalisme di Indonesia berupaya lebih moderat dan
menahan diri. Sikap moderat berarti bekerja sama dengan
pemerintah kolonial Belanda(kooperasi).
Dengan demikian, diharapkan kelangsungan hidup
organisasi pergerakan serta kesinambungan perjuangan
menuju Indonesia merdeka tetap terjaga. Kaum pergerakan,
belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa sikap radikal
merugikan bangsa Indonesia.
Organisasi yang berkembang pada periode ini adalah
Parinda, GAPI, Gerindo. Mereka memaksimalkan Volksraad
sebagai wadah perjuangan meraih kemerdekaan. Sebab,
hanya organisasi yang moderat-kooperatif yang dapat
mengirimkan wakilnya di Volksraad.
PENGERTIAN
28. Sejak pemerintahan Gubernur Jendral Dirk Fock(1921-1926),
organisasi pergerakan dikendalikan dengan peraturan yang keras. Fock juga
membuat peraturan yang menyangkut perjalanan dalam batas-batas Hindia-
Belanda untuk mencegah jurubicara suatu partai politik mempromosikan tujuan-
tujuannya di luar Jawa.
Pada masa Gubernur Jendral B.C.de Jonge (1931-1936), peraturan
dibuat lebih keras lagi. Apalagi, pada masanya banyak organisasi yang mengambil
sikap radikal terhadap Belanda. Hal ini membuat kaum aktivis pergerakan tidak
leluasa mewujudkan cita-cita politiknya, yaitu kemerdekaan Indonesia.
Melalui Vergader Verbond yang dikeluarkan pada tahun 1933, ruang
gerak kaum aktivis pergerakan nasional semakin sempit. Namun, peraturan itu
tidak menyurutkan langkah para tokoh pergerakan. Bagi mereka, untuk mencapai
kemerdekaan tidak ada pilihan lain: menolak bekerja sama dengan Belanda
termasuk di dalamnya menolak menaati segala peraturannya. Atas pilihan sikap
tersebut, mereka juga siap menerima resiko ditangkap dan dibuang di tempat yang
jauh.
Dengan dibuangnya para tokoh utama, para tokoh pergerakan merasa
bahwa pilihan sikap yang radikal kurang menguntungkan Indonesia. Mereka
mengambil sikap yang lebih taktis dan moderat namun tidak meninggalkan visi
dasar perjuangan mereka, yaitu mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
LATAR
BELAKANG
29. Di Volksraad, tokoh-tokoh pergerakan lintas partai melanjutkan
perjuangan.Organisasi- organisasi pergerakan tetap giat melakukan aktivitas di
berbagai bidang, seperti mendirikan Rukun Tani, Rukun Pelayaran,
mengusahakan bank, koperasi, dsb.
Meskipun wewenangnya terbatas, Volksraad merupakan satu-satunya
tempat yang aman untuk menyampaikan aspirasi dan tuntutan kepada
pemerintah kolonial Belanda.
27 Januari 1930, M.H. Thamrin memprakaarsai berdirinya Fraksi Nasional
dalam Volksraad. Ia sendiri memimpin fraksi tersebut, dan wakilnya Kusumo
Utoyo. Tujuan utamanya adalah meraih kemerdekaan Indonesia secepat-
cepatnya. Sementara itu Soekarno, Maskun, Gatot Mangunprojo dan
Supriadinata tetap ditahan di rumah kurungan di Bandung, menunggu perkara
dimajukan ke pengadilan.
Dalam rangka mencapai tujuannya, yaitu kemerdekaan secepat-cepatnya,
Fraksi Nasional melakukan usaha-usaha berikut.
• Mendesak segera dilakukannya perubahan ketatanegaraan.
• Menghapus semua perbedaan politik, ekonomi, dan pendidikan yang
diakibatkan oleh penjajahan
• Menggunakan semua jalan yang sah untuk mencapai tujuan tersebut.
PERJUANGAN MELALUI
VOLKSRAAD
30. Namun, Fraksi Nasional tidak mampu mempersatukan wakil-wakil pribumi
di Volksraad. Wakil-wakil pribumi sering tidak sejalan karena perbedaan
pandangan politik ataupun ideologi. Meskipun di tengah perbedaan itu, tokoh-
tokoh pribumi di Volksraad beberapa kali membuat gebrakan, seperti melancarkan
protes terhadap penggeledahan rumah pemimpin PNI, memperjuangkan nasib
buruh di Sumatera dari peonale sanctie, mendesak dicabutnya Ordonansi Sekolah
Liar. Muhammad Husni Thamrin merupakan orang pertama yang berani berpidato
dalam bahasa indonesia di sidang Volksraad.
Gebrakan terkenal lainnya yaitu Petisi Sutardjo(1935). Petisi ini berisi
permohonan supaya diselenggarakan suatu musyawarah antara wakil-wakil
Indonesia dan negeri Belanda dengan kedudukan dan hak yang sama. Tujuannya :
menyusun suatu rencana pemberian kepada Indonesia suatu pemerintahan yang
berdiri sendiri(otonom) dalam batas Undang-undang Dasar Kerajaan Belanda.
Petisi tersebut ditolak oleh pemerintah kolonial Belanda, deangan alasan bangsa
Indonesia belum matang untuk dapat memikul tanggung jawab memerintah diri
sendiri.
31. September 1939, Perang Dunia II pecah di Eropa. Pada tanggal 19
September, Gabungan Politik Indonesia (GAPI) yg dibentuk tahun 1939
menyerukan agar dalam keadaan bahaya ini dapat dibina suatu hubungan
kerjasama yang baik antara Belanda dengan Indonesia, maka diharapkan
Belanda memperhatikan aspirasi rakyat Indonesia untuk membentuk
pemerintahan sendiri. Imbalannya, GAPI akan menyerukan kepada rakyat
untuk menyokong Belanda sekuat mungkin
Tuntutan GAPI tersebut yang dikenal dengan aksi Indonesia Berparlemen,
ditanggapi dingin oleh Belanda. Dengan alasan yang sama : Indonesia belum
matang untuk berdiri sendiri.
Volksraad mengalami titik balik pada tahun 1940, pada bulan mei itu Jerman
(Nazi) menduduki Belanda. Sementara itu, Jepang mengancam menguasai Asia-
Pasifik termasuk Indonesia.
Belanda yang berada dibawah tekanan tiba-tiba menghidupkan lagi usulan
yang pernah ditolaknya yaitu membentuk Milisi Hindia( Indische Militie).
Pembentukan milisi pribumi dimaksudkan untuk memperkuat pertahanan
menghadapi ekspansi militer Jepang. Usul ini disampaikan ke Volksraad tahun
1941. Kendati mendapatkan penolakan yang gencar dari GAPI dan PSII, usulan ini
akhirnya diterima oleh Volksraad pada tahun yang sama.
32. Taman siswa merupakan salah satu pergerakan dengan fokus dalam
bidang pendidikan. Didirkan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1922
di Yogyakarta.
Ki Hajar Dewantara menerapkan 3 konsep, yaitu :
1. Ing ngarsa sung tulodo, artinya para guru yang memiliki tanggung jawab
memberikan pendidikan, harus dapat memberi contoh dengan sikap dan
perilaku yang baik, sehingga dapat menjadi teladan bagi siswanya.
2. Ing madyo mangun karsa, artinya guru harus dapat memberi motivasi yang
baik bagi siswanya, memberikan bimbingan yang terus-menerus agar siswa
dapat berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya.
3. Tut wuri handayani, artinya guru wajib membimbing siswa untuk dapat
menggali sendiri pengetahuannya, menemukan makna dari pengetahuan yang
diperolehnya, sehingga pengetahuan itu dapat berguna bagi kehidupannya.
Organisasi-organisasi pergerakan pada
periode bertahan
TAMAN SISWA
33. Perjuangan Taman Siswa mengalami hambatan karena Belanda
mengeluarkan aturan akan menutup semua sekolah-sekolah liar. Istilah liar
mengacu pada sekolah-sekolah swasta yang tidak didirikan oleh pemerintah.
Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya Belanda menghapus undang-
undang (ordonansi) tentang sekolah liar tahun 1933.
Atas jasa dan perjuangan mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia menuju
kemerdekaan, hari kelahiran Ki Hajar Dewantara, yaitu 2 Mei, diperingati sebagai
Hari Pendidikan Nasional. Selain itu, semboyan Tut Wuri Handayani terpatri
dalam lambang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Tahun 1931, dr. Sutomo pimpinan dari Budi Utomo medirikan Persatuan
Bangsa Indonesia(PBI). Organisasi ini merupakan kelanjutan dari Indonesia Studie
Club yang didirikan tahun 1924. Dengan PBI, dr. Sutomo bermaksud menempuh
jalan yang kooperatif dalam sebuah wadah partai yang lebih besar.
24-26 Desember 1935 diselenggarakanlah kongres yang menyatukan Budi
Utomo dengan PBI. Kongres yang diadakan di Surakarta ini dibuat dalam rangka
menyatukan partai-partai kecil untuk memperoleh kekuatan (partai) besar. Hasil
fusi menghasilan sebuah partai baru yang dinamakan Partai Indonesia
Raya(Parinda) dengan ketua terpilih dr. Sutomo. Dan Surabaya sebagai kantor
pusat Parinda.
PARTAI INDONESIA RAYA (Parinda)
34. Selain PBI dan Budi Utomo, bergabung pula Serikat Sumatera dan Serikat
Celebes, dengan tujuan terwujudnya Indonesia yang Raya. Dalam kongres pertama
hasil fusi di Jakarta(15-18 Mei 1937), Parinda menunjukan sikap yang kooperatif
dan moderat. Dengan demikian, Parinda dapat menundukan wakilnya di
Volksraad.
Diluar Volksraad, Parinda membantu memberdayakan masyarakat dalam
bidang ekonomi dengan basis ekonomi kerakyatan. Misalnya mendirikan banyak
perkumpulan rukun tani dan rukun pelayaran sebagai wadah pendampingan
masyarakat petani dan nelayan. Parinda juga aktif dalam berbagai usaha perbaikan
masalah yang terkait pemburuhan, pengangguran, dan peradilan.
Dengan sistem ekonomi kerakyatan, Parinda telah melakukan gerakan
berseberangan dengan paham kapitalisme yang dianut pemerintah kolonial di
Indonesia pada masa itu.
Organisasi ini didirikan oleh Mohammad Husni Thamrin pada tanggal 21 Mei
1939. Partai-partai yang bergabung dengan GAPI diantaranya : Parinda, Gerindo,
PSII, Persatuan Partai Katolik, Persatuan Minahasa, Partai Pasundan, dan Partai
Islam Indonesia (PII). Meskipun berada dalam kesatuan, organisasi ini bersifat
federasi—partai-partai yang bergabung tetap memiliki kemerdekaan penuh
terhadap programnya masing-masing.
GABUNGAN POLITIK INDONESIA (GAPI)
35. Dalam anggaran dasarnya diterapkan tiga asas perjuangan GAPI:
• Hak untuk menentukan diri sendiri
• Persatuan nasional seluruh bangsa Indonesia dengan berdasarkan kerakyatan
dalam paham politik, ekonomi, dan sosial.
• Persatuan aksi seluruh pergerakan Indonesia
Kongres GAPI pertama, dilaksanakan pada 4 Juli 1939. Kongres ini
mengusung semboyan Indonesia Berparlemen. Dengan demikian, GAPI
menuntut dibentuknya parlemen yang sesungguhnya, bukan sebuah
kemerdekaan yang penuh. Kongres juga membahas rencana aksi GAPI.
19 Semtember 1939, pecah Perang Dunia II. Peristiwa ini dimanfaatkan
GAPI untuk menyampaikan aspirasinya dengan mengajak rakyat Indonesia dan
Belanda untuk bekerja sama menghadapi bahaya fasisme (Jerman), dan kerja
sama ini akan lebih berhasil jika rakyat Indonesia diberi hak-hak baru dalam
urusan pemerintahan. Wujud kerja sama itu adalah membentuk suatu
pemerintahan dengan parlemen yang dipilih dari dan oleh rakyat, dan
pemerintahan tersebut bertanggung jawab kepada parlemen.
Desember 1939, GAPI menyelenggarakan Kongres Rakyat Indonesia di
Jakarta. Tujuannya adalah melanjutkan gerakan “Indonesia Berparlemen” dan
menyadarkan rakyat akan pentingnya membentuk tata negara yang demokratis.
Keputusan penting dari kongres tersebut adalah :
36. 1. Penetapan bendera merah putih sebagai bendera kebangsaan
2. Lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan
3. Peningkatan penggunaan bahasa Indonesia bagi semua rakyat Indonesia
Agustus 1940, ketika negeri Belandatelah dikuasai Jerman, Indonesia
dinyatakan dalam keadaan darurat perang. GAPI kembali mengeluarkan
resolusi yang menuntut diadakannya perubahan ketatanegaraan di Indonesia
dengan menggunakan hukum tata negara dalam masa genting. Isi resolusi itu
yaitu mengganti Volksraad dengan parlemen yang sesungguhnya dimana
anggota-anggotanya dipilih rakyat dan mengubah fungsi kepala-kepala
departemen menjadi menteri yang bertanggung jawab kepada parlemen.
Resolusi ini dikirimkan kepada gubernur jenderal, Volksraad, Ratu Wilhelmina,
serta kabinet Belanda.
Pemerintah Belanda menanggapi tuntutan itu dengan membentuk sebuah
komisi yang tugasnya menyelidiki dan mempelajari perubahan-perubahan
ketatanegaraan. Komisi ini dibentuk 14 Sepetember 1940 dan di kenal dengan
nama Komisi Visman karena diketuai oleh dr. F.H. Visman. Komisi ini bertugas
mengumpulkan bahan-bahan apa yang menjadi keinginan dari Indonesia
dalam hal ketatanegaraan itu.
37. Komisi Visman ini tidak begitu disetujui oleh kaum pergerakan. Alasan
utamanya, pada tahun 1918 pernah dibentuk komisi serupa namun tidak
menghasilkan apapun. GAPI sendiri mengumumkan bahwa anggota-anggota
GAPI tidak dibenarkan memberikan pendapat sendiri-sendiri kepada Komisi
Visman. Hal ini bertujuan menghindari ketidaksatuan pendapat dalam
menghadapi Komisi Visman.
Pada tanggal 10 Mei 1941, Ratu Wilhelmina menyatakan kesediaannya
mempertimbangkan suatu penyesuaian ketatanegaraan bagi negara-negara
seberang termasuk Indonesia, serta menentukan kedudukan negara-negara
tersebut dalam struktur kerajaan Belanda.
Hasil kerja Komisi ini sangat mengecewakan kaum pergerakan. Hasil
penelitiannya jauh dari objektif. Rekomendasi akhir Komisi adalah bahwa
rakyat Indonesia sangat puas dengan pemerintah Belanda dan tetap ingin
bergabung dengan Belanda.
38. Kongres Pemuda (ejaan van
Ophuysen: Congres Pemoeda)
adalah kongres nasional yang
pernah diadakan 2 kali di Jakarta
(Batavia).
39. • Kongres Pemuda I diadakan tahun 1926 dan
menghasilkan kesepakatan bersama mengenai
kegiatan pemuda pada segi sosial, ekonomi, dan
budaya. Kongres ini diikuti oleh seluruh
organisasi pemuda saat itu seperti Jong Java,
Jong Sumatra, Jong Betawi, dlsb. Selanjutnya
juga disepakati untuk mengadakan kongres yang
kedua.
40. • Kongres Pemuda II, yang diadakan pada tanggal
27-28 Oktober 1928 dipimpin oleh pemuda
Soegondo dari PPI (Persatuan Pemuda
Indonesia), menghasilkan keputusan penting
yang disebut sebagai Sumpah Pemuda. Selain itu
pada kongres tersebut Indonesia Raya ciptaan
Wage Rudolf Supratman juga ditetapkan sebagai
lagu kebangsaan.
41. • Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam
sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap
sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya
negara Indonesia.
• Yang dimaksud dengan "Sumpah Pemuda" adalah
keputusan Kongres Pemuda Kedua[1] yang diselenggarakan dua
hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta).
• Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada "tanah air
Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia".
• Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap
"perkumpulan kebangsaan Indonesia" dan agar "disiarkan dalam
segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-
perkumpulan".
42. Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri tidak muncul dalam putusan
kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya.[2] Berikut ini
adalah bunyi tiga keputusan kongres tersebut sebagaimana
tercantum pada prasasti di dinding Museum Sumpah Pemuda[3].
Penulisan menggunakan ejaan van Ophuysen.
Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah
darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang
satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa
persatoean, bahasa Indonesia.
44. Makna Sumpah Pemuda
Dari isi sumpah pemuda tersirat makna yang sangat penting untuk
bangsa Indonesia. Makna sumpah pemuda bagi generasi muda terkandung
dalam 3 isi penting momen sejarah ini. Apapun makna dan pengertiannya,
satu hal yang pasti adalah bagaimana momen ini harus dijadikan sebagai
titik untuk mempersatukan bangsa Indonesia.
• Bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia
Mengandung makna bahwa setiap pemuda berjuang sampai darah
penghabisan untuk menjunjung tinggi tanah air Indonesia.
• Berbangsa Satu, Bangsa Indonesia
Ingin mengikarkan bahwa pemuda dan tumpah darah Indonesia
menjunjung tinggi bangsa Indonesia. Perjuangan untuk berkorban pada
satu satunya bangsa tercinta yaitu Indonesia.
• Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia
Indonesia memiliki keragaman bahasa dari berbagai suku dan budaya.
Untuk meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan, pemuda sepakat untuk
menggunakan bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia.
45. Makna Sumpah Pemuda bagi Generasi
Muda
Makna sumpah pemuda bagi generasi muda adalah untuk mengenang
bagaimana semangat para pemuda dalam memperjuangkan bangsa
Indonesia. Puncaknya terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda
bersatu dalam berjuang untuk tumpah darah Indonesia. Jadi apa yang
dapat di ambil generasi muda saat ini ?
• Pemuda harus berjuang demi kemajuan bangsa Indonesia
• Menjaga persatuan bangsa yang memiliki kemajemukan adat dan
budaya
• Menjunjung tinggi persatuan Indonesia di atas segalanya.
• Mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan susah payah
dengan kegiatan yang positif.
• Menjunjung tinggi budaya Indonesia
• Bangga menjadi tumpah darah dan bagian Indonesia.