SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Nama

: Dewi Setyawati

Nim

: 06111404016

“Siapakah Kartosuwiryo?”
A.Latar Belakang.
Secara harfiah Darul Islam sering diartikan sebagai daerah atau wilayah
islam. Pengertian ini sama dengan yang di pahami oleh para ulama di Indonesia.
Dalam konteks Indonesia, darul islam di artikan sebagai tempat kediaman kaum m
uslimin. Pengertian ini tentunya berbeda dengan apa yang di inginkan Darul islam
sendiri, sehingga mereka mengartikan tidak hanya sebagai tempat kediaman saja,
tetapi semua aspek kehidupan, termasuk di dalamnya masalah pemerintahan yang
harus berdasarkan syariat islam.Pengertian ini pertama kali di cetuskan oleh S.M
Kartosuwiryo pada 1940, ketika ia duduk dalam PSII hijrah.
Dengan demikian pengertian Darul islam mempunyai pengertian sama de
n gan ide Negara islam. Di Indonesia kata darul islam di tujukan kepada gerakan
gerakan yang di lancarkan oleh sekelompok umat islam Indonesia sesudah kemerd
ekaan 1945 yang berusaha dengan kekuatan senjata untuk merealisasikan cita

-

citanya dengan mendirikan Negara Islam Indonesia (NII). Dengan bentuk dan cara
yang di lakukan DI dalam memperjuangkan berdirinya Negara islam Indonesia, b
erarti telah melakukan penyimpangan dari pola umum perjuangan umat islam Ind
onesia pada saat itu. Dimana pola umum perjuangan umat islam Indonesia saat itu
adalah melalui musyawarah, dengan menjadikan konstitusi Negara berdasarkan is
lam. Singkatnya jika mayoritas umat islam Indonesia menginginkan berdirinya Ne
gara atas dasar islam dengan jalan demokrasi, sementara itu DI melalui senjata dal
am memperjuangkan Negara islam sebagai nama atau label.
Gerakan DI merupakan gerakan politik yang terpentig dalam menimbulk
an masalah yang paling serius bagi pemerintah Indonesia, karena gerakan ini men

1
gatasnamakan islam dan pengikutnya pun tersebar luas. Gerakan DI menyebar ke
berbagai daerah, mulai dari jawa barat sebagai pusat gerakannya, jawa tengah, Sul
awesi selatan, aceh dan Kalimantan selatan. Bahkan menurut beberapa laporan ger
akan DI sampai juga ke Maluku dan kepulauan nusa tenggara. Namun dari bebera
pa daerah tersebut hanya 3 daerah yang sifat gerakannya mempunyai pengaruh be
sar, yaitu jawa barat di bawah pimpinan kartosuwiryo , sulawesi selatan di bawah
pimpinan kahar muzakkar, dan aceh di bawah pimpinan T.M Daud Beureueh.

B.ISI
1.Biografi Kartosuwiryo

Sekarmadji Maridjan Kartosoewiryo demikian nama lengkap dari
Kartosoewirjo, dilahirkan 7 Januari 1907 di Cepu, sebuah kota kecil antara Blora
dan Bojonegoro yang menjadi daerah perbatasan Jawa Timur dengan Jawa
Tengah. Kota Cepu ini menjadi tempat di mana budaya Jawa bagian timur dan
bagian tengah bertemu dalam suatu garis budaya yang unik.
Ayahnya, yang bernama Kartosoewiryo, bekerja sebagai mantri pada
kantor yang mengkoordinasikan para penjual candu di kota kecil Pamotan, dekat
Rembang. Dalam posisi inilah, ayah Kartosoewiryo mempunyai kedudukan yang
cukup penting sebagai seorang pribumi saat itu, menimbulkan pengaruh yang
sangat besar terhadap pembentukan garis sejarah anaknya. Kartosoewiryo pun
kemudian mengikuti tali pengaruh ini hingga pada usia remajanya.
Dengan kedudukan istimewa orang tuanya serta makin mapannya
"gerakan pencerahan Indonesia" ketika itu, Kartosoewiryo dibesarkan dan
berkembang. Ia terasuh di bawah sistem rasional Barat yang mulai dicangkokkan
Belanda di tanah jajahan Hindia. Suasana politis ini juga mewarnai pola asuh
orang tuanya yang berusaha menghidupkan suasana kehidupan keluarga yang
liberal.

2
Pada tahun 1911, saat para aktivis ramai-ramai mendirikan organisasi, saat
itu Kartosoewiryo berusia enam tahun dan masuk Sekolah ISTK (Inlandsche
School der Tweede Klasse) atau Sekolah "kelas dua" untuk kaum Bumiputra di
Pamotan. Empat tahun kemudian, ia melanjutkan sekolah ke HIS (HollandschInlandsche School) di Rembang. Tahun 1919 ketika orang tuanya pindah ke
Bojonegoro, mereka memasukkan Kartosoewiryo ke sekolah ELS (Europeesche
Lagere School). Bagi seorang putra "pribumi", HIS dan ELS merupakan sekolah
elite. Hanya dengan kecerdasan dan bakat yang khusus yang dimiliki
Kartosoewirjo maka dia bisa masuk sekolah yang direncanakan sebagai lembaga
pendidikan untuk orang Eropa dan kalangan masyarakat Indo-Eropa.
Semasa remajanya di Bojonegoro inilah Kartosoewiryo mendapatkan
pendidikan agama dari seorang tokoh bernama Notodihardjo yang menjadi "guru"
agamanya. Dia adalah tokoh Islam modern yang mengikuti Muhammadiyah.
Tidak berlebihan ketika itu, Notodihardjo sendiri kemudian menanamkan banyak
aspek kemodernan Islam ke dalam alam pikir Kartosoewiryo. Pemikiranpemikirannya sangat mempengaruhi bagaimana Kartosoewiryo bersikap dalam
merespon ajaran-ajaran agama Islam. Dalam masa-masa yang bisa kita sebut
sebagai the formative age-nya.
Pada tahun 1923, setelah menamatkan sekolah di ELS, Kartosoewiryo
pergi ke Surabaya melanjutkan studinya pada Nederlandsch Indische Artsen
School (NIAS), Sekolah Kedokteran Belanda untuk Pribumi. Pada saat kuliah
inilah (l926) ia terlibat dengan banyak aktivitas organisasi pergerakan
nasionalisme Indonesia di Surabaya.
Selama kuliah Kartosoewiryo mulai berkenalan dengan pemikiranpemikiran Islam. Ia mulai "mengaji" secara serius. Saking seriusnya, ia kemudian
begitu "terasuki" oleh shibghatullah sehingga ia kemudian menjadi Islam minded.
Semua aktivitasnya kemudian hanya untuk mempelajari Islam semata dan berbuat
untuk Islam saja. Dia pun kemudian sering meninggalkan aktivitas kuliah dan
menjadi tidak begitu peduli dengan ilmu-ilmu yang diajarkan oleh sekolah

3
Belanda, tentunya setelah ia mengkaji dan membaca banyak buku-buku dari
berbagai disiplin ilmu, dari kedokteran hingga ilmu-ilmu sosial dan politik.
Dengan modal ilmu-ilmu pengetahuan yang tidak sedikit itu, ditambah ia juga
memasuki organisasi politik Sjarikat Islam di bawah pimpinan Haji Oemar Said
Tjokroaminoto. Pemikiran-pemikiran Tjokroaminoto banyak mempengaruhi
sikap, tindakan dan orientasi Kartosuwiryo. Maka setahun kemudian, dia
dikeluarkan dari sekolah karena dituduh menjadi aktivis politik, dan didapati
memiliki sejumlah buku sosialis dan komunis yang diperoleh dari pamannya yaitu
Marko Kartodikromo, seorang wartawan dan sastrawan yang cukup terkenal pada
zamannya. Sekolah tempat ia menimba ilmu tidak berani menuduhnya karena
"terasuki" ilmu-ilmu Islam, melainkan dituduh "komunis" karena memang
ideologi ini sering dipandang sebagai ideologi yang akan membahayakan.
Tidaklah mengherankan, kalau Kartosuwirjo nantinya tumbuh menjadi pribadi
yang memiliki kesadaran politik sekaligus memiliki integritas keislaman yang
tinggi.( Irfan S, 1999.)

2.Aktivitas Kartosoewirjo
Semenjak tahun 1923, dia sudah aktif dalam gerakan kepemudaan, di
antaranya gerakan pemuda Jong Java. Kemudian pada tahun 1925, ketika
anggota-anggota Jong Java yang lebih mengutamakan cita-cita keislamannya
mendirikan Jong Islamieten Bond (JIB). Kartosoewiryo pun pindah ke organisasi
ini karena sikap pemihakannya kepada agamanya. Melalui dua organisasi inilah
kemudian membawa dia menjadi salah satu pelaku sejarah gerakan pemuda yang
sangat terkenal, "Sumpah Pemuda".
Selain bertugas sebagai sekretaris umum PSIHT (Partij Sjarikat Islam
Hindia Timur), Kartosoewiryo pun bekerja sebagai wartawan di koran harian
Fadjar Asia. Semula ia sebagai korektor, kemudian diangkat menjadi reporter.
Pada tahun 1929, dalam usianya yang relatif muda sekitar 22 tahun,
Kartosoewiryo telah menjadi redaktur harian Fadjar Asia. Dalam kapasitasnya

4
sebagai redaktur, mulailah dia menerbitkan berbagai artikel yang isinya banyak
sekali kritikan-kritikan, baik kepada penguasa pribumi maupun penjajah Belanda.
Ketika dalam perjalanan tugasnya itu dia pergi ke Malangbong. Di sana
bertemu dengan pemimpin PSIHT setempat yang terkenal bernama Ajengan
Ardiwisastera. Di sana pulalah dia berkenalan dengan Siti Dewi Kalsum putri
Ajengan Ardiwisastera, yang kemudian dinikahinya pada bulan April tahun 1929.
Perkawinan yang sakinah ini kemudian dikarunia dua belas anak, tiga yang
terakhir lahir di hutan-hutan belantara Jawa Barat. Begitu banyaknya pengalaman
telah menghantarkan dirinya sebagai aktor intelektual dalam kancah pergerakan
nasional.
Pada tahun 1943, ketika Jepang berkuasa di Indonesia, Kartosoewiryo
kembali aktif di bidang politik, yang sempat terhenti. Dia masuk sebuah
organisasi kesejahteraan dari MIAI (Madjlis Islam 'Alaa Indonesia) di bawah
pimpinan Wondoamiseno, sekaligus menjadi sekretaris dalam Majelis Baitul-Mal
pada organisasi tersebut.
Dalam masa pendudukan Jepang ini, dia pun memfungsikan kembali
lembaga Suffah yang pernah dia bentuk. Namun kali ini lebih banyak memberikan
pendidikan kemiliteran karena saat itu Jepang telah membuka pendidikan
militernya. Kemudian siswa yang menerima latihan kemiliteran di Institut Suffah
itu akhirnya memasuki salah satu organisasi gerilya Islam yang utama sesudah
perang, Hizbullah dan Sabilillah, yang nantinya menjadi inti Tentara Islam
Indonesia di Jawa Barat.
Pada bulan Agustus 1945 menjelang berakhirnya kekuasaan Jepang di
Indonesia, Kartosoewiryo yang disertai tentara Hizbullah berada di Jakarta. Dia
juga telah mengetahui kekalahan Jepang dari sekutu, bahkan dia mempunyai
rencana: kinilah saatnya rakyat Indonesia, khususnya umat Islam, merebut
kemerdekaannya

dari

tangan

penjajah.

Sesungguhnya

dia

telah

memproklamasikan kemerdekaan pada bulan Agustus 1945. Tetapi proklamasinya
ditarik kembali sesudah ada pernyataan kemerdekaan oleh Soekarno dan

5
Mohammad Hatta. Untuk sementara waktu dia tetap loyal kepada Republik dan
menerima dasar "sekuler"-nya.
Namun sejak kemerdekaan RI diproklamasikan (17 Agustus 1945), kaum
nasionalis sekulerlah yang memegang tampuk kekuasaan negara dan berusaha
menerapkan prinsip-prinsip kenegaraan modern yang sekuler. Semenjak itu
kalangan nasionalis Islam tersingkir secara sistematis dan hingga akhir 70-an
kalangan Islam berada di luar negara. Dari sinilah dimulainya pertentangan serius
antara kalangan Islam dan kaum nasionalis sekuler. Karena kaum nasionalis
sekuler mulai secara efektif memegang kekuasaan negara, maka pertentangan ini
untuk selanjutnya dapat disebut sebagai pertentangan antara Islam dan negara.
Situasi yang kacau akibat agresi militer kedua Belanda, apalagi dengan
ditandatanganinya perjanjian Renville antara pemerintah Republik dengan
Belanda. Di mana pada perjanjian tersebut berisi antara lain gencatan senjata dan
pengakuan garis demarkasi van Mook. Sementara pemerintah RI harus mengakui
kedaulatan Belanda atas Indonesia, maka menjadi pil pahit bagi Republik.
Tempat-tempat penting yang strategis bagi pasukannya di daerah-daerah yang
dikuasai pasukan Belanda harus dikosongkan, dan semua pasukan harus ditarik
mundur --atau "kabur" dalam istilah orang-orang DI-- ke Jawa Tengah. Karena
persetujuan ini, Tentara Republik resmi dalam Jawa Barat, Divisi Siliwangi,
mematuhi ketentuan-ketentuannya. Soekarno menyebut "kaburnya" TNI ini
dengan memakai istilah Islam, "hijrah". Dengan sebutan ini dia menipu jutaan
rakyat Muslim. Namun berbeda dengan pasukan gerilyawan Hizbullah dan
Sabilillah, bagian yang cukup besar dari kedua organisasi gerilya Jawa Barat,
menolak untuk mematuhinya. Hizbullah dan Sabilillah lebih tahu apa makna
"hijrah" itu.
Pada tahun 1949 Indonesia mengalami suatu perubahan politik besarbesaran. Pada saat Jawa Barat mengalami kekosongan kekuasaan, maka ketika itu
terjadilah sebuah proklamasi Negara Islam di Nusantara, sebuah negeri alJumhuriyah Indonesia yang kelak kemudian dikenal sebagai ad-Daulatul

6
Islamiyah atau Darul Islam atau Negara Islam Indonesia yang lebih dikenal oleh
masyarakat sebagai DI/TII. DI/TII di dalam sejarah Indonesia sering disebut para
pengamat yang fobi dengan Negara Islam sebagai "Islam muncul dalam wajah
yang

tegang."

Bahkan,

"pemberontakan".

peristiwa

Kalaupun

ini

peristiwa

dimanipulasi
ini

sebagai
sebagai

disebut

sebuah
sebuah

"pemberontakan", maka ia bukanlah sebuah pemberontakan biasa. Ia merupakan
sebuah perjuangan suci anti-kezhaliman yang terbesar di dunia di awal abad ke-20
ini. "Pemberontakan" bersenjata yang sempat menguras habis logistik angkatan
perang Republik Indonesia ini bukanlah pemberontakan kecil, bukan pula
pemberontakan yang bersifat regional, bukan "pemberontakan" yang muncul
karena sakit hati atau kekecewaan politik lainnya, melainkan karena sebuah "citacita", sebuah "mimpi" yang diilhami oleh ajaran-ajaran Islam yang lurus.
Akhirnya, perjuangan panjang Kartosoewiryo selama 13 tahun pupus setelah
Kartosoewirjo sendiri tertangkap. Pengadilan Mahadper, 16 Agustur l962,
menyatakan bahwa perjuangan Kartosoewiryo dalam menegakkan Negara Islam
Indonesia itu adalah sebuah "pemberontakan". Hukuman mati kemudian diberikan
kepada mujahid Kartosoewirjo.
3.Perjuangan

S.M.

Kartosuwiryo

Sebagai

Pendiri

Islam Indonesia

(Pemberontakan DII / Jawa Barat)
Sekarmadji Marijan Kartosuwiryo merupakan komisaris Partai Masyumi
wilayah Jawa Barat. Ia mempunyai ide akan mendirikan Negara Islam Indonesia
sudah sejak tahun 1942. Upaya Kartosuwiryo tersebut diawali dengan mendirikan
pesantren Sufah yang digunakan untuk latihan kemiliteran bagi pemuda-pemuda
Islam khususnya Hizbullah dan Sabilillah serta digunakan untuk menyebarkan
propaganda pembentukan “Negara Islam”.
Pada tanggal 14 Agustus 1947 setelah Agresi Militer Belanda I,
Kartosuwiryo

menyatakan

“perang

suci”

melawan

Belanda.

Gerakan

Kartosuwiryo semakin tidak sejalan dengan pemerintah RI ketika berdasarkan
perjanjian Renville ”pasukan TNI di daerah kantong-kantong Gerilya harus hijrah

7
ke wilayah yang dikuasai RI” tetapi Kartosuwiryo menolak melakukan hijrah ke
wilayah RI. Kartosuwiryo bersama 4.000 orang pengikutnya memilih tetap tinggal
di Jawa Barat. (Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia, 2010, hal 360)
Februari 1948 kegiatan Masyumi di Jawa Barat dibekukan dan diganti
dengan Majelis Umat Islam dan mengangkat Kartosuwiryo sebagai imam dari
Negara Islam Indonesia (NII). Kartosuwiryo juga membentuk Tentara Islam
Indonesia(TII).

Tanggal

7

Agustus

1949

secara

resmi

Kartosuwiryo

memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) yang berlandaskan
kanun azasi Tanggal 25 Januari 1949 terjadi kontak senjata pertama kali antara
TNI dan DI/TII ketika pasukan Divisi Siliwangi melakukan hijrah (long march)
dari Jawa Barat ke Jawa Tengah. Peperangan bahkan terjadi antara TNI-DI/TIITentara Belanda. Munculnya DI/TII mengakibatkan penderitaan rakyat Jawa
Barat karena rakyat sering mendapat teror dari DI/TII bahkan untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka merampok rakyat terutama rakyat yang tinggal di daerah
terpencil seperti lereng gunung. Upaya damai dilakukan pemerintah RI melalui
Moh. Natsir (pemimpin Masyumi) melalui surat tetapi tidak berhasil. Bahkan
upaya untuk membentuk komite yang dipimpin oleh Moh. Natsir pada bulan
September 1949 tetapi upaya tersebutpun gagal mengajak Kartosuwiryo untuk
kembali ke pangkuan RI. Operasi militer untuk menumpas gerakan DI/TII dimulai
pada tanggal 27 Agustus 1949. Operasi ini menggunakan taktik ”pagar betis”
yang dilakukan dengan menggunakan tenaga rakyat berjumlah ratusan ribu untuk
mengepung gunung tempat gerombolan bersembunyi. Tujuan taktik ini adalah
untuk mempersempit ruang gerak DI/TII. Selain itu digunakan juga Operasi
tempur Bharatayudha dengan sasaran menuju basis pertahanan DI/TII. Operasi
tersebut baru berhasil pada tanggal 4 Juni 1962 dengantertangkapnya
Kartosuwiryo di daerah Gunung Geber, Majalaya oleh pasukan Siliwangi.
(http://mkssej6.blogspot.com/2012/10/1.html)

8
4. Faktor – Faktor yang Melatarbelakangi Lahirnya NII
Tidak begitu mudah mengetahuai dengan pasti kapan S.M Kartosoewiryo
mulai mempunyai gagasan untuk mendirikan “Negara Islam Indonesia”. Berbagai
sumber mengatakan bahwa ia mempunyai ide dan gagasan untuk mendirikan
Negara Islam Indonesia sejak ia menjadi anggota PSSI, yaitu sekitar tahun 1929.
Selain itu ada juga yang mengatakan bahwa ide dan gagasan adalah cita-cita yang
di wariskan dari H.O.S Tjokroaminoto.
Gagasan untuk mendirikan suatu Negara yang bersendikan Islam itu
semakin Nampak nyata dan berkembang setelah proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia (RI). Meskipun dalam mencari pendukung cita-citanya dapat
di katakana ketinggalan kereta dengan pemimpin-pemimpin Partai politik lainya,
namun Kartosoewirjo adalah orang yang berwatak keras dan ulet. Ia tahu bahwa ia
ketinggalan dengan rekan-rekanya dalam mencari masa pendukung cita-citanya.
Lahirnya Republik Indonesia (RI) yang berdasarkan Pancasila untuk sementara
menentramkan hatinya, Walaupun hal itu merupakan pukulan yang keras terhadap
cita-citanya yang dipupuk selama bertahun-tahun. Dalam satu segi ia merasa puas
bahwa perjuangan bangsa untuk melepaskan diri dari penjajahan dengan segala
akibatnya dan perjuanganya, telah menjadi kenyataan. Namun di sisi lain ia gagal
mewujudkan cita-citanya.
Setelah

kegagalan

pertama,

dengan

perhitungan

yang

matang,

Kartosoewirjo merubah siasatnya yaitu ikut serta membantu Muhammad Natsir
mendirikan partai Masjumi. Kedudukannya sebagi pemimpin di pergunakanya
untuk melanjutkan cita-citanya mendirikan NII dengan mengkoordinir segala
gerakan-gerakan Islam di Jawa Barat. Usaha-usahanya teryata mendapat angin
segar dari kalangan Islam di Jawa Barat yang beraliran fanatik, yang mana mereka
sejak dahulu memang menginginkan untuk mendirikan Negara yang bersendikan
Islam.
Barisan-barisan Sabilillah dan Hisbullah yang merupakan pasuakan partai
Masjumi menjadi incaran Kartosoewirjo, ia sadar bahwa untuk mencapai

9
kekuasaan di perlukan backing kekuataan. Oleh karna itu ia dengan senang hati
mmengizinkan Institut Suffah yang terlatak di Malangbong untuk di jadikan pusat
kegiatan melatih pemuda-pemudah Hisbullah dan Sabillah tersebut.
Pasca proklamasi kemerdekaan RI tahun 1945, terjadi berbagai peristiwa
yang merugikan RI, terutama umat Islam, antara lain pencoretan naskah Piagam
Jakarta, dalam pembukaan UUD tanggal 18 Agustus 1945, adanya Perjanjian
Renvile (1948), yang berakibat hijrahnya kekuatan militer (TNI) ke Yogya yang
waktu itu menjadi Ibu Kota Negara. Dari kekecewaan ini S.M. Kartosoewiryo
membentuk Darul Islam dan Tentara Islam Indonesia dan melakukan perlawanan
frontal terhadap RI, memang sejak awal ia tidak menyukai langkah pemerintah RI
yang cenderung selalu mengambil sikap Kooperatif terhadap Belanda.
Pada tanggal 7 Agustus 1949 Kartosoewiryo memproklamasikan
Negara Islam Indonesia (NII). NII menjadi negara dalam negara, Negara
bentukkan S.M. Kartosoewirjo ini memiliki konstitusi (Qanun Asasi), struktur
administrative dan birokasi pemerintahan maupun angkatan bersenjata yang
terlatih (TII). Sejak awal kelahirannya NII telah menunjukan sebagai Negara
berdasar agama di abad modern Indonesia. Di mana sejauh itu tidak ada satupun
gerakan Islam Indonesia sejak kemerdekaan hingga saat ini mampu mengungguli
struktur kenegaraan NII dan angkatan bersenjatanya.
Sikap politik dan pemikiran kenegaraan Kartosoewiryo, sebagian besar
merupakan respons terhadap pandangan para kaum nasionalis sekuler, dimana
mereka berusaha melepaskan urusan agama dari Negara. Di samping itu
munculnya pemikiran dan sikap politiknya kemudian merupakan wujud dari
puncak kekecewaan terhadap prilaku politik para elite Negara dalam hal ini adalah
pemerintah RI yang selalu merugikan kepentingan bangsa Indonesia khususnya
umat Islam.
Pemikiran kenegaraan Kartosoewirjo merupakan bentuk puncak dari
pandanganya mengenai ideologi terutama dalam politik. Dimana menurutnya
setiap perjuangan politik harus berpegangan pada dua akidah politik, yaitu dan

10
Ideologi dan Realitet. Ideologi merupakan sebuah cita-cita mewujudkan tujuan
politik. Setiap usaha dan amal politik yang dilakukan, menurutnya harus dan
wajib diarahkan kepada tercapainya Ideologi itu, walaupun banyak godaan dan
cobaan dalam perjalananya.
Sedangkan Realitet merupakan kenyataan, yaitu bukti syari’at yang ada di depan
mata. Kenyataan itu boleh merupakan sejumlah kekuatan, jiwa harta, kecakapan,
kepandaian dan lain-lain. Semuanya itu mewujudkan syarat dan alat perjuangan,
untuk mendekati dan mencapai maksud serta tujuan.
Menurutnya seorang ahli perjuangan tidak pernah lepas dari ideologinya di
manapun dan bagaimanapun keadaannya. Setiap langkah dan geraknya selalu
diarahkan kepada tercapainya ideologi. Ia hidup dengan ideologinya dan ingin
matipun dalam jalan dan usaha menuju tercapainya ideologinya itu.
a.Faktor Ekstrernal dan Internal yang melatar Belakangi Berdirinya NII
Sesudah Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945, terjadi berbagai
peristiwa yang merugikan RI, terutama umat Islam. Kerugian – kerugian itu
antara lain : pencoretan naskah Piagam Jakarta dalam pembukaan UUD tanggal
18 Agustus 1945, adanya perjanjian Renvile (1948), yang mengakibatkan
hijrahnya kekuatan militer (TNI) ke Yogya yang waktu itu menjadi Ibu Kota
Negara. Dari kekecewaan ini S.M. Kartosoewirjo membentuk Darul Islam dan
Tentara Islam Indonesia dan melakukan perlawanan frontal terhadap RI, memang
sejak awal ia tidak menyukai langkah pemerintah RI yang cenderung selalu
mengambil sikap kooperatif terhadap Belanda
Pada tanggal 7 Agustus 1949 S.M. Kartosoewiryo memproklamasikan
Negara Islam Indonesia (NII) di Cisampah, daerah Cisayong, yang dihadiri
segenap anggota Komandemen Tertinggi, yaitu Dewan Imamah yang dulu.
Negara bentukan S.M. Kartosoewirjo ini memiliki konstitusi (Qonun Al-Asasi),
struktur administratif dan birokrasi pemerintahan maupun angkatan bersenjata
yang terlatih (TII). Sejak awal kelahirannya NII telah menunjukan sebagai Negara
berdasar agama di abad modern Indonesia.
11
Pengetahuan keislaman Kartosoewirjo lebih banyak diperoleh secara
otodidak dengan membaca berbagai buku berbahasa asing non arab (Inggris dan
Belanda), disamping itu pemikirannya juga dipengaruhi secara kuat oleh
pemikiran haji Umar Said Tjokroaminoto dan Ajengan Ardiwisastra, keduannya
adalah tokoh penganjur Negara Islam.
Ada dua factor yang melatarbelakangi kartasoewiryo dalam memproklamerkan
NII yaitu, factor intern dan ekstern adapun
1.Factor intern bahwa pada saat Kartosoewiryo banyak tinggal di Malangbong, ia
mengkaji tentang berbagai pemikiran agama islam pada Ajengan Ardiwisastra,
dari ajengan inilah kemudian kartosoewirjo semakin mempertebal niatannya
untuk mewujudkan cita – citannya menjadikan masyarakat Indonesia dalam darul
Islam yang kemudian kelak diwadahinya dalam Negara islam Indonesia.
2.Faktor ekstern tersebut diantaranya adalah pencoretan naskah Piagam Jakarta,
dalam pembukuan UUD tanggal 18 Agustus 1945, adanya perjanjian Renvile
(1948), yang berakibat hijrahnya kekuatan militer (TNI) ke Yogya yang waktu itu
menjadi Ibu Kota Negara. Dari kekecewaan ini S.M. Kartosoewirjo membentuk
Darul Islm dan tentara islam Indonesia dan melakukan perlawanan Frontal
terhadap RI, dikarenakan pemerintahan RI cenderung selalu mengambil sikap
Kooperatif terhadap Belanda.
5. Wafatnya Kartosuwiryo dan hancurnya NII
Gerakan teror yang dilakukan oleh NII berakhir dengan ditangkapnya sang
imam Kartosuwiryo di sebuah lembah antara gunung Sangkar dan gunung Geber
pada bulan juni 1962. Setelah melalui pertarungan panjang, melelahkan dan mema
kan korban, gerakan Darul Islam berhasil dilumpuhkan Pemerintah RI. Selain Kar
tosuwiryo, para anggota Darul Islam juga banyak yang tertangkap. Akibatnya, ger
akan Darul Islam berada dititik paling rendah.
Pada 5 September 1962, Kartosuwiryo dihukum mati. Ini sesui dengan kep
utusan sidang ketiga pada 16 Agustus 1960 bahwa Kartosuwiryo dinyatakan bersa
lah karena kejahatan-kejahatan politik yang dilakukannya, yaitu :

12
Makar untuk meruntuhkan Negara Republik Indonesia
 Pemberontakan terhadap kekuasaan yang sah di Indonesia
 Makaruntuk membunuh Presiden Soekarno
Sebelum akhir hayatnya, Kartosuwiryo tetap kukuh mempertahankan ideologinya
untuk membangun Negara Indonesia berdasarkan hukum Islam. Dia juga tidak per
nah mengakui tuduhantuduhan yang dialamatkan kepadanya. Akhirnya, perjuanga
n panjang Kartosoewirjo selama 13 tahun pupus setelah Kartosoewirjo sendiri tert
angkap. Pengadilan menyatakan bahwa perjuangan suci Kartosoewirjo dalam men
egakkan Negara Islam Indonesia itu adalah sebuah "pemberontakan". Hukuman m
ati kemudian diberikan kepada Kartosoewirjo.
(http://garudamiliter.blogspot.com/2012/03/pengejaran-kartosuwiryo.html)

C. Analisis Komentar
Dari pembahasan tentang Siapakah S.M. Kartosoewirjo, kiranya dapat ditarik
kesimpulan penting yang berkaitan dengan pokok masalah dalam pembahasan ini
antara lain adalah :
1. Negara Islam Indonesia merupakan suatu negara bentukan S.M Kartosuwiryo
yang mencita-citakan Indonesia berlandaskan pada ajaran Islam secara mutlak
(non sekuler) yang diproklamasikan pada 7 Agustus 1949 (12 Sjawal 1368) oleh
Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di di desa Cisampah, kecamatan Ciawiligar,
kawedanan Cisayong Tasikmalaya, Jawa Barat.
Gerakan ini bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara teokrasi dengan
agama Islam sebagai dasar negara.
2. Kartosuwiryo merupakan imam dari adanya NII serta dalang dari
pemberontakan yang dilakukannya bersama dengan gerakan-gerakan binaannya
selama kurun waktu kurang lebih 13 tahun (1949-1962) yang banyak menelan
korban jiwa.

13
3. Latar belakang didirikannya NII adalah merupakan buntut dari kekecewaan
S.M Kartosuwiryo terhadap pemerintah serta adanya berbagai faktor, yaitu
ekstern dan intern.
4. Gerakan NII berakhir setelah Sang Imam S.M Kartosuwiryo tertangkap dan
akhirnya dijatuhi hukuman mati pada tanggal 5 September 1962.
Jadi,dari beberapa sumber yang saya dapatkan tentang Siapa Kartosuwiryo. Saya
menemukan banyak kesamaan yang menunjukkan fakta kebenarannya. Dari
beberapa buku yang kami dapatkan terdapat kesamaan pendapat dari sumber
internet. Berikut kutipan dari Buku Sejarah Nasional Indonesia Karangan Tim
Penulisan Sejarah Indonesia, Kemudian Buku Menelusuri Perjalanan Jihad S.M.
KARTOSUWIRYO karangan

Irfan S. Serta beberapa kutipan dari sumber

internet.
•

Di balik pendirian Daarul Islam, ada satu SPIRIT yang tidak dipahami

bangsa Indonesia, sejak dulu sampai kini.Bahwa sejak awal, SM. Kartosoewirjo
amat sangat membenci sikap tunduk kepada penjajah; beliau tidak mau
menyerahkan wilayah walau sejengkal saja kepada penjajah. Beliau tidak mau
dihina, karena harus “merdeka lewat pengakuan Belanda”.

Imam SM. Kartosoewirjo ternyata adalah pribadi yang sederhana, biasa,
tidak berbeda dengan manusia- manusia Indonesia yang lain. Ada yang
mengatakan, sosoknya seperti petani. Begitu pula, keluarga beliau juga
sederhana, termasuk istri dan anak-anaknya. Namun harus diakui, beliau
adalah sosok pemimpin revolusi Islam terbesar di Indonesia. Gerakan
Daarul Islam (DI) merupakan gerakan politik-militer yang paling luas
pengaruhnya di Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sulawesi Selatan,
Kalimatan Selatan, hingga Nusa Tenggara.
. Sampai akhir hidupnya, SM. Kartosoewirjo konsisten dengan garis
perjuangannya. Beliau membela perjuangannya, sampai di depan regu

14
tembak. Hal ini mengingatkan kepada tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin
yang pada tahun 60-an banyak dieksekusi mati oleh rezim Gamal Abdul
Naser. Imam Daarul Islam itu tidak pernah mundur dari sikapnya dan
bersedia mempertanggung-jawabkan perjuangannya sampai titik darah
penghabisan. Ketika diputuskan dia harus divonis mati, pihak pengadilan
menawarkan dirinya untuk pergi kemana saja, sekali pun ke Amerika;
selagi tidak ada urusan politik.
. Dalam kapasitasnya sebagai “musuh negara” yang dianggap paling
berbahaya; ternyata SM. Kartosoewirjo tampak dihormati, dihargai, dan
dimuliakan oleh orang- orang yang berurusan dengan eksekusinya.
Mereka tampak hening, berdiri rapi, penuh khidmat memberikan
penghormatan terakhir. Setelah wafat, beliau dimandikan dengan air laut,
lalu dishalatkan dan dimakamkan secara Islami. Bahkan sejak diantar ke
Pulau Ubi, beliau diperlakukan secara baik. Hal ini menandakan, bahwa
orang-orang yang berurusan dengan eksekusinya tidak yakin sepenuhnya,
bahwa beliau salah.
•

.SM. Kartosoewirjo rahimahullah dituduh dengan 3 perkara, yaitu:

1. Beliau melakukan pemberontakan;
2. Beliau berniat membunuh Presiden Soekarno;
3. Beliau ingin lepas dari Indonesia.
Atas tuduhan ini, beliau akui tuduhan pertama, dan beliau tolak dua tuduhan
terakhir. Dengan demikian, tak boleh ada satupun manusia yang
menyimpulkan

bahwa

gerakan

Daarul

(memisahkan diri dari NKRI)..

15

Islam

bertujuan

separatisme
DAFTAR PUSTAKA
Awwas ,Irfan S.1999. Menelusuri Perjalanan Jihad S.M. KARTOSUWIRYO,
Yogyakarta : Wihdah Press
Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia. 2010. Sejarah Nasional Indonesia VI.
Jakarta : Balai Pustaka
2012. http://mkssej6.blogspot.com/2012/10/1.html, di akses tanggal 3 Oktober
2013 (Sumber Dari Internet)
2012.http://garudamiliter.blogspot.com/2012/03/pengejarankartosuwiryo.ht
ml , di akses tanggal 3 Oktober 2013 (Sumber Dari Internet)

16

More Related Content

What's hot

Kebijakan Pemerintahan Gusdur
Kebijakan Pemerintahan GusdurKebijakan Pemerintahan Gusdur
Kebijakan Pemerintahan GusdurMuhamad Yogi
 
Sejarah indonesia, DI/TII jawabarat
Sejarah indonesia, DI/TII jawabaratSejarah indonesia, DI/TII jawabarat
Sejarah indonesia, DI/TII jawabaratDicko Agustian
 
Sejarah masuknya islam di indonesia
Sejarah masuknya islam di indonesiaSejarah masuknya islam di indonesia
Sejarah masuknya islam di indonesiaAlvinDwi
 
POLITIK PINTU TERBUKA BELANDA
POLITIK PINTU TERBUKA BELANDA POLITIK PINTU TERBUKA BELANDA
POLITIK PINTU TERBUKA BELANDA Yutta Putri
 
MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...
MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...
MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...inka -chan
 
MASA PEMERINTAHAN SBY
MASA PEMERINTAHAN SBY MASA PEMERINTAHAN SBY
MASA PEMERINTAHAN SBY sknramadhaniah
 
Sejarah Pemberontakan DI/TII (Sejarah Kelas XII Semester 1)
Sejarah Pemberontakan DI/TII (Sejarah Kelas XII Semester 1)Sejarah Pemberontakan DI/TII (Sejarah Kelas XII Semester 1)
Sejarah Pemberontakan DI/TII (Sejarah Kelas XII Semester 1)Khansha Hanak
 
Pertempuran Ambarawa
Pertempuran AmbarawaPertempuran Ambarawa
Pertempuran AmbarawaLusiana Diyan
 
DI/TII KALIMANTAN SELATAN
DI/TII KALIMANTAN SELATANDI/TII KALIMANTAN SELATAN
DI/TII KALIMANTAN SELATANMuhamad Noor
 
Kabinet Ali Sastroamidjojo II
Kabinet Ali Sastroamidjojo IIKabinet Ali Sastroamidjojo II
Kabinet Ali Sastroamidjojo IIGhina Salsabila
 
integrasi Timor timur.pptx
integrasi Timor timur.pptxintegrasi Timor timur.pptx
integrasi Timor timur.pptxpancaparhusip1
 
Pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara indonesia
Pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara indonesiaPembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara indonesia
Pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara indonesiaditarengganis
 
Latih uji kompetensi (hal. 102 si kelas xii)
Latih uji kompetensi (hal. 102 si kelas xii)Latih uji kompetensi (hal. 102 si kelas xii)
Latih uji kompetensi (hal. 102 si kelas xii)caturprasetyo11tgb1
 
Pkwu (Perencanaan Usaha Makanan Internasional)
Pkwu (Perencanaan Usaha Makanan Internasional)Pkwu (Perencanaan Usaha Makanan Internasional)
Pkwu (Perencanaan Usaha Makanan Internasional)Putri Alfisyahrini
 

What's hot (20)

Kebijakan Pemerintahan Gusdur
Kebijakan Pemerintahan GusdurKebijakan Pemerintahan Gusdur
Kebijakan Pemerintahan Gusdur
 
Aksi Tritura
Aksi TrituraAksi Tritura
Aksi Tritura
 
Sejarah indonesia, DI/TII jawabarat
Sejarah indonesia, DI/TII jawabaratSejarah indonesia, DI/TII jawabarat
Sejarah indonesia, DI/TII jawabarat
 
Sejarah masuknya islam di indonesia
Sejarah masuknya islam di indonesiaSejarah masuknya islam di indonesia
Sejarah masuknya islam di indonesia
 
pertempuran ambarawa
pertempuran ambarawapertempuran ambarawa
pertempuran ambarawa
 
POLITIK PINTU TERBUKA BELANDA
POLITIK PINTU TERBUKA BELANDA POLITIK PINTU TERBUKA BELANDA
POLITIK PINTU TERBUKA BELANDA
 
Demokrasi Terpimpin
Demokrasi TerpimpinDemokrasi Terpimpin
Demokrasi Terpimpin
 
MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...
MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...
MAKALAH SEJARAH : SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERP...
 
MASA PEMERINTAHAN SBY
MASA PEMERINTAHAN SBY MASA PEMERINTAHAN SBY
MASA PEMERINTAHAN SBY
 
Sejarah Pemberontakan DI/TII (Sejarah Kelas XII Semester 1)
Sejarah Pemberontakan DI/TII (Sejarah Kelas XII Semester 1)Sejarah Pemberontakan DI/TII (Sejarah Kelas XII Semester 1)
Sejarah Pemberontakan DI/TII (Sejarah Kelas XII Semester 1)
 
Pertempuran Ambarawa
Pertempuran AmbarawaPertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa
 
DI/TII KALIMANTAN SELATAN
DI/TII KALIMANTAN SELATANDI/TII KALIMANTAN SELATAN
DI/TII KALIMANTAN SELATAN
 
Kabinet Ali Sastroamidjojo II
Kabinet Ali Sastroamidjojo IIKabinet Ali Sastroamidjojo II
Kabinet Ali Sastroamidjojo II
 
integrasi Timor timur.pptx
integrasi Timor timur.pptxintegrasi Timor timur.pptx
integrasi Timor timur.pptx
 
Pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara indonesia
Pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara indonesiaPembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara indonesia
Pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara indonesia
 
Latih uji kompetensi (hal. 102 si kelas xii)
Latih uji kompetensi (hal. 102 si kelas xii)Latih uji kompetensi (hal. 102 si kelas xii)
Latih uji kompetensi (hal. 102 si kelas xii)
 
perlawanan diponegoro dan palembang
perlawanan diponegoro dan palembangperlawanan diponegoro dan palembang
perlawanan diponegoro dan palembang
 
Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan IndonesiaPerhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia
 
Pkwu (Perencanaan Usaha Makanan Internasional)
Pkwu (Perencanaan Usaha Makanan Internasional)Pkwu (Perencanaan Usaha Makanan Internasional)
Pkwu (Perencanaan Usaha Makanan Internasional)
 
Enzim katalase biologi sma n 1 simo boyolal1
Enzim katalase biologi sma n 1 simo boyolal1Enzim katalase biologi sma n 1 simo boyolal1
Enzim katalase biologi sma n 1 simo boyolal1
 

Similar to Kartosuwiryo dan Gerakan Darul Islam

Similar to Kartosuwiryo dan Gerakan Darul Islam (20)

Ppt sni v individu
Ppt sni v individuPpt sni v individu
Ppt sni v individu
 
Kartosuwiryo_XII IPS 1_SMAN 1 KEJAYAN
Kartosuwiryo_XII IPS 1_SMAN 1 KEJAYANKartosuwiryo_XII IPS 1_SMAN 1 KEJAYAN
Kartosuwiryo_XII IPS 1_SMAN 1 KEJAYAN
 
Ppi
PpiPpi
Ppi
 
DI/TII
DI/TIIDI/TII
DI/TII
 
pahlawan.pptx
pahlawan.pptxpahlawan.pptx
pahlawan.pptx
 
Ki hajar dewantara
Ki hajar dewantaraKi hajar dewantara
Ki hajar dewantara
 
Dari wikipedia bahasa indonesia
Dari wikipedia bahasa indonesiaDari wikipedia bahasa indonesia
Dari wikipedia bahasa indonesia
 
TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN.pdf
TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN.pdfTOKOH-TOKOH PENDIDIKAN.pdf
TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN.pdf
 
SUMPAH_PEMUDA_DAN_JATI_DIRI_KEINDONESIAAa.pptx
SUMPAH_PEMUDA_DAN_JATI_DIRI_KEINDONESIAAa.pptxSUMPAH_PEMUDA_DAN_JATI_DIRI_KEINDONESIAAa.pptx
SUMPAH_PEMUDA_DAN_JATI_DIRI_KEINDONESIAAa.pptx
 
Sejarah islam di indonesia
Sejarah islam di indonesiaSejarah islam di indonesia
Sejarah islam di indonesia
 
NU, SOEKARNO, DAN STAAT ISLAM WACANA NEGARA ISLAM DALAM BERITA NAHDLATOEL OEL...
NU, SOEKARNO, DAN STAAT ISLAM WACANA NEGARA ISLAM DALAM BERITA NAHDLATOEL OEL...NU, SOEKARNO, DAN STAAT ISLAM WACANA NEGARA ISLAM DALAM BERITA NAHDLATOEL OEL...
NU, SOEKARNO, DAN STAAT ISLAM WACANA NEGARA ISLAM DALAM BERITA NAHDLATOEL OEL...
 
Ki Hadjar Dewantara
Ki Hadjar DewantaraKi Hadjar Dewantara
Ki Hadjar Dewantara
 
Biografi
BiografiBiografi
Biografi
 
Belajar dari biografi
Belajar dari biografiBelajar dari biografi
Belajar dari biografi
 
PERGERAKAN NASIONAL OK.ppt
PERGERAKAN NASIONAL OK.pptPERGERAKAN NASIONAL OK.ppt
PERGERAKAN NASIONAL OK.ppt
 
Ella amir (2)
Ella amir (2)Ella amir (2)
Ella amir (2)
 
Ella amir (2)
Ella amir (2)Ella amir (2)
Ella amir (2)
 
Ella amir (2)
Ella amir (2)Ella amir (2)
Ella amir (2)
 
Ella amir (2)
Ella amir (2)Ella amir (2)
Ella amir (2)
 
Budi utomo, serekat islam dan indische partij
Budi utomo, serekat islam dan indische partijBudi utomo, serekat islam dan indische partij
Budi utomo, serekat islam dan indische partij
 

More from Dewi_Sejarah

PPT Perlawanan Rakyat Terhadap Penjajah
PPT Perlawanan Rakyat Terhadap PenjajahPPT Perlawanan Rakyat Terhadap Penjajah
PPT Perlawanan Rakyat Terhadap PenjajahDewi_Sejarah
 
PPT KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL DAN MASA GUBERNUR JENDERAL
PPT KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL DAN MASA GUBERNUR JENDERALPPT KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL DAN MASA GUBERNUR JENDERAL
PPT KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL DAN MASA GUBERNUR JENDERALDewi_Sejarah
 
PPT IPS Terpadu kelas 8 Latar Belakang Kolonialisme dan Imperialisme
PPT IPS Terpadu kelas 8 Latar Belakang Kolonialisme dan ImperialismePPT IPS Terpadu kelas 8 Latar Belakang Kolonialisme dan Imperialisme
PPT IPS Terpadu kelas 8 Latar Belakang Kolonialisme dan ImperialismeDewi_Sejarah
 
PPT Statistik Pendidikan
PPT Statistik PendidikanPPT Statistik Pendidikan
PPT Statistik PendidikanDewi_Sejarah
 
PPT SNI 6 Demokrasi Liberal
PPT SNI 6 Demokrasi LiberalPPT SNI 6 Demokrasi Liberal
PPT SNI 6 Demokrasi LiberalDewi_Sejarah
 
PPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VI
PPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VIPPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VI
PPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VIDewi_Sejarah
 
Ppt model pembelajaran tebak kata
Ppt model pembelajaran tebak kataPpt model pembelajaran tebak kata
Ppt model pembelajaran tebak kataDewi_Sejarah
 
Ppt Ilmu kealamiahan dasar 2
Ppt Ilmu kealamiahan dasar 2Ppt Ilmu kealamiahan dasar 2
Ppt Ilmu kealamiahan dasar 2Dewi_Sejarah
 
Ppt dasar2 geografi
Ppt dasar2 geografiPpt dasar2 geografi
Ppt dasar2 geografiDewi_Sejarah
 
Makalah Sejarah Politik Peradaban Kuno
Makalah Sejarah Politik Peradaban KunoMakalah Sejarah Politik Peradaban Kuno
Makalah Sejarah Politik Peradaban KunoDewi_Sejarah
 
Ppt Evaluasi Pembelajaran Model CIPP
Ppt Evaluasi Pembelajaran Model CIPPPpt Evaluasi Pembelajaran Model CIPP
Ppt Evaluasi Pembelajaran Model CIPPDewi_Sejarah
 
PPT Sejarah Politik Peradaban India dan Cina Kuno
PPT Sejarah Politik Peradaban India dan Cina KunoPPT Sejarah Politik Peradaban India dan Cina Kuno
PPT Sejarah Politik Peradaban India dan Cina KunoDewi_Sejarah
 
PPT ILMU KEALAMIAHAN DASAR
PPT ILMU KEALAMIAHAN DASARPPT ILMU KEALAMIAHAN DASAR
PPT ILMU KEALAMIAHAN DASARDewi_Sejarah
 
PPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA V
PPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VPPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA V
PPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VDewi_Sejarah
 
Storyboard dewi setyawati movie maker kehidupan zaman prasejarah
Storyboard dewi setyawati   movie maker kehidupan zaman prasejarahStoryboard dewi setyawati   movie maker kehidupan zaman prasejarah
Storyboard dewi setyawati movie maker kehidupan zaman prasejarahDewi_Sejarah
 
Ppt india kelompok 8 dewi,rika,yunia
Ppt india kelompok 8 dewi,rika,yuniaPpt india kelompok 8 dewi,rika,yunia
Ppt india kelompok 8 dewi,rika,yuniaDewi_Sejarah
 
Ppt india kelompok 6 deta,fitriya,betty
Ppt india kelompok 6 deta,fitriya,bettyPpt india kelompok 6 deta,fitriya,betty
Ppt india kelompok 6 deta,fitriya,bettyDewi_Sejarah
 
Ppt india kelompok 5 mita,haris,rina
Ppt india kelompok 5 mita,haris,rinaPpt india kelompok 5 mita,haris,rina
Ppt india kelompok 5 mita,haris,rinaDewi_Sejarah
 
Ppt india kelompok 4 ambar,delly,yeni
Ppt india kelompok 4 ambar,delly,yeniPpt india kelompok 4 ambar,delly,yeni
Ppt india kelompok 4 ambar,delly,yeniDewi_Sejarah
 

More from Dewi_Sejarah (20)

PPT Perlawanan Rakyat Terhadap Penjajah
PPT Perlawanan Rakyat Terhadap PenjajahPPT Perlawanan Rakyat Terhadap Penjajah
PPT Perlawanan Rakyat Terhadap Penjajah
 
PPT KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL DAN MASA GUBERNUR JENDERAL
PPT KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL DAN MASA GUBERNUR JENDERALPPT KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL DAN MASA GUBERNUR JENDERAL
PPT KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL DAN MASA GUBERNUR JENDERAL
 
PPT IPS Terpadu kelas 8 Latar Belakang Kolonialisme dan Imperialisme
PPT IPS Terpadu kelas 8 Latar Belakang Kolonialisme dan ImperialismePPT IPS Terpadu kelas 8 Latar Belakang Kolonialisme dan Imperialisme
PPT IPS Terpadu kelas 8 Latar Belakang Kolonialisme dan Imperialisme
 
PPT Statistik Pendidikan
PPT Statistik PendidikanPPT Statistik Pendidikan
PPT Statistik Pendidikan
 
PPT SNI 6 Demokrasi Liberal
PPT SNI 6 Demokrasi LiberalPPT SNI 6 Demokrasi Liberal
PPT SNI 6 Demokrasi Liberal
 
Ppt sni vi
Ppt sni viPpt sni vi
Ppt sni vi
 
PPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VI
PPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VIPPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VI
PPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VI
 
Ppt model pembelajaran tebak kata
Ppt model pembelajaran tebak kataPpt model pembelajaran tebak kata
Ppt model pembelajaran tebak kata
 
Ppt Ilmu kealamiahan dasar 2
Ppt Ilmu kealamiahan dasar 2Ppt Ilmu kealamiahan dasar 2
Ppt Ilmu kealamiahan dasar 2
 
Ppt dasar2 geografi
Ppt dasar2 geografiPpt dasar2 geografi
Ppt dasar2 geografi
 
Makalah Sejarah Politik Peradaban Kuno
Makalah Sejarah Politik Peradaban KunoMakalah Sejarah Politik Peradaban Kuno
Makalah Sejarah Politik Peradaban Kuno
 
Ppt Evaluasi Pembelajaran Model CIPP
Ppt Evaluasi Pembelajaran Model CIPPPpt Evaluasi Pembelajaran Model CIPP
Ppt Evaluasi Pembelajaran Model CIPP
 
PPT Sejarah Politik Peradaban India dan Cina Kuno
PPT Sejarah Politik Peradaban India dan Cina KunoPPT Sejarah Politik Peradaban India dan Cina Kuno
PPT Sejarah Politik Peradaban India dan Cina Kuno
 
PPT ILMU KEALAMIAHAN DASAR
PPT ILMU KEALAMIAHAN DASARPPT ILMU KEALAMIAHAN DASAR
PPT ILMU KEALAMIAHAN DASAR
 
PPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA V
PPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA VPPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA V
PPT SEJARAH NASIONAL INDONESIA V
 
Storyboard dewi setyawati movie maker kehidupan zaman prasejarah
Storyboard dewi setyawati   movie maker kehidupan zaman prasejarahStoryboard dewi setyawati   movie maker kehidupan zaman prasejarah
Storyboard dewi setyawati movie maker kehidupan zaman prasejarah
 
Ppt india kelompok 8 dewi,rika,yunia
Ppt india kelompok 8 dewi,rika,yuniaPpt india kelompok 8 dewi,rika,yunia
Ppt india kelompok 8 dewi,rika,yunia
 
Ppt india kelompok 6 deta,fitriya,betty
Ppt india kelompok 6 deta,fitriya,bettyPpt india kelompok 6 deta,fitriya,betty
Ppt india kelompok 6 deta,fitriya,betty
 
Ppt india kelompok 5 mita,haris,rina
Ppt india kelompok 5 mita,haris,rinaPpt india kelompok 5 mita,haris,rina
Ppt india kelompok 5 mita,haris,rina
 
Ppt india kelompok 4 ambar,delly,yeni
Ppt india kelompok 4 ambar,delly,yeniPpt india kelompok 4 ambar,delly,yeni
Ppt india kelompok 4 ambar,delly,yeni
 

Kartosuwiryo dan Gerakan Darul Islam

  • 1. Nama : Dewi Setyawati Nim : 06111404016 “Siapakah Kartosuwiryo?” A.Latar Belakang. Secara harfiah Darul Islam sering diartikan sebagai daerah atau wilayah islam. Pengertian ini sama dengan yang di pahami oleh para ulama di Indonesia. Dalam konteks Indonesia, darul islam di artikan sebagai tempat kediaman kaum m uslimin. Pengertian ini tentunya berbeda dengan apa yang di inginkan Darul islam sendiri, sehingga mereka mengartikan tidak hanya sebagai tempat kediaman saja, tetapi semua aspek kehidupan, termasuk di dalamnya masalah pemerintahan yang harus berdasarkan syariat islam.Pengertian ini pertama kali di cetuskan oleh S.M Kartosuwiryo pada 1940, ketika ia duduk dalam PSII hijrah. Dengan demikian pengertian Darul islam mempunyai pengertian sama de n gan ide Negara islam. Di Indonesia kata darul islam di tujukan kepada gerakan gerakan yang di lancarkan oleh sekelompok umat islam Indonesia sesudah kemerd ekaan 1945 yang berusaha dengan kekuatan senjata untuk merealisasikan cita - citanya dengan mendirikan Negara Islam Indonesia (NII). Dengan bentuk dan cara yang di lakukan DI dalam memperjuangkan berdirinya Negara islam Indonesia, b erarti telah melakukan penyimpangan dari pola umum perjuangan umat islam Ind onesia pada saat itu. Dimana pola umum perjuangan umat islam Indonesia saat itu adalah melalui musyawarah, dengan menjadikan konstitusi Negara berdasarkan is lam. Singkatnya jika mayoritas umat islam Indonesia menginginkan berdirinya Ne gara atas dasar islam dengan jalan demokrasi, sementara itu DI melalui senjata dal am memperjuangkan Negara islam sebagai nama atau label. Gerakan DI merupakan gerakan politik yang terpentig dalam menimbulk an masalah yang paling serius bagi pemerintah Indonesia, karena gerakan ini men 1
  • 2. gatasnamakan islam dan pengikutnya pun tersebar luas. Gerakan DI menyebar ke berbagai daerah, mulai dari jawa barat sebagai pusat gerakannya, jawa tengah, Sul awesi selatan, aceh dan Kalimantan selatan. Bahkan menurut beberapa laporan ger akan DI sampai juga ke Maluku dan kepulauan nusa tenggara. Namun dari bebera pa daerah tersebut hanya 3 daerah yang sifat gerakannya mempunyai pengaruh be sar, yaitu jawa barat di bawah pimpinan kartosuwiryo , sulawesi selatan di bawah pimpinan kahar muzakkar, dan aceh di bawah pimpinan T.M Daud Beureueh. B.ISI 1.Biografi Kartosuwiryo Sekarmadji Maridjan Kartosoewiryo demikian nama lengkap dari Kartosoewirjo, dilahirkan 7 Januari 1907 di Cepu, sebuah kota kecil antara Blora dan Bojonegoro yang menjadi daerah perbatasan Jawa Timur dengan Jawa Tengah. Kota Cepu ini menjadi tempat di mana budaya Jawa bagian timur dan bagian tengah bertemu dalam suatu garis budaya yang unik. Ayahnya, yang bernama Kartosoewiryo, bekerja sebagai mantri pada kantor yang mengkoordinasikan para penjual candu di kota kecil Pamotan, dekat Rembang. Dalam posisi inilah, ayah Kartosoewiryo mempunyai kedudukan yang cukup penting sebagai seorang pribumi saat itu, menimbulkan pengaruh yang sangat besar terhadap pembentukan garis sejarah anaknya. Kartosoewiryo pun kemudian mengikuti tali pengaruh ini hingga pada usia remajanya. Dengan kedudukan istimewa orang tuanya serta makin mapannya "gerakan pencerahan Indonesia" ketika itu, Kartosoewiryo dibesarkan dan berkembang. Ia terasuh di bawah sistem rasional Barat yang mulai dicangkokkan Belanda di tanah jajahan Hindia. Suasana politis ini juga mewarnai pola asuh orang tuanya yang berusaha menghidupkan suasana kehidupan keluarga yang liberal. 2
  • 3. Pada tahun 1911, saat para aktivis ramai-ramai mendirikan organisasi, saat itu Kartosoewiryo berusia enam tahun dan masuk Sekolah ISTK (Inlandsche School der Tweede Klasse) atau Sekolah "kelas dua" untuk kaum Bumiputra di Pamotan. Empat tahun kemudian, ia melanjutkan sekolah ke HIS (HollandschInlandsche School) di Rembang. Tahun 1919 ketika orang tuanya pindah ke Bojonegoro, mereka memasukkan Kartosoewiryo ke sekolah ELS (Europeesche Lagere School). Bagi seorang putra "pribumi", HIS dan ELS merupakan sekolah elite. Hanya dengan kecerdasan dan bakat yang khusus yang dimiliki Kartosoewirjo maka dia bisa masuk sekolah yang direncanakan sebagai lembaga pendidikan untuk orang Eropa dan kalangan masyarakat Indo-Eropa. Semasa remajanya di Bojonegoro inilah Kartosoewiryo mendapatkan pendidikan agama dari seorang tokoh bernama Notodihardjo yang menjadi "guru" agamanya. Dia adalah tokoh Islam modern yang mengikuti Muhammadiyah. Tidak berlebihan ketika itu, Notodihardjo sendiri kemudian menanamkan banyak aspek kemodernan Islam ke dalam alam pikir Kartosoewiryo. Pemikiranpemikirannya sangat mempengaruhi bagaimana Kartosoewiryo bersikap dalam merespon ajaran-ajaran agama Islam. Dalam masa-masa yang bisa kita sebut sebagai the formative age-nya. Pada tahun 1923, setelah menamatkan sekolah di ELS, Kartosoewiryo pergi ke Surabaya melanjutkan studinya pada Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS), Sekolah Kedokteran Belanda untuk Pribumi. Pada saat kuliah inilah (l926) ia terlibat dengan banyak aktivitas organisasi pergerakan nasionalisme Indonesia di Surabaya. Selama kuliah Kartosoewiryo mulai berkenalan dengan pemikiranpemikiran Islam. Ia mulai "mengaji" secara serius. Saking seriusnya, ia kemudian begitu "terasuki" oleh shibghatullah sehingga ia kemudian menjadi Islam minded. Semua aktivitasnya kemudian hanya untuk mempelajari Islam semata dan berbuat untuk Islam saja. Dia pun kemudian sering meninggalkan aktivitas kuliah dan menjadi tidak begitu peduli dengan ilmu-ilmu yang diajarkan oleh sekolah 3
  • 4. Belanda, tentunya setelah ia mengkaji dan membaca banyak buku-buku dari berbagai disiplin ilmu, dari kedokteran hingga ilmu-ilmu sosial dan politik. Dengan modal ilmu-ilmu pengetahuan yang tidak sedikit itu, ditambah ia juga memasuki organisasi politik Sjarikat Islam di bawah pimpinan Haji Oemar Said Tjokroaminoto. Pemikiran-pemikiran Tjokroaminoto banyak mempengaruhi sikap, tindakan dan orientasi Kartosuwiryo. Maka setahun kemudian, dia dikeluarkan dari sekolah karena dituduh menjadi aktivis politik, dan didapati memiliki sejumlah buku sosialis dan komunis yang diperoleh dari pamannya yaitu Marko Kartodikromo, seorang wartawan dan sastrawan yang cukup terkenal pada zamannya. Sekolah tempat ia menimba ilmu tidak berani menuduhnya karena "terasuki" ilmu-ilmu Islam, melainkan dituduh "komunis" karena memang ideologi ini sering dipandang sebagai ideologi yang akan membahayakan. Tidaklah mengherankan, kalau Kartosuwirjo nantinya tumbuh menjadi pribadi yang memiliki kesadaran politik sekaligus memiliki integritas keislaman yang tinggi.( Irfan S, 1999.) 2.Aktivitas Kartosoewirjo Semenjak tahun 1923, dia sudah aktif dalam gerakan kepemudaan, di antaranya gerakan pemuda Jong Java. Kemudian pada tahun 1925, ketika anggota-anggota Jong Java yang lebih mengutamakan cita-cita keislamannya mendirikan Jong Islamieten Bond (JIB). Kartosoewiryo pun pindah ke organisasi ini karena sikap pemihakannya kepada agamanya. Melalui dua organisasi inilah kemudian membawa dia menjadi salah satu pelaku sejarah gerakan pemuda yang sangat terkenal, "Sumpah Pemuda". Selain bertugas sebagai sekretaris umum PSIHT (Partij Sjarikat Islam Hindia Timur), Kartosoewiryo pun bekerja sebagai wartawan di koran harian Fadjar Asia. Semula ia sebagai korektor, kemudian diangkat menjadi reporter. Pada tahun 1929, dalam usianya yang relatif muda sekitar 22 tahun, Kartosoewiryo telah menjadi redaktur harian Fadjar Asia. Dalam kapasitasnya 4
  • 5. sebagai redaktur, mulailah dia menerbitkan berbagai artikel yang isinya banyak sekali kritikan-kritikan, baik kepada penguasa pribumi maupun penjajah Belanda. Ketika dalam perjalanan tugasnya itu dia pergi ke Malangbong. Di sana bertemu dengan pemimpin PSIHT setempat yang terkenal bernama Ajengan Ardiwisastera. Di sana pulalah dia berkenalan dengan Siti Dewi Kalsum putri Ajengan Ardiwisastera, yang kemudian dinikahinya pada bulan April tahun 1929. Perkawinan yang sakinah ini kemudian dikarunia dua belas anak, tiga yang terakhir lahir di hutan-hutan belantara Jawa Barat. Begitu banyaknya pengalaman telah menghantarkan dirinya sebagai aktor intelektual dalam kancah pergerakan nasional. Pada tahun 1943, ketika Jepang berkuasa di Indonesia, Kartosoewiryo kembali aktif di bidang politik, yang sempat terhenti. Dia masuk sebuah organisasi kesejahteraan dari MIAI (Madjlis Islam 'Alaa Indonesia) di bawah pimpinan Wondoamiseno, sekaligus menjadi sekretaris dalam Majelis Baitul-Mal pada organisasi tersebut. Dalam masa pendudukan Jepang ini, dia pun memfungsikan kembali lembaga Suffah yang pernah dia bentuk. Namun kali ini lebih banyak memberikan pendidikan kemiliteran karena saat itu Jepang telah membuka pendidikan militernya. Kemudian siswa yang menerima latihan kemiliteran di Institut Suffah itu akhirnya memasuki salah satu organisasi gerilya Islam yang utama sesudah perang, Hizbullah dan Sabilillah, yang nantinya menjadi inti Tentara Islam Indonesia di Jawa Barat. Pada bulan Agustus 1945 menjelang berakhirnya kekuasaan Jepang di Indonesia, Kartosoewiryo yang disertai tentara Hizbullah berada di Jakarta. Dia juga telah mengetahui kekalahan Jepang dari sekutu, bahkan dia mempunyai rencana: kinilah saatnya rakyat Indonesia, khususnya umat Islam, merebut kemerdekaannya dari tangan penjajah. Sesungguhnya dia telah memproklamasikan kemerdekaan pada bulan Agustus 1945. Tetapi proklamasinya ditarik kembali sesudah ada pernyataan kemerdekaan oleh Soekarno dan 5
  • 6. Mohammad Hatta. Untuk sementara waktu dia tetap loyal kepada Republik dan menerima dasar "sekuler"-nya. Namun sejak kemerdekaan RI diproklamasikan (17 Agustus 1945), kaum nasionalis sekulerlah yang memegang tampuk kekuasaan negara dan berusaha menerapkan prinsip-prinsip kenegaraan modern yang sekuler. Semenjak itu kalangan nasionalis Islam tersingkir secara sistematis dan hingga akhir 70-an kalangan Islam berada di luar negara. Dari sinilah dimulainya pertentangan serius antara kalangan Islam dan kaum nasionalis sekuler. Karena kaum nasionalis sekuler mulai secara efektif memegang kekuasaan negara, maka pertentangan ini untuk selanjutnya dapat disebut sebagai pertentangan antara Islam dan negara. Situasi yang kacau akibat agresi militer kedua Belanda, apalagi dengan ditandatanganinya perjanjian Renville antara pemerintah Republik dengan Belanda. Di mana pada perjanjian tersebut berisi antara lain gencatan senjata dan pengakuan garis demarkasi van Mook. Sementara pemerintah RI harus mengakui kedaulatan Belanda atas Indonesia, maka menjadi pil pahit bagi Republik. Tempat-tempat penting yang strategis bagi pasukannya di daerah-daerah yang dikuasai pasukan Belanda harus dikosongkan, dan semua pasukan harus ditarik mundur --atau "kabur" dalam istilah orang-orang DI-- ke Jawa Tengah. Karena persetujuan ini, Tentara Republik resmi dalam Jawa Barat, Divisi Siliwangi, mematuhi ketentuan-ketentuannya. Soekarno menyebut "kaburnya" TNI ini dengan memakai istilah Islam, "hijrah". Dengan sebutan ini dia menipu jutaan rakyat Muslim. Namun berbeda dengan pasukan gerilyawan Hizbullah dan Sabilillah, bagian yang cukup besar dari kedua organisasi gerilya Jawa Barat, menolak untuk mematuhinya. Hizbullah dan Sabilillah lebih tahu apa makna "hijrah" itu. Pada tahun 1949 Indonesia mengalami suatu perubahan politik besarbesaran. Pada saat Jawa Barat mengalami kekosongan kekuasaan, maka ketika itu terjadilah sebuah proklamasi Negara Islam di Nusantara, sebuah negeri alJumhuriyah Indonesia yang kelak kemudian dikenal sebagai ad-Daulatul 6
  • 7. Islamiyah atau Darul Islam atau Negara Islam Indonesia yang lebih dikenal oleh masyarakat sebagai DI/TII. DI/TII di dalam sejarah Indonesia sering disebut para pengamat yang fobi dengan Negara Islam sebagai "Islam muncul dalam wajah yang tegang." Bahkan, "pemberontakan". peristiwa Kalaupun ini peristiwa dimanipulasi ini sebagai sebagai disebut sebuah sebuah "pemberontakan", maka ia bukanlah sebuah pemberontakan biasa. Ia merupakan sebuah perjuangan suci anti-kezhaliman yang terbesar di dunia di awal abad ke-20 ini. "Pemberontakan" bersenjata yang sempat menguras habis logistik angkatan perang Republik Indonesia ini bukanlah pemberontakan kecil, bukan pula pemberontakan yang bersifat regional, bukan "pemberontakan" yang muncul karena sakit hati atau kekecewaan politik lainnya, melainkan karena sebuah "citacita", sebuah "mimpi" yang diilhami oleh ajaran-ajaran Islam yang lurus. Akhirnya, perjuangan panjang Kartosoewiryo selama 13 tahun pupus setelah Kartosoewirjo sendiri tertangkap. Pengadilan Mahadper, 16 Agustur l962, menyatakan bahwa perjuangan Kartosoewiryo dalam menegakkan Negara Islam Indonesia itu adalah sebuah "pemberontakan". Hukuman mati kemudian diberikan kepada mujahid Kartosoewirjo. 3.Perjuangan S.M. Kartosuwiryo Sebagai Pendiri Islam Indonesia (Pemberontakan DII / Jawa Barat) Sekarmadji Marijan Kartosuwiryo merupakan komisaris Partai Masyumi wilayah Jawa Barat. Ia mempunyai ide akan mendirikan Negara Islam Indonesia sudah sejak tahun 1942. Upaya Kartosuwiryo tersebut diawali dengan mendirikan pesantren Sufah yang digunakan untuk latihan kemiliteran bagi pemuda-pemuda Islam khususnya Hizbullah dan Sabilillah serta digunakan untuk menyebarkan propaganda pembentukan “Negara Islam”. Pada tanggal 14 Agustus 1947 setelah Agresi Militer Belanda I, Kartosuwiryo menyatakan “perang suci” melawan Belanda. Gerakan Kartosuwiryo semakin tidak sejalan dengan pemerintah RI ketika berdasarkan perjanjian Renville ”pasukan TNI di daerah kantong-kantong Gerilya harus hijrah 7
  • 8. ke wilayah yang dikuasai RI” tetapi Kartosuwiryo menolak melakukan hijrah ke wilayah RI. Kartosuwiryo bersama 4.000 orang pengikutnya memilih tetap tinggal di Jawa Barat. (Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia, 2010, hal 360) Februari 1948 kegiatan Masyumi di Jawa Barat dibekukan dan diganti dengan Majelis Umat Islam dan mengangkat Kartosuwiryo sebagai imam dari Negara Islam Indonesia (NII). Kartosuwiryo juga membentuk Tentara Islam Indonesia(TII). Tanggal 7 Agustus 1949 secara resmi Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) yang berlandaskan kanun azasi Tanggal 25 Januari 1949 terjadi kontak senjata pertama kali antara TNI dan DI/TII ketika pasukan Divisi Siliwangi melakukan hijrah (long march) dari Jawa Barat ke Jawa Tengah. Peperangan bahkan terjadi antara TNI-DI/TIITentara Belanda. Munculnya DI/TII mengakibatkan penderitaan rakyat Jawa Barat karena rakyat sering mendapat teror dari DI/TII bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka merampok rakyat terutama rakyat yang tinggal di daerah terpencil seperti lereng gunung. Upaya damai dilakukan pemerintah RI melalui Moh. Natsir (pemimpin Masyumi) melalui surat tetapi tidak berhasil. Bahkan upaya untuk membentuk komite yang dipimpin oleh Moh. Natsir pada bulan September 1949 tetapi upaya tersebutpun gagal mengajak Kartosuwiryo untuk kembali ke pangkuan RI. Operasi militer untuk menumpas gerakan DI/TII dimulai pada tanggal 27 Agustus 1949. Operasi ini menggunakan taktik ”pagar betis” yang dilakukan dengan menggunakan tenaga rakyat berjumlah ratusan ribu untuk mengepung gunung tempat gerombolan bersembunyi. Tujuan taktik ini adalah untuk mempersempit ruang gerak DI/TII. Selain itu digunakan juga Operasi tempur Bharatayudha dengan sasaran menuju basis pertahanan DI/TII. Operasi tersebut baru berhasil pada tanggal 4 Juni 1962 dengantertangkapnya Kartosuwiryo di daerah Gunung Geber, Majalaya oleh pasukan Siliwangi. (http://mkssej6.blogspot.com/2012/10/1.html) 8
  • 9. 4. Faktor – Faktor yang Melatarbelakangi Lahirnya NII Tidak begitu mudah mengetahuai dengan pasti kapan S.M Kartosoewiryo mulai mempunyai gagasan untuk mendirikan “Negara Islam Indonesia”. Berbagai sumber mengatakan bahwa ia mempunyai ide dan gagasan untuk mendirikan Negara Islam Indonesia sejak ia menjadi anggota PSSI, yaitu sekitar tahun 1929. Selain itu ada juga yang mengatakan bahwa ide dan gagasan adalah cita-cita yang di wariskan dari H.O.S Tjokroaminoto. Gagasan untuk mendirikan suatu Negara yang bersendikan Islam itu semakin Nampak nyata dan berkembang setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Meskipun dalam mencari pendukung cita-citanya dapat di katakana ketinggalan kereta dengan pemimpin-pemimpin Partai politik lainya, namun Kartosoewirjo adalah orang yang berwatak keras dan ulet. Ia tahu bahwa ia ketinggalan dengan rekan-rekanya dalam mencari masa pendukung cita-citanya. Lahirnya Republik Indonesia (RI) yang berdasarkan Pancasila untuk sementara menentramkan hatinya, Walaupun hal itu merupakan pukulan yang keras terhadap cita-citanya yang dipupuk selama bertahun-tahun. Dalam satu segi ia merasa puas bahwa perjuangan bangsa untuk melepaskan diri dari penjajahan dengan segala akibatnya dan perjuanganya, telah menjadi kenyataan. Namun di sisi lain ia gagal mewujudkan cita-citanya. Setelah kegagalan pertama, dengan perhitungan yang matang, Kartosoewirjo merubah siasatnya yaitu ikut serta membantu Muhammad Natsir mendirikan partai Masjumi. Kedudukannya sebagi pemimpin di pergunakanya untuk melanjutkan cita-citanya mendirikan NII dengan mengkoordinir segala gerakan-gerakan Islam di Jawa Barat. Usaha-usahanya teryata mendapat angin segar dari kalangan Islam di Jawa Barat yang beraliran fanatik, yang mana mereka sejak dahulu memang menginginkan untuk mendirikan Negara yang bersendikan Islam. Barisan-barisan Sabilillah dan Hisbullah yang merupakan pasuakan partai Masjumi menjadi incaran Kartosoewirjo, ia sadar bahwa untuk mencapai 9
  • 10. kekuasaan di perlukan backing kekuataan. Oleh karna itu ia dengan senang hati mmengizinkan Institut Suffah yang terlatak di Malangbong untuk di jadikan pusat kegiatan melatih pemuda-pemudah Hisbullah dan Sabillah tersebut. Pasca proklamasi kemerdekaan RI tahun 1945, terjadi berbagai peristiwa yang merugikan RI, terutama umat Islam, antara lain pencoretan naskah Piagam Jakarta, dalam pembukaan UUD tanggal 18 Agustus 1945, adanya Perjanjian Renvile (1948), yang berakibat hijrahnya kekuatan militer (TNI) ke Yogya yang waktu itu menjadi Ibu Kota Negara. Dari kekecewaan ini S.M. Kartosoewiryo membentuk Darul Islam dan Tentara Islam Indonesia dan melakukan perlawanan frontal terhadap RI, memang sejak awal ia tidak menyukai langkah pemerintah RI yang cenderung selalu mengambil sikap Kooperatif terhadap Belanda. Pada tanggal 7 Agustus 1949 Kartosoewiryo memproklamasikan Negara Islam Indonesia (NII). NII menjadi negara dalam negara, Negara bentukkan S.M. Kartosoewirjo ini memiliki konstitusi (Qanun Asasi), struktur administrative dan birokasi pemerintahan maupun angkatan bersenjata yang terlatih (TII). Sejak awal kelahirannya NII telah menunjukan sebagai Negara berdasar agama di abad modern Indonesia. Di mana sejauh itu tidak ada satupun gerakan Islam Indonesia sejak kemerdekaan hingga saat ini mampu mengungguli struktur kenegaraan NII dan angkatan bersenjatanya. Sikap politik dan pemikiran kenegaraan Kartosoewiryo, sebagian besar merupakan respons terhadap pandangan para kaum nasionalis sekuler, dimana mereka berusaha melepaskan urusan agama dari Negara. Di samping itu munculnya pemikiran dan sikap politiknya kemudian merupakan wujud dari puncak kekecewaan terhadap prilaku politik para elite Negara dalam hal ini adalah pemerintah RI yang selalu merugikan kepentingan bangsa Indonesia khususnya umat Islam. Pemikiran kenegaraan Kartosoewirjo merupakan bentuk puncak dari pandanganya mengenai ideologi terutama dalam politik. Dimana menurutnya setiap perjuangan politik harus berpegangan pada dua akidah politik, yaitu dan 10
  • 11. Ideologi dan Realitet. Ideologi merupakan sebuah cita-cita mewujudkan tujuan politik. Setiap usaha dan amal politik yang dilakukan, menurutnya harus dan wajib diarahkan kepada tercapainya Ideologi itu, walaupun banyak godaan dan cobaan dalam perjalananya. Sedangkan Realitet merupakan kenyataan, yaitu bukti syari’at yang ada di depan mata. Kenyataan itu boleh merupakan sejumlah kekuatan, jiwa harta, kecakapan, kepandaian dan lain-lain. Semuanya itu mewujudkan syarat dan alat perjuangan, untuk mendekati dan mencapai maksud serta tujuan. Menurutnya seorang ahli perjuangan tidak pernah lepas dari ideologinya di manapun dan bagaimanapun keadaannya. Setiap langkah dan geraknya selalu diarahkan kepada tercapainya ideologi. Ia hidup dengan ideologinya dan ingin matipun dalam jalan dan usaha menuju tercapainya ideologinya itu. a.Faktor Ekstrernal dan Internal yang melatar Belakangi Berdirinya NII Sesudah Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945, terjadi berbagai peristiwa yang merugikan RI, terutama umat Islam. Kerugian – kerugian itu antara lain : pencoretan naskah Piagam Jakarta dalam pembukaan UUD tanggal 18 Agustus 1945, adanya perjanjian Renvile (1948), yang mengakibatkan hijrahnya kekuatan militer (TNI) ke Yogya yang waktu itu menjadi Ibu Kota Negara. Dari kekecewaan ini S.M. Kartosoewirjo membentuk Darul Islam dan Tentara Islam Indonesia dan melakukan perlawanan frontal terhadap RI, memang sejak awal ia tidak menyukai langkah pemerintah RI yang cenderung selalu mengambil sikap kooperatif terhadap Belanda Pada tanggal 7 Agustus 1949 S.M. Kartosoewiryo memproklamasikan Negara Islam Indonesia (NII) di Cisampah, daerah Cisayong, yang dihadiri segenap anggota Komandemen Tertinggi, yaitu Dewan Imamah yang dulu. Negara bentukan S.M. Kartosoewirjo ini memiliki konstitusi (Qonun Al-Asasi), struktur administratif dan birokrasi pemerintahan maupun angkatan bersenjata yang terlatih (TII). Sejak awal kelahirannya NII telah menunjukan sebagai Negara berdasar agama di abad modern Indonesia. 11
  • 12. Pengetahuan keislaman Kartosoewirjo lebih banyak diperoleh secara otodidak dengan membaca berbagai buku berbahasa asing non arab (Inggris dan Belanda), disamping itu pemikirannya juga dipengaruhi secara kuat oleh pemikiran haji Umar Said Tjokroaminoto dan Ajengan Ardiwisastra, keduannya adalah tokoh penganjur Negara Islam. Ada dua factor yang melatarbelakangi kartasoewiryo dalam memproklamerkan NII yaitu, factor intern dan ekstern adapun 1.Factor intern bahwa pada saat Kartosoewiryo banyak tinggal di Malangbong, ia mengkaji tentang berbagai pemikiran agama islam pada Ajengan Ardiwisastra, dari ajengan inilah kemudian kartosoewirjo semakin mempertebal niatannya untuk mewujudkan cita – citannya menjadikan masyarakat Indonesia dalam darul Islam yang kemudian kelak diwadahinya dalam Negara islam Indonesia. 2.Faktor ekstern tersebut diantaranya adalah pencoretan naskah Piagam Jakarta, dalam pembukuan UUD tanggal 18 Agustus 1945, adanya perjanjian Renvile (1948), yang berakibat hijrahnya kekuatan militer (TNI) ke Yogya yang waktu itu menjadi Ibu Kota Negara. Dari kekecewaan ini S.M. Kartosoewirjo membentuk Darul Islm dan tentara islam Indonesia dan melakukan perlawanan Frontal terhadap RI, dikarenakan pemerintahan RI cenderung selalu mengambil sikap Kooperatif terhadap Belanda. 5. Wafatnya Kartosuwiryo dan hancurnya NII Gerakan teror yang dilakukan oleh NII berakhir dengan ditangkapnya sang imam Kartosuwiryo di sebuah lembah antara gunung Sangkar dan gunung Geber pada bulan juni 1962. Setelah melalui pertarungan panjang, melelahkan dan mema kan korban, gerakan Darul Islam berhasil dilumpuhkan Pemerintah RI. Selain Kar tosuwiryo, para anggota Darul Islam juga banyak yang tertangkap. Akibatnya, ger akan Darul Islam berada dititik paling rendah. Pada 5 September 1962, Kartosuwiryo dihukum mati. Ini sesui dengan kep utusan sidang ketiga pada 16 Agustus 1960 bahwa Kartosuwiryo dinyatakan bersa lah karena kejahatan-kejahatan politik yang dilakukannya, yaitu : 12
  • 13. Makar untuk meruntuhkan Negara Republik Indonesia  Pemberontakan terhadap kekuasaan yang sah di Indonesia  Makaruntuk membunuh Presiden Soekarno Sebelum akhir hayatnya, Kartosuwiryo tetap kukuh mempertahankan ideologinya untuk membangun Negara Indonesia berdasarkan hukum Islam. Dia juga tidak per nah mengakui tuduhantuduhan yang dialamatkan kepadanya. Akhirnya, perjuanga n panjang Kartosoewirjo selama 13 tahun pupus setelah Kartosoewirjo sendiri tert angkap. Pengadilan menyatakan bahwa perjuangan suci Kartosoewirjo dalam men egakkan Negara Islam Indonesia itu adalah sebuah "pemberontakan". Hukuman m ati kemudian diberikan kepada Kartosoewirjo. (http://garudamiliter.blogspot.com/2012/03/pengejaran-kartosuwiryo.html) C. Analisis Komentar Dari pembahasan tentang Siapakah S.M. Kartosoewirjo, kiranya dapat ditarik kesimpulan penting yang berkaitan dengan pokok masalah dalam pembahasan ini antara lain adalah : 1. Negara Islam Indonesia merupakan suatu negara bentukan S.M Kartosuwiryo yang mencita-citakan Indonesia berlandaskan pada ajaran Islam secara mutlak (non sekuler) yang diproklamasikan pada 7 Agustus 1949 (12 Sjawal 1368) oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di di desa Cisampah, kecamatan Ciawiligar, kawedanan Cisayong Tasikmalaya, Jawa Barat. Gerakan ini bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara teokrasi dengan agama Islam sebagai dasar negara. 2. Kartosuwiryo merupakan imam dari adanya NII serta dalang dari pemberontakan yang dilakukannya bersama dengan gerakan-gerakan binaannya selama kurun waktu kurang lebih 13 tahun (1949-1962) yang banyak menelan korban jiwa. 13
  • 14. 3. Latar belakang didirikannya NII adalah merupakan buntut dari kekecewaan S.M Kartosuwiryo terhadap pemerintah serta adanya berbagai faktor, yaitu ekstern dan intern. 4. Gerakan NII berakhir setelah Sang Imam S.M Kartosuwiryo tertangkap dan akhirnya dijatuhi hukuman mati pada tanggal 5 September 1962. Jadi,dari beberapa sumber yang saya dapatkan tentang Siapa Kartosuwiryo. Saya menemukan banyak kesamaan yang menunjukkan fakta kebenarannya. Dari beberapa buku yang kami dapatkan terdapat kesamaan pendapat dari sumber internet. Berikut kutipan dari Buku Sejarah Nasional Indonesia Karangan Tim Penulisan Sejarah Indonesia, Kemudian Buku Menelusuri Perjalanan Jihad S.M. KARTOSUWIRYO karangan Irfan S. Serta beberapa kutipan dari sumber internet. • Di balik pendirian Daarul Islam, ada satu SPIRIT yang tidak dipahami bangsa Indonesia, sejak dulu sampai kini.Bahwa sejak awal, SM. Kartosoewirjo amat sangat membenci sikap tunduk kepada penjajah; beliau tidak mau menyerahkan wilayah walau sejengkal saja kepada penjajah. Beliau tidak mau dihina, karena harus “merdeka lewat pengakuan Belanda”. Imam SM. Kartosoewirjo ternyata adalah pribadi yang sederhana, biasa, tidak berbeda dengan manusia- manusia Indonesia yang lain. Ada yang mengatakan, sosoknya seperti petani. Begitu pula, keluarga beliau juga sederhana, termasuk istri dan anak-anaknya. Namun harus diakui, beliau adalah sosok pemimpin revolusi Islam terbesar di Indonesia. Gerakan Daarul Islam (DI) merupakan gerakan politik-militer yang paling luas pengaruhnya di Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sulawesi Selatan, Kalimatan Selatan, hingga Nusa Tenggara. . Sampai akhir hidupnya, SM. Kartosoewirjo konsisten dengan garis perjuangannya. Beliau membela perjuangannya, sampai di depan regu 14
  • 15. tembak. Hal ini mengingatkan kepada tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin yang pada tahun 60-an banyak dieksekusi mati oleh rezim Gamal Abdul Naser. Imam Daarul Islam itu tidak pernah mundur dari sikapnya dan bersedia mempertanggung-jawabkan perjuangannya sampai titik darah penghabisan. Ketika diputuskan dia harus divonis mati, pihak pengadilan menawarkan dirinya untuk pergi kemana saja, sekali pun ke Amerika; selagi tidak ada urusan politik. . Dalam kapasitasnya sebagai “musuh negara” yang dianggap paling berbahaya; ternyata SM. Kartosoewirjo tampak dihormati, dihargai, dan dimuliakan oleh orang- orang yang berurusan dengan eksekusinya. Mereka tampak hening, berdiri rapi, penuh khidmat memberikan penghormatan terakhir. Setelah wafat, beliau dimandikan dengan air laut, lalu dishalatkan dan dimakamkan secara Islami. Bahkan sejak diantar ke Pulau Ubi, beliau diperlakukan secara baik. Hal ini menandakan, bahwa orang-orang yang berurusan dengan eksekusinya tidak yakin sepenuhnya, bahwa beliau salah. • .SM. Kartosoewirjo rahimahullah dituduh dengan 3 perkara, yaitu: 1. Beliau melakukan pemberontakan; 2. Beliau berniat membunuh Presiden Soekarno; 3. Beliau ingin lepas dari Indonesia. Atas tuduhan ini, beliau akui tuduhan pertama, dan beliau tolak dua tuduhan terakhir. Dengan demikian, tak boleh ada satupun manusia yang menyimpulkan bahwa gerakan Daarul (memisahkan diri dari NKRI).. 15 Islam bertujuan separatisme
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Awwas ,Irfan S.1999. Menelusuri Perjalanan Jihad S.M. KARTOSUWIRYO, Yogyakarta : Wihdah Press Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia. 2010. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta : Balai Pustaka 2012. http://mkssej6.blogspot.com/2012/10/1.html, di akses tanggal 3 Oktober 2013 (Sumber Dari Internet) 2012.http://garudamiliter.blogspot.com/2012/03/pengejarankartosuwiryo.ht ml , di akses tanggal 3 Oktober 2013 (Sumber Dari Internet) 16