SlideShare a Scribd company logo
1 of 81
ANALISIS ALIRAN KAS
BAB 11
PENGANTAR BAB 11
• Bab ini khusus membicarakan bentuk laporan
keuangan yang ketiga yaitu laporan aliran kas
• Laporan aliran kas disusun (atau diturunkan)
terutama dari neraca perusahaan
• Tujuan utama dari analisis laporan kas adalah untuk
menaksir kemampuan perusahaan menghasilkan kas
• Analisis aliran kas bisa melengkapi analisis rasio, misal
pada situasi perusahaan sedang tumbuh
ALIRAN KAS DAN HUBUNGANNYA
DENGAN SIKLUS KEHIDUPAN PRODUK
• Selama tahap perkenalan dan pertumbuhan,
aliran kas dari operasi biasanya negatif.
• Pada tahap pertumbuhan, aliran kas bersih (net)
bisa negatif atau positif tergantung tingkat
pertumbuhan dan besarnya investasi.
• Pada tahap kedewasaan, kas (net) biasanya positif.
• Pada tahap penurunan, kas (net) biasanya negatif.
PERHITUNGAN ALIRAN KAS
• Tambahan kas = ( tambahan hutang + tambahan modal saham ) –
tambahan aktiva non-kas
• Persamaan tersebut menunjukkan, perubahan kas sama dengan
perubahan komponen-komponen lain dalam neraca
PENYUSUNAN LAPORAN ALIRAN KAS MELALUI
NERACA
• Penyebab-penyebab perubahan kas dikelompokkan ke dalam tiga
macam kelompok: (1) Investasi
(2) Pendanaan, dan
(3) Operasi.
• Tugas analis adalah mengelompokkan perubahan-perubahan di
neraca ke dalam tiga kelompok tersebut
PERUBAHAN DALAM NERACA: OPERASI
• Kenaikan atau Penurunan Piutang Dagang
• Kenaikan atau Penurunan Persediaan
• Kenaikan atau Penurunan Aktiva lancar lainnya
• Akumulasi Depresiasi
• Hutang Dagang
• Hutang lancar lainnya
• Hutang Pajak
• -Laba bersih
PERUBAHAN DALAM NERACA: PENDANAAN
• Hutang Wesel
• Bagian hutang lancar dari hutang jangka panjang
• Hutang jangka panjang
• Hutang non-lancar lainnya
• Saham biasa dan Agio Saham
• Dividen
• Pembelian saham kembali (treasury stock)
PERUBAHAN DALAM NERACA: INVESTASI
• Investasi pada surat-surat berharga,
• bangunan, pabrik, dan peralatan
• Harga perolehan Aset
• Aset lainnya
CONTOH PENYUSUNAN LAPORAN ALIRAN KAS
• Lihat tabel 11.3 – 11.6
• Perhatikan cara menyusun laporan aliran kas berdasarkan perubahan
di neraca
• Bagaimana membaca laporan aliran kas tersebut? Bagaimana kondisi
perusahaan tersebut?
LAPORAN KEUANGAN
PROFORMA
BAB 12
PENGANTAR BAB 12
•Bab sebelumnya menganalisis kondisi
keuangan perusahaan masa lalu dan masa
sekarang
•Analis ingin juga melihat kondisi keuangan
perusahaan di masa mendatang
•Bab ini membicarakan tehnik-tehnik
memproyeksikan kondisi keuangan
perusahaan di masa mendatang, melalui
laporan keuangan proforma
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PROFORMA
• Memerlukan asumsi-asumsi, misal: tingkat pertumbuhan penjualan,
perilaku biaya dari sejumlah pos rekening, tingkat investasi pada
modal kerja dan aktiva tetap
• Analis bisa merubah-rubah asumsi tersebut, untuk melihat
sensitivitas proyeksi keuangan terhadap perubahan asumsi tersebut
PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN
KEUANGAN PROFORMA
(1) Memproyeksikan penjualan untuk sejumlah periode pada
masa mendatang.
(2) Memproyeksikan biaya operasional (harga pokok
penjualan, biaya penjualan dan administrasi, biaya pajak di
luar bunga) dan kemudian menurunkan proyeksi
pendapatan operasional.
(3) Memproyeksikan total aset, hutang, dan modal saham
yang diperlukan untuk mendukung tingkat operasi yang
diproyeksikan pada (1) dan (2).
(4) Menentukan biaya pendanaan (financing cost) dari hutang
pada (3) dan kemudian menurunkan dari pendapatan
operasional untuk memperoleh laba bersih proyeksi.
(5) Menurunkan laporan aliran kas dari laporan keuangan
yang diproyeksikan (laporan rugi-laba dan neraca).
MEMPROYEKSIKAN LAPORAN LABA-RUGI
• Pertama: Memproyeksi penjualan, yang akan digunakan menurunkan
angka-angka di laporan keuangan proforma
• Bisa menggunakan rata-rata tingkat pertumbuhan masa lalu
• Perlu diperhatikan stabilitas, musiman, atau siklus dari penjualan, dan
penyesuaian yang diperlukan
MEMPROYEKSIKAN
BIAYA OPERASIONAL
• Tergantung asumsi perilaku biaya, apakah variabel atau tetap
• Jika variabel, bisa menggunakan common-size terhadap penjualan
• Jika biaya tetap tinggi, maka perubahan akan lebih melambat, tidak
sepenuhnya proporsional
• Bisa menggunakan tingkat pertumbuhan item individual
MEMPROYEKSIKAN NERACA
• Cara yang paling mudah adalah memproyeksikan sisi
kiri neraca (sisi aktiva) terlebih dulu, baru kemudian
menyusun komposisi yang diinginkan untuk sisi kanan
(pasiva atau pendanaan) neraca
• Ada dua pendekatan:
• Memproyeksi total aset lebih dulu, kemudian setiap
item dihitung dengan tehnik common-size
• Memproyeksi item aset secara individual, kemudian
dijumlahkan, dan memperoleh total aset
MEMPROYEKSIKAN NERACA
• Untuk memproyeksikan aset (baik total maupun individual), ada dua
cara yang bisa dilakukan, yaitu:
(1) Memproyeksi aset dengan menggunakan tingkat
pertumbuhan.
(2) Memproyeksi aset dengan menganggap perputaran
aktiva konstan (tetap) untuk masa mendatang.
RINGKASAN METODE PROYEKSI ASET
Memproyeksi
Total Aset
Memproyeksi
Aset Individual
Menggunakan
tingkat pertumbuhan
historis
x x
Menggunakan
Perputaran aset
untuk proyeksi aset
x x
MEMPROYEKSIKAN HUTANG DAN MODAL SAHAM
• Cara yang paling mudah untuk menyusun komposisi passiva adalah
dengan menggunakan common-size sisi kanan
• Asumsi: pola stabil
• Jika ada kejadian tertentu yang merubah pola, misal restrukturisasi,
pendekatang common-size barangkali tidak bisa dipakai untuk
memproyeksikan sisi kanan neraca untuk tahun-tahun mendatang
MEMPROYEKSIKAN BIAYA PENDANAAN
• Asumsi: struktur modal dan tingkat bunga tidak berubah
• Lihat contoh perhitungan proyeksi beban bunga di teks
MEMPROYEKSIKAN LAPORAN ALIRAN KAS
• Langkah terakhir adalah memproyeksikan aliran kas.
• Proyeksi aliran kas diturunkan dari proyeksi neraca dan proyeksi
laporan rugi-laba.
• Proyeksi dilakukan untuk tiga komponen: investasi, pendanaan, dan
operasi
RASIO KEUANGAN PROFORMA
• Setelah laporan keuangan proforma selesai, analis bisa menghitung
rasio-rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan proforma 
rasio keuangan proforma
• Proforma rasio keuangan sangat dipengaruhi oleh asumsi yang
digunakan
PREDIKSI
KEBANGKRUTAN
BAB 13
PENGANTAR BAB 13
• Bab ini dan dua bab berikutnya membicarakan topik
khusus di analisis keuangan
• Tiga topik tersebut adalah
• Prediksi Kebangkrutan
• Analisis Pemberian Pinjaman
• Informasi pasar dalam analisis keuangan
• Prediksi kebangkrutan bermanfaat, karena
manajemen bisa melakukan langkah-langkah
perbaikan sejak dini
PENGGUNA PREDIKSI KEBANGKRUTAN
• Pemberi Pinjaman
• Investor
• Pihak Pemerintah
• Akuntan
• Manajemen
MASALAH DALAM KEBANGKRUTAN
• Kesulitan keuangan sulit didefinisikan
Tidak dalam Dalam Kesulitan
Kesulitan Keuangan Keuangan
Tidak Bangkrut I II
Bangkrut III IV
• Perusahaan yang benar-benar bangkrut adalah dalam kuadran IV
KONTINUM KESULITAN KEUANGAN
• Kesulitan keuangan merupakan kontinum, dari yang ringan seperti
kesulitan likuiditas jangka pendek, sampai dengan yang paling berat,
seperti tidak solvabel
• Kesulitan keuangan jangka pendek bersifat sementara dan belum
begitu parah. Tetapi kesulitan semacam ini apabila tidak ditangani
bisa berkembang menjadi kesulitan yang berat, seperti tidak solvabel
ALTERNATIF PERBAIKAN
• Pemecahan secara informal, apabila
• masalah belum begitu parah
• masalah perusahaan hanya bersifat sementara, prospek masa depan masih
bagus
• Cara pemecahan informal:
• Perpanjangan (Ekstension)
• Komposisi (Composition)
ALTERNATIF PERBAIKAN
• Pemecahan secara formal, apabila
• masalah sudah parah, kreditur ingin mempunyai
jaminan keamanan
• Cara Pemecahan secara formal
• a. Apabila nilai perusahaan diteruskan > nilai
perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan Reorganisasi,
misal dengan merubah struktur modal menjadi
struktur modal yang layak
• b. Apabila nilai perusahaan diteruskan < nilai
perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan Likuidasi, yaitu
menjual aset-aset perusahaan
INDIKATOR KEBANGKRUTAN
• Internal
•Analisis aliran kas
•Analisis strategi perusahaan
•Laporan keuangan perusahaan
• Eksternal
•Lembaga perating
PREDIKSI KEBANGKRUTAN: ANALISIS UNIVARIATE
• Menggunakan rasio keuangan secara tunggal
(terpisah)
• Contoh: prediksi kebangkrutan perusahaan kereta
api di Amerika Serikat, menggunakan dua rasio
keuangan, yaitu
(1) Rasio Biaya Transportasi terhadap Pendapatan
Operasional (BT/PO).
(2) Rasio Times Interest Earned (TIE) yang merupakan
rasio EBIT (Earning Before Taxes)/Interest.
PREDIKSI KEBANGKRUTAN: ANALISIS
UNIVARIATE
• Rata-rata nilai rasio BT/PO untuk kedua grup
perusahaan adalah sebagai berikut:
Tidak bangkrut: 0,356
Bangkrut: 0,473
• Rata-rata rasio TIE untuk kedua kelompok tersebut
adalah:
Tidak bangkrut: 2,49
Bangkrut: - 0,26
• Kesimpulan??
BEBERAPA ISU
• Bagaiaman menentukan angka cut-off ?
• Berapa besar akurasi prediksi dengan rasio keuangan secara
univariate?
• Bagaimana jika terjadi inkonsistensi antar variabel yang digunakan?
• Untuk mengatasi masalah inkonsistensi, bisa digunakan model
multivariate
VARIABEL YANG BISA MEMPREDIKSI
KEBANGKRUTAN DENGAN KONSISTEN
• Tingkat return (rate of return). Perusahaan yang
bangkrut mempunyai tingkat return yang lebih
rendah.
• Penggunaan Hutang. Perusahaan yang bangkrut
menggunakan hutang yang lebih tinggi.
• Perlindungan terhadap biaya tetap (Fixed payment
coverage). Perusahaan yang bangkrut mempunyai
perlindungan terhadap biaya tetap yang lebih kecil.
• Fluktuasi return saham. Perusahaan yang bangkrut
mempunyai rata-rata return yang lebih rendah dan
mempunyai fluktuasi return saham yang lebih tinggi.
PREDIKSI KEBANGKRUTAN: ANALISIS
MULTIVARIATE
• Bisa mengatasi kemungkinan inkonsistensi variabel
individual
• Idealnya, pemilihan variabel (indikator) untuk prediksi
kebangkrutan, didasarkan pada teori ekonomi yang
bisa mendasari masalah kebangkrutan.
• Sayangnya tidak tersedia teori yang cukup
• Karena itu kita menggunakan penelitian terdahulu atau
mencari data-data yang relevan dalam pemilihan
variabel-variabel bebas.
BEBERAPA TEHNIK MULTIVARIATE
• Model probabilitas linear
• Model logit
• Model probit
• Model diskriminan
• Model diskriminan lebih dari dua kategori
MODEL DISKRIMINAN ALTMAN (1968)
• Zi = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0 X5
dimana
• X1 = (Aktiva lancar - Hutang lancar)/Total
Aktiva
• X2 = Laba Yang Ditahan/Total Aset
• X3 = Laba Sebelum Bunga dan Pajak/Total Aset
• X4 = Nilai Pasar saham biasa dan
preferen/Nilai Buku total hutang
• X5 = Penjualan/Total Aset
MODEL ALTMAN UNTUK PERUSAHAAN NON-
PUBLIK
• Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 +
0,420 X2 + 0,998 X5
dimana
 X1 = Rasio Modal kerja / Total aset
 X2 = Rasio Laba yang ditahan / Total aset
 X3 = Rasio Laba sebelum bunga dan pajak / Total aset
 X4 = Rasio Nilai buku saham preferen dan saham biasa/Nilai buku
total hutang
 X5 = Rasio Penjualan / Total aset
BEBERAPA ISU
• Teori-teori kebangkrutan relatif masih kurang dan hal ini membuat
penelitian empiris kurang mempunyai arah
• Penelitian memfokuskan pada pemilihan variabel dengan coba-coba,
misal mengumpulkan banyak variabel kemudian diuji satu-satu
• Isu sampel, apakah sudah cukup representatif
KEGAGALAN PER-INDUSTRI
Jenis Industri Kegagalan bisnis per 10.000
operasi bisnis
Industri
Furniture 211
Peralatan Transportasi 180
Tekstil 126
Makanan 93
Kertas 71
Retail
Pakaian anak dan bayi 227
Barang-barang sports 116
Pakaian Dewasa laki-laki 112
Makanan dan Minuman (Restoran) 65
Department Store 34
ANALISIS PEMBERIAN
PINJAMAN
BAB 14
PENGANTAR BAB 14
•Bab ini membicarakan topik khusus, yaitu
analisis pemberian pinjaman
• Bab ini akan menjelaskan beberapa aspek pada
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
pemberian pinjaman dan analisis informasi yang bisa
dipakai untuk membantu pengambilan keputusan
tersebut.
SUMBER INFORMASI
ANALISIS KREDIT
• Informasi dari nasabah itu sendiri,
• Informasi dari file di bank,
• Informasi dari pihak eksternal,
• Informasi dari pasar modal,
• Informasi dari asosiasi perdagangan,
• Laporan industri dan ekonomi secara umum.
TAHAPAN DALAM PROSES PINJAMAN
•Persetujuan Pinjaman
•Monitor Pinjaman
•Pelunasan Pinjaman
CONTOH KETENTUAN AFIRMATIF DALAM
PERJANJIAN PINJAMAN
• Menyediakan laporan keuangan tahunan yang diaudit
• Menyediakan laporan kuartalan
• Mempunyai sistem akuntansi yang sesuai dengan
GAAP (PAI)
• Memperbolehkan akses kecatatan perusahaan di file
bank
• Mempunyai asuransi
CONTOH KETENTUAN NEGATIF DALAM
PERJANJIAN PINJAMAN
• Modal Kerja dan Rasio lancar mininum
• Modal Saham minimum
• Batasan penggunaan hutang
• Pembatasan pada merger dan konsolidasi
• Pembatasan pada dividen
• Pembatasan penjualan saham dan hutang anak
perusahaan
• Pembatasan pada penjualan bagian penting suatu aset
RASIO KEUANGAN DIANGGAP PENTING
1. Hutang/ Modal Saham 8,71
2. Rasio Lancar 8,25
3. Aliran Kas/Proporsi Hutang Jangka
Panjang yang jatuh tempo tahun ini 8,08
4. Fixed charged Coverage 7,58
5. Profit margin bersih sesudah pajak 7,56
6. Bunga bersih yang diperoleh 7,50
7. Profit Margin bersih sebelum pajak 7,43
8. Degree of Financial Leverage 7,33
9. Perputaran Persediaan dalam hari 7,25
10. Perputaran Piutang Dagang (hari) 7,08
% RASIO KEUANGAN DIMASUKKAN DALAM
PERJANJIAN KREDIT
1. Hutang/ Modal Saham 95,5%
2. Rasio Lancar 90,0
3. Rasio pembayaran dividen 70,0
4. Aliran Kas/Proporsi Hutang Jangka
Panjang yang jatuh tempo tahun ini 60,3
5. Fixed charged Coverage 55,2
6. Times Interest Earned 52,6
7. Degree of Financial Leverage 44,7
REKOMENDASI ANALIS KREDIT
• Lancar. Risiko yang normal
• Diperhatikan secara khusus. Ada bukti-bukti kelemahan
pada kondisi keuangan nasabah atau skedul pembayaran
yang tidak realistis
• Dibawah Standar. Tren keuangan yang semakin jelek,
atau perkembangan manajerial, ekonomi, dan politik
yang membutuhkan penanganan yang cepat
• Meragukan. Pembayaran penuh hutang dipertanyakan.
Beberapa kerugian sangat mungkin terjadi. Bunga
pinjaman tidak diperoleh.
• Kerugian. Kredit dipertimbangkan tidak kembali.
MODEL KUANTITATIF
• Yi = -3,90 + 6,41DEi - 1,12 FCCi + 0,664 SDi
dimana
• DEi = (Hutang jangka panjang + hutang lancar)/Total Aset
• FCCi = Dana dari operasi/ (Biaya bunga + komitmen biaya sewa + rata-rata
hutang yang akan lunas dalam jangka waktu tiga tahun)
• SDi = Jumlah tahun yang berurutan perusahaan mengalami penurunan
penjualan
• Semakin tinggi Yi, semakin tinggi risiko kredit
BEBERAPA MASALAH DALAM PENGGUNAAN
MODEL KUANTITATIF
• Data antarindustri biasanya relatif heterogen. Analis
bisa membuat data ini menjadi lebih homogen
dengan membuat angka-angka relatif.
• Kalau sampel dipilih dari file perusahaan saat ini,
barangkali sampel tersebut tidak representatif
karena sampel tersebut hanya mewakili populasi
yang telah terseleksi oleh sistem yang ada saat ini di
perusahaan, bukan populasi secara keseluruhan.
• Pemilihan variabel juga menjadi masalah karena
saat ini masih sedikit teori yang dikembangkan
• Meskipun demikian teknik-teknik kuantitatif
semakin berkembang, semakin banyak digunakan,
terutama untuk analisis kredit konsumen.
BEBERAPA ALASAN PEMILIHAN VARIABEL
BEBAS UNTUK ANALISIS KEBANGKRUTAN
• Pengalaman perusahaan pada masa lalu.
• Penelitian-penelitian terdahulu.
• Metode pencarian model terbaik dengan
menggunakan teknik statistik, misal regresi atau
diskriminan step-wise.
ILUSTRASI: VARIABEL PREDIKSI RISIKO
KREDIT KONSUMEN (UNIVARIATE)
• Status Rumah
• Tabungan di Bank
• Tujuan kredit
• Persyaratan kredit (jumlah pembayaran bulanan)
ILUSTRASI: VARIABEL PREDIKSI RISIKO
KREDIT KONSUMEN (MULTIVARIATE)
• Status Rumah (Sewa, beli)
• Tabungan
• Tujuan kredit
• Jumlah keluarga yang ditanggung
• Jumlah pembayaran bulanan
• Umur peminjam
• Besarnya kredit
• Status perkawinan
INFORMASI PASAR DALAM
ANALISIS KEUANGAN
BAB 15
PENGANTAR BAB 15
• Analis bisa menggunakan informasi dari luar
perusahaan
• Informasi dari pasar keuangan cukup banyak, dan bisa
digunakan sebagai sumber informasi bagi analis
• Contoh informasi tersebut adalah rating perusahaan,
aktivitas di pasar saham, dan lainnya
• Bab 15 ini membicarakan isu-isu berkaitan dengan
informasi dari pasar keuangan
APAKAH PASAR MODAL BISA MEMPREDIKSI
RESESI?
Rating dari Moody’s Investors Service, Inc
• Aaa Kualitas paling tinggi. Pokok pinjaman terjamin dan pembayaran bunga
sangat terjamin kelancarannya.
• Aa Kualitas tinggi. Mempunyai risiko jangka panjang yang relatif lebih tinggi
dibandingkan Aaa.
• A Kualitas baik. Banyak investasi yang baik, tetapi ada indikasi bahwa risiko
akan naik dalam jangka panjang.
• Baa Kualitas menengah. Jaminan tidak terlalu baik, tetapi juga tidak terlalu
jelek. Kurang investasi yang sangat bagus, dan bisa dikatakan agak berbau
spekulatif.
• Ba Spekulatif. Perlindungan terhadap hutang pokok dan pembayaran
bunganya relatif tidak bagus.
• B Karakteristik investasi yang bagus relatif kurang. Perlindungan terhadap
pinjaman dan pembayaran bunga dalam jangka panjang relatif kecil.
• Caa Kualitas jelek. Barangkali bisa bangkrut. Perlindungan terhadap pinjaman
dan pembayaran bunga bisa dipertanyakan.
• Ca Sangat spekulatif. Emisi obligasi bisa default (tidak terbayar) dan
mempunyai banyak kelemahan atau kekurangan.
• C Rating paling rendah. Sangat kecil kemungkinan memperoleh investasi
yang baik.
Rating dari Standard & Poors’s Corp
• AAA Kualitas paling tinggi. Pinjaman Obligasi dan bunganya
terjamin baik.
• AA Kualitas tinggi. Mempunyai risiko yang lebih tinggi sedikit
dibandingkan dengan AAA.
• A Kualitas baik. Masih dipertanyakan apabila terjadi kondisi
buruk dalam jangka panjang.
• BBB Cukup. Kondisi yang jelek bisa mengancam pokok pinjaman
atau bunganya.
• BB Dipertanyakan. Menghadapi ketidakpastian yang tinggi atau
kondisi yang tidak bagus yang bisa mengancam pokok
pinjaman atau pembayaran bunganya.
• B Spekulatif. Kondisi buruk kemungkinan akan merusak
kemampuan membayar pokok pinjaman atau bunganya.
• CCC Risiko tinggi. Telah diidentifikasi sebagai rentan terhadap
kebangkrutan (tidak mampu membayar pinjaman atau bunganya).
• D Dalam proses kebangkrutan
RISIKO DAN RETURN
• Menghitung return
• { (Pt+1) – (Pt) + Div(t) / (Pt) } x 100%
• Bagaimana menghitung risiko?
• Definisi Risiko? Risiko adalah kemungkinan hasil yang kita peroleh
menyimpang dari yang diharapkan
• Ukuran statistik deviasi standar bisa digunakan untuk mengukur
penyimpangan
BERAPA RETURN YANG DIHARAPKAN
DAN DEVIASI STANDARNYA?
Tingkat keuntungan yang diharapkan
Ekonomi Prob A B C D
• Resesi Parah 0,05 8,0 12,0 (3,0) (2,0)
• Resesi Sedang 0,20 8,0 10,0 6,0 9,0
• Normal 0,50 8,0 9,0 11,0 12,0
• Baik 0,20 8,0 8,5 14,0 15,0
• Sangat Baik 0,05 8,0 8,0 19,0 26,0
RUMUS RETURN DAN RISIKO
• Return yang diharapkan:
E(R) = ∑ pi (Ri)
• Varians = 2 = ∑ (Ri - E(R))2 Pi
dimana
• Ri = Return yang terjadi
• E(R) = Return yang diharapkan/return rata-rata
• Pi = Probabilitas kejadian
INVESTASI MANA YANG DIPILIH?
Keterangan A B C D
• 1. Return yang 8,0% 9,2% 10,3% 12,0%
Diharapkan
• 2. Varians 0,00 0,71 19,31 23,20
• 3. Standar Deviasi 0,00 0,84 4,39 4,82
• 4. Koefisien Variasi 0,00 0,09 0,43 0,40
RETURN DAN RISIKO INVESTASI DI AS
Portofolio Rata-Rata Rata-Rata Std. Deviasi
Return Nominal Return Riil
Saham biasa 12,0 8,8 21,1
Obligasi Perusahaan 5,1 2,1 8,3
Obligasi Pemerintah 4,4 1,4 8,2
Treasury Bill 3,5 0,4 3,4
MENGHITUNG RETURN YANG DIHARAPKAN
DAN RISIKO DENGAN DATA HISTORIS
∑ Rt
• 1. Return rata-rata historis = -----------------
N
∑ (Rt - E(Rt))2
• 2. Varians = 2 = -----------------------
N - 1
• 3. Deviasi Standar = (2 )1/2
RISIKO DAN RETURN DALAM KONTEKS
PORTOFOLIO
• Expected Return Portofolio (Rp):
• Rp = w1 R1 + w2 R2 + ... ... + wN RN
dimana
• Rp = Return portofolio
• w1, w2, .. wn = bobot untuk masing-masing investasi
• R1, R2, .. RN = Return untuk tiap-tiap alternatif investasi
RISIKO DAN RETURN DALAM KONTEKS
PORTOFOLIO
• Risiko portofolio untuk tiga aset:
• 2p = w12 12 + w12 12 + 2 w1 w2 12
• Untuk N aset
• 2p = ∑ wi2 i2 + ∑ wi wj ij dimana i≠j
• Komponen penting dalam risiko portofolio adalah kovarians return
saham. Kovarians tersebut bisa menurunkan risiko (dengan return
yang tertentu), dan mengoptimalkan portofolio
EFEK DIVERSIFIKASI
Jumlah Saham Varians Portofolio
1 46,619
2 26,839
4 16,948
6 13,651
8 12,003
10 11,014
200 7,255
300 7,190
900 7,102
Tidak Terbatas 7,058
Return dan Varians Beberapa Saham di BEJ (data
mingguan 1992-1993)
Saham Return (Rata2) Varians
1. Dh. Inti 1.80686 1.003400
2. HM Sampurna 1.75713 0.337068
3. Unggul I.C. 1.752851 1.811572
4. BII 1.69964 0.370882
5. Lippo Bank 1.224108 0.252219
6. Tjiwi 1.128559 1.296871
7. Bank Duta 1.033418 0.398465
8. CPI 0.914258 0.065574
9. BDNI 0.769435 0.575390
MODEL INDEKS TUNGGAL
• Model indeks tunggal merupakan penyederhanaan
dari model Markowitz
• Model tsb didasarkan pada pemikiran bahwa return
saham dipengaruhi oleh common factor, seperti
return indeks saham
• Dari pemikiran tersebut, dikembangkan rumus return
yang diharapkan dan risiko, dengan menggunakan
model indeks tunggal
MODEL INDEKS TUNGGAL
• Tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko untuk aset individual:
• E(Ri) = αi+ bi E(Rm)
• σi2 = βi2 σm2 + σei2
• Tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko untuk portofolio:
• E(Rp) = αp+ bp E(Rm)
• σp2 = βp2 σm2 + σep2
MODEL INDEKS TUNGGAL
• Dimana αp, bp, dan σep2 dihitung sbb:
• αp = ∑ wi αi
i
• bp = ∑ wi bi
i
• σep = ∑ wi2 ei2
i
CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM)
• CAPM adalah model keseimbangan return dan risiko,
sbb
• E(Ri)= Rf + bi (E(Rm) - Rf )
dimana
• E(Ri) = Tingkat keuntungan yang diharapkan
• Rf = Return investasi bebas risiko
• bi = Beta saham i (indikator risiko
sistematis)
• E(Rm) =Return pasar yang diharapkan
CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM)
• Dalam kondisi keseimbangan, semua aset akan terletak
pada garis CAPM (atau garis Security Market Line)
• Semua aset mempunyai return yang sesuai dengan
risiko sistematis
• Jika ada aset yang tidak berada pada garis SML
tersebut, ada insentif membeli/menjual aset tersebut,
sedemikian rupa sehingga aset tersebut akan terletak di
garis SML  karena itu dinamakan sebagai model
keseimbangan
MENGHITUNG BETA
(RISIKO SISTEMATIS)
• (bi ) = σ(Ri,Rm) / σ2Rm
• Beta = kovarians return aset i dengan return pasar / varians return
pasar
• bi > 1, saham agresif
• bi < 1, saham defensif
• Beta saham juga bisa dihitung langsung dengan model regresi model
pasar (market model), dimana koefisien regresi menjadi beta saham
tsb
Sampel Beta Saham-Saham di BEJ
Dh.Inti 1.554436
B. Duta 1.425875
BDNI 1.398050
Lippo B 0.968810
S. Gres. 0.950444
Japfa 0.920224
INCO 0.802754
Rig Tender 0.775130
EFISIENSI PASAR
• Pasar disebut efisien jika harga mencerminkan semua informasi yang
relevan
• Kenapa terjadi pasar yang efisien?
• Investor rasional, selalu memproses informasi, selalu mencari
keuntungan
• Banyak analis yang pandai dan agresif  menjamin informasi akan
selalu mengalir ke pasar keuangan
KATEGORI EFISIENSI PASAR
• Efisiensi bentuk lemah: harga saham mencerminkan informasi masa
lampau.
• Efisiensi bentuk setengah kuat: harga saham mencerminkan semua
informasi yang dipublikasikan.
• Efisiensi bentuk kuat: harga saham mencerminkan semua informasi
yang dipublikasikan dan informasi yang private (tidak dipublikasikan).
IMPLIKASI PASAR YANG EFISIEN
• Jika pasar efisien dalam bentuk lemah strategi investasi
dengan menggunakan informasi harga masa lalu seperti
analisis teknikal tidak akan menghasilkan keuntungan
abnormal secara konsisten,
• Jika pasar efisien dalam bentuk setengah kuat, strategi
investasi dengan menggunakan informasi yang
dipublikasikan seperti analisis fundamental tidak akan
menghasilkan keuntungan abnormal secara konsisten,
• Jika pasar efisien dalam bentuk kuat, strategi investasi
dengan menggunakan informasi yang sifatnya publik dan
private tidak akan menghasilkan keuntungan abnormal
secara konsisten.
APAKAH PASAR SUDAH EFISIEN?
• Pengujian empiris nampaknya menunjukkan pasar sudah efisien
dalam bentuk lemah dan setengah kuat, dan belum efisien pada
bentuk kuat
• Beberapa anomali pasar yang ada bertentangan dengan pasar yang
efisien
• Teori dan bukti empiris dinamis, sehingga kesimpulan saat ini bisa
berubah di masa mendatang

More Related Content

What's hot

KERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASBKERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
mas ijup
 
Analisis leverage
Analisis leverageAnalisis leverage
Analisis leverage
Sere Wax's
 
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
Audria
 
Kode Etik Profesi Akuntan Publik ppt
Kode Etik Profesi Akuntan Publik pptKode Etik Profesi Akuntan Publik ppt
Kode Etik Profesi Akuntan Publik ppt
Fuad Rahardi
 
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
Ratih Anjilni
 
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Herna Ferari
 
Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24
Lia Ivvana
 
Penentuan harga transfer
Penentuan harga transferPenentuan harga transfer
Penentuan harga transfer
vitalfrans
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Dian Rahmah
 

What's hot (20)

ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAANANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
 
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASBKERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
 
Analisis leverage
Analisis leverageAnalisis leverage
Analisis leverage
 
Perusahaan investasi
Perusahaan investasi Perusahaan investasi
Perusahaan investasi
 
Subsequent events
Subsequent eventsSubsequent events
Subsequent events
 
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
 
Kode Etik Profesi Akuntan Publik ppt
Kode Etik Profesi Akuntan Publik pptKode Etik Profesi Akuntan Publik ppt
Kode Etik Profesi Akuntan Publik ppt
 
Sekuritas di lutif dan laba per saham
Sekuritas di lutif dan laba per sahamSekuritas di lutif dan laba per saham
Sekuritas di lutif dan laba per saham
 
Modal Kerja (Working Capital)
Modal Kerja (Working Capital)Modal Kerja (Working Capital)
Modal Kerja (Working Capital)
 
Investasi-bagian 2
Investasi-bagian 2Investasi-bagian 2
Investasi-bagian 2
 
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
 
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
4 analisis aktivitas pendanaan
4 analisis aktivitas pendanaan4 analisis aktivitas pendanaan
4 analisis aktivitas pendanaan
 
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit
 
Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24
 
Penentuan harga transfer
Penentuan harga transferPenentuan harga transfer
Penentuan harga transfer
 
Analisis saham
Analisis sahamAnalisis saham
Analisis saham
 
Model Indeks Tunggal
Model Indeks TunggalModel Indeks Tunggal
Model Indeks Tunggal
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
 

Similar to Keuangan Wirausaha 3#3

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN.ppt
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN.pptANALISIS LAPORAN KEUANGAN.ppt
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN.ppt
ColsGaming
 
Bab ii. analisa perbandingan lap.keu
Bab ii. analisa perbandingan lap.keuBab ii. analisa perbandingan lap.keu
Bab ii. analisa perbandingan lap.keu
kridoeko
 
Pengantar analisis laporan keuangan
Pengantar analisis laporan keuanganPengantar analisis laporan keuangan
Pengantar analisis laporan keuangan
rizky nurul chasanah
 
Pengantar Analisis Laporan Keuangan
Pengantar Analisis Laporan KeuanganPengantar Analisis Laporan Keuangan
Pengantar Analisis Laporan Keuangan
rizky nurul chasanah
 
adoc.pub_manajemen-keuangan-3-sks (1).pdf
adoc.pub_manajemen-keuangan-3-sks (1).pdfadoc.pub_manajemen-keuangan-3-sks (1).pdf
adoc.pub_manajemen-keuangan-3-sks (1).pdf
RizmawanRizki
 
Laporan keuangan syariah dan konvesional
Laporan keuangan syariah dan konvesionalLaporan keuangan syariah dan konvesional
Laporan keuangan syariah dan konvesional
Arif Arif
 

Similar to Keuangan Wirausaha 3#3 (20)

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN.ppt
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN.pptANALISIS LAPORAN KEUANGAN.ppt
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN.ppt
 
Keuangan Wirausaha 1#3
Keuangan Wirausaha 1#3Keuangan Wirausaha 1#3
Keuangan Wirausaha 1#3
 
Bab12
Bab12Bab12
Bab12
 
Bab ii. analisa perbandingan lap.keu
Bab ii. analisa perbandingan lap.keuBab ii. analisa perbandingan lap.keu
Bab ii. analisa perbandingan lap.keu
 
Analisis laporan keuangan (1)
Analisis laporan keuangan (1)Analisis laporan keuangan (1)
Analisis laporan keuangan (1)
 
Financial Statement Analysis _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"
Financial Statement Analysis  _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"Financial Statement Analysis  _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"
Financial Statement Analysis _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"
 
Pengantar analisis laporan keuangan
Pengantar analisis laporan keuanganPengantar analisis laporan keuangan
Pengantar analisis laporan keuangan
 
Pengantar Analisis Laporan Keuangan
Pengantar Analisis Laporan KeuanganPengantar Analisis Laporan Keuangan
Pengantar Analisis Laporan Keuangan
 
DEVINISI AKUNTANSI
DEVINISI AKUNTANSIDEVINISI AKUNTANSI
DEVINISI AKUNTANSI
 
adoc.pub_manajemen-keuangan-3-sks (1).pdf
adoc.pub_manajemen-keuangan-3-sks (1).pdfadoc.pub_manajemen-keuangan-3-sks (1).pdf
adoc.pub_manajemen-keuangan-3-sks (1).pdf
 
Penilaian Bisnis berdasarkan Laporan Keuangan _ Materi Training "Business A...
Penilaian Bisnis berdasarkan Laporan Keuangan  _ Materi Training  "Business A...Penilaian Bisnis berdasarkan Laporan Keuangan  _ Materi Training  "Business A...
Penilaian Bisnis berdasarkan Laporan Keuangan _ Materi Training "Business A...
 
Bab+5+Treasury_ANALISIS+KINERJA+KEUANGAN.pdf
Bab+5+Treasury_ANALISIS+KINERJA+KEUANGAN.pdfBab+5+Treasury_ANALISIS+KINERJA+KEUANGAN.pdf
Bab+5+Treasury_ANALISIS+KINERJA+KEUANGAN.pdf
 
ANALISA LAPORAN KEUANGAN BAGI KOPERASI.pptx
ANALISA LAPORAN KEUANGAN BAGI KOPERASI.pptxANALISA LAPORAN KEUANGAN BAGI KOPERASI.pptx
ANALISA LAPORAN KEUANGAN BAGI KOPERASI.pptx
 
Laporan keuangan syariah dan konvesional
Laporan keuangan syariah dan konvesionalLaporan keuangan syariah dan konvesional
Laporan keuangan syariah dan konvesional
 
Yellow White Illustration Simple Brainstorm Presentation.pptx
Yellow White Illustration Simple Brainstorm Presentation.pptxYellow White Illustration Simple Brainstorm Presentation.pptx
Yellow White Illustration Simple Brainstorm Presentation.pptx
 
Bentuk laporan keuangan
Bentuk laporan keuanganBentuk laporan keuangan
Bentuk laporan keuangan
 
Laporan Keuangan & Analisa Laporan Keuangan_ Training "FINANCE For NON FINANCE".
Laporan Keuangan & Analisa Laporan Keuangan_ Training "FINANCE For NON FINANCE".Laporan Keuangan & Analisa Laporan Keuangan_ Training "FINANCE For NON FINANCE".
Laporan Keuangan & Analisa Laporan Keuangan_ Training "FINANCE For NON FINANCE".
 
Alk analisis pembanding lk
Alk analisis pembanding lkAlk analisis pembanding lk
Alk analisis pembanding lk
 
Alk analisis pembanding lk
Alk analisis pembanding lkAlk analisis pembanding lk
Alk analisis pembanding lk
 
Assalamualaikum wr
Assalamualaikum wrAssalamualaikum wr
Assalamualaikum wr
 

More from Judianto Nugroho

More from Judianto Nugroho (20)

Chap14 en-id
Chap14 en-idChap14 en-id
Chap14 en-id
 
Chap19 en-id
Chap19 en-idChap19 en-id
Chap19 en-id
 
Chap18 en-id
Chap18 en-idChap18 en-id
Chap18 en-id
 
Chap16 en-id
Chap16 en-idChap16 en-id
Chap16 en-id
 
Chap15 en-id
Chap15 en-idChap15 en-id
Chap15 en-id
 
Chap17 en-id
Chap17 en-idChap17 en-id
Chap17 en-id
 
Chap13 en-id
Chap13 en-idChap13 en-id
Chap13 en-id
 
Chap12 en-id
Chap12 en-idChap12 en-id
Chap12 en-id
 
Chap11 en-id
Chap11 en-idChap11 en-id
Chap11 en-id
 
Chap10 en-id
Chap10 en-idChap10 en-id
Chap10 en-id
 
Chap09 en-id
Chap09 en-idChap09 en-id
Chap09 en-id
 
Chap08 en-id
Chap08 en-idChap08 en-id
Chap08 en-id
 
Chap05 en-id
Chap05 en-idChap05 en-id
Chap05 en-id
 
Chap07 en-id
Chap07 en-idChap07 en-id
Chap07 en-id
 
Chap06 en-id
Chap06 en-idChap06 en-id
Chap06 en-id
 
Chap04 en-id
Chap04 en-idChap04 en-id
Chap04 en-id
 
Chap03 en-id
Chap03 en-idChap03 en-id
Chap03 en-id
 
Chap02 en-id
Chap02 en-idChap02 en-id
Chap02 en-id
 
Chap01 en-id
Chap01 en-idChap01 en-id
Chap01 en-id
 
Spss session 1 and 2
Spss session 1 and 2Spss session 1 and 2
Spss session 1 and 2
 

Recently uploaded

SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPASSK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
susilowati82
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
AvivThea
 

Recently uploaded (20)

Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
 
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPASSK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
 
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakPWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
 

Keuangan Wirausaha 3#3

  • 2. PENGANTAR BAB 11 • Bab ini khusus membicarakan bentuk laporan keuangan yang ketiga yaitu laporan aliran kas • Laporan aliran kas disusun (atau diturunkan) terutama dari neraca perusahaan • Tujuan utama dari analisis laporan kas adalah untuk menaksir kemampuan perusahaan menghasilkan kas • Analisis aliran kas bisa melengkapi analisis rasio, misal pada situasi perusahaan sedang tumbuh
  • 3. ALIRAN KAS DAN HUBUNGANNYA DENGAN SIKLUS KEHIDUPAN PRODUK • Selama tahap perkenalan dan pertumbuhan, aliran kas dari operasi biasanya negatif. • Pada tahap pertumbuhan, aliran kas bersih (net) bisa negatif atau positif tergantung tingkat pertumbuhan dan besarnya investasi. • Pada tahap kedewasaan, kas (net) biasanya positif. • Pada tahap penurunan, kas (net) biasanya negatif.
  • 4.
  • 5. PERHITUNGAN ALIRAN KAS • Tambahan kas = ( tambahan hutang + tambahan modal saham ) – tambahan aktiva non-kas • Persamaan tersebut menunjukkan, perubahan kas sama dengan perubahan komponen-komponen lain dalam neraca
  • 6. PENYUSUNAN LAPORAN ALIRAN KAS MELALUI NERACA • Penyebab-penyebab perubahan kas dikelompokkan ke dalam tiga macam kelompok: (1) Investasi (2) Pendanaan, dan (3) Operasi. • Tugas analis adalah mengelompokkan perubahan-perubahan di neraca ke dalam tiga kelompok tersebut
  • 7. PERUBAHAN DALAM NERACA: OPERASI • Kenaikan atau Penurunan Piutang Dagang • Kenaikan atau Penurunan Persediaan • Kenaikan atau Penurunan Aktiva lancar lainnya • Akumulasi Depresiasi • Hutang Dagang • Hutang lancar lainnya • Hutang Pajak • -Laba bersih
  • 8. PERUBAHAN DALAM NERACA: PENDANAAN • Hutang Wesel • Bagian hutang lancar dari hutang jangka panjang • Hutang jangka panjang • Hutang non-lancar lainnya • Saham biasa dan Agio Saham • Dividen • Pembelian saham kembali (treasury stock)
  • 9. PERUBAHAN DALAM NERACA: INVESTASI • Investasi pada surat-surat berharga, • bangunan, pabrik, dan peralatan • Harga perolehan Aset • Aset lainnya
  • 10. CONTOH PENYUSUNAN LAPORAN ALIRAN KAS • Lihat tabel 11.3 – 11.6 • Perhatikan cara menyusun laporan aliran kas berdasarkan perubahan di neraca • Bagaimana membaca laporan aliran kas tersebut? Bagaimana kondisi perusahaan tersebut?
  • 12. PENGANTAR BAB 12 •Bab sebelumnya menganalisis kondisi keuangan perusahaan masa lalu dan masa sekarang •Analis ingin juga melihat kondisi keuangan perusahaan di masa mendatang •Bab ini membicarakan tehnik-tehnik memproyeksikan kondisi keuangan perusahaan di masa mendatang, melalui laporan keuangan proforma
  • 13. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PROFORMA • Memerlukan asumsi-asumsi, misal: tingkat pertumbuhan penjualan, perilaku biaya dari sejumlah pos rekening, tingkat investasi pada modal kerja dan aktiva tetap • Analis bisa merubah-rubah asumsi tersebut, untuk melihat sensitivitas proyeksi keuangan terhadap perubahan asumsi tersebut
  • 14. PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PROFORMA (1) Memproyeksikan penjualan untuk sejumlah periode pada masa mendatang. (2) Memproyeksikan biaya operasional (harga pokok penjualan, biaya penjualan dan administrasi, biaya pajak di luar bunga) dan kemudian menurunkan proyeksi pendapatan operasional. (3) Memproyeksikan total aset, hutang, dan modal saham yang diperlukan untuk mendukung tingkat operasi yang diproyeksikan pada (1) dan (2). (4) Menentukan biaya pendanaan (financing cost) dari hutang pada (3) dan kemudian menurunkan dari pendapatan operasional untuk memperoleh laba bersih proyeksi. (5) Menurunkan laporan aliran kas dari laporan keuangan yang diproyeksikan (laporan rugi-laba dan neraca).
  • 15. MEMPROYEKSIKAN LAPORAN LABA-RUGI • Pertama: Memproyeksi penjualan, yang akan digunakan menurunkan angka-angka di laporan keuangan proforma • Bisa menggunakan rata-rata tingkat pertumbuhan masa lalu • Perlu diperhatikan stabilitas, musiman, atau siklus dari penjualan, dan penyesuaian yang diperlukan
  • 16. MEMPROYEKSIKAN BIAYA OPERASIONAL • Tergantung asumsi perilaku biaya, apakah variabel atau tetap • Jika variabel, bisa menggunakan common-size terhadap penjualan • Jika biaya tetap tinggi, maka perubahan akan lebih melambat, tidak sepenuhnya proporsional • Bisa menggunakan tingkat pertumbuhan item individual
  • 17. MEMPROYEKSIKAN NERACA • Cara yang paling mudah adalah memproyeksikan sisi kiri neraca (sisi aktiva) terlebih dulu, baru kemudian menyusun komposisi yang diinginkan untuk sisi kanan (pasiva atau pendanaan) neraca • Ada dua pendekatan: • Memproyeksi total aset lebih dulu, kemudian setiap item dihitung dengan tehnik common-size • Memproyeksi item aset secara individual, kemudian dijumlahkan, dan memperoleh total aset
  • 18. MEMPROYEKSIKAN NERACA • Untuk memproyeksikan aset (baik total maupun individual), ada dua cara yang bisa dilakukan, yaitu: (1) Memproyeksi aset dengan menggunakan tingkat pertumbuhan. (2) Memproyeksi aset dengan menganggap perputaran aktiva konstan (tetap) untuk masa mendatang.
  • 19. RINGKASAN METODE PROYEKSI ASET Memproyeksi Total Aset Memproyeksi Aset Individual Menggunakan tingkat pertumbuhan historis x x Menggunakan Perputaran aset untuk proyeksi aset x x
  • 20. MEMPROYEKSIKAN HUTANG DAN MODAL SAHAM • Cara yang paling mudah untuk menyusun komposisi passiva adalah dengan menggunakan common-size sisi kanan • Asumsi: pola stabil • Jika ada kejadian tertentu yang merubah pola, misal restrukturisasi, pendekatang common-size barangkali tidak bisa dipakai untuk memproyeksikan sisi kanan neraca untuk tahun-tahun mendatang
  • 21. MEMPROYEKSIKAN BIAYA PENDANAAN • Asumsi: struktur modal dan tingkat bunga tidak berubah • Lihat contoh perhitungan proyeksi beban bunga di teks
  • 22. MEMPROYEKSIKAN LAPORAN ALIRAN KAS • Langkah terakhir adalah memproyeksikan aliran kas. • Proyeksi aliran kas diturunkan dari proyeksi neraca dan proyeksi laporan rugi-laba. • Proyeksi dilakukan untuk tiga komponen: investasi, pendanaan, dan operasi
  • 23. RASIO KEUANGAN PROFORMA • Setelah laporan keuangan proforma selesai, analis bisa menghitung rasio-rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan proforma  rasio keuangan proforma • Proforma rasio keuangan sangat dipengaruhi oleh asumsi yang digunakan
  • 25. PENGANTAR BAB 13 • Bab ini dan dua bab berikutnya membicarakan topik khusus di analisis keuangan • Tiga topik tersebut adalah • Prediksi Kebangkrutan • Analisis Pemberian Pinjaman • Informasi pasar dalam analisis keuangan • Prediksi kebangkrutan bermanfaat, karena manajemen bisa melakukan langkah-langkah perbaikan sejak dini
  • 26. PENGGUNA PREDIKSI KEBANGKRUTAN • Pemberi Pinjaman • Investor • Pihak Pemerintah • Akuntan • Manajemen
  • 27. MASALAH DALAM KEBANGKRUTAN • Kesulitan keuangan sulit didefinisikan Tidak dalam Dalam Kesulitan Kesulitan Keuangan Keuangan Tidak Bangkrut I II Bangkrut III IV • Perusahaan yang benar-benar bangkrut adalah dalam kuadran IV
  • 28. KONTINUM KESULITAN KEUANGAN • Kesulitan keuangan merupakan kontinum, dari yang ringan seperti kesulitan likuiditas jangka pendek, sampai dengan yang paling berat, seperti tidak solvabel • Kesulitan keuangan jangka pendek bersifat sementara dan belum begitu parah. Tetapi kesulitan semacam ini apabila tidak ditangani bisa berkembang menjadi kesulitan yang berat, seperti tidak solvabel
  • 29. ALTERNATIF PERBAIKAN • Pemecahan secara informal, apabila • masalah belum begitu parah • masalah perusahaan hanya bersifat sementara, prospek masa depan masih bagus • Cara pemecahan informal: • Perpanjangan (Ekstension) • Komposisi (Composition)
  • 30. ALTERNATIF PERBAIKAN • Pemecahan secara formal, apabila • masalah sudah parah, kreditur ingin mempunyai jaminan keamanan • Cara Pemecahan secara formal • a. Apabila nilai perusahaan diteruskan > nilai perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan Reorganisasi, misal dengan merubah struktur modal menjadi struktur modal yang layak • b. Apabila nilai perusahaan diteruskan < nilai perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan Likuidasi, yaitu menjual aset-aset perusahaan
  • 31. INDIKATOR KEBANGKRUTAN • Internal •Analisis aliran kas •Analisis strategi perusahaan •Laporan keuangan perusahaan • Eksternal •Lembaga perating
  • 32. PREDIKSI KEBANGKRUTAN: ANALISIS UNIVARIATE • Menggunakan rasio keuangan secara tunggal (terpisah) • Contoh: prediksi kebangkrutan perusahaan kereta api di Amerika Serikat, menggunakan dua rasio keuangan, yaitu (1) Rasio Biaya Transportasi terhadap Pendapatan Operasional (BT/PO). (2) Rasio Times Interest Earned (TIE) yang merupakan rasio EBIT (Earning Before Taxes)/Interest.
  • 33. PREDIKSI KEBANGKRUTAN: ANALISIS UNIVARIATE • Rata-rata nilai rasio BT/PO untuk kedua grup perusahaan adalah sebagai berikut: Tidak bangkrut: 0,356 Bangkrut: 0,473 • Rata-rata rasio TIE untuk kedua kelompok tersebut adalah: Tidak bangkrut: 2,49 Bangkrut: - 0,26 • Kesimpulan??
  • 34. BEBERAPA ISU • Bagaiaman menentukan angka cut-off ? • Berapa besar akurasi prediksi dengan rasio keuangan secara univariate? • Bagaimana jika terjadi inkonsistensi antar variabel yang digunakan? • Untuk mengatasi masalah inkonsistensi, bisa digunakan model multivariate
  • 35. VARIABEL YANG BISA MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN KONSISTEN • Tingkat return (rate of return). Perusahaan yang bangkrut mempunyai tingkat return yang lebih rendah. • Penggunaan Hutang. Perusahaan yang bangkrut menggunakan hutang yang lebih tinggi. • Perlindungan terhadap biaya tetap (Fixed payment coverage). Perusahaan yang bangkrut mempunyai perlindungan terhadap biaya tetap yang lebih kecil. • Fluktuasi return saham. Perusahaan yang bangkrut mempunyai rata-rata return yang lebih rendah dan mempunyai fluktuasi return saham yang lebih tinggi.
  • 36. PREDIKSI KEBANGKRUTAN: ANALISIS MULTIVARIATE • Bisa mengatasi kemungkinan inkonsistensi variabel individual • Idealnya, pemilihan variabel (indikator) untuk prediksi kebangkrutan, didasarkan pada teori ekonomi yang bisa mendasari masalah kebangkrutan. • Sayangnya tidak tersedia teori yang cukup • Karena itu kita menggunakan penelitian terdahulu atau mencari data-data yang relevan dalam pemilihan variabel-variabel bebas.
  • 37. BEBERAPA TEHNIK MULTIVARIATE • Model probabilitas linear • Model logit • Model probit • Model diskriminan • Model diskriminan lebih dari dua kategori
  • 38. MODEL DISKRIMINAN ALTMAN (1968) • Zi = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0 X5 dimana • X1 = (Aktiva lancar - Hutang lancar)/Total Aktiva • X2 = Laba Yang Ditahan/Total Aset • X3 = Laba Sebelum Bunga dan Pajak/Total Aset • X4 = Nilai Pasar saham biasa dan preferen/Nilai Buku total hutang • X5 = Penjualan/Total Aset
  • 39. MODEL ALTMAN UNTUK PERUSAHAAN NON- PUBLIK • Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,420 X2 + 0,998 X5 dimana  X1 = Rasio Modal kerja / Total aset  X2 = Rasio Laba yang ditahan / Total aset  X3 = Rasio Laba sebelum bunga dan pajak / Total aset  X4 = Rasio Nilai buku saham preferen dan saham biasa/Nilai buku total hutang  X5 = Rasio Penjualan / Total aset
  • 40. BEBERAPA ISU • Teori-teori kebangkrutan relatif masih kurang dan hal ini membuat penelitian empiris kurang mempunyai arah • Penelitian memfokuskan pada pemilihan variabel dengan coba-coba, misal mengumpulkan banyak variabel kemudian diuji satu-satu • Isu sampel, apakah sudah cukup representatif
  • 41. KEGAGALAN PER-INDUSTRI Jenis Industri Kegagalan bisnis per 10.000 operasi bisnis Industri Furniture 211 Peralatan Transportasi 180 Tekstil 126 Makanan 93 Kertas 71 Retail Pakaian anak dan bayi 227 Barang-barang sports 116 Pakaian Dewasa laki-laki 112 Makanan dan Minuman (Restoran) 65 Department Store 34
  • 43. PENGANTAR BAB 14 •Bab ini membicarakan topik khusus, yaitu analisis pemberian pinjaman • Bab ini akan menjelaskan beberapa aspek pada pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pemberian pinjaman dan analisis informasi yang bisa dipakai untuk membantu pengambilan keputusan tersebut.
  • 44. SUMBER INFORMASI ANALISIS KREDIT • Informasi dari nasabah itu sendiri, • Informasi dari file di bank, • Informasi dari pihak eksternal, • Informasi dari pasar modal, • Informasi dari asosiasi perdagangan, • Laporan industri dan ekonomi secara umum.
  • 45. TAHAPAN DALAM PROSES PINJAMAN •Persetujuan Pinjaman •Monitor Pinjaman •Pelunasan Pinjaman
  • 46. CONTOH KETENTUAN AFIRMATIF DALAM PERJANJIAN PINJAMAN • Menyediakan laporan keuangan tahunan yang diaudit • Menyediakan laporan kuartalan • Mempunyai sistem akuntansi yang sesuai dengan GAAP (PAI) • Memperbolehkan akses kecatatan perusahaan di file bank • Mempunyai asuransi
  • 47. CONTOH KETENTUAN NEGATIF DALAM PERJANJIAN PINJAMAN • Modal Kerja dan Rasio lancar mininum • Modal Saham minimum • Batasan penggunaan hutang • Pembatasan pada merger dan konsolidasi • Pembatasan pada dividen • Pembatasan penjualan saham dan hutang anak perusahaan • Pembatasan pada penjualan bagian penting suatu aset
  • 48. RASIO KEUANGAN DIANGGAP PENTING 1. Hutang/ Modal Saham 8,71 2. Rasio Lancar 8,25 3. Aliran Kas/Proporsi Hutang Jangka Panjang yang jatuh tempo tahun ini 8,08 4. Fixed charged Coverage 7,58 5. Profit margin bersih sesudah pajak 7,56 6. Bunga bersih yang diperoleh 7,50 7. Profit Margin bersih sebelum pajak 7,43 8. Degree of Financial Leverage 7,33 9. Perputaran Persediaan dalam hari 7,25 10. Perputaran Piutang Dagang (hari) 7,08
  • 49. % RASIO KEUANGAN DIMASUKKAN DALAM PERJANJIAN KREDIT 1. Hutang/ Modal Saham 95,5% 2. Rasio Lancar 90,0 3. Rasio pembayaran dividen 70,0 4. Aliran Kas/Proporsi Hutang Jangka Panjang yang jatuh tempo tahun ini 60,3 5. Fixed charged Coverage 55,2 6. Times Interest Earned 52,6 7. Degree of Financial Leverage 44,7
  • 50. REKOMENDASI ANALIS KREDIT • Lancar. Risiko yang normal • Diperhatikan secara khusus. Ada bukti-bukti kelemahan pada kondisi keuangan nasabah atau skedul pembayaran yang tidak realistis • Dibawah Standar. Tren keuangan yang semakin jelek, atau perkembangan manajerial, ekonomi, dan politik yang membutuhkan penanganan yang cepat • Meragukan. Pembayaran penuh hutang dipertanyakan. Beberapa kerugian sangat mungkin terjadi. Bunga pinjaman tidak diperoleh. • Kerugian. Kredit dipertimbangkan tidak kembali.
  • 51. MODEL KUANTITATIF • Yi = -3,90 + 6,41DEi - 1,12 FCCi + 0,664 SDi dimana • DEi = (Hutang jangka panjang + hutang lancar)/Total Aset • FCCi = Dana dari operasi/ (Biaya bunga + komitmen biaya sewa + rata-rata hutang yang akan lunas dalam jangka waktu tiga tahun) • SDi = Jumlah tahun yang berurutan perusahaan mengalami penurunan penjualan • Semakin tinggi Yi, semakin tinggi risiko kredit
  • 52. BEBERAPA MASALAH DALAM PENGGUNAAN MODEL KUANTITATIF • Data antarindustri biasanya relatif heterogen. Analis bisa membuat data ini menjadi lebih homogen dengan membuat angka-angka relatif. • Kalau sampel dipilih dari file perusahaan saat ini, barangkali sampel tersebut tidak representatif karena sampel tersebut hanya mewakili populasi yang telah terseleksi oleh sistem yang ada saat ini di perusahaan, bukan populasi secara keseluruhan. • Pemilihan variabel juga menjadi masalah karena saat ini masih sedikit teori yang dikembangkan • Meskipun demikian teknik-teknik kuantitatif semakin berkembang, semakin banyak digunakan, terutama untuk analisis kredit konsumen.
  • 53. BEBERAPA ALASAN PEMILIHAN VARIABEL BEBAS UNTUK ANALISIS KEBANGKRUTAN • Pengalaman perusahaan pada masa lalu. • Penelitian-penelitian terdahulu. • Metode pencarian model terbaik dengan menggunakan teknik statistik, misal regresi atau diskriminan step-wise.
  • 54. ILUSTRASI: VARIABEL PREDIKSI RISIKO KREDIT KONSUMEN (UNIVARIATE) • Status Rumah • Tabungan di Bank • Tujuan kredit • Persyaratan kredit (jumlah pembayaran bulanan)
  • 55. ILUSTRASI: VARIABEL PREDIKSI RISIKO KREDIT KONSUMEN (MULTIVARIATE) • Status Rumah (Sewa, beli) • Tabungan • Tujuan kredit • Jumlah keluarga yang ditanggung • Jumlah pembayaran bulanan • Umur peminjam • Besarnya kredit • Status perkawinan
  • 57. PENGANTAR BAB 15 • Analis bisa menggunakan informasi dari luar perusahaan • Informasi dari pasar keuangan cukup banyak, dan bisa digunakan sebagai sumber informasi bagi analis • Contoh informasi tersebut adalah rating perusahaan, aktivitas di pasar saham, dan lainnya • Bab 15 ini membicarakan isu-isu berkaitan dengan informasi dari pasar keuangan
  • 58. APAKAH PASAR MODAL BISA MEMPREDIKSI RESESI?
  • 59. Rating dari Moody’s Investors Service, Inc • Aaa Kualitas paling tinggi. Pokok pinjaman terjamin dan pembayaran bunga sangat terjamin kelancarannya. • Aa Kualitas tinggi. Mempunyai risiko jangka panjang yang relatif lebih tinggi dibandingkan Aaa. • A Kualitas baik. Banyak investasi yang baik, tetapi ada indikasi bahwa risiko akan naik dalam jangka panjang. • Baa Kualitas menengah. Jaminan tidak terlalu baik, tetapi juga tidak terlalu jelek. Kurang investasi yang sangat bagus, dan bisa dikatakan agak berbau spekulatif. • Ba Spekulatif. Perlindungan terhadap hutang pokok dan pembayaran bunganya relatif tidak bagus. • B Karakteristik investasi yang bagus relatif kurang. Perlindungan terhadap pinjaman dan pembayaran bunga dalam jangka panjang relatif kecil. • Caa Kualitas jelek. Barangkali bisa bangkrut. Perlindungan terhadap pinjaman dan pembayaran bunga bisa dipertanyakan. • Ca Sangat spekulatif. Emisi obligasi bisa default (tidak terbayar) dan mempunyai banyak kelemahan atau kekurangan. • C Rating paling rendah. Sangat kecil kemungkinan memperoleh investasi yang baik.
  • 60. Rating dari Standard & Poors’s Corp • AAA Kualitas paling tinggi. Pinjaman Obligasi dan bunganya terjamin baik. • AA Kualitas tinggi. Mempunyai risiko yang lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan AAA. • A Kualitas baik. Masih dipertanyakan apabila terjadi kondisi buruk dalam jangka panjang. • BBB Cukup. Kondisi yang jelek bisa mengancam pokok pinjaman atau bunganya. • BB Dipertanyakan. Menghadapi ketidakpastian yang tinggi atau kondisi yang tidak bagus yang bisa mengancam pokok pinjaman atau pembayaran bunganya. • B Spekulatif. Kondisi buruk kemungkinan akan merusak kemampuan membayar pokok pinjaman atau bunganya. • CCC Risiko tinggi. Telah diidentifikasi sebagai rentan terhadap kebangkrutan (tidak mampu membayar pinjaman atau bunganya). • D Dalam proses kebangkrutan
  • 61. RISIKO DAN RETURN • Menghitung return • { (Pt+1) – (Pt) + Div(t) / (Pt) } x 100% • Bagaimana menghitung risiko? • Definisi Risiko? Risiko adalah kemungkinan hasil yang kita peroleh menyimpang dari yang diharapkan • Ukuran statistik deviasi standar bisa digunakan untuk mengukur penyimpangan
  • 62. BERAPA RETURN YANG DIHARAPKAN DAN DEVIASI STANDARNYA? Tingkat keuntungan yang diharapkan Ekonomi Prob A B C D • Resesi Parah 0,05 8,0 12,0 (3,0) (2,0) • Resesi Sedang 0,20 8,0 10,0 6,0 9,0 • Normal 0,50 8,0 9,0 11,0 12,0 • Baik 0,20 8,0 8,5 14,0 15,0 • Sangat Baik 0,05 8,0 8,0 19,0 26,0
  • 63. RUMUS RETURN DAN RISIKO • Return yang diharapkan: E(R) = ∑ pi (Ri) • Varians = 2 = ∑ (Ri - E(R))2 Pi dimana • Ri = Return yang terjadi • E(R) = Return yang diharapkan/return rata-rata • Pi = Probabilitas kejadian
  • 64. INVESTASI MANA YANG DIPILIH? Keterangan A B C D • 1. Return yang 8,0% 9,2% 10,3% 12,0% Diharapkan • 2. Varians 0,00 0,71 19,31 23,20 • 3. Standar Deviasi 0,00 0,84 4,39 4,82 • 4. Koefisien Variasi 0,00 0,09 0,43 0,40
  • 65. RETURN DAN RISIKO INVESTASI DI AS Portofolio Rata-Rata Rata-Rata Std. Deviasi Return Nominal Return Riil Saham biasa 12,0 8,8 21,1 Obligasi Perusahaan 5,1 2,1 8,3 Obligasi Pemerintah 4,4 1,4 8,2 Treasury Bill 3,5 0,4 3,4
  • 66. MENGHITUNG RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO DENGAN DATA HISTORIS ∑ Rt • 1. Return rata-rata historis = ----------------- N ∑ (Rt - E(Rt))2 • 2. Varians = 2 = ----------------------- N - 1 • 3. Deviasi Standar = (2 )1/2
  • 67. RISIKO DAN RETURN DALAM KONTEKS PORTOFOLIO • Expected Return Portofolio (Rp): • Rp = w1 R1 + w2 R2 + ... ... + wN RN dimana • Rp = Return portofolio • w1, w2, .. wn = bobot untuk masing-masing investasi • R1, R2, .. RN = Return untuk tiap-tiap alternatif investasi
  • 68. RISIKO DAN RETURN DALAM KONTEKS PORTOFOLIO • Risiko portofolio untuk tiga aset: • 2p = w12 12 + w12 12 + 2 w1 w2 12 • Untuk N aset • 2p = ∑ wi2 i2 + ∑ wi wj ij dimana i≠j • Komponen penting dalam risiko portofolio adalah kovarians return saham. Kovarians tersebut bisa menurunkan risiko (dengan return yang tertentu), dan mengoptimalkan portofolio
  • 69. EFEK DIVERSIFIKASI Jumlah Saham Varians Portofolio 1 46,619 2 26,839 4 16,948 6 13,651 8 12,003 10 11,014 200 7,255 300 7,190 900 7,102 Tidak Terbatas 7,058
  • 70. Return dan Varians Beberapa Saham di BEJ (data mingguan 1992-1993) Saham Return (Rata2) Varians 1. Dh. Inti 1.80686 1.003400 2. HM Sampurna 1.75713 0.337068 3. Unggul I.C. 1.752851 1.811572 4. BII 1.69964 0.370882 5. Lippo Bank 1.224108 0.252219 6. Tjiwi 1.128559 1.296871 7. Bank Duta 1.033418 0.398465 8. CPI 0.914258 0.065574 9. BDNI 0.769435 0.575390
  • 71. MODEL INDEKS TUNGGAL • Model indeks tunggal merupakan penyederhanaan dari model Markowitz • Model tsb didasarkan pada pemikiran bahwa return saham dipengaruhi oleh common factor, seperti return indeks saham • Dari pemikiran tersebut, dikembangkan rumus return yang diharapkan dan risiko, dengan menggunakan model indeks tunggal
  • 72. MODEL INDEKS TUNGGAL • Tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko untuk aset individual: • E(Ri) = αi+ bi E(Rm) • σi2 = βi2 σm2 + σei2 • Tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko untuk portofolio: • E(Rp) = αp+ bp E(Rm) • σp2 = βp2 σm2 + σep2
  • 73. MODEL INDEKS TUNGGAL • Dimana αp, bp, dan σep2 dihitung sbb: • αp = ∑ wi αi i • bp = ∑ wi bi i • σep = ∑ wi2 ei2 i
  • 74. CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) • CAPM adalah model keseimbangan return dan risiko, sbb • E(Ri)= Rf + bi (E(Rm) - Rf ) dimana • E(Ri) = Tingkat keuntungan yang diharapkan • Rf = Return investasi bebas risiko • bi = Beta saham i (indikator risiko sistematis) • E(Rm) =Return pasar yang diharapkan
  • 75. CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) • Dalam kondisi keseimbangan, semua aset akan terletak pada garis CAPM (atau garis Security Market Line) • Semua aset mempunyai return yang sesuai dengan risiko sistematis • Jika ada aset yang tidak berada pada garis SML tersebut, ada insentif membeli/menjual aset tersebut, sedemikian rupa sehingga aset tersebut akan terletak di garis SML  karena itu dinamakan sebagai model keseimbangan
  • 76. MENGHITUNG BETA (RISIKO SISTEMATIS) • (bi ) = σ(Ri,Rm) / σ2Rm • Beta = kovarians return aset i dengan return pasar / varians return pasar • bi > 1, saham agresif • bi < 1, saham defensif • Beta saham juga bisa dihitung langsung dengan model regresi model pasar (market model), dimana koefisien regresi menjadi beta saham tsb
  • 77. Sampel Beta Saham-Saham di BEJ Dh.Inti 1.554436 B. Duta 1.425875 BDNI 1.398050 Lippo B 0.968810 S. Gres. 0.950444 Japfa 0.920224 INCO 0.802754 Rig Tender 0.775130
  • 78. EFISIENSI PASAR • Pasar disebut efisien jika harga mencerminkan semua informasi yang relevan • Kenapa terjadi pasar yang efisien? • Investor rasional, selalu memproses informasi, selalu mencari keuntungan • Banyak analis yang pandai dan agresif  menjamin informasi akan selalu mengalir ke pasar keuangan
  • 79. KATEGORI EFISIENSI PASAR • Efisiensi bentuk lemah: harga saham mencerminkan informasi masa lampau. • Efisiensi bentuk setengah kuat: harga saham mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan. • Efisiensi bentuk kuat: harga saham mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan dan informasi yang private (tidak dipublikasikan).
  • 80. IMPLIKASI PASAR YANG EFISIEN • Jika pasar efisien dalam bentuk lemah strategi investasi dengan menggunakan informasi harga masa lalu seperti analisis teknikal tidak akan menghasilkan keuntungan abnormal secara konsisten, • Jika pasar efisien dalam bentuk setengah kuat, strategi investasi dengan menggunakan informasi yang dipublikasikan seperti analisis fundamental tidak akan menghasilkan keuntungan abnormal secara konsisten, • Jika pasar efisien dalam bentuk kuat, strategi investasi dengan menggunakan informasi yang sifatnya publik dan private tidak akan menghasilkan keuntungan abnormal secara konsisten.
  • 81. APAKAH PASAR SUDAH EFISIEN? • Pengujian empiris nampaknya menunjukkan pasar sudah efisien dalam bentuk lemah dan setengah kuat, dan belum efisien pada bentuk kuat • Beberapa anomali pasar yang ada bertentangan dengan pasar yang efisien • Teori dan bukti empiris dinamis, sehingga kesimpulan saat ini bisa berubah di masa mendatang