2. Perdarahan Antepartum
Perdarahan yang terjadi setelah
kehamilan 22 minggu
Kausa: solutio plasenta, plasenta previa,
vasa previa pecah
Permasalahan:
1. Prematuritas
2. Gangguan hemodinamik ibu
3. Prinsip penanganan:
1. Evaluasi Airway Breathing Circulation
2. Pemasangan infus line (abocath no 16
atau ukuran >besar)
3. Resusitasi cairan jika terjadi gangguan
hemodinamik
4. Oksigenasi
5. Tegakkan diagnosis jika memungkinkan
6. Rujuk ke fasilitas yang memadai (memiliki
fasilitas operasi dan perinatal )
4. Eklampsia
Kejang yang terjadi pada wanita
hamil dengan preeklampsia
Permasalahan:
1. Iskemia uteroplasenter
2. Trauma
3. Aspirasi cairan
4. Spasme arterioler
6. Partus Lama
Persalinan berlangsung lebih dari 18 jam
Fase laten > 8 jam
Melewati garis waspada pada fase aktif
DD:
1. False labor
2. Prolonged latent phase
3. Prolonged aktif phase
4. Prolonged second stage
11. Prolapsus Tali Pusat
Keadaan dimana tali pusat berada
sejajar atau dibawah bagian terbawah
janin pada keadaan inpartu dan kulit
ketuban sudah pecah
Penyebab:
1. Tidak tertutupnya pintu atas panggul oleh
janin
2. Polihidramnion
3. Kelainan tali pusat
13. Penanganan:
1.Diagnosis ditegakkan dengan cepat
2.Persalinan segera diakhiri
3.Pemberian tokolitik terbutalin/salbutamol
4.Ibu tidur tredelenberg
5.Ibu dilarang mengedan
6.Dicoba reposisi tali pusat
14. Jika pembukaan belum lengkap:
reposisi/ seksio cesarea
Jika pembukaan lengkap dan
syarat pervaginam memenuhi:
ekstraksi vakum/forceps,
ekstraksi bokong/kaki, seksio
cesarea
15. Distosia Bahu
Kesulitan melahirkan bahu pada
persalinan kala II
Predisposisi: bayi besar, DM, deformitas
panggul
16. Faktor Penyebab
Antepartum
Obesitas maternal
Diabetes millitus
Kehamilan postmatur
Intrapartum
Kala II yang memanjang
Induksi atau stimulasi Oksitosin
Ekstraksi midforsep atau ekstraksi vakum (William)
17. Hindari 4 “P” :
• Panic
• Pulling (pada kepala)
• Pushing (pada fundus)
• Pivoting (memutar kepala secara tajam,
dengan koksigis sebagai tumpuan)
18. PENANGANAN DISTOSIA BAHU
HELPERR Mnemonic, yaitu
(American College of Obstetricians and Gynecologist )
H Call for Help
E Evaluate for Episiotomy
L Legs (The Mc Roberts Manuver )
P Suprapubic Pressure
E Enter manuvers (Internal Rotation)
R Remove the posterior arm
R Roll the patient
19. Call for Help
Segera minta bantuan pada personel
yang kompeten, biasanya ahli anestesi
dan ahli anak, karena disamping ikut
membantu dalam melakukan tekanan
suprapubik juga bisa melakukan
prosedur lifesaving
20. Evaluate for Episiotomy
Episiotomi dilakukan dengan
tujuan agar tangan operator lebih
leluasa dalam melakukan internal
rotasi
21. Legs Manuver McRoberts
cara :
1. Angkat kedua tungkai ibu
dari penyanggah
2. Lakukan fleksi tungkai
keatas perut.
Tindakan ini akan meluruskan sacrum
terhadap vertebra lumbalis dan diikuti rotasi
simpisis pubis ke arah cranial, sehingga
mengurangi sudut panggul. Perasat ini
tidak memperluas rongga panggul tetapi
rotasi kepala bayi didalam panggul akan
membebaskan bahu anterior yang terjepit.
22. Suprapubic Pressure
Dengan rubin I, yaitu bahu bayi
digoyangkan dari sisi ke sisi
dengan menggerakan perut ibu.
Sehingga bahu bisa terbebas
Resnik atau Hibard yaitu tangan
asisten diletakkan pada
suprapubik tepat diatas bahu
depan dan dengan gerakan
seperti melakukan RJP
mendorong sisi posterior bahu
depan kearah anterior/dada bayi
23. Enter Manuver (Internal Rotation)
Rubin II
Rubin II + Woods Corkscrew Manuver
Reverse Woods Corkscrew Manuver
24. Rubin II
Bahu bayi yang paling
mudah dicapai (bahu
anterior) didorong kedepan
dinding anterior dada bayi
sehingga terjadi abduksi
kedua bahu bayi dan
diperoleh diameter antar
bahu yang lebih kecil dan
membebaskan bahu anterior
yang terjepit..
25. Rubin II + Woods Corkscrew Manuver
Cara :
1. Masukkan dua jari tangan kanan kearah
anterior bahu belakang janin (Hindari
dorongan fundus kearah bawah )
2. Kemudian putar (searah putaran jarum
jam) kearah depan (ventral terhadap ibu)
sehingga lahir bahu belakang
3. Kemudian masih diikuti dengan
dorongan pada fundus uteri dilakukan
putaran berlawanan dengan arah
putaran pertama sehingga akan
menyebabkan bahu depan dapat
melewati simpisis.
Perhatikan perhatikan posisi punggung bayi karena putaran bahu
belakang kedepan adalah kearah punggung bayi.
26. Reverse Woods Corkscrew Manuver
Jika gagal lakukan maneuver
Woods terbalik
cara :
Pindahkan jari-jari kesisi
posterior bahu belakang,
lakukan putaran 180o dengan
arah yang berlawanan
27. Remove the Posterior arm
Dengan keluarnya bahu lengan belakang ↓Ǿ
biakromial posisi bayi sesuai dengan lengkung
sacrum dan akan terbebas dari impaksi.
Cara:
1. masukkan tangan mengikuti lengkung sacrum sampai
jari penolong mencapai fosa antekubiti
2. Dengan tekanan jari tengah, lipat lengan bawah kearah
dada
3. Setelah terjadi fleksi tangan, keluarkan lengan dari
vagina (menggunakan jari telunjuk untuk melewati dada
dan kepala bayi atau seperti mengusap muka bayi),
kemudian tarik hingga bahu belakang dapat dilahirka
4. Bahu depan dapat lahir dengan mudah setelah bahu
dan lengan belakang dilahirkan
5. Bila bahu depan sulit dilahirkan, putar bahu belakang
kedepan (jangan menarik lengan bayi tetapi dorong
bahu belakang) dan putar bahu depan ke
posterior(mendorong anterior bahu depan dengan jari
telunjuk dan jari tengah operator) mengikuti arah
punggung bayi sehingga bahu depan dapat dilahirkan.
(Schwart-Dixon Manuver)
Schwart-Dixon
Manuver
28. Roll the Patient
Ubah posisi pasien dari posisinya
keempat penjuru/sisi, biasanya bahu
terbebas selama proses ini. Pada saat
perubahan posisi, gaya gravitasi
membantu disimpaksi bahu.
29. UPAYA AKHIR
Pematahan tulang
klavikula
Zavanelli maneuver
Symhysiotomy
Abdominal surgery
with histerotomy
Zavanelli
maneuver
30. KOMPLIKASI
Janin :
1. Meninggal intrapartum/neonatal
2. Paralisis plexus brachialis (Erb Syndrom)
3. Fraktur klavikula
Ibu :
1. Robekan perineum dan vagina yang luas
2. Perdarahan Postpartum
3. Infeksi Puerpuralis
31. Ruptura Uteri
Adanya robekan atau diskontinuitas dinding
rahim akibat terlampauinya daya regang
myometrium
Penyebab: CPD, partus macet, trauma.
Gejala:
1. Perdarahan pervaginam
2. Hilangnya kontraksi
3. Didahului bandl ring dan nyeri perut bawah
4. Syok
5. Bagian janin mudah diraba
6. Perdarahan intraabdominal
32. Penanganan:
1.Lakukan evaluasi ABC
2.Infus line dan resusitasi cairan isotonik
3.Setelah stabil laparotomi atau dirujuk
ke pelayanan kesehatan yang lebih
lengkap
4.Dilakukan histerektomi atau reparasi
uterus
5.Antibiotika adekuat, serum anti tetanus
33. Persalinan Macet
Adanya ketidakmajuan
dalam persalinan dengan
his yang adekuat
Masalah:
1. Fetal distress
2. Ruptura uteri