2. Partus : proses pengeluaran hasil konsepsi yg viabel
Partus immaturus : 20 – <28 mingu (500 - < 1000 gram)
Partus prematurus : 28 - <37 minggu (berhubungan
dengan fungsi organ)
Partus postmaturus : >42 minggu
Gravida : seorang wanita yg sedang hamil
Primigravida : seorang wanita yg sedang hamil untuk
pertamakali
Multigravida : seorang wanita yg sedang hamil untuk
keduakali, dst
3. Para : seorang wanita yg pernah melahirkan bayi viabel
Abortus : terhentinya kehamilan sebelum janin viabel
Inpartu : seorang wanita yang sedang dalam keadaan
persalinan
PARTUS NORMAL : bayi lahir pevaginam dengan
presentasi belakang kepala tanpa menggunakan alat
bantu serta tidak menimbulkan komplikasi pada ibu dan
bayi, dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari
24 jam
4. Jalan lahir (Passage)
Janin (Passanger)
Kekuatan yang ada pada ibu (Power)
Psikis Ibu
Penolong
Jalan lahir dibagi atas :
Bagian tulang
Bagian lunak
5.
6. Ukuran PAP :
• Conjugata vera : 11 cm
• D.Transversa : 12,5 – 13 cm
Jarak terjauh dari LineaTerminalis
• D. Obligue : 13 cm
Grs dari articulatio sacro-iliaca melalui titik
persekutuan conjugata vera dan diameter
transversa ke linea innominata
• Conjugata Diagonalis : 11 cm
Jarak antara pinggir bawah symfisis dengan
promontorium
• Conjugata Obstetrika : 10 cm
Garis yang menghubungkan pertengahan
bagian dalam symphisis dan promontorium
8. • Paling Lebar Adalah Di Bawah PAP
• Terdapat Penyempitan Panggul : Setinggi Kedua Spina
Ischiadika Distansia Interspinarum ± 10,5 Cm
Panggul normal:
• Spina IskiadikaTdk Prominen
• Promontorium tidak menonjol
• Os Sakrum :
NormalAdalah Melengkung Dari Atas Ke Bawah, Juga Ke
Samping, Cekung Ke Belakang
• Side Wall : Datar
9.
10. Terdiri Dari 2 Bidang Segitiga :
1. Bidang Dibatasi Garis Antara KeduaTuber Os Iskii Dan Ujung
Sakrum
2. BidangYang Dasarnya Garis AntaraTuber Os Iskii Dengan
Bagian Bawah Simfisis. Normal : SudutAntara Kedua Os
Pubis (Arkus Pubis) ≥ 90°
JarakAntara KeduaTuber Os Iskii (DistansiaTuberum) :
± 10,5 Cm
11.
12.
13.
14. UNTUK MENENTUKAN BAGIANTERENDAH JANIN
TURUN DALAM PANGGUL PADA PERSALINAN
1. HODGE I :
BIDANG PADA LINGKARAN PAP, BAGIAN ATAS
SIMFISIS – PROMONTORIUM
2. HODGE II:
SEJAJAR HODGE I, SETINGGITEPI BAWAH SIMFISIS
3. HODGE III :
SEJAJAR HODGE I & II, SETINGGI SPINA ISCHIADIKA
KANAN DAN KIRI
4. HODGE IV :
SEJAJAR HODGE I, II & III, SETINGGI OS KOKSIGEUS
15.
16.
17. Dibentuk oleh :
segmen bawah uterus, cervix & vagina
otot-otot dasar panggul yang terbagi atas :
Bagian luar :
m. sfingter ani eksternus
m. Bulbokavernosus
m. perinae transversus superfisialis
Bagian tengah (diafragma urogenital):
m. sfingter urethrae / konstriktor uretra
Fascia superior (ext)
m. perinae transversus profunda
Fascia inferior (int)
Bagian dalam (diafragma pelvis) :
m. Levator ani (m. Pubo coccygeus, m. Puborectalis, m.
Illiococcygeus)
m. coccygeus
Fascia
23. Letak janin :
letak sumbu janin terhadap sumbu ibu. Misal: memanjang,
letak lintang, letak miring atau mengolak.
Sikap badan :
mengenai hubungan bagian-bagian janin terhadap sumbu-
sumbu khususnya terhadap tulang punggungnya.
Presentasi :
Untuk menentukan pada pemeriksaan dalam bagian janin
yang ada di bagian bawah uterus.
Posisi :
Untuk menetapkan apakah bagian janin yang ada dibagian
bawah uterus kiri, kanan, belakang atau depan terhadap
sumbu tubuh ibu.
24. The relation of the fetal long axis to that of
the mother is termed fetal lie and is either
longitudinal or transverse
Occasionally, the fetal and the maternal axes
may cross at a 45-degree angle, forming an
oblique lie
25. The presenting part is that portion of the fetal
body that is either foremost within the birth
canal or in closest proximity to it.
Longitudinal fetal head or breech, creating
cephalic and breech presentations,
Transverse shoulder
26. Longitudinal lie. Cephalic presentation. Differences in attitude of the
fetal body in (A) vertex, (B) sinciput, (C) brow, and (D) face presentations.
30. Relationship of an arbitrarily chosen portion
of the fetal presenting part to the right or left
side of the birth canal
31. Bagian yang menjadi acuan pada presentasi
occiput in vertex presentation,
sacrum in breech presentation
mentum in face presentation
and is used to denote the position of the
presenting part with reference to the pelvis.
The denominator is in one of these segments
and takes its position from it.
38. Partus dibagi menjadi 4 kala :
1. Kala I : disebut juga kala pembukaan, serviks
membuka sampai 10 cm
2. Kala II : (kala pengeluaran), janin lahir ok
kekuatan his dan tenaga mengedan
3. Kala III : (kala Uri), plasenta lepas dari dinding
uterus dan dilahirkan
4. Kala IV : pengawasan selama 2 jam setelah
plasenta lahir
39. Klinis inpartu : (min.2 dari 3 pembawa tanda)
His persalinan kontraksi reguler, ada fase
kontraksi-relaksasi, dominan fundus
Bloody show mucous plug + darah
Dilatasi serviks
Terbagi menjadi 2 fase :
Fase laten ( s/d <4 cm)
Fase aktif (4 cm – lengkap)
40. DIMULAI
Ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan frekwensi,
intensitas, dan durasi yang cukup untuk menghasilkan
pendataran dan dilatasi serviks yang progresif.
BERAKHIR
pada waktu serviks telah membuka lengkap (± 10 cm)
sehingga memungkinkan kepala janin lewat.
41. Fase Laten
pembukaan sampai mencapai 3 cm,
berlangsung sekitar 8 jam.
Fase Aktif
pembukaan dari 4 cm sampai lengkap (+ 10 cm),
berlangsung sekitar 6 jam.
42. Fase aktif terbagi atas :
1. fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm
sampai 4 cm.
2. fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan
4 cm sampai 9 cm.
3. fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm
sampai lengkap (+ 10 cm).
43.
44.
45. 1. Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya
sumbat mukus (mucous plug) yang selama kehamilan
menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular
kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput
ketuban dengan dinding dalam uterus.
2. Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga
serviks menipis dan mendatar.
3. Selaput ketuban pecah spontan
46. Primigravida oui membuka lebih dulu, kmd
diikuti oue
Multigravida oui sdh terbuka, shg
pembukaan dan penipisan terjadi pada saat
bersamaan
Selaput ketuban akan pecah saat pembukaan
lengkap atau hampir lengkap
47.
48. Sederhana, satu lembar
Semua informasi ada
Ada garis waspada , garis tindakan
Kapan konsultasi
Tak ada partus lama dan partus kasep
Bagian dari persalinan bersih dan aman
49.
50. Alat bantu memantau kemajuan persalinan,
keadaan ibu dan bayi
Fase aktif
Apa yang dicatat ?
Kemajuan persalinan
Kondisi ibu dan bayi
Asuhan selama persalinan/kelahiran
Identifikasi penyulit
Keputusan sesuai dan tepat waktu
52. DIMULAI
pada saat pembukaan serviks telah lengkap (±10
cm)
BERAKHIR
pada saat bayi telah lahir lengkap.
His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama,
sangat kuat. Selaput ketuban mungkin juga baru
pecah spontan pada awal kala 2.
53. 1. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun
sampai dasar panggul.
2. Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.
3. Perineum meregang dan anus membuka
4. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis
(simfisis pubis sebagai sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya
dilahirkan badan dan anggota badan.
5. Pada primigravida maksimal 2 jam, multigravida maksimal 1 jam
55. Uterus masih berkontraksi walaupun bayi
sudah lahir lepasnya plasenta dari dinding
uterus
Biasanya terjadi 6 – 15 menit setelah bayi
lahir
Tidak boleh lebih dari 30 menit retensio
plasenta
56. DIMULAI
pada saat bayi telah lahir lengkap.
BERAKHIR
dengan lahirnya plasenta dan selaput
ketuban.
57. Kelahiran plasenta :
lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus,
serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
Akibat dari: kontraksi uterus & penumpukan darah
Lepasnya plasenta dari insersinya :
Cara sentral (Schultze), atau cara tepi / marginal
(Matthews-Duncan), atau mungkin juga serempak
sentral dan marginal.
60. Tanda scrhoeder perubahan bentuk
uterus
Tanda Strassman tali pusat diregangkan,
fundus diketuk
Tanda Kustner tali pusat diregangkan,
dilakukan penekanan suprasimfisis
Tanda Klein ibu mengedan atau menarik
napas panjang
61. Pengawasan 2 jam pasca persalinan
Keadaan umum ibu
KIE
Perdarahan postpartum
Kontraksi uterus
63. masuknya bagian terbesar
kepala janin (diameter
biparietal) ke dalam pintu atas
panggul (PAP)
Primigravida mulai pada
beberapa minggu terakhir
kehamilan
Multigravida pada saat
persalinan dimulai
Kepala janin masuk PAP
dalam posisi sutura sagitalis
melintang.
64. Normal kepala masuk PAP dalam keadaan sinklitismus sumbu
kepala janin tegak lurus dengan bidang PAP
Asinklitismus anterior menurut Naegele
sumbu kepala membuat sudut lancip ke depan dengan
bidang PAP
Os Parietal anterior sebagai presentasi
Sutura sagitalis lebih posterior
Asinklitismus posterior menurut Litsman
sumbu kepala membuat sudut lancip ke belakang dengan PAP
Os parietal posterior sebagai presentasi
Sutura sagitalis lebih posterior
Asinklitismus anterior lebih menguntungkan dibanding posterior
ruang panggul posterior lebih luas
66. Turunnya kepala janin di dalam jalan lahir.
Primigravida sebelum onset persalinan, dan penurunan
lebih lanjut mungkin tidak terjadi sampai mulainya kala II
Multigravida penurunan biasanya dimulai dengan
engagement.
Penurunan terjadi oleh karena adanya:
tekanan cairan ketuban,
tekanan langsung fundus uteri pada bokong janin,
kontraksi otot-otot abdomen serta
ekstensi/pelurusan badan janin.
67. •Dagu janin mendekati dada janin
•Sumbu kepala janin yang eksentrik atau tidak simetris, dengan sumbu lebih
mendekati suboksiput tahanan oleh jaringan dibawahnya fleksi kepala
menurut hukum kopel
•Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang paling
kecil diameter suboksipito-bregmatika (9,5cm) dan sirkumferensia
Suboksipito-brematika (32 cm).
68.
69. Pemutaran kepala dengan suatu cara yang secara perlahan
menggerakkan oksiput dari posisi asalnya ke anterior menuju
simfisis pubis
Lengkap biasanya pada saat kepala mencapai dasar panggul.
Akibat dari:
1. Diameter terpanjang rongga tengah panggul : anteroposterior
2. Diafragma pelvis yang berjalan dari superoposterior
inferoanterior
70.
71. Sebagai akibat dari:
Kontraksi uterus yang berulang-ulang
Tahanan dari dasar panggul
Beda panjang sumbu jalan lahir anterior dan posterior
Anterior 4 – 5 cm dan Posterior 10-15 cm sinsiput
menempuh lebih panjang dari oksiput.
Resultante mengarah kemuara vulva ekstensi dengan
suboksiput sebagai hipomoklion.
75. Diameter biakromian berhimpit dengan
diameter anteroposterior pintu bawah panggul
restitusi sumbu kepala saat tahanan terlepas
(saat kepala lahir)
Jika awal oksiput kiri rotasi kearah
tuberositas iskhium kiri
Jika awal oksiput kananrotasi ke kanan
76. adalah lahirnya bagian
janin yang lain setelah
kepala janin lahir.
Segera setelah putar
paksi luar, bahu depan
kelihatan di bawah
simfisis pubis dan bahu
belakang di perineum.
Lahirnya kedua bahu
diikuti oleh lahirnya
seluruh badan janin.
77. Segera setelah rotasi
luar, bahu depan akan
berada di bawah
simfisis pubis, dan
perineum segera
menjadi teregang oleh
bahu belakang.
Setelah lahirnya kedua
bahu tersebut, sisa
badan bayi lainnya
segera didorong
keluar.