Ikan napoleon (Cheilinus undulatus) merupakan salah satu jenis ikan yang dilindungi dan termasuk kedalam spesies terancampunah (endangered species). Perairan Kepulauan Sembilan merupakan salah satu perairan yang memiliki kondisi terumbu karang yang cukup baik dan disekitarnya terdapat jarring apung tempat pembesaran dan penampungan ikan napoleon hasil tangkapan nelayan disekitar Kepulauan Sembilan. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan keberadaan ikan napoleon di Perairan Kepulauan Sembilan. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2013, dengan menggunakan metode survey lapangan. Penentuan lokasi penelitian sesuai dengan tempat nelayan melakukan penangkapan ikan napoleon yaitu daerah Marempu, Latoiya, Bungimpare dan Makodang yang berada di sekitar Pulau Sembilan. Luasan terumbu karang disekitar lokasi penelitian dihitung berdasarkan hasil interpretasi citra satellite Landsat 8 OLI yang diakuisisi pada bulan April 2013. Hasil sensus visual di wilayah Marempu dengan luas sapuan area 1,7 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon 6,3 individu/ha dengan kondisi terumbu karang berdasarkan persen tutupan karang hidup berkisar antara 15-60%. Di sekitar lokasi Bungimpare dengan luas sapuan 0,9 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon 5,5 individu/ha dengan luas tutupan karang hidup 30-60%. Wilayah Makodang dengan luas sapuan 1,3 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon 0,8 individu/ha dengan luas tutupan karang hidup 60%. Sementara itu hasil sensus visual di wilayah Latoiya tidak ditemukan ikan napoleon.
Inisiatif Usulan Status Perlindungan Ikan NapoleonDidi Sadili
Usulan untuk menetapkan status perlindungan penuh terhadap ikan napoleon wrasse (Cheilinus undulatus) karena populasi ikan ini mengalami penurunan drastis akibat eksploitasi berlebihan untuk perdagangan, sehingga perlu dilindungi guna melestarikan spesies dan ekosistem terumbu karang tempat ikan ini hidup.
Kebijakan pengelolaaan ikan napoleon dan regulasinyaDidi Sadili
Ikan napoleon berstatus dilindungi namun demikian masyarakat khususnya di Kab. Kep. Anambas dan Kab. Kep. Natuna di Prov. Riau sudah terbiasa dengan membudidayakannya/pembesaran di keramba jarring apung. dan saat ini diperkirakan aada > 130 ribu ikan napoleon yang berada di KJA masyarakat. Ikan napoleon tsb tidak dapat diperdagangkan karena berstatus dilindungi tersebut.
yang perlu didiskusikan adalah bagaimana ikan ikan napoleon tersebut dapat diperdagangkan tanpa melanggar aturan yang ada
Kebijakan konservasi jenis ikan memberikan perlindungan terhadap 15 jenis biota perairan yang terancam punah dengan melakukan kerja sama regional, pengawasan habitat kritis, penangkaran populasi, dan pengaturan kuota tangkap. Upaya ini bertujuan untuk melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan sumber daya ikan secara berkelanjutan.
Kebutuhan litbang untuk mendukung program konservasi dan arah kebijakan konse...Didi Sadili
Dokumen tersebut membahas rencana program litbang untuk mendukung konservasi dan kebijakan konservasi jenis-jenis tertentu seperti lobster, kepiting, hiu, napoleon dan mamalia laut. Dokumen ini juga membahas status konservasi beberapa jenis dan kebutuhan riset terkait konservasi jenis tersebut."
Ikan napoleon telah ditetapkan sebagai jenis ikan yang dilindungi menurut Kepmen KP No 37 thn 2013. Status perlindungannya adalah perlindungan terbatas menurut ukuran. Yakni ukuran yang dilindungi adalah ukuran 100 gr s/d 1000 gr dan ukuran > 3000 gr. Artinya ukuran ikan napoleon yang boleh ditangkap dari perairan alam dan ukuran yang boleh diperdagangkan baik yang berasal dari hasil tangkapan di alam maupun hasil budidaya adalah ukuran < 100 gr dan ukuran 1000 gr s/d 3000 gr.
Kuota perdagangan ikan napoleon (terkait CITES) yang besarannya untuk th 2014 maupun rencana kuota 2015 adalah 2000 ekor, juga diambil dari ukuran ikan napoleon antara 1000 gr s/d 3000 gr
Ringkasan dokumen:
1. Dokumen membahas kebijakan pengelolaan konservasi jenis ikan khususnya penyu.
2. Menjelaskan peran dan kewenangan pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber daya laut, serta tipe-tipe kawasan konservasi perairan.
3. Memaparkan status konservasi penyu dan permasalahan pengelolaannya di Indonesia serta program-program untuk mengatasinya.
Penelitian ini mengestimasi jumlah dan jenis karang hidup serta tutupan karang di perairan Pulau Badi dan Sarappo Keke, Sulawesi Selatan untuk mengembangkan model penentuan kuota ekspor karang hias yang berkelanjutan. Metode observasi dan wawancara digunakan untuk mengumpulkan data primer dan sekunder. Hasilnya menunjukkan bahwa jenis dan jumlah karang yang terdaftar dalam kuota lima tahun terakhir masih lay
Habitat dugong adalah padang lamun dimana lamun merupakan makanannya. Lamun yang dimakan oleh dugong tidak hanya pucuk daunnya saja tetapi juga sampai ke akar akarnya dengan cara di’buldozer’. Keberadaan luasan lamun di indonesia semakin menyempit baik disebabkan oleh adanya degradasi lingkungan maupun karena alih fungsi dari ekosistem perairannya. Semakin menyempitnya luasan ekosistem lamun berakibat langsung terhadap keberadaan populasi dugong. Selain itu, tekanan terhadap dugong itu sendiri juga semakin meningkat terutama melalui pemanfaatan / penangkapan untuk diambil daging, gigi taring, tulang, dan air matanya.
Semua bagian dari tubuh dugong bernilai ekonomi tinggi, seperti dagingnya untuk dikonsumsi, gigi taringnya untuk pipa rokok, dan air matanya untuk parfum. Menurut Kiswara (2016); sebelum tahun 1990, populasi dugong di perairan Indonesia ada 10.000 ekor, pada tahun 1990 tinggal 1000 ekor, dan kini mungkin tersisa sedikit sekali.
Inisiatif Usulan Status Perlindungan Ikan NapoleonDidi Sadili
Usulan untuk menetapkan status perlindungan penuh terhadap ikan napoleon wrasse (Cheilinus undulatus) karena populasi ikan ini mengalami penurunan drastis akibat eksploitasi berlebihan untuk perdagangan, sehingga perlu dilindungi guna melestarikan spesies dan ekosistem terumbu karang tempat ikan ini hidup.
Kebijakan pengelolaaan ikan napoleon dan regulasinyaDidi Sadili
Ikan napoleon berstatus dilindungi namun demikian masyarakat khususnya di Kab. Kep. Anambas dan Kab. Kep. Natuna di Prov. Riau sudah terbiasa dengan membudidayakannya/pembesaran di keramba jarring apung. dan saat ini diperkirakan aada > 130 ribu ikan napoleon yang berada di KJA masyarakat. Ikan napoleon tsb tidak dapat diperdagangkan karena berstatus dilindungi tersebut.
yang perlu didiskusikan adalah bagaimana ikan ikan napoleon tersebut dapat diperdagangkan tanpa melanggar aturan yang ada
Kebijakan konservasi jenis ikan memberikan perlindungan terhadap 15 jenis biota perairan yang terancam punah dengan melakukan kerja sama regional, pengawasan habitat kritis, penangkaran populasi, dan pengaturan kuota tangkap. Upaya ini bertujuan untuk melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan sumber daya ikan secara berkelanjutan.
Kebutuhan litbang untuk mendukung program konservasi dan arah kebijakan konse...Didi Sadili
Dokumen tersebut membahas rencana program litbang untuk mendukung konservasi dan kebijakan konservasi jenis-jenis tertentu seperti lobster, kepiting, hiu, napoleon dan mamalia laut. Dokumen ini juga membahas status konservasi beberapa jenis dan kebutuhan riset terkait konservasi jenis tersebut."
Ikan napoleon telah ditetapkan sebagai jenis ikan yang dilindungi menurut Kepmen KP No 37 thn 2013. Status perlindungannya adalah perlindungan terbatas menurut ukuran. Yakni ukuran yang dilindungi adalah ukuran 100 gr s/d 1000 gr dan ukuran > 3000 gr. Artinya ukuran ikan napoleon yang boleh ditangkap dari perairan alam dan ukuran yang boleh diperdagangkan baik yang berasal dari hasil tangkapan di alam maupun hasil budidaya adalah ukuran < 100 gr dan ukuran 1000 gr s/d 3000 gr.
Kuota perdagangan ikan napoleon (terkait CITES) yang besarannya untuk th 2014 maupun rencana kuota 2015 adalah 2000 ekor, juga diambil dari ukuran ikan napoleon antara 1000 gr s/d 3000 gr
Ringkasan dokumen:
1. Dokumen membahas kebijakan pengelolaan konservasi jenis ikan khususnya penyu.
2. Menjelaskan peran dan kewenangan pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber daya laut, serta tipe-tipe kawasan konservasi perairan.
3. Memaparkan status konservasi penyu dan permasalahan pengelolaannya di Indonesia serta program-program untuk mengatasinya.
Penelitian ini mengestimasi jumlah dan jenis karang hidup serta tutupan karang di perairan Pulau Badi dan Sarappo Keke, Sulawesi Selatan untuk mengembangkan model penentuan kuota ekspor karang hias yang berkelanjutan. Metode observasi dan wawancara digunakan untuk mengumpulkan data primer dan sekunder. Hasilnya menunjukkan bahwa jenis dan jumlah karang yang terdaftar dalam kuota lima tahun terakhir masih lay
Habitat dugong adalah padang lamun dimana lamun merupakan makanannya. Lamun yang dimakan oleh dugong tidak hanya pucuk daunnya saja tetapi juga sampai ke akar akarnya dengan cara di’buldozer’. Keberadaan luasan lamun di indonesia semakin menyempit baik disebabkan oleh adanya degradasi lingkungan maupun karena alih fungsi dari ekosistem perairannya. Semakin menyempitnya luasan ekosistem lamun berakibat langsung terhadap keberadaan populasi dugong. Selain itu, tekanan terhadap dugong itu sendiri juga semakin meningkat terutama melalui pemanfaatan / penangkapan untuk diambil daging, gigi taring, tulang, dan air matanya.
Semua bagian dari tubuh dugong bernilai ekonomi tinggi, seperti dagingnya untuk dikonsumsi, gigi taringnya untuk pipa rokok, dan air matanya untuk parfum. Menurut Kiswara (2016); sebelum tahun 1990, populasi dugong di perairan Indonesia ada 10.000 ekor, pada tahun 1990 tinggal 1000 ekor, dan kini mungkin tersisa sedikit sekali.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengawasan dan pengendalian ikan hias serta terumbu karang di Kepulauan Seribu. Terdapat informasi mengenai aspek geografis, ekologi, ekonomi, sosial budaya, penangkapan ikan hias, transplantasi karang, serta pengawasan sumberdaya kelautan yang dilakukan di wilayah tersebut.
Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...Didi Sadili
CBD tahun 2006 di Rio Brazil mencanangkan tiap Negara memiliki luas Kawasan Konservasi Perairan sebanyak 10% dari luas perairan Laut Yuridiksi Negara ybs
Indonesia telah mencanangkan target luasan Kawasan Konservasi Perairan sebanyak 10 juta Ha pada tahun 2010 dan 20 juta Ha pada tahun 2019.
bagaimana strategi Indonesia untuk mencapai target luasan tersebut?
Kenapa Hiu Paus (Rhincodon typus) Harus DilindungiDidi Sadili
Dokumen ini membahas perlindungan hiu paus (Rhincodon typus) yang terancam punah karena pertumbuhan lambat dan kerentanan terhadap aktivitas manusia seperti penangkapan ikan. Hiu paus merupakan spesies pelagis yang bermigrasi jauh melintasi perbatasan negara, sehingga dibutuhkan kerja sama internasional dalam perlindungannya, misalnya melalui pengaturan pemanfaatan dan konservasi. Ekoturisme diusulkan sebag
Sosialisasi kepmen kp no. 4 tahun 2014 tentang status perlindungan penuh pari...Didi Sadili
Dokumen tersebut membahas mengapa ikan pari manta perlu dilindungi. Pari manta memiliki populasi yang menurun drastis di perairan Indonesia, termasuk daftar merah IUCN, dan memiliki sifat reproduksi yang rendah. Pari manta juga memiliki potensi besar untuk pariwisata bahari yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...Dr. Mauli Kasmi
Ikan Napoleon (Pomachantus xanthometopon) merupakan spesies termahal dari kelompok ikan Napoleon dan mempunyai nilai tawar yang lebih tinggi dibanding jenis ikan hias lainnya, sehingga menjadi ikan target oleh nelayan ikan hias. Produksi ikan ini masih tergantung dari penangkapan di alam karena budidaya belum berhasil dikembangkan, sehingga ada kemungkinan spesies ini mengalami overfishing. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui potensi rekruitmen, struktur ukuran, pertumbuhan dan rasio seksual ikan Napoleon di perairan Sulawesi Selatan. Metode penelitian didasarkan pada sampling paralel di perairan Kepulauan Pangkep dan Selayar. Selanjutnya, fekunditas dihitung dengan menggunakan metode volimetrik. Umur mutlak dan pertumbuhan ikan Napoleon ditentukan dengan analisis plot Gulland dan Holt. Hasil kajian menunjukkan bahwa modus panjang total ikan Napoleon di Kabupaten Pangkep (9,5-11,5 cm) relatif lebih besar dibandingkan ikan Napoleon di Kabupaten Selayar (4,5-5,5 cm). Hubungan panjang berat bersifat allometrik, kecepatan pertumbuhan sebesar 0,4934 cm/ tahun dengan panjang maksimun 41,7 cm pada umur 13 tahun. Ikan Napoleon yang tertangkap merupakan ikan muda (53%) yang belum berkembang gonadnya. Rasio seksual adalah 26 % betina, 14% jantan dan 7% hermafrodit.
Program dan rencana aksi dalam pengelolaan Hiu Paus (Rhyncodon typus) sangat diperlukan sebagai arah pengelolaannya ke depan, apalagi bagi jenis ikan yang dilindungi seperti Hiu Paus ini
Hasil Survei Status Populasi dan Pemanfaatan Biota Bambu Laut di Perairan Kon...Didi Sadili
Berdasarkan survei yang dilakukan, populasi dan sebaran bambu laut di perairan Konawe sudah sangat terbatas akibat eksploitasi berlebihan. Pola pemanfaatannya juga terbatas karena stoknya berkurang. Diperlukan regulasi pengambilan bambu laut dan pengawasan yang lebih ketat untuk menjaga keberlanjutannya.
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi IDidi Sadili
Dokumen tersebut membahas tentang konvensi-konvensi internasional terkait konservasi dan keanekaragaman hayati laut yang telah diratifikasi Indonesia serta tantangan dan strategi ke depan untuk memperkuat peran lembaga penelitian dalam memenuhi komitmen konvensi tersebut dengan menyediakan data dan informasi yang lebih komprehensif.
Preferensi Parameter Oseanografi (SPL dan Klorofil-a) Terhadap Ikan Cakalang ...Mustasim Mustasim
Ringkasan dokumen ini adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis preferensi parameter oseanografi seperti suhu permukaan laut (SPL) dan klorofil-a terhadap hasil tangkapan ikan cakalang di perairan Pulau Misool dan Fakfak.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa preferensi SPL dan konsentrasi klorofil-a terhadap ikan cakalang pada bulan Maret hingga Mei 2015 berada pada k
Ikan pari manta sebagai ikan eksotis yang memiliki nilai lingkungan dan nilai ekonomi ketika dalam keadaan hidup di perairan yang tinggi, yang populasinya semakin turun drastis sehingga perlu dilindungi keberadaannya
Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Terancam Punah (penyu, hiu, pari, dan...Didi Sadili
Populasi penyu, hiu, pari, dan mamalia laut di perairan Indonesia kian menyusut, untuk itu perlu aksi nyata dalam perlindungan dan pelestariannya. Salah satu bentuk konservasinya adalah pemasangan lampu pendar pada jaring ikan yang digunakan nelayan. Namun demikian, perlu pertimbangan masak-masak untuk menerapkan lampu pendar tersebut
Pari Manta di KKP Nusa Penida dan TN Komodohendrakkp
Pari Manta merupakan salah satu spesies kharismatik yang menjadi komponen ekosistem laut. Di KKP Nusa Penida Bali dan TN Komodo Labuan Bajo merupakan sedikit lokasi mereka berada. Dengan status sebagai spesies yang dilindungi di Indonesia, maka keberadaannya pun selalu dimonitoring dan dilakukan konservasi.
Lagi, 2 Jenis Hiu Mako, 7 Jenis Pari, dan Teripang Telah Masuk Daftar /Listin...Didi Sadili
COP18 CITES memutuskan untuk memasukkan beberapa spesies ikan dan teripang ke dalam Appendiks II, termasuk pari, hiu, dan teripang dari Indonesia. Hal ini menuntut pemerintah Indonesia mengambil tindakan perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, seperti pemantauan perdagangan, penyusunan NDF, dan peningkatan penegakan hukum. Selain itu, diperlukan up
Pengelolaan hiu global. Peran Indonesia dalam pengelolaan hiu berkelanjutanDidi Sadili
Hiu di Indonesia mendesak perlu untuk dikelola dengan baik karena indikasinya adalah populasi hiu di Indonesia menurun drastis akibat pemanfaatan yang tidak terkontrol dan berlebih.
Presentasi ini membahas upaya konservasi sumber daya alam laut Indonesia, termasuk keanekaragaman hayati laut, ancamannya, dan berbagai strategi konservasi seperti kawasan konservasi, konservasi ex situ, serta pengelolaan sumber daya laut yang melibatkan masyarakat dan pemerintah.
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairanDidi Sadili
Pedoman pengelolaan perikanan di Wilayah Kelola Perikanan Masyarakat (WKPM) dalam Kawasan Konservasi Perairan (KKP) memberikan kerangka bagi pengelola KKP untuk bekerja sama dengan masyarakat lokal dan adat dalam memanfaatkan sumber daya perikanan secara berkelanjutan di zona perikanan. Pedoman ini juga memberi panduan kepada masyarakat dalam mengajukan proposal kerja sama pengelolaan perikanan di KKP.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas praktik pengelolaan ikan hias dan ekowisata di Kota Sabang, termasuk upaya revisi peraturan daerah untuk mengatur penangkapan ikan hias secara berkelanjutan dan penyiapan sistem database biota ornamental. Dokumen tersebut juga menggambarkan ekosistem terumbu karang, mangrove, dan keanekaragaman ikan karang di Kota Sabang.
Kajian struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian ...Mujiyanto -
Fungsi ekologis dari ekosistem mangrove yaitu sebagai tempat pemijahan (nursery ground), tempat mencari makan (feeding ground), dan tempat perlindungan (shelter) beberapa organisme perairan, rimata, serangga, burung, reptil dan amphibi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian Barat Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara. Penelitian dilaksanakan selama bulan Juni hingga bulan Desember 2012, sampel diperoleh untuk mewakili sampel pada musim Timur, musim Peralihan Timur ke Barat dan pada musim Barat. Juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove, dikoleksi dengan jaring dengan ukuran mata jaring 500 µ, jarring lempar ukuran mata jaring 2 inchi, alat pancing serta serok (seser) ikan. Komposisi jenis mangrove yang ditemukan di ekosistem mangrove Pulau Parang terdiri dari Bruguiera cylindrica, Bruguiera gymnorrhiza, Ceriops tagal, Lumnitzera racemosa, Rhizophora mucronata, Scyphiphora hydrophyllacea, Sonneratia alba dan Xylocarpus moluccensis. Komposisi jenis juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove yang dikoleksi selama tiga musim berturut-turut berjumlah 14 jenis, yang tergolong ke dalam 11 famili dan 13 genus. Nilai indeks keanekaragaman jenis berkisar antara 0,056 – 1,557 pada kategori sedang, keseragaman juvenil ikan berkisar antara 0,035 – 0,926 berada dalam kondisi yang stabil dan dominansi berkisar antara 0,236 – 0,985 artinya terdapat beberapa jenis juvenil ikan yang mendominasi di stasiun penelitian.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengawasan dan pengendalian ikan hias serta terumbu karang di Kepulauan Seribu. Terdapat informasi mengenai aspek geografis, ekologi, ekonomi, sosial budaya, penangkapan ikan hias, transplantasi karang, serta pengawasan sumberdaya kelautan yang dilakukan di wilayah tersebut.
Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...Didi Sadili
CBD tahun 2006 di Rio Brazil mencanangkan tiap Negara memiliki luas Kawasan Konservasi Perairan sebanyak 10% dari luas perairan Laut Yuridiksi Negara ybs
Indonesia telah mencanangkan target luasan Kawasan Konservasi Perairan sebanyak 10 juta Ha pada tahun 2010 dan 20 juta Ha pada tahun 2019.
bagaimana strategi Indonesia untuk mencapai target luasan tersebut?
Kenapa Hiu Paus (Rhincodon typus) Harus DilindungiDidi Sadili
Dokumen ini membahas perlindungan hiu paus (Rhincodon typus) yang terancam punah karena pertumbuhan lambat dan kerentanan terhadap aktivitas manusia seperti penangkapan ikan. Hiu paus merupakan spesies pelagis yang bermigrasi jauh melintasi perbatasan negara, sehingga dibutuhkan kerja sama internasional dalam perlindungannya, misalnya melalui pengaturan pemanfaatan dan konservasi. Ekoturisme diusulkan sebag
Sosialisasi kepmen kp no. 4 tahun 2014 tentang status perlindungan penuh pari...Didi Sadili
Dokumen tersebut membahas mengapa ikan pari manta perlu dilindungi. Pari manta memiliki populasi yang menurun drastis di perairan Indonesia, termasuk daftar merah IUCN, dan memiliki sifat reproduksi yang rendah. Pari manta juga memiliki potensi besar untuk pariwisata bahari yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...Dr. Mauli Kasmi
Ikan Napoleon (Pomachantus xanthometopon) merupakan spesies termahal dari kelompok ikan Napoleon dan mempunyai nilai tawar yang lebih tinggi dibanding jenis ikan hias lainnya, sehingga menjadi ikan target oleh nelayan ikan hias. Produksi ikan ini masih tergantung dari penangkapan di alam karena budidaya belum berhasil dikembangkan, sehingga ada kemungkinan spesies ini mengalami overfishing. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui potensi rekruitmen, struktur ukuran, pertumbuhan dan rasio seksual ikan Napoleon di perairan Sulawesi Selatan. Metode penelitian didasarkan pada sampling paralel di perairan Kepulauan Pangkep dan Selayar. Selanjutnya, fekunditas dihitung dengan menggunakan metode volimetrik. Umur mutlak dan pertumbuhan ikan Napoleon ditentukan dengan analisis plot Gulland dan Holt. Hasil kajian menunjukkan bahwa modus panjang total ikan Napoleon di Kabupaten Pangkep (9,5-11,5 cm) relatif lebih besar dibandingkan ikan Napoleon di Kabupaten Selayar (4,5-5,5 cm). Hubungan panjang berat bersifat allometrik, kecepatan pertumbuhan sebesar 0,4934 cm/ tahun dengan panjang maksimun 41,7 cm pada umur 13 tahun. Ikan Napoleon yang tertangkap merupakan ikan muda (53%) yang belum berkembang gonadnya. Rasio seksual adalah 26 % betina, 14% jantan dan 7% hermafrodit.
Program dan rencana aksi dalam pengelolaan Hiu Paus (Rhyncodon typus) sangat diperlukan sebagai arah pengelolaannya ke depan, apalagi bagi jenis ikan yang dilindungi seperti Hiu Paus ini
Hasil Survei Status Populasi dan Pemanfaatan Biota Bambu Laut di Perairan Kon...Didi Sadili
Berdasarkan survei yang dilakukan, populasi dan sebaran bambu laut di perairan Konawe sudah sangat terbatas akibat eksploitasi berlebihan. Pola pemanfaatannya juga terbatas karena stoknya berkurang. Diperlukan regulasi pengambilan bambu laut dan pengawasan yang lebih ketat untuk menjaga keberlanjutannya.
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi IDidi Sadili
Dokumen tersebut membahas tentang konvensi-konvensi internasional terkait konservasi dan keanekaragaman hayati laut yang telah diratifikasi Indonesia serta tantangan dan strategi ke depan untuk memperkuat peran lembaga penelitian dalam memenuhi komitmen konvensi tersebut dengan menyediakan data dan informasi yang lebih komprehensif.
Preferensi Parameter Oseanografi (SPL dan Klorofil-a) Terhadap Ikan Cakalang ...Mustasim Mustasim
Ringkasan dokumen ini adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis preferensi parameter oseanografi seperti suhu permukaan laut (SPL) dan klorofil-a terhadap hasil tangkapan ikan cakalang di perairan Pulau Misool dan Fakfak.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa preferensi SPL dan konsentrasi klorofil-a terhadap ikan cakalang pada bulan Maret hingga Mei 2015 berada pada k
Ikan pari manta sebagai ikan eksotis yang memiliki nilai lingkungan dan nilai ekonomi ketika dalam keadaan hidup di perairan yang tinggi, yang populasinya semakin turun drastis sehingga perlu dilindungi keberadaannya
Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Terancam Punah (penyu, hiu, pari, dan...Didi Sadili
Populasi penyu, hiu, pari, dan mamalia laut di perairan Indonesia kian menyusut, untuk itu perlu aksi nyata dalam perlindungan dan pelestariannya. Salah satu bentuk konservasinya adalah pemasangan lampu pendar pada jaring ikan yang digunakan nelayan. Namun demikian, perlu pertimbangan masak-masak untuk menerapkan lampu pendar tersebut
Pari Manta di KKP Nusa Penida dan TN Komodohendrakkp
Pari Manta merupakan salah satu spesies kharismatik yang menjadi komponen ekosistem laut. Di KKP Nusa Penida Bali dan TN Komodo Labuan Bajo merupakan sedikit lokasi mereka berada. Dengan status sebagai spesies yang dilindungi di Indonesia, maka keberadaannya pun selalu dimonitoring dan dilakukan konservasi.
Lagi, 2 Jenis Hiu Mako, 7 Jenis Pari, dan Teripang Telah Masuk Daftar /Listin...Didi Sadili
COP18 CITES memutuskan untuk memasukkan beberapa spesies ikan dan teripang ke dalam Appendiks II, termasuk pari, hiu, dan teripang dari Indonesia. Hal ini menuntut pemerintah Indonesia mengambil tindakan perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, seperti pemantauan perdagangan, penyusunan NDF, dan peningkatan penegakan hukum. Selain itu, diperlukan up
Pengelolaan hiu global. Peran Indonesia dalam pengelolaan hiu berkelanjutanDidi Sadili
Hiu di Indonesia mendesak perlu untuk dikelola dengan baik karena indikasinya adalah populasi hiu di Indonesia menurun drastis akibat pemanfaatan yang tidak terkontrol dan berlebih.
Presentasi ini membahas upaya konservasi sumber daya alam laut Indonesia, termasuk keanekaragaman hayati laut, ancamannya, dan berbagai strategi konservasi seperti kawasan konservasi, konservasi ex situ, serta pengelolaan sumber daya laut yang melibatkan masyarakat dan pemerintah.
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairanDidi Sadili
Pedoman pengelolaan perikanan di Wilayah Kelola Perikanan Masyarakat (WKPM) dalam Kawasan Konservasi Perairan (KKP) memberikan kerangka bagi pengelola KKP untuk bekerja sama dengan masyarakat lokal dan adat dalam memanfaatkan sumber daya perikanan secara berkelanjutan di zona perikanan. Pedoman ini juga memberi panduan kepada masyarakat dalam mengajukan proposal kerja sama pengelolaan perikanan di KKP.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas praktik pengelolaan ikan hias dan ekowisata di Kota Sabang, termasuk upaya revisi peraturan daerah untuk mengatur penangkapan ikan hias secara berkelanjutan dan penyiapan sistem database biota ornamental. Dokumen tersebut juga menggambarkan ekosistem terumbu karang, mangrove, dan keanekaragaman ikan karang di Kota Sabang.
Kajian struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian ...Mujiyanto -
Fungsi ekologis dari ekosistem mangrove yaitu sebagai tempat pemijahan (nursery ground), tempat mencari makan (feeding ground), dan tempat perlindungan (shelter) beberapa organisme perairan, rimata, serangga, burung, reptil dan amphibi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian Barat Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara. Penelitian dilaksanakan selama bulan Juni hingga bulan Desember 2012, sampel diperoleh untuk mewakili sampel pada musim Timur, musim Peralihan Timur ke Barat dan pada musim Barat. Juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove, dikoleksi dengan jaring dengan ukuran mata jaring 500 µ, jarring lempar ukuran mata jaring 2 inchi, alat pancing serta serok (seser) ikan. Komposisi jenis mangrove yang ditemukan di ekosistem mangrove Pulau Parang terdiri dari Bruguiera cylindrica, Bruguiera gymnorrhiza, Ceriops tagal, Lumnitzera racemosa, Rhizophora mucronata, Scyphiphora hydrophyllacea, Sonneratia alba dan Xylocarpus moluccensis. Komposisi jenis juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove yang dikoleksi selama tiga musim berturut-turut berjumlah 14 jenis, yang tergolong ke dalam 11 famili dan 13 genus. Nilai indeks keanekaragaman jenis berkisar antara 0,056 – 1,557 pada kategori sedang, keseragaman juvenil ikan berkisar antara 0,035 – 0,926 berada dalam kondisi yang stabil dan dominansi berkisar antara 0,236 – 0,985 artinya terdapat beberapa jenis juvenil ikan yang mendominasi di stasiun penelitian.
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
Abstract: Semarang bay is a bay that stretches from Kendal to Demak. This bay has some vital habitats such as estuaries and mangroves that very importance for nursery ground of aquatic organisms such as fish larvae. Fish larvae is dependent by the environment, especially their movement and migration. However human factors such as industrial activities, harbours, residential area, farms and ponds disembogue in this bay. Sampling was conducted between September and October 2014 at 15 stations. Sampling was carried out every two weeks using bongo net (mesh size of 0.2 mm) which was drawn by boat with average speeds of 0.5 m/s for 10 minutes. Identification of fish larvae carried out in Environmental dan Fisheries Resources Management Laboratory, Diponegoro University. 5890 fish larvaes from 22 family were caught and were dominated by Lactarius (36.01%), Stoleporus (28.30%), Atherinomorus (9.80%), Engraulis (7.22%) and Mugil (4.96 %). A small number of fish larvae caught (below 1%) were identified as Gobiopterus, Paramoncanthus, Tylosurus, Leiognathus, Strongylura and Dinematichthyini. Lactarius, Atherinomorus, Stolephorus, Engraulis and Mugil were found in almost every stations. An abundance of fish larvae was found in station E1, C1, D1 and A1, stations that were close to estuaries and mangrove vegetation. The type and number of fish larvae was quite varied, this is related to the migration of fish and having appropriate environmental conditions for growth. The existence of fish larvae are also influenced by the currents that distribute them. PCA analysis results indicate that the total variance explained was 63.56% with an abundance of fish larvae being related to depth, salinity, abundance of zooplankton and phytoplankton and current speed.
Keywords: pelagic fish larvae, composition, distribution, bay
Struktur komunitas sumber daya ikan demersal berdasarkan kedalaman perairan d...robert peranginangin
Dokumen tersebut membahas struktur komunitas sumber daya ikan demersal berdasarkan kedalaman perairan di Laut Cina Selatan. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kestabilan komunitas ikan demersal meningkat seiring kedalaman dan dipengaruhi oleh parameter kedalaman, suhu, dan salinitas. Sementara itu, persebaran kelimpahan ikan sangat dipengaruhi oleh oksigen terlarut dan kecerahan air.
Dokumen tersebut membahas mengenai perikanan ikan sarden di Selat Bali dan perikanan ikan sarden di Samudera Pasifik Amerika Utara. Ikan sarden adalah ikan pelagis kecil yang banyak dikonsumsi di dunia. Salah satu pusat perdagangan ikan sarden terletak di Kabupaten Banyuwangi, Bali. Dokumen ini juga membahas mengenai faktor-faktor lingkungan di perairan Selat Bali serta daerah penangkapan ikan sarden di
Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan b...Mujiyanto -
Berikut adalah ringkasan dalam 3 kalimat atau kurang dari dokumen tersebut:
Dokumen tersebut menganalisis komposisi dan kelimpahan telur serta larva ikan di perairan terumbu karang barat Kepulauan Karimunjawa. Hasil penelitian menunjukkan dominasi telur ikan dan larva terdiri atas berbagai famili. Bulan September merupakan periode puncak pemijahan dengan kelimpahan telur dan larva tertinggi.
Monitoring Sebaran dan Tutupan Komponen Dasar Terumbu Karang Serta Identifikasi Batas Wilayah pada DPL (Daerah Perlindungan Laut) Desa Patikarya di Wilayah Kerja COREMAP II
Kabupaten Selayar
Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...Mujiyanto -
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Penelitian ini mengkaji komunitas larva ikan di ekosistem padang lamun di Pulau Parang, Karimunjawa;
(2) Terdapat 14 famili larva ikan yang ditemukan dengan dominasi famili Gerreidae, Gobiidae, dan Labridae;
(3) Kualitas perairan mempengaruhi keberadaan larva ikan, dengan suhu 28,5°C-31,14°C dan salinitas 29,5-34°/oo.
IDENTIFIKASI JENIS DAN PENGELOMPOKAN TIPE KARANG DI PERAIRAN KAYOPULAU KOTA...Amos Pangkatana
Dokumen tersebut merupakan laporan praktek kerja lapangan tentang identifikasi jenis dan pengelompokan tipe karang di perairan Kayopulau, Kota Jayapura. PKL ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis karang dan pengelompokan tipe karang di lokasi tersebut. Hasilnya mengidentifikasi 18 jenis karang yang terbagi atas 5 tipe karang.
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Mujiyanto -
Penelitian dilakukan di perairan Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di perairan Teluk Saleh Nusa Tenggara Barat pada tahun 2005 dengan waktu pelaksanaan pada bulan Mei dan Oktber 2005. Berdasarkan informasi dari nelayan, terumbu karang di perairan Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah mengalami banyak kerusakan, terutama pada perairan yang dangkal yaitu pada kedalaman kurang dari 15 meter. Pengamatan dan perhitungan persentase penutupan karang dilakukan dengan menggunakan metode Line Intercef Transect (LIT). Kerusakan terumbu karang tersebut akibat dari kegiatan penangkapan ikan dengan cara-cara penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Kondisi terumbu karang hidup pada kategori sedang, penutupan karang dalam kategori karang rusak. Adapun Strategi pengelolaan terumbu karang berdasarkan permasalah yang ditemukan di lokasi, secara garis besarnya adalah dengan memberdayakan masyarakat pesisir yang secara langsung bergantung pada pengelolaan terumbu karang, mengurangi laju degradasi kondisi terumbu karang yang ada pada saat ini serta mengelola terumbu karang berdasarkan karakteristik ekosistem, potensi, pemanfaatan dan status hukumnya.
TUGAS MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN (ALAT BANTU PURSE S...Badiuzzaman
Tugas mata kuliah ini membahas alat bantu penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap purse seine. Beberapa alat bantu yang dijelaskan antara lain rumpon, lampu, winch, power block, dan purse block yang berfungsi untuk memudahkan proses penangkapan ikan dan meningkatkan hasil tangkapan.
KONDISI TELUR PADA BERBAGAI BAGIAN CABANG KARANG Acropora nobilisRepository Ipb
Karang Acropora nobilis memiliki telur yang berdistribusi tidak merata pada berbagai bagian cabangnya. Bagian tengah cabang memiliki proporsi polip yang lebih reproduktif (100%) dengan rata-rata jumlah telur tertinggi (5,22 butir/polip) dibanding bagian apikal dan basal. Hal ini menunjukkan adanya interaksi antara pertumbuhan dan reproduksi dalam alokasi sumber daya karang.
Ikan karang mempunyai nilai dan arti yang sangat penting dari segi sosial ekonomi dan budaya, karena hampir sepertiga penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pesisir menggantungkan hidupnya dari perikanan laut dangkal.
Dokumen tersebut membahas struktur komunitas terumbu karang di kawasan wisata Lovina, Bali. Terumbu karang di kawasan tersebut umumnya berupa terumbu penghalang yang tersebar di beberapa titik. Kondisi karang hidup berkisar antara 18-44% dengan kategori buruk hingga sedang. Komunitas karang terdiri atas berbagai jenis karang dan hewan laut.
Similar to Keberadaan ikan napoleon (cheilinus undulatus) di perairan kepulauan sembilan sinjai sulawesi selatan (20)
Secara fisiologi penyelaman, manusia tidak diciptakan untuk beradaptasi dengan lingkungan bawah perairan baik perairan tawar maupun laut, tetapi manusia dapat menciptakan suatu alat untuk beradptasi dengan lingkungan perairan. Alat tersebut dinamakan SCUBA (Self Contained Underwater Breathing Apparatus). Peralatan Scuba merupakan peralatan penyelaman yang disempurnakan oleh Yves Couteau dan Emile Gagnan pada tahun 1943, dan sampai sekarang masih dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan baik berupa tingkat keselamatan dan berbagai aksesoris pendukung lainnya.
Perkembangan penyelaman Scuba di Indonesia sampai saat sekarang boleh dikatakan sangat mengembirakan, terutama untuk penyelaman olah raga dan wisata bahari. Akan tetapi penyelaman di bidang lainnya, seperti halnya penyelaman komersial dan penyelaman ilmiah masih sangat terbatas. Dan tak jarang pekerjaan dan proyek-proyek bawah air di Indonesia masih didominasi oleh penyelam-penyelam asing.
Manfaat lain penyelaman scuba adalah, seseorang penyelam dapat mengembangkan ilmu-ilmu kelautan sesuai dengan bidangnya seperti halnya dalam bidang arsitektur atau teknik sispil, dia dapat mengembangkan untuk membuat konstruksi-konstruksi atau penambangan lepas pantai(off shore). Dibidang kedokteran seorang penyelam dapat mengembagkan Hyperbarik (fisika dan fisiologi penyelaman, serta medical aspek). Sedangkan untuk masyarakat ilmiah, penyelam dapat melakukan kegiatan penelitian-penelitian yang dilakukan dapat mengembangkan dan mengungkapkan potensi sumberdaya hayati laut yang terdapat dalam suatu perairan, terutama ilmu biologi, geologi, arkeologi dan kelautan lainnya.
Sebagian ahli penyelaman mengatakan bahwa penyelaman Scuba merupakan salah satu aktivitas atau olah raga yang beresiko tinggi baik bagi kesehatan maupun bagi keselamatan pribadi pelakunya. Tentunya bila kegiatan tersebut tidak dilakukan melalui prosedur yang benar. Karena itu pendidikan dan pelatihan penyelaman Scuba harus dikelola sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar dengan sistem yang jelas dengan program-programnya, terukur dan terorganisir pelaksanaannya. Dengan demikian akan dimungkinkan diadakannya monitoring, evaluasi guna mencapai hasil yang optimal.
Scientific Diving Club bertujuan untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan lebih dengan mengorientasikan kegiatannya pada selam ilmiah yang mendukung, memperlancar dan menerapkan selam ilmiah secara bertanggung jawab.
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...Mujiyanto -
Dokumen tersebut membahas pentingnya Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) untuk melindungi sumber daya laut dan pantai Indonesia. MCPAs dapat digunakan untuk mengurangi eksploitasi berlebihan dan kerusakan lingkungan, serta melindungi keanekaragaman hayati. Dokumen tersebut juga menjelaskan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan lokasi MCPAs seperti dukungan masyarakat, kondis
Pentingnya Amdal Pesisir Dalam Perspektif Pembangunan Berwawasan Lingkungan ...Mujiyanto -
1. Tulisan ini membahas pentingnya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) terhadap rencana pembangunan di wilayah pesisir, khususnya eksploitasi minyak.
2. Eksploitasi minyak di wilayah pesisir dan laut merupakan salah satu kegiatan yang mewajibkan AMDAL karena dapat memberikan dampak lingkungan.
3. Karakteristik fisik dan kimia minyak mempengaruhi tingkah lakunya di l
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaMujiyanto -
Penelitian dilakukan di perairan Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di perairan Teluk Saleh Nusa Tenggara Barat pada tahun 2005 dengan waktu pelaksanaan pada bulan Mei dan Oktber 2005. Berdasarkan informasi dari nelayan, terumbu karang di perairan Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah mengalami banyak kerusakan, terutama pada perairan yang dangkal yaitu pada kedalaman kurang dari 15 meter. Pengamatan dan perhitungan persentase penutupan karang dilakukan dengan menggunakan metode Line Intercef Transect (LIT). Kerusakan terumbu karang tersebut akibat dari kegiatan penangkapan ikan dengan cara-cara penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Kondisi terumbu karang hidup pada kategori sedang, penutupan karang dalam kategori karang rusak. Adapun Strategi pengelolaan terumbu karang berdasarkan permasalah yang ditemukan di lokasi, secara garis besarnya adalah dengan memberdayakan masyarakat pesisir yang secara langsung bergantung pada pengelolaan terumbu karang, mengurangi laju degradasi kondisi terumbu karang yang ada pada saat ini serta mengelola terumbu karang berdasarkan karakteristik ekosistem, potensi, pemanfaatan dan status hukumnya.
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...Mujiyanto -
Ringkasan singkat dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas status usaha perikanan tangkap di zona rehabilitasi terumbu karang Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di Teluk Saleh, Sumbawa Besar.
2. Jenis alat tangkap yang umum digunakan oleh nelayan lokal adalah bagan perahu, bubu, pancing, rawai dan jaring tarik.
3. Hasil analisis menunjukkan bahwa usaha penangkapan ikan di
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...Mujiyanto -
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas analisis bio-ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di perairan Laut Jawa. Analisis menunjukkan bahwa produksi ikan pelagis fluktuatif antara tahun 1976-1983 akibat interaksi antara upaya penangkapan dan ketersediaan stok. Produksi maksimum lestari diperkirakan 101,151 ton/tahun pada upaya 4,176 kapal. Strategi pengelolaan diperlukan untuk menjaga keberlanjut
Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen ana...Mujiyanto -
PCA pada dasarnya bertujuan untuk menyederhanakan variabel yang diamati dengan cara menyusutkan (mereduksi) dimensinya.
PCA dilakukan dengan cara menghilangkan korelasi diantara variabel bebas melalui transformasi variabel bebas asal ke variabel baru yang tidak berkorelasi sama sekali atau yang biasa disebut dengan principal component.
Setelah beberapa komponen hasil PCA yang bebas multikolinearitas diperoleh, maka komponen-komponen tersebut menjadi variabel bebas baru yang akan diregresikan atau dianalisa pengaruhnya terhadap variabel tak bebas (Y) dengan menggunakan analisis regresi.
Principal Component Analysis (PCA) dapat mengatasi masalah pelanggaran asumsi klasik multikolinearitas tanpa perlu membuang variabel bebas yang berkolinear tinggi. Sehingga setelah diperoleh variabel bebas baru dari hasil reduksi, dapat meramalkan pengaruh dari variabel bebas (contoh : pendapatan) terhadap variabel tak bebas (contoh : konsumsi) melalui analisis regresi linier.
Dengan metode PCA, kita akan mendapatkan variabel bebas baru yang tidak berkorelasi, bebas satu sama lainnya, lebih sedikit jumlahnya daripada variabel asli, akan tetapi bisa menyerap sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel asli atau yang bisa memberikan kontribusi terhadap varian seluruh variabel.
Panduan praktif belajar statistik korelasi regresi linear_microsoft excel dan...Mujiyanto -
Buku ini menjelaskan tentang analisis korelasi dan regresi linear dengan program Microsoft Excel dan secara manual. Pembahasan meliputi pengertian korelasi dan regresi linear, cara menghitung korelasi dan regresi secara manual, serta cara menganalisis korelasi dan regresi linear menggunakan Microsoft Excel.
Pemerintah Indonesia berencana mengembangkan industri halal untuk meningkatkan ekspor dan pariwisata. Beberapa langkah yang akan dilakukan antara lain mempromosikan produk halal ke pasar global, meningkatkan sertifikasi produk halal, serta melatih SDM agar mampu bersaing di industri halal.
Struktur komunitas polychaeta pada ekosistem padang lamun pulau parang karimu...Mujiyanto -
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Struktur komunitas polychaeta pada ekosistem padang lamun Pulau Parang terdiri dari 30 genus yang terbagi ke dalam 15 famili, dengan famili Capitellidae, Spionidae dan Syllidae sebagai jenis yang paling dominan. Kerapatan dan komposisi lamun berbeda di ketiga stasiun penelitian."
Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...Mujiyanto -
Ekosistem lamun sangat berperan dalam kelangsungan hidup juvenil ikan, dimana padang lamun sebagai daerah asuhan (nursery ground) merupakan tempat yang tepat bagi biota-biota laut yang masih muda atau masih dalam tahap juvenil untuk bertahan hidup. Kelimpahan dan struktur komunitas juvenile ikan pada ekosistem lamun dapat berubah-ubah menurut waktu, dan dipengaruhi juga oleh beberapa faktor lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas juvenil ikan di padang lamun pada kawasan perairan Pulau Parang, Kepulauan Karimunjawa. Penelitian dilakukan pada bulan Juni, September dan Desember 2012 (Musim Timur, Peralihan dan Barat). Pengambilan sampel juvenil ikan diambil dengan small beam trawl di lima stasiun penelitian dengan menggunakan metode purposive sampling method. Selanjutnya pengambilan sampel lamun menggunakan metode transek kuadran 1x1 meter. Hasil penelitian menunjukan bahwa juvenil ikan di padang lamun dalam 3 kali sampling berhasil didapat 683 individu, terdiri dari 16 famili dengan 42 spesiesi. Indeks keanekaragaman berkisar antara 0,25-4,74 dimana indeks keanekaragaman tertinggi pada stasiun Pulau Kembar sbesar 4,74 dengan 15 spesies. Hal ini juga didukung oleh persentase penutupan lamun tertinggi di stasiun Pulau Kembar sebesar 99,80 %.
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...Mujiyanto -
Gastropoda adalah salah satu kelas moluska yang sangat mudah ditemukan di ekosistem mangrove. Di ekosistem ini, gastropoda berperan dalam membantu proses dekomposisi serasah. Informasi tentang struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di Kawasan Desa Parang belum ada, sehingga perlu adanya kajian tentang struktur komunitas gastropoda di kawasan tersebut sebagai acuan untuk pengelolaan. Pada bulan Juni-Desember 2012 telah dilakukan penelitian tentang struktur komunitas gastropoda di Kawasan Desa Parang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di ekosistem mangrove Kawasan Desa Parang ditemukan 29 jenis dari 16 famili gastropoda. Kelimpahan rata-rata gastropoda berkisar antara 2,10–18,85 ind/m 2 . Indeks keanekaragaman berkisar antara 0,35–1,45 yang termasuk dalam kategori rendah sampai sedang. Nilai Indeks Keseragaman masuk dalam kategori rendah sampai tinggi dengan nilai berkisar antara 0,12–0,62 dan kisaran Indeks Dominasi antara 0,50–0,84 masuk dalam kategori terdapat spesies yang mendominasi. Littoraria scabra adalah jenis gastropoda yang mendominasi di ekosistem mangrove Kawasan Desa Parang.
Peremajaan ikan yang terlepas dari budidaya ikan dalam kja waduk ir h djuanda...Mujiyanto -
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Studi ini mengevaluasi peremajaan ikan mas dan nila yang terlepas dari budidaya dalam keramba jaring di Waduk Ir. H. Djuanda. Hasilnya menunjukkan rata-rata 4,9% ikan mas dan 2,4% ikan nila terlepas. Persentase ikan yang terlepas bervariasi antar daerah asal benih ikan.
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...Mujiyanto -
Echinodermata memiliki peran penting dalam ekologi laut yang hidup di dasar perairan yang berperan dalam menjaga tingkat kesuburan sedimen dan merupakan deposit feeder. Larva dan biota dewasa dari echinodermata juga merupakan bahan pasokan makanan bagi biota lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji populasi echinodermata di daerah perairan padang lamun pulau Parang, Karimunjawa dimana sampel diidentifikasi secara visual langsung dengan bantuan transek 5x5 meter menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Laganum laganum dan Holothuria atra merupakan spesies yang mendominasi di setiap stasiun pengamatan diduga karena cocok dengan kondisi lingkungan. Spesies yang ditemukan pada lokasi Pulau Kembar, Pulau Kumbang, Legon Boyo, Batu Merah cukup bervariasi dengan jumlah spesies tinggi, sedangkan pada Pulau Nyamuk hanya ditemukan sedikit.
Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...Mujiyanto -
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas bioekologi ikan Bolo-bolo (Atherinomorus lacunosus) di Kepulauan Karimunjawa, termasuk hubungan panjang berat, faktor kondisi, tingkat kematangan gonad, fekunditas, dan nisbah kelamin ikan tersebut. Penelitian dilakukan di ekosistem mangrove di bagian barat kepulauan tersebut.
Aspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawaMujiyanto -
Mangrove merupakan salah satu ekosistem yang memiliki fungsi ekologis penting dan kompleks serta menyediakan habitat bagi beragam biota aquatik, khususnya ikan. Penelitian dilakukan bulan Juni - Desember 2012 untuk menentukan bioekologi ikan Juwi (Selar boops). Pengambilan sampel dilakukan di bagian barat Kepulauan Karimunjawa yang memiliki ekosistem mangrove, dengan menggunakan gill net. Nilai hubungan panjang dan berat ikan Juwi (2.903) jantan dan (2.556) ikan betina, sesuai dengan hasil uji-t bahwa t-tabel > t-hitung, ikan Juwi bersifat isometrik dan faktor kondisi rata-rata jantan dan betina Juwi adalah 1.089 dan 0.507, berkategori seimbang. TKG ikan Juwi diperoleh I, II-IV, 17 ekor ikan betina ber-TKG IV dan 25 ekor untuk ikan jantan. Fekunditas ikan berkisar antara 327 - 623 butir pada TKG IV, dengan diameter telur menunjukkan pemijahan yang terjadi hanya satu kali dalam 1 (satu) musim. Hasil pengamatan terhadap nisbah kelamin ikan jantan dan betina adalah berbanding 1:1, menunjukkan kondisi seimbang. Ikan Juwi (S. boops) termasuk kategori ikan omnivora. faktor fisika kimia perairan masih dalam kondisi normal keberlangsungan hidup ikan Juwi.
Analisa kebiasaan makan ikan beronang (siganus virgatus) di kep karimunjawa, ...Mujiyanto -
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang analisis kebiasaan makan ikan beronang (Siganus virgatus) di Kepulauan Karimunjawa. Penelitian menunjukkan bahwa ikan beronang termasuk herbivora dengan makanan utama tumbuhan seperti rumput laut sebesar 98,28%, dan makanan tambahan fitoplankton dan detritus.
Komunitas ikan di terumbu karang pulau semak daun kepulauan seribuMujiyanto -
Pemerintah Indonesia berencana memperluas program vaksinasi COVID-19 ke seluruh provinsi. Target vaksinasi akan dicapai dengan melibatkan tenaga kesehatan di puskesmas dan rumah sakit di seluruh Indonesia untuk membantu proses vaksinasi. Program vaksinasi diperluas untuk mencapai herd immunity sehingga dapat memperlambat dan menghentikan pandemi COVID-19 di Indonesia.
Komunitas ikan di terumbu karang pulau semak daun kepulauan seribu
Keberadaan ikan napoleon (cheilinus undulatus) di perairan kepulauan sembilan sinjai sulawesi selatan
1. KSI-PI 41
FNPKSI - IV
KEBERADAAN IKAN NAPOLEON (Cheilinus undulatus)
DI PERAIRAN KEPULAUAN SEMBILAN SINJAI
SULAWESI SELATAN
Arip Rahman, Mujiyanto, Amran Ronny Syam
Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan
zeta_rif@yahoo.com
ABSTRAK
Ikan napoleon (Cheilinus undulatus) merupakan salah satu jenis ikan yang dilindungi dan termasuk
kedalam spesies terancampunah (endangered species). Perairan Kepulauan Sembilan merupakan salah
satu perairan yang memiliki kondisi terumbu karang yang cukup baik dan disekitarnya terdapat jaring
apung tempat pembesaran dan penampungan ikan napoleon hasil tangkapan nelayan disekitar
Kepulauan Sembilan. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan keberadaan ikan napoleon di
Perairan Kepulauan Sembilan. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2013, dengan menggunakan
metode survey lapangan. Penentuan lokasi penelitian sesuai dengan tempat nelayan melakukan
penangkapan ikan napoleon yaitu daerah Marempu, Latoiya, Bungimpare dan Makodang yang berada
di sekitar Pulau Sembilan. Luasan terumbu karang disekitar lokasi penelitian dihitung berdasarkan
hasil interpretasi citra satellite Landsat 8 OLI yang diakuisisi pada bulan April 2013. Hasil sensus
visual di wilayah Marempu dengan luas sapuan area 1,7 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon 6,3
individu/ha dengan kondisi terumbu karang berdasarkan persen tutupan karang hidup berkisar antara
15-60%. Di sekitar lokasi Bungimpare dengan luas sapuan 0,9 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon
5,5 individu/ha dengan luas tutupan karang hidup 30-60%. Wilayah Makodang dengan luas sapuan
1,3 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon 0,8 individu/ha dengan luas tutupan karang hidup 60%.
Sementara itu hasil sensus visual di wilayah Latoiya tidak ditemukan ikan napoleon.
Kata kunci: kepulauan sembilan , napoleon, sinjai, sensus visual, sulawesi selatan
PENDAHULUAN
Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus) merupakan salah satu ikan karang yang hidup
di daerah tropis. Panjang ikan ini bisa mencapai 1,5 meter dan berat 180 kg. Berdasarkan
hasil penelitian ikan napoleon jantan pertumbuhannya lebih cepat daripada ikan betinanya
(Choat et al., 2006). Ikan napoleon bertelur sepanjang tahun pada musim yang tepat dan
sesuai dengan variasi perputaran bulan. Perbandingan antara ikan jantan dan betina pada saat
bertelur antara 6:1 dan 10:1, enam atau sepuluh jantan membuahi satu betinanya (Colin,
2010).
Ikan napoleon umumnya ditemukan berasosiasi dengan terumbu karang dengan
kondisi yang masih baik (Sadovy, et al., 2003). Daerah menetap, pertumbuhan dan daerah
perlindungan ikan napoleon berada pada daerah yang memiliki struktur coral branching yang
sangat tinggi yang bercampur dengan macroalgae (Tupper, 2007). Ikan napoleon memiliki
kebiasaan hidup menyendiri atau berpasangan, tapi terkadang ditemukan dalam satu
kelompok berjumlah 3-7 individu (Donaldson, 2001). Juvenil ikan napoleon umumnya
banyak ditemukan di padang lamun, sementara ikan dewasanya banyak ditemukan di
terumbu karang (Dorenbosch, 2006). Makanan utama ikan napoleon diantaranya moluska,
ikan kecil, bulu babi, udang-udangan, dan avertebrata lainnya (Randall et al. 1978).
2. Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan - IV
KSI-PI 41
Menurut IUCN 2013, ikan napoleon termasuk kedalam ikan yang terancam punah
(endangered species) pada waktu yang akan datang. Hal tersebut disebabkan karena
penurunan populasi yang mencapai 50% selama tiga generasi (sekitar 30 tahun). Sebagai
bahan perbandingan hasil survey sebelumnya populasi ikan napoleon di daerah yang
dilindungi atau yang terbatas ijin penangkapannya, kepadatannya berkisar antara 2-10 ekor
per 10.000 m2
. Didaerah yang tinggi intensitas penangkapannya, densitasnya 10 kali lebih
rendah atau tidak ada sama sekali. Dengan demikian distribusi ikan ini secara spasial sangat
rendah dan kepadatannya per hektar juga sangat rendah (Donaldson & Sadovy, 2001).
Perairan Kepulauan Sembilan merupakan salah satu perairan yang memiliki kondisi
terumbu karang yang cukup baik dan disekitarnya terdapat jaring apung tempat pembesaran
dan penampungan ikan napoleon hasil tangkapan nelayan disekitar Kepulauan
Sembilan.Meskipun pengelolaan penangkapannya sudah diatur berdasarkan kuota dan
ukuran, pemantauankeberadaan ikan napoleon di habitatnya perlu terus dilakukan untuk
menjaga kelestariannya. Penelitian bertujuan untuk menentukankeberadaan ikan napoleon di
sekitar Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai.
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2013 dengan menggunakan metode survai
lapangan. Penentuan lokasi penelitian sesuai dengan tempat nelayan melakukan penangkapan
ikan napoleon yaitu daerah Marempu, Latoiya, Bungimpare dan Makodang yang berada di
sekitar Pulau Sembilan. Posisi koordinat lokasi penelitian disajikan pada Tabel 2 dan peta
lokasi penelitian disajikan pada Gambar 1.
Tabel 2. Posisi lokasi penelitian ikan napoleon di perairan Kepulauan Sembilan
Lokasi Lintang Bujur
Marempu 50
1’40.26”S 1200
29’7.20”E
Latoiya 50
0’44.30”S 1200
27’51.20”E
Bungimpare 40
59’30.00”S 1200
28’2.46”E
Makodang 40
57’4.86”S 1200
24’46.68”E
Analisis data untuk pendugaan luasan terumbu karang di lokasi penelitian dilakukan
dengan klasifikasi citra satelit dengan menggunakan program er-mapper. Semua pixel
dikategorikan menjadi kelas-kelas sesuai dengan karakteristik spectral (spektrum/hamburan
warna dari objek di bumi yang dipantulkan diterima sensor citra) dan kemudian di
interpretasi. Hasil klasifikasi tersebut diatas kemudian digunakan untuk menghitung secara
statistik luasan ekosistem yang sesuai dengan kelas-kelas yang dikategorikan sebelumnya.
3. Makalah Poster – Bidang Konservasi Sumberdaya Ikan dan Perubahan Iklim
KSI-PI 41
Gambar 1. Lokasi penelitian di Kepulauan Sembilan Kabupaten Sinjai
Identifikasi dan pendugaan populasi ikan napoleonserta pengamatan kondisi
terumbu karang dilakukan dengan menggunakan metode sensus visual (roving snorkel)
dengan uraian kegiatan sebagai berikut:
a) Roving snorkel ini memerlukan dua orang untuk berenang melakukan snorkeling di
sekitar lokasi penelitian.
b) Salah satu personel yang melakukan snorkel dilengkapi dengan GPS (kedap air) yang
ditarik di belakangnya. GPS tersebut digunakan untuk merekam lintasan yang dilalui
oleh kedua perenang selama melakukan roving snorkel.
c) Selama melakukan snorkel perenang pertama melakukan sensus dan identifikasi ikan
napoleonserta mencatat kondisi terumbu karang pada lintasan yang dilalui. Ketika
menemukan ikan napoleon, kemudian dicatat jumlah ikan yang teridentifikasi dan
menduga panjang dari ikan tersebut. Untuk memberi tanda lokasi ditemukannya ikan
napoleon, waktu saat dijumpai dicatat (jam, menit dan detik) yang nantinya akan
disesuaikan dengan koordinat yang tercatat pada GPS.
d) Data yang terekam dalam GPS kemudian diolah dengan menggunakan program map
source untuk mendapatkan garis lintasan selama snorkel. Garis lintasan yang diperoleh
kemudian dioverlay dengan peta lokasi penelitian dengan menggunakan program arc
gis.
4. Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan - IV
KSI-PI 41
Perhitungan kelimpahan ikan napoleon dihitung dengan rumus:
Keterangan :
Luas lintasan = panjang lintasan (m) x lebar lintasan (m)
Luasan meter persegi (m2
) dikonversi ke hektar (Ha)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendugaan luasan terumbu karang di lokasi penelitian menggunakan citra landsat 8
OLI (Operational Land Imager) hasil akuisisi pada bulan April 2013. Gambaran citra satelit
yang telah dipotong berdasarkan lokasi penelitian disajikan pada Gambar 2. Berdasarkan
hasil analisis citra dengan menggunakan program er-mapper, diperoleh dugaan luasan
terumbu karang di setiap lokasi penelitian. Wilayah Bungimpare diduga memiliki luas
terumbu karang sekitar 16 ha, wilayah Makodang diduga terumbu karangnya seluas 7,56 ha,
wilayah Latoiya sekitar 4,32 ha, dan wilayah Marempu diduga memiliki luas terumbu karang
sekitar 7,2 ha.
Gambar 2. Gambaran citra satelit landsat 8 OLI yang sudah dipotong berdasarkan lokasi penelitian
Wilayah MarempuWilayah Makodang Wilayah Bungimpare
Wilayah Latoiya
Keterangan:
Lintasan snorkel
Sumber:
Citra Landsat 8 OLI (27-04-2013), Peta RBI Bakosurtanal 2006,
Garmin titik koordinat
5. Makalah Poster – Bidang Konservasi Sumberdaya Ikan dan Perubahan Iklim
KSI-PI 41
Lintasan snorkel dan posisi ditemukannya ikan napoleon (Cheilinus undulatus)
disajikan pada Gambar 3. Posisi lintasan snorkel di tiap lokasi penelitian berada pada
terumbu karang tepi (reef edge), dimana dilokasi tersebut diduga menjadi habitat ikan
napoleon (Oddone, et al. 2010). Panjang lintasan snorkel pada tiap lokasi penelitian berbeda-
beda sesuai dengan kondisi lingkungan dan kemampuan personel yang melakukan snorkel.
Hasil penelitian panjang lintasan snorkel yang mampu dilakukan rata-rata 1,2 km.
Gambar 3. Peta lokasi tracking dan posisi ditemukannya ikan napoleon
Hasil sensus visual (roving snorkel) di lokasi penelitian di sekitar Perairan Kepulauan
Sembilan, disajikan pada Tabel 2. Lokasi penelitian dipilih berdasarkan keterangan yang
diperoleh dari nelayan setempat, bahwa di lokasi tersebut sering dilakukan penangkapan ikan
napoleon. Sensus visual dilakukan di wilayah Marempu, Bungimpare, Makodang dan Latoiya
yang semuanya berupa gosong karang atau taka. Berdasarkan hasil sensus visual selama
penelitian, kepadatan ikan napoleon tertinggi di temukan di wilayah Marempu dengan
kepadatan ikan 6,3 ekor/ha, kemudian berturut-turut wilayah Bungimpare (5,5 individu/ha),
wilayah Makodang (0,8 ekor/ha). Sementara itu di wilayah Latoiya tidak ditemukan ikan
napoleon.
Kepadatan ikan napoleon dewasa yang pernah tercatat tidak pernah lebih dari
20 ekor/ha dan biasanya hanya setengahnya atau sekitar 10 individu/ha (Sadovyet al.,
2003).Bahkan dalam IUCN 2013 disebutkan bahwa jarang diketemukan ikan napoleon lebih
dari 10 individu/ha.Hasil penelitian di perairan Kepulauan Sembilan didapatkan kepadatan
ikan napoleon berkisar antara 0-6,3 individu/ha. Hal tersebut bisa menjadi gambaran umum
untuk pengelolaan ikan napoleon di Kabupaten Sinjai.
6. Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan - IV
KSI-PI 41
Tabel 2. Data hasil sensus visual ikan napoleon
Lokasi Penelitian
Panjang
Lintasan
(m)
Luasan
area
sensus
visual (Ha)
Jumlah
Ikan
Napoleon
(individu)
Kepadatan
(individu/Ha)
Tutupan
Karang Hidup
(%)
Marempu 1748 1.7 11 6.3 15-60
(40.45±12.339)
Bungimpare 928 0.9 5 5.5 30-60
(46±11.402)
Makodang 1254 1.3 1 0.8 60
Latoiya 1052 1.1 0 0 35
Hasil estimasi ukuran ikan napoleon yang ditemukan selama melakukan penelitian
disajikan pada Tabel 3. Ukuran ikan napoleon berdasarkan estimasi berkisar antara 10-50 cm.
Ikan napoleon yang ditemukan di wilayah Bungimpare ukurannya relatif besar (30-50 cm)
dibandingkan dengan yang ditemukan di wilayah lainnya. Ikan napoleon dengan ukuran
35-50 cm diduga sudah berusia 5-6 tahun dan sudah mencapai kematangan seksual (Choat,
et. al., 2006)
Tabel 3. Estimasi ukuran ikan napoleon yang ditemukan
Lokasi EstimasiUkuran (cm) Jumlah Ikan (individu)
Marempu 10 - 15 cm 1
15 - 20 cm 3
20 - 25 cm 5
25 - 30 cm 1
30 - 35 cm 1
Bungimpare 30 - 35 cm 2
35 - 40 cm 1
45 - 50 cm 2
Makodang 15 - 20 cm 1
Latoiya 0
Rata-rata persen luas tutupan karang hidup tertinggi berdasarkan hasil sensus visual
berada di wilayah Makodang dengan rata-rata luas tutupan karang hidup sekitar 60%
kemudian disusul wilayah Bungimpare, Marempu dan wilayah Latoiya. Hubungan antara
luas tutupan karang hidup dan jumlah ikan napoleon yang ditemukan disajikan pada Gambar
3. Hasil analisis korelasi antara luas tutupan karang hidup dengan jumlah ikan napoleon yang
ditemukan relatif kecil (r=0,84). Hal tersebut kemungkinan disebabkanpada saat melakukan
sensus visual, wilayah yang disensus berada disekitar terumbu karang tepi (reef edge) dengan
7. Makalah Poster – Bidang Konservasi Sumberdaya Ikan dan Perubahan Iklim
KSI-PI 41
kedalaman berkisar 10-20 meter. Pada kedalaman tersebut intensitas cahaya mulai berkurang
sementara karang hidup memerlukan cahaya yang cukup untuk proses daur hidupnya.
Gambar 3. Hubungan antara jumlah ikan napoleon dengan beberapa parameter fisika perairan
KESIMPULAN
Kepadatan ikan napoleon berkisar antara 0-6,3 individu/ha dengan kepadatan
tertinggi di lokasi penelitian wilayah Marempu. Relatif kecilnya hubungan antara kepadatan
ikan napoleon dengan luasan terumbu karang hidup disebabkan oleh keterbatasan wilayah
yang dijelajahi selama penelitian dan terbatas pada daerah terumbu karang tepi (reef edge).
UCAPAN TERIMA KASIH
Tulisan ini merupakan kontribusi dari kegiatan penelitian populasi dan habitat
ikan napoleon (Cheilinus undulates) untuk mendukung evaluasi penetapan status
perlindungannya di perairan Sinjai, Sulawesi Selatan, T. A. 2012-2013 di Balai Penelitian
Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan Jatiluhur.
DAFTAR PUSTAKA
Choat, J. H., Davies, C. R., Ackerman, J. L., & Mapstone, B. D. (2006). Age structure and
growth in a large teleost, Cheilinus undulatus, with a review of size distribution in
labrid fishes. Marine Ecology Progress Series, 318, 237–246.
doi:10.3354/meps318237
Colin, P. L. (2010). Aggregation and spawning of the humphead wrasse Cheilinus undulatus
(Pisces: Labridae): general aspects of spawning behaviour. Journal of Fish Biology,
76(4), 987–1007. doi:10.1111/j.1095-8649.2010.02553.x
0.46 0.35 0.4 0.6
5
0
11
1
6
8
10
11.6
Taka Bungimpare Latoiya Taka Marempu Makodang
Luas Tutupan Karang Hidup (%) Jumlah Ikan (ekor) Kecerahan (m)
8. Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan - IV
KSI-PI 41
Donaldson, T. J., & Sadovy, Y. (2001). Threatened fishes of the world: Cheilinus undulatus
Rüppell, 1835 (Labridae). Environmental Biology of Fishes, 62(4), 428-428.
Dorenbosch, M., Grol, M. G. G., Nagelkerken, I., & Velde, G. Van Der. (2006). Seagrass
beds and mangroves as potential nurseries for the threatened Indo-Pacific humphead
wrasse, Cheilinus undulatus and Caribbean rainbow parrotfish, Scarus guacamaia.
Biological Conservation, 129(2), 277–282. doi:10.1016/j.biocon.2005.10.032
Oddone, A., Onori, R., Carocci, F., Sadovy, Y., Suharti, S., Colin, P. L., and M.
Vasconcellos. 2010. Estimating reef habitat coverage suitable for the humphead
wrasse, Cheilinus undulatus, using remote sensing. FAO Fisheries and Aquaculture
Circular. No. 1057. Rome, FAO. 2010. 27p.
Russell, B. (Grouper & Wrasse Specialist Group) 2004. Cheilinus undulatus. In: IUCN 2013.
IUCN Red List of Threatened Species. Version 2013.1. <www.iucnredlist.org>
Sadovy, Y., Kulbicki, M., Labrosse, P., Letourneur, Y., Lokani, P.and Donaldson, T.J. 2003.
The humphead wrasse, Cheilinus undulatus: synopsis of a threatened and poorly
known giant coral reef fish. Reviews in Fish Biology and Fisheries. Kluwer
Academic Publishers. 13: 327–364.
Tupper, M. (2007). Identification of nursery habitats for commercially valuable humphead
wrasse Cheilinus undulatus and large groupers (Pisces: Serranidae) in Palau.
Marine Ecology Progress Series, 332(October 2004), 189–199.
doi:10.3354/meps332189