Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Studi ini mengevaluasi peremajaan ikan mas dan nila yang terlepas dari budidaya dalam keramba jaring di Waduk Ir. H. Djuanda. Hasilnya menunjukkan rata-rata 4,9% ikan mas dan 2,4% ikan nila terlepas. Persentase ikan yang terlepas bervariasi antar daerah asal benih ikan.
Perkembangan kematangan gonad ikan kem- bung lelaki di perairan pesisir Takalar diperoleh mulai ukuran belum matang sampai memijah, yang mengindikasikan bahwa perkembangan ke - matangan gonad tidak sama dan adanya kelom- pok ikan yang memijah tidak bersamaan. Nilai IKG yang bervariasi disebabkan oleh faktor ling - kungan yang berhubungan langsung dengan ke - tersediaan makanan sebagai sumber energi untuk perkembangan somatik dan reproduksinya. Ukuran kali pertama matang gonad pada ikan disebabkan oleh perubahan kondisi ling- kungan, faktor abiotik, genetik populasi, perbe- daan letak wilayah, kualitas perairan, dan besar- nya tekanan penangkapan. Fekunditas dipenga- ruhi oleh ukuran panjang dan bobot ikan, diame - ter telur, fertilitas, frekuensi pemijahan, ukuran
Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan b...Mujiyanto -
Berikut adalah ringkasan dalam 3 kalimat atau kurang dari dokumen tersebut:
Dokumen tersebut menganalisis komposisi dan kelimpahan telur serta larva ikan di perairan terumbu karang barat Kepulauan Karimunjawa. Hasil penelitian menunjukkan dominasi telur ikan dan larva terdiri atas berbagai famili. Bulan September merupakan periode puncak pemijahan dengan kelimpahan telur dan larva tertinggi.
Kajian tentang budidaya ikan nilem di Kabupaten Tasikmalaya menunjukkan potensi yang besar untuk pengembangan komoditas ini. Terdapat 3 strain utama yaitu merah, were, dan cokelat kehijauan. Budidaya dilakukan di 111,61 ha lahan dengan produksi mencapai 679 juta benih dan 6.910 ton pembesaran pada tahun 2008. Teknologi pembenihan telah berkembang baik diaplikasikan pada kolam semi permanen.
Ringkasan dokumen:
1. Dokumen membahas kebijakan pengelolaan konservasi jenis ikan khususnya penyu.
2. Menjelaskan peran dan kewenangan pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber daya laut, serta tipe-tipe kawasan konservasi perairan.
3. Memaparkan status konservasi penyu dan permasalahan pengelolaannya di Indonesia serta program-program untuk mengatasinya.
Perkembangan kematangan gonad ikan kem- bung lelaki di perairan pesisir Takalar diperoleh mulai ukuran belum matang sampai memijah, yang mengindikasikan bahwa perkembangan ke - matangan gonad tidak sama dan adanya kelom- pok ikan yang memijah tidak bersamaan. Nilai IKG yang bervariasi disebabkan oleh faktor ling - kungan yang berhubungan langsung dengan ke - tersediaan makanan sebagai sumber energi untuk perkembangan somatik dan reproduksinya. Ukuran kali pertama matang gonad pada ikan disebabkan oleh perubahan kondisi ling- kungan, faktor abiotik, genetik populasi, perbe- daan letak wilayah, kualitas perairan, dan besar- nya tekanan penangkapan. Fekunditas dipenga- ruhi oleh ukuran panjang dan bobot ikan, diame - ter telur, fertilitas, frekuensi pemijahan, ukuran
Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan b...Mujiyanto -
Berikut adalah ringkasan dalam 3 kalimat atau kurang dari dokumen tersebut:
Dokumen tersebut menganalisis komposisi dan kelimpahan telur serta larva ikan di perairan terumbu karang barat Kepulauan Karimunjawa. Hasil penelitian menunjukkan dominasi telur ikan dan larva terdiri atas berbagai famili. Bulan September merupakan periode puncak pemijahan dengan kelimpahan telur dan larva tertinggi.
Kajian tentang budidaya ikan nilem di Kabupaten Tasikmalaya menunjukkan potensi yang besar untuk pengembangan komoditas ini. Terdapat 3 strain utama yaitu merah, were, dan cokelat kehijauan. Budidaya dilakukan di 111,61 ha lahan dengan produksi mencapai 679 juta benih dan 6.910 ton pembesaran pada tahun 2008. Teknologi pembenihan telah berkembang baik diaplikasikan pada kolam semi permanen.
Ringkasan dokumen:
1. Dokumen membahas kebijakan pengelolaan konservasi jenis ikan khususnya penyu.
2. Menjelaskan peran dan kewenangan pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber daya laut, serta tipe-tipe kawasan konservasi perairan.
3. Memaparkan status konservasi penyu dan permasalahan pengelolaannya di Indonesia serta program-program untuk mengatasinya.
Laporan ini memberikan ringkasan hasil pemantauan kondisi lingkungan, penyakit ikan, dan kelayakan usaha budidaya lele di Pancur Tower, Batam. Pemantauan menunjukkan air memenuhi standar kecuali amonia dan fosfat, sedangkan ikan terinfeksi parasit Dactylogyrus sp. Sistem filterisasi dan vaksinasi diperlukan untuk meningkatkan produksi.
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...Fathur Fathur
Laporan hasil PKL mahasiswa Agrobisnis Perikanan, Universitas Brawijaya, sebagai wawasan, pengetahuan dan terapan hasil dari bangku kuliah pada keadaan lapang
Penelitian ini bertujuan untuk menilai mutu ikan tongkol di DIY dengan memeriksa parameter mikrobiologis, kimia, dan organoleptik serta membandingkan kualitas ikan di pasar tradisional, modern, dan lelang. Hasilnya diharapkan meningkatkan konsumsi protein laut masyarakat.
Dokumen tersebut merangkum proses budidaya ikan Kerapu, Bandeng, dan Baronang di Keramba Jaring Apung (KJA) UPTD PPBLP Kabupaten Barru. Terdapat informasi tentang pemilihan lokasi, peralatan yang digunakan, proses budidaya, hama dan penyakit, serta panen dan pemasaran hasil budidaya. Organisme yang dibudidayakan dipilih karena pertumbuhannya cepat dan nilai ekonomisnya tinggi.
STATUS PEMANFAATAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN IKAN HIAS ANGEL NAPOLEON Pomacanthus xanthometopon
DI SULAWESI SELATAN
Hasil penelitian ini menunujukkan bahwa kondisi tutupan karang di tiga lokasi menunjukkan kategori sedang sampai baik. Penelitian ini menunjukkan kelimpahan ikan injel napoleon tidak berkorelasi positif dengan tutupan karang hidup dengan tutupan karang hidup tetapi keberadaannya dipengaruhi oleh bentuk pertumbuhan karang yaitu di antara celah karang bercabang, submasive dan masive. Struktur ukuran ikan injel napoleon yang tertangkap masih muda, gonadnya belum berkembang. Hubungan panjang berat bersifat allometrik, kecepatan pertumbuhan lambat dengan panjang maksimum 41,7 cm pada umur 13 tahun. Status pemanfaatan ikan injel napoleon diduga telah melampaui hasil tangkapan lestari (MSY). Kurva penawaran injel napoleon melengkung membalik (backward bending supply curve) menunjukkan bahwa supplai semakin menurun walaupun harga ikan meningkat karena diduga stok semakin berkurang.
Kegiatan pemantauan kawasan budidaya dan penyakit ikan merupakan salah satu perangkat yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi data hasil produksi dan informasi yang relevan tentang keragaan/dinamika penyakit tertentu pada suatu ”lokasi” sebagai akibat dari fluktuasi beberapa parameter kualitas lingkungan budidaya. Dari hasil pemantauan yang dilakukan di Selat Nenek, Kelurahan Temoyong diketahui bahwa kondisi kualitas air cukup optimal untuk produksi ikan laut, Sementara hasil analisa penyakit menunjukkan bahwa terdapat infeksi parasit Diplectanum spp dan infeksi bakteri Vibrio sp sebagai dampak sistem budidaya yang dilakukan. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa masyarakat sangat antusias untuk melakukan pengembangan produksi budidaya dengan disertai dukungan oleh pemerintah daerah
Laporan pembudidayaan ikan konsumsi air tawar (pembenihan ikan nila)Ferdiana Agustin
[Ringkasan]
Laporan ini membahas tentang teknik pembenihan ikan nila di Balai Benih Ikan. Teknik pembenihan ikan nila meliputi persiapan sarana seperti kolam pemijahan, kolam pendederan, dan kolam pembesaran serta peralatan seperti jala, waring, hapa, dan seser. Laporan ini juga menjelaskan karakteristik ikan nila dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan nila seperti suhu, pH, dan sal
Kebijakan konservasi jenis ikan memberikan perlindungan terhadap 15 jenis biota perairan yang terancam punah dengan melakukan kerja sama regional, pengawasan habitat kritis, penangkaran populasi, dan pengaturan kuota tangkap. Upaya ini bertujuan untuk melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan sumber daya ikan secara berkelanjutan.
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...Repository Ipb
Ringkasan dokumen ini adalah:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepadatan yang optimal untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup gelondongan ikan kancra pada empat tingkat kepadatan yang berbeda. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat kepadatan 10 ekor/tangki memberikan pertumbuhan dan kelangsungan hidup tertinggi.
Kegiatan pemantauan ini bertujuan untuk menilai kondisi kualitas perairan, penyakit dan kelayakan usaha budidaya di wilayah Pulau Nguan, Kelurahan Galang Baru, Kotamadya Batam. Pengamatan dilakukan pada tanggal 25 Maret 2015 di dua lokasi budidaya yang fokus pada pengembangan usaha budidaya ikan laut. Pengambilan sampel air dilakukan dengan metoda gabungan tempat (integrated) berdasarkan SNI No.6989.57:2008 untuk parameter pH, salinitas, suhu, kedalaman, ammonia (NH3), nitrit (NO2), posfat (PO4) dan kekeruhan. Metoda pemantauan juga dilakukan dengan metoda wawancara untuk mendapatkan informasi terkini tentang pengelolaan budidaya ikan. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa pH berada pada kisaran 8,01 – 8,03, salinitas 33 ‰, Nitrit < <0.1 /><0,009 /><0,033 mg/L dan suhu berada pada kisaran 30,1 – 30,2 ⁰C. Sementara kedalaman dan kekeruhan menjadi faktor pembatas dalam mendukung optimalisasi produksi. Hasil uji mikrobiologi menunjukkan bahwa ikan budidaya bebas dari infeksi parasit dan virus, namun positif terinfeksi oleh bakteri Vibrio spp. Adanya upaya untuk penerapan biosekuriti dan teknologi budidaya di kedua lokasi pemantauan menjadikan Pulau Nguan sangat berpotensi sebagai sentra produksi budidaya ikan laut di Kota Batam
Kata kunci: Pulau Nguan, Kualitas Air, Mikrobiologi, Cara Budidaya Ikan yang Baik
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putihWarta Wirausaha
Dokumen tersebut membahas budidaya ikan kakap putih di keramba jaring apung. Ia menjelaskan bahwa ikan kakap putih memiliki nilai ekonomis tinggi dan dapat dibudidayakan di perairan dengan kedalaman 5-7 meter, kecepatan arus 20-40 cm/detik, dan kadar garam 27-32 ppt. Budidaya dilakukan dengan menempatkan benih berukuran 50-75 gram di keramba jaring seluas 3x3x3 meter yang ter
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya ikan patin (Pangasius pangasius) mulai dari sejarah, jenis, manfaat, persyaratan lokasi, pedoman teknis budidaya termasuk pembibitan, dan pembesaran ikan patin.
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya lautRohman Efendi
Balai Besar Pengembangan dan Budidaya Laut di Lampung mengembangkan berbagai jenis ikan laut untuk budidaya, termasuk kakap putih, kakap merah, kerapu tikus, dan proses budidayanya seperti pemeliharaan, panen, dan penanganan penyakit. Balai ini bertujuan meningkatkan produksi perikanan budidaya di Indonesia.
Pemijahan ikan semah (Tor douronensis) secara buatan dilakukan di Balai Benih Ikan Aur Melintang, Sumatera Barat dengan menggunakan 6 ekor betina dan 5 ekor jantan. Telur yang dihasilkan berkisar antara 15-50 butir per gram, dengan daya tetas 67% dan sintasan larva hingga umur 88 hari mencapai 81%. Upaya ini merupakan langkah awal untuk domestikasi ikan semah guna pengembangan budidayanya.
Laporan ini memberikan ringkasan hasil pemantauan kondisi lingkungan, penyakit ikan, dan kelayakan usaha budidaya lele di Pancur Tower, Batam. Pemantauan menunjukkan air memenuhi standar kecuali amonia dan fosfat, sedangkan ikan terinfeksi parasit Dactylogyrus sp. Sistem filterisasi dan vaksinasi diperlukan untuk meningkatkan produksi.
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...Fathur Fathur
Laporan hasil PKL mahasiswa Agrobisnis Perikanan, Universitas Brawijaya, sebagai wawasan, pengetahuan dan terapan hasil dari bangku kuliah pada keadaan lapang
Penelitian ini bertujuan untuk menilai mutu ikan tongkol di DIY dengan memeriksa parameter mikrobiologis, kimia, dan organoleptik serta membandingkan kualitas ikan di pasar tradisional, modern, dan lelang. Hasilnya diharapkan meningkatkan konsumsi protein laut masyarakat.
Dokumen tersebut merangkum proses budidaya ikan Kerapu, Bandeng, dan Baronang di Keramba Jaring Apung (KJA) UPTD PPBLP Kabupaten Barru. Terdapat informasi tentang pemilihan lokasi, peralatan yang digunakan, proses budidaya, hama dan penyakit, serta panen dan pemasaran hasil budidaya. Organisme yang dibudidayakan dipilih karena pertumbuhannya cepat dan nilai ekonomisnya tinggi.
STATUS PEMANFAATAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN IKAN HIAS ANGEL NAPOLEON Pomacanthus xanthometopon
DI SULAWESI SELATAN
Hasil penelitian ini menunujukkan bahwa kondisi tutupan karang di tiga lokasi menunjukkan kategori sedang sampai baik. Penelitian ini menunjukkan kelimpahan ikan injel napoleon tidak berkorelasi positif dengan tutupan karang hidup dengan tutupan karang hidup tetapi keberadaannya dipengaruhi oleh bentuk pertumbuhan karang yaitu di antara celah karang bercabang, submasive dan masive. Struktur ukuran ikan injel napoleon yang tertangkap masih muda, gonadnya belum berkembang. Hubungan panjang berat bersifat allometrik, kecepatan pertumbuhan lambat dengan panjang maksimum 41,7 cm pada umur 13 tahun. Status pemanfaatan ikan injel napoleon diduga telah melampaui hasil tangkapan lestari (MSY). Kurva penawaran injel napoleon melengkung membalik (backward bending supply curve) menunjukkan bahwa supplai semakin menurun walaupun harga ikan meningkat karena diduga stok semakin berkurang.
Kegiatan pemantauan kawasan budidaya dan penyakit ikan merupakan salah satu perangkat yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi data hasil produksi dan informasi yang relevan tentang keragaan/dinamika penyakit tertentu pada suatu ”lokasi” sebagai akibat dari fluktuasi beberapa parameter kualitas lingkungan budidaya. Dari hasil pemantauan yang dilakukan di Selat Nenek, Kelurahan Temoyong diketahui bahwa kondisi kualitas air cukup optimal untuk produksi ikan laut, Sementara hasil analisa penyakit menunjukkan bahwa terdapat infeksi parasit Diplectanum spp dan infeksi bakteri Vibrio sp sebagai dampak sistem budidaya yang dilakukan. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa masyarakat sangat antusias untuk melakukan pengembangan produksi budidaya dengan disertai dukungan oleh pemerintah daerah
Laporan pembudidayaan ikan konsumsi air tawar (pembenihan ikan nila)Ferdiana Agustin
[Ringkasan]
Laporan ini membahas tentang teknik pembenihan ikan nila di Balai Benih Ikan. Teknik pembenihan ikan nila meliputi persiapan sarana seperti kolam pemijahan, kolam pendederan, dan kolam pembesaran serta peralatan seperti jala, waring, hapa, dan seser. Laporan ini juga menjelaskan karakteristik ikan nila dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan nila seperti suhu, pH, dan sal
Kebijakan konservasi jenis ikan memberikan perlindungan terhadap 15 jenis biota perairan yang terancam punah dengan melakukan kerja sama regional, pengawasan habitat kritis, penangkaran populasi, dan pengaturan kuota tangkap. Upaya ini bertujuan untuk melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan sumber daya ikan secara berkelanjutan.
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...Repository Ipb
Ringkasan dokumen ini adalah:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepadatan yang optimal untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup gelondongan ikan kancra pada empat tingkat kepadatan yang berbeda. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat kepadatan 10 ekor/tangki memberikan pertumbuhan dan kelangsungan hidup tertinggi.
Kegiatan pemantauan ini bertujuan untuk menilai kondisi kualitas perairan, penyakit dan kelayakan usaha budidaya di wilayah Pulau Nguan, Kelurahan Galang Baru, Kotamadya Batam. Pengamatan dilakukan pada tanggal 25 Maret 2015 di dua lokasi budidaya yang fokus pada pengembangan usaha budidaya ikan laut. Pengambilan sampel air dilakukan dengan metoda gabungan tempat (integrated) berdasarkan SNI No.6989.57:2008 untuk parameter pH, salinitas, suhu, kedalaman, ammonia (NH3), nitrit (NO2), posfat (PO4) dan kekeruhan. Metoda pemantauan juga dilakukan dengan metoda wawancara untuk mendapatkan informasi terkini tentang pengelolaan budidaya ikan. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa pH berada pada kisaran 8,01 – 8,03, salinitas 33 ‰, Nitrit < <0.1 /><0,009 /><0,033 mg/L dan suhu berada pada kisaran 30,1 – 30,2 ⁰C. Sementara kedalaman dan kekeruhan menjadi faktor pembatas dalam mendukung optimalisasi produksi. Hasil uji mikrobiologi menunjukkan bahwa ikan budidaya bebas dari infeksi parasit dan virus, namun positif terinfeksi oleh bakteri Vibrio spp. Adanya upaya untuk penerapan biosekuriti dan teknologi budidaya di kedua lokasi pemantauan menjadikan Pulau Nguan sangat berpotensi sebagai sentra produksi budidaya ikan laut di Kota Batam
Kata kunci: Pulau Nguan, Kualitas Air, Mikrobiologi, Cara Budidaya Ikan yang Baik
Pedoman Sukses Usaha Budidaya ikan kakap putihWarta Wirausaha
Dokumen tersebut membahas budidaya ikan kakap putih di keramba jaring apung. Ia menjelaskan bahwa ikan kakap putih memiliki nilai ekonomis tinggi dan dapat dibudidayakan di perairan dengan kedalaman 5-7 meter, kecepatan arus 20-40 cm/detik, dan kadar garam 27-32 ppt. Budidaya dilakukan dengan menempatkan benih berukuran 50-75 gram di keramba jaring seluas 3x3x3 meter yang ter
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya ikan patin (Pangasius pangasius) mulai dari sejarah, jenis, manfaat, persyaratan lokasi, pedoman teknis budidaya termasuk pembibitan, dan pembesaran ikan patin.
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya lautRohman Efendi
Balai Besar Pengembangan dan Budidaya Laut di Lampung mengembangkan berbagai jenis ikan laut untuk budidaya, termasuk kakap putih, kakap merah, kerapu tikus, dan proses budidayanya seperti pemeliharaan, panen, dan penanganan penyakit. Balai ini bertujuan meningkatkan produksi perikanan budidaya di Indonesia.
Pemijahan ikan semah (Tor douronensis) secara buatan dilakukan di Balai Benih Ikan Aur Melintang, Sumatera Barat dengan menggunakan 6 ekor betina dan 5 ekor jantan. Telur yang dihasilkan berkisar antara 15-50 butir per gram, dengan daya tetas 67% dan sintasan larva hingga umur 88 hari mencapai 81%. Upaya ini merupakan langkah awal untuk domestikasi ikan semah guna pengembangan budidayanya.
STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...Dr. Mauli Kasmi
Ikan Napoleon (Pomachantus xanthometopon) merupakan spesies termahal dari kelompok ikan Napoleon dan mempunyai nilai tawar yang lebih tinggi dibanding jenis ikan hias lainnya, sehingga menjadi ikan target oleh nelayan ikan hias. Produksi ikan ini masih tergantung dari penangkapan di alam karena budidaya belum berhasil dikembangkan, sehingga ada kemungkinan spesies ini mengalami overfishing. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui potensi rekruitmen, struktur ukuran, pertumbuhan dan rasio seksual ikan Napoleon di perairan Sulawesi Selatan. Metode penelitian didasarkan pada sampling paralel di perairan Kepulauan Pangkep dan Selayar. Selanjutnya, fekunditas dihitung dengan menggunakan metode volimetrik. Umur mutlak dan pertumbuhan ikan Napoleon ditentukan dengan analisis plot Gulland dan Holt. Hasil kajian menunjukkan bahwa modus panjang total ikan Napoleon di Kabupaten Pangkep (9,5-11,5 cm) relatif lebih besar dibandingkan ikan Napoleon di Kabupaten Selayar (4,5-5,5 cm). Hubungan panjang berat bersifat allometrik, kecepatan pertumbuhan sebesar 0,4934 cm/ tahun dengan panjang maksimun 41,7 cm pada umur 13 tahun. Ikan Napoleon yang tertangkap merupakan ikan muda (53%) yang belum berkembang gonadnya. Rasio seksual adalah 26 % betina, 14% jantan dan 7% hermafrodit.
Status Pemanfaatan Berdasarkan ukuran ikan hias injel napoleon (Pomacanthus ...Dr. Mauli Kasmi
Pemanfaatan jenis ikan Injel Napoleon sudah melampaui produksi lestari karena merupakan hewan target oleh nelayan sehingga semua ukuran dimanfaatkan untuk kebutuhan akuraium laut
Dokumen tersebut membahas tentang pembenihan ikan karper di Kabupaten Tabanan, Bali. Ia menjelaskan tentang proses pendederan benih karper, pedoman padat tebar benih, dan pemanenan berdasarkan ukuran. Dokumen juga menjelaskan tentang seleksi induk pemijahan dan beberapa cara tradisional pembenihan karper di Indonesia.
Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...Muhammad Ardianto
Berdasarkan analisis perbedaan jantan dan betina Kepiting Bakau (Scylla serrata) berdasarkan karapas dan kaki renang (pleopod), ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata lebar karapas jantan dan betina. Namun demikian, terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata rasio panjang dan lebar swimming pad jantan dan betina."
Penelitian ini mengestimasi jumlah dan jenis karang hidup serta tutupan karang di perairan Pulau Badi dan Sarappo Keke, Sulawesi Selatan untuk mengembangkan model penentuan kuota ekspor karang hias yang berkelanjutan. Metode observasi dan wawancara digunakan untuk mengumpulkan data primer dan sekunder. Hasilnya menunjukkan bahwa jenis dan jumlah karang yang terdaftar dalam kuota lima tahun terakhir masih lay
Ikan cakalang memiliki tubuh berbentuk torpedo dengan dua sirip punggung dan sisik yang sangat kecil. Laporan ini menjelaskan morfologi dan pengukuran morfometrik ikan cakalang yang meliputi panjang tubuh, kepala, dan sirip.
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...Repository Ipb
Penelitian ini menguji empat kepadatan penokolan udang vanamei (500, 1000, 1500, dan 2000 ekor/m2) selama 28 hari. Hasilnya menunjukkan bahwa kepadatan 500 ekor/m2 memberikan pertumbuhan udang terbaik dengan panjang akhir 42,7 mm. Kepadatan tidak berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan hidup atau keragaman panjang udang.
Preferensi Parameter Oseanografi (SPL dan Klorofil-a) Terhadap Ikan Cakalang ...Mustasim Mustasim
Ringkasan dokumen ini adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis preferensi parameter oseanografi seperti suhu permukaan laut (SPL) dan klorofil-a terhadap hasil tangkapan ikan cakalang di perairan Pulau Misool dan Fakfak.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa preferensi SPL dan konsentrasi klorofil-a terhadap ikan cakalang pada bulan Maret hingga Mei 2015 berada pada k
Proposal ini mengajukan program budidaya lele di Desa Mekarsari untuk memberdayakan masyarakat. Program selama satu tahun ini meliputi pelatihan budidaya lele, pembesaran 10.000 ekor benih lele di kolam, dan pelatihan pemasaran untuk membuka restoran makanan lele. Anggaran keseluruhan program Rp63,5 juta akan digunakan untuk benih, pakan, peralatan, dan bangunan restoran.
Aspek biologi ikan juwi (selar boops) di area mangrove kepulauan karimunjawaMujiyanto -
Mangrove merupakan salah satu ekosistem yang memiliki fungsi ekologis penting dan kompleks serta menyediakan habitat bagi beragam biota aquatik, khususnya ikan. Penelitian dilakukan bulan Juni - Desember 2012 untuk menentukan bioekologi ikan Juwi (Selar boops). Pengambilan sampel dilakukan di bagian barat Kepulauan Karimunjawa yang memiliki ekosistem mangrove, dengan menggunakan gill net. Nilai hubungan panjang dan berat ikan Juwi (2.903) jantan dan (2.556) ikan betina, sesuai dengan hasil uji-t bahwa t-tabel > t-hitung, ikan Juwi bersifat isometrik dan faktor kondisi rata-rata jantan dan betina Juwi adalah 1.089 dan 0.507, berkategori seimbang. TKG ikan Juwi diperoleh I, II-IV, 17 ekor ikan betina ber-TKG IV dan 25 ekor untuk ikan jantan. Fekunditas ikan berkisar antara 327 - 623 butir pada TKG IV, dengan diameter telur menunjukkan pemijahan yang terjadi hanya satu kali dalam 1 (satu) musim. Hasil pengamatan terhadap nisbah kelamin ikan jantan dan betina adalah berbanding 1:1, menunjukkan kondisi seimbang. Ikan Juwi (S. boops) termasuk kategori ikan omnivora. faktor fisika kimia perairan masih dalam kondisi normal keberlangsungan hidup ikan Juwi.
Laporan ini membahas tentang fekunditas telur ikan lele di perairan Tanjungpinang Kepulauan Riau. Metode yang digunakan untuk menghitung fekunditas adalah metode gravimetrik, volumetrik, dan gabungan. Hasilnya menunjukkan bahwa fekunditas ikan lele betina adalah sebesar 201.799,6 butir telur.
BBPBAP Jepara melakukan program pemulihan ikan bandeng dengan:
1. Pembesaran calon induk bandeng dari berbagai daerah untuk meningkatkan kualitas benih
2. Meningkatkan produksi benih bandeng melalui perbaikan SOP mulai dari pematangan gonad induk, produksi nener berkualitas, dan observasi nener
Similar to Peremajaan ikan yang terlepas dari budidaya ikan dalam kja waduk ir h djuanda jatiluhur (20)
Secara fisiologi penyelaman, manusia tidak diciptakan untuk beradaptasi dengan lingkungan bawah perairan baik perairan tawar maupun laut, tetapi manusia dapat menciptakan suatu alat untuk beradptasi dengan lingkungan perairan. Alat tersebut dinamakan SCUBA (Self Contained Underwater Breathing Apparatus). Peralatan Scuba merupakan peralatan penyelaman yang disempurnakan oleh Yves Couteau dan Emile Gagnan pada tahun 1943, dan sampai sekarang masih dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan baik berupa tingkat keselamatan dan berbagai aksesoris pendukung lainnya.
Perkembangan penyelaman Scuba di Indonesia sampai saat sekarang boleh dikatakan sangat mengembirakan, terutama untuk penyelaman olah raga dan wisata bahari. Akan tetapi penyelaman di bidang lainnya, seperti halnya penyelaman komersial dan penyelaman ilmiah masih sangat terbatas. Dan tak jarang pekerjaan dan proyek-proyek bawah air di Indonesia masih didominasi oleh penyelam-penyelam asing.
Manfaat lain penyelaman scuba adalah, seseorang penyelam dapat mengembangkan ilmu-ilmu kelautan sesuai dengan bidangnya seperti halnya dalam bidang arsitektur atau teknik sispil, dia dapat mengembangkan untuk membuat konstruksi-konstruksi atau penambangan lepas pantai(off shore). Dibidang kedokteran seorang penyelam dapat mengembagkan Hyperbarik (fisika dan fisiologi penyelaman, serta medical aspek). Sedangkan untuk masyarakat ilmiah, penyelam dapat melakukan kegiatan penelitian-penelitian yang dilakukan dapat mengembangkan dan mengungkapkan potensi sumberdaya hayati laut yang terdapat dalam suatu perairan, terutama ilmu biologi, geologi, arkeologi dan kelautan lainnya.
Sebagian ahli penyelaman mengatakan bahwa penyelaman Scuba merupakan salah satu aktivitas atau olah raga yang beresiko tinggi baik bagi kesehatan maupun bagi keselamatan pribadi pelakunya. Tentunya bila kegiatan tersebut tidak dilakukan melalui prosedur yang benar. Karena itu pendidikan dan pelatihan penyelaman Scuba harus dikelola sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar dengan sistem yang jelas dengan program-programnya, terukur dan terorganisir pelaksanaannya. Dengan demikian akan dimungkinkan diadakannya monitoring, evaluasi guna mencapai hasil yang optimal.
Scientific Diving Club bertujuan untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan lebih dengan mengorientasikan kegiatannya pada selam ilmiah yang mendukung, memperlancar dan menerapkan selam ilmiah secara bertanggung jawab.
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...Mujiyanto -
Dokumen tersebut membahas pentingnya Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) untuk melindungi sumber daya laut dan pantai Indonesia. MCPAs dapat digunakan untuk mengurangi eksploitasi berlebihan dan kerusakan lingkungan, serta melindungi keanekaragaman hayati. Dokumen tersebut juga menjelaskan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan lokasi MCPAs seperti dukungan masyarakat, kondis
Pentingnya Amdal Pesisir Dalam Perspektif Pembangunan Berwawasan Lingkungan ...Mujiyanto -
1. Tulisan ini membahas pentingnya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) terhadap rencana pembangunan di wilayah pesisir, khususnya eksploitasi minyak.
2. Eksploitasi minyak di wilayah pesisir dan laut merupakan salah satu kegiatan yang mewajibkan AMDAL karena dapat memberikan dampak lingkungan.
3. Karakteristik fisik dan kimia minyak mempengaruhi tingkah lakunya di l
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Mujiyanto -
Penelitian dilakukan di perairan Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di perairan Teluk Saleh Nusa Tenggara Barat pada tahun 2005 dengan waktu pelaksanaan pada bulan Mei dan Oktber 2005. Berdasarkan informasi dari nelayan, terumbu karang di perairan Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah mengalami banyak kerusakan, terutama pada perairan yang dangkal yaitu pada kedalaman kurang dari 15 meter. Pengamatan dan perhitungan persentase penutupan karang dilakukan dengan menggunakan metode Line Intercef Transect (LIT). Kerusakan terumbu karang tersebut akibat dari kegiatan penangkapan ikan dengan cara-cara penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Kondisi terumbu karang hidup pada kategori sedang, penutupan karang dalam kategori karang rusak. Adapun Strategi pengelolaan terumbu karang berdasarkan permasalah yang ditemukan di lokasi, secara garis besarnya adalah dengan memberdayakan masyarakat pesisir yang secara langsung bergantung pada pengelolaan terumbu karang, mengurangi laju degradasi kondisi terumbu karang yang ada pada saat ini serta mengelola terumbu karang berdasarkan karakteristik ekosistem, potensi, pemanfaatan dan status hukumnya.
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaMujiyanto -
Penelitian dilakukan di perairan Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di perairan Teluk Saleh Nusa Tenggara Barat pada tahun 2005 dengan waktu pelaksanaan pada bulan Mei dan Oktber 2005. Berdasarkan informasi dari nelayan, terumbu karang di perairan Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah mengalami banyak kerusakan, terutama pada perairan yang dangkal yaitu pada kedalaman kurang dari 15 meter. Pengamatan dan perhitungan persentase penutupan karang dilakukan dengan menggunakan metode Line Intercef Transect (LIT). Kerusakan terumbu karang tersebut akibat dari kegiatan penangkapan ikan dengan cara-cara penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Kondisi terumbu karang hidup pada kategori sedang, penutupan karang dalam kategori karang rusak. Adapun Strategi pengelolaan terumbu karang berdasarkan permasalah yang ditemukan di lokasi, secara garis besarnya adalah dengan memberdayakan masyarakat pesisir yang secara langsung bergantung pada pengelolaan terumbu karang, mengurangi laju degradasi kondisi terumbu karang yang ada pada saat ini serta mengelola terumbu karang berdasarkan karakteristik ekosistem, potensi, pemanfaatan dan status hukumnya.
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...Mujiyanto -
Ringkasan singkat dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas status usaha perikanan tangkap di zona rehabilitasi terumbu karang Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di Teluk Saleh, Sumbawa Besar.
2. Jenis alat tangkap yang umum digunakan oleh nelayan lokal adalah bagan perahu, bubu, pancing, rawai dan jaring tarik.
3. Hasil analisis menunjukkan bahwa usaha penangkapan ikan di
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...Mujiyanto -
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas analisis bio-ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di perairan Laut Jawa. Analisis menunjukkan bahwa produksi ikan pelagis fluktuatif antara tahun 1976-1983 akibat interaksi antara upaya penangkapan dan ketersediaan stok. Produksi maksimum lestari diperkirakan 101,151 ton/tahun pada upaya 4,176 kapal. Strategi pengelolaan diperlukan untuk menjaga keberlanjut
Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen ana...Mujiyanto -
PCA pada dasarnya bertujuan untuk menyederhanakan variabel yang diamati dengan cara menyusutkan (mereduksi) dimensinya.
PCA dilakukan dengan cara menghilangkan korelasi diantara variabel bebas melalui transformasi variabel bebas asal ke variabel baru yang tidak berkorelasi sama sekali atau yang biasa disebut dengan principal component.
Setelah beberapa komponen hasil PCA yang bebas multikolinearitas diperoleh, maka komponen-komponen tersebut menjadi variabel bebas baru yang akan diregresikan atau dianalisa pengaruhnya terhadap variabel tak bebas (Y) dengan menggunakan analisis regresi.
Principal Component Analysis (PCA) dapat mengatasi masalah pelanggaran asumsi klasik multikolinearitas tanpa perlu membuang variabel bebas yang berkolinear tinggi. Sehingga setelah diperoleh variabel bebas baru dari hasil reduksi, dapat meramalkan pengaruh dari variabel bebas (contoh : pendapatan) terhadap variabel tak bebas (contoh : konsumsi) melalui analisis regresi linier.
Dengan metode PCA, kita akan mendapatkan variabel bebas baru yang tidak berkorelasi, bebas satu sama lainnya, lebih sedikit jumlahnya daripada variabel asli, akan tetapi bisa menyerap sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel asli atau yang bisa memberikan kontribusi terhadap varian seluruh variabel.
Panduan praktif belajar statistik korelasi regresi linear_microsoft excel dan...Mujiyanto -
Buku ini menjelaskan tentang analisis korelasi dan regresi linear dengan program Microsoft Excel dan secara manual. Pembahasan meliputi pengertian korelasi dan regresi linear, cara menghitung korelasi dan regresi secara manual, serta cara menganalisis korelasi dan regresi linear menggunakan Microsoft Excel.
Pemerintah Indonesia berencana mengembangkan industri halal untuk meningkatkan ekspor dan pariwisata. Beberapa langkah yang akan dilakukan antara lain mempromosikan produk halal ke pasar global, meningkatkan sertifikasi produk halal, serta melatih SDM agar mampu bersaing di industri halal.
Struktur komunitas polychaeta pada ekosistem padang lamun pulau parang karimu...Mujiyanto -
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Struktur komunitas polychaeta pada ekosistem padang lamun Pulau Parang terdiri dari 30 genus yang terbagi ke dalam 15 famili, dengan famili Capitellidae, Spionidae dan Syllidae sebagai jenis yang paling dominan. Kerapatan dan komposisi lamun berbeda di ketiga stasiun penelitian."
Struktur komunitas juvenil ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan perair...Mujiyanto -
Ekosistem lamun sangat berperan dalam kelangsungan hidup juvenil ikan, dimana padang lamun sebagai daerah asuhan (nursery ground) merupakan tempat yang tepat bagi biota-biota laut yang masih muda atau masih dalam tahap juvenil untuk bertahan hidup. Kelimpahan dan struktur komunitas juvenile ikan pada ekosistem lamun dapat berubah-ubah menurut waktu, dan dipengaruhi juga oleh beberapa faktor lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas juvenil ikan di padang lamun pada kawasan perairan Pulau Parang, Kepulauan Karimunjawa. Penelitian dilakukan pada bulan Juni, September dan Desember 2012 (Musim Timur, Peralihan dan Barat). Pengambilan sampel juvenil ikan diambil dengan small beam trawl di lima stasiun penelitian dengan menggunakan metode purposive sampling method. Selanjutnya pengambilan sampel lamun menggunakan metode transek kuadran 1x1 meter. Hasil penelitian menunjukan bahwa juvenil ikan di padang lamun dalam 3 kali sampling berhasil didapat 683 individu, terdiri dari 16 famili dengan 42 spesiesi. Indeks keanekaragaman berkisar antara 0,25-4,74 dimana indeks keanekaragaman tertinggi pada stasiun Pulau Kembar sbesar 4,74 dengan 15 spesies. Hal ini juga didukung oleh persentase penutupan lamun tertinggi di stasiun Pulau Kembar sebesar 99,80 %.
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...Mujiyanto -
Gastropoda adalah salah satu kelas moluska yang sangat mudah ditemukan di ekosistem mangrove. Di ekosistem ini, gastropoda berperan dalam membantu proses dekomposisi serasah. Informasi tentang struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di Kawasan Desa Parang belum ada, sehingga perlu adanya kajian tentang struktur komunitas gastropoda di kawasan tersebut sebagai acuan untuk pengelolaan. Pada bulan Juni-Desember 2012 telah dilakukan penelitian tentang struktur komunitas gastropoda di Kawasan Desa Parang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di ekosistem mangrove Kawasan Desa Parang ditemukan 29 jenis dari 16 famili gastropoda. Kelimpahan rata-rata gastropoda berkisar antara 2,10–18,85 ind/m 2 . Indeks keanekaragaman berkisar antara 0,35–1,45 yang termasuk dalam kategori rendah sampai sedang. Nilai Indeks Keseragaman masuk dalam kategori rendah sampai tinggi dengan nilai berkisar antara 0,12–0,62 dan kisaran Indeks Dominasi antara 0,50–0,84 masuk dalam kategori terdapat spesies yang mendominasi. Littoraria scabra adalah jenis gastropoda yang mendominasi di ekosistem mangrove Kawasan Desa Parang.
Keberadaan ikan napoleon (cheilinus undulatus) di perairan kepulauan sembilan...Mujiyanto -
Ikan napoleon (Cheilinus undulatus) merupakan salah satu jenis ikan yang dilindungi dan termasuk kedalam spesies terancampunah (endangered species). Perairan Kepulauan Sembilan merupakan salah satu perairan yang memiliki kondisi terumbu karang yang cukup baik dan disekitarnya terdapat jarring apung tempat pembesaran dan penampungan ikan napoleon hasil tangkapan nelayan disekitar Kepulauan Sembilan. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan keberadaan ikan napoleon di Perairan Kepulauan Sembilan. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2013, dengan menggunakan metode survey lapangan. Penentuan lokasi penelitian sesuai dengan tempat nelayan melakukan penangkapan ikan napoleon yaitu daerah Marempu, Latoiya, Bungimpare dan Makodang yang berada di sekitar Pulau Sembilan. Luasan terumbu karang disekitar lokasi penelitian dihitung berdasarkan hasil interpretasi citra satellite Landsat 8 OLI yang diakuisisi pada bulan April 2013. Hasil sensus visual di wilayah Marempu dengan luas sapuan area 1,7 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon 6,3 individu/ha dengan kondisi terumbu karang berdasarkan persen tutupan karang hidup berkisar antara 15-60%. Di sekitar lokasi Bungimpare dengan luas sapuan 0,9 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon 5,5 individu/ha dengan luas tutupan karang hidup 30-60%. Wilayah Makodang dengan luas sapuan 1,3 ha diperoleh kepadatan ikan napoleon 0,8 individu/ha dengan luas tutupan karang hidup 60%. Sementara itu hasil sensus visual di wilayah Latoiya tidak ditemukan ikan napoleon.
Kajian struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian ...Mujiyanto -
Fungsi ekologis dari ekosistem mangrove yaitu sebagai tempat pemijahan (nursery ground), tempat mencari makan (feeding ground), dan tempat perlindungan (shelter) beberapa organisme perairan, rimata, serangga, burung, reptil dan amphibi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur komunitas juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove bagian Barat Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara. Penelitian dilaksanakan selama bulan Juni hingga bulan Desember 2012, sampel diperoleh untuk mewakili sampel pada musim Timur, musim Peralihan Timur ke Barat dan pada musim Barat. Juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove, dikoleksi dengan jaring dengan ukuran mata jaring 500 µ, jarring lempar ukuran mata jaring 2 inchi, alat pancing serta serok (seser) ikan. Komposisi jenis mangrove yang ditemukan di ekosistem mangrove Pulau Parang terdiri dari Bruguiera cylindrica, Bruguiera gymnorrhiza, Ceriops tagal, Lumnitzera racemosa, Rhizophora mucronata, Scyphiphora hydrophyllacea, Sonneratia alba dan Xylocarpus moluccensis. Komposisi jenis juvenil ikan di perairan ekosistem mangrove yang dikoleksi selama tiga musim berturut-turut berjumlah 14 jenis, yang tergolong ke dalam 11 famili dan 13 genus. Nilai indeks keanekaragaman jenis berkisar antara 0,056 – 1,557 pada kategori sedang, keseragaman juvenil ikan berkisar antara 0,035 – 0,926 berada dalam kondisi yang stabil dan dominansi berkisar antara 0,236 – 0,985 artinya terdapat beberapa jenis juvenil ikan yang mendominasi di stasiun penelitian.
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...Mujiyanto -
Echinodermata memiliki peran penting dalam ekologi laut yang hidup di dasar perairan yang berperan dalam menjaga tingkat kesuburan sedimen dan merupakan deposit feeder. Larva dan biota dewasa dari echinodermata juga merupakan bahan pasokan makanan bagi biota lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji populasi echinodermata di daerah perairan padang lamun pulau Parang, Karimunjawa dimana sampel diidentifikasi secara visual langsung dengan bantuan transek 5x5 meter menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Laganum laganum dan Holothuria atra merupakan spesies yang mendominasi di setiap stasiun pengamatan diduga karena cocok dengan kondisi lingkungan. Spesies yang ditemukan pada lokasi Pulau Kembar, Pulau Kumbang, Legon Boyo, Batu Merah cukup bervariasi dengan jumlah spesies tinggi, sedangkan pada Pulau Nyamuk hanya ditemukan sedikit.
Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...Mujiyanto -
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Penelitian ini mengkaji komunitas larva ikan di ekosistem padang lamun di Pulau Parang, Karimunjawa;
(2) Terdapat 14 famili larva ikan yang ditemukan dengan dominasi famili Gerreidae, Gobiidae, dan Labridae;
(3) Kualitas perairan mempengaruhi keberadaan larva ikan, dengan suhu 28,5°C-31,14°C dan salinitas 29,5-34°/oo.
Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...Mujiyanto -
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas bioekologi ikan Bolo-bolo (Atherinomorus lacunosus) di Kepulauan Karimunjawa, termasuk hubungan panjang berat, faktor kondisi, tingkat kematangan gonad, fekunditas, dan nisbah kelamin ikan tersebut. Penelitian dilakukan di ekosistem mangrove di bagian barat kepulauan tersebut.
Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...
Peremajaan ikan yang terlepas dari budidaya ikan dalam kja waduk ir h djuanda jatiluhur
1. PEREMAJAAN IKAN YANG TERLEPAS DARI
BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA JARING APUNG
DI WADUK IR. H. DJUANDA
Oleh :
Didik Wahju Hendro Tjahjo, Mujiyanto dan Sri Endah Purnamaningtyas
Loka Riset Pemacuan Stok Ikan
ABSTRAK
Perkembangan budidaya ikan dalam keramba jaring apung (KJA) di Waduk Ir. H. Djuanda
berkembang sangat pesat, yaitu pada tahun 1991 sejumlah 502 unit KJA, tahun 1999 berkembang
menjadi 2.195 unit, dan tahun 2005 telah mencapai 4.577 unit KJA, sedangkan jumlah unit KJA yang
diizinkan berdasarkan SK Bupati Purwakarta Nomor 06/2000 tahun 2000 adalah 2.100 unit. Tujuan
penelitian adalah untuk mengevaluasi besarnya peremajaan ikan yang terlepas dari kegiatan budidaya
ikan dalam KJA di Waduk Ir. H. Djuanda. Penelitian ini dilakukan setiap bulan selama tahun 2006,
dan pengamatan dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) pengamatan langsung melalui identifikasi jenis
ikan dan (2) pengukuran panjang total benih ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peremajaan
ikan mas yang terlepas dari sistem budidaya ikan dalam KJA rata-rata mencapai 4,9% dan ikan nila
rata-rata mencapai 2,4%. Bersama dengan benih ikan tersebut ikut serta benih ikan yang tidak
dikehendaki maksimum sebanyak 10,4% (untuk benih yang berasal dari daerah Sukabumi), dan
13,5% (untuk benih ikan yang berasal dari daerah Subang).
Kata kunci: peremajaan, budidaya, keramba jaring apung, waduk Ir. H. Djuanda
PENDAHULUAN
Waduk Ir. H. Djuanda merupakan
perairan cukup potensial untuk
pengembangan perikanan baik
perikanan tangkap maupun budidaya
ikan dalam keramba jaring apung
(KJA). Kegiatan budidaya ikan dalam
KJA di waduk ini berkembang sangat
pesat, dimana pada tahun 1991
berjumlah 502 unit KJA, tahun 1999
berkembang menjadi 2.195 unit KJA
(Azwar et al., 2004), dan tahun 2005
telah mencapai 4.577 unit KJA
(Sukimin, 2006). Pengembangan
budidaya ikan dalam KJA di perairan
tersebut telah jauh di atas daya dukung
perairan, sehingga secara umum
perkembangan budidaya tersebut akan
berpengaruh tehadap stok ikan dan
lingkungan perairan Waduk Ir. H.
Djuanda.
Penebaran ikan secara tidak
sengaja dari kegiatan budidaya ikan
tersebut, adalah ikan nila (Oreochromis
niloticus), bandeng (Channos channos),
betutu (Oxyoletris marmorata),
goldsom (Astronotus ocellatus), red
devil (Amphilophus citrinellus) dan
ikan kaca (Parambassis punctulata).
Masuknya jenis ikan tersebut sangat
berpengaruh besar terhadap hasil
tangkapan ikan ekonomis, seperti ikan
nila (Oreochromis niloticus), tagih
(Mytus nemurus), dan patin
(Pangasionodon hypopthalmus). Jenis
ikan yang mempunyai nilai ekomomis
rendah dan mudah berkembang biak di
perairan waduk akan menjadi
kompetitor dan predator bagi anak ikan
ekonomis penting.
Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengevaluasi besarnya
peremajaan (recrutment) ikan yang
terlepas dari kegiatan budidaya ikan
dalam KJA di Waduk Ir. H. Djuanda.
185
2. BAHAN DAN METODE
Metoda Pengumpulan Data
Pelaksanaan penelitian dilakukan
di Waduk Ir. H. Djuanda (Kabupaten
Purwakarta). Pengumpulan data
dilakukan 3 kali dari benih ikan yang
masuk ke kegiatan budidaya ikan dalam
KJA secara acak pada bulan Mei,
September dan Desember 2006.
Pengamatan dilakukan dengan dua
cara, yaitu: (1) pengamatan langsung
melalui identifikasi jenis dan
pengukuran panjang total benih ikan,
dan (2) wawancara dengan petani
mengenai daerah asal sumber benih
ikan.
Analisis Data
Analisis dilakukan dengan
metoda eksplorasi grafik distribusi
ukuran panjang ikan untuk masing-
masing jenis menurut asal sumber
benih ikan tersebut. Asumsi yang
digunakan adalah ikan yang diamati
berada dalam satu stok yang sama,
sehingga benih yang mempunyai
ukuran panjang yang lebih besar
diasumsikan mempunyai laju
pertumbuhan yang lebih tinggi, dan
sebaliknya benih ikan yang berukuran
kecil mempunyai laju pertumbuhan
lebih lambat dibandingkan ukuran
benih yang lebih besar. Dipihak lain
ukuran lingkar badan berhubungan
erat dengan panjang total ikan
tersebut. Dengan demikian, ikan yang
berukuran kecil mempunyai ukuran
lingkar badan yang kecil pula,
sehingga pada ukuran mata jaring
yang sama benih ikan yang berukuran
kecil mempunyai peluang lepas yang
lebih besar dibandingkan benih yang
berukuran besar. Disamping
pengukuran panjang total benih ikan
tersebut, juga dilakukan identifikasi
jenis ikan lain dalam kelompok benih
ikan tersebut, sehingga hasil
pengamatan ini diharapkan dapat
mengetahui besarnya persentasi jenis
ikan yang tidak dikehendaki dan
daerah asal dari sumber benih
tersebut? Hasil pengamatan kegiatan
ini diharapkan mampu mengurangi
masuknya ikan yang tidak disengaja,
dan dalam jangka panjang berdampak
terhadap perbaikan kualitas hasil
tangkapan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan budidaya ikan dalam
KJA baik di Waduk Ir. H. Djuanda,
Cirata maupun Saguling bekembang
sangat pesat. Pada tahun 2005, jumlah
unit KJA yang tercatat di ketiga waduk
tersebut adalah:
1. Waduk Saguling: jumlah KJA yang
beroperasi 7.272 unit,
2. Waduk Cirata: jumlah KJA yang
beroperasi 39.690 unit, sedangkan
jumlah unit KJA yang diizinkan
berdasarkan SK Gubernur Jawa
Barat No. 41/2002 adalah12.000
unit,
3. Waduk Djuanda: jumlah KJA yang
beroperasi 4.577 unit dan pada
tahun 2006 jumlah KJA yang
beroperasi mencapai 15.000 unit,
sedangkan jumlah yang diizinkan
berdasarkan SK Bupati Purwakarta
No. 06/2000 adalah 2.100 unit.
Jika secara umum (baik untuk nila
maupun mas) setiap unit KJA
membutuhkan benih 10.000 ekor, maka
di Waduk Ir. H. Djuanda memerlukan
benih ikan total sekitar 100 juta – 150
juta ekor benih per musim tanam atau
300 juta – 450 juta ekor benih per
tahun.
Pada umumnya, benih ikan
yang ditanam di pelihara dalam
kantong jaring dengan ukuran mata
jaring 0,5 inci untuk benih berukuran
sangat kecil, dan 1 inci untuk benih
ikan yang berukuran cukup besar.
186
3. Lebar selang ukuran dan median dari
distribusi ukuran panjang sangat
menentukan ukuran mata jaring yang
digunakan, serta ukuran dan jumlah
benih yang lepas.
Ukuran mata jaring 0,5 inci
(1,26 cm) dengan sudut bukaan 60%,
maka tinggi mata jaring terbentang
tinggal 0,76 cm, sehingga untuk benih
yang berukuran tinggi badan ≤ 0,76 cm
akan lepas sempurna atau peluang lepas
100%. Sedangkan untuk mata jaring 1
inci, benih ikan yang mempunyai
peluang lepas 100% adalah benih yang
berukuran tinggi badan ≤ 1,52 cm. Oleh
karena ukuran benih secara umum
dilihat dari ukuran panjang total, maka
ukuran tinggi tubuh tersebut perlu
dikonversikan ke ukuran panjang
dengan menggunakan regresi antara
panjang total terhadap tinggi tubuhnya
(Gambar 1). Untuk mata jaring 0,5 inci
ukuran panjang ikan mas dan nila yang
mempunyai peluang lepas 100%
masing-masing adalah 2,7 cm dan 3,0
cm, sedangkan untuk mata jaring 1 inci
masing-masing adalah 5,0 cm dan
5,3cm.
Pengamatan distribusi ukuran
panjang benih ikan mas pada bulan Mei
yang berasal dari Kabupaten Subang
dan Purwakarta (Gambar 2)
menunjukkan bahwa benih ikan mas
yang berasal dari Kab. Purwakarta
mempunyai persentase benih yang
berpeluang lepas (6,6%) lebih besar
dibandingkan dari Kabupaten Subang
(0,7%). Hal tersebut disebabkan
distribusi ukuran panjang benih ikan
mas dari Kabupaten Purwakarta lebih
banyak yang berukuran kecil dan
selang ukuran yang lebar (jarak ukuran
minimum-maksimum), serta sebaliknya
untuk benih dari Kabupaten Subang.
Sedangkan untuk benih ikan nila yang
dianalisa berasal dari daerah Kabupaten
Karawang, Sukabumi dan Cianjur
(Gambar 3). Hasil analisa distribusi
ukuran panjang benih ikan tersebut
menunjukkan bahwa benih nila yang
berasal dari Cianjur mempunyai
persentase benih yang berpeluang lepas
yang paling besar (3,3%), disusul
Kabupaten Sukabumi (2,5%) dan
terakhir Kabupaten Karawang sebesar
0,8%.
Gambar 1. Hubungan panjang total dengan tinggi badan benih ikan mas dan nila
MAS
y = 0,3276x - 0,1297
R2
= 0,92
n = 153 ekor
0
1
2
3
4
5
6
0 5 10 15 20
Panjang (cm)
Tinggi(cm)
NILA
y = 0,3368x - 0,2807
R2
= 0,90
n = 298 ekor
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
4,0
0 2 4 6 8 10 12
Panjang (cm)
Tinggi(cm)
187
4. 0
50
100
150
200
250
300
Frekuensi
1 2 3 4 5 6 7 8
Panjang Total (cm)
0
20
40
60
80
100
120
Frekuensi
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Panjang Total (cm)
Subang Purwakarta
Gambar 2. Komposisi ukuran panjang benih ikan mas yang berasal dari daerah
Subang dan Purwakarta pada bulan Mei 2006
0
50
100
150
200
250
Frekuensi
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21
Panjang Total (cm)
KARAWANG
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Frekuensi
3.5 4.5 5.5 6.5 7.5 8.5 9.5 10.5 11.5 12.5
Panjang Total (cm)
0
50
100
150
200
250
300
Frekuensi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
PanjangTotal(cm)
Karawang Sukabumi Cianjur
Gambar 3. Komposisi ukuran panjang benih ikan nila (Oreochromis niloticus) yang
berasal dari daerah Karawang, Sukabumi dan Cianjur pada bulan Mei
2006
Pada bulan September, benih
ikan mas yang diamati berasal dari
daerah Kabupaten Subang dan
Purwakarta, dimana persentase benih
yang berpeluang lepas dari kedua
daerah tersebut relatif sama, yaitu
masing-masing 6,0% dan 5,4%
(Gambar 4). Sedangkan untuk benih
ikan nila yang dianalisa berasal dari
daerah Kabupaten Subang, Cianjur,
Sukabumi dan Purwakarta. Hasil
analisa distribusi ukuran benih ikan
tersebut menunjukkan bahwa benih
ikan nila yang berasal dari daerah
Purwakarta (1,4%) dan Sukabumi
(1,4%) mempunyai persentase benih
yang berpeluang lepas lebih rendah
dibandingkan benih yang berasal dari
daerah Cianjur (2,9%) dan Subang
(4,2%) (Gambar 5).
188
5. 0
10
20
30
40
50
60
Frekuensi
4.5 6 7.5 9 10.5 12 13.5 15 16.5 18 19.5
Panjang Total (cm)
SUBANG
0
5
10
15
20
25
30
35
Frekuensi
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Panjang Total (cm)
PURWAKARTA
Gambar 4. Komposisi ukuran benih ikan mas yang berasal dari daerah Subang dan
Purwakarta pada bulan September 2006
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Frekuensi
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Panjang Total (cm)
SUBANG
0
20
40
60
80
100
120
Frekuensi
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Panjang Total (cm)
CIANJUR
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
Frekuensi
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Panjang Total (cm)
SUKABUMI
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
Frekuensi
3 4 5 6 7 8 9 10 11
Panjang Total (cm)
PURWAKARTA
Gambar 5. Komposisi ukuran benih ikan nila yang berasal dari daerah Subang,
Cianjur, Sukabumi dan Purwakarta pada bulan September 2006
Pada bulan Desember, secara
umum petani ikan mulai melakukan
pengurangan padat tebar, sehingga
pada bulan tersebut kebutuhan benih
dari petani ikan di Waduk Ir. H.
Djuanda relatif rendah. Oleh karena itu,
benih ikan mas yang dianalisa hanya
berasal dari Subang, dimana benih ikan
189
6. tersebut mempunyai persentase benih
yang berpeluang lepas sebesar 5,4%
(Gambar 6). Sedangkan untuk ikan nila
yang dianalisa berasal dari daerah
Kabupaten Subang dan Cianjur, dimana
benih dari kedua daerah tersebut
mempunyai persentase benih yang
berpeluang lepas relatif sama, yaitu
masing-masing secara berurutan adalah
2,7% dan 2,0%.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Frekuensi
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Panjang Total (cm)
NILA SUBANG
0
20
40
60
80
100
120
140
Frekuensi 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Panjang Total (cm)
NILACIANJUR
0
5
10
15
20
25
30
Frekuensi
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Panjang Total (cm)
MAS SUBANG
Gambar 6. Komposisi ukuran benih ikan nila dan mas yang berasal dari daerah
Subang dan Cianjur pada bulan Desember 2006
Secara umum jumlah benih ikan mas
yang lepas berkisar antara 0,7 - 6,0%
dengan rata-rata 4,9% dari jumlah
benih yang ditanam, sedangkan ikan
nila berkisar antara 0,8 – 4,2% dengan
rata-rata 2,4% dari jumlah benih yang
ditanam. Jika jumlah unit KJA 15 ribu
unit dengan asumsi rata-rata 75% unit
KJA beroperasi sepanjang tahun (3 kali
panen) dan setiap unit (petak) KJA
memerlukan benih 10.000 ekor, maka
jumlah ikan yang lepas secara umum
berkisar antara 8,0 – 16,5 juta ekor per
tahun. Hal yang sama dilaporkan oleh
Husnah et al. 2005 menunjukkan
bahwa prosentase ikan budidaya yang
lepas dari karamba ke Sungai Kampar
(Riau) 71,99% berukuran bibit dan
28,01% berukuran konsumsi. Besarnya
benih yang lepas tersebut diatas
berdampak positif terhadap produksi
hasil tangkapan ikan. Hal tersebut
ditunjukkan dengan peningkatan
produksi tangkapan ikan dari 1.359 ton
pada tahun 2004 (Umar dan
Kartamihardja, 2006) menjadi 2.232
ton pada tahun 2006. Sumbangan
tingginya peningkatan produksi ikan
tersebut tidak hanya berasal ikan yang
lepas dari kegiatan budidaya ikan,
tetapi juga dampak dari penebaran ikan
oleh pemerintah, yaitu pada tahun 2005
telah ditebar benih ikan sebanyak
1.035.000 ekor.
Disamping pengukuran panjang
total benih ikan tersebut, juga
dilakukan identifikasi jenis ikan lain
dalam kelompok ikan tersebut. Hasil
pengamatan menunjukkkan bahwa rata-
rata terdapat 1,8% (0 – 6,24%) dari
benih ikan mas dan 3% (0 – 13,46%)
dari benih ikan nila, merupakan jenis
ikan lain (beunteur, golsom, red devil,
kongo, mas kumpay) ikut serta dalam
benih tersebut. Berdasarkan
pengamatan benih ikan yang masuk
tersebut, Kabupaten Subang dan
Sukabumi yang mempunyai persentasi
benih ikan yang tercampur tinggi. Hal
tersebut diduga panti benih di daerah
tersebut disamping membenihkan ikan
mas dan nila, juga membenihkan ikan
lainnya (seperti ikan hias: golsom, red
devil, kongo), sehingga benih ikan nila
dan mas yang didistribusikan
mempunyai peluang yang tinggi
tercampur dengan benih ikan lainnya.
190
7. Secara umum, masuknya jenis
ikan secara tidak sengaja berdampak
negatif terhadap struktur komunitas
ikan yang ada dan total hasil tangkapan
ikannya. Oleh karena itu, perlu
langkah-langkah pembinaan yang pasti
dan mudah dilaksanakan agar benih
ikan yang didistribusikan tersebut lebih
murni. Pembinaan tersebut tentunya
dapat dilakukan secara efektif dan
efisien oleh dinas-dinas perikanan
kabupaten terhadap unit pembenihan
rakyat di daerahnya.
KESIMPULAN
Hasil kajian peremajaan ikan
yang berasal dari budidaya ikan dalam
KJA di Waduk Ir. H. Djuanda dapat
disimpulkan, sebagai berikut:
• Peremajaan ikan tidak sengaja dari
sistem budidaya ikan dalam KJA
rata-rata mencapai 4,9% (untuk
ikan mas) dan 2,4% (untuk ikan
nila)
Bersamaan dengan benih ikan yang
masuk ke Waduk Ir. H. Djuanda, ikut
serta jenis yang tidak dikehendaki
maksimal mencapai 10,4% (untuk
benih yang berasal dari daerah
Sukabumi), dan 13,5% (untuk benih
ikan yang berasal dari daerah Subang).
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Z.I., N. Suhenda dan O.
Praseno, 2004. Manajemen pakan
pada usaha budidaya ikan di
karamba jaring apung. p. 37-44
dalam Sudradjat et al. (eds).
Pengembangan budi daya
perikanan di perairan waduk,.
Pusat Riset Perikanan Budidaya,
BRKP-DKP.
Husnah, A.K. Gaffar, D. Oktaviani,
S.N. Aida dan K. Fatah, 2005.
Budidaya ikan: perannya terhadap
produksi dan dampaknya
terhadap lingkungan di perairan
umum. Prosiding Forum Perairan
umum: Makalah Penunjang.
Pusat Riset Perikanan Tangkap,
BRKP-DKP. hal. 201-206.
Sukimin, S., 2006. Kualitas lingkungan
perairan waduk kaskade Sungai
Citarum. Seameo Biotrop,
Bogor. 17 p.
Tjahjo, D.W.H., 1986. Ciri-ciri
morphologi waduk Saguling dan
beberapa waduk lainnya
hubungannya dengan potensi
pengembangan perikanan. Bull.
Penel. Perik. Darat, 5(1): 47-55
• Umar, C. Dan E.S. Kartamihardja,
2006. Hubungan antara fluktuasi
tinggi muka air dan hasil tangkapan
ikan di Waduk Ir.H. Djuanda, Jawa
Barat. J.Lit. Perikan. Ind. 12(3):
149-158.
191