SlideShare a Scribd company logo
Ogin Sutanto Mokoagow 1131419013
Moh. Sahril Bilale 1131419021
Mibnun Farid 1131419045
Nurnaningsih Abas 1131419032
Jenstulastri Pakaya 1131419023
Sintawati Kamba 1131419009
Widy Candra Mooduto 1131419014
Miranda Yusuf 1131419031
Secara horisontal, daerah ikan ikan pelagis dikelompokkan menjadi
dua yaitu:
1. Neritic, yakni daerah sepanjang “continental shelf” (paparan),
mencapai kedalaman maksimum 200m.
2. Oceanic (lautan bebas) sering juga disebut “offshore”, yakni daerah di
luar paparan tersebut.
Perikanan Sarden Sardinella Longiceps diselat
bali dan perikanan Sarden Sardinops Caerulea
di pantai utara pasifik Amerika
Ikan sarden, Sardinella sp
ikan ikan pelagis kecil yang merupakan famili dari Clupeidae, ikan ini dikenal
sebagai konsumsi di dunia, sala satu pusat pelelangan ikan sarden ini berada
di kabupaten banyuwangi di desa muncar, Bali luasnya berkisar 960-1000 mil2
dengan kesuburan yang tinggi.
Data lingkungan Perairan Laut selat bali
Ada faktor oseanografi diselat bali mengenai kestabilan data fisik dan kima
perairan, adanya perubahan kimia fisika mengakibtkan proses kolapsnya
perikanan di selat bali.
Daerah Penangkapan
Selat bali memeliki potensial untuk diusahakan sejak puluhan tahun sampai
saat ini. Secara konvensial daerah penangkapan ikan sarden adalah daerah
paparan (shelf) antara muncar dan cupal, dibagian selatan yakni grajagan dan
pantai bali dari candikesuma, pengambengan sampai ke daerah selatan kuta
yaitu pantau jimbaran menjadi penangkapan ikan sarden yang telah mencapai
>17 cm.
Berbagai jenis alat-alat tangkap yang digunakan
secara tradisional mempunyai daya tangkap (fishing power) yang
rendah dan untuk operasional yang terbatas, salah satunya
adalah payang oras. Payang oras adalah sejenis surface seine
yang melakukan operasi dengan cara menangkap ikan-ikan
bergerombol karena tertarik oleh cahaya lampu di malam hari.
alat Tangkap
Stock Assessment yang akurat, sangat tergantung dari data statistik perikanan
yang diperoleh dan dapat dipercaya. Sampel diambil dari pusat koperasi nelayan,
petugas-petugas perikanan lapangan, pengusaha, para pengumpul dari tahun-tahun
sebelumnya (5 tahun data runtun waktu), pada 2 sisi pulau. Data lainnya berupa hasil
penelitian, dikumpulkan dari berbagai hasil karya tulis atau hasil penelitian yang ada
kaitannya dengan produksi perikanan di Selat Bali. Data pengukuran dilakukan pada
stasiun 2-6, untuk spesimen- spesimen segar baru tertangkap berupa morfometrik,
pengukuran panjang dan berat, analisis reproduksi, dan jika mungkin analisis
mikroanatomi.
Produksi dan Metode Sampling
Hasil tangkapan berupa ikan pelagis terdiri atas 15 jenis yang
mencerminkan 90% dari jumlah total produksi dari daerah tersebut.
Manajemen Sumber Daya Perikanan di Daerah "inshore" Ikan-ikan
dominan adalah:
● a. Ikan lemuru, Sardinella longiceps yang mencapai ± 80% dari 90%ikan-
ikan pelagis.
● b. Ikan tongkol, Euthynus spp.
● c. Ikan layang, Decapterus spp.
● d. Ikan kembung, rastreliger spp.
● е.Ikan Sardinella Sirm.
● f.Ikan tembang, S. Fimbriata
Untuk ikan-ikan demersal diperkirakan terdiri atas 12 spesies.
Misalnya, yaitu: Krustasea termasuk udang (Penacidae): rebon
(Mycidaceae); kepiting, kerang-kerangan: dan sebagainya.
Hasil-hasil Tangkapan
Siklus hidup udang
di laut
Studi Kasus Perikanan Udang di Perairan
Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara
yang memiliki kekayaan sumber daya
perairan yang melimpah termasuk
kekayaan sumber daya perikanan
udang. Di Indonesia produksi sumber
daya udang berasal dari perairan laut
dan estuary. Pada umumnya udang hasil
tangkapan di perairan laut ini berasal
dari genus penaeidae.
1. Telur menetas (13-14 jam setelah memijah)
2. Naupilus (mulai 0.5 mm sejak 49-51 jam)
3. Zoea (mulai 3,0 mm sejak 3-6 hari)
4. Mysis (mulai 7 mm 7-10 hari)
5. Pos larvae (mulai 10 mm rata-rata 10 hari)
6. Juvenile (mulai 7 cm dan berat 1-5 gram)
7. Udang dewasa (15 cm bahkan lebih dan berat
20-25 gram).
Pengantar
Ada berbagai macam spesies udang komersial yang
terdapat diperairan. Adapun jenis udang komersial
tersebut diantarnya adalah.
1. Penaeus merguiensis (banana prawn)
2. P. indicus (BP)
3. P. monodon (TP)
4. P. semisuleatus (TP)
5. P. latisulcatus (KP)
6. Metapenaeus monoceros (KP)
7. Parapenaeopsis spp.
Jenis-jenis udang komersial
Penyebaran dan produksi udang di
Indonesia
No Lokasi Ton Metrik / Tahun
1 Sumatera 20.000-25.000
2 Kalimantan <20.000
3 Laut Jawa <20.000
4 Selatan Jawa/Cilacap 300-500
5 Barat Sumatera 300-500
Permasalahan yang dihadapi
Stok udang di alam keadaannya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu parameter
kelestarian lingkungan, kegiatan tangkap, dan keberhasilan (kesuksesan) hidupnya. Penangkapan
menggunakan trawl jelas mengakibatkan stok ikan cenderung menurun dari waktu ke waktu
termasuk juga stok udang yang dipengaruhi oleh degradasi di darat maupun di perairan.
Manajemen udang di Indonesia
Jika permasalahan telah di pahami, sewajarnya pemerintah Indonesia harus bekerja sama
dengan Departemen kehutanan diberbagai bidang. Selain itu, secara teknis penurunan tenaga
mesin bisa dilakukandilakukan, juga pengurangan waktu penangkapan dan pengurangan jumlah
kapal yang beroperasi dengan beberapa langkah-langkah yaitu dengan :
1. Mengatur efisiensi kapal : dengan mengontrol jenis dan penggunaan alat-alat tangkapannya.
2. Pembatasan operasi kapal : dengan tidak mengoperasikan kapal pada hari-hari tertentu
misalnya misalnya di akhir mingguan dan bukan purnama
Manajemen Sumber Daya Perikanan Di Daerah “OFFSHORE”
Pendahuluan
Sumberdaya perikanan daerah offshore
1. Lapisan permukaan
2. Lapisan sublayer (kealaman tertentu)
3. Lapisan yang lebih dalam
Populasi Ikan Tuna Yang Hidup di Permukaan
Ikan tuna merupakan ikan pelagis berukuran sedang sampai besar.
Penangkapan tuna oleh Japanense Long Liner (JLL).
Gulland (1978), Nicolson (1979), dan Hitze (1981) mengemukakan
bahwa di dunia dikenal adanya enam jenis ikan tuna komersial di dunia,
yaitu:
1. Yellowtin Tuna (Thunnus albacares)
2. Big Eye Tuna (T. obesus)
3. Bluefin Tuna (T, Thynnus)
4. Shourtbern Bluefin Tuna (T. maccoyii)
5. Albacore (T. Allalunga)
6. Skipjack Tuna (katsuwonus pelamis)
Dari 6 jenis ini, hanya Bluefin Tuna yang dapat mencapai ukuran berat 400 kg.
Permasalahn yang dihadapi Indonesia adalah nelayan-nelayan yang sumber
daya manusianya rendah dan teknologinya sederhana. Alat penangkapan yang
sederhana dengan pengetahuan nelayan yang terbatas tentu mempengaruhi
kemampuan dalam mengeksploitasi ikan tuna di laut bebas.
Daerah Penangkapan (Fishing Ground) Ikan Tuna
Distribusi ikan tuna albacore, demikian juga di temukan di samudera Hindia.
Ikan tuna ini berpotensi mulai dari subtropis ke daerah dingin. Jika di
perhatikan jenis-jenis ikan tuna yang tertangkap di samudera Hindia
Penyebaran Ikan Tuna
Berikut penyebaran ikan tuna:
1. Yellowfin Tuna ( Tuna sirip kuning)
Ikan tuna ini populasinya menyebar pada laut tropis dan subtropis,
terkonsentrasi di sekitar Laut Banda, menyambung ke Laut Flores dan
Kepulauan Timor. Jenis ikan ini terkosentrasi padat di bagian Tengah
Amerika terutama offshore California dan perairan Meksikoserta Panama.
2. Albacare
Stok Albacore yang lain dan terletak di Samudera Hindia keberadaannya
sekitar kepulauan Madagaskar baik di pasifik maupun samudera Hindia,
merupakan konsentrasi hidupnya yang paling bagus.
3. Big Eye Tuna ( Tuna mata besar)
Penyebaran spesies ini meliputi offshore samudera pasifik, Hindia dan
berkelanjutan di pulau indsonesia, philipina, serta Australia.
4. Bluefin Tuna ( Tuna sirip biru)
Bluefin Tuna habitatnya di daerah sub tropis dan dekat dengan daerah
pantai. Alat tangkap berupa Long Line dan purse seine. Yang paling baik
fishing groundnya berada antara indonesia dan barat Australia, pantai
California, dan Meksiko.
5. Sourthern Bluefin Tuna ( Tuna sirip biru selatan)
Ahli ikan tuna jepang, Ueyanagi (1969) menemukan larva di perairan laut
Nusa Tenggara Timur antara bulan oktober-April. Hal ini berarti ikan
Bluefin Tuna telah mencapai dewasa kelaminan sebelum bulan oktober.
Jenis ikan tuna ini hargannya paling mahal di jepang, karena untuk
proritas sashimi.
perbandingan Anotomi ( anatomy comparative)
Studi morfologi digunakan untuk menentukan spesies
tuna. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian sebagai
berikut:
a. Tulangnya-tulangnya – Osteology
b. Isi perutnya – viscera
c. Sistem pembuluh darah – vascular system
d. Organ- organ yang hidup – Olfactory
e. Sifat-sifat meristik (Meristic characters)
f. Sifat-sifat dari bentuk luar (Morphometric
characters)
g. Warna (Coloration)
Dengan meneliti tulang-tulang ikan ini meliputi
hal-hal sebagai berikut :
a. Penelitian terhadap saraf rangka
(Neuroeranium)
b. Brachio cranium
c. Tulang-tulang rangka pungggung (Vertebral
Coleum)
d. Tulang-tulang sirip ( pectoral dan pelvic
girdle), dada, dan perut
sifat-sifat penting ikan tuna
a. Larva – ukurannya ± 11 mm, belum ada pinnae
dorse
b. Juvenile - telah terlihat pinnae yang lengkap,
ukurannya > 12 mm
c. Immature - gonadnya berbentuk silinder, jenis
kelaminnya dapat di tentukan. Ovariumnya
bentuknya seperti pipa
d. Maturing- gonadnya berkembang (meluas),
nampak kasat mata. Demikian pula ovariumnya.
e. Ripe- selain ovariumnya meluas, juga jernih. Teste
berwarna putih susu dan gepeng
f. Spawning- telurnya di lepas di berbagai perairan,
dan testesnya terlihat lebih kiat karena sudah
matang
Umumnya, ikan tuna suka berenang cepat karena
bentuk tubuh yang streamline. kecepatan
maksimal dapat mecapai 50 km/jam.
Pertumbuhan dan perkembangan ikan tuna dapat
dibagi menjadi enam tahap sebagai berikut:
Pada tahun 1980-an jepang memiliki ± 900 buah
kapal Long Liner, ribuan kapal pole and line dan
puluhan kapal purse seine. Kebijakan penting yang
dilakukan oleh jepang dalam Manajemen Perikanan
Tuna adalah :
• Merevisi standar kapal-kapal ikan tuna yang
sudah ada
• Pemerintah memberikan subsidi kepada
organisasi-organisasi riset
• Penggunaan alat-alat yang lebih baik seperti
penggunaan Floanting fish anggregation device
(FFAD)
Potensi ikan tuna dan cakalang di Indonesia, dari tahun
ke tahun dapat dipastikan bahwa produksinya bisa
meningkat, disebabkan oleh peralatan yang lebih baik,
dan kemampuan para nelayan sudah lebih meningkat
pengetahuannya.
Pada tabel dibawah ini dapat diberi contoh potensi ikan
tuna dan ikan cakalang di perairan Indonesia pada tahun
1987-1992.
Manajemen Perikanan Tuna
Long line merupakan sebuah alat penangkap ikan berasal dari Jepang dan sangat efektif
untuk menangkap ikan tuna.
Satu set long line terdiri atas beberapa ratus basket, bisa mencapai 400 basket. Secara
garis besar, long line disusun berdasarkan struktur sebagai berikut :
Tali pelampung (Float line)
Tali utama (main line)
Flag pole
Branch line
Alat Penangkapan Ikan Tuna
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik
THANKS!
Does anyone have any
questions?
youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com
Please keep this slide for attribution

More Related Content

Similar to PPT 123-12.pptx

Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
Ferry Askari
 
BioekologiIkanBelidadiIndonesia_SA-Rev.pptx
BioekologiIkanBelidadiIndonesia_SA-Rev.pptxBioekologiIkanBelidadiIndonesia_SA-Rev.pptx
BioekologiIkanBelidadiIndonesia_SA-Rev.pptx
RanggaPrayudha2
 
Laporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sLaporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sAngga Asc
 
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat
 
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
Hendra UzuMakhi
 
Sosialisasi kepmen kp no. 4 tahun 2014 tentang status perlindungan penuh pari...
Sosialisasi kepmen kp no. 4 tahun 2014 tentang status perlindungan penuh pari...Sosialisasi kepmen kp no. 4 tahun 2014 tentang status perlindungan penuh pari...
Sosialisasi kepmen kp no. 4 tahun 2014 tentang status perlindungan penuh pari...
Didi Sadili
 
Pikp modul5&6-jenis ikan
Pikp modul5&6-jenis ikanPikp modul5&6-jenis ikan
Pikp modul5&6-jenis ikan
Yosie Andre Victora
 
29190 article text-95073-2-10-20200220
29190 article text-95073-2-10-2020022029190 article text-95073-2-10-20200220
29190 article text-95073-2-10-20200220
Muhammad Sahibuddin
 
Kenapa Hiu Paus (Rhincodon typus) Harus Dilindungi
Kenapa Hiu Paus (Rhincodon typus) Harus DilindungiKenapa Hiu Paus (Rhincodon typus) Harus Dilindungi
Kenapa Hiu Paus (Rhincodon typus) Harus Dilindungi
Didi Sadili
 
140304 presentasi penyu
140304 presentasi penyu140304 presentasi penyu
140304 presentasi penyu
Veda Santiaji
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
fadillahyana
 
STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...
STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...
STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...
Dr. Mauli Kasmi
 
Makalah biokrus pak wiwit
Makalah biokrus pak wiwitMakalah biokrus pak wiwit
Makalah biokrus pak wiwit
AyuLuvitasari
 
Pari Manta di KKP Nusa Penida dan TN Komodo
Pari Manta di KKP Nusa Penida dan TN KomodoPari Manta di KKP Nusa Penida dan TN Komodo
Pari Manta di KKP Nusa Penida dan TN Komodo
hendrakkp
 
Kepiting Bakau
Kepiting BakauKepiting Bakau
Kepiting Bakau
NURRIJAL RIJAL
 
Ikan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangIkan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karang
Hendra Wiguna
 
Pedoman Teknis Sukses Bisnis Budidaya Ikan Baronang
Pedoman Teknis Sukses Bisnis Budidaya Ikan BaronangPedoman Teknis Sukses Bisnis Budidaya Ikan Baronang
Pedoman Teknis Sukses Bisnis Budidaya Ikan Baronang
Warta Wirausaha
 

Similar to PPT 123-12.pptx (20)

PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
BioekologiIkanBelidadiIndonesia_SA-Rev.pptx
BioekologiIkanBelidadiIndonesia_SA-Rev.pptxBioekologiIkanBelidadiIndonesia_SA-Rev.pptx
BioekologiIkanBelidadiIndonesia_SA-Rev.pptx
 
Laporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sLaporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza s
 
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
 
Usulan pnltn geu rengki
Usulan pnltn geu rengkiUsulan pnltn geu rengki
Usulan pnltn geu rengki
 
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
 
Sosialisasi kepmen kp no. 4 tahun 2014 tentang status perlindungan penuh pari...
Sosialisasi kepmen kp no. 4 tahun 2014 tentang status perlindungan penuh pari...Sosialisasi kepmen kp no. 4 tahun 2014 tentang status perlindungan penuh pari...
Sosialisasi kepmen kp no. 4 tahun 2014 tentang status perlindungan penuh pari...
 
Pikp modul5&6-jenis ikan
Pikp modul5&6-jenis ikanPikp modul5&6-jenis ikan
Pikp modul5&6-jenis ikan
 
29190 article text-95073-2-10-20200220
29190 article text-95073-2-10-2020022029190 article text-95073-2-10-20200220
29190 article text-95073-2-10-20200220
 
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus) SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
 
Kenapa Hiu Paus (Rhincodon typus) Harus Dilindungi
Kenapa Hiu Paus (Rhincodon typus) Harus DilindungiKenapa Hiu Paus (Rhincodon typus) Harus Dilindungi
Kenapa Hiu Paus (Rhincodon typus) Harus Dilindungi
 
140304 presentasi penyu
140304 presentasi penyu140304 presentasi penyu
140304 presentasi penyu
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...
STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...
STRUKTUR UKURAN, PERTUMBUHAN DAN RASIO SEKSUAL IKAN HIAS NAPOLEON (Pomacanthu...
 
Makalah biokrus pak wiwit
Makalah biokrus pak wiwitMakalah biokrus pak wiwit
Makalah biokrus pak wiwit
 
Pari Manta di KKP Nusa Penida dan TN Komodo
Pari Manta di KKP Nusa Penida dan TN KomodoPari Manta di KKP Nusa Penida dan TN Komodo
Pari Manta di KKP Nusa Penida dan TN Komodo
 
Kepiting Bakau
Kepiting BakauKepiting Bakau
Kepiting Bakau
 
Ikan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangIkan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karang
 
Pedoman Teknis Sukses Bisnis Budidaya Ikan Baronang
Pedoman Teknis Sukses Bisnis Budidaya Ikan BaronangPedoman Teknis Sukses Bisnis Budidaya Ikan Baronang
Pedoman Teknis Sukses Bisnis Budidaya Ikan Baronang
 

PPT 123-12.pptx

  • 1. Ogin Sutanto Mokoagow 1131419013 Moh. Sahril Bilale 1131419021 Mibnun Farid 1131419045 Nurnaningsih Abas 1131419032 Jenstulastri Pakaya 1131419023 Sintawati Kamba 1131419009 Widy Candra Mooduto 1131419014 Miranda Yusuf 1131419031
  • 2. Secara horisontal, daerah ikan ikan pelagis dikelompokkan menjadi dua yaitu: 1. Neritic, yakni daerah sepanjang “continental shelf” (paparan), mencapai kedalaman maksimum 200m. 2. Oceanic (lautan bebas) sering juga disebut “offshore”, yakni daerah di luar paparan tersebut. Perikanan Sarden Sardinella Longiceps diselat bali dan perikanan Sarden Sardinops Caerulea di pantai utara pasifik Amerika
  • 3. Ikan sarden, Sardinella sp ikan ikan pelagis kecil yang merupakan famili dari Clupeidae, ikan ini dikenal sebagai konsumsi di dunia, sala satu pusat pelelangan ikan sarden ini berada di kabupaten banyuwangi di desa muncar, Bali luasnya berkisar 960-1000 mil2 dengan kesuburan yang tinggi. Data lingkungan Perairan Laut selat bali Ada faktor oseanografi diselat bali mengenai kestabilan data fisik dan kima perairan, adanya perubahan kimia fisika mengakibtkan proses kolapsnya perikanan di selat bali. Daerah Penangkapan Selat bali memeliki potensial untuk diusahakan sejak puluhan tahun sampai saat ini. Secara konvensial daerah penangkapan ikan sarden adalah daerah paparan (shelf) antara muncar dan cupal, dibagian selatan yakni grajagan dan pantai bali dari candikesuma, pengambengan sampai ke daerah selatan kuta yaitu pantau jimbaran menjadi penangkapan ikan sarden yang telah mencapai >17 cm.
  • 4. Berbagai jenis alat-alat tangkap yang digunakan secara tradisional mempunyai daya tangkap (fishing power) yang rendah dan untuk operasional yang terbatas, salah satunya adalah payang oras. Payang oras adalah sejenis surface seine yang melakukan operasi dengan cara menangkap ikan-ikan bergerombol karena tertarik oleh cahaya lampu di malam hari. alat Tangkap Stock Assessment yang akurat, sangat tergantung dari data statistik perikanan yang diperoleh dan dapat dipercaya. Sampel diambil dari pusat koperasi nelayan, petugas-petugas perikanan lapangan, pengusaha, para pengumpul dari tahun-tahun sebelumnya (5 tahun data runtun waktu), pada 2 sisi pulau. Data lainnya berupa hasil penelitian, dikumpulkan dari berbagai hasil karya tulis atau hasil penelitian yang ada kaitannya dengan produksi perikanan di Selat Bali. Data pengukuran dilakukan pada stasiun 2-6, untuk spesimen- spesimen segar baru tertangkap berupa morfometrik, pengukuran panjang dan berat, analisis reproduksi, dan jika mungkin analisis mikroanatomi. Produksi dan Metode Sampling
  • 5. Hasil tangkapan berupa ikan pelagis terdiri atas 15 jenis yang mencerminkan 90% dari jumlah total produksi dari daerah tersebut. Manajemen Sumber Daya Perikanan di Daerah "inshore" Ikan-ikan dominan adalah: ● a. Ikan lemuru, Sardinella longiceps yang mencapai ± 80% dari 90%ikan- ikan pelagis. ● b. Ikan tongkol, Euthynus spp. ● c. Ikan layang, Decapterus spp. ● d. Ikan kembung, rastreliger spp. ● е.Ikan Sardinella Sirm. ● f.Ikan tembang, S. Fimbriata Untuk ikan-ikan demersal diperkirakan terdiri atas 12 spesies. Misalnya, yaitu: Krustasea termasuk udang (Penacidae): rebon (Mycidaceae); kepiting, kerang-kerangan: dan sebagainya. Hasil-hasil Tangkapan
  • 6. Siklus hidup udang di laut Studi Kasus Perikanan Udang di Perairan Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan sumber daya perairan yang melimpah termasuk kekayaan sumber daya perikanan udang. Di Indonesia produksi sumber daya udang berasal dari perairan laut dan estuary. Pada umumnya udang hasil tangkapan di perairan laut ini berasal dari genus penaeidae. 1. Telur menetas (13-14 jam setelah memijah) 2. Naupilus (mulai 0.5 mm sejak 49-51 jam) 3. Zoea (mulai 3,0 mm sejak 3-6 hari) 4. Mysis (mulai 7 mm 7-10 hari) 5. Pos larvae (mulai 10 mm rata-rata 10 hari) 6. Juvenile (mulai 7 cm dan berat 1-5 gram) 7. Udang dewasa (15 cm bahkan lebih dan berat 20-25 gram). Pengantar
  • 7. Ada berbagai macam spesies udang komersial yang terdapat diperairan. Adapun jenis udang komersial tersebut diantarnya adalah. 1. Penaeus merguiensis (banana prawn) 2. P. indicus (BP) 3. P. monodon (TP) 4. P. semisuleatus (TP) 5. P. latisulcatus (KP) 6. Metapenaeus monoceros (KP) 7. Parapenaeopsis spp. Jenis-jenis udang komersial Penyebaran dan produksi udang di Indonesia No Lokasi Ton Metrik / Tahun 1 Sumatera 20.000-25.000 2 Kalimantan <20.000 3 Laut Jawa <20.000 4 Selatan Jawa/Cilacap 300-500 5 Barat Sumatera 300-500
  • 8. Permasalahan yang dihadapi Stok udang di alam keadaannya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu parameter kelestarian lingkungan, kegiatan tangkap, dan keberhasilan (kesuksesan) hidupnya. Penangkapan menggunakan trawl jelas mengakibatkan stok ikan cenderung menurun dari waktu ke waktu termasuk juga stok udang yang dipengaruhi oleh degradasi di darat maupun di perairan. Manajemen udang di Indonesia Jika permasalahan telah di pahami, sewajarnya pemerintah Indonesia harus bekerja sama dengan Departemen kehutanan diberbagai bidang. Selain itu, secara teknis penurunan tenaga mesin bisa dilakukandilakukan, juga pengurangan waktu penangkapan dan pengurangan jumlah kapal yang beroperasi dengan beberapa langkah-langkah yaitu dengan : 1. Mengatur efisiensi kapal : dengan mengontrol jenis dan penggunaan alat-alat tangkapannya. 2. Pembatasan operasi kapal : dengan tidak mengoperasikan kapal pada hari-hari tertentu misalnya misalnya di akhir mingguan dan bukan purnama
  • 9. Manajemen Sumber Daya Perikanan Di Daerah “OFFSHORE” Pendahuluan Sumberdaya perikanan daerah offshore 1. Lapisan permukaan 2. Lapisan sublayer (kealaman tertentu) 3. Lapisan yang lebih dalam Populasi Ikan Tuna Yang Hidup di Permukaan Ikan tuna merupakan ikan pelagis berukuran sedang sampai besar. Penangkapan tuna oleh Japanense Long Liner (JLL). Gulland (1978), Nicolson (1979), dan Hitze (1981) mengemukakan bahwa di dunia dikenal adanya enam jenis ikan tuna komersial di dunia, yaitu:
  • 10. 1. Yellowtin Tuna (Thunnus albacares) 2. Big Eye Tuna (T. obesus) 3. Bluefin Tuna (T, Thynnus) 4. Shourtbern Bluefin Tuna (T. maccoyii) 5. Albacore (T. Allalunga) 6. Skipjack Tuna (katsuwonus pelamis) Dari 6 jenis ini, hanya Bluefin Tuna yang dapat mencapai ukuran berat 400 kg. Permasalahn yang dihadapi Indonesia adalah nelayan-nelayan yang sumber daya manusianya rendah dan teknologinya sederhana. Alat penangkapan yang sederhana dengan pengetahuan nelayan yang terbatas tentu mempengaruhi kemampuan dalam mengeksploitasi ikan tuna di laut bebas.
  • 11. Daerah Penangkapan (Fishing Ground) Ikan Tuna Distribusi ikan tuna albacore, demikian juga di temukan di samudera Hindia. Ikan tuna ini berpotensi mulai dari subtropis ke daerah dingin. Jika di perhatikan jenis-jenis ikan tuna yang tertangkap di samudera Hindia Penyebaran Ikan Tuna Berikut penyebaran ikan tuna: 1. Yellowfin Tuna ( Tuna sirip kuning) Ikan tuna ini populasinya menyebar pada laut tropis dan subtropis, terkonsentrasi di sekitar Laut Banda, menyambung ke Laut Flores dan Kepulauan Timor. Jenis ikan ini terkosentrasi padat di bagian Tengah Amerika terutama offshore California dan perairan Meksikoserta Panama. 2. Albacare Stok Albacore yang lain dan terletak di Samudera Hindia keberadaannya sekitar kepulauan Madagaskar baik di pasifik maupun samudera Hindia, merupakan konsentrasi hidupnya yang paling bagus.
  • 12. 3. Big Eye Tuna ( Tuna mata besar) Penyebaran spesies ini meliputi offshore samudera pasifik, Hindia dan berkelanjutan di pulau indsonesia, philipina, serta Australia. 4. Bluefin Tuna ( Tuna sirip biru) Bluefin Tuna habitatnya di daerah sub tropis dan dekat dengan daerah pantai. Alat tangkap berupa Long Line dan purse seine. Yang paling baik fishing groundnya berada antara indonesia dan barat Australia, pantai California, dan Meksiko. 5. Sourthern Bluefin Tuna ( Tuna sirip biru selatan) Ahli ikan tuna jepang, Ueyanagi (1969) menemukan larva di perairan laut Nusa Tenggara Timur antara bulan oktober-April. Hal ini berarti ikan Bluefin Tuna telah mencapai dewasa kelaminan sebelum bulan oktober. Jenis ikan tuna ini hargannya paling mahal di jepang, karena untuk proritas sashimi.
  • 13. perbandingan Anotomi ( anatomy comparative) Studi morfologi digunakan untuk menentukan spesies tuna. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian sebagai berikut: a. Tulangnya-tulangnya – Osteology b. Isi perutnya – viscera c. Sistem pembuluh darah – vascular system d. Organ- organ yang hidup – Olfactory e. Sifat-sifat meristik (Meristic characters) f. Sifat-sifat dari bentuk luar (Morphometric characters) g. Warna (Coloration) Dengan meneliti tulang-tulang ikan ini meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Penelitian terhadap saraf rangka (Neuroeranium) b. Brachio cranium c. Tulang-tulang rangka pungggung (Vertebral Coleum) d. Tulang-tulang sirip ( pectoral dan pelvic girdle), dada, dan perut
  • 14. sifat-sifat penting ikan tuna a. Larva – ukurannya ± 11 mm, belum ada pinnae dorse b. Juvenile - telah terlihat pinnae yang lengkap, ukurannya > 12 mm c. Immature - gonadnya berbentuk silinder, jenis kelaminnya dapat di tentukan. Ovariumnya bentuknya seperti pipa d. Maturing- gonadnya berkembang (meluas), nampak kasat mata. Demikian pula ovariumnya. e. Ripe- selain ovariumnya meluas, juga jernih. Teste berwarna putih susu dan gepeng f. Spawning- telurnya di lepas di berbagai perairan, dan testesnya terlihat lebih kiat karena sudah matang Umumnya, ikan tuna suka berenang cepat karena bentuk tubuh yang streamline. kecepatan maksimal dapat mecapai 50 km/jam. Pertumbuhan dan perkembangan ikan tuna dapat dibagi menjadi enam tahap sebagai berikut:
  • 15. Pada tahun 1980-an jepang memiliki ± 900 buah kapal Long Liner, ribuan kapal pole and line dan puluhan kapal purse seine. Kebijakan penting yang dilakukan oleh jepang dalam Manajemen Perikanan Tuna adalah : • Merevisi standar kapal-kapal ikan tuna yang sudah ada • Pemerintah memberikan subsidi kepada organisasi-organisasi riset • Penggunaan alat-alat yang lebih baik seperti penggunaan Floanting fish anggregation device (FFAD) Potensi ikan tuna dan cakalang di Indonesia, dari tahun ke tahun dapat dipastikan bahwa produksinya bisa meningkat, disebabkan oleh peralatan yang lebih baik, dan kemampuan para nelayan sudah lebih meningkat pengetahuannya. Pada tabel dibawah ini dapat diberi contoh potensi ikan tuna dan ikan cakalang di perairan Indonesia pada tahun 1987-1992. Manajemen Perikanan Tuna
  • 16. Long line merupakan sebuah alat penangkap ikan berasal dari Jepang dan sangat efektif untuk menangkap ikan tuna. Satu set long line terdiri atas beberapa ratus basket, bisa mencapai 400 basket. Secara garis besar, long line disusun berdasarkan struktur sebagai berikut : Tali pelampung (Float line) Tali utama (main line) Flag pole Branch line Alat Penangkapan Ikan Tuna
  • 17. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik THANKS! Does anyone have any questions? youremail@freepik.com +91 620 421 838 yourcompany.com Please keep this slide for attribution