Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
1. PAPER PENANGKAPAN DAN RESTOCKING
ALAT BANTU RUMPON UNTUK MENINGKATKAN HASIL TANGKAPAN
OLEH
I NENGAH JAYA NUGRAHA
1214511014
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
2. 2.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki lautan yang sangat luas.
Keberadaan laut yang sangat luas menyebabkan Indonesia kaya akan sumber daya alam dan
sumber daya hayati yang melimpah. Berbagai jenis ikan, ekosistem, dan potensi migas banyak
ditemukan di daerah perairan laut Indonesia. Hal tersebut menyebabkan banyak masyarakat
pesisir yang menggantungkan kelangsungan hidupnya dengan memanfaatkan sumber daya
tersebut. Salah satunya adalah para nelayan yang sangat tergantung pada hasil penangkapan ikan
di laut. Kondisi nelayan di Indonesia secara umum masih tradisional tidak secanggih Negara
Asing dengan peralatan pendukung yang modern, tetapi tidak menutup kemungkinan beberapa
nelayan Indonesia sudah menerapkan beberapa teknologi modern seperti penggunakan mesin,
tenaga hidrolik untuk membantuk menaikkan jaring, dan sebagainya.
Hasil tangkapan ikan nelayan sangat di pengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor utama
yang sangat mempengaruhi hasil tangkapan nelayan adalah musim dan cuaca. Menurut
Mohammad rizal, dkk (2013), musim sangat mempengaruhi hasil tangkapan nelayan, baik itu
musim barat maupun musim timur yang berlaku saat melakukan penangkapan. Hal tersebut
berkaitan dengan keberadaan ikan atau daerah fishing ground yang berubah-ubah setiap saat
tergantung musim. Faktor lain yang juga mempengaruhi hasil tangkapan nelayan adalah jenis
alat tangkap yang digunakan oleh nelayan. Tentunya penangkapan dengan handline akan jauh
berbeda hasilnya dengan alat gilnet atau sejenis pukat. Para nelayan juga menggunakan alat
bantu penangkapan yang berupa rumpon atau poton yang berfungsi untuk membuat daerah
fishing ground untuk mempermudah penangkapan ikan. Berbagai jenis rumpon sudah dibuat
oleh para nelayan berikut modivikasinya. Para nelayan beranggapan dengan dipasangkan
rumpon maka ikan-ikan akan lebih sering berkumpul di daerah rumpon tersebut sehingga
penangkapan ikan akan lebih efisien. Namun, perlu dikaji lebih mendalam terkait dengan
keberadaan rumpon di laut yang membantuk meningkatkan hasil penangkapan nelayan di pesisir.
2.2. Tujuan
a. Mahasiswa mengetahui fungsi dan manfaat rumpon serta sistem kerja dalam
membantu peningkatan hasil penangkapan ikan.
b. Mahasiswa mengetahui jenis alat tangkap yang dioperasikan sekitar rumpon
3. c. Mahasiswa mengetahui hasil dari penangkapan nelayan dengan alat bantu rumpon
dalam hal upaya peningkatan hasil tangkapan.
4. ISI DAN PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Rumpon
Menurut UU NO. 31 Tahun 2004 tentang perikanan, alat bantu penangkapan adalah
sarana, perlengkapan, atau benda lain yang dipergunakan untuk membantuk dalam rangka
efisiensi dan efektivitas penangkapan ikan, seperti lampu, rumpon, dan terumbu karang buatan.
Alat bantu penangkapan yang diatur dalam peraturan perundangan tersebut tentunya berfungsi
membantu meningkatkan hasil penangkapan nelayan serta mengefektifkan waktu para nelayan di
lautan lepas. Salah satu alat bantu penangkapan yang tidak asing lagi adalah rumpon. Rumpon
digunakan oleh nelayan untuk membuat daerah penangkapan ikan dengan memanfaatkan
naluriah ikan untuk mencari perlindungan. Menurut Mohammad Rizal, dkk (2013) berpendapat
bahwa rumpon adalah salah satu alat bantu penangkapan untuk meningkatkan hasil tangkapan
dimana mempunyai konstruksi menyerupai pepohonan yang dipasang (ditanam) di suatu tempat
di perairan laut yang berfungsi sebagai tempat berlindung, mencari makan, memijah, dan
berkumpulnya ikan. Sedangkan menurut Joneidi dan Julius (2013), rumpon adalah salah satu
jenis alat bantu penangkapan ikan yang dipasang di laut dangkal maupun laut dalam untuk
menarik kelompok ikan sehingga menciptakan daerah penangkapan buatan. Sedangkan menurut
Peraturan KKP NOMOR 36/PERMEN-KP/2014 tentang rumponn, menyebutkan bahwa rumpon
adalah alat bantu mengumpulkan ikan yang menggunakan berbagai bentuk dan jenis
pengikat/atraktor dari benda padat, berfungsi untuk memikat ikan agar berkumpul, yang
dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasi penangkapan ikan. Secara
sederhana, rumpon dibuat untuk menarik dan mengumpulkan gerombolan ikan guna membantu
peningkatan hasil tangkapan nelayan. Adapun komponen utama dari rumpon (KEPMEN KKP
NOMOR 36/PERMEN-KP/2014) adalah pelampung, atraktor, tali tambat, dan pemberat untuk
rumpon tetap.
Beberapa alasan mengenai ketertarikan ikan terhadap adanya rumpon adalah sebagai
tempat berteduh untuk ikan, sebagai tempat menempatkan telur ikan, sebagai upaya
perlindungan diri, serta sebagai tempat mencari makan untuk ikan-ikan pelagis besar.
Berdasarkan penempatannya, rumpon dapat dibagi kedalam tiga jenis, yaitu (KEPMEN KKP
NOMOR 36/PERMEN-KP/2014):
5. a. Rumpon hanyut: rumpon yang ditempatkan tidak menetap, tidak dilengkapi dengan
jangkar dan hanyut mengikuti arah arus.
b. Rumpon menetap: rumpon yang ditempatkan secara menetap dengan menggunakan
jangkar dan/atau pemberat, terdiri dari:
rumpon permukaan, merupakan rumpon menetap yang dilengkapi atraktor yang
ditempatkan di kolom permukaan perairan untuk mengumpulkan ikan pelagis,
rumpon dasar,merupakan rumppon menetap yang dilengkapi atraktor yang
ditempatkan di dasar perairan untuk mengumpulkan ikan demersal.
2.2. Jenis Alat Tangkap
Dalam bidang penangkapan ada berbagai jenis alat tangkap yang gunakan mulai dari
yang sederhana seperti handline yang tanpa alat pendukung hingga menggunakan berbagai alat
pendukung seperti pukat cincin. Dengan alat bantu penangkapan berupa rumpon, tidak
sembarang jenis alat tangkap bisa digunakan yang sangat berkaitan dengan teknik penangkapan
ikan di sekitar rumpon tersebut. Dalam penelitian Wudianto, dkk (2010), menguji empat jenis
alat tangkap yang mungkin digunakan di daerah rumpon Pelabuhan Ratu, yaitu: gillnet, purse
seine, pancing tonda, serta longline. untuk mengetahui jenis alat tangkap yang cocok
dioperasikan di sekitar rumpon, metode yang digunakan adalah risk assessment atau metode
potensi resiko yang ditimbulkan dengan melakukan pembobotan pada setiap jenis alat tangkap
berdasarkan dua aspek utama yaitu Productivity dan susceptibility.
Dari hasil penelitian tersebut, jenis alat tangkap yang cocok dioperasikan di daerah
rumpon Pelabuhan ratu adalah pancing tonda dengan nilai PSA yang rendah 2.46. Sedangkan
tiga jenis alat tangkap lainnya memiliki resiko yang tinggi seperti purse seine yang akan
menyebabkan berkurangnya kelimpahan ikan disekitar rumpon karena dalam sekali tarik purse
seine akan menangkap seluruh ikan baik yang dari juvenile hingga dewasa. sedangkan gillnet
tidak cocok karena operasionalnya sulit untuk diterapkan di sekitar rumpon. Pada prinsipnya
gillnet menghadang ruaya gerombolan ikan sedangkan rumpon merubah prilaku ruaya
gerombolan ikan menjadi pasif dan berputar putar. Sedangkan menurut KEPMEN KKP
NOMOR 36/PERMEN-KP/2014 rumpon hanya dapat digunakan oleh kapal yang menggunakan
alat tangkap ikan, berupa: pukat cincin pelagis kecil dengan satu kapal,pukat cincin pelagis besar
dengan satu kapal, pukat cincin grup pelagis besar, pancing ulur, dan pancing berjoran.
6. 2.3. Hasil Penangkapan dengan Rumpon
Pada dasarnya dalam melakukan penangkapan ikan di laut, nelayan harus menentukan
daerah fishing ground terlebih dahulu. Selama ini nelayan tentu menentukan daerah
penangkapan dengan mengandalkan insting dan feeling yang mereka punyai dengan
mengedepankan pengamatan karakteristik keadaan permukaan perairan berdasarkan pengalaman.
Namun, belum tentu pengamatan-pengamatan yang dilakukan nelayan tersebut akan
membuahkan hasil karena berbagai faktor terutama pergerakan ikan yang sangat dinamis dan
tingkat mobilitas yang tinggi. Sehingga akan menyebabkan berbagai pemborosan dari segi bahan
bakar, waktu yang terbuang percuma, serta hasil tangkapan tidak akan meningkat. Untuk
mengurangi kerugian tersebut, maka perlu alat bantu penangkapan yang berfungsi untuk
membuat daerah penangkapan (fishing ground). Rumpon salah satu alat bantu penangkapan yang
mampu mengumpulkan segerombolan ikan. Dengan adanya alat bantu rumpon, para nelayan
akan lebih efisien dan efektif dalam menentukan daerah penangkapan yang konsekuensinya
menghemat penggunaan bahan bakar serta hasil tangkapan yang meningkat terkait kemampuan
para nelayan menangkap ikan di daerah penempatan rumpon lainnya.
Berkaitan dengan efektivitas jenis rumpon dan jumlah hasil penangkapan, hasil penelitian
Domu Simbolon, dkk (2013) menunjukkan rumpon jenis bambu memiliki tingkat efektivitas
92,37 % daripada rumpon drum plastik dengan efektivitas hanya 7,63% dari total 100%
penangkapan dengan rumpon. Hal tersebut tergantung pada jenis atraktor dan lebat atraktor yang
digunakan. Dalam penelitian tersebut, atraktor yang digunakan adalah daun kelapa pada kedua
rumpon hanya saja atraktor pada rumpon bambu lebih lebat daripada atraktor pada drum plastik.
Dengan demikian, kumpulan ikan akan lebih merasa nyaman dan aman berada pada rumpon
bambu daripada rumpon drum plastik.
7. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan diatas adalah:
a) Manfaat dan fungsi alat bantu rumpon adalah sebagai tempat perlindungan ikan, tempat
untuk memijah, tempat untuk mencari makan, sehingga di daerah rumpon terkumpul
segerombolan ikan yang menjadi daerah penangkapan ikan.
b) Alat tangkap yang bisa beroperasi di daerah rumpon adalah pukat cincin, gillnet, pancing
tonda dan joran, longline.
c) Dengan adanya alat bantu rumpon, nelayan akan lebih efektif dan efisien menangkap ikan
dan dapat lebih banyak memanfaatkan fishing ground lainnya untuk meningkatkan hasil
tangkapan.
3.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah:
a) Perlu adanya referensi berupa gambar rumpon berdasarkan jenisnya.
b) Perlu dicantumkan lebih banyak hasil-hasil penelitian terkait penangkapan ikan dengan
bantuan alat bantu rumpon.
8. DAFTAR PUSTAKA
Domu Simbolon, dkk. 2013. Efektivitas Pemanfaatan Rumpon dalam Operasi Penangkapan
Ikan di Perairan Maluku Tenggara. Departemen Pemanfaatan Perikanan; FPIK IPB; Vol.
2 No. 2
Joneidi dan Julius. 2013. Daerah Penangkapan Ikan Tuna (Thunnus sp.) di Sangihe, Sulawesi
Utara. Program Studi Teknologi Penangkapan Ikan; Politeknik Negeri Nusa Utara.
Volume. IX No. 2
Mohammad Rizal, dkk. 2013. Pengaruh Pemasangan Rumpon pada Musim Barat terhadap
Hasil Tangkapan Alat Tangkap Payang di Perairan Tuban Jawa Timur. Program Studi
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan; FPIK; UB. Vol. 1 No.1
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. NOMOR 36/PERMEN-
KP/2014. Tentang Rumpon. 26-6-2014. Jakarta
Undang-undang Republik Indonesia. NOMOR 31 TAHUN 2004. Tentang Perikanan.