Ringkasan dokumen ini adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis preferensi parameter oseanografi seperti suhu permukaan laut (SPL) dan klorofil-a terhadap hasil tangkapan ikan cakalang di perairan Pulau Misool dan Fakfak.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa preferensi SPL dan konsentrasi klorofil-a terhadap ikan cakalang pada bulan Maret hingga Mei 2015 berada pada k
Preferensi Parameter Oseanografi (SPL dan Klorofil-a) Terhadap Ikan Cakalang di Perairan Pulau Misool dan Perairan Fakfak
1. Jurnal Airaha, Vol. VIII No. 1 June 2019 : 016 – 023 p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
16
Preferensi Parameter Oseanografi (SPL dan Klorofil-a) Terhadap Hasil Tangkapan
Ikan Cakalang di Perairan Pulau Misool dan Perairan Fakfak
Mustasim1)
, Mukti Zainuddin2
), Syafruddin2
), Dian Sutono3)
1
) Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong
2
) Universitas Hasanuddin Makassar
3
) Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang
*Email : mustasim@polikpsorong.ac.id
Diterima : Mei 2019 Disetujui : Juni 2019
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis preferensi parameter oseanografi (SPL dan
klorofil-a) terhadap hasil tangkapan ikan cakalang di perairan Pulau Misool dan Fakfak.
Penelitian ini dilaksanakan pada Maret – Mei 2015 di Perairan Pulau Misool dan Fakfak, data
berupa hasil tangkapan Maret – Mei 2015, SPL dan klorofil-a diperoleh dari citra satelit
MODIS-Terra. Data dianalisis dengan menggunakan Softwere ArcGis 10.2, ENVI 5.1. dan
softwere ORIGIN Versi 8.5.1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa preferensi SPL dan
konsentrasi klorofil-a terhadap ikan cakalang pada bulan Maret – Mei 2015 berada pada
kisaran 29,50 – 30,50°C dan konsentrasi klorofil-a sekitar 0,10 – 0,20 mg/m3
.
Kata kunci : Cakalang, SPL, Klorofil-a, Misool, Fakfak.
ABSTRACT
This study aims to analyze preference oceanographic parameters (SST and chlorophyll-a) of
the Skipjack in the Misool dan Fakfak Waters. The research was conducted in March-May
2015 in the Misool dan Fakfak Waters, the data in the form of catch March to May 2015, SST
and chlorophyll-a obtained from satellite imagery MODIS-Terra. Data were analyzed using
Softwere ArcGis 10.2, ENVI 5.1. and softwere ORIGIN Versi 8.5.1. The results of the study
showed that the preferences of the SPL and chlorophyll-a concentration of the Skipjack in the
month of March to May, 2015 in the range of 29.50 to 30.50°C and chlorophyll-a
concentration of about 0.10 to 0.20 mg/m3
.
KEYWORD : Skipjack, SST, Chlorophyll-a, Misool, Fakfak
PENDAHULUAN
Perikanan Tuna Tongkol dan
Cakalang (TTC) menduduki peran penting
dalam meningkatkan pembangunan
perikanan di Indonesia. Volume produksi
TTC cenderung meningkat setiap tahunnya,
dimana pada tahun 2012 dan 2013 masing-
masing mencapai 910.506 ton dan 974.011
ton Supriatna, A., Hascaryo, B., Wisudo, S.
H., & Baskoro, M. S. (2014) dan dari segi
komoditas yang dihasilkan, ikan TTC
menduduki komoditas nomor dua setelah
udang dalam nilai ekspor hasil perikanan,
dimana pada tahun 2012 dan 2013 masing-
masing mencapai 201.160.229 Kg dan
209.071.596 Kg (KKP, 2014). Usaha
penangkapan ikan cakalang dengan pole and
line di kepala burung Papua dilakukan
sepanjang tahun (Mustasim, 2016).
Cakalang (Katsuwonus pelamis)
merupakan sumberdaya ikan pelagis yang
sangat potensial untuk dikembangkan dalam
rangka menunjang perekonomian daerah dan
merupakan penyumbang devisa Negara
selain itu, juga sebagai sumber protein
hewani dengan kandungan omega-3 yang
diperlukan oleh tubuh.
Suatu perairan dikatakan daerah
2. Jurnal Airaha, Vol. VIII No. 1 June 2019 : 016 – 023 p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
17
penangkapan ikan cakalang apabila ada
indikator-indikator yang dapat dideteksi
pada perairan tersebut. Semakin banyak
indikator yang dapat dideteksi maka semakin
tepat daerah penangkapan ikan yang kita
harapkan. Salah satu indikator daerah
penangkapan ikan cakalang adalah suhu air
laut, dan klorofil-a.
Tulisan ini bertujuan untuk Mengkaji
kisaran preferensi parameter oseanografi
(SPL dan klorofil-a) terhadap hasil
tangkapan ikan cakalang di Perairan Puau
Misool dan Fakfak.
BAHAN DAN METODE
Pengambilan data secara insitu
berupa posisi dan hasil tangkapan ikan
cakalang dengan Pole and Line serta
wawancara langsung dengan para nelayan
dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2015.
Fishing Ground di Perairan Misool dan
Fakfak seperti terlihat pada Gambar 1.
Selanjutnya pengunduhan, pengolahan dan
analisis citra suhu permukaan laut dan
klorofil-a di lakukan pada Mei 2017. Data
lainnya diperoleh dari citra satelit berupa
SPL dan klorofil-a, dengan menggunakan
citra satelit MODIS (Moderate-Resolution
Imaging Spectrometer) Terra.
Bahan yang digunakan untuk
penelitian ini adalah :
1. Data citra bulanan SPL, dan klorofil-a.
2. Data posisi dan jumlah hasil tangkapan
ikan Cakalang.
Alat yang digunakan untuk penelitian
ini adalah :
1. GPS (Global Positioning System).
2. Kapal dan alat Pole and Line.
3. 1 unit perangkat computer.
4. Softwere ArcGis 10.2 dan Aplikasi SIED.
5. Softwere ENVI 5.1.
6. Softwere ORIGIN Versi 8.5.1
Metode yang digunakan adalah
metode survai yang meliputi survai data
Gambar 1. Peta lokasi Penelitian
3. Jurnal Airaha, Vol. VIII No. 1 June 2019 : 016 – 023 p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
18
Gambar 2. Variasi hasil tangkapan rata - rata ikan cakalang pada bulan Maret
- Mei 2015
lapangan (in-situ) dan analisis visual citra
satelit (ex-situ). Data in-situ berupa data
waktu dan lokasi penangkapan serta hasil
tangkapan diperoleh melalui observasi
langsung dalam penangkapan ikan dan
melalui wawancara. Data kegiatan
penangkapan yang meliputi waktu operasi,
posisi DPI, dan jumlah hasil tangkapan
cakalang. Data ex-situ berupa data citra SPL
hasil deteksi citra satelit MODIS Terra.
Analisis Data
Data bulanan konsentrasi klorofil-a
permukaan laut (KPL) dan SPL bulanan
dengan periode yang sama dengan periode
data tangkapan cakalang diperoleh dari
sensor MODIS Terra dengan resolusi spasial
4 Km.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian
dilapangan yang bertepatan dengan musim
peralihan Barat - Timur yaitu pada bulan
Maret - Mei 2015 yang dilakukan sebanyak
109 kali penangkapan di 15 titik rumpon
yang tersebar di Perairan Pulau Misool dan
Perairan Fakfak dengan menggunakan Pole
and Line dengan jumlah hasil tangkapan ikan
cakalang pada setiap bulannya seperti yang
terlihat pada Gambar 2.
Hasil tangkapan ikan cakalang di
Perairan Pulau Misool dan Perairan Fakfak
pada bulan Maret – Mei 2015 selama
pengambilan data tidak merata pada setiap
bulannya dan terjadi peningkatan hasil
tangkapan pada bulan April akan tetapi
kembali penurunan pada bulan Mei, hal ini
dapat dilihat pada Gambar 2. Berdasarkan
hasil wawancara dengan nelayan
mengatakan bahwa pada bulan Mei biasanya
angin selatan (awal musim Timur) mulai
berhembus sehingga mempengaruhi jumlah
hasil tangkapan. Hal seperti demikian akan
terjadi hingga bulan Agustus. Hasil
tangkapan rata - rata tertinggi selama
pengambilan data terjadi pada bulan April
yaitu hasil tangkapan rata - rata 1,26
ton/setting dan terendah pada bulan Maret
yaitu hasil tangkapan rata - rata sebanyak
0,99 ton/setting.
Hasil penelitian Tadjuddah (2005),
mendapati produksi cakalang di Kabupaten
Wakatobi Sulawesi Tenggara, tinggi pada
Musim Timur (Juni - Agustus) yaitu lebih
dari 2500 kg dan mencapai puncaknya pada
September dan terendah pada Maret.
Suprianto, D., Reppie, E., & Budiman,
(2012) melakukan penelitian di Laut
Maluku, musim penangkapan ikan cakalang
terjadi pada April untuk fase pertama
4. Jurnal Airaha, Vol. VIII No. 1 June 2019 : 016 – 023 p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
19
kemudian pada Juli - September untuk fase
kedua tetapi fase kedua lebih besar dan lama,
bukan musim ikan terjadi pada November -
Maret. Hal ini disebabkan oleh adanya
proses upwelling (pengadukan massa air dari
bawah ke permukaan) yang terjadi pada
perairan tersebut yang menyebabkan
terjadinya kesuburan perairan (Gordon,
2005).
Sebaran SPL dan Klorofil-a
Suhu permukaan laut di perairan
Pulau Misool dan Fakfak pada bulan Maret
2015 berada pada sebaran 27 – 30o
C dan
penangkapan ikan cakalang dilakukan pada
sebaran suhu 28,68 – 29,64o
C dengan
sebaran jumlah hasil tangkapan 0,2 – 4 ton.
Penangkapan ikan tertinggi pada suhu
29,64o
C pada posisi 132,3o
BT dan -3,4o
LS
dengan hasil tangkapan 4 ton. Hasil
tangkapan terendah berada pada suhu
29,57o
C dan 29,64o
C masing-masing pada
posisi 132,2o
BT dan -3,5o
LS, dan pada
posisi 132,3o
BT dan -3,4o
LS dengan hasil
tangkapan 0,2 ton, lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 3.
Pada Gambar 4 memperlihatkan
bahwa pada bulan April 2015 SPL di
perairan Misol dan dan Fakfak berada pada
suhu 28 – 31o
C dan penangkapan ikan
cakalang dilakukan pada suhu 29,18 –
30,10o
C dengan jumlah hasil tangkapan
0,004 – 8 ton. Penangkapan ikan cakalang
tertinggi dengan jumlah hasil tangkapan 8
ton berada pada suhu 29,85o
C, pada posisi
132,4o
BT dan -3,6o
LS. Hasil tangkapan
ikan cakalang terendah pada suhu 29,18o
C
pada posisi 130,7o
BT dan -2,8o
LS.
Pada bulan Mei 2015 SPL di perairan
Misol dan dan Fakfak berada pada sebaran
28 – 31o
C dan penangkapan ikan cakalang
dilakukan pada sebaran suhu 28,57 –
29,62o
C dengan sebaran jumlah hasil
tangkapan 0,01 – 4 ton. Penangkapan ikan
tertinggi dengan jumlah hasil tangkapan 4
ton pada suhu 28,57o
C pada posisi 132,2o
BT
dan -3,6o
LS. Hasil tangkapan terendah
berada pada suhu 29,45o
C pada posisi 130,2o
BT dan -2,5o
LS.
Frekuensi tertangkapnya ikan
cakalang dan jumlah hasil tangkapan
Gambar 3. Peta sebaran SPL bulan Maret 2015 terhadap hasil tangkapan ikan
cakalang
5. Jurnal Airaha, Vol. VIII No. 1 June 2019 : 016 – 023 p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
20
hubungannya dengan SPL pada bulan Maret
– Mei tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar
6 dan 7.
5
6. Jurnal Airaha, Vol. VIII No. 1 June 2019 : 016 – 023 p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
21
Tertangkapnya ikan cakalang pada
bulan Maret – Mei tahun 2015 secara umum
berada pada sebaran suhu 28,50 - 30,49o
C
hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Mustasim, M., Zainuddin, M., &
Safruddin, S. (2017) bahwa ikan cakalang
cenderung terkonsentrasi pada musim
transisi timur-barat dalam kisaran SPL yaitu
29,50 – 30,00 °C. Frekuensi tertinggi
tertangkapnya ikan cakalang berada pada
sebaran 29,50 – 29,99o
C yaitu sebanyak 54
kali sedangkan frekuensi terendah pada
sebaran suhu 30,00 - 30,49o
C yaitu 2 kali
penangkapan.
Dilihat dari komposisi jumlah hasil
tangkapan, maka hasil tangkapan tertinggi
ikan cakalang pada bulan Maret – Mei tahun
2015 berada pada sebaran suhu 29,50 –
29,99o
C yaitu sebanyak 65,365 ton
sedangkan hasil tangkapan terendah pada
sebaran suhu 30,00 - 30,49o
C dengan total
Gambar 6. Frekuensi tertangkapnya ikan cakalang pada bulan Maret – Mei tahun
2015 hubungannya dengan SPL
Gambar 7. Hasil tangkapan ikan cakalang pada bulan Maret – Mei tahun 2015
hubungannya dengan SPL
7. Jurnal Airaha, Vol. VIII No. 1 June 2019 : 016 – 023 p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
22
hasil tangkapan sebanyak 3 ton, hal ini dapat
dilihat pada Gambar 7.
Tampubolon (1990), menuliskan
bahwa ikan cakalang mempunyai toleransi
suhu permukaan pada sebaran 27 - 30o
C dan
Anggraeni (2003), melakukan penelitian di
perairan mentawai menuliskan bahwa
sebaran sebaran SPL optimum penangkapan
ikan cakalang pada bulan Maret – Mei
berada pada sebaran 24 - 25 o
C, sedangkan
Arifin (2005), mengatakan bahwa sebaran
SPL optimum penangkapan ikan cakalang di
laut maluku pada bulan Maret - Juni yaitu
berada pada sebaran 26 - 32 o
C. Lokasi
dengan nilai Catch per unit effort (CPUE)
yang tinggi diindikasikan dengan kondisi
sebaran SPL antara 28.75 - 31.5°C
(Zainuddin M, Najamuddin, Farhum A,
Hajar, M.A.I., 2013), dan Rini (2015), dalam
penelitiannya di Teluk Bone menuliskan
bahwa ikan cakalang dominan tertangkap
pada suhu 28.510
C – 29. 00o
C.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa
preferensi Parameter Oseanografi (SPL dan
Klorofil-a) Terhadap hasil tangkapan Ikan
Cakalang di Perairan Pulau Misool dan
Perairan Fakfak menjelaskan bahwa SPL dan
konsentrasi klorofil-a terhadap ikan cakalang
pada bulan Maret – Mei 2015 berada pada
kisaran 29,50 – 30,50°C dan konsentrasi
klorofil-a sekitar 0,10 – 0,20 mg/m3
.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, N. 2003. Hubungan Suhu
Permukaan Laut Terhadap Pola
Perubahan Musim Penangkapan Ikan
Cakalang (Katsuwonus pelamis) di
Perairan Mentawai, Sumatera Barat.
[Skripsi] (Tidak Dipublikasikan).
Arifin, I. 2005. Penentuan Daerah
Penangkapan Ikan Cakalang dengan
Data Satelit Multi Sensor di Perairan
Laut Maluku. [Skripsi] (Tidak
Dipublikasikan).
Gordon, A.L. 2005. Oceanography of
Indonesian Seas and Their
Throughflow. Oceanography 18; 4,
hal 14–27.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2014.
Statistik Kelautan dan Perikanan
2014.
Mustasim, M., Zainuddin, M., & Safruddin,
S. (2017). Thermal Dan Klorofil-A
Front Hubungannya Dengan Hasil
Tangkapan Ikan Cakalang Pada
Musim Peralihan Barat-Timur
Diperairan Seram. Jurnal IPTEKS
Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan, 2(4).
Mustasim, (2016). Study of Season with
Fishing Pole and Line Skipjack
Fishing Base in PT. Radios Apirja,
Sorong-West Papua. Jurnal Airaha, 1
(5).
Rini, A. 2015. Identifikasi Front dan
Upwelling di Teluk Bone-Laut Flores
dan Kaitannya dengan Kelimpahan
Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)
pada Musim Timur (skripsi). Tidak
dipublikasikan.
Tampubolon, N., 1990. Studi Tentang
Perikanan Cakalang dan Tuna Serta
Kemungkinan Pengembangannya di
Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Skripsi
(Tidak Dipublikasikan). Program
Studi Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan, Fakultas Perikanan
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 123
hal.
Supriatna, A., Hascaryo, B., Wisudo, S. H.,
& Baskoro, M. S. (2014). Value
Chain Model Development of Tuna
and Tuna Alike In Indonesia. Jurnal
Pengolahan Hasil Perikanan
Indonesia, 17(2).
Suprianto, D., Reppie, E., & Budiman, J.
(2012). Daerah penangkapan ikan
dari kapal huhate yang berpangkalan
di Pelabuhan Perikanan Pantai
Belang. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Perikanan Tangkap, 1(2).
Zainuddin M, Najamuddin, Farhum A,
Hajar, M.A.I. 2013. Characterizing
Potential Fishing Zone of Skipjack
Tuna During the Southeast
Monsoon in Bone Bay – Flores
8. Jurnal Airaha, Vol. VIII No. 1 June 2019 : 016 – 023 p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
23
Sea Using Remotely Sensed
Oceanographic Data. International
Journal of Geosciences. 4, 259 – 266.
Tadjuddah M. 2005. Analisis Daerah
Penangkapan Ikan Cakalang
(Katsuwonus pelamis) dan
Madidihang (Thunnus albacore)
dengan Menggunakan Data Satelit di
Perairan Kabupaten Wakatobi
Sulawesi Tenggara (Tesis). Tidak
dipublikasikan. Bogor. Program
Pasca Sarjana, Institut Pertanian
Bogor.