Modul ini membahas tentang asuhan keperawatan pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urine. Terdapat uraian mengenai konsep dasar eliminasi urine, anatomi dan fisiologi sistem perkemihan, faktor yang mempengaruhi pola berkemih, karakteristik urine normal, masalah-masalah yang dapat timbul seperti retensi urine dan inkontinensia, serta perubahan pola berkemih pada pasien dengan gangguan tersebut.
Tinjauan kasus pasien Ny. "S" yang mengalami gastroenteritis mencakup:
1. Identitas pasien wanita berumur 23 tahun dengan keluhan demam, diare dan muntah
2. Riwayat penyakit sekarang mengalami panas badan dan diare 5 kali sehari selama 2 hari
3. Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum lemah dan panas beserta tanda vital tidak normal
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Tn. A dirawat dengan diagnosis hipertensi dan mengeluh nyeri kepala; (2) Perawat mengidentifikasi masalah utama yaitu nyeri akut, ansietas, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan gangguan pola tidur; (3) Intervensi perawat meliputi manajemen nyeri, pengurangan ansietas, peningkatan toleransi aktivitas, optimalisasi nutrisi, dan penyesuaian pol
8
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi sebagai salah satu penyakit kardiovaskuler yang umum di masyarakat. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti stroke, gagal ginjal, dan kebutaan. Dokumen juga menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, dan pemeriksaan penunjang untuk hipertensi.
1. Kasus pasien An. A laki-laki berusia 8 tahun yang dirujuk ke rumah sakit karena nyeri pada tulang kering akibat jatuh dari pohon. Keluarga masih mempercayai pengobatan tradisional.
Berduka adalah respon normal terhadap kehilangan yang memungkinkan individu melakukan koping secara bertahap untuk menerima kehilangan. Berduka diwujudkan secara unik pada setiap orang dan dipengaruhi pengalaman pribadi, budaya, dan keyakinan. Teori Engel menjelaskan proses berduka melalui lima fase mulai dari penyangkalan hingga penerimaan.
Dokumen tersebut membahas tentang keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Terdapat tiga bagian utama yaitu distribusi dan pergerakan cairan tubuh, pengaturan cairan dan elektrolit, serta gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Cairan tubuh terdiri dari cairan ekstrasel dan intrasel yang dipertahankan melalui asupan, haluaran, dan hormon seperti ADH dan aldosteron. Gangguan yang dibahas meliputi ket
Tinjauan kasus pasien Ny. "S" yang mengalami gastroenteritis mencakup:
1. Identitas pasien wanita berumur 23 tahun dengan keluhan demam, diare dan muntah
2. Riwayat penyakit sekarang mengalami panas badan dan diare 5 kali sehari selama 2 hari
3. Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum lemah dan panas beserta tanda vital tidak normal
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Tn. A dirawat dengan diagnosis hipertensi dan mengeluh nyeri kepala; (2) Perawat mengidentifikasi masalah utama yaitu nyeri akut, ansietas, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan gangguan pola tidur; (3) Intervensi perawat meliputi manajemen nyeri, pengurangan ansietas, peningkatan toleransi aktivitas, optimalisasi nutrisi, dan penyesuaian pol
8
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi sebagai salah satu penyakit kardiovaskuler yang umum di masyarakat. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti stroke, gagal ginjal, dan kebutaan. Dokumen juga menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, dan pemeriksaan penunjang untuk hipertensi.
1. Kasus pasien An. A laki-laki berusia 8 tahun yang dirujuk ke rumah sakit karena nyeri pada tulang kering akibat jatuh dari pohon. Keluarga masih mempercayai pengobatan tradisional.
Berduka adalah respon normal terhadap kehilangan yang memungkinkan individu melakukan koping secara bertahap untuk menerima kehilangan. Berduka diwujudkan secara unik pada setiap orang dan dipengaruhi pengalaman pribadi, budaya, dan keyakinan. Teori Engel menjelaskan proses berduka melalui lima fase mulai dari penyangkalan hingga penerimaan.
Dokumen tersebut membahas tentang keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Terdapat tiga bagian utama yaitu distribusi dan pergerakan cairan tubuh, pengaturan cairan dan elektrolit, serta gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Cairan tubuh terdiri dari cairan ekstrasel dan intrasel yang dipertahankan melalui asupan, haluaran, dan hormon seperti ADH dan aldosteron. Gangguan yang dibahas meliputi ket
Retensi urin dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kerusakan pusat miksi, hipertrofi prostat, atau trauma. Gejala umumnya meliputi nyeri saat berkemih, kesulitan berkemih, dan distensi kandung kemih. Penatalaksanaan meliputi kateterisasi, drainase, dan obat analgesik.
Dokumen tersebut membahas tentang diare pada anak, yang merupakan masalah kesehatan utama di berbagai negara termasuk Indonesia. Diare dapat menyebabkan kematian akibat dehidrasi, terutama pada bayi dan balita. Dokumen ini menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, komplikasi, dan pencegahan diare.
Dokumen tersebut membahas tentang kehilangan, berduka, dan kematian. Secara garis besar, kehilangan adalah kondisi dimana seseorang kehilangan sesuatu yang sebelumnya dimiliki, berduka adalah respon emosi atas kehilangan, dan kematian adalah proses alami yang dihadapi manusia namun dapat menimbulkan trauma.
Dokumen tersebut merupakan asuhan keperawatan untuk hipertensi yang mencakup pengkajian, diagnosa, dan intervensi keperawatan untuk masalah-masalah yang sering dialami pasien hipertensi seperti resiko penurunan curah jantung, nyeri akut, gangguan sirkulasi, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan kurangnya pengetahuan.
Konsep pasien terminal & menjelang ajalMitha Khair
Dokumen tersebut membahas konsep pasien terminal dan menjelang ajal. Ia menjelaskan pengertian kondisi terminal, tanda-tanda klinis menjelang kematian, serta tahapan yang dijalani pasien dalam menerima kenyataan menjelang kematian seperti penyangkalan, marah, depresi, hingga penerimaan."
Dokumen tersebut merupakan makalah tentang asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid. Makalah ini membahas tentang pengertian demam thypoid, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, dan asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan anak dengan diare. Secara ringkas, diare adalah kondisi buang air besar yang tidak normal lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi encer yang disebabkan oleh inflamasi usus dan gangguan absorpsi cairan dan elektrolit. Gejala klinis diare antara lain buang air besar encer, dehidrasi, dan gangguan keseimbangan asam basa. Penanganannya meliputi pemberian cair
Ada 4 jenis penyuntikan obat, yaitu intramuskular, intravena, subkutan, dan intrakutan. Masing-masing jenis memiliki lokasi dan sudut penyuntikan yang berbeda-beda, sesuai dengan jaringan sasaran. Spuit dan ukuran jarum juga bervariasi tergantung jenis penyuntikan.
Retensi urin dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kerusakan pusat miksi, hipertrofi prostat, atau trauma. Gejala umumnya meliputi nyeri saat berkemih, kesulitan berkemih, dan distensi kandung kemih. Penatalaksanaan meliputi kateterisasi, drainase, dan obat analgesik.
Dokumen tersebut membahas tentang diare pada anak, yang merupakan masalah kesehatan utama di berbagai negara termasuk Indonesia. Diare dapat menyebabkan kematian akibat dehidrasi, terutama pada bayi dan balita. Dokumen ini menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, komplikasi, dan pencegahan diare.
Dokumen tersebut membahas tentang kehilangan, berduka, dan kematian. Secara garis besar, kehilangan adalah kondisi dimana seseorang kehilangan sesuatu yang sebelumnya dimiliki, berduka adalah respon emosi atas kehilangan, dan kematian adalah proses alami yang dihadapi manusia namun dapat menimbulkan trauma.
Dokumen tersebut merupakan asuhan keperawatan untuk hipertensi yang mencakup pengkajian, diagnosa, dan intervensi keperawatan untuk masalah-masalah yang sering dialami pasien hipertensi seperti resiko penurunan curah jantung, nyeri akut, gangguan sirkulasi, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan kurangnya pengetahuan.
Konsep pasien terminal & menjelang ajalMitha Khair
Dokumen tersebut membahas konsep pasien terminal dan menjelang ajal. Ia menjelaskan pengertian kondisi terminal, tanda-tanda klinis menjelang kematian, serta tahapan yang dijalani pasien dalam menerima kenyataan menjelang kematian seperti penyangkalan, marah, depresi, hingga penerimaan."
Dokumen tersebut merupakan makalah tentang asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid. Makalah ini membahas tentang pengertian demam thypoid, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, dan asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan anak dengan diare. Secara ringkas, diare adalah kondisi buang air besar yang tidak normal lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi encer yang disebabkan oleh inflamasi usus dan gangguan absorpsi cairan dan elektrolit. Gejala klinis diare antara lain buang air besar encer, dehidrasi, dan gangguan keseimbangan asam basa. Penanganannya meliputi pemberian cair
Ada 4 jenis penyuntikan obat, yaitu intramuskular, intravena, subkutan, dan intrakutan. Masing-masing jenis memiliki lokasi dan sudut penyuntikan yang berbeda-beda, sesuai dengan jaringan sasaran. Spuit dan ukuran jarum juga bervariasi tergantung jenis penyuntikan.
- Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
- Membantu pasien duduk di tepi tempat tidur
- Memasang pispot di bawah kaki pasien
- Membantu pasien duduk di atas pispot
- Membantu pasien memegang pispot
- Memberikan privasi
- Memantau dan membantu pasien jika diperlukan
- Membersihkan dan mengeringkan area genital
- Membantu pasien kembali ke tempat tidur
- Membersihkan dan mengeringkan tangan
- Meng
Lansia pria di skenario mengalami inkontinensia urin tipe overflow yang disebabkan oleh benign prostatic hyperplasia (BPH). Berbagai kondisi medis yang dialaminya seperti osteoarthritis, hipertensi, diabetes melitus, dan stroke dapat memperparah gejala inkontinensia urinnya. Pengobatan yang tepat adalah menangani BPH dan inkontinensia urinnya serta membatasi obat-obatan lainnya.
Akupunktur dapat digunakan untuk mengobati inkontinensia urine melalui beberapa mekanisme, yaitu merangsang pelepasan neurotransmitter seperti endorfin dan enkepalin untuk menginhibisi pusat pengosongan kandung kemih, meningkatkan sirkulasi darah di daerah spingter untuk memperbaiki kontrol penutupan, serta merangsang refleks segmental untuk menekan refleks pengosongan secara involunter. Berdasarkan beberapa penelit
Inkontinensia urine adalah ketidakmampuan menahan air kencing yang prevalensinya meningkat pada lansia. Inkontinensia urine dapat disebabkan oleh gangguan anatomi dan fungsi organ kemih akibat proses penuaan, gangguan neurologis, atau efek obat-obatan. Gejala inkontinensia urine bervariasi antara desakan berkemih hingga keluarnya air kencing secara tak terkendali.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Inkontinensia urin adalah ketidakmampuan menahan kencing yang dapat disebabkan oleh melemahnya otol dasar panggul, gangguan saraf, atau efek obat. Dokumen ini membahas definisi, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, dan penanganan inkontinensia urin.
Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa metabolisme tubuh melalui urine dan feses. Terdapat dua jenis eliminasi yaitu eliminasi uri melalui ginjal dan sistem kemih, serta eliminasi alvi melalui saluran pencernaan dan anus. Beberapa gangguan yang dapat terjadi antara lain infeksi saluran kemih, inkontinensia, konstipasi, dan diare yang disebabkan berbagai faktor seperti diet, obat-obatan, dan penyak
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Konstipasi atau sembelit adalah kelainan pada sistem pencernaan dimana seseorang mengalami pengerasan feses yang sulit dikeluarkan.
2. Penyebab konstipasi meliputi kebiasaan BAB yang tidak teratur, diet rendah serat, stres, kurang olahraga, penggunaan laxatif berlebihan, dan penggunaan obat-obatan tertentu.
3. Patofisiologi konstipasi ter
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan diversi urin jenis continen urostomy. Diversi urin adalah prosedur bedah untuk mengalihkan aliran urin melalui stoma yang dibuat di kulit perut akibat penyakit organ perkemihan seperti kanker. Asuhan keperawatan meliputi pengkajian gejala, diagnosa, dan intervensi seperti membersihkan stoma, melatih klien menggunakan
Dokumen tersebut membahas tentang sistem eliminasi fekal pada manusia, meliputi organ-organ saluran pencernaan, proses defekasi, dan kondisi yang dapat mengganggu proses eliminasi fekal seperti konstipasi, diare, serta tindakan ostomi.
Buku panduan praktikum ini memberikan panduan kepada mahasiswa Program Studi Sarjana
Keperawatan STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan dalam melaksanakan kegiatan
belajar praktikum Proses Keperawatan dan Kebutuhan Dasar Manusia I, II, dan III. Buku ini
berisi penjelasan tentang berbagai ketrampilan dasar keperawatan yang perlu dikuasai
mahasiswa selama praktikum, seperti bed making, personal hygiene, vital sign, pemberian ob
Dokumen tersebut membahas tentang sistem eliminasi alvi, proses defekasi, faktor yang mempengaruhinya, masalah-masalah eliminasi alvi seperti konstipasi, diare, inkontinensia alvi, dan tindakan keperawatan untuk masing-masing masalah tersebut.
Dokumen tersebut merangkum proses pengkajian keperawatan sistem persarafan yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan neurologis, studi diagnostik, dan konsultasi tim kesehatan. Pengkajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan sistem saraf pasien dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat.
Proses eliminasi urine normal melibatkan beberapa organ seperti ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal membentuk urine dari limbah darah yang kemudian disalurkan ke kandung kemih melalui ureter. Urine ditampung di kandung kemih hingga mencapai kapasitas tertentu sebelum dikeluarkan melalui uretra. Beberapa faktor seperti aktivitas, konsumsi cairan, dan penyakit dapat mempeng
Proses eliminasi urine normal melibatkan beberapa organ utama yaitu ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal membentuk urine dari limbah darah yang kemudian disalurkan melalui ureter ke kandung kemih. Urine akan ditampung di kandung kemih hingga mencapai kapasitas tertentu sebelum dikeluarkan melalui uretra. Beberapa faktor seperti aktivitas, konsumsi cairan, dan penyakit dap
Dokumen tersebut membahas tentang urinalisis atau analisis urine untuk tujuan diagnosis penyakit. Urinalisis meliputi pemeriksaan fisik, kimiawi, dan mikroskopik urine untuk mendeteksi berbagai kondisi kesehatan seperti infeksi saluran kemih, diabetes, dan kehamilan. Pemeriksaan urine merupakan uji penyaring yang bermanfaat untuk skrining awal berbagai penyakit.
Organ utama yang berperan dalam eliminasi urine dan feses mencakup ginjal, ureter, kandung kemih, uretra, usus besar, rectum dan anal kanal. Ganguan eliminasi dapat terjadi karena berbagai faktor seperti infeksi, gangguan organ, gaya hidup dan obat-obatan.
Laporan praktikum ini meneliti kandungan glukosa, protein, dan pH pada urine manusia. Praktikum dilakukan untuk mengetahui kadar ketiga zat tersebut dalam urine. Sampel urine dari delapan orang diuji menggunakan kertas indikator urinalis, kemudian hasilnya dibandingkan dengan tabel indikator untuk mengetahui kadar glukosa, protein, dan pH masing-masing sampel. Kebanyakan sampel menunjukkan kadar normal untuk
Eliminasi urine adalah kebutuhan esensial untuk menjaga homeostasis tubuh. Dokumen ini membahas proses eliminasi urine normal dan gangguannya, termasuk penilaian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi perawatan untuk menangani gangguan eliminasi urine.
Ginjal berfungsi menyaring limbah dan mengatur kadar air, tekanan darah, dan sel darah merah dalam tubuh. Terdiri dari korteks, medula, dan pelvis, ginjal mengandung nefron yang menyaring darah di korteks untuk membentuk urin melalui proses filtrasi dan reabsorpsi di tubulus.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai urinalisis atau pemeriksaan urine. Urinalisis digunakan untuk mendiagnosa penyakit ginjal dan infeksi saluran kemih. Pemeriksaan urine meliputi pemeriksaan makroskopis, kimiawi, dan mikroskopis untuk menguji ciri-ciri fisik urine, kadar zat seperti protein, glukosa, dan bilirubin, serta sel-sel yang ada dalam urine. Hasil urinalisis dapat men
Modul ini membahas penilaian dan klasifikasi serta pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan. Langkah-langkah yang harus dilakukan meliputi memeriksa kemungkinan kejang, gangguan napas, hipotermia, infeksi bakteri, ikterus, gangguan saluran cerna, diare, berat badan rendah, pemberian ASI, status imunisasi, dan masalah lain. Jika dibutuhkan rujukan segera, dilan
Modul ini membahas tentang alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yang meliputi profil, jenis, cara kerja, keuntungan dan kerugian AKDR. AKDR yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah Cu T-380A yang terbuat dari kawat tembaga dan berbentuk huruf T. AKDR bekerja dengan mencegah pertemuan antara sperma dan ovum. Keuntungan AKDR antara lain efektif jangka panjang dan tidak mempengaruhi hubungan se
Ya, saya menuliskan beberapa metode KB sederhana tanpa alat yang saya ketahui yaitu:
- Metode Amenore Laktasi (MAL)
- Metode Safe Period
- Metode Billings
- Metode Kalender
Uraian di bawah ini sesuai dengan penjelasan saya mengenai MAL sebagai salah satu metode KB sederhana tanpa alat. Terima kasih atas penjelasannya.
Benang merah utama dalam melakukan asuhan persalinan normal adalah:
1. Membuat keputusan klinis yang tepat berdasarkan data yang dikumpulkan
2. Memberikan asuhan yang menghargai budaya dan keinginan ibu (asuhan sayang ibu dan bayi)
3. Mencegah terjadinya infeksi
4. Memantau kemajuan persalinan secara berkala
5. Mendokumentasikan seluruh proses dan hasil pemeriksaan
Bagaimana uraianku
Modul ini membahas asuhan kebidanan pada kehamilan dengan penyulit dan komplikasi. Modul dibagi menjadi 6 kegiatan belajar yang mencakup asuhan pada ibu dengan perdarahan hamil muda, ibu hamil anemia, preeklamsi, perdarahan hamil lanjut, infeksi malaria, dan HIV/AIDS. Tujuannya agar mahasiswa dapat memberikan asuhan berupa deteksi dini, penatalaksanaan awal, kolaborasi, dan rujukan pada i
Modul ini membahas asuhan kebidanan pada bayi baru lahir yang mencakup asuhan bayi baru lahir normal, asuhan bayi baru lahir bermasalah, asuhan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir, dan sistem rujukan bayi baru lahir. Modul ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam melaksanakan Praktek Kebidanan III.
[Ringkasan]
Modul ini membahas tentang konsep dan sejarah kesehatan reproduksi. Kesehatan reproduksi merupakan hak asasi manusia yang mencakup kesehatan fisik dan emosional sepanjang siklus hidup. Sejarahnya dimulai dari konferensi PBB tahun 1960-an yang membahas pertumbuhan penduduk, kemudian diikuti oleh konferensi-konferensi internasional lainnya seperti ICPD Kairo 1994 yang meletakkan dasar baru tentang kese
Dokumen tersebut membahas tentang standar dokumentasi keperawatan, yang meliputi tujuan, prinsip, kaidah penulisan, dan komponen-komponen standar dokumentasi keperawatan seperti komunikasi, akuntabilitas dan kewajiban, serta keamanan informasi pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang implikasi hukum dan etika dalam dokumentasi keperawatan serta strategi manajemen risiko. Undang-undang dan peraturan mewajibkan tenaga kesehatan termasuk perawat untuk mendokumentasikan hasil kerjanya dalam rekam medis pasien. Dokumentasi yang baik dan sesuai standar dapat menjadi alat bukti hukum penting dan mencerminkan kualitas pelayanan. Manajemen risiko bertujuan mencegah c
Dokumen tersebut membahas manfaat dan pentingnya dokumentasi keperawatan, yang mencakup aspek hukum, kualitas pelayanan, komunikasi, keuangan, pendidikan, penelitian, akreditasi, dan sarana evaluasi. Dokumentasi keperawatan memberikan dasar hukum untuk tindakan perawat dan penting untuk menjamin kualitas pelayanan serta komunikasi antar tenaga kesehatan.
Modul ini membahas tentang dokumentasi keperawatan pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan seperti perawatan akut, jangka panjang, dan di rumah. Pada perawatan akut, dokumentasi dilakukan secara ringkas dan fokus pada masalah, tindakan, dan respon. Sedangkan pada perawatan jangka panjang dan rumah, dokumentasi mencakup pengkajian lengkap, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk memast
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
1
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
II
Setelah mempelajari modul ini saudara mampu
melaksanakan asuhan keperawatan pasien
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
elimiasi urin
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUAN
Pembelajaran Khusus
Setelah mempelajari secara teliti
modul ini saudara diharapkan
dapat:
1. Menjelaskan konsep dasar
kebutuhan eliminasi urine.
2. Menjelaskan hal dikaji pada
pasien dengan gangguan
pemenuhan eliminasi urine.
3. Menjelaskan masalah-masalah
yang dialami pada pasien
dengan gangguan pemenuhan
eliminasi urine.
4. Menuliskan diagnosa
keperawatan yang muncul
pada pasien dengan gangguan
pemenuhan eliminasi urine.
5. Menjelaskan intervensi ,
implementasi dan evaluasi
keperawatan pada pasien
dengan gangguan eliminasi
urine.
6. Melaksanakan prosedur
pemenuhan kebutuhan eliminasi
urine
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi Urine
2. Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
2
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
II
1. Konsep dasar pemenuhan
kebutuhan eliminasi urine.
2. Review anatomi fisiologi .
3. Pengkajian pada pasien dengan
gangguan kebutuhan eliminasi
urine, meliputi: pola berkemih,
faktor yang mempengaruhi
kebiasaanberkemih,karakteristik
urine normal dan jumlah
4. Masalah-masalah dalam
eliminasi urine.
5. Diagnosa Keperawatan pada
pasien dengan gangguan
eliminasi urine.
6. Perencanaan ,intervensi dan
evaluasi keperawatan pada
pasien dengan gangguan
eliminasi urine.
7. Prosedurpemenuhankebutuhan
eliminasi urine ( modul 7
praktikum).
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi Urine
POKOKMateri
3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
3
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Uraian Materi
Konsep dasar
Eleminasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi.
Eleminasi urine normal adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung
kemih terisi. Proses pengeluaran ini sangat bergantung pada fungsi – fungsi
organ eleminasi seperti ginjal, ureter bladder dan uretra. Ginjal memindahkan air
dari darah dalam bentuk urine kemudian masuk ke ueter lalu mengalir ke bladder.
Dalam bladder urine ditampung sampai mencapai batas tetentu yang kemudian
dikeluarkan melalui uretra.
Anatomi dan fisiologi
Gambar 2.6 Sistem perkemihan
Tahukah anda bahwa ginjal bentuknya seperti kacang, terdiri dari 2
kanan dan kiri, 1 ginjal mengandung 1- 4 juta nefron yang merupakan unit
pembentukan urine. Rata-rata Glomerular Filtrasi Rate (GFR) normal pada orang
dewasa 125 ml permenit atau 180 liter per 24 jam..
Setelah urine terbentuk kemudian akan dialirkan ke pelvis ginjal ke bladder
melalui ureter. Kandung kemih tempat penampung 300- 400 ml urine, letaknya
di dasar panggul terdiri otot yang dapat mengecil sperti balon, terdiri 2 bagian
fundus dan bagian leher terdapat spinter interna dikontrol saraf otonom oleh
sakral 2 dan 3.
4. 4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Uretra saluran pembuangan urin keluar dari tubuh, kontrol pengeluaran
pada spinter eksterna yang dapat dikendalikan oleh kesadaran kita.
Tahukah anda panjang uretra wanita lebih pendek 3,7 cm, sedangkan
pria panjangnya 20 cm. Sehingga pada wanita lebih sering terjadi infeksi
saluran kemih.
Proses kejadian eleminasi urine ada dua langkah utama: Pertama, bila
kandung kemih saudara secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya
meningkat diatas nilai ambang dikirim ke medulla spinalis diteruskan ke pusat
miksi pada susunan saraf pusat. Kedua, pusat miksi mengirim sinyal ke otot
kandung kemih (destrusor) berkontraksi maka spinter interna relaksasi dan
spinter ektena berusaha mengosongkan kandung kemih.
Apa yang harus diketahui tentang eleminasi urine?
1. Pola Eleminasi urine normal
Seseorang berkemih sangat tergantung pada individu dan jumlah cairan yang
masuk, Orang-orang biasanya berkemih : pertama kali pada waktu bangun
tidur, setelah berkerja dan makan.
2.FrekuensiNormalnyamiksidalamseharisekitar5kali.Frekuensiuntukberkemih
tergantung kebiasaan dan kesempatan. Banyak orang berkemih kira-kira 70
% dari urine setiap hari pada waktu bangun tidur dan tidak memerlukan waktu
untuk berkemih pada malam hari. Orang-orang biasanya berkemih : pertama
kali pada waktu bangun tidur, sebelum tidur dan berkisar waktu makan.
Pada orang dewasa normal jumlah urine 1,2 – 1,5 liter perhari atau
50 ml / jam selebihnya seperti air, elektrolit dan glukosa diabsorpsi
kembali. Komposisi urine 95 % air, dan 5 % elektrolit dan zat organik.
Pengeluaran urine seseorang tergantung pada intake cairan, faktor
sirkulasi penyakit metabolic seperti diabetes, glomerulonefritis dan
penggunaan obat-obatan diuretic. Bila pengeluaran urine kurang dari
30 ml/menit sedangkan masukan cairan cukup, hal ini kemungkinan
gagal ginjal.
5. 5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
3. Karakteristik Urine normal
Untuk mengetahui warna urine normal adalah kuning terang. disebabkan
adanya pigmen oruchrome, juga tergantung intake cairan. Seseorang dalam
keadaan dehidrasi maka kosentrasi urine menjadi lebih pekat dan kecoklatan,
penggunaan obat-obatan tertentu seperti multivitamin dan preparat besi
menyebabkan warna urine menjadi kemerahan sampai kehitaman.
Bau urine normal adalah bau khas amoniak. merupakan hasil pecahan
urea oleh bakteri. Pemberian pengobatan akan mempengaruhi bau urine.
Jumlah urine yang dikeluarkan tergantung pada usia , intake cairan dan
status kesehatan. Pada orang dewasa jumlah urine yang dikeluarkan sekitar
1.200 – 1.500 atau 150 samapi 600 ml / sekali miksi. Berat jenis plasma (tanpa
protein) berkisar 1,015 -1,020. Berat jenis plasma (tanpa protein) berkisar1,015
-1,020.
Faktor yang mempengaruhi kebiasaan berkemih
1. Pertumbuhan dan perkembangan
Usia seseorang dan berat badan dapat mempengaruhi jumlah pengeluaran
urine. Normalnya bayi-anak ekskresi urine 400-500 ml/hari, orang dewasa
1500-1600ml.
Contoh pada bayi-anak berat badan 10 % orang dewasa mampu
ekskresi 33% lebih banyak dari orang dewasa, usia lanjut volume
bladder berkurang sehingga sering mengalami nokturia dan frekuensi
berkemih meningkat, demikian juga wanita hamil juga akan lebih
sering berkemih karena kandung kemih ditekan bagian terendah janin.
2. Sosiokultural
Budaya masyarakat di mana sebagian masyarakat hanya dapat miksi pada
tempat tertutup dan sebaliknya ada masyarakat yang dapat miksi pada
lokasi terbuka.
Peran perawat jika menemukan data klien dewasa dengan volume
urine dibawah 500 ml atau diatas 300 ml dalam periode 24 jam,
warna, bau obnormal dan berat jenis diatas normal maka perlu
perhatian khusus pada klien tersebut bila perlu perawat melapor.
6. 6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Contoh masyarakat kita kebanyakan berkemih dikamar mandi
(dalam keadaan tertutup) atau lokasi terbuka, sedangkan pada orang
dalam kondisi sakit harus miksi diatas tempat tidur, hal ini membuat
seseorang kadang menahan miksinya.
3. Psikologis
Pada keadaan cemas dan stress akan meninggalkan stimulasi berkemih,
sebagai upaya kompensasi.
Contoh seseorang yang cemas dan stress maka mereka akan sering
buang air kecil.
4. Kebiasaan atau gaya hidup seseorang
Gaya hidup ada kaitannya dengan kebiasaan seseorang berkemih.
Contoh seseorang yang biasa berkemih di toilet atau di sungai atau di
alam bebas, akan mengalami kesulitan kalau berkemih diatas tempat
tidur apalagi dengan menggunakan pot urine/ pispot.
5. Aktifitas dan tonus otot
Eliminasi urine membutuhkan tonus otot blanded, otot bomen, dan
pelvis untuk berkontraksi. Jika ada gangguan tonus, otot dorongan untuk
berkemih juga akan berkurang. Aktifitas dapat meningkatkan kemampuan
metabolism produksi urine secara optimal.
6. Intake cairan dan makanan
Kebiasaanminumdanmakantertentusepertikopi,teh,coklat, (mengandung
kafein) dan alcohol akan menghambat Anti Diuretik Hormon (ADH), hal ini
dapat meningkatkan pembuangan dan ekresi urine.
7. Kondisi penyakit
Kondisi penyakit tertentu seperti pasien yang demam akan terjadi
penurunan produksi urine dan pola miksi, karena banyak cairan yang
dikeluarkan melalui kulit. Peradangan dan iritasi organ kemih meninggalkan
retensi urine.
8. Pembedahan
Tindakan pembedaan memicu sindrom adaptasi, sehingga kelenjar
7. 7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
hipofisis anterior melepas hormone ADH, mengakibatkan meningkatkan
reabsorsi air akhirnya pengeluaran urine menurun. Menggunakan enastesi
menurunkan filtrasi glomerulus sehingga produksi urine menurun.
9. Pengobatan
Penggunaan terapi diuretik meningkatkan output urine, antikolinergik,
dan antihipertensi, sehingga menimbulkan seseorang akan mengalami
retensi urine.
10. Pemeriksaan dianogtik
Intravenous pylogram di mana pasien dibatasi intake sebelum prosedur
untuk mengurangi output urine. Cystocospy dapat menimbulkan edema
localpadauretra,spasmepadaspinterbleddersehinggadapatmenimbulkan
urine tertahan ( retensia urine).
Masalah-masalah eliminasi urine
Ada beberapa masalah yang terjadi pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan eleminasi urine. Masalah tersebut antara lain :
1. Retensi urine
Retensi urine adalah kondisi seseorang terjadi karena penumpukan urine
dalam bladder dan ketidakmampuan bladder untuk mengosongkan
kandung kemih. Penyebab distensi bladder adalah urine yang terdapat
dalam bladder melebihi 400 ml. Normalnya adalah 250 - 400 ml. Kondisi
ini bisa disebabkan oleh hipertropi prostat, pembedahan, otot destrusor
lemah dll
2. Inkontinensia urine
Bila seseorang mengalami ketidak mampuan otot spinter eksternal
sementara atau menetap untuk mengontrol pengeluaran urine. Ada dua
jenis inkontinensia: pertama, stres inkontinensia yaitu stres yang terjadi
pada saat tekanan intra-abdomen meningkat dan menyebabkan kompresi
kandung kemih. Contoh sebagian orang saat batuk atau tertawa
akan mengalami terkencing-kencing, hal tersebut bisa dikatakan
normal atau bisa terjadi pada lansia. Kedua, urge inkontinensia yaitu
8. 8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
inkontinensia yang terjadi saat klien terdesak ingin berkemih atau tiba-tiba
berkemih, hal ini terjadi akibat infeksi saluran kemih bagian bawah atau
spasme bladder, overdistensi, peningkatan konsumsi kafein atau alcohol (
Taylor,1989)
3. Enurisis
Enuresis adalah ketidaksanggupan menahan kemih (mengompol) yang
tidak disadari yang diakibatkan ketidakmampuan untuk mengendalikan
spinter eksterna. Biasanya terjadi pada anak-anak atau orang jompo. Faktor
penyebab takut keluar malam, kapasitas kandung kemih kurang normal.
Infeksi dll
Perubahan Pola Berkemih
Dalam kaitannya dengan perubahan pola berkemih pada pasien yang mengalami
gangguan pemenuhan kebutuhan eleminasi urine, hal yang perlu saudara lakukan
pengkajian pada perubahan pola berkemih antara lain :
1. Frekuensi: Meningkatnya frekuensi berkemih tanpa intake ciran yang
meningkat, biasanya terjadi pada cystitis, stress, dan wanita hamil.
2. Urgency: Perasaan ingin segera berkemih dan biasanya terjadi pada anak-
anak karena kemampuan spinter untuk mengontrol berkurang.
3. Dysuria: Rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih misalnya pada infeksi
saluran kemih, trauma, dan striktur uretra.
4. Polyuria (Diuresis): Produksi urine melebihi normal, tanpa peningkatan
intake cairan misalnya pada pasien DM.
5. Urinary Suppression: Keadaan di mana ginjal tidak memproduksi urine
secara tiba-tiba. Anuria (urine kurang dari 100 ml/24 jam), olyguria (urine
berkisar 100-500 ml/24 jam).
9. 9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
PROSES KEPERAWATAN
Adalimalangkahuntukyangharusdipahamiolehpesertadidikdalammemberikan
asuhan keperawatan pada pada klien dengan gangguan eleminasi meliputi
pengkajian, rumuskan diagnosa keperawatan, intervensi dan implementasi dan
evaluasi
1. Pengkajian
Peserta didik dalam melakukan pengkajian harus menggerakan semua indra
dan tenaga untuk melakukan pengkajian secara cermat baik melalui wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik untuk mengali data yang akurat.
a. Tanyakan riwayat keperawatan klien tentang pola berkemih, gejala dari
perubahan berkemih, Faktor yang mempengaruhi berkemih
b. Pemeriksaan fisik klien meliputi 1) abdomen , pembesaran, pelebaran
pembuluh darah vena, distensi bladder, pembesaran ginjal, nyeri tekan,
tenderness, bissing usus, 2) genetalia : wanita, inflamasi, nodul, lesi, adanya
secret dari meatus, kesadaran, antropi jaringan vagina, dan genetalia laki-laki :
kebersihan, adanya lesi, tenderness, adanya pembesaran skrotum.
c. Identifikasi Intake dan output cairan dalam (24 jam ) meliputi pemasukan
minum dan
infuse, NGT, dan pengeluaran perubahan urine dari urinal, cateter bag, ainage
ureternomy, karakter urine: warna, kejernihan, bau, kepekatan.
d. Pemeriksaan diagnostic :
Pemeriksaan urine (urinalisis): Warna : (jernih kekuningan), Penampilan (N:
jernih), Bau (N: beraroma), pH (N: 4,5-8,0), Berat jenis (N: 1,005-1,030), Glukosa
(N: negatif), Keton (N: negatif), Kultur urine (N: kuman petogen negatif)
2. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
Gangguan pola eliminasi urine: inkontinensia
- Definisi: Kondisi di mana seseorang tidak mampu mengendalikan
10. 10
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
pengeluaran urine, kemungkinan penyebab (berhubungan dengan):
gangguan neuromuskuler, spasme bladder, trauma pelvic, infeksi saluran
kemih, trauma medulla spinalis, kemungkinan klien mengalami (data
yang ditemukan) : inkontinensia, keinginan berkemih yang segera, sering
ke toilet, menghindari minum, spame bladder, setiap berkemih kurang dari
100 ml atau lebih dari 550 ml.
Tujuan yang diharapkan:
a. Klien dapat mengontrol pengeluaran urine tiap 4 jam.
b. Tidak ada tanda-tanda retensi dan inkontinensia urine.
c. Klien berkemih dalam keadaan berkemih.
d.
3. Intervensi
INTERVENSI RASIONAL
1. Monitor keadaan bladder setiap
2 jam. dan kolaborasi dalam
bladder training
2. Hindari faktor pencetus
inkontinensia urine seperti
cemas
3. Kolaborasi dengan dokter dalam
pengobatan dan kateterisasi
4. Berikan penjelasan tentang:
pengobatan, kateter, penyebab
dan tindakan lainnya
1. Tingkatkan kekuatan otot
bladder
1. Mengurangi atau menghindari
inkontinensia
2. Menghindari faktor penyebab
3. Meningkatkan pengetahuan
dan pasien lebih kooperatif
4. Kriteria evaluasi
Setelah membantu untuk klien lakukan evaluasi : Klien mampu mengontrol
pengeluaran bladder setiap 4 jam, tanda dan gejala retensi urine tidak ada.
11. 11
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
2. Retensi urine :
Definisi: Kondisi di mana seseorang tidak mampu mengosongkan bladder
secara tuntas, kemungkinan penyebab (berhubungan dengan) : Obtruki
mekanik, pembesaran prostat, trauma, pembedahan, kehamilan, kemungkinan
klien mengalami (data yang ditemukan): tidak tuntasnya pengeluaran urine,
distensi bladder, hipertropi prostat, kanker, infeksi saluran kemih, pembesaran
besar abdomen.
Intervensi :
INTERVENSI RASIONAL
1. Monitor keadaan bladder setiap
2 jam
2. Ukur intake dan output cairan
setiap 4 jam
3. Berikan cairan 2.000 ml/hari
dengan kolaborasi.
4. Kurangi minum setelah jam 6
malam.
5. Kaji dan monitor analisis urine
elektrolit dan berat badan
6. Lakukan latihan pergerakan dan
lakukan relaksasi ketika duduk
berkemih.
7. Kolaborasi dalam pemasangan
kateter.
1. Menentukan masalah
2. Memonitor keseimbangan
cairan
3. Menjaga defisit cairan
4. Mencegah nokturia
1. Membantu keseimbangan
cairan Membantu
mengembalikan energy
2. Menguatkan fungsi bladder
dan menguatkan otot pelvis. l
3. Mengeluarkan urine
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
12
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Saudara telah mempelajari modul tentang asuhan keperawatan pada
klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan eleminasi urin. Dengan demikian
saudara sebagai perawat telah mengusai kompentensi untuk membantu klien
dalam memenuhi kebutuhan eleminasi urin. Hal-hal yang penting yang sudah
saudara pelajari dalam modul ini adalah sebagai berikut:
Tidak selamanya eleminasi urine berjalan lancar, kadang mengalami
gangguan atau hambatan yang bisa disebabkan oleh faktor fisik, psikologis,
sosialkultural, penyakit dll. Gangguan eleminasi yang sering terjadi adalah
inkontenensia, retensi urine, dll. Masalah-masalah yang terjadi pada gangguan
eleminasi urine harus segera ditanggulangi karena akan berdampak pada
gangguan homeostasis tubuh. Dengan demikian sisa hasil metabolisme tubuh
yang berupa urine merupakan kotoran yang bersifat toksin sehingga bisa meracuni
apabila tidak segera dikeluarkan dari tubuh.
Dengan demikian peserta didik sebagai perawat, harus mampu dalam
memberikan asuhan keperawatan pada gangguan eleminasi urine dengan
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut, 1) melakukan pengkajian,
2) merumuskan diagnosa, 3) melakukan intervensi, 4) memberikan beberapa
tindakan, 5) evaluasi
Rangkuman
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
13
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
TES FORMATIF
1. Latihan Soal
Petunjuk :
1. Peserta didik dalam melakukan latihan soal ini minimal 2 kali, pertama
sebelum memulai proses pembelajaran pada modul 3 ini, kedua setelah
pembelajaran pada modul ini
2. Peserta didik dalam menyawab latihan soal ini jujurlah pada diri anda
untuk tidak langsung melihat kunci jawabannya
3. Pilihlah jawaban yang paling benar yaitu A, B, C dan D
Kasus 2
Seorang laki-laki , umur 58 tahun dirawat di ruang bedah karena menderita
pembesaran prostat. Laki-laki tersebut kesakitan setiap kali buang air kecil,
sehingga laki-laki tersebut menahan kecing. Laki-laki tersebut merasa tidak tuntas
pengeluaran urine meskipun baru kecing, Hasil pemeriksaan Tensi 130/90 mmhg,
nadi 80 X/menit, intake cairan 200 ml/perhari, kencing sedikit.
1. Data yang perlu dikaji pada klien yang merasa tidak tuntas dalam pengeluaran
kencing adalah
A. Destensi bladder B. Kebersihan genelalia
B. Perubahan warna urine C. Imflamasi genetalia
2. Perasaan sakit dan kesulitan dalam berkemih yang dialami laki-laki itu, disebut
A. Urgency C. Polyuria
B. Frekuensi D. Dysuria
Tes Formatif
14. 14
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
3. Kemungkinan penyebab seorang laki-laki yang mengalami kesakitan saat
berkemih, sehingga mereka menahan kencing pada kasus diatas adalah
A. Trauma C. Infeksi saluran kemih
B. Hipertropi prostat D. Pembedahan
4. Jumlah pengeluaran urine pada orang dewasa normal dalam sehari adalah
A. Sekitar 1.200 – 1.500 ml D. Kurang dari 500 ml
B. Lebih 3000 ml E. Kurang dari 150 per sekali miksi
5. Seseorang yang tidak mampu mengendalikan pengeluaran urine disebut
dengan
A. Retensio urine C. Inkotinensia urine
B. Urgency D. Poliuria
6. Masalah keperawatan terjadi pada klien dengan gejala kencing sedikit-
sedikit, kandung kemih penuh dan merasa kencing tidak tuntas adalah
A. Retensio urine C. Inkotinensia urine
B. Enuresis D. Poliuria
7. Tujuan intervensi pada klein dengan inkontinensia urine adalah
A. Klien dapat mengontrol pengeluaran urine secara bertahap
B. Klien tidak dapat mengontrol pengeluaran urine secara betahap
C. Klien terjadi peningkatan pengeluaran urine
D. Klien menunjukan pengeluaran urine lebih sering
8. Perawat melakukan bladder training pada klien dengan inkontinensia urine,
dengan tujuan
15. 15
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
A. Meningkatkan pengeluaran urine C. Menurunkan otot dasar pelvis
B. Menguatkan otot dasar pelvis D. Menurunkan kekuatan otot
bladder
9. Perawat harus selalu memonitor setiap 2 keadaan bladder klien dengan
retensio urine, dengan tujuan
A. Mengeluarkan urine C. Meningkatkan fungsi bledder
C. Mencegah penurunan bledder D. Mencegah distensi bladder
10. Intervensi perawat pada klien dengan retensio urine adalah
A. Kolaborasi pemasangan kateter C. Kolaborasi bladder training
C. Kolaborasi pembatasan cairan D. Kolaborasi pemberian diet