Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...aulia rahmah
Jenis persiapan dan perawatan : Pre Operasi, intra dan post operasi, dan luka perinium
Pemberian pendidikan kesehatan pre operasi.
Persiapan diet
Persiapan kulit
Latihan napas dan latihan batuk
Latihan kaki
Latihan mobilitas
Pencegahan cedera
makalah konsep seksual - d3 keperawatan siakadurban
makalah konsep seksualitas. seksualitas merupakan kebutuhan manusia, selain berfungsi sebagai penambah keturunan, tapi juga mampu memberikan kebahagian kepada merepak yang sudah halal.
Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...aulia rahmah
Jenis persiapan dan perawatan : Pre Operasi, intra dan post operasi, dan luka perinium
Pemberian pendidikan kesehatan pre operasi.
Persiapan diet
Persiapan kulit
Latihan napas dan latihan batuk
Latihan kaki
Latihan mobilitas
Pencegahan cedera
makalah konsep seksual - d3 keperawatan siakadurban
makalah konsep seksualitas. seksualitas merupakan kebutuhan manusia, selain berfungsi sebagai penambah keturunan, tapi juga mampu memberikan kebahagian kepada merepak yang sudah halal.
Tawakal adalah pohon yang baik yang tidak berbuah kecuali buah yang baik dalam diri maupun kehidupan.. kehidupan pribadi yang berimbas pada kehidupan bermasyarakat atau berorganisasi.
Hemorrhoid merupakan pembengkakan dan peradangan pada pembuluh darah balik vena) pada daerah rektum atau anus. Di Amerika, 50% populasi usia 50an menderita wasir. Dan diperkirakan sekitar 50-85% populasi
dunia akan mengalami gejala wasir pada periode tertentu dalam hidupnya.
Diet Saluran Pencernaan
Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran pencernaan.Penderita dapat mengalami gangguan pencernaan walaupun penyebab dan mekanisme terjadinya gangguan tersebut secara pasti belum diketahui secara pasti, namun gangguan tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis.
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Bowel
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
1
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Fornatif
I
Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan
mampu melaksanakan asuhan keperawatan pasien
dengan gangguan pemenuhan eleminasi fekal
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
Setelah mempelajari secara teliti
modul ini saudara diharapkan
dapat:
1. Menjelaskan konsep dasar
kebutuhan eliminasi fekal.
2. Menjelaskan hal-hal yang dikaji
pada pasien dengan gangguan
pemenuhan eliminasi fekal.
3. Mengidentifikasi masalah-
masalah yang dialami pada
pasien dengan gangguan
pemenuhan eliminasi fekal.
4. Menuliskan diagnosa
keperawatan yang muncul
pada pasien dengan gangguan
pemenuhan eliminasi fekal.
5. Menyusun intervensi
keperawatan pada pasien
dengan gangguan eliminasi
fekal.
6. Melaksanakan prosedur
pemenuhan kebutuhan
eliminasi fekal.
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Pemenuhan
Kebutuhan Eliminasi Fekal
2. Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
2
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Fornatif
I
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Pemenuhan
Kebutuhan Eliminasi Fekal
POKOKMateri
1. Review anatomi fisiologi
sistem pencernaan.
2. Mekanisme defekasi yang
normal.
3. Faktor-faktor yang
mempengaruhi eliminasi
fekal
4. Masalah-masalah yang
berhubungan dengan
eliminasi fekal seperti, diare,
konstipasi, kembung dan
inkontinensia.
5. Pengkajian pada pasien
dengan gangguan
kebutuhan eliminasi fekal.
6. Diagnosa Keperawatan
pada pasien dengan
gangguan eliminasi fekal.
7. Perencanaan & Intervensi
keperawatan pada pasien
dengan gangguan
eliminasi urine.
8. Prosedur pemenuhan
kebutuhan eliminasi fekal
(modul 7 praktikum)
3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
3
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Fornatif
Uraian Materi
Konsep Dasar Eleminasi Fekal
Eleminasi bowel merupakan salah satu bentuk aktifitas yang harus
dilakukan oleh manusia. Pengertian: Eliminasi bowel / fekal / Buang Air
Basar (BAB) atau disebut juga defekasi merupakan proses normal tubuh yang
penting bagi kesehatan untuk mengeluarkan sampah dari tubuh. Sampah
yang dikeluarkan ini disebut faeces atau stool.
Seseorang dapat melakukan buang air besar sangatlah bersifat individual
ada yang satu kali atau lebih dalam satu hari, bahkan ada yang mengalami
gangguan yaitu hanya 3-4 kali dalam satu minggu atau beberapa kali dalam
sehari, hal ini apa bila dibiarkan dapat menjadi masalah seperti konstipasi,
fecal imfaction , hemoraid dll.
Peran perawat sangat penting untuk mencengah terjadinya gangguan
eleminasi bowel dan membantu klien dengan segera untuk memenuhi
kebutuhan eleminasi.
Anatomi dan Fisilogi :
-
Gambar 1.1 Struktur dan anatomi pencernaan
Saluran pencernaan terdiri dari dua bagian, yaitu bagian atas terdiri dari
4. 4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Fornatif
mulut, esophagus dan lambung dan bagian bawah terdiri dari usus halus dan
besar. Agar lebih jelas bagi peserta didik ikutilah uraian tentang saluran bagian
atas dan bawah berikut ini :
1. Saluran gastrointestinal bagian atas terdiri mulut, esophagus & lambung
Makanan yang masuk ke mulut kita di cerna secara mekanik dan kimia, pada
lambung dengan bantuan enzim, asam lambung akhirnya berbentuk cbyme
didorong ke usus halus.
2. Saluran gastrointestinal bagian bawah terdiri dari usus halus dan besar
Saluran gastrointestinal atas meliputi, usus halus terdiri dari duadenum,
jejenun, ileum, sedang usus besar terdiri cecum,colon dan rectum .
Usus mengabsorpsi air, nutrient dan elektolit. Usus sendiri mesekresi
mucus, potassium, bikarbonat dan enzim, sekresi musin (ion karbonat)
yang pengeluarannya dirangsang oleh nervus parasimpatis.
Cbyme bergerak karena adanya peristaltik usus dan akan berkumpul
menjadi feses di usus besar.
Gas yang dihasilkan dalam proses pencernaan normalnya 7 – 10 liter / 24
jam. Feses terdiri atas 75% air dan 25% padat, bakteri yang umumnya sudah
mati, lepasan epithelium dari usus, sejumlah kecil zat nitrogen.
Jadi makanan sampai mencapai rectum normalnya diperlukan
waktu 12 – 20 jam, isinya menjadi makin lunak bahkan bila terlalu lama
maka akan semakin padat karena air diabsorpsi apabila tidak segera
di keluarkan. Sebaliknya pada keadaan infeksi atau saat emosi sekresi
mucus akan meningkat berfungsi melindungi dinding usus dari aktifitas
bakteri, bila hal ini berlebihan akan meningkatkan peristaltik berdampak
pada penyerapan feses yang cepat sehingga faeses menjadi encer, diare
dan flatus.
Kesimpulan bahwa dorongan feses juga dipengaruhi oleh oleh kontraksi
abdomen, tekanan diafragma, dan kontraksi otor elevator. Defekasi dipermudah
oleh fleksi otot femur dan posisi jongkok.
Defikasi bisa terjadi, bila fungsi pencernaan normal, saraf rectum, spinal
cord dan kapasitas rectum normal
5. 5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Fornatif
Faktor yang mempengaruhi eliminasi fekal:
1. Usia :
Pada bayi sampai 2-3 tahun: lambung kecil, enzim kurang, peristaltic usus
cepat, neuromuskuler belum berkembang sehingga mereka belum mampu
mengontrol buang air besar (diare/inkontinensia) . Usia lanjut : gigi berkurang,
enzim di saliva & lambung berkurang peristaltik dan tonus abdomen berkurang.
Hal tersebut menyebabkan lansia beresiko mengalami kontipasi.
2. Diet
Makanan berserat, berselulosa dan banyaknya makanan penting untuk
mendukung volume fekal. Contoh bila makanan yang kita makan rendah
serat menyebabkan peristalik lambat, sehingga terjadi peningkatan
penyerapan air di usus, hal ini berakibat seseorang mengalami konstipasi.
Demikian juga seseorang dengan diet yang tidak teratur akan menggangu
pola defekasi dan makanan yang mengandung gas: bawang, kembang
kol, dan kacang-kacangan. Susu: sulit dicerna bagi sebagian orang /
laktusa intolerance/diare.
3. Pemasukan cairan.
Orang dewasa intake cairan normalnya: 2000-3000 ml/hari. Jika intake cairan
tidak adekuat atau pengeluaran yang berlebihan (urin/muntah) tubuh akan
kekurangan cairan, sehingga tubuh akan menyerap cairan dari chyme
sehinggafaecesmenjadikeras,kering,danfesessulitmelewatipencernaan,
hal ini bisa menyebabkan seseorang mengalami konstipasi
4. Aktifitas
Seseorang dengan latihan fisik yang baik akan membantu peristaltik meningkat.
Contoh pada klien dengan keadaan berbaring terus-menerus akan
menurunkan peristaltik usus, sehingga terjadi peningkatan penyerapan
air, hal ini berdampak pada klien yaitu konstipasi atau fecal imfaction.
5. Faktor psikologik
Seseorang cemas, marah yang berlebihan akan meningkatkan peristaltik usus
6. 6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Fornatif
sehingga seseorang bisa menyebabkan diare. Namun, ada pula seseorang
dengan depresi akan memperlambat peristaltik usus yang bisa menyebabkan
konstipasi.
6. Kebiasaan dan posisi
Kebiasaan seseorang dengan melatih pola buang air besar ( BAB) sejak kecil
secara teratur maka sesorang tersebut akan secara teratur pola defikasinya atau
sebaliknya. Kebiasaan seseorang defikasi dengan posisi jongkok memungkinkan
tekanan intraabdomen dan otot pahanya, sehingga memudahkan seseorang
defikasi, pada kondisi berbeda atau sakit maka seseorang tidak mampu
melakukannya, hal ini akan mempengaruhi kebiasaan seseorang menahan BAB
sehingga bisa menyebabkan konstipasi atau fecal imfaction .
7. Prosedur diaognostik
Klien yang akan dilakukan prosedur diagnostic biasanya dipuasakan atau
dilakukan klisma dahulu agar tidak dapat BAB kecuali setelah makan. Tindakan
ini dapat mengganggu pola eleminasi sampai klien dapat makanan secara
normal. Prosedur pemeriksaan dengan menggunakan barium, hal ini bisa
menyebabkan feses mengeras dan terjadi konstipasi atau fecal imfaction
8. Nyeri
Secara normal seseorang defikasi tidak menimbulkan nyeri. Contoh seseorang
dengan pengalaman nyeri waktu BAB seperti adanya hemoroid, fraktur ospubis,
episiotomy akan mengurangi keinginan untuk BAB. Lama-kelamaan, kondisi ini
bisa menyebabkan seseorang akhirnya terjadi konstipasi
9. Operasi dan anastesi
Pemberian anastesi saat pembedahan akan menghambat parasimpatis,
sehingga akan dapat menghentikan sementara waktu pergerakan usus (ileus
paralitik). Kondisi ini dapat berlangsung selama 24 – 48 jam.
10. Obat-obatan
Seseorang dengan mengkonsumsi narkotik, morfin, kodein menyebabkan
konstipasi. Seseorang menggunakan laksatif dan katartik dapat melunakkan
7. 7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Fornatif
feses dan meningkatkan peristaltik, akan tetapi jika digunakan dalam waktu
lama akan menyebabkan menyebabkan penurunan tonus usus sehingga kurang
responsisif lagi untuk menstimulasi eliminasi fekal.
13. Kondisi patologi
Pada injuri spinal cord atau kepala dan gangguan mobilisasi, dapat menurunkan
stimulasi sensori untuk defekasi. Buruknya fungsi spinal anal menyebabkan
inkontinensia.
14. Irritans
Makanan berbumbu atau pedas, toxin bakteri atau racun dapat mengiritasi
usus dan menyebabkan diare dan banyak flatus.
Faktor-faktor yang mempengaruhi defikasi seperti sebagaimana diuraikan
di atas, apa bila tidak segera dicegah akan menggangu defikasi klien. Agar lebih
jelasnya peserta didik harus mengetahui masalah yang menyebabkan gangguan
gangguan eleminasi fekal sehingga bisa mencari penyebabnya sebagai berikut :
Masalah-masalah gangguan eliminasi fekal :
1. Konstipasi
Gambar 1.2 Tanda-tanda konstipasi
Tanyakan pada diri anda sendiri apakah saudara pernah mengalami menurunnya
frekuensi BAB hingga beberapa hari, disertai dengan pengeluaran faeces yang
sulit, keras dan mengedan. Dan dapat menyebabkan nyeri rectum, keadaan ini
di sebut konstipasi, keadaan ini merupakan gejala, bukan penyakit. Kondisi ini
8. 8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Fornatif
terjadi karena faces berada di intestinal lebih lama, sehingga banyak air diserap.
Biasanya disebabkan oleh pola defikasi yang tidak teratur, penggunaan laksatif
yang lama , stress psikologis , obat-obatan, kurang aktifitas dan faktor usia.
2. Fecal Imfaction
Gambar 1.3 Keadaan fecal impaction
Fecal Impaction, dimana masa feses yang keras di kolon dan lipatan sigmoid yang
diakibatkan oleh retensi dan akumulasi material feses yang berkepanjangan .
Biasanya disebabkan oleh konstipasi, intake cairan kurang, kurang aktifitas, diet
rendah serat dan kelemahan tonus otot. Tanda yang bisa saudara identifikasi
adalah: tidak BAB beberapa hari, anoreksia, kembung/kram nyeri rectum.
3. Diare
Diare adalah keluarnya feses cair dan meningkatnya frekuensi buang air besar,
akibat cbyme melewati usus terlalu cepat, sehingga usus besar tidak mempunyai
waktu untuk menyerap air. Diare dapat disebabkan karena stress fisik, obat-
obatan, alergi penyakit kolon dan iritasi intestinal. Akibat pada seseorang diare
adalah gangguan elektrolit dan kulit terganggu, terutama pada bayi dan orang
tua.
Fecal Impaction
Normal Anatomy Initial Impaction
Sigmoid colon
Impacted with stool
Sigmoid
colon
9. 9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Fornatif
4. Inkontinensia bowel / fecal /alvi
Gambar 1.4 Inkontinensia
Hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol pengeluaran feses dan gas melalui
spinter anus akibat kerusakan fungsi spinter atau persarafan di daerah anus.
Penyebabnya penyakit neuromuskuler, trauma spinal cord dan tumor spinter anus
eksternal. 60% usila inkontinensi.
Perawat harus mengerti dan sabar meskipun berulang-ulang kali
membereskannya. Seperti diare, inkontinensia bisa menyebabkan kerusakan
kulit. Jadi perawat harus sering memeriksa perineum dan anus, apakah
kering dan bersih.
5. Kembung
Kembung merupakan menumpuknya gas pada lumen intestinal sehingga
dinding usus meregang dan distensi, dapat disebabkan karena konstipasi,
penggunaan obat-obatan seperti barbiturate, ansietas. Penurunan aktivitas
intestinal, makan banyak mengandung gas, pemecahan makana oleh bakteri
bakteri dan efek anastesi
10. 10
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Fornatif
10
6. Hemoroid
Gambar 1.5 Keadaan hemoroid
Pembengkakan atau pelebaran vena pada dinding rectum (bisa internal dan
eksternal) akibat peningkatan tekanan didaerah tersebut Penyebabnya adalah
konstipasi kronis, kehamilan, dan obisitas . Jika terjadi inflamasi dan pengerasan,
maka klien merasa panas dan rasa gatal. Kadang-kadang BAB dilupakan
oleh klien, karena saat BAB menimbulkan nyeri. Akibat lanjutannya adalah
konstipasi.
PROSES KEPERAWATAN
Adalimalangkah yangharusandapahamidalammemberikanasuhankeperawatan
pada klien dengan gangguan eleminasi meliputi pengkajian, rumuskan diagnose
keperawatan, intervensi dan implementasi dan evaluasi
I. Pengkajian
Peserta didik dalam melakukan pengkajian harus mengerakan semua indra dan
tenaga untuk melakukan pengkajian secara cermat baik melalui wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik untuk mengali data yang akurat.
1. Riwayat Keperawatan
Tanyakan pada pasien tentang kebiasaan atau pola defikasi seperti frekuensi,
waktunya , perilaku defikasi , seperti penggunaan laksatif, kapan berakhir BAB,
karakteristik feses seperti : warna bau dan tekstur, diet yang biasa dimakan dan
11. 11
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Fornatif
yang dihindari , cairan yang di minum baik jenis maupun jumlah, aktifitas yang
dilakukan, penggunaan obat-obatan, stress yang berkepanjangan dan riwayat
pembedahan dan penyakit.
2. Pemeriksaan fisik
Periksalah pasien pada abdomen apakah terjadi distensi, simetris , gerakan
peristaltik dan adanya massa pada perut, sedangkan pada rectum dan anus
meliputi tanda- tanda inflamasi, perubahan warna , lesi fistula, hemorraid dan
adanya massa.
3. Keadaan feses
Lakukan identifikasi feses meliputi konsistensi, bentuk , bau, warna, jumlah dan
unsur abnormal. Warna : bayi (kuning), dewasa (coklat), Bau : khas, tergantung
dari tipe makanan. Konsistensi : padat, lunak frekuensi : tergantung individunya,
biasanya bayi (4-6 kali sehari), bayi PASI (1-3 kali sehari), dewasa (1-3 kali
perminggu), jumlah :150 gram sehari (dewasa), Ukuran : tergantung diameter
rectum
4. Pemeriksaan laboratorium dan diagnostic
Endoskopi, protoksigmoidodkopi merupakan prosedur
pemeriksaan dengan memasukan alat kedalam cerna bagian bawah untuk
mengevaluasi kolon dan sekum terhadap peradangan, perdarahan dan diare
II. Diagnosa Keperawatan:
1. Konstipasi ( actual atau resiko )
Difinisi : Seorang mengalami perubahan pola defikasi dengan karakteriktik
penurunan frekuensi buang air besar dan feses yang keras, kemungkinan
penyebabnya (berhubungan dengan) : immobilisasi, aktifitas menurun, ileus,
stress, mobilisasi intestinal menurun dan pembatasan diet, kemungkinan klien
mengalami, anemi, hipotiroidisme, dialysis ginjal, pembedaan, paralisis, cedera
spinal cord, kemungkinan tanda-tanda yang ditemukan pada klien : bising
usus menurun, mual, nyeri abdomen, massa pada abdomen kiri bawah, perubahan
konsistensi feses, frekuensi BAB.
12. 12
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Fornatif
Tujuan yang diharapkan :
Pasien kembali ke pola normal dari fungsi bowel dan perubahan pola hidup
untuk menurunkan faktor penyebab konstipasi, kriteria Evaluasi: konsistensi feces
lunak, pola defekasi normal, distensi abdomen tidak ada, flatus, defekasi nyaman.
Intervensi
INTERVENSI RASIONAL
1. Lakukan pengeluaran manual
untuk mengeluarkan feses, bila
tidak berhasil dengan pemberian
gliserin klisma.
2. Berikan cairan adekuat dan
makanan tinggi serat, bila tidak
ada kontra indikasi dan hindari
makanan yang mengandung gas
3. Bantu klien dengan melakukan
aktifitas pasif dan aktif sesuai
kondisinya dan berikan
pendidikan kesehatan sesuai
masalah yang saudara temukan
seperti kebiasaan BAB yang
teratur, pola makan dan minum
dll
4. Lakukan konsultasi dengan
dokter tentang pemberian
pengobatan, laksatif dan enema
1. Melunakan feses sehingga
membantu feses memudahkan
pengelauaran feses
2. Feses lunak dan menurunkan
konstipasi
3. Meningkatkan pergerakan usus
dan menghindari konstipasi
4. Meningkatkan eleminasi
Kreteria evaluasi
Setelah membantu untuk klien konstipasi evaluasi konsistensi feces lunak, pola
defekasi normal, tidak ada distensi abdomen, flatus dan perasaan penuh defekasi
dan defekasi nyaman
13. 13
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Fornatif
Diagnosa keperawatan 2
Diare:Seseorang mengalamiperubahanbuangairbesardengankarakteristik
feses cair , kemungkinan penyebabnya (berhubungan dengan) inflamasi,iritasi,
dan malabsorpsi, pola makan yang salah, dan efek samping pengobatan,
kemungkinan klien mengalami, peradangan usus, pemberdahan, gastritis atau
enteritis, kemungkinan tanda-tanda yang ditemukan pada klien, feses cair,
nafsu makan menurun, meningkatnya frekuensi BAB dan peristaltik usus.
Tujuan
Pasien kembali BAB ke pola normal dan keadaan feses berbentuk dan lebih keras
Intervensi
INTERVENSI RASIONAL
1. Lakukan monitor konsistensi,
warna, bau, gerakan usus dan cek
berat badan setiap hari dan cek
intake-autput cairan dan elektrolit
2. Lakukan pemeriksaan kulit
perineal dan jaga dari gangguan
integritas.
3. Kolaborasikan dengan dokter
pemberian cairan , obat antidiare
dan diet rendah serat dan lunak
hindari stress maupun istirahat
cukup
1. Memonitor kondisi dan status
dehidrasi.
2. Menghindari iritasi kulit sekitar
anus
3. Mengurangi kerja usus dan
menurunkan stimulasi bowel
Kreteria evaluasi
Setelah membantu untuk klien diare evaluasi evaluasi : BAB tidak lebih dari 2 kali
sehari, konsistensi faeces baik, hidrasi baik: kulit baik, urin out put 60 ml/jam,
bebas dari nyeri abdomen dan iritasi perianal.
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
14
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Fornatif
Selamat, saudara telah mempelajari modul tentang asuhan keperawatan
pada klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan eleminasi fekal. Dengan
demikian peserta didik sebagai perawat diharapkan telah menguasai kompetensi
untuk membantu klien dalam memenuhi kebutuhan eleminasi fekal. Hal-hal yang
penting yang sudah peserta pelajari dalam modul ini adalah sebagai berikut.
Seseorang tidak selamanya eleminasi bowel atau fekal bisa berjalan lancar,
kadang mengalami gangguan atau hambatan yang bisa disebabkan oleh faktor
fisik, psikologis, sosialbudaya, obat-obatan dll. Gangguan eleminasi yang sering
terjadi adalah kontipasi, diare, dll. Masalah-masalah yang terjadi pada gangguan
eleminasi bowel harus segera ditanggulangi karena akan berdampak pada
gangguan homeostasis tubuh. Karena sisa hasil metabolisme tubuh yang berupa
feses merupakan kotoran yang bersifat toksin sehingga bisa meracuni apabila
tidak segera dikeluarkan dari tubuh.
Saudara sebagai perawat harus mampu memberikan asuhan keperawatan
pada klien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan eleminasi fekal
dengan benar dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut, 1)
melakukan pengkajian, 2) merumuskan diagnosa, 3) melakukan perencanaani, 4)
memberikan beberapa tindakan, 5) menyusun evaluasi
Rangkuman
15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
15
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Fornatif
Tes Formatif
Petunjuk :
1. Peserta didik dalam melakukan latihan soal ini minimal 2 kali, pertama
sebelum memulai proses pembelajaran pada modul 3 ini, kedua setelah
pembelajaran pada modul ini
2. Peserta didik dalam menyawab latihan soal ini jujurlah pada diri anda
untuk tidak langsung melihat kunci jawabannya
3. Pilihlah jawaban yang paling benar yaitu A, B, C dan D
Kasus I :
Seseorang klien berumur 35 tahun, keadaan umum lemah, kesadaran
compos metis, berbaring terus menerus, mengeluh buang air besar tidak lancar
dan sudah 4 hari tidak BAB, disertai dengan pengeluaran faeces yang sulit’ keras
dan mengedan., riwayat nyeri saat BAB, intake cukup. Diagnosa medis patah
tulang fibia. Terapi : Traksi
1. Pengeluaran feses yang sulit disertai dengan feses yang keras dikenal
dengan istilah ...
A. Inkontinensia alvi C. Kembung
B. Konstipasi D. Diare
2. Kemungkinan penyebab klien gangguan buang air besar pada keadaan
bedtrest tersebut adalah ...
A. Faktor usia lanjut C. Diet tak seimbang
B. Aktifitas kurang (Immobilisasi) D. Proses penyakit patah tulang
4. Penyebab pengeluaran feses sulit karena feses keras adalah ...
16. 16
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Fornatif
A. Feces berada di intestinal lebih lama, sehingga banyak air diserap
B. Feses berada di intertilal lebih cepat, sehingga banyak air diserap
C. Peristaltik usus meningkat, sehingga tidak cukup waktu proses
penyerapan
D. Peristaltik usus meningkat, sehingga banyak air diserap
3. Diagnosa keperawatan yang mungkin terjadi pada klien dengan feses yang
sulit disertai dengan feses keras adalah ...
A. Konstipasi berhubungan dengan intake tidak seimbang
B. Inkontinesia alvi berhubungan dengan immobilisasi
C. Konstipasi berhubungan dengan immobilisasi
D. Konstipasi berhubungan dengan proses penyakit
4. Intervensi keperawatan untuk membantu klein mengalami kesulitan buang air
besar karena feses keras adalah ...
A. Bantu klien dengan melakukan aktifitas pasif dan aktif sesuai kondisinya
B. Berikan klien diet rendah serat seperti susu, karbohidrat
C. Batasi intake cairan dan tingkatkan intake makanan
D. Berikan kesempatan klien untuk istirahat cukup
5. Tujuan perawat memberikan diet rendah serat dan lunak pada klien dengan
diare adalah ...
A. Meningkatkan stimulasi fekal C. Meningkatkan peristaltik usus
B. Menurunkan stimulasi fekal D. Meningkatkan kerja usus
6. Ketidak mampuan otot untuk mengontrol pengeluaran feses dan gas karena
17. 17
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Fornatif
kerusakan fungsi spinter di sebut ...
A. Inkontinensia fekal C. Kebung
B. Konstipasi D. Fecal impaction
7. Konstipasi diatas bukan keadaan patologis, maka rencana tindakan perawat
perlu disusun meliputi ...
A. Beri diet makan rendah serat C. Bantu klien untuk membatasi
aktifitas
B. Berikan cairan adekuat+ D. Tingkatkan immobilisasi
8. Pengertian dari inkotinetia fekal adalah ...
A. Peningkatan jumlah feaces dan frekwensi defikasi
B. Ketidakmampuan spinter ani untuk mengendalikan pengeluaran feaces
C. Feces yang mengeras didaerah rectum dan tidak dapat dikeluarkan
D. Penumpukan gas didalam rongga usus
9. Konstipasi adalah ...
A. Frekwensi BAB cepat
B. Kesulitan pengeluaran faeses karena keras dan kering
C. Ketidakmampuan spinter ani mengendalikan feces
D. Faeces lunak didaerah rectum dan tak dapat keluar
10. Penyebab dari diare adalah ...
A. Makanan tinggi serat D. Makanan rendah serat
B. Intake cairan berlebihan E. Intolerasi makanan