Akupunktur dapat digunakan untuk mengobati inkontinensia urine melalui beberapa mekanisme, yaitu merangsang pelepasan neurotransmitter seperti endorfin dan enkepalin untuk menginhibisi pusat pengosongan kandung kemih, meningkatkan sirkulasi darah di daerah spingter untuk memperbaiki kontrol penutupan, serta merangsang refleks segmental untuk menekan refleks pengosongan secara involunter. Berdasarkan beberapa penelit
Disentri disebabkan oleh infeksi bakteri Shigella dan ameba Entamoeba histolytica. Kedua penyakit menginfeksi usus besar dan menyebabkan gejala diare berdarah dan kram perut. Pengobatan berfokus pada rehidrasi dan antibiotik seperti metronidazol untuk amebiasis dan ampisilin atau kotrimoksazol untuk disentri basiler. Pencegahan melalui kebersihan lingkungan dan diri.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang definisi, klasifikasi, etiologi, manifestasi klinis, dan komplikasi kolelitiasis atau batu empedu.
2. Terdapat tiga golongan batu empedu berdasarkan komposisi kimia dan gambaran makroskopiknya.
3. Faktor risiko terpenting pembentukan batu empedu adalah gangguan metabolisme yang menyebabkan perubahan komposisi empedu
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Konstipasi atau sembelit adalah kelainan pada sistem pencernaan dimana seseorang mengalami pengerasan feses yang sulit dikeluarkan.
2. Penyebab konstipasi meliputi kebiasaan BAB yang tidak teratur, diet rendah serat, stres, kurang olahraga, penggunaan laxatif berlebihan, dan penggunaan obat-obatan tertentu.
3. Patofisiologi konstipasi ter
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Kolik renal diakibatkan oleh batu ginjal yang menyebabkan obstruksi di ginjal, pelvis renal, atau ureter.
2. Faktor risiko kolik renal pada pekerja meliputi lingkungan kerja yang panas, paparan zat toksik, dan pekerjaan yang banyak duduk.
3. Pencegahan dan penanganan kolik renal pada pekerja perlu ditingkatkan.
"[Ringkasan] Dokumen tersebut membahas tentang muntah pada anak, meliputi pengertian, patofisiologi, etiologi, diagnosis, pendekatan diagnosis, komplikasi, dan penatalaksanaan muntah pada anak, termasuk obat-obatan anti muntah seperti ondansetron, metoklopramide, dan domperidone beserta mekanisme kerja dan efek sampingnya."
Disentri disebabkan oleh infeksi bakteri Shigella dan ameba Entamoeba histolytica. Kedua penyakit menginfeksi usus besar dan menyebabkan gejala diare berdarah dan kram perut. Pengobatan berfokus pada rehidrasi dan antibiotik seperti metronidazol untuk amebiasis dan ampisilin atau kotrimoksazol untuk disentri basiler. Pencegahan melalui kebersihan lingkungan dan diri.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang definisi, klasifikasi, etiologi, manifestasi klinis, dan komplikasi kolelitiasis atau batu empedu.
2. Terdapat tiga golongan batu empedu berdasarkan komposisi kimia dan gambaran makroskopiknya.
3. Faktor risiko terpenting pembentukan batu empedu adalah gangguan metabolisme yang menyebabkan perubahan komposisi empedu
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Konstipasi atau sembelit adalah kelainan pada sistem pencernaan dimana seseorang mengalami pengerasan feses yang sulit dikeluarkan.
2. Penyebab konstipasi meliputi kebiasaan BAB yang tidak teratur, diet rendah serat, stres, kurang olahraga, penggunaan laxatif berlebihan, dan penggunaan obat-obatan tertentu.
3. Patofisiologi konstipasi ter
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Kolik renal diakibatkan oleh batu ginjal yang menyebabkan obstruksi di ginjal, pelvis renal, atau ureter.
2. Faktor risiko kolik renal pada pekerja meliputi lingkungan kerja yang panas, paparan zat toksik, dan pekerjaan yang banyak duduk.
3. Pencegahan dan penanganan kolik renal pada pekerja perlu ditingkatkan.
"[Ringkasan] Dokumen tersebut membahas tentang muntah pada anak, meliputi pengertian, patofisiologi, etiologi, diagnosis, pendekatan diagnosis, komplikasi, dan penatalaksanaan muntah pada anak, termasuk obat-obatan anti muntah seperti ondansetron, metoklopramide, dan domperidone beserta mekanisme kerja dan efek sampingnya."
GERD adalah gangguan yang ditandai dengan regurgitasi isi lambung ke esofagus yang menyebabkan gejala seperti heartburn. Faktor risikonya termasuk obesitas, konsumsi alkohol dan kafein, serta gangguan fungsi bawah esofagus. Diagnosa didasarkan pada riwayat medis dan pemeriksaan endoskopi. Pengobatan meliputi perubahan gaya hidup, penggunaan PPI, dan dalam kasus berat dilakukan operasi.
Gastritis adalah peradangan pada lambung yang dapat dibagi menjadi akut dan kronis. Beberapa penyebab gastritis antara lain infeksi bakteri seperti Helicobacter pylori, penggunaan obat penghilang rasa sakit secara berlebihan, alkohol, dan diet yang tidak seimbang. Gejala klinisnya bervariasi mulai dari nyeri perut hingga muntah darah. Pemeriksaan endoskopi dan biopsi lambung dapat digunak
a. Dokumen tersebut membahas tentang sistem pencernaan manusia khususnya organ lambung. Lambung berfungsi menerima dan mencampur makanan dari esofagus dengan cairan lambung dan mendorong makanan ke usus kecil.
b. Dibahas pula berbagai penyakit yang dapat menyerang lambung seperti gastritis yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi bakteri, konsumsi obat, alkohol, dan lainnya. Terdapat ber
Dokumen tersebut membahas tentang epilepsi, gangguan neurologis yang ditandai dengan kecenderungan mengalami kejang berulang. Epilepsi dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik, cedera otak, infeksi, dan masalah metabolisme. Gejalanya bervariasi mulai dari kejang ringan hingga kejang hebat yang disertai ketidaksadaran. Diagnosis didasarkan pada riwayat klinis, pemeriksaan EEG, dan penggunaan obat antiep
Eklampsia adalah kondisi kejang yang terjadi pada ibu hamil, bersalin atau nifas yang sebelumnya mengalami gejala preeklampsia seperti hipertensi dan proteinuria. Eklampsia dapat terjadi antepartum, intrapartum maupun postpartum dan berpotensi menyebabkan komplikasi berat seperti kematian ibu dan janin. Faktor risiko terjadinya eklampsia antara lain usia muda, kehamilan pertama, riwayat hipertens
Skenario menjelaskan tentang seorang perempuan 65 tahun yang mengeluh lemah separuh badan sebelah kanan dan disartria sejak satu hari sebelumnya. Perempuan tersebut menderita diabetes melitus dan hipertensi selama lima tahun terakhir.
Dokumen ini membahas tentang patofisiologi dan penatalaksanaan batuk. Batuk dapat diklasifikasikan menjadi akut, subakut dan kronik, dengan penyebabnya meliputi iritasi, mekanis, infeksi, dan penyakit paru. Penatalaksanaan batuk meliputi evaluasi, pemeriksaan penunjang, serta terapi antitusif dan protusif sesuai dengan penyebabnya seperti UACS, asma, GERD, TB paru, atau kanker par
Vaginitis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti bakteri, jamur, protozoa, dan zat iritatif. Gejalanya berupa keluarnya cairan abnormal dari vagina beserta rasa gatal dan nyeri. Diagnosanya didasarkan pada pemeriksaan cairan vagina di bawah mikroskop. Pengobatannya meliputi antibiotik, antijamur, atau antiparasit sesuai penyebabnya untuk mencegah komplikasi
Dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan gangguan cemas, termasuk epidemiologi, gejala, diagnosis, peran neurotransmiter, dan terapi gangguan cemas seperti gangguan panik, gangguan cemas menyeluruh, fobia sosial, dan gangguan obsesif kompulsif."
Ulkus peptikum adalah kerusakan mukosa lambung dan duodenum akibat asam lambung. Terdapat 4 jenis ulkus gaster berdasarkan lokasi. Faktor risiko termasuk infeksi H. pylori, NSAIDs, merokok, dan alkohol. Diagnosis didasarkan pada gejala dan hasil endoskopi. Pengobatan meliputi diet, obat netralisir asam dan proteksi mukosa, serta operasi untuk komplikasi atau gagal pengobatan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Inkontinensia urin adalah ketidakmampuan menahan kencing yang dapat disebabkan oleh melemahnya otol dasar panggul, gangguan saraf, atau efek obat. Dokumen ini membahas definisi, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, dan penanganan inkontinensia urin.
Inkontinensia urine adalah ketidakmampuan menahan air kencing yang prevalensinya meningkat pada lansia. Inkontinensia urine dapat disebabkan oleh gangguan anatomi dan fungsi organ kemih akibat proses penuaan, gangguan neurologis, atau efek obat-obatan. Gejala inkontinensia urine bervariasi antara desakan berkemih hingga keluarnya air kencing secara tak terkendali.
GERD adalah gangguan yang ditandai dengan regurgitasi isi lambung ke esofagus yang menyebabkan gejala seperti heartburn. Faktor risikonya termasuk obesitas, konsumsi alkohol dan kafein, serta gangguan fungsi bawah esofagus. Diagnosa didasarkan pada riwayat medis dan pemeriksaan endoskopi. Pengobatan meliputi perubahan gaya hidup, penggunaan PPI, dan dalam kasus berat dilakukan operasi.
Gastritis adalah peradangan pada lambung yang dapat dibagi menjadi akut dan kronis. Beberapa penyebab gastritis antara lain infeksi bakteri seperti Helicobacter pylori, penggunaan obat penghilang rasa sakit secara berlebihan, alkohol, dan diet yang tidak seimbang. Gejala klinisnya bervariasi mulai dari nyeri perut hingga muntah darah. Pemeriksaan endoskopi dan biopsi lambung dapat digunak
a. Dokumen tersebut membahas tentang sistem pencernaan manusia khususnya organ lambung. Lambung berfungsi menerima dan mencampur makanan dari esofagus dengan cairan lambung dan mendorong makanan ke usus kecil.
b. Dibahas pula berbagai penyakit yang dapat menyerang lambung seperti gastritis yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi bakteri, konsumsi obat, alkohol, dan lainnya. Terdapat ber
Dokumen tersebut membahas tentang epilepsi, gangguan neurologis yang ditandai dengan kecenderungan mengalami kejang berulang. Epilepsi dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik, cedera otak, infeksi, dan masalah metabolisme. Gejalanya bervariasi mulai dari kejang ringan hingga kejang hebat yang disertai ketidaksadaran. Diagnosis didasarkan pada riwayat klinis, pemeriksaan EEG, dan penggunaan obat antiep
Eklampsia adalah kondisi kejang yang terjadi pada ibu hamil, bersalin atau nifas yang sebelumnya mengalami gejala preeklampsia seperti hipertensi dan proteinuria. Eklampsia dapat terjadi antepartum, intrapartum maupun postpartum dan berpotensi menyebabkan komplikasi berat seperti kematian ibu dan janin. Faktor risiko terjadinya eklampsia antara lain usia muda, kehamilan pertama, riwayat hipertens
Skenario menjelaskan tentang seorang perempuan 65 tahun yang mengeluh lemah separuh badan sebelah kanan dan disartria sejak satu hari sebelumnya. Perempuan tersebut menderita diabetes melitus dan hipertensi selama lima tahun terakhir.
Dokumen ini membahas tentang patofisiologi dan penatalaksanaan batuk. Batuk dapat diklasifikasikan menjadi akut, subakut dan kronik, dengan penyebabnya meliputi iritasi, mekanis, infeksi, dan penyakit paru. Penatalaksanaan batuk meliputi evaluasi, pemeriksaan penunjang, serta terapi antitusif dan protusif sesuai dengan penyebabnya seperti UACS, asma, GERD, TB paru, atau kanker par
Vaginitis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti bakteri, jamur, protozoa, dan zat iritatif. Gejalanya berupa keluarnya cairan abnormal dari vagina beserta rasa gatal dan nyeri. Diagnosanya didasarkan pada pemeriksaan cairan vagina di bawah mikroskop. Pengobatannya meliputi antibiotik, antijamur, atau antiparasit sesuai penyebabnya untuk mencegah komplikasi
Dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan gangguan cemas, termasuk epidemiologi, gejala, diagnosis, peran neurotransmiter, dan terapi gangguan cemas seperti gangguan panik, gangguan cemas menyeluruh, fobia sosial, dan gangguan obsesif kompulsif."
Ulkus peptikum adalah kerusakan mukosa lambung dan duodenum akibat asam lambung. Terdapat 4 jenis ulkus gaster berdasarkan lokasi. Faktor risiko termasuk infeksi H. pylori, NSAIDs, merokok, dan alkohol. Diagnosis didasarkan pada gejala dan hasil endoskopi. Pengobatan meliputi diet, obat netralisir asam dan proteksi mukosa, serta operasi untuk komplikasi atau gagal pengobatan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Inkontinensia urin adalah ketidakmampuan menahan kencing yang dapat disebabkan oleh melemahnya otol dasar panggul, gangguan saraf, atau efek obat. Dokumen ini membahas definisi, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, dan penanganan inkontinensia urin.
Inkontinensia urine adalah ketidakmampuan menahan air kencing yang prevalensinya meningkat pada lansia. Inkontinensia urine dapat disebabkan oleh gangguan anatomi dan fungsi organ kemih akibat proses penuaan, gangguan neurologis, atau efek obat-obatan. Gejala inkontinensia urine bervariasi antara desakan berkemih hingga keluarnya air kencing secara tak terkendali.
Uretritis adalah peradangan pada uretra yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri seperti Neisseria gonorrhoeae atau kuman lain seperti Chlamydia, E. coli, atau Mycoplasma. Gejala umum meliputi rasa nyeri saat buang air kecil, keluarnya cairan dari uretra, dan peradangan pada daerah sekitar uretra. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium untuk mengident
Lansia pria di skenario mengalami inkontinensia urin tipe overflow yang disebabkan oleh benign prostatic hyperplasia (BPH). Berbagai kondisi medis yang dialaminya seperti osteoarthritis, hipertensi, diabetes melitus, dan stroke dapat memperparah gejala inkontinensia urinnya. Pengobatan yang tepat adalah menangani BPH dan inkontinensia urinnya serta membatasi obat-obatan lainnya.
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urinepjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang asuhan keperawatan pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urine. Terdapat uraian mengenai konsep dasar eliminasi urine, anatomi dan fisiologi sistem perkemihan, faktor yang mempengaruhi pola berkemih, karakteristik urine normal, masalah-masalah yang dapat timbul seperti retensi urine dan inkontinensia, serta perubahan pola berkemih pada pasien dengan gangguan tersebut.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan diversi urin jenis continen urostomy. Diversi urin adalah prosedur bedah untuk mengalihkan aliran urin melalui stoma yang dibuat di kulit perut akibat penyakit organ perkemihan seperti kanker. Asuhan keperawatan meliputi pengkajian gejala, diagnosa, dan intervensi seperti membersihkan stoma, melatih klien menggunakan
Dokumen tersebut membahas tentang sistem eliminasi fekal pada manusia, meliputi organ-organ saluran pencernaan, proses defekasi, dan kondisi yang dapat mengganggu proses eliminasi fekal seperti konstipasi, diare, serta tindakan ostomi.
Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa metabolisme tubuh melalui urine dan feses. Terdapat dua jenis eliminasi yaitu eliminasi uri melalui ginjal dan sistem kemih, serta eliminasi alvi melalui saluran pencernaan dan anus. Beberapa gangguan yang dapat terjadi antara lain infeksi saluran kemih, inkontinensia, konstipasi, dan diare yang disebabkan berbagai faktor seperti diet, obat-obatan, dan penyak
Dokumen tersebut membahas tentang sistem eliminasi alvi, proses defekasi, faktor yang mempengaruhinya, masalah-masalah eliminasi alvi seperti konstipasi, diare, inkontinensia alvi, dan tindakan keperawatan untuk masing-masing masalah tersebut.
Dokumen tersebut merangkum proses pengkajian keperawatan sistem persarafan yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan neurologis, studi diagnostik, dan konsultasi tim kesehatan. Pengkajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan sistem saraf pasien dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang diare sebagai salah satu penyebab kematian terbesar kedua pada balita di Indonesia, dampaknya seperti dehidrasi, dan faktor-faktor penyebabnya seperti infeksi, makanan, dan kondisi. Dokumen ini juga menjelaskan tentang eliminasi fekal dan masalah-masalah yang dapat terjadi seperti konstipasi, diare, dan inkontinensia.
Dokumen tersebut membahas tentang eliminasi fekal atau proses pembuangan sisa metabolisme tubuh berupa feses, yang dipengaruhi oleh faktor fisiologis, psikologis, dan gaya hidup. Proses normalnya melibatkan gerakan peristaltik usus besar untuk mendorong feses ke rektum sebelum dikeluarkan melalui anus. Gangguan eliminasi dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti konstipasi dan diare.
Kelompok 5 membahas tentang sistem perkemihan yang meliputi ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Organ-organ tersebut bekerja sama untuk menyaring darah dan mengeluarkan limbah cairan dalam bentuk urine.
Retensi urine adalah ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara sempurna yang dapat disebabkan oleh kerusakan saraf, kelemahan otot detrusor, atau penyempitan uretra. Gejala utamanya adalah nyeri abdomen bawah, poliuria, dan distensi kandung kemih. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan fisik dan pengambilan urine, sementara penanganannya meliputi kateterisasi dan manajemen ko
Retensi urine adalah ketidakmampuan untuk buang air kecil meskipun terdapat dorongan, yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti kelainan pada sistem saraf, otot kandung kemih, atau organ dalam kandung kemih seperti pembesaran prostat. Gejala utamanya adalah sulit dan lambatnya buang air kecil, distensi abdomen, serta rasa nyeri. Penatalaksanaannya meliputi kateterisasi, drainase, serta pengobatan
Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang asuhan keperawatan pasien retensi urine yang mencakup pengertian, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan, dan penatalaksanaan retensi urine."
BPH (benign prostatic hyperplasia) adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat yang menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan pembatasan aliran urinarius. BPH biasanya terjadi pada pria lebih tua dari 50 tahun dan menyebabkan gejala obstruktif dan iritasi seperti kesulitan dan rasa sakit saat buang air kecil, sering buang air kecil terutama di malam hari, serta aliran urine yang lemah. Diagn
Eliminasi urine adalah proses pengeluaran cairan urine dari tubuh melalui sistem perkemihan yang terdiri atas ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal berperan menyaring darah dan menghasilkan urine, yang kemudian disalurkan oleh ureter ke kandung kemih sebelum dikeluarkan melalui uretra. Beberapa masalah eliminasi urine antara lain retensi urine, inkontinensia, dan enuresis yang disebabkan
Retensi urin dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kerusakan pusat miksi, hipertrofi prostat, atau trauma. Gejala umumnya meliputi nyeri saat berkemih, kesulitan berkemih, dan distensi kandung kemih. Penatalaksanaan meliputi kateterisasi, drainase, dan obat analgesik.
Dokumen tersebut membahas tentang kasus pasien dengan keluhan BAK tidak lancar akibat hiperplasia prostat benigna (BPH). Pemeriksaan fisik dan laboratorium dilakukan untuk mendiagnosis dan menentukan tindakan, yang dapat berupa observasi, terapi medis atau pembedahan."
Benigna Prostat Hipertrofi (BPH) adalah pembesaran prostat yang menyebabkan penyempitan aliran urin dan gejala seperti sering buang air kecil terutama malam hari. Pemeriksaan laboratorium dan radiologi digunakan untuk diagnosis. Penatalaksanaan meliputi observasi, terapi obat, dan pembedahan untuk menghilangkan prostat.
Benigna Prostat Hipertrofi (BPH) adalah pembesaran kelenjar prostat yang menyebabkan penyempitan saluran kencing dan retensi urin. Gejalanya antara lain sering buang air kecil terutama malam hari, sulit mengeluarkan air kecil, dan nyeri saat buang air kecil. Pemeriksaan laboratorium dan radiologi diperlukan untuk diagnosis. Penatalaksanaannya meliputi observasi, terapi obat, dan pembedahan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas kasus pasien laki-laki berusia 70 tahun dengan keluhan tidak dapat buang air kecil selama 4 bulan dan sakit perut bagian bawah
2. Pemeriksaan fisik menemukan pembesaran prostat dan regio suprapubik membengkak
3. Dokumen tersebut menjelaskan pendekatan diagnosis dan pengkajian lanjut untuk kasus tersebut
Invaginasi atau intususepsi adalah kondisi dimana bagian usus masuk ke bagian lainnya yang dapat menyebabkan obstruksi. Gejala klinis utama adalah nyeri perut, massa di abdomen, dan feses berdarah. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan fisik, foto abdomen, USG, dan CT Scan. Pengobatan meliputi reduksi non-operatif maupun operatif dengan insisi, diseksi, dan menutup luka. Komplikasi berupa dehidrasi,
BPH atau pembesaran prostat jinak adalah kondisi dimana kelenjar prostat membesar sehingga menyebabkan aliran urine menjadi tidak lancar dan buang air kecil terasa tidak tuntas. Kondisi ini umum terjadi pada pria dewasa dan disebabkan oleh peningkatan hormon dihidrotestosteron."
Dokumen tersebut membahas tentang konstipasi pada lansia, termasuk definisi konstipasi, faktor risiko, manifestasi klinis, dan penatalaksanaannya. Konstipasi didefinisikan sebagai defekasi yang jarang atau feses yang keras dan kering. Faktor risikonya antara lain obat-obatan, kondisi neurologis, diet rendah serat, dan imobilitas. Manifestasinya berupa kesulitan dan rasa sakit saat BAB beserta massa feses yang keras.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem perkemihan tubuh dan eliminasi urine. Sistem perkemihan bertugas menyaring zat-zat yang tidak dipergunakan tubuh melalui urine. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi eliminasi urine seperti pertumbuhan, kebiasaan, dan penyakit. Gangguan eliminasi urine dapat berupa retensi urine, infeksi saluran kemih, inkontinensia, dan diversi urine yang disebabkan berbagai faktor fisiologis
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. PENDAHULUAN
Inkontinensia urin seringkali tidak
dilaporkan karena dianggap oleh
pasien atau keluarga hal yang
memalukan atau tabu untuk
diceritakan, ketidaktahuan
mengenai masalah inkontinensia
urin, dan anggapan hal itu wajar
pada orang usia lanjut
Inkontinensia urin merupakan masalah
kesehatan yang cukup sering dijumpai
pada orang berusia lanjut, khususnya
perempuan
komplikasi dapat menyertai
inkontinensia urin seperti infeksi
saluran kemih, kelainan kulit, gangguan
tidur, problem psikososial seperti
depresi, mudah marah, dan rasa
terisolasi
3. prevalensi
• Sekitar 50% usia lanjut di
instalasi perawatan kronis dan
11-30 % di masyarakat
mengalami inkontinensia urin.
Prevalensinya meningkat sesuai
dengan peningkatan umur.
Perempuan lebih sering
mengalami inkontinensia urin
daripada laki-laki dengan
perbandingan 1,5: 1.1
4. Tinjauan umum
• Definisi
The International Continence Society menyusun definisi
inkontinensia urin sebagai suatu keadaan pengeluaran urin
yang involunter
• Klasifikasi Inkontinensia: transient/sementara dan
kronik. Kronik di bagi 5:
1. Inkontinensia urine stress
2. Inkontinensia urine urge
3. Inkontinenia urine campuran (mixed)
4. Inkontinensia fungsional
5. Inkontinensia urine over flow
5. Fisilogi berkemih
Siklus miksi : fase penyimpanan dan
pengosongan
Saat pengisian kandung kemih, distensi kandung
kemih mengaktifkan reseptor peregangan dalam
dinding kandung kemih. Peregangan detrusor
menimbulkan aktivitas aferen yang men
girimkan sinyal ke jalur asending dan ke PMC.
Selama pengisian PMC dibawah input inhibisi
dari otak, terutama kortek frontal. Bila aktivitas
aferen pada PMC telah melewati ambang batas,
maka pengosongan dapat dimulai. Bila waktu
dan tempat tepat, inhibisi kortek frontal pada
PMC dihentikan dan pengosongan dapat
dimulai. Aktifitas eferen melalui jalur desending
melalui spinalius sacrum dan parasimpatis.
Asetilkolin dibebaskan oleh saraf ini yang
kemudian berikatan dengan reseptor muskarinik
pada otot detrusor yang menimbulkan kontraksi.
Pada waktu yang sama terjadi relaksasi sfingter
uretra kembali berkoordinasi dari PMC yang
menyebabkan pengosongan sampai kandung
kemih kosong.
9. Inkontinensia urin urge
Kontraksi involunter detrusor
saat pengisian
Tekanan kandung kemih lebih
besar dari tekanan uretra
Kebocoran pada uretra
Inkontinensia
13. Inkontinensia urin overflow
Distensi berlebihan
kandung kemih karena
obstruksi aliran seperti
hyperplasia prostat
Lesi neurologic dimana terjadi
kegagalan menciptakan kontraksi
yang cukup untuk miksi yang
sempurna seperti atonik bladder
14. Inkontinensia urine transient (diapers
mnemonic,obat2an)
Stres
Terjadi saat
batuk,bersin,tes
cough+,nokturia -
,PVR<
50ml,voiding
diare,small
Urge
Cough test-
,urgency,nokturia
+,PVR<50
ml,voiding diary
variasi
Mixed
Cough
tes+,urgency,terj
adi saat
batuk,nokturia
variasi,void
variasi,PVR<50
ml
Overflow
no symptom at urgency
and physical
acitvity,cough
stres+,PVR>200ml
Fungsional
Cough stres-,Gejala
disertai kerusakan
kognitif,PVR
bervariasi,void diary
variasi.
Inkontinensia kronik,cari
riwayat penyakit,voiding
diary, pemeriksaan
fisik,PVR urine,labor
Terapi penyebab reversible
Inkontinensia
sembuh
Inkontinensia
non reversible
19. Tinjauan akupunktur
Xiao
bian shi
Defisiensi
Yin hati,
ginjal
Panas
lembab
dikandung
kemih
Defisiensi
qi paru-
limpa
Defisiensi
qi ginjal
Defisiensi
jantung
dan ginjal
Inkontinensia urine
atau xiao bian shi
jin adalah ketidak
mampuan
mengatur cairan
urine walaupun
pasien sadar atau
bangun.
21. Metode Akupunktur
• Berdasarkan studi kepustakaan, akupunktur
manual, elektroakupunktur, tanam benang,
laserpunktur, transcutaneous electrical nerves
stimulation (TENS), akupunktur scalp dan
moksibusi merupakan metode yang digunakan
dalam penellitian penelitian terkait pengaruh
akupunktur dalam inkontinensia urin.
22. Mekanisme kerja
Garis merah, biru: stimulasi
Garis hitam : inhibisi
Akupunktur
Mengeluarkan Aß,Adelta
dan C fibers
Melepaskan
opioid di
MS
Menghambat
transmisi asending
dan desending di
MS
Inhibisi
reflek miksi
Meningkatkan
endorfin,
GABA,enkeplain
PAG
23. 1. Secara lokal, Perbaikan sirkulasi mungkin muncul dalam area
oleh mekanisme yang berbeda yang diterangkan diatas. Hal ini
mungkin merupakan factor lokal yang penting, kontinensia
bergantung pada kontrol detrusor dan fungsi penutupan uretra
(Berstein,1997). Bila vaskularisasi rusak, maka mekanisme
kontinensia mungkin tidak bekerja dengan baik (Levin et.al 1996).
24
2.Secara segmental dapat dilihat pada penelitian Tanaka et.al
dimana dilakukan elektroakupunktur pada segmen sakrum yang
menimbulkan supresi dari aktifitas detrusorStimulasi pada daeah
perineum,kulit dan otot menginhibisi cabang afferen dari nervus
pelvis dan pudendus,ini menekan reflek miksi.sato et.alstimulasi
pada daerah peri anus memberikan perubahan reflek efferen
parasimpatis,meningkatkan aktifitas spingter eksitatory dan
inhibitory kandung kemih
Secara sentral melalui pengaturan PMC dimana neurotransmitter
endorfin dan enkepalin bersifat inhibisi terhadap PMC.
24. ↓C-fos expression
pd otak
↑Abdominal leak point
pressure
↓tipe
stress pd
MUI
Efek
positif pd
MUI
↓Tipe
urge pd
MUI
Reseptor
muskarinik
↓VR1 expression di sacral
micturition center
↑Kadar estrogen
yg rendahelektroakupunktur
acetilcholin
tolterodine
↓Binding
capacity
blocking
25. Penelitian akupunktur
penelitian metode pendapat hasil
Young ju kim,
dkk 2011
tehnik tanam benang dan
pharmakopunktur pada
(B31, B32, B33, B 34),
CV2(qugu) di depan clitoris,
3,8 cm ditanam pada kedua
sisi dinding vagina,garis
iliopelvis
Dilakukan pd 29
pasien,metode
tdk dijelaskan
Tekanan
kontraksivagina dan
durasi dari
kontraksi otot pelvis
meningkatpd kel.A
You dong
dong, dkk
2013
guanyuan (CV4) ,moksibusi Secara klasik
pada SUI
93,5 % efektifitas
terapi
Pang R, dkk
tahun 2014
BL 23 (shensu), BL32
(ciliao), BL35 (Huiyang),
Sp6(sanyinjiao) dan ST36
(zusanli),EA DD 20 hz
Pasien random,
pada MUI
RESULTS:
Response rates were
73.5% and 78.4% in
electroacupuncture
therapy group and
in the combination
therapy group
26. Penelitian
Meng X,dkk 2013
Metode
BL 23 (shensu)CV 3
(Zhongji)
Pendapat
Dilakukan pada kelinci
Hasil
Akupunktur pada kedua titik
memiliki aksi regulasi sama pd
kandung kemih
Bergstom K BL 31, BL32, BL33,
BL 23, KI 3, dan SP
6
tidak ada kontrol Perbaikan signifikan pd type
dan intensitas
kebocoran,frekwensi,jumlah
kebocoran,frekwensi
nokturia,quality of live,inco
test.
In Myong
Chung 2008
SP 6 sanyinjiao Pada tikus Peningkatan abdominal leak
point pressure dan penekanan
c-fos experession di otak dan
hipotalamus
Kokoro Hino
et.al 2010
akupunktur sacral
JH.Kim 2008 akupunktur
tangan,pada kel.A
25,kel.B 27
Pasien random,acak tekanan kontraksi vagina
kelompok A secara
signifikan meningkat
1,6dibanding kel.B
Wang si
you,2006
four sacral needle Retrospektif kontrol Kel. A perbaiakan 100%
pada 71% peserta dengan
27. penelitian metode pendapat hasil
Aixia Lian
2015
(BL 32), shensu
(BL23), Zigong
(EX-CA 1),
guanyuan(CV 4)
dan qihai (CV
6),EA
skor ICI-Q-SF dan kebocoran
urine pada urin pad setelah terapi
mengalami perbaikan dibanding
sebelum terapi pada kedua grup
dan hasil pada grup observasi
lebih bagus disbanding grup
control. Angka kefektifan total
86,7% pada grup observasi dan
68,9 % pada grup control.
Wei Min
Yi,2014,
sanyinjiao
(SP6),
shuidao(ST28),
zusanli(ST36)
dan epangxianIII
(MS4) ,EA
Secara random grup A signifikan mengalami
perbaikan fungsi kandung kemih
batas maksimal kapasitas
sistometrik, keinginan berkemih
awal, kecepatan maksimal aliran,
sisa urin, muatan kandung
kemih,penurunan kehilangan
sensorik kandung kemih,
inkontinensia, dan retensi urin
setelah 15 dan 30 hari post
operasi.
Chang Ka Pik
Katherine
akupresure Perbedaan signifikan kel.A dan B
pada kebocoran urine ,CKHQ
28. penelitian metode pendapat hasil
Yan liu et.al
tahun 2013
EA 30-40 herzt
pada baliao dan BL
35,30 menit
random ganda
dan blinding
menggunakan
kontrol placebo
memperbaiki kapasitas
sistometri dan kandungan
kandung kemih, mengurangi
detrusor leak point pressure,
mengurangi gejala gangguan
saluran kemih dan
mengurangi resiko kerusakan
traktus urinarius atas
Karaman MI
et.al tahun 2011
laserpunktur laserakupunktur secara
signifikan lebih efektif
disbanding plaasebo.
Hali Fu et.al
tahun 2004
Zhong lu shu dan
Zhong liao,EA
memberikan efek yang
signifikan dimana hubungan
meridian dan visceral
memperlihatkan hasil secara
morfologis
29. DISKUSI
Rangsangan pada daerah perineum akan
menimbulkan reflek segmental terhadap kandung
kemih melalui nervus pudendus dan nervus
pelvis efferen.
30. • Penusukan titik akupunktur juga tergantung
terhadap intensitas dan hubungan segmental
dari titik yang ditusuk. Bila dilakukan pada
segmen yang sama dengan kandung kemih
maka memerlukan intensitas yang lebih kecil.
Apakah akupunktur menyebabkan peningkatan saraf parasimatis?ternyata akupunktur bersifat dual effect dimana dia akan bersifat inhibisi pada fungsi yang hiperaktif dan atau memperkuat pada defisiensi fungsi,(25)
VR1 adalah vanilloid receptor terdapat pada saraf perifer dan sentral terutama nervus vagus afferen oleh capsaicin, peningkatan suhu, dan keasaman dan sebagai integrasi molekul kimia dan stimulasi fisik yang menimulkan nyeri