SlideShare a Scribd company logo
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN
PEKALONGAN
Jl. Raya Ambukembang No 8 Telp. (0285) 785179, 785939
PROSES KEPERAWATAN DAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA I, II DAN III
( PKKDM I, II DAN PKKDM III )

PANDUAN PRAKTIKUM

Penyusun :
Zulfa attabaqi, SKep.Ns
Suparjo, Skep.Ns
Nihan Narastri, Skep.Ns

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN
PEKALONGAN
2008
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM

PROSES KEPERAWATAN DAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA I, II DAN III
( PKKDM I, II DAN PKKDM III )

Penyusun :
Zulfa Attabaqi, SKep.Ns
Suparjo, SKep.Ns
Nihan Narastri, SKep.Ns

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN – PEKALONGAN
2008
BIODATA MAHASISWA

PAS FOTO

NAMA

: …………………………………….

NIM

: …………………………………….

ALAMAT

: …………………………………….

NO TELP

: …………………………………….

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN – PEKALONGAN
2008
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami sehingga buku panduan praktikum Proses
Keperawatan dan Kebutuhan Dasar Manusia I, II dan III (PKKDM I, II dan PKKDM III) ini
dapat diterbitkan sebagai alat untuk membantu mahasiswa Program Studi Sarjana
Keperawatan STIKES Muhammadiyah Pekejangan Pekalongan dalam meningkatkan
ketrampilan praktek pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Kami menyadari bahwa Ilmu keperawatan berkembang sangat pesat dan buku
panduan praktikum ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,dengan kerendahan hati
kami

mengharapkan

pembaca/pengguna

buku

ini

selalu

menyesuaikan

dengan

perkembangan ilmu yang ada dengan selalu membaca berbagai buku lainya dan tidak selalu
terpaku pada buku petunjuk praktikum ini..
Tak ada gading yang retak, saran dan masukan yang ditunjukan untuk
penyempurnaan buku panduan praktikum ini sangat kami harapkan, Semoga buku panduan
praktikum ini dapat bermanfaat dan membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran.
Jazakumullhahi khoiro jaza’
Pekalongan, Februari 2008
DAFTAR ISI
BIODATA................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................

ii

DAFTAR ISI..

iii

.............................................................................................

KEGIATAN BELAJAR PRAKTIKUM.........................................
BED MAKING …......................................................................................

1

Menyiapkan Tempat Tidur Tertutup................................................
Menyiapkan Tempat Tidur Terbuka................................................
Menyiapkan Tempat Tidur Post Oprasi..........................................
Mengganti Alat Tenun Dengan Klien Diatas Tempat Tidur...........
PERSONAL HYGIENE ...............................................................................
Memandikan klien Diatas tempat Tidur.....................................................
Mencuci Rambut............................................................................
Merawat kuku................................................................................
Oral Hygiene................................................................................
VITAL SIGN
Pernafasan
Nadi
Suhu
Tekanan Darah
PENGENDALIAN INFEKSI

.................................................................

Scrubbing (Cuci Tangan )............................................................
Gowning ( Memakai Gaun Oprasi )............................................
Gloving ( Memakai Sarung Tangan )...........................................
TEPID SPONGING.......................................................................................
PEMERISAAN FISIK
Kepala & Leher
Paru
Kardiovaskuler
Abdomen
Ekstremitas
BODY ALIGMENT
Membantu pasien berdiri dan duduk
Mengatur posisi fowler
Mengatur posisi dorsal recumbent
Mengatur posisi pronasi
Mengatur posisi lateral
Mengatur posisi SIM
MEKANIKA TUBUH
Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda
ROM
KEBUTUHAN ELIMINASI
Menolong pasien BAK
Menolong pasien BAB
Huknah
Kateterisasi
PEMBERIAN OBAT...............................................................................
Oral,Buccal,Sublingual..............................
Topical................................................
Supositoria........................................
Injeksi IM..........................................
Injeksi SC.........................................
Injeksi IC...............................................
OKSIGENASI
Pemberian O2
Fisioterapi dada
Inhalasi
KEBUTUHAN NUTRISI
Pemasangan NGT
Pelepasan NGT
Pemberian makan lewat NGT
PERAWATAN LUKA
PEMASANGAN INFUS

Kegiatan Belajar Praktikum / Laboratorium
Proses Keperawatan dan Kebutuhan Kebutuhan Dasar Manusia I, II
dan III (PKKDM I, II dan PKKDM II)
Program Studi Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

A. Deskripsi Mata Ajar
PKKDM I, II dan PKKDM III merupakan cabang ilmu dari ilmu keperawatan dasar yang
berfokus pada ketrampilan dasar yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia
dengan menggunakan proses keperawatan.
B. Tujuan Umum
Memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk mendemonstrasikan pelaksanaan tindakan
asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan pada pemenuhan kebutuhan dasarnya.
C. Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan dapat mempraktekan ketrampilan :
1. Bed Making (menyiapkan tempat tidur tertutup, menyiapkan tempat tidur terbuka,
menyiapkan tempat tidur pasca bedah dan mengganti linen dengan klien diatas tempat tidur)
2. Personal Hygiene (Memandikan klien diatas tempat tidur, Mencuci rambut, Merawat kuku
dan Oral hygiene)
3. Vital Sign ( RR, HR, SUHU, TD )
4. Pengendalian Infeksi (Scrubbing/Cuci tangan, Gowning/Memakai gaun oprasi dan
Gloving/Memakai sarung tangan steril)
5. Tepid Sponging
6. Pemeriksaan Fisik (Kepala dan leher, paru,kardiovaskuler,abdomen, ekstermitas)
7. Body Aligment ( membantu pasien berdiri dan duduk, mengatur posisi fowler, mengatur
posisi dorsal recumbent, mengatur posisi pronasi, mengatur posisi lateral, mengatur posisi
SIM)
8. Mekanika tubuh (Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda)
9. ROM
10. Kebutuhan eliminasi (Menolong pasien BAK, menolong pasien BAB, Huknah, Kateterisasi)
11. Pemberian Obat (Oral, Bucal, Sublingual, Topical, injeksi IM, injeksi IC dan injeksi SC)
12. Oksigenasi (Pemberian O2, Fisioterapi dada, inhalasi)
13. Kebutuhan Nutrisi ( Pemasangan NGT, memberi makan melalui NGT, melepas NGT)
14. Perawatan Luka
15. Pemasangan Infus
D. Ketrampilan yang dipelajari
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.

Menyiapkan tempat tidur tertutup
Menyiapkan tempat tidur terbuka
Menyiapkan tempat tidur pasca bedah
Mengganti alat tenun dengan klien diatas tempat tidur
Memandikan klien diatas tempat tidur
Mencuci rambut
Merawat kuku
Oral hygiene
Mengukur Tanda-tanda vital
Scrubbing/Mencuci tangan
Gowning/Memakai gaun oprasi
Gloving/Memakai sarung tangan steril
Melakukan Tepid sponging
Pemeriksaan fisik kepala dan leher
Pemeriksaan fisik paru
Pemeriksaan fisik kardiovaskuler
Pemeriksaan fisik abdomen
Pemerikasaan fisik ekstermitas
Membantu pasien duduk dan berdiri
Mengatur posisi fowler
Mengatur posisi dorsal recumbent
Mengatur posisi pronasi
Mengatur posisi lateral
Mengatur posisi Sim
Memindahkan pasien dari kursi tempat tidur ke kursi roda
ROM
Menolong pasien BAK
Menolong pasien BAB
Huknah
Pemasangan Kateter
Melakukan Pemberian obat melalui oral,bucal dan sublingual
Memberikan obat salep
Memberikan obat Supositoria
Melakukan injeksi IM
Melakukan injeksi IC
Melakukan injeksi SC
E. Pelaksanaan Praktikum
Sesuai jadwal

F. Metode Evaluasi
1.
Sikap dan penampilan
: 10 %
2.
Kehadiran
: 10 %
3.
Pretes
: 10 %
4.
Ujian Praktek Intensif : 70 %
NILAI BATAS LULUS / NBL PRAKTIKUM PKKDM ADALAH : 75

G. Pembimbing Praktikum
Terlampir sesuai jadwal

H. Tata Tertib
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kehadiran praktikum 100%
Berpakaian rapi dan sopan (tidak memakai sandal, kaos oblong, baju ketat, anting-anting dan
rambut gondrong
Mengenakan jas laboratorium
Mengganti apabila menghilangkan, merusak alat laboratorium
Mahasiswa menyiapkan alat sehari sebelum pelaksanaan perasat
Mahasiswa wajib memiliki buku saku perry potter
Lab. Teknik pemberian obat parenteral masing – masing mahasiswa menyediakan spuit dan
needle
BED MAKING ( MENGGANTI ALAT TENUN )
PENGERTIAN
Mengganti alat tenun kotor dengan alat tenun yang bersih pada tempat tidur klien dengan
klien di atas tempat tidur & pada tempat tidur kosong.
TUJUAN
 Untuk memberikan lingkungan yang bersih, tenang & nyaman
 Untuk menghilangkan hal yang dapat mengiritasi kulit dengan menciptakan alat
tidur & selimut yang bebas dari kotoran/lipatan
 Untuk meningkatkan gambaran diri & harga diri klien dengan menciptakan tempat
tidur yang bersih, rapi & nyaman.
 Untuk mengontrol penyebab mikroorganisme
Prinsip – Prinsip Mengganti Alat Tenun
 Menggunakan prinsip asepsis dengan menjaga alat tenun lama agar jauh dari badan
perawat ( tidak menempel pada seragam)
 Jangan mengibaskan alat tenun lama, karena hal ini dapat menyebarkan
mikroorganisme lewat udara
 Linen (alat tenun) lama jangan diletakan dilantai untuk menjegah penyebaran infeksi
 Ketika mengganti alat tenun, gunakan prinsip body mechanics
 Jaga privasi, kenyamanan dan keamanan dari klien
 Bila klien kurang kooperatif gunakan rails
ALAT – ALAT
 Sprei / Laken besar
 Sprei sedang / Bovenlaken
 Laken kecil / Stiklaken
 Alas/perlak
 Slimut
 Sarung Bantal
REFERENSI
1. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A.,(1999). Fundamental Keperawatan Konsep proses
dan praktek.EGC: Jakarta
2. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A., Yasmin, Asih (editor). (1999). Buku Saku
Ketrampilan Dan Prosedur Dasar. EGC: jakarta
3. Taylor, C., Lilis, C., and LeMone, P., ( 1998 ). Fundamental of Nursing : the art and
science of nursing care ‘Lippincott.
MENYIAPAKAN TEMPAT TIDUR TERTUTUP
Nama Mahasiswa :
N
O
1
2
3
4
5
6

7
8
9
10
11
12
13
14

ASPEK YANG DINILAI

bobot

Mencuci tangan
Mempersiapkan alat dengan meletakkan alat-alat tenun yang sudah
dilipat dan disusun diatas meja bersih
Memasang alas kasur dan mengikatkan tali-talinya kearah dalam
pada rangka tempat tidur pada tiap sudut
Meletakkan laken dengan lipatan memanjang yang menentukan garis
tengahnya ditengah-tengah tempat tidur
Memasukkan laken pada bagian kepala kurang lebih 25 cm dibawah
kasur kemudian dibuat sudut.
Memasukkan laken pada bagian kaki kurang lebih 25 cm dibawah
kasur dan dibuat sudut.
Jika laken tidak sesuai ukurannya maka masukkanlah bagian kepala
lebih banyak dari pada bagian kaki
Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi tempat perawat
berdiri)
Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50cm dari garis kasur
bagian kepala, demikian juga steak laken, dan masukkan sama-sama
ke bawah kasur
Meletakkan bovenlaken secara terbalik dengan jahitan lebar di bagian
kepala mulai garis kasur, masukkan bagian kaki ke bawah kasur
Meletakkan selimut kurang lebih 25 cm dari garis kasur bagian
kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah kasur
Melipat bovenlaken bagian atas tepat diatas garis selimut
Memasukkan bantal kedalam sarungnya dan meletakkan bantal
dengan bagian tertutup ke jurusan pintu
Memasang overlaken
Mencuci tangan

1
0.5

Jumlah:

10

0.5
1
1
1

0.5
0.5
1
0.5
0.5
1
1
0.5
MENYIAPAKAN TEMPAT TIDUR TERBUKA
Nama Mahasiswa :
NO
1
2
3
4
5
6

7
8
9
10
11
12
13

ASPEK YANG DINILAI
Mencuci tangan
Mempersiapkan alat dengan meletakkan alat-alat tenun yang sudah
dilipat dan disusun diatas meja bersih
Memasang alas kasur dan mengikatkan tali-talinya kearah dalam
pada rangka tempat tidur pada tiap sudut
Meletakkan laken dengan lipatan memanjang yang menentukan
garis tengahnya ditengah-tengah tempat tidur
Memasukkan laken pada bagian kepala kurang lebih 25 cm dibawah
kasur kemudian dibuat sudut.
Memasukkan laken pada bagian kaki kurang lebih 25 cm dibawah
kasur dan dibuat sudut.
Jika laken tidak sesuai ukurannya maka masukkanlah bagian kepala
lebih banyak dari pada bagian kaki
Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi tempat perawat
berdiri)
Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50cm dari garis kasur
bagian kepala, demikian juga steak laken, dan masukkan sama-sama
ke bawah kasur
Meletakkan bovenlaken secara terbalik dengan jahitan lebar di
bagian kepala mulai garis kasur, masukkan bagian kaki ke bawah
kasur
Meletakkan selimut kurang lebih 25 cm dari garis kasur bagian
kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah kasur
Melipat bovenlaken bagian atas tepat diatas garis selimut
Memasukkan bantal kedalam sarungnya dan meletakkan bantal
dengan bagian tertutup ke jurusan pintu
Mencuci tangan

bobot
1
0.5
1
1
1
1

0.5
0.5
1
0.5
0.5
1
1
Jumlah:

NO

10

ASPEK YANG DINILAI
bobot

1
2

4
5
6

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

0.5
0.25

Jumlah:

3

Mencuci tangan
Mempersiapkan alat dengan meletakkan alat-alat tenun yang sudah dilipat dan
disusun diatas meja bersih
Memasang alas kasur dan mengikatkan tali-talinya kearah dalam pada rangka
tempat tidur pada tiap sudut
Meletakkan laken dengan lipatan memanjang yang menentukan garis tengahnya
ditengah-tengah tempat tidur
Memasukkan laken pada bagian kepala kurang lebih 25 cm dibawah kasur
kemudian dibuat sudut.
Memasukkan laken pada bagian kaki kurang lebih 25 cm dibawah kasur dan dibuat
sudut.
Jika laken tidak sesuai ukurannya maka masukkanlah bagian kepala lebih banyak
dari pada bagian kaki
Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi tempat perawat berdiri)
Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50cm dari garis kasur bagian kepala,
demikian juga steak laken, dan masukkan sama-sama ke bawah kasur
Meletakkan bovenlaken secara terbalik dengan jahitan lebar di bagian kepala mulai
garis kasur, masukkan bagian kaki ke bawah kasur
Meletakkan selimut kurang lebih 25 cm dari garis kasur bagian kepala dan
masukkan bagian kaki ke bawah kasur
Melipat bovenlaken bagian atas tepat diatas garis selimut
Memasukkan bantal kedalam sarungnya dan meletakkan bantal dengan bagian
tertutup ke jurusan pintu
Mnyelesaikan sisi yang lain seperti sisi yang tadi
Membentangkan gulungan perlak dan handuk pada bagian kepala
Meletakkan buli-buli panas diatas laken bagian kaki, diarahkan mulut buli-buli
kearah pinggir tempat tidur
Memasang selimut tambahan hingga menutup seluruh permukaan tempat tidur
Mengangkat buli-buli panas sebelum pasien dibaringkan setelah kembali dari akmar
bedah
Mencuci tangan

10

MENYIAPAKAN TEMPAT TIDUR PASCA BEDAH
Nama Mahasiswa :

0.25
0.5
0.5
0.5

0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.25
1
0.5
1
0.5
0.5
MENGGANTI ALAT TENUN DENGAN KLIEN DIATASNYA
NO
1
2
3
4
5
6

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
20
21
22
23

ASPEK YANG DINILAI
FASE PRE INTERAKSI
Membaca catatan keperawatan
Mencuci tangan
Mempersiapkan alat
FASE ORIENTASI
Mengucap salam
Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
Memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya
Menutup sampiran
FASE KERJA
Mengenakan sarung tangan bersih
Memindahkan alat perlengkapan milik klien yang ada di tempat tidur
Membantu klien tidur miring menjauhi perawat, dengan memperhatikan KU klien
Melepas laken, perlak, steak laken dengan menggulungnya kearah punggung
klien ,bagian kotor berada dalam gulungan
Menggulung linen bersih ke tengah tempat tidur , dan meletakkannya dibelakang
pungung klien
Klien dibantu untuk membalikkan posisi kehadapan perawat dengan melewati
gulungan linen bersih tersebut
Melepas laken dan selimut penutup, melipatnya dan meletakkannya pada ember
Semua linen kotor diambil kemudian dimasukkan ke dalam tempat kain kotor.
Gulungan linen bersih dibentangkan, dirapikan dengan memasukkan sisa-sisa linen
pada sisi tempat tidur ke bawah kasur
Klien dikembalikan pada posisi supinasi (posisi nyaman)
Memasang selimut dan boven laken yang bersih sambil memakaikannya
Melepas bantal dengan hati-hati sambil menyangga kepala klien
Melepas sarung bantal yang kotor dan menggantikannya dengan yang bersih
Membantu klien tidur dengan posisi yang nyaman
FASE TERMINASI
Rapikan alat
Evaluasi respon klien
Cuci tangan
Dokumentasikan tindakan dan hasil observasi yang dilakukan pada catatan
keperawatan
SKOR

BOBOT
0.25
0.5
0.25
0.25
0.25
0.25
0.5
0.5
0.25
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.25
0.5
0.5
0.5
0.25
0.25
0.25
0.5
0.5
10
MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR
A. Pengertian
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu
mandi secara sendiri dengan cara memandikan di tempat tidur.
B. Tujuan
1.
2.
3.
4.

Menjaga kebersihan tubuh,
Mengurangi infeksi akibat kulit kotor,
Memperlancar sistem peredaran darah
Menambah kenyamanan pasien.

C. Alat dan bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Baskom mandi dua buah, masing-masing berisi air dingin dan air hangat
Pakaian pengganti
Kain penutup
Handuk besar
Handuk kecil untuk mengeringkan badan
Sarung tangan pengusap/waslap
Tempat untuk pakain kotor
Sampiran
Sabun.
MEMANDIKAN KLIEN DIATAS TEMPAT TIDUR
NO

ASPEK YANG DINILAI
bobot
Fase Pre Interaksi

1
2
3
4
5
6
7
8
9

10

lihat kembali rencana memandikan
Cuci tangan
Siapkan alat
Fase Orientasi
Ucapkan salam dan jelaskan tujuan dan prosedur dilakukan tindakan,
Serta kontrak waktu
Fase Kerja
Tinggikan tempat tidur jika perlu
Tutup pintu dan sampiran
Ganti selimut dengan selimut mandi
Tanggalkan baju klien
Cuci bagian muka , telinga, leher
letakkan handuk dibawah kepala klien
bersihkan mata dari cantus dalam ke cantus luar menggunakan waslap, dan tidak
diberi sabun
penggunaan sabun muka disesuaikan dengan kebiasaan klien, kemudian dibilas dan
dikeringkan
bersihkan daun telinga menggunakan waslap dan sabun
bersihkan leher menggunakan waslap dan sabun
Cuci lengan klien:
letakkan handuk dibawah lengan klien yang jauh dari perawat dan meninggikan
lengan dengan cara memegang bagian siku , kemudian mencuci lengan dari
pergelangan tangan ke ketiak, bilas dengan air bersih lalu dikeringkan.
Ulangi lagi untuk tangan yang lain

0,25
0.25
0.25
0,25
0,125
0,25
0,25
0,125
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,5
0,5

11

12

Mencuci dada dan perut klien
Miringkan klien kearah membelakangi perawat, lalu letakkan handuk besar
melintang di bawah punggung klien
Kembalikan klien pada posisi supine
turunkan selimut mandi hingga batas atas pubis,
cuci dada hingga perut menggunakan waslap dan sabun
bilas dada dan perut dengan air bersih, stlh selesai dikeringkan.
Mencuci punggung
Miringkan pasien membelakangi perawat

0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
13
14

15

16
17
18
19
20
21

Cuci dengan sabun, bilas dan keringkan punggung sampai pantat
Massage punggung dapat dilakukan pada tahap ini
Oleskan lotion atau baby oil pada bagian-bagian penonjolan tulang
Jika terdapat luka decubitus, oleskan antiseptik
Mencuci kaki
Membuka selimut mandi 1 sisi kaki (mulai dari bagian kaki yang terjauh dari
perawat)
Letakkan handuk dibawah kaki yang akan dicuci
Cuci dengan sabun, bilas dan keringkan
Cuci kaki yang satu dengan cara yang sama.
Mencuci genitalia
Buka selimut mandi hingga didaerah pubis
Atur klien pada posisi litotomi
Cuci organ genital dengan sabun, bilas dengan air bersih dan keringkan
Kembalikan pada posisi supinasi,
Bantu klien memakai baju bersih
Fase Terminasi
Rapikan alat
Evaluasi respon klien terhadap tindakan
Ucapkan salam
Cuci tangan
dokumentasikan
Jumlah skor

0,5
0,25
0,25
0,25
0,25
0,75
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
10
.

MERAWAT KUKU
D. Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat
kuku sendiri.
E. Tujuan
5. Menjaga kuku
6. Mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.
F. Alat dan bahan
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

alat pemotong kuku
handuk
baskom berisi air hangat
bengkok/nierbekken
sabun
kapas
sikat kuku
MERAWAT KUKU
NO

ASPEK YANG DINILAI

bobot

Fase Pre Interaksi
1
2

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

16

lihat catatan keperawatan
Persiapkan alat:
Gunting kuku
Sikat kuku
Bengkok 2 buah
Kom berisi air hangat
Lisol
Aceton dan kapas
Sabun
Handuk
Perlak dan alas
Cuci tangan
Fase Orientasi
Ucapkan salam
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan serta kontrak waktu
Dekatkan alat
Fase Kerja
Atur posisi pasien
Pasang perlak dan alas
Bila ada cat kuku bersihkan dengan kapas aceton
Rendam dalam air hangat
jari tangan 1-2 menit
jari kaki 2-3 menit
Jika kuku kotor bersihkan dengan sabun dan sikat kuku
Angkat jari tangan/kaki, lalu keringkan dengan handuk
Letakkan jari tangan/kaki diatas bengkok
Kuku dipotong menurut lengkung kuku
masukkan alat yang sudah dipakai kedalam bengkok berisi lisol
Rapikan pasien
Fase Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan
Rapikan alat

0,25
1

1
0,5
0,5
0,25
0,25
0,5
0,5
0,5
0.5
0,25
0,5
1
0,5
0,25
0,5
0,25
17
18

Cuci tangan
Dokumentasikan tindakan

0,5
0,5

Jumlah skor

10

MERAWAT RAMBUT
A. Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan untuk mencuci dan menyisir rambut.
B. Tujuan
1.
2.
3.
4.

Menghilangkan mikroorganisme kulit kepala
Menambah rasa nyaman
Membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit
Memperlancar sistem peredaran darah di bawah kulit

C. Alat dan bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Handuk
Perlak atau pengalas
Baskom berisi air hangat
Shampo atau sabun dalam tempatnya
Kasa dan kapas
Sisir
Bengkok
Gayung
Ember kosong
MERAWAT RAMBUT
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

ASPEK YANG DINILAI
Fase Orientasi
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan
Menjelaskan langkah prosedur
Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien
Menjaga privasi klien
Fase Kerja
Memakai celemek dan handscoen
Menyiapkan pasien: Menutup badan klien dengan selimut mandi
Mengatur posisi pasien secara diagonal menyilang tempat tidur*
Mengangkat bantal dari kepala klien
Meletakkan perlak dan handuk dibawah kepala klien
Memasang plastik talang dari bawah kepala, kesamping bawah
menuju ember
Meletakkan ember diatas kain pel
Menutup dada dengan handuk sampai leher
Menutup mata klien dengan kassa lembap dan lubang telinga
dengan kapas
Menuangkan air pelan-pelan dari pangkal sampai ke seluruh
rambut
Memberi shampo sampai ke seluruh rambut
Memijit kulit kepala dan menggosok sampai berbusa
Memutar kepala pada sisi yang lain agar semua kulit kepala bersih,
dan menambah air bila perlu
Menuangkan air hangat secukupnya diatas rambut untuk membilas
rambut dan kulit kepala
Menggesek rambut diatara jari-jari untuk emamstikan bahwa
rambut benar-benar bersih

Bobot
2
5
5
5
2
2
2
7,5
2
2,5
5
2
2
5
5
2,5
2
5
2
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Memperhatikan kelelahan klien
Melepas talang
Mengeringkan rambut, telinga, leher dan wajah dengan handuk
Membungkus kepala dengan handuk
Jika handuk dibawah kepala klien basah/lembab, diganti dengan
yang kering
Melepas perlak dan selimut mandi
Membantu klien duduk jika memungkinkan
Menyisir rambut, mengeringkan rambut dengan alat pengering
rambut (Jika ada)
Membereskan alat, memasang kembali selimut dan membantu
klien ke posisi yang nyaman
Fase Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan
Cuci tangan
Dokumentasikan intervensi yang telah dilakukan, termasuk
shampo, keadaan rambut, kulit kepala serta reaksi klien
Jumlah skor

2
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
5
2,5
5
100
ORAL HYGIENE
Mulut yang sehat meliputi kebersihanya, kenyamanan dan kelembabanya.
Perawatan mulut bertujuan untuk mencegah mulut dari penyakit dan kerusakan gigi.
Klien yang dirawat lama dirumah sakit jarang sekali mendapat perawatan kebersihan
mulut yan optimal. Idealnya klien merawt mulut secara rutin setiap kali sesudah
makan, mandi dan bangun tidur.
Namun tidak semua klien mampu untuk melakukan perawatan mulut pada
saat dia berada dirumah sakit, sehingga ada klien yang harus dibantu dalam
perawatan mulut. Perawatan mulut diperlukan pada klien yang mendapatkan
oksigenasi dan Naso Gastrik Tube (NGT), demikian juga pada klien yang lama tidak
menggunakan mulut. Pada klien yang tidak mampu melakukan perawatan mulut
secara mandiri inilah yang harus amendapatkan bantuan dari perawat untuk merawat
mulutnya. Pada kondisi ini klien menggunakan mulut untuk bernafas dan tidak
memakan apapun dengan mulutnya, sehingga bakteri, sisa-sisa dari mukosa dan
sekresi lain berkumpul dimulut, gigi dan bibir.
REFERENSI
1. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A.,(1999). Fundamental Keperawatan Konsep proses
dan praktek.EGC: Jakarta
2. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A., Yasmin, Asih (editor). (1999). Buku Saku
Ketrampilan Dan Prosedur Dasar. EGC: jakarta
3. Taylor, C., Lilis, C., and LeMone, P., ( 1998 ). Fundamental of Nursing : the art and
science of nursing care ‘Lippincott.
ORAL HYGIENE
(MEMELIHARA KEBERSIHAN MULUT)
NO

ASPEK YANG DINILAI
bobot
Fase Pre Interaksi

1
2

lihat catatan keperawatan
Persiapkan alat:

0,5
1




5

Bengkok besar

- Perlak



4

Lidi kapas



3

Tongue spatel

Deppers

- Alas perlak

 Pinset/klem
Cuci tangan
Fase Orientasi
Ucapkan salam

- NaCl 0,9%
- Boraks Gliserin

- Kom kecil
- sikat gigi dan pasta gigi
- gelas berisi air

- Tisu
0,5
0,2
5
0,5

6

Jelaskan tujuan dan prosedur dilakukan tindakan serta kontrak waktu
Fase Kerja
Atur posisi pasien dengan cara miringkan kepala pasien dan bentangkan perlak serta

7

alasnya dibawah dagu
Letakkan bengkok besar didekat pipi pasien

0,2

8

Berikan air kepada pasien untuk berkumur

5
0,2

9

tampung air bekas kumur-kumur pada bengkok.
Berikan sikat gigi yang telah dibubuhi pasta gigi secukupnya.

5
0,2

Berikan kesempatan kepada klien untuk menyikat giginya sampai bersih., jika telah

5

0,5
10

selesai berikan air bersih untuk berkumur kembali.
Letakkan sikat gigi pada gelas yang telah kosong
(lanjutkan ke langkah no 14)
Pada pasien dengan penurunan kesadaran (tidak mampu menggosok gigi):
Buka mulut pasien, tangan kiri menekan lidah pasien dengan tongue spatel/sudip

0,5

lidah, kemudian tangan kanan menjepit deppers dengan pinset , lalu dicelupkan
11

kedalam NaCl dan diperas sedikit
Bersihkan rongga mulut seluruhnya sampai bersih mulai dari Langit-langit, gigi bagian

1

12

dalam ke bagian luar, gusi, lidah
Apabila pasien mengalami stomatitis oleskan boraks gliserin pada bagian yang sakit

0,5

13
14
15
16
17
18
19
20

dengan menggunakan lidi kapas
Bersihkan bibir dengan deppers yang telah dicelupkan kedalam NaCl
Oleskan boraks gliserin secukupnya pada bibir menggunakan lidi kapas
Angkat bengkok yang berisi, deppers, lidi kapas , tisu dan pinset yang kotor
Bersihkan daerah sekitar mulut dengan tisu
Angkat perlak dan alasnya dan letakkan di rak
Rapikan pasien
Fase Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan
-Rapikan alat-alat (membawa ke tempat cucian untuk dibersihkan dan dikembalikan ke

0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5

tempat masing-masing)
-cuci tangan
Dokumentasikan
Jumlah skor
Ket skor:
0: tidak dilakukan
1: dilakukan tidak sempurna
2: dilakukan dengan sempurna

21

0,5
10
Evaluator
(

)

PENGUKURAN TANDA-TANDA VITAL
Tanda-tanda vital meliputi suhu tubuh,denyut nadi, pernafasan dan tekanan darah.
Mengukur tanda –tanda vital bertujuan untuk memperoleh data dasar, mendeteksi
atau memantau perubahan klien dan memantau klien yang berisiko untuk perubahan
kesehatan.
1. SUHU TUBUH
Suhu permukaan tubuh (suhu kulit,jaringan sub kutan dan lemak)berfluktuasi
sesuai
respon
terhadap
faktor
lingkungan
sehingga
tidak
ajeg(unreliable)untuk pemantauan status kesehatan klien.Oleh karena itu
lebih tepat mengukur suhu inti atau jaringan tubuh bagian dalam seperti
thorax dan rongga abdomen karena suhunya relatif konstan (± 370).sampai
saat ini, suhu inti tubuh diukur biasanya dengan termometer air raksa.Perawat
lebih menyukai menggunakan termometer elektronik yang memberikan
pengukuran lebih akurat hanya dalam waktu 2-60 detik. Pengukuran suhu
inti tubuh inti dapat dilakukan dengan empat cara yaitu oral,rektal,aksila dan
timpani
2. DENYUT NADI
Denyut nadi dapat dibedakan menjadi denyut nadi apikal dan perifer.Denyut
nadi apikal adalah denyut yang dirasakan pada daerah apeks jantung.Denyut
perifer adalah denyut yang dirasakan pada perifer tubuh seperti
leher,pergelangn dan kaki.Pada klien yang sehat, laju denyut perifer sama
dengan denyut jantung.Perubahan kesehatan klien dapat memperlemah
denyut perifer dan membuatnya sulit untuk dideteksi.Sehingga pengkajian
denyut perifer merupakan suatu komponen penting dalam pengkajian
kesehatan menyeluruh.
Lokasi denyut perifer yang paling umum digunakan adalah denyut radial.Palpasi
denyut radial dilakukan dengan meletakan tiga ujung jari pada pergelangan
anterior sepanjang tulang radius.Jika denyut teratur,hitunglah denyut selama 30
detik.Jika denyut tidak teraturkaji denyut,perhatikan
empat hal yaitu :
laju,ritme,kekuatan dan elastisitas arteri.
• Laju denyut kurang 60 kali permenit disebut Bradikardi (dapat dijumpai
pada atlet yang sehat dan terlatih).Denyut yang melebihi 100 kali
permenit disebut Takikardi, dapat juga dijumpai pada klien sehat yang
cemas atau baru selesai berolahraga
• Ritme denyut nadi reltif konstan dan interval diantara dua denyut teratur
pada orang sehat
• Mengkaji kekuatan denyut nadi dilakukan dengan memeriksa tekanan
yang dikeluarkan sebelum denyut dirasakan
•

Elastisitas arteri dikaji dengan melakukan palpasi sepanjang arteri radius
dengan arah dari proksimal ke distal.Arteri yang normal teraba halus,
lurus dan lunak

3. PERNAFASAN
Kajilah lajupernafasan klien dengan menghitung jumlah nafas selama 30
detik, dan kalikan dengan dua. Jika pemeriksa mendeteksi ketidakteraturan
atau kesulitan bernafas, hitung nafas selama 1 menit penuh. Perhatikan: laju
pernafasan pada beberapa klien dapat meningkat jika mereka sadar bahwa
nafas mereka sedang dihitung Untuk itu tetaplah pertahankan posisi atau
postur saat menghitung denyut radial pada saat menghitung pernafasan.
4. TEKANAN DARAH
Darah yang mengalir dan menyurut dalam sistem arteri seperti gerakan
gelombang, menyebabkan dua tekanan darah:tekanan sistolik dan diastolik.
Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada puncak gelombang, pada saat
ventrikel kiri kontraksi. Inilah yang pertama dicatat dalam pengukuran
tekanan darah. Tekanan diastolik adalah tekanan antara dua kontraksi
ventrikuler, saat jantung pada fase istirahat.

PENGUKURAN TTV
NO
A.
1.
2.
3.
B.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
C.
19.
20.
21.
22.

ASPEK PENILAIAN
FASE ORIENTASI
Mengucapkan salam & memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan prosedur
Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan
FASE KERJA
Memasang tirai / penutup
Mengatur posisi klien semifowler / supine
Mencuci tangan
Memakai sarung tangan
Membersihkan aksila yang lebih jauh dengan tissue, pasang
termometer dan letakkan tangan klien menyilang di atas dada
Menggulung lengan baju bagian atas pada lengan yang akan
dilakukan pengukuran tekanan darah
Melakukan palpasi arteri brachialis, memasang manset 2.5 cm diatas
arteri brachialis
Meletakkan diafragma stetoskop diatas arteri brachialis
Memompa manset sampai tekanan 30 mmHg diatas titik dimana
denyut tidak terdengar
Membuka katup dan membiarkan air raksa turun secara perlahan,
tentukan tekanan sistolik dan diastolik
Menghitung nadi selama satu menit penuh
Menghitung pernafasan selama satu menit penuh
Mengangkat termometer lalu membaca hasilnya
Mencuci termometer dengan air sabun, desinfektan dari arah
pangkal ke ujung termometer ( reservoir ). Kemudian dengan air
bersih dari ujung ke pangkal
Mengeringkan termometer dan menurunkan suhunya
FASE TERMINASI
Merapikan klien dan alat
Melepaskan sarung tangan dan mencuci tangan
Mengevaluasi respon klien
Mengucapkan salam
TOTAL

KONSEP ASEPSIS

BOBOT
2.5
5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
7.5
5
5
5
7.5
7.5
7.5
7.5
7.5
5
2.5
2.5
2.5
5
2.5
100
Perawat mempunyai peranan yang penting dalam meminimalkan terjadinya infeksi serta
penyebaran infeksi yaitu dengan cara melaksanakan tekhnik aseptik
Aseptik merupakan suatu keadaan dimana tidak adanya pathogen penyebab terjadinya suatu penyakit.
Teknik aseptic dilakukan untuk menjaga klien terbebas dari mikroorganisme. Ada dua tipe :
1.

Medical asepsis (teknik bersih)


Meliputi prosedur yang dilakukan untuk menurunkan dan mencegah penyebaran
mikroorganisme



Tindakan yang termasuk dalam teknik bersih adalah : cuci tangan, mengganti linen



Pada teknik bersih, suatu area dikatakan terkontaminasi jika diwaspadai/terdapat
pathogen. Misalnya : bedpan yang telah dipakai, lantai,kasa yang basah.

2.

Surgical asepsis (teknik steril)


Prosedur yang dilakukan untuk meniadakan mikroorganisme dari suatu area



Tindakan yang termasuk dalah teknik steril adalah : sterilisasi



Pada teknik steril, suatu area dikatakan tidak steril jika tersentuh benda yang tidak steril.
Misalnya : sarung tangan bagian luar tersentuh tangan, alat steril tersentuh tangan.

Scrubbing (Cuci Tangan)
Cuci tangan merupakan tindakan yang penting untuk dilakukan dengan tujuan mencegah
mikroorganisme baik dari perawat ke klien maupun klien ke perawat.
Menurut Larson, ’82 dan Aylette, ’92 pelaksanaan cuci tangan tergantung pada :


Intensitas/frekuensi kontak dengan klien dan bahan yang terkontaminasi



Tingkat/jumlah kontaminasi yang akan terjadi



Ketahanan klien dan tim kesehatan terhadap infeksi

Cuci tangan harus dilakukan pada saat :


Awal mulai shift



Sebelum dan sesusah kontak dengan klien



Sebelum melakukan prosedur invasive



Sebelum dan sesudah melakukan perawatan luka



Setelah kontak dengan cairan tubuh, meskipun sudah menggunakan sarung tangan



Setelah selesai shift, sebelum pulang
Pelaksanaan cuci tangan minimal dilakukan selama 10-15 detik.Penggunaan sabun anti mikroba
dilakukan jika perawat ingin menurunkan jumlah mikroba, termasuk saat kontak dengan klien lansia,
yang mengalami imunosupresi, mengalami kerusakan pada sistim integumen dan saat akan melakukan
tindakan invasive. Contoh sabun antimikroba adalah : Klohexidin glukonat,alcohol dan iodofor.
Gloving ( Memakai Sarung tangan )
Sarung tangan digunakan untuk mencegah terjadinya transmisi pathogen baik secara
langsung maupun tidak langsung. Penggunaan sarung tangan menurut CDC (Centrr for Disease
Control and Prevention ) akan menurunkan :


Kemugkinan terjadinya kontak dengan mikroorganisme yang infeksius



Resiko penyebaran flora endogen dari perawat ke klien



Resiko penyebaran mikroorganisme dari klien ke perawat

Sarung tangan digunakan pada saat :


Mengalami luka pada kulit



Melakukan tindakan invasive



Beresiko untuk terpapar dengan darah dan cairan tubuh
REFERENSI
1. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A.,(1999). Fundamental Keperawatan Konsep proses dan
praktek.EGC: Jakarta
2. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A., Yasmin, Asih (editor). (1999). Buku Saku Ketrampilan Dan
Prosedur Dasar. EGC: jakarta
3. Taylor, C., Lilis, C., and LeMone, P., ( 1998 ). Fundamental of Nursing : the art and science of
nursing care ‘Lippincott.
MENCUCI TANGAN (SCRUBBING)
NO
1
2

3
4
5
6
7
8

9
10

ASPEK YANG DINILAI

bobot

Menyiapkan alat:air hangat mengalir, cairan desinfektan dan
pompanya, sikat steril. Lidi kuku
Mengecek:
-pastikan topi dan masker sudah terpasang dengan benar dan nyaman
dipakai,
-pastikan lengan baju diatas siku, kuku jari tangan pendek, perhiasan
(gelang, cincin, jam tangan) dilepas
Membasahi tangan dengan air sampai lengan bawah (siku)
Mengambil cairan desinfektan dan meratakannya ke seluruh
permukaan tangan sampai siku
Membilas tangan dengan posisi telapak tangan lebih tinggi dari siku
Membersihkan kuku-kuku dengan nail cleaner/lidi kuku (bila kuku
kotor)
Menggossok dengan sikat mulai dari telapak tangan, punggung
tangan, ujung kuku, sela-sela jari
Kemudian menggosok bagian atas lengan tangan sampai selesai
dilanjutkan dengan bagian atas lengan tangan yang lain, dilanjutkan
menggosok lengan bawah sampai bawah siku dilanjutkan menggosok
bagian lengan bawah pada tangan yang lain dengan posisi telapak
tangan lebih tinggi dari siku
Membilas dengan air mengalir dengan posisi telapak tangan lebih
tinggi dari siku
Menghindari tangan menyentuh benda lain yang tidak steril
disekitarnya

0,5

total

10

1

1
1
1
1
1
1,5

1
1
MEMAKAI GAUN OPERASI (GOWNING)
Tujuan :
Mencegah terjadinya kontaminasi dari perawat
Mencegah pindahnya mikroorganisme dari perawat (teknik pertahanan)
N
O
1

2
3

4
5

6

ASPEK YANG DINILAI

bobot

Menyiapkan alat: pengering tangan (handuk, waslap), gaun operasi
Mengecek:
Cuci tangan sudah dilakukan
Tangan tidak menyentuh benda lain yang tidak steril disekitarnya
Mengeringkan tangan dengan handuk/waslap steril
Mengambil baju dengan cara mengambil baju pada ban leher dengan
tangan kiri sedang tangan kanan diangkat setinggi bahu.
Masukkan tangan kanan dengan posisi membentang ke lubang lengan
baju
Setelah itu menyusul masukkan tangan kiri ke lubang lengan baju
berikutnya tanpa menyentuh bagian luar baju.
Perawat yang menggunakan gaun steril maju dan kemudian tali baju
yang ada di leher dan pinggang bagian belakang ditalikan oleh orang
kedua (asisten) dengan hati-hati, jangan sampai menyentuh baju
bagian depan serta menalikannya dg simpul sederhana agar mudah
melepasnya
Menghindari menyentuh benda lain di sekitarnya

1

total

10

1
2

2
2

2
MEMAKAI SARUNG TANGAN (GLOVING)
NO
1

2
3

4
5

6
7

ASPEK YANG DINILAI

bobot

Menyiapkan alat:
Pack yang berisi sarung tangan
Meja/permukaan yang bersih/steril untuk meletakkan pack sarung
tangan
Mengecek :
Gaun operasi sudah dikenakan secara benar
Gaun operasi tidak tidak menyentuh benda lain yang tidak steril
Ambil sarung tangan pertama dari pack dengan cara memegang
manset (lipatan sarung tangan) bagian dalam.
Sarung tangan diangkat dan jauh dari badan, seatas pinggang, sarung
tangan bagian jari-jari berada di bawah
Selipkan atau masukkan tangan pertama pada sarung tangan..
Hanya boleh memegang bagian dalam sarung tangan saja
Ambil sarung tangan kedua dari pack dengan tiga jari tangan yang
sudah menggunakan sarung tangan di sisi bawah manset. Angkat
sarung tangan jauh dari badan setinggi pinggang, masukkan tangan
ke dua kedalam sarung tangan dan hanya boleh memegang bagian
dalam sarung tangan saja
Tarik sarung tangan setinggi pinggang dengan tangan pertama yang
sudah memakai sarung tangan tanpa menyentuh kedua lengan
Menghindari menyentuh benda lain disekitarnya

1,25

total

10

1,25
1,5

1,5
1,5

1,5
1,5
PEMERIKASAAN FISIK : KEPALA DAN LEHER
Pemeriksaan ini meliputi inspeksi, palpasi, dan auskultasi diarea kepala dan leher.
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan status neurology, terutama tes syaraf cranial
dan juga pemeriksaan tekanan vena jugular,
Pemeriksaan Neurologi meliputi :
1. Status mental klien
2. Tingkat kesadaran : GCS, sadar – koma
3. Fungsi syaraf cranial
4. Fungsi motorik
5. Relaks
6. Koordinasi gaya dan berjalan
7. Fungsi sensorik
Pada bagian ini hanya akan dibahas mengenai pemeriksaan syaraf cranial dan
tekanan vena jugular.
Pemeriksaan Nervus Cranial
Nervus Cranial
Fungsi
I.
Penciuman
Olfaktorius

II
Optikus

Penglihatan

III.
Okulomotorius

Mengangkat kelompak
mata atas dan
konstruksi pupil
Gerakan mata ke bawah
dank e dalam
Gerakan wajah

IV.
Toklearis
V.
Trigeminus

Pemeriksaan
 Minta klien menutup mata
 Tutup 1 lubang hidung
 Tes penciuman dengan
cengkeh,kopi dll
 Tes snellen chart atau dengan
membaca Koran dengan berbagai
ukuran huruf yang berbeda
 Tes lapang pandang
 Ukuran pupil
 Ptosis kelopak mata
 Mata mengikuti gerak benda ke
bawah
*M : Katupkan gigi,gerakan rahang
kesamping ….Raba kekuatan dan
kontraksi
*S : Sentuhkan kapas yang
diruncingkan ke kornea…..Berkedip
VI
Abdusens

Deviasi mata ke lateral

VII
Facialis

Ekspresi wajah dan
indra perasa

VIII.
Vestibulokoklearis

Keseiimbangan dan
pendengaran

IX.
Glosofaringeus

Menelan, reflek
muntah, salvias

X.
Vagus

Faring-laring

XI.
Asesoris

Otot
sternokleidomastoideus,
Otot trapezius

XII.
Hipoglosus

Gerakan lidah

Mata mengikuti
gerak benda tanpa
gerak kepala
 Untuk tersenyum,
merengut dan lihat
kesimetrisan antara
wajah kanan dan
kiri,
menggembungkan
pipi
 Tes rasa asam dan
manis. Dilidah
bagian depan
 Dengar bisikan dari
jarak 2 kaki
 Tes Rine dan Weber
 Lihat palatum mole saat
mengatakan “ah”….terangkat
simetris
 Menelan air


 Muntah…Dengan tonge
spatel disentuhkan dibelakang
lidah
 Salivasi….Tes asam dan
manis dibelakang lidah
 Putar kepala kesalah satu
arah…lawan dengan tangan
pemeriksa
 Angkat bahu…..lawan
kebawah oleh tangan
pemeriksa
 Julurkan lidah,
gerakan ke kanan
dank e kiri kearah
pipi…lawan
dengantangan
pemeriksa
PEMERIKSAAN JUGULAR VENOUS PRESSURE (JVP)
Pulsasi vena jugular
• Pulsasi vena jugular dan tekanan vena jugular dapat diartikan sebagai
tekanan dan pulsasi venajugular interna.
• Meskipun vena jugular interna terletak jauh dibawah otot
sternokleidomastoideus, pulsasi dari pembuluh darah vena dapat terlihat
dibawah kulit
• Vena jugular interna kanan merupakan saluran langsssung dari atrium kanan
dibandingkan vena jugular interna kiri. Pemeriksaan tekanan dan pulsa pada
vena jugular interna kanan merupakan pilihan terbaik
• Pemeriksaan vena jugular eksterna tidak disarankan, kaaarena vena jugular
eksterna memiliki katup-katup dan melewati otot-otot wajah yang dapat
menghalangi transmisi pulsa dan tekanan dari atrium kanan.
• Bedakan pulsasi vena jugular interna dengan pulsasi arteri karotis :
 Pulsasi vena jugular interna menurun saat inspirasi dan meningkat
saat ekspirasi. Hal ini tidak terjadi pada aaarteri karotis
 Pada saat terjadi valsava maneuver, terjadi peningkatan tekanan intra
thorak dan juga pulsasi vena jugular interna. Tetapi tidak terjadi pada
arteri karotis.
 Pulsasssi vena jugular interna terlihat pada permukaan kulit tapi tidak
dapat teraba.Sedangkan pulsasi arteri karotis terletak lebih dalam dan
teeraba.
Tekanan Vena Jugular
• Point tertinggi pulsasi vena disebut “kepala”. Tinggi kepala ini bervariasi pada
respirasi : menurun paa inspirasi ketika tekanan negative tekanan intra thorak
meningkatkan kembalinya aliran vena ke jantung ; meningkat saat tekanan
positif intra thorak ‘impedes’aliran vena ke jantung
• Rata-rat dari aliran ini (antara inspirasi dan ekspirasi)mencerminkan tekanan
hidrostatik di atrium kanan, nilai normalnya 6-110 cmH2O
• Jugular venous pressure (JVP) biasanya diperlihatkan sebagai tinggi vertical
pe,mbuluh vena (kepala cm) dihubingkan dengan sudut sternum (angle of
Louis)
• Dengan bantuan 2 buah penggaris, tinggi vertical yang dihubungkan sudut
sternum dapat ditentukan dengan “method of triangulation”
• Sudut sternum terletak 5 cm diatas atrium kanan pada dewasa-sama pada
posisi ssupine, reclining ataupun duduk-tekanan hidrostatik diatrium kanan
(cm H2O) setara dengan tinggi vertical (cm) “ Kepala” vena diatas sudut sterna
ditambah 5 cm.
• Pada kondisi klien yang normal, “kepala” pulsasi vena jugular biasanya
terlihat setinggi klavikula saat posisi tubuh dinaikan dengan sudut 45o
• Dengan kata lain, JVP dengan nilai lebih dari 5 cm diatas sudut sternal disebut
terjadi peningkatan.
Prosedur Pemeriksaan JVP :
1. Dibutuhkan 2 buah penggaris centimeter untuk pengukuran jika ada distensi
vena.
2. Baringkan tubuh klien. Awasi jika terjadi dyspnea.(Klien dengan distensi
vena leher sering tidak dapat berbaring lurus tanpa adanya Dyspnea)
3. Pemeriksa berdiri disebelah kanan klien, untuk memeriksa vena jugular
kanan.
4. Buka pakaian yang menutup leher dan dada klien
5. Tinggikan posisi kepala dengan sudut 45o dan tolehkan kepala klien ke arah
kiri
6. Lihatlah permukaan kulit leher secara tangensial ke seluruh bagian bawah
leher dengan cahaya yang cukup. Perhatikan pulsasi yang terjadi dan kepala
vena jugular interna
7. Jika terdapat pulsasi, mintalah klien untuk bernafas secara perlahan
memasukan dan mengeluarkan udara,observasi tinggi pulsasi selama
maneuver ini
8. Tentukan tinggi vertical pulsasi dihubungkan dengan sudut sternum dengan
metode triangulasi seperti gambar diatas. Jika tinggi vertical 3 cm, catat hasil
pemeriksaan sebagai berikut : 3 cm diatas susut sterna dengan posisi 45o
9. Ubahlah sudut elevasi dan ulangi pemeriksaan jika anda tidak dapat melihat
“kepala” pulsasi vena jugular
10. Hasil Normal :
 JVP normalnya tidak lebih dari 5 cm diatas susut sternum
 Saat klien dielevasi 450, kepala pulsasi vena jugular normal terlihat
setinggi klavikula
11. Hasil Abnormal :
 Peningkatan JVP biasanya terlihat pada kondisi gagal jantung kanan
 Peningkatan JVP juga merupakan tanda dari overload cairan, meskipun
tidddak terjadi gagal jantung.
 Peningkatan JVP dapat juga desebabkan oleh cardiac tamponade atau
perikarditis konstriktif.
 Peningkatan JVP jugaterlihat pada obstruksi vena kava superior.
TOOLS PENILAIAN PEMERIKSAAN FISIK KEPALA DAN LEHER

NO
A
1
2
3
4
5
6

PENILAIAN
FASE ORIENTASI
Memberi salam dan menyapa nama klien
Memperkenalkan diri
Melakukan kontrak
Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
Meminta ijin melakukan tindakan

B

FASE KERJA
Memasang tirai/penutup
mencuci tangan
memasang sarung tangan bersih
mengatur posisi klien supinasi
menanyakan keluhan klien pada bagian klepala & leher
melakukan pemeriksaan daerah kepala dengan benar:
a. rambut/kepala: warna, kebersihan, distribusi, lesi, massa,
kekuatan,kerontokan
b. muka : kesimetrisan, warna, distribusi rambut,sensasi ringan & nyeri,
gerakan wajah
c. mata: * alis : kesimetrisan, distribusi rambut alis
* rambut mata: kesimetrisan, distribusi & arah pertumbuhan
rambut.
* kelopak mata: keleluasaan kedipan
* tekanan bola mata
* konjungtiva & sklera: warna
* iris & pupil : warna, ukuran, reflek cahaya
* aparatus lakrimalis: pengeluaran
* gerakan mata
* test akomodasi & konvergensi
* lapang pandang
* visus
d. hidung :kesimetrisan, warna kulit, lesi, cairan yang keluar, test patensi,
septum hidung

7
8
9
10
11
12

BOBOT
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2

0.2
0.2
0.2
0.2
0.2

0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.8
13

14
C
15
16
17

e. telinga : kesimetrisan, pembengkakan, cairan yang keluar, cerumen,
benda asing, keadaan mastoid, test pendengaran
f. mulut & tenggorokan: keadaan bukal, gusi & gigi, lidah, uvula & langitlangit, tonsil, bau mulut, test rasa
leher: * inspeksi kesimetrisan, warna kulit, lesi, arteri karotis
* palpasi : kelenjar tirod & nodus limfa
* auskultasi : bruit arteri karotis
* ROM
merapikan klien dan alat
FASE ORIENTASI
melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
mengevaluasi respon klien
mengucapkan salam
TOTAL

0.8
0.8
0.5
0.5
0.5
0.5
0.2

0.2
0.2
0.2
10
TOOLS PENILAIAN PEMERIKSAAN FISIK THORAK

NO
A

PENILAIAN

BOBOT

1
2
3
4
5
6

FASE ORIENTASI
Memberi salam dan menyapa nama klien
Memperkenalkan diri
Melakukan kontrak
Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
Meminta ijin melakukan tindakan

0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2

7
8

FASE KERJA
Memasang tirai/penutup
mencuci tangan

0.2
0.25

9
10
11
12
13

memasang sarung tangan bersih
mengatur posisi klien duduk/supinasi
menanyakan keluhan pernafasan
menanyakan keluarga yang menderita penyakit yang sama
menanyakan pengobatan yang sudah dilakukan

0.2
0.2
0.2
0.2
0.2

14

melakukan inspeksi dada posterior dan anterior dengan benar
a. menghitung pernafasan
b. konfigurasi dada

0.5
0.5

c. kesimetrisan dada

0.5

B

15

16

melakukan palpasi thorak posterior dan anterior dengan benar
a. taktil fremitus
b. ekspansi pernafasan
melakukan perkusi thorak posterior dan anterior dengan benar

17

a. perkusi daerah paru
b. perkusi ekskursi diafragma
melakukan auskultasi thorak posterior dan anterrior dengan benar
( area trakhea, bronkhus dan paru )

1
1

1
1
1
18

merapikan klien dan alat

0.2

19
20
21

FASE ORIENTASI
melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
mengevaluasi respon klien
mengucapkan salam

0.25
0.2
0.2

C

TOTAL

10
PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG
BATASAN
Tindakan memeriksa dan mengkaji fungsi kardiovaskuler klien
TUJUAN
Untuk mendapatkan data tentang kondisi kesehatan klien
PRINSIP
1. Akurat dan sistematis
2. Menjaga privacy
ALAT
1. Stetoskop
2. Jam tangan dengan detik
3. Sarung tangan
FORMAT PENILAIAN PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG
NO.

TINDAKAN
0

A.
1.
2.
3.

FASE ORIENTASI
Mengucapkan salam & memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan prosedur
Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan

B.
4.
5.
6.
7.

FASE KERJA
Memasang tirai / penutup
Mencuci tangan
Memasang sarung tangan bersih
Menanyakan keluhan pada bagian jantung (nyeri dada
sebelah kiri,nyeri menjalar kelengan kiri,punggungg sampai
dagu,sesak nafas)
Menanyakan keluarga yang menderita penyakit yang sama
Menanyakan pengobatan yang sudah dilakukan
Melakukan inspeksi jantung (ictus cordis) dengan benar
Melakukan palpasi jantung dengan benar, menghitung
Heart Rate dengan benar dan membandingkannya dengan
nadi pasien
Melakukan perkusi jantung dengan benar
Melakukan auskultasi jantung dengan benar, meliputi
tempat auskultasi jantung dan BJ I dan II yang didengar
Merapikan klien dan alat

8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
C.
15.
16.
17.

FASE TERMINASI
Melepaskan sarung tangan dan mencuci tangan
Mengevaluasi respon klien
Mengucapkan salam
TOTAL

NILAI
1 2
PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN
NO
A
1
2
3
4
5
6
B
7
8
9
10
11
12
13
14

15
16

17

18
C

PENILAIAN
FASE ORIENTASI
Memberi salam dan menyapa nama klien
Memperkenalkan diri
Melakukan kontrak
Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
Meminta ijin melakukan tindakan
FASE KERJA
Memasang tirai/penutup
mencuci tangan
memasang sarung tangan bersih
mengatur posisi klien supinasi
menanyakan keluhan pada abdomen (kembung, mual)
menanyakan pola BAB & BAK
menanyakan pola makan & minum
melakukan inspeksi abdomen dengan benar
a. warna kulit, adanya eskar, striae, ostomi
b. bentuk dan kesimetrisan abdomen
c. umbilikus
melakukan auskultasi abdomen dengan benar
melakukan perkusi abdomen dengan benar
a. perkusi semua kuadran abdomen
b. perkusi hepar
a. perkusi limfa
b. perkusi ginjal
melakukan palpasi abdomen dengan benar
a. palpasi ringan dan sedang/dalam pada keempat kuadran
abdomen
b. palpasi hepar
c. palpasi limfa
d. palpasi ginjal
merapikan klien dan alat
FASE ORIENTASI

BOBOT

0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2

0.2
0.5
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5

0.5
0.5
0.5
0.5
0.2
19
20
21

melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
mengevaluasi respon klien
mengucapkan salam
TOTAL

0.5
0.2
0.2
10
TOOLS PENILAIAN PEMERIKSAAN FISIK EKSTREMITAS

NO
A
1
2
3
4
5
6
B
7
8
9
10
11
12
13
14

15

16

17
18
C
19
20
21

PENILAIAN
FASE ORIENTASI
Memberi salam dan menyapa nama klien
Memperkenalkan diri
Melakukan kontrak
Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
Meminta ijin melakukan tindakan
FASE KERJA
Memasang tirai/penutup
mencuci tangan
memasang sarung tangan bersih
mengatur posisi klien duduk/supinasi
menanyakan keluhan pada ekstremitas
menanyakan keluarga yang menderita penyakit yang sama
menanyakan pengobatan yang sudah dilakukan
melakukan inspeksi dada posterior dan anterior dengan benar
a. menghitung pernafasan
b. konfigurasi dada
c. kesimetrisan dada
melakukan palpasi thorak posterior dan anterior dengan benar
a. taktil fremitus
b. ekspansi pernafasan
melakukan perkusi thorak posterior dan anterior dengan benar
a. perkusi daerah paru
b. perkusi ekskursi diafragma
melakukan auskultasi thorak posterior dan anterrior dengan benar ( area
trakhea, bronkhus dan paru )
merapikan klien dan alat
FASE ORIENTASI
melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
mengevaluasi respon klien
mengucapkan salam
TOTAL

BOBOT
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2

0.2
0.25
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.5
0.5
0.5
1
1
1
1
1
0.2

0.25
0.2
0.2
10
TEPID SPONGING
Bentuk umum mandi terapeutik adalah tepid sponging. Tepid sponging
dilakukan bila klien mengalami demam tinggi. Prosedur ini meningkatkan control
kehilangan panas tubuh melalui evaporasi dan konduksi. Karena pendinginan terjadi
dengan lambat, fluktuasi suhu dapat dihindari. Penggunaan air hangat mencegah
menggigil, yang dapat menyebabkan kenaikan suhu tubuh akibat menggigilnya otot.
Orang tua dari anak-anak kecil harus belajar bagaimana melakukan tepid
sponging yang aman dirumah. Anak-anak kecil beresiko mengalami kejang bila
terjadi demam tinggi. Perawat pada lingkungan perawatan kesehatan dapat
melakukan tepid sponging sambil meminta instruksi tambahan dari dokter untuk
control suhu.
Peralatan:
•

baskom berisi air hangat 370C

•

selimut mandi

•

termometer raksa

•

termometer air

•

lap mandi / waslap 5 buah

•

sarung tangan disposible

•

perlak mandi

•

handuk sedang
TEPID SPONGING
NO

1
2
3
4

ASPEK YANG DINILAI
Fase Pre interaksi
Cek rencana keperawatan
Siapkan peralatan
Cuci tangan dan keringkan
Fase orientasi
Beri salam, Jelaskan tujuan dilakukan tepid sponge dan prosedur

BOBOT
0,25
0,25
0,5
0,5

pelaksanaan.
5
6
7
8

Beri kesempatan klien untuk bertanya
Jaga privasi klien
Ukur suhu , nadi, RR sebelum mulai kompres
Letakkan bantal tahan air atau perlak di bawah tubuh klien
Lepaskan pakaian klien

0,5
0,5
0,25
0,25

9

Ganti selimut dengan selimut mandi,

0,5

10
11

pertahankan selimut mandi diatas bagian tubuh yang tidak dikompres
Periksa suhu air. (370C)
Celupkan waslap atau lap mandi yang sudah basah dengan air hangat

0,25
0,5

di bawah masing-masing aksila dan lipat paha.
12

Bila menggunakan bak mandi rendam klien selama 20-30 menit
Dengan perlahan kompres bagian ekstremitas selama 5 menit. Periksa

0,5

respon klien.
13
14

Ekstremitas berlawanan ditutup dengan lap mandi dingin (air biasa)
Keringkan ekstremitas, ukur vital sign
Lanjutkan mengkompres ekstremitas lain , punggung dan bokong

0,5
0,5

15

setiap 3 sampai 5 menit. Kaji ulang suhu dan nadi tiap 15 mnt
Ganti air dan lakukan kembali kompres pada aksila dan lipat paha

0,5

16

sesuai kebutuhan
Bila suhu tubuh turun sedikit diatas normal (380C), hentikan prosedur

0,5

17

(untuk mencegah perubahan suhu tubuh ke tingkat subnormal)
Keringkan ekstremitas dan bagian tubuh secara menyeluruh. Selimuti

0,5

18

klien dengan selimut mandi
Lalu segera ganti selimut mandi dengan selimut, lepas perlak dan

0,5

ganti linen tempat tidur bila basah
6th Topic
Pemberian Obat

Learning Objectif :
Setelah Menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa dapat :
1. Mengelola pemberian obat secara benar
2. Mendemonstrasikan pemberian obat supositoria dengan benar
3. Melakukan injeksi IM dengan benar
4. Melakukan injeksi SC dengan benar
5. Melakukan injeksi IC dengan benar

Skenario
Ny. B, 40 thn, sudah 2 hr dirawat di ruang cempaka dengan anemia,
Ny. B mendapatkan terapi vitamin B 1x2mg/IM
Pertanyaan minimal :
1. Jelaskan tanggung jawab perawat dalam pengelolaan obat ?
2. Jelaskan macam – macam rute pemberian obat ?
3. Jelaskan lokasi pemberian obat dari masing – masing rute
tersebut ?
4. Jelaskan tahap – tahap pemberian obat yang aman ?

Masalah Keperawatan :
1. Nyeri akut
2. Defisit pengetahuan
3. Resiko infeksi

PEMBERIAN OBAT
Memberikan obat dengan aman dan akurat merupakan salah satu tanggung jawab
perawat. Tanggung jawab perawat dalam pengobatan adalah :
1. Memahami aksi dan efek samping obat
2. Memberikan obat dengan benar
3. Memonitor respon klien
4. Membantu klien menggunakan obat dengan benar
Cara penggunaan obat
Obat dapat digunakan melalui berbagai macam cara. Cara yang dipakai didasarkan
pada bentuk obat, efek yang diinginkaan baik fisik maupun mental
1. Oral
a. Oral
Pemberian obat melalui mulut merupakan cara paling mudah dan paling
sering digunakan. Obat yang digunakan biasanya memiliki onset yang lama dan
efek lebih lama
b.

Sublingual
Obat yang diberikan melalui sublingual, dirancang agar segera diabsorbsi
setelah diletakan dibawah lidah. Obat ini tidak boleh ditelan, karena jika ditelan
efek yang diharapkan tidak dapat dicapai. Selain itu klien tidak diperkenankan
minum sebelum obat menjadi larut. Obat yang biasa diberikan antara lain :
Nitroglyserin
c. Buccal
Obat yang solid diberikan pada mukosa pipi hingga obat terlarut. Bila obat
diberikan beberapa kali, klien diminta untuk menggunakan sisi pipi secara
bergantian, untuk mencegah terjadinya iritasi. Klien tidak boleh mengunyah atau
menelan obat. Obat ini hanya bekerja pada mukosa atau jika telah tertelan akan
bekerja secar sistemik
Meskipun pemberian obat melalui mulut lebih mudah, serta disukai oleh
klien, akan tetapi ada beberapa klien tidak diperkenan melakukanya. Pemberian
obat melalui oral tidak diperbolehkan pada klien yang memilikigangguan fungsi
gastrointestinal,motilitas menurun (misalnya setelah anestesigeneral(, serta pasca
operasi sistim gastrointestinal. Selain itu medikasi oral juga tidak diperkenankan
pada klien dengan gastric suction.
Kerugian yang terdapat pada medikasi oral adalah klien yang tidak sadar
sepenuhnya, tidak dapat menelan atau meletakan obat dibawah lidah. Medikasi
oral dapat menimbulkan rasa tidak enak dan dapat merusak lintasan
gastrointestinal,perubahan warna pada gigi.
2. Parenteral
Pemberian obat melalui parenteral merupakan pemberian obat melalui
jaringan tubuh. Ada beberapa cara pemberian obat melalu parenteral :
a. Subcutan (SC), obat disuntikan melalu jaringan antara dermis dan kulit
b. Interadermal(ID), obat disuntikan melaui dermis, dibawah epidermis
c. Intramuskular (IM), Obat disuntikan ke jaringan otot.
d. Intravena (IV), obat disuntikan melaui vena
Pemberian obat parentral, merupakan plihan jka pemberian obat melalu mulut
merupakan kontraindikasi. Obat yang akan diberikan akan lebih cepat terabsorbsi
dibandingkan dengan oral atau topikal.
Beberapa kerugian ditimbulkan oleh pemberian obat melalui parenteral, antara
lain : adanya resiko untuk terjadinya infeksi, obat lebih mahal, klien mengalami
tusukan jarum. Selain itu adanya resiko terjadinya kerusakan jaringan dengan cara
SC. Pemberian obat dengan IM atau IV lebih beresiko karena cepat terabsorbsi.
Pada banyak klien, terutama anak-anak cara ini menimbulkan ketakutan.
3. Topical
Pemberian Obat Kulit Topikal
Tujuan pemberian obat topical:
1. Mempertahankan hidrasi permukaan kulit
2. Melindungi bagian atas kulit
3. Mengurangi iritasi kulit local
4. Membuat anestesi local
5. Mengobati infeksi,abrasi atau iriatasi
Peralatan:
1.
Agens
topical
yang
diresepkan
(krim,losion,aerosol,spray,bubuk/serbuk,koyo)perban steril)
2. Baskom yang berisi air hangat,lap,handuk,dan sabun yang tidak mengeringkan
3. Kain perban, plastik penutup,atau plester
4. Hands scoon steril atau sekali pakai
5. Catatan pemberian medikasi
Mencatat KU;hasil dari pemberian obat;Tanggal dan jam pemberian obat,nama
obat yang diberikan dan nama perawat yang memberikan obat
LANGKAH
1. Tinjau kembali kekuatan,waktu pemberian dan tempat pengolesan obat
Perhatikan kondisi kulit klien secara menyeluruh.Cuci area yang sakit, bang sema
debris dan kulit yang mengering (gunakan sabun yang tidak mengeringkan)
Memastikan bahwa obat akan diberikan secara aman dan akurat
2. Pengoles berujung kapas ata spatel lidah.Memberikan dasar untuk menentkan
perubahan kondisi kulit dalam menjalani terapi.Kulit hars bersih untuk
pengkajian yang benar Membuang debris untuk meningkatkan penetrasi obat
topical terhadap kulit. Pembersihan dapat menghilangkan tempat hidup MO
dalam debris.Pembersihan juga membuang sisa-sisa obat sebelumnyaehingga
tidak akan terjadi over dosis.
3. Keringkan kulit atau pajanan keudara yang kering Kelembapan yang berlebihan
dapat mengganggu pemerataan agens topical
4. Jika kulit sangat kering dan mengelupas, oleskan agens topical sewaktu kulit
masih lembab mempertahankan kelembapan lapisa kulit
5. Letakkan agens topikal pada sarung tangan jika diindikasikan. Sarung tangan
sekali pakai digunakan ketika mengoleskan agens pada lesi kulit
6. Oleskan agens topikal
Krim,Salep, dan losion berbahan mengandng minyak
1. Letakkan 1- 2 sendok teh medikasi pada telapak tangan dan lunakkan dengan
menggosok secara cepat diantara dua tangan Melembutkan agens topical akan
memdahkan mengoleskannya pada kulit
• Medikasi lainnya sedikit dan halus ,oleskan secara merata dipermukaan kulit
dengan menggnakan usapan yang panjang dan merata dengan mengikuti
pertumbuhan rambut Memastikan penyenbaran medikasi yang merata.
Mencegah iritasi pada folikel rambut
• Jelaskan pada klien bahwa kulit akan berminyak setelah diolesi agens
topikalSalep sering mengandng minyak
Spray Aerosol
• Baca label sesuai jarak yang dianjurkan untuk pemakaian yang
efektifMencampur isi dengan propelan ntk memastikan penyebaran spray yang
baik dan merata
• Jika dada atas atau leher terkena spray ,beritahu klien untuk memalingkan wajah
menjauhi spray.Pegang handuk didepan wajah klien untuk saat penyemprotan
obatJarak yang tepat menjamin spray mengenai permukaan kulit
.Memeganggang botol terlal kuat mengakibatkan
• Semprotkan medikasi secara merata disekitar daerah yang terkena( pada beberapa
kasus spray diberi waktu untuk beberapa detik tertentu)
Losion mengandung suspensi
• Kocok botol secara tepat
• Oleskan sedikit losion pada kain perban atau alas dan gunakan pada kulit dengan
mengusapkan nya secara merata mengikuti arah pertumbhan rambut kulit
• Jelaskan pada klien bahwa area yang diolesi losion terasa dingi dan kering
•
•
•

Pastikan bahwa seluruh permukaan kulit mengering
Tebarkan bagian lipatan kulit seperti diantara jari kaki ata dibawah lengan
Taburi area kulit secara lembut dengan menggunakan dispenser sehingga area
kulit tertutup dengan lapisan serbuk yang lembut dan tipis
8. Tutup area kulit dengan membalutnya jika diianjurkan dokter.
Pemberian obat melalui anus /rektal
Pengertian:
Memberikan obat-obat tertentu melaui anus tau rektum
Dengan cara: mengoleskan obat dan memasukkan obat suppositoria
Tjuan mengoleskan obat:sebagai pengobatan atau mengurangi rasa sakit
Dilakukan pada pasien: dengan hemoroid, luka/ fisura pada anus
Memasukkan Suppositoria Rektal
Tujuan:
Pengobatan,mengurangi rasa sakit, otot pernafasan menjadi kendor, feses menjadi
lunak dan bang air besar menjadi terangsang.
Dilakukan pada pasien:
Penyakit hemoroid misalnya obat ultraprokt,anusol
Penyakit asma bronkhial, misalnya obat aminopilin, konstipasi misalnya profenit
Aminopilin supositoria bekerja secara sistemik ntuk mendilatasi bronkhial respiratori
dulkolak untuk meningkatkan defekasi yang bekerja secara lokal. Perawat harus
memperhatikan terutama pada penempatan supositoria dengan benar pada dinding
mukosa rektal ,melewati spinter anal interna sehingga supositoria tidak akan
dikeluarkan Klien yang mengalami pembedahan ata perdarahan rektal tidak boleh
diberikan supositoria.
Peralatan:
1. Supositoria rektal . (suppositoria harus disimpan dalam lemari es agar tidak
meleleh
2. Jeli pelumas (larut air)
3. Sarung tangan sekali pakai
4. Tisu
5. Duk
6. Catatan pemberian obat
Langkah:
1. Tinjau ulang nama obat,dosis dan rute pemberian Meyakinkan bahwa obat akan
diberikan secara aman dan akurat
2. Minta klien untuk melakukan posisi sim (sims) dengan kaki atas fleksi ke depan
Memajankan anus dan membant klien merilekskan spinter anal eksternal
3. Pertahankan klien tertutup duk dengan hanya area anal yang terpajan Penutupan
klien mempertahankan privasi dan memudahkan relaksasi
4. Periksa kondisi anus eksternal dan palpasi dinding rektal .Lepaskan sarung
tangan dengan menariknya kedalam dan menempatkannya dalam wadah yang
tepat Menetapkan adanya perdarahan rektal aktif
5. Kenakan sepasang sarung tangan baru Mengurangi penularan infeksi
6. Lepaskan supositoria dari wadahnya dan beri pelumas pada sekitar jung dengan
jeli . Beri pelumas sarng tangan pada jari telunjuk tangan dominan anda
Pelumasan mengurangi friksi saat supositoria masuk kerektum
7. Minta klien untuk merilekskan spinter anal Mendorong supositoria melalui
spinngter yang konstriksi menyebabkan nyeri
8. Regangkan bokong klien dengan tangan nondominan anda. Dengan jari telunjuk
yang tersarungi ,masukkan supositoria dengan perlahan melalui anus ,melalui
spinter anal internal dan mengenai dinding rektal : masukkan seluruh jari pada
orang dewasa, kira-kira 5 cm pada anak –anak dan bayi.Supositoria harus
ditempatkan mengenai mukaosa rektal untuk absorpsi dan kerja terapeutik.
9. Tarik jari anda dan bersihkan area anal klien . Memberikan klien rasa nyaman
10. Instruksikan klien ntk tetap berbaring telentang ata miring selama 5 menit
Mencegah keluarnya supositoria
11. Bila supositoria mengandung laksatif atau pelunak feses ,tempatkan lampu
pemanggil dalam jangjauan klien sehingga ia dapat mencari bantuan untuk
mengambil pispot ata kamar mandi Mampu untk memanggil bantuan
memberikan klien rasa kontrol terhadap eliminasi
12. Buang sarung tangan membalik bagian dalam keluar dan buang dalam wadah
yang tepat Membuang sarng tangan dengan cara ini mengurangi pemindahan
mikroorganisme
Kewaspadaan perawat
Mungkin perlu merapatkan bokong klien sebentar untuk menahan dorongan defekasi
Respon klien yang membuthkan tindakan dengan segera
1. Reaksi Alergi :
Tetap tenang dan tenangkan klien.Cari bantuan tetapi tetap bersama klien .Mulai
pemberian oksigen bila klien merasa sesak nafas.Ukur tanda vital sesuai
kebutuhan Ikuti kebijakan lembaga mengenai reaksi alergi
2. Respons vagal refleks (melambatnya frekuensi jantung) sebagai akibat stimulasi
rektal berlebihan:
Tetap tenang dan tenangkan klien .Tetap bersama klien ,cari bantuan dan berikan
pelumas tambahan.
3. Klien melaporkan rasa terbakar atau nyeri pada insersi:
Berikan pelumas tambahan
4. Klien menolak obat:
Identifikasi alasan klien menolak obat,bila obat disembunyikan dokumentasikan
penolakan.Bila obat penting dokumentasikan penolakan dan beritahu dokter.

10 TAHAP PEMBERIAN OBAT DENGAN AMAN (10 BENAR OBAT)
1.
2.
3.
4.
5.

mengetahui pasien
mengetahui obat
komunikasi dengan jelas
hati-hati dengan obat yang memiliki nama mirip atau bentuk mirip
ketat dan lakukan standarisasi thd penyimpanan, persediaan dan distribusi
obat
6. periksa alat-alat yang digunakan
7. jangan menyabotase diri sendiri
8. lakukan pendidikan thd petugas
9. dorog klien untuk menjadi bagian dari pengamanan obat
10. tentukan target pada proses, bukan pada pelaku
REFERENSI
1. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A.,(1999). Fundamental Keperawatan Konsep proses dan
praktek.EGC: Jakarta
2. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A., Yasmin, Asih (editor). (1999). Buku Saku Ketrampilan Dan
Prosedur Dasar. EGC: jakarta
3. Taylor, C., Lilis, C., and LeMone, P., ( 1998 ). Fundamental of Nursing : the art and science of
nursing care ‘Lippincott.

PENILAIAN PEMBERIAN OBAT
NO

ASPEK YANG DINILAI

BOBOT

Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan
Menjelaskan langkah prosedur
Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien
Menjaga privasi klien
Fase Kerja
Mencuci tangan
Memakai sarung tangan
Mengatur posisi klien
Memasang pengalas
Mendekatkan alat
A. Injeksi Intramuskuler (IM)
Menentukan area penyuntikan
Melakukan desinfeksi pada area yang ditentukan
Melepaskan tutup jarum dengan menggunakan teknik satu tangan
Masukkan jarum kedalam muskulo dengan sudut 900 dengan tangan yang tidak
dominan meregangkan atau mencubit sekitar area penyuntikan (disebutkan)*
Mengaspirasi dan mengobservasi jika ada darah yang masuk ke dalam spuit*
Memasukkan obat pelan-pelan
Mencabut jarum sambil menekan tempat tusukan dengan kapas alkohol.
Massage bagian tsb
Mengobservasi adanya perdarahan superfisial
Menutup jarum dengan teknik satu tangan

0,25
0,5
0,5
0,5
0,25

Fase Orientasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

0,25
0,5
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
1
1
0,25
0,25
0,25
0,25
Mengambil perlak dan pengalas
Melepas sarung tangan
Mengembalikan klien pada posisi yang nyaman
Merapikan pasien
B. Injeksi Intracutan (IC)
Menentukan area penyuntikan
Melakukan desinfeksi pada area yang ditentukan
Melepaskan tutup jarum dengan menggunakan teknik satu tangan
Memasukkan jarum dengan sudut 150, dengan tangan yang tidak dominan
meregangkan area sekitar penyuntikan *
Memasukkan obat pelan-pelan sampai tampak bulatan menonjol
Menarik jarum dan jangan melakukan masage. Tandai bulatan yang menonjol
dengan pena
Menutup jarum dengan teknik satu tangan
Mengambil perlak dan pengalas
Melepas sarung tangan
Mengembalikan klien pada posisi yang nyaman
Merapikan pasien
C. Injeksi Subkutan (SC)
Menentukan area penyuntikan
Melakukan desinfeksi pada area yang ditentukan
Melepaskan tutup jarum dengan menggunakan teknik satu tangan
Memasukkan jarum dengan sudut 450, dengan tangan yang tidak dominan
meregangkan area sekitar penyuntikan
Memasukkan obat pelan-pelan
Mencabut jarum sambil menekan tempat tusukan. Massage bagian tsb kecuali
kontraindikasi
Menutup jarum dengan teknik satu tangan
Melepas sarung tangan
Mengembalikan klien pada posisi yang nyaman
Merapikan pasien
D. Supositoria
Membantu klien pada posisi Sim, jaga agar hanya pada bagian anus saja yang
terbuka
Keluarkan supositoria dari bungkusnya, lumasi ujung supositoria dan tangan
yang dominan dengan dengan jely atau pelumas larut air
Minta klien tarik nafas dalam dengan perlahan melalui mulut agar spingter anus
relaksasi*
Retraksi bokong dengan tangan tidak dominan. Masukka supositoria dengan
perlahan melalui anus melalui sfingter internal dan kearah dinding rektum, 10
cm pada dewasa 5 cm pada anak dan bayi *.
menganjurkan klien untuk menahan ±15 menit agar obat tidak keluar sehingga
bereaksi optimal
melepas sarung tangan
Fase Terminasi

0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,5
0,25
1
1
0,5
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,5
0,25
1
1
0,5
0,5
0,25
0,25
0,25
0,5
0,5
1,25
1,5
0,75
0,25
12
13
14
15
16

Mengevaluasi respon klien
Membereskan alat
Mencuci tangan
Mengucap salam
Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
total

0,5
0,25
0,25
0,25
0,5
10

More Related Content

What's hot

Modul 9 kb 2
Modul 9   kb 2Modul 9   kb 2
Modul 9 kb 2
pjj_kemenkes
 
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakitModul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
pjj_kemenkes
 
Modul 8 kb 2
Modul 8   kb 2Modul 8   kb 2
Modul 8 kb 2
pjj_kemenkes
 
9. pelayanan keluarga berencana 2
9. pelayanan keluarga berencana 29. pelayanan keluarga berencana 2
9. pelayanan keluarga berencana 2
pjj_kemenkes
 
Pedoman praktikum 3 kdk 1
Pedoman praktikum 3 kdk 1Pedoman praktikum 3 kdk 1
Pedoman praktikum 3 kdk 1
pjj_kemenkes
 
Sap makro kdpk pengaturan posisi AKBID YKN RAHA
Sap makro kdpk pengaturan posisi AKBID YKN RAHA Sap makro kdpk pengaturan posisi AKBID YKN RAHA
Sap makro kdpk pengaturan posisi AKBID YKN RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 3 cetak
Modul 3 cetakModul 3 cetak
Modul 3 cetak
pjj_kemenkes
 
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
 Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
pjj_kemenkes
 
Modul 3 kdk ii
Modul 3 kdk iiModul 3 kdk ii
Modul 3 kdk ii
pjj_kemenkes
 
Praktikum 2
Praktikum 2Praktikum 2
Praktikum 2
pjj_kemenkes
 
Laporan kegiatan residensi 2
Laporan kegiatan residensi 2Laporan kegiatan residensi 2
Laporan kegiatan residensi 2
Neng Ningrum
 
Modul 8 kb 3
Modul 8   kb 3Modul 8   kb 3
Modul 8 kb 3
pjj_kemenkes
 
Modul 7 kb 3
Modul 7   kb 3Modul 7   kb 3
Modul 7 kb 3
pjj_kemenkes
 
Modul 2 cetak
Modul 2 cetakModul 2 cetak
Modul 2 cetak
pjj_kemenkes
 
Modul 4 cetak
Modul 4 cetakModul 4 cetak
Modul 4 cetak
pjj_kemenkes
 
Modul 1 kb 2
Modul 1   kb 2Modul 1   kb 2
Modul 1 kb 2
pjj_kemenkes
 
Modul 7 kb 4
Modul 7   kb 4Modul 7   kb 4
Modul 7 kb 4
pjj_kemenkes
 
Modul 5 cetak
Modul 5 cetakModul 5 cetak
Modul 5 cetak
pjj_kemenkes
 

What's hot (19)

Modul 9 kb 2
Modul 9   kb 2Modul 9   kb 2
Modul 9 kb 2
 
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakitModul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
 
Modul 8 kb 2
Modul 8   kb 2Modul 8   kb 2
Modul 8 kb 2
 
9. pelayanan keluarga berencana 2
9. pelayanan keluarga berencana 29. pelayanan keluarga berencana 2
9. pelayanan keluarga berencana 2
 
Pedoman praktikum 3 kdk 1
Pedoman praktikum 3 kdk 1Pedoman praktikum 3 kdk 1
Pedoman praktikum 3 kdk 1
 
Sap makro kdpk pengaturan posisi AKBID YKN RAHA
Sap makro kdpk pengaturan posisi AKBID YKN RAHA Sap makro kdpk pengaturan posisi AKBID YKN RAHA
Sap makro kdpk pengaturan posisi AKBID YKN RAHA
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 3 cetak
Modul 3 cetakModul 3 cetak
Modul 3 cetak
 
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
 Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
 
Modul 3 kdk ii
Modul 3 kdk iiModul 3 kdk ii
Modul 3 kdk ii
 
Praktikum 2
Praktikum 2Praktikum 2
Praktikum 2
 
Laporan kegiatan residensi 2
Laporan kegiatan residensi 2Laporan kegiatan residensi 2
Laporan kegiatan residensi 2
 
Modul 8 kb 3
Modul 8   kb 3Modul 8   kb 3
Modul 8 kb 3
 
Modul 7 kb 3
Modul 7   kb 3Modul 7   kb 3
Modul 7 kb 3
 
Modul 2 cetak
Modul 2 cetakModul 2 cetak
Modul 2 cetak
 
Modul 4 cetak
Modul 4 cetakModul 4 cetak
Modul 4 cetak
 
Modul 1 kb 2
Modul 1   kb 2Modul 1   kb 2
Modul 1 kb 2
 
Modul 7 kb 4
Modul 7   kb 4Modul 7   kb 4
Modul 7 kb 4
 
Modul 5 cetak
Modul 5 cetakModul 5 cetak
Modul 5 cetak
 

Viewers also liked

Format penilaian keterampilan n vnas
Format penilaian keterampilan n vnasFormat penilaian keterampilan n vnas
Format penilaian keterampilan n vnas
Taslim Abay
 
Panduan manual pengalaman belajar lapangan 2014-1
Panduan manual pengalaman belajar lapangan  2014-1Panduan manual pengalaman belajar lapangan  2014-1
Panduan manual pengalaman belajar lapangan 2014-1
Sirajamaspul Bambapuang
 
Checklist pembalutan dan pembidaian
Checklist pembalutan dan pembidaianChecklist pembalutan dan pembidaian
Checklist pembalutan dan pembidaian
sutanta
 
Prosedur Memasang Kateter Pada Pasien Laki-laki
Prosedur Memasang Kateter Pada Pasien Laki-lakiProsedur Memasang Kateter Pada Pasien Laki-laki
Prosedur Memasang Kateter Pada Pasien Laki-laki
pjj_kemenkes
 
Langkah langkah dalam logika klinis
Langkah langkah dalam logika klinisLangkah langkah dalam logika klinis
Langkah langkah dalam logika klinis
EGC MEDICALPUBLISHER
 
Leermiddelenchallenge samen deskundiger oktober 2014
Leermiddelenchallenge samen deskundiger oktober 2014Leermiddelenchallenge samen deskundiger oktober 2014
Leermiddelenchallenge samen deskundiger oktober 2014Kennisnet
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan Berjenjang
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan BerjenjangBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan Berjenjang
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan Berjenjang
BPJS Kesehatan RI
 
Nurwanti mengganti alat tenun
Nurwanti mengganti alat tenunNurwanti mengganti alat tenun
Nurwanti mengganti alat tenun
Operator Warnet Vast Raha
 
leaflet hand hygiene
leaflet hand hygieneleaflet hand hygiene
leaflet hand hygiene
askep33
 
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Fekal
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Fekal Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Fekal
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Fekal
pjj_kemenkes
 
Modul 6 cetak
Modul 6 cetakModul 6 cetak
Modul 6 cetak
pjj_kemenkes
 
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urineasuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
pjj_kemenkes
 
Eliminasi
EliminasiEliminasi
Konstipasi
KonstipasiKonstipasi
Askep cidera kepala n cidera tulang belakang
Askep cidera kepala n cidera tulang belakangAskep cidera kepala n cidera tulang belakang
Askep cidera kepala n cidera tulang belakangAlvian P Windiramadhan
 
Asuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteral
Asuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteralAsuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteral
Asuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteralOkta-Shi Sama
 
Eliminasi alvi (bab)
Eliminasi alvi (bab)Eliminasi alvi (bab)
Eliminasi alvi (bab)
Dea Laras Cynthia
 

Viewers also liked (20)

Format penilaian keterampilan n vnas
Format penilaian keterampilan n vnasFormat penilaian keterampilan n vnas
Format penilaian keterampilan n vnas
 
Panduan manual pengalaman belajar lapangan 2014-1
Panduan manual pengalaman belajar lapangan  2014-1Panduan manual pengalaman belajar lapangan  2014-1
Panduan manual pengalaman belajar lapangan 2014-1
 
Checklist pembalutan dan pembidaian
Checklist pembalutan dan pembidaianChecklist pembalutan dan pembidaian
Checklist pembalutan dan pembidaian
 
Prosedur Memasang Kateter Pada Pasien Laki-laki
Prosedur Memasang Kateter Pada Pasien Laki-lakiProsedur Memasang Kateter Pada Pasien Laki-laki
Prosedur Memasang Kateter Pada Pasien Laki-laki
 
Langkah langkah dalam logika klinis
Langkah langkah dalam logika klinisLangkah langkah dalam logika klinis
Langkah langkah dalam logika klinis
 
Leermiddelenchallenge samen deskundiger oktober 2014
Leermiddelenchallenge samen deskundiger oktober 2014Leermiddelenchallenge samen deskundiger oktober 2014
Leermiddelenchallenge samen deskundiger oktober 2014
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan Berjenjang
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan BerjenjangBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan Berjenjang
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan Berjenjang
 
Nurwanti mengganti alat tenun
Nurwanti mengganti alat tenunNurwanti mengganti alat tenun
Nurwanti mengganti alat tenun
 
leaflet hand hygiene
leaflet hand hygieneleaflet hand hygiene
leaflet hand hygiene
 
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Fekal
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Fekal Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Fekal
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Fekal
 
Modul 6 cetak
Modul 6 cetakModul 6 cetak
Modul 6 cetak
 
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urineasuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
 
Format pengkajian-perawat-diruang-anak
Format pengkajian-perawat-diruang-anakFormat pengkajian-perawat-diruang-anak
Format pengkajian-perawat-diruang-anak
 
Eliminasi
EliminasiEliminasi
Eliminasi
 
Konstipasi
KonstipasiKonstipasi
Konstipasi
 
Askep cidera kepala n cidera tulang belakang
Askep cidera kepala n cidera tulang belakangAskep cidera kepala n cidera tulang belakang
Askep cidera kepala n cidera tulang belakang
 
Asuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteral
Asuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteralAsuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteral
Asuhan keperawatan nutrisi enteral dan parenteral
 
Eliminasi alvi (bab)
Eliminasi alvi (bab)Eliminasi alvi (bab)
Eliminasi alvi (bab)
 
IDK 1 (Ilmu Dasar Keperawatan Dasar 1) : sel
IDK 1 (Ilmu Dasar Keperawatan Dasar 1) : selIDK 1 (Ilmu Dasar Keperawatan Dasar 1) : sel
IDK 1 (Ilmu Dasar Keperawatan Dasar 1) : sel
 
6.2 fraktur cervical
6.2 fraktur cervical6.2 fraktur cervical
6.2 fraktur cervical
 

Similar to Buku panduan-praktek-pemenuhan-kebutuhan-dasar-manusia AKPER PEMKAB MUNA

Bukupanduanpraktekpemenuhankebutuhandasarmanusia
BukupanduanpraktekpemenuhankebutuhandasarmanusiaBukupanduanpraktekpemenuhankebutuhandasarmanusia
Bukupanduanpraktekpemenuhankebutuhandasarmanusia
Teten Rustendi
 
Sap makro kdpk pengaturan posisi
Sap makro kdpk pengaturan posisiSap makro kdpk pengaturan posisi
Sap makro kdpk pengaturan posisi
Operator Warnet Vast Raha
 
M6 kb4 tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
M6 kb4   tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fixM6 kb4   tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
M6 kb4 tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
ppghybrid4
 
Pertolongan Persalinan Sungsang
Pertolongan Persalinan SungsangPertolongan Persalinan Sungsang
Pertolongan Persalinan Sungsang
pjj_kemenkes
 
Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)
Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)
Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)
Andria Bin Muhayat
 
ivp
ivpivp
Ivp fera
Ivp feraIvp fera
Ivp
Ivp Ivp
Senarai Tugas Dan Tanggungjawab Pembantu Perawatan Kesihatan
Senarai Tugas Dan Tanggungjawab Pembantu Perawatan KesihatanSenarai Tugas Dan Tanggungjawab Pembantu Perawatan Kesihatan
Senarai Tugas Dan Tanggungjawab Pembantu Perawatan Kesihatan
Achik Isam Alias
 
PROPOSAL PENELITIAN
PROPOSAL PENELITIAN PROPOSAL PENELITIAN
PROPOSAL PENELITIAN
eddysastrawn
 
Risky tri kurniawan - proses pelembaban udara untuk budidaya jamur tiram
Risky tri kurniawan - proses pelembaban udara untuk budidaya jamur tiramRisky tri kurniawan - proses pelembaban udara untuk budidaya jamur tiram
Risky tri kurniawan - proses pelembaban udara untuk budidaya jamur tiram
Riskytrik
 
Satuan acara penyuluhan (sap) alat kontrasepsi iud
Satuan acara penyuluhan (sap) alat kontrasepsi iudSatuan acara penyuluhan (sap) alat kontrasepsi iud
Satuan acara penyuluhan (sap) alat kontrasepsi iud
Warung Bidan
 
7. PANDUAN PRAKTIKUM ANFISMAN.docx
7. PANDUAN PRAKTIKUM ANFISMAN.docx7. PANDUAN PRAKTIKUM ANFISMAN.docx
7. PANDUAN PRAKTIKUM ANFISMAN.docx
RahmadFajar5
 
pemeriksaan fisik abdomen keterampilan fisk dasar
pemeriksaan fisik abdomen keterampilan fisk dasarpemeriksaan fisik abdomen keterampilan fisk dasar
pemeriksaan fisik abdomen keterampilan fisk dasar
AyuAAmsari
 
420197195-Makalah-Laboratorium-Mikrobiologi.docx
420197195-Makalah-Laboratorium-Mikrobiologi.docx420197195-Makalah-Laboratorium-Mikrobiologi.docx
420197195-Makalah-Laboratorium-Mikrobiologi.docx
Hariskhrisnamurti
 
LAPORAN KEGIATAN Magang.docx
LAPORAN KEGIATAN Magang.docxLAPORAN KEGIATAN Magang.docx
LAPORAN KEGIATAN Magang.docx
NanikNoptaAyy
 
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urin
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi UrinPemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urin
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urin
pjj_kemenkes
 
HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN KEBISINGAN MENURUT MASA KERJA DENGAN KELUHAN G...
HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN KEBISINGAN MENURUT MASA KERJA DENGAN KELUHAN G...HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN KEBISINGAN MENURUT MASA KERJA DENGAN KELUHAN G...
HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN KEBISINGAN MENURUT MASA KERJA DENGAN KELUHAN G...
Raissa Rosadi
 

Similar to Buku panduan-praktek-pemenuhan-kebutuhan-dasar-manusia AKPER PEMKAB MUNA (20)

Bukupanduanpraktekpemenuhankebutuhandasarmanusia
BukupanduanpraktekpemenuhankebutuhandasarmanusiaBukupanduanpraktekpemenuhankebutuhandasarmanusia
Bukupanduanpraktekpemenuhankebutuhandasarmanusia
 
Sap makro kdpk pengaturan posisi
Sap makro kdpk pengaturan posisiSap makro kdpk pengaturan posisi
Sap makro kdpk pengaturan posisi
 
M6 kb4 tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
M6 kb4   tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fixM6 kb4   tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
M6 kb4 tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
 
Pertolongan Persalinan Sungsang
Pertolongan Persalinan SungsangPertolongan Persalinan Sungsang
Pertolongan Persalinan Sungsang
 
Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)
Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)
Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)
 
ivp
ivpivp
ivp
 
Ivp fera
Ivp feraIvp fera
Ivp fera
 
Ivp
Ivp Ivp
Ivp
 
Ivp fera
Ivp feraIvp fera
Ivp fera
 
Senarai Tugas Dan Tanggungjawab Pembantu Perawatan Kesihatan
Senarai Tugas Dan Tanggungjawab Pembantu Perawatan KesihatanSenarai Tugas Dan Tanggungjawab Pembantu Perawatan Kesihatan
Senarai Tugas Dan Tanggungjawab Pembantu Perawatan Kesihatan
 
PROPOSAL PENELITIAN
PROPOSAL PENELITIAN PROPOSAL PENELITIAN
PROPOSAL PENELITIAN
 
Satpel lumbal fungsi 2
Satpel lumbal fungsi 2Satpel lumbal fungsi 2
Satpel lumbal fungsi 2
 
Risky tri kurniawan - proses pelembaban udara untuk budidaya jamur tiram
Risky tri kurniawan - proses pelembaban udara untuk budidaya jamur tiramRisky tri kurniawan - proses pelembaban udara untuk budidaya jamur tiram
Risky tri kurniawan - proses pelembaban udara untuk budidaya jamur tiram
 
Satuan acara penyuluhan (sap) alat kontrasepsi iud
Satuan acara penyuluhan (sap) alat kontrasepsi iudSatuan acara penyuluhan (sap) alat kontrasepsi iud
Satuan acara penyuluhan (sap) alat kontrasepsi iud
 
7. PANDUAN PRAKTIKUM ANFISMAN.docx
7. PANDUAN PRAKTIKUM ANFISMAN.docx7. PANDUAN PRAKTIKUM ANFISMAN.docx
7. PANDUAN PRAKTIKUM ANFISMAN.docx
 
pemeriksaan fisik abdomen keterampilan fisk dasar
pemeriksaan fisik abdomen keterampilan fisk dasarpemeriksaan fisik abdomen keterampilan fisk dasar
pemeriksaan fisik abdomen keterampilan fisk dasar
 
420197195-Makalah-Laboratorium-Mikrobiologi.docx
420197195-Makalah-Laboratorium-Mikrobiologi.docx420197195-Makalah-Laboratorium-Mikrobiologi.docx
420197195-Makalah-Laboratorium-Mikrobiologi.docx
 
LAPORAN KEGIATAN Magang.docx
LAPORAN KEGIATAN Magang.docxLAPORAN KEGIATAN Magang.docx
LAPORAN KEGIATAN Magang.docx
 
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urin
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi UrinPemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urin
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urin
 
HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN KEBISINGAN MENURUT MASA KERJA DENGAN KELUHAN G...
HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN KEBISINGAN MENURUT MASA KERJA DENGAN KELUHAN G...HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN KEBISINGAN MENURUT MASA KERJA DENGAN KELUHAN G...
HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN KEBISINGAN MENURUT MASA KERJA DENGAN KELUHAN G...
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
Operator Warnet Vast Raha
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
Operator Warnet Vast Raha
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
Operator Warnet Vast Raha
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Buku panduan-praktek-pemenuhan-kebutuhan-dasar-manusia AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN Jl. Raya Ambukembang No 8 Telp. (0285) 785179, 785939
  • 2. PROSES KEPERAWATAN DAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA I, II DAN III ( PKKDM I, II DAN PKKDM III ) PANDUAN PRAKTIKUM Penyusun : Zulfa attabaqi, SKep.Ns Suparjo, Skep.Ns Nihan Narastri, Skep.Ns PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN 2008
  • 3. BUKU PANDUAN PRAKTIKUM PROSES KEPERAWATAN DAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA I, II DAN III ( PKKDM I, II DAN PKKDM III ) Penyusun : Zulfa Attabaqi, SKep.Ns Suparjo, SKep.Ns Nihan Narastri, SKep.Ns PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN – PEKALONGAN
  • 4. 2008 BIODATA MAHASISWA PAS FOTO NAMA : ……………………………………. NIM : ……………………………………. ALAMAT : ……………………………………. NO TELP : ……………………………………. PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN – PEKALONGAN
  • 5. 2008 KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami sehingga buku panduan praktikum Proses Keperawatan dan Kebutuhan Dasar Manusia I, II dan III (PKKDM I, II dan PKKDM III) ini dapat diterbitkan sebagai alat untuk membantu mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKES Muhammadiyah Pekejangan Pekalongan dalam meningkatkan ketrampilan praktek pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Kami menyadari bahwa Ilmu keperawatan berkembang sangat pesat dan buku panduan praktikum ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,dengan kerendahan hati kami mengharapkan pembaca/pengguna buku ini selalu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu yang ada dengan selalu membaca berbagai buku lainya dan tidak selalu terpaku pada buku petunjuk praktikum ini.. Tak ada gading yang retak, saran dan masukan yang ditunjukan untuk penyempurnaan buku panduan praktikum ini sangat kami harapkan, Semoga buku panduan praktikum ini dapat bermanfaat dan membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran. Jazakumullhahi khoiro jaza’ Pekalongan, Februari 2008
  • 6. DAFTAR ISI BIODATA................................................................................................... i KATA PENGANTAR................................................................................. ii DAFTAR ISI.. iii ............................................................................................. KEGIATAN BELAJAR PRAKTIKUM......................................... BED MAKING …...................................................................................... 1 Menyiapkan Tempat Tidur Tertutup................................................ Menyiapkan Tempat Tidur Terbuka................................................ Menyiapkan Tempat Tidur Post Oprasi.......................................... Mengganti Alat Tenun Dengan Klien Diatas Tempat Tidur........... PERSONAL HYGIENE ............................................................................... Memandikan klien Diatas tempat Tidur..................................................... Mencuci Rambut............................................................................ Merawat kuku................................................................................ Oral Hygiene................................................................................ VITAL SIGN Pernafasan Nadi Suhu Tekanan Darah PENGENDALIAN INFEKSI ................................................................. Scrubbing (Cuci Tangan )............................................................ Gowning ( Memakai Gaun Oprasi )............................................ Gloving ( Memakai Sarung Tangan )........................................... TEPID SPONGING....................................................................................... PEMERISAAN FISIK Kepala & Leher Paru Kardiovaskuler
  • 7. Abdomen Ekstremitas BODY ALIGMENT Membantu pasien berdiri dan duduk Mengatur posisi fowler Mengatur posisi dorsal recumbent Mengatur posisi pronasi Mengatur posisi lateral Mengatur posisi SIM MEKANIKA TUBUH Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda ROM KEBUTUHAN ELIMINASI Menolong pasien BAK Menolong pasien BAB Huknah Kateterisasi PEMBERIAN OBAT............................................................................... Oral,Buccal,Sublingual.............................. Topical................................................ Supositoria........................................ Injeksi IM.......................................... Injeksi SC......................................... Injeksi IC............................................... OKSIGENASI Pemberian O2 Fisioterapi dada Inhalasi KEBUTUHAN NUTRISI Pemasangan NGT Pelepasan NGT
  • 8. Pemberian makan lewat NGT PERAWATAN LUKA PEMASANGAN INFUS Kegiatan Belajar Praktikum / Laboratorium Proses Keperawatan dan Kebutuhan Kebutuhan Dasar Manusia I, II dan III (PKKDM I, II dan PKKDM II) Program Studi Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan A. Deskripsi Mata Ajar PKKDM I, II dan PKKDM III merupakan cabang ilmu dari ilmu keperawatan dasar yang berfokus pada ketrampilan dasar yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan menggunakan proses keperawatan. B. Tujuan Umum Memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk mendemonstrasikan pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan pada pemenuhan kebutuhan dasarnya. C. Tujuan Khusus Mahasiswa diharapkan dapat mempraktekan ketrampilan : 1. Bed Making (menyiapkan tempat tidur tertutup, menyiapkan tempat tidur terbuka, menyiapkan tempat tidur pasca bedah dan mengganti linen dengan klien diatas tempat tidur) 2. Personal Hygiene (Memandikan klien diatas tempat tidur, Mencuci rambut, Merawat kuku dan Oral hygiene) 3. Vital Sign ( RR, HR, SUHU, TD ) 4. Pengendalian Infeksi (Scrubbing/Cuci tangan, Gowning/Memakai gaun oprasi dan Gloving/Memakai sarung tangan steril) 5. Tepid Sponging 6. Pemeriksaan Fisik (Kepala dan leher, paru,kardiovaskuler,abdomen, ekstermitas) 7. Body Aligment ( membantu pasien berdiri dan duduk, mengatur posisi fowler, mengatur posisi dorsal recumbent, mengatur posisi pronasi, mengatur posisi lateral, mengatur posisi SIM) 8. Mekanika tubuh (Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda) 9. ROM 10. Kebutuhan eliminasi (Menolong pasien BAK, menolong pasien BAB, Huknah, Kateterisasi)
  • 9. 11. Pemberian Obat (Oral, Bucal, Sublingual, Topical, injeksi IM, injeksi IC dan injeksi SC) 12. Oksigenasi (Pemberian O2, Fisioterapi dada, inhalasi) 13. Kebutuhan Nutrisi ( Pemasangan NGT, memberi makan melalui NGT, melepas NGT) 14. Perawatan Luka 15. Pemasangan Infus D. Ketrampilan yang dipelajari 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. Menyiapkan tempat tidur tertutup Menyiapkan tempat tidur terbuka Menyiapkan tempat tidur pasca bedah Mengganti alat tenun dengan klien diatas tempat tidur Memandikan klien diatas tempat tidur Mencuci rambut Merawat kuku Oral hygiene Mengukur Tanda-tanda vital Scrubbing/Mencuci tangan Gowning/Memakai gaun oprasi Gloving/Memakai sarung tangan steril Melakukan Tepid sponging Pemeriksaan fisik kepala dan leher Pemeriksaan fisik paru Pemeriksaan fisik kardiovaskuler Pemeriksaan fisik abdomen Pemerikasaan fisik ekstermitas Membantu pasien duduk dan berdiri Mengatur posisi fowler Mengatur posisi dorsal recumbent Mengatur posisi pronasi Mengatur posisi lateral Mengatur posisi Sim Memindahkan pasien dari kursi tempat tidur ke kursi roda ROM Menolong pasien BAK Menolong pasien BAB Huknah Pemasangan Kateter Melakukan Pemberian obat melalui oral,bucal dan sublingual Memberikan obat salep Memberikan obat Supositoria Melakukan injeksi IM Melakukan injeksi IC Melakukan injeksi SC
  • 10. E. Pelaksanaan Praktikum Sesuai jadwal F. Metode Evaluasi 1. Sikap dan penampilan : 10 % 2. Kehadiran : 10 % 3. Pretes : 10 % 4. Ujian Praktek Intensif : 70 % NILAI BATAS LULUS / NBL PRAKTIKUM PKKDM ADALAH : 75 G. Pembimbing Praktikum Terlampir sesuai jadwal H. Tata Tertib 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kehadiran praktikum 100% Berpakaian rapi dan sopan (tidak memakai sandal, kaos oblong, baju ketat, anting-anting dan rambut gondrong Mengenakan jas laboratorium Mengganti apabila menghilangkan, merusak alat laboratorium Mahasiswa menyiapkan alat sehari sebelum pelaksanaan perasat Mahasiswa wajib memiliki buku saku perry potter Lab. Teknik pemberian obat parenteral masing – masing mahasiswa menyediakan spuit dan needle
  • 11. BED MAKING ( MENGGANTI ALAT TENUN ) PENGERTIAN Mengganti alat tenun kotor dengan alat tenun yang bersih pada tempat tidur klien dengan klien di atas tempat tidur & pada tempat tidur kosong. TUJUAN  Untuk memberikan lingkungan yang bersih, tenang & nyaman  Untuk menghilangkan hal yang dapat mengiritasi kulit dengan menciptakan alat tidur & selimut yang bebas dari kotoran/lipatan  Untuk meningkatkan gambaran diri & harga diri klien dengan menciptakan tempat tidur yang bersih, rapi & nyaman.  Untuk mengontrol penyebab mikroorganisme Prinsip – Prinsip Mengganti Alat Tenun  Menggunakan prinsip asepsis dengan menjaga alat tenun lama agar jauh dari badan perawat ( tidak menempel pada seragam)  Jangan mengibaskan alat tenun lama, karena hal ini dapat menyebarkan mikroorganisme lewat udara  Linen (alat tenun) lama jangan diletakan dilantai untuk menjegah penyebaran infeksi  Ketika mengganti alat tenun, gunakan prinsip body mechanics  Jaga privasi, kenyamanan dan keamanan dari klien  Bila klien kurang kooperatif gunakan rails ALAT – ALAT  Sprei / Laken besar  Sprei sedang / Bovenlaken  Laken kecil / Stiklaken  Alas/perlak  Slimut  Sarung Bantal
  • 12. REFERENSI 1. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A.,(1999). Fundamental Keperawatan Konsep proses dan praktek.EGC: Jakarta 2. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A., Yasmin, Asih (editor). (1999). Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur Dasar. EGC: jakarta 3. Taylor, C., Lilis, C., and LeMone, P., ( 1998 ). Fundamental of Nursing : the art and science of nursing care ‘Lippincott.
  • 13. MENYIAPAKAN TEMPAT TIDUR TERTUTUP Nama Mahasiswa : N O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 ASPEK YANG DINILAI bobot Mencuci tangan Mempersiapkan alat dengan meletakkan alat-alat tenun yang sudah dilipat dan disusun diatas meja bersih Memasang alas kasur dan mengikatkan tali-talinya kearah dalam pada rangka tempat tidur pada tiap sudut Meletakkan laken dengan lipatan memanjang yang menentukan garis tengahnya ditengah-tengah tempat tidur Memasukkan laken pada bagian kepala kurang lebih 25 cm dibawah kasur kemudian dibuat sudut. Memasukkan laken pada bagian kaki kurang lebih 25 cm dibawah kasur dan dibuat sudut. Jika laken tidak sesuai ukurannya maka masukkanlah bagian kepala lebih banyak dari pada bagian kaki Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi tempat perawat berdiri) Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50cm dari garis kasur bagian kepala, demikian juga steak laken, dan masukkan sama-sama ke bawah kasur Meletakkan bovenlaken secara terbalik dengan jahitan lebar di bagian kepala mulai garis kasur, masukkan bagian kaki ke bawah kasur Meletakkan selimut kurang lebih 25 cm dari garis kasur bagian kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah kasur Melipat bovenlaken bagian atas tepat diatas garis selimut Memasukkan bantal kedalam sarungnya dan meletakkan bantal dengan bagian tertutup ke jurusan pintu Memasang overlaken Mencuci tangan 1 0.5 Jumlah: 10 0.5 1 1 1 0.5 0.5 1 0.5 0.5 1 1 0.5
  • 14. MENYIAPAKAN TEMPAT TIDUR TERBUKA Nama Mahasiswa : NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 ASPEK YANG DINILAI Mencuci tangan Mempersiapkan alat dengan meletakkan alat-alat tenun yang sudah dilipat dan disusun diatas meja bersih Memasang alas kasur dan mengikatkan tali-talinya kearah dalam pada rangka tempat tidur pada tiap sudut Meletakkan laken dengan lipatan memanjang yang menentukan garis tengahnya ditengah-tengah tempat tidur Memasukkan laken pada bagian kepala kurang lebih 25 cm dibawah kasur kemudian dibuat sudut. Memasukkan laken pada bagian kaki kurang lebih 25 cm dibawah kasur dan dibuat sudut. Jika laken tidak sesuai ukurannya maka masukkanlah bagian kepala lebih banyak dari pada bagian kaki Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi tempat perawat berdiri) Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50cm dari garis kasur bagian kepala, demikian juga steak laken, dan masukkan sama-sama ke bawah kasur Meletakkan bovenlaken secara terbalik dengan jahitan lebar di bagian kepala mulai garis kasur, masukkan bagian kaki ke bawah kasur Meletakkan selimut kurang lebih 25 cm dari garis kasur bagian kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah kasur Melipat bovenlaken bagian atas tepat diatas garis selimut Memasukkan bantal kedalam sarungnya dan meletakkan bantal dengan bagian tertutup ke jurusan pintu Mencuci tangan bobot 1 0.5 1 1 1 1 0.5 0.5 1 0.5 0.5 1 1
  • 15. Jumlah: NO 10 ASPEK YANG DINILAI bobot 1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 0.5 0.25 Jumlah: 3 Mencuci tangan Mempersiapkan alat dengan meletakkan alat-alat tenun yang sudah dilipat dan disusun diatas meja bersih Memasang alas kasur dan mengikatkan tali-talinya kearah dalam pada rangka tempat tidur pada tiap sudut Meletakkan laken dengan lipatan memanjang yang menentukan garis tengahnya ditengah-tengah tempat tidur Memasukkan laken pada bagian kepala kurang lebih 25 cm dibawah kasur kemudian dibuat sudut. Memasukkan laken pada bagian kaki kurang lebih 25 cm dibawah kasur dan dibuat sudut. Jika laken tidak sesuai ukurannya maka masukkanlah bagian kepala lebih banyak dari pada bagian kaki Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi tempat perawat berdiri) Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50cm dari garis kasur bagian kepala, demikian juga steak laken, dan masukkan sama-sama ke bawah kasur Meletakkan bovenlaken secara terbalik dengan jahitan lebar di bagian kepala mulai garis kasur, masukkan bagian kaki ke bawah kasur Meletakkan selimut kurang lebih 25 cm dari garis kasur bagian kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah kasur Melipat bovenlaken bagian atas tepat diatas garis selimut Memasukkan bantal kedalam sarungnya dan meletakkan bantal dengan bagian tertutup ke jurusan pintu Mnyelesaikan sisi yang lain seperti sisi yang tadi Membentangkan gulungan perlak dan handuk pada bagian kepala Meletakkan buli-buli panas diatas laken bagian kaki, diarahkan mulut buli-buli kearah pinggir tempat tidur Memasang selimut tambahan hingga menutup seluruh permukaan tempat tidur Mengangkat buli-buli panas sebelum pasien dibaringkan setelah kembali dari akmar bedah Mencuci tangan 10 MENYIAPAKAN TEMPAT TIDUR PASCA BEDAH Nama Mahasiswa : 0.25 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.25 1 0.5 1 0.5 0.5
  • 16. MENGGANTI ALAT TENUN DENGAN KLIEN DIATASNYA NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 21 22 23 ASPEK YANG DINILAI FASE PRE INTERAKSI Membaca catatan keperawatan Mencuci tangan Mempersiapkan alat FASE ORIENTASI Mengucap salam Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan Memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya Menutup sampiran FASE KERJA Mengenakan sarung tangan bersih Memindahkan alat perlengkapan milik klien yang ada di tempat tidur Membantu klien tidur miring menjauhi perawat, dengan memperhatikan KU klien Melepas laken, perlak, steak laken dengan menggulungnya kearah punggung klien ,bagian kotor berada dalam gulungan Menggulung linen bersih ke tengah tempat tidur , dan meletakkannya dibelakang pungung klien Klien dibantu untuk membalikkan posisi kehadapan perawat dengan melewati gulungan linen bersih tersebut Melepas laken dan selimut penutup, melipatnya dan meletakkannya pada ember Semua linen kotor diambil kemudian dimasukkan ke dalam tempat kain kotor. Gulungan linen bersih dibentangkan, dirapikan dengan memasukkan sisa-sisa linen pada sisi tempat tidur ke bawah kasur Klien dikembalikan pada posisi supinasi (posisi nyaman) Memasang selimut dan boven laken yang bersih sambil memakaikannya Melepas bantal dengan hati-hati sambil menyangga kepala klien Melepas sarung bantal yang kotor dan menggantikannya dengan yang bersih Membantu klien tidur dengan posisi yang nyaman FASE TERMINASI Rapikan alat Evaluasi respon klien Cuci tangan Dokumentasikan tindakan dan hasil observasi yang dilakukan pada catatan keperawatan SKOR BOBOT 0.25 0.5 0.25 0.25 0.25 0.25 0.5 0.5 0.25 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.25 0.5 0.5 0.5 0.25 0.25 0.25 0.5 0.5 10
  • 17. MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR A. Pengertian Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara sendiri dengan cara memandikan di tempat tidur. B. Tujuan 1. 2. 3. 4. Menjaga kebersihan tubuh, Mengurangi infeksi akibat kulit kotor, Memperlancar sistem peredaran darah Menambah kenyamanan pasien. C. Alat dan bahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Baskom mandi dua buah, masing-masing berisi air dingin dan air hangat Pakaian pengganti Kain penutup Handuk besar Handuk kecil untuk mengeringkan badan Sarung tangan pengusap/waslap Tempat untuk pakain kotor Sampiran Sabun.
  • 18. MEMANDIKAN KLIEN DIATAS TEMPAT TIDUR NO ASPEK YANG DINILAI bobot Fase Pre Interaksi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 lihat kembali rencana memandikan Cuci tangan Siapkan alat Fase Orientasi Ucapkan salam dan jelaskan tujuan dan prosedur dilakukan tindakan, Serta kontrak waktu Fase Kerja Tinggikan tempat tidur jika perlu Tutup pintu dan sampiran Ganti selimut dengan selimut mandi Tanggalkan baju klien Cuci bagian muka , telinga, leher letakkan handuk dibawah kepala klien bersihkan mata dari cantus dalam ke cantus luar menggunakan waslap, dan tidak diberi sabun penggunaan sabun muka disesuaikan dengan kebiasaan klien, kemudian dibilas dan dikeringkan bersihkan daun telinga menggunakan waslap dan sabun bersihkan leher menggunakan waslap dan sabun Cuci lengan klien: letakkan handuk dibawah lengan klien yang jauh dari perawat dan meninggikan lengan dengan cara memegang bagian siku , kemudian mencuci lengan dari pergelangan tangan ke ketiak, bilas dengan air bersih lalu dikeringkan. Ulangi lagi untuk tangan yang lain 0,25 0.25 0.25 0,25 0,125 0,25 0,25 0,125 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,5 0,5 11 12 Mencuci dada dan perut klien Miringkan klien kearah membelakangi perawat, lalu letakkan handuk besar melintang di bawah punggung klien Kembalikan klien pada posisi supine turunkan selimut mandi hingga batas atas pubis, cuci dada hingga perut menggunakan waslap dan sabun bilas dada dan perut dengan air bersih, stlh selesai dikeringkan. Mencuci punggung Miringkan pasien membelakangi perawat 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
  • 19. 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Cuci dengan sabun, bilas dan keringkan punggung sampai pantat Massage punggung dapat dilakukan pada tahap ini Oleskan lotion atau baby oil pada bagian-bagian penonjolan tulang Jika terdapat luka decubitus, oleskan antiseptik Mencuci kaki Membuka selimut mandi 1 sisi kaki (mulai dari bagian kaki yang terjauh dari perawat) Letakkan handuk dibawah kaki yang akan dicuci Cuci dengan sabun, bilas dan keringkan Cuci kaki yang satu dengan cara yang sama. Mencuci genitalia Buka selimut mandi hingga didaerah pubis Atur klien pada posisi litotomi Cuci organ genital dengan sabun, bilas dengan air bersih dan keringkan Kembalikan pada posisi supinasi, Bantu klien memakai baju bersih Fase Terminasi Rapikan alat Evaluasi respon klien terhadap tindakan Ucapkan salam Cuci tangan dokumentasikan Jumlah skor 0,5 0,25 0,25 0,25 0,25 0,75 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 10
  • 20. . MERAWAT KUKU D. Pengertian Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku sendiri. E. Tujuan 5. Menjaga kuku 6. Mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku. F. Alat dan bahan 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. alat pemotong kuku handuk baskom berisi air hangat bengkok/nierbekken sabun kapas sikat kuku
  • 21. MERAWAT KUKU NO ASPEK YANG DINILAI bobot Fase Pre Interaksi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 lihat catatan keperawatan Persiapkan alat: Gunting kuku Sikat kuku Bengkok 2 buah Kom berisi air hangat Lisol Aceton dan kapas Sabun Handuk Perlak dan alas Cuci tangan Fase Orientasi Ucapkan salam Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan serta kontrak waktu Dekatkan alat Fase Kerja Atur posisi pasien Pasang perlak dan alas Bila ada cat kuku bersihkan dengan kapas aceton Rendam dalam air hangat jari tangan 1-2 menit jari kaki 2-3 menit Jika kuku kotor bersihkan dengan sabun dan sikat kuku Angkat jari tangan/kaki, lalu keringkan dengan handuk Letakkan jari tangan/kaki diatas bengkok Kuku dipotong menurut lengkung kuku masukkan alat yang sudah dipakai kedalam bengkok berisi lisol Rapikan pasien Fase Terminasi Evaluasi respon klien terhadap tindakan Rapikan alat 0,25 1 1 0,5 0,5 0,25 0,25 0,5 0,5 0,5 0.5 0,25 0,5 1 0,5 0,25 0,5 0,25
  • 22. 17 18 Cuci tangan Dokumentasikan tindakan 0,5 0,5 Jumlah skor 10 MERAWAT RAMBUT A. Pengertian Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan untuk mencuci dan menyisir rambut. B. Tujuan 1. 2. 3. 4. Menghilangkan mikroorganisme kulit kepala Menambah rasa nyaman Membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit Memperlancar sistem peredaran darah di bawah kulit C. Alat dan bahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Handuk Perlak atau pengalas Baskom berisi air hangat Shampo atau sabun dalam tempatnya Kasa dan kapas Sisir Bengkok Gayung Ember kosong
  • 23. MERAWAT RAMBUT NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 ASPEK YANG DINILAI Fase Orientasi Mengucapkan salam Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan Menjelaskan langkah prosedur Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien Menjaga privasi klien Fase Kerja Memakai celemek dan handscoen Menyiapkan pasien: Menutup badan klien dengan selimut mandi Mengatur posisi pasien secara diagonal menyilang tempat tidur* Mengangkat bantal dari kepala klien Meletakkan perlak dan handuk dibawah kepala klien Memasang plastik talang dari bawah kepala, kesamping bawah menuju ember Meletakkan ember diatas kain pel Menutup dada dengan handuk sampai leher Menutup mata klien dengan kassa lembap dan lubang telinga dengan kapas Menuangkan air pelan-pelan dari pangkal sampai ke seluruh rambut Memberi shampo sampai ke seluruh rambut Memijit kulit kepala dan menggosok sampai berbusa Memutar kepala pada sisi yang lain agar semua kulit kepala bersih, dan menambah air bila perlu Menuangkan air hangat secukupnya diatas rambut untuk membilas rambut dan kulit kepala Menggesek rambut diatara jari-jari untuk emamstikan bahwa rambut benar-benar bersih Bobot 2 5 5 5 2 2 2 7,5 2 2,5 5 2 2 5 5 2,5 2 5 2
  • 24. 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Memperhatikan kelelahan klien Melepas talang Mengeringkan rambut, telinga, leher dan wajah dengan handuk Membungkus kepala dengan handuk Jika handuk dibawah kepala klien basah/lembab, diganti dengan yang kering Melepas perlak dan selimut mandi Membantu klien duduk jika memungkinkan Menyisir rambut, mengeringkan rambut dengan alat pengering rambut (Jika ada) Membereskan alat, memasang kembali selimut dan membantu klien ke posisi yang nyaman Fase Terminasi Evaluasi respon klien terhadap tindakan Cuci tangan Dokumentasikan intervensi yang telah dilakukan, termasuk shampo, keadaan rambut, kulit kepala serta reaksi klien Jumlah skor 2 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 5 2,5 5 100
  • 25. ORAL HYGIENE Mulut yang sehat meliputi kebersihanya, kenyamanan dan kelembabanya. Perawatan mulut bertujuan untuk mencegah mulut dari penyakit dan kerusakan gigi. Klien yang dirawat lama dirumah sakit jarang sekali mendapat perawatan kebersihan mulut yan optimal. Idealnya klien merawt mulut secara rutin setiap kali sesudah makan, mandi dan bangun tidur. Namun tidak semua klien mampu untuk melakukan perawatan mulut pada saat dia berada dirumah sakit, sehingga ada klien yang harus dibantu dalam perawatan mulut. Perawatan mulut diperlukan pada klien yang mendapatkan oksigenasi dan Naso Gastrik Tube (NGT), demikian juga pada klien yang lama tidak menggunakan mulut. Pada klien yang tidak mampu melakukan perawatan mulut secara mandiri inilah yang harus amendapatkan bantuan dari perawat untuk merawat mulutnya. Pada kondisi ini klien menggunakan mulut untuk bernafas dan tidak memakan apapun dengan mulutnya, sehingga bakteri, sisa-sisa dari mukosa dan sekresi lain berkumpul dimulut, gigi dan bibir.
  • 26. REFERENSI 1. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A.,(1999). Fundamental Keperawatan Konsep proses dan praktek.EGC: Jakarta 2. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A., Yasmin, Asih (editor). (1999). Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur Dasar. EGC: jakarta 3. Taylor, C., Lilis, C., and LeMone, P., ( 1998 ). Fundamental of Nursing : the art and science of nursing care ‘Lippincott.
  • 27. ORAL HYGIENE (MEMELIHARA KEBERSIHAN MULUT) NO ASPEK YANG DINILAI bobot Fase Pre Interaksi 1 2 lihat catatan keperawatan Persiapkan alat: 0,5 1   5 Bengkok besar - Perlak  4 Lidi kapas  3 Tongue spatel Deppers - Alas perlak  Pinset/klem Cuci tangan Fase Orientasi Ucapkan salam - NaCl 0,9% - Boraks Gliserin - Kom kecil - sikat gigi dan pasta gigi - gelas berisi air - Tisu 0,5 0,2 5 0,5 6 Jelaskan tujuan dan prosedur dilakukan tindakan serta kontrak waktu Fase Kerja Atur posisi pasien dengan cara miringkan kepala pasien dan bentangkan perlak serta 7 alasnya dibawah dagu Letakkan bengkok besar didekat pipi pasien 0,2 8 Berikan air kepada pasien untuk berkumur 5 0,2 9 tampung air bekas kumur-kumur pada bengkok. Berikan sikat gigi yang telah dibubuhi pasta gigi secukupnya. 5 0,2 Berikan kesempatan kepada klien untuk menyikat giginya sampai bersih., jika telah 5 0,5
  • 28. 10 selesai berikan air bersih untuk berkumur kembali. Letakkan sikat gigi pada gelas yang telah kosong (lanjutkan ke langkah no 14) Pada pasien dengan penurunan kesadaran (tidak mampu menggosok gigi): Buka mulut pasien, tangan kiri menekan lidah pasien dengan tongue spatel/sudip 0,5 lidah, kemudian tangan kanan menjepit deppers dengan pinset , lalu dicelupkan 11 kedalam NaCl dan diperas sedikit Bersihkan rongga mulut seluruhnya sampai bersih mulai dari Langit-langit, gigi bagian 1 12 dalam ke bagian luar, gusi, lidah Apabila pasien mengalami stomatitis oleskan boraks gliserin pada bagian yang sakit 0,5 13 14 15 16 17 18 19 20 dengan menggunakan lidi kapas Bersihkan bibir dengan deppers yang telah dicelupkan kedalam NaCl Oleskan boraks gliserin secukupnya pada bibir menggunakan lidi kapas Angkat bengkok yang berisi, deppers, lidi kapas , tisu dan pinset yang kotor Bersihkan daerah sekitar mulut dengan tisu Angkat perlak dan alasnya dan letakkan di rak Rapikan pasien Fase Terminasi Evaluasi respon klien terhadap tindakan -Rapikan alat-alat (membawa ke tempat cucian untuk dibersihkan dan dikembalikan ke 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 tempat masing-masing) -cuci tangan Dokumentasikan Jumlah skor Ket skor: 0: tidak dilakukan 1: dilakukan tidak sempurna 2: dilakukan dengan sempurna 21 0,5 10 Evaluator ( ) PENGUKURAN TANDA-TANDA VITAL Tanda-tanda vital meliputi suhu tubuh,denyut nadi, pernafasan dan tekanan darah. Mengukur tanda –tanda vital bertujuan untuk memperoleh data dasar, mendeteksi
  • 29. atau memantau perubahan klien dan memantau klien yang berisiko untuk perubahan kesehatan. 1. SUHU TUBUH Suhu permukaan tubuh (suhu kulit,jaringan sub kutan dan lemak)berfluktuasi sesuai respon terhadap faktor lingkungan sehingga tidak ajeg(unreliable)untuk pemantauan status kesehatan klien.Oleh karena itu lebih tepat mengukur suhu inti atau jaringan tubuh bagian dalam seperti thorax dan rongga abdomen karena suhunya relatif konstan (± 370).sampai saat ini, suhu inti tubuh diukur biasanya dengan termometer air raksa.Perawat lebih menyukai menggunakan termometer elektronik yang memberikan pengukuran lebih akurat hanya dalam waktu 2-60 detik. Pengukuran suhu inti tubuh inti dapat dilakukan dengan empat cara yaitu oral,rektal,aksila dan timpani 2. DENYUT NADI Denyut nadi dapat dibedakan menjadi denyut nadi apikal dan perifer.Denyut nadi apikal adalah denyut yang dirasakan pada daerah apeks jantung.Denyut perifer adalah denyut yang dirasakan pada perifer tubuh seperti leher,pergelangn dan kaki.Pada klien yang sehat, laju denyut perifer sama dengan denyut jantung.Perubahan kesehatan klien dapat memperlemah denyut perifer dan membuatnya sulit untuk dideteksi.Sehingga pengkajian denyut perifer merupakan suatu komponen penting dalam pengkajian kesehatan menyeluruh. Lokasi denyut perifer yang paling umum digunakan adalah denyut radial.Palpasi denyut radial dilakukan dengan meletakan tiga ujung jari pada pergelangan anterior sepanjang tulang radius.Jika denyut teratur,hitunglah denyut selama 30 detik.Jika denyut tidak teraturkaji denyut,perhatikan empat hal yaitu : laju,ritme,kekuatan dan elastisitas arteri. • Laju denyut kurang 60 kali permenit disebut Bradikardi (dapat dijumpai pada atlet yang sehat dan terlatih).Denyut yang melebihi 100 kali permenit disebut Takikardi, dapat juga dijumpai pada klien sehat yang cemas atau baru selesai berolahraga • Ritme denyut nadi reltif konstan dan interval diantara dua denyut teratur pada orang sehat • Mengkaji kekuatan denyut nadi dilakukan dengan memeriksa tekanan yang dikeluarkan sebelum denyut dirasakan
  • 30. • Elastisitas arteri dikaji dengan melakukan palpasi sepanjang arteri radius dengan arah dari proksimal ke distal.Arteri yang normal teraba halus, lurus dan lunak 3. PERNAFASAN Kajilah lajupernafasan klien dengan menghitung jumlah nafas selama 30 detik, dan kalikan dengan dua. Jika pemeriksa mendeteksi ketidakteraturan atau kesulitan bernafas, hitung nafas selama 1 menit penuh. Perhatikan: laju pernafasan pada beberapa klien dapat meningkat jika mereka sadar bahwa nafas mereka sedang dihitung Untuk itu tetaplah pertahankan posisi atau postur saat menghitung denyut radial pada saat menghitung pernafasan. 4. TEKANAN DARAH Darah yang mengalir dan menyurut dalam sistem arteri seperti gerakan gelombang, menyebabkan dua tekanan darah:tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada puncak gelombang, pada saat ventrikel kiri kontraksi. Inilah yang pertama dicatat dalam pengukuran tekanan darah. Tekanan diastolik adalah tekanan antara dua kontraksi ventrikuler, saat jantung pada fase istirahat. PENGUKURAN TTV
  • 31. NO A. 1. 2. 3. B. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. C. 19. 20. 21. 22. ASPEK PENILAIAN FASE ORIENTASI Mengucapkan salam & memperkenalkan diri Menjelaskan tujuan prosedur Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan FASE KERJA Memasang tirai / penutup Mengatur posisi klien semifowler / supine Mencuci tangan Memakai sarung tangan Membersihkan aksila yang lebih jauh dengan tissue, pasang termometer dan letakkan tangan klien menyilang di atas dada Menggulung lengan baju bagian atas pada lengan yang akan dilakukan pengukuran tekanan darah Melakukan palpasi arteri brachialis, memasang manset 2.5 cm diatas arteri brachialis Meletakkan diafragma stetoskop diatas arteri brachialis Memompa manset sampai tekanan 30 mmHg diatas titik dimana denyut tidak terdengar Membuka katup dan membiarkan air raksa turun secara perlahan, tentukan tekanan sistolik dan diastolik Menghitung nadi selama satu menit penuh Menghitung pernafasan selama satu menit penuh Mengangkat termometer lalu membaca hasilnya Mencuci termometer dengan air sabun, desinfektan dari arah pangkal ke ujung termometer ( reservoir ). Kemudian dengan air bersih dari ujung ke pangkal Mengeringkan termometer dan menurunkan suhunya FASE TERMINASI Merapikan klien dan alat Melepaskan sarung tangan dan mencuci tangan Mengevaluasi respon klien Mengucapkan salam TOTAL KONSEP ASEPSIS BOBOT 2.5 5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 7.5 5 5 5 7.5 7.5 7.5 7.5 7.5 5 2.5 2.5 2.5 5 2.5 100
  • 32. Perawat mempunyai peranan yang penting dalam meminimalkan terjadinya infeksi serta penyebaran infeksi yaitu dengan cara melaksanakan tekhnik aseptik Aseptik merupakan suatu keadaan dimana tidak adanya pathogen penyebab terjadinya suatu penyakit. Teknik aseptic dilakukan untuk menjaga klien terbebas dari mikroorganisme. Ada dua tipe : 1. Medical asepsis (teknik bersih)  Meliputi prosedur yang dilakukan untuk menurunkan dan mencegah penyebaran mikroorganisme  Tindakan yang termasuk dalam teknik bersih adalah : cuci tangan, mengganti linen  Pada teknik bersih, suatu area dikatakan terkontaminasi jika diwaspadai/terdapat pathogen. Misalnya : bedpan yang telah dipakai, lantai,kasa yang basah. 2. Surgical asepsis (teknik steril)  Prosedur yang dilakukan untuk meniadakan mikroorganisme dari suatu area  Tindakan yang termasuk dalah teknik steril adalah : sterilisasi  Pada teknik steril, suatu area dikatakan tidak steril jika tersentuh benda yang tidak steril. Misalnya : sarung tangan bagian luar tersentuh tangan, alat steril tersentuh tangan. Scrubbing (Cuci Tangan) Cuci tangan merupakan tindakan yang penting untuk dilakukan dengan tujuan mencegah mikroorganisme baik dari perawat ke klien maupun klien ke perawat. Menurut Larson, ’82 dan Aylette, ’92 pelaksanaan cuci tangan tergantung pada :  Intensitas/frekuensi kontak dengan klien dan bahan yang terkontaminasi  Tingkat/jumlah kontaminasi yang akan terjadi  Ketahanan klien dan tim kesehatan terhadap infeksi Cuci tangan harus dilakukan pada saat :  Awal mulai shift  Sebelum dan sesusah kontak dengan klien  Sebelum melakukan prosedur invasive  Sebelum dan sesudah melakukan perawatan luka  Setelah kontak dengan cairan tubuh, meskipun sudah menggunakan sarung tangan  Setelah selesai shift, sebelum pulang
  • 33. Pelaksanaan cuci tangan minimal dilakukan selama 10-15 detik.Penggunaan sabun anti mikroba dilakukan jika perawat ingin menurunkan jumlah mikroba, termasuk saat kontak dengan klien lansia, yang mengalami imunosupresi, mengalami kerusakan pada sistim integumen dan saat akan melakukan tindakan invasive. Contoh sabun antimikroba adalah : Klohexidin glukonat,alcohol dan iodofor. Gloving ( Memakai Sarung tangan ) Sarung tangan digunakan untuk mencegah terjadinya transmisi pathogen baik secara langsung maupun tidak langsung. Penggunaan sarung tangan menurut CDC (Centrr for Disease Control and Prevention ) akan menurunkan :  Kemugkinan terjadinya kontak dengan mikroorganisme yang infeksius  Resiko penyebaran flora endogen dari perawat ke klien  Resiko penyebaran mikroorganisme dari klien ke perawat Sarung tangan digunakan pada saat :  Mengalami luka pada kulit  Melakukan tindakan invasive  Beresiko untuk terpapar dengan darah dan cairan tubuh
  • 34. REFERENSI 1. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A.,(1999). Fundamental Keperawatan Konsep proses dan praktek.EGC: Jakarta 2. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A., Yasmin, Asih (editor). (1999). Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur Dasar. EGC: jakarta 3. Taylor, C., Lilis, C., and LeMone, P., ( 1998 ). Fundamental of Nursing : the art and science of nursing care ‘Lippincott.
  • 35. MENCUCI TANGAN (SCRUBBING) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ASPEK YANG DINILAI bobot Menyiapkan alat:air hangat mengalir, cairan desinfektan dan pompanya, sikat steril. Lidi kuku Mengecek: -pastikan topi dan masker sudah terpasang dengan benar dan nyaman dipakai, -pastikan lengan baju diatas siku, kuku jari tangan pendek, perhiasan (gelang, cincin, jam tangan) dilepas Membasahi tangan dengan air sampai lengan bawah (siku) Mengambil cairan desinfektan dan meratakannya ke seluruh permukaan tangan sampai siku Membilas tangan dengan posisi telapak tangan lebih tinggi dari siku Membersihkan kuku-kuku dengan nail cleaner/lidi kuku (bila kuku kotor) Menggossok dengan sikat mulai dari telapak tangan, punggung tangan, ujung kuku, sela-sela jari Kemudian menggosok bagian atas lengan tangan sampai selesai dilanjutkan dengan bagian atas lengan tangan yang lain, dilanjutkan menggosok lengan bawah sampai bawah siku dilanjutkan menggosok bagian lengan bawah pada tangan yang lain dengan posisi telapak tangan lebih tinggi dari siku Membilas dengan air mengalir dengan posisi telapak tangan lebih tinggi dari siku Menghindari tangan menyentuh benda lain yang tidak steril disekitarnya 0,5 total 10 1 1 1 1 1 1 1,5 1 1
  • 36.
  • 37. MEMAKAI GAUN OPERASI (GOWNING) Tujuan : Mencegah terjadinya kontaminasi dari perawat Mencegah pindahnya mikroorganisme dari perawat (teknik pertahanan) N O 1 2 3 4 5 6 ASPEK YANG DINILAI bobot Menyiapkan alat: pengering tangan (handuk, waslap), gaun operasi Mengecek: Cuci tangan sudah dilakukan Tangan tidak menyentuh benda lain yang tidak steril disekitarnya Mengeringkan tangan dengan handuk/waslap steril Mengambil baju dengan cara mengambil baju pada ban leher dengan tangan kiri sedang tangan kanan diangkat setinggi bahu. Masukkan tangan kanan dengan posisi membentang ke lubang lengan baju Setelah itu menyusul masukkan tangan kiri ke lubang lengan baju berikutnya tanpa menyentuh bagian luar baju. Perawat yang menggunakan gaun steril maju dan kemudian tali baju yang ada di leher dan pinggang bagian belakang ditalikan oleh orang kedua (asisten) dengan hati-hati, jangan sampai menyentuh baju bagian depan serta menalikannya dg simpul sederhana agar mudah melepasnya Menghindari menyentuh benda lain di sekitarnya 1 total 10 1 2 2 2 2
  • 38.
  • 39. MEMAKAI SARUNG TANGAN (GLOVING) NO 1 2 3 4 5 6 7 ASPEK YANG DINILAI bobot Menyiapkan alat: Pack yang berisi sarung tangan Meja/permukaan yang bersih/steril untuk meletakkan pack sarung tangan Mengecek : Gaun operasi sudah dikenakan secara benar Gaun operasi tidak tidak menyentuh benda lain yang tidak steril Ambil sarung tangan pertama dari pack dengan cara memegang manset (lipatan sarung tangan) bagian dalam. Sarung tangan diangkat dan jauh dari badan, seatas pinggang, sarung tangan bagian jari-jari berada di bawah Selipkan atau masukkan tangan pertama pada sarung tangan.. Hanya boleh memegang bagian dalam sarung tangan saja Ambil sarung tangan kedua dari pack dengan tiga jari tangan yang sudah menggunakan sarung tangan di sisi bawah manset. Angkat sarung tangan jauh dari badan setinggi pinggang, masukkan tangan ke dua kedalam sarung tangan dan hanya boleh memegang bagian dalam sarung tangan saja Tarik sarung tangan setinggi pinggang dengan tangan pertama yang sudah memakai sarung tangan tanpa menyentuh kedua lengan Menghindari menyentuh benda lain disekitarnya 1,25 total 10 1,25 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
  • 40.
  • 41. PEMERIKASAAN FISIK : KEPALA DAN LEHER Pemeriksaan ini meliputi inspeksi, palpasi, dan auskultasi diarea kepala dan leher. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan status neurology, terutama tes syaraf cranial dan juga pemeriksaan tekanan vena jugular, Pemeriksaan Neurologi meliputi : 1. Status mental klien 2. Tingkat kesadaran : GCS, sadar – koma 3. Fungsi syaraf cranial 4. Fungsi motorik 5. Relaks 6. Koordinasi gaya dan berjalan 7. Fungsi sensorik Pada bagian ini hanya akan dibahas mengenai pemeriksaan syaraf cranial dan tekanan vena jugular. Pemeriksaan Nervus Cranial Nervus Cranial Fungsi I. Penciuman Olfaktorius II Optikus Penglihatan III. Okulomotorius Mengangkat kelompak mata atas dan konstruksi pupil Gerakan mata ke bawah dank e dalam Gerakan wajah IV. Toklearis V. Trigeminus Pemeriksaan  Minta klien menutup mata  Tutup 1 lubang hidung  Tes penciuman dengan cengkeh,kopi dll  Tes snellen chart atau dengan membaca Koran dengan berbagai ukuran huruf yang berbeda  Tes lapang pandang  Ukuran pupil  Ptosis kelopak mata  Mata mengikuti gerak benda ke bawah *M : Katupkan gigi,gerakan rahang kesamping ….Raba kekuatan dan kontraksi *S : Sentuhkan kapas yang diruncingkan ke kornea…..Berkedip
  • 42. VI Abdusens Deviasi mata ke lateral VII Facialis Ekspresi wajah dan indra perasa VIII. Vestibulokoklearis Keseiimbangan dan pendengaran IX. Glosofaringeus Menelan, reflek muntah, salvias X. Vagus Faring-laring XI. Asesoris Otot sternokleidomastoideus, Otot trapezius XII. Hipoglosus Gerakan lidah Mata mengikuti gerak benda tanpa gerak kepala  Untuk tersenyum, merengut dan lihat kesimetrisan antara wajah kanan dan kiri, menggembungkan pipi  Tes rasa asam dan manis. Dilidah bagian depan  Dengar bisikan dari jarak 2 kaki  Tes Rine dan Weber  Lihat palatum mole saat mengatakan “ah”….terangkat simetris  Menelan air   Muntah…Dengan tonge spatel disentuhkan dibelakang lidah  Salivasi….Tes asam dan manis dibelakang lidah  Putar kepala kesalah satu arah…lawan dengan tangan pemeriksa  Angkat bahu…..lawan kebawah oleh tangan pemeriksa  Julurkan lidah, gerakan ke kanan dank e kiri kearah pipi…lawan dengantangan
  • 43. pemeriksa PEMERIKSAAN JUGULAR VENOUS PRESSURE (JVP) Pulsasi vena jugular • Pulsasi vena jugular dan tekanan vena jugular dapat diartikan sebagai tekanan dan pulsasi venajugular interna. • Meskipun vena jugular interna terletak jauh dibawah otot sternokleidomastoideus, pulsasi dari pembuluh darah vena dapat terlihat dibawah kulit • Vena jugular interna kanan merupakan saluran langsssung dari atrium kanan dibandingkan vena jugular interna kiri. Pemeriksaan tekanan dan pulsa pada vena jugular interna kanan merupakan pilihan terbaik • Pemeriksaan vena jugular eksterna tidak disarankan, kaaarena vena jugular eksterna memiliki katup-katup dan melewati otot-otot wajah yang dapat menghalangi transmisi pulsa dan tekanan dari atrium kanan. • Bedakan pulsasi vena jugular interna dengan pulsasi arteri karotis :  Pulsasi vena jugular interna menurun saat inspirasi dan meningkat saat ekspirasi. Hal ini tidak terjadi pada aaarteri karotis  Pada saat terjadi valsava maneuver, terjadi peningkatan tekanan intra thorak dan juga pulsasi vena jugular interna. Tetapi tidak terjadi pada arteri karotis.  Pulsasssi vena jugular interna terlihat pada permukaan kulit tapi tidak dapat teraba.Sedangkan pulsasi arteri karotis terletak lebih dalam dan teeraba. Tekanan Vena Jugular • Point tertinggi pulsasi vena disebut “kepala”. Tinggi kepala ini bervariasi pada respirasi : menurun paa inspirasi ketika tekanan negative tekanan intra thorak meningkatkan kembalinya aliran vena ke jantung ; meningkat saat tekanan positif intra thorak ‘impedes’aliran vena ke jantung • Rata-rat dari aliran ini (antara inspirasi dan ekspirasi)mencerminkan tekanan hidrostatik di atrium kanan, nilai normalnya 6-110 cmH2O • Jugular venous pressure (JVP) biasanya diperlihatkan sebagai tinggi vertical pe,mbuluh vena (kepala cm) dihubingkan dengan sudut sternum (angle of Louis) • Dengan bantuan 2 buah penggaris, tinggi vertical yang dihubungkan sudut sternum dapat ditentukan dengan “method of triangulation”
  • 44. • Sudut sternum terletak 5 cm diatas atrium kanan pada dewasa-sama pada posisi ssupine, reclining ataupun duduk-tekanan hidrostatik diatrium kanan (cm H2O) setara dengan tinggi vertical (cm) “ Kepala” vena diatas sudut sterna ditambah 5 cm. • Pada kondisi klien yang normal, “kepala” pulsasi vena jugular biasanya terlihat setinggi klavikula saat posisi tubuh dinaikan dengan sudut 45o • Dengan kata lain, JVP dengan nilai lebih dari 5 cm diatas sudut sternal disebut terjadi peningkatan. Prosedur Pemeriksaan JVP : 1. Dibutuhkan 2 buah penggaris centimeter untuk pengukuran jika ada distensi vena. 2. Baringkan tubuh klien. Awasi jika terjadi dyspnea.(Klien dengan distensi vena leher sering tidak dapat berbaring lurus tanpa adanya Dyspnea) 3. Pemeriksa berdiri disebelah kanan klien, untuk memeriksa vena jugular kanan. 4. Buka pakaian yang menutup leher dan dada klien 5. Tinggikan posisi kepala dengan sudut 45o dan tolehkan kepala klien ke arah kiri 6. Lihatlah permukaan kulit leher secara tangensial ke seluruh bagian bawah leher dengan cahaya yang cukup. Perhatikan pulsasi yang terjadi dan kepala vena jugular interna 7. Jika terdapat pulsasi, mintalah klien untuk bernafas secara perlahan memasukan dan mengeluarkan udara,observasi tinggi pulsasi selama maneuver ini 8. Tentukan tinggi vertical pulsasi dihubungkan dengan sudut sternum dengan metode triangulasi seperti gambar diatas. Jika tinggi vertical 3 cm, catat hasil pemeriksaan sebagai berikut : 3 cm diatas susut sterna dengan posisi 45o 9. Ubahlah sudut elevasi dan ulangi pemeriksaan jika anda tidak dapat melihat “kepala” pulsasi vena jugular 10. Hasil Normal :  JVP normalnya tidak lebih dari 5 cm diatas susut sternum  Saat klien dielevasi 450, kepala pulsasi vena jugular normal terlihat setinggi klavikula 11. Hasil Abnormal :  Peningkatan JVP biasanya terlihat pada kondisi gagal jantung kanan  Peningkatan JVP juga merupakan tanda dari overload cairan, meskipun tidddak terjadi gagal jantung.
  • 45.  Peningkatan JVP dapat juga desebabkan oleh cardiac tamponade atau perikarditis konstriktif.  Peningkatan JVP jugaterlihat pada obstruksi vena kava superior. TOOLS PENILAIAN PEMERIKSAAN FISIK KEPALA DAN LEHER NO A 1 2 3 4 5 6 PENILAIAN FASE ORIENTASI Memberi salam dan menyapa nama klien Memperkenalkan diri Melakukan kontrak Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan Meminta ijin melakukan tindakan B FASE KERJA Memasang tirai/penutup mencuci tangan memasang sarung tangan bersih mengatur posisi klien supinasi menanyakan keluhan klien pada bagian klepala & leher melakukan pemeriksaan daerah kepala dengan benar: a. rambut/kepala: warna, kebersihan, distribusi, lesi, massa, kekuatan,kerontokan b. muka : kesimetrisan, warna, distribusi rambut,sensasi ringan & nyeri, gerakan wajah c. mata: * alis : kesimetrisan, distribusi rambut alis * rambut mata: kesimetrisan, distribusi & arah pertumbuhan rambut. * kelopak mata: keleluasaan kedipan * tekanan bola mata * konjungtiva & sklera: warna * iris & pupil : warna, ukuran, reflek cahaya * aparatus lakrimalis: pengeluaran * gerakan mata * test akomodasi & konvergensi * lapang pandang * visus d. hidung :kesimetrisan, warna kulit, lesi, cairan yang keluar, test patensi, septum hidung 7 8 9 10 11 12 BOBOT 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.8
  • 46. 13 14 C 15 16 17 e. telinga : kesimetrisan, pembengkakan, cairan yang keluar, cerumen, benda asing, keadaan mastoid, test pendengaran f. mulut & tenggorokan: keadaan bukal, gusi & gigi, lidah, uvula & langitlangit, tonsil, bau mulut, test rasa leher: * inspeksi kesimetrisan, warna kulit, lesi, arteri karotis * palpasi : kelenjar tirod & nodus limfa * auskultasi : bruit arteri karotis * ROM merapikan klien dan alat FASE ORIENTASI melepaskan sarung tangan & mencuci tangan mengevaluasi respon klien mengucapkan salam TOTAL 0.8 0.8 0.5 0.5 0.5 0.5 0.2 0.2 0.2 0.2 10
  • 47. TOOLS PENILAIAN PEMERIKSAAN FISIK THORAK NO A PENILAIAN BOBOT 1 2 3 4 5 6 FASE ORIENTASI Memberi salam dan menyapa nama klien Memperkenalkan diri Melakukan kontrak Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan Meminta ijin melakukan tindakan 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 7 8 FASE KERJA Memasang tirai/penutup mencuci tangan 0.2 0.25 9 10 11 12 13 memasang sarung tangan bersih mengatur posisi klien duduk/supinasi menanyakan keluhan pernafasan menanyakan keluarga yang menderita penyakit yang sama menanyakan pengobatan yang sudah dilakukan 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 14 melakukan inspeksi dada posterior dan anterior dengan benar a. menghitung pernafasan b. konfigurasi dada 0.5 0.5 c. kesimetrisan dada 0.5 B 15 16 melakukan palpasi thorak posterior dan anterior dengan benar a. taktil fremitus b. ekspansi pernafasan melakukan perkusi thorak posterior dan anterior dengan benar 17 a. perkusi daerah paru b. perkusi ekskursi diafragma melakukan auskultasi thorak posterior dan anterrior dengan benar ( area trakhea, bronkhus dan paru ) 1 1 1 1 1
  • 48. 18 merapikan klien dan alat 0.2 19 20 21 FASE ORIENTASI melepaskan sarung tangan & mencuci tangan mengevaluasi respon klien mengucapkan salam 0.25 0.2 0.2 C TOTAL 10
  • 49. PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG BATASAN Tindakan memeriksa dan mengkaji fungsi kardiovaskuler klien TUJUAN Untuk mendapatkan data tentang kondisi kesehatan klien PRINSIP 1. Akurat dan sistematis 2. Menjaga privacy ALAT 1. Stetoskop 2. Jam tangan dengan detik 3. Sarung tangan
  • 50. FORMAT PENILAIAN PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG NO. TINDAKAN 0 A. 1. 2. 3. FASE ORIENTASI Mengucapkan salam & memperkenalkan diri Menjelaskan tujuan prosedur Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan B. 4. 5. 6. 7. FASE KERJA Memasang tirai / penutup Mencuci tangan Memasang sarung tangan bersih Menanyakan keluhan pada bagian jantung (nyeri dada sebelah kiri,nyeri menjalar kelengan kiri,punggungg sampai dagu,sesak nafas) Menanyakan keluarga yang menderita penyakit yang sama Menanyakan pengobatan yang sudah dilakukan Melakukan inspeksi jantung (ictus cordis) dengan benar Melakukan palpasi jantung dengan benar, menghitung Heart Rate dengan benar dan membandingkannya dengan nadi pasien Melakukan perkusi jantung dengan benar Melakukan auskultasi jantung dengan benar, meliputi tempat auskultasi jantung dan BJ I dan II yang didengar Merapikan klien dan alat 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. C. 15. 16. 17. FASE TERMINASI Melepaskan sarung tangan dan mencuci tangan Mengevaluasi respon klien Mengucapkan salam TOTAL NILAI 1 2
  • 51. PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN NO A 1 2 3 4 5 6 B 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 C PENILAIAN FASE ORIENTASI Memberi salam dan menyapa nama klien Memperkenalkan diri Melakukan kontrak Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan Meminta ijin melakukan tindakan FASE KERJA Memasang tirai/penutup mencuci tangan memasang sarung tangan bersih mengatur posisi klien supinasi menanyakan keluhan pada abdomen (kembung, mual) menanyakan pola BAB & BAK menanyakan pola makan & minum melakukan inspeksi abdomen dengan benar a. warna kulit, adanya eskar, striae, ostomi b. bentuk dan kesimetrisan abdomen c. umbilikus melakukan auskultasi abdomen dengan benar melakukan perkusi abdomen dengan benar a. perkusi semua kuadran abdomen b. perkusi hepar a. perkusi limfa b. perkusi ginjal melakukan palpasi abdomen dengan benar a. palpasi ringan dan sedang/dalam pada keempat kuadran abdomen b. palpasi hepar c. palpasi limfa d. palpasi ginjal merapikan klien dan alat FASE ORIENTASI BOBOT 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.5 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.2
  • 52. 19 20 21 melepaskan sarung tangan & mencuci tangan mengevaluasi respon klien mengucapkan salam TOTAL 0.5 0.2 0.2 10
  • 53. TOOLS PENILAIAN PEMERIKSAAN FISIK EKSTREMITAS NO A 1 2 3 4 5 6 B 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 C 19 20 21 PENILAIAN FASE ORIENTASI Memberi salam dan menyapa nama klien Memperkenalkan diri Melakukan kontrak Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan Meminta ijin melakukan tindakan FASE KERJA Memasang tirai/penutup mencuci tangan memasang sarung tangan bersih mengatur posisi klien duduk/supinasi menanyakan keluhan pada ekstremitas menanyakan keluarga yang menderita penyakit yang sama menanyakan pengobatan yang sudah dilakukan melakukan inspeksi dada posterior dan anterior dengan benar a. menghitung pernafasan b. konfigurasi dada c. kesimetrisan dada melakukan palpasi thorak posterior dan anterior dengan benar a. taktil fremitus b. ekspansi pernafasan melakukan perkusi thorak posterior dan anterior dengan benar a. perkusi daerah paru b. perkusi ekskursi diafragma melakukan auskultasi thorak posterior dan anterrior dengan benar ( area trakhea, bronkhus dan paru ) merapikan klien dan alat FASE ORIENTASI melepaskan sarung tangan & mencuci tangan mengevaluasi respon klien mengucapkan salam TOTAL BOBOT 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.25 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.5 0.5 0.5 1 1 1 1 1 0.2 0.25 0.2 0.2 10
  • 54. TEPID SPONGING Bentuk umum mandi terapeutik adalah tepid sponging. Tepid sponging dilakukan bila klien mengalami demam tinggi. Prosedur ini meningkatkan control kehilangan panas tubuh melalui evaporasi dan konduksi. Karena pendinginan terjadi dengan lambat, fluktuasi suhu dapat dihindari. Penggunaan air hangat mencegah menggigil, yang dapat menyebabkan kenaikan suhu tubuh akibat menggigilnya otot. Orang tua dari anak-anak kecil harus belajar bagaimana melakukan tepid sponging yang aman dirumah. Anak-anak kecil beresiko mengalami kejang bila terjadi demam tinggi. Perawat pada lingkungan perawatan kesehatan dapat melakukan tepid sponging sambil meminta instruksi tambahan dari dokter untuk control suhu. Peralatan: • baskom berisi air hangat 370C • selimut mandi • termometer raksa • termometer air • lap mandi / waslap 5 buah • sarung tangan disposible • perlak mandi • handuk sedang TEPID SPONGING
  • 55. NO 1 2 3 4 ASPEK YANG DINILAI Fase Pre interaksi Cek rencana keperawatan Siapkan peralatan Cuci tangan dan keringkan Fase orientasi Beri salam, Jelaskan tujuan dilakukan tepid sponge dan prosedur BOBOT 0,25 0,25 0,5 0,5 pelaksanaan. 5 6 7 8 Beri kesempatan klien untuk bertanya Jaga privasi klien Ukur suhu , nadi, RR sebelum mulai kompres Letakkan bantal tahan air atau perlak di bawah tubuh klien Lepaskan pakaian klien 0,5 0,5 0,25 0,25 9 Ganti selimut dengan selimut mandi, 0,5 10 11 pertahankan selimut mandi diatas bagian tubuh yang tidak dikompres Periksa suhu air. (370C) Celupkan waslap atau lap mandi yang sudah basah dengan air hangat 0,25 0,5 di bawah masing-masing aksila dan lipat paha. 12 Bila menggunakan bak mandi rendam klien selama 20-30 menit Dengan perlahan kompres bagian ekstremitas selama 5 menit. Periksa 0,5 respon klien. 13 14 Ekstremitas berlawanan ditutup dengan lap mandi dingin (air biasa) Keringkan ekstremitas, ukur vital sign Lanjutkan mengkompres ekstremitas lain , punggung dan bokong 0,5 0,5 15 setiap 3 sampai 5 menit. Kaji ulang suhu dan nadi tiap 15 mnt Ganti air dan lakukan kembali kompres pada aksila dan lipat paha 0,5 16 sesuai kebutuhan Bila suhu tubuh turun sedikit diatas normal (380C), hentikan prosedur 0,5 17 (untuk mencegah perubahan suhu tubuh ke tingkat subnormal) Keringkan ekstremitas dan bagian tubuh secara menyeluruh. Selimuti 0,5 18 klien dengan selimut mandi Lalu segera ganti selimut mandi dengan selimut, lepas perlak dan 0,5 ganti linen tempat tidur bila basah
  • 56.
  • 57. 6th Topic Pemberian Obat Learning Objectif : Setelah Menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa dapat : 1. Mengelola pemberian obat secara benar 2. Mendemonstrasikan pemberian obat supositoria dengan benar 3. Melakukan injeksi IM dengan benar 4. Melakukan injeksi SC dengan benar 5. Melakukan injeksi IC dengan benar Skenario Ny. B, 40 thn, sudah 2 hr dirawat di ruang cempaka dengan anemia, Ny. B mendapatkan terapi vitamin B 1x2mg/IM
  • 58. Pertanyaan minimal : 1. Jelaskan tanggung jawab perawat dalam pengelolaan obat ? 2. Jelaskan macam – macam rute pemberian obat ? 3. Jelaskan lokasi pemberian obat dari masing – masing rute tersebut ? 4. Jelaskan tahap – tahap pemberian obat yang aman ? Masalah Keperawatan : 1. Nyeri akut 2. Defisit pengetahuan 3. Resiko infeksi PEMBERIAN OBAT Memberikan obat dengan aman dan akurat merupakan salah satu tanggung jawab perawat. Tanggung jawab perawat dalam pengobatan adalah : 1. Memahami aksi dan efek samping obat 2. Memberikan obat dengan benar 3. Memonitor respon klien 4. Membantu klien menggunakan obat dengan benar Cara penggunaan obat Obat dapat digunakan melalui berbagai macam cara. Cara yang dipakai didasarkan pada bentuk obat, efek yang diinginkaan baik fisik maupun mental 1. Oral a. Oral Pemberian obat melalui mulut merupakan cara paling mudah dan paling sering digunakan. Obat yang digunakan biasanya memiliki onset yang lama dan efek lebih lama
  • 59. b. Sublingual Obat yang diberikan melalui sublingual, dirancang agar segera diabsorbsi setelah diletakan dibawah lidah. Obat ini tidak boleh ditelan, karena jika ditelan efek yang diharapkan tidak dapat dicapai. Selain itu klien tidak diperkenankan minum sebelum obat menjadi larut. Obat yang biasa diberikan antara lain : Nitroglyserin c. Buccal Obat yang solid diberikan pada mukosa pipi hingga obat terlarut. Bila obat diberikan beberapa kali, klien diminta untuk menggunakan sisi pipi secara bergantian, untuk mencegah terjadinya iritasi. Klien tidak boleh mengunyah atau menelan obat. Obat ini hanya bekerja pada mukosa atau jika telah tertelan akan bekerja secar sistemik Meskipun pemberian obat melalui mulut lebih mudah, serta disukai oleh klien, akan tetapi ada beberapa klien tidak diperkenan melakukanya. Pemberian obat melalui oral tidak diperbolehkan pada klien yang memilikigangguan fungsi gastrointestinal,motilitas menurun (misalnya setelah anestesigeneral(, serta pasca operasi sistim gastrointestinal. Selain itu medikasi oral juga tidak diperkenankan pada klien dengan gastric suction. Kerugian yang terdapat pada medikasi oral adalah klien yang tidak sadar sepenuhnya, tidak dapat menelan atau meletakan obat dibawah lidah. Medikasi oral dapat menimbulkan rasa tidak enak dan dapat merusak lintasan gastrointestinal,perubahan warna pada gigi. 2. Parenteral Pemberian obat melalui parenteral merupakan pemberian obat melalui jaringan tubuh. Ada beberapa cara pemberian obat melalu parenteral : a. Subcutan (SC), obat disuntikan melalu jaringan antara dermis dan kulit b. Interadermal(ID), obat disuntikan melaui dermis, dibawah epidermis c. Intramuskular (IM), Obat disuntikan ke jaringan otot. d. Intravena (IV), obat disuntikan melaui vena Pemberian obat parentral, merupakan plihan jka pemberian obat melalu mulut merupakan kontraindikasi. Obat yang akan diberikan akan lebih cepat terabsorbsi dibandingkan dengan oral atau topikal. Beberapa kerugian ditimbulkan oleh pemberian obat melalui parenteral, antara lain : adanya resiko untuk terjadinya infeksi, obat lebih mahal, klien mengalami
  • 60. tusukan jarum. Selain itu adanya resiko terjadinya kerusakan jaringan dengan cara SC. Pemberian obat dengan IM atau IV lebih beresiko karena cepat terabsorbsi. Pada banyak klien, terutama anak-anak cara ini menimbulkan ketakutan. 3. Topical Pemberian Obat Kulit Topikal Tujuan pemberian obat topical: 1. Mempertahankan hidrasi permukaan kulit 2. Melindungi bagian atas kulit 3. Mengurangi iritasi kulit local 4. Membuat anestesi local 5. Mengobati infeksi,abrasi atau iriatasi Peralatan: 1. Agens topical yang diresepkan (krim,losion,aerosol,spray,bubuk/serbuk,koyo)perban steril) 2. Baskom yang berisi air hangat,lap,handuk,dan sabun yang tidak mengeringkan 3. Kain perban, plastik penutup,atau plester 4. Hands scoon steril atau sekali pakai 5. Catatan pemberian medikasi Mencatat KU;hasil dari pemberian obat;Tanggal dan jam pemberian obat,nama obat yang diberikan dan nama perawat yang memberikan obat LANGKAH 1. Tinjau kembali kekuatan,waktu pemberian dan tempat pengolesan obat Perhatikan kondisi kulit klien secara menyeluruh.Cuci area yang sakit, bang sema debris dan kulit yang mengering (gunakan sabun yang tidak mengeringkan) Memastikan bahwa obat akan diberikan secara aman dan akurat 2. Pengoles berujung kapas ata spatel lidah.Memberikan dasar untuk menentkan perubahan kondisi kulit dalam menjalani terapi.Kulit hars bersih untuk pengkajian yang benar Membuang debris untuk meningkatkan penetrasi obat topical terhadap kulit. Pembersihan dapat menghilangkan tempat hidup MO dalam debris.Pembersihan juga membuang sisa-sisa obat sebelumnyaehingga tidak akan terjadi over dosis. 3. Keringkan kulit atau pajanan keudara yang kering Kelembapan yang berlebihan dapat mengganggu pemerataan agens topical
  • 61. 4. Jika kulit sangat kering dan mengelupas, oleskan agens topical sewaktu kulit masih lembab mempertahankan kelembapan lapisa kulit 5. Letakkan agens topikal pada sarung tangan jika diindikasikan. Sarung tangan sekali pakai digunakan ketika mengoleskan agens pada lesi kulit 6. Oleskan agens topikal Krim,Salep, dan losion berbahan mengandng minyak 1. Letakkan 1- 2 sendok teh medikasi pada telapak tangan dan lunakkan dengan menggosok secara cepat diantara dua tangan Melembutkan agens topical akan memdahkan mengoleskannya pada kulit • Medikasi lainnya sedikit dan halus ,oleskan secara merata dipermukaan kulit dengan menggnakan usapan yang panjang dan merata dengan mengikuti pertumbuhan rambut Memastikan penyenbaran medikasi yang merata. Mencegah iritasi pada folikel rambut • Jelaskan pada klien bahwa kulit akan berminyak setelah diolesi agens topikalSalep sering mengandng minyak Spray Aerosol • Baca label sesuai jarak yang dianjurkan untuk pemakaian yang efektifMencampur isi dengan propelan ntk memastikan penyebaran spray yang baik dan merata • Jika dada atas atau leher terkena spray ,beritahu klien untuk memalingkan wajah menjauhi spray.Pegang handuk didepan wajah klien untuk saat penyemprotan obatJarak yang tepat menjamin spray mengenai permukaan kulit .Memeganggang botol terlal kuat mengakibatkan • Semprotkan medikasi secara merata disekitar daerah yang terkena( pada beberapa kasus spray diberi waktu untuk beberapa detik tertentu) Losion mengandung suspensi • Kocok botol secara tepat • Oleskan sedikit losion pada kain perban atau alas dan gunakan pada kulit dengan mengusapkan nya secara merata mengikuti arah pertumbhan rambut kulit • Jelaskan pada klien bahwa area yang diolesi losion terasa dingi dan kering
  • 62. • • • Pastikan bahwa seluruh permukaan kulit mengering Tebarkan bagian lipatan kulit seperti diantara jari kaki ata dibawah lengan Taburi area kulit secara lembut dengan menggunakan dispenser sehingga area kulit tertutup dengan lapisan serbuk yang lembut dan tipis 8. Tutup area kulit dengan membalutnya jika diianjurkan dokter. Pemberian obat melalui anus /rektal Pengertian: Memberikan obat-obat tertentu melaui anus tau rektum Dengan cara: mengoleskan obat dan memasukkan obat suppositoria Tjuan mengoleskan obat:sebagai pengobatan atau mengurangi rasa sakit Dilakukan pada pasien: dengan hemoroid, luka/ fisura pada anus Memasukkan Suppositoria Rektal Tujuan: Pengobatan,mengurangi rasa sakit, otot pernafasan menjadi kendor, feses menjadi lunak dan bang air besar menjadi terangsang. Dilakukan pada pasien: Penyakit hemoroid misalnya obat ultraprokt,anusol Penyakit asma bronkhial, misalnya obat aminopilin, konstipasi misalnya profenit Aminopilin supositoria bekerja secara sistemik ntuk mendilatasi bronkhial respiratori dulkolak untuk meningkatkan defekasi yang bekerja secara lokal. Perawat harus memperhatikan terutama pada penempatan supositoria dengan benar pada dinding mukosa rektal ,melewati spinter anal interna sehingga supositoria tidak akan dikeluarkan Klien yang mengalami pembedahan ata perdarahan rektal tidak boleh diberikan supositoria. Peralatan: 1. Supositoria rektal . (suppositoria harus disimpan dalam lemari es agar tidak meleleh 2. Jeli pelumas (larut air) 3. Sarung tangan sekali pakai 4. Tisu
  • 63. 5. Duk 6. Catatan pemberian obat Langkah: 1. Tinjau ulang nama obat,dosis dan rute pemberian Meyakinkan bahwa obat akan diberikan secara aman dan akurat 2. Minta klien untuk melakukan posisi sim (sims) dengan kaki atas fleksi ke depan Memajankan anus dan membant klien merilekskan spinter anal eksternal 3. Pertahankan klien tertutup duk dengan hanya area anal yang terpajan Penutupan klien mempertahankan privasi dan memudahkan relaksasi 4. Periksa kondisi anus eksternal dan palpasi dinding rektal .Lepaskan sarung tangan dengan menariknya kedalam dan menempatkannya dalam wadah yang tepat Menetapkan adanya perdarahan rektal aktif 5. Kenakan sepasang sarung tangan baru Mengurangi penularan infeksi 6. Lepaskan supositoria dari wadahnya dan beri pelumas pada sekitar jung dengan jeli . Beri pelumas sarng tangan pada jari telunjuk tangan dominan anda Pelumasan mengurangi friksi saat supositoria masuk kerektum 7. Minta klien untuk merilekskan spinter anal Mendorong supositoria melalui spinngter yang konstriksi menyebabkan nyeri 8. Regangkan bokong klien dengan tangan nondominan anda. Dengan jari telunjuk yang tersarungi ,masukkan supositoria dengan perlahan melalui anus ,melalui spinter anal internal dan mengenai dinding rektal : masukkan seluruh jari pada orang dewasa, kira-kira 5 cm pada anak –anak dan bayi.Supositoria harus ditempatkan mengenai mukaosa rektal untuk absorpsi dan kerja terapeutik. 9. Tarik jari anda dan bersihkan area anal klien . Memberikan klien rasa nyaman 10. Instruksikan klien ntk tetap berbaring telentang ata miring selama 5 menit Mencegah keluarnya supositoria 11. Bila supositoria mengandung laksatif atau pelunak feses ,tempatkan lampu pemanggil dalam jangjauan klien sehingga ia dapat mencari bantuan untuk mengambil pispot ata kamar mandi Mampu untk memanggil bantuan memberikan klien rasa kontrol terhadap eliminasi 12. Buang sarung tangan membalik bagian dalam keluar dan buang dalam wadah yang tepat Membuang sarng tangan dengan cara ini mengurangi pemindahan mikroorganisme
  • 64. Kewaspadaan perawat Mungkin perlu merapatkan bokong klien sebentar untuk menahan dorongan defekasi Respon klien yang membuthkan tindakan dengan segera 1. Reaksi Alergi : Tetap tenang dan tenangkan klien.Cari bantuan tetapi tetap bersama klien .Mulai pemberian oksigen bila klien merasa sesak nafas.Ukur tanda vital sesuai kebutuhan Ikuti kebijakan lembaga mengenai reaksi alergi 2. Respons vagal refleks (melambatnya frekuensi jantung) sebagai akibat stimulasi rektal berlebihan: Tetap tenang dan tenangkan klien .Tetap bersama klien ,cari bantuan dan berikan pelumas tambahan. 3. Klien melaporkan rasa terbakar atau nyeri pada insersi: Berikan pelumas tambahan 4. Klien menolak obat: Identifikasi alasan klien menolak obat,bila obat disembunyikan dokumentasikan penolakan.Bila obat penting dokumentasikan penolakan dan beritahu dokter. 10 TAHAP PEMBERIAN OBAT DENGAN AMAN (10 BENAR OBAT) 1. 2. 3. 4. 5. mengetahui pasien mengetahui obat komunikasi dengan jelas hati-hati dengan obat yang memiliki nama mirip atau bentuk mirip ketat dan lakukan standarisasi thd penyimpanan, persediaan dan distribusi obat 6. periksa alat-alat yang digunakan 7. jangan menyabotase diri sendiri 8. lakukan pendidikan thd petugas 9. dorog klien untuk menjadi bagian dari pengamanan obat 10. tentukan target pada proses, bukan pada pelaku
  • 65. REFERENSI 1. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A.,(1999). Fundamental Keperawatan Konsep proses dan praktek.EGC: Jakarta 2. Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A., Yasmin, Asih (editor). (1999). Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur Dasar. EGC: jakarta 3. Taylor, C., Lilis, C., and LeMone, P., ( 1998 ). Fundamental of Nursing : the art and science of nursing care ‘Lippincott. PENILAIAN PEMBERIAN OBAT NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT Mengucapkan salam Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan Menjelaskan langkah prosedur Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien Menjaga privasi klien Fase Kerja Mencuci tangan Memakai sarung tangan Mengatur posisi klien Memasang pengalas Mendekatkan alat A. Injeksi Intramuskuler (IM) Menentukan area penyuntikan Melakukan desinfeksi pada area yang ditentukan Melepaskan tutup jarum dengan menggunakan teknik satu tangan Masukkan jarum kedalam muskulo dengan sudut 900 dengan tangan yang tidak dominan meregangkan atau mencubit sekitar area penyuntikan (disebutkan)* Mengaspirasi dan mengobservasi jika ada darah yang masuk ke dalam spuit* Memasukkan obat pelan-pelan Mencabut jarum sambil menekan tempat tusukan dengan kapas alkohol. Massage bagian tsb Mengobservasi adanya perdarahan superfisial Menutup jarum dengan teknik satu tangan 0,25 0,5 0,5 0,5 0,25 Fase Orientasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 0,25 0,5 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 1 1 0,25 0,25 0,25 0,25
  • 66. Mengambil perlak dan pengalas Melepas sarung tangan Mengembalikan klien pada posisi yang nyaman Merapikan pasien B. Injeksi Intracutan (IC) Menentukan area penyuntikan Melakukan desinfeksi pada area yang ditentukan Melepaskan tutup jarum dengan menggunakan teknik satu tangan Memasukkan jarum dengan sudut 150, dengan tangan yang tidak dominan meregangkan area sekitar penyuntikan * Memasukkan obat pelan-pelan sampai tampak bulatan menonjol Menarik jarum dan jangan melakukan masage. Tandai bulatan yang menonjol dengan pena Menutup jarum dengan teknik satu tangan Mengambil perlak dan pengalas Melepas sarung tangan Mengembalikan klien pada posisi yang nyaman Merapikan pasien C. Injeksi Subkutan (SC) Menentukan area penyuntikan Melakukan desinfeksi pada area yang ditentukan Melepaskan tutup jarum dengan menggunakan teknik satu tangan Memasukkan jarum dengan sudut 450, dengan tangan yang tidak dominan meregangkan area sekitar penyuntikan Memasukkan obat pelan-pelan Mencabut jarum sambil menekan tempat tusukan. Massage bagian tsb kecuali kontraindikasi Menutup jarum dengan teknik satu tangan Melepas sarung tangan Mengembalikan klien pada posisi yang nyaman Merapikan pasien D. Supositoria Membantu klien pada posisi Sim, jaga agar hanya pada bagian anus saja yang terbuka Keluarkan supositoria dari bungkusnya, lumasi ujung supositoria dan tangan yang dominan dengan dengan jely atau pelumas larut air Minta klien tarik nafas dalam dengan perlahan melalui mulut agar spingter anus relaksasi* Retraksi bokong dengan tangan tidak dominan. Masukka supositoria dengan perlahan melalui anus melalui sfingter internal dan kearah dinding rektum, 10 cm pada dewasa 5 cm pada anak dan bayi *. menganjurkan klien untuk menahan ±15 menit agar obat tidak keluar sehingga bereaksi optimal melepas sarung tangan Fase Terminasi 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,5 0,25 1 1 0,5 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,5 0,25 1 1 0,5 0,5 0,25 0,25 0,25 0,5 0,5 1,25 1,5 0,75 0,25
  • 67. 12 13 14 15 16 Mengevaluasi respon klien Membereskan alat Mencuci tangan Mengucap salam Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan total 0,5 0,25 0,25 0,25 0,5 10