SlideShare a Scribd company logo
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Uraian Materi 
Untuk memudahkan pemahaman 
Saudara, pemenuhan eliminasi 
urine diuraikan terlebih dahulu baru 
selanjutnya akan dibahas tentang 
eliminasi alvi dengan sistematika 
penyajian yang sama. 
Tahukah Saudara, untuk apa kita 
setiap hari buang air besar dan buang 
air kecil? Mengapa harus dikeluarkan 
(dieliminir) dari tubuh? Eliminasi adalah 
pengeluaran sisa-sisa metabolisme 
yang berupa zat-zat yg sudah tidak 
berguna lagi dalam tubuh. Selain 
mengeluarkan sisa- sisa metabolisma, 
eliminasi juga bertujuan memelihara 
fungsi fisiologis tubuh dan memberi 
rasa nyaman. 
Ada beberapa cara untuk 
eliminasi ini, yaitu melalui rectum 
untuk pengeluaran faeces dan melalui 
urethra untuk pengeluaran urine. 
Selain melalui keduanya, pengeluaran 
sisa metabolisme dapat melalui kulit 
berupa pengeluaran keringat dan 
melalui paru berupa pengeluaran 
CO2 (karbondioksida) dan uap air, 
sebagaimana sudah dibahas pada 
kegiatan belajar tentang pemenuhan 
kebutuhan cairan. Yang menjadi 
pokok bahasan pada kegiatan belajar 
ini adalah eliminasi urine dan eliminasi 
alvi. Pada awal kegiatan, akan dibahas 
dulu organ-organ yang berperan. 
ORGAN YANG BERPERAN UNTUK ELIMINASI URINE 
Organ tubuh yang berperan 
untuk fungsi eliminasi urine adalah 
ginjal, ureter, kandung kemih dan 
urethra. Sebagaimana terlihat pada 
gambar berikut. 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 2
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
3 
Ginjal terdiri dari 2, pada sebelah 
kanan dan kiri tulang punggung, 
terletak dibelakang selaput perut. 
Ginjal berperan mengatur komposisi 
dan volume cairan tubuh, menyaring 
bahan buangan yang sudah tidak 
diperlukan tubuh. Ginjal kanan terletak 
lebih rendah dari ginjal kiri karena ada 
hati di sisi kanan. 
Ureter terdiri dari dua 
saluran pipa yang masing-masing 
menyambung dari ginjal ke kandung 
kemih (vesika urinaria), mempunyai 
panjang sekitar 25-30 cm, dengan 
penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian 
terletak dalam rongga abdomen dan 
sebagian 
terletak dalam rongga pelvis. 
Kandung kemih (vesika 
urinaria, baldder) adalah tempat untuk 
menampung urine yang berasal dari 
ginjal melalui ureter, untuk selanjutnya 
diteruskan ke uretra. Vesica urinaria 
terletak di lantai pelvis (pelvic floor), 
bersama-sama dengan organ lain 
seperti rektum, organ reproduksi, 
bagian usus halus, serta pembuluh-pembuluh 
darah, limfatik dan saraf. 
Dinding vesica urinaria terdiri dari otot 
musculus detrusor yang berkontraksi 
untuk mengeluarkan urine. Pada 
saat vesica urinaria tidak dapat lagi 
menampung urine (volume urine 
kira-kira 300 ml) maka reseptor 
pada dinding vesika urinaria akan 
memulai kontraksi musculus detrussor. 
Pada bayi, berkemih terjadi secara 
involunter dan dengan segera. Pada 
orang dewasa, keinginan berkemih 
dapat ditunda sampai ia menemukan 
waktu dan tempat yang cocok. Jika 
rangsangan sensoris ditunda terlalu 
lama, maka akan memberikan rasa 
sakit. 
Uretra merupakan bagian akhir 
saluran keluar yang menghubungkan 
kandung kemih dengan luar tubuh. 
Uretra pria berbeda dengan uretra 
wanita. Uretra pada laki-laki merupakan 
tuba dengan panjang kira-kira 13,7- 
16,2 cm dan memanjang dari kandung 
kemih ke ujung penis. Saat ejakulasi 
sperma berjalan melalui uretra. Uretra 
wanita jauh lebih pendek hanya sekitar 
3,7-6,2 cm. Pada genetalia eksterna, 
uretra terlihat 2,5 cm di belakang 
klitoris dan di depan vagina. 
Sudah jelaskah Saudara mengenai 
organ tubuh apa saja yang berperan 
untuk eliminasi urine? Coba Saudara 
ingat kembali organ-organ tersebut 
sambil mengingat fungsinya masing-masing. 
Untuk selanjutnya, silakan 
Saudara pelajari uraian tentang konsep 
eliminasi urine berikut ini... 
Konsep Elminasi Urine 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Proses Berkemih 
Apa yang Saudara rasakan pada perut 
bagian bawah ketika ingin buang air 
kecil? Apakah ada ketegangan pada 
daerah tersebut? Itu tandanya urine 
harus dikeluarkan. 
Eliminasi urine adalah 
pengeluaran bahan-bahan yang tidak 
dibutuhkan lagi dari produk buangan 
tubuh melalui saluran kencing. Proses 
berkemih akan terjadi jika volume 
urine yang terbentuk dalam kandung 
kemih sekitar 250 – 400 ml pada 
orang dewasa dan sekitar 50 - 200 ml 
pada anak-anak. Urine tersebut akan 
merangsang ujung syaraf sensoris 
pada dinding kandung kemih untuk 
mengirim impuls ke spinal cord (pusat 
reflek berkemih pada S2 – S4) dan ke 
pengendali kencing di cortex cerebri. 
Jika saatnya sesuai , otak mengirim 
impuls melalui spinal cord untuk 
perangsangan syaraf 
parasimpatis. Selanjutnya syaraf 
ini merangsang musculus detrusor 
berkontraksi dan spincter urethra 
internal relaksasi untuk mengeluarkan 
urine. 
Apakah Saudara telah memahami apa 
yang dimaksud dengan proses berkemih? 
Dapatkah Saudara menjelaskan proses 
berkemih tersebut dengan kata-kata 
Saudara sendiri yang lebih sederhana 
kepada teman Saudara, sehingga akan 
lebih jelas maknanya? 
Faktor Yang Mempengaruhi 
Eliminasi Urine (Buang Air Kecil = 
BAK) : 
Saudara perlu mengetahui faktor-faktor 
yang mempengaruhi 
pengeluaran urine, agar dapat 
menganalisis pola BAK saudara. 
1. Diet dan pemasukan cairan. 
Misalnya minuman beer dapat 
merubah urin jadi merah, beberapa 
makanan yang mengandung 
protein . 
2. Respon dorongan untuk BAK. 
Untuk mengosongkan kandung 
kemih beberapa orang punya 
kebiasaan mengabaikan keinginan 
berkemih dan hanya berkemih bila 
kandung kemih terasa sangat keras 
(karena urine akan tertampung 
lama di dalam kandung kemih) 
3. Gaya hidup. Orang yang biasanya 
berkemih di toilet dan kamar 
mandi kadang-kadang akan 
merasa malu dan sulit BAK dengan 
pispot / urinal. 
4. Stres adaptasi. Bila seseorang 
mengalami stres, frekuensi kencing 
meningkat. 
5. Aktivitas. Aktivitas fisik penting 
untuk menjaga tonus otot eliminasi 
urine menjadi baik. 
6. Tingkat perkembangan. Pada 
bayi kontrol elimiminasi belum 
berfungsi dengan sempurna. 
7. Keadaan patologis. Dalam keadaan 
demam, pengeluaran keringat 
banyak dan produksi urine sedikit 
8. Obat-obatan. Pemberian Diuretika 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
5 
akan meningkatkan produksi urine 
dan obat-obat tertentu dapat 
merubah warna urin. 
9. Kehamilan. Pertumbuhan janin 
dalam kandungan mengakibatkan 
penekanan pada kandung 
kemih dan mengurangi kapasitas 
kandung kemih (vesika urinaria). 
Setelah Saudara perlu mengetahui 
faktor-faktor yang mempengaruhi 
pengeluaran urine, dapatkah Saudara 
menjelaskan mengapa seseorang harus 
menjaga tonus otot eliminasi urine 
dengan aktivitas fisik? Aktivitas fisik 
yang manakah yang dimaksud? Untuk 
selanjutnya, silakan Saudara pelajari 
uraian tentang produksi rata-rata urine 
berikut ini... 
Produksi urin rata-rata 
Ada perbedaan produksi urine untuk 
setiap usia. Produksi urine akan 
bertambah seiring bertambahnya usia. 
Berikut ini perkiraan produksi urine 
dalam 1 hari: 
1. Usia Lahir – 2 hr : 15 – 60 ml 
2. Usia 3 hr - 10 hr : 100 – 300 ml 
3. Usia 10 hr - 2 bln : 250 – 450 ml 
4. Usia 2 bln - 1 thn : 400 – 500 ml 
5. Usia 1 thn - 3 thn : 500 – 600 ml 
6. Usia 3 thn - 5 thn : 600 – 700 ml 
7. Usia 5 thn - 8 thn : 700 – 1000 ml 
8. Usia 8 thn - 14 thn : 800 – 1400 ml 
9. Usia 14 thn – dewasa : 1500 ml 
10. Dewasa tua : 1500 ml atau 
kurang 
Dengan mengetahui adanya perbedaan 
produksi urine untuk setiap jenjang usia, 
apakah manfaatnya bagi Saudara? 
Ya, Saudara akan dapat menentukan 
normal tidaknya pengeluaran urine 
seseorang sesuai dengan usia klien 
tersebut. Selanjutnya, apakah yang 
dimaksud dengan karakteristik urine 
normal? Silakan Saudara pelajari uraian 
tentang karakteristik urine normal 
berikut ini... 
Karakteristik urine normal 
Secara normal urine berwarna 
kekuningan / jernih, berbau 
amoniak, jumlah: 1cc / jam / Kg BB 
/ hr, konsistensi : sangat cair, steril 
karena bebas dari mikroorganisme, 
mempunyai berat jenis : 1,010 – 
1,025. Frekuensi tergantung dari 
produksi urine dan kemauan individu. 
Banyaknya urine yang dikeluarkan 
seseorang dapat berkurang bila airan 
intake sedikit, muntah – muntah, diare 
dan penyakit yang mengenai ginjal. 
Sebaliknya air kemih dapat bertambah 
bila pemasukan / intake yg banyak ( 
> 2,5 lt ) obat–obatan yang dapat 
meningkatkan filtrasi ginjal. 
Setelah Saudara mengetahui 
karakteristik urine normal sebagaimana 
dijelaskan di atas, coba sekarang 
perhatikan urine Saudara sendiri ketika 
buang air kecil, apakah tergolong 
urine yang normal? Untuk selanjutnya, 
silakan Saudara pelajari uraian tentang 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
gangguan pada eliminasi urine berikut 
ini... 
Gangguan pada eliminasi Urine 
Jika buang air kecil Saudara tergolong 
normal, Saudara harus bersyukur. 
Namun bila bermasalah, coba 
perhatikan termasuk yang manakah 
diantara masalah yang sering timbul 
pada fungsi eliminasi urine dibawah ini: 
1. Anuria : produksi urine tidak 
ada atau kurang dari 100 ml/24 
jam atau terdapat sumbatan 
di sepanjang saluran kemih. 
Anuria biasanya merupakan 
indikasi adanya batu ginjal atau 
sumbatan pada saluran kemih. 
2. Oliguria : produksi urine yang 
rendah, kurang dari 100- 
500 ml/24 jam karena intake 
(asupan) cairan yang rendah 
atau pengeluaran cairan yang 
abnormal. 
3. Poliuri/ diurisis : produksi urine 
yang melebihi batas normal, 
tanpa ada peningkatan intake. 
Biasanya ditemukan pada 
penderita diabetes mellitus dan 
penyakit ginjal kronis. Penderita 
biasanya sering kencing. Bisa 
menyebabkan dehidrasi bila 
tidak disertai asupan cairan 
yang cukup. 
4 Retensio urine : penimbunan 
urine terlalu banyak dalam 
kandung kencing, namun 
tidak mampu mengosongkan 
sehingga terjadi distensi pada 
kandung kemih. Klien merasa 
tidak nyaman dan kesakitan, 
karena volume urine bisa sampai 
3-4 liter. 
5. Incontinensia urine : 
ketidakmampuan menahan 
kencing sehingga urine keluar 
terus menerus dan tidak 
dirasakan karena sfingter ani 
tidak mampu mengontrol. 
6 Enuresis adalah peristiwa 
berkemih yang tidak disadari 
(mengompol). Biasanya terjadi 
pada anak atau orang jompo 
dan terjadi pada malam hari 
(nocturnal enuresis). 
7 Disuria adalah rasa sakit dan 
kesulitan dalam berkemih. 
Hal ini sering ditemukan pada 
penderita infeksi saluran 
kencing (ISK) dan trauma 
kandung kencing. 
8 Hematuri : adanya darah dalam 
urine 
9 Albuminurin : adanya albumin 
dalam urine 
Setelah Saudara mengetahui gangguan 
pada eliminasi urine sebagaimana 
dijelaskan di atas, dapatkah Saudara 
jelaskan apa yang dimaksud dengan 
gejala poliuria pada penderita 
diabetes? Diskusikan dengan teman 
Saudara tentang gangguan-gangguan 
eliminasi urine lainnya, baik gejala 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
7 
maupun penyebabnya. Jika Saudara 
telah memahaminya, silakan Saudara 
pelajari uraian tentang tindakan 
pemenuhan eliminasi urine berikut ini... 
Tindakan pemenuhan eliminasi urine 
Ada beberapa upaya yang perlu kita 
lakukan untuk mempertahankan B.A.K 
secara teratur. Upaya ini juga perlu 
saudara informasikan kepada klien, 
yaitu dengan cara: 
1. Menghilangkan kebiasaan 
menahan kencing 
2. Setelah berolah raga atau 
bekerja berat membiasakan 
minum air putih yang cukup 
3. Minumlah sesuai dengan 
kebutuhan. 
4. Membiasakan makan makanan 
yang banyak mengandung air 
seperti buah dan sayur-sayuran. 
Ketika saudara mengkaji pola BAK 
pada klien, hal yg perlu diperhatikan 
adalah: 
1. Karateristik urine, perhatikan 
warna, bau, kekeruhan, atau 
ada buih yang berlebihan. 
2. Kesukaran atau rasa sakit pada 
waktu kencing 
3. Jumlah pemasukan cairan. 
Nah, setelah Saudara membaca uraian 
di atas, mengapa seseorang perlu 
mempertahankan kebiasaan buang 
air kecil secara teratur? Cobalah kaji 
tindakan pemenuhan eliminasi urine 
Saudara sendiri, usaha-usaha apa yang 
telah Saudara lakukan agar Saudara 
dapat mempertahankan buang air kecil 
secara teratur? 
Pemasangan Kateter (kateterisasi) 
Salah satu tindakan yang dapat 
saudara lakukan untuk mengatasi 
masalah pemenuhan eliminasi uria 
adalah dengan memasang kateter 
(kateterisasi). Kateterisasi kandung 
kemih adalah dimasukkannya kateter 
melalui urethra ke dalam kandung 
kemih untuk mengeluarkan air seni 
atau urine. Pemasangan kateter ada 
yang dipasang dalam jangka lama, 
sehingga harus disambungkan dengan 
urobag, ada yang segera setelah urine 
keluar kateter langsung dilepas. 
Tujuan kateterisasi adalah untuk 
mengatasi distensi kandung kemih, 
mengumpulkan spesimen urine, 
mengukur residu urine setelah 
berkemih, mengosongkan kandung 
kemih sebelum dan selama 
pembedahan. Untuk mempelajari 
teknik pemasangan kateter akan 
saudara pelajari pedoman praktikum 
l. 
Dibawah ini ada beberapa gambar 
yang dapat membantu saudara 
untuk menentukan posisi urethra 
pada perempuan dan laki-laki. 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Gambar mengolesi jelly pada kateter 
Gambar lubang urethra 
Gambar posisi kateter dalam urethra 
Gambar posisi penis dan kateter 
Demikianlah uraian materi tentang 
pemenuhan kebutuhan eliminasi urine. 
Adakah bagian-bagian yang belum 
saudara pahami? Jika ada, pelajari 
sekali lagi sebelum melanjutkan ke 
materi pemenuhan kebutuhan eliminasi 
alvi. 
ORGAN YANG BERPERAN DALAM ELIMINASI ALVI 
Tentunya telah Saudara ketahui bahwa 
eliminasi juga berhubungan dengan 
saluran cerna. Tapi tahukah Saudara 
bagian organ apa yang berperan? 
Organ utama yang berperan dalam 
fungsi eliminasi alvi adalah usus besar 
(colon). Panjang usus besar dimulai dari 
katup ileocecal yang terletak antara 
usus kecil dan usus besar sampai anus. 
Pada orang dewasa panjangnya kira-kira 
1,5 meter dengan diameter 5-6 
cm. Usus besar terdiri dari 7 bagian 
yaitu caecum, colon asenden, colon 
transversum, colon desenden, colon 
sigmoid, rectum dan anus. 
Usus besar merupakan pipa berotot 
garis dengan membran mucous, 2 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
9 
serabut otot circular dan longitudinal 
yang memungkinkan usus dapat 
memperbesar dan berkontraksi secara 
dalam, melebar dan memanjang. 
Fungsi utama usus besar adalah 
penyerapan air, mensekresi mukus 
yang melindungi dinding colon dan 
menurunkan sisa makanan ke anus. 
Bagaimana colon merubah makanan 
yang sudah halus menjadi faeces? 
Ternyata ada tiga tipe pergerakan 
dalam usus besar: 
1. Haustral churning atau Shuffling 
atau kocokan, yaitu gerakan 
mencampur chime (makanan 
setengah padat) untuk membantu 
absorbsi air. 
2. Peristaltik, merupakan gerakan 
seperti gelombang yang 
mendorong isi usus. 
3. Mass peristaltik meliputi gelombang 
kontraksi otot yang sangat kuat 
dan gerakannya melebihi area 
luas colon. Biasanya terjadi setelah 
makan karena rangsangan adanya 
makanan dalam lambung dan usus 
halus. 
Sudah jelaskah Saudara mengenai 
organ apa saja yang berperan dalam 
eliminasi alvi? Dapatkah Saudara 
ingat 7 bagian dari usus besar dan 
fungsinya masing-masing? Apa saja 
jenis pergerakan colon dan fungsinya 
masing-masing? Untuk selanjutnya, 
silakan Saudara pelajari uraian tentang 
rectum dan anal kanal berikut ini... 
Rectum dan anal kanal 
Setelah dari colon, faeces akan 
memasuki rectum. Tahukah Saudara 
berapa panjang rectum? Rectum 
orang dewasa panjangnya 10 – 15 cm, 
sebagian besar bagian distal yaitu 
anal kanal yang panjangnya 2,5 – 5 
cm. Rectum terdiri 3 lipatan jaringan 
yang memperpanjang jarak lintasan 
rectum dan beberapa lipatan itu 
memperpanjang dengan gerakan tegak 
lurus. Setiap lipatan vertikal berisi vena 
dan arteri. Adanya lipatan membantu 
menahan feces dalam rectum. Bila 
vena menjadi menggelembung atau 
melebar karena penahanan yang 
berulang disebut hemorroids. 
Anal kanal (anus) dibatasi oleh otot 
spinter interna dan eksterna. Spinter 
interna dibawah kontrol involuntary 
(diluar kemauan) dan spinter eksterna 
biasanya dikontrol oleh kemauan. 
Ketika ingin buang air besar, tentu kita 
langsung ke WC. Namun ada beberapa 
saat kita masih dapat melakukan 
aktivitas lain. Hal ini merupakan kontrol 
kita terhadap spinter eksterna. 
Sudahkah Saudara mengetahui peran 
rectum dan anal kanal dalam eliminasi 
alvi? Dapatkah Saudara menjelaskan 
fungsinya masing-masing? Untuk 
selanjutnya, silakan Saudara pelajari 
uraian tentang konsep eliminasi alvi 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
berikut ini... 
Konsep eliminasi alvi 
Sudah tahukah Saudara tentang 
arti eliminasi alvi? Eliminasi alvi atau 
defekasi adalah pengosongan usus 
(sering disebut buang air besar= BAB) 
atau proses pembuangan metabolism 
berupa feses dari saluran cerna melalui 
anus. Manusia dapat melakukan buang 
air besar satu kali atau beberapa kali 
dalam satu hari. 
Fisiologi Defekasi 
Bagaimana defekasi terjadi? Proses 
defekasi terjadi karena adanya reflek 
defekasi instrinsik dan reflek defekasi 
parasimpatik. 
1. Reflek defekasi Instrinsik. 
Adanya massa feses dari sigmoid 
menuju rectum, menyebabkan 
distensi rectum (peregangan) dan 
merangsang fleksus mesentrikus. 
Dibantu dengan gerakan peristaltik 
colon asenden, sigmoid dan 
rectum, feses terdorong ke anus. 
Spinkter internal melemas, spinkter 
eksternal relaksasi dan adanya 
tekanan dari otot abdomen, feces 
keluar. 
2. Reflek defekasi parasimpatik 
Adanya massa feses menuju 
rectum, merangsang syaraf 
rectum. Rangsangan syaraf ini 
merupakan pesan yang diteruskan 
syaraf parasimpatik aferen ke 
medula spinalis. Selanjutnya pesan 
ini diteruskan kembali ke syaraf 
parasimpatis eferen menuju otot 
abdomen dan mengintensifkan 
peristaltik colon, sigmoid, rectum 
sehingga terjadi proses defekasi. 
Kedua refleks defekasi diatas terjadi 
saat ada gerakan massa feses di 
colon menuju rectum. Pernahkah 
saudara mengalami keinginan BAB 
ketika sedang makan? Keadaan yang 
mungkin pernah saudara alami ini 
dapat terjadi karena sewaku makanan 
masuk lambung akan terjadi refleks 
gastrocolon yang merangsang gerakan 
massa di colon. Refleks ini biasanya 
timbul saat makan pagi. 
Sudah jelaskah Saudara 
mengenai konsep eliminasi alvi? 
Dapatkah Saudara jelaskan 
dengan kata-kata sendiri 
bagaimana terjadinya defekasi 
dan reflek-reflek yang terjadi 
dalam proses defekasi? Untuk 
selanjutnya, silakan Saudara 
pelajari uraian tentang faktor-faktor 
yang mempengaruhi 
defekasi berikut ini... 
Faktor yang mempengaruhi 
Defekasi : 
Saudara perlu mengetahui faktor- 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 10
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
11 
faktor apa saja yang mempengaruhi 
defekasi, yaitu: 
1. Usia dan perkembangan. 
Bayi belum bisa mengontrol 
pengeluaran faeces sampai system 
neuromuskuler berkembang, 
biasanya usia 2 – 3 tahun. Orang 
tua juga dapat mengalami hal yang 
sama yaitu menurunnya otot colon 
sehingga mengakibatkan peristaltik 
melemah dan feses menjadi keras. 
Selain itu juga terjadi penurunan 
kontrol pada otot spinkter anal. 
2. Diet. Untuk menghasilkan sejumlah 
feses diperlukan cukup banyak 
selulosa dan serat dalam diet. 
Makan yang tidak teratur dapat 
menggangu pola defekasi. Makanan 
pedas dapat menyebabakan diare. 
3. Cairan. Agar dapat mengeluarkan 
feses yang normal dibutuhkan 
intake cairan 2 – 3 liter / hari. Adanya 
pergerakan chyme yang abnormal 
dengan cepat melewati usus besar 
sedangkan penyerapan cairan 
kedalam darah waktunya pendek 
dapat menyebabkan feses lunak 
dan encer. 
4. Aktifitas. Aktifitas dapat merangsang 
peristaltik dan mempermudah 
pergerakan chyme 
ke arah colon. 
5. Faktor Psikologi. Penyakit diare 
yang hebat, colitis ulceratif yang 
disebabkan karena faktor psikologis. 
Orang yang mengalami kecemasan 
atau marah dapat meningkatan 
aktivitas peristaltik yang pada 
akhirnya mengalami diare. Sementar 
orang yang sedih, peristaltik 
menurun yang bisa berakibat 
konstipasi. 
6. Gaya hidup. Tersedianya fasilitas 
toilet dimana dapat mencegah bau 
dan privacy klien terlindungi dapat 
mempengaruhi pola eliminasi alvi. 
7. Obat-obatan. Obat laxantives 
efeknya langsung merangsang 
pengeluaran B.A.B karena obat 
laxantives membantu melunakan 
feses sehingga memudahkan 
defekasi. Obat dicyclomin 
hydrochloride (bentyl) berfungsi 
menekan aktivitas peristaltik 
dan biasanya digunakan untuk 
mengobati diare. 
8. Prosedur Diagnostik. Tindakan 
diagnostic seperti Sigmoiddescopy 
(melihat colon sigmoid) pasien tidak 
diperkenankan makan dan minum 
pada tengah malam sebelum 
pemeriksaan. Sebelum tindakan, 
pasiendiberi urus –urus. 
9. Anestesi dan pembedahan. Anestesi 
umum menyebabkan pergerakan 
colon terhenti atau menurun karena 
rangsangan parasimpatis pada otot 
colon dibloking 
10. Kondisi patologis. Adanya 
perlukaan pada spinal cord 
dan kepala dapat menurunkan 
rangsang sensori untuk BAB. 
11. Iritasi. Makanan yang pedas, 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 11
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
toxin bakteri dan racun dapat 
menyebabkan iritasi pada saluran 
pencernaan (GIT:e gastri intestinal 
tract). 
12. Nyeri. Pasien yang mengalami 
ketidaknyamanan BAB, misal 
pembedahan hemorroid, sering 
menahan keinginan BAB karena 
menghindari rasa nyeri akibatnya 
dapat terjadi konstipasi. 
Sudah jelaskah Saudara mengenai 
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi 
defekasi? Dengan mengetahui faktor-faktor 
tersebut, Saudara akan dapat 
mencegah kemungkinan terjadinya 
masalah defekasi. Sebagai contoh, 
dapatkah Saudara menjelaskan 
mengapa orang yang cemas cenderung 
mengalami diare dan sebaliknya 
orang yang sedih dapat mengalami 
konstipasi? 
Faeces Normal 
Faeces normal berwarna coklat karena 
pengaruh stercobilin dan urobilin 
serta aktivitas bakteri. Terdiri dari 75 
% & 25% material padat, bau khas 
dan konsistensinya lembek / setengah 
padat dan berbentuk bulat panjang. 
Dalam 24 jam, produksi faeces sekitar 
150- 250 gram. Komposisi terdiri dari 
zat organik, serat tumbuhan yang tidak 
dapat dicerna, bacteri dan air. 
Flatus 
Flatus (bahasa awam kentut) adalah 
gas yang terbentuk sebagai hasil 
pencernaan di usus besar dalam waktu 
24 jam yang terdiri dari CO2, Methan 
H2S,O2 dan Nitrogen. Pada klien yang 
dilakukan bedah abdomen, produksi 
gas sangat besar karena efek samping 
pemberian anestesi (obat bius). Klien 
yang tidak bisa flatus, perlu dipasang 
rectal tube, yaitu suatu alat yang 
dimasukkan ke anus untuk membantu 
engeluaran gas. 
Sudahkah Saudara ketahui ciri-ciri feses 
yang normal? Apakah yang dimaksud 
flatus, bagaimana terbentuknya 
dan mengapa flatus sangat penting 
bagi pasien yang mengalami bedah 
abdomen? Untuk selanjutnya, silakan 
Saudara pelajari uraian tentang 
masalah eliminasi alvi berikut ini... 
Masalah eliminasi alvi 
Pernahkan saudara mengalami kesulitan 
untuk BAB? Apa penyebabnya? Sulit 
BAB merupakan salah satu gangguan 
atau masalah dalam eliminasi alvi. 
Berikut ini masalah eliminasi alvi yang 
perlu saudara ketahui: 
1. Konstipasi (sembelit) adalah sulit 
BAB akibat feses yang kering dan 
keras melewati usus besar. Penyebab 
konstipasi diantaranya pola defekasi 
yang tidak teratur, obat-obatan, 
kurang aktifitas, diet dan sebagainya. 
2. Fecal impaction adalah massa yang 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 12
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
13 
keras di lipatan rectum akibat 
retensi dan akumulasi feses yang 
berkepanjangan. Umumnya ditandai 
perembesan, rasa ingn BAB dan 
sakit di bagian rectum. Penyebab 
fecal impaction adalah pola defekasi 
tidak teratur, konstipasi, intake 
cairan kurang, diet rendak serat dan 
kelamahan tonus otot. 
3. Diare adalah keluarnya feses cair 
dan bertambahnya frekuensi BAB 
akibat cepatnya chyme melewati 
usus sementara usus besar tidak 
mempunyai cukup waktu untuk 
menyerap air. Tanda dan gejala diare 
adalah nyeri abdomen, kadang 
disertai darah dan mucus, mual 
muntah (vomitus, nausea). Diare 
bisa disebabkan stres psikis, alergi 
dan iritasi intestinal. 
4. Incontinensia alvi adalah hilangnya 
kemampuan otot untuk mengontrol 
pengeluaran feses dan gas melalui 
spinkter usus akibat kerusakan 
fungsi spinkter dan persyarafan di 
daerah anus. Incontinensia alvi bisa 
disebabkan penyakit neuromuskuler 
dan tumor pada spinkter anus 
ekterna. 
5. Kembung adalah flatus yang 
berlebihan di intestinal. Penyebab 
flatus diantaranya pemberian obat 
Barbiturat, konsumsi makanan yang 
menghasilkan gas dan efek anestesi. 
Tanda dan gejalanya adalah distensi 
abdomen (peregangan) dan rasa 
tidak nyaman di abdomen. 
6. Hemorroid (bawasir) adalah 
pelebaran vena di daerah anus 
sebagai akibat peningkatan tekanan 
di daerah tersebut. Hemorroid 
disebabkan konstipasi kronis, 
peregangan maksimal saat defekasi 
atau obesitas (kegemukan). Tanda 
dan gejalanya adalah keluarnya 
darah saat mengejan atau defekasi. 
7. Melena adalah feses berwana hitam 
akibat perdarahan pada saluran cerna. 
Setelah Saudara memahami 
masalah-masalah pada eliminasi 
alvi sebagaimana dijelaskan di atas, 
dapatkah Saudara jelaskan mengapa 
seseorang dapat mengalami kembung? 
Diskusikan dengan teman Saudara 
tentang masalah-masalah tentang 
eliminasi alvi lainnya, baik gejala 
maupun penyebabnya. Jika Saudara 
telah memahaminya, silakan Saudara 
pelajari uraian tentang tindakan 
pemenuhan eliminasi alvi berikut ini... 
Tindakan pemenuhan eliminasi alvi 
Setelah mengetahui masalah-masalah 
yang mungkin muncul pada fungsi 
eliminasi alvi, Saudara perlu melakukan 
upaya pencegahan, baik untuk diri 
sendiri maupun untuk klien yang 
Saudara rawat. Beberapa upaya yang 
perlu dilakukan adalah: 
1. Menjaga kebersihan tangan 
2. Menjaga kebersihan makanan 
3. Minum sesuai dengan 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 13
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
kebutuhan 
4. Makan makanan yang banyak 
mengandung serat. 
5. Olah raga secara teratur 
6. Menghindari kebiasaan yang 
kurang baik, seperti sering 
menahan keinginan BAB dan 
menggunakan obat pencahar 
tanpa indikasi yg efektif. 
Ketika seseorang dirawat di rumah 
sakit atau mengalami gangguan fungsi 
pemenuhan kebutuhan eliminasi, maka 
Saudara perlu membantu. Tindakan 
yang perlu dilakukan adalah: 
Menolong pasien BAK dan BAB 
Ketika klien tidak mampu untuk BAB 
dan BAK sendiri ke toilet, saudara perlu 
membantu klien untuk BAB dab BAK. 
Tindakan ini bertujuan untuk 
1. Mengurangi pergerakan pasien 
2. Membantu pasien dalam rangka 
memenuhi kebutuhan eliminasi. 
3. Mengetahui adanya kelainan 
feses atu urine. 
Menolong pasien BAK dan BAB 
dilakukan pada pasien yang sedang 
istirahat mutlak (bedrest) dan pasien 
yang tidak dapat atau belum dapat 
berjalan 
Persiapan menolong pasien BAK dan 
BAB meliputi peralaan dan pasien. 
Peralatan yang perlu disiapkan adalah 
pispot atau steekpan bertutup dan 
urinal serta pengalasnya, botol berisi air 
cebok, kapas cebok dalam tempatnya, 
tissue, bak bengkok (nierbekken), 
sampiran, selimut atau kain penutup, 
bel bila tersedia dan sarung tangan. 
Untuk persiapan pasien perlu diberi 
penjelasan tentang hal-hal yang akan 
dilakukan. 
Pelaksanaan untuk menolong BAK dan 
BAB adalah: 
1. Peralatan dibawa ke dekat 
pasien, pintu ditutup, kemudian 
sampiran dipasang jika pasien 
tidak berada pada ruang 
tersendiri. 
2. Pasang selimut mandi, 
pakaian pasien bagian bawah 
ditanggalkan. 
3. Pasien dianjurkan menekuk 
lututnya dan mengangkat 
bokong (jika perlu dibantu 
petugas), kemudian alas bokong 
dipasang. 
4. Pispot disorongkan sampai 
terletak dibawah bokong pasien. 
Angkat pinggul pasien dengan 
tangan kiri dan tangan kanan 
menyorongkan pispot sehingga 
tepat dan nyaman. 
5. Bila sudah selesai, kaki 
direnggangkan dan selimut 
dibuka sedikit, selanjutnya 
daerah genetalia dan anus 
dibersihkan dengan kapas 
cebok. Tangan kiri petugas 
membuka bokong pasien, 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 14
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
15 
tangan kanan membersihkan 
anus dengan kapas cebok 
lalu dibuang ke dalam bak 
bengkok. Pembersihan ini 
dilakukan beberapa kali 
sampai anus bersih. Bila pasien 
menginginkan cebok sendiri, 
petugas membantu menyiram 
dengan air. Jika selesai, tangan 
pasien dicuci dengan sabun, 
lalu pispot diangkat ditutup & 
diturunkan. 
6. Bokong pasien dikeringkan 
dengan tissue, pengalas diambil. 
7. Setelah selesai, pakaian bawah 
& celana pasien dipasang 
kembali, dirapikan. 
8. Peralatan dibersihkan, 
dibereskan, dikembalikan ke 
tempat semula. 
9. Pintu dan sampiran dibuka 
kembali. 
Hal-hal yang perlu diperhatikan : 
1. Bila tidak dapat ditolong 1 
orang petugas karena klien 
gemuk, mengalami kelumpuhan 
(haemiplegi) dan alasan lainnya, 
maka diperlukan lebih dari 
seorang petugas. 
2. Memberikan pispot sebaiknya 
tidak dilakukan pada waktu 
makan, kunjungan keluarga 
atau sedang menerima tamu 
dan visite (kunjungan dokter). 
3. Urine dan faeces harus 
diperhatikan keadaan, bentuk 
dan warnanya terutama jika ada 
kelainan. Segera dicatat dan 
dilaporkan ke dokter. 
Pada kondisi-kondisi tertentu, untuk 
memenuhi kebutuhan eliminasi alvi, 
saudara perlu memberikan obat yang 
dimasukkan melalui anus. Biasanya 
obat ini digunakan sebagai pencahar 
yaitu untuk mempermudah BAB. Obat 
ini sering disebut supositoria (kapsul 
besar dan panjang) rectal. Supositoria 
harus disimpan dalam almari es. 
Tehnik pemberian obat supositoria 
akan saudara pelajari pada pedoman 
praktikum l. 
Ketika saudara menolong BAB dan BAK 
ditempat tidur, tidak boleh ada perasaan 
jijik. Perlakukan klien secara manusiawi. 
Tidak ada seorangpun yang ingin sakit 
dan merepotkan orang lain untuk 
memenuhi kebutuhan pribadinya. 
Nah, sekarang saudara sudah 
menyelesaikan kegiatan belajar 4. 
Adakah hal-hal yang belum jelas 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 15
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
mengenai tindakah pemenuhan 
eliminasi alvi? Jika ada, pelajari sekali 
lagi bagian yang Saudara anggap 
kurang jelas. Jika tetap belum bisa 
memahami, bisa didiskusikan dengan 
teman atau fasilitator Saudara. 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 16

More Related Content

What's hot

Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
DiniHadianingsih
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatan
Ade Rahman
 
Mobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasiMobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasirudi mirino
 
Prosedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan InfusProsedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan Infus
pjj_kemenkes
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
masantian
 
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan NutrisiKonsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
pjj_kemenkes
 
Eliminasi _Keperawatan Dasar
Eliminasi _Keperawatan DasarEliminasi _Keperawatan Dasar
Eliminasi _Keperawatan Dasar
Desi Ardhina
 
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON
 
Skenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terimaSkenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terima
Sulistia Rini
 
Role play Komunikasi Terapeutik
Role play Komunikasi TerapeutikRole play Komunikasi Terapeutik
Role play Komunikasi TerapeutikOkta-Shi Sama
 
Model konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanModel konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatan
adeputra93
 
Evaluasi keperawatan keluarga
Evaluasi  keperawatan keluargaEvaluasi  keperawatan keluarga
Evaluasi keperawatan keluarga
pjj_kemenkes
 
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolitKonsep kebutuhan cairan dan elektrolit
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit
Sulistia Rini
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
pjj_kemenkes
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanYandrawati S.KM
 
contoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensicontoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensi
Nirma Syari Vutry
 

What's hot (20)

Kb4
Kb4Kb4
Kb4
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatan
 
Konsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmbKonsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmb
 
Mobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasiMobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasi
 
Prosedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan InfusProsedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan Infus
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan NutrisiKonsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
 
Eliminasi _Keperawatan Dasar
Eliminasi _Keperawatan DasarEliminasi _Keperawatan Dasar
Eliminasi _Keperawatan Dasar
 
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
 
Askep atresia ani
Askep atresia aniAskep atresia ani
Askep atresia ani
 
Skenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terimaSkenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terima
 
Role play Komunikasi Terapeutik
Role play Komunikasi TerapeutikRole play Komunikasi Terapeutik
Role play Komunikasi Terapeutik
 
Model konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatanModel konsep-dan-teori-keperawatan
Model konsep-dan-teori-keperawatan
 
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyamanKebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
 
Evaluasi keperawatan keluarga
Evaluasi  keperawatan keluargaEvaluasi  keperawatan keluarga
Evaluasi keperawatan keluarga
 
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolitKonsep kebutuhan cairan dan elektrolit
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
 
contoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensicontoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensi
 

Viewers also liked

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Bowel
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi BowelAsuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Bowel
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Bowel
pjj_kemenkes
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Sulistia Rini
 
Bukupanduanpraktekpemenuhankebutuhandasarmanusia
BukupanduanpraktekpemenuhankebutuhandasarmanusiaBukupanduanpraktekpemenuhankebutuhandasarmanusia
BukupanduanpraktekpemenuhankebutuhandasarmanusiaTeten Rustendi
 
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Fekal
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Fekal Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Fekal
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Fekal
pjj_kemenkes
 
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan EliminasiPemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
pjj_kemenkes
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Sulistia Rini
 
Eliminasi
EliminasiEliminasi
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urineasuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
pjj_kemenkes
 
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaanMakalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaanMakalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Operator Warnet Vast Raha
 
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan CairanPemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
pjj_kemenkes
 
Dasar Tawakal
Dasar TawakalDasar Tawakal
Dasar Tawakal
dira
 
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan CairanPemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
pjj_kemenkes
 
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urin
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi UrinPemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urin
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urin
pjj_kemenkes
 
Anatomi fisiologi manusia
Anatomi fisiologi manusiaAnatomi fisiologi manusia
Anatomi fisiologi manusia
hariantoandi
 

Viewers also liked (20)

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Bowel
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi BowelAsuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Bowel
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Bowel
 
Eliminasi alvi (bab)
Eliminasi alvi (bab)Eliminasi alvi (bab)
Eliminasi alvi (bab)
 
Eliminasi fekal ppt
Eliminasi fekal pptEliminasi fekal ppt
Eliminasi fekal ppt
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
 
Bukupanduanpraktekpemenuhankebutuhandasarmanusia
BukupanduanpraktekpemenuhankebutuhandasarmanusiaBukupanduanpraktekpemenuhankebutuhandasarmanusia
Bukupanduanpraktekpemenuhankebutuhandasarmanusia
 
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Fekal
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Fekal Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Fekal
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Fekal
 
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan EliminasiPemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
 
Konstipasi
KonstipasiKonstipasi
Konstipasi
 
Eliminasi
EliminasiEliminasi
Eliminasi
 
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urineasuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
 
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaanMakalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
 
Eliminasi
EliminasiEliminasi
Eliminasi
 
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaanMakalah  proses-eliminasi-sisa-pencernaan
Makalah proses-eliminasi-sisa-pencernaan
 
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan CairanPemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
 
Dasar Tawakal
Dasar TawakalDasar Tawakal
Dasar Tawakal
 
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan CairanPemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
 
Pres 7
Pres 7Pres 7
Pres 7
 
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urin
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi UrinPemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urin
Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urin
 
Anatomi fisiologi manusia
Anatomi fisiologi manusiaAnatomi fisiologi manusia
Anatomi fisiologi manusia
 

Similar to Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi

Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptx
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptxPemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptx
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptx
EndahSuprihatin2
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Sistem Perkemihan
Sistem Perkemihan Sistem Perkemihan
Sistem Perkemihan
pjj_kemenkes
 
KONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptx
KONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptxKONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptx
KONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptx
Valny Majid
 
Konsep dasar eliminasi urine
Konsep dasar eliminasi urineKonsep dasar eliminasi urine
Konsep dasar eliminasi urine
Valny Majid
 
Konsep dasar peki
Konsep dasar pekiKonsep dasar peki
Konsep dasar peki
zainal panani
 
Ipa8 kd10-gangguan pada sistem ekskresi manusia dan upaya untuk mencegah atau...
Ipa8 kd10-gangguan pada sistem ekskresi manusia dan upaya untuk mencegah atau...Ipa8 kd10-gangguan pada sistem ekskresi manusia dan upaya untuk mencegah atau...
Ipa8 kd10-gangguan pada sistem ekskresi manusia dan upaya untuk mencegah atau...
SMPK Stella Maris
 
Ginjal
GinjalGinjal
Ginjal
indah nb
 
tekhnik pemasangan kateter urin
tekhnik pemasangan kateter urintekhnik pemasangan kateter urin
tekhnik pemasangan kateter urin
Irmadani Irmadani
 
Eliminasi Urine.ppt
Eliminasi Urine.pptEliminasi Urine.ppt
Eliminasi Urine.ppt
NakenPellondou
 
Presentasi biologi
Presentasi biologiPresentasi biologi
Presentasi biologi
indah nb
 
Ipa8 kd10-struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia
Ipa8 kd10-struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusiaIpa8 kd10-struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia
Ipa8 kd10-struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia
SMPK Stella Maris
 
Menelan sekresi urine respirasi
Menelan sekresi urine respirasiMenelan sekresi urine respirasi
Menelan sekresi urine respirasiAsfar Syafar
 
ELIMINASI PKDM.pdf
ELIMINASI PKDM.pdfELIMINASI PKDM.pdf
ELIMINASI PKDM.pdf
KelvinFadillah1
 

Similar to Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi (20)

Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptx
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptxPemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptx
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi.pptx
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Sistem Perkemihan
Sistem Perkemihan Sistem Perkemihan
Sistem Perkemihan
 
KONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptx
KONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptxKONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptx
KONSEP DASAR ELIMINASI URINE.pptx
 
Konsep dasar eliminasi urine
Konsep dasar eliminasi urineKonsep dasar eliminasi urine
Konsep dasar eliminasi urine
 
Konsep dasar pemenuhan eliminasi fecal
Konsep dasar pemenuhan eliminasi fecalKonsep dasar pemenuhan eliminasi fecal
Konsep dasar pemenuhan eliminasi fecal
 
Konsep dasar peki
Konsep dasar pekiKonsep dasar peki
Konsep dasar peki
 
Ipa8 kd10-gangguan pada sistem ekskresi manusia dan upaya untuk mencegah atau...
Ipa8 kd10-gangguan pada sistem ekskresi manusia dan upaya untuk mencegah atau...Ipa8 kd10-gangguan pada sistem ekskresi manusia dan upaya untuk mencegah atau...
Ipa8 kd10-gangguan pada sistem ekskresi manusia dan upaya untuk mencegah atau...
 
Word eliminasi ibu nifas
Word eliminasi ibu nifasWord eliminasi ibu nifas
Word eliminasi ibu nifas
 
Ginjal
GinjalGinjal
Ginjal
 
tekhnik pemasangan kateter urin
tekhnik pemasangan kateter urintekhnik pemasangan kateter urin
tekhnik pemasangan kateter urin
 
Eliminasi Urine.ppt
Eliminasi Urine.pptEliminasi Urine.ppt
Eliminasi Urine.ppt
 
Presentasi biologi
Presentasi biologiPresentasi biologi
Presentasi biologi
 
Ipa8 kd10-struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia
Ipa8 kd10-struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusiaIpa8 kd10-struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia
Ipa8 kd10-struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia
 
Urinalisis
UrinalisisUrinalisis
Urinalisis
 
Menelan sekresi urine respirasi
Menelan sekresi urine respirasiMenelan sekresi urine respirasi
Menelan sekresi urine respirasi
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
ELIMINASI PKDM.pdf
ELIMINASI PKDM.pdfELIMINASI PKDM.pdf
ELIMINASI PKDM.pdf
 

More from pjj_kemenkes

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
pjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
pjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 

Recently uploaded (20)

INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 

Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi

  • 1. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Uraian Materi Untuk memudahkan pemahaman Saudara, pemenuhan eliminasi urine diuraikan terlebih dahulu baru selanjutnya akan dibahas tentang eliminasi alvi dengan sistematika penyajian yang sama. Tahukah Saudara, untuk apa kita setiap hari buang air besar dan buang air kecil? Mengapa harus dikeluarkan (dieliminir) dari tubuh? Eliminasi adalah pengeluaran sisa-sisa metabolisme yang berupa zat-zat yg sudah tidak berguna lagi dalam tubuh. Selain mengeluarkan sisa- sisa metabolisma, eliminasi juga bertujuan memelihara fungsi fisiologis tubuh dan memberi rasa nyaman. Ada beberapa cara untuk eliminasi ini, yaitu melalui rectum untuk pengeluaran faeces dan melalui urethra untuk pengeluaran urine. Selain melalui keduanya, pengeluaran sisa metabolisme dapat melalui kulit berupa pengeluaran keringat dan melalui paru berupa pengeluaran CO2 (karbondioksida) dan uap air, sebagaimana sudah dibahas pada kegiatan belajar tentang pemenuhan kebutuhan cairan. Yang menjadi pokok bahasan pada kegiatan belajar ini adalah eliminasi urine dan eliminasi alvi. Pada awal kegiatan, akan dibahas dulu organ-organ yang berperan. ORGAN YANG BERPERAN UNTUK ELIMINASI URINE Organ tubuh yang berperan untuk fungsi eliminasi urine adalah ginjal, ureter, kandung kemih dan urethra. Sebagaimana terlihat pada gambar berikut. Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 2
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 3 Ginjal terdiri dari 2, pada sebelah kanan dan kiri tulang punggung, terletak dibelakang selaput perut. Ginjal berperan mengatur komposisi dan volume cairan tubuh, menyaring bahan buangan yang sudah tidak diperlukan tubuh. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri karena ada hati di sisi kanan. Ureter terdiri dari dua saluran pipa yang masing-masing menyambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria), mempunyai panjang sekitar 25-30 cm, dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis. Kandung kemih (vesika urinaria, baldder) adalah tempat untuk menampung urine yang berasal dari ginjal melalui ureter, untuk selanjutnya diteruskan ke uretra. Vesica urinaria terletak di lantai pelvis (pelvic floor), bersama-sama dengan organ lain seperti rektum, organ reproduksi, bagian usus halus, serta pembuluh-pembuluh darah, limfatik dan saraf. Dinding vesica urinaria terdiri dari otot musculus detrusor yang berkontraksi untuk mengeluarkan urine. Pada saat vesica urinaria tidak dapat lagi menampung urine (volume urine kira-kira 300 ml) maka reseptor pada dinding vesika urinaria akan memulai kontraksi musculus detrussor. Pada bayi, berkemih terjadi secara involunter dan dengan segera. Pada orang dewasa, keinginan berkemih dapat ditunda sampai ia menemukan waktu dan tempat yang cocok. Jika rangsangan sensoris ditunda terlalu lama, maka akan memberikan rasa sakit. Uretra merupakan bagian akhir saluran keluar yang menghubungkan kandung kemih dengan luar tubuh. Uretra pria berbeda dengan uretra wanita. Uretra pada laki-laki merupakan tuba dengan panjang kira-kira 13,7- 16,2 cm dan memanjang dari kandung kemih ke ujung penis. Saat ejakulasi sperma berjalan melalui uretra. Uretra wanita jauh lebih pendek hanya sekitar 3,7-6,2 cm. Pada genetalia eksterna, uretra terlihat 2,5 cm di belakang klitoris dan di depan vagina. Sudah jelaskah Saudara mengenai organ tubuh apa saja yang berperan untuk eliminasi urine? Coba Saudara ingat kembali organ-organ tersebut sambil mengingat fungsinya masing-masing. Untuk selanjutnya, silakan Saudara pelajari uraian tentang konsep eliminasi urine berikut ini... Konsep Elminasi Urine Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 3
  • 3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Proses Berkemih Apa yang Saudara rasakan pada perut bagian bawah ketika ingin buang air kecil? Apakah ada ketegangan pada daerah tersebut? Itu tandanya urine harus dikeluarkan. Eliminasi urine adalah pengeluaran bahan-bahan yang tidak dibutuhkan lagi dari produk buangan tubuh melalui saluran kencing. Proses berkemih akan terjadi jika volume urine yang terbentuk dalam kandung kemih sekitar 250 – 400 ml pada orang dewasa dan sekitar 50 - 200 ml pada anak-anak. Urine tersebut akan merangsang ujung syaraf sensoris pada dinding kandung kemih untuk mengirim impuls ke spinal cord (pusat reflek berkemih pada S2 – S4) dan ke pengendali kencing di cortex cerebri. Jika saatnya sesuai , otak mengirim impuls melalui spinal cord untuk perangsangan syaraf parasimpatis. Selanjutnya syaraf ini merangsang musculus detrusor berkontraksi dan spincter urethra internal relaksasi untuk mengeluarkan urine. Apakah Saudara telah memahami apa yang dimaksud dengan proses berkemih? Dapatkah Saudara menjelaskan proses berkemih tersebut dengan kata-kata Saudara sendiri yang lebih sederhana kepada teman Saudara, sehingga akan lebih jelas maknanya? Faktor Yang Mempengaruhi Eliminasi Urine (Buang Air Kecil = BAK) : Saudara perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran urine, agar dapat menganalisis pola BAK saudara. 1. Diet dan pemasukan cairan. Misalnya minuman beer dapat merubah urin jadi merah, beberapa makanan yang mengandung protein . 2. Respon dorongan untuk BAK. Untuk mengosongkan kandung kemih beberapa orang punya kebiasaan mengabaikan keinginan berkemih dan hanya berkemih bila kandung kemih terasa sangat keras (karena urine akan tertampung lama di dalam kandung kemih) 3. Gaya hidup. Orang yang biasanya berkemih di toilet dan kamar mandi kadang-kadang akan merasa malu dan sulit BAK dengan pispot / urinal. 4. Stres adaptasi. Bila seseorang mengalami stres, frekuensi kencing meningkat. 5. Aktivitas. Aktivitas fisik penting untuk menjaga tonus otot eliminasi urine menjadi baik. 6. Tingkat perkembangan. Pada bayi kontrol elimiminasi belum berfungsi dengan sempurna. 7. Keadaan patologis. Dalam keadaan demam, pengeluaran keringat banyak dan produksi urine sedikit 8. Obat-obatan. Pemberian Diuretika Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 4
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 5 akan meningkatkan produksi urine dan obat-obat tertentu dapat merubah warna urin. 9. Kehamilan. Pertumbuhan janin dalam kandungan mengakibatkan penekanan pada kandung kemih dan mengurangi kapasitas kandung kemih (vesika urinaria). Setelah Saudara perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran urine, dapatkah Saudara menjelaskan mengapa seseorang harus menjaga tonus otot eliminasi urine dengan aktivitas fisik? Aktivitas fisik yang manakah yang dimaksud? Untuk selanjutnya, silakan Saudara pelajari uraian tentang produksi rata-rata urine berikut ini... Produksi urin rata-rata Ada perbedaan produksi urine untuk setiap usia. Produksi urine akan bertambah seiring bertambahnya usia. Berikut ini perkiraan produksi urine dalam 1 hari: 1. Usia Lahir – 2 hr : 15 – 60 ml 2. Usia 3 hr - 10 hr : 100 – 300 ml 3. Usia 10 hr - 2 bln : 250 – 450 ml 4. Usia 2 bln - 1 thn : 400 – 500 ml 5. Usia 1 thn - 3 thn : 500 – 600 ml 6. Usia 3 thn - 5 thn : 600 – 700 ml 7. Usia 5 thn - 8 thn : 700 – 1000 ml 8. Usia 8 thn - 14 thn : 800 – 1400 ml 9. Usia 14 thn – dewasa : 1500 ml 10. Dewasa tua : 1500 ml atau kurang Dengan mengetahui adanya perbedaan produksi urine untuk setiap jenjang usia, apakah manfaatnya bagi Saudara? Ya, Saudara akan dapat menentukan normal tidaknya pengeluaran urine seseorang sesuai dengan usia klien tersebut. Selanjutnya, apakah yang dimaksud dengan karakteristik urine normal? Silakan Saudara pelajari uraian tentang karakteristik urine normal berikut ini... Karakteristik urine normal Secara normal urine berwarna kekuningan / jernih, berbau amoniak, jumlah: 1cc / jam / Kg BB / hr, konsistensi : sangat cair, steril karena bebas dari mikroorganisme, mempunyai berat jenis : 1,010 – 1,025. Frekuensi tergantung dari produksi urine dan kemauan individu. Banyaknya urine yang dikeluarkan seseorang dapat berkurang bila airan intake sedikit, muntah – muntah, diare dan penyakit yang mengenai ginjal. Sebaliknya air kemih dapat bertambah bila pemasukan / intake yg banyak ( > 2,5 lt ) obat–obatan yang dapat meningkatkan filtrasi ginjal. Setelah Saudara mengetahui karakteristik urine normal sebagaimana dijelaskan di atas, coba sekarang perhatikan urine Saudara sendiri ketika buang air kecil, apakah tergolong urine yang normal? Untuk selanjutnya, silakan Saudara pelajari uraian tentang Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 5
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan gangguan pada eliminasi urine berikut ini... Gangguan pada eliminasi Urine Jika buang air kecil Saudara tergolong normal, Saudara harus bersyukur. Namun bila bermasalah, coba perhatikan termasuk yang manakah diantara masalah yang sering timbul pada fungsi eliminasi urine dibawah ini: 1. Anuria : produksi urine tidak ada atau kurang dari 100 ml/24 jam atau terdapat sumbatan di sepanjang saluran kemih. Anuria biasanya merupakan indikasi adanya batu ginjal atau sumbatan pada saluran kemih. 2. Oliguria : produksi urine yang rendah, kurang dari 100- 500 ml/24 jam karena intake (asupan) cairan yang rendah atau pengeluaran cairan yang abnormal. 3. Poliuri/ diurisis : produksi urine yang melebihi batas normal, tanpa ada peningkatan intake. Biasanya ditemukan pada penderita diabetes mellitus dan penyakit ginjal kronis. Penderita biasanya sering kencing. Bisa menyebabkan dehidrasi bila tidak disertai asupan cairan yang cukup. 4 Retensio urine : penimbunan urine terlalu banyak dalam kandung kencing, namun tidak mampu mengosongkan sehingga terjadi distensi pada kandung kemih. Klien merasa tidak nyaman dan kesakitan, karena volume urine bisa sampai 3-4 liter. 5. Incontinensia urine : ketidakmampuan menahan kencing sehingga urine keluar terus menerus dan tidak dirasakan karena sfingter ani tidak mampu mengontrol. 6 Enuresis adalah peristiwa berkemih yang tidak disadari (mengompol). Biasanya terjadi pada anak atau orang jompo dan terjadi pada malam hari (nocturnal enuresis). 7 Disuria adalah rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih. Hal ini sering ditemukan pada penderita infeksi saluran kencing (ISK) dan trauma kandung kencing. 8 Hematuri : adanya darah dalam urine 9 Albuminurin : adanya albumin dalam urine Setelah Saudara mengetahui gangguan pada eliminasi urine sebagaimana dijelaskan di atas, dapatkah Saudara jelaskan apa yang dimaksud dengan gejala poliuria pada penderita diabetes? Diskusikan dengan teman Saudara tentang gangguan-gangguan eliminasi urine lainnya, baik gejala Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 6
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 7 maupun penyebabnya. Jika Saudara telah memahaminya, silakan Saudara pelajari uraian tentang tindakan pemenuhan eliminasi urine berikut ini... Tindakan pemenuhan eliminasi urine Ada beberapa upaya yang perlu kita lakukan untuk mempertahankan B.A.K secara teratur. Upaya ini juga perlu saudara informasikan kepada klien, yaitu dengan cara: 1. Menghilangkan kebiasaan menahan kencing 2. Setelah berolah raga atau bekerja berat membiasakan minum air putih yang cukup 3. Minumlah sesuai dengan kebutuhan. 4. Membiasakan makan makanan yang banyak mengandung air seperti buah dan sayur-sayuran. Ketika saudara mengkaji pola BAK pada klien, hal yg perlu diperhatikan adalah: 1. Karateristik urine, perhatikan warna, bau, kekeruhan, atau ada buih yang berlebihan. 2. Kesukaran atau rasa sakit pada waktu kencing 3. Jumlah pemasukan cairan. Nah, setelah Saudara membaca uraian di atas, mengapa seseorang perlu mempertahankan kebiasaan buang air kecil secara teratur? Cobalah kaji tindakan pemenuhan eliminasi urine Saudara sendiri, usaha-usaha apa yang telah Saudara lakukan agar Saudara dapat mempertahankan buang air kecil secara teratur? Pemasangan Kateter (kateterisasi) Salah satu tindakan yang dapat saudara lakukan untuk mengatasi masalah pemenuhan eliminasi uria adalah dengan memasang kateter (kateterisasi). Kateterisasi kandung kemih adalah dimasukkannya kateter melalui urethra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan air seni atau urine. Pemasangan kateter ada yang dipasang dalam jangka lama, sehingga harus disambungkan dengan urobag, ada yang segera setelah urine keluar kateter langsung dilepas. Tujuan kateterisasi adalah untuk mengatasi distensi kandung kemih, mengumpulkan spesimen urine, mengukur residu urine setelah berkemih, mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama pembedahan. Untuk mempelajari teknik pemasangan kateter akan saudara pelajari pedoman praktikum l. Dibawah ini ada beberapa gambar yang dapat membantu saudara untuk menentukan posisi urethra pada perempuan dan laki-laki. Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 7
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Gambar mengolesi jelly pada kateter Gambar lubang urethra Gambar posisi kateter dalam urethra Gambar posisi penis dan kateter Demikianlah uraian materi tentang pemenuhan kebutuhan eliminasi urine. Adakah bagian-bagian yang belum saudara pahami? Jika ada, pelajari sekali lagi sebelum melanjutkan ke materi pemenuhan kebutuhan eliminasi alvi. ORGAN YANG BERPERAN DALAM ELIMINASI ALVI Tentunya telah Saudara ketahui bahwa eliminasi juga berhubungan dengan saluran cerna. Tapi tahukah Saudara bagian organ apa yang berperan? Organ utama yang berperan dalam fungsi eliminasi alvi adalah usus besar (colon). Panjang usus besar dimulai dari katup ileocecal yang terletak antara usus kecil dan usus besar sampai anus. Pada orang dewasa panjangnya kira-kira 1,5 meter dengan diameter 5-6 cm. Usus besar terdiri dari 7 bagian yaitu caecum, colon asenden, colon transversum, colon desenden, colon sigmoid, rectum dan anus. Usus besar merupakan pipa berotot garis dengan membran mucous, 2 Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 8
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 9 serabut otot circular dan longitudinal yang memungkinkan usus dapat memperbesar dan berkontraksi secara dalam, melebar dan memanjang. Fungsi utama usus besar adalah penyerapan air, mensekresi mukus yang melindungi dinding colon dan menurunkan sisa makanan ke anus. Bagaimana colon merubah makanan yang sudah halus menjadi faeces? Ternyata ada tiga tipe pergerakan dalam usus besar: 1. Haustral churning atau Shuffling atau kocokan, yaitu gerakan mencampur chime (makanan setengah padat) untuk membantu absorbsi air. 2. Peristaltik, merupakan gerakan seperti gelombang yang mendorong isi usus. 3. Mass peristaltik meliputi gelombang kontraksi otot yang sangat kuat dan gerakannya melebihi area luas colon. Biasanya terjadi setelah makan karena rangsangan adanya makanan dalam lambung dan usus halus. Sudah jelaskah Saudara mengenai organ apa saja yang berperan dalam eliminasi alvi? Dapatkah Saudara ingat 7 bagian dari usus besar dan fungsinya masing-masing? Apa saja jenis pergerakan colon dan fungsinya masing-masing? Untuk selanjutnya, silakan Saudara pelajari uraian tentang rectum dan anal kanal berikut ini... Rectum dan anal kanal Setelah dari colon, faeces akan memasuki rectum. Tahukah Saudara berapa panjang rectum? Rectum orang dewasa panjangnya 10 – 15 cm, sebagian besar bagian distal yaitu anal kanal yang panjangnya 2,5 – 5 cm. Rectum terdiri 3 lipatan jaringan yang memperpanjang jarak lintasan rectum dan beberapa lipatan itu memperpanjang dengan gerakan tegak lurus. Setiap lipatan vertikal berisi vena dan arteri. Adanya lipatan membantu menahan feces dalam rectum. Bila vena menjadi menggelembung atau melebar karena penahanan yang berulang disebut hemorroids. Anal kanal (anus) dibatasi oleh otot spinter interna dan eksterna. Spinter interna dibawah kontrol involuntary (diluar kemauan) dan spinter eksterna biasanya dikontrol oleh kemauan. Ketika ingin buang air besar, tentu kita langsung ke WC. Namun ada beberapa saat kita masih dapat melakukan aktivitas lain. Hal ini merupakan kontrol kita terhadap spinter eksterna. Sudahkah Saudara mengetahui peran rectum dan anal kanal dalam eliminasi alvi? Dapatkah Saudara menjelaskan fungsinya masing-masing? Untuk selanjutnya, silakan Saudara pelajari uraian tentang konsep eliminasi alvi Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 9
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan berikut ini... Konsep eliminasi alvi Sudah tahukah Saudara tentang arti eliminasi alvi? Eliminasi alvi atau defekasi adalah pengosongan usus (sering disebut buang air besar= BAB) atau proses pembuangan metabolism berupa feses dari saluran cerna melalui anus. Manusia dapat melakukan buang air besar satu kali atau beberapa kali dalam satu hari. Fisiologi Defekasi Bagaimana defekasi terjadi? Proses defekasi terjadi karena adanya reflek defekasi instrinsik dan reflek defekasi parasimpatik. 1. Reflek defekasi Instrinsik. Adanya massa feses dari sigmoid menuju rectum, menyebabkan distensi rectum (peregangan) dan merangsang fleksus mesentrikus. Dibantu dengan gerakan peristaltik colon asenden, sigmoid dan rectum, feses terdorong ke anus. Spinkter internal melemas, spinkter eksternal relaksasi dan adanya tekanan dari otot abdomen, feces keluar. 2. Reflek defekasi parasimpatik Adanya massa feses menuju rectum, merangsang syaraf rectum. Rangsangan syaraf ini merupakan pesan yang diteruskan syaraf parasimpatik aferen ke medula spinalis. Selanjutnya pesan ini diteruskan kembali ke syaraf parasimpatis eferen menuju otot abdomen dan mengintensifkan peristaltik colon, sigmoid, rectum sehingga terjadi proses defekasi. Kedua refleks defekasi diatas terjadi saat ada gerakan massa feses di colon menuju rectum. Pernahkah saudara mengalami keinginan BAB ketika sedang makan? Keadaan yang mungkin pernah saudara alami ini dapat terjadi karena sewaku makanan masuk lambung akan terjadi refleks gastrocolon yang merangsang gerakan massa di colon. Refleks ini biasanya timbul saat makan pagi. Sudah jelaskah Saudara mengenai konsep eliminasi alvi? Dapatkah Saudara jelaskan dengan kata-kata sendiri bagaimana terjadinya defekasi dan reflek-reflek yang terjadi dalam proses defekasi? Untuk selanjutnya, silakan Saudara pelajari uraian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi defekasi berikut ini... Faktor yang mempengaruhi Defekasi : Saudara perlu mengetahui faktor- Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 10
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 11 faktor apa saja yang mempengaruhi defekasi, yaitu: 1. Usia dan perkembangan. Bayi belum bisa mengontrol pengeluaran faeces sampai system neuromuskuler berkembang, biasanya usia 2 – 3 tahun. Orang tua juga dapat mengalami hal yang sama yaitu menurunnya otot colon sehingga mengakibatkan peristaltik melemah dan feses menjadi keras. Selain itu juga terjadi penurunan kontrol pada otot spinkter anal. 2. Diet. Untuk menghasilkan sejumlah feses diperlukan cukup banyak selulosa dan serat dalam diet. Makan yang tidak teratur dapat menggangu pola defekasi. Makanan pedas dapat menyebabakan diare. 3. Cairan. Agar dapat mengeluarkan feses yang normal dibutuhkan intake cairan 2 – 3 liter / hari. Adanya pergerakan chyme yang abnormal dengan cepat melewati usus besar sedangkan penyerapan cairan kedalam darah waktunya pendek dapat menyebabkan feses lunak dan encer. 4. Aktifitas. Aktifitas dapat merangsang peristaltik dan mempermudah pergerakan chyme ke arah colon. 5. Faktor Psikologi. Penyakit diare yang hebat, colitis ulceratif yang disebabkan karena faktor psikologis. Orang yang mengalami kecemasan atau marah dapat meningkatan aktivitas peristaltik yang pada akhirnya mengalami diare. Sementar orang yang sedih, peristaltik menurun yang bisa berakibat konstipasi. 6. Gaya hidup. Tersedianya fasilitas toilet dimana dapat mencegah bau dan privacy klien terlindungi dapat mempengaruhi pola eliminasi alvi. 7. Obat-obatan. Obat laxantives efeknya langsung merangsang pengeluaran B.A.B karena obat laxantives membantu melunakan feses sehingga memudahkan defekasi. Obat dicyclomin hydrochloride (bentyl) berfungsi menekan aktivitas peristaltik dan biasanya digunakan untuk mengobati diare. 8. Prosedur Diagnostik. Tindakan diagnostic seperti Sigmoiddescopy (melihat colon sigmoid) pasien tidak diperkenankan makan dan minum pada tengah malam sebelum pemeriksaan. Sebelum tindakan, pasiendiberi urus –urus. 9. Anestesi dan pembedahan. Anestesi umum menyebabkan pergerakan colon terhenti atau menurun karena rangsangan parasimpatis pada otot colon dibloking 10. Kondisi patologis. Adanya perlukaan pada spinal cord dan kepala dapat menurunkan rangsang sensori untuk BAB. 11. Iritasi. Makanan yang pedas, Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 11
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan toxin bakteri dan racun dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan (GIT:e gastri intestinal tract). 12. Nyeri. Pasien yang mengalami ketidaknyamanan BAB, misal pembedahan hemorroid, sering menahan keinginan BAB karena menghindari rasa nyeri akibatnya dapat terjadi konstipasi. Sudah jelaskah Saudara mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi defekasi? Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut, Saudara akan dapat mencegah kemungkinan terjadinya masalah defekasi. Sebagai contoh, dapatkah Saudara menjelaskan mengapa orang yang cemas cenderung mengalami diare dan sebaliknya orang yang sedih dapat mengalami konstipasi? Faeces Normal Faeces normal berwarna coklat karena pengaruh stercobilin dan urobilin serta aktivitas bakteri. Terdiri dari 75 % & 25% material padat, bau khas dan konsistensinya lembek / setengah padat dan berbentuk bulat panjang. Dalam 24 jam, produksi faeces sekitar 150- 250 gram. Komposisi terdiri dari zat organik, serat tumbuhan yang tidak dapat dicerna, bacteri dan air. Flatus Flatus (bahasa awam kentut) adalah gas yang terbentuk sebagai hasil pencernaan di usus besar dalam waktu 24 jam yang terdiri dari CO2, Methan H2S,O2 dan Nitrogen. Pada klien yang dilakukan bedah abdomen, produksi gas sangat besar karena efek samping pemberian anestesi (obat bius). Klien yang tidak bisa flatus, perlu dipasang rectal tube, yaitu suatu alat yang dimasukkan ke anus untuk membantu engeluaran gas. Sudahkah Saudara ketahui ciri-ciri feses yang normal? Apakah yang dimaksud flatus, bagaimana terbentuknya dan mengapa flatus sangat penting bagi pasien yang mengalami bedah abdomen? Untuk selanjutnya, silakan Saudara pelajari uraian tentang masalah eliminasi alvi berikut ini... Masalah eliminasi alvi Pernahkan saudara mengalami kesulitan untuk BAB? Apa penyebabnya? Sulit BAB merupakan salah satu gangguan atau masalah dalam eliminasi alvi. Berikut ini masalah eliminasi alvi yang perlu saudara ketahui: 1. Konstipasi (sembelit) adalah sulit BAB akibat feses yang kering dan keras melewati usus besar. Penyebab konstipasi diantaranya pola defekasi yang tidak teratur, obat-obatan, kurang aktifitas, diet dan sebagainya. 2. Fecal impaction adalah massa yang Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 12
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 13 keras di lipatan rectum akibat retensi dan akumulasi feses yang berkepanjangan. Umumnya ditandai perembesan, rasa ingn BAB dan sakit di bagian rectum. Penyebab fecal impaction adalah pola defekasi tidak teratur, konstipasi, intake cairan kurang, diet rendak serat dan kelamahan tonus otot. 3. Diare adalah keluarnya feses cair dan bertambahnya frekuensi BAB akibat cepatnya chyme melewati usus sementara usus besar tidak mempunyai cukup waktu untuk menyerap air. Tanda dan gejala diare adalah nyeri abdomen, kadang disertai darah dan mucus, mual muntah (vomitus, nausea). Diare bisa disebabkan stres psikis, alergi dan iritasi intestinal. 4. Incontinensia alvi adalah hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol pengeluaran feses dan gas melalui spinkter usus akibat kerusakan fungsi spinkter dan persyarafan di daerah anus. Incontinensia alvi bisa disebabkan penyakit neuromuskuler dan tumor pada spinkter anus ekterna. 5. Kembung adalah flatus yang berlebihan di intestinal. Penyebab flatus diantaranya pemberian obat Barbiturat, konsumsi makanan yang menghasilkan gas dan efek anestesi. Tanda dan gejalanya adalah distensi abdomen (peregangan) dan rasa tidak nyaman di abdomen. 6. Hemorroid (bawasir) adalah pelebaran vena di daerah anus sebagai akibat peningkatan tekanan di daerah tersebut. Hemorroid disebabkan konstipasi kronis, peregangan maksimal saat defekasi atau obesitas (kegemukan). Tanda dan gejalanya adalah keluarnya darah saat mengejan atau defekasi. 7. Melena adalah feses berwana hitam akibat perdarahan pada saluran cerna. Setelah Saudara memahami masalah-masalah pada eliminasi alvi sebagaimana dijelaskan di atas, dapatkah Saudara jelaskan mengapa seseorang dapat mengalami kembung? Diskusikan dengan teman Saudara tentang masalah-masalah tentang eliminasi alvi lainnya, baik gejala maupun penyebabnya. Jika Saudara telah memahaminya, silakan Saudara pelajari uraian tentang tindakan pemenuhan eliminasi alvi berikut ini... Tindakan pemenuhan eliminasi alvi Setelah mengetahui masalah-masalah yang mungkin muncul pada fungsi eliminasi alvi, Saudara perlu melakukan upaya pencegahan, baik untuk diri sendiri maupun untuk klien yang Saudara rawat. Beberapa upaya yang perlu dilakukan adalah: 1. Menjaga kebersihan tangan 2. Menjaga kebersihan makanan 3. Minum sesuai dengan Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 13
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan kebutuhan 4. Makan makanan yang banyak mengandung serat. 5. Olah raga secara teratur 6. Menghindari kebiasaan yang kurang baik, seperti sering menahan keinginan BAB dan menggunakan obat pencahar tanpa indikasi yg efektif. Ketika seseorang dirawat di rumah sakit atau mengalami gangguan fungsi pemenuhan kebutuhan eliminasi, maka Saudara perlu membantu. Tindakan yang perlu dilakukan adalah: Menolong pasien BAK dan BAB Ketika klien tidak mampu untuk BAB dan BAK sendiri ke toilet, saudara perlu membantu klien untuk BAB dab BAK. Tindakan ini bertujuan untuk 1. Mengurangi pergerakan pasien 2. Membantu pasien dalam rangka memenuhi kebutuhan eliminasi. 3. Mengetahui adanya kelainan feses atu urine. Menolong pasien BAK dan BAB dilakukan pada pasien yang sedang istirahat mutlak (bedrest) dan pasien yang tidak dapat atau belum dapat berjalan Persiapan menolong pasien BAK dan BAB meliputi peralaan dan pasien. Peralatan yang perlu disiapkan adalah pispot atau steekpan bertutup dan urinal serta pengalasnya, botol berisi air cebok, kapas cebok dalam tempatnya, tissue, bak bengkok (nierbekken), sampiran, selimut atau kain penutup, bel bila tersedia dan sarung tangan. Untuk persiapan pasien perlu diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan. Pelaksanaan untuk menolong BAK dan BAB adalah: 1. Peralatan dibawa ke dekat pasien, pintu ditutup, kemudian sampiran dipasang jika pasien tidak berada pada ruang tersendiri. 2. Pasang selimut mandi, pakaian pasien bagian bawah ditanggalkan. 3. Pasien dianjurkan menekuk lututnya dan mengangkat bokong (jika perlu dibantu petugas), kemudian alas bokong dipasang. 4. Pispot disorongkan sampai terletak dibawah bokong pasien. Angkat pinggul pasien dengan tangan kiri dan tangan kanan menyorongkan pispot sehingga tepat dan nyaman. 5. Bila sudah selesai, kaki direnggangkan dan selimut dibuka sedikit, selanjutnya daerah genetalia dan anus dibersihkan dengan kapas cebok. Tangan kiri petugas membuka bokong pasien, Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 14
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 15 tangan kanan membersihkan anus dengan kapas cebok lalu dibuang ke dalam bak bengkok. Pembersihan ini dilakukan beberapa kali sampai anus bersih. Bila pasien menginginkan cebok sendiri, petugas membantu menyiram dengan air. Jika selesai, tangan pasien dicuci dengan sabun, lalu pispot diangkat ditutup & diturunkan. 6. Bokong pasien dikeringkan dengan tissue, pengalas diambil. 7. Setelah selesai, pakaian bawah & celana pasien dipasang kembali, dirapikan. 8. Peralatan dibersihkan, dibereskan, dikembalikan ke tempat semula. 9. Pintu dan sampiran dibuka kembali. Hal-hal yang perlu diperhatikan : 1. Bila tidak dapat ditolong 1 orang petugas karena klien gemuk, mengalami kelumpuhan (haemiplegi) dan alasan lainnya, maka diperlukan lebih dari seorang petugas. 2. Memberikan pispot sebaiknya tidak dilakukan pada waktu makan, kunjungan keluarga atau sedang menerima tamu dan visite (kunjungan dokter). 3. Urine dan faeces harus diperhatikan keadaan, bentuk dan warnanya terutama jika ada kelainan. Segera dicatat dan dilaporkan ke dokter. Pada kondisi-kondisi tertentu, untuk memenuhi kebutuhan eliminasi alvi, saudara perlu memberikan obat yang dimasukkan melalui anus. Biasanya obat ini digunakan sebagai pencahar yaitu untuk mempermudah BAB. Obat ini sering disebut supositoria (kapsul besar dan panjang) rectal. Supositoria harus disimpan dalam almari es. Tehnik pemberian obat supositoria akan saudara pelajari pada pedoman praktikum l. Ketika saudara menolong BAB dan BAK ditempat tidur, tidak boleh ada perasaan jijik. Perlakukan klien secara manusiawi. Tidak ada seorangpun yang ingin sakit dan merepotkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan pribadinya. Nah, sekarang saudara sudah menyelesaikan kegiatan belajar 4. Adakah hal-hal yang belum jelas Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 15
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan mengenai tindakah pemenuhan eliminasi alvi? Jika ada, pelajari sekali lagi bagian yang Saudara anggap kurang jelas. Jika tetap belum bisa memahami, bisa didiskusikan dengan teman atau fasilitator Saudara. Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik 16