2. PENGERTIAN K3
K3 adalah Ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja
3. UU No.1 th 1970 " Keselamatan kerja
dalam segala tempat kerja baik di darat,
di dalam tanah, di permukaan air, di
dalam air, maupun di udara yang berada
di dalam wilayah kekuasaan hukum
Republik Indonesia."
4. UU No 13 Th 2003 :
Pasal 86
• Ayat 1 : setiap buruh mempunyai hak untuk mendapatkan
perlindungan, terutama di bidang keselamatan dan kesehatan kerja,
moral dan kesusilaan, dan mendapatkan perlakuan yang sesuai.
• Ayat 2 : penyelenggaraan upaya kesehatan sangatlah diperlukan untuk
melindungi kesehatan buruh dan meningkatkan produktivitas.
• Ayat 3 : peraturan yang terdapat dalam Ayat 1dan 2 harus
dilaksanakan sesuai dengan undang undang yang berlaku.
Pasal 87
• Ayat 1 : setiap perusahaan wajib membentuk suatu menajemen
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan menajemen perusahaan
yang pelaksanaannya kemudian diatur oleh peraturan pemerintah.
5. UU No. 21 Th 2003
lebih menegaskan kepada ILO Convention No. 81. Peraturan undang-undang ini
tidak secara lansung mengatur mengenai kesehatan kerja buruh. Namun, lebih
menitikberatkan kepada pengawasan ketenagakerjaan. Terutama, di ruang lingkup
tempat kerja.
Dengan ditetapkannya ILO Convention No. 81 maka pengawasan ketenagakerjaan
harus memberikan penjaminan terhadap penegakan hukum. Yang meliputi kondisi
kerja, waktu, kesehatan dan keselamatan, dan pengupahan.
Pengawasan ketenagakerjaan juga harus memberikan penjelasan kepada
perusahaan terkait informasi mengenai masalah-masalah ketenagakerjaan. Serta
melaporkan kepada pemerintah apabila terjadi penyimpangan dan
penyalahgunaan yang tidak diatur dalam perundang-undangan.
6. A. Melindungi kesehatan, keamanan dan
keselamatan dari tenaga kerja.
B. Meningkatkan efisiensi kerja.
C. Mencegah terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.
7. 1. Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah
hari kerja yang hilang.
2. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih
komitmen.
3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.
4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung
yang lebih rendah karena menurunnya pengajuan klaim.
5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai
akibat dari partisipasi dan ras kepemilikan.
6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena
meningkatkan citra perusahaan.
7. Perusahaan dapat meningkatkan keuntungannya secara
substansial.
8. Dalam pelaksaan proyek konstruksi banyak ditemui hambatan
dalam penerapan K3 dalam dunia pekerja, hal ini terjadi karena
beberapa faktor yaitu:
Dari sisi masyarakat pekerja:
1. Tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar ( upah dan tunjangan
kesehatan/kesejahtraan)
2. K3 belum menjadi tuntutan pekerja
Dari sisi pengusaha:
1. Pengusaha lebih menekankan penghematan biaya produksi dan
meningkatkan efisiensi untuk mendapatkan keuntungan sebesar-
besarnya
2. K3 dipandang sebagai beban dalam hal biaya operasional tambahan
10. a. Pengendalian teknik
Contoh:
• Mengganti prosedur kerja
• Menutup atau mengisolasi bahan bahaya
• Menggunakan otomatisasi pekerja
• Ventilasi sebaga pengganti udara yang cukup
b. Pengendaan administrasi
Contoh:
• Mengatur waktu yang pas/ sesuai antara jam kerja dengan istirahat
• Menyusun peraturan k3
• Memasang tanda-tanda peringatan
• Membuat data bahan-bahan yang berbahaya dan yang aman
• Mengadakan dan melakukan pelatihan system penanganan darurat
11. • tabung pemadam kebakaran
• pagar pengamanan
• penangkal petir darurat
• pemeliharaan jalan kerja dan jembatan
kerja
• jaring pengamanan pada bangunan tinggi
• pagar pengaman lokasi proyek
• tangga
• peralatan P3K
• peringatan bahaya dari atas
• peringatan bahaya benturan kepala
• peringatan bahaya longsoran
• peringatan bahaya api
• peringatan tersengat listrik
• penunjuk ketinggian (untuk bangunan yang
lebih dari 2 lantai)
• penunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara
• penunjuk batas ketinggian penumpukan
material
• larangan memasuki area tertentu
• larangan membawa bahan-bahan berbahaya
• petunjuk untuk melapor (keluar masuk proyek)
• peringatan untuk memakai alat pengaman kerja
• peringatan ada alat/mesin yang berbahaya
(untuk lokasi tertentu)
• peringatan larangan untuk masuk ke lokasi
power listrik (untuk orangorangtertentu)
12. Pengamanan sebagai tindakan keselamatan kerja.
• Perlindungan badan yang meliputi seluruh badan.
• Perlindungan mesin.
• Pengamanan listrik yang harus mengadakan
pengecekan berkala.
• Pengamanan ruangan , meliputi sistem alarm,
alat pemadam kebakaran, penerangan yang
cukup, ventilasi yang cukup, jalur evakuasi yang
khusus.
13. kaca mata safety lebih kuat dan tahan benturan
serta tahan panas dari pada kaca mata biasa
Goggle melindungi lebih baik dibandingkan
safety glass sebab lebih menempel pada wajah
14. Pelindung wajah perlindungan menyeluruh pada wajah dari percikan
bahan kimia, obyek yang beterbangan atau cairan besi.
Helm pengelas melindungi wajah dan juga mata. Helm ini menggunakan
lensa penahan khusus yang menyaring intesnsitas cahaya serta energi
panas yang dihasilkan dari kegiatan pengelasan.
16. Alat pelindung tubuh berupa pakaian kerja yang
sesuai dengan pekerjaannya. Terdapat pakain
kerja khusus sesuai dengan sumber bahaya yang
dapat dijumpai, seperti: Terhadap radiasi panas,
radiasi mengion, cairan dan bahan-bahan kimiawi
17. Helm melindungi kepala karena keras, tahan dan
kuat terhadap benturan yang mengenai kepala;
sistem suspensi yang ada didalamnya sebagai
penahan goncangan; beberapa jenis dirancang
tahan terhadap sengatan listrik; melindungi kulit
kepala, wajah, leher, dan bahu dari percikan,
tumpahan, dan tetesan.
Kelas G (2.200 volts)
Kelas E (20.000 volts)
Kelas F (TIDAK melindungi dari
sengatan listrik, dan TIDAK melindungi
dari bahan-bahan yang korosif)
18. Pelindung pendengaran melindungi telinga dari
kebisingan. Jenis yang paling banyak digunakan: foam
earplugs, PVC earplugs, earmuffs
19. Pelindung kaki berupa sepatu dan sepatu boot.
a) Steel toe, untuk melindungi jari kaki dari kejatuhan benda
b) Metatarsal, melindungi seluruh kaki dari bagian tuas sampai
jari
c) Reinforced sole, didesain dengan bahan penguat dari besi yang
melindungi dari tusukan pada kaki
d) Latex/Rubber, tahan terhadap bahan kimia dan memberikan
daya cengkeram yang lebih kuat pada permukaan yang licin.
e) PVC boots, melindungi dari lembab dan membantu berjalan di
tempat becek
f) Vinyl boots, tahan larutan kimia, asam, alkali, garam, air dan
darah
g) Nitrile boots, tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan
kimia
a b c d g
e
f
20. Pelindung tangan berupa sarung tangan dengan jenis-
jenisnya:
a) Metal mesh, tahan terhadap ujung benda yang tajam dan
melindungi tangan dari terpotong
b) Leather gloves, melindungi tangan dari permukaan yang
kasar.
c) Vinyl gloves, melindungi tangan dari bahan kimia
beracun
d) Rubber gloves, melindungi tangan saat bekerja dengan
listrik
e) Padded cloth gloves, melindungi tangan dari sisi yang
tajam, bergelombang dan kotor.
f) Heat resistant gloves, melindungi tangan dari panas dan api
g) Latex disposable gloves, melindungi tangan dari bakteri dan
kuman
a b c d
e
f
g
21. Pelindung bahaya jatuh dengan jenis-jenis antara lain:
a) Full Body Harness, dirancang untuk menyebarkan tenaga benturan atau
goncangan pada saat jatuh melalui pundak, paha dan pantat.
Pengikat pundak, dada, dan tali paha dapat disesuaikan. Dilengkapi
dengan cincin “D” yang terletak dibelakang dan di depan dimana
tersambung tali pengikat, tali pengaman atau alat penolong lain yang
dapat dipasangkan.
b) Life Line, tali kaitan lentur dengan kekuatan tarik
minimum 500 kg yang salah satu ujungnya diikatkan ketempat
kaitan dan menggantung secara vertikal, atau diikatkan pada
tempat kaitan yang lain untuk digunakan secara horisontal
c) Anchor Point , tempat menyangkutkan pengait
minimal mampu menahan 500 kg per pekerja. Tempat kaitan harus
dipilih untuk mencegah kemungkinan jatuh. Tempat kaitan, jika
memungkinkan harus ditempatkan lebih tinggi dari bahu
Pemakainya
d) Lanyard , tali pendek yang lentur atau anyaman
tali, untuk menghubungkan pakaian pelindung jatuh
pekerja ke tempat kaitan atau tali kaitan. Panjang tali pengikat
tidak boleh melebihi 2 meter dan harus yang kancing pengaitnya
dapat mengunci secara otomatis
e) Refracting Life Lines , untuk mencegah agar tali pengikat tidak terlalu
kendor. Tali tersebut akan memanjang dan memendek secara
otomatis pada saat pekerja naik maupun pada saat turun.
22. Daftar pustaka
• file:///C:/Users/Hp/Desktop/k3/K3%20KONSTRUKSI%20%20%20BELAJAR%20K3.ht
m
• file:///C:/Users/Hp/Desktop/k3/Manfaat%20Program%20Keselamatan%20Kesehat
an%20Kerja%20-%20Lupy%20Hakim%20Network.htm
• file:///C:/Users/Hp/Desktop/k3/Permenaker%20No%20%20PER.01%20MEN%2019
80%20%20%20Tentang%20K3%20Pada%20Konstruksi%20Bangunan.htm
• file:///C:/Users/Hp/Desktop/k3/PENGERTIAN%20K3%20(KEAMANAN,%20KESEHAT
AN%20dan%20KESELAMATAN%20KERJA)%20%20%20riki%20sanjaya.%20BKI%20B
atam..htm
• file:///C:/Users/Hp/Desktop/k3/UU%20Kecelakaan%20Kerja%20dan%20Jaminan%
20Kesehatan%20%20%20pramudyaanantawikrama.htm
• file:///C:/Users/Hp/Desktop/k3/Tujuan%20K3%20~%20Dansus%20'88'.htm
• http://andik-ghoofi.blogspot.com/2012/07/apd-pada-pekerjaan-konstruksi.html
• Gambar google