Teks tersebut membahas pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk penggunaan dan pemeliharaan alat pelindung diri. Dibahas pula tujuan K3, lambang K3, dan berbagai jenis alat pelindung diri seperti pakaian pelindung, pelindung kepala, pelindung mata, pelindung telinga, dan pelindung pernafasan.
3. ▪ A.Keselamatan dan Kesehatan Kerja
▪ 1.Keselamatan Kerja
▪ Keselamatan kerja adalah suatu keadaan terhindar dari bahaya selama
melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja merupakan salah satu faktor yang
harus dilakukan selama bekerja.
▪ Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut :
▪ Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja.
▪ Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
▪ Teliti dalam bekerja.
▪ Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan
kerja.
4. ▪ 2. Kesehatan Kerja
▪ Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar
masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani,
rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap
penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan
kerja maupun penyakit umum.
▪ 3. Tujuan K3
▪ Adapun yang menjadi tujuan keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
▪ Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
▪ Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja
▪ Memelihara sumber produksi dan menggunakan secara aman dan efisien.
5. 4. Lambang K3
Lambang (Logo/Simbol) K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) beserta arti dan maknanya
terdapat dalam Kepmenaker RI 1135/MEN/1987
tentang Bendera Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Berikut penjelasan mengenai arti dan
makna lambang/logo/simbol K3 (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja) :
Bentuk lambang K3: palang dilingkari roda bergigi
sebelas berwarna hijau di atas warna dasar putih.
▪ Arti dan Makna simbol/lambang/logo K3 :
a. Palang : bebas dari kecelakaan dan penyakit
akibat kerja (PAK).
b. Roda Gigi : bekerja dengan kesegaran
jasmani dan rohani.
c. Warna Putih : bersih dan suci.
d. Warna Hijau : selamat, sehat dan sejahtera.
e. Sebelas gerigi roda : sebelas bab dalam
Undang-Undang No 1 Tahun
7. Unsur Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja
sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan
orang disekelilingnya. Peraturan APD dibuat oleh pemerintah sebagai pelaksanaan
ketentuan perundang-undangan tentang keselamatan kerja.
Unsur-unsur Alat Pelindung diri
APD adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk mengisolasi sebagian atau
seluruh badan dari potensi yang berpontensi membahayakan di lokasi kerja. Adapun
unsur-unsur perusahaan yang menerapkan APD adalah sebagai berikut :
• Tenaga kerja/buruh, yaitu setiap orang yang bekerja dengan menerima upah
atau imbalan dalam bentuk lain
• Pengusaha, yaitu orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum.
• Tempat kerja, yaitu tiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja
untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya
termasuk ruangan, lapangan, halaman, dan sekelilingnya yang merupakan bagian
atau berhubungan dengan tempat kerja.
8. A. Ketentuan Alat Pelindung Diri
1. Ketentuan Pemilihan APD
APD memberikan perlindungan yang cukup bila alat peling tersebut dipilih secara
tepat dan selalu dipakai oleh tenaga kerja . Pemilihan yang salah, selain tidak
memberikan manfaat, justru menimbulkan bahaya tambahan bagi penggunanya.
Perusahaan wajib menyediakan semua alat pelindung diri yang diwajibkan dan para
karyawan wajib menggunakan dan mematuhi prosedur pemakaiannya.
Pemakaian APD sering menimbulkan rasa tidak nyaman yang membatasi gerakan dan sensoris
pemakainya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perlu diperhatikan ketentuan-ketentuan
pemilihan APD sebagai berikut :
Dapat memberikan pelindung yang cukup terhadap bahaya yang dihadapi oleh tenaga
kerja
Bahan yang dipakai harus seringan mungkin dan tidak menyebabkan rasa berat sehingga
tidak menimbulkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.
Bahan yang terbuat tidak mudah rusak
Harus memenuhi standar yang ada
Dapat diapakai secara fleksibel
Tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya, misalnya karena bentuk
dan bahan yang digunakan tidak tepat.
Tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya.
9. 1. Ketentuan Pemakaian APD
Dalam penggunaan APD, terdapat 3 hal penting yang perlu dipertimbangkan sebelumnya sebagai
berikut :
1. Apakah ditempat kerja ditemukan bahaya yang mengharuskan pekerja menggunakan alat
APD? Sejauh manakah tingkat bahaya nya? Ini perlu di identifikasi bahayanya melalui
pengukuran tempat kerja dan analisis di laboratorium.
2. Sejauh manakah pelindung dibutuhkan tenaga kerja atau alat seperti apa yang harus
dipakai?
3. Bagaimanakah seseorang dapat menjamin bahwa alat pelindung diri tidak hanya dipakai,
tetapi digunakan secara tepat oleh tenaga kerja? kenyamanan dan kepercayaan para
tenaga kerja terhadap APD yang disediakan perusahaan akan menentukan dipakai atau
tidaknya APD tersebut.
Pada saat menggunakan APD, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yakni :
1. Menyesuaikan APD dengan ukuran tubuh.
2. Memastikan APD berfungsi dengan baik
3. Jika menggunakan 2 APD atau lebih secara bersamaan, harus dipastikan bahwa tidak
mengurangi keefektifan masing-masing APD
4. Segera melapor jika merasakan gejala rasa sakit atau merasakan ketidaknyamanan saat
menggunakan APD
5. Melaporkan kepada pihak yang bertanggung jawab jika diperlukan pelatihan khusus
penggunaan APD.
Perlu kita sadari bahwa kewajiban menggunakan alat pelindung diri bila memasuki suatu tempat
kerja yang berpotensi bahaya bukan hanya berlaku bagi tenaga kerja, melainkan juga bagi
pemimpin perusahaan, pengawas, kepala bagian dan siap saja yang akan memasuki tempat
tersebut. Oleh sebab itu pimpinnan perusahaan dan pengawas harus memberi contoh yang baik
kepada tenaga kerja. mereka harus selalu memakai APD yang diwajibkan bila memasuki tempat
kerja yang berbahaya. dengan demikian para tenaga kerja akan merasa bahwa pimpinan dan
pengawas menaruh perhatian secara sungguh-sungguh terhadap masalah keselamatan dan
kesehatan kerja.
10. A. Macam-macam Alat Pelindung Diri
1. Pakaian Pelindung / Seragam Safety
Pakaian tenaga kerja pria yang bekerja melayani mesin seharusnya berlengan pendek, tidak
longgar pada dada atau punggung, tidak terdapat lipatan-lipatan. Seragam kerja wanita sebaiknya
memakai celana panjang, memakai tutup kepala dan tidak memakai perhiasan.
Berikut adalah jenis pakaian pelindung (safety uniform) :
Apron, seragam ini ada berbagai jenis yang berbeda, karena harus menyesuaikan dari
bidang perusahaan itu sendiri. seragam ini menutupi sebagian tubuh mulai dari dada
sampai lutut. Apron dibuat dari berbagai jenis bahan seperti : kain dril, kulit,
plastik/PVC/polyethlene, karet, asbes, atau kain yang dilapisi almunium. Apron umum
digunakan di berbagai bidang usaha seperti : Perusahaan makanan dan minuman, industri
otomotif dan elektronik, perusahaan di bidang perikanan, dan industri mesin dan
perkapalan.
11. Safety Coveralls, seragam ini sangat diperlukan untuk melindungi pekerja dari bahaya
panas, paparan api, recikan logam cair, arus listrik, bahan kimia berbahaya dan beracun,
minyak, darah dan cairan tubuh, serat asbes, dll. Seragam ini umumnya digunakan di
bidang otomotif, area pertambangan, konstruksi, dan industri lainnya, perihal safety
coverall ini wajib diperhatikan pada situasi tertentu. Selain melindungi dari sejumlah
bahaya, safety coverall juga diperlukan untuk menjaga kebersihan pakaian kerja dari
noda atau kotoran. Bagi mekanik dan pekerja industri lain yang setiap harinya bekerja di
area minyak dan produk berbasis minyak lainnya, bisa saja terkena cipratan yang dapat
meninggalkan noda membandel.
12. 2. Pelindung Kepala (safety helmet)
Secara umum sering kita lihat bahwa helm adalah syarat utama keselamatan untuk dijalan raya
bagi pengendara motor. Tapi bukan hanya berlaku pada pengendara motor saja, melainkan wajib
digunakan di tempat kerja. Tujuan dari pemakaian safety helmet adalah untuk mencegah rambut
pekerja terjerat oleh mesin yang berputar, melindungi kepala dari benturan benda tajam dan keras,
melindungi kepala dari benda-benda yang melayang atau meluncur dari atas, melindungi dari
panas,radiasi,api, dan percikan bahan bahan kimia korosif.
3.Pelindung Mata
Alat pelindung mata berfungsi untuk melindungi mata dari percikan korosif, radiasi gelombang
elektromagnetik, dan benturan atau pukulan benda keras dan tajam. Selain itu kegunaan alat ini
untuk mencegah debu-debu masuk ke dalam mata serta mencegah iritasi akibat pemaparan gas dan
uap. Alat ini terdiri dari kacamata (spectacles) dengan atau tanpa pelindung samping (shide shield),
goggles (cup type/boxtype) dan tameng muka (face shreen/face shield). Lensa dari kacamata
goggles dapat dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya (polyecarbonate, cellulose acetete,
polyecarbonate vinyl) yang transparan atau kaca. Polyecarbonate/polikarbonat merupakan jenis
plastik yang mempunyai daya tahan paling besar terhadap benturan.
13. 4. Pelindung Telinga
Alat pelindung telinga digunakan sebagai peredam kebisingan di lingkungan kerja industri, alat
pelingdung telinga ini yang umum digunakan ada 2 jenis, yakni sebagai berikut :
Sumbat Telinga (ear plug), fungsinya sebagai menahan frekuensi tertentu, tetapi
pembicaraan tidak terganggu. Ear plug dibuat dari kapas, malam (wax), plastik, karet alami
dan sintetis. Ear plug juga dapat dibedakan (tergantung dari cara pemakaiannya). Ada yang
berjenis Semi insert type ear plug, yang hanya menyumbat di liang telinga luar saja. Dan
Insert type ear plug, yang menutupi seluruh bagian dari saluran telinga.
Tutup Telinga (ear muff), Alat pelindung telinga ini terdiri dari dua buah tutup telinga dan
sebuah headband. Isi dari tutup telinga dapat berupa cairan atau busa yang berfungsi untuk
menyerap suara dengan frekuensi tinggi. Jika digunakan dalam jangka waktu lama ,
efektivitasnyadapat menurun karena bantalannya menjadi keras, atau kempes, akibat reaksi
bantalan dengan minyak dan keringat yang terdapat dari permukaan kulit pengguna.
Peredaman tutup telinga lebih besar dari pada sumbat telinga.
14. 5. Pelindung Pernafasan
Alat pelindung pernafasan ini dibedakan menjadi dua yaitu Respirator Pemurni Udara, dan
Respirator Penyedia Udara, berikut saya uraikan jenis dan fungsi dari dua Respirator ini yakni :
Respirator Pemurni Udara (Air Purifying Respirator) berfungsi membersihkan udara
dengan cara absorbsi atau absorpsi. Adsorpsi adalah suatu proses dimana kontaminan
melekat pada permukaan zat padat (absorben), sedangkan absorbsi adalah suatu proses
dimana gas-gas atau uap mengadakan penetrasi ke struktur bagian dalam dari suatu zat
(absorber). Alat ini tidak boleh digunakan ditempat kerja yang terdapat gas-gas dan uap-
uap yang ekstrim, kadar gas/uap dalam udara tempat kerja cukup tinggi atau mengalami
kekurangan oksigen. Alat ini ada berbgai type ada yang berjenis catridge dan canister,
mechanical filter respirator, dan kombinasi chemical den filter respirator. Fungsi dari alat
ini tentu menyesuaikan kebutuhan industri pada perusahaan.
Respirator Penyedia Udara (Breathing Apparatus), alat ini berbeda dari pemurni udara,
respirator ini tidak memiliki filter atau adsorben. Fungsi alat ini melindungi pengguna dari
zat-zat kimia yang beracun, atau dimana pengguna mengalami kekurangan oksigen dengan
menyuplai udara atau oksigen pada penggunanya. Suplai udara dan oksigen melalui
silinder, atau tangki kompresor yang dilengkapi dengan alat pengatur tekanan. Alat ini
dibedakan menjadi beberapa jenis diantaranya : 1. Air line respirator 2. Air hose respirator.
3. Self contained breathing apparatus (SCBA)
15. 6. Pelindung Tangan
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat pemilihan alat pelindung tangan yakni
sebagai berikut:
Bahaya yang mungkin terjad, apakah berbentuk bahan kimia korosif, benda-benda panas,
dingin, tajam atau kasar.
Daya tahannya terhadap bahan-bahan kimia.
Kepekaan yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan.
Kepekaan yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan.
Bagian tangan yang harus dilindungi.
Menurut bentuknya, sarung tangan ada berbgai jenis yaitu : sarung tangan biasa (gloves), sarung
tangan yang dilapisi logam (gounlets), sarung tangan yang keempat jari pemakainya dibungkus
jadi satu kecuali ibu jari (mitts mittens).
7. Pelindung Kaki (Sepatu safety)
Sepatu safety berffungsi untuk melindungi kaki dari bahaya kejatuhan benda-benda berat,
terkena percikan bahan kimia korosif, dan tertusuk atau terinjak benda-benda tajam. Dari
beberapa jenis pekerjaan yang dilakukan, sepatu safety dapat dibedakan menjadi beberapa
kategori yang menyesuaikan pekerjaan yakni :
Sepatu safety yang digunakan untuk pengecoran baja yang terbuat dari bahan kulit
dilapisi logam chrome atau asbes.
Sepatu safety yang digunakan untuk bahaya peledakan. Sepatu ini tidak boleh ada paku-
paku yang dapat menimbulkan percikan bunga api.
Sepatu safety berbahan karet anti elektrostatik, kegunaannya untuk melindungi tenaga
kerja dari bahaya listrik.
Sepatu safety untuk pekerja bangunan. Sepatu ini ujungnya dilapisi baja untuk
melindungi jari-jari kaki.
16. 8. Tali dan Sabuk Pengaman
Alat ini kegunaan nya sebagai pengaman saat memanjat kontruksi bangunan, dan dapat
digunakan sebagai menolong kecelakaan saat aktivitas kerja.
17. 9. Rompi Safety
Adalah salah satu APD, yang terbuat dari bahan polyester yang dirancang khusus serta
dilengkapi dengan reflector atau pemantul cahaya. Biasanya digunakan oleh para pekerja seperti
polisi, pekerja tambang, operator kendaraan, pekerja operasi gudang, pekerja pemeliharaan jalan,
pekerja parkir dll. Rompi safety dapat digunakan pada siang atau pun malam hari.
Fungsi Rompi Safety
Untuk mencegah terjadinya kontak kecelakaan pada pekerja.
Mengurangi resiko kecelakaan kerja.
Agar terlihat oleh pekerja lain saat bekerja dimalam hari.
Keuntungan Memakai Rompi Safety
Dapat terlihat dalam kondisi gelap. Seperti yang telah disebutkan di atas, warna cerah pita
reflektif membuat rompi safety dapat terlihat dengan mudah oleh orang lain yang
melakukan pekerjaan menggunakan alat berat, kendaraan atau peralatan lainnya. Dengan
demikian kemungkinan terjadinya kecelakaan dapat dikurangi.
Membuat orang lain menjadi waspada. Pemilihan warna seperti kuning, orange, atau hijau bukan
tanpa alasan. Warna – warna ini merupakan warna – warna yang dapat terlihat pada jarak yang
jauh. Oleh karena itu pengemudi di jalan atau pekerja lain di lokasi pekerjaan dapat
mengidentifikasi pemakai rompi dari kejauhan dan memperlambat kecepatan kendaraan.
18. D.Penggunaan Dan Perawatan APD
1.Penggunaan APD
APD dan segala perlengkapan yang dimaksudkan untuk dipakai oleh tenaga kerja maupun orang siapapun yang memasuki wilayah
tempat kerja yang memiliki resiko terhadap keselamatan dan kesehatannya. Dalam hal ini pakaian yang dikenakan untuk melindungi
diri dari cuaca bila diperlukan, helm, sarung tangan pelindung mata, sepatu safety, rompi safety dan lain-lain. Perlengkapan seperti
seragam kerja yang tidak spesifik mampu melindungi diri dari resiko keselamatan dan kesehatan kerja tidak dikategorikan dalam APD.
Berikut uraian petunjuk penggunaan APD yakni :
1.Pelindung tubuh, alat ini digunakan pada seorang tenaga kerja sedang berada di luar ruangan atau dengan cuaca yang tidak
kondusif, lingkungan kerja yang bertemperatur tinggi, pada saat di jalan raya yang menandakan bahwa ada tenaga kerja, pemadam
kebakaran, dan untuk kegiatan las dan mekanik.
2.Pelindung kepala, alat ini dikenakan saat keadaan : pekerjaan pada tangga, dibawah maupun didekatnya, pekerja kontruksi
bangunan besar, aktivitas transportasi dengan resiko kejatuhan benda, aktivitas lainnya untuk melindungi rambut dari bahan kimia
berbahaya.
3.Pelindung mata dan wajah, untuk aktivitas yang berisiko pada wajah dan mata seperti : berkerja dengan alat berpenggerak yang
menyebabkan potongan, partikel, atau material abrasif yang terlempar, bekerja dengan bahan kimia yang dapat menyebabkan luka
iritasi, dan bekerja pada peleburan logam.
4.Pelindung pendengaran, Alat ini digunakan pada kondisi sedang cuaca ekstrim yang berpotensi mengakibatkan kerusakan gendang
telinga. Intensitas suara dan frekuensi yang tinggi di tempat kerja dapat menyebabkan hilangnya pendengaran. Namun perlu di ingat
penggunaan alat ini tidak boleh menghalangi pendengar tenaga kerja dari suara peringatan.
5.Pelindung telapak dan lengan, alat ini untuk aktivitas di luar ruangan yang bersuhu ekstrim atau material abrasif, bekerja dengan
mesin yang bergetar, mengangkat benda yang bertepi tajam, bekerja yang berisiko terkena aliran listrik, melakukan aktivitas
pemindahan bahan-bahan kimia berbahaya.
6.Pelindung kaki (sepatu safety), alat ini digunakan untuk aktivitas yang berisiko tertumbuk material yang menyebabkankerusakan
kulit seperti semen dan resiko terkena paku, menghindari resiko terpeleset dan terjatuh dipermukaan keras,kontak dengan bahan
kimia, aktivitas para pekerja listrik yang berisiko tersetrum.
20. A.Manajemen Resiko Kesehatan Dan Kecelakaan Kerja
Manajemen Risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko untuk mencegah
terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif, terencana
dan terstruktur dalam suatu kesisteman yang baik. Sehingga memungkinkan
manajemen untuk meningkatkan hasil dengan cara mengidentifikasi dan
menganalisis risiko yang ada. Pendekatan manajemen risiko yang terstruktur
dapat meningkatkan perbaikan berkelanjutan.
Dalam Manajemen Risiko K3 dilakukan identifikasi risiko, segala aspek yang
dapat menimbulkan kecelakaan saat bekerja dipertimbangkan, sehingga
nantinya akan didapatkan daftar risiko dari kejadian-kejadian yang dapat
berdampak pada setiap elemen kegiatan. Analisis Risiko dilakukan untuk
mengetahui penyebab kecelakaan serta kerugian apa saja yang diterima pada
saat terjadinya kecelakaan serta dampak dan kemungkinan kedepannya.
Evaluasi Risiko perlu dilakukan untuk membandingkan tingkat risiko hasil
analisis dengan kriteria standar yang digunakan perusahaan/organisasi. Setelah
didapatkan semua gambaran risiko maka dilakukan Pengendalian Risiko untuk
mengatasi permasalahan tersebut.
21. Dalam menerapkan Manajemen Risiko K3, ada beberapa tahapan/langkah yang perlu dilakukan.
Hal ini bertujuan agar proses Manajemen Risiko K3 dapat berjalan dengan tepat dan sesuai.
Tahapan yang perlu dilakukan dalam menerapkan Manajemen Risiko K3 adalah :
• Menentukan Konteks dan Tujuan (Establish Goals and Context )
Tahap identifikasi hubungan antara organisasi/perusahaan dan lingkungan disekitarnya sesuai
visi dan misi, mengidentifikasi kelebihan, kekurangan, kesempatan dan kendala yang ada.
• Penilaian Risiko
Penilaian risiko yaitu proses identifikasi dan analisa area-area dan proses-proses teknis yang
memiliki risko untuk meningkatkan kemungkinan dalam mencapai sasaran biaya,
kinerja/performance dan waktu penyelesaian kegiatan
• Identifikasi risiko (Identify risk) Adalah proses peninjauan area-area dan proses-proses
teknis yang memiliki risiko potensial yang akan dikelola.
• Analisa risiko (Analyse risk) Adalah proses menilai risiko yang telah teridentifikasi
menggunakan matrix risiko untuk menentukan besarnya risiko. (risk = likelihood x
consequences)
• Evaluasi risiko ( Evaluate the risk) Adalah proses penilaian risiko untuk menentukan apakah
risiko yang terjadi dapat diterima atau tidak dapat diterima.
• Pengendalian risiko ( Treats the risk)
Pengendalian risiko meliputi identifikasi alternatifpengendalian risiko, dengan cara menghindari
risiko, mengurangi frekuensi terjadinya risiko, mengurangi konsekuensi dari terjadinya risiko,
mentransfer risiko secara penuh atau sebagian kepada pihak lain yang lebih berkompeten
menangani risiko tersebut dan mempertahankan risiko.
• Pemantauan dan Telaah Ulang (Monitor and Review)
Adalah proses evaluasi yang sistematis dari hasil kerja proses penanganan risiko yang telah
dilakukan dan sebagai dasar dalam penyusunan strategi penanganan risiko yang lebih baik di
kemudian hari.