SlideShare a Scribd company logo
GEOGRAFI
Interaksi Manusia dan
Lingkungan dalam Dinamika
Atmosfer
Daftar Isi
• A.) Lapisan Atmosfer dan Manfaatnya Bagi
Kehidupan
• B.) Cuaca dan Iklim serta Pengukurannya
• C.) Klasifikasi Tipe Iklim dan Cara
Menentukannya
• D.) Iklim di Indonesia dan Pengaruhnya
• E.) Dampak Perubahan Iklim
• F.) Kajian tentang Iklim dan Pemanfaatannya
• G.) Layanan BMKG kepada Masyarakat
• H.) Menunjukkan Perilaku Responsif dan
Bertanggungjawab
A. Lapisan Atmosfer dan Manfaatnya
bagi Kehidupan
• 1.Sifat Fisik Atmosfer
• Atmosfer merupakan lapisan udara yang
menyelimuti Bumi.
• Lapisan atmosfer merupakan campuran dari
berbagai unsur, yang paling utama adalah nitrogen (
78,08 % ) , oksigen ( 20,95 % ) , argon ( 0,95 % ) dan
karbondioksida ( 0,034 % ).
• Sifat lapisan atmosfer :
• tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
berwujud, serta hanya bisa dirasakanoleh indera
perasa manusia dalam bentuk angin
• memiliki berat sehingga dapat menyebabkan
tekanan
• memiliki sifat dinamis dan elastis yang dapat
mengembang dan mengkerut
• 2.Struktur Fisikal Atmosfer
• a. Lapisan Troposfer
• Di Khatulistiwa, ketinggiannya mencapai 16 km, di
sekitar lintang tengah mencapai 11 km, dan di
daerah kutub tebalnya sekitar 8 km.
• Gejala cuaca ( awan, petir, topan, badai, dan hujan )
terjadi di lapisan ini.
• Memiliki 80 % massa udara.
• Awan
• Petir
• Topan
• Badai
• Hujan
• Setiap kenaikan 100 meter suhu udara rata – rata turun
0,5 derajat celcius, di daerah tropis suhu rata – rata
turun 0,6 derajat celcius. Setiap turun 100 meter, suhu
naik 10 derajat celcius.
• Rumusnya :
• Tt = T0 – h x 0,6 derajat celcius
• 100
• Keterangan :
• Tt = temperatur rata – rata yang dicari
• T0 = temperatur rata – rata di daerah pantai ( 26,3
derajat celcius )
• H = tinggi tempat ( m dpl )
• b. Lapisan Stratosfer ( Isothermis )
• Ketinggian sekitar 12 – 50 km dpl.
• Pada lapisan ini terdapat lapisan ozon untuk
melindungi bumi dari radiasi matahari yang
berbahaya.
• Semakin tinggi tempat, suhu semakin rendah.
• c. Lapisan Mesosfer
• Ketinggian 50 80km dpl.
• Lapisan mesosfer ditandai dengan penurunan suhu
0,4 derajat celcius setiap 100 meter.
• Bagian atas mesosfer dibatasi oleh mesopause,
yaitu lapisan di dalam atmosfer yang memiliki suhu
paling rendah, kira – kira -100 derajat celcius.
• Menghancurkan meteor.
• d. Lapisan Termosfer
• Ketinggian 85 – 300 km dpl.
• Pada lapisan ini terjadi proses ionisasi yang terjadi
pada suhu dan ketinggian tertentu. Ionisasi
bermanfaat untuk memantulkan gelombang radio.
• Suhu mencapai 1.500 derajat celcius.
• e. Eksosfer
• Pada lapisan ini, suhu dapat mencapai 2.200 derajat
celcius.
• Merupakan batas antara atmosfer bumi dan
angkasa luar.
• Dimanfaatkan untuk penempatan satelit buatan.
B.Cuaca dan Iklim serta
Pengukurannya
• 1.Pengertian Cuaca dan Iklim
• Cuaca adalah rata – rata keadaan udara di suatu
wilayah dalam waktu singkat.
• Ilmu tentang cuaca dinamakan meteorologi.
• Iklim adalah keadaan rata – rata cuaca pada tempat
yang luas dan dalam waktu yang lama.
• Ilmu tentang iklim disebut klimatologi.
• 2.Unsur- unsur cuaca dan iklim
Temperatur, yaitu keadaan panas atau dinginnya
udara. ( diukur oleh termometer ).
• Tekanan udara, yaitu berat massa udara pada
suatu wilayah. Semakin rendah jika semakin tinggi
dari permukaan laut. ( diukur oleh barometer ).
• Kelembapan / kelengasan udara, yaitu kandungan
uap air dalam udara. ( diukur oleh higrometer atau
psychrometer )
Angin, yaitu massa udara yang bergerakdari suatu
tempat ke tempat lain. ( diukur oleh anemometer ).
Menurut Hukum Buys Ballot, udara akan bergerak
dari daerah bertekanan maksimum ke daerah
bertekanan minimun. Penamaan angin bergantung
dari arah mana angin itu bertiup.
• Anemometer
• *Angin passat ( trade winds ) bertiup sepanjang
tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah
ekuator. Angin passat dari daerah iklim tropika di
belahan bumi utara disebut angin passat timur. Dan
juga sebaliknya.
*Angin anti passat terjadi karena udara di atas daerah
ekuator mengalir ke daerah kutub dan turun di
daerah maksimum subtropik.
• *Angin barat adalah angin yang selalu berembus
dari arah barat pada daerah 35 derajat LU – 60
derajat LU dan 35 derajat LS – 60 derajat LS.
• *Angin monsun pada setengah tahun pertama
bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun
berikutnya bertiup angin laut yang basah. Angin
berembus secara periodik ( minimal 3 bulan ) dan
antara periode yang satu dengan yang lain polanya
akan berlawanan. Ada 2 macam angin monsun di
Indonesia :
*1.)angin monsun Asia/monsun musim dingin timur
laut / angin monsun barat Asia
^Bertiup sekitar bulan Oktober – April.
^Bertiup saat matahari berada di belahan bumi
selatan.
^Posisi tersebut menyebabkan Benua Australia
mengalami musim panas, sehingga bertekanan
rendah.
^Angin bertiup dari Benua Asia -> Benua Australia.
^Pergerakan angin menuju ke selatan khatulistiwa /
ekuator, maka angin dibelokkan ke arah kiri.
^Akibatnya, Indonesia akan mengalami musim hujan
akibat massa uap air yang dibawa saat melalui
lautan luas di bagian utara ( Samudra Pasifik dan
Laut Cina Selatan ).
*2.)Angin monsun Australia / monsun musim panas
barat daya / angin monsun timur
^Bertiup pada bulan April – Oktober.
^Pada saat ini, matahari berada di belahan bumi
utara.
^Hal itu menyebabkan Benua Australia mengalami
musim dingin,sehingga bertekanan tinggi.Dan juga
sebaliknya dengan Benua Asia.
^Angin bertiup dari Benua Australia ->Benua Asia.
^Pergerakan angin menuju utara khatulistiwa /
ekuator, maka angin akan dibelokkan ke arah kanan.
^Akibatnya Indonesia akan mengalami musim
kemarau.
^Penyebabnya adalah angin tersebut melalui gurun
pasir di bagian utara Australia yang kering dan
hanya melalui lautan sempit.
• *Angin darat, bertiup malam hari dan dimanfaatkan
nelayan untuk pergi melaut.
• *Angin laut, bertiup siang hari dan dimanfaatkan
nelayan untuk pulang melaut.
*Angin gunung bertiup malam hari.
*Angin lembah bertiup siang hari.
*Angin fohn, angin yang tidak mengandung uap air
sehingga panas dan kering, contoh : Angin Gending
di Probolinggo dan Pasuruan ; Angin Bahorok di Deli
Serdang ; Angin Brubu di Sulawesi Selatan ; Angin
Kumbang di Cirebon ; Angin Wambrau di Pulau Biak
dan Papua.
• e. Curah Hujan
• Hujan ialah peristiwa jatuhnya butir- butir air dalam
bentuk cair menuju bumi.
• Curah hujan diukur dengan rain gouge ( fluviometer
).
• Jenis – jenis hujan :
1.) Hujan zenithal /konveksi / ekuatorial, yaitu hujan
yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator, akibat
pertemuan angin pasat timur laut dengan angin
pasat tenggara. Akibat pemanasan tinggi, angin
tersebut naik dan membentuk gumpalan –
gumpalan awan di sekitar ekuator setelah jenuh
kemudian turunlah hujan.
• 2.) Hujan orografis, terjadi karena udara
yangmengandung uap air didorong oleh angin naik
ke lereng pegunungan yang makin ke atas makin
dingin sehingga terjadi kondensasi, terbentuklah
awan dan jatuh sebagai hujan. Sementara itu, di
lereng sebelahnya bertiup angin jatuh yang kering
dan disebut daerah bayangan hujan.
3.) Hujan frontal, terjadi ketika massa udara yang
dingin bertemu dengan massa udara yang panas.
Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut
bidang front.
f. Awan
Awan ialah kumpulan titik – titik air / kristal es di
dalam udara yang terjadi karena adanya kondensasi
/ sublimasi dari uap air yang terdapat dalam udara.
Awan yang menempel di permukaan bumi disebut
kabut.
• Jenis – jenis awan berdasarkan ketinggiannya :
Awan tinggi ( 6.000 m – 9.000 m )
*Cirrus / Ci : awan tipis seperti bulu burung.
• Ciri :
• halus, dan berstruktur seperti serat dan
bentuknya mirip bulu burung. Sering tersusun
seperti pita yang melengkuk di langit, sehingga
seakan – akan tampak bertemu pada satu atau dua
titik horizon.
• tidak menimbulkan hujan.
• terdiri dari hablur air yang terjadi disebabkan
oleh suhu terlalu dingin pada atmosfer.
• ditiupkan oleh angin timuran yang bergelora.
Berwarna putih dengan pinggiran tidak jelas.
• *Cirrostratus ( Ci-St ) : awan putih merata seperti
tabir.
• Ciri :
• bentuknya sepeerti kelambuputih yang halus dan
rata menutup seluruh langit sehingga tampak cerah,
bisa juga tampak seperti anyaman yang bentuknya
tidak teratur.
• menimbulkan hallo ( lingkaran yang bulat ) yang
mengelilingi matahari dan bulan yang biasa terjadi
pada musim kering.
• *Cirrocummulus ( Ci-Cu ) :seperti sisik ikan.
• Ciri :
• bentuknya seperti terputus – putus dan penuh
dengan kristal –kristal es sehingga bentuknya
seperti sekelompok domba dan sering
menimbulkan bayangan.
Awan sedang ( 2.000 m – 6.000 m )
*Altocummulus ( A-Cu ) : awan bergumpal – gumpal
tebal.
• Ciri :
• bentuknya kecil – kecil dalam jumlah yang
banyak.
• berwarna kelabu atau putih jika dilihat pada
waktu sore.
• biasanya berbentuk seperti bola yang agak tebal.
• bergerombol dan sering berdekatan sehingga
tampak saling bergandengan.
• tiap – tiap elemen nampak jelas tersisih antara
satu sama lain dengan warna keputihan dan kelabu
yang membedakannya dengan cirrocummulus.
• *Altostratus ( A-St ) : awan berlapis – lapis tebal.
• Ciri :
• berwarna kekelabuan dan hampir meliputi
seluruh langit.
• menghasilkan hujan apabila cukup tebal. Awan –
awan di atas terbentuk pada waktu sore dan malam
hari dan menghilang bila matahari terbit di awal
pagi.
Awan rendah ( di bawah 2.000 m )
*Stratocummulus ( St-Cu ) : awan yang tebal, luas,
dan bergumpal – gumpal.
• Ciri :
• berbentuk seperti bola – bola yang sering
menutupi seluruh langit sehingga tampak seperti
gelombang. Lapisan awan ini tipis dan tidak
menghasilkan hujan.
• berwarna kelabu atau putih, yang terjadi pada
petang dan senja bila atmosfer stabil.
• *Stratus ( St ) : awan merata rendah dan berlapis –
lapis.
• Ciri :
• cukup rendah dan sangat luas. Tingginya di
bawah 2.000 m.
• lapisannya melebar seperti kabut dan berlapis.
• *Nimbostratus ( No-St ) : lapisan awan yang luas,
sebagian telah merupakan hujan.
• Ciri :
• bentuknya tidak menentu dengan pinggir
compang – camping.
• di Indonesia, awan ini hanya menimbulkan
gerimis.
• berwarna putih kegelapan yang penyebarannya
lumayan luas.
• Awan yang terjadi karena udara naik, terdapat
pada ketinggian 500 m – 1.500 m
• *Cummulus ( Cu ) : awan bergumpal – gumpal,
dasarnya rata.
• Ciri :
• merupakan awan tebal dengan puncak agak
tinggi. Terlihat gumpalan putih atau cahaya kelabu
yang terlihat seperti bola kapas mengambang,
berbentuk garis besar yang tajam dan dasar yang
datar.
• dasar ketinggian umumnya 1.000 m dan lebar 1
km.
• *Cumulonimbus ( Cu-Ni ) : awan yang bergumpal –
gumpal, luas, dan sebagian telah merupakan hujan,
serta sering terjadi angin ribut.
• Ciri :
• berwarna putih atau gelap.
• terletak pada ketinggian kira – kira 1.000 kaki dan
puncaknya memiliki ketinggian lebih dari 3.500 kaki.
• menimbulkan hujan dengan kilat dan guntur.
Berhubungan erat dengan hujan deras, petir,
tornado, dan badai.
C. Klasifikasi Tipe Iklim dan Cara
Menentukannya
• 1. Iklim Matahari
• ditentukan berdasarkan garis lintang. Posisi ini
menentukan intensitas sinar matahari yang
diterima.
• Pembagian daerah iklim matahari berdasarkan letak
lintang adalah sebagai berikut.
• Daerah iklim tropis
• Iklim Tropis terletak antara 0° - 23½° LU dan 0° - 23½°
LS. Ciri – ciri iklim tropis adalah sebagai berikut :
• - Suhu udara rata – rata tinggi, karena matahari selalu
vertikal. Umumnya suhu udara antara 20° - 23° C.
Bahkan dibeberapa tempat suhu tahunannya mencapai
30°C.
• - Amplitudo suhu rata – rata tahunan kecil. Di
khatulistiwa antara 1° - 5° C, sedangkan amplitudo
hariannya besar.
• - Tekanan udara lebih rendah dan perubahannya
secara perlahan dan beraturan.
• - Hujan banyak dan umumnya lebih banyak dari
daerah lain di dunia.
• Daerah iklim subtropis
• Iklim subtropis terletak antara 23½° - 40° LU dan 23½° - 40°
LS. Daerah ini merupakan peralihan antara iklim tropis dan
iklim sedang. Ciri – ciri iklim subtropis adalah sebagai berikut:
• - Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan
daerah peralihan dari daerah iklim tropis dan iklim sedang.
• - Terdapat empat musim, yaitu musim semi, musim panas,
musim gugur, dan musin dingin. Tetapi pada iklim ini musim
panas tidak terlalu panas dan musim dingin tidak terlalu
dingin.
• - Suhu sepanjang tahun tidak terlalu panas dan tidak terlalu
dingin.
• - Daerah subtropis yang musim hujannya jatuh pada musim
dingin dan musim panasnya kering disebut daerah Iklim
Mediterania. Jika hujan jatuh pada musim panas dan musim
dinginnya kering disebut Daerah Iklim Tiongkok.
• Daerah iklim sedang
• Iklim sedang terletak antara 40° - 66½° LU dan 40° -
66½° LS. Ciri – ciri iklim sedang adalah sebagai
berikut :
• - Banyak terdapat gerakan – gerakan udara
siklonal, tekanan udara yang sering berubah – ubah,
arah angin yang bertiup berubah – ubah tidak
menentu, dan sering terjadi badai secara tiba – tiba.
• - Amplitudo suhu tahunan lebih besar dan
amplitudo suhu harian lebih kecil dibandingkan
dengan yang terdapat pada daerah iklim tropis.
• Daerah iklim dingin/kutub
• Iklim dingin terdapat di daerah kutub antara 66,5°LU–
90°LU dan 66,5°LU–90°LU. Oleh sebab itu iklim ini
disebut pula sebagai iklim kutub. Iklim dingin dapat
dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklim es.
Ciri – ciri iklim tundra adalah sebagai berikut :
• - Musim dingin berlangsung lama
• - Musim panas yang sejuk berlangsung singkat.
• - Udaranya kering.
• - Tanahnya selalu membeku sepanjang tahun.
• - Di musim dingin tanah ditutupi es dan salju.
•
• - Di musim panas banyak terbentuk rawa yang luas
akibat mencairnya es di permukaan tanah.
• - Vegetasinya jenis lumut-lumutan dan semak-
semak.
• - Wilayahnya meliputi: Amerika utara, pulau-pulau
di utara Kanada, pantai selatan Greenland, dan
pantai utara Siberia.
• Ciri – ciri iklim es adalah sebagai berikut :
• - Suhu terus-menerus rendah sekali sehingga
terdapat salju abadi.
• - Wilayahnya meliputi: kutub utara, yaitu
Greenland (tanah hijau) dan Antartika di kutub
selatan.
• 2. Iklim Koppen
•  ditentukan berdasarkan curah hujan, suhu, serta
mempertimbangkan vegetasi dan persebaran jenis
tanah.
• a. Iklim A, yaitu iklim hujan tropis dengan ciri : suhu
rata – rata setiap bulan di atas 18 derajat Celcius
dan hujan tahunannya tinggi. Iklim ini terbagi atas :
Iklim Af ( hujan hutan tropis ) ; Iklim Am ( iklim
muson ) . Vegetasinya hutam musim ( homogen ) ;
Iklim Aw ( iklim sabana ) . Vegetasinya kayu cendana
dan stepa.
• b. Iklim B, yaitu iklim kering : tidak ada surplus air
dan tidak dijumpai sungai pernamen. Terbagi atas
Iklim Bs ( iklim stepa ) dan Iklim Bw ( iklim gurun ).
c. Iklim C, yaitu iklim hujan sedang. Terbagi atas :
Iklim Cw ( iklim hujan sedang ) , Iklim Cf ( iklim
hujan sedang, basah sepanjang tahun ) , dan Iklim
Cs ( iklim hujan sedang, panas yang kering ).
• d. Iklim D, yaitu iklim hujan bersalju dingin. Terbagi
atas : Iklim Df ( hujan bersalju, basah sepanjang
tahun ) dan Iklim Dw ( hujan bersalju, musim kering
dingin )
• e. Iklim E, yaitu iklim kutub ( es ). Terbagi atas : Iklim
Et ( iklim tundra / lumut ), Iklim Ef ( iklim es abadi )
dan Iklim Eh ( iklim daerah tinggi / > 300 m )
• 3. Iklim menurut Junghuhn didasarkan pada
ketinggian, tempat, dan vegetasi.
• a. Zona panas,
• Ketinggian tempat antara 0 – 600 m dari permukaan
laut. Suhu 26,3° – 22°C. Tanamannya seperti padi,
jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan
cokelat.
• b. Zona sedang, Ketinggian tempat 600 – 1500 m
dari permukaan laut. Suhu 22° -17,1°C. Tanamannya
seperti padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan
sayur-sayuran.
• c. Zona sejuk, Ketinggian tempat 1500 – 2500 m
dari permukaan laut. Suhu 17,1° – 11,1°C.
Tanamannya seperti teh, kopi, kina, dan sayur-
sayuran.
• d. Zona dingin, Ketinggian tempat lebih dari 2500 m
dari permukaan laut. Suhu 11,1° – 6,2°C.
Tanamannya tidak ada tanaman budidaya kecuali
sejenis lumut.
• 4. Klasifikasi menurut Schmidt – Ferguson berdasarkan
rata – rata bulan basah dan keringnya bulan ( curah
hujan ) .
Tipe Iklim A | Kategori sangat basah | Nilai Q = 0 – 14,3
%
Tipe Iklim B | Kategori basah | Nilai Q = 14,33 – 33,3%
Tipe Iklim C | Kategori agak basah | Nilai Q = 33,3 – 60
%
Tipe Iklim D | Kategori sedang | Nilai Q = 60 – 100 %
Iklim E | Kategori agak kering | Nilai Q = 100 – 167
%
Iklim F | Kategori kering |Nilai Q = 167 – 300 %
Iklim G | Kategori sangat kering | Nilai Q = 300 –
700 %
Iklim H | Kategori luar biasa kering | Nilai Q = > 700
%
• Keterangan :
• Nilai Q adalah rata – rata bulan kering dibagi rata –
rata bulan basah dikalikan 100 %.
• Kriteria bulan basah – kering menurut Schmidt –
Ferguson :
bulan basah : curah hujan > 100 mm
bulan lembap : curah hujan antara 60 – 100 mm
bulan kering : curah hujan < 100 mm
• 5. Iklim Oldeman menggunakan unsur curah hujan
sebagai dasar dari klasifikasi iklim.
Iklim A, jika bulan basah lebih dari 9x
Iklim B, jika bulan basah 7 – 9 x
Iklim C, jika bulan basah 5 – 6 x
Iklim D, jika bulan basah 3 – 4 x
Iklim E, jika bulan basah < 3 x
• Oldeman membagi iklim menjadi 5 tipe iklim yaitu :
• Iklim A. Iklim yang memiliki bulan basah lebih dari 9 kali
berturut-turut
• Iklim B. Iklim yang memiliki bulan basah 7-9 kali berturut-turut
• Iklim C. Iklim yang memiliki bulan basah 5-6 kali berturut-turut
• Iklim D. Iklim yang memiliki bulan basah 3-4 kali berturut-turut
• berdasarkan urutan bulan basah dan kering dengan
ketententuan tertentu diurutkan sebagai berikut:
• Bulan basah bila curah hujan lebih dari 200 mm
•
• Bulan lembab bila curah hujan 100 – 200 mm
•
Bulan kering bila curah hujan kurang dari 100 mm
• A : Jika terdapat lebih dari 9 bulan basah berurutan.
B : Jika terdapat 7 - 9 bulan basah berurutan.
C : Jika terdapat 5 - 6 bulan basah berurutan.
D : Jika terdapat 3 - 4 bulan basah berurutan.
E : Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan.
• Pada dasarnya Kriteria bulan basah dan bulan
kering yang dipakai Oldeman berbeda dengan yang
digunakan oleh Koppen atau pun Schmidt -
Ferguson Bulan basah yang digunakan Oldeman
adalah sebagai berikut: Bulan basah apabila curah
hujan lebih dari 200 mm. Bulan lembab apabila
curah hujannya 100 - 200 mm. Bulan kering apabila
curah hujannya kurang dari 100 mm.
D. Iklim di Indonesia dan
Pengaruhnya
• 1. Pola Umum Curah Hujan di Indonesia
• a. Pantai sebelah barat setiap pulau memperoleh
jumlah hujan selalu lebih banyak daripada pantai
sebelah timur.
• b. Curah hujan di Indonesia bagian barat lebih besar
daripada Indonesia bagian timur. Contohnya
deretan pulau – pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT
yang dihubungkan oleh selat – selat sempit. Jumlah
curah hujan yang terbanyak adalah Jawa Barat.
• c. Curah hujan juga bertambah sesuai dengan
ketinggian tempat. Curah hujan terbanyak
umumnya berada pada ketinggian antara 600 – 900
m di atas permukaan laut.
• d. Di daerah pedalaman, di semua pulau musim
hujan jatuh pada musim pancaroba. Demikian juga
hanya di daerah – daerah rawa yang besar.
• e. Bulan maksimum hujan sesuai dengan letak
DKAT.
• f. Saat mulai turunnya hujan bergeser dari barat ke
timur seperti :
• 1.) Pantai barat Pulau Sumatera sampai ke Bengkulu
mendapat hujan terbanyak pada bulan Nopember.
• 2.) Lampung – Bangka yang letaknya di timur mendapat
hujan terbanyak pada bulan Desember.
• 3.) Jawa bagian utara, Bali, NTB, dan NTT pada bulan
Januari – Februari.
• g. Di Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara,
Maluku Tengah, musim hujannya berbeda, yaitu bulan
Mei – Juni. Pada saat itu, daerah lain sedang
mengalami musim kering. Batas daerah hujan Indonesia
barat dan timur terletak pada kira –kira 120 derajat BT.
• 2. Perubahan Musim di Indonesia
• a. Musim Hujan
• Terjadi pada bulan Oktober – April. Hal ini
dipengaruhi angin muson barat yang bertiup dari
Benua Asia ke Benua Australia. Musim hujan sering
mendatangkan bencana banjir.
• b. Musim Kemarau
• Terjadi pada bulan April sampai Oktober. Musim ini
disebabkan angin muson timur yang bertiup dari
Benua Australia ke Benua Asia. Musim kemarau
sering merugikan penduduk, khususnya bagi para
petani. Bahkan, sering terjadi kebakaran hutan di
Pulau Kalimantan dan Sumatra.
• c. Pancaroba
• Masa peralihan antara musim penghujan dan
musim kemarau. Pancaroba antara musim
penghujan dan musim kemarau ( mareng ), biasa
terjadi pada bulan Maret dan April, sementara
pancaroba antara musim kemarau dan musim
penghujan ( labuh ) biasa terjadi pada bulan
Oktober hingga Desember.
• Masa pancaroba biasa ditandai dengan tingginya
frekuensi badai, hujan sangat deras disertai guruh,
serta angin yang bertiup kencang. Pada masa ini,
frekuensi orang yang menderita penyakit saluran
pernapasan atas meningkat. Muncul juga perilaku
khas beberapa hewan dan tumbuhan. Pada masa
mareng, tonggeret memasuki musim kawin akan
mengeluarkan suara yang khas. Pada masa labuh,
rayap mencapai tahap dewasa dan keluar sebagai
laron.
• 3. La Nina dan El Nino
• La Nina merupakan suatu kondisi di mana terjadi
penurunan suhu muka laut di kawasan Timur
ekuator di Lautan Pasifik.. Dalam kondisi La Nina,
Indonesia memiliki curah hujan yang lebat. Muncul
1 – 3 tahun.
• El Nino adalah fenomena alam dan bukan badai,
secara ilmiah diartikan meningkatnya suhu muka
laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur sepanjang
ekuator dari nilai rata – ratanya. Menyebabkan
curah hujan berkurang bahkan menimbulkan
kekeringan panjang di Indonesia. Muncul setiap 4 –
5 tahun dan bertahan selama 12 – 15 bulan
lamanya.
E. Dampak Perubahan Iklim
• 1. Dampak perubahan Iklim Regional
• Pola hujan berubah dengan meningkatnya hujan di
kawasan utara dan menruunnya hujan di selatan (
khatulistiwa ).
• Pemanasan pun timbul dan mengakibatkan :
• mulai menyurutkan banyak danau dan waduk
• Konsentrasi es di Puncak Jayawijaya Papua semakin
berkurang
• Munculnya bencana banjir bandang serta tanah
longsor
• 2. Dampak terhadap Pertanian
• Produktivitas pertanian di daerah tropis akan
mengalami penurunan, jika terjadi kenaikan suhu
antara 1 – 2 derajat Celcius.
• 3. Dampak Perubahan Iklim terhadap Kenaikan
Muka Air Laut
• Naiknya permukaan laut akan menggenangi wilayah
pesisir dan menghancurkan tambak – tambak ikan
dan udang di Jawa, Aceh, Kalimantan, dan Sulawesi.
• Penyebabnya adalah es dan gletser di Kutub Utara
dan Selatan mencair. Peristiwa ini menyebabkan
terjadinya pemuaian massa air laut dan kenaikan
permukaan air laut.
• 4. Dampak terhadap Kesehatan
• Perubahan iklim menyebabkan frekuensi timbulnya
penyakit seperti malaria dan demam berdarah
meningkat. Pola distribusi penyakit – penyakit yang
ditularkan melalui berbagai serangga dan hewan
juga berubah. Semakin tinggi curah hujan, kasus
DBD akan meningkat. Penderita alergi dan asma
akan meningkat secara signifikan.
• Gelombang panas akan meningkatkan angka heat
stroke ( serangan panas kuat ) yang mematikan,
infeksi Salmonella, dan hay fever ( demam akibat
alergi rumput kering ).
• 5. Dampak terhadap Sumber Daya Air
• Perubahan iklim mengubah rata – rata aliran air
sungai dan ketersediaan air di daerah subpolar serta
daerah tropis basah diperkirakan meningkat
sebanyak 10 – 40 %. Sementara di daerah subtropis
dan daerah tropis yang kering, air akan berkurang
sebanyak 10 – 30 %.
F. Kajian tentang Iklim dan
Pemanfaatannya
• 1. Pemanfaatan Iklim di Bidang Pertanian
• a. Jika ingin menanam padi, harus memilih daerah
yang bersuhu udara panas dengan curah hujan
cukup tinggi.
• b. Tanaman hortikultura cocok dibudidayakan di
daerah sedang sampai sejuk dengan intensitas
curah hujan sedang.
• 2. Pemanfaatan Iklim di Bidang Perikanan
• a. Sebagi nelayan, maka pengetahuan mengenai
cuaca mutlak diperlukan.
• 3. Pemanfaatan Iklim di Bidang Transportasi
• a. Kelancaran transportasi darat, air, maupun udara
sangat dipengaruhi oleh faktor suhu ; arah dan
kecepatan angin ; awan ; kabut.
• 4. Pemanfaatan Iklim di Bidang Pariwisata
• Kelancaran kegiatan para turis mengunjungi tempat
– tempat wisata sangat dipengaruhi oleh faktor
cuaca, khususnya musim.
G. Layanan BMKG kepada
Masyarakat
• Kegiatan pengamatan meteorologi dan klimatologi
dimulai pada tahun 1841.
• Pelopor pengamatan meteorologi dan klimatologi di
Indonesia adalah dr. Onnen.
• Pada tahun 1866, Pemerintah Hindia Belanda
meresmikan Magnetisch en Meteorologisch
Observatorium atau Observatorium Magnetik dan
Meteorologi.
• Lembaga tersebut dipimpin oleh Dr. Bergsma.
• Pada tahun 1879, lembaga tersebut berhasil
membangun jaringan penakar hujan sebanyak 74
stasiun pengamatan di Jawa.
• Lembaga ini juga melakukan pengamatan medan
magnet bumi di Bogor.
• Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908.
• Pada masa pendudukan Jepang, nama instansi
meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho
Kauso Kusho.
• Setelah kemerdekaan Indonesia, instansi tersebut
dipecah menjadi 2.
• Instansi pertama di Yogyakarta, yaitu Biro
Meteorologi yang berada di lingkungan Markas
Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia.
• Instansi ini melayani kepentingan Angkatan Udara.
• Instansi kedua bertempat di Jakarta, yaitu Jawatan
Meteorologi dan Geofisika, di bawah Kementerian
Pekerjaan Umum.
• Agresi militer Belanda membuat jawatan ini
sempatdikuasai Belanda pada tanggal 21 Juli 1947.
• Oleh Pemerintah Belanda, namanya diganti menjadi
Meteorologisch en Geofisiche Dienst.
• Pada tahun 1949, Meteorologisch en Geofisiche
Dienst kembali diubah menjadi Jawatan
Meteorologi dan Geofisika.
• Untuk meningkatkan kredibilitas, maka pada tahun
1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota
Organisasi Meteorologi Dunia ( World
Meteorological Organization / WMO ) .
• Pada tahun 1955, namanya diganti menjadi
Lembaga Meteorologi dan Geofisika.
• Pada tahun 1960, namanya dikembalikan menjadi
Jawatan Meteorologi dan Geofisika.
• Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi
Direktorat Meteorologi dan Geofisika.
• Pada tahun 1972, namanya diubah menjadi Pusat
Meteorologi dan Geofisika.
• Pada tahun 1980, status lembaga ini dinaikkan
menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan
nama Badan Meteorologi dan Geofisika.
• Melalui Keppres RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002,
struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga
Pemerintah Non Departemen ( LPND ).
• Perpres Nomor 61 Tahun 2008 mengubah namanya
menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika ( BMKG ).
• 2. Tugas dan Fungsi BMKG
• Fungsi BMKG :
• perumusan kebijakan nasonal dan kebijakan
umum di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika.
• perumusan kebijakan teknis di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
• koordinasi kebijakan, perencanaan, dan program
di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
• pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian
observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
• pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi,
klimatolofi, dan geofisika.
• penyampaian informasi kepada instansi dan pihak
terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan
iklim.
• penyampaian informasi dan peringatan dini kepada
instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan
dengan bencana karena faktor meteorologi,
klimatologi, dan geofisika.
• pelaksanaan kerja sama internasional di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
• pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan
pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi,
dan geofisika.
• pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian
instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di
bidang meterologi, klimatologi, dan geofisika.
• koordinasi dan kerja sama instrumentasi,
kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
• pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian
dan manajemen pemerintahan di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
• pelaksanaan pendidikan profesional di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
• pelaksanaan manajemen data di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
• pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas
administrasi di lingkungan BMKG.
• pengelolaan barang milik/ kekayaan negara yang
menjadi tanggung jawab BMKG.
• pengawasan atas pelaksanaan tugas di
lingkungan BMKG.
• penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan
di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
• 4. Layanan BMKG dalam Bidang Meteorologi
• a. Prakiraan cuaca
• b. Prospek cuaca
• c. Citra satelit
• d. Citra radar
• e. Prakiraan angin
• f. Potensi banjir
• g. Maritim
• 1.) Prakiraan tinggi gelombang di wilayah
• Indonesia
• 2.) Prakiraan cuaca dan tinggi gelombang jalur
• penyebrangan
• h. Siklon tropis
• i. Kebakaran hutan
• j. Cuaca penerbangan
• 4. Layanan BMKG dalam Bidang Klimatologi
• a. Informasi hujan bulanan
• b. Prakiraan hujan bulanan
• c. Prakiraan musim
• d. Neraca air
• e. Dinamika atmosfer
• f. Potensi banjir
• g. Analisa kejadianiklim ekstrim
• h. Indeks presipitasi terstandarisasi
• i. Informasi perubahan iklim
• j. Informasi prediksi suhu muka laut
• k. Informasi SO2
• l. Informasi NO2
• m. Informasi SPM
• n. Informasi kimia air hujan
• o. Informasi O3
• p. Informasi gas rumah kaca
• q. Informasi aerosol
• r. Informasi sebaran debu gunung api
• s. Informasi sebaran asap kebakaran hutan
• t. Basis data kualitas udara
• 5. Layanan BMKG dalam Bidang Geofisika
• a. Gempa bumi terkini
• b. Gempa bumi dirasakan
• c. Gempa bumi
• d. Antisipasi gempa bumi
• e. Skala MMI
• f. Stasiun gempa bumi
• g. Tsunami
• h. Gaya berat
• i. Tanda waktu
• j. Magnet bumi
• k. Petir JABODETABEK
• l. Seismologi teknik
H. Menunjukkan Perilaku Responsif
dan Bertanggung Jawab
• Perilaku responsif / kesadaran diri akan tugas kita
sebagai satu – satunya makhluk hidup di bumi yang
dapat mengendalikan dan merawat bumi yaitu
dengan melestarikan lingkungan, saling
mengingatkan antarsesama mengenai pentingnya
menjaga keasrian lingkungan, selalu ingat kewajiban
untuk merawat lingkungan, dan mencegah orang
lain yang berniat merusak lingkungan baik yang
disengaja maupun yang tidak disengaja.

More Related Content

What's hot

Ppt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesiaPpt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesia
masmukriyadi
 
Sedimentasi
SedimentasiSedimentasi
Sedimentasi
Syahrizal Azis
 
Ekologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia pptEkologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia ppt
Google
 
PPT Geografi: Jepang
PPT Geografi: JepangPPT Geografi: Jepang
PPT Geografi: Jepang
UNESA
 
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)Verani Nurizki
 
Kekar dan sesar dan lipatan
Kekar dan sesar dan lipatanKekar dan sesar dan lipatan
Kekar dan sesar dan lipatan
Mario Yuven
 
Ppt keanekaragaman hayati
Ppt keanekaragaman hayatiPpt keanekaragaman hayati
Ppt keanekaragaman hayatiAhmadMiftahulKhair
 
Negara maju &berkembang
Negara maju &berkembangNegara maju &berkembang
Negara maju &berkembang
Umi Pujiati
 
Pencemaran Udara
 Pencemaran Udara Pencemaran Udara
Pencemaran Udara
Lestari Moerdijat
 
11 Profil negara asean
11 Profil negara asean11 Profil negara asean
11 Profil negara asean
Gente Strans
 
Daur Fosfor
Daur FosforDaur Fosfor
Daur Fosfor
Nasywa Alya Putri
 
Essai "kesan Belajar Geologi"
Essai "kesan Belajar Geologi"Essai "kesan Belajar Geologi"
Essai "kesan Belajar Geologi"
'Oke Aflatun'
 
IPS PPT 10 Negara Asia Tenggara
IPS PPT 10 Negara Asia Tenggara IPS PPT 10 Negara Asia Tenggara
IPS PPT 10 Negara Asia Tenggara
Dea Yulia
 
Persebaran flora di indonesia
Persebaran flora di indonesiaPersebaran flora di indonesia
Persebaran flora di indonesiaFitri Yani
 

What's hot (20)

Gunung berapi
Gunung berapiGunung berapi
Gunung berapi
 
Ppt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesiaPpt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesia
 
Sedimentasi
SedimentasiSedimentasi
Sedimentasi
 
Proses pembentukan tanah
Proses pembentukan tanahProses pembentukan tanah
Proses pembentukan tanah
 
Ekologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia pptEkologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia ppt
 
PPT Geografi: Jepang
PPT Geografi: JepangPPT Geografi: Jepang
PPT Geografi: Jepang
 
PPT PLANTAE
PPT PLANTAEPPT PLANTAE
PPT PLANTAE
 
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
Dinamika Litosfer ( Geografi Kelas X)
 
Hidrosfer
HidrosferHidrosfer
Hidrosfer
 
Kekar dan sesar dan lipatan
Kekar dan sesar dan lipatanKekar dan sesar dan lipatan
Kekar dan sesar dan lipatan
 
Ppt keanekaragaman hayati
Ppt keanekaragaman hayatiPpt keanekaragaman hayati
Ppt keanekaragaman hayati
 
Negara maju &berkembang
Negara maju &berkembangNegara maju &berkembang
Negara maju &berkembang
 
Pencemaran Udara
 Pencemaran Udara Pencemaran Udara
Pencemaran Udara
 
11 Profil negara asean
11 Profil negara asean11 Profil negara asean
11 Profil negara asean
 
Daur Fosfor
Daur FosforDaur Fosfor
Daur Fosfor
 
Essai "kesan Belajar Geologi"
Essai "kesan Belajar Geologi"Essai "kesan Belajar Geologi"
Essai "kesan Belajar Geologi"
 
IPS PPT 10 Negara Asia Tenggara
IPS PPT 10 Negara Asia Tenggara IPS PPT 10 Negara Asia Tenggara
IPS PPT 10 Negara Asia Tenggara
 
Power point lapisan atmosfer
Power point lapisan atmosferPower point lapisan atmosfer
Power point lapisan atmosfer
 
Kelas xi sumber daya alam
Kelas xi sumber daya alamKelas xi sumber daya alam
Kelas xi sumber daya alam
 
Persebaran flora di indonesia
Persebaran flora di indonesiaPersebaran flora di indonesia
Persebaran flora di indonesia
 

Similar to INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA ATMOSFER

Bab 4. atmosfer (presentasi 2010)
Bab 4. atmosfer (presentasi 2010)Bab 4. atmosfer (presentasi 2010)
Bab 4. atmosfer (presentasi 2010)10mipa7
 
7. modul sakti utbk sbmptn geografi-ppt atmosfer
7. modul sakti utbk sbmptn   geografi-ppt atmosfer7. modul sakti utbk sbmptn   geografi-ppt atmosfer
7. modul sakti utbk sbmptn geografi-ppt atmosfer
jopiwildani
 
Geografi bab 6 atmosfer
Geografi bab 6 atmosferGeografi bab 6 atmosfer
Geografi bab 6 atmosferSelvie Lokito
 
Laporan 5&6
Laporan 5&6Laporan 5&6
Laporan 5&6isanuri
 
DINAMIKA_PERUBAHAN_ATMOSFER_oleh_kls_pdf
DINAMIKA_PERUBAHAN_ATMOSFER_oleh_kls_pdfDINAMIKA_PERUBAHAN_ATMOSFER_oleh_kls_pdf
DINAMIKA_PERUBAHAN_ATMOSFER_oleh_kls_pdf
alfabagus47
 
Materi BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptx
Materi BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptxMateri BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptx
Materi BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptx
Meliagustin12
 
MATERI_PEMBELAJARAN_CUACA_DAN_IKLIM.pptx
MATERI_PEMBELAJARAN_CUACA_DAN_IKLIM.pptxMATERI_PEMBELAJARAN_CUACA_DAN_IKLIM.pptx
MATERI_PEMBELAJARAN_CUACA_DAN_IKLIM.pptx
MarnitaGracyaSiagian
 
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosperTugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosperdasriyanti
 
ATMOSFER-geografi kelas 10
ATMOSFER-geografi kelas 10ATMOSFER-geografi kelas 10
ATMOSFER-geografi kelas 10
W Apri
 
DINAMIKA_PERUBAHAN_ATMOSFER
DINAMIKA_PERUBAHAN_ATMOSFERDINAMIKA_PERUBAHAN_ATMOSFER
DINAMIKA_PERUBAHAN_ATMOSFER
ssuserf9c93e1
 
Atmosfer
AtmosferAtmosfer
Atmosfer
AtmosferAtmosfer
Atmosfer
muhammad riezky
 
1. Atmosfer.ppt
1. Atmosfer.ppt1. Atmosfer.ppt
1. Atmosfer.ppt
DodiArdiansyah1
 
2.atmosfer dan fenomena alam ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela ...
2.atmosfer dan fenomena alam ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela ...2.atmosfer dan fenomena alam ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela ...
2.atmosfer dan fenomena alam ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela ...
Nurul Shufa
 
Tugas geografi powerpoint lapisan atmosfer kelas x mia 2
Tugas geografi powerpoint lapisan atmosfer kelas x mia 2Tugas geografi powerpoint lapisan atmosfer kelas x mia 2
Tugas geografi powerpoint lapisan atmosfer kelas x mia 2
hambaliali4
 
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptx
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptxDinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptx
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptx
FritzPieterMichaelNa
 
bahan kuliah metklim bahasan Atmosfer
bahan kuliah metklim bahasan Atmosferbahan kuliah metklim bahasan Atmosfer
bahan kuliah metklim bahasan Atmosfer
sabah16
 

Similar to INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA ATMOSFER (20)

Bab 4. atmosfer (presentasi 2010)
Bab 4. atmosfer (presentasi 2010)Bab 4. atmosfer (presentasi 2010)
Bab 4. atmosfer (presentasi 2010)
 
7. modul sakti utbk sbmptn geografi-ppt atmosfer
7. modul sakti utbk sbmptn   geografi-ppt atmosfer7. modul sakti utbk sbmptn   geografi-ppt atmosfer
7. modul sakti utbk sbmptn geografi-ppt atmosfer
 
Geografi bab 6 atmosfer
Geografi bab 6 atmosferGeografi bab 6 atmosfer
Geografi bab 6 atmosfer
 
Laporan 5&6
Laporan 5&6Laporan 5&6
Laporan 5&6
 
DINAMIKA_PERUBAHAN_ATMOSFER_oleh_kls_pdf
DINAMIKA_PERUBAHAN_ATMOSFER_oleh_kls_pdfDINAMIKA_PERUBAHAN_ATMOSFER_oleh_kls_pdf
DINAMIKA_PERUBAHAN_ATMOSFER_oleh_kls_pdf
 
Materi BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptx
Materi BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptxMateri BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptx
Materi BAB 2 Unsur Cuaca dan Iklim.pptx
 
MATERI_PEMBELAJARAN_CUACA_DAN_IKLIM.pptx
MATERI_PEMBELAJARAN_CUACA_DAN_IKLIM.pptxMATERI_PEMBELAJARAN_CUACA_DAN_IKLIM.pptx
MATERI_PEMBELAJARAN_CUACA_DAN_IKLIM.pptx
 
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosperTugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
 
Presentation1baru
Presentation1baruPresentation1baru
Presentation1baru
 
ATMOSFER-geografi kelas 10
ATMOSFER-geografi kelas 10ATMOSFER-geografi kelas 10
ATMOSFER-geografi kelas 10
 
DINAMIKA_PERUBAHAN_ATMOSFER
DINAMIKA_PERUBAHAN_ATMOSFERDINAMIKA_PERUBAHAN_ATMOSFER
DINAMIKA_PERUBAHAN_ATMOSFER
 
Atmosfer
AtmosferAtmosfer
Atmosfer
 
Atmosfer
AtmosferAtmosfer
Atmosfer
 
Atmosfer
AtmosferAtmosfer
Atmosfer
 
1. Atmosfer.ppt
1. Atmosfer.ppt1. Atmosfer.ppt
1. Atmosfer.ppt
 
2.atmosfer dan fenomena alam ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela ...
2.atmosfer dan fenomena alam ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela ...2.atmosfer dan fenomena alam ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela ...
2.atmosfer dan fenomena alam ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela ...
 
Tugas geografi powerpoint lapisan atmosfer kelas x mia 2
Tugas geografi powerpoint lapisan atmosfer kelas x mia 2Tugas geografi powerpoint lapisan atmosfer kelas x mia 2
Tugas geografi powerpoint lapisan atmosfer kelas x mia 2
 
Atmosfer ok
Atmosfer okAtmosfer ok
Atmosfer ok
 
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptx
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptxDinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptx
Dinamika atmosfer dan Dampaknya terhadap kehidupan.pptx
 
bahan kuliah metklim bahasan Atmosfer
bahan kuliah metklim bahasan Atmosferbahan kuliah metklim bahasan Atmosfer
bahan kuliah metklim bahasan Atmosfer
 

More from Nesha Mutiara

Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Nesha Mutiara
 
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan HipoalbuminemiaPemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Nesha Mutiara
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana MalariaFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
Nesha Mutiara
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Nesha Mutiara
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDRFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Nesha Mutiara
 
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang OnkologiFarmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Nesha Mutiara
 
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Nesha Mutiara
 
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus StrokeFarmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Nesha Mutiara
 
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji KlinikPharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
Nesha Mutiara
 
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes KetoasidosisFarmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
Nesha Mutiara
 
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat SulfametoksazolBioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
Nesha Mutiara
 
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Nesha Mutiara
 
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode GyssensFarmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
Nesha Mutiara
 
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
Nesha Mutiara
 
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
Nesha Mutiara
 
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
Nesha Mutiara
 
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah SakitFarmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Nesha Mutiara
 
Rangkuman Obat Off Label
Rangkuman Obat Off LabelRangkuman Obat Off Label
Rangkuman Obat Off Label
Nesha Mutiara
 
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In VitroLaporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Nesha Mutiara
 
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
Nesha Mutiara
 

More from Nesha Mutiara (20)

Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
 
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan HipoalbuminemiaPemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana MalariaFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDRFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
 
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang OnkologiFarmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
 
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
 
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus StrokeFarmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
 
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji KlinikPharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
 
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes KetoasidosisFarmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
 
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat SulfametoksazolBioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
 
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
 
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode GyssensFarmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
 
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
 
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
 
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
 
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah SakitFarmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
 
Rangkuman Obat Off Label
Rangkuman Obat Off LabelRangkuman Obat Off Label
Rangkuman Obat Off Label
 
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In VitroLaporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
 
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
 

Recently uploaded

Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 

Recently uploaded (20)

Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 

INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA ATMOSFER

  • 2. Daftar Isi • A.) Lapisan Atmosfer dan Manfaatnya Bagi Kehidupan • B.) Cuaca dan Iklim serta Pengukurannya • C.) Klasifikasi Tipe Iklim dan Cara Menentukannya • D.) Iklim di Indonesia dan Pengaruhnya • E.) Dampak Perubahan Iklim • F.) Kajian tentang Iklim dan Pemanfaatannya • G.) Layanan BMKG kepada Masyarakat • H.) Menunjukkan Perilaku Responsif dan Bertanggungjawab
  • 3. A. Lapisan Atmosfer dan Manfaatnya bagi Kehidupan
  • 4. • 1.Sifat Fisik Atmosfer • Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelimuti Bumi. • Lapisan atmosfer merupakan campuran dari berbagai unsur, yang paling utama adalah nitrogen ( 78,08 % ) , oksigen ( 20,95 % ) , argon ( 0,95 % ) dan karbondioksida ( 0,034 % ). • Sifat lapisan atmosfer :
  • 5. • tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berwujud, serta hanya bisa dirasakanoleh indera perasa manusia dalam bentuk angin • memiliki berat sehingga dapat menyebabkan tekanan • memiliki sifat dinamis dan elastis yang dapat mengembang dan mengkerut
  • 6. • 2.Struktur Fisikal Atmosfer • a. Lapisan Troposfer • Di Khatulistiwa, ketinggiannya mencapai 16 km, di sekitar lintang tengah mencapai 11 km, dan di daerah kutub tebalnya sekitar 8 km. • Gejala cuaca ( awan, petir, topan, badai, dan hujan ) terjadi di lapisan ini. • Memiliki 80 % massa udara.
  • 7.
  • 13. • Setiap kenaikan 100 meter suhu udara rata – rata turun 0,5 derajat celcius, di daerah tropis suhu rata – rata turun 0,6 derajat celcius. Setiap turun 100 meter, suhu naik 10 derajat celcius. • Rumusnya : • Tt = T0 – h x 0,6 derajat celcius • 100 • Keterangan : • Tt = temperatur rata – rata yang dicari • T0 = temperatur rata – rata di daerah pantai ( 26,3 derajat celcius ) • H = tinggi tempat ( m dpl )
  • 14.
  • 15. • b. Lapisan Stratosfer ( Isothermis ) • Ketinggian sekitar 12 – 50 km dpl. • Pada lapisan ini terdapat lapisan ozon untuk melindungi bumi dari radiasi matahari yang berbahaya. • Semakin tinggi tempat, suhu semakin rendah.
  • 16.
  • 17. • c. Lapisan Mesosfer • Ketinggian 50 80km dpl. • Lapisan mesosfer ditandai dengan penurunan suhu 0,4 derajat celcius setiap 100 meter. • Bagian atas mesosfer dibatasi oleh mesopause, yaitu lapisan di dalam atmosfer yang memiliki suhu paling rendah, kira – kira -100 derajat celcius.
  • 18.
  • 20. • d. Lapisan Termosfer • Ketinggian 85 – 300 km dpl. • Pada lapisan ini terjadi proses ionisasi yang terjadi pada suhu dan ketinggian tertentu. Ionisasi bermanfaat untuk memantulkan gelombang radio. • Suhu mencapai 1.500 derajat celcius.
  • 21.
  • 22. • e. Eksosfer • Pada lapisan ini, suhu dapat mencapai 2.200 derajat celcius. • Merupakan batas antara atmosfer bumi dan angkasa luar.
  • 23.
  • 24. • Dimanfaatkan untuk penempatan satelit buatan.
  • 25. B.Cuaca dan Iklim serta Pengukurannya • 1.Pengertian Cuaca dan Iklim • Cuaca adalah rata – rata keadaan udara di suatu wilayah dalam waktu singkat. • Ilmu tentang cuaca dinamakan meteorologi. • Iklim adalah keadaan rata – rata cuaca pada tempat yang luas dan dalam waktu yang lama. • Ilmu tentang iklim disebut klimatologi.
  • 26. • 2.Unsur- unsur cuaca dan iklim Temperatur, yaitu keadaan panas atau dinginnya udara. ( diukur oleh termometer ).
  • 27. • Tekanan udara, yaitu berat massa udara pada suatu wilayah. Semakin rendah jika semakin tinggi dari permukaan laut. ( diukur oleh barometer ).
  • 28. • Kelembapan / kelengasan udara, yaitu kandungan uap air dalam udara. ( diukur oleh higrometer atau psychrometer )
  • 29. Angin, yaitu massa udara yang bergerakdari suatu tempat ke tempat lain. ( diukur oleh anemometer ). Menurut Hukum Buys Ballot, udara akan bergerak dari daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekanan minimun. Penamaan angin bergantung dari arah mana angin itu bertiup.
  • 31. • *Angin passat ( trade winds ) bertiup sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator. Angin passat dari daerah iklim tropika di belahan bumi utara disebut angin passat timur. Dan juga sebaliknya.
  • 32. *Angin anti passat terjadi karena udara di atas daerah ekuator mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum subtropik.
  • 33. • *Angin barat adalah angin yang selalu berembus dari arah barat pada daerah 35 derajat LU – 60 derajat LU dan 35 derajat LS – 60 derajat LS.
  • 34. • *Angin monsun pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah. Angin berembus secara periodik ( minimal 3 bulan ) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan. Ada 2 macam angin monsun di Indonesia :
  • 35. *1.)angin monsun Asia/monsun musim dingin timur laut / angin monsun barat Asia ^Bertiup sekitar bulan Oktober – April. ^Bertiup saat matahari berada di belahan bumi selatan. ^Posisi tersebut menyebabkan Benua Australia mengalami musim panas, sehingga bertekanan rendah. ^Angin bertiup dari Benua Asia -> Benua Australia.
  • 36. ^Pergerakan angin menuju ke selatan khatulistiwa / ekuator, maka angin dibelokkan ke arah kiri. ^Akibatnya, Indonesia akan mengalami musim hujan akibat massa uap air yang dibawa saat melalui lautan luas di bagian utara ( Samudra Pasifik dan Laut Cina Selatan ).
  • 37.
  • 38. *2.)Angin monsun Australia / monsun musim panas barat daya / angin monsun timur ^Bertiup pada bulan April – Oktober. ^Pada saat ini, matahari berada di belahan bumi utara. ^Hal itu menyebabkan Benua Australia mengalami musim dingin,sehingga bertekanan tinggi.Dan juga sebaliknya dengan Benua Asia. ^Angin bertiup dari Benua Australia ->Benua Asia.
  • 39. ^Pergerakan angin menuju utara khatulistiwa / ekuator, maka angin akan dibelokkan ke arah kanan. ^Akibatnya Indonesia akan mengalami musim kemarau. ^Penyebabnya adalah angin tersebut melalui gurun pasir di bagian utara Australia yang kering dan hanya melalui lautan sempit.
  • 40.
  • 41. • *Angin darat, bertiup malam hari dan dimanfaatkan nelayan untuk pergi melaut.
  • 42. • *Angin laut, bertiup siang hari dan dimanfaatkan nelayan untuk pulang melaut.
  • 43. *Angin gunung bertiup malam hari. *Angin lembah bertiup siang hari.
  • 44. *Angin fohn, angin yang tidak mengandung uap air sehingga panas dan kering, contoh : Angin Gending di Probolinggo dan Pasuruan ; Angin Bahorok di Deli Serdang ; Angin Brubu di Sulawesi Selatan ; Angin Kumbang di Cirebon ; Angin Wambrau di Pulau Biak dan Papua.
  • 45.
  • 46. • e. Curah Hujan • Hujan ialah peristiwa jatuhnya butir- butir air dalam bentuk cair menuju bumi. • Curah hujan diukur dengan rain gouge ( fluviometer ). • Jenis – jenis hujan :
  • 47. 1.) Hujan zenithal /konveksi / ekuatorial, yaitu hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator, akibat pertemuan angin pasat timur laut dengan angin pasat tenggara. Akibat pemanasan tinggi, angin tersebut naik dan membentuk gumpalan – gumpalan awan di sekitar ekuator setelah jenuh kemudian turunlah hujan.
  • 48.
  • 49. • 2.) Hujan orografis, terjadi karena udara yangmengandung uap air didorong oleh angin naik ke lereng pegunungan yang makin ke atas makin dingin sehingga terjadi kondensasi, terbentuklah awan dan jatuh sebagai hujan. Sementara itu, di lereng sebelahnya bertiup angin jatuh yang kering dan disebut daerah bayangan hujan.
  • 50.
  • 51. 3.) Hujan frontal, terjadi ketika massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut bidang front.
  • 52.
  • 53. f. Awan Awan ialah kumpulan titik – titik air / kristal es di dalam udara yang terjadi karena adanya kondensasi / sublimasi dari uap air yang terdapat dalam udara. Awan yang menempel di permukaan bumi disebut kabut.
  • 54. • Jenis – jenis awan berdasarkan ketinggiannya : Awan tinggi ( 6.000 m – 9.000 m ) *Cirrus / Ci : awan tipis seperti bulu burung.
  • 55. • Ciri : • halus, dan berstruktur seperti serat dan bentuknya mirip bulu burung. Sering tersusun seperti pita yang melengkuk di langit, sehingga seakan – akan tampak bertemu pada satu atau dua titik horizon. • tidak menimbulkan hujan. • terdiri dari hablur air yang terjadi disebabkan oleh suhu terlalu dingin pada atmosfer. • ditiupkan oleh angin timuran yang bergelora. Berwarna putih dengan pinggiran tidak jelas.
  • 56. • *Cirrostratus ( Ci-St ) : awan putih merata seperti tabir.
  • 57. • Ciri : • bentuknya sepeerti kelambuputih yang halus dan rata menutup seluruh langit sehingga tampak cerah, bisa juga tampak seperti anyaman yang bentuknya tidak teratur. • menimbulkan hallo ( lingkaran yang bulat ) yang mengelilingi matahari dan bulan yang biasa terjadi pada musim kering.
  • 58. • *Cirrocummulus ( Ci-Cu ) :seperti sisik ikan.
  • 59. • Ciri : • bentuknya seperti terputus – putus dan penuh dengan kristal –kristal es sehingga bentuknya seperti sekelompok domba dan sering menimbulkan bayangan.
  • 60. Awan sedang ( 2.000 m – 6.000 m ) *Altocummulus ( A-Cu ) : awan bergumpal – gumpal tebal.
  • 61. • Ciri : • bentuknya kecil – kecil dalam jumlah yang banyak. • berwarna kelabu atau putih jika dilihat pada waktu sore. • biasanya berbentuk seperti bola yang agak tebal. • bergerombol dan sering berdekatan sehingga tampak saling bergandengan. • tiap – tiap elemen nampak jelas tersisih antara satu sama lain dengan warna keputihan dan kelabu yang membedakannya dengan cirrocummulus.
  • 62. • *Altostratus ( A-St ) : awan berlapis – lapis tebal.
  • 63. • Ciri : • berwarna kekelabuan dan hampir meliputi seluruh langit. • menghasilkan hujan apabila cukup tebal. Awan – awan di atas terbentuk pada waktu sore dan malam hari dan menghilang bila matahari terbit di awal pagi.
  • 64. Awan rendah ( di bawah 2.000 m ) *Stratocummulus ( St-Cu ) : awan yang tebal, luas, dan bergumpal – gumpal.
  • 65. • Ciri : • berbentuk seperti bola – bola yang sering menutupi seluruh langit sehingga tampak seperti gelombang. Lapisan awan ini tipis dan tidak menghasilkan hujan. • berwarna kelabu atau putih, yang terjadi pada petang dan senja bila atmosfer stabil.
  • 66. • *Stratus ( St ) : awan merata rendah dan berlapis – lapis.
  • 67. • Ciri : • cukup rendah dan sangat luas. Tingginya di bawah 2.000 m. • lapisannya melebar seperti kabut dan berlapis.
  • 68. • *Nimbostratus ( No-St ) : lapisan awan yang luas, sebagian telah merupakan hujan.
  • 69. • Ciri : • bentuknya tidak menentu dengan pinggir compang – camping. • di Indonesia, awan ini hanya menimbulkan gerimis. • berwarna putih kegelapan yang penyebarannya lumayan luas.
  • 70. • Awan yang terjadi karena udara naik, terdapat pada ketinggian 500 m – 1.500 m • *Cummulus ( Cu ) : awan bergumpal – gumpal, dasarnya rata.
  • 71. • Ciri : • merupakan awan tebal dengan puncak agak tinggi. Terlihat gumpalan putih atau cahaya kelabu yang terlihat seperti bola kapas mengambang, berbentuk garis besar yang tajam dan dasar yang datar. • dasar ketinggian umumnya 1.000 m dan lebar 1 km.
  • 72. • *Cumulonimbus ( Cu-Ni ) : awan yang bergumpal – gumpal, luas, dan sebagian telah merupakan hujan, serta sering terjadi angin ribut.
  • 73. • Ciri : • berwarna putih atau gelap. • terletak pada ketinggian kira – kira 1.000 kaki dan puncaknya memiliki ketinggian lebih dari 3.500 kaki. • menimbulkan hujan dengan kilat dan guntur. Berhubungan erat dengan hujan deras, petir, tornado, dan badai.
  • 74. C. Klasifikasi Tipe Iklim dan Cara Menentukannya • 1. Iklim Matahari • ditentukan berdasarkan garis lintang. Posisi ini menentukan intensitas sinar matahari yang diterima.
  • 75.
  • 76. • Pembagian daerah iklim matahari berdasarkan letak lintang adalah sebagai berikut. • Daerah iklim tropis • Iklim Tropis terletak antara 0° - 23½° LU dan 0° - 23½° LS. Ciri – ciri iklim tropis adalah sebagai berikut : • - Suhu udara rata – rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara 20° - 23° C. Bahkan dibeberapa tempat suhu tahunannya mencapai 30°C. • - Amplitudo suhu rata – rata tahunan kecil. Di khatulistiwa antara 1° - 5° C, sedangkan amplitudo hariannya besar. • - Tekanan udara lebih rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan. • - Hujan banyak dan umumnya lebih banyak dari daerah lain di dunia.
  • 77. • Daerah iklim subtropis • Iklim subtropis terletak antara 23½° - 40° LU dan 23½° - 40° LS. Daerah ini merupakan peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang. Ciri – ciri iklim subtropis adalah sebagai berikut: • - Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari daerah iklim tropis dan iklim sedang. • - Terdapat empat musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musin dingin. Tetapi pada iklim ini musim panas tidak terlalu panas dan musim dingin tidak terlalu dingin. • - Suhu sepanjang tahun tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. • - Daerah subtropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya kering disebut daerah Iklim Mediterania. Jika hujan jatuh pada musim panas dan musim dinginnya kering disebut Daerah Iklim Tiongkok.
  • 78. • Daerah iklim sedang • Iklim sedang terletak antara 40° - 66½° LU dan 40° - 66½° LS. Ciri – ciri iklim sedang adalah sebagai berikut : • - Banyak terdapat gerakan – gerakan udara siklonal, tekanan udara yang sering berubah – ubah, arah angin yang bertiup berubah – ubah tidak menentu, dan sering terjadi badai secara tiba – tiba. • - Amplitudo suhu tahunan lebih besar dan amplitudo suhu harian lebih kecil dibandingkan dengan yang terdapat pada daerah iklim tropis.
  • 79. • Daerah iklim dingin/kutub • Iklim dingin terdapat di daerah kutub antara 66,5°LU– 90°LU dan 66,5°LU–90°LU. Oleh sebab itu iklim ini disebut pula sebagai iklim kutub. Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklim es. Ciri – ciri iklim tundra adalah sebagai berikut : • - Musim dingin berlangsung lama • - Musim panas yang sejuk berlangsung singkat. • - Udaranya kering. • - Tanahnya selalu membeku sepanjang tahun. • - Di musim dingin tanah ditutupi es dan salju. •
  • 80. • - Di musim panas banyak terbentuk rawa yang luas akibat mencairnya es di permukaan tanah. • - Vegetasinya jenis lumut-lumutan dan semak- semak. • - Wilayahnya meliputi: Amerika utara, pulau-pulau di utara Kanada, pantai selatan Greenland, dan pantai utara Siberia. • Ciri – ciri iklim es adalah sebagai berikut : • - Suhu terus-menerus rendah sekali sehingga terdapat salju abadi. • - Wilayahnya meliputi: kutub utara, yaitu Greenland (tanah hijau) dan Antartika di kutub selatan.
  • 81. • 2. Iklim Koppen •  ditentukan berdasarkan curah hujan, suhu, serta mempertimbangkan vegetasi dan persebaran jenis tanah.
  • 82. • a. Iklim A, yaitu iklim hujan tropis dengan ciri : suhu rata – rata setiap bulan di atas 18 derajat Celcius dan hujan tahunannya tinggi. Iklim ini terbagi atas : Iklim Af ( hujan hutan tropis ) ; Iklim Am ( iklim muson ) . Vegetasinya hutam musim ( homogen ) ; Iklim Aw ( iklim sabana ) . Vegetasinya kayu cendana dan stepa. • b. Iklim B, yaitu iklim kering : tidak ada surplus air dan tidak dijumpai sungai pernamen. Terbagi atas Iklim Bs ( iklim stepa ) dan Iklim Bw ( iklim gurun ).
  • 83. c. Iklim C, yaitu iklim hujan sedang. Terbagi atas : Iklim Cw ( iklim hujan sedang ) , Iklim Cf ( iklim hujan sedang, basah sepanjang tahun ) , dan Iklim Cs ( iklim hujan sedang, panas yang kering ). • d. Iklim D, yaitu iklim hujan bersalju dingin. Terbagi atas : Iklim Df ( hujan bersalju, basah sepanjang tahun ) dan Iklim Dw ( hujan bersalju, musim kering dingin ) • e. Iklim E, yaitu iklim kutub ( es ). Terbagi atas : Iklim Et ( iklim tundra / lumut ), Iklim Ef ( iklim es abadi ) dan Iklim Eh ( iklim daerah tinggi / > 300 m )
  • 84. • 3. Iklim menurut Junghuhn didasarkan pada ketinggian, tempat, dan vegetasi.
  • 85. • a. Zona panas, • Ketinggian tempat antara 0 – 600 m dari permukaan laut. Suhu 26,3° – 22°C. Tanamannya seperti padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat.
  • 86. • b. Zona sedang, Ketinggian tempat 600 – 1500 m dari permukaan laut. Suhu 22° -17,1°C. Tanamannya seperti padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan sayur-sayuran.
  • 87. • c. Zona sejuk, Ketinggian tempat 1500 – 2500 m dari permukaan laut. Suhu 17,1° – 11,1°C. Tanamannya seperti teh, kopi, kina, dan sayur- sayuran.
  • 88. • d. Zona dingin, Ketinggian tempat lebih dari 2500 m dari permukaan laut. Suhu 11,1° – 6,2°C. Tanamannya tidak ada tanaman budidaya kecuali sejenis lumut.
  • 89.
  • 90. • 4. Klasifikasi menurut Schmidt – Ferguson berdasarkan rata – rata bulan basah dan keringnya bulan ( curah hujan ) . Tipe Iklim A | Kategori sangat basah | Nilai Q = 0 – 14,3 % Tipe Iklim B | Kategori basah | Nilai Q = 14,33 – 33,3% Tipe Iklim C | Kategori agak basah | Nilai Q = 33,3 – 60 % Tipe Iklim D | Kategori sedang | Nilai Q = 60 – 100 %
  • 91. Iklim E | Kategori agak kering | Nilai Q = 100 – 167 % Iklim F | Kategori kering |Nilai Q = 167 – 300 % Iklim G | Kategori sangat kering | Nilai Q = 300 – 700 % Iklim H | Kategori luar biasa kering | Nilai Q = > 700 %
  • 92. • Keterangan : • Nilai Q adalah rata – rata bulan kering dibagi rata – rata bulan basah dikalikan 100 %. • Kriteria bulan basah – kering menurut Schmidt – Ferguson : bulan basah : curah hujan > 100 mm bulan lembap : curah hujan antara 60 – 100 mm bulan kering : curah hujan < 100 mm
  • 93. • 5. Iklim Oldeman menggunakan unsur curah hujan sebagai dasar dari klasifikasi iklim. Iklim A, jika bulan basah lebih dari 9x Iklim B, jika bulan basah 7 – 9 x Iklim C, jika bulan basah 5 – 6 x Iklim D, jika bulan basah 3 – 4 x Iklim E, jika bulan basah < 3 x
  • 94. • Oldeman membagi iklim menjadi 5 tipe iklim yaitu : • Iklim A. Iklim yang memiliki bulan basah lebih dari 9 kali berturut-turut • Iklim B. Iklim yang memiliki bulan basah 7-9 kali berturut-turut • Iklim C. Iklim yang memiliki bulan basah 5-6 kali berturut-turut • Iklim D. Iklim yang memiliki bulan basah 3-4 kali berturut-turut • berdasarkan urutan bulan basah dan kering dengan ketententuan tertentu diurutkan sebagai berikut: • Bulan basah bila curah hujan lebih dari 200 mm •
  • 95. • Bulan lembab bila curah hujan 100 – 200 mm • Bulan kering bila curah hujan kurang dari 100 mm • A : Jika terdapat lebih dari 9 bulan basah berurutan. B : Jika terdapat 7 - 9 bulan basah berurutan. C : Jika terdapat 5 - 6 bulan basah berurutan. D : Jika terdapat 3 - 4 bulan basah berurutan. E : Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan.
  • 96. • Pada dasarnya Kriteria bulan basah dan bulan kering yang dipakai Oldeman berbeda dengan yang digunakan oleh Koppen atau pun Schmidt - Ferguson Bulan basah yang digunakan Oldeman adalah sebagai berikut: Bulan basah apabila curah hujan lebih dari 200 mm. Bulan lembab apabila curah hujannya 100 - 200 mm. Bulan kering apabila curah hujannya kurang dari 100 mm.
  • 97. D. Iklim di Indonesia dan Pengaruhnya
  • 98. • 1. Pola Umum Curah Hujan di Indonesia • a. Pantai sebelah barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan selalu lebih banyak daripada pantai sebelah timur. • b. Curah hujan di Indonesia bagian barat lebih besar daripada Indonesia bagian timur. Contohnya deretan pulau – pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT yang dihubungkan oleh selat – selat sempit. Jumlah curah hujan yang terbanyak adalah Jawa Barat.
  • 99.
  • 100.
  • 101.
  • 102.
  • 103. • c. Curah hujan juga bertambah sesuai dengan ketinggian tempat. Curah hujan terbanyak umumnya berada pada ketinggian antara 600 – 900 m di atas permukaan laut. • d. Di daerah pedalaman, di semua pulau musim hujan jatuh pada musim pancaroba. Demikian juga hanya di daerah – daerah rawa yang besar. • e. Bulan maksimum hujan sesuai dengan letak DKAT.
  • 104. • f. Saat mulai turunnya hujan bergeser dari barat ke timur seperti : • 1.) Pantai barat Pulau Sumatera sampai ke Bengkulu mendapat hujan terbanyak pada bulan Nopember. • 2.) Lampung – Bangka yang letaknya di timur mendapat hujan terbanyak pada bulan Desember. • 3.) Jawa bagian utara, Bali, NTB, dan NTT pada bulan Januari – Februari. • g. Di Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Tengah, musim hujannya berbeda, yaitu bulan Mei – Juni. Pada saat itu, daerah lain sedang mengalami musim kering. Batas daerah hujan Indonesia barat dan timur terletak pada kira –kira 120 derajat BT.
  • 105. • 2. Perubahan Musim di Indonesia • a. Musim Hujan • Terjadi pada bulan Oktober – April. Hal ini dipengaruhi angin muson barat yang bertiup dari Benua Asia ke Benua Australia. Musim hujan sering mendatangkan bencana banjir.
  • 106. • b. Musim Kemarau • Terjadi pada bulan April sampai Oktober. Musim ini disebabkan angin muson timur yang bertiup dari Benua Australia ke Benua Asia. Musim kemarau sering merugikan penduduk, khususnya bagi para petani. Bahkan, sering terjadi kebakaran hutan di Pulau Kalimantan dan Sumatra.
  • 107. • c. Pancaroba • Masa peralihan antara musim penghujan dan musim kemarau. Pancaroba antara musim penghujan dan musim kemarau ( mareng ), biasa terjadi pada bulan Maret dan April, sementara pancaroba antara musim kemarau dan musim penghujan ( labuh ) biasa terjadi pada bulan Oktober hingga Desember.
  • 108. • Masa pancaroba biasa ditandai dengan tingginya frekuensi badai, hujan sangat deras disertai guruh, serta angin yang bertiup kencang. Pada masa ini, frekuensi orang yang menderita penyakit saluran pernapasan atas meningkat. Muncul juga perilaku khas beberapa hewan dan tumbuhan. Pada masa mareng, tonggeret memasuki musim kawin akan mengeluarkan suara yang khas. Pada masa labuh, rayap mencapai tahap dewasa dan keluar sebagai laron.
  • 109. • 3. La Nina dan El Nino
  • 110.
  • 111. • La Nina merupakan suatu kondisi di mana terjadi penurunan suhu muka laut di kawasan Timur ekuator di Lautan Pasifik.. Dalam kondisi La Nina, Indonesia memiliki curah hujan yang lebat. Muncul 1 – 3 tahun. • El Nino adalah fenomena alam dan bukan badai, secara ilmiah diartikan meningkatnya suhu muka laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur sepanjang ekuator dari nilai rata – ratanya. Menyebabkan curah hujan berkurang bahkan menimbulkan kekeringan panjang di Indonesia. Muncul setiap 4 – 5 tahun dan bertahan selama 12 – 15 bulan lamanya.
  • 112. E. Dampak Perubahan Iklim • 1. Dampak perubahan Iklim Regional • Pola hujan berubah dengan meningkatnya hujan di kawasan utara dan menruunnya hujan di selatan ( khatulistiwa ). • Pemanasan pun timbul dan mengakibatkan :
  • 113. • mulai menyurutkan banyak danau dan waduk
  • 114. • Konsentrasi es di Puncak Jayawijaya Papua semakin berkurang
  • 115. • Munculnya bencana banjir bandang serta tanah longsor
  • 116. • 2. Dampak terhadap Pertanian • Produktivitas pertanian di daerah tropis akan mengalami penurunan, jika terjadi kenaikan suhu antara 1 – 2 derajat Celcius.
  • 117. • 3. Dampak Perubahan Iklim terhadap Kenaikan Muka Air Laut • Naiknya permukaan laut akan menggenangi wilayah pesisir dan menghancurkan tambak – tambak ikan dan udang di Jawa, Aceh, Kalimantan, dan Sulawesi.
  • 118. • Penyebabnya adalah es dan gletser di Kutub Utara dan Selatan mencair. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya pemuaian massa air laut dan kenaikan permukaan air laut.
  • 119. • 4. Dampak terhadap Kesehatan • Perubahan iklim menyebabkan frekuensi timbulnya penyakit seperti malaria dan demam berdarah meningkat. Pola distribusi penyakit – penyakit yang ditularkan melalui berbagai serangga dan hewan juga berubah. Semakin tinggi curah hujan, kasus DBD akan meningkat. Penderita alergi dan asma akan meningkat secara signifikan.
  • 120. • Gelombang panas akan meningkatkan angka heat stroke ( serangan panas kuat ) yang mematikan, infeksi Salmonella, dan hay fever ( demam akibat alergi rumput kering ).
  • 121. • 5. Dampak terhadap Sumber Daya Air • Perubahan iklim mengubah rata – rata aliran air sungai dan ketersediaan air di daerah subpolar serta daerah tropis basah diperkirakan meningkat sebanyak 10 – 40 %. Sementara di daerah subtropis dan daerah tropis yang kering, air akan berkurang sebanyak 10 – 30 %.
  • 122. F. Kajian tentang Iklim dan Pemanfaatannya • 1. Pemanfaatan Iklim di Bidang Pertanian • a. Jika ingin menanam padi, harus memilih daerah yang bersuhu udara panas dengan curah hujan cukup tinggi.
  • 123. • b. Tanaman hortikultura cocok dibudidayakan di daerah sedang sampai sejuk dengan intensitas curah hujan sedang.
  • 124. • 2. Pemanfaatan Iklim di Bidang Perikanan • a. Sebagi nelayan, maka pengetahuan mengenai cuaca mutlak diperlukan.
  • 125. • 3. Pemanfaatan Iklim di Bidang Transportasi • a. Kelancaran transportasi darat, air, maupun udara sangat dipengaruhi oleh faktor suhu ; arah dan kecepatan angin ; awan ; kabut.
  • 126. • 4. Pemanfaatan Iklim di Bidang Pariwisata • Kelancaran kegiatan para turis mengunjungi tempat – tempat wisata sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca, khususnya musim.
  • 127. G. Layanan BMKG kepada Masyarakat
  • 128. • Kegiatan pengamatan meteorologi dan klimatologi dimulai pada tahun 1841. • Pelopor pengamatan meteorologi dan klimatologi di Indonesia adalah dr. Onnen. • Pada tahun 1866, Pemerintah Hindia Belanda meresmikan Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi. • Lembaga tersebut dipimpin oleh Dr. Bergsma.
  • 129. • Pada tahun 1879, lembaga tersebut berhasil membangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa. • Lembaga ini juga melakukan pengamatan medan magnet bumi di Bogor. • Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908. • Pada masa pendudukan Jepang, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso Kusho.
  • 130. • Setelah kemerdekaan Indonesia, instansi tersebut dipecah menjadi 2. • Instansi pertama di Yogyakarta, yaitu Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia. • Instansi ini melayani kepentingan Angkatan Udara. • Instansi kedua bertempat di Jakarta, yaitu Jawatan Meteorologi dan Geofisika, di bawah Kementerian Pekerjaan Umum.
  • 131. • Agresi militer Belanda membuat jawatan ini sempatdikuasai Belanda pada tanggal 21 Juli 1947. • Oleh Pemerintah Belanda, namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. • Pada tahun 1949, Meteorologisch en Geofisiche Dienst kembali diubah menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika. • Untuk meningkatkan kredibilitas, maka pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia ( World Meteorological Organization / WMO ) .
  • 132. • Pada tahun 1955, namanya diganti menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika. • Pada tahun 1960, namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika. • Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika. • Pada tahun 1972, namanya diubah menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika.
  • 133. • Pada tahun 1980, status lembaga ini dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika. • Melalui Keppres RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen ( LPND ). • Perpres Nomor 61 Tahun 2008 mengubah namanya menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ).
  • 134. • 2. Tugas dan Fungsi BMKG • Fungsi BMKG : • perumusan kebijakan nasonal dan kebijakan umum di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. • perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. • koordinasi kebijakan, perencanaan, dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
  • 135. • pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. • pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatolofi, dan geofisika. • penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim. • penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena faktor meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
  • 136. • pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. • pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. • pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meterologi, klimatologi, dan geofisika. • koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
  • 137. • pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. • pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. • pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. • pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG.
  • 138. • pengelolaan barang milik/ kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG. • pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG. • penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
  • 139. • 4. Layanan BMKG dalam Bidang Meteorologi • a. Prakiraan cuaca • b. Prospek cuaca • c. Citra satelit • d. Citra radar • e. Prakiraan angin • f. Potensi banjir
  • 140. • g. Maritim • 1.) Prakiraan tinggi gelombang di wilayah • Indonesia • 2.) Prakiraan cuaca dan tinggi gelombang jalur • penyebrangan • h. Siklon tropis • i. Kebakaran hutan • j. Cuaca penerbangan
  • 141. • 4. Layanan BMKG dalam Bidang Klimatologi • a. Informasi hujan bulanan • b. Prakiraan hujan bulanan • c. Prakiraan musim • d. Neraca air • e. Dinamika atmosfer • f. Potensi banjir • g. Analisa kejadianiklim ekstrim • h. Indeks presipitasi terstandarisasi • i. Informasi perubahan iklim • j. Informasi prediksi suhu muka laut
  • 142. • k. Informasi SO2 • l. Informasi NO2 • m. Informasi SPM • n. Informasi kimia air hujan • o. Informasi O3 • p. Informasi gas rumah kaca • q. Informasi aerosol • r. Informasi sebaran debu gunung api • s. Informasi sebaran asap kebakaran hutan • t. Basis data kualitas udara
  • 143. • 5. Layanan BMKG dalam Bidang Geofisika • a. Gempa bumi terkini • b. Gempa bumi dirasakan • c. Gempa bumi • d. Antisipasi gempa bumi • e. Skala MMI • f. Stasiun gempa bumi
  • 144. • g. Tsunami • h. Gaya berat • i. Tanda waktu • j. Magnet bumi • k. Petir JABODETABEK • l. Seismologi teknik
  • 145. H. Menunjukkan Perilaku Responsif dan Bertanggung Jawab • Perilaku responsif / kesadaran diri akan tugas kita sebagai satu – satunya makhluk hidup di bumi yang dapat mengendalikan dan merawat bumi yaitu dengan melestarikan lingkungan, saling mengingatkan antarsesama mengenai pentingnya menjaga keasrian lingkungan, selalu ingat kewajiban untuk merawat lingkungan, dan mencegah orang lain yang berniat merusak lingkungan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.