Letak Jepang. Faktor-faktor yang mendukung kemajuan industri Jepang. Hasil perdagangan terbesar dari ekspor Jepang. Hasil Perdagangan Terbesar Impor Jepang. Kemajuan Ekonomi Jepang. Ekonomi dan Industri. Pendapatan Perkapita. Kelebihan Jepang. Tempat – Tempat Terkenal di Jepang.
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Atau dalam kata lain dapat diartikan sebagai perusakan terhadap udara karena disebabkan oleh berbagai sumber yang dapat merusak bagi kesahatan makhluk hidup maupun benda mati. Pencemaran udara dapat bersumber dari berbagai macam, antara lain : asap kendaraan bermotor, asap pabrik, limbah indutri, limbah rumah tangga dan lain-lain.
Nasywa Alya Putri
DAUN FOSFOR
Fosfor merupakan suatu proses perubahan fostat anorganik menjadi fostat organik yang kembali lagi anorgarik secara terus menerus tanpa jeda waktu. Siklus fosfor sering diartikan sebagai proses Biogeokimia yang mana fosfor dipindahkan melalui tiga lapisan yang terdiri dari Litosfer, Hidrosfer dan Biosfer.
Fosfat organik, senyawa fosfat yang terdapat pada hewan dan tumbuhan
Fosfat anorganik, senyawa fosfat yang terdapat pada air, batu dan tanah
Manfaat :
1. Bahan pembuatan pupuk, bahan peledak, korek api, kembang api, pestisida, odol, deterjen
2. Pada ragaan tabung sinar katoda dan lampu fluoresen
3. Untuk metabolisme kandungan karbohidrat, nukleat, serta lemak.
4. Fosfor merupakan nutrisi unsur hara bagi tumbuhan yang dapat membantu mempercepat pembelahan sel
Bahaya:
1. Pada ekosistem laut, fosfat dan cahaya matahari tinggi dapat menyebabkan "Blooming Alga".
2. Fosfor dapat menjadi bom yang sangat mengerikan. Zat fosfornya biasanya akan menempel di kulit, paru-paru, dan usus para korban selama bertahun-tahun, terus membakar, menghanguskan dan menyebabkan nyeri.
Bakteri yang berperan
1. Bacillus
2. Pesudomonas
3. Aerobacter aerogenes
4. Xanthomonas
SIKLUS FOSFOR
1. Pelapukan Batuan
Seiring berjalannya waktu, hujan dan pelapukan dapat menyebabkan batuan melepaskan ion fosfat dan mineral lainnya yang selanjutnya fosfat anorganik ini kemudian akan didistribusikan di tanah dan air.
2. Penyerapan oleh Tanaman & Hewan
Selanjutnya tumbuhan mengambil fosfat anorganik dari tanah sehingga tumbuhan tersebut kemudian dapat dikonsumsi oleh hewan.
3.Proses Dekomposisi oleh Dekomposer
Setelah berada pada tanaman atau hewan, fosfat dimasukkan ke dalam molekul organik seperti DNA. Kemudian ketika tanaman atau hewan itu mati, la akan diurai oleh dekomposer, dan fosfat organik dikembalikan lagi ke tanah.
4.Mineralisasi
Proses daur fosfat dilanjutkan peran bakteri dalam tanah yang akan memecah bahan organik menjadi bentuk fosfat anorganik yang dapat diserap tanaman.
5. Fosfor dalam tanah dapat berakhir melalui perairan dan akhirnya ke lautan. Sesampainya di sana, kemudian fosfor tersebut dapat dimasukkan ke dalam sedimen dari waktu ke waktu.
Letak Jepang. Faktor-faktor yang mendukung kemajuan industri Jepang. Hasil perdagangan terbesar dari ekspor Jepang. Hasil Perdagangan Terbesar Impor Jepang. Kemajuan Ekonomi Jepang. Ekonomi dan Industri. Pendapatan Perkapita. Kelebihan Jepang. Tempat – Tempat Terkenal di Jepang.
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Atau dalam kata lain dapat diartikan sebagai perusakan terhadap udara karena disebabkan oleh berbagai sumber yang dapat merusak bagi kesahatan makhluk hidup maupun benda mati. Pencemaran udara dapat bersumber dari berbagai macam, antara lain : asap kendaraan bermotor, asap pabrik, limbah indutri, limbah rumah tangga dan lain-lain.
Nasywa Alya Putri
DAUN FOSFOR
Fosfor merupakan suatu proses perubahan fostat anorganik menjadi fostat organik yang kembali lagi anorgarik secara terus menerus tanpa jeda waktu. Siklus fosfor sering diartikan sebagai proses Biogeokimia yang mana fosfor dipindahkan melalui tiga lapisan yang terdiri dari Litosfer, Hidrosfer dan Biosfer.
Fosfat organik, senyawa fosfat yang terdapat pada hewan dan tumbuhan
Fosfat anorganik, senyawa fosfat yang terdapat pada air, batu dan tanah
Manfaat :
1. Bahan pembuatan pupuk, bahan peledak, korek api, kembang api, pestisida, odol, deterjen
2. Pada ragaan tabung sinar katoda dan lampu fluoresen
3. Untuk metabolisme kandungan karbohidrat, nukleat, serta lemak.
4. Fosfor merupakan nutrisi unsur hara bagi tumbuhan yang dapat membantu mempercepat pembelahan sel
Bahaya:
1. Pada ekosistem laut, fosfat dan cahaya matahari tinggi dapat menyebabkan "Blooming Alga".
2. Fosfor dapat menjadi bom yang sangat mengerikan. Zat fosfornya biasanya akan menempel di kulit, paru-paru, dan usus para korban selama bertahun-tahun, terus membakar, menghanguskan dan menyebabkan nyeri.
Bakteri yang berperan
1. Bacillus
2. Pesudomonas
3. Aerobacter aerogenes
4. Xanthomonas
SIKLUS FOSFOR
1. Pelapukan Batuan
Seiring berjalannya waktu, hujan dan pelapukan dapat menyebabkan batuan melepaskan ion fosfat dan mineral lainnya yang selanjutnya fosfat anorganik ini kemudian akan didistribusikan di tanah dan air.
2. Penyerapan oleh Tanaman & Hewan
Selanjutnya tumbuhan mengambil fosfat anorganik dari tanah sehingga tumbuhan tersebut kemudian dapat dikonsumsi oleh hewan.
3.Proses Dekomposisi oleh Dekomposer
Setelah berada pada tanaman atau hewan, fosfat dimasukkan ke dalam molekul organik seperti DNA. Kemudian ketika tanaman atau hewan itu mati, la akan diurai oleh dekomposer, dan fosfat organik dikembalikan lagi ke tanah.
4.Mineralisasi
Proses daur fosfat dilanjutkan peran bakteri dalam tanah yang akan memecah bahan organik menjadi bentuk fosfat anorganik yang dapat diserap tanaman.
5. Fosfor dalam tanah dapat berakhir melalui perairan dan akhirnya ke lautan. Sesampainya di sana, kemudian fosfor tersebut dapat dimasukkan ke dalam sedimen dari waktu ke waktu.
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan berdasarkan literatur:
1)Permenkes Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
2)Permenkes Nomor 3 Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
3)Permenkes Nomor 9 Tahun 2022 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika
4)Permenkes Nomor 10 Tahun 2022 tentang Perubahan Penggolongan Psikotropika
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
2. Daftar Isi
• A.) Lapisan Atmosfer dan Manfaatnya Bagi
Kehidupan
• B.) Cuaca dan Iklim serta Pengukurannya
• C.) Klasifikasi Tipe Iklim dan Cara
Menentukannya
• D.) Iklim di Indonesia dan Pengaruhnya
• E.) Dampak Perubahan Iklim
• F.) Kajian tentang Iklim dan Pemanfaatannya
• G.) Layanan BMKG kepada Masyarakat
• H.) Menunjukkan Perilaku Responsif dan
Bertanggungjawab
4. • 1.Sifat Fisik Atmosfer
• Atmosfer merupakan lapisan udara yang
menyelimuti Bumi.
• Lapisan atmosfer merupakan campuran dari
berbagai unsur, yang paling utama adalah nitrogen (
78,08 % ) , oksigen ( 20,95 % ) , argon ( 0,95 % ) dan
karbondioksida ( 0,034 % ).
• Sifat lapisan atmosfer :
5. • ïƒ tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
berwujud, serta hanya bisa dirasakanoleh indera
perasa manusia dalam bentuk angin
• ïƒ memiliki berat sehingga dapat menyebabkan
tekanan
• ïƒ memiliki sifat dinamis dan elastis yang dapat
mengembang dan mengkerut
6. • 2.Struktur Fisikal Atmosfer
• a. Lapisan Troposfer
• Di Khatulistiwa, ketinggiannya mencapai 16 km, di
sekitar lintang tengah mencapai 11 km, dan di
daerah kutub tebalnya sekitar 8 km.
• Gejala cuaca ( awan, petir, topan, badai, dan hujan )
terjadi di lapisan ini.
• Memiliki 80 % massa udara.
13. • Setiap kenaikan 100 meter suhu udara rata – rata turun
0,5 derajat celcius, di daerah tropis suhu rata – rata
turun 0,6 derajat celcius. Setiap turun 100 meter, suhu
naik 10 derajat celcius.
• Rumusnya :
• Tt = T0 – h x 0,6 derajat celcius
• 100
• Keterangan :
• Tt = temperatur rata – rata yang dicari
• T0 = temperatur rata – rata di daerah pantai ( 26,3
derajat celcius )
• H = tinggi tempat ( m dpl )
14.
15. • b. Lapisan Stratosfer ( Isothermis )
• Ketinggian sekitar 12 – 50 km dpl.
• Pada lapisan ini terdapat lapisan ozon untuk
melindungi bumi dari radiasi matahari yang
berbahaya.
• Semakin tinggi tempat, suhu semakin rendah.
16.
17. • c. Lapisan Mesosfer
• Ketinggian 50 80km dpl.
• Lapisan mesosfer ditandai dengan penurunan suhu
0,4 derajat celcius setiap 100 meter.
• Bagian atas mesosfer dibatasi oleh mesopause,
yaitu lapisan di dalam atmosfer yang memiliki suhu
paling rendah, kira – kira -100 derajat celcius.
20. • d. Lapisan Termosfer
• Ketinggian 85 – 300 km dpl.
• Pada lapisan ini terjadi proses ionisasi yang terjadi
pada suhu dan ketinggian tertentu. Ionisasi
bermanfaat untuk memantulkan gelombang radio.
• Suhu mencapai 1.500 derajat celcius.
21.
22. • e. Eksosfer
• Pada lapisan ini, suhu dapat mencapai 2.200 derajat
celcius.
• Merupakan batas antara atmosfer bumi dan
angkasa luar.
25. B.Cuaca dan Iklim serta
Pengukurannya
• 1.Pengertian Cuaca dan Iklim
• Cuaca adalah rata – rata keadaan udara di suatu
wilayah dalam waktu singkat.
• Ilmu tentang cuaca dinamakan meteorologi.
• Iklim adalah keadaan rata – rata cuaca pada tempat
yang luas dan dalam waktu yang lama.
• Ilmu tentang iklim disebut klimatologi.
26. • 2.Unsur- unsur cuaca dan iklim
ïƒ Temperatur, yaitu keadaan panas atau dinginnya
udara. ( diukur oleh termometer ).
27. • ïƒ Tekanan udara, yaitu berat massa udara pada
suatu wilayah. Semakin rendah jika semakin tinggi
dari permukaan laut. ( diukur oleh barometer ).
28. • ïƒ Kelembapan / kelengasan udara, yaitu kandungan
uap air dalam udara. ( diukur oleh higrometer atau
psychrometer )
29. ïƒ Angin, yaitu massa udara yang bergerakdari suatu
tempat ke tempat lain. ( diukur oleh anemometer ).
Menurut Hukum Buys Ballot, udara akan bergerak
dari daerah bertekanan maksimum ke daerah
bertekanan minimun. Penamaan angin bergantung
dari arah mana angin itu bertiup.
31. • *Angin passat ( trade winds ) bertiup sepanjang
tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah
ekuator. Angin passat dari daerah iklim tropika di
belahan bumi utara disebut angin passat timur. Dan
juga sebaliknya.
32. *Angin anti passat terjadi karena udara di atas daerah
ekuator mengalir ke daerah kutub dan turun di
daerah maksimum subtropik.
33. • *Angin barat adalah angin yang selalu berembus
dari arah barat pada daerah 35 derajat LU – 60
derajat LU dan 35 derajat LS – 60 derajat LS.
34. • *Angin monsun pada setengah tahun pertama
bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun
berikutnya bertiup angin laut yang basah. Angin
berembus secara periodik ( minimal 3 bulan ) dan
antara periode yang satu dengan yang lain polanya
akan berlawanan. Ada 2 macam angin monsun di
Indonesia :
35. *1.)angin monsun Asia/monsun musim dingin timur
laut / angin monsun barat Asia
^Bertiup sekitar bulan Oktober – April.
^Bertiup saat matahari berada di belahan bumi
selatan.
^Posisi tersebut menyebabkan Benua Australia
mengalami musim panas, sehingga bertekanan
rendah.
^Angin bertiup dari Benua Asia -> Benua Australia.
36. ^Pergerakan angin menuju ke selatan khatulistiwa /
ekuator, maka angin dibelokkan ke arah kiri.
^Akibatnya, Indonesia akan mengalami musim hujan
akibat massa uap air yang dibawa saat melalui
lautan luas di bagian utara ( Samudra Pasifik dan
Laut Cina Selatan ).
37.
38. *2.)Angin monsun Australia / monsun musim panas
barat daya / angin monsun timur
^Bertiup pada bulan April – Oktober.
^Pada saat ini, matahari berada di belahan bumi
utara.
^Hal itu menyebabkan Benua Australia mengalami
musim dingin,sehingga bertekanan tinggi.Dan juga
sebaliknya dengan Benua Asia.
^Angin bertiup dari Benua Australia ->Benua Asia.
39. ^Pergerakan angin menuju utara khatulistiwa /
ekuator, maka angin akan dibelokkan ke arah kanan.
^Akibatnya Indonesia akan mengalami musim
kemarau.
^Penyebabnya adalah angin tersebut melalui gurun
pasir di bagian utara Australia yang kering dan
hanya melalui lautan sempit.
40.
41. • *Angin darat, bertiup malam hari dan dimanfaatkan
nelayan untuk pergi melaut.
42. • *Angin laut, bertiup siang hari dan dimanfaatkan
nelayan untuk pulang melaut.
44. *Angin fohn, angin yang tidak mengandung uap air
sehingga panas dan kering, contoh : Angin Gending
di Probolinggo dan Pasuruan ; Angin Bahorok di Deli
Serdang ; Angin Brubu di Sulawesi Selatan ; Angin
Kumbang di Cirebon ; Angin Wambrau di Pulau Biak
dan Papua.
45.
46. • e. Curah Hujan
• Hujan ialah peristiwa jatuhnya butir- butir air dalam
bentuk cair menuju bumi.
• Curah hujan diukur dengan rain gouge ( fluviometer
).
• Jenis – jenis hujan :
47. 1.) Hujan zenithal /konveksi / ekuatorial, yaitu hujan
yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator, akibat
pertemuan angin pasat timur laut dengan angin
pasat tenggara. Akibat pemanasan tinggi, angin
tersebut naik dan membentuk gumpalan –
gumpalan awan di sekitar ekuator setelah jenuh
kemudian turunlah hujan.
48.
49. • 2.) Hujan orografis, terjadi karena udara
yangmengandung uap air didorong oleh angin naik
ke lereng pegunungan yang makin ke atas makin
dingin sehingga terjadi kondensasi, terbentuklah
awan dan jatuh sebagai hujan. Sementara itu, di
lereng sebelahnya bertiup angin jatuh yang kering
dan disebut daerah bayangan hujan.
50.
51. 3.) Hujan frontal, terjadi ketika massa udara yang
dingin bertemu dengan massa udara yang panas.
Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut
bidang front.
52.
53. f. Awan
Awan ialah kumpulan titik – titik air / kristal es di
dalam udara yang terjadi karena adanya kondensasi
/ sublimasi dari uap air yang terdapat dalam udara.
Awan yang menempel di permukaan bumi disebut
kabut.
54. • Jenis – jenis awan berdasarkan ketinggiannya :
ïƒ Awan tinggi ( 6.000 m – 9.000 m )
*Cirrus / Ci : awan tipis seperti bulu burung.
55. • Ciri :
• ïƒ halus, dan berstruktur seperti serat dan
bentuknya mirip bulu burung. Sering tersusun
seperti pita yang melengkuk di langit, sehingga
seakan – akan tampak bertemu pada satu atau dua
titik horizon.
• ïƒ tidak menimbulkan hujan.
• ïƒ terdiri dari hablur air yang terjadi disebabkan
oleh suhu terlalu dingin pada atmosfer.
• ïƒ ditiupkan oleh angin timuran yang bergelora.
Berwarna putih dengan pinggiran tidak jelas.
57. • Ciri :
• ïƒ bentuknya sepeerti kelambuputih yang halus dan
rata menutup seluruh langit sehingga tampak cerah,
bisa juga tampak seperti anyaman yang bentuknya
tidak teratur.
• ïƒ menimbulkan hallo ( lingkaran yang bulat ) yang
mengelilingi matahari dan bulan yang biasa terjadi
pada musim kering.
59. • Ciri :
• ïƒ bentuknya seperti terputus – putus dan penuh
dengan kristal –kristal es sehingga bentuknya
seperti sekelompok domba dan sering
menimbulkan bayangan.
60. ïƒ Awan sedang ( 2.000 m – 6.000 m )
*Altocummulus ( A-Cu ) : awan bergumpal – gumpal
tebal.
61. • Ciri :
• ïƒ bentuknya kecil – kecil dalam jumlah yang
banyak.
• ïƒ berwarna kelabu atau putih jika dilihat pada
waktu sore.
• ïƒ biasanya berbentuk seperti bola yang agak tebal.
• ïƒ bergerombol dan sering berdekatan sehingga
tampak saling bergandengan.
• ïƒ tiap – tiap elemen nampak jelas tersisih antara
satu sama lain dengan warna keputihan dan kelabu
yang membedakannya dengan cirrocummulus.
63. • Ciri :
• ïƒ berwarna kekelabuan dan hampir meliputi
seluruh langit.
• ïƒ menghasilkan hujan apabila cukup tebal. Awan –
awan di atas terbentuk pada waktu sore dan malam
hari dan menghilang bila matahari terbit di awal
pagi.
64. ïƒ Awan rendah ( di bawah 2.000 m )
*Stratocummulus ( St-Cu ) : awan yang tebal, luas,
dan bergumpal – gumpal.
65. • Ciri :
• ïƒ berbentuk seperti bola – bola yang sering
menutupi seluruh langit sehingga tampak seperti
gelombang. Lapisan awan ini tipis dan tidak
menghasilkan hujan.
• ïƒ berwarna kelabu atau putih, yang terjadi pada
petang dan senja bila atmosfer stabil.
66. • *Stratus ( St ) : awan merata rendah dan berlapis –
lapis.
67. • Ciri :
• ïƒ cukup rendah dan sangat luas. Tingginya di
bawah 2.000 m.
• ïƒ lapisannya melebar seperti kabut dan berlapis.
68. • *Nimbostratus ( No-St ) : lapisan awan yang luas,
sebagian telah merupakan hujan.
69. • Ciri :
• ïƒ bentuknya tidak menentu dengan pinggir
compang – camping.
• ïƒ di Indonesia, awan ini hanya menimbulkan
gerimis.
• ïƒ berwarna putih kegelapan yang penyebarannya
lumayan luas.
70. • ïƒ Awan yang terjadi karena udara naik, terdapat
pada ketinggian 500 m – 1.500 m
• *Cummulus ( Cu ) : awan bergumpal – gumpal,
dasarnya rata.
71. • Ciri :
• ïƒ merupakan awan tebal dengan puncak agak
tinggi. Terlihat gumpalan putih atau cahaya kelabu
yang terlihat seperti bola kapas mengambang,
berbentuk garis besar yang tajam dan dasar yang
datar.
• ïƒ dasar ketinggian umumnya 1.000 m dan lebar 1
km.
72. • *Cumulonimbus ( Cu-Ni ) : awan yang bergumpal –
gumpal, luas, dan sebagian telah merupakan hujan,
serta sering terjadi angin ribut.
73. • Ciri :
• ïƒ berwarna putih atau gelap.
• ïƒ terletak pada ketinggian kira – kira 1.000 kaki dan
puncaknya memiliki ketinggian lebih dari 3.500 kaki.
• ïƒ menimbulkan hujan dengan kilat dan guntur.
Berhubungan erat dengan hujan deras, petir,
tornado, dan badai.
74. C. Klasifikasi Tipe Iklim dan Cara
Menentukannya
• 1. Iklim Matahari
• ïƒ ditentukan berdasarkan garis lintang. Posisi ini
menentukan intensitas sinar matahari yang
diterima.
75.
76. • Pembagian daerah iklim matahari berdasarkan letak
lintang adalah sebagai berikut.
• Daerah iklim tropis
• Iklim Tropis terletak antara 0° - 23½° LU dan 0° - 23½°
LS. Ciri – ciri iklim tropis adalah sebagai berikut :
• - Suhu udara rata – rata tinggi, karena matahari selalu
vertikal. Umumnya suhu udara antara 20° - 23° C.
Bahkan dibeberapa tempat suhu tahunannya mencapai
30°C.
• - Amplitudo suhu rata – rata tahunan kecil. Di
khatulistiwa antara 1° - 5° C, sedangkan amplitudo
hariannya besar.
• - Tekanan udara lebih rendah dan perubahannya
secara perlahan dan beraturan.
• - Hujan banyak dan umumnya lebih banyak dari
daerah lain di dunia.
77. • Daerah iklim subtropis
• Iklim subtropis terletak antara 23½° - 40° LU dan 23½° - 40°
LS. Daerah ini merupakan peralihan antara iklim tropis dan
iklim sedang. Ciri – ciri iklim subtropis adalah sebagai berikut:
• - Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan
daerah peralihan dari daerah iklim tropis dan iklim sedang.
• - Terdapat empat musim, yaitu musim semi, musim panas,
musim gugur, dan musin dingin. Tetapi pada iklim ini musim
panas tidak terlalu panas dan musim dingin tidak terlalu
dingin.
• - Suhu sepanjang tahun tidak terlalu panas dan tidak terlalu
dingin.
• - Daerah subtropis yang musim hujannya jatuh pada musim
dingin dan musim panasnya kering disebut daerah Iklim
Mediterania. Jika hujan jatuh pada musim panas dan musim
dinginnya kering disebut Daerah Iklim Tiongkok.
78. • Daerah iklim sedang
• Iklim sedang terletak antara 40° - 66½° LU dan 40° -
66½° LS. Ciri – ciri iklim sedang adalah sebagai
berikut :
• - Banyak terdapat gerakan – gerakan udara
siklonal, tekanan udara yang sering berubah – ubah,
arah angin yang bertiup berubah – ubah tidak
menentu, dan sering terjadi badai secara tiba – tiba.
• - Amplitudo suhu tahunan lebih besar dan
amplitudo suhu harian lebih kecil dibandingkan
dengan yang terdapat pada daerah iklim tropis.
79. • Daerah iklim dingin/kutub
• Iklim dingin terdapat di daerah kutub antara 66,5°LU–
90°LU dan 66,5°LU–90°LU. Oleh sebab itu iklim ini
disebut pula sebagai iklim kutub. Iklim dingin dapat
dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklim es.
Ciri – ciri iklim tundra adalah sebagai berikut :
• - Musim dingin berlangsung lama
• - Musim panas yang sejuk berlangsung singkat.
• - Udaranya kering.
• - Tanahnya selalu membeku sepanjang tahun.
• - Di musim dingin tanah ditutupi es dan salju.
•
80. • - Di musim panas banyak terbentuk rawa yang luas
akibat mencairnya es di permukaan tanah.
• - Vegetasinya jenis lumut-lumutan dan semak-
semak.
• - Wilayahnya meliputi: Amerika utara, pulau-pulau
di utara Kanada, pantai selatan Greenland, dan
pantai utara Siberia.
• Ciri – ciri iklim es adalah sebagai berikut :
• - Suhu terus-menerus rendah sekali sehingga
terdapat salju abadi.
• - Wilayahnya meliputi: kutub utara, yaitu
Greenland (tanah hijau) dan Antartika di kutub
selatan.
81. • 2. Iklim Koppen
• ïƒ ditentukan berdasarkan curah hujan, suhu, serta
mempertimbangkan vegetasi dan persebaran jenis
tanah.
82. • a. Iklim A, yaitu iklim hujan tropis dengan ciri : suhu
rata – rata setiap bulan di atas 18 derajat Celcius
dan hujan tahunannya tinggi. Iklim ini terbagi atas :
Iklim Af ( hujan hutan tropis ) ; Iklim Am ( iklim
muson ) . Vegetasinya hutam musim ( homogen ) ;
Iklim Aw ( iklim sabana ) . Vegetasinya kayu cendana
dan stepa.
• b. Iklim B, yaitu iklim kering : tidak ada surplus air
dan tidak dijumpai sungai pernamen. Terbagi atas
Iklim Bs ( iklim stepa ) dan Iklim Bw ( iklim gurun ).
83. c. Iklim C, yaitu iklim hujan sedang. Terbagi atas :
Iklim Cw ( iklim hujan sedang ) , Iklim Cf ( iklim
hujan sedang, basah sepanjang tahun ) , dan Iklim
Cs ( iklim hujan sedang, panas yang kering ).
• d. Iklim D, yaitu iklim hujan bersalju dingin. Terbagi
atas : Iklim Df ( hujan bersalju, basah sepanjang
tahun ) dan Iklim Dw ( hujan bersalju, musim kering
dingin )
• e. Iklim E, yaitu iklim kutub ( es ). Terbagi atas : Iklim
Et ( iklim tundra / lumut ), Iklim Ef ( iklim es abadi )
dan Iklim Eh ( iklim daerah tinggi / > 300 m )
84. • 3. Iklim menurut Junghuhn didasarkan pada
ketinggian, tempat, dan vegetasi.
85. • a. Zona panas,
• Ketinggian tempat antara 0 – 600 m dari permukaan
laut. Suhu 26,3° – 22°C. Tanamannya seperti padi,
jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan
cokelat.
86. • b. Zona sedang, Ketinggian tempat 600 – 1500 m
dari permukaan laut. Suhu 22° -17,1°C. Tanamannya
seperti padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan
sayur-sayuran.
87. • c. Zona sejuk, Ketinggian tempat 1500 – 2500 m
dari permukaan laut. Suhu 17,1° – 11,1°C.
Tanamannya seperti teh, kopi, kina, dan sayur-
sayuran.
88. • d. Zona dingin, Ketinggian tempat lebih dari 2500 m
dari permukaan laut. Suhu 11,1° – 6,2°C.
Tanamannya tidak ada tanaman budidaya kecuali
sejenis lumut.
89.
90. • 4. Klasifikasi menurut Schmidt – Ferguson berdasarkan
rata – rata bulan basah dan keringnya bulan ( curah
hujan ) .
ïƒ Tipe Iklim A | Kategori sangat basah | Nilai Q = 0 – 14,3
%
ïƒ Tipe Iklim B | Kategori basah | Nilai Q = 14,33 – 33,3%
ïƒ Tipe Iklim C | Kategori agak basah | Nilai Q = 33,3 – 60
%
ïƒ Tipe Iklim D | Kategori sedang | Nilai Q = 60 – 100 %
91. ïƒ Iklim E | Kategori agak kering | Nilai Q = 100 – 167
%
ïƒ Iklim F | Kategori kering |Nilai Q = 167 – 300 %
ïƒ Iklim G | Kategori sangat kering | Nilai Q = 300 –
700 %
ïƒ Iklim H | Kategori luar biasa kering | Nilai Q = > 700
%
92. • Keterangan :
• Nilai Q adalah rata – rata bulan kering dibagi rata –
rata bulan basah dikalikan 100 %.
• Kriteria bulan basah – kering menurut Schmidt –
Ferguson :
ïƒ bulan basah : curah hujan > 100 mm
ïƒ bulan lembap : curah hujan antara 60 – 100 mm
ïƒ bulan kering : curah hujan < 100 mm
93. • 5. Iklim Oldeman menggunakan unsur curah hujan
sebagai dasar dari klasifikasi iklim.
ïƒ Iklim A, jika bulan basah lebih dari 9x
ïƒ Iklim B, jika bulan basah 7 – 9 x
ïƒ Iklim C, jika bulan basah 5 – 6 x
ïƒ Iklim D, jika bulan basah 3 – 4 x
ïƒ Iklim E, jika bulan basah < 3 x
94. • Oldeman membagi iklim menjadi 5 tipe iklim yaitu :
• Iklim A. Iklim yang memiliki bulan basah lebih dari 9 kali
berturut-turut
• Iklim B. Iklim yang memiliki bulan basah 7-9 kali berturut-turut
• Iklim C. Iklim yang memiliki bulan basah 5-6 kali berturut-turut
• Iklim D. Iklim yang memiliki bulan basah 3-4 kali berturut-turut
• berdasarkan urutan bulan basah dan kering dengan
ketententuan tertentu diurutkan sebagai berikut:
• Bulan basah bila curah hujan lebih dari 200 mm
•
95. • Bulan lembab bila curah hujan 100 – 200 mm
•
Bulan kering bila curah hujan kurang dari 100 mm
• A : Jika terdapat lebih dari 9 bulan basah berurutan.
B : Jika terdapat 7 - 9 bulan basah berurutan.
C : Jika terdapat 5 - 6 bulan basah berurutan.
D : Jika terdapat 3 - 4 bulan basah berurutan.
E : Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan.
96. • Pada dasarnya Kriteria bulan basah dan bulan
kering yang dipakai Oldeman berbeda dengan yang
digunakan oleh Koppen atau pun Schmidt -
Ferguson Bulan basah yang digunakan Oldeman
adalah sebagai berikut: Bulan basah apabila curah
hujan lebih dari 200 mm. Bulan lembab apabila
curah hujannya 100 - 200 mm. Bulan kering apabila
curah hujannya kurang dari 100 mm.
98. • 1. Pola Umum Curah Hujan di Indonesia
• a. Pantai sebelah barat setiap pulau memperoleh
jumlah hujan selalu lebih banyak daripada pantai
sebelah timur.
• b. Curah hujan di Indonesia bagian barat lebih besar
daripada Indonesia bagian timur. Contohnya
deretan pulau – pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT
yang dihubungkan oleh selat – selat sempit. Jumlah
curah hujan yang terbanyak adalah Jawa Barat.
99.
100.
101.
102.
103. • c. Curah hujan juga bertambah sesuai dengan
ketinggian tempat. Curah hujan terbanyak
umumnya berada pada ketinggian antara 600 – 900
m di atas permukaan laut.
• d. Di daerah pedalaman, di semua pulau musim
hujan jatuh pada musim pancaroba. Demikian juga
hanya di daerah – daerah rawa yang besar.
• e. Bulan maksimum hujan sesuai dengan letak
DKAT.
104. • f. Saat mulai turunnya hujan bergeser dari barat ke
timur seperti :
• 1.) Pantai barat Pulau Sumatera sampai ke Bengkulu
mendapat hujan terbanyak pada bulan Nopember.
• 2.) Lampung – Bangka yang letaknya di timur mendapat
hujan terbanyak pada bulan Desember.
• 3.) Jawa bagian utara, Bali, NTB, dan NTT pada bulan
Januari – Februari.
• g. Di Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara,
Maluku Tengah, musim hujannya berbeda, yaitu bulan
Mei – Juni. Pada saat itu, daerah lain sedang
mengalami musim kering. Batas daerah hujan Indonesia
barat dan timur terletak pada kira –kira 120 derajat BT.
105. • 2. Perubahan Musim di Indonesia
• a. Musim Hujan
• Terjadi pada bulan Oktober – April. Hal ini
dipengaruhi angin muson barat yang bertiup dari
Benua Asia ke Benua Australia. Musim hujan sering
mendatangkan bencana banjir.
106. • b. Musim Kemarau
• Terjadi pada bulan April sampai Oktober. Musim ini
disebabkan angin muson timur yang bertiup dari
Benua Australia ke Benua Asia. Musim kemarau
sering merugikan penduduk, khususnya bagi para
petani. Bahkan, sering terjadi kebakaran hutan di
Pulau Kalimantan dan Sumatra.
107. • c. Pancaroba
• Masa peralihan antara musim penghujan dan
musim kemarau. Pancaroba antara musim
penghujan dan musim kemarau ( mareng ), biasa
terjadi pada bulan Maret dan April, sementara
pancaroba antara musim kemarau dan musim
penghujan ( labuh ) biasa terjadi pada bulan
Oktober hingga Desember.
108. • Masa pancaroba biasa ditandai dengan tingginya
frekuensi badai, hujan sangat deras disertai guruh,
serta angin yang bertiup kencang. Pada masa ini,
frekuensi orang yang menderita penyakit saluran
pernapasan atas meningkat. Muncul juga perilaku
khas beberapa hewan dan tumbuhan. Pada masa
mareng, tonggeret memasuki musim kawin akan
mengeluarkan suara yang khas. Pada masa labuh,
rayap mencapai tahap dewasa dan keluar sebagai
laron.
111. • La Nina merupakan suatu kondisi di mana terjadi
penurunan suhu muka laut di kawasan Timur
ekuator di Lautan Pasifik.. Dalam kondisi La Nina,
Indonesia memiliki curah hujan yang lebat. Muncul
1 – 3 tahun.
• El Nino adalah fenomena alam dan bukan badai,
secara ilmiah diartikan meningkatnya suhu muka
laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur sepanjang
ekuator dari nilai rata – ratanya. Menyebabkan
curah hujan berkurang bahkan menimbulkan
kekeringan panjang di Indonesia. Muncul setiap 4 –
5 tahun dan bertahan selama 12 – 15 bulan
lamanya.
112. E. Dampak Perubahan Iklim
• 1. Dampak perubahan Iklim Regional
• Pola hujan berubah dengan meningkatnya hujan di
kawasan utara dan menruunnya hujan di selatan (
khatulistiwa ).
• Pemanasan pun timbul dan mengakibatkan :
116. • 2. Dampak terhadap Pertanian
• Produktivitas pertanian di daerah tropis akan
mengalami penurunan, jika terjadi kenaikan suhu
antara 1 – 2 derajat Celcius.
117. • 3. Dampak Perubahan Iklim terhadap Kenaikan
Muka Air Laut
• Naiknya permukaan laut akan menggenangi wilayah
pesisir dan menghancurkan tambak – tambak ikan
dan udang di Jawa, Aceh, Kalimantan, dan Sulawesi.
118. • Penyebabnya adalah es dan gletser di Kutub Utara
dan Selatan mencair. Peristiwa ini menyebabkan
terjadinya pemuaian massa air laut dan kenaikan
permukaan air laut.
119. • 4. Dampak terhadap Kesehatan
• Perubahan iklim menyebabkan frekuensi timbulnya
penyakit seperti malaria dan demam berdarah
meningkat. Pola distribusi penyakit – penyakit yang
ditularkan melalui berbagai serangga dan hewan
juga berubah. Semakin tinggi curah hujan, kasus
DBD akan meningkat. Penderita alergi dan asma
akan meningkat secara signifikan.
120. • Gelombang panas akan meningkatkan angka heat
stroke ( serangan panas kuat ) yang mematikan,
infeksi Salmonella, dan hay fever ( demam akibat
alergi rumput kering ).
121. • 5. Dampak terhadap Sumber Daya Air
• Perubahan iklim mengubah rata – rata aliran air
sungai dan ketersediaan air di daerah subpolar serta
daerah tropis basah diperkirakan meningkat
sebanyak 10 – 40 %. Sementara di daerah subtropis
dan daerah tropis yang kering, air akan berkurang
sebanyak 10 – 30 %.
122. F. Kajian tentang Iklim dan
Pemanfaatannya
• 1. Pemanfaatan Iklim di Bidang Pertanian
• a. Jika ingin menanam padi, harus memilih daerah
yang bersuhu udara panas dengan curah hujan
cukup tinggi.
123. • b. Tanaman hortikultura cocok dibudidayakan di
daerah sedang sampai sejuk dengan intensitas
curah hujan sedang.
124. • 2. Pemanfaatan Iklim di Bidang Perikanan
• a. Sebagi nelayan, maka pengetahuan mengenai
cuaca mutlak diperlukan.
125. • 3. Pemanfaatan Iklim di Bidang Transportasi
• a. Kelancaran transportasi darat, air, maupun udara
sangat dipengaruhi oleh faktor suhu ; arah dan
kecepatan angin ; awan ; kabut.
126. • 4. Pemanfaatan Iklim di Bidang Pariwisata
• Kelancaran kegiatan para turis mengunjungi tempat
– tempat wisata sangat dipengaruhi oleh faktor
cuaca, khususnya musim.
128. • Kegiatan pengamatan meteorologi dan klimatologi
dimulai pada tahun 1841.
• Pelopor pengamatan meteorologi dan klimatologi di
Indonesia adalah dr. Onnen.
• Pada tahun 1866, Pemerintah Hindia Belanda
meresmikan Magnetisch en Meteorologisch
Observatorium atau Observatorium Magnetik dan
Meteorologi.
• Lembaga tersebut dipimpin oleh Dr. Bergsma.
129. • Pada tahun 1879, lembaga tersebut berhasil
membangun jaringan penakar hujan sebanyak 74
stasiun pengamatan di Jawa.
• Lembaga ini juga melakukan pengamatan medan
magnet bumi di Bogor.
• Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908.
• Pada masa pendudukan Jepang, nama instansi
meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho
Kauso Kusho.
130. • Setelah kemerdekaan Indonesia, instansi tersebut
dipecah menjadi 2.
• Instansi pertama di Yogyakarta, yaitu Biro
Meteorologi yang berada di lingkungan Markas
Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia.
• Instansi ini melayani kepentingan Angkatan Udara.
• Instansi kedua bertempat di Jakarta, yaitu Jawatan
Meteorologi dan Geofisika, di bawah Kementerian
Pekerjaan Umum.
131. • Agresi militer Belanda membuat jawatan ini
sempatdikuasai Belanda pada tanggal 21 Juli 1947.
• Oleh Pemerintah Belanda, namanya diganti menjadi
Meteorologisch en Geofisiche Dienst.
• Pada tahun 1949, Meteorologisch en Geofisiche
Dienst kembali diubah menjadi Jawatan
Meteorologi dan Geofisika.
• Untuk meningkatkan kredibilitas, maka pada tahun
1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota
Organisasi Meteorologi Dunia ( World
Meteorological Organization / WMO ) .
132. • Pada tahun 1955, namanya diganti menjadi
Lembaga Meteorologi dan Geofisika.
• Pada tahun 1960, namanya dikembalikan menjadi
Jawatan Meteorologi dan Geofisika.
• Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi
Direktorat Meteorologi dan Geofisika.
• Pada tahun 1972, namanya diubah menjadi Pusat
Meteorologi dan Geofisika.
133. • Pada tahun 1980, status lembaga ini dinaikkan
menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan
nama Badan Meteorologi dan Geofisika.
• Melalui Keppres RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002,
struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga
Pemerintah Non Departemen ( LPND ).
• Perpres Nomor 61 Tahun 2008 mengubah namanya
menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika ( BMKG ).
134. • 2. Tugas dan Fungsi BMKG
• Fungsi BMKG :
• ïƒ perumusan kebijakan nasonal dan kebijakan
umum di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika.
• ïƒ perumusan kebijakan teknis di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
• ïƒ koordinasi kebijakan, perencanaan, dan program
di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
135. • ïƒ pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian
observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
• ïƒ pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi,
klimatolofi, dan geofisika.
• ïƒ penyampaian informasi kepada instansi dan pihak
terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan
iklim.
• ïƒ penyampaian informasi dan peringatan dini kepada
instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan
dengan bencana karena faktor meteorologi,
klimatologi, dan geofisika.
136. • ïƒ pelaksanaan kerja sama internasional di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
• ïƒ pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan
pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi,
dan geofisika.
• ïƒ pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian
instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di
bidang meterologi, klimatologi, dan geofisika.
• ïƒ koordinasi dan kerja sama instrumentasi,
kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
137. • ïƒ pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian
dan manajemen pemerintahan di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
• ïƒ pelaksanaan pendidikan profesional di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
• ïƒ pelaksanaan manajemen data di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
• ïƒ pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas
administrasi di lingkungan BMKG.
138. • ïƒ pengelolaan barang milik/ kekayaan negara yang
menjadi tanggung jawab BMKG.
• ïƒ pengawasan atas pelaksanaan tugas di
lingkungan BMKG.
• ïƒ penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan
di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
139. • 4. Layanan BMKG dalam Bidang Meteorologi
• a. Prakiraan cuaca
• b. Prospek cuaca
• c. Citra satelit
• d. Citra radar
• e. Prakiraan angin
• f. Potensi banjir
140. • g. Maritim
• 1.) Prakiraan tinggi gelombang di wilayah
• Indonesia
• 2.) Prakiraan cuaca dan tinggi gelombang jalur
• penyebrangan
• h. Siklon tropis
• i. Kebakaran hutan
• j. Cuaca penerbangan
141. • 4. Layanan BMKG dalam Bidang Klimatologi
• a. Informasi hujan bulanan
• b. Prakiraan hujan bulanan
• c. Prakiraan musim
• d. Neraca air
• e. Dinamika atmosfer
• f. Potensi banjir
• g. Analisa kejadianiklim ekstrim
• h. Indeks presipitasi terstandarisasi
• i. Informasi perubahan iklim
• j. Informasi prediksi suhu muka laut
142. • k. Informasi SO2
• l. Informasi NO2
• m. Informasi SPM
• n. Informasi kimia air hujan
• o. Informasi O3
• p. Informasi gas rumah kaca
• q. Informasi aerosol
• r. Informasi sebaran debu gunung api
• s. Informasi sebaran asap kebakaran hutan
• t. Basis data kualitas udara
143. • 5. Layanan BMKG dalam Bidang Geofisika
• a. Gempa bumi terkini
• b. Gempa bumi dirasakan
• c. Gempa bumi
• d. Antisipasi gempa bumi
• e. Skala MMI
• f. Stasiun gempa bumi
144. • g. Tsunami
• h. Gaya berat
• i. Tanda waktu
• j. Magnet bumi
• k. Petir JABODETABEK
• l. Seismologi teknik
145. H. Menunjukkan Perilaku Responsif
dan Bertanggung Jawab
• Perilaku responsif / kesadaran diri akan tugas kita
sebagai satu – satunya makhluk hidup di bumi yang
dapat mengendalikan dan merawat bumi yaitu
dengan melestarikan lingkungan, saling
mengingatkan antarsesama mengenai pentingnya
menjaga keasrian lingkungan, selalu ingat kewajiban
untuk merawat lingkungan, dan mencegah orang
lain yang berniat merusak lingkungan baik yang
disengaja maupun yang tidak disengaja.