Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang implementasi anti korupsi di Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara yang mencakup struktur organisasi, tugas dan wewenang Kejaksaan khususnya dalam hal tindak pidana korupsi, pengelompokan tindak pidana korupsi berdasarkan UU Nomor 31 Tahun 1999, serta strategi pencegahan korupsi melalui pendekatan preventif, represif, dan restoratif.
2. ASISTEN PEMBINAAN
SUFARI SH.MHum
ASISTEN INTELIJEN
I MADE SUDARMAWAN SH.MH
ASISTEN PIDANA UMUM
ARIP ZAHRULYANI SH.MH
ASISTEN PIDANA KHUSUS
ANTON DELIANTO SH.MH
ASISTEN PERDATA DAN TATA
USAHA NEGARA
DR. PRIMA IDWAN MARIZA SH.MH
PLT. ASISTEN PENGAWASAN
SUFARI SH.MHUM
ASISTEN PIDANA MILITER
KOLONEK Chk. Makmur Surbakti SH.MH
KEPALA KEJAKSAAN TINGGI
IDIANTO SH.MH
STRUKTUR ORGANISASI KEJAKSAAN TINGGI
(PASAL 30 UU NOMOR 16/2004– UU NOMOR 11 Tahun 2021)
www.kejati-sumaterautara.kejaksaan.go.id
KABAG TU
RAHMAT ISNAINI SH.MH
WAKIL KEPALA KEJAKSAAN TINGGI
ASNAWI SH.MH
KOORDINATOR
KEJAKSAAN NEGERI
CABANGKEJAKSAAN NEGERI
3. DI BIDANG
PIDANA
DI BIDANG PERDATA
DAN TUN
DI BIDANG
KETERTIBAN DAN
KETENTRAMAN UMUM
TUGAS DAN KEWENANGAN KEJAKSAAN
(PASAL 30 UU NOMOR 16/2004 – UU NOMOR 11 Tahun 2021)
Melakukan penuntutan
Melaksanakan
penetapan hakim
Melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan
putusan pidana
melakukan penyidikan
terhadap tindak pidana
tertentu
melengkapi berkas
perkara tertentu dan
untuk itu dapat
melakukan pemeriksaan
tambahan
Kejaksaan dengan kuasa
khusus dapat bertindak
baik di dalam maupun di
luar pengadilan untuk dan
atas nama negara atau
pemerintah
peningkatan kesadaran
hukum masyarakat;
pengamanan kebijakan
penegakan hukum;
pengawasan peredaran
barang cetakan;
pengawasan aliran
kepercayaan yang dapat
membahayakan
masyarakat dan negara;
pencegahan
penyalahgunaan dan/atau
penodaan agama;
Penelitian dan
pengembangan hukum
sertastatistik kriminal
www.kejati-sumaterautara.kejaksaan.go.id
4. Wewenang Kejaksaan dalam hal tindak pidana
korupsi disebutkan dalam Undang – undang Nomor 11
Tahun 2021 Pasal 30B poin d, yang berbunyi
“melaksanakan pencegahan korupsi, kolusi,
nepotisme”
Dan pada Pasal 30A disebutkan juga
mengenai wewenang Kejaksaan yang
berkaitan dengan pemulihan aset, yaitu
“Dalampemulihanaset,Kejaksaanberwenang
melakukan kegiatanpenelusuran,perampasan,
dan pengembalianaset perolehantindak pidana
dan aset lainnyakepada negara,korban, atau yang
berhak.”
www.kejati-sumaterautara.kejaksaan.go.id
5. Pasal 2 ayat 1 berbunyi :
“Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara.
Pasal 3 ayat 1 berbunyi :
“Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau
sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara.
www.kejati-sumaterautara.kejaksaan.go.id
KORUPSI
UU NOMOR 31 TAHUN 1999
7. www.kejati-sumaterautara.kejaksaan.go.id
PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI
STRATEGI PREVENTIF
Dilakukan Melalui Kegiatan Sosialisai Hukum Melalui Program Penerangan Hukum (Penkum) Dan
Penyuluhan Hukum (Luhkum).
STRATEGI REPRESIF
Upaya menempuh jalur hukum untuk mengadili para koruptor. Strategi represif dilakukan sebagai tindak
lanjut dari strategi preventif, terutama jika pelanggaran telah terjadi.
STRATEGI RESTORATIF
Strategi pendekatan yang lebih menitik-beratkan pada kondisi terciptanya keadilan dan keseimbangan.
Dalam tindak pidana korupsi strategi restoratif dilakukan dengan penyelamatan keuangan negara atau
Pengembalian Keuangan Negara (Asset Recovery).
1
2
3
9. Undang Undang No. 19 Tahun 2003 adalah dasar hukum
keberadaan BUMN di Indonesia.
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan
Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Peraturan Mentri BUMN Nomor PER-08/MB/2019 tentang
Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa
Badan Usaha Miliik Negara
www.kejati-sumaterautara.kejaksaan.go.id
DASAR PENGADAAN BARANG/JASA
1
2
3
10. www.kejati-sumaterautara.kejaksaan.go.id
PRINSIP-PRINSIP PENGADAAN BARANG/JASA
EFEKTIF
EFISIEN
TERBUKA
TRANSPARAN
BERSAING
Pengadaan barang/jasa harus sesuaidengan kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
Pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang minimum untuk
mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu yang ditetapkan.
Pengadaan Barang/Jasa dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa yang memenuhi
persyaratan/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan proseduryang jelas.
semua ketentuan dan informasi mengenai Pengadaan Barang/Jasa bersifat jelas dan dapat diketahui
secara luas oleh Penyedia Barang/Jasa yang berminat serta oleh masyarakat pada umumnya.
Pengadaan Barang/Jasa harus dilakukan melalui persaingan yang sehat dan memenuhi persyaratan.
1
2
3
4
5
12. DETEKSI DINI KORUPSI
1. TAHAP PERSIAPAN 2. TAHAP PROSES PENGADAAN
Jangka waktu pengumumanyang
singkat
Pengumuman tidak lengkap dan
membingungkan (ambigous)
Penyebaran dokumen tenderyang
cacat
Pembatasan informasi oleh panitia
agar hanya kelpmpok tertentusaja
yang memperolehinformasi lengkap
Pengumumanpemenang tednerhanya
kepada kelompok tertentu
Penggelembungan (mark up) biaya pada
rencana pengadan
Pengadaan diarahkan untuk
kepentingan produk atay penyedia
barang dan jasa tertentu
Harga Perkiraan Sendiri(HPS) ditutup-
tutupi
3. TAHAP PENYUSUNANDAN
PENANDATANGANANKONTRAK
4. TAHAP PELAKSANAANKONTRAK DAN
PENYERAHANBARANG DAN JASA
Penandatanganan kontrak yang tidak
dilengkapi dengan dokumen pendukung
atau dokumen fiktif
Penandatangan kontrak yang ditunda-
tunda
pekerjaan atau barang tidak sesudai
dengan spesifikasi
pekerjaan belum selesai, sudah
dilakukan serah terima
5. TAHAP PENGAWASAN
Kolusi antara pelaksanan proyek
dengan pengawas proyek
Suap kepada pengawas proyek
Hasil laporan pengawas proyek tidak
sesuaidengan hasil pekerjaan
Tidak jujur
Meluluskan bukti –buki akuntasi yang
tidak benar
6. PELAPORAN KEUANGANAUDIT
www.kejati-sumaterautara.kejaksaan.go.id
13. www.kejati-sumaterautara.kejaksaan.go.id
KESADARAN ANTI KORUPSI
Pendidikan anti korupsi merupakan salah satu bentuk upaya pencegahan
dan pemberantasan korupsi yang dilakukan melalui pendidikan, baik formal
maupun nonformal.
Fungsi :
1. Fungsi kognitif yakni menambah pengetahuan serta wawasan
mengenai korupsi dan dampak massif yang ditimbulkan
2. Fungsi afektif yakni membentuk moral dan karakter anti korupsi
peserta didik dengan cara menanamkan nilai-nilai anti korupsi dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
3. Fungsi psikomotor yakni kesadaran moral untuk melawan
berbagai bentuk praktek korupsi yang ada di lingkungan sekitar
15. www.kejati-sumaterautara.kejaksaan.go.id
PRINSIP-PRINSIP ANTI KORUPSI
Kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja
keterbukaan dan kejujuran
mencegah terjadinya manipulasi
upaya agar kebijakan dibuat secara efektif dan mengeliminasisegala
bentuk korupsi
2
3
4
5
AKUNTABILITAS
1
TRANSPARANSI
KEWAJARAN
KONTROL
KEBIJAKAN
untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi penyimpangan
KEBIJAKAN
16. www.kejati-sumaterautara.kejaksaan.go.id
Penyebab Terjadinya Korupsi
Faktor Eksternal :
eksternal merupakan
penyebab orang
melakukan korupsi atas
dorongan (pengaruh)
pihak luar atau
lingkungan
Faktor Internal :
penyebab korupsi datangnya dari diri
pribadi atau individu. Faktor internal
sangat ditentukan oleh kuat tidaknya
nilai-nilai anti korupsi tertanam dalam
diri setiap individu. Oleh karena itu,
perlu adanya penanaman dan
implementasi nilai-nilai anti korupsi
sebagai upaya pembentengan diri
dari perilaku korupsi.