SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Disusun oleh :
KELOMPOK 4
Inline Karwati, Hari Dwiparama, Prayudho Utomo
( PENANGKAPAN IKAN ILEGAL )
PENDAHULUAN
• Indonesia adalah negara maritim, terdapat 5.8 juta km2
merupakan wilayah laut yang terdiri dari 2.9 juta km2 laut
nusantara, 0.3 juta km2 laut teritorial dan 2.6 juta km2
merupakan daerah laut kawasan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE).
• Wilayah laut Indonesia berbatasan dengan 10 negara tetangga
yaitu India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina,
Palau, Papua New Guinea, Australia, dan Timor Leste.
Dimana illegal fishing?
• Zona ekonomi ekksklusif indonesia
• Laut teritorial
• Laut Natuna:
– Taiwan, Vietnam, Thailand, Malaysia
• Utara Sulawesi Utara: Phillippine
• Laut Arafura:
– Thailand, RRC, Taiwan
ASAL KAPAL PERIKANAN ILEGAL DI WPP-INDONESIA
Antara lain :
1. Penangkapan ikan di WPPRI tanpa izin.
2. Menggunakan izin palsu.
3. Tidak dilaporkan di pelabuhan pangkalan.
4. Membawa hasil tangkapan langsung ke luar
negeri.
5. Menggunakan alat penangkapan ikan terlarang.
6. Menggunakan alat penangkapan ikan dengan
jenis / ukuran alat tangkap yang tidak sesuai
dengan izin.
ILLEGAL FISHING
MODUS OPERANDI :
1. Double Flagging.
2. Manipulasi data dalam mendaftarkan kapal eks. Asing
menjadi KII (manipulasi Delition certificate dan Bill of Sale).
3. Transhipment di tengah laut.
4. Mematikan / memindahkan Vesel Monitoring System (VMS)
ke kapal lain.
5. Satu izin untuk beberapa kapal yang sengaja dibuat serupa
(bentuk dan warna).
6. Memasuki wilayah indonesia dengan alasan tersesat atau
menghindar dari badai.
7. Melakukan lintas damai namun tidak menyimpan alat
penangkapan di dalam palka (alat penangkapan kedapatan
dalam kondisi basah).
8. Alasan Traditional Fishing Right (kapal-kapal pump boat).
9. Transhipment di tengah laut (kapal penangkap
menangkap di WPPRI dan memindahkan hasil tangkapan
ke kapal pengumpul yang sdh menunggu di batas luar
ZEEI).
10. Menangkap tidak pada fishing ground yang ditetapkan.
11. Untuk alat tangkap pukat ikan ukuran mata jaring < dari
50 mm, head rope dan ground rope melebihi yang tertera
pada izin.
12. Jaring insang (Gill Nett melebihi panjang maks / 10.000
m).
13. Menggunakan Pukat Harimau (Trawl) atau pukat yang
ditarik dua kapal (Pair Trawl). Dll.
MODUS OPERANDI LANJUTAN :
TINGKAT PELANGGARAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN PERIKANAN DI WPP-RI
Ukuran lingkaran
menunjukkan tingkat
pelanggaran
IUU Fishing
terutama oleh
kapal Thailand
dan PR China
Illegal fishing
terutama oleh kapal
Thailand
IUU Fishing
terutama oleh
kapal Philippines
7 Faktor Penyebab Ilegal Fishing
1. Kebutuhan ikan dunia meningkat, pasokan menurun sehingga
mendorong keinginan menangkap ikan sebanyak mungkin secara
illegal.
2. Perbedaan harga ikan segar utuh di negara lain cukup tinggi.
3. Fishing ground di negara lain sudah mulai habis
4. Laut Indonesia sangat luas dan terbuka, kemampuan pengawasan
nasional masih sangat terbatas.
5. Sistem perizinan masih bersifat terbuka, pembatasnya hanya pada
alat tangkap dimana hal ini kurang cocok dengan faktual geografi
ZEE Indonesia yang berbatasan dengan laut lepas
6. Terbatasnya jumlah sarana dan prasarana pengawasan dan SDM
7. Persepsi dan kerjasama aparat penegak hukum masih dalam
penanganan perkara tindak pidana perikanan masih belum sejalan.
Dr. Ir. Aji Sularso, MMA dalam seminar K2N (Kuliah Kerja Nyata) UI 2009 dengan topik yang disampaikan
mengenai IUU (Illegal, Unreported, and Unregulated) Fishing pada tanggal 12 Januari 2010 di Gedung
Balai Sidang UI, Depok
• Pemerintah melakukan perubahan terhadap undang-undang
perikanan yang lama yaitu UU No 9 Tahun 1983 tentang Perikanan
dengan UU No 31 Tahun 2004 tentang Perikananan. Hal ini
dimaksudkan bahwa UU yang baru dapat dijadikan payung
peraturan perundang-undangan sebagai saranan untuk
memberantas pencurian ikan di perairan Indonesia.
• Keberadaan UU No 31 tahun 2004 tentang Perikanan , masa
berlakunya termasuk pendek karena hanya berlaku kurang lebih 6
(enam) tahun. Pemerintah bersama DPR RI melakukan revisi dengan
mengeluarkan UU No 45 tahun 2009 tentang Perikanan.
• Pengamanan wilayah laut dilakukan oleh aparat TNI, khususnya TNI
angkatan Laut dan Kepolisian Republik Indonesia (POLAIRUD) serta
ditambah oleh pengamanan dari pengamanan Kementrian Kelautan
dan Perikanan.
Sejarah UU Illegal fishing di Indonesia
IMPLEMENTASI MCS PENGAWASAN
SATELIT
RADAR
KAPAL PENGAWAS KAPAL IKAN
LAPORAN
MASYARAKAT/
POKMASWAS
SATELIT VMS
MSA
PUSKODAL
PPNS
LAPORAN
NELAYAN
12
1. Kelemahan pada Aspek Manajemen Pengelolaan Perikanan
 Belum adanya mekanisme koordinasi antar instansi;
 Terjadinya benturan kepentingan dalam pengelolaan
perikanan
2. Kelemahan pada Aspek Hukum
 Permasalahan Penegakan Hukum;
 Rumusan sanksi
 Yurisdiksi atau kompetensi relatif Pengadilan Negeri
13
1. Pengawasan dan Penegakan Hukum:
 Mekanisme koordinasi antar instansi penyidik dlm penyidikan TP
Perikanan;
 Penerapan sanksi (pidana atau denda);
 Hukum acara (batas waktu penyelesaian perkara);
 Kemungkinan penenggelaman kapal asing
2. Pengelolaan Perikanan:
 Kepelabuhan perikanan;
 Konservasi;
 Perijinan;
 Kesyahbandaran;
3. Perluasan Yuridiksi Pengadilan Perikanan:
.KERUGIAN AKIBAT IUU FISHING
• Berdasarkan estimasi Fao pada tahun 2001, jika diperkirakan jumlah kapal asing dan eks asing yang
melakukan IUU Fishing sekitar 1000 kapal dengan 25% stok hilang dan bila menggunakan asumsi
maximum sustainable yield/MSY ikan = 6.4 juta ton/tahun, maka yang hilang dicuri dan dibuang sekitar 1.6
juta ton/tahun. Jika harga jual ikan di luar negeri rata-rata US$ 2/kg, maka kerugian negara adalah US$ 3.2
milyar atau sekitar Rp 35.2 triliun (dengan asumsi kurs 1 USD = Rp 11.000).
• Selain kerugian secara ekonomis, kerugian lainnya adalah secara ekologis dan sosial, Kerugian sosial adalah
timbulnya kecemburuan dan konflik horizontal akibat perebutan fishing ground dengan kapal asing akibat
perbedaan teknologi dan daya tangkap yang digunakan. Kerugian ekologis adalah pengrusakan kelestarian
sumber daya akibat penggunaan alat tangkap oleh kapal asing yang melanggar ketentuan.
• Oleh karena itulah, perlu dilakukan tindakan-tindakan preventif dan reaktif untuk mengatasi masalah
illegal, unreported, dan unregulated fishing yang harus diambil oleh pemerintah secara sistematis dan
terukur.
Ketentuan Pidana
• Diatur dalam Bab XV dari UU No 31 Tahun 2004 tentang Perikanan.
1) Pasal 84 mengatur tentang pelanggaran penangkapan atau
pembudidayaan ikan secara seng aja menggunakan bahan kimia,
bahan biologis, bahan peledak, termasuk cara penangkapan yang
merusak lingkungan dan membahayakan kelestarian sumber daya
ikan. Ancaman pidana paling lama 6 tahun dan denda paling
banyak Rp. 1.200.000.000 ( satu miliar dua ratus juta rupiah).
Apabila perbuatan tersebut secara sengaja dilakukan oleh nahkoda
dan anak buah kapal di wilayah perairan Indonesia, maka dikenakan
pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp.
1.200.000.000 ( satu milar dua ratus juta rupian). Ketentuan ini
berlaku juga untuk pemilik kapal, jika kapal ikannya sengaja
menangkap ikan menggunakan bahan berbahaya sebagaimana
tersebut diata maka ia akan dikenai pidana penjara paling lama 10
tahun dan denda paling banyak Rp. 200.000.000.000. ( dua miliar
rupiah).
2). Psal 85 mengatur tentang perbuatan yang disengaja
dilakukan untuk menangkap ikan denagan menggunakan
aalat menangkap atau alau bantu menangkap ikan yang tidak
sesuai dengan dengan ukuran yang telah ditetapkan maka
diancam pidana penjara 5 tahun dan denda paling banyak Rp.
2.000.000.000 (dua miliar rupiah).
3). Pasal 86 mengatur bahwa penangkapan ikan yang
mengakibatkan terjadinya pencemaran dan atau merusak
sumber daya ikan diancam pidana penjara 10 tahun dan
denda paling banyak Rp. 2.000.000.000 ( dua miliar rupiah).
Upaya penegakan hukum illegal
fishing di Indonesia
• Pengamanan wilayah periran laut oleh TNI khususnya TNI
angkatan Laut
• Pengamanan oleh Kepolisisan Republik Indonesia (POLAIRUD)
• Serta ditambah oleh pengamanan dari pengamanana
Kementrian Kelautan dan perikanan.
• Dibentuknya Pengadilan ad.hoc Perikanan, yang diharapkan
mampu untukmenjawab persolana kejahatan pencurian ikan
yang tercermin dalam putusan putusan yang dihasilkan, baik
kejahatan yang dilakukan oleh warga negara maupun warga
negara asing. Dan dari putusan ini diharapkan ada efek jera
bagi pelaku kejahatan illegal Fishing.
Daftar pustaka
• Moch. Iqbal. Penegakan Hukum Pidana “illegal
Fishing”. Puslitbang Hukum dan Peradilan
Mahkamah Agung RI. Megamendung. 2012
• Supriadi. Hukum Perikanan Di Indonesia. Sinar
Grafika. Jakarta.2011
• https://jefrihutagalung.wordpress.com/tag/pe
nangkapan-ikan-illegal/
s.....e.....k....i.....a.....n
Terima kasih

More Related Content

What's hot

Teknologi penangkapan ikan
Teknologi penangkapan ikanTeknologi penangkapan ikan
Teknologi penangkapan ikanshihatin
 
Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Terancam Punah (penyu, hiu, pari, dan...
Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Terancam Punah (penyu, hiu, pari, dan...Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Terancam Punah (penyu, hiu, pari, dan...
Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Terancam Punah (penyu, hiu, pari, dan...Didi Sadili
 
Teknik Identifikasi dan Pengamatan Karang
Teknik Identifikasi dan Pengamatan KarangTeknik Identifikasi dan Pengamatan Karang
Teknik Identifikasi dan Pengamatan KarangAmos Pangkatana
 
Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangAdy Purnomo
 
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis IkanKebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis IkanDidi Sadili
 
Peraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiPeraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiDidi Sadili
 
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...Mujiyanto -
 
Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.Rahmadani Dani
 
10. distribusi ikan
10. distribusi ikan10. distribusi ikan
10. distribusi ikantrisnawahyu
 
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...Cahya Panduputra
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun  Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun ArifFakhrudin5
 
Pikp ppt02 sistem perikanan genap 2012-2013
Pikp ppt02 sistem perikanan genap 2012-2013Pikp ppt02 sistem perikanan genap 2012-2013
Pikp ppt02 sistem perikanan genap 2012-2013Aldo Rahmat
 

What's hot (20)

Teknologi penangkapan ikan
Teknologi penangkapan ikanTeknologi penangkapan ikan
Teknologi penangkapan ikan
 
Ekosistem Perairan Menggenang
Ekosistem Perairan MenggenangEkosistem Perairan Menggenang
Ekosistem Perairan Menggenang
 
Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Terancam Punah (penyu, hiu, pari, dan...
Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Terancam Punah (penyu, hiu, pari, dan...Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Terancam Punah (penyu, hiu, pari, dan...
Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Terancam Punah (penyu, hiu, pari, dan...
 
Teknik Identifikasi dan Pengamatan Karang
Teknik Identifikasi dan Pengamatan KarangTeknik Identifikasi dan Pengamatan Karang
Teknik Identifikasi dan Pengamatan Karang
 
Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu Karang
 
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis IkanKebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
 
Illegal fishing
Illegal fishing Illegal fishing
Illegal fishing
 
Oogenesis pada ikan
Oogenesis pada ikanOogenesis pada ikan
Oogenesis pada ikan
 
Peraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiPeraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungi
 
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
 
Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.
 
10. distribusi ikan
10. distribusi ikan10. distribusi ikan
10. distribusi ikan
 
Sampling plankton
Sampling planktonSampling plankton
Sampling plankton
 
Sistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidayaSistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidaya
 
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
 
Sistem perikanan tangkap
Sistem perikanan tangkapSistem perikanan tangkap
Sistem perikanan tangkap
 
21. penangkapan
21.  penangkapan21.  penangkapan
21. penangkapan
 
Kegiatan budidaya perairan
Kegiatan budidaya perairanKegiatan budidaya perairan
Kegiatan budidaya perairan
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun  Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Pikp ppt02 sistem perikanan genap 2012-2013
Pikp ppt02 sistem perikanan genap 2012-2013Pikp ppt02 sistem perikanan genap 2012-2013
Pikp ppt02 sistem perikanan genap 2012-2013
 

Viewers also liked

Uu 45 tahun 2009 tentang perikanan
Uu 45 tahun 2009 tentang perikananUu 45 tahun 2009 tentang perikanan
Uu 45 tahun 2009 tentang perikananbachrisb
 
Uu no. 45 tahun 2009 ttg perikanan
Uu no. 45 tahun 2009 ttg perikananUu no. 45 tahun 2009 ttg perikanan
Uu no. 45 tahun 2009 ttg perikananSei Enim
 
Slide Paparan subditfasharkan 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi i...
Slide Paparan  subditfasharkan 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi i...Slide Paparan  subditfasharkan 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi i...
Slide Paparan subditfasharkan 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi i...Woro Handayani
 
Arahan Karo Renbang Res Org
Arahan Karo Renbang Res OrgArahan Karo Renbang Res Org
Arahan Karo Renbang Res OrgRENBANG
 
Uu ri no 05 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosist...
Uu ri no 05 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosist...Uu ri no 05 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosist...
Uu ri no 05 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosist...Rizki Fitrianto
 
Uud perikanan tangkap
Uud perikanan tangkapUud perikanan tangkap
Uud perikanan tangkapRomi Andrian
 
Uu perikanan no. 45 tahun 2009
Uu perikanan no. 45 tahun 2009Uu perikanan no. 45 tahun 2009
Uu perikanan no. 45 tahun 2009Mes Ry
 
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaVersi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaMujiyanto -
 
RAKORNIS 2010
RAKORNIS 2010RAKORNIS 2010
RAKORNIS 2010Bp Nafri
 
Proses penegakkan hukum tindak pidana (pemeriksaan saksi dan tersangka)
Proses penegakkan hukum tindak pidana (pemeriksaan  saksi dan tersangka)Proses penegakkan hukum tindak pidana (pemeriksaan  saksi dan tersangka)
Proses penegakkan hukum tindak pidana (pemeriksaan saksi dan tersangka)Dadang DjokoKaryanto
 
Flora,fauna,benda alam
Flora,fauna,benda alamFlora,fauna,benda alam
Flora,fauna,benda alamPutri Bimbing
 
Session 3, 2010: Fauna and the Roman Diet, by Ashley Reilly
Session 3, 2010: Fauna and the Roman Diet, by Ashley ReillySession 3, 2010: Fauna and the Roman Diet, by Ashley Reilly
Session 3, 2010: Fauna and the Roman Diet, by Ashley ReillyEcomuseum Cavalleria
 
Geo wilayah fungsional
Geo  wilayah fungsionalGeo  wilayah fungsional
Geo wilayah fungsionalandriehasan
 

Viewers also liked (16)

Uu 45 tahun 2009 tentang perikanan
Uu 45 tahun 2009 tentang perikananUu 45 tahun 2009 tentang perikanan
Uu 45 tahun 2009 tentang perikanan
 
Uu no 31 2004_perikanan
Uu no 31 2004_perikananUu no 31 2004_perikanan
Uu no 31 2004_perikanan
 
Uu no. 45 tahun 2009 ttg perikanan
Uu no. 45 tahun 2009 ttg perikananUu no. 45 tahun 2009 ttg perikanan
Uu no. 45 tahun 2009 ttg perikanan
 
Slide Paparan subditfasharkan 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi i...
Slide Paparan  subditfasharkan 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi i...Slide Paparan  subditfasharkan 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi i...
Slide Paparan subditfasharkan 2015;AKBP DADANG DK,SIP,SH,MH. Media berbagi i...
 
Arahan Karo Renbang Res Org
Arahan Karo Renbang Res OrgArahan Karo Renbang Res Org
Arahan Karo Renbang Res Org
 
Uu ri no 05 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosist...
Uu ri no 05 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosist...Uu ri no 05 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosist...
Uu ri no 05 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosist...
 
Uud perikanan tangkap
Uud perikanan tangkapUud perikanan tangkap
Uud perikanan tangkap
 
Uu perikanan no. 45 tahun 2009
Uu perikanan no. 45 tahun 2009Uu perikanan no. 45 tahun 2009
Uu perikanan no. 45 tahun 2009
 
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaVersi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
 
RAKORNIS 2010
RAKORNIS 2010RAKORNIS 2010
RAKORNIS 2010
 
Proses penegakkan hukum tindak pidana (pemeriksaan saksi dan tersangka)
Proses penegakkan hukum tindak pidana (pemeriksaan  saksi dan tersangka)Proses penegakkan hukum tindak pidana (pemeriksaan  saksi dan tersangka)
Proses penegakkan hukum tindak pidana (pemeriksaan saksi dan tersangka)
 
Flora,fauna,benda alam
Flora,fauna,benda alamFlora,fauna,benda alam
Flora,fauna,benda alam
 
Session 3, 2010: Fauna and the Roman Diet, by Ashley Reilly
Session 3, 2010: Fauna and the Roman Diet, by Ashley ReillySession 3, 2010: Fauna and the Roman Diet, by Ashley Reilly
Session 3, 2010: Fauna and the Roman Diet, by Ashley Reilly
 
Mas rend
Mas rendMas rend
Mas rend
 
Wilayah flora dan fauna barat tipe asiatis
Wilayah flora dan fauna barat tipe asiatisWilayah flora dan fauna barat tipe asiatis
Wilayah flora dan fauna barat tipe asiatis
 
Geo wilayah fungsional
Geo  wilayah fungsionalGeo  wilayah fungsional
Geo wilayah fungsional
 

Similar to ILEGAL FISHING

Isi makalah hpp
Isi makalah hppIsi makalah hpp
Isi makalah hppHan Hanif
 
Kebijakan perikanan indonesia
Kebijakan perikanan indonesiaKebijakan perikanan indonesia
Kebijakan perikanan indonesiaShanti Paramita J
 
UU no 9 Tahun 1985 tentang Perikanan
UU no 9 Tahun 1985 tentang PerikananUU no 9 Tahun 1985 tentang Perikanan
UU no 9 Tahun 1985 tentang PerikananPenataan Ruang
 
Peluang dan tantangan pemberdayaan wilayah laut indonesia
Peluang dan tantangan pemberdayaan wilayah laut indonesiaPeluang dan tantangan pemberdayaan wilayah laut indonesia
Peluang dan tantangan pemberdayaan wilayah laut indonesiaYusuf Irkham
 
PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptx
PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptxPPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptx
PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptxWira589766
 
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap IkanAnalisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikannautika
 
3. peluang dan kendala sektor perikanan dan kelautan
3. peluang dan kendala sektor perikanan dan kelautan3. peluang dan kendala sektor perikanan dan kelautan
3. peluang dan kendala sektor perikanan dan kelautanUniversity of Brawijaya
 
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Menjaga Keberlanjutan Ekonomi Lobster
Menjaga Keberlanjutan Ekonomi LobsterMenjaga Keberlanjutan Ekonomi Lobster
Menjaga Keberlanjutan Ekonomi LobsterLestari Moerdijat
 
2023.12.12_Peran PSDKP Dalam Mengawal PIT_SEDIMENTASI_FINNALES_FIX.pptx
2023.12.12_Peran PSDKP Dalam Mengawal PIT_SEDIMENTASI_FINNALES_FIX.pptx2023.12.12_Peran PSDKP Dalam Mengawal PIT_SEDIMENTASI_FINNALES_FIX.pptx
2023.12.12_Peran PSDKP Dalam Mengawal PIT_SEDIMENTASI_FINNALES_FIX.pptxudebitung
 
Lagi, 2 Jenis Hiu Mako, 7 Jenis Pari, dan Teripang Telah Masuk Daftar /Listin...
Lagi, 2 Jenis Hiu Mako, 7 Jenis Pari, dan Teripang Telah Masuk Daftar /Listin...Lagi, 2 Jenis Hiu Mako, 7 Jenis Pari, dan Teripang Telah Masuk Daftar /Listin...
Lagi, 2 Jenis Hiu Mako, 7 Jenis Pari, dan Teripang Telah Masuk Daftar /Listin...Didi Sadili
 
Maghfur R ( B Sore ).pptx
Maghfur R ( B Sore ).pptxMaghfur R ( B Sore ).pptx
Maghfur R ( B Sore ).pptxmaghfur rozudin
 
Hukum laut presentation
Hukum laut presentationHukum laut presentation
Hukum laut presentationjerii
 
Agrikan volume 9 edisi 1 1 13-ahmad talib_
Agrikan volume 9 edisi 1 1 13-ahmad talib_Agrikan volume 9 edisi 1 1 13-ahmad talib_
Agrikan volume 9 edisi 1 1 13-ahmad talib_Umar Tangke
 
Sosialisasi dan Konsultasi Publik Status Perlindungan Ikan Hiu dan Pari
Sosialisasi dan Konsultasi Publik Status Perlindungan Ikan Hiu dan PariSosialisasi dan Konsultasi Publik Status Perlindungan Ikan Hiu dan Pari
Sosialisasi dan Konsultasi Publik Status Perlindungan Ikan Hiu dan PariDidi Sadili
 

Similar to ILEGAL FISHING (20)

Isi makalah hpp
Isi makalah hppIsi makalah hpp
Isi makalah hpp
 
Uu 2009 45
Uu 2009 45Uu 2009 45
Uu 2009 45
 
Uu 2009 45
Uu 2009 45Uu 2009 45
Uu 2009 45
 
Kebijakan perikanan indonesia
Kebijakan perikanan indonesiaKebijakan perikanan indonesia
Kebijakan perikanan indonesia
 
UU no 9 Tahun 1985 tentang Perikanan
UU no 9 Tahun 1985 tentang PerikananUU no 9 Tahun 1985 tentang Perikanan
UU no 9 Tahun 1985 tentang Perikanan
 
Peluang dan tantangan pemberdayaan wilayah laut indonesia
Peluang dan tantangan pemberdayaan wilayah laut indonesiaPeluang dan tantangan pemberdayaan wilayah laut indonesia
Peluang dan tantangan pemberdayaan wilayah laut indonesia
 
PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptx
PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptxPPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptx
PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptx
 
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap IkanAnalisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
 
3. peluang dan kendala sektor perikanan dan kelautan
3. peluang dan kendala sektor perikanan dan kelautan3. peluang dan kendala sektor perikanan dan kelautan
3. peluang dan kendala sektor perikanan dan kelautan
 
Per 02 men 2011
Per 02 men 2011Per 02 men 2011
Per 02 men 2011
 
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Menjaga Keberlanjutan Ekonomi Lobster
Menjaga Keberlanjutan Ekonomi LobsterMenjaga Keberlanjutan Ekonomi Lobster
Menjaga Keberlanjutan Ekonomi Lobster
 
2023.12.12_Peran PSDKP Dalam Mengawal PIT_SEDIMENTASI_FINNALES_FIX.pptx
2023.12.12_Peran PSDKP Dalam Mengawal PIT_SEDIMENTASI_FINNALES_FIX.pptx2023.12.12_Peran PSDKP Dalam Mengawal PIT_SEDIMENTASI_FINNALES_FIX.pptx
2023.12.12_Peran PSDKP Dalam Mengawal PIT_SEDIMENTASI_FINNALES_FIX.pptx
 
Lagi, 2 Jenis Hiu Mako, 7 Jenis Pari, dan Teripang Telah Masuk Daftar /Listin...
Lagi, 2 Jenis Hiu Mako, 7 Jenis Pari, dan Teripang Telah Masuk Daftar /Listin...Lagi, 2 Jenis Hiu Mako, 7 Jenis Pari, dan Teripang Telah Masuk Daftar /Listin...
Lagi, 2 Jenis Hiu Mako, 7 Jenis Pari, dan Teripang Telah Masuk Daftar /Listin...
 
Maghfur R ( B Sore ).pptx
Maghfur R ( B Sore ).pptxMaghfur R ( B Sore ).pptx
Maghfur R ( B Sore ).pptx
 
Hukum laut presentation
Hukum laut presentationHukum laut presentation
Hukum laut presentation
 
Agrikan volume 9 edisi 1 1 13-ahmad talib_
Agrikan volume 9 edisi 1 1 13-ahmad talib_Agrikan volume 9 edisi 1 1 13-ahmad talib_
Agrikan volume 9 edisi 1 1 13-ahmad talib_
 
Sosialisasi dan Konsultasi Publik Status Perlindungan Ikan Hiu dan Pari
Sosialisasi dan Konsultasi Publik Status Perlindungan Ikan Hiu dan PariSosialisasi dan Konsultasi Publik Status Perlindungan Ikan Hiu dan Pari
Sosialisasi dan Konsultasi Publik Status Perlindungan Ikan Hiu dan Pari
 
Landasan Kontinen Indonesia
Landasan Kontinen IndonesiaLandasan Kontinen Indonesia
Landasan Kontinen Indonesia
 
Mmpi5203 m1
Mmpi5203 m1Mmpi5203 m1
Mmpi5203 m1
 

Recently uploaded

Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

ILEGAL FISHING

  • 1. Disusun oleh : KELOMPOK 4 Inline Karwati, Hari Dwiparama, Prayudho Utomo ( PENANGKAPAN IKAN ILEGAL )
  • 2. PENDAHULUAN • Indonesia adalah negara maritim, terdapat 5.8 juta km2 merupakan wilayah laut yang terdiri dari 2.9 juta km2 laut nusantara, 0.3 juta km2 laut teritorial dan 2.6 juta km2 merupakan daerah laut kawasan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE). • Wilayah laut Indonesia berbatasan dengan 10 negara tetangga yaitu India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Papua New Guinea, Australia, dan Timor Leste.
  • 3. Dimana illegal fishing? • Zona ekonomi ekksklusif indonesia • Laut teritorial • Laut Natuna: – Taiwan, Vietnam, Thailand, Malaysia • Utara Sulawesi Utara: Phillippine • Laut Arafura: – Thailand, RRC, Taiwan
  • 4. ASAL KAPAL PERIKANAN ILEGAL DI WPP-INDONESIA
  • 5. Antara lain : 1. Penangkapan ikan di WPPRI tanpa izin. 2. Menggunakan izin palsu. 3. Tidak dilaporkan di pelabuhan pangkalan. 4. Membawa hasil tangkapan langsung ke luar negeri. 5. Menggunakan alat penangkapan ikan terlarang. 6. Menggunakan alat penangkapan ikan dengan jenis / ukuran alat tangkap yang tidak sesuai dengan izin. ILLEGAL FISHING
  • 6. MODUS OPERANDI : 1. Double Flagging. 2. Manipulasi data dalam mendaftarkan kapal eks. Asing menjadi KII (manipulasi Delition certificate dan Bill of Sale). 3. Transhipment di tengah laut. 4. Mematikan / memindahkan Vesel Monitoring System (VMS) ke kapal lain. 5. Satu izin untuk beberapa kapal yang sengaja dibuat serupa (bentuk dan warna). 6. Memasuki wilayah indonesia dengan alasan tersesat atau menghindar dari badai. 7. Melakukan lintas damai namun tidak menyimpan alat penangkapan di dalam palka (alat penangkapan kedapatan dalam kondisi basah).
  • 7. 8. Alasan Traditional Fishing Right (kapal-kapal pump boat). 9. Transhipment di tengah laut (kapal penangkap menangkap di WPPRI dan memindahkan hasil tangkapan ke kapal pengumpul yang sdh menunggu di batas luar ZEEI). 10. Menangkap tidak pada fishing ground yang ditetapkan. 11. Untuk alat tangkap pukat ikan ukuran mata jaring < dari 50 mm, head rope dan ground rope melebihi yang tertera pada izin. 12. Jaring insang (Gill Nett melebihi panjang maks / 10.000 m). 13. Menggunakan Pukat Harimau (Trawl) atau pukat yang ditarik dua kapal (Pair Trawl). Dll. MODUS OPERANDI LANJUTAN :
  • 8. TINGKAT PELANGGARAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN PERIKANAN DI WPP-RI Ukuran lingkaran menunjukkan tingkat pelanggaran IUU Fishing terutama oleh kapal Thailand dan PR China Illegal fishing terutama oleh kapal Thailand IUU Fishing terutama oleh kapal Philippines
  • 9. 7 Faktor Penyebab Ilegal Fishing 1. Kebutuhan ikan dunia meningkat, pasokan menurun sehingga mendorong keinginan menangkap ikan sebanyak mungkin secara illegal. 2. Perbedaan harga ikan segar utuh di negara lain cukup tinggi. 3. Fishing ground di negara lain sudah mulai habis 4. Laut Indonesia sangat luas dan terbuka, kemampuan pengawasan nasional masih sangat terbatas. 5. Sistem perizinan masih bersifat terbuka, pembatasnya hanya pada alat tangkap dimana hal ini kurang cocok dengan faktual geografi ZEE Indonesia yang berbatasan dengan laut lepas 6. Terbatasnya jumlah sarana dan prasarana pengawasan dan SDM 7. Persepsi dan kerjasama aparat penegak hukum masih dalam penanganan perkara tindak pidana perikanan masih belum sejalan. Dr. Ir. Aji Sularso, MMA dalam seminar K2N (Kuliah Kerja Nyata) UI 2009 dengan topik yang disampaikan mengenai IUU (Illegal, Unreported, and Unregulated) Fishing pada tanggal 12 Januari 2010 di Gedung Balai Sidang UI, Depok
  • 10. • Pemerintah melakukan perubahan terhadap undang-undang perikanan yang lama yaitu UU No 9 Tahun 1983 tentang Perikanan dengan UU No 31 Tahun 2004 tentang Perikananan. Hal ini dimaksudkan bahwa UU yang baru dapat dijadikan payung peraturan perundang-undangan sebagai saranan untuk memberantas pencurian ikan di perairan Indonesia. • Keberadaan UU No 31 tahun 2004 tentang Perikanan , masa berlakunya termasuk pendek karena hanya berlaku kurang lebih 6 (enam) tahun. Pemerintah bersama DPR RI melakukan revisi dengan mengeluarkan UU No 45 tahun 2009 tentang Perikanan. • Pengamanan wilayah laut dilakukan oleh aparat TNI, khususnya TNI angkatan Laut dan Kepolisian Republik Indonesia (POLAIRUD) serta ditambah oleh pengamanan dari pengamanan Kementrian Kelautan dan Perikanan. Sejarah UU Illegal fishing di Indonesia
  • 11. IMPLEMENTASI MCS PENGAWASAN SATELIT RADAR KAPAL PENGAWAS KAPAL IKAN LAPORAN MASYARAKAT/ POKMASWAS SATELIT VMS MSA PUSKODAL PPNS LAPORAN NELAYAN
  • 12. 12 1. Kelemahan pada Aspek Manajemen Pengelolaan Perikanan  Belum adanya mekanisme koordinasi antar instansi;  Terjadinya benturan kepentingan dalam pengelolaan perikanan 2. Kelemahan pada Aspek Hukum  Permasalahan Penegakan Hukum;  Rumusan sanksi  Yurisdiksi atau kompetensi relatif Pengadilan Negeri
  • 13. 13 1. Pengawasan dan Penegakan Hukum:  Mekanisme koordinasi antar instansi penyidik dlm penyidikan TP Perikanan;  Penerapan sanksi (pidana atau denda);  Hukum acara (batas waktu penyelesaian perkara);  Kemungkinan penenggelaman kapal asing 2. Pengelolaan Perikanan:  Kepelabuhan perikanan;  Konservasi;  Perijinan;  Kesyahbandaran; 3. Perluasan Yuridiksi Pengadilan Perikanan:
  • 14. .KERUGIAN AKIBAT IUU FISHING • Berdasarkan estimasi Fao pada tahun 2001, jika diperkirakan jumlah kapal asing dan eks asing yang melakukan IUU Fishing sekitar 1000 kapal dengan 25% stok hilang dan bila menggunakan asumsi maximum sustainable yield/MSY ikan = 6.4 juta ton/tahun, maka yang hilang dicuri dan dibuang sekitar 1.6 juta ton/tahun. Jika harga jual ikan di luar negeri rata-rata US$ 2/kg, maka kerugian negara adalah US$ 3.2 milyar atau sekitar Rp 35.2 triliun (dengan asumsi kurs 1 USD = Rp 11.000). • Selain kerugian secara ekonomis, kerugian lainnya adalah secara ekologis dan sosial, Kerugian sosial adalah timbulnya kecemburuan dan konflik horizontal akibat perebutan fishing ground dengan kapal asing akibat perbedaan teknologi dan daya tangkap yang digunakan. Kerugian ekologis adalah pengrusakan kelestarian sumber daya akibat penggunaan alat tangkap oleh kapal asing yang melanggar ketentuan. • Oleh karena itulah, perlu dilakukan tindakan-tindakan preventif dan reaktif untuk mengatasi masalah illegal, unreported, dan unregulated fishing yang harus diambil oleh pemerintah secara sistematis dan terukur.
  • 15. Ketentuan Pidana • Diatur dalam Bab XV dari UU No 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. 1) Pasal 84 mengatur tentang pelanggaran penangkapan atau pembudidayaan ikan secara seng aja menggunakan bahan kimia, bahan biologis, bahan peledak, termasuk cara penangkapan yang merusak lingkungan dan membahayakan kelestarian sumber daya ikan. Ancaman pidana paling lama 6 tahun dan denda paling banyak Rp. 1.200.000.000 ( satu miliar dua ratus juta rupiah). Apabila perbuatan tersebut secara sengaja dilakukan oleh nahkoda dan anak buah kapal di wilayah perairan Indonesia, maka dikenakan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp. 1.200.000.000 ( satu milar dua ratus juta rupian). Ketentuan ini berlaku juga untuk pemilik kapal, jika kapal ikannya sengaja menangkap ikan menggunakan bahan berbahaya sebagaimana tersebut diata maka ia akan dikenai pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp. 200.000.000.000. ( dua miliar rupiah).
  • 16. 2). Psal 85 mengatur tentang perbuatan yang disengaja dilakukan untuk menangkap ikan denagan menggunakan aalat menangkap atau alau bantu menangkap ikan yang tidak sesuai dengan dengan ukuran yang telah ditetapkan maka diancam pidana penjara 5 tahun dan denda paling banyak Rp. 2.000.000.000 (dua miliar rupiah). 3). Pasal 86 mengatur bahwa penangkapan ikan yang mengakibatkan terjadinya pencemaran dan atau merusak sumber daya ikan diancam pidana penjara 10 tahun dan denda paling banyak Rp. 2.000.000.000 ( dua miliar rupiah).
  • 17. Upaya penegakan hukum illegal fishing di Indonesia • Pengamanan wilayah periran laut oleh TNI khususnya TNI angkatan Laut • Pengamanan oleh Kepolisisan Republik Indonesia (POLAIRUD) • Serta ditambah oleh pengamanan dari pengamanana Kementrian Kelautan dan perikanan. • Dibentuknya Pengadilan ad.hoc Perikanan, yang diharapkan mampu untukmenjawab persolana kejahatan pencurian ikan yang tercermin dalam putusan putusan yang dihasilkan, baik kejahatan yang dilakukan oleh warga negara maupun warga negara asing. Dan dari putusan ini diharapkan ada efek jera bagi pelaku kejahatan illegal Fishing.
  • 18. Daftar pustaka • Moch. Iqbal. Penegakan Hukum Pidana “illegal Fishing”. Puslitbang Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung RI. Megamendung. 2012 • Supriadi. Hukum Perikanan Di Indonesia. Sinar Grafika. Jakarta.2011 • https://jefrihutagalung.wordpress.com/tag/pe nangkapan-ikan-illegal/