SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
DISUSUN OLEH :
MAGHFUR R
15612044
( B SORE )
Indonesia adalah negara kelautan dengan kekayaan laut maritim yang sangat
melimpah, negara kepulauan terbesar di dunia dengan garis pantai yang terpanjang
nomor dua setelah Kanada yaitu 81.000 km. Luas wilayah teritorial Indonesia yang
sebesar 7,1 juta km2 didominasi oleh wilayah laut yaitu kurang lebih 5,4 juta km2
(berdasarkan konvensi PBB tahun 1982). Oleh karena itu, wajar jika Indonesia
memiliki potensi penangkapan ikan yang tersebar di sebagian besar provinsi di
Indonesia. Menurut pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (nomor kep.
18/men/2011), Indonesia memiliki potensi sumber daya perikanan tangkap sebesar
6,4 juta ton per tahun dengan produksi perikanan tangkap di laut sekitar 4,7 juta
ton dari jumlah tangkapan yang diperbolehkan maksimum 5,2 juta ton per tahun.
Di lain pihak, sumber daya laut di beberapa wilayah perairan di Indonesia sedang
menghadapi suatu kondisi yang dinamakan overfishing. Keadaan sumber daya laut
di suatu daerah yang mengalami tingkat penangkapan yang berlebih, dikarenakan
tingkat eksploitasi yang tinggi yang tidak sebanding dengan kemampuan sumber
daya ikan untuk diperbaharui kembali. Sejalan dengan kenyataan tersebut, potensi
perikanan di Indonesia belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
Salah satu provinsi yang memiliki potensi perikanan yang cukup besar adalah
Sulawesi Utara. Luas wilayahnya sekitar ± 110.000 km2 dengan panjang garis
pantai ± 1.740 km dan memiliki potensi ikan 500.000 ton per tahun. Provinsi ini
telah menjadikan hasil usaha perikanan dan kelautan sebagi salah satu produk
unggulan untuk memacu peningkatan pendapatan asli daerah.
1. Penangkapan Berlebihan (Overfishing)
Organisasi Pangan dan Pertanian
memperkirakan bahwa lebih dari 70%
dari spesies ikan dunia telah sepenuhnya
dieksploitasi atau habis.
Overfishing memiliki beberapa
dampak serius pada lautan.
Tidak hanya berisiko memusnahkan
suatu spesies, tetapi juga spesies lain
dari hewan laut yang bergantung untuk
bertahan hidup.
Sudah menunjukkan bahwa penangkapan ikan yang berlebihan dapat
menyebabkan hewan laut kelaparan. Lautan saat ini kebanyakan memerlukan
kebijakan larangan penangkapan ikan apabila ingin memulihkan spesies
tertentu.
2. Budidaya Ikan yang tidak bertanggungjawab
Budidaya ikan, atau budidaya, adalah respon untuk stok ikan di lautan menipis
dengan cepat. Sementara hal ini terdengar seperti ide yang baik, sayangnya
memiliki banyak konsekuensi negatif akibat operasional yang dikelola dengan
buruk. Pencemaran nutrisi dan kimia dapat terjadi dengan mudah di laut terbuka
operasi pada saat pakan ikan, kotoran, dan obat-obatan yang dilepaskan ke
lingkungan. Budidaya ikan sengaja dilepaskan ke populasi asli di lautan juga dapat
memiliki efek merusak, seperti hilangnya spesies asli, penularan penyakit, dan
perubahan merusak habitat. Sayangnya, hambatan terbesar untuk mengatasi
tantangan industri yang memasok hampir 50% dari pasokan pangan dunia ikan
tidak ada peraturan yang jelas.
3. Predator Laut Paling Penting Semakin Langka
Hiu tewas dalam angka
yang mengejutkan setiap tahunnya,
terutama (hanya) untuk siripnya!
Ini adalah praktek umum untuk
menangkap hiu, memotong sirip
mereka, dan melemparkan mereka
Kembali ke laut di mana mereka
dibiarkan mati. Sirip dijual sebagai
bahan untuk sup!
Hiu berada di bagian atas rantai
makanan sebagai predator,
yang berarti tingkat reproduksinya lambat.
Jumlah Hiu tidak pulih dengan mudah dari penangkapan ikan
berlebihan. Di atas semua itu, status pemangsa hiu juga membantu
mengatur jumlah spesies lainnya. Ketika predator utama adalah
mengambil keluar dari lingkaran, biasanya muncul kasus spesies yang
lebih rendah pada rantai makanan jumlahnya mulai melebihi habitat
dan menciptakan spiral yang dapat merusak ekosistem.
4. Pengasaman laut mengembalikan ke masa 35 juta tahun lalu
Samudra menyerap sebanyak sepertiga CO2 yang dipancarkan dari seluruh dunia,
membuat permukaan laut jauh lebih asam. Efek kalsium karbonat dibutuhkan oleh
karang, plankton, dan kehidupan laut lainnya yang menggunakannya untuk
membangun frame rangka dan kerang yang melindungi mereka. Keasaman laut
telah meningkat sebesar 25% sejak revolusi industri, dan akhirnya akan
menghancurkan kehidupan laut banyak jika itu meningkat pada tingkat ini.
5. Matinya Terumbu Karang
Menjaga terumbu karang yang sehat merupakan topik utama . Fokus
pada bagaimana melindungi terumbu karang
penting mempertimbangkan, mendukung sejumlah besar kehidupan
laut dalam skala kecil, yang pada gilirannya mendukung kedua
kehidupan laut yang lebih besar dan manusia, tidak hanya untuk
kebutuhan pangan, namun juga tuntutan ekonomi.
6. Zona laut Mati Berkembang
Zona mati adalah petak laut yang tidak mendukung kehidupan karena kekurangan
oksigen, dan pemanasan global merupakan tersangka utama untuk apa di balik
pergeseran perilaku laut yang menyebabkan zona mati. Jumlah zona mati tumbuh
pada tingkat yang mengkhawatirkan, dengan lebih dari 400 diketahui ada, dan
jumlah ini diperkirakan akan bertambah. Daerah ini sering ditemukan di mulut
sungai besar, dan terutama disebabkan oleh pupuk yang dibawa dalam limpasan
tersebut. Sayangnya, kekurangan oksigen membunuh banyak makhluk dan
menghancurkan habitat keseluruhan. Pada tingkat saat ini, zona mati akan
meningkat sebesar 50% sebelum akhir abad ini.
7. Polusi Merkuri berasal dari batubara, menuju lautan dan
berakhir di meja makan
Polusi merajalela di lautan tapi salah satu polutan paling menakutkan adalah
merkuri karena akan berakhir di meja makan. Bagian terburuk adalah kadar
merkuri di lautan diperkirakan meningkat. Para ilmuwan melaporkan bahwa
tingkat merkuri laut kita telah meningkat lebih dari 30% dalam 20 tahun terakhir,
dan akan meningkatkan lagi 50% dalam beberapa dekade mendatang. Dari mana
merkuri berasal? Anda mungkin bisa menebak. Pembangkit listrik Batubara.
Bahkan, menurut Badan Perlindungan Lingkungan, pembangkit listrik batu bara
adalah sumber terbesar dari industri pencemaran merkuri di Amerika.
8. Pusaran Sampah Pacific Besar, sup plastik
raksasa yang bisa dilihat dari luar angkasa
Yang satu ini lebih menyedihkan, sekaligus
mengejutkan berapa banyak sampah yang kita buang
berakhir di laut. Hewan menjadi mudah tersangkut dan
terjebak dalam sampah kita, dan hal itu dapat merusak
kehidupan laut rentan seperti karang dan spons. Selain
itu, kura-kura laut dan lumba-lumba memakan kantong
plastik karena mengira ubur-ubur, makanan favorit dari
cumi-cumi, yang akhirnya mencekik atau menyumbat
sistem pencernaan mereka.
Solusi 1. Geoengineering : Apa yang diketahui dan tidak diketahui
tentang teknologi baru
Masalah geoengineering, mengingat kita lihat dengan kapur pembuangan di dalam
air untuk mengimbangi tingkat pH laut dan melawan efek dari semua yang kita
pompa CO2 ke udara. Baru-baru ini kita menyaksikan serbuk besi yang dibuang ke
laut untuk melihat apakah yang akan membantu menyedot beberapa CO2.
Solusi 2. Tetap pada apa yang kita tahu – Konservasi Lautan
Tentu saja, solusi ini baik meskipun kelihatannya kuno, akan tetap menjadi salah
satu solusi yang bisa menunjukkan jalan keluar. Melihat gambaran besar dan
luasnya upaya yang diperlukan, mungkin butuh banyak keberanian untuk tetap
optimis. Tapi kita harus optimis!
Memang benar bila sebagian menilai upaya konservasi itu tertinggal, tetapi itu
tidak berarti upaya ini tidak ada. Ketika kita melihat apa yang bisa terjadi untuk
lautan ketika upaya konservasi dibawa ke titik yang maksimal, saya rasa akan
sepadan untuk menghabiskan lebih banyak waktu dan energi pada solusi ini.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak pantai mengingat
status Indonesia sebagai negara kepulauan. Hal ini tentu saja mengakibatkan
Indonesia juga terkena masalah illegal fishing. Apalagi Indonesia juga dikenal
sebagai negara dengan potensi sumber daya hayati yang besar. Sumber perikanan
laut Indonesia diperkirakan mencapai 6.167.940 ton per tahunnya. Namun, akibat
letak posisi silang Indonesia yang terletak di antara dua benua (Asia dan Australia)
dan dua Samudera (Pasifik dan Hindia) menyebabkan wilayah Indonesia rawan
terjadinya illegal fishing. Hal itu dikarenakan untuk mengawasi wilayah laut yang
banyak secara bersamaan itu merupakan hal yang sulit. Negara yang sudah
memiliki teknologi yang maju dibidang pertahanan dan keamanan sekalipun pasti
juga pernah terkena kejahatan illegal fishing.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya illegal fishing di ZEE (Zona
Ekonomi Eksklusif) Indonesia. Salah satunya yaitu celah hukum yang terdapat
dalam ketentuan Pasal 29 Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan.
Dalam ketentuan Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang
Perikanan disebutkan bahwa orang atau badan hukum asing itu dapat masuk ke
wilayah ZEE Indonesia untuk melakukan usaha penangkapan ikan berdasarkan
persetujuan internasional atau ketentuan hukum internasional yang berlaku.
1. Vessel Monitoring System (VMS)
VMS adalah salah satu bagian dari sistem pengawasan kapal yang berbasis satelit yang
dalam implementasinya terdiri dari beberapa komponen yang merupakan subsystem
disamping satelitnya sendiri sebagai wahana transformasi data dari kapal ke
pusat pengendali
2. Upaya Pengawasan di Perairan Indonesia
Upaya pengawasan ini juga menjadi prioritas dalam memberantas illegal fishing dan
diharapkan dapat meminimalisir jumlah pelanggaran yang terjadi.
3. Upaya Penegakan Hukum
Dalam penanganan illegal fishing diperlukan peraturan perundang-undangan
yang dijadikan pedoman dalam menindak para pelaku illegal fishing.
Berdasarkan Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Hukum laut 1982
(United nation Convention on tne Law of the sea 1982) pemerintah Indonesia
telah meratifikasi dengan Undang-Undang no.17 tahun 1985, kemudian
pemerintah Indonesia juga telah mengeluarkan Undang-undang no.31 tahun
2004 tentang perikanan hal ini bertujuan agar para pelaku illegal fishing
dapat ditindak sesuai dengan aturan.
Terima kasih

More Related Content

Similar to OPTIMALKAN POTENSI PERIKANAN INDONESIA

TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya Yayasan TERANGI
 
PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN co-management (1&2).pdf
PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN co-management (1&2).pdfPENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN co-management (1&2).pdf
PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN co-management (1&2).pdfMuhammadSumsanto1
 
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. okasyawalarkan
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamagung_mabol
 
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. okasyawalarkan
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karangrantikaput
 
Karang dan Zooxanthellae
Karang dan ZooxanthellaeKarang dan Zooxanthellae
Karang dan ZooxanthellaeThamrinThamrin3
 
Tentang sumber daya laut
Tentang sumber daya lautTentang sumber daya laut
Tentang sumber daya lautmineshaft12
 
Paper Geologi Sedimentologi Laut (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Paper Geologi Sedimentologi Laut  (Universitas Maritim Raja Ali Haji)Paper Geologi Sedimentologi Laut  (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Paper Geologi Sedimentologi Laut (Universitas Maritim Raja Ali Haji)Universitas Maritim Raja Ali Haji
 
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangroveJurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangroveerikakurnia
 
Artikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karangArtikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karangSMPN 4 Kerinci
 
Sumber daya alam(laut)
Sumber daya alam(laut) Sumber daya alam(laut)
Sumber daya alam(laut) akb78
 
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap IkanAnalisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikannautika
 
Pikp modul07 sub sistem budidaya
Pikp modul07 sub sistem budidayaPikp modul07 sub sistem budidaya
Pikp modul07 sub sistem budidayaYosie Andre Victora
 
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir RiauPpt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir RiauAziza Syilpa
 

Similar to OPTIMALKAN POTENSI PERIKANAN INDONESIA (20)

Lingkungan perikanan
Lingkungan perikananLingkungan perikanan
Lingkungan perikanan
 
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
 
PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN co-management (1&2).pdf
PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN co-management (1&2).pdfPENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN co-management (1&2).pdf
PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN co-management (1&2).pdf
 
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alam
 
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alam
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karang
 
MAteri SIG
MAteri SIGMAteri SIG
MAteri SIG
 
Karang dan Zooxanthellae
Karang dan ZooxanthellaeKarang dan Zooxanthellae
Karang dan Zooxanthellae
 
Tentang sumber daya laut
Tentang sumber daya lautTentang sumber daya laut
Tentang sumber daya laut
 
Paper Geologi Sedimentologi Laut (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Paper Geologi Sedimentologi Laut  (Universitas Maritim Raja Ali Haji)Paper Geologi Sedimentologi Laut  (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Paper Geologi Sedimentologi Laut (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
 
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangroveJurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
 
Artikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karangArtikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karang
 
Sumber daya alam(laut)
Sumber daya alam(laut) Sumber daya alam(laut)
Sumber daya alam(laut)
 
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap IkanAnalisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
 
Pikp modul07 sub sistem budidaya
Pikp modul07 sub sistem budidayaPikp modul07 sub sistem budidaya
Pikp modul07 sub sistem budidaya
 
shantika maylana
shantika maylanashantika maylana
shantika maylana
 
Aplikom
AplikomAplikom
Aplikom
 
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir RiauPpt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
 

OPTIMALKAN POTENSI PERIKANAN INDONESIA

  • 1. DISUSUN OLEH : MAGHFUR R 15612044 ( B SORE )
  • 2. Indonesia adalah negara kelautan dengan kekayaan laut maritim yang sangat melimpah, negara kepulauan terbesar di dunia dengan garis pantai yang terpanjang nomor dua setelah Kanada yaitu 81.000 km. Luas wilayah teritorial Indonesia yang sebesar 7,1 juta km2 didominasi oleh wilayah laut yaitu kurang lebih 5,4 juta km2 (berdasarkan konvensi PBB tahun 1982). Oleh karena itu, wajar jika Indonesia memiliki potensi penangkapan ikan yang tersebar di sebagian besar provinsi di Indonesia. Menurut pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (nomor kep. 18/men/2011), Indonesia memiliki potensi sumber daya perikanan tangkap sebesar 6,4 juta ton per tahun dengan produksi perikanan tangkap di laut sekitar 4,7 juta ton dari jumlah tangkapan yang diperbolehkan maksimum 5,2 juta ton per tahun. Di lain pihak, sumber daya laut di beberapa wilayah perairan di Indonesia sedang menghadapi suatu kondisi yang dinamakan overfishing. Keadaan sumber daya laut di suatu daerah yang mengalami tingkat penangkapan yang berlebih, dikarenakan tingkat eksploitasi yang tinggi yang tidak sebanding dengan kemampuan sumber daya ikan untuk diperbaharui kembali. Sejalan dengan kenyataan tersebut, potensi perikanan di Indonesia belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Salah satu provinsi yang memiliki potensi perikanan yang cukup besar adalah Sulawesi Utara. Luas wilayahnya sekitar ± 110.000 km2 dengan panjang garis pantai ± 1.740 km dan memiliki potensi ikan 500.000 ton per tahun. Provinsi ini telah menjadikan hasil usaha perikanan dan kelautan sebagi salah satu produk unggulan untuk memacu peningkatan pendapatan asli daerah.
  • 3. 1. Penangkapan Berlebihan (Overfishing) Organisasi Pangan dan Pertanian memperkirakan bahwa lebih dari 70% dari spesies ikan dunia telah sepenuhnya dieksploitasi atau habis. Overfishing memiliki beberapa dampak serius pada lautan. Tidak hanya berisiko memusnahkan suatu spesies, tetapi juga spesies lain dari hewan laut yang bergantung untuk bertahan hidup. Sudah menunjukkan bahwa penangkapan ikan yang berlebihan dapat menyebabkan hewan laut kelaparan. Lautan saat ini kebanyakan memerlukan kebijakan larangan penangkapan ikan apabila ingin memulihkan spesies tertentu.
  • 4. 2. Budidaya Ikan yang tidak bertanggungjawab Budidaya ikan, atau budidaya, adalah respon untuk stok ikan di lautan menipis dengan cepat. Sementara hal ini terdengar seperti ide yang baik, sayangnya memiliki banyak konsekuensi negatif akibat operasional yang dikelola dengan buruk. Pencemaran nutrisi dan kimia dapat terjadi dengan mudah di laut terbuka operasi pada saat pakan ikan, kotoran, dan obat-obatan yang dilepaskan ke lingkungan. Budidaya ikan sengaja dilepaskan ke populasi asli di lautan juga dapat memiliki efek merusak, seperti hilangnya spesies asli, penularan penyakit, dan perubahan merusak habitat. Sayangnya, hambatan terbesar untuk mengatasi tantangan industri yang memasok hampir 50% dari pasokan pangan dunia ikan tidak ada peraturan yang jelas.
  • 5. 3. Predator Laut Paling Penting Semakin Langka Hiu tewas dalam angka yang mengejutkan setiap tahunnya, terutama (hanya) untuk siripnya! Ini adalah praktek umum untuk menangkap hiu, memotong sirip mereka, dan melemparkan mereka Kembali ke laut di mana mereka dibiarkan mati. Sirip dijual sebagai bahan untuk sup! Hiu berada di bagian atas rantai makanan sebagai predator, yang berarti tingkat reproduksinya lambat. Jumlah Hiu tidak pulih dengan mudah dari penangkapan ikan berlebihan. Di atas semua itu, status pemangsa hiu juga membantu mengatur jumlah spesies lainnya. Ketika predator utama adalah mengambil keluar dari lingkaran, biasanya muncul kasus spesies yang lebih rendah pada rantai makanan jumlahnya mulai melebihi habitat dan menciptakan spiral yang dapat merusak ekosistem.
  • 6. 4. Pengasaman laut mengembalikan ke masa 35 juta tahun lalu Samudra menyerap sebanyak sepertiga CO2 yang dipancarkan dari seluruh dunia, membuat permukaan laut jauh lebih asam. Efek kalsium karbonat dibutuhkan oleh karang, plankton, dan kehidupan laut lainnya yang menggunakannya untuk membangun frame rangka dan kerang yang melindungi mereka. Keasaman laut telah meningkat sebesar 25% sejak revolusi industri, dan akhirnya akan menghancurkan kehidupan laut banyak jika itu meningkat pada tingkat ini.
  • 7. 5. Matinya Terumbu Karang Menjaga terumbu karang yang sehat merupakan topik utama . Fokus pada bagaimana melindungi terumbu karang penting mempertimbangkan, mendukung sejumlah besar kehidupan laut dalam skala kecil, yang pada gilirannya mendukung kedua kehidupan laut yang lebih besar dan manusia, tidak hanya untuk kebutuhan pangan, namun juga tuntutan ekonomi.
  • 8. 6. Zona laut Mati Berkembang Zona mati adalah petak laut yang tidak mendukung kehidupan karena kekurangan oksigen, dan pemanasan global merupakan tersangka utama untuk apa di balik pergeseran perilaku laut yang menyebabkan zona mati. Jumlah zona mati tumbuh pada tingkat yang mengkhawatirkan, dengan lebih dari 400 diketahui ada, dan jumlah ini diperkirakan akan bertambah. Daerah ini sering ditemukan di mulut sungai besar, dan terutama disebabkan oleh pupuk yang dibawa dalam limpasan tersebut. Sayangnya, kekurangan oksigen membunuh banyak makhluk dan menghancurkan habitat keseluruhan. Pada tingkat saat ini, zona mati akan meningkat sebesar 50% sebelum akhir abad ini.
  • 9. 7. Polusi Merkuri berasal dari batubara, menuju lautan dan berakhir di meja makan Polusi merajalela di lautan tapi salah satu polutan paling menakutkan adalah merkuri karena akan berakhir di meja makan. Bagian terburuk adalah kadar merkuri di lautan diperkirakan meningkat. Para ilmuwan melaporkan bahwa tingkat merkuri laut kita telah meningkat lebih dari 30% dalam 20 tahun terakhir, dan akan meningkatkan lagi 50% dalam beberapa dekade mendatang. Dari mana merkuri berasal? Anda mungkin bisa menebak. Pembangkit listrik Batubara. Bahkan, menurut Badan Perlindungan Lingkungan, pembangkit listrik batu bara adalah sumber terbesar dari industri pencemaran merkuri di Amerika.
  • 10. 8. Pusaran Sampah Pacific Besar, sup plastik raksasa yang bisa dilihat dari luar angkasa Yang satu ini lebih menyedihkan, sekaligus mengejutkan berapa banyak sampah yang kita buang berakhir di laut. Hewan menjadi mudah tersangkut dan terjebak dalam sampah kita, dan hal itu dapat merusak kehidupan laut rentan seperti karang dan spons. Selain itu, kura-kura laut dan lumba-lumba memakan kantong plastik karena mengira ubur-ubur, makanan favorit dari cumi-cumi, yang akhirnya mencekik atau menyumbat sistem pencernaan mereka.
  • 11. Solusi 1. Geoengineering : Apa yang diketahui dan tidak diketahui tentang teknologi baru Masalah geoengineering, mengingat kita lihat dengan kapur pembuangan di dalam air untuk mengimbangi tingkat pH laut dan melawan efek dari semua yang kita pompa CO2 ke udara. Baru-baru ini kita menyaksikan serbuk besi yang dibuang ke laut untuk melihat apakah yang akan membantu menyedot beberapa CO2.
  • 12. Solusi 2. Tetap pada apa yang kita tahu – Konservasi Lautan Tentu saja, solusi ini baik meskipun kelihatannya kuno, akan tetap menjadi salah satu solusi yang bisa menunjukkan jalan keluar. Melihat gambaran besar dan luasnya upaya yang diperlukan, mungkin butuh banyak keberanian untuk tetap optimis. Tapi kita harus optimis! Memang benar bila sebagian menilai upaya konservasi itu tertinggal, tetapi itu tidak berarti upaya ini tidak ada. Ketika kita melihat apa yang bisa terjadi untuk lautan ketika upaya konservasi dibawa ke titik yang maksimal, saya rasa akan sepadan untuk menghabiskan lebih banyak waktu dan energi pada solusi ini.
  • 13. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak pantai mengingat status Indonesia sebagai negara kepulauan. Hal ini tentu saja mengakibatkan Indonesia juga terkena masalah illegal fishing. Apalagi Indonesia juga dikenal sebagai negara dengan potensi sumber daya hayati yang besar. Sumber perikanan laut Indonesia diperkirakan mencapai 6.167.940 ton per tahunnya. Namun, akibat letak posisi silang Indonesia yang terletak di antara dua benua (Asia dan Australia) dan dua Samudera (Pasifik dan Hindia) menyebabkan wilayah Indonesia rawan terjadinya illegal fishing. Hal itu dikarenakan untuk mengawasi wilayah laut yang banyak secara bersamaan itu merupakan hal yang sulit. Negara yang sudah memiliki teknologi yang maju dibidang pertahanan dan keamanan sekalipun pasti juga pernah terkena kejahatan illegal fishing.
  • 14. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya illegal fishing di ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) Indonesia. Salah satunya yaitu celah hukum yang terdapat dalam ketentuan Pasal 29 Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Dalam ketentuan Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan disebutkan bahwa orang atau badan hukum asing itu dapat masuk ke wilayah ZEE Indonesia untuk melakukan usaha penangkapan ikan berdasarkan persetujuan internasional atau ketentuan hukum internasional yang berlaku.
  • 15. 1. Vessel Monitoring System (VMS) VMS adalah salah satu bagian dari sistem pengawasan kapal yang berbasis satelit yang dalam implementasinya terdiri dari beberapa komponen yang merupakan subsystem disamping satelitnya sendiri sebagai wahana transformasi data dari kapal ke pusat pengendali 2. Upaya Pengawasan di Perairan Indonesia Upaya pengawasan ini juga menjadi prioritas dalam memberantas illegal fishing dan diharapkan dapat meminimalisir jumlah pelanggaran yang terjadi. 3. Upaya Penegakan Hukum Dalam penanganan illegal fishing diperlukan peraturan perundang-undangan yang dijadikan pedoman dalam menindak para pelaku illegal fishing. Berdasarkan Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Hukum laut 1982 (United nation Convention on tne Law of the sea 1982) pemerintah Indonesia telah meratifikasi dengan Undang-Undang no.17 tahun 1985, kemudian pemerintah Indonesia juga telah mengeluarkan Undang-undang no.31 tahun 2004 tentang perikanan hal ini bertujuan agar para pelaku illegal fishing dapat ditindak sesuai dengan aturan.