4. TEKNIK IDENTIFIKASI KARANG
Teknik identifikasi karang:
Teknik visual
Teknik menelaah rangka kapur
karang
Pengamatan bentuk pertumbuhan
karang
Teknik analisa DNA
5. TEKNIK VISUAL
Melakukan pengamatan langsung di alam
Teknik visual ini memperhatikan warna
karang hidup, bentuk koloni dan bentuk
tentakel
Cara visual lebih mudah untuk spesies karang
tertentu, namun tidak dapat diterapkan pada
semua spesies karang
Identifikasi karang ke tingkat spesies
biasanya membutuhkan alat bantu mikroskop
untuk melihat bagian-bagian koralit dari
rangka kapurnya
Pengamatan secara langsung ini bisa gunakan
6. TEKNIK MENELAAH RANGKA
KAPUR
Teknik ini memperhatikan bentuk rangka
kapur karang, pada karang yang telah mati
Untuk menerapkan teknik ini, terlebih dahulu
harus memahami bagian-bagian dari rangka
kapur karang
Bagian-bagian dari rangka kapur karang yang
perlu diperhatikan antara lain bentuk koloni
(apakah tergolong masif, bercabang,
lembaran, dll.), bentuk koralit (ceroid, plocoid,
meandroid, dll.) dan bagian-bagian koralit
lainnya seperti septa, pali, columella dan
coenostium
Alat bantu yang diperlukan antara lain kaca
7. PENGAMATAN PADA BENTUK
PERTUMBUHAN KARANG
Cara ini sangat mudah dan cepat
dipelajari yaitu dengan melihat bentuk
pertumbuhan koloni karang
Bagi peneliti muda dan penelitian
kondisi terumbu karang, metode ini
sudah sering digunakan
Kemampuan identifikasi karang akan
terus meningkat sesuai dengan
pengalaman (seringnya melakukan
survei karang)
8. TEKNIK ANALISA DNA
Teknik ini berskala laboratorium dan masih
jarang dilakukan oleh peneliti
Teknik ini diperlukan untuk kasus-kasus
tertentu, dimana kita mengalami kesulitan
menentukan spesies karang
Bentuk pertumbuhan koloni karang sangat
dipengaruhi oleh lingkungan dan pola
adaptasi karang terhadap kondisi
lingkungannya, oleh karena itu dapat saja
terjadi bahwa satu jenis karang yang sama,
memiliki bentuk pertumbuhan koloni yang
berbeda
Untuk membuktikan beberapa bentuk
10. INFORMASI
Kita sering membaca/mendengar informasi
seperti ini:
• Kondisi terumbu karang Indonesia telah
banyak yang rusak
• Kondisi terumbu karang di Bunaken atau
Wakatobi sangat bagus
• dll
11. Kategori Kondisi Terumbu Karang
Kondisi Tutupan Karang Hidup
Sangat Baik 76 – 100 %
Baik 51 – 75 %
Sedang 26 – 50 %
Rusak 0 – 25 %
12. Gambaran Kondisi Terumbu Karang
• Prosentase tutupan karang hidup
• Prosentase tutupan karang mati
• Jumlah marga/jenis karang
• Jumlah dan ukuran koloni karang
• Kelimpahan jenis karang
• Frekuensi kehadiran
• Bentuk pertumbuhan
• Indeks kehadiran jenis
• Biota asosiasi terumbu karang
13. Metode Pengamatan Terumbu Karang
Pemilihan metode tergantung:
• Waktu
• Lokasi
• Tujuan penelitian
• Kemampuan individu
• Sarana dan prasarana
• Ukuran sampling/ulangan
14. Buoyancy atau sikap netral di bawah air supaya tidak
jatuh menimpa karang
Kayuhan fin dan pergerakan tangan supaya tidak
terkena dan mematahkan karang
Memperhatikan peralatan selam supaya terpasang
dengan rapi sehingga tidak tersangkut di karang
Hati-hati dengan pemasangan roll meter transek
supaya tidak merusak karang
Never Dive Alone
15. Metode Penilaian Terumbu Karang
1. Metode Manta Tow
2. Metode Transek Garis
3. Metode Transek
Segmen
4. Metode Transek
Kuadrat
16. Bertujuan untuk mengamati perubahan
secara menyeluruh pada komunitas bentik
yang ada pada terumbu karang, termasuk
kondisi terumbu karang tersebut
Metode ini sangat cocok untuk memantau
daerah terumbu karang yang luas dalam
waktu yang pendek, biasanya untuk melihat
kerusakan akibat adanya badai topan,
bleaching, daerah bekas bom dan hewan
Acanthaster plancii (Bulu seribu)
17. Peralatan yang digunakan antara lain
masker, snorkel, fin, perahu motor minimal
5 PK, papan manta yang berukuran
panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tebal 2
cm, tali yang panjang 20 m, pelampung
kecil, alat tulis bawah air, stopwatch dan
GPS
18.
19. Pelaksanaan di lapangan dengan cara
menarik peneliti dengan menggunakan
perahu selama dua menit dengan
kecepatan tetap 3-5 km/jam atau seperti
orang yang berjalan lambat
Peneliti akan mengamati beberapa objek
sepanjang daerah yang dilewati dan
persentase penutupan karang hidup
(karang keras dan karang lunak) dan
karang mati
20.
21.
22. Kategori dan persentase tutupan karang untuk menilai berapa
persentase karang hidup, karang mati, pasir dan kerikil
(English et al, 1994; Sukmara dkk, 2002)
26. Metode yang digunakan untuk mengkaji
biota dasar penyusun ekosistem terumbu
karang dengan transek garis menyinggung
dan menggunakan bentuk pertumbuhan
karang (lifeform) sebagai obyek pengamatan
27. KeunggulanL I T
Mampu menyediakan informasi kondisi terumbu
karang dari penyelam yang pengetahuannya
terbatas tentang karang
Merupakan metode pengambilan contoh yang
sederhana dan efisien yang menyediakan data
persentase penutupan
Dengan dilakukan secara berkala, metode ini juga
mampu menyediakan data berkala (time series
data) yang bisa dilihat perbandingan peningkatan
maupun penurunan kondisi dari waktu ke waktu
Peralatan yang dipakai relatif sederhana
28. KelemahanL I T
Membutuhkan tenaga peneliti yang banyak
Survei membutuhkan waktu yang lama
Dituntut keahlian peneliti dalam identifikasi
karang, minimal lifeform dan sebaliknya
genus atau spesies
Pengamatan terbatasi oleh pertanyaan
konsentrasi persentase penutupan dan
kelimpahan relatif
Masih kurang lengkap untuk menyediakan
data konsentrasi pertumbuhan, rekruitmen
dan mortalitas
L I T
29. Peralatan
• Alat dasar selam dan SCUBA
• Roll meter
• Sabak dan pensil
• Sheet data
• Buku identifikasi
L I T
30. Prosedur
• Survey awal
menentukan lokasi
(manta tow)
• Transek 3 dan 10 m
sejajar garis pantai
• Peletakan transek
mengikuti kontur
substrat
L I T
34. • Dead Coral (DC)
Hard Coral (Karang Keras)
• Dead Coral with Algae (DCA)
Kategori dan Kode Lifeform
Other Fauna
• Soft Coral (SC)
• Sponges (SP)
• Zoanthids (ZO)
• Others (OT)
- Gorgonian
- Tridacna
- Crinoid
- Deadema
- Ascidian
35. Other Fauna
Kategori dan Kode Lifeform
• Algae
• Algae Assemblage (AA)
• Coralline Algae (CA)
• Halimeda (HA)
• Macro Algae (MA)
• Turf Algae (TA)
Abiotik
• Sand (S)
• Rubble (R)
• Silt (SI)
• Water (WA)
• Rock (RCK)
36.
37.
38.
39. • Metode PIT, merupakan salah satu metode yang
dikembangkan untuk memantau kondisi karang hidup dan
biota pendukung lainnya di suatu lokasi terumbu karang
dengan cara yang mudah dan dalam waktu yang cepat
• Secara teknis, metode Point Intercept Transect (PIT)
adalah cara menghitung persen tutupan (% cover)
substrat dasar secara acak, dengan menggunakan tali
bertanda di setiap jarak 0,5 meter atau juga dengan pita
berskala (roll meter)
40. Metode PIT digunakan untuk menentukan
komunitas bentos sesil (biota yang hidup di dasar
atau melekat di dasar perairan) di terumbu karang
berdasarkan bentuk pertumbuhan dalam satuan
persen, dengan jalan mencatat jumlah biota bentik
yang ada pada masing-masing titik di sepanjang
garis transek
41.
42.
43. PRINSIP : menarik garis transek dengan
mencatat komponen terumbu karang pada
titik tertentu dengan jarak yang sama (misal: 1
atau 0,5 meter) atau komponen yang dominan
dalam segmen 1 atau 0,5 meter tersebut
Kedalaman 3m dan 10m atau 3m, 10m dan
20m
45. HC : termasuk Millepora, Heliopora dan Tubipora
NIA : untuk mendata meningkatnya jumlah alga sebagai akibat
banayknya masukan nutrient
OT : organisme yang menetap (anemon, akar bahar, tunicate
atau substrat tidak menetap)
RB : termasuk batu ukuran 0,5 – 1,5 cm. apabila >1,5 cm
termasuk batu dan <0,5 cm termasuk pasir
RC : semua substrat keras, karang mati yang telah berumur
lebih dari 1 tahun
RKC : untuk mendata karang yang mati pada tahun
sebelumnya, karang tersebut bisa saja masih berdiri atau
patah tetapi terlihat masih segar, putih dengan struktur koralit
masih tampak
SC : termasuk zoanthid (tidak termasuk anemon)
SD : pasir
SI : sedimen yang membentuk suspensi
SP : semua sponge dicatat, untuk mendeteksi meningkatnya
jumlah sponge
49. PIT vs Reef Check
PIT
Reef Check
HC HC HC HC HC HC
50. • Metode transek kuadrat digunakan untuk memantau
komunitas makrobentos di suatu perairan
• Pengamatan biasanya meliputi kondisi biologi,
pertumbuhan, tingkat kematian dan rekruitmen karang
di suatu lokasi yang ditandai secara permanen
• Survei biasanya dimonitoring secara rutin
• Pengamatan didukung dengan pengambilan
underwater photo sesuai ukuran kuadrat
• Pengamatan laju sedimentasi juga sangat diperlukan
untuk mendukung data tentang laju pertumbuhan dan
tingkat kematian karang yang diamati
51. • Peralatan yang dibutuhkan adalah kapal kecil,
peralatan scuba, tanda kuadrat 1m x 1m dan
sudah dibagi setiap 10 cm, GPS dan
underwater camera
• Data yang diperoleh dengan metoda ini adalah
persentase tutupan relatif, jumlah koloni,
frekuensi relatif dan keanekaragaman jenis