SlideShare a Scribd company logo
2. Landasaan Hukum Surat Berharga
Wesel diatur dalam Pasal 100-
174 KUHD
Aksep atau Promes Atas Pengganti diatur dalam
Pasal 174-177 KUHD
Cek diatur Dalam Pasal 178-229d
KUHD
Konosemen diatur dalam Pasal
506-517b KUHD
Pasal 6 UU 10/1998 Tentang
Perbankan, Bank dapat membeli dan
menjual surat berharga
Bambang Setijoprodjo
Pengertian surat berharga dalam KUHD, yaitu saham,
surat angkut, kuitansi, polis asuransi, charter-party
(persetujuan sewa kapal), konosemen dan delivery order;
Surat atau instrumen yang diatur di luar KUHD, yaitu
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar
Uang (SBPU), sertifikat deposito, Commercial Paper
(CP), Banker’s Acceptance (BA), obligasi, traveller’s
cheque; surat atau instrumen lainnya bilyet deposito
berjangka, buku tabungan, surat angkutan udara, dan
bilyet giro.
Teori Kreasi
(creatie theorie)
Teori Penunjukan
(Vertoningstheorie)
surat berharga mengikat
penerbitnya adalah karena
tindakan penerbit
menandatangani surat
berharga tersebut. Karena
penandatanganan tersebut,
penerbit terikat. meskipun
pihak pemegang surat
berharga sudah beralih
kepada pihak lain dari
pemegang semula.
Penerbit surat berharga
terikat dan harus
membayar surat berharga
kepada siapa pun
pemegangnya. Akan tetapi,
jika pemegang surat
berharga tergolong "tidak
pantas“, misalnya surat
berharga tersebut diperoleh
dengan jalan mencurinya,
maka penerbit surat
berharga tidak terikat
untuk membayar kepada
orang tersebut.
3. Dasar Hukum Mengikatnya
Surat Berharga
surat berharga mengikat
penerbitnya adalah karena
penerbit telah membuat
suatu perjanjian dengan
pihak pemegang surat
berharga tersebut, yakni
perjanjian
untuk membayanya,
termasuk jika surat
berharga tersebut dialihkan
kepada pihak ketiga.
surat berharga mengikat
penerbitnya adalah karena
pihak pemegang surat
berharga tersebut
menunjukkan surat
berharga tersebut kepada
penerbit untuk
mendapatkan
pembayarannya.
Teori Perjanjian
(Overeenkoms theorie)
Teori
Kepatutan/kepantasan
(Redelijkheids theorie)
4. Pengertian Surat Berharga
KUHD
Abdulkadir
Muhammad
Bambang
Setijoprodjo
Tidak mencantumkan rumusan atau definisi surat
berharga (negotiable Instruments; waarde papieren)
Surat yang oleh penerbitnya sengaja diterbitkan sebagai
pelaksanaan pemenuhan suatu prestasi, yang berupa
pembayaran sejumlah uang. Tetapi pembayaran itu tidak
dilakukan dengan menggunakan mata uang
Surat atau instrumen tertulis yang
ditandatangani oleh penerbit atau penarik,
berisi janji atau perintah tak bersyarat untuk
membayar sejumlah uang pada saat
ditunjukkan atau pada waktu tertentu atau
pada suatu waktu di kemudian hari kepada
pembawa atau ordernya seseorang.
Menggunakan surat
berharga lebih aman bila
dibandingkan dengan uang.
Penggunaan surat berharga di
pusat perbelanjaan ada sehingga
mempermudah pemilik
Berbisnis atau berbelanja
menggunakan surat berharga
merupakan suatu prestise tersendiri
Menggunakan surat
berharga lebih praktis.
Penggunaan surat berharga
merupakan tren.
Surat berharga tidak saja sebagai alat bayar
akan tetapi surat berharga sudah menjadi
komoditi dalam kegiatan bisnis.
5. Dasar Hukum Mengikatnya Surat Berharga
FUNGSI
SURAT
BERHARGA
03. Alat bukti diri atau
legitimasi untuk menagih
01. ALAT BAYAR
02. Alat bukti terhadap hutang
yang telah ada yang terbit dari
perikatan dasar
04. Objek transaksi perdagangan
B. Legitimasi dan Lembaga
Tangkisan Dalam Surat Berharga
1. Legitimasi Dalam Surat Berharga
Istilah legitimasi tidak terdapat dalam ketentuan
Undang-Undang baik dalam KUHD, dalam KUHPerdata
maupun dalam Undang-Undang lainnya.
Timbulnya istilah dan pengertian legitimasi itu daIam
hukum surat-surat berharga adalah Doktrin Hukum atas
pasal-pasal tertentu dalam KUHD dan KUHPerdata, yang
dapat diperlakukan terhadap surat berharga.
Legitimasi
Menurut
Ahli 01. Legitimasi Formal
Bukti bahwa pemegang surat berharga
itu dianggap sebagai orang yang berhak
tagihan yang tersebut di dalamnya.
Asas legitimasi Formal di Pasal 115 ayat
l KUHD untuk surat wesel, Pasal 176
KUHD untuk surat sanggup, Pasal 196
KUHD untuk surat cek
02. Legitimasi Materiil
Bukti bahwa pemegang surat
berharga itu sesungguhnya
adalah orang yang berhak atas
tagihan yang tersebut di
dalamnya.
Asas legitimasi materiel diatur
dalam Pasal 115 ayat 2 untuk
surat wesel, termasuk juga
surat sanggup, dan Pasal 198
KUHD untuk surat cek.
Kreditor atau pemegang surat berharga yang
berhubungan dengan perusahaan harus
dilindungi, sebab pemegang surat berharga
mempunyai pembuktian yang sempurna.
Pada umumnya yang mempergunakan surat
berharga adalah pelaku usaha dan surat berharga
dapat diperdagangkan sehingga pemegang surat
berharga wajib dilindungi
Jadi, tidaklah berlebihan bila dasar hukum
pembuktian surat berharga Pasal 1878 ayat 3
KUHPerdata.
Dasar Pembuktian Surat Berharga
2. Ciri Legitimasi
Ciri legitimasi itu dapat diketahui dari klausuIa yang
tercantum di dalam surat piutang itu. Pada surat berharga
selalu terdapat klausula atas tunjuk atau klausula atas
pengganti.
Ini berarti legitimasi surat berharga itu tidak terbatas pada
pemegang pertama saja, melainkan juga pada pemegang
berikutnya, sehingga siapa saja yang menguasai surat
berharga itu secara sah dialah yang berhak atas
pembayaran. Pada umumnya legitimasi surat berharga itu
tidak terbatas. Tetapi penerbit dapat
membatasinya dengan menempatkan
klausula rekta menurut hukum surat-surat berharga.
3. Lembaga Tangkisan dalam Surat Berharga
Pada saat pemegang surat berharga itu memintakan pembayaran
kepada debitur, ada kemungkinan debitur itu akan menolak atau
menangkis pembayaran yang dimintakan kepadanya dengan
bermacam-macam alasan, atau penerbit menolak pembayaran dengan
alasan bahwa penerbit menghindarkan membayar kedua kalinya
kepada penjual (pemegang pertama). Padahal pemegang terakhir (ini
tidak mengetahui bahwa kewajiban penerbit untuk membayar kepada
pemegang itu sudah tidak ada lagi, dengan terjadinya penyerahan
surat berharga itu kepada pemegang pertama.
Alasan penolakan pembayaran ini dikenal dengan tangkisan atau
eksepsi.
Jenis Tangkisan
01
02
Pihak debitor dalam hal ini tertarik dapat
melakukan penolakan pembayaran terhadap
setiap pemegang surat berharga.
Upaya tangkisan absolut timbul dari surat
berharga itu sendiri, yang dianggap sudah
diketahui oleh umum, jadi melekat pada surat
berharga itu.
Tangkisan Absolut
(Exception in rem)
Tangkisan hanya dapat dikemukakan terhadap orang-
orang tertentu. Upaya tangkisan ini tidak dapat diketahui
dari bentuk surat berharga itu, melainkan hanya dapat
diketahui dari hubungan hukum yang terjadi antara
penerbit dan salah seorang endosan yang mendahului
pemegang terakhir, khususnya dengan pemegang
pertama, hubungan hukum mana lazim disebut
perikatan dasar.
Tangkisan Relatif
(Exception in Personam)
Bentuk dari surat berharga sendiri, dalam hal ini surat
berharga tidak diterbitkan menurut bentuk yang telah
ditetapkan oleh undang-undang.
Daluarsa atau lampaunya waktu yang telah ditentukan untuk menagih
hutang yang timbul dari surat berharga ini dimaksudkan untuk jangka
waktu yang pendek harus telah diuangkan.
Alasan adanya Tangkisan Absolut (Exception in rem)
Ketidakmampuan untuk mengikatkan diri,
dianggap suatu hal yang selayaknya diketahui (bekend feit).
Adanya tanda tangan palsu
Kausa perikatan dasarnya
tidak terpenuhi.
Alasan adanya Tangkisan Relatif (Exception in Personam)
Tidak diindahkannya klausa tertentu
pada waktu penerbitannya.
Terjadinya peristiwa yang
membebaskan hutangnya, setelah
diterbitkannya surat berharga.
Adanya keadaan atau hal-hal yang terjadi pada waktu
penerbitannya, misalnya surat diterbitkan karena paksaan,
kekeliruan atau penipuan (dwang, dwaling, bedrog).
THANK YOU

More Related Content

What's hot

Perbandingan metode penelitian hukum normatif dengan empiris
Perbandingan metode penelitian hukum normatif dengan empirisPerbandingan metode penelitian hukum normatif dengan empiris
Perbandingan metode penelitian hukum normatif dengan empirisMariaOktavianyNar
 
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Idik Saeful Bahri
 
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaPembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaDaniel_Alfaruqi
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumrabu12
 
Hukum perdata internasional 2
Hukum perdata internasional 2Hukum perdata internasional 2
Hukum perdata internasional 2villa kuta indah
 
surat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatsurat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatNakano
 
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di IndonesiaPPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di IndonesiaBagus Edi Prayogo
 
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)Hari Prasetyo
 
Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Metode Alternatif Penyelesaian SengketaMetode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Metode Alternatif Penyelesaian SengketaBilly Adam Fisher
 
Peradilan administrasi pajak
Peradilan administrasi pajakPeradilan administrasi pajak
Peradilan administrasi pajakfree forall
 
Stelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaanStelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaanSigit Riono
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 

What's hot (20)

Perbandingan metode penelitian hukum normatif dengan empiris
Perbandingan metode penelitian hukum normatif dengan empirisPerbandingan metode penelitian hukum normatif dengan empiris
Perbandingan metode penelitian hukum normatif dengan empiris
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
 
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaPembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
 
Hukum perdata internasional 2
Hukum perdata internasional 2Hukum perdata internasional 2
Hukum perdata internasional 2
 
Perancangan kontrak
Perancangan kontrakPerancangan kontrak
Perancangan kontrak
 
surat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatsurat kuasa tergugat
surat kuasa tergugat
 
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di IndonesiaPPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
 
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
 
Pengertian perjanjian kawin
Pengertian perjanjian kawinPengertian perjanjian kawin
Pengertian perjanjian kawin
 
Hukum Surat Berharga
Hukum Surat BerhargaHukum Surat Berharga
Hukum Surat Berharga
 
Bab 10 penyertaan
Bab 10   penyertaanBab 10   penyertaan
Bab 10 penyertaan
 
Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Metode Alternatif Penyelesaian SengketaMetode Alternatif Penyelesaian Sengketa
Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa
 
Bab 11 perbarengan
Bab 11   perbarenganBab 11   perbarengan
Bab 11 perbarengan
 
Hak Paten
Hak PatenHak Paten
Hak Paten
 
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
 
Peradilan administrasi pajak
Peradilan administrasi pajakPeradilan administrasi pajak
Peradilan administrasi pajak
 
Stelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaanStelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaan
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
 

Similar to I.2 Landasan Hukum Surat Berharga.pptx

I. Surat Berharga Dalam Hukum.pptx
I. Surat Berharga Dalam Hukum.pptxI. Surat Berharga Dalam Hukum.pptx
I. Surat Berharga Dalam Hukum.pptxdonihasmanto
 
Makalahmanajemenkeuangan
MakalahmanajemenkeuanganMakalahmanajemenkeuangan
Makalahmanajemenkeuanganryanbz
 
Surat Berharga.pdf
Surat Berharga.pdfSurat Berharga.pdf
Surat Berharga.pdfannisadian13
 
surat-surat-berharga-ppt.ppt
surat-surat-berharga-ppt.pptsurat-surat-berharga-ppt.ppt
surat-surat-berharga-ppt.pptdaffa448091
 
Makallah gadai
Makallah gadaiMakallah gadai
Makallah gadaiNur Alim
 
JAWABAN SOAL UAS TAKE HOME HUKUM PERJANJIAN KREDIT
JAWABAN SOAL UAS TAKE HOME HUKUM PERJANJIAN KREDITJAWABAN SOAL UAS TAKE HOME HUKUM PERJANJIAN KREDIT
JAWABAN SOAL UAS TAKE HOME HUKUM PERJANJIAN KREDITRachardy Andriyanto
 
III Aksep, Kwitansi dan Promes.pptx
III Aksep, Kwitansi dan Promes.pptxIII Aksep, Kwitansi dan Promes.pptx
III Aksep, Kwitansi dan Promes.pptxdonihasmanto
 
19_B1A019067_DIAH NUR AFIFAH 2.pptx
19_B1A019067_DIAH NUR AFIFAH 2.pptx19_B1A019067_DIAH NUR AFIFAH 2.pptx
19_B1A019067_DIAH NUR AFIFAH 2.pptxDiahNurAfifah2
 
Bab 5 surat surat berharga
Bab 5 surat surat berhargaBab 5 surat surat berharga
Bab 5 surat surat berhargaAditya Panim
 
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA Fair Nurfachrizi
 
KONFLIK NORMA UU KEPAILITAN VS UU HT.pptx
KONFLIK NORMA UU KEPAILITAN VS UU HT.pptxKONFLIK NORMA UU KEPAILITAN VS UU HT.pptx
KONFLIK NORMA UU KEPAILITAN VS UU HT.pptxRofaA1
 
EMLI Training-Hukum Jaminan
EMLI Training-Hukum JaminanEMLI Training-Hukum Jaminan
EMLI Training-Hukum JaminanEMLI Indonesia
 

Similar to I.2 Landasan Hukum Surat Berharga.pptx (20)

Hukum tentang Surat Berharga
Hukum tentang Surat BerhargaHukum tentang Surat Berharga
Hukum tentang Surat Berharga
 
I. Surat Berharga Dalam Hukum.pptx
I. Surat Berharga Dalam Hukum.pptxI. Surat Berharga Dalam Hukum.pptx
I. Surat Berharga Dalam Hukum.pptx
 
Makalah Manajemen Keuangan
Makalah Manajemen KeuanganMakalah Manajemen Keuangan
Makalah Manajemen Keuangan
 
Makalahmanajemenkeuangan
MakalahmanajemenkeuanganMakalahmanajemenkeuangan
Makalahmanajemenkeuangan
 
Surat Berharga.pdf
Surat Berharga.pdfSurat Berharga.pdf
Surat Berharga.pdf
 
II. WESEL.pptx
II. WESEL.pptxII. WESEL.pptx
II. WESEL.pptx
 
surat-surat-berharga-ppt.ppt
surat-surat-berharga-ppt.pptsurat-surat-berharga-ppt.ppt
surat-surat-berharga-ppt.ppt
 
surat-surat-berharga-ppt.ppt
surat-surat-berharga-ppt.pptsurat-surat-berharga-ppt.ppt
surat-surat-berharga-ppt.ppt
 
SURAT BERHARGA.ppt
SURAT BERHARGA.pptSURAT BERHARGA.ppt
SURAT BERHARGA.ppt
 
Makallah gadai
Makallah gadaiMakallah gadai
Makallah gadai
 
JAWABAN SOAL UAS TAKE HOME HUKUM PERJANJIAN KREDIT
JAWABAN SOAL UAS TAKE HOME HUKUM PERJANJIAN KREDITJAWABAN SOAL UAS TAKE HOME HUKUM PERJANJIAN KREDIT
JAWABAN SOAL UAS TAKE HOME HUKUM PERJANJIAN KREDIT
 
III Aksep, Kwitansi dan Promes.pptx
III Aksep, Kwitansi dan Promes.pptxIII Aksep, Kwitansi dan Promes.pptx
III Aksep, Kwitansi dan Promes.pptx
 
19_B1A019067_DIAH NUR AFIFAH 2.pptx
19_B1A019067_DIAH NUR AFIFAH 2.pptx19_B1A019067_DIAH NUR AFIFAH 2.pptx
19_B1A019067_DIAH NUR AFIFAH 2.pptx
 
Hukum Kebendaan
Hukum KebendaanHukum Kebendaan
Hukum Kebendaan
 
Bab 5 surat surat berharga
Bab 5 surat surat berhargaBab 5 surat surat berharga
Bab 5 surat surat berharga
 
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
HUKUM SURAT-SURAT BERHARGA
 
KONFLIK NORMA UU KEPAILITAN VS UU HT.pptx
KONFLIK NORMA UU KEPAILITAN VS UU HT.pptxKONFLIK NORMA UU KEPAILITAN VS UU HT.pptx
KONFLIK NORMA UU KEPAILITAN VS UU HT.pptx
 
Surat Berharga
Surat BerhargaSurat Berharga
Surat Berharga
 
EMLI Training-Hukum Jaminan
EMLI Training-Hukum JaminanEMLI Training-Hukum Jaminan
EMLI Training-Hukum Jaminan
 
Surat cek
Surat cekSurat cek
Surat cek
 

More from donihasmanto

15. Pembiayaan Proyek Sektor Swasta.pptx
15. Pembiayaan Proyek Sektor Swasta.pptx15. Pembiayaan Proyek Sektor Swasta.pptx
15. Pembiayaan Proyek Sektor Swasta.pptxdonihasmanto
 
14. Pembiyaan Proyek.pptx
14. Pembiyaan Proyek.pptx14. Pembiyaan Proyek.pptx
14. Pembiyaan Proyek.pptxdonihasmanto
 
13. Macam-Macam Kartu Kredit.pptx
13. Macam-Macam Kartu Kredit.pptx13. Macam-Macam Kartu Kredit.pptx
13. Macam-Macam Kartu Kredit.pptxdonihasmanto
 
12. Pembiayaan Kartu Kredit.pptx
12. Pembiayaan Kartu Kredit.pptx12. Pembiayaan Kartu Kredit.pptx
12. Pembiayaan Kartu Kredit.pptxdonihasmanto
 
11. Keunggulan Anjak Piutang.pptx
11. Keunggulan Anjak Piutang.pptx11. Keunggulan Anjak Piutang.pptx
11. Keunggulan Anjak Piutang.pptxdonihasmanto
 
10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx
10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx
10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptxdonihasmanto
 
9. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura.pptx
9. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura.pptx9. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura.pptx
9. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura.pptxdonihasmanto
 
7. Pembiayaan Modal Ventura.pptx
7. Pembiayaan Modal Ventura.pptx7. Pembiayaan Modal Ventura.pptx
7. Pembiayaan Modal Ventura.pptxdonihasmanto
 
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptx
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptxXIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptx
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptxdonihasmanto
 
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptxXIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptxdonihasmanto
 
XII. Asas Hukum.pptx
XII. Asas Hukum.pptxXII. Asas Hukum.pptx
XII. Asas Hukum.pptxdonihasmanto
 
XI. sistem Hukum.pptx
XI. sistem Hukum.pptxXI. sistem Hukum.pptx
XI. sistem Hukum.pptxdonihasmanto
 
X. Subjek dan Objek Hukum.pptx
X. Subjek dan Objek Hukum.pptxX. Subjek dan Objek Hukum.pptx
X. Subjek dan Objek Hukum.pptxdonihasmanto
 
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptxIX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptxdonihasmanto
 
VIII Peristiwa Hukum.pptx
VIII Peristiwa Hukum.pptxVIII Peristiwa Hukum.pptx
VIII Peristiwa Hukum.pptxdonihasmanto
 
VII. Pembedaan Hukum.pptx
VII. Pembedaan Hukum.pptxVII. Pembedaan Hukum.pptx
VII. Pembedaan Hukum.pptxdonihasmanto
 
VI. Pembagian Hukum.pptx
VI. Pembagian Hukum.pptxVI. Pembagian Hukum.pptx
VI. Pembagian Hukum.pptxdonihasmanto
 
V. Kaedah Sosial & Kaedah Hukum.pptx
V. Kaedah Sosial & Kaedah Hukum.pptxV. Kaedah Sosial & Kaedah Hukum.pptx
V. Kaedah Sosial & Kaedah Hukum.pptxdonihasmanto
 
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptxIV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptxdonihasmanto
 
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptx
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptxIII Peran Dan Fungsi Hukum.pptx
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptxdonihasmanto
 

More from donihasmanto (20)

15. Pembiayaan Proyek Sektor Swasta.pptx
15. Pembiayaan Proyek Sektor Swasta.pptx15. Pembiayaan Proyek Sektor Swasta.pptx
15. Pembiayaan Proyek Sektor Swasta.pptx
 
14. Pembiyaan Proyek.pptx
14. Pembiyaan Proyek.pptx14. Pembiyaan Proyek.pptx
14. Pembiyaan Proyek.pptx
 
13. Macam-Macam Kartu Kredit.pptx
13. Macam-Macam Kartu Kredit.pptx13. Macam-Macam Kartu Kredit.pptx
13. Macam-Macam Kartu Kredit.pptx
 
12. Pembiayaan Kartu Kredit.pptx
12. Pembiayaan Kartu Kredit.pptx12. Pembiayaan Kartu Kredit.pptx
12. Pembiayaan Kartu Kredit.pptx
 
11. Keunggulan Anjak Piutang.pptx
11. Keunggulan Anjak Piutang.pptx11. Keunggulan Anjak Piutang.pptx
11. Keunggulan Anjak Piutang.pptx
 
10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx
10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx
10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx
 
9. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura.pptx
9. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura.pptx9. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura.pptx
9. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura.pptx
 
7. Pembiayaan Modal Ventura.pptx
7. Pembiayaan Modal Ventura.pptx7. Pembiayaan Modal Ventura.pptx
7. Pembiayaan Modal Ventura.pptx
 
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptx
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptxXIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptx
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptx
 
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptxXIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
 
XII. Asas Hukum.pptx
XII. Asas Hukum.pptxXII. Asas Hukum.pptx
XII. Asas Hukum.pptx
 
XI. sistem Hukum.pptx
XI. sistem Hukum.pptxXI. sistem Hukum.pptx
XI. sistem Hukum.pptx
 
X. Subjek dan Objek Hukum.pptx
X. Subjek dan Objek Hukum.pptxX. Subjek dan Objek Hukum.pptx
X. Subjek dan Objek Hukum.pptx
 
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptxIX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
 
VIII Peristiwa Hukum.pptx
VIII Peristiwa Hukum.pptxVIII Peristiwa Hukum.pptx
VIII Peristiwa Hukum.pptx
 
VII. Pembedaan Hukum.pptx
VII. Pembedaan Hukum.pptxVII. Pembedaan Hukum.pptx
VII. Pembedaan Hukum.pptx
 
VI. Pembagian Hukum.pptx
VI. Pembagian Hukum.pptxVI. Pembagian Hukum.pptx
VI. Pembagian Hukum.pptx
 
V. Kaedah Sosial & Kaedah Hukum.pptx
V. Kaedah Sosial & Kaedah Hukum.pptxV. Kaedah Sosial & Kaedah Hukum.pptx
V. Kaedah Sosial & Kaedah Hukum.pptx
 
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptxIV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
 
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptx
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptxIII Peran Dan Fungsi Hukum.pptx
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptx
 

Recently uploaded

Salinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdf
Salinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdfSalinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdf
Salinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdfCI kumparan
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.pptintelkejarimimika07
 
Salinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdf
Salinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdfSalinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdf
Salinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdfCI kumparan
 
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdfREKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdfCIkumparan
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafCIkumparan
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfthegoddescorp
 
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...CI kumparan
 
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdf
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdfSalinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdf
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdfCI kumparan
 
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdf
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdfSalinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdf
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdfCI kumparan
 

Recently uploaded (9)

Salinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdf
Salinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdfSalinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdf
Salinan PP Nomor 22 Tahun 2024 (DHE).pdf
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
 
Salinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdf
Salinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdfSalinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdf
Salinan Perpres Nomor 61 Tahun 2024 (Neraca Komoditas) (2).pdf
 
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdfREKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
 
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...
 
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdf
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdfSalinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdf
Salinan PP Nomor 23 Tahun 2024 (Jalan Tol) (1).pdf
 
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdf
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdfSalinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdf
Salinan PP Nomor 21 Tahun 2024 (Tabungan Perumahan Rakyat).pdf
 

I.2 Landasan Hukum Surat Berharga.pptx

  • 1. 2. Landasaan Hukum Surat Berharga Wesel diatur dalam Pasal 100- 174 KUHD Aksep atau Promes Atas Pengganti diatur dalam Pasal 174-177 KUHD Cek diatur Dalam Pasal 178-229d KUHD Konosemen diatur dalam Pasal 506-517b KUHD Pasal 6 UU 10/1998 Tentang Perbankan, Bank dapat membeli dan menjual surat berharga
  • 2. Bambang Setijoprodjo Pengertian surat berharga dalam KUHD, yaitu saham, surat angkut, kuitansi, polis asuransi, charter-party (persetujuan sewa kapal), konosemen dan delivery order; Surat atau instrumen yang diatur di luar KUHD, yaitu Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), sertifikat deposito, Commercial Paper (CP), Banker’s Acceptance (BA), obligasi, traveller’s cheque; surat atau instrumen lainnya bilyet deposito berjangka, buku tabungan, surat angkutan udara, dan bilyet giro.
  • 3. Teori Kreasi (creatie theorie) Teori Penunjukan (Vertoningstheorie) surat berharga mengikat penerbitnya adalah karena tindakan penerbit menandatangani surat berharga tersebut. Karena penandatanganan tersebut, penerbit terikat. meskipun pihak pemegang surat berharga sudah beralih kepada pihak lain dari pemegang semula. Penerbit surat berharga terikat dan harus membayar surat berharga kepada siapa pun pemegangnya. Akan tetapi, jika pemegang surat berharga tergolong "tidak pantas“, misalnya surat berharga tersebut diperoleh dengan jalan mencurinya, maka penerbit surat berharga tidak terikat untuk membayar kepada orang tersebut. 3. Dasar Hukum Mengikatnya Surat Berharga surat berharga mengikat penerbitnya adalah karena penerbit telah membuat suatu perjanjian dengan pihak pemegang surat berharga tersebut, yakni perjanjian untuk membayanya, termasuk jika surat berharga tersebut dialihkan kepada pihak ketiga. surat berharga mengikat penerbitnya adalah karena pihak pemegang surat berharga tersebut menunjukkan surat berharga tersebut kepada penerbit untuk mendapatkan pembayarannya. Teori Perjanjian (Overeenkoms theorie) Teori Kepatutan/kepantasan (Redelijkheids theorie)
  • 4. 4. Pengertian Surat Berharga KUHD Abdulkadir Muhammad Bambang Setijoprodjo Tidak mencantumkan rumusan atau definisi surat berharga (negotiable Instruments; waarde papieren) Surat yang oleh penerbitnya sengaja diterbitkan sebagai pelaksanaan pemenuhan suatu prestasi, yang berupa pembayaran sejumlah uang. Tetapi pembayaran itu tidak dilakukan dengan menggunakan mata uang Surat atau instrumen tertulis yang ditandatangani oleh penerbit atau penarik, berisi janji atau perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang pada saat ditunjukkan atau pada waktu tertentu atau pada suatu waktu di kemudian hari kepada pembawa atau ordernya seseorang.
  • 5. Menggunakan surat berharga lebih aman bila dibandingkan dengan uang. Penggunaan surat berharga di pusat perbelanjaan ada sehingga mempermudah pemilik Berbisnis atau berbelanja menggunakan surat berharga merupakan suatu prestise tersendiri Menggunakan surat berharga lebih praktis. Penggunaan surat berharga merupakan tren. Surat berharga tidak saja sebagai alat bayar akan tetapi surat berharga sudah menjadi komoditi dalam kegiatan bisnis. 5. Dasar Hukum Mengikatnya Surat Berharga
  • 6. FUNGSI SURAT BERHARGA 03. Alat bukti diri atau legitimasi untuk menagih 01. ALAT BAYAR 02. Alat bukti terhadap hutang yang telah ada yang terbit dari perikatan dasar 04. Objek transaksi perdagangan
  • 7. B. Legitimasi dan Lembaga Tangkisan Dalam Surat Berharga
  • 8. 1. Legitimasi Dalam Surat Berharga Istilah legitimasi tidak terdapat dalam ketentuan Undang-Undang baik dalam KUHD, dalam KUHPerdata maupun dalam Undang-Undang lainnya. Timbulnya istilah dan pengertian legitimasi itu daIam hukum surat-surat berharga adalah Doktrin Hukum atas pasal-pasal tertentu dalam KUHD dan KUHPerdata, yang dapat diperlakukan terhadap surat berharga.
  • 9. Legitimasi Menurut Ahli 01. Legitimasi Formal Bukti bahwa pemegang surat berharga itu dianggap sebagai orang yang berhak tagihan yang tersebut di dalamnya. Asas legitimasi Formal di Pasal 115 ayat l KUHD untuk surat wesel, Pasal 176 KUHD untuk surat sanggup, Pasal 196 KUHD untuk surat cek 02. Legitimasi Materiil Bukti bahwa pemegang surat berharga itu sesungguhnya adalah orang yang berhak atas tagihan yang tersebut di dalamnya. Asas legitimasi materiel diatur dalam Pasal 115 ayat 2 untuk surat wesel, termasuk juga surat sanggup, dan Pasal 198 KUHD untuk surat cek.
  • 10. Kreditor atau pemegang surat berharga yang berhubungan dengan perusahaan harus dilindungi, sebab pemegang surat berharga mempunyai pembuktian yang sempurna. Pada umumnya yang mempergunakan surat berharga adalah pelaku usaha dan surat berharga dapat diperdagangkan sehingga pemegang surat berharga wajib dilindungi Jadi, tidaklah berlebihan bila dasar hukum pembuktian surat berharga Pasal 1878 ayat 3 KUHPerdata. Dasar Pembuktian Surat Berharga
  • 11. 2. Ciri Legitimasi Ciri legitimasi itu dapat diketahui dari klausuIa yang tercantum di dalam surat piutang itu. Pada surat berharga selalu terdapat klausula atas tunjuk atau klausula atas pengganti. Ini berarti legitimasi surat berharga itu tidak terbatas pada pemegang pertama saja, melainkan juga pada pemegang berikutnya, sehingga siapa saja yang menguasai surat berharga itu secara sah dialah yang berhak atas pembayaran. Pada umumnya legitimasi surat berharga itu tidak terbatas. Tetapi penerbit dapat membatasinya dengan menempatkan klausula rekta menurut hukum surat-surat berharga.
  • 12. 3. Lembaga Tangkisan dalam Surat Berharga Pada saat pemegang surat berharga itu memintakan pembayaran kepada debitur, ada kemungkinan debitur itu akan menolak atau menangkis pembayaran yang dimintakan kepadanya dengan bermacam-macam alasan, atau penerbit menolak pembayaran dengan alasan bahwa penerbit menghindarkan membayar kedua kalinya kepada penjual (pemegang pertama). Padahal pemegang terakhir (ini tidak mengetahui bahwa kewajiban penerbit untuk membayar kepada pemegang itu sudah tidak ada lagi, dengan terjadinya penyerahan surat berharga itu kepada pemegang pertama. Alasan penolakan pembayaran ini dikenal dengan tangkisan atau eksepsi.
  • 13. Jenis Tangkisan 01 02 Pihak debitor dalam hal ini tertarik dapat melakukan penolakan pembayaran terhadap setiap pemegang surat berharga. Upaya tangkisan absolut timbul dari surat berharga itu sendiri, yang dianggap sudah diketahui oleh umum, jadi melekat pada surat berharga itu. Tangkisan Absolut (Exception in rem) Tangkisan hanya dapat dikemukakan terhadap orang- orang tertentu. Upaya tangkisan ini tidak dapat diketahui dari bentuk surat berharga itu, melainkan hanya dapat diketahui dari hubungan hukum yang terjadi antara penerbit dan salah seorang endosan yang mendahului pemegang terakhir, khususnya dengan pemegang pertama, hubungan hukum mana lazim disebut perikatan dasar. Tangkisan Relatif (Exception in Personam)
  • 14. Bentuk dari surat berharga sendiri, dalam hal ini surat berharga tidak diterbitkan menurut bentuk yang telah ditetapkan oleh undang-undang. Daluarsa atau lampaunya waktu yang telah ditentukan untuk menagih hutang yang timbul dari surat berharga ini dimaksudkan untuk jangka waktu yang pendek harus telah diuangkan. Alasan adanya Tangkisan Absolut (Exception in rem) Ketidakmampuan untuk mengikatkan diri, dianggap suatu hal yang selayaknya diketahui (bekend feit). Adanya tanda tangan palsu
  • 15. Kausa perikatan dasarnya tidak terpenuhi. Alasan adanya Tangkisan Relatif (Exception in Personam) Tidak diindahkannya klausa tertentu pada waktu penerbitannya. Terjadinya peristiwa yang membebaskan hutangnya, setelah diterbitkannya surat berharga. Adanya keadaan atau hal-hal yang terjadi pada waktu penerbitannya, misalnya surat diterbitkan karena paksaan, kekeliruan atau penipuan (dwang, dwaling, bedrog).