SlideShare a Scribd company logo
IX. SUMBER HUKUM DAN HIERARKI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN RI
A. PENGERTIAN SUMBER HUKUM
2
SUMBER HUKUM
Segala sesuatu yang telah menimbulkan
aturan-aturan yang mempunyai kekuatan
yang bersifat memaksa, artinya yaitu
aturan-aturan yang kalau dilanggar akan
mengakibatkan sanksi yang tegas dan
nyata.
Atau merupakan segala apa yang
menimbulkan aturan yang mempunyai
kekuatan yang bersifat memaksa, yaitu
aturan yang apabila di langgar akan
dikenakan sanksi yang tegas.
Prof. Bagir Manan
Menelaah dan mempelajari sumber hukum
memerlukan kehati-hatian karena istilah
sumber hukum mengandung berbagai
pengertian. Tanpa kehati-hatian dan
kecermatan yang mendalam mengenai apa
yang dimaksud dengan sumber hukum,
dapat menimbulkan kekeliruan bahkan
menyesatkan
Sumber untuk atau yang
menentukan isi hukum.
Sumber hukum adalah
ukuran yang dipergunakan
untuk menentukan bahwa
isihukum itu sudah tepat
atau baik dan benar-benar
adil atau sebaliknya.
Sumber untuk
menentukan kekuatan
mengikat suatu kaidah
hukum.
Mengapa hukum itu
ditaati.
SUMBER HUKUM MENURUT
TINJAUAN SEJARAH
1. Stelsel hukum apakah yang
memainkan peranan pada
waktu hukum yang sedang
berlaku sekarang (hukum
positif), ditetapkan?
2. Kitab-kitab hukum,
dokumen-dokumen, surat-
surat manakah, dan
sebagainya yang telah
diperhatikan oleh pembuat
undang-undang pada saat
menetapkan hukum yang
berlaku sekarang?
SUMBER HUKUM MENURUT
FILSAFAT
Sumber Hukum
Menurut Sudikno Mertokusumo
Sebagai asas
hukum, sebagai
sesuatu yang
merupakan
permulaan hukum,
misalnya kehendak
Tuhan, akal
manusia, jiwa
bangsa, dan
sebagainya
Menunjukkan hukum
terdahulu yang
memberi bahan-
bahan pada hukum
yangsekarang
berlaku, seperti
hukum Prancis,
hukum Romawi,
dan lain-lain
Sebagai sumber
berlakunya, yang
memberi kekuatan
berlaku secara
formal kepada
peraturan hukum
(penguasa atau
masyarakat)
Sebagai sumber dari
mana kita dapat
mengenal hukum,
misalnya dokumen,
undang-undang.
lontar, batu bertulis,
dan sebagainya
Sebagai sumber
terjadinya hukum
atau sumber yang
menimbulkan hukum
Sumber Hukum Menurut Van Apeldoorn
Sumber Hukum dalam
Arti Sejarah
1. Dalam arti sumber
pengenalan hukum
2. Dalam arti sumber-
sumber dari mana
pembentuk undang-
undang memperoleh
bahan dalam
membentuk undang-
undang
Sumber Hukum dalam
Arti Sosiologis
Sumber Hukum dalam
Arti Filsafat
Sumber Hukum dalam
Arti Formal
Faktor-faktor yang
menentukan isi hukum
positif, misalnya
keadaan-keadaan
ekonomi, pandangan
agama, dan saat-saat
psikologis
1. Sebagai sumber untuk
isi hukum, apakah yang
dipakai sebagai ukuran
untuk menguji hukum
agar dapat mengetahui
apakah ia hukum yang
baik?
2. Sebagai sumber untuk
kekuatan mengikat dari
hukum
Sumber hukum adalah
peristiwa-peristiwa
timbulnya hukum yang
berlaku (yang mengikat
hakim dan penduduk)
Sumber Hukum
Menurut Joeniarto before
Sumber hukum dalam pengertian sebagai asalnya
hukum positif, wujudnya dalam bentuk yang konkret
ialah berupa ”keputusan dari yang berwenang" untuk
mengambil keputusan mengenai soal yang
bersangkutan.
Sumber hukum dalam pengertiannya sebagai tempat
ditemukannya aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan
hukum positif.
B. Macam-Macam Sumber Hukum
Utrecht
1. Sumber hukum dalam arti formal
adalah sumber hukum yang dikenal
dari bentuknya. Karena bentuknya itu,
hukum berlaku umum, diketahui, dan
ditaati.
2.Sumber hukum materiil adalah faktor-
faktor masyarakat yang mempengaruhi
pembentukan hukum (pengaruh terhadap
pembuat undang-undang, pengaruh
terhadap keputusan hakim, dan
sebagainya), faktor-faktor yang ikut
mempengaruhi materi (isi) dari aturan-
aturan hukum, atau tempat dari mana
materi hukum itu diambil.
Ciri Sumber Hukum
1. Dirumuskan dalam
suatu bentuk tertentu.
2. Berlaku umum,
mengikat, dan ditaati.
1. Sumber-Sumber Hukum Formal
UNDANG-UNDANG (STATUE)
1. Undang-Undang dalam Arti Materiil
karena isinya mengikat masyarakat
2. Undang-Undang dalam Arti Formal
karena proses pembuatannya atau
pengundangannya
KEBIASAAN (CUSTOM)
perbuatan manusia yang dilakukan
dengan berulang-ulang dalam hal
yang sama timbullah suatu kebiasaan
(hukum tak tertulis) yang oleh
pergaulan hidup dipandang sebagai
hukum
KEPUTUSAN HAKIM MAHKAMAH
AGUNG (JURISPRUDENSI)
Sumber hukum sehingga ia sering dijadikan
dasar oleh hakim yang berada pada
tingkatan yang lebih rendah untuk
memutus
1
2
3
TRAKTAT (TREATY)
Perjanjian Internasional baik
bilateral,multilateral maupun
kolektif/Terbuka
PENDAPAT SARJANA HUKUM
(DOKTRIN )
Beberapa keputusan hakim yang bisa
kita lihat dalam penetapan dasar
keputusannya, hakim sering mengutip
pendapat seseorang sarjana hukum
mengenai permasalahan yang
diselesaikannya.
4
5
PRINSIP AJARAN TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANGAN
4
Suatu peraturan perundang-undangan
hanya dapat dicabut, diganti atau
diubah dengan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi atau paling
tidak dengan yang sederajat
5
Peraturan perundang-undangan
yang sejenis apabila mengatur
materi yang sama, peraturan yang
terbaru harus diberlakukan
walaupun tidak dengan secara
tegas dinyatakan bahwa peraturan
yang lama itu dicabut.
1
Peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi kedudukannya dapatdijadikan landasan
atau dasar hukum bagi peraturan perundang-
undangan yang lebih rendah atau berada di
bawahnya
2
Peraturan perundang-undangan tingkatan
lebih rendah harus bersumber atau memiliki
dasar hukum dari peraturan perundang-
undangan yang tingkatan lebih tinggi.
3
Isi atau muatan peraturan perundang-
undangan yang lebih rendah tidak boleh
menyimpang atau bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi tingkatannya.
C. Hierarki Peraturan
Perundang-Undangan Rl
Ketetapan MPRS
No.XX/MPRS/1966 jo.
Ketetapan MPR
No.V/MPR/1973 dan TAP
No.IX/MPR/1978 adalah :
1. UUD 1945
2. Ketetapan MPR
3. Undang-undang
(UU)/Peraturan
Pemerintah sebagai
Pengganti Undang-
undang (PERPU)
4. Peraturan Pemerintah
(PP)
5. Keputusan Presiden
6. Peraturan Pelaksana
lainnya
7. Peraturan Menteri
8. Instruksi Menteri
9. Dan lain-lain.
.
Hierarki peraturan perundang-
undangan di Indonesia menurut
Ketetapan MPR No.III/MPR/2000
sebagai berikut:
1. Undang-undang Dasar 1945
2. Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat
3. Undang-undang
4. Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-undang
5. Peraturan Pemerintah
6. Keputusan Presiden
7. Peraturan Daerah
-Peraturan daerah PropinsI
-Peraturan Daerah Kabupaten
atau kota.
Prof. Bagir Manan
PERATURAN DAERAH (termasuk
peraturan desa) dibuat oleh satuan
pemerintahan yang mandiri (otonom)
serta dengan lingkungan wewenang yang
mandiri pula maka dalam pengujiannya
terhadap peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi tidak boleh semata-mata
berdasarkan pertingkatan, melainkan juga
pada lingkungan wewenangnya.
Suatu Perda yang bertentangan dengan
suatu peraturan perundang-undangan
tingkat lebih tinggi itu yang melanggar
hak dan kewajiban daerah yang dijamin
UUD atau UU Pemerintahan Daerah.
Hierarki
Peraturan
Perundang-
undangan
Menurut TAP
MPR Nomor.
III/MPR/2000
Suatu peraturan perundang-
undangan yang lebih rendah
tingkatannya tidak boleh
bertentangan dengan
peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi
tingkatannya.
Hal ini selaras dengan asas
hukum lex superior deregat
inferiori (hukum yang lebih
tinggi mengalahkan hukum
yang tingkatannya di
bawahnya).
Hierarki
Peraturan
Perundang-
undangan
Menurut UU
10 Tahun 2004
a. UUD Negara; Republik
lndonesia Tahun1945
b. Undang-
Undang/Peraturan
Pemerintah Pengganti UU
c. Peraturan Pemerintah
d. Peraturan Presiden
e. Peraturan daerah
1. Perda Provinsi
2. Perda Kabupaten/Kota
3. Perdes/Peraturan yang
Setingkat
1.Undang-undang Dasar
1945
2. Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat
3. Undang-undang/Peraturan
Pemerintah Pengganti
Undang-undang
4.Peraturan Pemerintah
5.Peraturan Presiden
6. Peraturan Daerah
7.Perdaturan daerah Propinsi
8. Peraturan Daerah
Kabupaten /Kota
Hierarki
Peraturan
Perundang-
undangan
Menurut UU
11 Tahun 2001
Syarat mutlak berlakunya suatu UU ialah
setelah diundangkan dalam Lembaran Negara
(Lembaran Negara adalah tempat
pengundangan peraturan-peraturan negara
agar supaya sah berlaku) oleh Sekretaris
Negara, dan tanggal mulai berlakunya ialah
menurut tanggal yang ditentukan dalam UU
Asas
Peraturan
Perundang-
undangan
1. UU tidak berlaku surut (retroaktif);
2. UU yang dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi
mempunyai kedudukan yang lebih tinggi pula.
3. UU yang bersifat khusus menyampingkan undang-
undang yang bersifat umum.
4. UU yang berlaku kemudian membatalkan UU yang
terdahulu(yang mengatur hal yang sama)
5. Undang undang tak dapat diganggu gugat.
Proses
pembuatan
Peraturan
Perundang-
undangan
perencanaan,
penyusunan,
pembahasan,
pengesahan, dan
pengundangan
THAN
K
YOU

More Related Content

Similar to IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx

08 sumber hukum
08 sumber hukum08 sumber hukum
08 sumber hukum
mudanp.com
 
6. Pengertian Hukum dan Hukum Kesehatan.ppt
6. Pengertian Hukum dan Hukum Kesehatan.ppt6. Pengertian Hukum dan Hukum Kesehatan.ppt
6. Pengertian Hukum dan Hukum Kesehatan.ppt
PerryBoyChandraSiaha1
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALAulia Ulil Fadhilah
 
09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum
mudanp.com
 
Mengenal Hukum
Mengenal Hukum Mengenal Hukum
Mengenal Hukum
Muhamad Arifudin
 
Hukum dan peradilan
Hukum dan peradilanHukum dan peradilan
Hukum dan peradilan
Cheonsa Gitta Pramesti
 
Pengantar hukum bisnis
Pengantar hukum bisnisPengantar hukum bisnis
Pengantar hukum bisnis
wafa khairani
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraIca Diennissa
 
PPT MATERI PPKN KLEAS 12 BAB 2.pptx
PPT MATERI PPKN KLEAS 12 BAB 2.pptxPPT MATERI PPKN KLEAS 12 BAB 2.pptx
PPT MATERI PPKN KLEAS 12 BAB 2.pptx
EndangSitiJenab
 
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdfSemester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
JhonatanTelaumbanua
 
Hukum dan perkembangannya
Hukum dan perkembangannyaHukum dan perkembangannya
Hukum dan perkembangannyazumira zamiati
 
3. ISTILAH, PENGERTIAN, LANDASAN, DAN.pptx
3. ISTILAH, PENGERTIAN, LANDASAN, DAN.pptx3. ISTILAH, PENGERTIAN, LANDASAN, DAN.pptx
3. ISTILAH, PENGERTIAN, LANDASAN, DAN.pptx
Samsul78
 
4 - Sumber-sumber hukum.ppt
4 - Sumber-sumber hukum.ppt4 - Sumber-sumber hukum.ppt
4 - Sumber-sumber hukum.ppt
AbdulRahman870170
 
Pkn Kelas X Sistem Hukum di Indonesia
Pkn Kelas X Sistem Hukum di IndonesiaPkn Kelas X Sistem Hukum di Indonesia
Pkn Kelas X Sistem Hukum di Indonesia
Nandha Zulyana
 
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARAKEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
RIFKYANDHIKAMAULANA
 
Pengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukum
Muhammad Subhan
 
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptxsistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
RoyyanFirdausAlpha
 
tugas ke 1.bustami jasri.pptx
 tugas ke 1.bustami jasri.pptx tugas ke 1.bustami jasri.pptx
tugas ke 1.bustami jasri.pptx
Bustamijasri
 

Similar to IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx (20)

08 sumber hukum
08 sumber hukum08 sumber hukum
08 sumber hukum
 
6. Pengertian Hukum dan Hukum Kesehatan.ppt
6. Pengertian Hukum dan Hukum Kesehatan.ppt6. Pengertian Hukum dan Hukum Kesehatan.ppt
6. Pengertian Hukum dan Hukum Kesehatan.ppt
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
 
09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum
 
Mengenal Hukum
Mengenal Hukum Mengenal Hukum
Mengenal Hukum
 
Hukum dan peradilan
Hukum dan peradilanHukum dan peradilan
Hukum dan peradilan
 
Pengantar hukum bisnis
Pengantar hukum bisnisPengantar hukum bisnis
Pengantar hukum bisnis
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata Negara
 
Pengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukum
 
PPT MATERI PPKN KLEAS 12 BAB 2.pptx
PPT MATERI PPKN KLEAS 12 BAB 2.pptxPPT MATERI PPKN KLEAS 12 BAB 2.pptx
PPT MATERI PPKN KLEAS 12 BAB 2.pptx
 
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdfSemester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
 
Hukum dan perkembangannya
Hukum dan perkembangannyaHukum dan perkembangannya
Hukum dan perkembangannya
 
Htn
HtnHtn
Htn
 
3. ISTILAH, PENGERTIAN, LANDASAN, DAN.pptx
3. ISTILAH, PENGERTIAN, LANDASAN, DAN.pptx3. ISTILAH, PENGERTIAN, LANDASAN, DAN.pptx
3. ISTILAH, PENGERTIAN, LANDASAN, DAN.pptx
 
4 - Sumber-sumber hukum.ppt
4 - Sumber-sumber hukum.ppt4 - Sumber-sumber hukum.ppt
4 - Sumber-sumber hukum.ppt
 
Pkn Kelas X Sistem Hukum di Indonesia
Pkn Kelas X Sistem Hukum di IndonesiaPkn Kelas X Sistem Hukum di Indonesia
Pkn Kelas X Sistem Hukum di Indonesia
 
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARAKEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
 
Pengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukum
 
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptxsistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
sistem hukum dan peradilan indonesia ROYYAN XI IPA.pptx
 
tugas ke 1.bustami jasri.pptx
 tugas ke 1.bustami jasri.pptx tugas ke 1.bustami jasri.pptx
tugas ke 1.bustami jasri.pptx
 

More from donihasmanto

15. Pembiayaan Proyek Sektor Swasta.pptx
15. Pembiayaan Proyek Sektor Swasta.pptx15. Pembiayaan Proyek Sektor Swasta.pptx
15. Pembiayaan Proyek Sektor Swasta.pptx
donihasmanto
 
14. Pembiyaan Proyek.pptx
14. Pembiyaan Proyek.pptx14. Pembiyaan Proyek.pptx
14. Pembiyaan Proyek.pptx
donihasmanto
 
13. Macam-Macam Kartu Kredit.pptx
13. Macam-Macam Kartu Kredit.pptx13. Macam-Macam Kartu Kredit.pptx
13. Macam-Macam Kartu Kredit.pptx
donihasmanto
 
12. Pembiayaan Kartu Kredit.pptx
12. Pembiayaan Kartu Kredit.pptx12. Pembiayaan Kartu Kredit.pptx
12. Pembiayaan Kartu Kredit.pptx
donihasmanto
 
11. Keunggulan Anjak Piutang.pptx
11. Keunggulan Anjak Piutang.pptx11. Keunggulan Anjak Piutang.pptx
11. Keunggulan Anjak Piutang.pptx
donihasmanto
 
10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx
10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx
10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx
donihasmanto
 
9. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura.pptx
9. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura.pptx9. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura.pptx
9. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura.pptx
donihasmanto
 
7. Pembiayaan Modal Ventura.pptx
7. Pembiayaan Modal Ventura.pptx7. Pembiayaan Modal Ventura.pptx
7. Pembiayaan Modal Ventura.pptx
donihasmanto
 
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptx
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptxXIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptx
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptx
donihasmanto
 
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptxXIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
donihasmanto
 
XII. Asas Hukum.pptx
XII. Asas Hukum.pptxXII. Asas Hukum.pptx
XII. Asas Hukum.pptx
donihasmanto
 
XI. sistem Hukum.pptx
XI. sistem Hukum.pptxXI. sistem Hukum.pptx
XI. sistem Hukum.pptx
donihasmanto
 
X. Subjek dan Objek Hukum.pptx
X. Subjek dan Objek Hukum.pptxX. Subjek dan Objek Hukum.pptx
X. Subjek dan Objek Hukum.pptx
donihasmanto
 
VIII Peristiwa Hukum.pptx
VIII Peristiwa Hukum.pptxVIII Peristiwa Hukum.pptx
VIII Peristiwa Hukum.pptx
donihasmanto
 
VII. Pembedaan Hukum.pptx
VII. Pembedaan Hukum.pptxVII. Pembedaan Hukum.pptx
VII. Pembedaan Hukum.pptx
donihasmanto
 
VI. Pembagian Hukum.pptx
VI. Pembagian Hukum.pptxVI. Pembagian Hukum.pptx
VI. Pembagian Hukum.pptx
donihasmanto
 
V. Kaedah Sosial & Kaedah Hukum.pptx
V. Kaedah Sosial & Kaedah Hukum.pptxV. Kaedah Sosial & Kaedah Hukum.pptx
V. Kaedah Sosial & Kaedah Hukum.pptx
donihasmanto
 
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptxIV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
donihasmanto
 
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptx
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptxIII Peran Dan Fungsi Hukum.pptx
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptx
donihasmanto
 
II. Pengertian Hukum.pptx
II. Pengertian Hukum.pptxII. Pengertian Hukum.pptx
II. Pengertian Hukum.pptx
donihasmanto
 

More from donihasmanto (20)

15. Pembiayaan Proyek Sektor Swasta.pptx
15. Pembiayaan Proyek Sektor Swasta.pptx15. Pembiayaan Proyek Sektor Swasta.pptx
15. Pembiayaan Proyek Sektor Swasta.pptx
 
14. Pembiyaan Proyek.pptx
14. Pembiyaan Proyek.pptx14. Pembiyaan Proyek.pptx
14. Pembiyaan Proyek.pptx
 
13. Macam-Macam Kartu Kredit.pptx
13. Macam-Macam Kartu Kredit.pptx13. Macam-Macam Kartu Kredit.pptx
13. Macam-Macam Kartu Kredit.pptx
 
12. Pembiayaan Kartu Kredit.pptx
12. Pembiayaan Kartu Kredit.pptx12. Pembiayaan Kartu Kredit.pptx
12. Pembiayaan Kartu Kredit.pptx
 
11. Keunggulan Anjak Piutang.pptx
11. Keunggulan Anjak Piutang.pptx11. Keunggulan Anjak Piutang.pptx
11. Keunggulan Anjak Piutang.pptx
 
10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx
10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx
10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx
 
9. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura.pptx
9. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura.pptx9. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura.pptx
9. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura.pptx
 
7. Pembiayaan Modal Ventura.pptx
7. Pembiayaan Modal Ventura.pptx7. Pembiayaan Modal Ventura.pptx
7. Pembiayaan Modal Ventura.pptx
 
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptx
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptxXIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptx
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptx
 
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptxXIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
 
XII. Asas Hukum.pptx
XII. Asas Hukum.pptxXII. Asas Hukum.pptx
XII. Asas Hukum.pptx
 
XI. sistem Hukum.pptx
XI. sistem Hukum.pptxXI. sistem Hukum.pptx
XI. sistem Hukum.pptx
 
X. Subjek dan Objek Hukum.pptx
X. Subjek dan Objek Hukum.pptxX. Subjek dan Objek Hukum.pptx
X. Subjek dan Objek Hukum.pptx
 
VIII Peristiwa Hukum.pptx
VIII Peristiwa Hukum.pptxVIII Peristiwa Hukum.pptx
VIII Peristiwa Hukum.pptx
 
VII. Pembedaan Hukum.pptx
VII. Pembedaan Hukum.pptxVII. Pembedaan Hukum.pptx
VII. Pembedaan Hukum.pptx
 
VI. Pembagian Hukum.pptx
VI. Pembagian Hukum.pptxVI. Pembagian Hukum.pptx
VI. Pembagian Hukum.pptx
 
V. Kaedah Sosial & Kaedah Hukum.pptx
V. Kaedah Sosial & Kaedah Hukum.pptxV. Kaedah Sosial & Kaedah Hukum.pptx
V. Kaedah Sosial & Kaedah Hukum.pptx
 
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptxIV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
 
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptx
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptxIII Peran Dan Fungsi Hukum.pptx
III Peran Dan Fungsi Hukum.pptx
 
II. Pengertian Hukum.pptx
II. Pengertian Hukum.pptxII. Pengertian Hukum.pptx
II. Pengertian Hukum.pptx
 

Recently uploaded

ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
thegoddescorp
 
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdfPerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
asmazn0001
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
thegoddescorp
 
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdfRUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
CI kumparan
 
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdfPeran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
intelkejarimimika07
 
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum PidanaHukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Pelita9
 
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
adbangplk
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
JabalArfah
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
intelkejarimimika07
 
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
SharonPriscilla3
 
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASIPPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
MunirMisbah1
 
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
Adhi Setyowibowo
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
SardiPasaribu
 
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
HansWijaya13
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
CI kumparan
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
CIkumparan
 

Recently uploaded (16)

ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
 
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdfPerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
 
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdfRUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
 
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdfPeran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
 
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum PidanaHukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
 
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
 
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
 
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASIPPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
 
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
 
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
 

IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx

  • 1. IX. SUMBER HUKUM DAN HIERARKI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN RI
  • 2. A. PENGERTIAN SUMBER HUKUM 2 SUMBER HUKUM Segala sesuatu yang telah menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, artinya yaitu aturan-aturan yang kalau dilanggar akan mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata. Atau merupakan segala apa yang menimbulkan aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yaitu aturan yang apabila di langgar akan dikenakan sanksi yang tegas.
  • 3. Prof. Bagir Manan Menelaah dan mempelajari sumber hukum memerlukan kehati-hatian karena istilah sumber hukum mengandung berbagai pengertian. Tanpa kehati-hatian dan kecermatan yang mendalam mengenai apa yang dimaksud dengan sumber hukum, dapat menimbulkan kekeliruan bahkan menyesatkan
  • 4. Sumber untuk atau yang menentukan isi hukum. Sumber hukum adalah ukuran yang dipergunakan untuk menentukan bahwa isihukum itu sudah tepat atau baik dan benar-benar adil atau sebaliknya. Sumber untuk menentukan kekuatan mengikat suatu kaidah hukum. Mengapa hukum itu ditaati. SUMBER HUKUM MENURUT TINJAUAN SEJARAH 1. Stelsel hukum apakah yang memainkan peranan pada waktu hukum yang sedang berlaku sekarang (hukum positif), ditetapkan? 2. Kitab-kitab hukum, dokumen-dokumen, surat- surat manakah, dan sebagainya yang telah diperhatikan oleh pembuat undang-undang pada saat menetapkan hukum yang berlaku sekarang? SUMBER HUKUM MENURUT FILSAFAT
  • 5. Sumber Hukum Menurut Sudikno Mertokusumo Sebagai asas hukum, sebagai sesuatu yang merupakan permulaan hukum, misalnya kehendak Tuhan, akal manusia, jiwa bangsa, dan sebagainya Menunjukkan hukum terdahulu yang memberi bahan- bahan pada hukum yangsekarang berlaku, seperti hukum Prancis, hukum Romawi, dan lain-lain Sebagai sumber berlakunya, yang memberi kekuatan berlaku secara formal kepada peraturan hukum (penguasa atau masyarakat) Sebagai sumber dari mana kita dapat mengenal hukum, misalnya dokumen, undang-undang. lontar, batu bertulis, dan sebagainya Sebagai sumber terjadinya hukum atau sumber yang menimbulkan hukum
  • 6. Sumber Hukum Menurut Van Apeldoorn Sumber Hukum dalam Arti Sejarah 1. Dalam arti sumber pengenalan hukum 2. Dalam arti sumber- sumber dari mana pembentuk undang- undang memperoleh bahan dalam membentuk undang- undang Sumber Hukum dalam Arti Sosiologis Sumber Hukum dalam Arti Filsafat Sumber Hukum dalam Arti Formal Faktor-faktor yang menentukan isi hukum positif, misalnya keadaan-keadaan ekonomi, pandangan agama, dan saat-saat psikologis 1. Sebagai sumber untuk isi hukum, apakah yang dipakai sebagai ukuran untuk menguji hukum agar dapat mengetahui apakah ia hukum yang baik? 2. Sebagai sumber untuk kekuatan mengikat dari hukum Sumber hukum adalah peristiwa-peristiwa timbulnya hukum yang berlaku (yang mengikat hakim dan penduduk)
  • 7. Sumber Hukum Menurut Joeniarto before Sumber hukum dalam pengertian sebagai asalnya hukum positif, wujudnya dalam bentuk yang konkret ialah berupa ”keputusan dari yang berwenang" untuk mengambil keputusan mengenai soal yang bersangkutan. Sumber hukum dalam pengertiannya sebagai tempat ditemukannya aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan hukum positif.
  • 8. B. Macam-Macam Sumber Hukum Utrecht 1. Sumber hukum dalam arti formal adalah sumber hukum yang dikenal dari bentuknya. Karena bentuknya itu, hukum berlaku umum, diketahui, dan ditaati. 2.Sumber hukum materiil adalah faktor- faktor masyarakat yang mempengaruhi pembentukan hukum (pengaruh terhadap pembuat undang-undang, pengaruh terhadap keputusan hakim, dan sebagainya), faktor-faktor yang ikut mempengaruhi materi (isi) dari aturan- aturan hukum, atau tempat dari mana materi hukum itu diambil. Ciri Sumber Hukum 1. Dirumuskan dalam suatu bentuk tertentu. 2. Berlaku umum, mengikat, dan ditaati.
  • 9. 1. Sumber-Sumber Hukum Formal UNDANG-UNDANG (STATUE) 1. Undang-Undang dalam Arti Materiil karena isinya mengikat masyarakat 2. Undang-Undang dalam Arti Formal karena proses pembuatannya atau pengundangannya KEBIASAAN (CUSTOM) perbuatan manusia yang dilakukan dengan berulang-ulang dalam hal yang sama timbullah suatu kebiasaan (hukum tak tertulis) yang oleh pergaulan hidup dipandang sebagai hukum KEPUTUSAN HAKIM MAHKAMAH AGUNG (JURISPRUDENSI) Sumber hukum sehingga ia sering dijadikan dasar oleh hakim yang berada pada tingkatan yang lebih rendah untuk memutus 1 2 3 TRAKTAT (TREATY) Perjanjian Internasional baik bilateral,multilateral maupun kolektif/Terbuka PENDAPAT SARJANA HUKUM (DOKTRIN ) Beberapa keputusan hakim yang bisa kita lihat dalam penetapan dasar keputusannya, hakim sering mengutip pendapat seseorang sarjana hukum mengenai permasalahan yang diselesaikannya. 4 5
  • 10. PRINSIP AJARAN TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANGAN 4 Suatu peraturan perundang-undangan hanya dapat dicabut, diganti atau diubah dengan peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi atau paling tidak dengan yang sederajat 5 Peraturan perundang-undangan yang sejenis apabila mengatur materi yang sama, peraturan yang terbaru harus diberlakukan walaupun tidak dengan secara tegas dinyatakan bahwa peraturan yang lama itu dicabut. 1 Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi kedudukannya dapatdijadikan landasan atau dasar hukum bagi peraturan perundang- undangan yang lebih rendah atau berada di bawahnya 2 Peraturan perundang-undangan tingkatan lebih rendah harus bersumber atau memiliki dasar hukum dari peraturan perundang- undangan yang tingkatan lebih tinggi. 3 Isi atau muatan peraturan perundang- undangan yang lebih rendah tidak boleh menyimpang atau bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya.
  • 11. C. Hierarki Peraturan Perundang-Undangan Rl Ketetapan MPRS No.XX/MPRS/1966 jo. Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan TAP No.IX/MPR/1978 adalah : 1. UUD 1945 2. Ketetapan MPR 3. Undang-undang (UU)/Peraturan Pemerintah sebagai Pengganti Undang- undang (PERPU) 4. Peraturan Pemerintah (PP) 5. Keputusan Presiden 6. Peraturan Pelaksana lainnya 7. Peraturan Menteri 8. Instruksi Menteri 9. Dan lain-lain. . Hierarki peraturan perundang- undangan di Indonesia menurut Ketetapan MPR No.III/MPR/2000 sebagai berikut: 1. Undang-undang Dasar 1945 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat 3. Undang-undang 4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang 5. Peraturan Pemerintah 6. Keputusan Presiden 7. Peraturan Daerah -Peraturan daerah PropinsI -Peraturan Daerah Kabupaten atau kota.
  • 12. Prof. Bagir Manan PERATURAN DAERAH (termasuk peraturan desa) dibuat oleh satuan pemerintahan yang mandiri (otonom) serta dengan lingkungan wewenang yang mandiri pula maka dalam pengujiannya terhadap peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tidak boleh semata-mata berdasarkan pertingkatan, melainkan juga pada lingkungan wewenangnya. Suatu Perda yang bertentangan dengan suatu peraturan perundang-undangan tingkat lebih tinggi itu yang melanggar hak dan kewajiban daerah yang dijamin UUD atau UU Pemerintahan Daerah.
  • 13. Hierarki Peraturan Perundang- undangan Menurut TAP MPR Nomor. III/MPR/2000 Suatu peraturan perundang- undangan yang lebih rendah tingkatannya tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi tingkatannya. Hal ini selaras dengan asas hukum lex superior deregat inferiori (hukum yang lebih tinggi mengalahkan hukum yang tingkatannya di bawahnya). Hierarki Peraturan Perundang- undangan Menurut UU 10 Tahun 2004 a. UUD Negara; Republik lndonesia Tahun1945 b. Undang- Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti UU c. Peraturan Pemerintah d. Peraturan Presiden e. Peraturan daerah 1. Perda Provinsi 2. Perda Kabupaten/Kota 3. Perdes/Peraturan yang Setingkat 1.Undang-undang Dasar 1945 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat 3. Undang-undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang 4.Peraturan Pemerintah 5.Peraturan Presiden 6. Peraturan Daerah 7.Perdaturan daerah Propinsi 8. Peraturan Daerah Kabupaten /Kota Hierarki Peraturan Perundang- undangan Menurut UU 11 Tahun 2001
  • 14. Syarat mutlak berlakunya suatu UU ialah setelah diundangkan dalam Lembaran Negara (Lembaran Negara adalah tempat pengundangan peraturan-peraturan negara agar supaya sah berlaku) oleh Sekretaris Negara, dan tanggal mulai berlakunya ialah menurut tanggal yang ditentukan dalam UU Asas Peraturan Perundang- undangan 1. UU tidak berlaku surut (retroaktif); 2. UU yang dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi mempunyai kedudukan yang lebih tinggi pula. 3. UU yang bersifat khusus menyampingkan undang- undang yang bersifat umum. 4. UU yang berlaku kemudian membatalkan UU yang terdahulu(yang mengatur hal yang sama) 5. Undang undang tak dapat diganggu gugat. Proses pembuatan Peraturan Perundang- undangan perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan, dan pengundangan

Editor's Notes

  1. Photo by Chris Barbalis on Unsplash
  2. Photo by Lukas Blazek on Unsplash