SlideShare a Scribd company logo
III
PERAN DAN FUNGSI HUKUM
A. PERAN HUKUM
Hukum terdapat di seluruh dunia, asal ada masyarakat
manusia, hukum itu ada dimana-mana, pada setiap waktu
dan bagi setiap bangsa.(Surojo Wignjodipuro, SH 1974:2)
Van Apeldoorn menulis bahwa Recht is over de gehele
wereld, overall waar een samenleving van mensen is arti
nya Hukum terdapat di seluruh dunia, asal ada
masyarakat manusia. (Prof Achmad Sanusi, SH 1977:28)
Sanusi menyebutkan dalam bukunya (1977:28) sebagai
berikut:
Berbeda dengan hukum alam, maka hukum yang
ada dimana-mana itu tidaklah sama, ia justru berbe-
da - beda karena adanya perbedaan bahan seperti
manusianya, alamnya, tradisinya, akal dan budinya.
Menurut mazhab Van Savigny:
hukum sesuatu bangsa pada suatu masa tidak dapat di-
pisahkan dari faktor Agama, susila, adat istiadat, ekonomi
dan lain-lain kebudayaannya.
Menurut Surojo Wignjodipuro,bahwasanya di dalam
masyarakat purba atau/dan yang masih primitif
sudah terdapat peraturan - peraturan hidup (hukum
dalam bentuk sederhana) yang dihormati dan dijun-
jung para anggotanya.
Di dalam masyarakat primitif juga terdapat hukum
dan cerita-cerita kuno menunjukkan adanya hukum
di tengah masyarakat.
Peranan hukum tidak terhingga ragamnya dan banyak contohnya
sehari-hari yakni:
a. Dalam kehidupan keluarga
- Seorang laki-laki dan perempuan hidup bersama sebagai
suami istri mengikatkan diri dalam perkawinan, melakukan
perbuatan yang sebagaimana di atur oleh Undang-Undang
No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan;
- Orang yang mencatatkan tentang kelahiran, perceraian dan
kematian pada pencatatan sipil, tanpa disadari sudah
memenuhi ketentuan Pasal 4 Bab II Buku Kedua KUHPerdata
Anak yang bersikap hormat kepada orang tuanya (Pasal 298
KUHPerdata);
- Orang tua yang merawat anak yang belum dewasa dalam
keadaan dungu, sakit otak atau buta (Pasal 462 KUHPerdata)
b. Dalam Pekerjaan (hubungan kerja)
- Orang bekerja dalam suatu instansi menandatangani perjanjian
kerja (Pasal 1601,1601 a sd 1601 c Bab 7A KUHPerdata);
- Seorang pimpinan perusahaan membuat peraturan merupakan
pekerjaaan (UU 13 Tahun 2003 Tentang Perburuhan/tenaga
Kerja);
- Seorang majikan membayar upah kepada buruh setiap bulan
(BAB ketiga KUHPerdata);
- Seorang sarjana yang bekerja pada pemerintah maupun
perusahaan (UU No 8/1961 tentang wajib kerja sarjana);
- Permintaan bantuan seorang penuntut umum kepada dokter
atau ahli lainnya (RIB (Reglemen Bumiputera (Indonesia))
pasal 70 dan Pasal 83).
c. Dalam menjalankan pekerjaan/profesi
- Melaksanakan pekerjaan orang terikat pada peratu-
ran kepegawaian;
- Dokter yang menyimpan rahasia kedokteran
(PP No. 10 Tahun 1996);
- Dokter yang tidak akan menggugurkan kandungan
karena terikat pada UU tentang larangan abortus;
- Seorang advokat / pengacara harus menjalankan
profesinya sesuai dengan staatsblad no 23 jo
staatsblad no 47 tahun 1848 dan Undang-Undang
No. 18 Tahun 2003 Tentang Advokat.
d. Hubungan dengan hak
- Seorang pemilik tanah akan menuntut ganti rugi kepada
pihak yang menggusur atau menguasai tanahnya;
- Seorang buruh akan menuntut pesangon atas PHK tanpa
kesalahan.
e. Dalam perkembangan masyarakat
Dalam hubungan dengan orang lain, seseorang harus menge
tahui kedudukan, hak dan kewajibannya sebagai anggota
masyarakat, ia wajib mengetahui perbuatan mana yang
benar oleh Undang-Undang (rechtshandeling) dan perbuatan
mana yang merupakan perbuatan melawan hukum (onrecht
matige daad).
f. Dalam hubungan dengan ilmu lainnya
Ilmu hukum mempunyai kaitan dengan
ilmu sosial lainnya, ilmu eksakta dan
ilmu budaya. Ilmu ini membutuhkan
ilmu hukum untuk membatasi dampak
perkembangan kemajuan teknologi
dan kebudayaan masyarakat.
g. Dalam mempelajari Hukum
Untuk mempelajari hukum perdata, hukum dagang dan lain
sebagainya harus memahami dan menguasai dasar-dasar
ilmu hukum yang bersifat umum dan khusus. Hal umum
biasanya dapat dilihat dari:
- Interpretasi atau penafsiran hukum;
- Pengertian tentang subjek, objek dan badan hukum;
- Sumber hukum seperti Undang-undang, kebiasaan, trakt
at dan sebagainya;
- Pembagian hukum;
- Bagian-bagian ilmu hukum;
- Hierarki dan tingkat perundang-undangan di Indonesia.
h. Dalam penggunaan istilah hukum
Istilah hukum di bidang ilmu eksakta, social
atau budaya adalah berlainan, hukum dalam
ilmu eksakta (ilmu alam dan fisika), sifatnya
konstan dan tidak berubah, sedangkan
pengertian hukum di bidang ilmu hukum
selalu berubah-ubah mengikuti perkemba-
ngan masyarakat dalam kehidupan sosial
dan budaya.
B. FUNGSI HUKUM
1. Sebagai alat pengatur tata tertib
hubungan masyarakat;
Hukum sebagai norma merupakan petunjuk
untuk kehidupan (levensvoorschriften),
manusia dalam masyarakat hukum ada
yang baik dan ada yang tidak baik, hukum
juga sebagai pemberi petunjuk apa yang
harus diperbuat dan mana yang tidak boleh,
sehingga segala sesuatunya dapat berjalan
tertib dan teratur.
2. Sebagai sarana untuk mewujudkan
keadilan sosial lahir dan batin;
- Hukum mempunyai ciri memerintah dan melarang;
- Hukum mempunyai sifat memaksa;
- Hukum mempunyai daya yang mengikat fisik dan
psikologis
- Oleh karena hukum memiliki 3 ciri di atas, maka
hukum dapat memberikan keadilan, dapat menentu
kan siapa yang bersalah dan siapa yang tidak
bersalah.
3. Sebagai sara penggerak
pembangunan;
Daya mengikat dan memaksa dari
hukum dapat digunakan untuk meng-
gerakkan pembangunan, disini hukum
menjadi alat untuk membawa masyara
kat lebih maju peradabannya.
4. Sebagai fungsi kritis.
Menurut Dr. Soedjono Dirjosisworo dalam bukunya
PIH hal. 155, menerangkan bahwa:
“Dewasa ini sedang berkembang suatu pandangan
bahwa hukum mempunyai fungsi kritis yaitu daya
kerja hukum tidak semata-mata melakukan penga
wasan pada aparatur pengawasan, pada aparatur
pemerintah (petugas) saja, melainkan aparatur pene-
gak hukum termasuk didalamnya”.
Menurut Lawrence M. Friedmann,
dalam bukunya ”Law and Society an
Introduction", fungsi hukum adalah:
- Pengawasan/Pengendalian sosial (social
control);
- Penyelesaian sengketa (dispute set-
tlement);
- Rekayasa sosial (social engineering)
Theo Huijbers, menyatakan bahwa fungsi
hukum ialah memelihara kepentingan umum
dalam masyarakat, menjaga hak-hak manusia,
mewujudkan keadilan dalam hidup bersama.
Joseph Raz melihat fungsi hukum sebagai
fungsi sosial, yang dibedakanya ke dalam:
1. Fungsi Langsung
2. Fungsi tidak Langsung
Selain cara pandangan yang digunakan Raz, kita juga dapat
membedakan fungsi hukum dengan pembedaan berikut ini:
1. Fungsi Hukum sebagai ”a tool ofsocial control”
Fungsi hukum sebagai alat pengendalian sosial dapat
diterang- kan sebagai fungsi hukum untuk menetapkan
tingkah laku mana yang dianggap merupakan
penyimpangan terhadap aturan hukum, dan apa sanksi
atau tindakan yang dilakukan oleh hukum jika terjadi
penyimpangan tersebut.
Menurut Achmad Ali, hukum sebagai pengendalian sosial
dapat diartikan sebagai berikut:
a. Fungsi hukum sebagai alat pengendalian sosial, tidak
lah sendirian di dalam masyarakat, melainkan
menjalankan fungsi itu bersama-sama dengan
pranata-pranata sosial lainya yang juga melakukan
fungsi pengendalian sosial.
b. Fungsi hukum sebagai alat pengenda-
lian sosial merupakan fungsi ”pasif”
disini artinya hukum menyesuaikan diri
dengan kenyataan masyarakat.
b. Fungsi hukum sebagai alat pengenda-
lian sosial, dapat dijalankan oleh suatu
kekuasaan terpusat yang dewasa ini
berwujud kekuasaan negara, yang
dilaksanakan oleh "the ruling class”
tertentu atau suatu ”elit". Hukum biasa
nya ber wujud hukum tertulis atau
perundang-undangan.
b. Fungsi hukum sebagai alat pengenda-
lian sosial, dapat juga dijalankan sendiri
“dari bawah” oleh masyarakat itu sendiri.
Hukumnya biasa terwujud tidak tertulis
atau hukum kebiasaan.
Terlaksananya atau tidak terlaksananya fungsi
hukum sebagai alat pengendalian sosial,
ditentukan oleh dua hal:
a. Faktor aturan hukumnya sendiri;
b. Faktor pelaksana (orang) hukumnya.
2. Fungsi Hukum sebagai ”a tool of social engineering“
- Konsep hukum sebagai ”a tool of social engineering”
selama ini di anggap sebagai suatu konsep yang netral,
yang dicetuskan oleh Roscoe Pound.
- Konsep ”a tool of social engineering" ini biasa diperha-
dapkan dengan konsep hukum yang lain, antara lain
konsep yang diajarkan oleh aliran historis dari Friede-
rich Karl von Savigny.
- Aliran Historisnya Savigny berpendapat bahwa hukum
merupakan ekspresi dari kesadaran hukum, dari
"volksgeist", dari jiwa rakyat.
- Hukum pada awalnya lahir dari kebiasaan dan
kesadaran hukum masyarakat kemudian dari putusan
hakim,tetapi bagaimanapun juga diciptakan oleh
kekuatan ketentuan dari dalam yang bekerja secara
diam-diam dan tidak oleh kemauan sendiri legislatif.
Syarat agar Fungsi Hukum dapat terlaksana:
Bagi penegak hukum dituntut kemampuannya untuk me
laksanakan dan menerapkan hukum dengan baik, deng
an seni yang dimiliki masing- masing petugas misalnya:
- Menafsirkan hukum sesuai dengan keadilan dan
posisi masing-masing;
- Bila perlu diadakan penafsiran analogis penghalusan
hukum atau memberi ungkapan a contrario (menurut
pengingkaran) adalah suatu cara menafsirkan undang-
undang yang didasarkan pada perlawanan pengertian
antara soal yang dihadapi dan soal yang diatur dalam
suatu pasal peraturan perundang-undangan.
Thanks…….

More Related Content

Similar to III Peran Dan Fungsi Hukum.pptx

II. Pengertian Hukum.pptx
II. Pengertian Hukum.pptxII. Pengertian Hukum.pptx
II. Pengertian Hukum.pptx
donihasmanto
 
Sistem hukum indonesia
Sistem hukum indonesiaSistem hukum indonesia
Sistem hukum indonesia
Andri Irawan
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukum
Andrew Hutabarat
 
PENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptx
PENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptxPENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptx
PENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptx
DAHLAN SITOHANG S.Pd., M.H
 
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptx
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptxRANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptx
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptx
ArkhaRega1
 
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
mudanp.com
 
Materi kuliah ke-5 Pengantar ilmu hukum.pptx
Materi kuliah ke-5 Pengantar ilmu hukum.pptxMateri kuliah ke-5 Pengantar ilmu hukum.pptx
Materi kuliah ke-5 Pengantar ilmu hukum.pptx
HafidsAzhar1
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
IqbaalKamalludin1
 
Shi
ShiShi
Hukum adat bab 1 STAIN SALATIGA sem 3
Hukum adat bab 1 STAIN SALATIGA sem 3Hukum adat bab 1 STAIN SALATIGA sem 3
Hukum adat bab 1 STAIN SALATIGA sem 3
nurfitriaprimastuti
 
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.ppt
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.pptBAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.ppt
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.ppt
asifsardari
 
Norma Kaidah
Norma KaidahNorma Kaidah
Norma Kaidah
Roelly Syafarul
 
Rule of law
Rule of lawRule of law
Rule of law
Amyarimbi
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraUzix Moch
 
Pengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukum
Muhammad Subhan
 
Materi Penegakan hukum di indonesia.pptx
Materi Penegakan hukum di indonesia.pptxMateri Penegakan hukum di indonesia.pptx
Materi Penegakan hukum di indonesia.pptx
MayaRiantini1
 
Hukum non doktrinal
Hukum non doktrinalHukum non doktrinal
Hukum non doktrinal
Destu Argianto
 
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismLatar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Isnaldi Utih
 

Similar to III Peran Dan Fungsi Hukum.pptx (20)

II. Pengertian Hukum.pptx
II. Pengertian Hukum.pptxII. Pengertian Hukum.pptx
II. Pengertian Hukum.pptx
 
Sistem hukum indonesia
Sistem hukum indonesiaSistem hukum indonesia
Sistem hukum indonesia
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukum
 
PENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptx
PENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptxPENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptx
PENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptx
 
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptx
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptxRANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptx
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptx
 
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
 
Materi kuliah ke-5 Pengantar ilmu hukum.pptx
Materi kuliah ke-5 Pengantar ilmu hukum.pptxMateri kuliah ke-5 Pengantar ilmu hukum.pptx
Materi kuliah ke-5 Pengantar ilmu hukum.pptx
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Shi
ShiShi
Shi
 
Hukum adat bab 1 STAIN SALATIGA sem 3
Hukum adat bab 1 STAIN SALATIGA sem 3Hukum adat bab 1 STAIN SALATIGA sem 3
Hukum adat bab 1 STAIN SALATIGA sem 3
 
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.ppt
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.pptBAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.ppt
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.ppt
 
Norma Kaidah
Norma KaidahNorma Kaidah
Norma Kaidah
 
Rule of law
Rule of lawRule of law
Rule of law
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negara
 
Fungsi Filsafat Hukum
Fungsi Filsafat HukumFungsi Filsafat Hukum
Fungsi Filsafat Hukum
 
Pengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukum
 
Materi Penegakan hukum di indonesia.pptx
Materi Penegakan hukum di indonesia.pptxMateri Penegakan hukum di indonesia.pptx
Materi Penegakan hukum di indonesia.pptx
 
Hukum non doktrinal
Hukum non doktrinalHukum non doktrinal
Hukum non doktrinal
 
Htn
HtnHtn
Htn
 
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismLatar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
 

More from donihasmanto

15. Pembiayaan Proyek Sektor Swasta.pptx
15. Pembiayaan Proyek Sektor Swasta.pptx15. Pembiayaan Proyek Sektor Swasta.pptx
15. Pembiayaan Proyek Sektor Swasta.pptx
donihasmanto
 
14. Pembiyaan Proyek.pptx
14. Pembiyaan Proyek.pptx14. Pembiyaan Proyek.pptx
14. Pembiyaan Proyek.pptx
donihasmanto
 
13. Macam-Macam Kartu Kredit.pptx
13. Macam-Macam Kartu Kredit.pptx13. Macam-Macam Kartu Kredit.pptx
13. Macam-Macam Kartu Kredit.pptx
donihasmanto
 
12. Pembiayaan Kartu Kredit.pptx
12. Pembiayaan Kartu Kredit.pptx12. Pembiayaan Kartu Kredit.pptx
12. Pembiayaan Kartu Kredit.pptx
donihasmanto
 
11. Keunggulan Anjak Piutang.pptx
11. Keunggulan Anjak Piutang.pptx11. Keunggulan Anjak Piutang.pptx
11. Keunggulan Anjak Piutang.pptx
donihasmanto
 
10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx
10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx
10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx
donihasmanto
 
9. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura.pptx
9. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura.pptx9. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura.pptx
9. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura.pptx
donihasmanto
 
7. Pembiayaan Modal Ventura.pptx
7. Pembiayaan Modal Ventura.pptx7. Pembiayaan Modal Ventura.pptx
7. Pembiayaan Modal Ventura.pptx
donihasmanto
 
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptx
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptxXIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptx
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptx
donihasmanto
 
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptxXIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
donihasmanto
 
XII. Asas Hukum.pptx
XII. Asas Hukum.pptxXII. Asas Hukum.pptx
XII. Asas Hukum.pptx
donihasmanto
 
XI. sistem Hukum.pptx
XI. sistem Hukum.pptxXI. sistem Hukum.pptx
XI. sistem Hukum.pptx
donihasmanto
 
X. Subjek dan Objek Hukum.pptx
X. Subjek dan Objek Hukum.pptxX. Subjek dan Objek Hukum.pptx
X. Subjek dan Objek Hukum.pptx
donihasmanto
 
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptxIX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
donihasmanto
 
VIII Peristiwa Hukum.pptx
VIII Peristiwa Hukum.pptxVIII Peristiwa Hukum.pptx
VIII Peristiwa Hukum.pptx
donihasmanto
 
VII. Pembedaan Hukum.pptx
VII. Pembedaan Hukum.pptxVII. Pembedaan Hukum.pptx
VII. Pembedaan Hukum.pptx
donihasmanto
 
VI. Pembagian Hukum.pptx
VI. Pembagian Hukum.pptxVI. Pembagian Hukum.pptx
VI. Pembagian Hukum.pptx
donihasmanto
 
V. Kaedah Sosial & Kaedah Hukum.pptx
V. Kaedah Sosial & Kaedah Hukum.pptxV. Kaedah Sosial & Kaedah Hukum.pptx
V. Kaedah Sosial & Kaedah Hukum.pptx
donihasmanto
 
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptxIV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
donihasmanto
 
I. Pengertian PIH.pptx
I. Pengertian PIH.pptxI. Pengertian PIH.pptx
I. Pengertian PIH.pptx
donihasmanto
 

More from donihasmanto (20)

15. Pembiayaan Proyek Sektor Swasta.pptx
15. Pembiayaan Proyek Sektor Swasta.pptx15. Pembiayaan Proyek Sektor Swasta.pptx
15. Pembiayaan Proyek Sektor Swasta.pptx
 
14. Pembiyaan Proyek.pptx
14. Pembiyaan Proyek.pptx14. Pembiyaan Proyek.pptx
14. Pembiyaan Proyek.pptx
 
13. Macam-Macam Kartu Kredit.pptx
13. Macam-Macam Kartu Kredit.pptx13. Macam-Macam Kartu Kredit.pptx
13. Macam-Macam Kartu Kredit.pptx
 
12. Pembiayaan Kartu Kredit.pptx
12. Pembiayaan Kartu Kredit.pptx12. Pembiayaan Kartu Kredit.pptx
12. Pembiayaan Kartu Kredit.pptx
 
11. Keunggulan Anjak Piutang.pptx
11. Keunggulan Anjak Piutang.pptx11. Keunggulan Anjak Piutang.pptx
11. Keunggulan Anjak Piutang.pptx
 
10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx
10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx
10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx
 
9. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura.pptx
9. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura.pptx9. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura.pptx
9. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura.pptx
 
7. Pembiayaan Modal Ventura.pptx
7. Pembiayaan Modal Ventura.pptx7. Pembiayaan Modal Ventura.pptx
7. Pembiayaan Modal Ventura.pptx
 
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptx
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptxXIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptx
XIV. Pelaksanaan dan Penegakan Hukum.pptx
 
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptxXIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
 
XII. Asas Hukum.pptx
XII. Asas Hukum.pptxXII. Asas Hukum.pptx
XII. Asas Hukum.pptx
 
XI. sistem Hukum.pptx
XI. sistem Hukum.pptxXI. sistem Hukum.pptx
XI. sistem Hukum.pptx
 
X. Subjek dan Objek Hukum.pptx
X. Subjek dan Objek Hukum.pptxX. Subjek dan Objek Hukum.pptx
X. Subjek dan Objek Hukum.pptx
 
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptxIX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
 
VIII Peristiwa Hukum.pptx
VIII Peristiwa Hukum.pptxVIII Peristiwa Hukum.pptx
VIII Peristiwa Hukum.pptx
 
VII. Pembedaan Hukum.pptx
VII. Pembedaan Hukum.pptxVII. Pembedaan Hukum.pptx
VII. Pembedaan Hukum.pptx
 
VI. Pembagian Hukum.pptx
VI. Pembagian Hukum.pptxVI. Pembagian Hukum.pptx
VI. Pembagian Hukum.pptx
 
V. Kaedah Sosial & Kaedah Hukum.pptx
V. Kaedah Sosial & Kaedah Hukum.pptxV. Kaedah Sosial & Kaedah Hukum.pptx
V. Kaedah Sosial & Kaedah Hukum.pptx
 
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptxIV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
IV. Tujuan, Ciri dan Sifat Hukum.pptx
 
I. Pengertian PIH.pptx
I. Pengertian PIH.pptxI. Pengertian PIH.pptx
I. Pengertian PIH.pptx
 

Recently uploaded

Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptxEstimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
pcaiolenovo20232
 
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdfPERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
OsmanHjAbdulWahid
 
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdfRUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
CI kumparan
 
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptxILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
NinaRahayuBelia
 
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAPEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
AchmadHasanBasri
 
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptxMATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
muhammadarsyad77
 

Recently uploaded (6)

Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptxEstimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
Estimasi Pendapatan Pemerintah Dalam Manajemen Keuangan Daerah.pptx
 
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdfPERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
PERATURAN KKP (LOJI YANG MENGHENDAKI PERAKUAN KELAYAKAN) 2024.pdf
 
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdfRUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
 
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptxILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
ILMU HUKUM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK.pptx
 
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAPEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptxMATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
 

III Peran Dan Fungsi Hukum.pptx

  • 2. A. PERAN HUKUM Hukum terdapat di seluruh dunia, asal ada masyarakat manusia, hukum itu ada dimana-mana, pada setiap waktu dan bagi setiap bangsa.(Surojo Wignjodipuro, SH 1974:2) Van Apeldoorn menulis bahwa Recht is over de gehele wereld, overall waar een samenleving van mensen is arti nya Hukum terdapat di seluruh dunia, asal ada masyarakat manusia. (Prof Achmad Sanusi, SH 1977:28)
  • 3. Sanusi menyebutkan dalam bukunya (1977:28) sebagai berikut: Berbeda dengan hukum alam, maka hukum yang ada dimana-mana itu tidaklah sama, ia justru berbe- da - beda karena adanya perbedaan bahan seperti manusianya, alamnya, tradisinya, akal dan budinya. Menurut mazhab Van Savigny: hukum sesuatu bangsa pada suatu masa tidak dapat di- pisahkan dari faktor Agama, susila, adat istiadat, ekonomi dan lain-lain kebudayaannya.
  • 4. Menurut Surojo Wignjodipuro,bahwasanya di dalam masyarakat purba atau/dan yang masih primitif sudah terdapat peraturan - peraturan hidup (hukum dalam bentuk sederhana) yang dihormati dan dijun- jung para anggotanya. Di dalam masyarakat primitif juga terdapat hukum dan cerita-cerita kuno menunjukkan adanya hukum di tengah masyarakat.
  • 5. Peranan hukum tidak terhingga ragamnya dan banyak contohnya sehari-hari yakni: a. Dalam kehidupan keluarga - Seorang laki-laki dan perempuan hidup bersama sebagai suami istri mengikatkan diri dalam perkawinan, melakukan perbuatan yang sebagaimana di atur oleh Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan; - Orang yang mencatatkan tentang kelahiran, perceraian dan kematian pada pencatatan sipil, tanpa disadari sudah memenuhi ketentuan Pasal 4 Bab II Buku Kedua KUHPerdata Anak yang bersikap hormat kepada orang tuanya (Pasal 298 KUHPerdata); - Orang tua yang merawat anak yang belum dewasa dalam keadaan dungu, sakit otak atau buta (Pasal 462 KUHPerdata)
  • 6. b. Dalam Pekerjaan (hubungan kerja) - Orang bekerja dalam suatu instansi menandatangani perjanjian kerja (Pasal 1601,1601 a sd 1601 c Bab 7A KUHPerdata); - Seorang pimpinan perusahaan membuat peraturan merupakan pekerjaaan (UU 13 Tahun 2003 Tentang Perburuhan/tenaga Kerja); - Seorang majikan membayar upah kepada buruh setiap bulan (BAB ketiga KUHPerdata); - Seorang sarjana yang bekerja pada pemerintah maupun perusahaan (UU No 8/1961 tentang wajib kerja sarjana); - Permintaan bantuan seorang penuntut umum kepada dokter atau ahli lainnya (RIB (Reglemen Bumiputera (Indonesia)) pasal 70 dan Pasal 83).
  • 7. c. Dalam menjalankan pekerjaan/profesi - Melaksanakan pekerjaan orang terikat pada peratu- ran kepegawaian; - Dokter yang menyimpan rahasia kedokteran (PP No. 10 Tahun 1996); - Dokter yang tidak akan menggugurkan kandungan karena terikat pada UU tentang larangan abortus; - Seorang advokat / pengacara harus menjalankan profesinya sesuai dengan staatsblad no 23 jo staatsblad no 47 tahun 1848 dan Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 Tentang Advokat.
  • 8. d. Hubungan dengan hak - Seorang pemilik tanah akan menuntut ganti rugi kepada pihak yang menggusur atau menguasai tanahnya; - Seorang buruh akan menuntut pesangon atas PHK tanpa kesalahan. e. Dalam perkembangan masyarakat Dalam hubungan dengan orang lain, seseorang harus menge tahui kedudukan, hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat, ia wajib mengetahui perbuatan mana yang benar oleh Undang-Undang (rechtshandeling) dan perbuatan mana yang merupakan perbuatan melawan hukum (onrecht matige daad).
  • 9. f. Dalam hubungan dengan ilmu lainnya Ilmu hukum mempunyai kaitan dengan ilmu sosial lainnya, ilmu eksakta dan ilmu budaya. Ilmu ini membutuhkan ilmu hukum untuk membatasi dampak perkembangan kemajuan teknologi dan kebudayaan masyarakat.
  • 10. g. Dalam mempelajari Hukum Untuk mempelajari hukum perdata, hukum dagang dan lain sebagainya harus memahami dan menguasai dasar-dasar ilmu hukum yang bersifat umum dan khusus. Hal umum biasanya dapat dilihat dari: - Interpretasi atau penafsiran hukum; - Pengertian tentang subjek, objek dan badan hukum; - Sumber hukum seperti Undang-undang, kebiasaan, trakt at dan sebagainya; - Pembagian hukum; - Bagian-bagian ilmu hukum; - Hierarki dan tingkat perundang-undangan di Indonesia.
  • 11. h. Dalam penggunaan istilah hukum Istilah hukum di bidang ilmu eksakta, social atau budaya adalah berlainan, hukum dalam ilmu eksakta (ilmu alam dan fisika), sifatnya konstan dan tidak berubah, sedangkan pengertian hukum di bidang ilmu hukum selalu berubah-ubah mengikuti perkemba- ngan masyarakat dalam kehidupan sosial dan budaya.
  • 12. B. FUNGSI HUKUM 1. Sebagai alat pengatur tata tertib hubungan masyarakat; Hukum sebagai norma merupakan petunjuk untuk kehidupan (levensvoorschriften), manusia dalam masyarakat hukum ada yang baik dan ada yang tidak baik, hukum juga sebagai pemberi petunjuk apa yang harus diperbuat dan mana yang tidak boleh, sehingga segala sesuatunya dapat berjalan tertib dan teratur.
  • 13. 2. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir dan batin; - Hukum mempunyai ciri memerintah dan melarang; - Hukum mempunyai sifat memaksa; - Hukum mempunyai daya yang mengikat fisik dan psikologis - Oleh karena hukum memiliki 3 ciri di atas, maka hukum dapat memberikan keadilan, dapat menentu kan siapa yang bersalah dan siapa yang tidak bersalah.
  • 14. 3. Sebagai sara penggerak pembangunan; Daya mengikat dan memaksa dari hukum dapat digunakan untuk meng- gerakkan pembangunan, disini hukum menjadi alat untuk membawa masyara kat lebih maju peradabannya.
  • 15. 4. Sebagai fungsi kritis. Menurut Dr. Soedjono Dirjosisworo dalam bukunya PIH hal. 155, menerangkan bahwa: “Dewasa ini sedang berkembang suatu pandangan bahwa hukum mempunyai fungsi kritis yaitu daya kerja hukum tidak semata-mata melakukan penga wasan pada aparatur pengawasan, pada aparatur pemerintah (petugas) saja, melainkan aparatur pene- gak hukum termasuk didalamnya”.
  • 16. Menurut Lawrence M. Friedmann, dalam bukunya ”Law and Society an Introduction", fungsi hukum adalah: - Pengawasan/Pengendalian sosial (social control); - Penyelesaian sengketa (dispute set- tlement); - Rekayasa sosial (social engineering)
  • 17. Theo Huijbers, menyatakan bahwa fungsi hukum ialah memelihara kepentingan umum dalam masyarakat, menjaga hak-hak manusia, mewujudkan keadilan dalam hidup bersama. Joseph Raz melihat fungsi hukum sebagai fungsi sosial, yang dibedakanya ke dalam: 1. Fungsi Langsung 2. Fungsi tidak Langsung
  • 18. Selain cara pandangan yang digunakan Raz, kita juga dapat membedakan fungsi hukum dengan pembedaan berikut ini: 1. Fungsi Hukum sebagai ”a tool ofsocial control” Fungsi hukum sebagai alat pengendalian sosial dapat diterang- kan sebagai fungsi hukum untuk menetapkan tingkah laku mana yang dianggap merupakan penyimpangan terhadap aturan hukum, dan apa sanksi atau tindakan yang dilakukan oleh hukum jika terjadi penyimpangan tersebut. Menurut Achmad Ali, hukum sebagai pengendalian sosial dapat diartikan sebagai berikut: a. Fungsi hukum sebagai alat pengendalian sosial, tidak lah sendirian di dalam masyarakat, melainkan menjalankan fungsi itu bersama-sama dengan pranata-pranata sosial lainya yang juga melakukan fungsi pengendalian sosial.
  • 19. b. Fungsi hukum sebagai alat pengenda- lian sosial merupakan fungsi ”pasif” disini artinya hukum menyesuaikan diri dengan kenyataan masyarakat. b. Fungsi hukum sebagai alat pengenda- lian sosial, dapat dijalankan oleh suatu kekuasaan terpusat yang dewasa ini berwujud kekuasaan negara, yang dilaksanakan oleh "the ruling class” tertentu atau suatu ”elit". Hukum biasa nya ber wujud hukum tertulis atau perundang-undangan.
  • 20. b. Fungsi hukum sebagai alat pengenda- lian sosial, dapat juga dijalankan sendiri “dari bawah” oleh masyarakat itu sendiri. Hukumnya biasa terwujud tidak tertulis atau hukum kebiasaan. Terlaksananya atau tidak terlaksananya fungsi hukum sebagai alat pengendalian sosial, ditentukan oleh dua hal: a. Faktor aturan hukumnya sendiri; b. Faktor pelaksana (orang) hukumnya.
  • 21. 2. Fungsi Hukum sebagai ”a tool of social engineering“ - Konsep hukum sebagai ”a tool of social engineering” selama ini di anggap sebagai suatu konsep yang netral, yang dicetuskan oleh Roscoe Pound. - Konsep ”a tool of social engineering" ini biasa diperha- dapkan dengan konsep hukum yang lain, antara lain konsep yang diajarkan oleh aliran historis dari Friede- rich Karl von Savigny. - Aliran Historisnya Savigny berpendapat bahwa hukum merupakan ekspresi dari kesadaran hukum, dari "volksgeist", dari jiwa rakyat. - Hukum pada awalnya lahir dari kebiasaan dan kesadaran hukum masyarakat kemudian dari putusan hakim,tetapi bagaimanapun juga diciptakan oleh kekuatan ketentuan dari dalam yang bekerja secara diam-diam dan tidak oleh kemauan sendiri legislatif.
  • 22. Syarat agar Fungsi Hukum dapat terlaksana: Bagi penegak hukum dituntut kemampuannya untuk me laksanakan dan menerapkan hukum dengan baik, deng an seni yang dimiliki masing- masing petugas misalnya: - Menafsirkan hukum sesuai dengan keadilan dan posisi masing-masing; - Bila perlu diadakan penafsiran analogis penghalusan hukum atau memberi ungkapan a contrario (menurut pengingkaran) adalah suatu cara menafsirkan undang- undang yang didasarkan pada perlawanan pengertian antara soal yang dihadapi dan soal yang diatur dalam suatu pasal peraturan perundang-undangan.