Penyakit Blas dapat menyebabkan kerugian yang begitu besar pada pertanaman padi di Indonesia. Pada awalnya blas hanya menyerang padi gogo. Namun kini penyakit blas menjadi penyakit utama pada tanaman padi sawah.
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Â
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
11. penyakit buah - kakao
No. Nama penyakit Patogen
1 Busuk buah Phytophthora palmivora (Butl.) Butl.
2 Penyakit antraknosa Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) Sacc.
3 Moniliasis Moniliophthora / Monilia roreri Cif. et Parodi
12. Busuk buah (pod rot)
(Phytophthora palmivora)
• Penyakit terpenting kakao,
kerugian 26% - 50%
• Timbul pada berbagai umur buah,
mulai ujung buah atau dekat
tangkai → busuk dan akhirnya
berwarna hitam
• Patogen juga masuk ke dalam
buah → biji membusuk
• Faktor yang berpengaruh:
kelembaban udara, curah hujan,
cara bercocok tanam, banyaknya
buah, dan varietas tanaman
16. No. Nama penyakit Patogen
1 Cacar teh Exobasidium vexans Mass
2 Bercak kelabu Pestalotiopsis theae (Saw.) Steyaert
3 Bercak coklat Colletotrichum camelliae Mass
4 Bercak cercospora Cercospora theae vBdH
5 Penyakit Cercosporella Cercosporella theae Petch
6 Cacar jala Exobasidium reticulatum Ito et Sawada
7 Karat merah
Ganggang hijau (Cephaleuros
parasiticus Karst, C. virescens Kunze)
8 Penyakit pesemaian
Cylindrocladium ilicicola (Hawley)
Boedijn et Reitsma, Glomerella cingulata
(Stonem.) Spauld. et Schrenk
17. CACAR DAUN TEH
(Exobasidium vexans Mass)
• Penyakit paling merugikan pada teh, merusak daun dan
ranting-ranting muda
• Masuk ke Indonesia 1949, merubah cara budidaya teh
• Faktor yang berpengaruh: RH tinggi, ketinggian di atas 900 m
d.p.l., cahaya matahari, angin, letak lereng, dll.
• Peramalan epidemi penyakit (Huysmans, Homburg, van der
Knapp, dll.) → menggunakan faktor cuaca: RH, lamanya
penyinaran matahari, dll.
20. No. Nama penyakit Patogen
1 Karat daun Hemileia vastatrix B. et Br.
2 Bercak daun Cercospora Cercospora coffeicola B. et Cke.
3 Bercak daun
Ascochyta coffeae Henn.,
Colletotrichum incarnatum B. et Cke.,
Gloeosporium coffeanum Del., dan
Phyllosticta spp.
4 Embun jelaga
Aithaloderma setosum (Zimm.)
Boedijn / Chaetothyrium setosum
(Zimm.) Hansf.
5 Karat merah Cephaleuros coffeae Went
6 American leaf spot Mycena citricolor (B. et Curt.) Sacc.
21. Karat daun kopi
(Hemileia vastatrix B. et Bt.)
• Penyakit kopi paling penting di seluruh dunia, merubah
bangsa Inggris dari peminum kopi ke teh
• 1876 terdeteksi di Jawa, menghentikan perkembangan
perkebunan kopi di Indonesia terutama kopi arabica (kopi
Jawa)
• Sejarah perkebunan kopi Indonesia, kopi arabica – kopi liberia
– kopi robusta
• Patogen (H. vastatrix) memiliki 33 ras fisiologi → sulit
mengembangkan varietas tahan
• Peraturan karantina internasional pertama di dunia
24. PENYAKIT DAUN KARET
No. Nama penyakit Patogen
1 Embun tepung Oidium heveae Stein
2 Penyakit daun Colletotrichum
Colletotrichum gloeosporioides (Penz.)
Penz. et Sacc.
C. acutatum Simm.
3 Gugur daun Corynespora
Corynespora cassiicola (Berk. et Curt.)
Wei
4 Penyakit daun Phytophthora
Phytophthora palmivora (Butl.) Butl.
P. botryosa Chee
5 Bercak daun Drechslera Drechslera heveae (Petch) M.B. Ellis
6
Hawar daun Amerika Selatan
/SALB
Microcyclus ulei (P. Henn.) von Arx.
25. Penyakit embun tepung / powdery mildew
(Oidium heveae Stein)
• Penyakit penting karet, menimbulkan kerugian hingga 20%
• Menginfeksi daun-daun muda yang baru terbentuk
menyebabkan gugur daun sekunder (dapat terjadi berulang)
→ melemahkan tanaman sehingga produksi lateks menurun
• Faktor yang berpengaruh: kelembaban udara tinggi tetapi
tidak ada lapisan air pada permukaan daun (sedikit hujan,
tidak banyak sinar matahari, suhu agak rendah)
27. Hawar daun Amerika Selatan / SALB
(Microcyclus ulei (P. Henn.) Von Arx.)
• Penyebaran masih terbatas di Amerika Selatan dan Tengah,
awal terdeteksi pada 1900
• Banyak ras fisiologi → tidak dapat dikendalikan dengan
varietas tahan
• Produksi karet sangat menurun, hanya 300 – 400 kg/Ha/tahun
→ rata-rata produksi karet di Indonesi 1200 – 1500
kg/Ha/tahun
• Menyebabkan gugur daun → tanaman lemah (tajuk tipis,
ranting dan cabang mati) → tanaman mati
• Faktor lingkungan yang berpengaruh sama dengan embun
tepung → sesuai sepanjang tahun sehingga tanaman tidak
punya kesempatan regenerasi
28. South American Leaf Blight (SALB)
(Microcyclus ulei)
perkebunan karet terinfeksi
bercak daun
peritesium