Dokumen tersebut merangkum materi perkuliahan tentang penyakit batang dan ranting pada tanaman perkebunan. Di antaranya membahas tentang jamur upas, kanker batang, benalu, dan contoh penyakit batang pada tanaman karet, kakao, dan kopi. Juga dibahas tentang penyakit cincin merah pada kelapa dan kelapa sawit serta penyakit Dutch elm disease.
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Sultan Herlino
Â
Hasil Kajian penelitian oleh Laboratorium PHP Lambuya yang dipimpin oleh Kepala Laboratorium PHP Lambuya, Abd. Rahim, SP., MP.
Telah diseminarkan pada Gelar Teknologi/ Seminar Hasil Kajian
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Sultan Herlino
Â
Hasil Kajian penelitian oleh Laboratorium PHP Lambuya yang dipimpin oleh Kepala Laboratorium PHP Lambuya, Abd. Rahim, SP., MP.
Telah diseminarkan pada Gelar Teknologi/ Seminar Hasil Kajian
Dalam Peraturan Pemerintah No.39 tahun 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
ditetapkan bahwa Menteri Kesehatan RI membina dan mengawasi penelitian dan pengembangan kesehatan
antara lain dengan menyediakan jaringan informasi penelitiaii dan pengembangan di bidang kesehatan
termasuk bidang farmasi dan obat tradisional.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi sejak tshun 1989 telah menerbitkan buku dengan
judul Penelitian Tanaman Obat Di Beberapa Perguruan Tinggi Di Indonesia. Jilid I s/d III menyajikan
informasi 1.335 judul penelitian, jilid IV terbit tahun 1991 menyajikan 216 abstrak, jilid V terbit tahun 1993
menyajikan 155 abstrak, jilid VI terbit tahun 1994 menyajikan 443 abstrak, jiiid VII terbit tahun 1995
menyajikan 464 abstrak, jilid VIII terbit tahun 1996 menyajikan 299 abstrak, jilid IX tahun 1998
menyajikan 297 abstrak, dan jilid X menyajikan 562 abstrak.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi COVID-19 adalah BAB IV dari buku Revisi Ke-3 Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19). Pedoman Kesiapsiagaan menghadapi Infeksi Novel Coronavirus (2019-nCov) mengalami revisi yang ketiga untuk menyesuaikan dengan perkembangan COVID-19. Menjadi Revisi Ke-3 Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19).
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi COVID-19 merupakan salah satu BAB yang diubah dalam Revisi Ke-3 Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19) dibarengi dengan Surat Edaran Nomor: HK.02.02/III/753/2020 tentang Revisi Ke-3 Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19) yang ditandatangani Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Achmad Yurianto di Jakarta pada tanggal 16 Maret 2020.
Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor: HK.02.02/III/753/2020 tentang Revisi Ke-3 Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19) tersebut ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan seluruh Indonesia, Kepala B/BTKL-PP seluruh Indonesia dan Seluruh Direktur Rumah Sakit Rujukan Nasional dan Regional.
Revisi Ke-3 Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19) karena melihat perkembangan yang sangat cepat dari kasus Coronaviros disease (COVID-19), globalnya yaitu dari Perkembangan situasi sesuai informasi dari Badan Kesehatan Dunia/ World Health Organization (WHO)
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Â
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Â
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
materi sosialisai perencanaan visi misi satuan pendidikan.pptx
Â
Hpkebun4
1. DR. SUPRAMANA
DR. KIKIN HAMZAH MUTAQIN
PROF. MEITY S. SINAGA
DR. TITIEK S. YULIANI
6/1/2016 Dept.PTN-IPB 1
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
PERKEBUNAN (PTN 308)
(BAGIAN PENYAKIT)
4
10. 6/1/2016 Dept.PTN-IPB 10
Jamur upas (pink disease)
 Penyakit penting pada tanaman
perkebunan (tahunan)
 Disebabkan oleh cendawan
Upasia salmonicolor (B. et Br.)
Tjokr. atau Corticium salmonicolor
(B. et Br.)
 Dapat menginfeksi lebih dari 141
jenis tumbuhan, dalam 104
marga (perkebunan, buah-
buahan, kehutanan, dll.)
 Infeksi mulai dari pangkal cabang
atau bagian bawah cabang
(bagian yang lebih lembab)
jamur upas
11. 6/1/2016 Dept.PTN-IPB 11
perkembangan jamur upas
Stadium Nama stadium / fase Perkembangan penyakit
1 Rumah labah-labah Cendawan membentuk miselium tipis
seperti perak atau sutera
2 Bongkol semu Terjadi gumpalan-gumpalan hifa di depan
sel lenti kulit batang
3 Teleomorf (kortisium) Membentuk kerak berwarna merah jambu
(spt warna ikan salmon), terbentuk
basidium dan basidiospora
4 Bongkol Pada sisi atas cabang (tempat infeksi)
terbentuk bongkol
5 Anomorf (nekator) Bongkol berkembang menjadi
sporodokium (tubuh buah berbentuk spt.
bantal) berwarna merah bata, membentuk
konidium
12. 6/1/2016 Dept.PTN-IPB 12
faktor-faktor yang berpengaruh
 Faktor yang paling berpengaruh adalah kelembaban udara
yang tinggi
 Curah hujan tinggi, karena spora yang lengket terutama
tersebar melalui percikan air
 Faktor yang berkontribusi: jarak tanam terlalu rapat, kebun
terletak di lembah, di dekat rawa atau persawahan, dll.
14. 6/1/2016 Dept.PTN-IPB 14
KANKER
Gejala pada batang
yang terjadi karena
matinya kulit batang
(disebabkan oleh
penyebab biotik /
abiotik) sehingga
terjadi luka terbuka,
yang biasanya
dikelilingi oleh
jaringan kalus
kanker batang
15. 6/1/2016 Dept.PTN-IPB 15
penggolongan kanker
Diffuse canker → tidak ada
pembentukan kalus, kanker terus
menyebar
Target shaped canker → ada
pembentukan kalus, kanker punya
bentuk dan ukuran tertentu
16. diffuse canker
 kematian kulit batang tidak
mempunyai batas yang
tegas
 bila terus meluas hingga
menggelangi batang atau
ranting ï‚® mematikan
bagian tanaman di atasnya
6/1/2016 Dept.PTN-IPB 16
17. target shaped canker
 canker mempunyai batas
yang tegas yang ditandai
dengan pembentukan kalus
 membentuk zona-zona
pertumbuhan hingga
membentuk seperti papan
target (o.r. menembak /
panahan)
6/1/2016 Dept.PTN-IPB 17
23. Puru / gall batang
(Agrobacterium tumefaciens)
6/1/2016 Dept.PTN-IPB 23
24. Busuk kayu (wood decay)
6/1/2016 Dept.PTN-IPB 24
Gambar busuk kayu (wood decay)
menyebabkan batang berlubang
25. mati pucuk (die back)
Kematian ranting yang dimulai
dari ujung, meluas ke pangkal
(die back), sering juga disebut
mati ujung
6/1/2016 Dept.PTN-IPB 25
Gambar mati pucuk pada jeruk yang terserang
Radopholus similis
27. Benalu/mistletoe
 Benalu merupakan hemi parasit
pada tanaman, famili:
Loranthaceae, Santalaceae,
Viscaceae, dll.
 Loranthaceae: 73 genera, 900
species
 Penetrasi hingga sistem pembuluh
tanaman inang, menyerap air dan
unsur hara ï‚® fotosintesis sendiri
6/1/2016 Dept.PTN-IPB 27
Pohon apel terparasit benalu
29. Tali putri (Cuscuta spp.)
 Anggota Cuscutaceae, ada
lebih dari 11 species parasitik
pd. tanaman lain
 Melilit tanaman dan
menyerap karbohidrat, air
dan nutrisi dari tanaman
melalui haustoria
 Dapat menjadi vektor
patogen tumbuhan lain,
misalnya fitoplasma
6/1/2016 Dept.PTN-IPB 29
Pohon terparasit tali putri
36. 6/1/2016 Dept.PTN-IPB 36
Phytophthora palmivora
 Cendawan kosmopolit dan polifag
→ dapat menginfeksi 138 jenis
tumbuhan
 Faktor yang berpengaruh
kelembaban udara tinggi: iklim,
topografi, jarak tanam, lebar
tajuk, dll.
 Luka pada kulit batang: misal
karet (sistim sadap: kedalaman,
tinggi bidang sadapan dari
permukaan tanah), binatang,
angin, petir, dll.
37. Catatan penting tentang penyakit batang
dan ranting
 Patogen mempunyai kisaran tanaman inang yang luas
 Faktor cuaca dan cara kultur teknis → kelembaban udara
tinggi, sangat berpengaruh terhadap terjadinya epidemi
penyakit
 Luka pada batang: kultur teknis, serangga dan binatang lain,
iklim/cuaca → meningkatkan terjadinya epidemi penyakit
 6/1/2016  Dept.PTN-IPB  37
38. CONTOH KASUS DI LUAR NEGERI
1. PENYAKIT CINCIN MERAH
KELAPA DAN KELAPA SAWIT
6/1/2016 Dept.PTN-IPB 38
39. Penyakit cincin merah
 Disebabkan oleh nematoda Bursaphelenchus cocophilus dan kumbang
aren / the African palm weevil (Rhynchophorus palmarum)
 Tanaman inang kelapa (Cocos nucifera) dan kelapa sawit (Elaeis guinensis)
 Kumbang tertular larva nematoda sebelum metamorfosis dan membawa
nematoda dalam tubuhnya hingga dewasa. Nematoda akan ditularkan ke
pangkal daun atau luka pada tanaman ketika meletakkan telur.
 Tanaman rentan dapat mati beberapa bulan setelah infeksi.
 Gejala penyakit: buah gugur prematur, bunga berwarna putih dan
nekrosis, daun-daun muda menguning, berubah keperakan, dan mati.
6/1/2016 Dept.PTN-IPB 39
42. penyakit dutch elm disease
 Menimbulkan epidemi di Belanda dan daratan Eropa
 Penyebab fungi Ceratocystis dan kumbang Scolytus
 Introduksi ke Amerika Serikat (USA) bersama importasi log pohon
elm yang mati dari Belanda → membawa fungi patogen dan
kumbang Scolytus strain Eropa
 Bekerjasama dengan Scolytus strain lokal → penyakit lebih ganas
dan menyebar secara ekstensif mematikan seluruh pohon elm di
pantai Timur USA dan Canada
6/1/2016 Dept.PTN-IPB 42
43. penyakit Dutch elm disease
6/1/2016 Dept.PTN-IPB 43
kumbang Scolytus (vektor)
galery
tanaman sakit