SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
P R O G R A M S T U D I D - I I I A N A L I S K E S E H ATA N
SITOHISTOTEKNOLOGI
R I S A WA H Y U N I N G S I H , S . S T. , M S I
PENDAHULUAN
• Pembuatan sediaan merupakan suatu hal yang dapat
dikatakan mudah hingga sangat sulit tergantung dari
bagian tubuh yang akan diamati secara mikroskopis.
• Sediaan yang baik adalah suatu sediaan yang mampu
menggambarkan kondisi sel atau jaringan layaknya ketika
sel atau jaringan itu masih di dalam tubuh.
• Sayangnya ketika sel atau jaringan itu terlepas dari tubuh
baik sengaja atau tidak sengaja maka sel atau jaringan itu
akan mengalami kematian hingga kerusakan.
PENDAHULUAN
Membuat suatu sediaan yang baik, maka jaringan
yang diambil dari tubuh atau sel yang dibuat dengan
teknik apusan harus segera diawetkan pada suatu
cairan yang disebut dengan teknik fiksasi.
Walaupun pada kasus-kasus apusan, teknik fiksasi
dapat dilakukan dengan mengeringkan di suhu
ruang atau dengan pemanasan.
TEKNIK DASAR PEMBUATAN
SEDIAAN SITOLOGIK
• Teknik dasar pembuatan sediaan sitologik pada umumnya
terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu teknik manual dan
otomatis (sitospin).
• Teknik manual dalam pembuatan sediaan sitologik adalah
teknik yang dilakukan dengan menggunakan tenaga
manusia dalam menempelkan dan menyebarkan sel di atas
kaca objek.
• Teknik otomatis adalah teknik yang menggunakan
instrumen khusus untuk menempelkan dan menyebarkan
sel ke atas objek gelas
METODE SMEAR/OLES
1. Metode Smear/Oles
• Metode oles atau yang sering disebut dengan metode
smear merupakan suatu metode pembuatan sediaan
sitologi dengan jalan mengoles atau membuat lapisan tipis
dari spesimen berbentuk cairan diatas objek gelas yg bersih
dan bebas lemak, untuk selanjutnya kemudian difiksasi,
diwarnai dan ditutup dengan gelas penutup..
• Spesimen yang masuk ke dalam kategori untuk dilakukan
pembuatan sediaan oles antara lain urin, cerebro spinal
fluid (CSF) dan spesimen lainnya yang memiliki viskositas
BAHAN DAN PEWARNASEDIAAN
Bahan yang sering dibuat sediaan oles : darah, nanah / jaringan-jaringan
tertentu, sumsum tulang merah, eksudat dari bermacam-macam jaringan
yg meradang.
Contoh pembuatan sediaan oles :
1. Pembuatan sediaan darah tipis
2. Pembuatan sediaan oles dari jaringan
3. Pembuatan sediaan darah tebal
4. Pembuatan sediaan nanah yang tebal (nanah diencerkan dahulu dgn
serum / cairan lain, bila keruh, disentrifugasi, endapan diencerkan lagi,
siap dioleskan)
Beberapa pewarnaan sediaan oless :
Pewarnaan Giemsa, Pewarnaan May Grunwald (larutan eosin-methylen
blue dlm methyl alkohol), Pewarnaan Pappenheim, Pewarnaan Wright.
LANGKAH PEMBUATAN SPESIMEN
METODE SMEAR/OLES
1. Perhatikan tampilan dari spesimen cair dan
deskripsikan dalam formulir permintaan.
2. Tuangkan spesimen ke dalam 15-50 ml
(tergantung dari perkiraan jumlah sel
berdasarkan kekeruhan). Tabung sentrifus
diputar selama sepuluh (10) menit dengan
kecepatan berkisar 1.800-2.500 rpm.
3. Saat melakukan sentrifugasi, siapkan dua slide
yang telah diberi label.
LANGKAH PEMBUATAN SPESIMEN
METODE SMEAR/OLES
4. Tuang cairan supernatan (posisi yang di atas) kembali ke
wadah spesimen asal. Ketika spesimen memiliki endapan
yang tebal sisakan supernatan kurang lebih 1/3 bagian
dari sedimen atau ketika sedimen sangat tipis bahkan
hampir tidak terlihat maka supernatan diusahakan
terbuang hingga tidak ada tetesan kurang lebih 2-3 detik
5. Homogenkan kembali hasil no 4 dengan mengetukkan
tabung atau dapat menggunakan vortex hingga terlihat
lagi larutan yang bercampur.
LANGKAH PEMBUATAN SPESIMEN
METODE SMEAR/OLES
6. Ambil larutan padatabung no 5 dan teteskan satu
atau dua tetes pada sisi objek gelas (kurang lebih
2 cm dari tepi luar)
7. Pada poin 7 dapat dipilih salah satu (a atau b)
a. Lakukan metode "pull-apart" (tarik dan dorong),
hingga sedimen menyebar merata pada permukaan
(Gambar 8.15).
b. Tekan tetesan spesimen dengan kaca objek dan putar
kedua objek hingga menjadi sejajar dan tarik perlahan
dengan arah yang berlawanan atau yang disebut
dengan “sliding smear”
LANGKAH PEMBUATAN SPESIMEN
METODE SMEAR/OLES
8. Simpan sisa sedimen di tabung sentrifugal
hingga diagnosisnya terlaporkan.
9. Lanjutkan dengan tahap fiksasi (kering atau
basah) tergantung dari formulir
permintaan
GAMBAR TEKNIK PEMBUATAN SEDIAAN
SITOLOGIK METODE OLES /SMEAR
GAMBAR METODE SLIDING SMEAR
METODE RENTANG
• Metode rentang adalah suatu metode pembuatan sediaan
dengan cara merentangkan suatu jaringan pada
permukaan gelas benda sehingga dapat diamati dengan
mikroskop.
• Bahan yang dibuat jaringan yang tipis, misal : pleura,
mesenterium, peritoneum, pericardium, dsb.
• Dapat diamati tanpa pewarnaan / dengan pewarnaan
Mallory-Acid Fuchsin : Hematoksilin ; Azure II-Eosin.
METODE RENTANG
• Pengamatan sediaan rentang dengan cara tidak
warnai menyebabkan sediaan tidak tahan lama,
karena jaringan tidak difiksasi lebih dulu.
• Untuk membuat sediaan rentang yang dapat tahan
lama yang dapat diamati sewaktu-waktu, maka
sediaan tersebut harus difiksasi terlbih dahulu
sebelum diwarnai.
LANGKAH PEMBUATAN SPESIMEN
METODE RENTANG
1. Mengambil jaringan subkutan atau mesenterium segar dari
hewan yang dibedah dengan cepat tanpa dicuci terlebih dahulu
2. Merentangkan mesenterium pada gelas benda dengan bantuan
sonde/alat lain sehingga tidak ada bagian yang terlipat maupun
terjadinya udara yang terjebak di antara gelas benda dengan
jaringan
3. Memfiksasi jaringan dengan cara memasukkan gelas benda
yang bersangkutan ke dalam staining jar yang berisi methyl
alkohol selama 5 menit
4. Mencuci dengan alkohol 50% beberapa celupan dan
melanjutkan ke akuades beberapa celupan masing-masing 2
menit
LANGKAH PEMBUATAN SPESIMEN
METODE RENTANG
5. Mewarnai jaringan dengan zat warna hematoxilin selama 5
menit/lebih
6. Mencuci dalam staining jar dengan air mengalir sampai terjadi warna
biru cerah
7. Mendehidrasi dengan memasukkan gelas benda yang bersangkutan
beberapa celupan secara berurutan pada staining jar yang berisi
alkohol 30%, 50%, dan 70%
8. Mewarnai jaringan dengan zat warna eosin selama 2-5 menit.
9. Mencuci dengan alkohol 70% beberapa celupan dan melanjutkan
dehidrasi dengan cara memasukkan gelas benda yang bersangkutan
beberapa celupan pada staining jar yang berisi alkohol 80%, 90%, dan
absolut
LANGKAH PEMBUATAN SPESIMEN
METODE RENTANG
10. Mendealkoholisasi dengan cara memasukkan gelas benda yang
bersangkutan beberapa celupan pada staining jar yang berisi
campuran alkohol:xilol dengan perbandingan 3:1, 1:1 dan 1:3,
melanjutkan dengan xilol murni I dan II
11. Mengambil gelas benda dari staining jar dengan cepat dan menetesi
dengan kanada balsam, kemudian menutup secara cepat dan hati-
hati
12. Melekatkan label sesuai identitas preparat yang bersangkutan pada
ujung kanan gelas benda dengan posisi memanjang
13. Mengamati preparat di bawah mikroskop dengan perbesaran tinggi.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

2. laboratorium histopatologi (rpl)
2. laboratorium histopatologi (rpl)2. laboratorium histopatologi (rpl)
2. laboratorium histopatologi (rpl)khusumaari
 
Pengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaPengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaTidar University
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikrobaMifta Rahmat
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringTidar University
 
Laporan praktikum iv
Laporan praktikum ivLaporan praktikum iv
Laporan praktikum ivsarahmae26
 
Pewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaPewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaIrwin Septian
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)PRAMITHA GALUH
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 
Pemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologiPemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologitristyanto
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteriAfifi Rahmadetiassani
 
Kel 5 plasmodium malariae
Kel 5 plasmodium malariaeKel 5 plasmodium malariae
Kel 5 plasmodium malariaeKen Ken
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti MikrobaRukmana Suharta
 
Mikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewi
Mikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewiMikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewi
Mikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewidewisetiyana52
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERIAmphie Yuurisman
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumRukmana Suharta
 

What's hot (20)

2. laboratorium histopatologi (rpl)
2. laboratorium histopatologi (rpl)2. laboratorium histopatologi (rpl)
2. laboratorium histopatologi (rpl)
 
Pengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaPengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhana
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
 
Laporan praktikum iv
Laporan praktikum ivLaporan praktikum iv
Laporan praktikum iv
 
Pewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaPewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimia
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
 
Trypanosoma
TrypanosomaTrypanosoma
Trypanosoma
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Pemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologiPemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologi
 
LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
 
Soal dan Jawaban Bakteriologi
Soal dan Jawaban BakteriologiSoal dan Jawaban Bakteriologi
Soal dan Jawaban Bakteriologi
 
Kel 5 plasmodium malariae
Kel 5 plasmodium malariaeKel 5 plasmodium malariae
Kel 5 plasmodium malariae
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
 
Mikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewi
Mikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewiMikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewi
Mikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewi
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
 
makalah fotometer
makalah fotometermakalah fotometer
makalah fotometer
 

Similar to Sitohistoteknologi

Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESdewisetiyana52
 
praktikum morfistum farmasi poltekkes kemenkes bandung
praktikum morfistum farmasi poltekkes kemenkes bandungpraktikum morfistum farmasi poltekkes kemenkes bandung
praktikum morfistum farmasi poltekkes kemenkes bandungRica Nuraeni
 
Lembar Kerja Siswa Selama 1 Semester Kelas XI
Lembar Kerja Siswa Selama 1 Semester Kelas XI Lembar Kerja Siswa Selama 1 Semester Kelas XI
Lembar Kerja Siswa Selama 1 Semester Kelas XI Muhammad Apuadi
 
Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)
Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)
Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)dewisetiyana52
 
Laboratorium Kusta.pptx
Laboratorium Kusta.pptxLaboratorium Kusta.pptx
Laboratorium Kusta.pptxFebiyandaAris
 
Apus darah sudah diedit
Apus darah sudah dieditApus darah sudah diedit
Apus darah sudah dieditaisyah fitri
 
Mikrobiologi metode pengamatan
Mikrobiologi metode pengamatanMikrobiologi metode pengamatan
Mikrobiologi metode pengamatanEfa farmasi
 
Laporan Praktikum Difusi Osmosis Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis PlasmolisisLaporan Praktikum Difusi Osmosis Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis PlasmolisisTri Hapsari Meilani
 
Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...
Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...
Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...ssuserc3a220
 
Metode pengamatan kelompok a
Metode pengamatan kelompok aMetode pengamatan kelompok a
Metode pengamatan kelompok atitinseptyani
 
PEMERIKSAAN BACTERIOLOGI
PEMERIKSAAN BACTERIOLOGIPEMERIKSAAN BACTERIOLOGI
PEMERIKSAAN BACTERIOLOGIzara larasati
 
Teknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikrobaTeknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikrobaf' yagami
 

Similar to Sitohistoteknologi (20)

Sediaan
SediaanSediaan
Sediaan
 
metode mikriteknik
metode mikriteknikmetode mikriteknik
metode mikriteknik
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
 
praktikum morfistum farmasi poltekkes kemenkes bandung
praktikum morfistum farmasi poltekkes kemenkes bandungpraktikum morfistum farmasi poltekkes kemenkes bandung
praktikum morfistum farmasi poltekkes kemenkes bandung
 
Lembar Kerja Siswa Selama 1 Semester Kelas XI
Lembar Kerja Siswa Selama 1 Semester Kelas XI Lembar Kerja Siswa Selama 1 Semester Kelas XI
Lembar Kerja Siswa Selama 1 Semester Kelas XI
 
Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)
Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)
Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)
 
Apusan darah
Apusan darahApusan darah
Apusan darah
 
Th6
Th6Th6
Th6
 
Laboratorium Kusta.pptx
Laboratorium Kusta.pptxLaboratorium Kusta.pptx
Laboratorium Kusta.pptx
 
Penanganan sputum
Penanganan sputumPenanganan sputum
Penanganan sputum
 
Apus darah sudah diedit
Apus darah sudah dieditApus darah sudah diedit
Apus darah sudah diedit
 
Mikrobiologi metode pengamatan
Mikrobiologi metode pengamatanMikrobiologi metode pengamatan
Mikrobiologi metode pengamatan
 
Laporan Praktikum Difusi Osmosis Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis PlasmolisisLaporan Praktikum Difusi Osmosis Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis Plasmolisis
 
Tahapan sito
Tahapan sitoTahapan sito
Tahapan sito
 
Histoteknologi Dasar
Histoteknologi DasarHistoteknologi Dasar
Histoteknologi Dasar
 
Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...
Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...
Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...
 
Mikroteknik (fix).ppt
Mikroteknik (fix).pptMikroteknik (fix).ppt
Mikroteknik (fix).ppt
 
Metode pengamatan kelompok a
Metode pengamatan kelompok aMetode pengamatan kelompok a
Metode pengamatan kelompok a
 
PEMERIKSAAN BACTERIOLOGI
PEMERIKSAAN BACTERIOLOGIPEMERIKSAAN BACTERIOLOGI
PEMERIKSAAN BACTERIOLOGI
 
Teknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikrobaTeknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikroba
 

Recently uploaded

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 

Sitohistoteknologi

  • 1. P R O G R A M S T U D I D - I I I A N A L I S K E S E H ATA N SITOHISTOTEKNOLOGI R I S A WA H Y U N I N G S I H , S . S T. , M S I
  • 2. PENDAHULUAN • Pembuatan sediaan merupakan suatu hal yang dapat dikatakan mudah hingga sangat sulit tergantung dari bagian tubuh yang akan diamati secara mikroskopis. • Sediaan yang baik adalah suatu sediaan yang mampu menggambarkan kondisi sel atau jaringan layaknya ketika sel atau jaringan itu masih di dalam tubuh. • Sayangnya ketika sel atau jaringan itu terlepas dari tubuh baik sengaja atau tidak sengaja maka sel atau jaringan itu akan mengalami kematian hingga kerusakan.
  • 3. PENDAHULUAN Membuat suatu sediaan yang baik, maka jaringan yang diambil dari tubuh atau sel yang dibuat dengan teknik apusan harus segera diawetkan pada suatu cairan yang disebut dengan teknik fiksasi. Walaupun pada kasus-kasus apusan, teknik fiksasi dapat dilakukan dengan mengeringkan di suhu ruang atau dengan pemanasan.
  • 4. TEKNIK DASAR PEMBUATAN SEDIAAN SITOLOGIK • Teknik dasar pembuatan sediaan sitologik pada umumnya terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu teknik manual dan otomatis (sitospin). • Teknik manual dalam pembuatan sediaan sitologik adalah teknik yang dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia dalam menempelkan dan menyebarkan sel di atas kaca objek. • Teknik otomatis adalah teknik yang menggunakan instrumen khusus untuk menempelkan dan menyebarkan sel ke atas objek gelas
  • 5. METODE SMEAR/OLES 1. Metode Smear/Oles • Metode oles atau yang sering disebut dengan metode smear merupakan suatu metode pembuatan sediaan sitologi dengan jalan mengoles atau membuat lapisan tipis dari spesimen berbentuk cairan diatas objek gelas yg bersih dan bebas lemak, untuk selanjutnya kemudian difiksasi, diwarnai dan ditutup dengan gelas penutup.. • Spesimen yang masuk ke dalam kategori untuk dilakukan pembuatan sediaan oles antara lain urin, cerebro spinal fluid (CSF) dan spesimen lainnya yang memiliki viskositas
  • 6. BAHAN DAN PEWARNASEDIAAN Bahan yang sering dibuat sediaan oles : darah, nanah / jaringan-jaringan tertentu, sumsum tulang merah, eksudat dari bermacam-macam jaringan yg meradang. Contoh pembuatan sediaan oles : 1. Pembuatan sediaan darah tipis 2. Pembuatan sediaan oles dari jaringan 3. Pembuatan sediaan darah tebal 4. Pembuatan sediaan nanah yang tebal (nanah diencerkan dahulu dgn serum / cairan lain, bila keruh, disentrifugasi, endapan diencerkan lagi, siap dioleskan) Beberapa pewarnaan sediaan oless : Pewarnaan Giemsa, Pewarnaan May Grunwald (larutan eosin-methylen blue dlm methyl alkohol), Pewarnaan Pappenheim, Pewarnaan Wright.
  • 7. LANGKAH PEMBUATAN SPESIMEN METODE SMEAR/OLES 1. Perhatikan tampilan dari spesimen cair dan deskripsikan dalam formulir permintaan. 2. Tuangkan spesimen ke dalam 15-50 ml (tergantung dari perkiraan jumlah sel berdasarkan kekeruhan). Tabung sentrifus diputar selama sepuluh (10) menit dengan kecepatan berkisar 1.800-2.500 rpm. 3. Saat melakukan sentrifugasi, siapkan dua slide yang telah diberi label.
  • 8. LANGKAH PEMBUATAN SPESIMEN METODE SMEAR/OLES 4. Tuang cairan supernatan (posisi yang di atas) kembali ke wadah spesimen asal. Ketika spesimen memiliki endapan yang tebal sisakan supernatan kurang lebih 1/3 bagian dari sedimen atau ketika sedimen sangat tipis bahkan hampir tidak terlihat maka supernatan diusahakan terbuang hingga tidak ada tetesan kurang lebih 2-3 detik 5. Homogenkan kembali hasil no 4 dengan mengetukkan tabung atau dapat menggunakan vortex hingga terlihat lagi larutan yang bercampur.
  • 9. LANGKAH PEMBUATAN SPESIMEN METODE SMEAR/OLES 6. Ambil larutan padatabung no 5 dan teteskan satu atau dua tetes pada sisi objek gelas (kurang lebih 2 cm dari tepi luar) 7. Pada poin 7 dapat dipilih salah satu (a atau b) a. Lakukan metode "pull-apart" (tarik dan dorong), hingga sedimen menyebar merata pada permukaan (Gambar 8.15). b. Tekan tetesan spesimen dengan kaca objek dan putar kedua objek hingga menjadi sejajar dan tarik perlahan dengan arah yang berlawanan atau yang disebut dengan “sliding smear”
  • 10. LANGKAH PEMBUATAN SPESIMEN METODE SMEAR/OLES 8. Simpan sisa sedimen di tabung sentrifugal hingga diagnosisnya terlaporkan. 9. Lanjutkan dengan tahap fiksasi (kering atau basah) tergantung dari formulir permintaan
  • 11. GAMBAR TEKNIK PEMBUATAN SEDIAAN SITOLOGIK METODE OLES /SMEAR
  • 13. METODE RENTANG • Metode rentang adalah suatu metode pembuatan sediaan dengan cara merentangkan suatu jaringan pada permukaan gelas benda sehingga dapat diamati dengan mikroskop. • Bahan yang dibuat jaringan yang tipis, misal : pleura, mesenterium, peritoneum, pericardium, dsb. • Dapat diamati tanpa pewarnaan / dengan pewarnaan Mallory-Acid Fuchsin : Hematoksilin ; Azure II-Eosin.
  • 14. METODE RENTANG • Pengamatan sediaan rentang dengan cara tidak warnai menyebabkan sediaan tidak tahan lama, karena jaringan tidak difiksasi lebih dulu. • Untuk membuat sediaan rentang yang dapat tahan lama yang dapat diamati sewaktu-waktu, maka sediaan tersebut harus difiksasi terlbih dahulu sebelum diwarnai.
  • 15. LANGKAH PEMBUATAN SPESIMEN METODE RENTANG 1. Mengambil jaringan subkutan atau mesenterium segar dari hewan yang dibedah dengan cepat tanpa dicuci terlebih dahulu 2. Merentangkan mesenterium pada gelas benda dengan bantuan sonde/alat lain sehingga tidak ada bagian yang terlipat maupun terjadinya udara yang terjebak di antara gelas benda dengan jaringan 3. Memfiksasi jaringan dengan cara memasukkan gelas benda yang bersangkutan ke dalam staining jar yang berisi methyl alkohol selama 5 menit 4. Mencuci dengan alkohol 50% beberapa celupan dan melanjutkan ke akuades beberapa celupan masing-masing 2 menit
  • 16. LANGKAH PEMBUATAN SPESIMEN METODE RENTANG 5. Mewarnai jaringan dengan zat warna hematoxilin selama 5 menit/lebih 6. Mencuci dalam staining jar dengan air mengalir sampai terjadi warna biru cerah 7. Mendehidrasi dengan memasukkan gelas benda yang bersangkutan beberapa celupan secara berurutan pada staining jar yang berisi alkohol 30%, 50%, dan 70% 8. Mewarnai jaringan dengan zat warna eosin selama 2-5 menit. 9. Mencuci dengan alkohol 70% beberapa celupan dan melanjutkan dehidrasi dengan cara memasukkan gelas benda yang bersangkutan beberapa celupan pada staining jar yang berisi alkohol 80%, 90%, dan absolut
  • 17. LANGKAH PEMBUATAN SPESIMEN METODE RENTANG 10. Mendealkoholisasi dengan cara memasukkan gelas benda yang bersangkutan beberapa celupan pada staining jar yang berisi campuran alkohol:xilol dengan perbandingan 3:1, 1:1 dan 1:3, melanjutkan dengan xilol murni I dan II 11. Mengambil gelas benda dari staining jar dengan cepat dan menetesi dengan kanada balsam, kemudian menutup secara cepat dan hati- hati 12. Melekatkan label sesuai identitas preparat yang bersangkutan pada ujung kanan gelas benda dengan posisi memanjang 13. Mengamati preparat di bawah mikroskop dengan perbesaran tinggi.