SlideShare a Scribd company logo
SISTEM PERPIPAAN

Tujuan

T I U : - Praktikan mampu merencanakan suatu sistem perpipaan
        - Praktikan dapat melakukan perawaten dan perbaikan sistem
          perpipaan.

T I K : - Praktikan mampunyai dasar – dasar perencanaan sistem
    perpipaan.
       - Praktikan dapat menggambar isometri sistem perpipaan.
        - Praktikan mampu menghitung dan merangkai sistem perpipaan.
        - Praktikan memahami kontruksi valves dan mampu memperbaiki
           kerusakannya.
       - Praktikan mampu melakukan pekerjaan perpipaan seperti:
           Snay, bending dan fit-up pipa.
SISTEM DAN INSTALASI PIPA

•     Sistem dan instalasi pipa yang menyangkut pelayanan terhadap kapal antara
      lain:
1.    Pelayanan terhadap kapalnya :
         - Sistem bilga, yaitu sistem yang berfungsi untuk membersihkan
      segala kotoran yang timbul di kapal (khususnya dalam kotoran cair)
       - Sistem Ballast, yaitu sistem yang berfungsi untuk menjaga agar kapal dalam
      keadaan stabil (sistem keseimbangan kapal)
2.    Motor Penggerak :
      - Fuel Oil Sistem
      - Oil Sistem
     - Cooling sistem
     - Start & air pressure sistem
SISTEM DAN INSTALASI PIPA

3.   Safety :
    - Sistem Pemadam Kebakaran
4.   Bongkar Muat :
     - Terutama untuk muatan curah cair (tanker) antara lain minyak
     nabati, Minyak bumi (from crude oil to distillated oil)
5.   Crew/penumpang :
     - Sistem Suplai air tawar
     - Sistem Sanitair antara lain Sewage & drainage sistem
Dalam perencanaan instalasi pipa diperlukan pertimbangan beberapa hal antara lain
     banyak mempelajari contoh-contoh gambar desain pipa yang sudah ada dan
     mengerti peraturan-peraturan dari Biro Klasifikasi atau badan Autoritas yang lain
     seperti SOLAS, IMO dll serta membuka wawasan dengan membaca dan
     mengetahui       perkembangan-perkembangan              pada desain      maupun
     peralatan/instrumen yang dipakai.
SISTEM DAN INSTALASI PIPA

•    Secara umum dalam Perancangan Sistem dan Instalasi Pipa mencakup beberapa aspek
     antara lain :
1.   Aspek teknis
      Menyangkut tentang perhitungan teknis, merancang gambar instalasi baik cara kerja dan
     tujuan       dari  sistem,     kelengkapan      yang     disertakan/dipakai       demi
     keselamatan&kesinambungan kerja, penentuan bahan/material yang dipakai

2.   Aspek Ekonomis
     Meliputi pertimbangan dalam penentuan harga bahan/ material, dan kemudahan
     /ketersediaan bahan di pasar, jumlah/satuan volume pipa dan perlengkapan yang dipakai
     dalam suatu sistem

3.   Aspek Operasional
     Meliputi kemudahan dalam pemasangan, pengoperasian, pemeriksaan dan perbaikan
     sistem
SISTEM DAN INSTALASI PIPA

•    Dalam implementasi di lapangan seorang desainer sistem akan menghadapi
     tiga pihak yang terkait dengan kepentingan yang berbeda, yaitu :
      - Pihak Pemesanan (Owner), yang umumnya menghendaki dibuatkan suatu
     sistem yang handal dan memenuhi persyaratan yang diperlukan, baik dari segi
     perasional maupun dari segi keselamatan dengan biaya yang paling murah

    - Biro Klasifikasi, yang berpegang pada peraturan-peraturannya untuk pemenuhan
      persyaratan teknis dan keselamatan yang ada

     - Pihak Galangan kapal, sebagai badan usaha dengan sudut pandang bisnis
     seperti pemilik/pemesan kapal. Bagaimana agar dapat menyelesaikan
     secepatnya pekerjaan tersebut, serta kemudahan cara pengerjaan dan
     mendapatkan barang perlengkapannya
SISTEM DAN INSTALASI PIPA


•   Dengan dasar pemenuhan keinginan dari beberapa pendapat orang/badan tersebut,
    para ahli dibidang perancangan memenuhi dengan beberapa cara, diantaranya
    timbul pemisahan tahap-tahap perancangan dengan mengaitkan segi pelaksanaan
    yang sebenarnya di lapangan, dengan memandang kapal sebagai Total Sistem
    (dalam tahap Basic Design).
•   Selanjutnya masuk pada masing-masing sistem yaitu tahap Fungsional Design,
    pada tahap mengaitkan antara sistem dengan bagian kapal yang dibangun disebut
    dengan Transision Design, dan untuk proses pembengunan instalasi dikaitkan
    antara bagian kapal, daerah dan tahapan fabrikasi disebut Detail design
•   Gambar rancangan instalasi pipa di galangan di era 1980-an mulai mengarah ke
    gambar isometric. Awalnya dari diagram instalasi pipa dengan skema proyeksi
    bidang dibuat model skala kamar mesin. Model skala ini mewakili kamar mesin
    kapal yang akan dibangun dengan menggunakan skala 1:10 atau 1:20. Rancangan
    pipa pada model skala ini ditinjau kembali untuk penyempurnaan oleh para ahli, bila
    sudah dianggap paling optimum baru dibuat gambar isometrik. Saat ini pembuatan
    model skala yang cukup mahal dialihkan dengan membuat model dengan bantuan
    komputer/CAD saja.
SISTEM DAN INSTALASI PIPA


•      Suatu sistem instalasi pipa merupakan rangkaian satuan benda yang
       bisaanya terdiri atas beberapa bagian sesuai dengan fungsinya, antara
       lain:
    - Sumber fluida yang akan dipindahkan (sea chest atau tangki)
    - Pipa sebagai sarana transportasi fluida
    - Katup untuk menghentikan dan mengatur aliran serta penyelamatan sistem
    - Pompa sebagai tenaga untuk menghasilkan aliran fluida
      - Peralatan lain yang berfungsi sebagai penyambung/ pembersih/ pemisah
       aliran dari kotoran atau fluida yang lain
    - Tempat penampungan akhir/ pembuangan fluida yang dialirkan
TANGKI



•   Keberadaan tangki dalam badan kapal berfungsi sebagai tempat/alat
    penampung fluida cair. Tangki bisa berfungsi sebagai tempat sumber aliran
    maupun sebagai tempat tujuan/ buangan fluida tergantung pada fungsinya.
•   Bentuk tangki-tangki dikapal ada yang berdiri sendiri dan ada pula yang
    merupakan bagian dari konstruksi badan kapal. Dengan kata lain ada
    tangki yang dibuat sendiri dan ada pula tangki yang memanfaatkan ruang
    kosong dari konstruksi atau tangki yang sengaja dibuat dengan
    memanfaatkan bagian dari konstruksi
•   Penamaan tangki disebutkan sesuai dengan letaknya, contohnya : tangki
    dasar ganda (double bottom tank), tangki sayap samping (wing tank),
    tangki ceruk haluan (forepeak tank), tangki ceruk buritan (afterpeak tank)
    dll.
TANGKI


•   Pada General Arrangement pada umumnya penulisan nama tanki
    langsung ditulis sesuai dengan fungsi pemakaian atau pengisi fluidanya,
    seperti pada tanki ballast, tangki bahan bakar (fuel oil tank), tangki air
    tawar (F.W. Tank) dll
•   Perlengkapan yang ada pada sebuah tangki sesuai fungsinya umumnya
    antara lain:
    -          Pipa pengisian dan pipa pengeluaran
    -          Pipa udara (Vent pipe)
    -          Pipa duga (Sounding pipe)
    -          Pipa pengeringan (drain pipe) dan sumbat (drain plug)
    -          Man hole
    -          Pipa limpah (overflow pipe)
TANGKI


•   Terdapat bagian tangki sebagai pemisah antara suatu ruang dengan ruang
    yang lain, atau antara dua tangki yang berbeda pemakaiannya (missal
    tangki minyak dengan ruang kamar mesin, atau antara tangki minyak
    dengan tangki air tawar, ballast dll) yang disebut dengan “cofferdam”.
    Tangki/ ruang ini pemisah yang kedap ini harus dilengkapi pula dengan
    beberapa perlengkapan untuk tangki seperti disebut diatas kecuali untuk
    pipa pengisian.
•   Pada gambar instalasi keberadaan tangki umumnya disertai dengan
    kapasitas/volume yang tersedia dalam satuan m3, disamping perlengkapan
    yang ada.
•   Cara pengisian/ pengeluaran fluida cair dalam tangki dapat dilakukan
    dengan sistem gravitasi (curah) atau dengan aliran fluida hasil kerja
    pompa.
SEA CHEST


   Sea chest disebut pula sebagai lemari lambung atau kotak laut.
    Kebutuhan air laut di kapal diambil melalui lambung yang dibuat di
    badan kapal dengan sebutan “Sea Chest”.
•   Letaknya bisa pada plat dasar (bottom plate) dan/atau di daerah
    plat sisi lambung dibawah garis air muatan kosong sampai dengan
    sekitar plat bilga. Sea chest umumnya diletakkan pada ruangan
    kamar mesin dimuka lubang-lubang buangan air sisa/kotor.
•   Sistem yang memerlukan air laut di dalam kapal cukup banyak,
    diantaranya adalah sistem ballast, sistem pendingin motor
    penggerak, sistem pemadam kebakaran dan sistem saniter.
•   Dengan demkian kebutuhan seachest tidak hanya satu atau dua
    saja, akan tetapi bisa tiga atau lebih
SEA CHEST


•   Konstruksi seachest dibuat sesuai dengan peraturan Biro
    Klasifikasi. Plat lambung dilubangi dengan dibatasi oleh jarak
    gading, yang dapat diperpanjang adalah arah dari bawah ke atas.

•   Yang harus dperhatikan bahwa setiap melubangi plat kulit
    diharuskan pula untuk mengganti bagian konstruksi yang
    berlubang tersebut. Bentuk penggantian dapat berupa plat rangkap
    (doubling plate) dan sangat dianjurkan dengan menambah
    penebalan plat disekitar lubang dengan 1,2 kali tebal plat
    disekelilingnya.

•   Luas penebalan plat atau plat rangkap ini minimal seluas lubang
    yang dibuat.
SEA CHEST


•       Peralatan yang ada pada seachest antara lain :
     - Katup, pada masa lalu disebut sebagai Kingston valve. Katup ini berfungsi
        sebagai alat membuka/menutup aliran air laut dari luar ke dalam kapal.
        - Pipa udara, untuk mengeluarkan udara yang terdapat/terkurung dalam
        seachest.
      - Pipa penghembus (Blow pipe), yaitu pipa saluran udara bertekanan tinggi
        guna membersihkan kotoran yang menyumbat lubang pemasukan.
     - Saringan, penghindar kotoran agar tidak masuk dalam ruang penghisapan.
        Jumlah luasan lubang saringan disyaratkan minimal 1,6 kali luasan pipa
        discharge.
    - Zink anodes, sebagai perlengkapan mencegah korosi (katodic protection)
SEA CHEST


•   Pemutar katup pada seachest harus dapat dioperasikan dengan mudah
    dari atas pelantaian wrang, atau pemutar katup bisa diletakkan diatas
    wrang plat.
•   Pipa udara mempunyai diameter dalam minimal 32 mm dan dilengkapi
    dengan katup yang dapat ditutup secara cepat (shut-off) dari atas geladak
    kedap.
•   Pipa penghembus dianjurkan mempunyai tekanan tidak lebih dari 2 bar,
    kecuali untuk kapal yang direncanakan khusus tekanan hembusnya
    melebihi tekanan tersebut.
•   Dalam menentukan luasan lubang seachest pada lambung tergantung
    pada kebutuhan jumlah air laut yang diperlukan. Misalnya kebutuhan air
    laut Q m3/detik untuk satu seachest.
•   Paling tidak pada awalnya ditentukan dulu kecepatan air laut di dalam pipa
    dalm v m2/det. Dengan demikian dari persamaan Q = v.A akan
    didapatkanluas penampang pipa yang dibutuhkan.
KELENGKAPAN PIPA


•   Perlengkapan pipa dapat berupa katup, cerat, reduser, saringan
    fluida, pemisah fluida (separator), ekspansion, potongan pipa
    cabang, penembus dinding kedap dan yang lainnya.

•   Dalam dunia industri yang memproduksi pipa dan perlengkapannya
    selalu memakai standart ketentuan yang berlaku di negara
    produsen. Tetapi dengan berlakunya globalisasi dunia
    perdagangan selanjutnya memakai International Standart
    Organisation (ISO).

•   Untuk sistem pipa, fungsi dari pipa dan perlengkapannya
    merupakan wadah / tempat transportasi aliran fluida yang memiliki
    sifat mekanis dan kimiawi.
KELENGKAPAN PIPA


•   Berdasarkan sifat mekanis dari fluida, para ahli mengambil ketentuan
    standart pembuatan pipa berdasarkan tekanan (P) dan temperatur (T) kerja
    maksimum dari suatu sistem.

•   Sifat kimiawi dari fluida untuk keperluan dunia kelautan dan perkapalan,
    material pipa dikelompokkan lagi berdasarkan erosi dan korosi yang akan
    terjadi .
KLASIFIKASI PIPA


• Tekanan kerja aliran fluida didalam pipa adalah antara 685 kN/m 2 s/d
     41 MN/m2.
• Para ahli selanjutnya mengelompokkan tekanan fluida sebagai
     berikut:
         -         Tekanan rendah (lower pressure) : s/d 7 MN/m2.
         -         Tekanan tinggi (upper pressure) terbagi atas :
                         1. Medium : 7 MN/m2 s/d 21 MN/m2
                         2. Tinggi : s/d 42 MN/m2
    Temperatur kerja aliran fluida juga bervariasi sebagai berikut :
                -        Temperatur rendah : antara 60 s/d 1700C
           -         Temperatur sedang : antara 170 s/d 3000C
           -         Temperatur tinggi : diatas 3000C
KLASIFIKASI PIPA


Bahan pipa sebagai alat transfer fluida paling tidak memiliki sifat/property
 sbb :
 -          Mempunyai kekuatan atau kemampuan menahan beban yang terjadi
            pada temperatur kerja.
 -          Memiliki sifat yang liat dan tahan tekanan pada kondisi perubahan
            temperatur kerja
 -          Material dibuat sedemikian rupa sehingga tahan terhadap korosi dan
            erosi akibat fluida, baik yang berada di dalam maupun di luar pipa.
 -          Mempunyai ketahanan terhadap kekasaran akibat gesekan terhadap
            material yang saling bergeser.
 -          Berkemampuan untuk dialiri fluida pencemar, baik didalam maupun di
            luar pipa.
 -          Faktor tambahan yang mempengaruhi bahan yang dipilih untuk sistem
 perpipaan antara lain harga bahan, tingkat kemudahan untuk
 dikerjakan, tahan lama, factor berat dan ketersediaannya di pasar.
KLASIFIKASI PIPA


Sistem pipa yang bertekanan yang dipakai untuk system pipa di kamar
mesin diklasifikasikan dalam tiga klass, yaitu :
-     Klass I : Untuk penggunaan dengan temperatur kerja diatas
3000C dan tekanan kerja diatas 16 Kg/cm2
-      Klass II : Untuk penggunaan general application dengan
temperatur kerja dibawah 3000C dan tekanan kerja dibawah 16
Kg/cm2
-     Klass III : Pipa untuk penggunaan dalam hal tidak spesial
      seperti untuk : Overflow, ventilation, open ended drain system
      dll      dimana temperatur kerja sampai 1700C dan tekanan
kerja sampai 7 Kg/cm2
MATERIAL PIPA


•   Material pipa yang dipakai untuk keperluan pipa dan perlengkapannya
    antara lain sebagai berikut :

    A  Logam / metal, yang terbagi atas :
        -   ferrous, terdiri dari :
       1        besi cor
                  2          baja dan campurannya
                  3          baja cor
        -  Tembaga dan campurannya
        -  Aluminium dan campurannya
        B  Plastik dan derifatnya
MATERIAL PIPA


I.   BESI COR
•    Penggunaan besi cor untuk material pipa dan perlengkapannya
     umumnya disebut sebagai besi cor kelabu (grey cast iron atau
     lemellar-graphite cast iron).

•    Pipa dan perlengkapannya termasuk katup-katup dari bahan ini
     oleh Biro Klasifikasi Kapal digolongkan dalam kelas III


•    Ada pembatasan pemakaian pipa dan perlengkapannya dari
     material ini.
MATERIAL PIPA


•   Pembatasan pemakaian pipa dan perlengkapannya dari material
    besi cor ini antara alain :
    - Sistem instalasi pipa dengan temperatur kerja diatas 200 0C
    - Bila aliran fluida pada sistem instalasi pipa timbul adanya ‘water
      hammer’, strain yang berlebihan dan vibrasi.
    - Aliran fluida yang bersifat kimiawi dan adanya kekasaran
      permukaan.
    - Untuk katup-katup air laut dan pipa-pipa yang terpasang pada
      sisi badan kapal, dan untuk katup-katup yang ada pada sekat
      tubrukan (collison bulkhead)
    - Katup-katup pada tangki bahan bakar yang memiliki static head.
    Bahan ini boleh digunakan pada sistem tersebut hanya bila adanya
    pelindung yang memadahi terhadap kerusakan.
MATERIAL PIPA


II.   BAJA DAN CAMPURANNYA
•     Pipa dan perlengkapannya yang terbuat dari bahan ini dikatagorikan dalam
      klas I dan II. Pada umumnya baja karbon dan campuran baja-carbon-
      mangan sebagai material tidak boleh digunakan untuk aliran fluida dengan
      temperatur diatas 4000C.

•     Bilamana digunakan untuk temperatur yang lebih tinggi, diperlukan
      pembuktian dari sifat bahan yang digunakan dan memenuhi kekuatan yang
      diatur oleh Standart Nasional atau Internasional (ada sertifikat untuk
      pipanya) selain itu masalah kekuatannya harus dijamin oleh pabrik bajanya
      (sertifikat bahan material).
•     Pipa baja yang dibuat tanpa sambungan las (seamless weld) dan pipa
      dengan pengelasan di pabrik (seam weald pipe) diharuskan memenuhi
      peraturan dan bersertifikat Biro Klasifikasi Kapal
MATERIAL PIPA


III.   TEMBAGA DAN TEMBAGA CAMPURAN

•      Secara umum ada ketentuan batasan temperatur kerja untuk pipa
       dan perlengkapannya yang memakai material ini, yaitu sebagai
       berikut :
       a.      Tembaga dan kuningan aluminium, temperatur max 200 0C
       b.     Campuran Tembaga nikel, temperatur max 3000C
       c.      Kuningan temperatur tinggi max. 2600C
MATERIAL PIPA


IV.   PLASTIK

•     Pipa dari bahan PVC bisa digunakan pada sistem pipa tertentu saja,
      dengan catatan harus ada jaminan kualitas yang diatur dalam peraturan
      Klasifikasi
•     Penggunaan material ini terutama untuk tekanan dan temperatur tinggi,
      akan dipertimbangkan secara khusus oleh Biro Klasifikasi kapal untuk
      setiap kasus sistem perpipaan. Dan jika diperlukan dilakukan test
      kualifikasi khusus.
•     Pipa dari material ini hanya diperbolehkan untuk penggunaan yang
      terbatas dengan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan yaitu
      untuk:
      -         Air minum
      -         Instalasi saniter dengan menggunakan air laut (flushing lines dll)
      -        Pipa buangan dan saluran buangan saniter (WC, scrupper dll)
MATERIAL PIPA


•   Aplikasi tersebut diatas masih disertai persyaratan antara lain :

    -         Pipa plastik dipasang pelindung terhadap panas dan
              kerusakan mekanis
    -         Letak lay-out pipa adalah diatas deck freeboard, di dalam
              kompartemen kedap air, serta dibawah deck freeboard
    -         Sambungan-sambungan di luar (overboard connection)
              diijinkan hanya jika pipa-pipa dibawah deck freeboard
             terbuat dari baja.
Diameter dan Ketebalan Pipa


•   Dimensi atau ukuran pipa selalu diidentifikasikan dengan nominal pipe size atau
    disingkat dengan “nps” yang selalu identik dengan diameter dalam (internal
    diameter) pipa.
•   Pipa untuk keperluan industri maupun galangan kapal terdiri dari beberapa ukuran
    (nominal pipe size) yang mempunyai ketebalan yang bervariasi yang mana untuk
    mengetahui berapa besar ketebalannya berasal dari tiga sumber standarisasi, yaitu:
    1.   ANSI (American International Standart Institute)
         Mengeluarkan standart ketebalan berdasarkan “Schedule Number”
    2.  ASME (American Sosiety of Mechanical Engineer) dan ASTM (American
          Sosiety technical Material)
         Mengeluarkan penunjukan ketebalan dengan “std” (untuk standart), ”xs”(untuk
         extra stong) dan “xxs” (untuk double extra strong)
    3.  A P I (American Petroleum Institute)
         Menunjukkan ketebalan pipa dengan kode ketebalan “5L” dan “5LX”
DIAMETER DAN KETEbAlAN PIPA

• Hampir semua pipa yang dipergunakan untuk industri maupun bangunan
  kapal yang dibangun dengan peraturan klasifikasi selalu menggunakan
  pipa dengan bahan baja karbon kecuali beberapa hal yang disebutkan
  khusus menggunakan bahan lain.
• Hal ini disebabkan baja karbon mempunyai sifat-sifat seperti kuat (strong),
  ulet (ductile), mudah pengerjaan dengan las (weldability), mudah
  dikerjakan (machineability) dan hampir selalu lebih murah dari pada
  bahan logam lainnya.
• Selain itu didalam pengujian mekanis baja karbon selalu menunjukkan
  unjuk kerja yang baik terhadap tarikan, tekanan, temperatur, korosi
  maupun terhadap pengaruh yang menimbulkan sifat-sifat keracunan
PRODUKSI PIPA BAJA KARBON

• Pipa baja karbon ini diproduksi dengan dua macam cara yaitu:
  1. Dengan elektical-resistant welded yang bahan bakunya dari plat
  yang di roll, kemudian kedua sisi yang bertemu disambung dengan las.
  Banyak tersedia pipa baja karbon ini yang mengacu pada standar ASTM
  A-53 dengan ketebalan Sch 40, 80; STD dan XS.
  2. Type Seamless dibuat dari bahan besi karbon billet dengan
  teknik piercing solid billet.
• Dari kedua jenis pipa tersebut pipa baja jenis seamless yang banyak
  dipakai oleh galangan diseluruh dunia, dimana untuk keperluan
  menentukan ukuran dan berat mengacu kepada standar ASTM A-106
  yang dinyatakan sebagai seamless carbon steel pipe for high temperature
  service.
EKUIVALENSI STANDART PIPA

       • Persamaan standar USA dengan negara-
         negara lainnya :
USA            UK              Germany                Japan
ASTM A-53       BS – 3601       DIN – 1628             JIS G-3454
ASTM A-106 BS – 3602            DIN – 17176            JIS G-3454
API 5L          BS – 3601       DIN – 1628             JIS G-3454
• Spesifikasi pipa standar API 5L dan 5LX dibagi kedalam dua klass
  standart yaitu 5L untuk pressure service dan 5LX untuk high pressure
  service.
KOMPOSISI KIMIA PIPA STANDART API

• Komposisi Kimia
                     C     Mn      P       S

API 5L grade A      0,21   0,91   0,040   0,050

API 5L grade B      0,26   1,15   0,040   0,050

API 5L – X42        0,28   1,25   0,040   0,050

API 5L – X46        0,30   1,35   0,040   0,050

API 5L – X52        0,30   1,45   0,040   0,050
SIFAT MEKANIS PIPA STANDART
API
• Sifat Mekanis

                   Tensile strength   Yield point
  API 5L grade A     33,7 kgf/mm2     21,1 kgf/mm2
  API 5L grade B     42,2 kgf/mm2     24,6 kgf/mm2
   API 5L – X42      42,2 kgf/mm2     29,5 kgf/mm2
   API 5L – X46      44,3 kgf/mm2     32,3 kgf/mm2
   API 5L – X52            -          36,6 kgf/mm2
PENGHITUNGAN KETEBALAN PIPA

•   Rumus yang digunakan untuk menghitung ketebalan dinding pipa dan sambungannya
    terhadap tekanan dari dalam sebagai berikut:
                          s = so + c + b(mm)
                          dim ana :
                                     d a .Pc
                          so =                     (mm)
                                 20.σ perm .v + Pc
                                     da
                          b = 0,4.      .so
                                     R



•   dimana :
    s             = Ketebalan minimum (mm)
    s0            = ketebalan hasil hitungan (mm)
    da            = diameter luar pipa (mm)
    Pc            = design pressure (bar)
    σperm         = maksimum permissible design stress (N/mm2)
    b             = allowance for bends (mm)
TEST HIDROLIK PADA PIPA


•    Beberapa hal yang perlu di pahami tentang tekanan pipa antara lain:
1.   Tekanan kerja maksimum PB yang diijinkan dengan symbol Pe,mp (bar)
     merupakan tekanan kerja yang diijinkan baik didalam maupun diluar pipa
     berdasarkan material yang digunakan dan temperatur kerjanya.
2.   Tekanan Test, dengan symbol Pp (bar) merupakan tekanan yang dilakukan pada
     saat pengetesan pipa dilakukan
3.   Tekanan design, dengan symbol Pc (bar) merupakan tekanan kerja saat alat
     pengaman seperti safety valves dan opening of relief valve bekerja.
4.   Untuk pengetesan umumnya digunakan rumus :
     Pp = 1,5. Pc
•    Untuk pipa dan fitting yang bekerja pada temperatur > 3000 C maka digunakan rumus
     Pp = 1,5. σperm(1000) / σperm (t). Pc
OPERASI POMPA


• OPERASI POMPA SECARA SERI DAN PARAREL
  – Jika head atau kapasitas yang diperlukan tidak dapat dicapai dengan satu
    pompa maka dapat digunakan dua pompa atau lebih yang disusun secara
    pararel atau seri baik untuk pompa dengan karakteristik yana sama atau
    dengan karakteristik yang berbeda.
  – Susunan pompa secara pararel umumnya diperlukan untuk mendapatkan laju
    aliran atau debit aliran yang besar. Sistem susunan yang demikian
    dimaksudkan untuk mendapatkan debit aliran aliran yang besar dan waktu
    pengisian yang tidak memerlukan waktu yang lama.
  – Sedangkan pompa yang disusun secara seri dimaksudkan untuk mendapatkan
    head total pompa yang besar. Sehingga pompa dengan susunan demikian
    banyak digunakan untuk pemompaan di tempat – tempat yang tinggi.
  – Untuk susunan seri, karena pompa kedua menghisap zat cair bertekanan dari
    pompa pertama, Maka perlu perhatian khusus dalam hal kekuatan konstruksi
    dan kerapatan terhadap kebocoran dari rumah pompa.
PEMIPAAN


• PIPA ISAP
   – Dalam merencanaan pipa isap, hal-hal yang perlu diperhatikan :
       • Hindari terjadimya penyimpangan aliran atau pusaran pada nosel isap.
       • Pipa harus sependek mungkin dan jumlah belokan harus sedikit mungkin
           agar kerugian head dapat diperkecil.
       •   Hindari terjadinya kantong udara dalam pipa dengan membuat bagian pipa
           yang mendatar agar menanjak ke arah pompa dengan kemiringan 1/100
           sampai 1/50. Jika terjadi kantong udara yang tak dapat dihindari perlu
           disediakan cara untuk membuang udara tersebut.
       •   Karena tekanan di dalam pipa biasanya lebih rendah dari pada tekanan
           atmosfer, perlu dipakai cara penyambungan pipa yang tidak menyebabkan
           kebocoran udara dari luar kedalam pipa isap.
PEMIPAAN


• PIPA KELUAR
   – Diameter Pipa dan Kecepatan :
       • Diameter pipa keluar harus ditentukan berdasarkan atas efisiensi dan ekonomi
         pemompaan. Jadi diameter pipa penyalur harus sama dengan diameter lubang
         keluar pompa. Jika pipa sangat panjang, diameter pipa yang ekonomis tergantung
         pada biaya pemeliharaan, ongkos daya pompa dan besarnya biaya instalasi.
       • Pada umumnya kecepatan aliran dalam pipa diambil 1 sam pai 2 m/s untuk pipa
         berdiameter kecil, dan 1,5 sampai 3 m/s untuk pipa berdiameter besar. Kecepatan
         tidak boleh lebih dari 6 m/s karena akan terjadi penggerusan.
   – Akhir Pipa Keluar
       • Untuk pompa head rendah ujung pipa keluar umumnya dibuat terbuka dengan arah
         hampir mendatar dan dibawah permukan zat cair di tadah atas. Jika pompa
         dipasang diatas permukaan air keluar, mka harus dibuat pipa sifon dengan
         membengkokan pipa keluar ke bawah, sehingga akhir pipa akan measuk ke bawah
         permuaan air di tadah keluar.
PEMIPAAN


• PENUMPUAN PIPA
  – Fungsi dari penumpuan pipa adalah untuk menahan :
      • Beratnya pipa sendiri,
      • Berat zat cair yang ada didalamnya,
      • Gaya karena tekanan dan aliran zat cair dan
      • Gaya-gaya lain yang dapat bekerja pada pipa.
  – Jarak antara tumpuan-tumpuan untuk pipa mendatar harus ditentukan
    sedemikian hingga lendutan pipa tidak terlalu besar.
  – Lendutan yang terlalu besar akan menyebabkan pipa mudah bergetar
    sehingga mudah patah, selai itu juga tidak sedap dipandang.
  – Ppa yang dipasang tegak dapat mengalami getaran dan tekukan,
    karena itu juga harus ditumpu atau diberi pemegang pada jarak-jarak
    tertentu.
PEMIPAAN


• Besarnya gaya-gaya yang dialami pipa diurakan sebagai berikut:
   – Pada sambungan muai rumus gaya yang bekerja :
       • F = ¼.Л.D2p
   – Pada tikungan rumus gaya yang bekerja :
       • F = 2.γ/g.Q.ν.sinΦ
   – Pada muka dan belakang katup rumus gaya yang bekerja :
       • F = 2. ¼.Л. D2. γ.H
   – Dimana:
       •   F = Gaya yang bekerja (kgf)
       •   D = diameter dalam pipa (m)
       •   p = tekanan hidrostatik (kgf/m2)
       •   γ = berat zat cair per atuan volume (kgf/m3)
       •   v = kecepatan rata-rata aliran dalam pipa (m/s)
PEMIPAAN


• Sambungan Pipa
   – Sambungan pipa pada umumnya dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
      • Sambungan Kaku
          – Ada tiga macam sambungan kaku , yaitu;
               Sambungan Flens (Digunakan pada pipa diameter sedang dan
                besar)
               Sambungan ulir (smbungan ini untuk pipa-pipa kecil yaitu kurang
                dari 150mm)
               sambungan Las (digunakan pada pipa untuk temperatur dan
                tekanan tinggi)
      • Sambungan Luwes (fleksibel flens)
          – sambungan jenis ini digunakan pada pipa sebelum dan sesudah
            pompa, dimana sambungan kaku saja tidak cukup .
BENDING OF PIPES
Bending radius of steel pipe
1. Cold bending of pipes by bending machines
   is to done in accordance with following table
2. When pipes are bent with bending radius
   other than shown in, bending to be done by
   hot bending.
3. Bending radius
TABLE OF COLD BENDING
        PIPES
         Nominal diameter           Outside dia of pipes   Bending radius (R)
                                            mm                   mm
   mm                       inch

    15                      1/2            21.7                   70
    20                      3/4            27.2                   80
    25                       1             34.0                   85
    32                      1 1/4          42.7                   90
    40                      1 1/2          48.6                   120
    50                       2             60.5                   150
    65                      2 1/2          76.3                   190
    80                       3             89.1                   230
   100                       4             114.3                  350
   125                       5             139.8                  420
   150                       6             165.2                  500
   200                       8             216.3                  650
Elipticity of steel pipes by bending

  • Elipticity of steel pipes by bending shall not
    exceed the percentage as shown below:
    Elipticity : E=
                    a −b
                         x100%
                      d


  • Dengan syarat E < 10 %
Elipticity of steel pipes by bending
PEMASANGAN POMPA


• PENEMPATAN POMPA MENDATAR
  – Penempatan pompa mendatar harus memperhatikan tiga hal yaitu
    letak terhadap permukaan zat cair yang dihisap, faktor lingkungan,
    dan penempatan instrumentasi, seperti dijelaskan dibawah ini :
      • Letak pompa terhadap permukaan zat cair
           Pompa harus diletakkan sedekat mungkin dengan permukaan
           hisap dan meminimalkan jumlah belokan hal ini dimaksudkan
           untuk memperkecil kerugian head hisap.
      • Faktor lingkungan
           Pompa harus ditempatkan dalam ruangan/kamar pompa yang
           kering dan bersih, mempunyai ventilasi yang baik, serta harus
           diberi ruang antara yang cukup antar pompa guna aaktivitas
           repair dan maintenance
PEMASANGAN POMPA


• PEMASANGAN PONDASI POMPA
  – Dalam perencanaan pondasi pompa perlu diperhatikan hal berikut :
     • Kekuatan
         Pondasi harus dapat sepenuhnya menyerap getaran pompa dan
         penggeraknya serta menahan beratnya. Untuk pompa yang dikopel
         langsung dengan motor listrik, berat pondasi harus lebih dari 3 kali berat
         mesin. Untuk pompa yang dikopel langsung dengan motor bakar torak,
         berat pondasi harus lebih dari 5 kali berat mesin
     • Landasan
         Jika pompa dikopel langsung dengan penggerak mula atau digerakkan
         melalui roda gigi, maka semuanya harus dipasang pada satu landasan.
         Apabila digunakan transmisi sabuk (belt), pompa dan motor penggerak
         dapat mempunyai landasan yang terpisah.
PEMASANGAN POMPA


• PEMASANGAN PONDASI POMPA
    • Letak landasan terhadap balok
        Jika pompa akan dipasang pada lantai lempeng (slab) beton,
        maka garis sumbu landasan pompa sebaiknya diletakkan tepat
        segaris diatas sumbu balok lantai .
    • Kedataran Landasan
        Agar landasan dapat duduk mendatar dengan baik pada
        pondasi, perlu disediakan celah sebesar 10 sampai 30 mm
        antara bidang atas pondasi dan bidang dasar landasan untuk
        penyetelan kedataran landasan.
    • Lain-lain
        –Harus disediakan lubang-lubang persegi yang cukup besar untuk baut
        jangkar agar pelurusan (alignment) dapat dengan mudah.
PEMASANGAN POMPA


• PENEMPATAN POMPA TEGAK
  – Penempatan pompa tegak harus memperhatikan hal-hal berikut :
     • Letak landasan terhadap balok
          Ada dua jenis pompa tegak yang menggunakan motor diatas tanah
          yaitu jenis sumuran basah dan jenis sumuran kering. Pompa jenis
          sumuran basah mempunyai badan yang terbenam dalam air sedangkan
          sumuran kering terletak diatas permukaan air.
     • Baji Pengganjal
          Poros pompa tegak harus disetel kelurusannya dan landasan harus
          dipasang mendatar. Untuk ini, seperti pada pompa mendatar,
          dipergunakan baji pengganjal. Cara-cara pemasangan dan
          pelurusannya sama seperti pada pompa mendatar.
     • Kabel Kedap Air
          Untuk memberikan daya motor benam diperlukan kabel kedap air.
          Kabel kedap air ini tidak boleh dipakai untuk menahan motor atau
          beban lainnya.
OPERASI POMPA


• OPERASI POMPA SECARA SERI DAN PARAREL
  – Jika head atau kapasitas yang diperlukan tidak dapat dicapai dengan satu
    pompa maka dapat digunakan dua pompa atau lebih yang disusun secara
    pararel atau seri baik untuk pompa dengan karakteristik yana sama atau
    dengan karakteristik yang berbeda.
  – Susunan pompa secara pararel umumnya diperlukan untuk mendapatkan laju
    aliran atau debit aliran yang besar. Sistem susunan yang demikian
    dimaksudkan untuk mendapatkan debit aliran aliran yang besar dan waktu
    pengisian yang tidak memerlukan waktu yang lama.
  – Sedangkan pompa yang disusun secara seri dimaksudkan untuk mendapatkan
    head total pompa yang besar. Sehingga pompa dengan susunan demikian
    banyak digunakan untuk pemompaan di tempat – tempat yang tinggi.
  – Untuk susunan seri, karena pompa kedua menghisap zat cair bertekanan dari
    pompa pertama, Maka perlu perhatian khusus dalam hal kekuatan konstruksi
    dan kerapatan terhadap kebocoran dari rumah pompa.
Valves


• Def’n: devices which control the amount and
  direction of fluid flow in piping systems
  – Typically made of bronze, brass, iron, or steel alloy
• Components:
     - Valve body    - Packing                              -
  Disc          - Packing gland/nut
     - Seat          - Stem                                 -
  Bonnet        - Wheel
Types of Valves

• Two basic groups:
  – Stop valves - used to shut off or partially shut off the flow
    of fluid ( ex: globe, gate, plug, needle, butterfly)
  – Check Valves - used to permit flow in only one direction
    (ex: ball-check, swing-check, lift-check)
• Special types:
  –   Relief valves
  –   Pressure-reducing valves
  –   Remote-operated valves
Globe Valve
Gate Valve
Butterfly Valve
Swing-check Valve

More Related Content

What's hot

Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Dewi Izza
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Ali Hasimi Pane
 
Macam-Macam dan Fungsi dari Valve
Macam-Macam dan Fungsi dari ValveMacam-Macam dan Fungsi dari Valve
Macam-Macam dan Fungsi dari Valve
Risnadi Syarif
 

What's hot (20)

Kavitasi+pada+pompa
Kavitasi+pada+pompaKavitasi+pada+pompa
Kavitasi+pada+pompa
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 
pompa dan kompressor
pompa dan kompressorpompa dan kompressor
pompa dan kompressor
 
Perhitungan siklus otto & carnot
Perhitungan siklus otto & carnotPerhitungan siklus otto & carnot
Perhitungan siklus otto & carnot
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
 
Kompressor
Kompressor Kompressor
Kompressor
 
Pompa & kompresor; sularso, haruo tahara
Pompa & kompresor; sularso, haruo taharaPompa & kompresor; sularso, haruo tahara
Pompa & kompresor; sularso, haruo tahara
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
 
Diagram p v pada mesin diesel
Diagram p v pada mesin dieselDiagram p v pada mesin diesel
Diagram p v pada mesin diesel
 
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
 
Pemindah daya
Pemindah dayaPemindah daya
Pemindah daya
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
Turbin Uap
Turbin UapTurbin Uap
Turbin Uap
 
Laporan Turbin
Laporan TurbinLaporan Turbin
Laporan Turbin
 
KETEL UAP Pipa-pipa Api
KETEL UAP Pipa-pipa ApiKETEL UAP Pipa-pipa Api
KETEL UAP Pipa-pipa Api
 
Motor diesel Presentation
Motor diesel PresentationMotor diesel Presentation
Motor diesel Presentation
 
Valve and Control Valve
Valve and Control ValveValve and Control Valve
Valve and Control Valve
 
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower crane
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower cranePresentasi dan studi kasus perhitungan tower crane
Presentasi dan studi kasus perhitungan tower crane
 
Ppt sistem hidrolik dan pneumatik
Ppt sistem hidrolik dan pneumatikPpt sistem hidrolik dan pneumatik
Ppt sistem hidrolik dan pneumatik
 
Macam-Macam dan Fungsi dari Valve
Macam-Macam dan Fungsi dari ValveMacam-Macam dan Fungsi dari Valve
Macam-Macam dan Fungsi dari Valve
 

Viewers also liked

207677667 pengetahuan-dasar-piping
207677667 pengetahuan-dasar-piping207677667 pengetahuan-dasar-piping
207677667 pengetahuan-dasar-piping
Nico Domli
 
Identifikasi warna pipa
Identifikasi warna pipaIdentifikasi warna pipa
Identifikasi warna pipa
Vera Sitompul
 
Kd 2 bagian bagian kapal
Kd 2 bagian bagian kapalKd 2 bagian bagian kapal
Kd 2 bagian bagian kapal
robert hokoyoku
 
Sistem plambing dalam gedung
Sistem plambing dalam gedungSistem plambing dalam gedung
Sistem plambing dalam gedung
Etwin Christian
 

Viewers also liked (20)

Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan
 
"Menggambar sistem pemipaan"
"Menggambar sistem pemipaan""Menggambar sistem pemipaan"
"Menggambar sistem pemipaan"
 
207677667 pengetahuan-dasar-piping
207677667 pengetahuan-dasar-piping207677667 pengetahuan-dasar-piping
207677667 pengetahuan-dasar-piping
 
CARA MENENTUKAN KETEBALAN PIPA SESUAI STANDAR ASME B31.1
CARA MENENTUKAN KETEBALAN PIPA SESUAI STANDAR ASME B31.1CARA MENENTUKAN KETEBALAN PIPA SESUAI STANDAR ASME B31.1
CARA MENENTUKAN KETEBALAN PIPA SESUAI STANDAR ASME B31.1
 
Pertemuan 3 pengantar plumbing air bersih
Pertemuan 3 pengantar plumbing air bersihPertemuan 3 pengantar plumbing air bersih
Pertemuan 3 pengantar plumbing air bersih
 
Identifikasi warna pipa
Identifikasi warna pipaIdentifikasi warna pipa
Identifikasi warna pipa
 
Sistem dan Instalasi Tata Udara
Sistem dan Instalasi Tata Udara Sistem dan Instalasi Tata Udara
Sistem dan Instalasi Tata Udara
 
Kd 2 bagian bagian kapal
Kd 2 bagian bagian kapalKd 2 bagian bagian kapal
Kd 2 bagian bagian kapal
 
Ship construction
Ship constructionShip construction
Ship construction
 
Gaguk suhardjito geometri kapal
Gaguk suhardjito   geometri kapalGaguk suhardjito   geometri kapal
Gaguk suhardjito geometri kapal
 
Gaguk suhardjito desain rencana garis
Gaguk suhardjito   desain rencana garisGaguk suhardjito   desain rencana garis
Gaguk suhardjito desain rencana garis
 
Merancang rg ... stabilitas kapal
Merancang  rg ... stabilitas kapalMerancang  rg ... stabilitas kapal
Merancang rg ... stabilitas kapal
 
Tugas Merancang Kapal I (Container 7000 DWT)
Tugas Merancang Kapal I (Container 7000 DWT)Tugas Merancang Kapal I (Container 7000 DWT)
Tugas Merancang Kapal I (Container 7000 DWT)
 
Sistem tataudara
Sistem tataudaraSistem tataudara
Sistem tataudara
 
Pedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum
 
Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Pipa dan Saniter
Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Pipa dan SaniterTata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Pipa dan Saniter
Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Pipa dan Saniter
 
Buku Manual Program EPANET Versi Bahasa Indonesia
Buku Manual Program EPANET Versi Bahasa IndonesiaBuku Manual Program EPANET Versi Bahasa Indonesia
Buku Manual Program EPANET Versi Bahasa Indonesia
 
GALVANIS PIPE
GALVANIS PIPEGALVANIS PIPE
GALVANIS PIPE
 
Sistem plambing dalam gedung
Sistem plambing dalam gedungSistem plambing dalam gedung
Sistem plambing dalam gedung
 
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
 

Similar to Handout Perpipaan

Makalah peralatan industri proses menara ayak
Makalah peralatan industri proses menara ayakMakalah peralatan industri proses menara ayak
Makalah peralatan industri proses menara ayak
Virta Puspita Sari
 
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx
ecep nurali
 
ahli muda teknik sumber daya air jenjang 7.pptx
ahli muda teknik sumber daya air jenjang 7.pptxahli muda teknik sumber daya air jenjang 7.pptx
ahli muda teknik sumber daya air jenjang 7.pptx
boynugraha727
 
PPT P1_Muhammad Dimitrie Arsenna D.pptx
PPT P1_Muhammad Dimitrie Arsenna D.pptxPPT P1_Muhammad Dimitrie Arsenna D.pptx
PPT P1_Muhammad Dimitrie Arsenna D.pptx
ChandraWisnu3
 

Similar to Handout Perpipaan (20)

handoutperpipan.ppt
handoutperpipan.ppthandoutperpipan.ppt
handoutperpipan.ppt
 
bangunan kapal
bangunan kapalbangunan kapal
bangunan kapal
 
Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)
Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)
Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)
 
550173330-Modul-Tank-Inspector (1).pdf
550173330-Modul-Tank-Inspector (1).pdf550173330-Modul-Tank-Inspector (1).pdf
550173330-Modul-Tank-Inspector (1).pdf
 
Well completion
Well completionWell completion
Well completion
 
Ship building process &amp; shipyard productivity
Ship building process &amp; shipyard productivityShip building process &amp; shipyard productivity
Ship building process &amp; shipyard productivity
 
Mesin Pendingin (Cooler).pptx
Mesin Pendingin (Cooler).pptxMesin Pendingin (Cooler).pptx
Mesin Pendingin (Cooler).pptx
 
Gagukesha rencana umum (print)
Gagukesha rencana umum (print)Gagukesha rencana umum (print)
Gagukesha rencana umum (print)
 
Gagukesha rencana umum (print)
Gagukesha rencana umum (print)Gagukesha rencana umum (print)
Gagukesha rencana umum (print)
 
Hinge and Folding Hatch Cover
 Hinge and Folding Hatch Cover Hinge and Folding Hatch Cover
Hinge and Folding Hatch Cover
 
Makalah peralatan industri proses menara ayak
Makalah peralatan industri proses menara ayakMakalah peralatan industri proses menara ayak
Makalah peralatan industri proses menara ayak
 
Modul Ajar Pneumatik Hidrolik Kur. Merdeka.pdf
Modul Ajar Pneumatik Hidrolik Kur. Merdeka.pdfModul Ajar Pneumatik Hidrolik Kur. Merdeka.pdf
Modul Ajar Pneumatik Hidrolik Kur. Merdeka.pdf
 
( Ganisa elsina salamena 135060401111068 ) sni pd t-05-2005-a
( Ganisa elsina salamena   135060401111068 ) sni pd t-05-2005-a( Ganisa elsina salamena   135060401111068 ) sni pd t-05-2005-a
( Ganisa elsina salamena 135060401111068 ) sni pd t-05-2005-a
 
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx
440360496-TANK-CLEANING-pptx.pptx
 
ahli muda teknik sumber daya air jenjang 7.pptx
ahli muda teknik sumber daya air jenjang 7.pptxahli muda teknik sumber daya air jenjang 7.pptx
ahli muda teknik sumber daya air jenjang 7.pptx
 
Meeting teknis Tank Cleaning KEI.pptx
Meeting teknis Tank Cleaning KEI.pptxMeeting teknis Tank Cleaning KEI.pptx
Meeting teknis Tank Cleaning KEI.pptx
 
Sanitation system
Sanitation system Sanitation system
Sanitation system
 
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
 
PPT P1_Muhammad Dimitrie Arsenna D.pptx
PPT P1_Muhammad Dimitrie Arsenna D.pptxPPT P1_Muhammad Dimitrie Arsenna D.pptx
PPT P1_Muhammad Dimitrie Arsenna D.pptx
 

More from Reandy Risky (11)

Sistem Refrigerasi
Sistem Refrigerasi Sistem Refrigerasi
Sistem Refrigerasi
 
Modul ajar 1 introduction hvac
Modul ajar 1 introduction hvacModul ajar 1 introduction hvac
Modul ajar 1 introduction hvac
 
Dasar Teknik K3
Dasar Teknik K3Dasar Teknik K3
Dasar Teknik K3
 
Ilmu pngthuan bahan
Ilmu pngthuan bahanIlmu pngthuan bahan
Ilmu pngthuan bahan
 
Askeland phule 12
Askeland phule 12Askeland phule 12
Askeland phule 12
 
Df dan heat treatment
Df dan heat treatmentDf dan heat treatment
Df dan heat treatment
 
Properties of metal alloys
Properties of metal alloysProperties of metal alloys
Properties of metal alloys
 
Me 328 welding metallurgy
Me 328 welding metallurgyMe 328 welding metallurgy
Me 328 welding metallurgy
 
Ship cargo handling
Ship cargo handlingShip cargo handling
Ship cargo handling
 
Hidrolik dan tower crane
Hidrolik dan tower craneHidrolik dan tower crane
Hidrolik dan tower crane
 
Bahan bakar boiler
Bahan bakar boilerBahan bakar boiler
Bahan bakar boiler
 

Recently uploaded

Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 

Recently uploaded (20)

tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdfALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 

Handout Perpipaan

  • 1. SISTEM PERPIPAAN Tujuan T I U : - Praktikan mampu merencanakan suatu sistem perpipaan - Praktikan dapat melakukan perawaten dan perbaikan sistem perpipaan. T I K : - Praktikan mampunyai dasar – dasar perencanaan sistem perpipaan. - Praktikan dapat menggambar isometri sistem perpipaan. - Praktikan mampu menghitung dan merangkai sistem perpipaan. - Praktikan memahami kontruksi valves dan mampu memperbaiki kerusakannya. - Praktikan mampu melakukan pekerjaan perpipaan seperti: Snay, bending dan fit-up pipa.
  • 2. SISTEM DAN INSTALASI PIPA • Sistem dan instalasi pipa yang menyangkut pelayanan terhadap kapal antara lain: 1. Pelayanan terhadap kapalnya : - Sistem bilga, yaitu sistem yang berfungsi untuk membersihkan segala kotoran yang timbul di kapal (khususnya dalam kotoran cair) - Sistem Ballast, yaitu sistem yang berfungsi untuk menjaga agar kapal dalam keadaan stabil (sistem keseimbangan kapal) 2. Motor Penggerak : - Fuel Oil Sistem - Oil Sistem - Cooling sistem - Start & air pressure sistem
  • 3. SISTEM DAN INSTALASI PIPA 3. Safety : - Sistem Pemadam Kebakaran 4. Bongkar Muat : - Terutama untuk muatan curah cair (tanker) antara lain minyak nabati, Minyak bumi (from crude oil to distillated oil) 5. Crew/penumpang : - Sistem Suplai air tawar - Sistem Sanitair antara lain Sewage & drainage sistem Dalam perencanaan instalasi pipa diperlukan pertimbangan beberapa hal antara lain banyak mempelajari contoh-contoh gambar desain pipa yang sudah ada dan mengerti peraturan-peraturan dari Biro Klasifikasi atau badan Autoritas yang lain seperti SOLAS, IMO dll serta membuka wawasan dengan membaca dan mengetahui perkembangan-perkembangan pada desain maupun peralatan/instrumen yang dipakai.
  • 4. SISTEM DAN INSTALASI PIPA • Secara umum dalam Perancangan Sistem dan Instalasi Pipa mencakup beberapa aspek antara lain : 1. Aspek teknis Menyangkut tentang perhitungan teknis, merancang gambar instalasi baik cara kerja dan tujuan dari sistem, kelengkapan yang disertakan/dipakai demi keselamatan&kesinambungan kerja, penentuan bahan/material yang dipakai 2. Aspek Ekonomis Meliputi pertimbangan dalam penentuan harga bahan/ material, dan kemudahan /ketersediaan bahan di pasar, jumlah/satuan volume pipa dan perlengkapan yang dipakai dalam suatu sistem 3. Aspek Operasional Meliputi kemudahan dalam pemasangan, pengoperasian, pemeriksaan dan perbaikan sistem
  • 5. SISTEM DAN INSTALASI PIPA • Dalam implementasi di lapangan seorang desainer sistem akan menghadapi tiga pihak yang terkait dengan kepentingan yang berbeda, yaitu : - Pihak Pemesanan (Owner), yang umumnya menghendaki dibuatkan suatu sistem yang handal dan memenuhi persyaratan yang diperlukan, baik dari segi perasional maupun dari segi keselamatan dengan biaya yang paling murah - Biro Klasifikasi, yang berpegang pada peraturan-peraturannya untuk pemenuhan persyaratan teknis dan keselamatan yang ada - Pihak Galangan kapal, sebagai badan usaha dengan sudut pandang bisnis seperti pemilik/pemesan kapal. Bagaimana agar dapat menyelesaikan secepatnya pekerjaan tersebut, serta kemudahan cara pengerjaan dan mendapatkan barang perlengkapannya
  • 6. SISTEM DAN INSTALASI PIPA • Dengan dasar pemenuhan keinginan dari beberapa pendapat orang/badan tersebut, para ahli dibidang perancangan memenuhi dengan beberapa cara, diantaranya timbul pemisahan tahap-tahap perancangan dengan mengaitkan segi pelaksanaan yang sebenarnya di lapangan, dengan memandang kapal sebagai Total Sistem (dalam tahap Basic Design). • Selanjutnya masuk pada masing-masing sistem yaitu tahap Fungsional Design, pada tahap mengaitkan antara sistem dengan bagian kapal yang dibangun disebut dengan Transision Design, dan untuk proses pembengunan instalasi dikaitkan antara bagian kapal, daerah dan tahapan fabrikasi disebut Detail design • Gambar rancangan instalasi pipa di galangan di era 1980-an mulai mengarah ke gambar isometric. Awalnya dari diagram instalasi pipa dengan skema proyeksi bidang dibuat model skala kamar mesin. Model skala ini mewakili kamar mesin kapal yang akan dibangun dengan menggunakan skala 1:10 atau 1:20. Rancangan pipa pada model skala ini ditinjau kembali untuk penyempurnaan oleh para ahli, bila sudah dianggap paling optimum baru dibuat gambar isometrik. Saat ini pembuatan model skala yang cukup mahal dialihkan dengan membuat model dengan bantuan komputer/CAD saja.
  • 7. SISTEM DAN INSTALASI PIPA • Suatu sistem instalasi pipa merupakan rangkaian satuan benda yang bisaanya terdiri atas beberapa bagian sesuai dengan fungsinya, antara lain: - Sumber fluida yang akan dipindahkan (sea chest atau tangki) - Pipa sebagai sarana transportasi fluida - Katup untuk menghentikan dan mengatur aliran serta penyelamatan sistem - Pompa sebagai tenaga untuk menghasilkan aliran fluida - Peralatan lain yang berfungsi sebagai penyambung/ pembersih/ pemisah aliran dari kotoran atau fluida yang lain - Tempat penampungan akhir/ pembuangan fluida yang dialirkan
  • 8. TANGKI • Keberadaan tangki dalam badan kapal berfungsi sebagai tempat/alat penampung fluida cair. Tangki bisa berfungsi sebagai tempat sumber aliran maupun sebagai tempat tujuan/ buangan fluida tergantung pada fungsinya. • Bentuk tangki-tangki dikapal ada yang berdiri sendiri dan ada pula yang merupakan bagian dari konstruksi badan kapal. Dengan kata lain ada tangki yang dibuat sendiri dan ada pula tangki yang memanfaatkan ruang kosong dari konstruksi atau tangki yang sengaja dibuat dengan memanfaatkan bagian dari konstruksi • Penamaan tangki disebutkan sesuai dengan letaknya, contohnya : tangki dasar ganda (double bottom tank), tangki sayap samping (wing tank), tangki ceruk haluan (forepeak tank), tangki ceruk buritan (afterpeak tank) dll.
  • 9. TANGKI • Pada General Arrangement pada umumnya penulisan nama tanki langsung ditulis sesuai dengan fungsi pemakaian atau pengisi fluidanya, seperti pada tanki ballast, tangki bahan bakar (fuel oil tank), tangki air tawar (F.W. Tank) dll • Perlengkapan yang ada pada sebuah tangki sesuai fungsinya umumnya antara lain: -          Pipa pengisian dan pipa pengeluaran -          Pipa udara (Vent pipe) -          Pipa duga (Sounding pipe) -          Pipa pengeringan (drain pipe) dan sumbat (drain plug) -          Man hole -          Pipa limpah (overflow pipe)
  • 10. TANGKI • Terdapat bagian tangki sebagai pemisah antara suatu ruang dengan ruang yang lain, atau antara dua tangki yang berbeda pemakaiannya (missal tangki minyak dengan ruang kamar mesin, atau antara tangki minyak dengan tangki air tawar, ballast dll) yang disebut dengan “cofferdam”. Tangki/ ruang ini pemisah yang kedap ini harus dilengkapi pula dengan beberapa perlengkapan untuk tangki seperti disebut diatas kecuali untuk pipa pengisian. • Pada gambar instalasi keberadaan tangki umumnya disertai dengan kapasitas/volume yang tersedia dalam satuan m3, disamping perlengkapan yang ada. • Cara pengisian/ pengeluaran fluida cair dalam tangki dapat dilakukan dengan sistem gravitasi (curah) atau dengan aliran fluida hasil kerja pompa.
  • 11. SEA CHEST  Sea chest disebut pula sebagai lemari lambung atau kotak laut. Kebutuhan air laut di kapal diambil melalui lambung yang dibuat di badan kapal dengan sebutan “Sea Chest”. • Letaknya bisa pada plat dasar (bottom plate) dan/atau di daerah plat sisi lambung dibawah garis air muatan kosong sampai dengan sekitar plat bilga. Sea chest umumnya diletakkan pada ruangan kamar mesin dimuka lubang-lubang buangan air sisa/kotor. • Sistem yang memerlukan air laut di dalam kapal cukup banyak, diantaranya adalah sistem ballast, sistem pendingin motor penggerak, sistem pemadam kebakaran dan sistem saniter. • Dengan demkian kebutuhan seachest tidak hanya satu atau dua saja, akan tetapi bisa tiga atau lebih
  • 12. SEA CHEST • Konstruksi seachest dibuat sesuai dengan peraturan Biro Klasifikasi. Plat lambung dilubangi dengan dibatasi oleh jarak gading, yang dapat diperpanjang adalah arah dari bawah ke atas. • Yang harus dperhatikan bahwa setiap melubangi plat kulit diharuskan pula untuk mengganti bagian konstruksi yang berlubang tersebut. Bentuk penggantian dapat berupa plat rangkap (doubling plate) dan sangat dianjurkan dengan menambah penebalan plat disekitar lubang dengan 1,2 kali tebal plat disekelilingnya. • Luas penebalan plat atau plat rangkap ini minimal seluas lubang yang dibuat.
  • 13. SEA CHEST • Peralatan yang ada pada seachest antara lain : - Katup, pada masa lalu disebut sebagai Kingston valve. Katup ini berfungsi sebagai alat membuka/menutup aliran air laut dari luar ke dalam kapal. - Pipa udara, untuk mengeluarkan udara yang terdapat/terkurung dalam seachest. - Pipa penghembus (Blow pipe), yaitu pipa saluran udara bertekanan tinggi guna membersihkan kotoran yang menyumbat lubang pemasukan. - Saringan, penghindar kotoran agar tidak masuk dalam ruang penghisapan. Jumlah luasan lubang saringan disyaratkan minimal 1,6 kali luasan pipa discharge. - Zink anodes, sebagai perlengkapan mencegah korosi (katodic protection)
  • 14. SEA CHEST • Pemutar katup pada seachest harus dapat dioperasikan dengan mudah dari atas pelantaian wrang, atau pemutar katup bisa diletakkan diatas wrang plat. • Pipa udara mempunyai diameter dalam minimal 32 mm dan dilengkapi dengan katup yang dapat ditutup secara cepat (shut-off) dari atas geladak kedap. • Pipa penghembus dianjurkan mempunyai tekanan tidak lebih dari 2 bar, kecuali untuk kapal yang direncanakan khusus tekanan hembusnya melebihi tekanan tersebut. • Dalam menentukan luasan lubang seachest pada lambung tergantung pada kebutuhan jumlah air laut yang diperlukan. Misalnya kebutuhan air laut Q m3/detik untuk satu seachest. • Paling tidak pada awalnya ditentukan dulu kecepatan air laut di dalam pipa dalm v m2/det. Dengan demikian dari persamaan Q = v.A akan didapatkanluas penampang pipa yang dibutuhkan.
  • 15. KELENGKAPAN PIPA • Perlengkapan pipa dapat berupa katup, cerat, reduser, saringan fluida, pemisah fluida (separator), ekspansion, potongan pipa cabang, penembus dinding kedap dan yang lainnya. • Dalam dunia industri yang memproduksi pipa dan perlengkapannya selalu memakai standart ketentuan yang berlaku di negara produsen. Tetapi dengan berlakunya globalisasi dunia perdagangan selanjutnya memakai International Standart Organisation (ISO). • Untuk sistem pipa, fungsi dari pipa dan perlengkapannya merupakan wadah / tempat transportasi aliran fluida yang memiliki sifat mekanis dan kimiawi.
  • 16. KELENGKAPAN PIPA • Berdasarkan sifat mekanis dari fluida, para ahli mengambil ketentuan standart pembuatan pipa berdasarkan tekanan (P) dan temperatur (T) kerja maksimum dari suatu sistem. • Sifat kimiawi dari fluida untuk keperluan dunia kelautan dan perkapalan, material pipa dikelompokkan lagi berdasarkan erosi dan korosi yang akan terjadi .
  • 17. KLASIFIKASI PIPA • Tekanan kerja aliran fluida didalam pipa adalah antara 685 kN/m 2 s/d 41 MN/m2. • Para ahli selanjutnya mengelompokkan tekanan fluida sebagai berikut: -         Tekanan rendah (lower pressure) : s/d 7 MN/m2. -         Tekanan tinggi (upper pressure) terbagi atas : 1. Medium : 7 MN/m2 s/d 21 MN/m2       2. Tinggi : s/d 42 MN/m2     Temperatur kerja aliran fluida juga bervariasi sebagai berikut : -        Temperatur rendah : antara 60 s/d 1700C -         Temperatur sedang : antara 170 s/d 3000C -         Temperatur tinggi : diatas 3000C
  • 18. KLASIFIKASI PIPA Bahan pipa sebagai alat transfer fluida paling tidak memiliki sifat/property sbb : -  Mempunyai kekuatan atau kemampuan menahan beban yang terjadi pada temperatur kerja. -          Memiliki sifat yang liat dan tahan tekanan pada kondisi perubahan temperatur kerja -          Material dibuat sedemikian rupa sehingga tahan terhadap korosi dan erosi akibat fluida, baik yang berada di dalam maupun di luar pipa. -          Mempunyai ketahanan terhadap kekasaran akibat gesekan terhadap material yang saling bergeser. -          Berkemampuan untuk dialiri fluida pencemar, baik didalam maupun di luar pipa. - Faktor tambahan yang mempengaruhi bahan yang dipilih untuk sistem perpipaan antara lain harga bahan, tingkat kemudahan untuk dikerjakan, tahan lama, factor berat dan ketersediaannya di pasar.
  • 19. KLASIFIKASI PIPA Sistem pipa yang bertekanan yang dipakai untuk system pipa di kamar mesin diklasifikasikan dalam tiga klass, yaitu : -  Klass I : Untuk penggunaan dengan temperatur kerja diatas 3000C dan tekanan kerja diatas 16 Kg/cm2 - Klass II : Untuk penggunaan general application dengan temperatur kerja dibawah 3000C dan tekanan kerja dibawah 16 Kg/cm2 - Klass III : Pipa untuk penggunaan dalam hal tidak spesial seperti untuk : Overflow, ventilation, open ended drain system dll dimana temperatur kerja sampai 1700C dan tekanan kerja sampai 7 Kg/cm2
  • 20. MATERIAL PIPA • Material pipa yang dipakai untuk keperluan pipa dan perlengkapannya antara lain sebagai berikut : A  Logam / metal, yang terbagi atas : -   ferrous, terdiri dari : 1 besi cor 2          baja dan campurannya 3          baja cor -  Tembaga dan campurannya -  Aluminium dan campurannya B  Plastik dan derifatnya
  • 21. MATERIAL PIPA I. BESI COR • Penggunaan besi cor untuk material pipa dan perlengkapannya umumnya disebut sebagai besi cor kelabu (grey cast iron atau lemellar-graphite cast iron). • Pipa dan perlengkapannya termasuk katup-katup dari bahan ini oleh Biro Klasifikasi Kapal digolongkan dalam kelas III • Ada pembatasan pemakaian pipa dan perlengkapannya dari material ini.
  • 22. MATERIAL PIPA • Pembatasan pemakaian pipa dan perlengkapannya dari material besi cor ini antara alain : - Sistem instalasi pipa dengan temperatur kerja diatas 200 0C - Bila aliran fluida pada sistem instalasi pipa timbul adanya ‘water hammer’, strain yang berlebihan dan vibrasi. - Aliran fluida yang bersifat kimiawi dan adanya kekasaran permukaan. - Untuk katup-katup air laut dan pipa-pipa yang terpasang pada sisi badan kapal, dan untuk katup-katup yang ada pada sekat tubrukan (collison bulkhead) - Katup-katup pada tangki bahan bakar yang memiliki static head. Bahan ini boleh digunakan pada sistem tersebut hanya bila adanya pelindung yang memadahi terhadap kerusakan.
  • 23. MATERIAL PIPA II. BAJA DAN CAMPURANNYA • Pipa dan perlengkapannya yang terbuat dari bahan ini dikatagorikan dalam klas I dan II. Pada umumnya baja karbon dan campuran baja-carbon- mangan sebagai material tidak boleh digunakan untuk aliran fluida dengan temperatur diatas 4000C. • Bilamana digunakan untuk temperatur yang lebih tinggi, diperlukan pembuktian dari sifat bahan yang digunakan dan memenuhi kekuatan yang diatur oleh Standart Nasional atau Internasional (ada sertifikat untuk pipanya) selain itu masalah kekuatannya harus dijamin oleh pabrik bajanya (sertifikat bahan material). • Pipa baja yang dibuat tanpa sambungan las (seamless weld) dan pipa dengan pengelasan di pabrik (seam weald pipe) diharuskan memenuhi peraturan dan bersertifikat Biro Klasifikasi Kapal
  • 24. MATERIAL PIPA III. TEMBAGA DAN TEMBAGA CAMPURAN • Secara umum ada ketentuan batasan temperatur kerja untuk pipa dan perlengkapannya yang memakai material ini, yaitu sebagai berikut : a.      Tembaga dan kuningan aluminium, temperatur max 200 0C b.     Campuran Tembaga nikel, temperatur max 3000C c.      Kuningan temperatur tinggi max. 2600C
  • 25. MATERIAL PIPA IV. PLASTIK • Pipa dari bahan PVC bisa digunakan pada sistem pipa tertentu saja, dengan catatan harus ada jaminan kualitas yang diatur dalam peraturan Klasifikasi • Penggunaan material ini terutama untuk tekanan dan temperatur tinggi, akan dipertimbangkan secara khusus oleh Biro Klasifikasi kapal untuk setiap kasus sistem perpipaan. Dan jika diperlukan dilakukan test kualifikasi khusus. • Pipa dari material ini hanya diperbolehkan untuk penggunaan yang terbatas dengan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan yaitu untuk: -         Air minum -         Instalasi saniter dengan menggunakan air laut (flushing lines dll) -        Pipa buangan dan saluran buangan saniter (WC, scrupper dll)
  • 26. MATERIAL PIPA • Aplikasi tersebut diatas masih disertai persyaratan antara lain : -         Pipa plastik dipasang pelindung terhadap panas dan kerusakan mekanis -         Letak lay-out pipa adalah diatas deck freeboard, di dalam kompartemen kedap air, serta dibawah deck freeboard -         Sambungan-sambungan di luar (overboard connection) diijinkan hanya jika pipa-pipa dibawah deck freeboard terbuat dari baja.
  • 27. Diameter dan Ketebalan Pipa • Dimensi atau ukuran pipa selalu diidentifikasikan dengan nominal pipe size atau disingkat dengan “nps” yang selalu identik dengan diameter dalam (internal diameter) pipa. • Pipa untuk keperluan industri maupun galangan kapal terdiri dari beberapa ukuran (nominal pipe size) yang mempunyai ketebalan yang bervariasi yang mana untuk mengetahui berapa besar ketebalannya berasal dari tiga sumber standarisasi, yaitu: 1.   ANSI (American International Standart Institute) Mengeluarkan standart ketebalan berdasarkan “Schedule Number” 2.  ASME (American Sosiety of Mechanical Engineer) dan ASTM (American Sosiety technical Material) Mengeluarkan penunjukan ketebalan dengan “std” (untuk standart), ”xs”(untuk extra stong) dan “xxs” (untuk double extra strong) 3.  A P I (American Petroleum Institute) Menunjukkan ketebalan pipa dengan kode ketebalan “5L” dan “5LX”
  • 28. DIAMETER DAN KETEbAlAN PIPA • Hampir semua pipa yang dipergunakan untuk industri maupun bangunan kapal yang dibangun dengan peraturan klasifikasi selalu menggunakan pipa dengan bahan baja karbon kecuali beberapa hal yang disebutkan khusus menggunakan bahan lain. • Hal ini disebabkan baja karbon mempunyai sifat-sifat seperti kuat (strong), ulet (ductile), mudah pengerjaan dengan las (weldability), mudah dikerjakan (machineability) dan hampir selalu lebih murah dari pada bahan logam lainnya. • Selain itu didalam pengujian mekanis baja karbon selalu menunjukkan unjuk kerja yang baik terhadap tarikan, tekanan, temperatur, korosi maupun terhadap pengaruh yang menimbulkan sifat-sifat keracunan
  • 29. PRODUKSI PIPA BAJA KARBON • Pipa baja karbon ini diproduksi dengan dua macam cara yaitu: 1. Dengan elektical-resistant welded yang bahan bakunya dari plat yang di roll, kemudian kedua sisi yang bertemu disambung dengan las. Banyak tersedia pipa baja karbon ini yang mengacu pada standar ASTM A-53 dengan ketebalan Sch 40, 80; STD dan XS. 2. Type Seamless dibuat dari bahan besi karbon billet dengan teknik piercing solid billet. • Dari kedua jenis pipa tersebut pipa baja jenis seamless yang banyak dipakai oleh galangan diseluruh dunia, dimana untuk keperluan menentukan ukuran dan berat mengacu kepada standar ASTM A-106 yang dinyatakan sebagai seamless carbon steel pipe for high temperature service.
  • 30. EKUIVALENSI STANDART PIPA • Persamaan standar USA dengan negara- negara lainnya : USA UK Germany Japan ASTM A-53 BS – 3601 DIN – 1628 JIS G-3454 ASTM A-106 BS – 3602 DIN – 17176 JIS G-3454 API 5L BS – 3601 DIN – 1628 JIS G-3454 • Spesifikasi pipa standar API 5L dan 5LX dibagi kedalam dua klass standart yaitu 5L untuk pressure service dan 5LX untuk high pressure service.
  • 31. KOMPOSISI KIMIA PIPA STANDART API • Komposisi Kimia C Mn P S API 5L grade A 0,21 0,91 0,040 0,050 API 5L grade B 0,26 1,15 0,040 0,050 API 5L – X42 0,28 1,25 0,040 0,050 API 5L – X46 0,30 1,35 0,040 0,050 API 5L – X52 0,30 1,45 0,040 0,050
  • 32. SIFAT MEKANIS PIPA STANDART API • Sifat Mekanis Tensile strength Yield point API 5L grade A 33,7 kgf/mm2 21,1 kgf/mm2 API 5L grade B 42,2 kgf/mm2 24,6 kgf/mm2 API 5L – X42 42,2 kgf/mm2 29,5 kgf/mm2 API 5L – X46 44,3 kgf/mm2 32,3 kgf/mm2 API 5L – X52 - 36,6 kgf/mm2
  • 33. PENGHITUNGAN KETEBALAN PIPA • Rumus yang digunakan untuk menghitung ketebalan dinding pipa dan sambungannya terhadap tekanan dari dalam sebagai berikut: s = so + c + b(mm) dim ana : d a .Pc so = (mm) 20.σ perm .v + Pc da b = 0,4. .so R • dimana : s = Ketebalan minimum (mm) s0 = ketebalan hasil hitungan (mm) da = diameter luar pipa (mm) Pc = design pressure (bar) σperm = maksimum permissible design stress (N/mm2) b = allowance for bends (mm)
  • 34. TEST HIDROLIK PADA PIPA • Beberapa hal yang perlu di pahami tentang tekanan pipa antara lain: 1. Tekanan kerja maksimum PB yang diijinkan dengan symbol Pe,mp (bar) merupakan tekanan kerja yang diijinkan baik didalam maupun diluar pipa berdasarkan material yang digunakan dan temperatur kerjanya. 2. Tekanan Test, dengan symbol Pp (bar) merupakan tekanan yang dilakukan pada saat pengetesan pipa dilakukan 3. Tekanan design, dengan symbol Pc (bar) merupakan tekanan kerja saat alat pengaman seperti safety valves dan opening of relief valve bekerja. 4. Untuk pengetesan umumnya digunakan rumus : Pp = 1,5. Pc • Untuk pipa dan fitting yang bekerja pada temperatur > 3000 C maka digunakan rumus Pp = 1,5. σperm(1000) / σperm (t). Pc
  • 35. OPERASI POMPA • OPERASI POMPA SECARA SERI DAN PARAREL – Jika head atau kapasitas yang diperlukan tidak dapat dicapai dengan satu pompa maka dapat digunakan dua pompa atau lebih yang disusun secara pararel atau seri baik untuk pompa dengan karakteristik yana sama atau dengan karakteristik yang berbeda. – Susunan pompa secara pararel umumnya diperlukan untuk mendapatkan laju aliran atau debit aliran yang besar. Sistem susunan yang demikian dimaksudkan untuk mendapatkan debit aliran aliran yang besar dan waktu pengisian yang tidak memerlukan waktu yang lama. – Sedangkan pompa yang disusun secara seri dimaksudkan untuk mendapatkan head total pompa yang besar. Sehingga pompa dengan susunan demikian banyak digunakan untuk pemompaan di tempat – tempat yang tinggi. – Untuk susunan seri, karena pompa kedua menghisap zat cair bertekanan dari pompa pertama, Maka perlu perhatian khusus dalam hal kekuatan konstruksi dan kerapatan terhadap kebocoran dari rumah pompa.
  • 36. PEMIPAAN • PIPA ISAP – Dalam merencanaan pipa isap, hal-hal yang perlu diperhatikan : • Hindari terjadimya penyimpangan aliran atau pusaran pada nosel isap. • Pipa harus sependek mungkin dan jumlah belokan harus sedikit mungkin agar kerugian head dapat diperkecil. • Hindari terjadinya kantong udara dalam pipa dengan membuat bagian pipa yang mendatar agar menanjak ke arah pompa dengan kemiringan 1/100 sampai 1/50. Jika terjadi kantong udara yang tak dapat dihindari perlu disediakan cara untuk membuang udara tersebut. • Karena tekanan di dalam pipa biasanya lebih rendah dari pada tekanan atmosfer, perlu dipakai cara penyambungan pipa yang tidak menyebabkan kebocoran udara dari luar kedalam pipa isap.
  • 37. PEMIPAAN • PIPA KELUAR – Diameter Pipa dan Kecepatan : • Diameter pipa keluar harus ditentukan berdasarkan atas efisiensi dan ekonomi pemompaan. Jadi diameter pipa penyalur harus sama dengan diameter lubang keluar pompa. Jika pipa sangat panjang, diameter pipa yang ekonomis tergantung pada biaya pemeliharaan, ongkos daya pompa dan besarnya biaya instalasi. • Pada umumnya kecepatan aliran dalam pipa diambil 1 sam pai 2 m/s untuk pipa berdiameter kecil, dan 1,5 sampai 3 m/s untuk pipa berdiameter besar. Kecepatan tidak boleh lebih dari 6 m/s karena akan terjadi penggerusan. – Akhir Pipa Keluar • Untuk pompa head rendah ujung pipa keluar umumnya dibuat terbuka dengan arah hampir mendatar dan dibawah permukan zat cair di tadah atas. Jika pompa dipasang diatas permukaan air keluar, mka harus dibuat pipa sifon dengan membengkokan pipa keluar ke bawah, sehingga akhir pipa akan measuk ke bawah permuaan air di tadah keluar.
  • 38. PEMIPAAN • PENUMPUAN PIPA – Fungsi dari penumpuan pipa adalah untuk menahan : • Beratnya pipa sendiri, • Berat zat cair yang ada didalamnya, • Gaya karena tekanan dan aliran zat cair dan • Gaya-gaya lain yang dapat bekerja pada pipa. – Jarak antara tumpuan-tumpuan untuk pipa mendatar harus ditentukan sedemikian hingga lendutan pipa tidak terlalu besar. – Lendutan yang terlalu besar akan menyebabkan pipa mudah bergetar sehingga mudah patah, selai itu juga tidak sedap dipandang. – Ppa yang dipasang tegak dapat mengalami getaran dan tekukan, karena itu juga harus ditumpu atau diberi pemegang pada jarak-jarak tertentu.
  • 39. PEMIPAAN • Besarnya gaya-gaya yang dialami pipa diurakan sebagai berikut: – Pada sambungan muai rumus gaya yang bekerja : • F = ¼.Л.D2p – Pada tikungan rumus gaya yang bekerja : • F = 2.γ/g.Q.ν.sinΦ – Pada muka dan belakang katup rumus gaya yang bekerja : • F = 2. ¼.Л. D2. γ.H – Dimana: • F = Gaya yang bekerja (kgf) • D = diameter dalam pipa (m) • p = tekanan hidrostatik (kgf/m2) • γ = berat zat cair per atuan volume (kgf/m3) • v = kecepatan rata-rata aliran dalam pipa (m/s)
  • 40. PEMIPAAN • Sambungan Pipa – Sambungan pipa pada umumnya dibagi menjadi 2 jenis yaitu : • Sambungan Kaku – Ada tiga macam sambungan kaku , yaitu;  Sambungan Flens (Digunakan pada pipa diameter sedang dan besar)  Sambungan ulir (smbungan ini untuk pipa-pipa kecil yaitu kurang dari 150mm)  sambungan Las (digunakan pada pipa untuk temperatur dan tekanan tinggi) • Sambungan Luwes (fleksibel flens) – sambungan jenis ini digunakan pada pipa sebelum dan sesudah pompa, dimana sambungan kaku saja tidak cukup .
  • 41. BENDING OF PIPES Bending radius of steel pipe 1. Cold bending of pipes by bending machines is to done in accordance with following table 2. When pipes are bent with bending radius other than shown in, bending to be done by hot bending. 3. Bending radius
  • 42. TABLE OF COLD BENDING PIPES Nominal diameter Outside dia of pipes Bending radius (R) mm mm mm inch 15 1/2 21.7 70 20 3/4 27.2 80 25 1 34.0 85 32 1 1/4 42.7 90 40 1 1/2 48.6 120 50 2 60.5 150 65 2 1/2 76.3 190 80 3 89.1 230 100 4 114.3 350 125 5 139.8 420 150 6 165.2 500 200 8 216.3 650
  • 43.
  • 44. Elipticity of steel pipes by bending • Elipticity of steel pipes by bending shall not exceed the percentage as shown below: Elipticity : E= a −b x100% d • Dengan syarat E < 10 %
  • 45. Elipticity of steel pipes by bending
  • 46.
  • 47.
  • 48.
  • 49. PEMASANGAN POMPA • PENEMPATAN POMPA MENDATAR – Penempatan pompa mendatar harus memperhatikan tiga hal yaitu letak terhadap permukaan zat cair yang dihisap, faktor lingkungan, dan penempatan instrumentasi, seperti dijelaskan dibawah ini : • Letak pompa terhadap permukaan zat cair Pompa harus diletakkan sedekat mungkin dengan permukaan hisap dan meminimalkan jumlah belokan hal ini dimaksudkan untuk memperkecil kerugian head hisap. • Faktor lingkungan Pompa harus ditempatkan dalam ruangan/kamar pompa yang kering dan bersih, mempunyai ventilasi yang baik, serta harus diberi ruang antara yang cukup antar pompa guna aaktivitas repair dan maintenance
  • 50. PEMASANGAN POMPA • PEMASANGAN PONDASI POMPA – Dalam perencanaan pondasi pompa perlu diperhatikan hal berikut : • Kekuatan Pondasi harus dapat sepenuhnya menyerap getaran pompa dan penggeraknya serta menahan beratnya. Untuk pompa yang dikopel langsung dengan motor listrik, berat pondasi harus lebih dari 3 kali berat mesin. Untuk pompa yang dikopel langsung dengan motor bakar torak, berat pondasi harus lebih dari 5 kali berat mesin • Landasan Jika pompa dikopel langsung dengan penggerak mula atau digerakkan melalui roda gigi, maka semuanya harus dipasang pada satu landasan. Apabila digunakan transmisi sabuk (belt), pompa dan motor penggerak dapat mempunyai landasan yang terpisah.
  • 51. PEMASANGAN POMPA • PEMASANGAN PONDASI POMPA • Letak landasan terhadap balok Jika pompa akan dipasang pada lantai lempeng (slab) beton, maka garis sumbu landasan pompa sebaiknya diletakkan tepat segaris diatas sumbu balok lantai . • Kedataran Landasan Agar landasan dapat duduk mendatar dengan baik pada pondasi, perlu disediakan celah sebesar 10 sampai 30 mm antara bidang atas pondasi dan bidang dasar landasan untuk penyetelan kedataran landasan. • Lain-lain –Harus disediakan lubang-lubang persegi yang cukup besar untuk baut jangkar agar pelurusan (alignment) dapat dengan mudah.
  • 52. PEMASANGAN POMPA • PENEMPATAN POMPA TEGAK – Penempatan pompa tegak harus memperhatikan hal-hal berikut : • Letak landasan terhadap balok Ada dua jenis pompa tegak yang menggunakan motor diatas tanah yaitu jenis sumuran basah dan jenis sumuran kering. Pompa jenis sumuran basah mempunyai badan yang terbenam dalam air sedangkan sumuran kering terletak diatas permukaan air. • Baji Pengganjal Poros pompa tegak harus disetel kelurusannya dan landasan harus dipasang mendatar. Untuk ini, seperti pada pompa mendatar, dipergunakan baji pengganjal. Cara-cara pemasangan dan pelurusannya sama seperti pada pompa mendatar. • Kabel Kedap Air Untuk memberikan daya motor benam diperlukan kabel kedap air. Kabel kedap air ini tidak boleh dipakai untuk menahan motor atau beban lainnya.
  • 53. OPERASI POMPA • OPERASI POMPA SECARA SERI DAN PARAREL – Jika head atau kapasitas yang diperlukan tidak dapat dicapai dengan satu pompa maka dapat digunakan dua pompa atau lebih yang disusun secara pararel atau seri baik untuk pompa dengan karakteristik yana sama atau dengan karakteristik yang berbeda. – Susunan pompa secara pararel umumnya diperlukan untuk mendapatkan laju aliran atau debit aliran yang besar. Sistem susunan yang demikian dimaksudkan untuk mendapatkan debit aliran aliran yang besar dan waktu pengisian yang tidak memerlukan waktu yang lama. – Sedangkan pompa yang disusun secara seri dimaksudkan untuk mendapatkan head total pompa yang besar. Sehingga pompa dengan susunan demikian banyak digunakan untuk pemompaan di tempat – tempat yang tinggi. – Untuk susunan seri, karena pompa kedua menghisap zat cair bertekanan dari pompa pertama, Maka perlu perhatian khusus dalam hal kekuatan konstruksi dan kerapatan terhadap kebocoran dari rumah pompa.
  • 54. Valves • Def’n: devices which control the amount and direction of fluid flow in piping systems – Typically made of bronze, brass, iron, or steel alloy • Components: - Valve body - Packing - Disc - Packing gland/nut - Seat - Stem - Bonnet - Wheel
  • 55. Types of Valves • Two basic groups: – Stop valves - used to shut off or partially shut off the flow of fluid ( ex: globe, gate, plug, needle, butterfly) – Check Valves - used to permit flow in only one direction (ex: ball-check, swing-check, lift-check) • Special types: – Relief valves – Pressure-reducing valves – Remote-operated valves