SlideShare a Scribd company logo
PENGANTAR
                      COOLING LOAD
                 SISTEM TATA UDARA
                                Windy Hermawan Mitrakusuma
                      Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara
                                     Politeknik Negeri Bandung

Disampaikan pada acara
“Akademik Berbagi”
Asosiasi Pendingin Indonesia
Bandung, 1 April 2012
Definisi tata udara
Air Conditioning: Suatu proses penanganan
udara untuk mengontrol (secara terus menerus)
temperatur, kelembaban, kebersihan, dan
distribusinya agar sesuai dengan kondisi udara
yang dibutuhkan ruangan.

BANDINGKAN DENGAN

Refrigeration: Suatu proses penarikan kalor
dari benda atau ruangan sehingga
temperaturnya lebih rendah dari temperatur
lingkungannya.
Kenyamanan termal
Temperatur dan
kelembaban udara
merupakan aspek
utama kenyamanan
termal
Kenyamanan termal
   Secara umum
    manusia akan merasa
    nyaman pada
    lingkungan dengan
    temperatur 25 0C dan
    kelembaban relatif
    50% – 60%
Kenyamanan termal




         Radiation    Vertical Air
Draft                Temperature        Floor
        Asymmetry
                      Differences    Temperature
Draft
                  Draft (aliran udara) :
                  merupakan keluhan yang
                  paling utama




manusia umumnya
akan merasa nyaman
jika kecepatan udara
kurang dari 0,25 m/s.
Radiation Asymmetry




              Ketidaksamaan radiasi
              temperatur (misal
              Dinding dingin dan
              dinding panas),
              menimbulkan
              ketidaknyamanan
Vertical Air Temperatur
Differences




            Beda temperatur antara
            mata kaki dan bahu
            sekitar 5-6 oC
Temperatur Lantai




          Temperatur Lantai berkisar
          sekitar 25 oC
Kesimpulan
   Tata Udara menyangkut pengaturan
       Temperatur
       Humiditas
       Kebersihan Udara
       Distribusi dan kecepatan udara
   Faktor yang harus diperhatikan
       Aliran udara
       Distribusi/radiasi yang tidak merata
       Beda tenmperatur Vertikal
       Temperatur lantai
Prosedur Disain dan
Instalasi Sistem Tata Udara
1.   Tentukan kriteria dan spesifikasi tiap ruangan;
2.   Tentukan beban pendinginan tiap ruangan;
3.   Tentukan spesifikasi umum sistem yang harus
     digunakan;
4.   Rancang sistem : Pemipaan (refrigeran dan air);
     Sistem Saluran udara, Difuser dan grill (register
     lainnya); Sistem kelistrikan dan proteksinya;
5.   Instalasi sistem secara keseluruhan;
6.   Start-up sistem, harus dihadiri oleh owner,
     kontraktor, konsultan, vendor;
7.   TAB : Testing Adjusting and Balancing
8.   Commisioning.
Tahapan
Perancangan
Perancangan sistem Tata
Udara
   Perancangan sistem tata udara diperlukan oleh
    seorang perancang untuk mengestimasi beban
    pendinginan yang cukup akurat sebagai dasar
    untuk memperkirakan berapa besar kapasitas
    peralatan tata udara yang akan digunakan.
   Perancangan sistem tata udara juga
    memungkinkan perancangan untuk menghemat
    energi melalui pemilihan sistem kontrol dan
    metode kontrol yang tepat.
Beban Kalor Ruangan

       Radiasi Surya


                               Konduksi dari Atap

Radiasi Difus                                   Beban Lampu
                                              Beban
                                              Orang              Konduksi dari
                 Konduksi                             Beban      Partisi
                 pada Kaca                            Internal
            Infiltrasi Udara

            Konduksi pada
            Tembok
                                    Konduksi dari Lantai
Beban Pendinginan
Eksternal
Beban eksternal umumnya berupa beban sensibel yang berasal dari
  luar ruangan, yang berasal dari:
 Kombinasi antara pengaruh temperatur udara luar dan radiasi
  matahari yang menyebabkan terjadinya aliran kalor dari luar
  menuju dalam ruangan melalui atap dan dinding eksternal.
 Temperatur ruang yang berdekatan yang menyebabkan
  terjadinya konduksi kalor, dari atau ke dalam ruangan yang
  dikondisikan, melalui partisi internal, langit-langit, lantai, dan
  jendela.
 Radiasi matahari, baik secara langsung maupun tidak, melalui
  jendela atau fenestrasi (benda yang dapat melewatkan cahaya
  yang dipasang pada struktur bangunan, misal glassblock).
Beban Pendinginan Internal
Beban internal adalah beban pendinginan yang bersumber dari dalam
   ruangan yang dikondisikan. Beban ini dapat berasal dari sumber-sumber
   berikut:
  1. Lampu/penerangan
            Energi listrik yang dicatukan ke lampu akan menghasilkan cahaya dan panas.
             Sebagian energi ini akan mengalir secara konveksi ke dalam ruangan dan akan
             menimbulkan beban sensibel.
    2. Orang/penghuni
            Tubuh manusia menghasilkan kalor melalui proses metabolisme,
             melepaskannya ke ruangan dengan cara radiasi dari kulit atau pakaian dan
             secara konveksi dan evaporasi dari kulit, pakaian, dan proses pernapasan.
             Beban yang berasal dari evaporasi bersifat laten, lainnya bersifat sensibel.
    3. Peralatan
    a)       Perkakas ruangan, seperti kompor gas, setrika, dispenser akan melepaskan
             kalor ke dalam ruangan. Kalor ini dapat bersifat sensibel maupun laten.
    b)       Peralatan listrik, seperti komputer, proyektor, printer, mesin fotokopi, mesin
             kasir, televisi, dan motor listrik merupakan peralatan yang amat umum ditemui
             pada bangunan komersial dan dapat menghasilkan beban internal yang cukup
             besar. Semua beban yang ditimbulkan bersifat sensibel.
Infiltasi dan Ventilasi
   Udara luar yang masuk ke dalam ruangan dalam bentuk
    infiltrasi dan ventilasi akan memberikan beban ke dalam
    ruangan yang dikondisikan.
   Infiltrasi adalah udara luar yang masuk ke dalam ruangan
    secara terkontrol ataupun tidak melalui kebocoran atau
    bukaan pada dinding, jendela, dan pintu.
   Ventilasi adalah udara luar yang dikirimkan ke dalam
    ruangan secara sengaja untuk menjaga kualitas udara,
    menjaga kesegaran udara, dan mengurangi bau udara
    ruangan.
INPUT Beban Eksternal
   Orientasi dan ukuran dari komponen
    bangunan
   Bahan konstruksi untuk atap. Dinding,
    langit-langit, partisi internal, lantai,
    fenestrasi
   Ukuran ruangan/bangunan
   Kegunaan bangunan
   Kondisi lingkungan
   Kondisi ruang di sekitar ruang yang
    dikondisikan
INPUT Beban Internal
   Lampu/pencahayaan: rating/wattage,
    jenis lampu, jadwal penyalaan, aliran
    udara di sekitar fixture lampu, cara
    pemasangan
   Penghuni: jumlah, jenis aktivitas, lama
    tinggal dalam ruangan, jadwal tinggal
   Peralatan internal: nameplate, lokasi,
    jadwal penggunaan, konsumsi daya,
    dengan cerobong atau tanpa cerobong
Beban Kalor Konduksi (dan
radiasi)
1.        Konduksi kalor melalui dinding luar,
          atap, overhang
2.        Konduksi kalor melalui partisi dalam,
          langit-langit, lantai
3.        Konduksi kalor melalui fenestrasi
4.        Radiasi matahari:
     a)    Yang dikonversikan menjadi efek konduksi
           dan konveksi melalui atap, dinding, kaca
     b)    Yang ditransmisikan langsung melalui kaca
           dari luar ruangan menuju ke dalam ruangan
Beban Kalor Konduksi

    q  UA  t                q  UA  CLTD

q = Laju aliran kalor, W atau Btu/hr
U = Koefisien transmisi kalor atau koefisien perpindahan kalor
   menyeluruh, W/m atau Btu/hr.ft
Δt = Beda temperatur udara ke udara, 0C atau 0F
A = Luas penampang atap, dinding, atau kaca, m2 atau ft2
CLTD = Cooling load temperature difference, 0C atau 0F (dapat
   diperoleh pada ASHRAE Cooling Load handbook)
Koreksi CLTD
    CLTDcorr = [(CLTD + LM) x K + (78 - TR) + (TO – 85)] x f



   Koreksi CLTD
   CLTD: nilai CLTD dari Tabel 3.8
   LM: koreksi lintang-bulan (latitude-month correction) didapat dari Tabel 3.12 untuk
    permukaan datar/horisontal
   K: koreksi warna
        K = 1.0 untuk warna atap gelap atau terang di daerah industri
        K = 0.5 untuk atap terang di daerah pemukiman/kota
   (78 - TR): koreksi jika temperatur udara ruangan rancangan bukan 780F
   (TO – 85): koreksi jika temperatur udara luar rancangan bukan 850F
   f adalah faktor koreksi untuk kipas atau saluran udara di atas langit-langit
        f =1 jika tidak ada kipas atau saluran udara
        f = 2 jika ada ventilasi/kipas attic
CLTD
Beban radiasi matahari
   melalui kaca
          =

q: beban pendinginan akibat radiasi matahari melalui kaca
A: luas penampang (dicari dari rencana gedung/bangunan)
SC: shading coefficient, dicari dari Tabel 3.17 sampai 3.22 pada
   buku ASHRAE GRP158 Cooling and Heating Load Calculation
   Manual
SHGFmax: perolehan kalor maksimum dari matahari, dicari dari
   Tabel 3.25 dan 3.26 pada buku ASHRAE GRP 158 Cooling and
   Heating Load Calculation Manual
CLF: cooling load factor, dicari dari Tabel 3.27 dan 3.28 pada buku
   ASHRAE GRP 158 Cooling and Heating Load Calculation Manual
Estimasi Beban Internal :
    Lampu
      = 3.14                                          Dalam btu/hr

      =                                              Dalam Watt


   ql = Beban kalor lampu, Btu/hr
   q = Daya lampu/daya lampu, Watt
   3.41 = Konversi Watt ke Btu/hr
   Fu = Faktor penggunaan lampu (jumlah watt nyala/watt total)
   Fs = Ballast factor (1.06 s/d 1.44)
   CLF = Cooling load factor, tergantung lama penggunaan (berharga 1 jika
    sistem tata udara bekerja hanya pada saat lampu menyala atau lampu
    menyela lebih dari 16 jam per hari), lihat tabel.
Beban Kalor Sensibel
    (penghuni/orang)
                       qs
                qs        x N x CLF
                     orang
   qs= Beban sensibel, Btu/hr atau Watt
   qs/orang = Beban sensibel per orang. Nilainya dapat dilihat pada
    Tabel 4.5 buku ASHRAE GRP 158 Cooling and heating load
    calculation manual.
   N = Jumlah orang
   CLF = Cooling load factor untuk penghuni. Nilainya dapat dilihat
    pada Tabel 6 atau Tabel 4.6 buku ASHRAE GRP 158 Cooling and
    heating load calculation manual
Beban Kalor Laten
    (penghuni/orang)
                    qs
             ql        xN
                  orang

   ql= Beban sensibel, Btu/hr atau Watt
   qs/orang = Beban sensibel per orang.
    Nilainya dapat dilihat pada Tabel 4.5
    buku ASHRAE GRP 158 Cooling and
    heating load calculation manual.
   N = Jumlah orang
Beban Kalor Orang
(Sensibel dan Laten)
Beban mesin dan
    peralatan ruangan

                     P    
             qem          x FU x FLM
                     EM   

   qem = beban kalor mesin, W
   P = rating daya motor, W
   EM = motor efficiency, < 1.0
   FUM = motor use factor, 1.0 atau kurang
   FLM = motor load factor, 1.0 atau kurang
Beban Peralatan

 qsensibel  q input x FU x FR            qsensibel  q input x FL

qsensible = beban pendinginan sensibel peralatan, W
qinput = daya input peralatan, W
FU = faktor penggunaan/usage factor, 1.0 atau kurang
FR = faktor radiasi/radiation factor (bagian kalor yang diradiasikan),
   1.0 atau kurang
FL = load factor (perbandingan antara beban sensibel dengan daya
   input), 1.0 atau kurang
Tipikal Beban Kalor peralatan




 Catatan:
 1 : Motor dan mesin dalam ruangan, (kW)
 2: Motor di luar, mesin di dalam ruangan, (kW)
 3: Motor di dalam, mesin di luar ruangan, (kW)
 1 hp = 0.746 kW; 1 kW = 1.34 hp
Beban Infiltrasi
  qsensibel = 1.23 x Qinf x (t0A – tRA) [Watt]

  qlaten = 1.23 x Qinf x (w0A – wRA) [Watt]

qsensibel = beban pendinginan sensibel akibat infiltrasi, W
qlaten = beban pendinginan laten akibat infiltrasi, W
Qinf = debit infiltrasi, liter per detik (LPS)
tOA = temperatur udara luar/lingkungan (0C)
tRA = temperatur udara rancangan ruangan (0C)
wOA = rasio kelembaban udara luar/lingkungan (0C)
wRA = rasio kelembaban udara rancangan ruangan (0C)
Beban Infiltrasi (atau beban
   ventilasi)
     qsensibel = 1.08 x Qinf x (t0A – tRA) [BTU/hr]

     qlaten = 1.23 x Qinf x (w0A – wRA) [BTU/hr]

qsensibel = beban pendinginan sensibel akibat infiltrasi, BTU/hr
qlaten = beban pendinginan laten akibat infiltrasi, BTU/hr
Qinf = debit infiltrasi, liter per detik (CFM)
tOA = temperatur udara luar/lingkungan (0F)
tRA = temperatur udara rancangan ruangan (0F)
wOA = rasio kelembaban udara luar/lingkungan (0F)
wRA = rasio kelembaban udara rancangan ruangan (0F)
Infiltrasi dari celah (Pintu,
jendela)
Laju Infiltrasi
                               A ceiling x h ceiling
       Qinf  ACH x
                                         2
   Qinf = debit infiltrasi, ft3 per menit (CFM)
   ACH= jumlah pertukaran udara ruangan per jam (air-change per
    hour)
   Aceiling = luas langit-langit (ft2)
   hceiling = tinggi langit-langit (ft)
Pertukaran udara
Kebutuhan
Ventilasi
Kebutuhan
Ventilasi
Beban Pendinginan TOTAL

              Merupakan Jumlah Total dari
               Seluruh Beban-beban tadi.




Aknowledgement:
Sebagian materi yang disampaikan, merupakan pateri kuliah dari Pak Andriyanto Setyawan
Sistem tataudara

More Related Content

What's hot

4 Intensitas Penerangan
4 Intensitas Penerangan4 Intensitas Penerangan
4 Intensitas Penerangan
Simon Patabang
 
Ahu (air handling unit)
Ahu (air handling unit)Ahu (air handling unit)
Ahu (air handling unit)
nanda_auliana
 
Puil 2011-232826711-sni-0225-2013
Puil 2011-232826711-sni-0225-2013Puil 2011-232826711-sni-0225-2013
Puil 2011-232826711-sni-0225-2013
stevennf
 
Lampiran c
Lampiran cLampiran c
Lampiran c
Erfina Febrianti
 
Perhitungan kapasitas ac
Perhitungan kapasitas acPerhitungan kapasitas ac
Perhitungan kapasitas acJupri Toding
 
JENIS JENIS AC (AIR CONDITIONER)
JENIS JENIS AC (AIR CONDITIONER)JENIS JENIS AC (AIR CONDITIONER)
JENIS JENIS AC (AIR CONDITIONER)
zara vho
 
DAMPER
DAMPERDAMPER
K3 sistem proteksi bahaya petir per.02.89
K3 sistem proteksi bahaya petir per.02.89K3 sistem proteksi bahaya petir per.02.89
K3 sistem proteksi bahaya petir per.02.89
Al Marson
 
Sistem dan Instalasi Tata Udara
Sistem dan Instalasi Tata Udara Sistem dan Instalasi Tata Udara
Sistem dan Instalasi Tata Udara
lombkTBK
 
Pertemuan 5 boiler ok
Pertemuan 5 boiler okPertemuan 5 boiler ok
Pertemuan 5 boiler ok
Marfizal Marfizal
 
Rancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. Talaud
Rancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. TalaudRancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. Talaud
Rancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. Talaud
YOHANIS SAHABAT
 
Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNI
Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNIMetode Sistem Pencahayaan Buatan-SNI
Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNI
Arif211194
 
Cold Storage Design
Cold Storage DesignCold Storage Design
Cold Storage Design
Diki Jaelani
 
Konsep ee green building bea hvac final
Konsep ee green building bea hvac finalKonsep ee green building bea hvac final
Konsep ee green building bea hvac final
Solehudin Solehudin
 
COOLING TOWERS
COOLING TOWERSCOOLING TOWERS
COOLING TOWERS
Yogi Tampubolon
 
Tabel konversi satuan
Tabel konversi satuanTabel konversi satuan
Tabel konversi satuan
Iskandar Tambunan
 
Presentation troubleshooting
Presentation troubleshootingPresentation troubleshooting
Presentation troubleshooting
Deli Febriadi
 

What's hot (20)

4 Intensitas Penerangan
4 Intensitas Penerangan4 Intensitas Penerangan
4 Intensitas Penerangan
 
Ahu (air handling unit)
Ahu (air handling unit)Ahu (air handling unit)
Ahu (air handling unit)
 
Puil 2011-232826711-sni-0225-2013
Puil 2011-232826711-sni-0225-2013Puil 2011-232826711-sni-0225-2013
Puil 2011-232826711-sni-0225-2013
 
Lampiran c
Lampiran cLampiran c
Lampiran c
 
Perancangan dan pemasangan sistem sprinkler pada gedung perkantoran
Perancangan dan pemasangan sistem sprinkler pada gedung perkantoranPerancangan dan pemasangan sistem sprinkler pada gedung perkantoran
Perancangan dan pemasangan sistem sprinkler pada gedung perkantoran
 
Perhitungan kapasitas ac
Perhitungan kapasitas acPerhitungan kapasitas ac
Perhitungan kapasitas ac
 
JENIS JENIS AC (AIR CONDITIONER)
JENIS JENIS AC (AIR CONDITIONER)JENIS JENIS AC (AIR CONDITIONER)
JENIS JENIS AC (AIR CONDITIONER)
 
DAMPER
DAMPERDAMPER
DAMPER
 
K3 sistem proteksi bahaya petir per.02.89
K3 sistem proteksi bahaya petir per.02.89K3 sistem proteksi bahaya petir per.02.89
K3 sistem proteksi bahaya petir per.02.89
 
Sistem dan Instalasi Tata Udara
Sistem dan Instalasi Tata Udara Sistem dan Instalasi Tata Udara
Sistem dan Instalasi Tata Udara
 
Pertemuan 5 boiler ok
Pertemuan 5 boiler okPertemuan 5 boiler ok
Pertemuan 5 boiler ok
 
Rancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. Talaud
Rancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. TalaudRancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. Talaud
Rancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. Talaud
 
Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNI
Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNIMetode Sistem Pencahayaan Buatan-SNI
Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNI
 
Ppt perpan shell and tube
Ppt perpan shell and tubePpt perpan shell and tube
Ppt perpan shell and tube
 
Cold Storage Design
Cold Storage DesignCold Storage Design
Cold Storage Design
 
Konsep ee green building bea hvac final
Konsep ee green building bea hvac finalKonsep ee green building bea hvac final
Konsep ee green building bea hvac final
 
COOLING TOWERS
COOLING TOWERSCOOLING TOWERS
COOLING TOWERS
 
Aplikasi termodinamika
Aplikasi termodinamikaAplikasi termodinamika
Aplikasi termodinamika
 
Tabel konversi satuan
Tabel konversi satuanTabel konversi satuan
Tabel konversi satuan
 
Presentation troubleshooting
Presentation troubleshootingPresentation troubleshooting
Presentation troubleshooting
 

Viewers also liked

Sistem HVAC
Sistem HVACSistem HVAC
Sistem HVAC
Fauzan Ahmad
 
Room qualification
Room qualificationRoom qualification
Room qualification
LabIndustri
 
Kontrol Refrijerasi dan Tata Udara
Kontrol Refrijerasi dan Tata  Udara Kontrol Refrijerasi dan Tata  Udara
Kontrol Refrijerasi dan Tata Udara
lombkTBK
 
Fungsi komponen pendingin
Fungsi komponen pendinginFungsi komponen pendingin
Fungsi komponen pendingin
Mari Benni
 
LAPORAN SISTEM TATA UDARA (AC THOSIBA 12 PK) PADA GERBONG KERETA API
LAPORAN SISTEM TATA UDARA (AC THOSIBA 12 PK) PADA GERBONG KERETA APILAPORAN SISTEM TATA UDARA (AC THOSIBA 12 PK) PADA GERBONG KERETA API
LAPORAN SISTEM TATA UDARA (AC THOSIBA 12 PK) PADA GERBONG KERETA API
Deva Saputra
 
"Menggambar sistem pemipaan"
"Menggambar sistem pemipaan""Menggambar sistem pemipaan"
"Menggambar sistem pemipaan"
Hendriansyah Zainal
 
Hvac presentation for beginers
Hvac presentation for beginersHvac presentation for beginers
Hvac presentation for beginers
guestf11b52
 
106467565 perbaikan-sistem-pendingin-dan-kompoen-komponennya
106467565 perbaikan-sistem-pendingin-dan-kompoen-komponennya106467565 perbaikan-sistem-pendingin-dan-kompoen-komponennya
106467565 perbaikan-sistem-pendingin-dan-kompoen-komponennyayasri05
 
Teknik refrigerasi
Teknik refrigerasiTeknik refrigerasi
Teknik refrigerasi
faoeziku
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiAli Hasimi Pane
 
HVAC Basic Concepts of Air Conditioning
HVAC Basic Concepts of Air ConditioningHVAC Basic Concepts of Air Conditioning
HVAC Basic Concepts of Air Conditioning
Servpro of Great Neck/Port Washington
 
Hvac Presentation
Hvac PresentationHvac Presentation
Hvac PresentationChoong KW
 
Presentasi perfomansi ac w indows dan ac split
Presentasi perfomansi ac w indows dan ac splitPresentasi perfomansi ac w indows dan ac split
Presentasi perfomansi ac w indows dan ac split
Armansyah 141611039
 
Tata Udara Terapan teori (testing adjusting balancing)
Tata Udara Terapan teori (testing adjusting balancing)Tata Udara Terapan teori (testing adjusting balancing)
Tata Udara Terapan teori (testing adjusting balancing)
Galih Andhika Ramadhan
 
Refrigration & air conditioning
Refrigration & air conditioningRefrigration & air conditioning
Refrigration & air conditioning
Siddharth Bedarker
 

Viewers also liked (20)

Sistem HVAC
Sistem HVACSistem HVAC
Sistem HVAC
 
Room qualification
Room qualificationRoom qualification
Room qualification
 
Modul mesin pendingin
Modul mesin pendinginModul mesin pendingin
Modul mesin pendingin
 
Kontrol Refrijerasi dan Tata Udara
Kontrol Refrijerasi dan Tata  Udara Kontrol Refrijerasi dan Tata  Udara
Kontrol Refrijerasi dan Tata Udara
 
HVAC Sysems & AHU
HVAC Sysems & AHUHVAC Sysems & AHU
HVAC Sysems & AHU
 
Fungsi komponen pendingin
Fungsi komponen pendinginFungsi komponen pendingin
Fungsi komponen pendingin
 
LAPORAN SISTEM TATA UDARA (AC THOSIBA 12 PK) PADA GERBONG KERETA API
LAPORAN SISTEM TATA UDARA (AC THOSIBA 12 PK) PADA GERBONG KERETA APILAPORAN SISTEM TATA UDARA (AC THOSIBA 12 PK) PADA GERBONG KERETA API
LAPORAN SISTEM TATA UDARA (AC THOSIBA 12 PK) PADA GERBONG KERETA API
 
"Menggambar sistem pemipaan"
"Menggambar sistem pemipaan""Menggambar sistem pemipaan"
"Menggambar sistem pemipaan"
 
Teknik dasar ac
Teknik dasar acTeknik dasar ac
Teknik dasar ac
 
Air conditioning system
Air conditioning systemAir conditioning system
Air conditioning system
 
Hvac presentation for beginers
Hvac presentation for beginersHvac presentation for beginers
Hvac presentation for beginers
 
106467565 perbaikan-sistem-pendingin-dan-kompoen-komponennya
106467565 perbaikan-sistem-pendingin-dan-kompoen-komponennya106467565 perbaikan-sistem-pendingin-dan-kompoen-komponennya
106467565 perbaikan-sistem-pendingin-dan-kompoen-komponennya
 
Teknik refrigerasi
Teknik refrigerasiTeknik refrigerasi
Teknik refrigerasi
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
 
HVAC Basic Concepts of Air Conditioning
HVAC Basic Concepts of Air ConditioningHVAC Basic Concepts of Air Conditioning
HVAC Basic Concepts of Air Conditioning
 
Hvac Presentation
Hvac PresentationHvac Presentation
Hvac Presentation
 
Presentasi perfomansi ac w indows dan ac split
Presentasi perfomansi ac w indows dan ac splitPresentasi perfomansi ac w indows dan ac split
Presentasi perfomansi ac w indows dan ac split
 
Tata Udara Terapan teori (testing adjusting balancing)
Tata Udara Terapan teori (testing adjusting balancing)Tata Udara Terapan teori (testing adjusting balancing)
Tata Udara Terapan teori (testing adjusting balancing)
 
Air handling units
Air handling unitsAir handling units
Air handling units
 
Refrigration & air conditioning
Refrigration & air conditioningRefrigration & air conditioning
Refrigration & air conditioning
 

Similar to Sistem tataudara

TGS klompok 4 ; Ventilasi (1).pptx
TGS klompok 4 ; Ventilasi (1).pptxTGS klompok 4 ; Ventilasi (1).pptx
TGS klompok 4 ; Ventilasi (1).pptx
AdrianCristiantoYusu1
 
TGS klompok 4 ; Ventilasi (2).pptx
TGS klompok 4 ; Ventilasi (2).pptxTGS klompok 4 ; Ventilasi (2).pptx
TGS klompok 4 ; Ventilasi (2).pptx
AdrianCristiantoYusu1
 
04_-sistem-tata-udara-AC-Pada-bangunan-Gedung-2015.pdf
04_-sistem-tata-udara-AC-Pada-bangunan-Gedung-2015.pdf04_-sistem-tata-udara-AC-Pada-bangunan-Gedung-2015.pdf
04_-sistem-tata-udara-AC-Pada-bangunan-Gedung-2015.pdf
BuyungRizqiMaharani
 
Tata Udara Terapan - Sistem Tata Udara pada Sistem Perternakan, Pertanian
Tata Udara Terapan - Sistem Tata Udara pada Sistem Perternakan, PertanianTata Udara Terapan - Sistem Tata Udara pada Sistem Perternakan, Pertanian
Tata Udara Terapan - Sistem Tata Udara pada Sistem Perternakan, Pertanian
Senia Firlania
 
8. Konservasi Tata Udara.pdf
8. Konservasi Tata Udara.pdf8. Konservasi Tata Udara.pdf
8. Konservasi Tata Udara.pdf
ZoomLPPM
 
Evaluasi termal 2
Evaluasi termal 2Evaluasi termal 2
Evaluasi termal 2
amandacahyani
 
ANALISIS DlSTRlBUSl SUHU DAN KECEPATAN ALIRAN UDARA DALAM RUANG PENGERING BER...
ANALISIS DlSTRlBUSl SUHU DAN KECEPATAN ALIRAN UDARA DALAM RUANG PENGERING BER...ANALISIS DlSTRlBUSl SUHU DAN KECEPATAN ALIRAN UDARA DALAM RUANG PENGERING BER...
ANALISIS DlSTRlBUSl SUHU DAN KECEPATAN ALIRAN UDARA DALAM RUANG PENGERING BER...
Repository Ipb
 
udara.ppt
udara.pptudara.ppt
udara.ppt
FajarDewantoro5
 
PPT_ FISIKA S123_AC.pptx
PPT_ FISIKA S123_AC.pptxPPT_ FISIKA S123_AC.pptx
PPT_ FISIKA S123_AC.pptx
ChemistryChanel
 
Minggu ke-7-perancangan-pasif
Minggu ke-7-perancangan-pasifMinggu ke-7-perancangan-pasif
Minggu ke-7-perancangan-pasifsamad_yusof
 
Air cond
Air condAir cond
Air cond
Natalie Ulza
 
Energy Management and Green Building
Energy Management and Green BuildingEnergy Management and Green Building
Energy Management and Green Building
Ismi Roichatul Jannah
 
PERBANDINNGAN MENGGUNAKAN R 404 DAN R 404 HIDROCARBON SECONDARY REFRIGRASI
PERBANDINNGAN MENGGUNAKAN R 404 DAN R 404 HIDROCARBON SECONDARY REFRIGRASI PERBANDINNGAN MENGGUNAKAN R 404 DAN R 404 HIDROCARBON SECONDARY REFRIGRASI
PERBANDINNGAN MENGGUNAKAN R 404 DAN R 404 HIDROCARBON SECONDARY REFRIGRASI
Luckman alfanudin
 
Refrijeran
RefrijeranRefrijeran
Refrijeran
Wanda Saputra
 
Rancang bangun kolektor surya
 Rancang bangun kolektor surya Rancang bangun kolektor surya
Rancang bangun kolektor suryaHelmas Tanjung
 
Peningkatan_kehilangan_Panas.pdf
Peningkatan_kehilangan_Panas.pdfPeningkatan_kehilangan_Panas.pdf
Peningkatan_kehilangan_Panas.pdf
Dadang Subarna
 
S6 Topik 2 Kawalan Termal
S6 Topik 2 Kawalan TermalS6 Topik 2 Kawalan Termal
S6 Topik 2 Kawalan Termal
no suhaila
 
Webinar Seri 3 Hutan Kota : Mengatasi Urban Heat Island dalam Perencanaan Kota
Webinar Seri 3 Hutan Kota : Mengatasi Urban Heat Island dalam Perencanaan KotaWebinar Seri 3 Hutan Kota : Mengatasi Urban Heat Island dalam Perencanaan Kota
Webinar Seri 3 Hutan Kota : Mengatasi Urban Heat Island dalam Perencanaan Kota
Kukuh Sungkawa
 
Kenyamanan termal pada bangunan
Kenyamanan  termal pada bangunanKenyamanan  termal pada bangunan
Kenyamanan termal pada bangunan
Agus Hendrowibowo
 

Similar to Sistem tataudara (20)

TGS klompok 4 ; Ventilasi (1).pptx
TGS klompok 4 ; Ventilasi (1).pptxTGS klompok 4 ; Ventilasi (1).pptx
TGS klompok 4 ; Ventilasi (1).pptx
 
TGS klompok 4 ; Ventilasi (2).pptx
TGS klompok 4 ; Ventilasi (2).pptxTGS klompok 4 ; Ventilasi (2).pptx
TGS klompok 4 ; Ventilasi (2).pptx
 
04_-sistem-tata-udara-AC-Pada-bangunan-Gedung-2015.pdf
04_-sistem-tata-udara-AC-Pada-bangunan-Gedung-2015.pdf04_-sistem-tata-udara-AC-Pada-bangunan-Gedung-2015.pdf
04_-sistem-tata-udara-AC-Pada-bangunan-Gedung-2015.pdf
 
Tata Udara Terapan - Sistem Tata Udara pada Sistem Perternakan, Pertanian
Tata Udara Terapan - Sistem Tata Udara pada Sistem Perternakan, PertanianTata Udara Terapan - Sistem Tata Udara pada Sistem Perternakan, Pertanian
Tata Udara Terapan - Sistem Tata Udara pada Sistem Perternakan, Pertanian
 
8. Konservasi Tata Udara.pdf
8. Konservasi Tata Udara.pdf8. Konservasi Tata Udara.pdf
8. Konservasi Tata Udara.pdf
 
Evaluasi termal 2
Evaluasi termal 2Evaluasi termal 2
Evaluasi termal 2
 
condensor
condensorcondensor
condensor
 
ANALISIS DlSTRlBUSl SUHU DAN KECEPATAN ALIRAN UDARA DALAM RUANG PENGERING BER...
ANALISIS DlSTRlBUSl SUHU DAN KECEPATAN ALIRAN UDARA DALAM RUANG PENGERING BER...ANALISIS DlSTRlBUSl SUHU DAN KECEPATAN ALIRAN UDARA DALAM RUANG PENGERING BER...
ANALISIS DlSTRlBUSl SUHU DAN KECEPATAN ALIRAN UDARA DALAM RUANG PENGERING BER...
 
udara.ppt
udara.pptudara.ppt
udara.ppt
 
PPT_ FISIKA S123_AC.pptx
PPT_ FISIKA S123_AC.pptxPPT_ FISIKA S123_AC.pptx
PPT_ FISIKA S123_AC.pptx
 
Minggu ke-7-perancangan-pasif
Minggu ke-7-perancangan-pasifMinggu ke-7-perancangan-pasif
Minggu ke-7-perancangan-pasif
 
Air cond
Air condAir cond
Air cond
 
Energy Management and Green Building
Energy Management and Green BuildingEnergy Management and Green Building
Energy Management and Green Building
 
PERBANDINNGAN MENGGUNAKAN R 404 DAN R 404 HIDROCARBON SECONDARY REFRIGRASI
PERBANDINNGAN MENGGUNAKAN R 404 DAN R 404 HIDROCARBON SECONDARY REFRIGRASI PERBANDINNGAN MENGGUNAKAN R 404 DAN R 404 HIDROCARBON SECONDARY REFRIGRASI
PERBANDINNGAN MENGGUNAKAN R 404 DAN R 404 HIDROCARBON SECONDARY REFRIGRASI
 
Refrijeran
RefrijeranRefrijeran
Refrijeran
 
Rancang bangun kolektor surya
 Rancang bangun kolektor surya Rancang bangun kolektor surya
Rancang bangun kolektor surya
 
Peningkatan_kehilangan_Panas.pdf
Peningkatan_kehilangan_Panas.pdfPeningkatan_kehilangan_Panas.pdf
Peningkatan_kehilangan_Panas.pdf
 
S6 Topik 2 Kawalan Termal
S6 Topik 2 Kawalan TermalS6 Topik 2 Kawalan Termal
S6 Topik 2 Kawalan Termal
 
Webinar Seri 3 Hutan Kota : Mengatasi Urban Heat Island dalam Perencanaan Kota
Webinar Seri 3 Hutan Kota : Mengatasi Urban Heat Island dalam Perencanaan KotaWebinar Seri 3 Hutan Kota : Mengatasi Urban Heat Island dalam Perencanaan Kota
Webinar Seri 3 Hutan Kota : Mengatasi Urban Heat Island dalam Perencanaan Kota
 
Kenyamanan termal pada bangunan
Kenyamanan  termal pada bangunanKenyamanan  termal pada bangunan
Kenyamanan termal pada bangunan
 

More from Septiadi Nugroho

Problem dan justifikasi_kebenaran_dalam_epistemologi
Problem dan justifikasi_kebenaran_dalam_epistemologiProblem dan justifikasi_kebenaran_dalam_epistemologi
Problem dan justifikasi_kebenaran_dalam_epistemologiSeptiadi Nugroho
 
Dasar tata udara
Dasar tata udaraDasar tata udara
Dasar tata udara
Septiadi Nugroho
 
Pendahuluan pkn
Pendahuluan pknPendahuluan pkn
Pendahuluan pkn
Septiadi Nugroho
 
Presentasi instrumen
Presentasi instrumenPresentasi instrumen
Presentasi instrumen
Septiadi Nugroho
 
Odometer
OdometerOdometer
Terms of instrumentation
Terms of instrumentationTerms of instrumentation
Terms of instrumentation
Septiadi Nugroho
 

More from Septiadi Nugroho (8)

Teknik Pengelasan
Teknik Pengelasan Teknik Pengelasan
Teknik Pengelasan
 
Problem dan justifikasi_kebenaran_dalam_epistemologi
Problem dan justifikasi_kebenaran_dalam_epistemologiProblem dan justifikasi_kebenaran_dalam_epistemologi
Problem dan justifikasi_kebenaran_dalam_epistemologi
 
Pkmk
Pkmk Pkmk
Pkmk
 
Dasar tata udara
Dasar tata udaraDasar tata udara
Dasar tata udara
 
Pendahuluan pkn
Pendahuluan pknPendahuluan pkn
Pendahuluan pkn
 
Presentasi instrumen
Presentasi instrumenPresentasi instrumen
Presentasi instrumen
 
Odometer
OdometerOdometer
Odometer
 
Terms of instrumentation
Terms of instrumentationTerms of instrumentation
Terms of instrumentation
 

Recently uploaded

17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
aciambarwati
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
HalomoanHutajulu3
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
AzisahAchmad
 
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hanhan140379
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
MuhammadIqbal24956
 
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWINSUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
mediamandirinusantar
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
PavingBlockBolong
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
wear7
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
RahmanAnshari3
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Rajaclean
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
arda89
 
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
helenenolaloren
 
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptxPPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
MiscoTamaela1
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
GalihHardiansyah2
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
fatamorganareborn88
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
indrioktuviani10
 
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faizppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
Alfaiz21
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
EchaNox
 
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdekaMateri Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
13FitriDwi
 

Recently uploaded (20)

17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
 
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
 
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWINSUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
 
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
 
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptxPPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
 
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faizppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
 
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdekaMateri Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
 

Sistem tataudara

  • 1. PENGANTAR COOLING LOAD SISTEM TATA UDARA Windy Hermawan Mitrakusuma Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara Politeknik Negeri Bandung Disampaikan pada acara “Akademik Berbagi” Asosiasi Pendingin Indonesia Bandung, 1 April 2012
  • 2. Definisi tata udara Air Conditioning: Suatu proses penanganan udara untuk mengontrol (secara terus menerus) temperatur, kelembaban, kebersihan, dan distribusinya agar sesuai dengan kondisi udara yang dibutuhkan ruangan. BANDINGKAN DENGAN Refrigeration: Suatu proses penarikan kalor dari benda atau ruangan sehingga temperaturnya lebih rendah dari temperatur lingkungannya.
  • 3. Kenyamanan termal Temperatur dan kelembaban udara merupakan aspek utama kenyamanan termal
  • 4. Kenyamanan termal  Secara umum manusia akan merasa nyaman pada lingkungan dengan temperatur 25 0C dan kelembaban relatif 50% – 60%
  • 5. Kenyamanan termal Radiation Vertical Air Draft Temperature Floor Asymmetry Differences Temperature
  • 6. Draft Draft (aliran udara) : merupakan keluhan yang paling utama manusia umumnya akan merasa nyaman jika kecepatan udara kurang dari 0,25 m/s.
  • 7. Radiation Asymmetry Ketidaksamaan radiasi temperatur (misal Dinding dingin dan dinding panas), menimbulkan ketidaknyamanan
  • 8. Vertical Air Temperatur Differences Beda temperatur antara mata kaki dan bahu sekitar 5-6 oC
  • 9. Temperatur Lantai Temperatur Lantai berkisar sekitar 25 oC
  • 10. Kesimpulan  Tata Udara menyangkut pengaturan  Temperatur  Humiditas  Kebersihan Udara  Distribusi dan kecepatan udara  Faktor yang harus diperhatikan  Aliran udara  Distribusi/radiasi yang tidak merata  Beda tenmperatur Vertikal  Temperatur lantai
  • 11. Prosedur Disain dan Instalasi Sistem Tata Udara 1. Tentukan kriteria dan spesifikasi tiap ruangan; 2. Tentukan beban pendinginan tiap ruangan; 3. Tentukan spesifikasi umum sistem yang harus digunakan; 4. Rancang sistem : Pemipaan (refrigeran dan air); Sistem Saluran udara, Difuser dan grill (register lainnya); Sistem kelistrikan dan proteksinya; 5. Instalasi sistem secara keseluruhan; 6. Start-up sistem, harus dihadiri oleh owner, kontraktor, konsultan, vendor; 7. TAB : Testing Adjusting and Balancing 8. Commisioning.
  • 13. Perancangan sistem Tata Udara  Perancangan sistem tata udara diperlukan oleh seorang perancang untuk mengestimasi beban pendinginan yang cukup akurat sebagai dasar untuk memperkirakan berapa besar kapasitas peralatan tata udara yang akan digunakan.  Perancangan sistem tata udara juga memungkinkan perancangan untuk menghemat energi melalui pemilihan sistem kontrol dan metode kontrol yang tepat.
  • 14. Beban Kalor Ruangan Radiasi Surya Konduksi dari Atap Radiasi Difus Beban Lampu Beban Orang Konduksi dari Konduksi Beban Partisi pada Kaca Internal Infiltrasi Udara Konduksi pada Tembok Konduksi dari Lantai
  • 15. Beban Pendinginan Eksternal Beban eksternal umumnya berupa beban sensibel yang berasal dari luar ruangan, yang berasal dari:  Kombinasi antara pengaruh temperatur udara luar dan radiasi matahari yang menyebabkan terjadinya aliran kalor dari luar menuju dalam ruangan melalui atap dan dinding eksternal.  Temperatur ruang yang berdekatan yang menyebabkan terjadinya konduksi kalor, dari atau ke dalam ruangan yang dikondisikan, melalui partisi internal, langit-langit, lantai, dan jendela.  Radiasi matahari, baik secara langsung maupun tidak, melalui jendela atau fenestrasi (benda yang dapat melewatkan cahaya yang dipasang pada struktur bangunan, misal glassblock).
  • 16. Beban Pendinginan Internal Beban internal adalah beban pendinginan yang bersumber dari dalam ruangan yang dikondisikan. Beban ini dapat berasal dari sumber-sumber berikut:  1. Lampu/penerangan  Energi listrik yang dicatukan ke lampu akan menghasilkan cahaya dan panas. Sebagian energi ini akan mengalir secara konveksi ke dalam ruangan dan akan menimbulkan beban sensibel.  2. Orang/penghuni  Tubuh manusia menghasilkan kalor melalui proses metabolisme, melepaskannya ke ruangan dengan cara radiasi dari kulit atau pakaian dan secara konveksi dan evaporasi dari kulit, pakaian, dan proses pernapasan. Beban yang berasal dari evaporasi bersifat laten, lainnya bersifat sensibel.  3. Peralatan a) Perkakas ruangan, seperti kompor gas, setrika, dispenser akan melepaskan kalor ke dalam ruangan. Kalor ini dapat bersifat sensibel maupun laten. b) Peralatan listrik, seperti komputer, proyektor, printer, mesin fotokopi, mesin kasir, televisi, dan motor listrik merupakan peralatan yang amat umum ditemui pada bangunan komersial dan dapat menghasilkan beban internal yang cukup besar. Semua beban yang ditimbulkan bersifat sensibel.
  • 17. Infiltasi dan Ventilasi  Udara luar yang masuk ke dalam ruangan dalam bentuk infiltrasi dan ventilasi akan memberikan beban ke dalam ruangan yang dikondisikan.  Infiltrasi adalah udara luar yang masuk ke dalam ruangan secara terkontrol ataupun tidak melalui kebocoran atau bukaan pada dinding, jendela, dan pintu.  Ventilasi adalah udara luar yang dikirimkan ke dalam ruangan secara sengaja untuk menjaga kualitas udara, menjaga kesegaran udara, dan mengurangi bau udara ruangan.
  • 18. INPUT Beban Eksternal  Orientasi dan ukuran dari komponen bangunan  Bahan konstruksi untuk atap. Dinding, langit-langit, partisi internal, lantai, fenestrasi  Ukuran ruangan/bangunan  Kegunaan bangunan  Kondisi lingkungan  Kondisi ruang di sekitar ruang yang dikondisikan
  • 19. INPUT Beban Internal  Lampu/pencahayaan: rating/wattage, jenis lampu, jadwal penyalaan, aliran udara di sekitar fixture lampu, cara pemasangan  Penghuni: jumlah, jenis aktivitas, lama tinggal dalam ruangan, jadwal tinggal  Peralatan internal: nameplate, lokasi, jadwal penggunaan, konsumsi daya, dengan cerobong atau tanpa cerobong
  • 20. Beban Kalor Konduksi (dan radiasi) 1. Konduksi kalor melalui dinding luar, atap, overhang 2. Konduksi kalor melalui partisi dalam, langit-langit, lantai 3. Konduksi kalor melalui fenestrasi 4. Radiasi matahari: a) Yang dikonversikan menjadi efek konduksi dan konveksi melalui atap, dinding, kaca b) Yang ditransmisikan langsung melalui kaca dari luar ruangan menuju ke dalam ruangan
  • 21. Beban Kalor Konduksi q  UA  t q  UA  CLTD q = Laju aliran kalor, W atau Btu/hr U = Koefisien transmisi kalor atau koefisien perpindahan kalor menyeluruh, W/m atau Btu/hr.ft Δt = Beda temperatur udara ke udara, 0C atau 0F A = Luas penampang atap, dinding, atau kaca, m2 atau ft2 CLTD = Cooling load temperature difference, 0C atau 0F (dapat diperoleh pada ASHRAE Cooling Load handbook)
  • 22. Koreksi CLTD CLTDcorr = [(CLTD + LM) x K + (78 - TR) + (TO – 85)] x f  Koreksi CLTD  CLTD: nilai CLTD dari Tabel 3.8  LM: koreksi lintang-bulan (latitude-month correction) didapat dari Tabel 3.12 untuk permukaan datar/horisontal  K: koreksi warna  K = 1.0 untuk warna atap gelap atau terang di daerah industri  K = 0.5 untuk atap terang di daerah pemukiman/kota  (78 - TR): koreksi jika temperatur udara ruangan rancangan bukan 780F  (TO – 85): koreksi jika temperatur udara luar rancangan bukan 850F  f adalah faktor koreksi untuk kipas atau saluran udara di atas langit-langit  f =1 jika tidak ada kipas atau saluran udara  f = 2 jika ada ventilasi/kipas attic
  • 23. CLTD
  • 24. Beban radiasi matahari melalui kaca = q: beban pendinginan akibat radiasi matahari melalui kaca A: luas penampang (dicari dari rencana gedung/bangunan) SC: shading coefficient, dicari dari Tabel 3.17 sampai 3.22 pada buku ASHRAE GRP158 Cooling and Heating Load Calculation Manual SHGFmax: perolehan kalor maksimum dari matahari, dicari dari Tabel 3.25 dan 3.26 pada buku ASHRAE GRP 158 Cooling and Heating Load Calculation Manual CLF: cooling load factor, dicari dari Tabel 3.27 dan 3.28 pada buku ASHRAE GRP 158 Cooling and Heating Load Calculation Manual
  • 25. Estimasi Beban Internal : Lampu = 3.14 Dalam btu/hr = Dalam Watt  ql = Beban kalor lampu, Btu/hr  q = Daya lampu/daya lampu, Watt  3.41 = Konversi Watt ke Btu/hr  Fu = Faktor penggunaan lampu (jumlah watt nyala/watt total)  Fs = Ballast factor (1.06 s/d 1.44)  CLF = Cooling load factor, tergantung lama penggunaan (berharga 1 jika sistem tata udara bekerja hanya pada saat lampu menyala atau lampu menyela lebih dari 16 jam per hari), lihat tabel.
  • 26. Beban Kalor Sensibel (penghuni/orang) qs qs  x N x CLF orang  qs= Beban sensibel, Btu/hr atau Watt  qs/orang = Beban sensibel per orang. Nilainya dapat dilihat pada Tabel 4.5 buku ASHRAE GRP 158 Cooling and heating load calculation manual.  N = Jumlah orang  CLF = Cooling load factor untuk penghuni. Nilainya dapat dilihat pada Tabel 6 atau Tabel 4.6 buku ASHRAE GRP 158 Cooling and heating load calculation manual
  • 27. Beban Kalor Laten (penghuni/orang) qs ql  xN orang  ql= Beban sensibel, Btu/hr atau Watt  qs/orang = Beban sensibel per orang. Nilainya dapat dilihat pada Tabel 4.5 buku ASHRAE GRP 158 Cooling and heating load calculation manual.  N = Jumlah orang
  • 29. Beban mesin dan peralatan ruangan  P  qem   x FU x FLM  EM   qem = beban kalor mesin, W  P = rating daya motor, W  EM = motor efficiency, < 1.0  FUM = motor use factor, 1.0 atau kurang  FLM = motor load factor, 1.0 atau kurang
  • 30. Beban Peralatan qsensibel  q input x FU x FR qsensibel  q input x FL qsensible = beban pendinginan sensibel peralatan, W qinput = daya input peralatan, W FU = faktor penggunaan/usage factor, 1.0 atau kurang FR = faktor radiasi/radiation factor (bagian kalor yang diradiasikan), 1.0 atau kurang FL = load factor (perbandingan antara beban sensibel dengan daya input), 1.0 atau kurang
  • 31. Tipikal Beban Kalor peralatan Catatan: 1 : Motor dan mesin dalam ruangan, (kW) 2: Motor di luar, mesin di dalam ruangan, (kW) 3: Motor di dalam, mesin di luar ruangan, (kW) 1 hp = 0.746 kW; 1 kW = 1.34 hp
  • 32. Beban Infiltrasi qsensibel = 1.23 x Qinf x (t0A – tRA) [Watt] qlaten = 1.23 x Qinf x (w0A – wRA) [Watt] qsensibel = beban pendinginan sensibel akibat infiltrasi, W qlaten = beban pendinginan laten akibat infiltrasi, W Qinf = debit infiltrasi, liter per detik (LPS) tOA = temperatur udara luar/lingkungan (0C) tRA = temperatur udara rancangan ruangan (0C) wOA = rasio kelembaban udara luar/lingkungan (0C) wRA = rasio kelembaban udara rancangan ruangan (0C)
  • 33. Beban Infiltrasi (atau beban ventilasi) qsensibel = 1.08 x Qinf x (t0A – tRA) [BTU/hr] qlaten = 1.23 x Qinf x (w0A – wRA) [BTU/hr] qsensibel = beban pendinginan sensibel akibat infiltrasi, BTU/hr qlaten = beban pendinginan laten akibat infiltrasi, BTU/hr Qinf = debit infiltrasi, liter per detik (CFM) tOA = temperatur udara luar/lingkungan (0F) tRA = temperatur udara rancangan ruangan (0F) wOA = rasio kelembaban udara luar/lingkungan (0F) wRA = rasio kelembaban udara rancangan ruangan (0F)
  • 34. Infiltrasi dari celah (Pintu, jendela)
  • 35. Laju Infiltrasi A ceiling x h ceiling Qinf  ACH x 2  Qinf = debit infiltrasi, ft3 per menit (CFM)  ACH= jumlah pertukaran udara ruangan per jam (air-change per hour)  Aceiling = luas langit-langit (ft2)  hceiling = tinggi langit-langit (ft)
  • 39. Beban Pendinginan TOTAL  Merupakan Jumlah Total dari Seluruh Beban-beban tadi. Aknowledgement: Sebagian materi yang disampaikan, merupakan pateri kuliah dari Pak Andriyanto Setyawan